1. Auksin berperan penting dalam proses fisiologi tanaman seperti pertumbuhan sel, fototropisme, geotropisme, dan dominasi apikal.
2. Auksin diproduksi di jaringan meristem dan didistribusikan ke seluruh bagian tanaman melalui sistem transportasi non-polar dan polar.
3. Perbedaan akumulasi auksin menyebabkan respon fototropisme dan geotropisme pada tanaman.
1. HORMON AUKSIN
KELOMPOK 4
LINA YARIYANI (A42012003)
FIRLITA NURUL KHARISMA (A420120008)
INE YULIANA SARI KUSUMAH (A420120026)
IDA NURJANAH (A420120033)
2. Frits Went (1926) :
Dalam percobaannya Went menggunakan bahan potongan
agar-agar
ujung koleoptil dipotong dan diletakkan pada potongan agar-agar
jika potongan agar tersebut diletakkan kembali pada kecambah yang
telah dipotong ujungnya, terjadi pertumbuhan dan pembelokan arah
tumbuh ujung koleoptil.
jika yang digunakan potongan agar tanpa auksin maka tidak
terjadi pertumbuhan dan pembelokan arah tumbuh.
Kesimpulan :
Ada sinyal yang berdifusi dari potongan pucuk koleoptil ke dalam
potongan agar-agar, yang menstimulasi pertumbuhan pada sisi yang tidak
langsung terkena cahaya.
4. Boysen-Jensen (1913)
Menggunakan sepotong mika
Jika disisipkan dibawah pucuk dibagian yang tidak terkena cahaya maka
tidak ada pembelokan
Jika disisipkan pada sisi yang terkena cahaya langsung maka ada
pembelokan
Kesimpulan : untuk terjadinya pembelokan perlu transport sinyal disepanjang sisi
yang tidak terkena cahaya secara langsung
5. Mekanisme IAA
• Reaksi Indolpiruvat
• Reaksi ini merupakan reaksi biosintesis IAA yang umum terjadi pada tanaman. Reaksi ini diawali dengan transminasi Trp
katalis menjadi asam Indolpiruvat oleh enzim Triptofan Transminase, asam Indolpiruvat kemudian dirubah menjadi
Indoleasetaldehid oleh enzim Dekarbosilase, kemudian tahap terakhir Indoleasetaldehid melalui dehidrogenasi oleh enzim
Dehydrogenase dirubah menjadi Indoleacetid acid (IAA)
• b. Reaksi Indoleacetaldoxim
• Reaksi ini, merupakan reaksi yang khas pada tanaman Brassicaceae dan Resedaceae. Reaksi ini diawali dengan pembentukan
Indoleacetaldoxim dari triptofan oleh enzim Monooksigenase, kemudian dirubah menjadi Indolacetonitrill. Oleh enzim
Nitrilase, kemudian dirubah menjadi IAA.
• c. Reaksi Triptamin
• Reaksi ini diawali dengan dekarboksilasi Trp menjadi Triptamin oleh enzim Dekarboksilase. Triptamin kemudian dioksidasi
dan deaminisassi untuk menghasilkan Indolasetaldehid. Molekul ini akan mengalami oksidasi lebih lanjut untuk
menghasilkan IAA.
• Pada umumnya, auksin diproduksi pada daerah meristem seperti tunas pucuk, pucuk tunas daun, atau benih yang sedang
berkembang dan di translokasikan menuju daerah perakaran (Ljung et al., 2005). Dari tempat sintesis, auksin didistribusikan
langsung ke seluruh bagian tanaman untuk beberapa bentuk proses perkembangan seperti pembelahan sel, pemanjangan
sel, pertumbuhan akar lateral, dominansi apikal, perkembangan daun dan bunga (Davies, 2004). Secara fisiologis sistem
transport auksin dilakukan melalui dua tipe jalur yang berbeda, yaitu secara non polar melalui floem dan secara polar
melalui sel ke sel. Menurut Michniewicz et al. (2007), sistem transport non polar melalui floem berlangsung relatif cepat
dengan perpindahan molekul berlangsung selama 5 – 20 cm per jam. Pada sistem ini, auksin bersama dengan metabolit lain
ditransportasikan melalui floem ke organ dan jaringan lain kemudian secara bertahap di distribusikan lebih spesifik melalui
sistem polar.
• Pada sistem transport polar yang terjadi dari sel ke sel (Raven, 1975) berlangsung selama 5-20 mm per jam dan aktif untuk
auksin eksogen (Michniewicz et al., 2007; Lomax et al., 1995). Pada tipe tersebut ada dua macam penggolongan yaitu jarak
jauh (distribusi ke seluruh bagian tanaman) dan jarak dekat (didistribusikan ke jaringan spesifik). Di dalam sel penyebaran
auksin terjadi secara lateral (ke samping), acropetal (ke atas) maupun basipetal (ke bawah) (Rashotte et al., 2000). Menurut
Jenik and Barton (2005) auksin dapat melintasi membran sel menuju sel karena ada protein (AUX1) yang membawanya.
Protein tersebut termasuk dalam auxin amino acid permease (AAAP) atau auxin amino acid transporter.
6. Indole Acetid Acid (IAA)
• Pembentukan IAA
Asam Amino
Triptopan
Asam Indole piruvat
Triptamin
Indole Acetaldehida IAA
Zn
8. Dimana “Auksin” Disintesis ??
Ujung koleoptil dan Pucuk Tumbuhan Mempunyai Enzim Mengubah
“Triptofan” menjadi IAA
Maka Auksin banyak disintersis pada : Jariingan Meristem (Pucuk)
tumbuhan Tunas, Kuncup bunga, Kuncup Daun, dan ujung akar.
Aukasin dibuat pada bagian pucuk dan kuncup Didistribusikan ke
daerah lain ke seluruh bagian tumbuhan.
Tidak semua bagian tumbuhan mendapat distribusi yang sama
10. Perbedaan Pembentukan Auksin
• Beberapa proses bekerjanya auxin pada tumbuhan adalah sebagai
berikut :
1. Auxin turut serta dalam reaksi molekuler. Auxin bekerja
sepertinya bekerjanya koenzim dalam pertumbuhan tanaman
2. Auxin mempengaruhi enzim. Auxin bekerja sebagai zat pelindung
bagi enzim dari inaktivasi. Auxin mempengaruhi DNA sehingga aktif
dalam sintesis protein.
3. Auxin mempengaruhi tekanan osmotic tumbuhan. Auxin akan
menaikkan tekanan osmotic tumbuhan sehingga akan menaikkan.
Proses penyerapan air oleh tumbuhan.
4. Auxin akan memperpanjang/mengembangkan ukuran sel.
Penjelasan secara Secara sederhana adalah bahwa auxin akan
melunakkan dinding sel sehingga terjadi kenaikkan penyerapan air
oleh sel yang akan berakibat sel mengembang.
5. Auxin menaikkan penyerapan H20.
11. Auksin dapat Berdifusi
• Auxin dapat berdifusi ke sel-sel yang berada di belakang sel-sel
koleoptil
• Auksin sangat berperan penting dalam dominasi tunas apikal,
merupakan sebuah fenomena dari pusat percabangan tumbuhan
yang tumbuh lebih dominan daripada percabangan lainnya. Tunas
apikal adalah bagian yang memproduksi hormon auksin yang dapat
berdifusi ke bawah dan menunjang pertumbuhan tunas lateral,
dilain pihak pertumbuhan ini akan menimbulkan kompetisi pada
tunas apikal terhadap cahaya matahari dan nutrisi. Apabila prinsip
dari dominasi apikal dapat dipahami, maka akan sangat membantu
dalam manajemen tumbuhan. Manajemen tumbuhan dapat berupa
memanipulasi respon natural, seperti pengaruh hormone auksin ini
untuk menghasilkan tumbuhan yang dapat diatur ukuran, bentuk,
maupun produktivitas buahnya
12. Distribusi Auksin Bipetal
• IAA diangkut dari satu organ atau jaringan ke organ atau jaringan yang lain melalui
sel parenkim yang bersinggungan dengan berkas pembuluh. Pengangkutan IAA
pada batang dan tangkai daun biasanya berasal dari daun muda menuju arah
bawah sepanjang berkas pembuluh
• Cara pengangkutan auksin memiliki keistimewaan yang berbeda dengan
pengangkutan floem. Pertama, pergerakan auksin lambat sekitas 1cm/jam. Kedua,
pengangkutan auksin berlangsung secara polar arahnya basipetal (mencari dasar).
Ketiga, pergerakan auksin memerlukan energi metabolisme yaitu kemampuan zat
penghambatan sintesis ATP atau kurang oksigen, asam 2,3,5-triiodobenzoat (TIBA)
dan asam α-naftilalamat (NPA) yang sering disebut antiauksin.
• Pengangkutan IAA secara basipetal dalam sel hidup yaitu pompa proton yang
dijalankan oleh ATP di membran plasma mempertahankan pH dinding tetap lebih
rendah daripada pH sitosol. Di duga ada dua protein penerima yang tak terlihat.
Satu penerima mengangkut IAAH (IAA tak terdisosiasi) menuju puncak sel melalui
kontranspor dengan proton, menurunkan gradien energi-bebas mereka sedangkan
penerima lainnya di dasar sel mengangkut IAA keluar sel.
13. Hubungan Auksin dengan
Fototropisme dan Geotropisme
• Suatu tanaman apabila disinari suatu cahaya, maka
tanaman tersebut akan membengkok ke arah datangnya
sinar. Membengkoknya tanaman tersebut adalah karena
terjadinya pemanjangan sel pada bagian sel yang tidak
tersinari lebih besar dibanding dengan sel yang ada pada
bagian tanaman yang tersinari. Perbedaan rangsangan
(respond) tanaman terhadap penyinaran dinamakan
phototropisme.
Terjadinya phototropisme ini disebabkan karena tidak
samanya penyebaran auxin di bagian tanaman yang tidak
tersinari dengan bagian tanaman yang tersinari. Pada
bagian tanaman yang tidak tersinari konsentrasi auxinnya
lebih tinggi dibanding dengan bagian tanaman yang
tersinari.
14. • Geotropisme
Geotropisme adalah pengaruh gravitasi bumi terhadap pertumbuhan organ tanaman. Bila organ
tanaman yang tumbuh berlawanan dengan gravitasi bumi, maka keadaan tersebut dinamakan
geotropisme negatif. Contohnya seperti pertumbuhan batang sebagai organ tanaman, tumbuhnya
kearah atas. Sedangkan geotropisme positif adalah organ-organ tanaman yang tumbuh kearah
bawah sesuai dengan gravitasi bumi. Contohnya tumbuhnya akar sebagai organ tanaman ke arah
bawah.
Keadaan auxi dalam proses geotropisme ini, apabila suatu tanaman (celeoptile) diletakan secara
horizontal, maka akumulasi auxin akan berada di dagian bawah. Hal ini menunjukan adanya
transportasi auxin ke arah bawah sebagai akibat dari pengaruh geotropisme. Untuk membuktikan
pengaruh geotropisme terhadap akumulasi auxin, telah dibuktikan oleh Dolk pd tahun 1936 (dalam
Wareing dan Phillips 1970). Dari hasil eksperimennya diperoleh petunjuk bahwa auxin yang
terkumpul di bagian bawah memperlihatkan lebih banyak dibanding dengan bagian atas.
Sel-sel tanaman terdiri dari berbagai komponen bahan cair dan bahan padat. Dengan adanya
gravitasi maka letak bahan yang bersifat cair akan berada di atas. Sedangkan bahan yang bersifat
padat berada di bagian bawah. Bahan-bahan yang dipengaruhi gravitasi dinamakan statolith
(misalnya pati) dan sel yang terpengaruh oleh gravitasi dinamakan statocyste (termasuk statolith).
15. Pengaruh jika Kadar Auksin Tinggi
terhadap Batang dan Akar
1. akar : akan menaikkan kapasitas penyerapan
air dan unsur hara
2. Daun : mempertinggi laju fotosintesis
sehingga hasil fotosintesa lebih banyak
3. Ditambah dengan penambahan unsur – unsur
hara dari POC NASA dan atau POP SUPER
16. Hubungan Auksin dengan Asam
Absisat
• Asam absisat merupakan senyawa inhibitor
(penghambat) yang bekerja antagonis (berlawanan)
dengan auksin dan giberelin. Asam absisat berperan
dalam proses penuaan dan gugurnya daun. Hormone
ini berfungsi untuk mempertahankan tumbuhan dari
tekanan lingkungan yang buruk, misalnya kekurangan
air, dengan cara dormansi. Kekurangan air akan
menyebabkan peningkatan kadar hormone asam
absisat di sel penutup stomata. Akibatnya, stomata
akan tertutup dan transpirasi berkurang sehingga
keseimbangan airdapat dijaga.
17. Arti Auksin Bagi Fistum
a. Pengembangan sel
b. Phototropisme
c. Geotropisme
d. Apical dominasi
e. Pertumbuhan akar (root initiation)
f. Parthenocarpy
g. Abisission
h. Pembentukan callus (callus formation) dan
i. Respirasi
18. Hormon Auksin
adalah senyawa asam
indol asetat (IAA) yang
dihasilkan di ujung
meristem apikal (ujung
akar dan batang). F.W.
Went (1928) pertama
kali menemukan auksin
pada ujung koleoptil
kecambah gandum
Avena sativa.
19. Auxin diproduksi dalam
jaringan meristimatik yang aktif (yaitu
tunas , daun muda dan buah)
(Gardner, dkk., 1991). Kemudian
auxin menyebar luas dalam seluruh
tubuh tanaman, penyebarluasannya
dengan arah dari atas ke bawah
hingga titik tumbuh akar, melalui
jaringan pembuluh tapis (floom) atau
jaringan parenkhim (Rismunandar,
1988).
20. Salisbury dan Ross (1995)
menambahkan hormon yang pertama
kali ditemukan adalah auksin. Auksin
endogen yaitu IAA (Indol Acetic Acid)
ditemukan pada tahun 1930-an
bahkan saat itu hormon mula-mula
dimurnikan dari air seni. Karena
semakin banyak hormon ditemukan
maka efek serta konsentrasi
endogennya dikaji.
Hormon pada tanaman
jelas mempunyai ciri : setiap
hormon mempengaruhi respon
pada bagian tumbuhan, respon itu
bergantung pada species, bagian
tumbuhan, fase perkembangan,
konsentrasi hormon, interaksi
antar hormon, yang diketahui dan
berbagai faktor lingkungan yaitu
cahaya, suhu, kelembaban, dan
lainnya.
21. STRUKTUR MOLEKUL AUKSIN
Adanya struktur cincin
yang tidak jenuhadanya rantai
keasaman (acid chain) pemisahan
karboksil grup (-COOH) dari struktur
cincinadanya pengaturan
ruangan antara struktur cincin
dengan rantai keasaman.
22. Cara kerja hormon auksin adalah
menginisiasi pemanjangan sel dan juga memacu
protein tertentu yg ada di membran plasma sel
tumbuhan untuk memompa ion H+ ke dinding sel.
Ion H+ mengaktifkan enzim ter-tentu sehingga
memutuskan beberapa ikatan silang hidrogen
rantai molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel
tumbuhan kemudian memanjang akibat air yang
masuk secara osmosis.
Auksin merupakan salah satu hormon tanaman
yang dapat meregulasi banyak proses fisiologi,
seperti pertumbuhan, pembelahan dan diferensiasi
sel serta sintesa protein (Darnell, dkk., 1986).
23. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kerja Auksin :
Konsentrasi
Tingkat perkembangan sel
yang menerima hormon
Umur sel
24. Peran Fisiologi Auksin
Dominansi apikal
Diferensiasi berkas pengangkut
Induksi akar adventif dan akar lateral
Menghambat absisi
Memacu pemanjangan sel
Menstimulasi sintesis etilen
Menstimulasi perkembangan buah
Dominansi apikal Auksin
IAA diproduksi pada tunas pucuk
Dominansi apikal akan hilang jika tunas pucuk
dipotong
Jika tunas pucuk yg telah dipangkas diberi IAA,
dominansi apikal muncul kembali
Pertumbuhan tunas lateral dipacu oleh sitokinin
namun dihambat oleh IAA
25. Diferensiasi berkas pengangkut
Aplikasi IAA pada jaringan
yang luka dapat menyebabkan
diferensiasi. Diferensiasi xilem
diinduksi oleh transport polar basipetal
dari IAA yang diaplikasikan Auksin
memacu pertumbuhan akar adventif
dan lateral. Auksin disintesis di ujung
batang dan ditranspor secara basipetal
ke jaringan dibawahnya. Suplai auksin
yang mencapai daerah subapikal
(dibawah ujung) batang atau koleoptil
diperlukan untuk melanjutkan elongasi
sel-selnya.