SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
1
IDENTIFIKASI HAMA ULAT PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L)
DI KECAMATAN PLAOSAN KABUPATEN MAGETAN SEBAGAI
SUMBER BELAJAR BIOLOGI DENGAN BENTUK POSTER
Muizzudin Feliawan)
Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP PGRI MADIUN
Dinmuizzu@yahoo.co.id.
Abstrak
Berbagai jenis hama ulat pada tanaman kubis dapat menjadi sumber belajar
Biologi berupa media poster untuk pembelajaran siswa sekolah menengah pertama
(SMP). Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan jenis-jenis hama ulat
pada tanaman kubis di perkebunan di Plaosan Kabupaten Magetan serta
memanfaatkan sebagian hasil penelitian tentang jenis hama ulat pada tanaman
kubis hasil identifikasi di perkebunan di Plaosan Kabupaten Magetan sebagai
sumber belajar berbasis lokal materi hama dan penyakit pada tumbuhan.
Penelitian dengan pengambilan data dilaksanakan di 3 kebun yang berada di tiga
desa Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, yaitu Desa Ngancar, Desa Dadi,
dan Desa Simolangu. Identifikasi hama yang ditemukan dilakukan di Laboratorium
Biologi Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP PGRI Madiun. Penelitian
ini akan dilaksanakan mulai awal bulan September 2013 sampai dengan Februari
2014. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, menggunakan metode eksplorasi.
Data yang digunakan berupa data primer, yaitu data-data hasil pengamatan
tentang identifikasi hama ulat pada tanaman kubis Brassica oleracea L serta data
sekunder dengan buku kunci determinasi serangga. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian menggunakan teknik observasi, analisis data dilakukan dengan
data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Hasil penelitian
identifikasi hama ulat tanaman kubis (Brassica oleracea L) di tiga desa Kecamatan
Plaosan Kabupaten Magetan, yaitu Desa Dadi, Desa Simolangu, dan Desa
Ngancar. Plaosan Magetan telah ditemukan beberapa spesies hama ulat tanaman
kubis (Brassica oleracea L), yaitu ulat tritip (Plutella xylostella L), ulat krop
(Crocidolomia binotalis), ulat krop bergaris (Hellula undalis F), dan ulat grayak
(Spodoptera litura F.). Poster Biologi yang berisi hasil identifikasi hama ulat pada
tanaman kubis dicetak ke dalam kertas foto ukuran A3 dengan teknik digital
printing dengan ukuran 50 x 100 cm dengan didesain dan penampilan yang
menarik. Poster yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai
sumber belajar pada mata pelajaran Biologi bagi siswa kelas VIII semester 2.
Kata Kunci: identifikasi hama ulat, tanaman kubis (Brassica oleracea L.), poster,
sumber belajar biologi siswa SMP
A. Pendahuluan
Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai
karakteristik tersendiri dibandingkan dengan ilmu alam lainnya (Rustaman, 2003: 3).
)
Muizzudin Feliawan, mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi, FPMIPA IKIP PGRI Madiun.
2
Karakteristik dari belajar Biologi yaitu berupaya untuk mengenal makhluk hidup dan
proses kehidupannya di lingkungan, sehingga memerlukan pendekatan dan metode yang
memberi ciri dan dasar kerja. Pembelajaran biologi menekankan pada pemberian
pengalaman belajar secara langsung untuk dapat memahami konsep dan proses sains.
Pemberian pengalaman secara langsung dilakukan dengan mengembangkan keterampilan
proses sains. Keterampilan proses sains dalam kegiatan belajar mengajar dapat membantu
siswa dalam mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan. Semakin aktif
siswa secara intelektual, mental dan sosial, maka pengalaman belajar siswa akan semakin
bermakna (Rustaman, et. al., 2005:72).
Pembentukan pengalaman belajar dapat dimulai dari penyusunan sumber belajar
yang sesuai dengan permasalahan atau materi pembelajaran. Menurut Mulyasa (2009: 42)
sumber belajar dapat dirumuskan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan
kemudahan kepada siswa dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan,
pengalaman, dan keterampilan dalam proses belajar mengajar.
Sumber belajar dapat dimulai dengan eksplorasi lingkungan yang ada di sekitar
sekolah. Dalam pembelajaran biologi, lingkungan alam sekitar merupakan laboratorium
yang mempunyai peranan penting karena adanya gejala-gejala alam yang dapat
memunculkan persoalan-persoalan sains. Untuk mendapatkan obyek biologi, alam dengan
segenap fenomenanya telah menyediakan informasi yang dapat digunakan dalam
kehidupan manusia.
Salah satu lingkungan alam yang dapat digunakan untuk sumber belajar Biologi
adalah perkebunan dan tanaman serta seluruh unsur yang ada di dalamnya. Berkaitan
dengan keberadaan perkebunan sebagai sumber belajar, diketahui bahwa di Magetan
terdapat salah satu wilayah yang terkenal dengan kebun sayurnya. Kecamatan Plaosan
Kabupaten Magetan merupakan daerah yang sebagian besar penduduknya
membudidayakan sayuran untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu jenis sayur
yang banyak ditanam masyarakat di wilayah tersebut adalah kubis (Brassica oleracea var.
capitata L). Menurut Pracaya (2011: 1), kubis dikenal sebagai sumber vitamin (A, B dan
C), mineral, karbohidrat, protein dan lemak yang berguna bagi kesehatan. Di Indonesia
kubis merupakan sayuran yang digemari oleh seluruh masyarakat.
Kubis (Brassica oleracea var. capitata L) termasuk salah satu sayuran yang rentan
terhadap serangan hama dan penyakit. Hama yang menyerang tanaman kubis yang masih
3
muda dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman kubis menjadi rendah bahkan bisa
menyebabkan tanaman kubis mati. (Dantje, 2012: 2).
Terdapat beberapa penelitian untuk mengidentifikasi hama pada tanaman kubis.
Penelitian Nenet, dkk. (2005: 29-32) tentang bahan ajar ilmu hama tumbuhan, terdapat
beberapa hama penting pada tanaman kubis, yaitu ulat daun atau diamond back moth
(Plutella xylostella L.), ulat krop kubis atau large cabbage heart caterpillar (Crocidololia
binotalis Zell), ulat krop bergaris atau striped cabbage heart caterpillar (Hellula undalis
F), kumbang anjing atau leaf beetle (Phyllotreta vittata F), ulat grayak atau army worm
(Spodoptera litura F.), ulat jengkal atau green semilooper (Chrysodeixis chalcites Esp.),
penggerek tongkol jagung atau corn earworm (Helicoverpa armigera Hubn), kutu daun
persik atau tobacco aphid (Myzus persicae (Sulz), dan thrips bawang atau oni on Thrips
(Thrins tabaci Lind) yang merusak daun kubis. Sedangkan hama yang merusak batang
kubis adalah ulat tanah atau black cutworm (Agrotis ipsilon Hufn).
Penelitian lainnya dilakukan Ni Wayan Asriani, dkk. (2013: 158) tentang komunitas
hama-hama pada pertanaman kubis dikelompokkan ke dalam fitofag atau serangga
pemakan tanaman kubis komunitas hama-hama pada pertanaman kubis. Serangga fitofag
yang banyak ditemukan pada pertanaman kubis adalah anggota dari Famili Aphidoidae
(Aphis brassicae), Pyralidae (Crocidolomia binotalis), Plutellidae (Plutella xylostella), dan
Noctuidae (Spodoptera litura, Helicoverpa armigera, dan Chrysodeixis orichalcea). Selain
itu, penelitian Widiana dan Zewita (2012) menemukan bahwa hama yang potensial pada
tanaman kubis adalah hama ulat krop (Crocidolomia binotalis).
Hasil pengamatan awal terhadap tanaman kubis di salah satu kebun di Kecamatan
Plaosan Kabupaten Magetan kebanyakan adalah ulat krop (Crocidolomia binotalis).
Populasi C. binotalis mulai menyerang tanaman kubis pada minggu ke tujuh pada masa
tanam, kemudian kepadatan larva meningkat sejalan dengan umur tanaman kubis. Masa
tanam hingga panen tanaman kubis sendiri adalah berkisar antara 60 – 90 hari.
Berkaitan dengan keberadaan tanaman kubis di kebun-kebun Kecamatan Plaosan
Kabupaten Magetan sebagai kekayaan lokal daerah setempat serta adanya hasil penelitian
tentang sepuluh jenis hama pada tanaman kubis, dapat dimanfaatkan sebagai sumber
pembelajaran Biologi. Hal ini sesuai dengan pendapat Rustaman (2005: 4) yang
menyatakan bahwa penelitian Biologi diupayakan yang bermanfaat bagi pendidikan.
Penelitian pendidikan Biologi tidak terbatas pada penelitian di dalam kelas. Banyak aspek
lain yang dapat diangkat menjadi penelitian pendidikan Biologi. Misalnya, kekayaaan
4
daerah dan lingkungan alam setempat yang digunakan sebagai materi pembelajaran
mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari.
Tanaman kubis dan berbagai jenis hama ulat tanaman tersebut dapat menjadi sumber
belajar Biologi berupa media poster untuk pembelajaran siswa sekolah menengah pertama
(SMP), yaitu kelas VIII semester 2 dengan kompetensi 2.4. Mengidentifikasi hama dan
penyakit pada organ tumbuhan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Poster yang
disusun berisi jenis hama ulat pada tanaman kubis yang ditemukan di kebun-kebun di
Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan dan cara identifikasinya akan dapat digunakan
sebagai sumber belajar bagi siswa. Sumber belajar berbentuk poster yang dapat
merangsang siswa mempelajari lebih jauh tentang jenis-jenis hama ulat pada tanaman
kubis melalui gambar-gambar informatif yang lebih mudah dipahami siswa. Gambar dan
penggunaan warna yang cerah pada poster dapat menarik perhatian siswa. Berdasarkan
uraian di atas maka perlu diadakan penelitian tentang Identifikasi Hama Ulat Pada
Tanaman Kubis (Brassica oleracea L) di Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan Sebagai
Sumber Belajar Biologi dengan Bentuk Poster.
B. Kajian Teori
Deskripsi Tanaman Kubis (Brassica oleracea var. capitata L)
Kol atau kubis merupakan tanaman sayur famili Brassicaceae berupa tumbuhan
berbatang lunak yang dikenal sejak jaman purbakala (2500-2000 SM). Daun-daun tanaman
kubis berbentuk bulat telur sampai lonjong, lebar dan berwarna hijau. Daun-daun atas pada
fase generatif akan saling menutupi satu sama lain membentuk krop. Bentuk krop
bervariasi, bulat telur, gepeng dan kerucut. Tanaman kubis yang dibudidayakan umumnya
berhabitus perdu dan tumbuh semusim (annual) ataupun dwi musim (biennual). Sistem
perakaran relatif dangkal (20-30 cm). Batang tanaman kubis pendek dan banyak
mengadung air (herbaceous). Disekeliling batang hingga titik tumbuh, terdapat helaian
daun yang bertangkai (Rukmana dalam Rina dan Armein, 2012: 1).
Berdasarkan klasifikasinya, kol/kubis termasuk dalam:
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Famili : Cruciferae
5
Genus : Brassica
Spesies : Brassica oleracea
Tanaman kubis yang banyak dibudidayakan di Plaosan Kabupaten Magetan adalah
tanaman kubis dari varietas Brassica oleracea L. var capitata L atau biasa dikenal dengan
kubis krop. Jenis kubis ini memiliki ciri-ciri daunnya dapat saling menutup satu sama lain
membentuk krop (telur). Petani kubis di Plaosan Kabupaten Magetan menanam kubis
dengan sub-varietas Brassica oleracea L var capitata forma Alba DC yang kropnya
berwarna putih.
A. Deskripsi Hama Tanaman Kubis (Brassica oleracea var. capitata L)
Setiap jenis tanaman berkaitan dalam ekosistem seringkali mengalami gangguan di
antaranya berupa serangan hama. Menurut Pracaya (2011: 23) hama adalah binatang
perusak tanaman yang dibudidayakan manusia. Sama halnya dengan Dantje (2012: 5),
hama adalah setiap organisme yang dapat mengganggu, merusak ataupun mematikan
organisme lain. Sedangkan Nur (2003:27) menyatakan bahwa hama adalah organisme
yang merusak tanaman dan secara ekonomik merugikan manusia. Hama pada tanaman
dapat dimaksud dengan parasit karena hidupnya menumpang atau menempel pada
tanaman yang mengakibatkan gangguan dan kerugian pada tanaman yang ditumpangi.
Menurut Reny (2012:3), beberapa filum yang anggotanya diketahui berpotensi
sebagai hama tanaman adalah Aschelminthes (Nematoda), Mollusca (Siput), Chordata
(binatang bertulang belakang), dan Arthopoda (serangga, tungau, dan lain-lain). Ni Wayan
(2013: 158) menggolongkan hama pada pertanaman kubis ke dalam fitofag atau serangga
pemakan tanaman kubis. Serangga fitofag yang banyak ditemukan pada pertanaman kubis
adalah anggota Famili Aphidoidae (Aphis brassicae), Pyralidae (Crocidolomia binotalis),
Plutellidae (Plutella xylostella), dan Noctuidae (Spodoptera litura, Helicoverpa armigera,
dan Chrysodeixis orichalcea).
Selain fitofag, menurut Nenet, dkk. (2005: 29-32) beberapa hama penting pada
tanaman kubis, yaitu ulat daun atau diamond back moth (Plutella xylostella L.), ulat krop
kubis atau large cabbage heart caterpillar (Crocidololia binotalis Zell), ulat krop bergaris
atau striped cabbage heart caterpillar (Hellula undalis F), kumbang anjing atau leaf beetle
(Phyllotreta vittata F), ulat grayak atau army worm (Spodoptera litura F.), ulat jengkal
atau green semilooper (Chrysodeixis chalcites Esp.), penggerek tongkol jagung atau corn
earworm (Helicoverpa armigera Hubn), kutu daun persik atau tobacco aphid (Myzus
persicae (Sulz), dan thrips bawang atau oni on Thrips (Thrins tabaci Lind) yang merusak
6
daun kubis. Sedangkan hama yang merusak batang kubis adalah ulat tanah atau black
cutworm (Agrotis ipsilon Hufn).
Berdasarkan hasil penelitian Ni Wayan (2013) dan Nenet, dkk. (2005) dapat
diindikasikan bahwa jenis hama yang paling dominan ditemukan pada tanaman kubis
adalah hama yang berupa ulat. Mengacu pada hasil beberapa penelitian sebelumnya,
berikut ini deskripsi beberapa jenis ulat yang terdapat pada tanaman kubis.
1. Ulat Tritip (Plutella xylostella L)
Ulat daun/ulat tritip atau diamond back moth (Plutella xylostella L) termasuk ordo
Lepidoptera, famili Plutellidae dan mernpunyai daerah penyebaran di Indonesia. Ngengat
P. xylostella kecil berwarna coklat kelabu, pada sayap depan terdapat tanda ”tiga berlian”.
Ngengat aktif pada senja dan malam hari dengan meletakkan telur tersebar pada daun.
Stadium telur 3-5 hari. Larva instar pertama berukuran 1,2 mm berwarna hijau cerah
dengan kepala tampak hitam. Stadium larva 7-11 hari. Pupanya tertutup oleh kokon,
berwarna kuning pucat. Daur hidupnya berkisar 21 hari. Daun yang terserang P. xylostella
berlubang-lubang kecil dan bila serangan berat, tinggal tulang daun. Serangan berat terjadi
pada musim kemarau, saat tanaman berumur 5-8 minggu. Tanaman inang P. xylostella
adalah petsai, brokoli, dan kubis-kubisan lainnya (Nenet, dkk., 2005: 29).
Imago dari hama ini memiliki warna sayap yang abu-abu kecoklatan. Namun sayap
betina berwarna lebih pucat. Saat istirahat, empat sayapnya menutupi tubuh dan seakan-
akan terdapat gambar seperti jajaran genjang yang warnanya putih seperti berlian. Oleh
karena itu, hama ini disebut ngengat punggung berlian (Sastrosiswojo, dkk., 2005: 7).
Plutella xylostella merusak tanaman dari stadia larva atau ketika masih menjadi ulat.
Larva Plutella xylostella memakan bagian bawah daun sehingga tinggal epidermis bagian
atas saja (Reni, 2013: 153). Gejala serangan hama ini yang terlihat pada daun sangat khas
dan tergantung dari instar larva yang menyerang. Larva instar I memakan daun kubis
dengan jalan membuat lubang ke dalam permukaan bawah daun. Setelah itu larva
membuat liang-liang korok ke dalam jaringan parenkim sambil memakan daun (Liliek,
2010: 96).
2. Ulat Krop (Crocidololia binotalis Zell)
Serangga hama ini dikenal dengan ulat krop kubis atau large cabbage heart
caterpillar, termasuk ordo Lepidoptera, famili Pyralidae dan mempunyai daerah
penyebaran di Indonesia. Dada C. binotalis dewasa berwarna hitam, sedangkan perutnya
berwarna coklat kemerahan, panjang tubuhnya kira-kira 1,1 cm. Ngengat aktif pada malam
7
hari. Sayap depan ngengat jantan mempunyai rumbai dari rambut halus yang berwarna
gelap pada bagian tepi-depan (anterior). Panjang tubuh rata-rata untuk serangga jantan 10,4
mm dan serangga betina 9,6 mm. Larva berwarna hijau muda kecoklatan dan terdiri atas
lima instar. Pada bagian sisi dan bagian atas tubuh larva terdapat garis-garis putih
sepanjang tubuhnya. Larva muda bergerombol pada permukaan bawah daun kubis. Larva
“tua” (instar ke-4 dan ke-5) panjangnya kira-kira 2 cm, bersifat malas, dan selalu
menghindari cahaya matahari. Masa larva 11-17 hari dengan rata-rata 14 hari pada suhu
udara 26-33,2
o
C (Sastrosiswojo, dkk., 2005: 12).
Larva C. binotalis merusak kubis yang sedang membentuk krop, sehingga daun kubis
berlubang-lubang. Kerusakan ringan berakibat menurunnya kualitas kubis sedang
kerusakan berat menyebabkan tanaman kubis tidak dapat dipanen. Tanaman inang C.
binotalis adalah petsai dan kubis-kubisan. Telurnya diletakkan di balik daun secara
berkelompok, jumlah tiap kelompok sekitar 11 - 18, dan setiap kelompok berisi sekitar 30 -
80 butir telur. Telur berbentuk pipih dan menyerupai genteng rumah, berwarna jernih.
Diameter telur berkisar antara 1-2 mm. Stadium telur berlangsung selama 3 hari (Rina dan
Armein, 2012: 2).
Larva C. binotalis muda bergerombol pada permukaan bawah daun kubis dan
meninggalkan bercak putih pada daun yang dimakan. Larva inster ke-3 sampai ke-5
memencar dan menyerang pucuk tanaman kubis, sehingga menghancurkan titik tumbuh.
Akibatnya, tanaman mati atau batang kubis membentuk cabang dan beberapa krop
berukuran kecil. Serangan hama C. binotalis pada tanaman kubis yang sudah membentuk
krop akan menghancurkan krop atau menurunkan kualitas krop, sehingga kubis tidak laku
dijual (Sastrosiswojo, dkk., 2005: 13-14).
3. Ulat Krop Bergaris (Hellula undalis F.)
Menurut Sivapragasam & Abdul Azis (1992: 75-76) ulat krop bergaris (cabbage
webworm atau striped cabbage heart caterpillar) merupakan salah satu hama penting pada
tanaman kubis dataran rendah. Sayap dengan ngengat berwarna abu-abu, panjang sayap
terentang 14-15 mm dan panjang tubuh 6-7 mm. Pada sayap depan terdapat tanda yang
menyerupai ginjal. Tanda tersebut berwarna lebih gelap pada ngengat betina daripada
serangga jantan. Longevitas ngengat, baik yang jantan maupun yang betina kira-kira 7 hari.
Larva merusak pucuk tanaman dengan jalan mengebor, sehingga menyebabkan
matinya tanaman muda atau mengakibatkan terbentuknya tunas-tunas baru yang tidak laku
dijual. Di lapangan, populasi larva H. undalis yang rendah dapat mengakibatkan
8
kehilangan hasil panen yang besar (Sivapragasam & Abdul Azis dalam Sastrosiswojo,
dkk., 2005: 24-25).
Serangga hama ini dikenal dengan ulat krop bergaris atau striped cabbage heart
caterpillar, termasuk ordo Lepidoptera, famili Pyralidae dan mempunyai daerah
penyebaran di Indonesia. Ngengat H undalis berwarna kelabu dan pada sayap depan
terdapat garis-garis pucat serta titik-titik. Larvanya berwarna kuning kecoklatan dengan
kepala hitam dan pada badannya terdapat enam garis yang memanjang berwarna coklat.
Pupanya di tanah terbungkus kokon, tertutup oleh partikel tanah. Daur hidupnya 23-25 hari
(Nenet, dkk., 2005: 30).
4. Ulat Tanah (Agritis ipsilon)
Serangga hama ini dikenal dengan ulat tanah atau black cutworm, termasuk ordo
Lepidoptera, famili Noctuidae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. A. ipsilon
menimbulkan kerusakan pada tanaman muda. Larvanya memotong tanaman muda dengan
stadium larva 19-20 hari. Pupanya berada dalam tanah dengan stadium pupa 11 hari. Daur
hidupnya 6-8 minggu (Lahmuddin, 2004: 4).
Larva A. ipsilon memotong pangkal tanaman dan berada tidak jauh dari tanaman yang
dipotong. Bila dikorek-korek, biasanya ditemukan larva tersebut dekat dengan tanaman
yang diserangnya. Ulat tanah (Agritis ipsilon) menyerang pangkal batang tanaman kubis.
Gejala serangan aktif pada malam hari, menggigit pangkal batang kubis. Pangkal batang
yang digigit akan mudah patah dan mati. Larva yang baru menetas, sehari kemudian juga
dapat mengigit permukaan daun (Nenet, dkk., 2005: 32).
Menurut Sastrosiswojo, dkk. (2005: 5) stadium larva Agritis ipsilon terdiri atas empat
sampai lima instar. Larva instar pertama berwarna kuning sampai kelabu kekuning-
kuningan. Kepala, pronotum, dan ujung abdomen berwarna hitam. Larva dewasa berwarna
coklat tua sampai coklat kehitam-hitaman, biasanya dengan garis coklat pada dua sisi
tubuh dan bercak berwarna coklat muda pada sisi dorsal. Tubuh larva selalu tampak
berkilau. Panjang larva tua sekitar 30-35 mm. Larva aktif pada senja dan malam hari.
Pada siang hari, larva bersembunyi di permukaan tanah di sekitar batang tanaman
muda, pada celah-celah atau bongkahan tanah kering. Pada saat istirahat, posisi tubuh larva
sering melingkar. Ulat tanah dapat berpindah-pindah sampai sejauh 20 m. Masa larva
lamanya 18 hari, dengan larva tua bersifat kanibalistik (saling membunuh). Daur hidup A.
ipsilon dari telur sampai dewasa sekitar 36-42 hari. Lamanya daur hidup A. ipsilon
9
tergantung pada tinggi rendahnya suhu udara, semakin rendah suhu udara semakin lama
daur hidupnya dan sebaliknya (Kalshoven dalam Sastrosiswojo, dkk., 2005: 6).
5. Ulat grayak (Spodoptera litura F.)
Ulat grayak (Spodoptera litura) merupakan salah satu jenis hama penting yang
menyerang tanaman palawija dan sayuran di Indonesia. S. litura bersifat polifag (Trizelia,
dkk., 2011: 46). Ulat grayak atau army worm, termasuk ordo Lepidoptera, merupakan
hama yang menyebabkan kerusakan yang serius pada tanaman budidaya di daerah tropis
dan sub tropis (Alfian, 2009: 41). Telur S litura diletakkan secara berkelompok pada
permukaan bawah daun. Stadium telur 2-8 hari. Larva berwarna keabu-abuan dengan
panjang larva instar akhir 50 mm. Pupa berwarna coklat berada dalam tanah. Stadium pupa
9-10 hari. Ngengat berwarna agak keabu-abuan (Nenet, dkk., 2005: 30).
Ulat grayak (S. litura) menyerang tanaman secara beramai-ramai dalam jumlah yang
sangat banyak. Ciri khas ulat grayak adalah memiliki bintik-bintik segi tiga berwarna
hitam dan bergaris-garis kekuning-kuningan pada sisinya. Siklus hidupnya berlangsung 30
– 61 hari. Kupu-kupunya berwarna agak gelap dengan garis agak putih pada sayap depan.
Telurnya diletakkan secara berkelompok di atas tanaman dan ditutup oleh bulu-bulu
(Rahmat, 2005: 48).
Spodoptera litura merusak tanaman dari stadia larva atau ketika masih menjadi
ulat.Larva yang masih kecil merusak daun dengan meninggalkan sisa-sisa epidermis
bagian atas/transparan dan tinggal tulang-tulang daun saja. Larva instar lanjut merusak
tulang daun dan kadang-kadang menyerang buah. Biasanya larva berada di permukaan
bawah daun menyerang secara serentak berkelompok, serangan berat dapat menyebabkan
tanaman gundul karena daun dan buah habis dimakan ulat. Serangan berat umumnya
terjadi pada musim kemarau (Ellya, dkk., 2011: 6).
6. Ulat Jengkal (Chrysodeixis chalcites Esp.)
Serangga hama ini dikenal dengan ulat jengkal atau green semilooper, termasuk ordo
Lepidoptera, famili Noctuidae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. Telur C.
chalcites diletakkan pada daun, berwarna keputihan. Stadium telur 3-4 hari. Larvanya
berwarna hijau dengan stadium larva 14-19 hari. Pupanya di daun dengan stadium 6-11
hari. Ngengat berwarna coklat tua (Nenet, dkk., 2005: 31).
Ciri-ciri ulat jengkal adalah ngengat berwarna gelap dan terdapat bintik-bintik
keemasan berbentuk “Y” pada sayap depan. Telurnya berukuran kecil berwarna keputih-
putihan dan diletakkan secara tunggal ataupun berkelompok pada daun tanaman inang.
10
Larva berwarna hijau dan garis-garis putih di sisinya. Ciri khas ulat jengkal adalah cara
jalannya seperti sedang menjengkal. Daur (siklus) hidup dari telur menjadi kupu-kupu
berlangsung selama 18 – 24 hari (Rahmat, 2005: 44). Gejala serangannya dapat diamati
pada daun kubis yang terserang C. chalcites akan tampak tinggal epidermis dan tulang
daunnya.
Identifikasi Hama Ulat
Menurut Nugroho (2011: 1) identifikasi adalah proses (cara) pemberian nama pada
individu atau sekelompok individu. Penamaan spesies mengacu pada sistem pemberian
nama ilmiah (scientific name) berupa Binominal name, yaitu penggabungan dua kata yang
mencirikan sifat dari individu yang diberi nama.
Melakukan identifikasi hama berarti mengungkapkan atau menetapkan identitas (jati
diri) suatu jenis hama, yang dalam hal ini tidak lain dari pada menentukan nama yang
benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi. Untuk istilah identifikasi sering
juga digunakan istilah determinasi (yang diambil dari bahasa Belanda: determinate=
penentuan).
Dasar pemberian nama sebuah organisme menurut Nugroho (2011: 2) dapat dilakukan
dengan dua dasar, yaitu:
1. Dasar ciri tubuh (morfologi, anatomi, fisiologi, dan perilaku)
2. Molekuler (genetika).
Dasar ciri tubuh menjadi dasar yang paling disukai karena lebih murah, meskipun
tidak selalu lebih mudah, dibandingkan dasar molekuler (menggunakan sidik DNA).
Langkah-langkah dalam identifikasi yaitu dengan melakukan pengamatan langsung
terhadap hama yang telah ditemukan berdasarkan ciri-ciri morfologi, seperti panjang
tubuh, bentuk tubuh, dan warna tubuh (Christina, dkk., 2012). Hasil identifikasi hama
berupa ciri-ciri morfologi digunakan untuk mengetahui taksonomi atau klasifikasi hama,
yang dilakukan berdasarkan buku kunci determinasi serangga karangan Christina, dkk.
(2006) dan buku hama dan penyakit tanaman karangan Pracaya (2011).
Poster sebagai Media Pembelajaran
Sudjana dan Rivai (2011: 51) mendefinisikan poster sebagai kombinasi visual dari
rancangan yang kuat, dengan warna, dan pesan dengan maksud untuk menangkap
perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti di dalam
ingatannya. Sudjana dan Rivai (2011: 54), kemudian menambahkan bahwa pada
prinsipnya poster itu merupakan gagasan yang dicetuskan dalam bentuk ilustrasi gambar
11
yang disederhanakan yang dibuat dalam ukuran besar, bertujuan untuk menarik perhatian,
membujuk, memotivasi atau memperlihatkan pada gagasan pokok, fakta atau peristiwa
tertentu. Poster bertumpu pada luasnya kata-kata untuk menyampaikan gagasan khusus
atau pesan khusus.
Poster dengan media gambar yang memiliki sifat persuasif tinggi akan menampilkan
suatu persoalan (tema) yang menimbulkan perasaan kuat terhadap khalayak. Biasanya
dipasang di tempat umum dan berupa pengumuman atau iklan, sehingga dapat dilihat oleh
banyak orang.
Menurut Nana Sudjana dan Rivai (2011:51), poster yang baik memiliki karakteristik
dinamis dan menonjolkan kualitas. Poster harus sederhana tidak memerlukan pemikiran
bagi pengamat secara terinci, cukup kuat untuk menarik perhatian karena bila tidak akan
hilang kegunaannya.
Desain sebuah poster merupakan perpaduan antara kesederhanaan serta dinamika.
Berbagai warna yang mencolok dan kontras sering kali dipakai dalam poster. Kebanyakan
poster bertumpu pada luasnya kata-kata menyampaikan gagasan khusus atau pesan khusus.
Pada umumnya dipergunakan sedikit kata dan hanya kata-kata kunci yang ditonjolkan
dengan cara menempatkan kedudukan huruf atau besarnya ukuran huruf. Poster-poster
yang efektif pada umumnya enak dipandang walaupun tidak perlu nyata dalam kejadian
yang sangat dramatik seperti perang, keselamatan lalu lintas, bahaya kebakaran dan
semacamnya.
Pendapat lain dikemukakan Arief, dkk (2010:47) bahwa poster yang baik memiliki
karakteristik antara lain: (1) sederhana, (2) menyajikan, (3) berwarna, (4) slogannya
ringkas dan jitu, (5) tulisannya jelas, (6) motif dan disain bervariasi. Poster dapat dibuat di
atas kertas, kain, batang kayu, seng, dan semacamnya. Pemasangannya bisa di kelas, di
luar kelas, di pohon, di tepi jalan, dan di majalah. Ukurannya bermacam-macam,
bergantung kebutuhan. Poster berupa gambar yang menyampaikan suatu pesan atau ide
tertentu, dan dibuat dalam ukuran besar, menggunakan kata-kata efektif, sugestif, dan
mudah diingat, menggunakan variasi bentuk huruf dan variasi warna yang menarik, dan
sederhana, akan mempunyai daya tarik dan daya guna yang maksimal.
Poster memiliki kekuatan dramatik yang begitu tinggi memikat dan menarik perhatian.
Beberapa kegunaan poster menurut Nana Sudjana dan Rivai (2011: 56) antara lain: (1)
sebagai motivasi; (2) sebagai peringatan; (3) sebagai pengalaman yang kreatif. Di pihak
lain poster dapat merangsang anak untuk mempelajari lebih jauh dan atau ingin lebih tahu
12
hakikat dari pesan yang disampaikan melalui poster tersebut. Pesan melalui poster yang
tepat, akan membantu menyadarkan siswa, sehingga diharapkan bisa mengubah
perilakunya dalam praktik sehari-hari, sehingga menjadi kebiasaan. Sebagai alat bantu
mengajar poster memberi kemungkinan belajar kreatif dan partisipasi. Dengan kata lain,
poster memberikan pengalaman baru sehingga menumbuhkan kreativitas siswa dalam cara
belajarnya.
Dari beberapa kegunaan poster yang telah dikemukakan, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa poster sebagai sumber belajar Biologi memiliki kegunaan untuk
merangsang siswa mempelajari lebih jauh dan atau ingin lebih tahu hakikat dari jenis-jenis
hama ulat pada tanaman kubis melalui poster. Poster yang disusun berisi jenis hama ulat
pada tanaman kubis yang ditemukan di kebun-kebun di Kecamatan Plaosan Kabupaten
Magetan dan cara identifikasinya akan dapat digunakan sebagai sumber belajar bagi siswa.
Sumber belajar berbentuk poster dapat digunakan sebagai media untuk mempelajari lebih
jauh tentang jenis-jenis hama ulat pada tanaman kubis melalui gambar-gambar informatif
yang menarik dan lebih mudah dipahami siswa.
C. Metode Penelitian
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dengan pengambilan data dilaksanakan di 3 kebun yang berada di tiga desa
Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, yaitu Desa Ngancar, Desa Dadi, dan Desa
Simolangu. Identifikasi hama dilakukan di Laboratorium Biologi FPMIPA IKIP PGRI
Madiun, Jl. Setiabudi No. 85, Kota Madiun. Identifikasi dilakukan dengan membawa hama
ulat yang diperoleh di kebun Plaosan ke laboratorium Biologi FPMIPA IKIP PGRI
Madiun. Penelitian ini akan dilaksanakan mulai bulan September 2013 sampai dengan
Februari 2014.
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, menggunakan metode eksplorasi, dengan
mengadakan pengamatan dan identifikasi terhadap jenis hama ulat, ciri morfologi, dan
klasifikasi hama ulat tanaman kubis yang ada di wilayah Plaosan.
Sumber Data
Data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer dalam
penelitian ini berupa data-data hasil pengamatan tentang identifikasi hama ulat pada
tanaman kubis Brassica oleracea L. Data tersebut berupa data ciri-ciri morfologi, meliputi
13
bentuk, ukuran, dan warna tubuh. Data sekunder merupakan data yang sudah diarsipkan,
peneliti tinggal mengakses. Dalam penelitian ini, data sekunder yang digunakan adalah
buku kunci determinasi serangga yang digunakan untuk mengidentifikasi klasifikasi dan
kunci determinasi hama ulat yang ditemukan. Sumber-sumber data yang digunakan dalam
penelitian meliputi hama ulat pada tanaman kubis Brassica oleracea L. Data tersebut
berupa data ciri-ciri morfologi, yang meliputi bentuk, ukuran, dan warna tubuh serta
klasifikasinya dan dibandingkan dengan buku-buku referensi kunci determinasi karangan
Christina, dkk. (2012) dan Pracaya (2011).
Teknik Pengumpulan Data
Sampel penelitian diambil dari 3 kebun tanaman kubis yang masing-masing berlokasi
di Desa Dadi, Desa Simolangu, dan Desa Ngancar Kecamatan Plaosan Kabupaten
Magetan. Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan pertimbangan bahwa pada saat
penelitian di Kecamatan Plaosan hanya di Desa Dadi, Simolangu, dan Ngancar yang masih
ditemukan banyak ditemukan kebun kubis, sedangkan desa-desa lainnya sudah panen.
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan pengambilan hama ulat secara langsung
dari kebun-kebun yang diamati. Pada setiap kebun dilakukan pengambilan sampel dengan
area yang berbeda, misalnya pada pojok, tengah, atau samping area kebun. Pengambilan
sampel pada masing-masing kebun yang diamati dilakukan sebanyak 3 kali dengan
pertimbangan agar memperoleh sampel dengan pasti sesuai kebutuhan identifikasi.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara observasi dan dokumentasi jenis hama
ulat.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara bertahap untuk mendapatkan hama ulat pada tanaman
kubis yang dilakukan dengan alat-alat sebagai berikut:
a. Sarung tangan: untuk menjaga kebersihan telapak tangan dan melindungi tangan dari
infeksi hama ulat yang diteliti.
b. Buku: untuk mencatat hasil penemuan dalam penelitian.
c. Bolpoin: alat untuk menulis hasil dari penelitian hama.
d. Kamera: untuk dokumentasi hasil penemuan yang didapatkan di lapangan.
e. Toples: untuk wadah penemuan hama ulat dalam penelitian, agar dapat diteliti lebih
lanjut.
f. Plastik: untuk wadah penemuan hama ulat sebelum diletakkan dalam toples.
g. Pinset: untuk mengambil hama yang ditemukan.
14
Cara kerja identifikasi hama pada tanaman kubis (Brassica oleracea var. capitata
L) adalah sebagai berikut: hama ulat ditangkap langsung menggunakan tangan dengan
sarung tangan. Hama ulat yang ditemukan diletakkan dalam kantong plastik, dan
dimasukkan dalam toples. Hama ulat yang akan diidentifikasi diambil dari dalam toples
dengan menggunakan pinset, kemudian dari identifikasi dicatat sesuai tabel hama ulat
tanaman kubis yang ditemukan di lapangan.
Teknik Keabsahan Data
Kriteria keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu derajat
kepercayaan (credibility) dan kebergantungan (dependability).
1. Derajat kepercayaan (credibility)
Derajat kepercayaaan dilakukan menggunakan uji kredibilitas data dengan
melakukan pengamatan terhadap hama ulat pada tanaman kubis secara cermat dan
berkesinambungan berdasarkan bentuk morfologi ulat. Tujuan dilakukan cara ini adalah
agar kepastian data akan dapat diperoleh secara pasti dan tepat sesuai pengamatan.
2. Kebergantungan (dependability)
Uji dependability dilakukan dengan mengevaluasi keseluruhan proses penelitian.
Dilakukan dengan penentuan masalah, memasuki lapangan, menentukan sumber data,
melakukan analisis data, menguji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan.
Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan data reduction, data display, dan conclusion
drawing/verification.
1. Data Reduction (Data Reduksi)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu
dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data dilakukan dengan memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan mengklasifikasikan data ulat yang
ditemukan.
2. Data Display (penyajian data)
Display data bertujuan uuntuk memudahkan dalam memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Setelah
data/jenis hama terpisah dilakukan indentifikasi terhadap struktur luar dan taksonominya.
3. Conclusion Drawing/verification
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila
tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pada tahap
15
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap
awal, didukung oleh data-data yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel.
Hasil analisis data tentang jenis-jenis hama ulat pada tanaman kubis yang diteliti
selanjutnya ditampilkan dalam poster. Adapun susunan poster pada penelitian ini meliputi:
1. Hama ulat, yang dideskripsikan dalam bentuk foto dengan ukuran kertas A4 dan
ditempel pada kertas manila dengan warna background hijau muda.
2. Ilustrasi gambar dan keterangan bagian-bagian tubuh ulat
3. Keterangan-keterangan yang berisi ciri-ciri morfologi ulat, kunci determinasi, serta
klasifikasi hama ulat.
Poster Biologi yang berisi hasil identifikasi hama ulat pada tanaman kubis
selanjutnya didesain dengan penampilan yang menarik. Poster yang dikembangkan dalam
penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber belajar bagi siswa kelas VIII semester 2 pada
pelajaran Biologi dengan kompetensi 2.4. Mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ
tumbuhan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
D. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Penelitian dilakukan di kebun-kebun yang berada di tiga desa Kecamatan Plaosan
Kabupaten Magetan, yaitu Desa Ngancar, Desa Dadi, dan Desa Simolangu.
Berikut adalah tabel hasil pengamatan identifikasi hama ulat pada tanaman kubis
(Brassica oleracea L) di kebun-kebun yang ada di Desa Ngancar, Desa Dadi, dan Desa
Simolangu Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan.
Tabel 1 Beberapa Jenis Hama Tanaman Kubis (Brassica oleracea L) yang Ditemukan di
Kebun Sarangan Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan
No.
Lokasi
Penemuan
Hama
Hama yang ditemukan Jumlah
1. Desa Ngancar Ulat daun/ulat tritip (Plutella xylostella L), ulat krop
(Crocidolomia binotalis), ulat krop bergaris (Hellula
undalis F), ulat grayak (Spodoptera litura F.)
4
2. Desa Dadi Ulat daun/ulat tritip (Plutella xylostella L), ulat krop
(Crocidolomia binotalis), ulat krop bergaris (Hellula
undalis F), ulat grayak (Spodoptera litura F.)
4
3. Desa
Simolangu
Ulat daun/ulat tritip (Plutella xylostella L), ulat krop
(Crocidolomia binotalis), ulat krop bergaris (Hellula
undalis F)
3
16
Hasil identifikasi hama tanaman kubis (Brassica oleracea L) di Desa Ngancar, Desa
Dadi, dan Desa Simolangu Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, adalah sebagai
berikut.
1. Ulat daun/ulat tritip (Plutella xylostella L)
Preparat 1
A B
Gambar 1. A. Ulat tritip (Plutella xylostella L) (Sumber: hasil observasi, 2013)
B. Sketsa anatomi ulat tritip (Plutella xylostella L)
Keterangan gambar sketsa:
1 : Mulut
2 : Kepala
3 : Abdomen
4 : Proleg
5 : Anus
Ciri-ciri:
a. Tubuh berbentuk silindris, berwarna hijau muda, relatif tidak berbulu, mempunyai
lima pasang proleg.
b. Terdiri atas empat instar. Panjang larva dewasa (instar ke-3 dan 4) kira-kira 1 cm.
Larva lincah dan jika tersentuh akan menjatuhkan diri serta menggantungkan diri
dengan benang halus. Larva jantan dapat dibedakan dari larva betina karena
memiliki sepasang calon testis yang berwarna kuning.
3
4
1
2
5
17
c. Rata-rata lamanya stadium larva instar kesatu 3,7 hari, larva instar kedua 2,1 hari,
larva instar ketiga 2,7 hari, dan larva instar keempat 3,7 hari.
d. Ngengat P. xylostella tidak kuat terbang jauh dan mudah terbawa oleh angin.
Berdasarkan ciri-ciri yang disampaikan, kunci determinasi yang sesuai dengan
ulat tritip (Plutella xylostella L) dapat dilihat dari ngengat P. xylostella dengan ciri-ciri
1(a) ada sayap (pada ngengat), 5(a) Vena anal-3 sayap belakang tidak ada, antenna
berbulu, 4(b) kaki depan normal, 7(a) sayap depan berbentuk segitiga, sayap belakang
dengan vena humeral yang memanjang ke depan atau membengkok, sel diskal atau
membuka atau menutup dengan vena tipis (termasuk ordo Lepidoptera).
Klasifikasi ulat tritip (Plutella xylostella L):
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Family : Plutellidae
Genus : Plutella
Species : Plutella xylostella
(Sumber: Christina, dkk. 2010).
P. xylostella merupakan hama utama tanaman kubis putih dan jenis kubis lainnya
seperti kubis merah, petsai, kubis bunga, kaelan, selada air, sawi jabung, radis, turnip,
dan lain-lain. Selain itu, gulma kubis-kubisan yang juga dapat menjadi inang P.
xylostella adalah Capsella bursapastoris (rumput dompet gembala), Cardamine hirsuta
(rumput selada pahit berbulu), Brassica pachypoda, Nasturtium officinale, dan
Lepidium sp. Biasanya hama P. xylostella merusak tanaman kubis muda. Meskipun
demikian hama P. xylostella seringkali juga merusak tanaman kubis yang sedang
membentuk krop jika tidak terdapat hama pesaingnya, yaitu C. binotalis. Larva P.
xylostella instar ketiga dan keempat makan permukaan bawah daun kubis dan
meninggalkan lapisan epidermis bagian atas. Setelah jaringan daun membesar, lapisan
epidermis pecah, sehingga terjadi lubang-lubang pada daun. Jika tingkat populasi larva
tinggi, akan terjadi kerusakan berat pada tanaman kubis, sehingga yang tinggal hanya
tulang-tulang daun kubis. Serangan P. xylostella yang berat pada tanaman kubis dapat
menggagalkan panen.
18
2. Ulat krop (Crocidolomia binotalis)
Preparat 2
A B
Gambar 2. A. Ulat krop (Crocidolomia binotalis) Sumber: hasil observasi, 2013)
B. Sketsa anatomi ulat krop (Crocidolomia binotalis)
Keterangan gambar sketsa:
1 : Mulut
2 : Kepala
3 : Abdomen
4 : Proleg
5 : Anus
Ciri-ciri:
a. Larva berwarna hijau muda kecoklatan dan terdiri atas lima instar.
b. Pada bagian sisi dan bagian atas tubuh larva terdapat garis-garis putih sepanjang
tubuhnya.
c. Larva muda bergerombol pada permukaan bawah daun kubis. Larva “tua” (instar
ke-4 dan ke-5) panjangnya kira-kira 2 cm, bersifat malas, dan selalu menghindari
cahaya matahari.
d. Masa larva 11-17 hari dengan rata-rata 14 hari pada suhu udara 26 - 33,2
o
C.
e. Sering menyerang titik tumbuh sehingga disebut sebagai ulat jantung kubis.
Ulatnya kecil berwarna hijau lebih besar dari ulat tritip, jika sudah besar garis-garis
coklat. Jika diganggu agak malas untuk bergerak. Berbeda dengan ulat tritip yang
telurnya diletakkan secara menyebar, ulat jantung kubis meletakkan telurnya dalam
satu kelompok.
5
4
2
1
3
19
Berdasarkan ciri-ciri yang disampaikan, kunci determinasi yang sesuai dengan
ulat ulat krop (Crocidolomia binotalis) dapat dilihat dari ngengat Crocidolomia
binotalis dengan ciri-ciri 22(a) proboscis (struktur mulut memanjang) absen atau
vestigial, sayap sangat kecil, termasuk ordo Lepidoptera dan famili Pyralidae.
Klasifikasi ulat krop (Crocidolomia binotalis):
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Family : Pyralidae
Genus : Crocidolomia
Species : Crocidolomia binotalis
(Sumber: Christina, dkk. 2010)
Gejala: Larva muda bergerombol pada permukaan bawah daun kubis dan
meninggalkan bercak putih pada daun yang dimakan. Larva inster ke-3 sampai ke-5
memencar dan menyerang pucuk tanaman kubis, sehingga menghancurkan titik
tumbuh. Akibatnya, tanaman mati atau batang kubis membentuk cabang dan beberapa
krop berukuran kecil.
3. Ulat Krop Bergaris (Hellula undalis F.)
Preparat 3
A B
Gambar 4.3. A. Ulat Krop Bergaris (Hellula undalis F.) Sumber: hasil observasi,
2013)
B. Sketsa anatomi ulat krop bergaris (Hellula undalis F.)
Keterangan gambar sketsa:
1 : Mulut
2 : Kepala
3 : Abdomen
4 : Kaki
5 : Anus
1
2
4
5
3
20
Ciri-ciri:
a. Berwarna kuning kecoklatan dengan kepala hitam dan pada badannya terdapat
enam garis yang memanjang berwarna coklat.
b. Pupanya di tanah terbungkus kokon, tertutup oleh partikel tanah.
c. Daur hidupnya 23-25 hari.
Berdasarkan ciri-ciri yang disampaikan, kunci determinasi yang sesuai dengan
ulat krop bergaris (Hellula undalis F.) dapat dilihat dari ngengat Crocidolomia
binotalis dengan ciri-ciri 1(a) ada sayap (pada ngengat), 2(b) antenna dengan beragam
bentuk, tetapi biasanya tidak dengan ujung yang berbentuk bongol, apabila antena
berbentuk bongol biasanya dapat ditemukan frenulum, 5(a) vena anal tiga sayap
belakang tidak ada, 4(b kaki depan normal), a) sayap depan berbentuk segitiga, dan 22
(a) antenna seperti tali dan menebal atau berbentuk bongol pada puncaknya, tidak
mempunyai duri pada sayap belakang (frnulum) tidak ada okeli (kupu-kupu dan
skippers (famili Pyralidae).
Klasifikasi ulat krop bergaris (Hellula undalis F.):
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Family : Pyralidae
Genus : Hellula
Species : Hellula undalis
(Sumber: Christina, dkk. 2010)
4. Ulat grayak (Spodoptera litura F.)
Preparat 4
A B
Gambar 4.4. A. Ulat grayak (Spodoptera litura F.) Sumber: hasil observasi, 2013)
B. Sketsa anatomi ulat grayak (Spodoptera litura F.)
1
2
4
5
3
21
Keterangan gambar sketsa:
1 : Mulut 4 : Kaki
2 : Kepala 5 : Anus
3 : Abdomen
Ciri-ciri:
a. Larva mempunyai warna yang bervariasi, mempunyai kalung/bulan sabit berwarna
hitam pada segmen abdomen yang keempat dan kesepuluh. Pada sisi lateral dorsal
terdapat garis kuning.
b. Ulat yang baru menetas berwarna hijau muda, bagian sisi coklat tua atau hitam
kecoklatan dan hidup berkelompok. Beberapa hari kemudian tergantung
ketersediaan makanan, larva menyebar dengan menggunakan benang sutera dari
mulutnya. Siang hari bersembunyi dalam tanah (tempat yang lembab) dan
menyerang tanaman pada malam hari.
c. Biasanya ulat berpindah ke tanaman lain secara bergerombol dalam jumlah besar.
Warna dan perilaku ulat instar terakhir mirip ulat tanah perbedaan hanya pada tanda
bulan sabit, berwarna hijau gelap dengan garis punggung warna gelap memanjang.
Umur 2 minggu panjang ulat sekitar 5 cm.
Berdasarkan ciri-ciri yang disampaikan, kunci determinasi yang sesuai dengan
ulat krop bergaris (Hellula undalis F.) dapat dilihat dari ngengat Crocidolomia
binotalis dengan ciri-ciri 1(a), 2(b), 5(a), 4(b), 6(b), 7(a) (termasuk ordo Lepidoptera)
dan 16 (a) ukuran sedang, badan gemuk, sayap depan agak sempit, berwarna suram
atau kesan, dikenal secara umum, terbang malam hari dam tertarik pada cahaya (famili
Noctuidae). Ciri yang lebih tepat adalah sc dan r sayap belakang.
Klasifikasi ulat grayak (Spodoptera litura F.)
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidotera
Famili : Noctuidae
Genus : Spodoptera
Spesies : Spodoptera litura
(Sumber: Christina, dkk. 2010)
Gejala: Larva yang masih kecil merusak daun dengan meninggalkan sisa-sisa
epidermis bagian atas/transparan dan tinggal tulang-tulang daun saja. Larva instar
lanjut merusak tulang daun dan kadang-kadang menyerang buah. Biasanya larva
berada di permukaan bawah daun menyerang secara serentak berkelompok, serangan
22
berat dapat menyebabkan tanaman gundul karena daun dan buah habis dimakan ulat.
Serangan berat umumnya terjadi pada musim kemarau.
Hasil identifikasi hama tanaman kubis di atas dirangkum dalam Tabel 4.2. tabel
identifikasi.
Table 2. Tabel untuk Keperluan Identifikasi Hama Ulat Pada Tanaman Kubis
No Phylum Kelas Ordo Family Genus Spesies
1. Arthopoda Insecta Lepidoptera Plutellidae Plutella Plutella xylostella
2. Arthopoda Insecta Lepidoptera Pyralidae Crocidolomia Crocidolomia
binotalis
3. Arthopoda Insecta Lepidoptera Pyralidae Hellula Hellula undalis
4. Arthopoda Insecta Lepidoptera Noctuidae Spodoptera Spodoptera litura
Menurut tabel 4.2. hama ulat tanaman kubis yang ditemukan di kebun kubis Desa
Ngancar, Desa Dadi, dan Desa Simolangu Kecamatan Plaosan Magetan adalah ulat tritip
(Plutella xylostella L), ulat krop (Crocidolomia binotalis), ulat krop bergaris (Hellula
undalis F), dan ulat grayak (Spodoptera litura F.).
B. Media Poster
Hasil analisis data tentang jenis-jenis hama ulat pada tanaman kubis yang diteliti
selanjutnya ditampilkan dalam poster. Adapun susunan poster pada penelitian ini meliputi:
1. Hama ulat, yang dideskripsikan dalam bentuk foto dan ilustrasi gambar bagian-bagian
tubuh hama ulat dengan format poster berukuran A3 dalam kertas foto dengan teknik
digital printing.
2. Keterangan-keterangan yang berisi ciri-ciri morfologi ulat, kunci determinasi, serta
klasifikasi hama ulat.
Berikut deskripsi media poster yang dihasilkan dari penelitian ini, dengan
menampilkan jenis-jenis hama ulat tanaman kubis yang ditemukan di kebun kubis Desa
Ngancar, Desa Dadi, dan Desa Simolangu Kecamatan Plaosan Magetan.
23
Gambar 5. Ilustrasi Media Pembelajaran Poster tentang Hama Ulat pada Tanaman Kubis di
Kebun Kubis Desa Ngancar, Desa Dadi, dan Desa Simolangu Kecamatan
Plaosan Magetan
E. Simpulan dan Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di kebun kubis yang berada di tiga desa
Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, yaitu Desa Dadi, Desa Simolangu, dan Desa
Ngancar, Plaosan Magetan telah ditemukan beberapa spesies hama ulat tanaman kubis
(Brassica oleracea L), yaitu ulat tritip (Plutella xylostella L), ulat krop (Crocidolomia
binotalis), ulat krop bergaris (Hellula undalis F), dan ulat grayak (Spodoptera litura F.).
Susunan poster pada penelitian ini meliputi: gambar jenis hama ulat, ilustrasi gambar
dan keterangan bagian-bagian tubuh ulat, serta keterangan-keterangan yang berisi ciri-ciri
morfologi ulat, kunci determinasi, serta klasifikasi hama ulat. Poster Biologi yang berisi
hasil identifikasi hama ulat pada tanaman kubis dicetak ke dalam kertas foto ukuran A3
dengan teknik digital printing dengan ukuran 50 x 100 cm dengan didesain dan penampilan
yang menarik. Poster yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai
sumber belajar pada mata pelajaran Biologi bagi siswa kelas VIII semester 2.
24
DAFTAR PUSTAKA
Alfian Rusdy. 2009. Efektivitas Ekstrak Nimba dalam Pengendalian Ulat Grayak
(Spodoptera litura F) Pada Tanaman Selada. Jurnal Floratek. 4: 41-54.
Arief S. Sadiman, dkk. 2010. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Christina Lilies S, Subyanto, Achmad Sulthoni, dan Sri Suharni Siswi. 2012. Kunci
Determinasi Serangga. Yogyakarta: Kanisius.
Dantje T. Sembel. 2012. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Yogyakarta: ANDI.
Departemen Pertanian. 2012. Budidaya Tanaman Kubis. Jakarta: Deptan RI.
Ellya Husnul Salamah, dkk. 2011. Hama-Hama Penting Tanaman Sayuran Famili
Brassicaceae dan Cucurbitaceae. www.LifeToAdventureScience: phytopathology
adventure.com. Diakses September 2013.
Hutabarat dan Evans. 1986. Kunci Identifikasi Plankton. Jakarta: UI.
Lahmuddin Lubis. 2004. Pengendalian Hama Terpadu Pada Tanaman Kubis (Brassica
oleracca) dan Kentang (Solanum tuberosum). Jurnal Biologi. Vol. 1. Nomor 1. hal. 1-
5. www.USU.digitallibrary. Diakses September 2013.
Liliek Mulyaningsih. 2010. Aplikasi Agensia Hayati atau Insektisida dalam Pengendalian
Hama Plutella xylostella Linn dan Crocidolomia binotalis Zell Untuk Peningkatan
Produksi Kubis (Brassica oleracea L.). Media Soerjo. Vol. 7. No. 2. Oktober 2010:
91-111.
Mulyasa, Enco. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nana Sudjana dan Achmad Rivai. 2011. Teknologi Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Nenet Susniahti, Sumeno, dan Sudarjat. 2005. Bahan Ajar Ilmu Tumbuhan. Bandung:
Universitas Padjajaran.
Ni Wayan Asriani, I Gusti Ngurah Bagus dan Ni Nengah Darmiati. 2013. Keragaman dan
Kepadatan Populasi Predator yang Berasosiasi dengan Hama Penting pada Tanaman
Kubis (Brassica oleracea L.). E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika. Vol. 2. No.3. Juli
2013: 155-164. http://ojs.unud.ac.id. Diakses Oktober 2013.
Nugroho Susetya Putra. 2011. Pengantar Kuliah Identifikasi Hama Tanaman.
www.ilmuserangga.wordpress.com. Diakses September 2013.
Nur Tjahjadi. 2003. Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta: Kanisius.
Pracaya. 2011. Hama dan Penyakit Tanaman Edisi Revisi. Jakarta: Penebar Swadaya.
25
Reny Rahmawati. 2012. Cepat dan Tepat Berantas Hama dan Penyakit Tanaman.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Rina Widiana dan Armein Lusi Zeswita. 2012. Kepadatan Populasi Ulat Krop
(Crocidololia binotalis Zell) pada Tanaman Kubis (Brassica oleracea L.) di
Kenagarian Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok. Jurnal
Ekotrans. Vol. 12. No. 1. Januari 2012: 1-5.
Rustaman Nuryani, Rahman, Taufik, Nana Syaodih, dan Anna Poedjiadi. 2005. Peran
Praktikum dalam Membekali Kemampuan Generik Pada Calon Guru (Studi Kasus
pada Praktikum Reguler Fisiologi Tumbuhan di LPTK). ejurnal UPI.
http://file.upi.edu/Direktori/SPS/. Diakses September 2013.
Rustaman, Nuryani Y. 2003. Pendidikan Biologi dan Trend Penelitiannya. Artikel Jurusan
Pendidikan Biologi. Tidak Diterbitkan. Bandung: FMIPA UPI.
Sastrosiswojo Sudarwohadi, Tinny S. Uhan, dan Rachmat Sutarya. 2005. Monografi No.
21: Penerapan Teknologi PHT Pada Tanaman Kubis. Bandung: Balai Penelitian
Tanaman Sayuran.
Sivapragasam, A. and Abdul Azis, A. M. 1992. Cabbage Webworm on Crucifers in
Malaysia. Basic Research Division, MARDI. Kuala Lumpur, Malaysia.
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi.
Cetakan Kedelapan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Trizelia, My Syahrawati, dan Aina Mardiah. 2011. Patogenisitas Beberapa Isolat
Cendawan Entomopatogen Metarhizium spp. terhadap Telur Spodoptera litura
Fabricius (Lepidoptera: Noctuidae). Jurnal Entomol Indonesia. Vol. 8. No. I. April
2011: 45-54.
Widiana, Rina dan Zewita, Armein Lusi. 2012. Kepadatan Populasi Ulat Krop
(Crocidolomia binotalis Zell) pada Tanaman Kubis (Brassica oleracea L.) di
Kenagarian Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok. Jurnal
Ekotrans. Vol, 12. No. 1. hal. 1-5.

More Related Content

What's hot

Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramLaporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramGoogle
 
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP PATOGEN
PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP PATOGENPERTAHANAN TANAMAN TERHADAP PATOGEN
PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP PATOGENJosua Sitorus
 
Laporan praktikum besar benih
Laporan praktikum besar benihLaporan praktikum besar benih
Laporan praktikum besar benihTidar University
 
contoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihcontoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihRiva Anggraeni
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringanEkal Kurniawan
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...UNESA
 
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN Repository Ipb
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung AGROTEKNOLOGI
 
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama DaslintanV. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama DaslintanHario Sadewo
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...UNESA
 
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihStruktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihNur Haida
 
Manfaat biokimia dlm pertanian
Manfaat biokimia dlm pertanianManfaat biokimia dlm pertanian
Manfaat biokimia dlm pertanianperdos5 cuy
 
Laporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologi
Laporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologiLaporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologi
Laporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologiJoel mabes
 
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi FungiRukmana Suharta
 
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahanLaporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahanFirlita Nurul Kharisma
 

What's hot (20)

Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramLaporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
 
Ppt tanaman obat
Ppt tanaman obatPpt tanaman obat
Ppt tanaman obat
 
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
 
PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP PATOGEN
PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP PATOGENPERTAHANAN TANAMAN TERHADAP PATOGEN
PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP PATOGEN
 
Laporan praktikum besar benih
Laporan praktikum besar benihLaporan praktikum besar benih
Laporan praktikum besar benih
 
contoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihcontoh laporan uji benih
contoh laporan uji benih
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringan
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
 
Laporan Allelopati
Laporan AllelopatiLaporan Allelopati
Laporan Allelopati
 
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
 
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama DaslintanV. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan
 
Metabolit pada Jahe
Metabolit pada JaheMetabolit pada Jahe
Metabolit pada Jahe
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
 
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihStruktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
 
Manfaat biokimia dlm pertanian
Manfaat biokimia dlm pertanianManfaat biokimia dlm pertanian
Manfaat biokimia dlm pertanian
 
Laporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologi
Laporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologiLaporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologi
Laporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologi
 
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
 
Laporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasiLaporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasi
 
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahanLaporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
 

Viewers also liked

Laporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tandaLaporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tandafahmiganteng
 
Laporan fieldtrip pertanian berlanjut
Laporan fieldtrip pertanian berlanjutLaporan fieldtrip pertanian berlanjut
Laporan fieldtrip pertanian berlanjutfahmiganteng
 
Biology and physiology of Pomacea Canaliculata
Biology and physiology of Pomacea CanaliculataBiology and physiology of Pomacea Canaliculata
Biology and physiology of Pomacea CanaliculataXavier Chang
 
Penggunaan bangkai keong mas, kepiting, dan katak serta lampu perangakap untu...
Penggunaan bangkai keong mas, kepiting, dan katak serta lampu perangakap untu...Penggunaan bangkai keong mas, kepiting, dan katak serta lampu perangakap untu...
Penggunaan bangkai keong mas, kepiting, dan katak serta lampu perangakap untu...sapri yanto
 
Jurnal penelitian yusnawan
Jurnal penelitian yusnawanJurnal penelitian yusnawan
Jurnal penelitian yusnawanAbd Wahid
 
Validasi sumber pustaka
Validasi sumber pustakaValidasi sumber pustaka
Validasi sumber pustakaIwan Hariyanto
 
Jurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT HemipteraJurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT HemipteraSurya Agus
 
Jurnal DDPT Lepidoptera
Jurnal DDPT LepidopteraJurnal DDPT Lepidoptera
Jurnal DDPT LepidopteraSurya Agus
 
Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)
Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)
Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)Ekal Kurniawan
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelaiMarta Adinata
 
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGATSTRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGATmahviro vivi
 
Iv. bioekologi hama tanaman Daslintan
Iv. bioekologi hama tanaman DaslintanIv. bioekologi hama tanaman Daslintan
Iv. bioekologi hama tanaman DaslintanHario Sadewo
 
Makalah colenterata
Makalah colenterataMakalah colenterata
Makalah colenterataSurya Ardi
 
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikanLaporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikanAzizah Kuswardini
 
IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS LALAT BUAH
IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS LALAT BUAHIDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS LALAT BUAH
IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS LALAT BUAHJosua Sitorus
 

Viewers also liked (20)

Laporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tandaLaporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
 
Biologi Hama Nezara viridula
Biologi Hama Nezara viridulaBiologi Hama Nezara viridula
Biologi Hama Nezara viridula
 
Laporan fieldtrip pertanian berlanjut
Laporan fieldtrip pertanian berlanjutLaporan fieldtrip pertanian berlanjut
Laporan fieldtrip pertanian berlanjut
 
Biology and physiology of Pomacea Canaliculata
Biology and physiology of Pomacea CanaliculataBiology and physiology of Pomacea Canaliculata
Biology and physiology of Pomacea Canaliculata
 
Penggunaan bangkai keong mas, kepiting, dan katak serta lampu perangakap untu...
Penggunaan bangkai keong mas, kepiting, dan katak serta lampu perangakap untu...Penggunaan bangkai keong mas, kepiting, dan katak serta lampu perangakap untu...
Penggunaan bangkai keong mas, kepiting, dan katak serta lampu perangakap untu...
 
Jurnal penelitian yusnawan
Jurnal penelitian yusnawanJurnal penelitian yusnawan
Jurnal penelitian yusnawan
 
Validasi sumber pustaka
Validasi sumber pustakaValidasi sumber pustaka
Validasi sumber pustaka
 
Jurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT HemipteraJurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT Hemiptera
 
09 e02781 4
09 e02781 409 e02781 4
09 e02781 4
 
Arthropoda
ArthropodaArthropoda
Arthropoda
 
Jurnal DDPT Lepidoptera
Jurnal DDPT LepidopteraJurnal DDPT Lepidoptera
Jurnal DDPT Lepidoptera
 
Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)
Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)
Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)
 
Kakao (2)
Kakao (2)Kakao (2)
Kakao (2)
 
Hama coleoptera
Hama coleopteraHama coleoptera
Hama coleoptera
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
 
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGATSTRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
 
Iv. bioekologi hama tanaman Daslintan
Iv. bioekologi hama tanaman DaslintanIv. bioekologi hama tanaman Daslintan
Iv. bioekologi hama tanaman Daslintan
 
Makalah colenterata
Makalah colenterataMakalah colenterata
Makalah colenterata
 
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikanLaporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan
 
IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS LALAT BUAH
IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS LALAT BUAHIDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS LALAT BUAH
IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS LALAT BUAH
 

Similar to HamaKubis

293347809 referensi
293347809 referensi293347809 referensi
293347809 referensiTry Purnomo
 
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogensxie_yeuw_jack
 
pengenalan agens pengendali hayati
pengenalan agens pengendali hayatipengenalan agens pengendali hayati
pengenalan agens pengendali hayatiTidar University
 
Pengertian ekologi hewan
Pengertian ekologi hewanPengertian ekologi hewan
Pengertian ekologi hewanAde Maiditasari
 
Aktivitas tanaman sebagai antibakteri
Aktivitas tanaman sebagai antibakteriAktivitas tanaman sebagai antibakteri
Aktivitas tanaman sebagai antibakteriUnny Ru
 
6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning teh6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning tehxie_yeuw_jack
 
Peran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaPeran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaAfifi Rahmadetiassani
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
 
RPP BIOLOGI KELAS X IPA KEANEKARAGAMAN HAYATI
RPP BIOLOGI KELAS X IPA KEANEKARAGAMAN HAYATIRPP BIOLOGI KELAS X IPA KEANEKARAGAMAN HAYATI
RPP BIOLOGI KELAS X IPA KEANEKARAGAMAN HAYATIalmansyahnis .
 
IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS KUTU DAUN PADA DAUN KUBIS
IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS KUTU DAUN PADA DAUN KUBISIDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS KUTU DAUN PADA DAUN KUBIS
IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS KUTU DAUN PADA DAUN KUBISJosua Sitorus
 
Bab 1-ruang-lingkup-biologi
Bab 1-ruang-lingkup-biologiBab 1-ruang-lingkup-biologi
Bab 1-ruang-lingkup-biologiAdiNugroho151
 
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi TanamanLaporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanamanshafirasalsa11
 
Peranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanianPeranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanianf' yagami
 
Bismillah p aperku
Bismillah p aperkuBismillah p aperku
Bismillah p aperkuEka Kurniati
 
Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium
Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen HerbariumManual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium
Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen HerbariumP A Q-ting
 

Similar to HamaKubis (20)

293347809 referensi
293347809 referensi293347809 referensi
293347809 referensi
 
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
 
Attachment
AttachmentAttachment
Attachment
 
pengenalan agens pengendali hayati
pengenalan agens pengendali hayatipengenalan agens pengendali hayati
pengenalan agens pengendali hayati
 
Biologi
BiologiBiologi
Biologi
 
Pengertian ekologi hewan
Pengertian ekologi hewanPengertian ekologi hewan
Pengertian ekologi hewan
 
Aktivitas tanaman sebagai antibakteri
Aktivitas tanaman sebagai antibakteriAktivitas tanaman sebagai antibakteri
Aktivitas tanaman sebagai antibakteri
 
6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning teh6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning teh
 
Peran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaPeran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusia
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
 
RPP BIOLOGI KELAS X IPA KEANEKARAGAMAN HAYATI
RPP BIOLOGI KELAS X IPA KEANEKARAGAMAN HAYATIRPP BIOLOGI KELAS X IPA KEANEKARAGAMAN HAYATI
RPP BIOLOGI KELAS X IPA KEANEKARAGAMAN HAYATI
 
IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS KUTU DAUN PADA DAUN KUBIS
IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS KUTU DAUN PADA DAUN KUBISIDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS KUTU DAUN PADA DAUN KUBIS
IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS KUTU DAUN PADA DAUN KUBIS
 
Bab 1-ruang-lingkup-biologi
Bab 1-ruang-lingkup-biologiBab 1-ruang-lingkup-biologi
Bab 1-ruang-lingkup-biologi
 
Pts bio lintas minat x ips 1920
Pts bio lintas minat x ips 1920 Pts bio lintas minat x ips 1920
Pts bio lintas minat x ips 1920
 
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi TanamanLaporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
 
Peranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanianPeranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanian
 
Bismillah p aperku
Bismillah p aperkuBismillah p aperku
Bismillah p aperku
 
Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium
Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen HerbariumManual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium
Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium
 

More from Iwan Hariyanto (20)

DIAGRAM KEMAMPUAN LITERACY.docx
DIAGRAM KEMAMPUAN LITERACY.docxDIAGRAM KEMAMPUAN LITERACY.docx
DIAGRAM KEMAMPUAN LITERACY.docx
 
BAB III.docx
BAB III.docxBAB III.docx
BAB III.docx
 
BAB II.docx
BAB II.docxBAB II.docx
BAB II.docx
 
BAB I.docx
BAB I.docxBAB I.docx
BAB I.docx
 
Proposal bab iii r4
Proposal bab iii r4Proposal bab iii r4
Proposal bab iii r4
 
Proposal bab iii r3
Proposal bab iii r3Proposal bab iii r3
Proposal bab iii r3
 
Proposal bab iii r2
Proposal bab iii r2Proposal bab iii r2
Proposal bab iii r2
 
Proposal bab iii r
Proposal bab iii rProposal bab iii r
Proposal bab iii r
 
Proposal bab iii
Proposal bab iiiProposal bab iii
Proposal bab iii
 
Proposal bab ii
Proposal bab iiProposal bab ii
Proposal bab ii
 
Proposal bab i
Proposal bab iProposal bab i
Proposal bab i
 
Daftar isi
Daftar isiDaftar isi
Daftar isi
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Mengukur aktivitas fisik
Mengukur aktivitas fisikMengukur aktivitas fisik
Mengukur aktivitas fisik
 
Rpp bjawa kelas iv santa maria
Rpp bjawa kelas iv santa mariaRpp bjawa kelas iv santa maria
Rpp bjawa kelas iv santa maria
 
Rpp bind kelas iv santa maria
Rpp bind kelas iv santa mariaRpp bind kelas iv santa maria
Rpp bind kelas iv santa maria
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Bab v
Bab vBab v
Bab v
 

Recently uploaded

JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 

HamaKubis

  • 1. 1 IDENTIFIKASI HAMA ULAT PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L) DI KECAMATAN PLAOSAN KABUPATEN MAGETAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI DENGAN BENTUK POSTER Muizzudin Feliawan) Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP PGRI MADIUN Dinmuizzu@yahoo.co.id. Abstrak Berbagai jenis hama ulat pada tanaman kubis dapat menjadi sumber belajar Biologi berupa media poster untuk pembelajaran siswa sekolah menengah pertama (SMP). Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan jenis-jenis hama ulat pada tanaman kubis di perkebunan di Plaosan Kabupaten Magetan serta memanfaatkan sebagian hasil penelitian tentang jenis hama ulat pada tanaman kubis hasil identifikasi di perkebunan di Plaosan Kabupaten Magetan sebagai sumber belajar berbasis lokal materi hama dan penyakit pada tumbuhan. Penelitian dengan pengambilan data dilaksanakan di 3 kebun yang berada di tiga desa Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, yaitu Desa Ngancar, Desa Dadi, dan Desa Simolangu. Identifikasi hama yang ditemukan dilakukan di Laboratorium Biologi Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP PGRI Madiun. Penelitian ini akan dilaksanakan mulai awal bulan September 2013 sampai dengan Februari 2014. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, menggunakan metode eksplorasi. Data yang digunakan berupa data primer, yaitu data-data hasil pengamatan tentang identifikasi hama ulat pada tanaman kubis Brassica oleracea L serta data sekunder dengan buku kunci determinasi serangga. Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan teknik observasi, analisis data dilakukan dengan data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Hasil penelitian identifikasi hama ulat tanaman kubis (Brassica oleracea L) di tiga desa Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, yaitu Desa Dadi, Desa Simolangu, dan Desa Ngancar. Plaosan Magetan telah ditemukan beberapa spesies hama ulat tanaman kubis (Brassica oleracea L), yaitu ulat tritip (Plutella xylostella L), ulat krop (Crocidolomia binotalis), ulat krop bergaris (Hellula undalis F), dan ulat grayak (Spodoptera litura F.). Poster Biologi yang berisi hasil identifikasi hama ulat pada tanaman kubis dicetak ke dalam kertas foto ukuran A3 dengan teknik digital printing dengan ukuran 50 x 100 cm dengan didesain dan penampilan yang menarik. Poster yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber belajar pada mata pelajaran Biologi bagi siswa kelas VIII semester 2. Kata Kunci: identifikasi hama ulat, tanaman kubis (Brassica oleracea L.), poster, sumber belajar biologi siswa SMP A. Pendahuluan Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai karakteristik tersendiri dibandingkan dengan ilmu alam lainnya (Rustaman, 2003: 3). ) Muizzudin Feliawan, mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi, FPMIPA IKIP PGRI Madiun.
  • 2. 2 Karakteristik dari belajar Biologi yaitu berupaya untuk mengenal makhluk hidup dan proses kehidupannya di lingkungan, sehingga memerlukan pendekatan dan metode yang memberi ciri dan dasar kerja. Pembelajaran biologi menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung untuk dapat memahami konsep dan proses sains. Pemberian pengalaman secara langsung dilakukan dengan mengembangkan keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains dalam kegiatan belajar mengajar dapat membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan. Semakin aktif siswa secara intelektual, mental dan sosial, maka pengalaman belajar siswa akan semakin bermakna (Rustaman, et. al., 2005:72). Pembentukan pengalaman belajar dapat dimulai dari penyusunan sumber belajar yang sesuai dengan permasalahan atau materi pembelajaran. Menurut Mulyasa (2009: 42) sumber belajar dapat dirumuskan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada siswa dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam proses belajar mengajar. Sumber belajar dapat dimulai dengan eksplorasi lingkungan yang ada di sekitar sekolah. Dalam pembelajaran biologi, lingkungan alam sekitar merupakan laboratorium yang mempunyai peranan penting karena adanya gejala-gejala alam yang dapat memunculkan persoalan-persoalan sains. Untuk mendapatkan obyek biologi, alam dengan segenap fenomenanya telah menyediakan informasi yang dapat digunakan dalam kehidupan manusia. Salah satu lingkungan alam yang dapat digunakan untuk sumber belajar Biologi adalah perkebunan dan tanaman serta seluruh unsur yang ada di dalamnya. Berkaitan dengan keberadaan perkebunan sebagai sumber belajar, diketahui bahwa di Magetan terdapat salah satu wilayah yang terkenal dengan kebun sayurnya. Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan merupakan daerah yang sebagian besar penduduknya membudidayakan sayuran untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu jenis sayur yang banyak ditanam masyarakat di wilayah tersebut adalah kubis (Brassica oleracea var. capitata L). Menurut Pracaya (2011: 1), kubis dikenal sebagai sumber vitamin (A, B dan C), mineral, karbohidrat, protein dan lemak yang berguna bagi kesehatan. Di Indonesia kubis merupakan sayuran yang digemari oleh seluruh masyarakat. Kubis (Brassica oleracea var. capitata L) termasuk salah satu sayuran yang rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Hama yang menyerang tanaman kubis yang masih
  • 3. 3 muda dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman kubis menjadi rendah bahkan bisa menyebabkan tanaman kubis mati. (Dantje, 2012: 2). Terdapat beberapa penelitian untuk mengidentifikasi hama pada tanaman kubis. Penelitian Nenet, dkk. (2005: 29-32) tentang bahan ajar ilmu hama tumbuhan, terdapat beberapa hama penting pada tanaman kubis, yaitu ulat daun atau diamond back moth (Plutella xylostella L.), ulat krop kubis atau large cabbage heart caterpillar (Crocidololia binotalis Zell), ulat krop bergaris atau striped cabbage heart caterpillar (Hellula undalis F), kumbang anjing atau leaf beetle (Phyllotreta vittata F), ulat grayak atau army worm (Spodoptera litura F.), ulat jengkal atau green semilooper (Chrysodeixis chalcites Esp.), penggerek tongkol jagung atau corn earworm (Helicoverpa armigera Hubn), kutu daun persik atau tobacco aphid (Myzus persicae (Sulz), dan thrips bawang atau oni on Thrips (Thrins tabaci Lind) yang merusak daun kubis. Sedangkan hama yang merusak batang kubis adalah ulat tanah atau black cutworm (Agrotis ipsilon Hufn). Penelitian lainnya dilakukan Ni Wayan Asriani, dkk. (2013: 158) tentang komunitas hama-hama pada pertanaman kubis dikelompokkan ke dalam fitofag atau serangga pemakan tanaman kubis komunitas hama-hama pada pertanaman kubis. Serangga fitofag yang banyak ditemukan pada pertanaman kubis adalah anggota dari Famili Aphidoidae (Aphis brassicae), Pyralidae (Crocidolomia binotalis), Plutellidae (Plutella xylostella), dan Noctuidae (Spodoptera litura, Helicoverpa armigera, dan Chrysodeixis orichalcea). Selain itu, penelitian Widiana dan Zewita (2012) menemukan bahwa hama yang potensial pada tanaman kubis adalah hama ulat krop (Crocidolomia binotalis). Hasil pengamatan awal terhadap tanaman kubis di salah satu kebun di Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan kebanyakan adalah ulat krop (Crocidolomia binotalis). Populasi C. binotalis mulai menyerang tanaman kubis pada minggu ke tujuh pada masa tanam, kemudian kepadatan larva meningkat sejalan dengan umur tanaman kubis. Masa tanam hingga panen tanaman kubis sendiri adalah berkisar antara 60 – 90 hari. Berkaitan dengan keberadaan tanaman kubis di kebun-kebun Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan sebagai kekayaan lokal daerah setempat serta adanya hasil penelitian tentang sepuluh jenis hama pada tanaman kubis, dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran Biologi. Hal ini sesuai dengan pendapat Rustaman (2005: 4) yang menyatakan bahwa penelitian Biologi diupayakan yang bermanfaat bagi pendidikan. Penelitian pendidikan Biologi tidak terbatas pada penelitian di dalam kelas. Banyak aspek lain yang dapat diangkat menjadi penelitian pendidikan Biologi. Misalnya, kekayaaan
  • 4. 4 daerah dan lingkungan alam setempat yang digunakan sebagai materi pembelajaran mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Tanaman kubis dan berbagai jenis hama ulat tanaman tersebut dapat menjadi sumber belajar Biologi berupa media poster untuk pembelajaran siswa sekolah menengah pertama (SMP), yaitu kelas VIII semester 2 dengan kompetensi 2.4. Mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Poster yang disusun berisi jenis hama ulat pada tanaman kubis yang ditemukan di kebun-kebun di Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan dan cara identifikasinya akan dapat digunakan sebagai sumber belajar bagi siswa. Sumber belajar berbentuk poster yang dapat merangsang siswa mempelajari lebih jauh tentang jenis-jenis hama ulat pada tanaman kubis melalui gambar-gambar informatif yang lebih mudah dipahami siswa. Gambar dan penggunaan warna yang cerah pada poster dapat menarik perhatian siswa. Berdasarkan uraian di atas maka perlu diadakan penelitian tentang Identifikasi Hama Ulat Pada Tanaman Kubis (Brassica oleracea L) di Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan Sebagai Sumber Belajar Biologi dengan Bentuk Poster. B. Kajian Teori Deskripsi Tanaman Kubis (Brassica oleracea var. capitata L) Kol atau kubis merupakan tanaman sayur famili Brassicaceae berupa tumbuhan berbatang lunak yang dikenal sejak jaman purbakala (2500-2000 SM). Daun-daun tanaman kubis berbentuk bulat telur sampai lonjong, lebar dan berwarna hijau. Daun-daun atas pada fase generatif akan saling menutupi satu sama lain membentuk krop. Bentuk krop bervariasi, bulat telur, gepeng dan kerucut. Tanaman kubis yang dibudidayakan umumnya berhabitus perdu dan tumbuh semusim (annual) ataupun dwi musim (biennual). Sistem perakaran relatif dangkal (20-30 cm). Batang tanaman kubis pendek dan banyak mengadung air (herbaceous). Disekeliling batang hingga titik tumbuh, terdapat helaian daun yang bertangkai (Rukmana dalam Rina dan Armein, 2012: 1). Berdasarkan klasifikasinya, kol/kubis termasuk dalam: Divisi : Spermatophyta Sub Divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Famili : Cruciferae
  • 5. 5 Genus : Brassica Spesies : Brassica oleracea Tanaman kubis yang banyak dibudidayakan di Plaosan Kabupaten Magetan adalah tanaman kubis dari varietas Brassica oleracea L. var capitata L atau biasa dikenal dengan kubis krop. Jenis kubis ini memiliki ciri-ciri daunnya dapat saling menutup satu sama lain membentuk krop (telur). Petani kubis di Plaosan Kabupaten Magetan menanam kubis dengan sub-varietas Brassica oleracea L var capitata forma Alba DC yang kropnya berwarna putih. A. Deskripsi Hama Tanaman Kubis (Brassica oleracea var. capitata L) Setiap jenis tanaman berkaitan dalam ekosistem seringkali mengalami gangguan di antaranya berupa serangan hama. Menurut Pracaya (2011: 23) hama adalah binatang perusak tanaman yang dibudidayakan manusia. Sama halnya dengan Dantje (2012: 5), hama adalah setiap organisme yang dapat mengganggu, merusak ataupun mematikan organisme lain. Sedangkan Nur (2003:27) menyatakan bahwa hama adalah organisme yang merusak tanaman dan secara ekonomik merugikan manusia. Hama pada tanaman dapat dimaksud dengan parasit karena hidupnya menumpang atau menempel pada tanaman yang mengakibatkan gangguan dan kerugian pada tanaman yang ditumpangi. Menurut Reny (2012:3), beberapa filum yang anggotanya diketahui berpotensi sebagai hama tanaman adalah Aschelminthes (Nematoda), Mollusca (Siput), Chordata (binatang bertulang belakang), dan Arthopoda (serangga, tungau, dan lain-lain). Ni Wayan (2013: 158) menggolongkan hama pada pertanaman kubis ke dalam fitofag atau serangga pemakan tanaman kubis. Serangga fitofag yang banyak ditemukan pada pertanaman kubis adalah anggota Famili Aphidoidae (Aphis brassicae), Pyralidae (Crocidolomia binotalis), Plutellidae (Plutella xylostella), dan Noctuidae (Spodoptera litura, Helicoverpa armigera, dan Chrysodeixis orichalcea). Selain fitofag, menurut Nenet, dkk. (2005: 29-32) beberapa hama penting pada tanaman kubis, yaitu ulat daun atau diamond back moth (Plutella xylostella L.), ulat krop kubis atau large cabbage heart caterpillar (Crocidololia binotalis Zell), ulat krop bergaris atau striped cabbage heart caterpillar (Hellula undalis F), kumbang anjing atau leaf beetle (Phyllotreta vittata F), ulat grayak atau army worm (Spodoptera litura F.), ulat jengkal atau green semilooper (Chrysodeixis chalcites Esp.), penggerek tongkol jagung atau corn earworm (Helicoverpa armigera Hubn), kutu daun persik atau tobacco aphid (Myzus persicae (Sulz), dan thrips bawang atau oni on Thrips (Thrins tabaci Lind) yang merusak
  • 6. 6 daun kubis. Sedangkan hama yang merusak batang kubis adalah ulat tanah atau black cutworm (Agrotis ipsilon Hufn). Berdasarkan hasil penelitian Ni Wayan (2013) dan Nenet, dkk. (2005) dapat diindikasikan bahwa jenis hama yang paling dominan ditemukan pada tanaman kubis adalah hama yang berupa ulat. Mengacu pada hasil beberapa penelitian sebelumnya, berikut ini deskripsi beberapa jenis ulat yang terdapat pada tanaman kubis. 1. Ulat Tritip (Plutella xylostella L) Ulat daun/ulat tritip atau diamond back moth (Plutella xylostella L) termasuk ordo Lepidoptera, famili Plutellidae dan mernpunyai daerah penyebaran di Indonesia. Ngengat P. xylostella kecil berwarna coklat kelabu, pada sayap depan terdapat tanda ”tiga berlian”. Ngengat aktif pada senja dan malam hari dengan meletakkan telur tersebar pada daun. Stadium telur 3-5 hari. Larva instar pertama berukuran 1,2 mm berwarna hijau cerah dengan kepala tampak hitam. Stadium larva 7-11 hari. Pupanya tertutup oleh kokon, berwarna kuning pucat. Daur hidupnya berkisar 21 hari. Daun yang terserang P. xylostella berlubang-lubang kecil dan bila serangan berat, tinggal tulang daun. Serangan berat terjadi pada musim kemarau, saat tanaman berumur 5-8 minggu. Tanaman inang P. xylostella adalah petsai, brokoli, dan kubis-kubisan lainnya (Nenet, dkk., 2005: 29). Imago dari hama ini memiliki warna sayap yang abu-abu kecoklatan. Namun sayap betina berwarna lebih pucat. Saat istirahat, empat sayapnya menutupi tubuh dan seakan- akan terdapat gambar seperti jajaran genjang yang warnanya putih seperti berlian. Oleh karena itu, hama ini disebut ngengat punggung berlian (Sastrosiswojo, dkk., 2005: 7). Plutella xylostella merusak tanaman dari stadia larva atau ketika masih menjadi ulat. Larva Plutella xylostella memakan bagian bawah daun sehingga tinggal epidermis bagian atas saja (Reni, 2013: 153). Gejala serangan hama ini yang terlihat pada daun sangat khas dan tergantung dari instar larva yang menyerang. Larva instar I memakan daun kubis dengan jalan membuat lubang ke dalam permukaan bawah daun. Setelah itu larva membuat liang-liang korok ke dalam jaringan parenkim sambil memakan daun (Liliek, 2010: 96). 2. Ulat Krop (Crocidololia binotalis Zell) Serangga hama ini dikenal dengan ulat krop kubis atau large cabbage heart caterpillar, termasuk ordo Lepidoptera, famili Pyralidae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. Dada C. binotalis dewasa berwarna hitam, sedangkan perutnya berwarna coklat kemerahan, panjang tubuhnya kira-kira 1,1 cm. Ngengat aktif pada malam
  • 7. 7 hari. Sayap depan ngengat jantan mempunyai rumbai dari rambut halus yang berwarna gelap pada bagian tepi-depan (anterior). Panjang tubuh rata-rata untuk serangga jantan 10,4 mm dan serangga betina 9,6 mm. Larva berwarna hijau muda kecoklatan dan terdiri atas lima instar. Pada bagian sisi dan bagian atas tubuh larva terdapat garis-garis putih sepanjang tubuhnya. Larva muda bergerombol pada permukaan bawah daun kubis. Larva “tua” (instar ke-4 dan ke-5) panjangnya kira-kira 2 cm, bersifat malas, dan selalu menghindari cahaya matahari. Masa larva 11-17 hari dengan rata-rata 14 hari pada suhu udara 26-33,2 o C (Sastrosiswojo, dkk., 2005: 12). Larva C. binotalis merusak kubis yang sedang membentuk krop, sehingga daun kubis berlubang-lubang. Kerusakan ringan berakibat menurunnya kualitas kubis sedang kerusakan berat menyebabkan tanaman kubis tidak dapat dipanen. Tanaman inang C. binotalis adalah petsai dan kubis-kubisan. Telurnya diletakkan di balik daun secara berkelompok, jumlah tiap kelompok sekitar 11 - 18, dan setiap kelompok berisi sekitar 30 - 80 butir telur. Telur berbentuk pipih dan menyerupai genteng rumah, berwarna jernih. Diameter telur berkisar antara 1-2 mm. Stadium telur berlangsung selama 3 hari (Rina dan Armein, 2012: 2). Larva C. binotalis muda bergerombol pada permukaan bawah daun kubis dan meninggalkan bercak putih pada daun yang dimakan. Larva inster ke-3 sampai ke-5 memencar dan menyerang pucuk tanaman kubis, sehingga menghancurkan titik tumbuh. Akibatnya, tanaman mati atau batang kubis membentuk cabang dan beberapa krop berukuran kecil. Serangan hama C. binotalis pada tanaman kubis yang sudah membentuk krop akan menghancurkan krop atau menurunkan kualitas krop, sehingga kubis tidak laku dijual (Sastrosiswojo, dkk., 2005: 13-14). 3. Ulat Krop Bergaris (Hellula undalis F.) Menurut Sivapragasam & Abdul Azis (1992: 75-76) ulat krop bergaris (cabbage webworm atau striped cabbage heart caterpillar) merupakan salah satu hama penting pada tanaman kubis dataran rendah. Sayap dengan ngengat berwarna abu-abu, panjang sayap terentang 14-15 mm dan panjang tubuh 6-7 mm. Pada sayap depan terdapat tanda yang menyerupai ginjal. Tanda tersebut berwarna lebih gelap pada ngengat betina daripada serangga jantan. Longevitas ngengat, baik yang jantan maupun yang betina kira-kira 7 hari. Larva merusak pucuk tanaman dengan jalan mengebor, sehingga menyebabkan matinya tanaman muda atau mengakibatkan terbentuknya tunas-tunas baru yang tidak laku dijual. Di lapangan, populasi larva H. undalis yang rendah dapat mengakibatkan
  • 8. 8 kehilangan hasil panen yang besar (Sivapragasam & Abdul Azis dalam Sastrosiswojo, dkk., 2005: 24-25). Serangga hama ini dikenal dengan ulat krop bergaris atau striped cabbage heart caterpillar, termasuk ordo Lepidoptera, famili Pyralidae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. Ngengat H undalis berwarna kelabu dan pada sayap depan terdapat garis-garis pucat serta titik-titik. Larvanya berwarna kuning kecoklatan dengan kepala hitam dan pada badannya terdapat enam garis yang memanjang berwarna coklat. Pupanya di tanah terbungkus kokon, tertutup oleh partikel tanah. Daur hidupnya 23-25 hari (Nenet, dkk., 2005: 30). 4. Ulat Tanah (Agritis ipsilon) Serangga hama ini dikenal dengan ulat tanah atau black cutworm, termasuk ordo Lepidoptera, famili Noctuidae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. A. ipsilon menimbulkan kerusakan pada tanaman muda. Larvanya memotong tanaman muda dengan stadium larva 19-20 hari. Pupanya berada dalam tanah dengan stadium pupa 11 hari. Daur hidupnya 6-8 minggu (Lahmuddin, 2004: 4). Larva A. ipsilon memotong pangkal tanaman dan berada tidak jauh dari tanaman yang dipotong. Bila dikorek-korek, biasanya ditemukan larva tersebut dekat dengan tanaman yang diserangnya. Ulat tanah (Agritis ipsilon) menyerang pangkal batang tanaman kubis. Gejala serangan aktif pada malam hari, menggigit pangkal batang kubis. Pangkal batang yang digigit akan mudah patah dan mati. Larva yang baru menetas, sehari kemudian juga dapat mengigit permukaan daun (Nenet, dkk., 2005: 32). Menurut Sastrosiswojo, dkk. (2005: 5) stadium larva Agritis ipsilon terdiri atas empat sampai lima instar. Larva instar pertama berwarna kuning sampai kelabu kekuning- kuningan. Kepala, pronotum, dan ujung abdomen berwarna hitam. Larva dewasa berwarna coklat tua sampai coklat kehitam-hitaman, biasanya dengan garis coklat pada dua sisi tubuh dan bercak berwarna coklat muda pada sisi dorsal. Tubuh larva selalu tampak berkilau. Panjang larva tua sekitar 30-35 mm. Larva aktif pada senja dan malam hari. Pada siang hari, larva bersembunyi di permukaan tanah di sekitar batang tanaman muda, pada celah-celah atau bongkahan tanah kering. Pada saat istirahat, posisi tubuh larva sering melingkar. Ulat tanah dapat berpindah-pindah sampai sejauh 20 m. Masa larva lamanya 18 hari, dengan larva tua bersifat kanibalistik (saling membunuh). Daur hidup A. ipsilon dari telur sampai dewasa sekitar 36-42 hari. Lamanya daur hidup A. ipsilon
  • 9. 9 tergantung pada tinggi rendahnya suhu udara, semakin rendah suhu udara semakin lama daur hidupnya dan sebaliknya (Kalshoven dalam Sastrosiswojo, dkk., 2005: 6). 5. Ulat grayak (Spodoptera litura F.) Ulat grayak (Spodoptera litura) merupakan salah satu jenis hama penting yang menyerang tanaman palawija dan sayuran di Indonesia. S. litura bersifat polifag (Trizelia, dkk., 2011: 46). Ulat grayak atau army worm, termasuk ordo Lepidoptera, merupakan hama yang menyebabkan kerusakan yang serius pada tanaman budidaya di daerah tropis dan sub tropis (Alfian, 2009: 41). Telur S litura diletakkan secara berkelompok pada permukaan bawah daun. Stadium telur 2-8 hari. Larva berwarna keabu-abuan dengan panjang larva instar akhir 50 mm. Pupa berwarna coklat berada dalam tanah. Stadium pupa 9-10 hari. Ngengat berwarna agak keabu-abuan (Nenet, dkk., 2005: 30). Ulat grayak (S. litura) menyerang tanaman secara beramai-ramai dalam jumlah yang sangat banyak. Ciri khas ulat grayak adalah memiliki bintik-bintik segi tiga berwarna hitam dan bergaris-garis kekuning-kuningan pada sisinya. Siklus hidupnya berlangsung 30 – 61 hari. Kupu-kupunya berwarna agak gelap dengan garis agak putih pada sayap depan. Telurnya diletakkan secara berkelompok di atas tanaman dan ditutup oleh bulu-bulu (Rahmat, 2005: 48). Spodoptera litura merusak tanaman dari stadia larva atau ketika masih menjadi ulat.Larva yang masih kecil merusak daun dengan meninggalkan sisa-sisa epidermis bagian atas/transparan dan tinggal tulang-tulang daun saja. Larva instar lanjut merusak tulang daun dan kadang-kadang menyerang buah. Biasanya larva berada di permukaan bawah daun menyerang secara serentak berkelompok, serangan berat dapat menyebabkan tanaman gundul karena daun dan buah habis dimakan ulat. Serangan berat umumnya terjadi pada musim kemarau (Ellya, dkk., 2011: 6). 6. Ulat Jengkal (Chrysodeixis chalcites Esp.) Serangga hama ini dikenal dengan ulat jengkal atau green semilooper, termasuk ordo Lepidoptera, famili Noctuidae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. Telur C. chalcites diletakkan pada daun, berwarna keputihan. Stadium telur 3-4 hari. Larvanya berwarna hijau dengan stadium larva 14-19 hari. Pupanya di daun dengan stadium 6-11 hari. Ngengat berwarna coklat tua (Nenet, dkk., 2005: 31). Ciri-ciri ulat jengkal adalah ngengat berwarna gelap dan terdapat bintik-bintik keemasan berbentuk “Y” pada sayap depan. Telurnya berukuran kecil berwarna keputih- putihan dan diletakkan secara tunggal ataupun berkelompok pada daun tanaman inang.
  • 10. 10 Larva berwarna hijau dan garis-garis putih di sisinya. Ciri khas ulat jengkal adalah cara jalannya seperti sedang menjengkal. Daur (siklus) hidup dari telur menjadi kupu-kupu berlangsung selama 18 – 24 hari (Rahmat, 2005: 44). Gejala serangannya dapat diamati pada daun kubis yang terserang C. chalcites akan tampak tinggal epidermis dan tulang daunnya. Identifikasi Hama Ulat Menurut Nugroho (2011: 1) identifikasi adalah proses (cara) pemberian nama pada individu atau sekelompok individu. Penamaan spesies mengacu pada sistem pemberian nama ilmiah (scientific name) berupa Binominal name, yaitu penggabungan dua kata yang mencirikan sifat dari individu yang diberi nama. Melakukan identifikasi hama berarti mengungkapkan atau menetapkan identitas (jati diri) suatu jenis hama, yang dalam hal ini tidak lain dari pada menentukan nama yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi. Untuk istilah identifikasi sering juga digunakan istilah determinasi (yang diambil dari bahasa Belanda: determinate= penentuan). Dasar pemberian nama sebuah organisme menurut Nugroho (2011: 2) dapat dilakukan dengan dua dasar, yaitu: 1. Dasar ciri tubuh (morfologi, anatomi, fisiologi, dan perilaku) 2. Molekuler (genetika). Dasar ciri tubuh menjadi dasar yang paling disukai karena lebih murah, meskipun tidak selalu lebih mudah, dibandingkan dasar molekuler (menggunakan sidik DNA). Langkah-langkah dalam identifikasi yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap hama yang telah ditemukan berdasarkan ciri-ciri morfologi, seperti panjang tubuh, bentuk tubuh, dan warna tubuh (Christina, dkk., 2012). Hasil identifikasi hama berupa ciri-ciri morfologi digunakan untuk mengetahui taksonomi atau klasifikasi hama, yang dilakukan berdasarkan buku kunci determinasi serangga karangan Christina, dkk. (2006) dan buku hama dan penyakit tanaman karangan Pracaya (2011). Poster sebagai Media Pembelajaran Sudjana dan Rivai (2011: 51) mendefinisikan poster sebagai kombinasi visual dari rancangan yang kuat, dengan warna, dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti di dalam ingatannya. Sudjana dan Rivai (2011: 54), kemudian menambahkan bahwa pada prinsipnya poster itu merupakan gagasan yang dicetuskan dalam bentuk ilustrasi gambar
  • 11. 11 yang disederhanakan yang dibuat dalam ukuran besar, bertujuan untuk menarik perhatian, membujuk, memotivasi atau memperlihatkan pada gagasan pokok, fakta atau peristiwa tertentu. Poster bertumpu pada luasnya kata-kata untuk menyampaikan gagasan khusus atau pesan khusus. Poster dengan media gambar yang memiliki sifat persuasif tinggi akan menampilkan suatu persoalan (tema) yang menimbulkan perasaan kuat terhadap khalayak. Biasanya dipasang di tempat umum dan berupa pengumuman atau iklan, sehingga dapat dilihat oleh banyak orang. Menurut Nana Sudjana dan Rivai (2011:51), poster yang baik memiliki karakteristik dinamis dan menonjolkan kualitas. Poster harus sederhana tidak memerlukan pemikiran bagi pengamat secara terinci, cukup kuat untuk menarik perhatian karena bila tidak akan hilang kegunaannya. Desain sebuah poster merupakan perpaduan antara kesederhanaan serta dinamika. Berbagai warna yang mencolok dan kontras sering kali dipakai dalam poster. Kebanyakan poster bertumpu pada luasnya kata-kata menyampaikan gagasan khusus atau pesan khusus. Pada umumnya dipergunakan sedikit kata dan hanya kata-kata kunci yang ditonjolkan dengan cara menempatkan kedudukan huruf atau besarnya ukuran huruf. Poster-poster yang efektif pada umumnya enak dipandang walaupun tidak perlu nyata dalam kejadian yang sangat dramatik seperti perang, keselamatan lalu lintas, bahaya kebakaran dan semacamnya. Pendapat lain dikemukakan Arief, dkk (2010:47) bahwa poster yang baik memiliki karakteristik antara lain: (1) sederhana, (2) menyajikan, (3) berwarna, (4) slogannya ringkas dan jitu, (5) tulisannya jelas, (6) motif dan disain bervariasi. Poster dapat dibuat di atas kertas, kain, batang kayu, seng, dan semacamnya. Pemasangannya bisa di kelas, di luar kelas, di pohon, di tepi jalan, dan di majalah. Ukurannya bermacam-macam, bergantung kebutuhan. Poster berupa gambar yang menyampaikan suatu pesan atau ide tertentu, dan dibuat dalam ukuran besar, menggunakan kata-kata efektif, sugestif, dan mudah diingat, menggunakan variasi bentuk huruf dan variasi warna yang menarik, dan sederhana, akan mempunyai daya tarik dan daya guna yang maksimal. Poster memiliki kekuatan dramatik yang begitu tinggi memikat dan menarik perhatian. Beberapa kegunaan poster menurut Nana Sudjana dan Rivai (2011: 56) antara lain: (1) sebagai motivasi; (2) sebagai peringatan; (3) sebagai pengalaman yang kreatif. Di pihak lain poster dapat merangsang anak untuk mempelajari lebih jauh dan atau ingin lebih tahu
  • 12. 12 hakikat dari pesan yang disampaikan melalui poster tersebut. Pesan melalui poster yang tepat, akan membantu menyadarkan siswa, sehingga diharapkan bisa mengubah perilakunya dalam praktik sehari-hari, sehingga menjadi kebiasaan. Sebagai alat bantu mengajar poster memberi kemungkinan belajar kreatif dan partisipasi. Dengan kata lain, poster memberikan pengalaman baru sehingga menumbuhkan kreativitas siswa dalam cara belajarnya. Dari beberapa kegunaan poster yang telah dikemukakan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa poster sebagai sumber belajar Biologi memiliki kegunaan untuk merangsang siswa mempelajari lebih jauh dan atau ingin lebih tahu hakikat dari jenis-jenis hama ulat pada tanaman kubis melalui poster. Poster yang disusun berisi jenis hama ulat pada tanaman kubis yang ditemukan di kebun-kebun di Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan dan cara identifikasinya akan dapat digunakan sebagai sumber belajar bagi siswa. Sumber belajar berbentuk poster dapat digunakan sebagai media untuk mempelajari lebih jauh tentang jenis-jenis hama ulat pada tanaman kubis melalui gambar-gambar informatif yang menarik dan lebih mudah dipahami siswa. C. Metode Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dengan pengambilan data dilaksanakan di 3 kebun yang berada di tiga desa Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, yaitu Desa Ngancar, Desa Dadi, dan Desa Simolangu. Identifikasi hama dilakukan di Laboratorium Biologi FPMIPA IKIP PGRI Madiun, Jl. Setiabudi No. 85, Kota Madiun. Identifikasi dilakukan dengan membawa hama ulat yang diperoleh di kebun Plaosan ke laboratorium Biologi FPMIPA IKIP PGRI Madiun. Penelitian ini akan dilaksanakan mulai bulan September 2013 sampai dengan Februari 2014. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, menggunakan metode eksplorasi, dengan mengadakan pengamatan dan identifikasi terhadap jenis hama ulat, ciri morfologi, dan klasifikasi hama ulat tanaman kubis yang ada di wilayah Plaosan. Sumber Data Data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini berupa data-data hasil pengamatan tentang identifikasi hama ulat pada tanaman kubis Brassica oleracea L. Data tersebut berupa data ciri-ciri morfologi, meliputi
  • 13. 13 bentuk, ukuran, dan warna tubuh. Data sekunder merupakan data yang sudah diarsipkan, peneliti tinggal mengakses. Dalam penelitian ini, data sekunder yang digunakan adalah buku kunci determinasi serangga yang digunakan untuk mengidentifikasi klasifikasi dan kunci determinasi hama ulat yang ditemukan. Sumber-sumber data yang digunakan dalam penelitian meliputi hama ulat pada tanaman kubis Brassica oleracea L. Data tersebut berupa data ciri-ciri morfologi, yang meliputi bentuk, ukuran, dan warna tubuh serta klasifikasinya dan dibandingkan dengan buku-buku referensi kunci determinasi karangan Christina, dkk. (2012) dan Pracaya (2011). Teknik Pengumpulan Data Sampel penelitian diambil dari 3 kebun tanaman kubis yang masing-masing berlokasi di Desa Dadi, Desa Simolangu, dan Desa Ngancar Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan. Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan pertimbangan bahwa pada saat penelitian di Kecamatan Plaosan hanya di Desa Dadi, Simolangu, dan Ngancar yang masih ditemukan banyak ditemukan kebun kubis, sedangkan desa-desa lainnya sudah panen. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan pengambilan hama ulat secara langsung dari kebun-kebun yang diamati. Pada setiap kebun dilakukan pengambilan sampel dengan area yang berbeda, misalnya pada pojok, tengah, atau samping area kebun. Pengambilan sampel pada masing-masing kebun yang diamati dilakukan sebanyak 3 kali dengan pertimbangan agar memperoleh sampel dengan pasti sesuai kebutuhan identifikasi. Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara observasi dan dokumentasi jenis hama ulat. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan secara bertahap untuk mendapatkan hama ulat pada tanaman kubis yang dilakukan dengan alat-alat sebagai berikut: a. Sarung tangan: untuk menjaga kebersihan telapak tangan dan melindungi tangan dari infeksi hama ulat yang diteliti. b. Buku: untuk mencatat hasil penemuan dalam penelitian. c. Bolpoin: alat untuk menulis hasil dari penelitian hama. d. Kamera: untuk dokumentasi hasil penemuan yang didapatkan di lapangan. e. Toples: untuk wadah penemuan hama ulat dalam penelitian, agar dapat diteliti lebih lanjut. f. Plastik: untuk wadah penemuan hama ulat sebelum diletakkan dalam toples. g. Pinset: untuk mengambil hama yang ditemukan.
  • 14. 14 Cara kerja identifikasi hama pada tanaman kubis (Brassica oleracea var. capitata L) adalah sebagai berikut: hama ulat ditangkap langsung menggunakan tangan dengan sarung tangan. Hama ulat yang ditemukan diletakkan dalam kantong plastik, dan dimasukkan dalam toples. Hama ulat yang akan diidentifikasi diambil dari dalam toples dengan menggunakan pinset, kemudian dari identifikasi dicatat sesuai tabel hama ulat tanaman kubis yang ditemukan di lapangan. Teknik Keabsahan Data Kriteria keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu derajat kepercayaan (credibility) dan kebergantungan (dependability). 1. Derajat kepercayaan (credibility) Derajat kepercayaaan dilakukan menggunakan uji kredibilitas data dengan melakukan pengamatan terhadap hama ulat pada tanaman kubis secara cermat dan berkesinambungan berdasarkan bentuk morfologi ulat. Tujuan dilakukan cara ini adalah agar kepastian data akan dapat diperoleh secara pasti dan tepat sesuai pengamatan. 2. Kebergantungan (dependability) Uji dependability dilakukan dengan mengevaluasi keseluruhan proses penelitian. Dilakukan dengan penentuan masalah, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, menguji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan dengan data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. 1. Data Reduction (Data Reduksi) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data dilakukan dengan memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan mengklasifikasikan data ulat yang ditemukan. 2. Data Display (penyajian data) Display data bertujuan uuntuk memudahkan dalam memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Setelah data/jenis hama terpisah dilakukan indentifikasi terhadap struktur luar dan taksonominya. 3. Conclusion Drawing/verification Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pada tahap
  • 15. 15 pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh data-data yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Hasil analisis data tentang jenis-jenis hama ulat pada tanaman kubis yang diteliti selanjutnya ditampilkan dalam poster. Adapun susunan poster pada penelitian ini meliputi: 1. Hama ulat, yang dideskripsikan dalam bentuk foto dengan ukuran kertas A4 dan ditempel pada kertas manila dengan warna background hijau muda. 2. Ilustrasi gambar dan keterangan bagian-bagian tubuh ulat 3. Keterangan-keterangan yang berisi ciri-ciri morfologi ulat, kunci determinasi, serta klasifikasi hama ulat. Poster Biologi yang berisi hasil identifikasi hama ulat pada tanaman kubis selanjutnya didesain dengan penampilan yang menarik. Poster yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber belajar bagi siswa kelas VIII semester 2 pada pelajaran Biologi dengan kompetensi 2.4. Mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. D. Hasil Penelitian dan Pembahasan Penelitian dilakukan di kebun-kebun yang berada di tiga desa Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, yaitu Desa Ngancar, Desa Dadi, dan Desa Simolangu. Berikut adalah tabel hasil pengamatan identifikasi hama ulat pada tanaman kubis (Brassica oleracea L) di kebun-kebun yang ada di Desa Ngancar, Desa Dadi, dan Desa Simolangu Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan. Tabel 1 Beberapa Jenis Hama Tanaman Kubis (Brassica oleracea L) yang Ditemukan di Kebun Sarangan Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan No. Lokasi Penemuan Hama Hama yang ditemukan Jumlah 1. Desa Ngancar Ulat daun/ulat tritip (Plutella xylostella L), ulat krop (Crocidolomia binotalis), ulat krop bergaris (Hellula undalis F), ulat grayak (Spodoptera litura F.) 4 2. Desa Dadi Ulat daun/ulat tritip (Plutella xylostella L), ulat krop (Crocidolomia binotalis), ulat krop bergaris (Hellula undalis F), ulat grayak (Spodoptera litura F.) 4 3. Desa Simolangu Ulat daun/ulat tritip (Plutella xylostella L), ulat krop (Crocidolomia binotalis), ulat krop bergaris (Hellula undalis F) 3
  • 16. 16 Hasil identifikasi hama tanaman kubis (Brassica oleracea L) di Desa Ngancar, Desa Dadi, dan Desa Simolangu Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, adalah sebagai berikut. 1. Ulat daun/ulat tritip (Plutella xylostella L) Preparat 1 A B Gambar 1. A. Ulat tritip (Plutella xylostella L) (Sumber: hasil observasi, 2013) B. Sketsa anatomi ulat tritip (Plutella xylostella L) Keterangan gambar sketsa: 1 : Mulut 2 : Kepala 3 : Abdomen 4 : Proleg 5 : Anus Ciri-ciri: a. Tubuh berbentuk silindris, berwarna hijau muda, relatif tidak berbulu, mempunyai lima pasang proleg. b. Terdiri atas empat instar. Panjang larva dewasa (instar ke-3 dan 4) kira-kira 1 cm. Larva lincah dan jika tersentuh akan menjatuhkan diri serta menggantungkan diri dengan benang halus. Larva jantan dapat dibedakan dari larva betina karena memiliki sepasang calon testis yang berwarna kuning. 3 4 1 2 5
  • 17. 17 c. Rata-rata lamanya stadium larva instar kesatu 3,7 hari, larva instar kedua 2,1 hari, larva instar ketiga 2,7 hari, dan larva instar keempat 3,7 hari. d. Ngengat P. xylostella tidak kuat terbang jauh dan mudah terbawa oleh angin. Berdasarkan ciri-ciri yang disampaikan, kunci determinasi yang sesuai dengan ulat tritip (Plutella xylostella L) dapat dilihat dari ngengat P. xylostella dengan ciri-ciri 1(a) ada sayap (pada ngengat), 5(a) Vena anal-3 sayap belakang tidak ada, antenna berbulu, 4(b) kaki depan normal, 7(a) sayap depan berbentuk segitiga, sayap belakang dengan vena humeral yang memanjang ke depan atau membengkok, sel diskal atau membuka atau menutup dengan vena tipis (termasuk ordo Lepidoptera). Klasifikasi ulat tritip (Plutella xylostella L): Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Ordo : Lepidoptera Family : Plutellidae Genus : Plutella Species : Plutella xylostella (Sumber: Christina, dkk. 2010). P. xylostella merupakan hama utama tanaman kubis putih dan jenis kubis lainnya seperti kubis merah, petsai, kubis bunga, kaelan, selada air, sawi jabung, radis, turnip, dan lain-lain. Selain itu, gulma kubis-kubisan yang juga dapat menjadi inang P. xylostella adalah Capsella bursapastoris (rumput dompet gembala), Cardamine hirsuta (rumput selada pahit berbulu), Brassica pachypoda, Nasturtium officinale, dan Lepidium sp. Biasanya hama P. xylostella merusak tanaman kubis muda. Meskipun demikian hama P. xylostella seringkali juga merusak tanaman kubis yang sedang membentuk krop jika tidak terdapat hama pesaingnya, yaitu C. binotalis. Larva P. xylostella instar ketiga dan keempat makan permukaan bawah daun kubis dan meninggalkan lapisan epidermis bagian atas. Setelah jaringan daun membesar, lapisan epidermis pecah, sehingga terjadi lubang-lubang pada daun. Jika tingkat populasi larva tinggi, akan terjadi kerusakan berat pada tanaman kubis, sehingga yang tinggal hanya tulang-tulang daun kubis. Serangan P. xylostella yang berat pada tanaman kubis dapat menggagalkan panen.
  • 18. 18 2. Ulat krop (Crocidolomia binotalis) Preparat 2 A B Gambar 2. A. Ulat krop (Crocidolomia binotalis) Sumber: hasil observasi, 2013) B. Sketsa anatomi ulat krop (Crocidolomia binotalis) Keterangan gambar sketsa: 1 : Mulut 2 : Kepala 3 : Abdomen 4 : Proleg 5 : Anus Ciri-ciri: a. Larva berwarna hijau muda kecoklatan dan terdiri atas lima instar. b. Pada bagian sisi dan bagian atas tubuh larva terdapat garis-garis putih sepanjang tubuhnya. c. Larva muda bergerombol pada permukaan bawah daun kubis. Larva “tua” (instar ke-4 dan ke-5) panjangnya kira-kira 2 cm, bersifat malas, dan selalu menghindari cahaya matahari. d. Masa larva 11-17 hari dengan rata-rata 14 hari pada suhu udara 26 - 33,2 o C. e. Sering menyerang titik tumbuh sehingga disebut sebagai ulat jantung kubis. Ulatnya kecil berwarna hijau lebih besar dari ulat tritip, jika sudah besar garis-garis coklat. Jika diganggu agak malas untuk bergerak. Berbeda dengan ulat tritip yang telurnya diletakkan secara menyebar, ulat jantung kubis meletakkan telurnya dalam satu kelompok. 5 4 2 1 3
  • 19. 19 Berdasarkan ciri-ciri yang disampaikan, kunci determinasi yang sesuai dengan ulat ulat krop (Crocidolomia binotalis) dapat dilihat dari ngengat Crocidolomia binotalis dengan ciri-ciri 22(a) proboscis (struktur mulut memanjang) absen atau vestigial, sayap sangat kecil, termasuk ordo Lepidoptera dan famili Pyralidae. Klasifikasi ulat krop (Crocidolomia binotalis): Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Ordo : Lepidoptera Family : Pyralidae Genus : Crocidolomia Species : Crocidolomia binotalis (Sumber: Christina, dkk. 2010) Gejala: Larva muda bergerombol pada permukaan bawah daun kubis dan meninggalkan bercak putih pada daun yang dimakan. Larva inster ke-3 sampai ke-5 memencar dan menyerang pucuk tanaman kubis, sehingga menghancurkan titik tumbuh. Akibatnya, tanaman mati atau batang kubis membentuk cabang dan beberapa krop berukuran kecil. 3. Ulat Krop Bergaris (Hellula undalis F.) Preparat 3 A B Gambar 4.3. A. Ulat Krop Bergaris (Hellula undalis F.) Sumber: hasil observasi, 2013) B. Sketsa anatomi ulat krop bergaris (Hellula undalis F.) Keterangan gambar sketsa: 1 : Mulut 2 : Kepala 3 : Abdomen 4 : Kaki 5 : Anus 1 2 4 5 3
  • 20. 20 Ciri-ciri: a. Berwarna kuning kecoklatan dengan kepala hitam dan pada badannya terdapat enam garis yang memanjang berwarna coklat. b. Pupanya di tanah terbungkus kokon, tertutup oleh partikel tanah. c. Daur hidupnya 23-25 hari. Berdasarkan ciri-ciri yang disampaikan, kunci determinasi yang sesuai dengan ulat krop bergaris (Hellula undalis F.) dapat dilihat dari ngengat Crocidolomia binotalis dengan ciri-ciri 1(a) ada sayap (pada ngengat), 2(b) antenna dengan beragam bentuk, tetapi biasanya tidak dengan ujung yang berbentuk bongol, apabila antena berbentuk bongol biasanya dapat ditemukan frenulum, 5(a) vena anal tiga sayap belakang tidak ada, 4(b kaki depan normal), a) sayap depan berbentuk segitiga, dan 22 (a) antenna seperti tali dan menebal atau berbentuk bongol pada puncaknya, tidak mempunyai duri pada sayap belakang (frnulum) tidak ada okeli (kupu-kupu dan skippers (famili Pyralidae). Klasifikasi ulat krop bergaris (Hellula undalis F.): Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Ordo : Lepidoptera Family : Pyralidae Genus : Hellula Species : Hellula undalis (Sumber: Christina, dkk. 2010) 4. Ulat grayak (Spodoptera litura F.) Preparat 4 A B Gambar 4.4. A. Ulat grayak (Spodoptera litura F.) Sumber: hasil observasi, 2013) B. Sketsa anatomi ulat grayak (Spodoptera litura F.) 1 2 4 5 3
  • 21. 21 Keterangan gambar sketsa: 1 : Mulut 4 : Kaki 2 : Kepala 5 : Anus 3 : Abdomen Ciri-ciri: a. Larva mempunyai warna yang bervariasi, mempunyai kalung/bulan sabit berwarna hitam pada segmen abdomen yang keempat dan kesepuluh. Pada sisi lateral dorsal terdapat garis kuning. b. Ulat yang baru menetas berwarna hijau muda, bagian sisi coklat tua atau hitam kecoklatan dan hidup berkelompok. Beberapa hari kemudian tergantung ketersediaan makanan, larva menyebar dengan menggunakan benang sutera dari mulutnya. Siang hari bersembunyi dalam tanah (tempat yang lembab) dan menyerang tanaman pada malam hari. c. Biasanya ulat berpindah ke tanaman lain secara bergerombol dalam jumlah besar. Warna dan perilaku ulat instar terakhir mirip ulat tanah perbedaan hanya pada tanda bulan sabit, berwarna hijau gelap dengan garis punggung warna gelap memanjang. Umur 2 minggu panjang ulat sekitar 5 cm. Berdasarkan ciri-ciri yang disampaikan, kunci determinasi yang sesuai dengan ulat krop bergaris (Hellula undalis F.) dapat dilihat dari ngengat Crocidolomia binotalis dengan ciri-ciri 1(a), 2(b), 5(a), 4(b), 6(b), 7(a) (termasuk ordo Lepidoptera) dan 16 (a) ukuran sedang, badan gemuk, sayap depan agak sempit, berwarna suram atau kesan, dikenal secara umum, terbang malam hari dam tertarik pada cahaya (famili Noctuidae). Ciri yang lebih tepat adalah sc dan r sayap belakang. Klasifikasi ulat grayak (Spodoptera litura F.) Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Lepidotera Famili : Noctuidae Genus : Spodoptera Spesies : Spodoptera litura (Sumber: Christina, dkk. 2010) Gejala: Larva yang masih kecil merusak daun dengan meninggalkan sisa-sisa epidermis bagian atas/transparan dan tinggal tulang-tulang daun saja. Larva instar lanjut merusak tulang daun dan kadang-kadang menyerang buah. Biasanya larva berada di permukaan bawah daun menyerang secara serentak berkelompok, serangan
  • 22. 22 berat dapat menyebabkan tanaman gundul karena daun dan buah habis dimakan ulat. Serangan berat umumnya terjadi pada musim kemarau. Hasil identifikasi hama tanaman kubis di atas dirangkum dalam Tabel 4.2. tabel identifikasi. Table 2. Tabel untuk Keperluan Identifikasi Hama Ulat Pada Tanaman Kubis No Phylum Kelas Ordo Family Genus Spesies 1. Arthopoda Insecta Lepidoptera Plutellidae Plutella Plutella xylostella 2. Arthopoda Insecta Lepidoptera Pyralidae Crocidolomia Crocidolomia binotalis 3. Arthopoda Insecta Lepidoptera Pyralidae Hellula Hellula undalis 4. Arthopoda Insecta Lepidoptera Noctuidae Spodoptera Spodoptera litura Menurut tabel 4.2. hama ulat tanaman kubis yang ditemukan di kebun kubis Desa Ngancar, Desa Dadi, dan Desa Simolangu Kecamatan Plaosan Magetan adalah ulat tritip (Plutella xylostella L), ulat krop (Crocidolomia binotalis), ulat krop bergaris (Hellula undalis F), dan ulat grayak (Spodoptera litura F.). B. Media Poster Hasil analisis data tentang jenis-jenis hama ulat pada tanaman kubis yang diteliti selanjutnya ditampilkan dalam poster. Adapun susunan poster pada penelitian ini meliputi: 1. Hama ulat, yang dideskripsikan dalam bentuk foto dan ilustrasi gambar bagian-bagian tubuh hama ulat dengan format poster berukuran A3 dalam kertas foto dengan teknik digital printing. 2. Keterangan-keterangan yang berisi ciri-ciri morfologi ulat, kunci determinasi, serta klasifikasi hama ulat. Berikut deskripsi media poster yang dihasilkan dari penelitian ini, dengan menampilkan jenis-jenis hama ulat tanaman kubis yang ditemukan di kebun kubis Desa Ngancar, Desa Dadi, dan Desa Simolangu Kecamatan Plaosan Magetan.
  • 23. 23 Gambar 5. Ilustrasi Media Pembelajaran Poster tentang Hama Ulat pada Tanaman Kubis di Kebun Kubis Desa Ngancar, Desa Dadi, dan Desa Simolangu Kecamatan Plaosan Magetan E. Simpulan dan Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di kebun kubis yang berada di tiga desa Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, yaitu Desa Dadi, Desa Simolangu, dan Desa Ngancar, Plaosan Magetan telah ditemukan beberapa spesies hama ulat tanaman kubis (Brassica oleracea L), yaitu ulat tritip (Plutella xylostella L), ulat krop (Crocidolomia binotalis), ulat krop bergaris (Hellula undalis F), dan ulat grayak (Spodoptera litura F.). Susunan poster pada penelitian ini meliputi: gambar jenis hama ulat, ilustrasi gambar dan keterangan bagian-bagian tubuh ulat, serta keterangan-keterangan yang berisi ciri-ciri morfologi ulat, kunci determinasi, serta klasifikasi hama ulat. Poster Biologi yang berisi hasil identifikasi hama ulat pada tanaman kubis dicetak ke dalam kertas foto ukuran A3 dengan teknik digital printing dengan ukuran 50 x 100 cm dengan didesain dan penampilan yang menarik. Poster yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber belajar pada mata pelajaran Biologi bagi siswa kelas VIII semester 2.
  • 24. 24 DAFTAR PUSTAKA Alfian Rusdy. 2009. Efektivitas Ekstrak Nimba dalam Pengendalian Ulat Grayak (Spodoptera litura F) Pada Tanaman Selada. Jurnal Floratek. 4: 41-54. Arief S. Sadiman, dkk. 2010. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Christina Lilies S, Subyanto, Achmad Sulthoni, dan Sri Suharni Siswi. 2012. Kunci Determinasi Serangga. Yogyakarta: Kanisius. Dantje T. Sembel. 2012. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Yogyakarta: ANDI. Departemen Pertanian. 2012. Budidaya Tanaman Kubis. Jakarta: Deptan RI. Ellya Husnul Salamah, dkk. 2011. Hama-Hama Penting Tanaman Sayuran Famili Brassicaceae dan Cucurbitaceae. www.LifeToAdventureScience: phytopathology adventure.com. Diakses September 2013. Hutabarat dan Evans. 1986. Kunci Identifikasi Plankton. Jakarta: UI. Lahmuddin Lubis. 2004. Pengendalian Hama Terpadu Pada Tanaman Kubis (Brassica oleracca) dan Kentang (Solanum tuberosum). Jurnal Biologi. Vol. 1. Nomor 1. hal. 1- 5. www.USU.digitallibrary. Diakses September 2013. Liliek Mulyaningsih. 2010. Aplikasi Agensia Hayati atau Insektisida dalam Pengendalian Hama Plutella xylostella Linn dan Crocidolomia binotalis Zell Untuk Peningkatan Produksi Kubis (Brassica oleracea L.). Media Soerjo. Vol. 7. No. 2. Oktober 2010: 91-111. Mulyasa, Enco. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nana Sudjana dan Achmad Rivai. 2011. Teknologi Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Nenet Susniahti, Sumeno, dan Sudarjat. 2005. Bahan Ajar Ilmu Tumbuhan. Bandung: Universitas Padjajaran. Ni Wayan Asriani, I Gusti Ngurah Bagus dan Ni Nengah Darmiati. 2013. Keragaman dan Kepadatan Populasi Predator yang Berasosiasi dengan Hama Penting pada Tanaman Kubis (Brassica oleracea L.). E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika. Vol. 2. No.3. Juli 2013: 155-164. http://ojs.unud.ac.id. Diakses Oktober 2013. Nugroho Susetya Putra. 2011. Pengantar Kuliah Identifikasi Hama Tanaman. www.ilmuserangga.wordpress.com. Diakses September 2013. Nur Tjahjadi. 2003. Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta: Kanisius. Pracaya. 2011. Hama dan Penyakit Tanaman Edisi Revisi. Jakarta: Penebar Swadaya.
  • 25. 25 Reny Rahmawati. 2012. Cepat dan Tepat Berantas Hama dan Penyakit Tanaman. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Rina Widiana dan Armein Lusi Zeswita. 2012. Kepadatan Populasi Ulat Krop (Crocidololia binotalis Zell) pada Tanaman Kubis (Brassica oleracea L.) di Kenagarian Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok. Jurnal Ekotrans. Vol. 12. No. 1. Januari 2012: 1-5. Rustaman Nuryani, Rahman, Taufik, Nana Syaodih, dan Anna Poedjiadi. 2005. Peran Praktikum dalam Membekali Kemampuan Generik Pada Calon Guru (Studi Kasus pada Praktikum Reguler Fisiologi Tumbuhan di LPTK). ejurnal UPI. http://file.upi.edu/Direktori/SPS/. Diakses September 2013. Rustaman, Nuryani Y. 2003. Pendidikan Biologi dan Trend Penelitiannya. Artikel Jurusan Pendidikan Biologi. Tidak Diterbitkan. Bandung: FMIPA UPI. Sastrosiswojo Sudarwohadi, Tinny S. Uhan, dan Rachmat Sutarya. 2005. Monografi No. 21: Penerapan Teknologi PHT Pada Tanaman Kubis. Bandung: Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Sivapragasam, A. and Abdul Azis, A. M. 1992. Cabbage Webworm on Crucifers in Malaysia. Basic Research Division, MARDI. Kuala Lumpur, Malaysia. Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi. Cetakan Kedelapan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Trizelia, My Syahrawati, dan Aina Mardiah. 2011. Patogenisitas Beberapa Isolat Cendawan Entomopatogen Metarhizium spp. terhadap Telur Spodoptera litura Fabricius (Lepidoptera: Noctuidae). Jurnal Entomol Indonesia. Vol. 8. No. I. April 2011: 45-54. Widiana, Rina dan Zewita, Armein Lusi. 2012. Kepadatan Populasi Ulat Krop (Crocidolomia binotalis Zell) pada Tanaman Kubis (Brassica oleracea L.) di Kenagarian Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok. Jurnal Ekotrans. Vol, 12. No. 1. hal. 1-5.