2. INTRODUCTION
Organ saluran pencernaan pada manusia meliputi
mulut, esofagus, lambung, usus halus, usus besar,
rektum dan anus.
Sistem pencernaan berfungsi untuk menerima dan
mencerna makanan yang kemudian diubah menjadi
nutrisi yang akan diserap dan disalurkan ke seluruh
tubuh melalui aliran darah.
Salah satu organ pada sistem pencernaan adalah
usus besar yang memiliki peran penting sebagai
pengabsorbsi air, garam dan glukosa, menghasilkan
mukus sebagai pelumas feses, selain itu menjadi
tempat pembusukan sisa makanan oleh bakteri
usus.
Salah satu gangguan pada usus besar ialah Kolitis
Ulceratif m pe
3. DEFINISI
Kolitis ulserativ (KU) merupakan salah satu
penyakit inflammatory bowel disease (IBD).
Penyakit ini merupakan penyakit inflamasi
kronis pada kolon yang bersifat difus, idiopatik
dan dapat menyebabkan luka terbuka pada
kolon yang menyebar mulai dari rektum ke
arah proksimal. IBD merupakan penyebab
tersering diare kronis.
4. Patofisiologi kolitis ulseratif melibatkan
kerusakan pada epitel barrier, respons
imun dan mikroflora kolon.
Secara makroskopik peradangan
pada kolon ditandai dengan bentuk
kolon yang berubah, kolon menjadi
lebih pendek, dinding usus menebal
dan menjadi besar, berat kolon
bertambah, warna kemerahan, dan
jumlah jaringan limfatik menjadi lebih
banyak
5. ETIOLOGY
Faktor infeksi
Faktor Psikologik
stres psikologis
dan psikososial
Faktor Genetik
Faktor lingkungan
• Merokok
• Penggunaan antibiotik dan
pil kontrasepsi
• Paparan enteropatogen
• apendektomi
Bakteri, Virus,
Riwayat keluarga
Faktor Imunologik
Abnormalitas pada
sistem imun
6. FAKTOR RESIKO
Ulseratif kolitis dapat terjadi pada siapa saja, namun
lebih berisiko terjadi pada orang dengan kondisi
berikut:
Berusia di bawah 30 tahun. Meski begitu,
beberapa orang baru terserang ulseratif kolitis
setelah usianya di atas 60 tahun.
Memiliki riwayat ulseratif kolitis dalam keluarga,
mencakup orang tua, saudara kandung, atau
sepupu.
7. KLINIK
Gejala utama kolitis ulseratif adalah
1. Diare yang disertai darah atau nanah.
2. Nyeri perut bisa memberat dan berkurang. Nyeri bertambah saat diare dan
kemudian berkurang
3. Nyeri bisa berlangsung terus menerus
4. Sering ingin buang air besar, tapi tinja sulit
5. Tubuh mudah lelah.
6. Nyeri anus.
7. Berat badan menurun.
8. Demam.
9. Kembung dan peningkatan udara usus
10. Perdarahan saat gerakan usus. Harus dibedakan dengan ambeien yang
mengalami perdarahan
11. Tenesmus atau nyeri akibat peredangan pada pergerakan usus.
Gejala biasanya telah ada beberapa minggu hingga tahun, terkadang hanya
terjadi diare dan perdarahan ringan sehingga pasien tidak mencari pengobatan.
8. Pada kondisi yang fisiologis, system imun pada kolon
melindungi mukosa kolon dari gesekan dengan feses saat
akan defekasi, tetapi karena aktifitas imun yang
berlebihan pada colitis maka sistem imunnya malah
menyerang sel-sel dikolon sehingga menyebabkan ulkus.
Ulkus terjadi disepanjang permukaan dalam (mukosa)
kolon atau rectum yang menyebabkan darah keluar
bersamaan dengan feses. Darah yang keluar biasanya
berwarna merah, karena darah ini tidak masuk dalam
pencernaan tetapi darah yang berasal dari pembuluh
darah didaerah kolon yang rusak akibat ulkus, selain itu
ulkus yang lama kemudian akan menyebabkan
peradangan menahan sehingga terbentuk pula nanah
(pus). Ulkus dapat terjadi pada semua bagian kolon baik,
pada sekum, kolon asenden , kolon tranversummaupun
kolon sigmoid.
PATOFISIOLOGI
9. PEMERIKSAAN
fisik
• Inspeksi
• Palpasi
• Auskultasi
• Perkusi
Laboratorium
Darah lengkap
Kimia darah
feses
Kolonoskopi
Menggunakan
Kolonoskop (tabung
panjang dengan kamera
dan lampu
Radiologi
Foto polos
abdomen
Barium enema
CT scan dan MRI
Endoskopi
Histopatologi
12. TERAPI
MEDIKAMENTOSA BEDAH
Dilakukan apabila pengobatan
konservatif atau medikamentosa
gagal atau terdapat efe samping
obat yang terlalu berat
• Obat golongan
kortikosteroid
• Asam amino salisilat
• Imunosperesif
• Antibiotik
Penyakit ini bersifat jangka panjang yang gejalanya muncul
dan hilang selama beberapa waktu. Hingga kini belum
ditemukan obat yang bisa menyembuhkan. Pengobatan
hanya bersifat meredakan gejala
13. PENCEGAHAN
Pencegahan Pada individu yang mengalami
kolitis ulseratif, beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk mencegah timbulnya gejala
adalah:
Membatasi asupan makanan dan minuman
yang dapat mencetuskan keluhan,
c. Makanan pedas, alkohol, dan kafein.
d. Mengonsumsi air yang cukup setiap
harinya
Membatasi asupan produk susu
be. Berolahraga secara rutin
Mengurangi stress