2. Pendahulua
n
Merupakan penyebab ke-2 kematian dan disabilitas
American Stroke Association (ASA) & AHA (Heart) mendefinisikan stroke akut sebagai
gangguan/disfungsi neurologis fokal lebih dari 24 jam
Diklasifikasikan menjadi ischemic dan hemorrhagic (ICH & SAH)
Arti yang tepat adalah “Brain attack” seperti “Heart attack”
Walaupun istilahnya “Accident” tp kondisi ini bukan akibat trauma “Non Traumatic”
Stroke atau Cerebro-Vascular Accident (CVA)
3. Stroke
ischemic
Stroke ischemic disebabkan
Gangguan/kerusakan pembuluh
darah besar (arteri) seperti
circle of willis, common &
internal carotid dan arteri
vertebra
Cabang-cabang pembuluh
darah kecil (perforating
branches)
Cardioembolism (arrhytmia,
cardiomyopathy, vulvar heart
disease…)
4. Patofisiolo
gi
Dimulai dari kurangnya
pasokan oksigen pada area
fokal otak
Titik pusat (core) area yang
terjadi kematian sel otak
disebut sebagai area infark
(umbra)
Area disekitar sel otak tidak
langsung mati tp masih bisa
terjadi perbaikan disebut
sebagai area penumbra
5.
6. Stroke
Hemorrhage
Intracerebral hemorrhage (ICH)
merupakan tipe stroke ke-2 yang
sering terjadi
Akibat pecah pembuluh darah kecil
sering disebabkan oleh hypertensive
vasculopathy
Lebih banyak terjadi pada “non
cortical”/”non lobar” (basal ganglia,
thalamus, cerebellum, branstem)
Subarachnoid hemorrhage (SAH)
merupakan pecahnya pembuluh darah
pada ruang subarachnoid (85%
aneurysm)
7. Patofisiolo
gi
Menyebar melalui cairan cerebrospinal (CSF) & menyebabkan peningkatan tekanan intracranial
Pecah pembuluh darah pada ruang subarachnoid (SAH)
Menurunkan perfusi darah & ischemic
Peningkatan volume hematoma & edema menyebabkan peningkatan tekanan intracranial (ICP)
Penyebaran efek hematoma dan edema
Dimulai dari pecahnya pembuluh darah kecil akibat hypertensive (ICH)
8.
9. Riwayat
kejadian
Potensial ditemukan gangguan penglihatan unilateral, visuospatial neglect, opthalmoplegia,
kelumpuhan saraf cranial III & VI, afasia, abulia
Pusing hebat, nyeri/kaku leher, photophobia, muntah sampai hilang kesadaran
SAH terjadi saat sedang aktivitas sehari-hari atau latihan fisik
Mual, muntah dan pusing
Gangguan neurologis semakin berat tiap menitnya
ICH biasanya terjadi saat aktivitas sehari-hari
10. Manajemen Akut Ischemic Stroke
(AIS)
Menurunkan angka kematian, mempersingkat waktu di RS dan menurunkan impairment
Konsentrasi pada posisioning, ROM, bed mobility, functional mobility, ADL
Setelah 72 jam diberikan program rehabilitasi ringan (low intensity) di ICU (24-48 jam
referensi yg lain)
Fase akut ischemic stroke (AIS)
11. Fase Sub-
akut
Target program Latihan meliputi, meningkatkan kemampuan lokomosi, daya tahan,
kekuatan otot dan keseimbangan
Direkomendasikan latihan dilakukan 6 hari selama 1 minggu (3 jam)
Intervensi yang diberikan meliputi CIMT, latihan jalan dengan atau tanpa alat bantu, self
care
Fase sub akut, menuju 6 bulan (inpatient rehabilitation/ Home rehab)
12. Fase
Kronis
Fase kronis, setelah 6
bulan diberikan home
exercise program (HEP)
atau bergabung dalam
komunitas terapi
Di desain untuk menjaga
intensitas latihan,
mencegah resiko jatuh,
menjaga postur yang
baik, menjaga kesehatan
secara umum
13. Intervensi
Fisioterapi
Repetitive sensory discrimination activities, electrical stimulation, thermal stimulation, bilateral
simultaneous movements, compression techniques (weight bearing and pressure splints)
Latihan didepan kaca untuk meningkatkan integrasi indera sensoris, 50% pasien terjadi
gangguan sensoris (taktil & proprioseptif), efektif untuk melatih unilateral neglect
Aktif partisipasi pasien dalam latihan sangat dibutuhkan
80-90% penderita mengalami peresis menyebabkan penurunan kapasitas fisik, kemampuan
fungsional sehari-hari dan penurunan fungsi motorik yang lebih tinggi
14. Latihan cardio untuk kebugaran
Penggunaan modalitas (cryotherapy, SWT, ES, mesin PRE, hydrotherapy…)
Melatih kapasitas kemampuan otot dalam melakukan metabolisme aerob dan anaerob
(kekuatan & daya tahan otot)
Meningkatkan fleksibilitas & integritas sendi dengan latihan gerak aktif & pasif,
stretching, mobilisasi sendi (arthrokinematik), resting splint…
15. Latihan
Berjalan
Latihan berjalan (gait training)
150 kaki (45 meter) tanpa
bantuan
Kemampuan
kecepatan jalan 25
cm/detik
menandakan mandiri
ambulasi dalam
rumah
Kemampuan 80
cm/detik
menandakan
ambulasi umum
(community
ambulation)
16. Hemiplegic
Gait
Gerakan sirkumduksi
pada hip saat melangkah
Lutut terkunci (kaku) &
hiperekstensi
Eksternal rotasi tibia saat
mid swing
Tidak ada tumpuan pada
jempol kaki (toe load)
Alignmen posture
mengarah sisi sehat
17. Latihan jalan maju & mundur
(keluar pola sinergis dan scissor)
Latihan jalan menyamping,
melangkah melewati rintangan,
naik & turun tangga, berjalan
melewati pintu, berjalan sambil
memegang sesuatu atau
berkomunikasi (dual task)
Perbaikan irama langkah dan
kecepatan jalan