SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
J. Entomol. Indon., September 2011, Vol. 8, No. 2, 96-109
96
Perhimpunan Entomologi Indonesia
Keanekaragaman dan Kelimpahan Musuh Alami Bemisia
tabaci (Gennadius) (Hemiptera: Aleyrodidae) pada
Pertanaman Cabai Merah di Kecamatan Pakem,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
HENDRIVAL1)
, PURNAMA HIDAYAT*2)
DAN ALI NURMANSYAH2)
1)
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Malikussaleh, Jalan
Banda Aceh-Medan, Kampus UNIMAL Cot Tengku Nie, Reuleut,
Kabupaten Aceh Utara.
2)
Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Jalan
Kamper Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680
(diterima Maret 2011, disetujui Juni 2011)
ABSTRAK
Keanekaragaman dan Kelimpahan Musuh Alami Bemisia tabaci (Gennadius)
(Hemiptera: Aleyrodidae) pada Pertanaman Cabai Merah di Kecamatan
Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian tentang
keanekaragaman dan kelimpahan musuh alami Bemisia tabaci di pertanaman cabai
merah telah dilakukan di Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, DIY selama
musim kemarau Mei-Oktober 2009. Penelitian bertujuan untuk mempelajari
keanekaragaman dan kelimpahan spesies parasitoid dan predator dari B. tabaci.
Pengambilan sampel spesies parasitoid dan predator dilakukan dengan
menggunakan nampan kuning, jaring serangga, pengamatan langsung pada tajuk
tanaman, dan pengumpulan nimfa-nimfa B. tabaci. Keanekaragaman serangga
dihitung menggunakan indeks keanekaragaman Shannon dan sebaran. Spesies
predator yang ditemukan di pertanaman cabai merah adalah Harmonia
octomaculata (Fabricius), Menochilus sexmaculata (Fabricius), Scymnus sp.,
Micraspis inops Mulsant, Coccinella sp., (Coleoptera: Coccinellidae), Paederus
fuscipes Curtis (Coleoptera: Staphylinidae), Orius sp. (Hemiptera: Anthocoridae),
Linyphiidae (Araneae), dan Syrphidae (Diptera). Parasitoid Eretmocerus sp. (Hy-
menoptera: Aphelinidae) ditemukan memarasit nimfa-nimfa B. tabaci mempunyai
potensi yang baik untuk mengendalikan nimfa B. tabaci di pertanaman cabai
merah.
KATA KUNCI: Bemisia tabaci, keanekaragaman, kelimpahan, parasitoid,
predator
ABSTRACT
Natural Enemy Diversity and Abundance of Bemisia tabaci (Gennadius)
(Hemiptera: Aleyrodidae) on Chili Pepper Fields in Sub-district of Pakem,
District of Sleman, The Special Province of Yogyakarta. Research on natural
enemies of Bemisia tabaci was conducted in the chili pepper fields in Sub-district
of Pakem, District of Sleman, The Special Province of Yogyakarta during the dry
season of May-October 2009. The aims of this research were to study the diversity
*Korespondensi:
Email: purhidayat@gmail.com
Hendrival et al.,: Keanekaragaman dan Kelimpahan Musuh Alami Bemisia tabaci
97
and abundance of parasitoid and predator species associated with B. tabaci.
Samplings of insect species were done using yellow pan trap, sweep net, direct
observation of insects colonized young leaves, and collection of nymphs for B.
tabaci. Measurement of insect diversity was calculated using Shannon’s index
diversity and Evenness index. Nine species of insect predator were identified, i.e.
Harmonia octomaculata (Fabricius), Menochilus sexmaculata (Fabricius),
Scymnus sp., Micraspis inops Mulsant, Coccinella sp. (Coleoptera: Coccinellidae),
Paederus fuscipes Curtis (Coleoptera: Staphylinidae), Orius sp. (Hemiptera:
Anthocoridae), Linyphiidae sp.1 (Araneae), and Syrphidae sp.1 (Diptera).
Eretmocerus sp. (Hymenoptera: Aphelinidae) was the only parasitoid found in the
nymphs B. tabaci collected and has the potential to control B. tabaci in the red
pepper fields.
KEY WORDS: Bemisia tabaci, diversity, abundance, parasitoid, predator
PENDAHULUAN
Bemisia tabaci tergolong serangga
polifag (Frohlich et al. 1999) dan
tersebar luas di daerah tropik dan
subtropik (Delatte et al. 2005). B.
tabaci dapat menyebabkan terbentuk-
nya bintik-bintik klorotik pada daun
karena tusukan stiletnya dan penutupan
stomata oleh embun madu yang di-
hasilkannya (Byrne & Bellow 1991). B.
tabaci merupakan serangga vektor
yang dilaporkan mampu menularkan
110 jenis virus tanaman (Jones 2003).
Salah satu virus yang ditularkan oleh B.
tabaci adalah pepper yellow leaf curl
virus (PepYLCV) yang menyebabkan
penyakit daun keriting kuning cabai
pada tanaman cabai merah (Tsai et al.
2006). Pertanaman cabai di Indonesia
telah banyak dilaporkan terserang
penyakit daun keriting kuning cabai
yang disebabkan oleh PepYLCV
(Sudiono & Yasin 2006). Kehilangan
hasil tanaman cabai merah akibat
serangan B. tabaci dan penyakit ke-
riting kuning cabai berkisar antara
20% sampai 100% (Setiawati et al.
2007). Upaya pengendalian yang
umum dilakukan petani adalah peng-
gunaan insektisida. Namun tindakan
tersebut belum mampu menurunkan
tingkat serangan dari B. tabaci, karena
B. tabaci diduga berasal dari populasi
yang telah resisten terhadap insek-
tisida seperti golongan organofosfat,
karbamat dan piretroid sintetik (De
Barro 1995; Sugiyama 2005). Pe-
ngendalian hayati merupakan salah
satu komponen pengendalian hama
terpadu yang memiliki peranan dalam
mencegah berkembangnya populasi B.
tabaci yang telah resisten terhadap
insektisida (Hoddle et al. 1998; Faria
& Wraight 2001). Musuh alami me-
miliki peranan penting dalam me-
ngendalikan populasi B. tabaci yang
telah resisten terhadap insektisida
(Naranjo & Ellsworth 2009).
Musuh alami hama B. tabaci
berdasarkan fungsinya dikelompokkan
menjadi predator dan parasitoid (Nara-
njo et al. 2002; Gerling et al. 2001),
serta patogen (Gindin et al. 2000; Faria
& Wraight 2001). Kelompok predator
B. tabaci meliputi famili Cocci-
J. Entomol. Indon., September 2011, Vol. 8, No. 2, 96-109
98
nellidae, Staphylinidae, Chrysopidae,
Cecidomyiidae, Dolichopodidae, Syr-
phidae, Anthocoridae, Miridae, Na-
bidae, Phytoseiidae, dan Araneae
(Castineiras 1995; Gerling et al. 2001;
Naranjo et al. 2002). Parasitoid dari B.
tabaci meliputi famili Aphelinidae dan
Platygasteridae (Castineiras 1995;
Gerling et al. 2001). Parasitoid famili
Aphelinidae ordo Hymenoptera me-
rupakan parasitoid yang potensial se-
bagai agen pengendali hayati dan
banyak menyerang nimfa B. tabaci
(Kirk et al. 2001) seperti dari genus
Eretmocerus dan Encarsia (Gerling et
al. 2001). Predator generalis dan para-
sitoid dari famili Aphelinidae seperti
genus Eretmocerus dan Encarsia
merupakan faktor pengatur dalam per-
kembangan populasi B. tabaci pada
berbagai tanaman (Naranjo & Ells-
worth 2009). Informasi keanekara-
gaman dan kelimpahan musuh alami B.
tabaci di pertanaman cabai merah
masih sedikit, sedangkan peranan mu-
suh alami sangat penting dalam me-
ngatur keseimbangan populasi B.
tabaci. Penelitian dilakukan untuk me-
ngetahui keanekaragaman dan kelim-
pahan spesies parasitoid dan predator
dari B. tabaci di pertanaman cabai
merah.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di Desa
Harjobinangun, Kecamatan Pakem,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta selama musim kemarau
pada bulan Mei sampai Oktober 2009.
Lokasi penelitian berada pada keting-
gian 343 meter di atas permukaan laut
dan terletak pada 070
40.814 LS dan
1100
242.51 LU. Identifikasi serangga
parasitoid dan predator dilakukan di
Laboratorium Taksonomi Serangga,
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Persiapan Tanaman Cabai Merah.
Penelitian dilaksanakan pada dua
lahan masing-masing seluas 34 m x 12
m, kedua lahan terletak secara terpisah
dengan jarak 100 m. Setiap lahan
terdiri dari dua petak dengan panjang
16 m dan lebar 10 m, sehingga terdapat
empat petak sebagai ulangan. Setiap
petak terdiri dari lima bedengan
dengan ukuran panjang 15 m, lebar 1
m, dan tinggi 0,4 m serta jarak antar
bedengan 0,5 m. Varietas cabai merah
yang digunakan adalah TM 999 yang
merupakan varietas cabai yang umum
ditanam oleh petani setempat. Bibit
ditanam dengan jarak tanam 50 cm
(dalam barisan) dan 60 cm (antarbaris)
sehingga dalam bedengan terdapat 60
tanaman. Budidaya tanaman cabai
merah mengikuti kebiasaan petani
setempat, kecuali aplikasi insektisida
dan penyiangan gulma yang tidak
dilakukan selama pertumbuhan tanam-
an.
Pengambilan Sampel.
Pengamatan terhadap keanekara-
gaman dan kelimpahan spesies parasit-
oid dan predator dari B. tabaci di-
lakukan untuk menggambarkan jumlah
Hendrival et al.,: Keanekaragaman dan Kelimpahan Musuh Alami Bemisia tabaci
99
spesies dan kelimpahan parasitoid dan
predator di pertanaman cabai merah.
Metode pengumpulan serangga di-
lakukan dengan berbagai cara ter-
gantung pada jenis serangga dan
habitatnya. Metode pengambilan sam-
pel serangga dengan jaring ayun
digunakan untuk menangkap serangga
pada daun-daunan atau rumput-rum-
putan dan pada areal pertanaman yang
berbentuk perdu seperti pertanaman
cabai merah. Metode pengamatan
langsung dilakukan terhadap spesies
serangga, termasuk predator, yang ter-
dapat pada tajuk tanaman. Pemerang-
kapan merupakan metode pengum-
pulan serangga dengan menggunakan
perangkap seperti nampan kuning.
Metode tersebut memiliki kemampuan
memikat predator dan parasitoid secara
fisik. Metode pengumpulan serangga,
termasuk pada stadia nimfa-nimfa, di-
lakukan untuk mengetahui jenis-jenis
parasitoid yang berasosiasi dengan
serangga.
Metode pengambilan sampel spe-
sies parasitoid dan predator dilakukan
dengan menggunakan jaring ayun
(sweep net), nampan kuning (yellow
pan trap), pengamatan langsung, dan
pengumpulan nimfa-nimfa B. tabaci
dari tanaman cabai merah. Jaring ayun
digunakan untuk pengambilan serang-
ga pada tajuk tanaman atau gulma
yang tumbuh di sekitar pertanaman
cabai merah. Jaring ayun berbentuk
kerucut, mulut jaring terbuat dari
kawat melingkar (diameter 30 cm) dan
jaring terbuat dari kain kasa. Pe-
ngambilan dilakukan dengan meng-
ayunkan jaring ke kiri dan ke kanan
secara bolak-balik sebanyak 20 kali
sambil berjalan. Perangkap nampan
kuning ditempatkan pada tempat yang
terbuka di pinggir petak pertanaman
cabai merah. Untuk membunuh se-
rangga yang hinggap pada nampan
kuning, ke dalam nampan tersebut
dimasukkan larutan air sabun untuk
mengurangi tegangan permukaan, se-
hingga serangga yang masuk akan
tenggelam dan mati. Pada setiap lahan
pertanaman ditempatkan empat nam-
pan kuning dan dibiarkan selama 24
jam.
Teknik pengamatan langsung pada
tajuk tanaman juga dilakukan terhadap
predator yang terdapat pada tajuk
tanaman dengan mengamati delapan
tanaman sampel per bedengan. Teknik
pengamatan langsung juga dilakukan
dengan mengumpulkan nimfa-nimfa B.
tabaci yang terdapat pada daun dari
tanaman cabai merah. Metode peng-
ambilan sampel daun dilakukan secara
acak untuk mengamati nimfa B. tabaci
dari setiap tanaman sampel (delapan
tanaman sampel per bedengan) dengan
mengambil daun dari bagian atas,
tengah, dan bawah dari tanaman. Pada
tanaman sampel diambil enam daun
(dua bagian atas, dua bagian tengah,
dan dua bagian bawah). Daun-daun
sampel disimpan di dalam kantung
plastik untuk dilakukan pemeriksaan
terhadap nimfa B. tabaci dengan
J. Entomol. Indon., September 2011, Vol. 8, No. 2, 96-109
100
menggunakan mikroskop stereo. Daun-
daun yang terdapat nimfa B. tabaci
dimasukkan secara terpisah ke dalam
cawan petri dan nimfa-nimfa tersebut
dipelihara sampai menjadi stadia ima-
go. Parasitoid-parasitoid yang muncul
dikumpulkan dan dilakukan pencatatan
terhadap jenis parasitoid yang muncul.
Serangga yang tertangkap disim-
pan dalam botol koleksi yang telah
diisi dengan larutan alkohol 70% untuk
selanjutnya diidentifikasi di Laborato-
rium Taksonomi Serangga, Institut
Pertanian Bogor. Semua serangga yang
diperoleh dipisahkan berdasarkan or-
donya dan identifikasi dilakukan sam-
pai tingkat takson spesies berdasarkan
Goulet & Huber (1993), Shepard et al.
(1995), Evans & Serra (2002), dan
Evans (2009) serta dihitung jumlahnya.
Pengelompokan serangga parasitoid
dan predator dari B. tabaci dilakukan
berdasarkan panduan dari Gerling et al.
(2001). Pengamatan keanekaragaman
dan kelimpahan spesies parasitoid dan
predator dilakukan setiap minggu,
mulai tanaman cabai merah berumur 1
sampai 16 minggu setelah tanam
(MST).
Analisis data.
Keanekaragaman serangga dihi-
tung menggunakan indeks keanekara-
gaman Shannon dan indeks kemerata-
an (Magurran 1996; Krebs 1999).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keanekaragaman Spesies Predator
dan Parasitoid
Jumlah spesies predator B. tabaci
yang berhasil tertangkap berbeda-beda
berdasarkan jenis perangkap yang
digunakan. Setelah dilakukan identi
fikasi, spesies-spesies predator tersebut
adalah Linyphiidae sp. (Araneae), H.
octomaculata, M. sexmaculata, Scym-
nus sp., M. inops, dan Coccinella sp.
(Coleoptera: Coccinellidae), P. fusci
pes (Coleoptera: Staphylinidae), Orius
sp. (Hemiptera: Anthocoridae), dan
Syrphidae sp.1 (Diptera). Indeks kea-
nekaragaman Shanon (H) dan indeks
kemerataan (E) spesies predator lebih
tinggi dijumpai pada metode peng-
amatan langsung pada tajuk tanaman
yaitu 2,05 dan 0,93. Indeks H dan E
spesies predator pada metode jaring
ayun adalah 1,96 dan 0,89 serta me-
tode nampan kuning adalah 1,24 dan
0,89. Jumlah spesies parasitoid yang
terkoleksi pada metode jaring ayun,
nampan kuning, dan pengumpulan
nimfa-nimfa B. tabaci adalah berturut-
turut 2 spesies, 2 spesies, dan 1 spesies.
Spesies parasitoid tersebut adalah
Encarsia sp. dan Eretmocerus sp.
(Hymenoptera: Aphelinidae). Pada me-
tode pengumpulan nimfa-nimfa B.
tabaci dari daun cabai merah hanya
terdapat satu spesies parasitoid yaitu
Eretmocerus sp. Jumlah spesies para-
sitoid lebih tinggi pada metode jaring
ayun dan nampan kuning dibandingkan
metode pengumpulan nimfa-nimfa B.
Hendrival et al.,: Keanekaragaman dan Kelimpahan Musuh Alami Bemisia tabaci
101
tabaci. Keanekaragaman dan sebaran
spesies parasitoid lebih tinggi dijumpai
pada metode jaring ayun yaitu 0,66
dan 0,96 dibandingkan metode nampan
kuning (Tabel 1).
Perolehan serangga predator dari
berbagai metode pengumpulan se-
rangga menunjukkan bahwa kelompok
predator dari famili Coccinellidae me-
miliki jumlah spesies paling tinggi
dibandingkan spesies predator dari
famili lainnya (Tabel 1). Famili Cocci-
nellidae diketahui sebagai predator
berbagai jenis serangga hama dan lebih
memangsa kutu daun. Walaupun de-
mikian dilaporkan oleh Gerling et al.
(2001) bahwa spesies predator Cocci-
nellidae merupakan predator oligofag
yang banyak memangsa nimfa B.
tabaci pada tanaman kapas dan
Dialeurodes citri pada tanaman jeruk.
Dinyatakan oleh Cohen & Brummett
(1997) bahwa kisaran mangsa predator
dari B. tabaci dapat dipengaruhi oleh
kualitas nutrisi mangsa; pada saat
populasi B. tabaci menurun, banyak
spesies predator mencari mangsa yang
sesuai untuk perkembangan dan re-
produksinya misalnya dengan me-
mangsa kutu daun. Spesies predator
yang memiliki kisaran mangsa yang
luas dapat berada pada tanaman pada
waktu yang lebih lama dan secara
efektif mengatur peledakan populasi B.
tabaci.
Serangga predator lainnya yang
dijumpai dari berbagai metode peng-
ambilan sampel adalah famili An-
thocoridae, Syrphidae, dan Staphylini-
dae. Famili Anthocoridae merupakan
predator penting dalam pengendalian
hayati dan memangsa thrips dan telur
serangga hama seperti Ostrinia
nubilalis (Driesche & Bellows 1996),
kutu daun dan tungau (Bugg et al.
2008). Serangga pradewasa dari famili
Syrphidae merupakan predator yang
memangsa kutu daun dan serangga
hama lainnya (Bugg et al. 2008);
sementara imago dari famili Syrphidae
berperan sebagai polinator pada tanam-
an sayuran dan buah-buahan seperti
famili Asteraceae, Brassicaceae, dan
Rosaceae (Ghahari et al. 2008).
Paederus fuscipes merupakan predator
yang juga memangsa B. tabaci
(Gerling et al. 2001). Larva P. fuscipes
hidup dan mencari mangsa pada
permukaan tanah terutama pada daerah
dengan kelembaban tinggi dan banyak
mengandung sisa-sisa tanaman. Imago
P. fuscipes lebih sering berasosiasi
dengan tajuk tanaman untuk mencari
mangsa.
Parasitoid Encarsia sp. dan
Eretmocerus sp. merupakan parasitoid
utama dari B. tabaci seperti dilaporkan
oleh Castineiras (1995) dan Gerling et
al. (2001). Dari hasil pengumpulan
nimfa-nimfa B. tabaci, hanya para-
sitoid Eretmocerus sp. yang ditemukan
memarasit nimfa B. tabaci dan para-
sitoid Encarsia sp. tidak ditemukan
memarasit nimfa B. tabaci. Hasil
pengamatan di pertanaman cabai me-
rah menunjukkan bahwa nimfa B.
102
Tabel 1 Jumlah ordo (O), famili (F), spesies (S), jumlah individu (N), indeks keanekaragaman Shannon (H′), dan indeks kemerataan (E)
predator dan parasitoid dari B. tabaci pada setiap metode pengambilan sampel di pertanaman cabai merah pada musim kemarau
Juni sampai Oktober tahun 2009 di Desa Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, DIY
Metode pengumpulan
No.
Kelompok
fungsional
Ordo Famili Spesies
Jaring ayun
Nampan
kuning
Pengamatan langsung
pada tajuk tanaman
Pengumpulan
nimfa-nimfa B.
tabaci
1 Predator Araneae Linyphiidae Linyphiidae sp. 1 96 202 -a
2 Predator Coleoptera Coccinellidae H. octomaculata 159 8 186 -
3 Predator Coleoptera Coccinellidae M. sexmaculata 308 24 306 -
4 Predator Coleoptera Coccinellidae Scymnus sp. 46 81 -
5 Predator Coleoptera Coccinellidae Micraspis inops 225 6 141 -
6 Predator Coleoptera Coccinellidae Coccinella sp. 202 166 -
7 Predator Coleoptera Staphylinidae P. fuscipes 261 17 345 -
8 Predator Hemiptera Anthocoridae Orius sp. 21 40 -
9 Predator Diptera Syrphidae Syrphidae sp. 1 53 110 -
Jumlah ordo 4 1 4 -
Jumlah famili 5 2 5 -
Jumlah spesies 9 4 9 -
Jumlah individu 1371 55 1577 -
H′ 1,9697 1,2468 2,0502 ttb
E 0,8964 0,8994 0,9331 tt
10 Parasitoid Hymenoptera Aphelinidae Encarsia sp. 70 92 -c
11 Parasitoid Hymenoptera Aphelinidae Eretmocerus sp. 109 270 - 695
Jumlah ordo 1 1 - 1
Jumlah famili 1 1 - 1
Jumlah spesies 2 2 - 1
Jumlah individu 179 362 - 695
H′ 0,6692 0,5668 - tt
E 0,9654 0,8177 - tt
Hendrivaletal.,:KeanekaragamandanKelimpahanMusuhAlamiBemisiatabaci
102
Hendrival et al.,: Keanekaragaman dan Kelimpahan Musuh Alami Bemisia tabaci
103
tabaci mulai ditemukan terparasit oleh
Eretmocerus sp. pada 2 MST dengan
tingkat parasitisasi mencapai 12,9%.
Selama pertumbuhan tanaman cabai
merah terjadi empat kali peningkatan
parasitisasi parasitoid Eretmocerus sp.
yaitu pada 5 MST, 7 MST, 10 MST,
dan 13 MST dengan tingkat para-
sitisasi berturut-turut mencapai 39,1%;
41,1%; 55,5%; dan 57,6%. (Gambar 1).
Proses parasitisasi Eretmocerus sp. di
pertanaman cabai merah dipengaruhi
oleh keragaman vegetasi. Selama per-
tumbuhan tanaman cabai merah tidak
dilakukan penyiangan gulma, sehingga
banyak dijumpai gulma yang tumbuh
di bedengan pertanaman. Ekosistem
yang demikian dapat mendukung ke-
beradaan musuh alami seperti para-
sitoid (Smith et al. 1997). Spesies-
spesies gulma yang tumbuh di per-
tanaman budidaya berperan sebagai
tempat berlindung imago parasitoid
dan menyediakan inang alternatif mu-
suh alami seperti menurut Norris &
Kogan (2005).
Spesies gulma yang menjadi inang
B. tabaci dapat bermanfaat dalam
menyediakan inang alternatif dan
konservasi parasitoid Eretmocerus sp.
di pertanaman cabai merah. Castineiras
(1995), Gerling et al. (2001), dan Kirk
et al. (2001), menyatakan bahwa genus
Eretmocerus merupakan parasitoid B.
tabaci yang telah banyak digunakan
untuk pengendalian hayati B. tabaci.
Parasitoid Eretmocerus sp. umum-
nya memarasit nimfa B. tabaci instar
ke-2 sampai ke-4, namun preferensi-
nya lebih tinggi pada nimfa instar ke-2
(Gerling et al. 2001).
Gambar 1. Perkembangan tingkat parasitisasi parasitoid Eretmocerus sp. pada
nimfa B. tabaci selama pertumbuhan tanaman cabai merah pada
musim kemarau Juni sampai Oktober tahun 2009 di Desa
Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, DIY
J. Entomol. Indon., September 2011, Vol. 8, No. 2, 96-109
104
Parasitoid Eretmocerus sp. dapat
menyelesaikan siklus hidupnya sampai
fase imago pada satu nimfa B. tabaci
atau bersifat soliter. Seperti yang di-
katakan oleh Driesche & Bellows
(1996) dan Hajek (2004), suatu para-
sitoid yang perkembangan hidupnya
terjadi pada satu tubuh inang disebut
parasitoid soliter dan bersifat endo-
parasitoid. Selanjutnya Zolnerowich &
Rose (2008) menyatakan bahwa para-
sitoid Eretmocerus sp. merupakan pa-
rasitoid soliter dan endoparasitoid yang
memarasit nimfa B. tabaci instar kedua
dan imago parasitoid muncul dari
nimfa instar ke-4 yang telah mati.
Genus Eretmocerus memiliki 65
spesies dan semua spesies diketahui
sebagai parasitoid primer kutu kebul
dan banyak diantaranya yang belum
diketahui spesiesnya memarasit B.
tabaci (Zolnerowich & Rose 2008).
Eretmocerus eremicus diketahui efek-
tif menekan populasi B. tabaci pada
tanaman tomat, cabai, dan melon
(Gerling et al. 2001; Bellamy et al.
2004). Eretmocerus mundus diketahui
dapat memarasit nimfa B. tabaci pada
tanaman cabai, melon, dan lada di
Argentina (López & Andorno 2009).
Kelimpahan Spesies Predator dan
Parasitoid
Serangga-serangga predator yang
berhasil dikumpulkan dari pertanaman
cabai merah telah diidentifikasi ber-
dasarkan publikasi Gerling et al.
(2001). Serangga predator tersebut ter-
diri atas spesies-spesies dari ordo Co-
leoptera famili Coccinellidae yaitu
Harmonia octomaculata, Menochilus
sexmaculata, Scymnus sp., Micraspis
inops, dan Coccinella sp., serta famili
Staphylinidae yaitu Paederus fuscipes;
ordo Hemiptera famili Anthocoridae
yaitu Orius sp.; ordo Diptera famili
Syrphidae; dan ordo Areneae yaitu
Linyphiidae. Spesies predator dari B.
tabaci dengan kelimpahan yang paling
tinggi adalah M. sexmaculata dan P.
fuscipes dengan nilai kelimpahan
berturut-turut yaitu 21,2% dan 20,7%;
sedangkan spesies predator dengan
nilai kelimpahan paling rendah adalah
Orius sp. (2,1%) (Gambar 2). Predator
M. sexmaculata merupakan predator
yang sangat potensial dalam pengen-
dalian hayati hama tanaman seperti B.
tabaci. Dilaporkan oleh Muharam &
Setiawati (2007) bahwa predator M.
sexmaculata mampu memangsa B.
tabaci sebanyak 51,5 ekor selama
periode 24 jam. Selanjutnya, Hidayat
et al. (2009) menyatakan bahwa
berdasarkan distribusi, kelimpahan dan
uji efektivitas, diketahui bahwa spesies
predator yang berpotensi sebagai agens
hayati B. tabaci adalah M. sexmaculata
dan M. inops.
Kelompok fungsional parasitoid
yang berhasil diperoleh dari pertana-
man cabai merah di Pakem, Sleman,
DIY terdiri dari ordo Hymenoptera
famili Aphelinidae yaitu Encarsia sp.
dan Eretmocerus sp. Kelimpahan spe-
sies parasitoid Eretmocerus sp.
(89,9%) lebih tinggi dibandingkan
Hendrival et al.,: Keanekaragaman dan Kelimpahan Musuh Alami Bemisia tabaci
105
Encarsia sp. (13,1%) (Gambar 2).
Parasitoid Eretmocerus sp. yang lebih
dominan dibandingkan Encarsia sp. di
pertanaman cabai merah diduga terjadi
karena adanya faktor kompetisi ter-
hadap inang dari kedua parasitoid
tersebut. Parasitoid Eretmocerus sp.
bersifat oligofag yang dapat memarasit
spesies kutu kebul lainnya (Evans &
Serra 2002), sehingga menyebabkan
parasitoid Eretmocerus sp. mudah
dijumpai pada daerah dengan populasi
B. tabaci yang melimpah. Parasitoid
Encarsia sp. diketahui lebih banyak
memarasit kutu kebul Trialeurodes
vaporariorum, Aleurocanthus woglumi,
dan Dialeurodes citri dibandingkan
dengan B. tabaci (Evans 1997; Gerling
et al. 2001), sehingga kelimpahan
parasitoid Eretmocerus sp. lebih tinggi
dibandingkan Encarsia sp. di perta-
naman cabai merah.
Keanekaragaman musuh alami
perlu dipertahankan melalui perlakuan
konservasi sehingga pemanfaatan mu-
suh alami dapat berlangsung secara
berkelanjutan pada waktu sekarang dan
waktu yang akan datang. Driesche &
Bellows (1996) menjelaskan kegiatan
konservasi musuh alami meliputi (1)
penggunaan pestisida secara terbatas
dan selektif, (2) melestarikan spesies-
Gambar 2 Persentase kelimpahan spesies predator (A) dan parasitoid (B) B.
tabaci dari empat metode pengumpulan serangga yaitu metode jaring
ayun, nampan kuning, pengamatan langsung pada tajuk tanaman, dan
pengumpulan nimfa-nimfa B. tabaci pada tanaman cabai merah
selama musim kemarau Juni sampai Oktober tahun 2009 di Desa
Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, DIY.
J. Entomol. Indon., September 2011, Vol. 8, No. 2, 96-109
106
spesies gulma yang mendukung inang
parasitoid atau mangsa alternatif pre-
dator, (3) memfasilitasi perpindahan
musuh alami, dan (4) memodifikasi
sistem budidaya tanaman. Konservasi
musuh alami pada area yang ber-
dekatan dapat meningkatkan keberada-
an parasitoid dan predator yang dapat
membantu menurunkan populasi B.
tabaci dalam jangka panjang. Pengen-
dalian hayati B. tabaci dengan pa-
rasitoid dan predator merupakan kunci
strategis potensial yang sebagian besar
belum direalisasikan pada tanaman
budidaya (Naranjo 2001).
KESIMPULAN
Pengendalian hayati B. tabaci di
pertanaman cabai merah mempersya-
ratkan faktor keanekaragaman para-
sitoid dan predator untuk mencapai
kestabilan komunitas. Serangga-
serangga predator yang bersifat oli-
gofag seperti famili Coccinellidae (H.
octomaculata, M. sexmaculata, Scym-
nus sp., M. inops, dan Coccinella sp.)
dan Syrphidae serta bersifat generalis
seperti famili Anthocoridae (Orius sp.)
diperlukan untuk mengendalikan B.
tabaci yang berasosiasi dengan tana-
man cabai merah. Predator tersebut
diharapkan dapat berperan sebagai
pengatur populasi hama sehingga tidak
terjadi peledakan populasi hama.
Parasitoid Eretmocerus sp. merupakan
parasitoid kutu kebul yang berpotensi
untuk mengendalikan B. tabaci di
pertanaman cabai merah.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penelitian ini terlaksana berkat
dukungan dana dari Project ACIAR-
AVRDC Chilli IDM tahun 2009
melalui Dr. Ir. Sri Hendrastuti Hidayat,
M.Sc, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Ucapan terima kasih disampaikan
kepada Ir. Bagus Kukuh Udiarto, M.P.,
Pak Ngadimin, dan Pak Mardi yang
telah membantu pelaksanaan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Bellamy DE. Asplen MK, & Byrne
DN. 2004. Impact of Eretmo-
cerus eremicus (Hymenoptera:
Aphelinidae) on open-field Be-
misia tabaci (Hemiptera: Aleyro-
didae) populations. Biol. Control
29:227-234.
Bugg RL, Colfer RG, Chaney WE,
Smith HA, & CannonJ. 2008.
Flower flies (Syrphidae) and
other biological control agents
for aphids in vegetable crops.
ARN Publication 8285:1-25.
Byrne DN. & Bellows Jr. TS. 1991.
Whitefly biology. Ann. Rev.
Entomol. 36:431-457.
Castineiras A. 1995. Natural enemies
of Bemisia tabaci (Homoptera:
Aleyrodidae) in Cuba. Florida
Entomologist 78(3):538-540.
Cohen AC. & Brummett DL. 1997.
The non-abundant nutrient
(NAN) concept as a determinant
of predator-prey fitness. Entomo-
phaga 42:85-91.
De Barro PJ. 1995. Bemisia tabaci bio-
types: a review of itsbiology,
distribution and control. Com-
Hendrival et al.,: Keanekaragaman dan Kelimpahan Musuh Alami Bemisia tabaci
107
monwealth Scientificand Indus-
trial Research Organization
Technical Paper 33.
Delatte H, Reynaud B, Granier M,
Thornary L, Lett JM, Goldbach,
R, & Peterschmitt M. 2005. A
new silverleaf-inducing biotype
Ms of Bemisia tabaci (Hemip-
tera: Aleyrodidae) indigenous to
the islands of the southwest
Indian Ocean. Bull. Entomol. Res.
95:29-35.
Driesche RG van. & Bellows Jr.TS.
1996. Biological Control. Lon-
don:Chapman & Hall.
Evans GA. & Serra CA. 2002.
Parasitoids associated with
whiteflies (Homoptera: Aleyro-
didae) in Hispaniola and
descriptions of two new species
of Encarsia (Hymenoptera:
Aphelinidae). J. Hym. Res.
11(2):197-212.
Evans GA. 1997. A new Encarsia
(Hymenoptera: Aphelinidae)
species reared from the Bemisia
tabaci complex (Homoptera:
Aleyrodidae). Florida Entomo-
logist 80(1):24-27.
Evans GA. 2009. Key to parasitoid
genera associated with whiteflies
(Aleyrodidae). http://www.sel.
barc.usda.gov:8080/1WF/couplet
1.html [diakses 14 Desember
2009].
Faria M. & Wraight SP. 2001. Biologi
cal control of Bemisia tabaci
with fungi. Crop Prot. 20:767-
778.
Frohlich DR, Torres-Jerez I, Bedford
ID, Markham PG, & Brown JK.
1999. A phylogeographical ana-
lysis of the Bemisia tabaci
species complex based on mito-
chondrial DNA markers. Mol.
Ecol. 8:1683-1691.
Gerling D, Alomar O, & Arno J. 2001.
Biological control of Bemisia
tabaci using predators and para-
sitoids. Crop Prot. 20:779-799.
Ghahari H, Hayat R, Tabari M, &
Ostovan H. 2008. Hover flies
(Diptera: Syrphidae) from rice
fields and around grasslands of
northern Iran. Mun. Ent. Zool.
3(3):275-284.
Gindin G, Geschtovt NU, Raccah B, &
Barash I. 2000. Pathogenicity of
Verticillium lecanii to different
develop-mental stages of the sil-
verleaf whitefly, Bemisia argen-
tifolii. Phytoparasitica 28(3):
229-239.
Goulet H. & Huber JT, editor. 1993.
Hymenoptera of the World: An
Identification Guide to Families.
Canada: Canada Communication
Group Publishing.
Hajek AN. 2004. Natural Enemies: An
Introduction to Biological Con-
trol. London: Cambridge Univer-
sity Press.
Hidayat P, Udiarto BK, Setiawati W,
& Murtiningsih RRR. 2009.
Strategi pemanfaatan musuh
alami dalam pengendalian
Bemisia tabaci (Gennadius) (He-
miptera: Aleyrodidae) sebagai
vektor virus kuning pada per-
tanaman cabai merah [laporan
penelitian KKP3T]. Bogor: Ins-
titut Pertanian Bogor.
Hoddle MS, van Driesche RG, Sander-
son JP. & Minkenberg OPJM.
1998. Biological control of
Bemisia argentifolii (Hemiptera:
J. Entomol. Indon., September 2011, Vol. 8, No. 2, 96-109
108
Aleyrodidae) on poinsettia with
inundative releases of Eretmo-
cerus eremicus (Hymenoptera:
Aphelinidae): do release rates
affect parasitism? Bull. Entomol.
Res. 88:47-58.
Jones D. 2003. Plant viruses trans-
mitted by whiteflies. Eurp. J.
Plant Pathol. 109:197-221.
Kirk AA, Lacey LA, & Goolsby JA.
2001. Classical biological con-
trol of Bemisia and successful
integration of management stra-
tegies in the United States. in:
Harris, K.F., O.P. Smith, & J.E.
Duffus (ed.), Virus-Insect-Plant
Interactions. London: Academic
Press. p 309-329.
Krebs CJ. 1999. Ecological Metodo-
logy. 2rd
ed. New York: An
Imprint of Addison Wesley
Longman, Inc.
López SN. & Andorno AV. 2009.
Evaluation of the local popu-
lation of Eretmocerus mundus
(Hymenoptera: Aphelinidae) for
biological control of Bemisia
tabaci biotype B (Hemiptera:
Aleyrodidae) in greenhouse pep-
pers in Argentina. Biol. Control
50:317-323.
Magurran AE. 1996. Ecologycal
Diversity and Its Measurement.
London: Chapman and Hall.
Muharam A & Setiawati W. 2007.
Teknik perbanyakan masal
predator Menochilus sexmacu-
latus pengendali serangga Bemi-
sia tabaci vector virus kuning
pada tanaman cabai. J. Hort.
17(4):365-373.
Naranjo SE. 2001. Conservation ande-
valuation of natural enemies in
IPM systems for Bemisia tabaci.
Crop Prot.. 20:835-852.
Naranjo SE, Ellsworth PC, Chu CC, &
Henneberry TJ. 2002. Conser-
vation of predatory arthropods in
cotton: role of action thresholds
for Bemisia tabaci (Homoptera:
Aleyrodidae). J. Econ. Entomol.
95(4):682-691.
Naranjo SE & Ellsworth PC. 2009.
The contribution of conservation
biological control to integrated
control of Bemisia tabaci in
cotton. Biol. Control 51:458-470.
Norris RF & Kogan M. 2005. Ecology
of interaction between weeds and
arthtropods. Ann. Rev. Entomol.
50:479-503.
Setiawati W, Udiarto BK & Soetiarso
TA. 2007. Selektivitas beberapa
insektisida terhadap hama kutu
kebul (Bemisia tabaci Genn.)
dan predator Menochilus sexma-
cula tus Fabr. J. Hort. 17(2):
168-174.
Shepard BM, Barrion AT & Litsinger J.
A. 1995. Serangga, Laba-laba,
dan Patogen yang Membantu.
Untung K, Wirjosuhardjo S,
penerjemah. Jakarta: Program
Nasional Pengendalian Hama
Terpadu, Bappenas. Terjemahan
dari: Helpful Insects, Spiders,
and Pathogens.
Smith JW Jr., Wiedenmann RN., &
Gilstrap FE. 1997. Challenges
and opportunities for biological
control in Ephemeral crop habi-
tats: an Overview. Biol. Control
10: 2–3.
Sudiono & Yasin N. 2006. Karak-
teristik kutu kebul (Bemisia ta-
baci) sebagai vektor virus gemini
Hendrival et al.,: Keanekaragaman dan Kelimpahan Musuh Alami Bemisia tabaci
109
dengan teknik PCR-RAPD. J.
HPT. Tropika 6(2):113-119.
Sugiyama K. 2005. Management of
whitefly for commercial tomato
production in greenhouses in
Shizuoka, Japan. in: Ku, T.Y. &
Wang C.L, editor. Proc. of the
International Seminar on White
fly Management and Control
Strategy. Taichung, Taiwan, Oct
3-8, 2005. Taichung, Taiwan. p
81–91.
Tsai JH. Wang K. 1996. Development
and reproduction of Bemisia
argentifolii (Homoptera: Aleyro-
didae) on five host plant. J.
Environ. Entomol. 25:810-816.
Zolnerowich G, Rose M. 2008. The
genus Eretmocerus. in: Gould J,
Hoelmer K. & Goolsby J, (ed.).
Classical Biological Control of
Bemisia tabaci in the United
States-A Review of Interagency
Research and Implementation.
Netherlands: Springer. p 89-109.
_____________________

More Related Content

What's hot

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
 
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogensxie_yeuw_jack
 
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...Sultan Herlino
 
Laporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakitLaporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakitfahmiganteng
 
Laporan pengenalan penyakit
Laporan pengenalan penyakitLaporan pengenalan penyakit
Laporan pengenalan penyakitTidar University
 
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanPemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanAri Sugiarto
 
Buku diktat diht
Buku diktat dihtBuku diktat diht
Buku diktat dihtedikaputra
 
Bakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanamanBakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanamanAli Babang
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelaiMarta Adinata
 
Potensi Nematoda Entomopatogen (Steirnematidae) sebagai Agen Pengendali Hayati
Potensi Nematoda Entomopatogen (Steirnematidae) sebagai Agen Pengendali HayatiPotensi Nematoda Entomopatogen (Steirnematidae) sebagai Agen Pengendali Hayati
Potensi Nematoda Entomopatogen (Steirnematidae) sebagai Agen Pengendali HayatiNovayanti Simamora
 
PEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGEN
PEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGENPEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGEN
PEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGENdiana novitasari
 
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama DaslintanV. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama DaslintanHario Sadewo
 

What's hot (18)

Pekerti gitam adura
Pekerti gitam aduraPekerti gitam adura
Pekerti gitam adura
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
 
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
 
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
 
Laporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakitLaporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakit
 
Laporan pengenalan penyakit
Laporan pengenalan penyakitLaporan pengenalan penyakit
Laporan pengenalan penyakit
 
Trichoderma
TrichodermaTrichoderma
Trichoderma
 
Pengendalian Hayati
Pengendalian HayatiPengendalian Hayati
Pengendalian Hayati
 
6330 20977-1-pb
6330 20977-1-pb6330 20977-1-pb
6330 20977-1-pb
 
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanPemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
 
Makalah_68 praktikum 10 opt tanaman perkebunan
Makalah_68 praktikum 10 opt tanaman perkebunanMakalah_68 praktikum 10 opt tanaman perkebunan
Makalah_68 praktikum 10 opt tanaman perkebunan
 
Buku diktat diht
Buku diktat dihtBuku diktat diht
Buku diktat diht
 
Bakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanamanBakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanaman
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
 
Potensi Nematoda Entomopatogen (Steirnematidae) sebagai Agen Pengendali Hayati
Potensi Nematoda Entomopatogen (Steirnematidae) sebagai Agen Pengendali HayatiPotensi Nematoda Entomopatogen (Steirnematidae) sebagai Agen Pengendali Hayati
Potensi Nematoda Entomopatogen (Steirnematidae) sebagai Agen Pengendali Hayati
 
Ipi184782
Ipi184782Ipi184782
Ipi184782
 
PEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGEN
PEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGENPEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGEN
PEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGEN
 
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama DaslintanV. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan
 

Viewers also liked

Domain 1, 3 and PLC
Domain 1, 3 and PLCDomain 1, 3 and PLC
Domain 1, 3 and PLCericaupton
 
Cadeira Secretária Havaii - cinza corano
Cadeira Secretária Havaii - cinza coranoCadeira Secretária Havaii - cinza corano
Cadeira Secretária Havaii - cinza coranoIndústria das Cadeiras
 
FLYER Biz Dyn for Mgmt - UD 10-25-2016
FLYER Biz Dyn for Mgmt - UD 10-25-2016FLYER Biz Dyn for Mgmt - UD 10-25-2016
FLYER Biz Dyn for Mgmt - UD 10-25-2016Usman A. Ghani
 
Hôtel Mandarin Oriental Paris - The Secrets of Your Concierge - Juillet 2015 ...
Hôtel Mandarin Oriental Paris - The Secrets of Your Concierge - Juillet 2015 ...Hôtel Mandarin Oriental Paris - The Secrets of Your Concierge - Juillet 2015 ...
Hôtel Mandarin Oriental Paris - The Secrets of Your Concierge - Juillet 2015 ...Where Paris Editions
 
EREACADEMY Bilisim Egitimleri Katalogu
EREACADEMY Bilisim Egitimleri KataloguEREACADEMY Bilisim Egitimleri Katalogu
EREACADEMY Bilisim Egitimleri KataloguEREACADEMY
 
Michelle_White_Resume NEW
Michelle_White_Resume NEWMichelle_White_Resume NEW
Michelle_White_Resume NEWMichelle White
 
Founder of Pinterest
Founder of PinterestFounder of Pinterest
Founder of PinterestKenya Smith
 
Interview BFMTV @LuisColasante #LuisColasante
Interview BFMTV @LuisColasante #LuisColasanteInterview BFMTV @LuisColasante #LuisColasante
Interview BFMTV @LuisColasante #LuisColasanteSogefi Group
 
Hw410 kristen lawrence final project
Hw410 kristen lawrence final projectHw410 kristen lawrence final project
Hw410 kristen lawrence final projectKristen Lawrence
 
Spiritual and Psychological Inventory
Spiritual and Psychological InventorySpiritual and Psychological Inventory
Spiritual and Psychological InventoryTina Samaniego, MSHEP
 

Viewers also liked (13)

Domain 1, 3 and PLC
Domain 1, 3 and PLCDomain 1, 3 and PLC
Domain 1, 3 and PLC
 
Cadeira Secretária Havaii - cinza corano
Cadeira Secretária Havaii - cinza coranoCadeira Secretária Havaii - cinza corano
Cadeira Secretária Havaii - cinza corano
 
FLYER Biz Dyn for Mgmt - UD 10-25-2016
FLYER Biz Dyn for Mgmt - UD 10-25-2016FLYER Biz Dyn for Mgmt - UD 10-25-2016
FLYER Biz Dyn for Mgmt - UD 10-25-2016
 
OBJETOS DE APRENDIZAJE
OBJETOS DE APRENDIZAJEOBJETOS DE APRENDIZAJE
OBJETOS DE APRENDIZAJE
 
Carta agarimo
Carta agarimoCarta agarimo
Carta agarimo
 
Hôtel Mandarin Oriental Paris - The Secrets of Your Concierge - Juillet 2015 ...
Hôtel Mandarin Oriental Paris - The Secrets of Your Concierge - Juillet 2015 ...Hôtel Mandarin Oriental Paris - The Secrets of Your Concierge - Juillet 2015 ...
Hôtel Mandarin Oriental Paris - The Secrets of Your Concierge - Juillet 2015 ...
 
front office
front office front office
front office
 
EREACADEMY Bilisim Egitimleri Katalogu
EREACADEMY Bilisim Egitimleri KataloguEREACADEMY Bilisim Egitimleri Katalogu
EREACADEMY Bilisim Egitimleri Katalogu
 
Michelle_White_Resume NEW
Michelle_White_Resume NEWMichelle_White_Resume NEW
Michelle_White_Resume NEW
 
Founder of Pinterest
Founder of PinterestFounder of Pinterest
Founder of Pinterest
 
Interview BFMTV @LuisColasante #LuisColasante
Interview BFMTV @LuisColasante #LuisColasanteInterview BFMTV @LuisColasante #LuisColasante
Interview BFMTV @LuisColasante #LuisColasante
 
Hw410 kristen lawrence final project
Hw410 kristen lawrence final projectHw410 kristen lawrence final project
Hw410 kristen lawrence final project
 
Spiritual and Psychological Inventory
Spiritual and Psychological InventorySpiritual and Psychological Inventory
Spiritual and Psychological Inventory
 

Similar to Attachment

Jurnal musuh alami padi
Jurnal musuh alami padiJurnal musuh alami padi
Jurnal musuh alami padiAbd Wahid
 
Identifikasi Serangga Tanaman Cabai
Identifikasi Serangga Tanaman CabaiIdentifikasi Serangga Tanaman Cabai
Identifikasi Serangga Tanaman CabaiJosua Sitorus
 
Keanekaragaman serangga
Keanekaragaman seranggaKeanekaragaman serangga
Keanekaragaman seranggaJun Mahardika
 
9 pengendalian helicoverpa
9 pengendalian helicoverpa9 pengendalian helicoverpa
9 pengendalian helicoverpaxie_yeuw_jack
 
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAcara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAlfian Nopara Saifudin
 
6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning teh6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning tehxie_yeuw_jack
 
Peran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaPeran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaAfifi Rahmadetiassani
 
identifikasi gejala serangan hama dan patogen pada tanaman padi dan cabai
identifikasi gejala serangan hama dan patogen pada tanaman padi dan cabaiidentifikasi gejala serangan hama dan patogen pada tanaman padi dan cabai
identifikasi gejala serangan hama dan patogen pada tanaman padi dan cabaiDian Lestari
 
73991624 pengendalian-hayati-gulma
73991624 pengendalian-hayati-gulma73991624 pengendalian-hayati-gulma
73991624 pengendalian-hayati-gulmaEfri Yadi
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiWarnet Raha
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiWarnet Raha
 
8 ely korlina-pht b.putih
8 ely korlina-pht b.putih8 ely korlina-pht b.putih
8 ely korlina-pht b.putihxie_yeuw_jack
 
5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatiixie_yeuw_jack
 
6 nurjanani-identifikasi-bawang merah
6 nurjanani-identifikasi-bawang merah6 nurjanani-identifikasi-bawang merah
6 nurjanani-identifikasi-bawang merahxie_yeuw_jack
 
Jurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT HemipteraJurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT HemipteraSurya Agus
 
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEM
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEMAcara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEM
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEMAlfian Nopara Saifudin
 

Similar to Attachment (20)

Jurnal musuh alami padi
Jurnal musuh alami padiJurnal musuh alami padi
Jurnal musuh alami padi
 
Identifikasi Serangga Tanaman Cabai
Identifikasi Serangga Tanaman CabaiIdentifikasi Serangga Tanaman Cabai
Identifikasi Serangga Tanaman Cabai
 
Keanekaragaman serangga
Keanekaragaman seranggaKeanekaragaman serangga
Keanekaragaman serangga
 
9 pengendalian helicoverpa
9 pengendalian helicoverpa9 pengendalian helicoverpa
9 pengendalian helicoverpa
 
Kuliah Perlintan.pdf
Kuliah Perlintan.pdfKuliah Perlintan.pdf
Kuliah Perlintan.pdf
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAcara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
 
6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning teh6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning teh
 
Peran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaPeran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusia
 
identifikasi gejala serangan hama dan patogen pada tanaman padi dan cabai
identifikasi gejala serangan hama dan patogen pada tanaman padi dan cabaiidentifikasi gejala serangan hama dan patogen pada tanaman padi dan cabai
identifikasi gejala serangan hama dan patogen pada tanaman padi dan cabai
 
73991624 pengendalian-hayati-gulma
73991624 pengendalian-hayati-gulma73991624 pengendalian-hayati-gulma
73991624 pengendalian-hayati-gulma
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
8 ely korlina-pht b.putih
8 ely korlina-pht b.putih8 ely korlina-pht b.putih
8 ely korlina-pht b.putih
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii
 
6 nurjanani-identifikasi-bawang merah
6 nurjanani-identifikasi-bawang merah6 nurjanani-identifikasi-bawang merah
6 nurjanani-identifikasi-bawang merah
 
Jurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT HemipteraJurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT Hemiptera
 
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEM
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEMAcara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEM
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEM
 

Recently uploaded

Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangContoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangRadhialKautsar
 
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelTogel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelHaseebBashir5
 
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxRISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxerlyndakasim2
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaHaseebBashir5
 
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank TerpercayaUnikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercayaunikbetslotbankmaybank
 
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptxerlyndakasim2
 
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaJudul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaHaseebBashir5
 
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak""Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"HaseebBashir5
 
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYAPRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYALex PRTOTO
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxFORTRESS
 
Investment Analysis Chapter 5 and 6 Material
Investment Analysis Chapter 5 and 6 MaterialInvestment Analysis Chapter 5 and 6 Material
Investment Analysis Chapter 5 and 6 MaterialValenciaAnggie
 
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDO
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDOKEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDO
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDOANNISAUMAYAHS
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehFORTRESS
 
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptxerlyndakasim2
 
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2PutriMuaini
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiHaseebBashir5
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...gamal imron khoirudin
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxFORTRESS
 
PPT Presentasimatkul Hukum Komersial.pptx
PPT Presentasimatkul Hukum Komersial.pptxPPT Presentasimatkul Hukum Komersial.pptx
PPT Presentasimatkul Hukum Komersial.pptxYasfinaQurrotaAyun
 
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind..."Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...HaseebBashir5
 

Recently uploaded (20)

Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangContoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
 
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelTogel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
 
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxRISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
 
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank TerpercayaUnikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
 
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
 
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaJudul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
 
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak""Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
 
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYAPRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
 
Investment Analysis Chapter 5 and 6 Material
Investment Analysis Chapter 5 and 6 MaterialInvestment Analysis Chapter 5 and 6 Material
Investment Analysis Chapter 5 and 6 Material
 
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDO
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDOKEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDO
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDO
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
 
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
 
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
 
PPT Presentasimatkul Hukum Komersial.pptx
PPT Presentasimatkul Hukum Komersial.pptxPPT Presentasimatkul Hukum Komersial.pptx
PPT Presentasimatkul Hukum Komersial.pptx
 
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind..."Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
 

Attachment

  • 1. J. Entomol. Indon., September 2011, Vol. 8, No. 2, 96-109 96 Perhimpunan Entomologi Indonesia Keanekaragaman dan Kelimpahan Musuh Alami Bemisia tabaci (Gennadius) (Hemiptera: Aleyrodidae) pada Pertanaman Cabai Merah di Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta HENDRIVAL1) , PURNAMA HIDAYAT*2) DAN ALI NURMANSYAH2) 1) Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Malikussaleh, Jalan Banda Aceh-Medan, Kampus UNIMAL Cot Tengku Nie, Reuleut, Kabupaten Aceh Utara. 2) Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Jalan Kamper Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680 (diterima Maret 2011, disetujui Juni 2011) ABSTRAK Keanekaragaman dan Kelimpahan Musuh Alami Bemisia tabaci (Gennadius) (Hemiptera: Aleyrodidae) pada Pertanaman Cabai Merah di Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian tentang keanekaragaman dan kelimpahan musuh alami Bemisia tabaci di pertanaman cabai merah telah dilakukan di Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, DIY selama musim kemarau Mei-Oktober 2009. Penelitian bertujuan untuk mempelajari keanekaragaman dan kelimpahan spesies parasitoid dan predator dari B. tabaci. Pengambilan sampel spesies parasitoid dan predator dilakukan dengan menggunakan nampan kuning, jaring serangga, pengamatan langsung pada tajuk tanaman, dan pengumpulan nimfa-nimfa B. tabaci. Keanekaragaman serangga dihitung menggunakan indeks keanekaragaman Shannon dan sebaran. Spesies predator yang ditemukan di pertanaman cabai merah adalah Harmonia octomaculata (Fabricius), Menochilus sexmaculata (Fabricius), Scymnus sp., Micraspis inops Mulsant, Coccinella sp., (Coleoptera: Coccinellidae), Paederus fuscipes Curtis (Coleoptera: Staphylinidae), Orius sp. (Hemiptera: Anthocoridae), Linyphiidae (Araneae), dan Syrphidae (Diptera). Parasitoid Eretmocerus sp. (Hy- menoptera: Aphelinidae) ditemukan memarasit nimfa-nimfa B. tabaci mempunyai potensi yang baik untuk mengendalikan nimfa B. tabaci di pertanaman cabai merah. KATA KUNCI: Bemisia tabaci, keanekaragaman, kelimpahan, parasitoid, predator ABSTRACT Natural Enemy Diversity and Abundance of Bemisia tabaci (Gennadius) (Hemiptera: Aleyrodidae) on Chili Pepper Fields in Sub-district of Pakem, District of Sleman, The Special Province of Yogyakarta. Research on natural enemies of Bemisia tabaci was conducted in the chili pepper fields in Sub-district of Pakem, District of Sleman, The Special Province of Yogyakarta during the dry season of May-October 2009. The aims of this research were to study the diversity *Korespondensi: Email: purhidayat@gmail.com
  • 2. Hendrival et al.,: Keanekaragaman dan Kelimpahan Musuh Alami Bemisia tabaci 97 and abundance of parasitoid and predator species associated with B. tabaci. Samplings of insect species were done using yellow pan trap, sweep net, direct observation of insects colonized young leaves, and collection of nymphs for B. tabaci. Measurement of insect diversity was calculated using Shannon’s index diversity and Evenness index. Nine species of insect predator were identified, i.e. Harmonia octomaculata (Fabricius), Menochilus sexmaculata (Fabricius), Scymnus sp., Micraspis inops Mulsant, Coccinella sp. (Coleoptera: Coccinellidae), Paederus fuscipes Curtis (Coleoptera: Staphylinidae), Orius sp. (Hemiptera: Anthocoridae), Linyphiidae sp.1 (Araneae), and Syrphidae sp.1 (Diptera). Eretmocerus sp. (Hymenoptera: Aphelinidae) was the only parasitoid found in the nymphs B. tabaci collected and has the potential to control B. tabaci in the red pepper fields. KEY WORDS: Bemisia tabaci, diversity, abundance, parasitoid, predator PENDAHULUAN Bemisia tabaci tergolong serangga polifag (Frohlich et al. 1999) dan tersebar luas di daerah tropik dan subtropik (Delatte et al. 2005). B. tabaci dapat menyebabkan terbentuk- nya bintik-bintik klorotik pada daun karena tusukan stiletnya dan penutupan stomata oleh embun madu yang di- hasilkannya (Byrne & Bellow 1991). B. tabaci merupakan serangga vektor yang dilaporkan mampu menularkan 110 jenis virus tanaman (Jones 2003). Salah satu virus yang ditularkan oleh B. tabaci adalah pepper yellow leaf curl virus (PepYLCV) yang menyebabkan penyakit daun keriting kuning cabai pada tanaman cabai merah (Tsai et al. 2006). Pertanaman cabai di Indonesia telah banyak dilaporkan terserang penyakit daun keriting kuning cabai yang disebabkan oleh PepYLCV (Sudiono & Yasin 2006). Kehilangan hasil tanaman cabai merah akibat serangan B. tabaci dan penyakit ke- riting kuning cabai berkisar antara 20% sampai 100% (Setiawati et al. 2007). Upaya pengendalian yang umum dilakukan petani adalah peng- gunaan insektisida. Namun tindakan tersebut belum mampu menurunkan tingkat serangan dari B. tabaci, karena B. tabaci diduga berasal dari populasi yang telah resisten terhadap insek- tisida seperti golongan organofosfat, karbamat dan piretroid sintetik (De Barro 1995; Sugiyama 2005). Pe- ngendalian hayati merupakan salah satu komponen pengendalian hama terpadu yang memiliki peranan dalam mencegah berkembangnya populasi B. tabaci yang telah resisten terhadap insektisida (Hoddle et al. 1998; Faria & Wraight 2001). Musuh alami me- miliki peranan penting dalam me- ngendalikan populasi B. tabaci yang telah resisten terhadap insektisida (Naranjo & Ellsworth 2009). Musuh alami hama B. tabaci berdasarkan fungsinya dikelompokkan menjadi predator dan parasitoid (Nara- njo et al. 2002; Gerling et al. 2001), serta patogen (Gindin et al. 2000; Faria & Wraight 2001). Kelompok predator B. tabaci meliputi famili Cocci-
  • 3. J. Entomol. Indon., September 2011, Vol. 8, No. 2, 96-109 98 nellidae, Staphylinidae, Chrysopidae, Cecidomyiidae, Dolichopodidae, Syr- phidae, Anthocoridae, Miridae, Na- bidae, Phytoseiidae, dan Araneae (Castineiras 1995; Gerling et al. 2001; Naranjo et al. 2002). Parasitoid dari B. tabaci meliputi famili Aphelinidae dan Platygasteridae (Castineiras 1995; Gerling et al. 2001). Parasitoid famili Aphelinidae ordo Hymenoptera me- rupakan parasitoid yang potensial se- bagai agen pengendali hayati dan banyak menyerang nimfa B. tabaci (Kirk et al. 2001) seperti dari genus Eretmocerus dan Encarsia (Gerling et al. 2001). Predator generalis dan para- sitoid dari famili Aphelinidae seperti genus Eretmocerus dan Encarsia merupakan faktor pengatur dalam per- kembangan populasi B. tabaci pada berbagai tanaman (Naranjo & Ells- worth 2009). Informasi keanekara- gaman dan kelimpahan musuh alami B. tabaci di pertanaman cabai merah masih sedikit, sedangkan peranan mu- suh alami sangat penting dalam me- ngatur keseimbangan populasi B. tabaci. Penelitian dilakukan untuk me- ngetahui keanekaragaman dan kelim- pahan spesies parasitoid dan predator dari B. tabaci di pertanaman cabai merah. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Desa Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta selama musim kemarau pada bulan Mei sampai Oktober 2009. Lokasi penelitian berada pada keting- gian 343 meter di atas permukaan laut dan terletak pada 070 40.814 LS dan 1100 242.51 LU. Identifikasi serangga parasitoid dan predator dilakukan di Laboratorium Taksonomi Serangga, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Persiapan Tanaman Cabai Merah. Penelitian dilaksanakan pada dua lahan masing-masing seluas 34 m x 12 m, kedua lahan terletak secara terpisah dengan jarak 100 m. Setiap lahan terdiri dari dua petak dengan panjang 16 m dan lebar 10 m, sehingga terdapat empat petak sebagai ulangan. Setiap petak terdiri dari lima bedengan dengan ukuran panjang 15 m, lebar 1 m, dan tinggi 0,4 m serta jarak antar bedengan 0,5 m. Varietas cabai merah yang digunakan adalah TM 999 yang merupakan varietas cabai yang umum ditanam oleh petani setempat. Bibit ditanam dengan jarak tanam 50 cm (dalam barisan) dan 60 cm (antarbaris) sehingga dalam bedengan terdapat 60 tanaman. Budidaya tanaman cabai merah mengikuti kebiasaan petani setempat, kecuali aplikasi insektisida dan penyiangan gulma yang tidak dilakukan selama pertumbuhan tanam- an. Pengambilan Sampel. Pengamatan terhadap keanekara- gaman dan kelimpahan spesies parasit- oid dan predator dari B. tabaci di- lakukan untuk menggambarkan jumlah
  • 4. Hendrival et al.,: Keanekaragaman dan Kelimpahan Musuh Alami Bemisia tabaci 99 spesies dan kelimpahan parasitoid dan predator di pertanaman cabai merah. Metode pengumpulan serangga di- lakukan dengan berbagai cara ter- gantung pada jenis serangga dan habitatnya. Metode pengambilan sam- pel serangga dengan jaring ayun digunakan untuk menangkap serangga pada daun-daunan atau rumput-rum- putan dan pada areal pertanaman yang berbentuk perdu seperti pertanaman cabai merah. Metode pengamatan langsung dilakukan terhadap spesies serangga, termasuk predator, yang ter- dapat pada tajuk tanaman. Pemerang- kapan merupakan metode pengum- pulan serangga dengan menggunakan perangkap seperti nampan kuning. Metode tersebut memiliki kemampuan memikat predator dan parasitoid secara fisik. Metode pengumpulan serangga, termasuk pada stadia nimfa-nimfa, di- lakukan untuk mengetahui jenis-jenis parasitoid yang berasosiasi dengan serangga. Metode pengambilan sampel spe- sies parasitoid dan predator dilakukan dengan menggunakan jaring ayun (sweep net), nampan kuning (yellow pan trap), pengamatan langsung, dan pengumpulan nimfa-nimfa B. tabaci dari tanaman cabai merah. Jaring ayun digunakan untuk pengambilan serang- ga pada tajuk tanaman atau gulma yang tumbuh di sekitar pertanaman cabai merah. Jaring ayun berbentuk kerucut, mulut jaring terbuat dari kawat melingkar (diameter 30 cm) dan jaring terbuat dari kain kasa. Pe- ngambilan dilakukan dengan meng- ayunkan jaring ke kiri dan ke kanan secara bolak-balik sebanyak 20 kali sambil berjalan. Perangkap nampan kuning ditempatkan pada tempat yang terbuka di pinggir petak pertanaman cabai merah. Untuk membunuh se- rangga yang hinggap pada nampan kuning, ke dalam nampan tersebut dimasukkan larutan air sabun untuk mengurangi tegangan permukaan, se- hingga serangga yang masuk akan tenggelam dan mati. Pada setiap lahan pertanaman ditempatkan empat nam- pan kuning dan dibiarkan selama 24 jam. Teknik pengamatan langsung pada tajuk tanaman juga dilakukan terhadap predator yang terdapat pada tajuk tanaman dengan mengamati delapan tanaman sampel per bedengan. Teknik pengamatan langsung juga dilakukan dengan mengumpulkan nimfa-nimfa B. tabaci yang terdapat pada daun dari tanaman cabai merah. Metode peng- ambilan sampel daun dilakukan secara acak untuk mengamati nimfa B. tabaci dari setiap tanaman sampel (delapan tanaman sampel per bedengan) dengan mengambil daun dari bagian atas, tengah, dan bawah dari tanaman. Pada tanaman sampel diambil enam daun (dua bagian atas, dua bagian tengah, dan dua bagian bawah). Daun-daun sampel disimpan di dalam kantung plastik untuk dilakukan pemeriksaan terhadap nimfa B. tabaci dengan
  • 5. J. Entomol. Indon., September 2011, Vol. 8, No. 2, 96-109 100 menggunakan mikroskop stereo. Daun- daun yang terdapat nimfa B. tabaci dimasukkan secara terpisah ke dalam cawan petri dan nimfa-nimfa tersebut dipelihara sampai menjadi stadia ima- go. Parasitoid-parasitoid yang muncul dikumpulkan dan dilakukan pencatatan terhadap jenis parasitoid yang muncul. Serangga yang tertangkap disim- pan dalam botol koleksi yang telah diisi dengan larutan alkohol 70% untuk selanjutnya diidentifikasi di Laborato- rium Taksonomi Serangga, Institut Pertanian Bogor. Semua serangga yang diperoleh dipisahkan berdasarkan or- donya dan identifikasi dilakukan sam- pai tingkat takson spesies berdasarkan Goulet & Huber (1993), Shepard et al. (1995), Evans & Serra (2002), dan Evans (2009) serta dihitung jumlahnya. Pengelompokan serangga parasitoid dan predator dari B. tabaci dilakukan berdasarkan panduan dari Gerling et al. (2001). Pengamatan keanekaragaman dan kelimpahan spesies parasitoid dan predator dilakukan setiap minggu, mulai tanaman cabai merah berumur 1 sampai 16 minggu setelah tanam (MST). Analisis data. Keanekaragaman serangga dihi- tung menggunakan indeks keanekara- gaman Shannon dan indeks kemerata- an (Magurran 1996; Krebs 1999). HASIL DAN PEMBAHASAN Keanekaragaman Spesies Predator dan Parasitoid Jumlah spesies predator B. tabaci yang berhasil tertangkap berbeda-beda berdasarkan jenis perangkap yang digunakan. Setelah dilakukan identi fikasi, spesies-spesies predator tersebut adalah Linyphiidae sp. (Araneae), H. octomaculata, M. sexmaculata, Scym- nus sp., M. inops, dan Coccinella sp. (Coleoptera: Coccinellidae), P. fusci pes (Coleoptera: Staphylinidae), Orius sp. (Hemiptera: Anthocoridae), dan Syrphidae sp.1 (Diptera). Indeks kea- nekaragaman Shanon (H) dan indeks kemerataan (E) spesies predator lebih tinggi dijumpai pada metode peng- amatan langsung pada tajuk tanaman yaitu 2,05 dan 0,93. Indeks H dan E spesies predator pada metode jaring ayun adalah 1,96 dan 0,89 serta me- tode nampan kuning adalah 1,24 dan 0,89. Jumlah spesies parasitoid yang terkoleksi pada metode jaring ayun, nampan kuning, dan pengumpulan nimfa-nimfa B. tabaci adalah berturut- turut 2 spesies, 2 spesies, dan 1 spesies. Spesies parasitoid tersebut adalah Encarsia sp. dan Eretmocerus sp. (Hymenoptera: Aphelinidae). Pada me- tode pengumpulan nimfa-nimfa B. tabaci dari daun cabai merah hanya terdapat satu spesies parasitoid yaitu Eretmocerus sp. Jumlah spesies para- sitoid lebih tinggi pada metode jaring ayun dan nampan kuning dibandingkan metode pengumpulan nimfa-nimfa B.
  • 6. Hendrival et al.,: Keanekaragaman dan Kelimpahan Musuh Alami Bemisia tabaci 101 tabaci. Keanekaragaman dan sebaran spesies parasitoid lebih tinggi dijumpai pada metode jaring ayun yaitu 0,66 dan 0,96 dibandingkan metode nampan kuning (Tabel 1). Perolehan serangga predator dari berbagai metode pengumpulan se- rangga menunjukkan bahwa kelompok predator dari famili Coccinellidae me- miliki jumlah spesies paling tinggi dibandingkan spesies predator dari famili lainnya (Tabel 1). Famili Cocci- nellidae diketahui sebagai predator berbagai jenis serangga hama dan lebih memangsa kutu daun. Walaupun de- mikian dilaporkan oleh Gerling et al. (2001) bahwa spesies predator Cocci- nellidae merupakan predator oligofag yang banyak memangsa nimfa B. tabaci pada tanaman kapas dan Dialeurodes citri pada tanaman jeruk. Dinyatakan oleh Cohen & Brummett (1997) bahwa kisaran mangsa predator dari B. tabaci dapat dipengaruhi oleh kualitas nutrisi mangsa; pada saat populasi B. tabaci menurun, banyak spesies predator mencari mangsa yang sesuai untuk perkembangan dan re- produksinya misalnya dengan me- mangsa kutu daun. Spesies predator yang memiliki kisaran mangsa yang luas dapat berada pada tanaman pada waktu yang lebih lama dan secara efektif mengatur peledakan populasi B. tabaci. Serangga predator lainnya yang dijumpai dari berbagai metode peng- ambilan sampel adalah famili An- thocoridae, Syrphidae, dan Staphylini- dae. Famili Anthocoridae merupakan predator penting dalam pengendalian hayati dan memangsa thrips dan telur serangga hama seperti Ostrinia nubilalis (Driesche & Bellows 1996), kutu daun dan tungau (Bugg et al. 2008). Serangga pradewasa dari famili Syrphidae merupakan predator yang memangsa kutu daun dan serangga hama lainnya (Bugg et al. 2008); sementara imago dari famili Syrphidae berperan sebagai polinator pada tanam- an sayuran dan buah-buahan seperti famili Asteraceae, Brassicaceae, dan Rosaceae (Ghahari et al. 2008). Paederus fuscipes merupakan predator yang juga memangsa B. tabaci (Gerling et al. 2001). Larva P. fuscipes hidup dan mencari mangsa pada permukaan tanah terutama pada daerah dengan kelembaban tinggi dan banyak mengandung sisa-sisa tanaman. Imago P. fuscipes lebih sering berasosiasi dengan tajuk tanaman untuk mencari mangsa. Parasitoid Encarsia sp. dan Eretmocerus sp. merupakan parasitoid utama dari B. tabaci seperti dilaporkan oleh Castineiras (1995) dan Gerling et al. (2001). Dari hasil pengumpulan nimfa-nimfa B. tabaci, hanya para- sitoid Eretmocerus sp. yang ditemukan memarasit nimfa B. tabaci dan para- sitoid Encarsia sp. tidak ditemukan memarasit nimfa B. tabaci. Hasil pengamatan di pertanaman cabai me- rah menunjukkan bahwa nimfa B.
  • 7. 102 Tabel 1 Jumlah ordo (O), famili (F), spesies (S), jumlah individu (N), indeks keanekaragaman Shannon (H′), dan indeks kemerataan (E) predator dan parasitoid dari B. tabaci pada setiap metode pengambilan sampel di pertanaman cabai merah pada musim kemarau Juni sampai Oktober tahun 2009 di Desa Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, DIY Metode pengumpulan No. Kelompok fungsional Ordo Famili Spesies Jaring ayun Nampan kuning Pengamatan langsung pada tajuk tanaman Pengumpulan nimfa-nimfa B. tabaci 1 Predator Araneae Linyphiidae Linyphiidae sp. 1 96 202 -a 2 Predator Coleoptera Coccinellidae H. octomaculata 159 8 186 - 3 Predator Coleoptera Coccinellidae M. sexmaculata 308 24 306 - 4 Predator Coleoptera Coccinellidae Scymnus sp. 46 81 - 5 Predator Coleoptera Coccinellidae Micraspis inops 225 6 141 - 6 Predator Coleoptera Coccinellidae Coccinella sp. 202 166 - 7 Predator Coleoptera Staphylinidae P. fuscipes 261 17 345 - 8 Predator Hemiptera Anthocoridae Orius sp. 21 40 - 9 Predator Diptera Syrphidae Syrphidae sp. 1 53 110 - Jumlah ordo 4 1 4 - Jumlah famili 5 2 5 - Jumlah spesies 9 4 9 - Jumlah individu 1371 55 1577 - H′ 1,9697 1,2468 2,0502 ttb E 0,8964 0,8994 0,9331 tt 10 Parasitoid Hymenoptera Aphelinidae Encarsia sp. 70 92 -c 11 Parasitoid Hymenoptera Aphelinidae Eretmocerus sp. 109 270 - 695 Jumlah ordo 1 1 - 1 Jumlah famili 1 1 - 1 Jumlah spesies 2 2 - 1 Jumlah individu 179 362 - 695 H′ 0,6692 0,5668 - tt E 0,9654 0,8177 - tt Hendrivaletal.,:KeanekaragamandanKelimpahanMusuhAlamiBemisiatabaci 102
  • 8. Hendrival et al.,: Keanekaragaman dan Kelimpahan Musuh Alami Bemisia tabaci 103 tabaci mulai ditemukan terparasit oleh Eretmocerus sp. pada 2 MST dengan tingkat parasitisasi mencapai 12,9%. Selama pertumbuhan tanaman cabai merah terjadi empat kali peningkatan parasitisasi parasitoid Eretmocerus sp. yaitu pada 5 MST, 7 MST, 10 MST, dan 13 MST dengan tingkat para- sitisasi berturut-turut mencapai 39,1%; 41,1%; 55,5%; dan 57,6%. (Gambar 1). Proses parasitisasi Eretmocerus sp. di pertanaman cabai merah dipengaruhi oleh keragaman vegetasi. Selama per- tumbuhan tanaman cabai merah tidak dilakukan penyiangan gulma, sehingga banyak dijumpai gulma yang tumbuh di bedengan pertanaman. Ekosistem yang demikian dapat mendukung ke- beradaan musuh alami seperti para- sitoid (Smith et al. 1997). Spesies- spesies gulma yang tumbuh di per- tanaman budidaya berperan sebagai tempat berlindung imago parasitoid dan menyediakan inang alternatif mu- suh alami seperti menurut Norris & Kogan (2005). Spesies gulma yang menjadi inang B. tabaci dapat bermanfaat dalam menyediakan inang alternatif dan konservasi parasitoid Eretmocerus sp. di pertanaman cabai merah. Castineiras (1995), Gerling et al. (2001), dan Kirk et al. (2001), menyatakan bahwa genus Eretmocerus merupakan parasitoid B. tabaci yang telah banyak digunakan untuk pengendalian hayati B. tabaci. Parasitoid Eretmocerus sp. umum- nya memarasit nimfa B. tabaci instar ke-2 sampai ke-4, namun preferensi- nya lebih tinggi pada nimfa instar ke-2 (Gerling et al. 2001). Gambar 1. Perkembangan tingkat parasitisasi parasitoid Eretmocerus sp. pada nimfa B. tabaci selama pertumbuhan tanaman cabai merah pada musim kemarau Juni sampai Oktober tahun 2009 di Desa Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, DIY
  • 9. J. Entomol. Indon., September 2011, Vol. 8, No. 2, 96-109 104 Parasitoid Eretmocerus sp. dapat menyelesaikan siklus hidupnya sampai fase imago pada satu nimfa B. tabaci atau bersifat soliter. Seperti yang di- katakan oleh Driesche & Bellows (1996) dan Hajek (2004), suatu para- sitoid yang perkembangan hidupnya terjadi pada satu tubuh inang disebut parasitoid soliter dan bersifat endo- parasitoid. Selanjutnya Zolnerowich & Rose (2008) menyatakan bahwa para- sitoid Eretmocerus sp. merupakan pa- rasitoid soliter dan endoparasitoid yang memarasit nimfa B. tabaci instar kedua dan imago parasitoid muncul dari nimfa instar ke-4 yang telah mati. Genus Eretmocerus memiliki 65 spesies dan semua spesies diketahui sebagai parasitoid primer kutu kebul dan banyak diantaranya yang belum diketahui spesiesnya memarasit B. tabaci (Zolnerowich & Rose 2008). Eretmocerus eremicus diketahui efek- tif menekan populasi B. tabaci pada tanaman tomat, cabai, dan melon (Gerling et al. 2001; Bellamy et al. 2004). Eretmocerus mundus diketahui dapat memarasit nimfa B. tabaci pada tanaman cabai, melon, dan lada di Argentina (López & Andorno 2009). Kelimpahan Spesies Predator dan Parasitoid Serangga-serangga predator yang berhasil dikumpulkan dari pertanaman cabai merah telah diidentifikasi ber- dasarkan publikasi Gerling et al. (2001). Serangga predator tersebut ter- diri atas spesies-spesies dari ordo Co- leoptera famili Coccinellidae yaitu Harmonia octomaculata, Menochilus sexmaculata, Scymnus sp., Micraspis inops, dan Coccinella sp., serta famili Staphylinidae yaitu Paederus fuscipes; ordo Hemiptera famili Anthocoridae yaitu Orius sp.; ordo Diptera famili Syrphidae; dan ordo Areneae yaitu Linyphiidae. Spesies predator dari B. tabaci dengan kelimpahan yang paling tinggi adalah M. sexmaculata dan P. fuscipes dengan nilai kelimpahan berturut-turut yaitu 21,2% dan 20,7%; sedangkan spesies predator dengan nilai kelimpahan paling rendah adalah Orius sp. (2,1%) (Gambar 2). Predator M. sexmaculata merupakan predator yang sangat potensial dalam pengen- dalian hayati hama tanaman seperti B. tabaci. Dilaporkan oleh Muharam & Setiawati (2007) bahwa predator M. sexmaculata mampu memangsa B. tabaci sebanyak 51,5 ekor selama periode 24 jam. Selanjutnya, Hidayat et al. (2009) menyatakan bahwa berdasarkan distribusi, kelimpahan dan uji efektivitas, diketahui bahwa spesies predator yang berpotensi sebagai agens hayati B. tabaci adalah M. sexmaculata dan M. inops. Kelompok fungsional parasitoid yang berhasil diperoleh dari pertana- man cabai merah di Pakem, Sleman, DIY terdiri dari ordo Hymenoptera famili Aphelinidae yaitu Encarsia sp. dan Eretmocerus sp. Kelimpahan spe- sies parasitoid Eretmocerus sp. (89,9%) lebih tinggi dibandingkan
  • 10. Hendrival et al.,: Keanekaragaman dan Kelimpahan Musuh Alami Bemisia tabaci 105 Encarsia sp. (13,1%) (Gambar 2). Parasitoid Eretmocerus sp. yang lebih dominan dibandingkan Encarsia sp. di pertanaman cabai merah diduga terjadi karena adanya faktor kompetisi ter- hadap inang dari kedua parasitoid tersebut. Parasitoid Eretmocerus sp. bersifat oligofag yang dapat memarasit spesies kutu kebul lainnya (Evans & Serra 2002), sehingga menyebabkan parasitoid Eretmocerus sp. mudah dijumpai pada daerah dengan populasi B. tabaci yang melimpah. Parasitoid Encarsia sp. diketahui lebih banyak memarasit kutu kebul Trialeurodes vaporariorum, Aleurocanthus woglumi, dan Dialeurodes citri dibandingkan dengan B. tabaci (Evans 1997; Gerling et al. 2001), sehingga kelimpahan parasitoid Eretmocerus sp. lebih tinggi dibandingkan Encarsia sp. di perta- naman cabai merah. Keanekaragaman musuh alami perlu dipertahankan melalui perlakuan konservasi sehingga pemanfaatan mu- suh alami dapat berlangsung secara berkelanjutan pada waktu sekarang dan waktu yang akan datang. Driesche & Bellows (1996) menjelaskan kegiatan konservasi musuh alami meliputi (1) penggunaan pestisida secara terbatas dan selektif, (2) melestarikan spesies- Gambar 2 Persentase kelimpahan spesies predator (A) dan parasitoid (B) B. tabaci dari empat metode pengumpulan serangga yaitu metode jaring ayun, nampan kuning, pengamatan langsung pada tajuk tanaman, dan pengumpulan nimfa-nimfa B. tabaci pada tanaman cabai merah selama musim kemarau Juni sampai Oktober tahun 2009 di Desa Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, DIY.
  • 11. J. Entomol. Indon., September 2011, Vol. 8, No. 2, 96-109 106 spesies gulma yang mendukung inang parasitoid atau mangsa alternatif pre- dator, (3) memfasilitasi perpindahan musuh alami, dan (4) memodifikasi sistem budidaya tanaman. Konservasi musuh alami pada area yang ber- dekatan dapat meningkatkan keberada- an parasitoid dan predator yang dapat membantu menurunkan populasi B. tabaci dalam jangka panjang. Pengen- dalian hayati B. tabaci dengan pa- rasitoid dan predator merupakan kunci strategis potensial yang sebagian besar belum direalisasikan pada tanaman budidaya (Naranjo 2001). KESIMPULAN Pengendalian hayati B. tabaci di pertanaman cabai merah mempersya- ratkan faktor keanekaragaman para- sitoid dan predator untuk mencapai kestabilan komunitas. Serangga- serangga predator yang bersifat oli- gofag seperti famili Coccinellidae (H. octomaculata, M. sexmaculata, Scym- nus sp., M. inops, dan Coccinella sp.) dan Syrphidae serta bersifat generalis seperti famili Anthocoridae (Orius sp.) diperlukan untuk mengendalikan B. tabaci yang berasosiasi dengan tana- man cabai merah. Predator tersebut diharapkan dapat berperan sebagai pengatur populasi hama sehingga tidak terjadi peledakan populasi hama. Parasitoid Eretmocerus sp. merupakan parasitoid kutu kebul yang berpotensi untuk mengendalikan B. tabaci di pertanaman cabai merah. UCAPAN TERIMAKASIH Penelitian ini terlaksana berkat dukungan dana dari Project ACIAR- AVRDC Chilli IDM tahun 2009 melalui Dr. Ir. Sri Hendrastuti Hidayat, M.Sc, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ir. Bagus Kukuh Udiarto, M.P., Pak Ngadimin, dan Pak Mardi yang telah membantu pelaksanaan penelitian. DAFTAR PUSTAKA Bellamy DE. Asplen MK, & Byrne DN. 2004. Impact of Eretmo- cerus eremicus (Hymenoptera: Aphelinidae) on open-field Be- misia tabaci (Hemiptera: Aleyro- didae) populations. Biol. Control 29:227-234. Bugg RL, Colfer RG, Chaney WE, Smith HA, & CannonJ. 2008. Flower flies (Syrphidae) and other biological control agents for aphids in vegetable crops. ARN Publication 8285:1-25. Byrne DN. & Bellows Jr. TS. 1991. Whitefly biology. Ann. Rev. Entomol. 36:431-457. Castineiras A. 1995. Natural enemies of Bemisia tabaci (Homoptera: Aleyrodidae) in Cuba. Florida Entomologist 78(3):538-540. Cohen AC. & Brummett DL. 1997. The non-abundant nutrient (NAN) concept as a determinant of predator-prey fitness. Entomo- phaga 42:85-91. De Barro PJ. 1995. Bemisia tabaci bio- types: a review of itsbiology, distribution and control. Com-
  • 12. Hendrival et al.,: Keanekaragaman dan Kelimpahan Musuh Alami Bemisia tabaci 107 monwealth Scientificand Indus- trial Research Organization Technical Paper 33. Delatte H, Reynaud B, Granier M, Thornary L, Lett JM, Goldbach, R, & Peterschmitt M. 2005. A new silverleaf-inducing biotype Ms of Bemisia tabaci (Hemip- tera: Aleyrodidae) indigenous to the islands of the southwest Indian Ocean. Bull. Entomol. Res. 95:29-35. Driesche RG van. & Bellows Jr.TS. 1996. Biological Control. Lon- don:Chapman & Hall. Evans GA. & Serra CA. 2002. Parasitoids associated with whiteflies (Homoptera: Aleyro- didae) in Hispaniola and descriptions of two new species of Encarsia (Hymenoptera: Aphelinidae). J. Hym. Res. 11(2):197-212. Evans GA. 1997. A new Encarsia (Hymenoptera: Aphelinidae) species reared from the Bemisia tabaci complex (Homoptera: Aleyrodidae). Florida Entomo- logist 80(1):24-27. Evans GA. 2009. Key to parasitoid genera associated with whiteflies (Aleyrodidae). http://www.sel. barc.usda.gov:8080/1WF/couplet 1.html [diakses 14 Desember 2009]. Faria M. & Wraight SP. 2001. Biologi cal control of Bemisia tabaci with fungi. Crop Prot. 20:767- 778. Frohlich DR, Torres-Jerez I, Bedford ID, Markham PG, & Brown JK. 1999. A phylogeographical ana- lysis of the Bemisia tabaci species complex based on mito- chondrial DNA markers. Mol. Ecol. 8:1683-1691. Gerling D, Alomar O, & Arno J. 2001. Biological control of Bemisia tabaci using predators and para- sitoids. Crop Prot. 20:779-799. Ghahari H, Hayat R, Tabari M, & Ostovan H. 2008. Hover flies (Diptera: Syrphidae) from rice fields and around grasslands of northern Iran. Mun. Ent. Zool. 3(3):275-284. Gindin G, Geschtovt NU, Raccah B, & Barash I. 2000. Pathogenicity of Verticillium lecanii to different develop-mental stages of the sil- verleaf whitefly, Bemisia argen- tifolii. Phytoparasitica 28(3): 229-239. Goulet H. & Huber JT, editor. 1993. Hymenoptera of the World: An Identification Guide to Families. Canada: Canada Communication Group Publishing. Hajek AN. 2004. Natural Enemies: An Introduction to Biological Con- trol. London: Cambridge Univer- sity Press. Hidayat P, Udiarto BK, Setiawati W, & Murtiningsih RRR. 2009. Strategi pemanfaatan musuh alami dalam pengendalian Bemisia tabaci (Gennadius) (He- miptera: Aleyrodidae) sebagai vektor virus kuning pada per- tanaman cabai merah [laporan penelitian KKP3T]. Bogor: Ins- titut Pertanian Bogor. Hoddle MS, van Driesche RG, Sander- son JP. & Minkenberg OPJM. 1998. Biological control of Bemisia argentifolii (Hemiptera:
  • 13. J. Entomol. Indon., September 2011, Vol. 8, No. 2, 96-109 108 Aleyrodidae) on poinsettia with inundative releases of Eretmo- cerus eremicus (Hymenoptera: Aphelinidae): do release rates affect parasitism? Bull. Entomol. Res. 88:47-58. Jones D. 2003. Plant viruses trans- mitted by whiteflies. Eurp. J. Plant Pathol. 109:197-221. Kirk AA, Lacey LA, & Goolsby JA. 2001. Classical biological con- trol of Bemisia and successful integration of management stra- tegies in the United States. in: Harris, K.F., O.P. Smith, & J.E. Duffus (ed.), Virus-Insect-Plant Interactions. London: Academic Press. p 309-329. Krebs CJ. 1999. Ecological Metodo- logy. 2rd ed. New York: An Imprint of Addison Wesley Longman, Inc. López SN. & Andorno AV. 2009. Evaluation of the local popu- lation of Eretmocerus mundus (Hymenoptera: Aphelinidae) for biological control of Bemisia tabaci biotype B (Hemiptera: Aleyrodidae) in greenhouse pep- pers in Argentina. Biol. Control 50:317-323. Magurran AE. 1996. Ecologycal Diversity and Its Measurement. London: Chapman and Hall. Muharam A & Setiawati W. 2007. Teknik perbanyakan masal predator Menochilus sexmacu- latus pengendali serangga Bemi- sia tabaci vector virus kuning pada tanaman cabai. J. Hort. 17(4):365-373. Naranjo SE. 2001. Conservation ande- valuation of natural enemies in IPM systems for Bemisia tabaci. Crop Prot.. 20:835-852. Naranjo SE, Ellsworth PC, Chu CC, & Henneberry TJ. 2002. Conser- vation of predatory arthropods in cotton: role of action thresholds for Bemisia tabaci (Homoptera: Aleyrodidae). J. Econ. Entomol. 95(4):682-691. Naranjo SE & Ellsworth PC. 2009. The contribution of conservation biological control to integrated control of Bemisia tabaci in cotton. Biol. Control 51:458-470. Norris RF & Kogan M. 2005. Ecology of interaction between weeds and arthtropods. Ann. Rev. Entomol. 50:479-503. Setiawati W, Udiarto BK & Soetiarso TA. 2007. Selektivitas beberapa insektisida terhadap hama kutu kebul (Bemisia tabaci Genn.) dan predator Menochilus sexma- cula tus Fabr. J. Hort. 17(2): 168-174. Shepard BM, Barrion AT & Litsinger J. A. 1995. Serangga, Laba-laba, dan Patogen yang Membantu. Untung K, Wirjosuhardjo S, penerjemah. Jakarta: Program Nasional Pengendalian Hama Terpadu, Bappenas. Terjemahan dari: Helpful Insects, Spiders, and Pathogens. Smith JW Jr., Wiedenmann RN., & Gilstrap FE. 1997. Challenges and opportunities for biological control in Ephemeral crop habi- tats: an Overview. Biol. Control 10: 2–3. Sudiono & Yasin N. 2006. Karak- teristik kutu kebul (Bemisia ta- baci) sebagai vektor virus gemini
  • 14. Hendrival et al.,: Keanekaragaman dan Kelimpahan Musuh Alami Bemisia tabaci 109 dengan teknik PCR-RAPD. J. HPT. Tropika 6(2):113-119. Sugiyama K. 2005. Management of whitefly for commercial tomato production in greenhouses in Shizuoka, Japan. in: Ku, T.Y. & Wang C.L, editor. Proc. of the International Seminar on White fly Management and Control Strategy. Taichung, Taiwan, Oct 3-8, 2005. Taichung, Taiwan. p 81–91. Tsai JH. Wang K. 1996. Development and reproduction of Bemisia argentifolii (Homoptera: Aleyro- didae) on five host plant. J. Environ. Entomol. 25:810-816. Zolnerowich G, Rose M. 2008. The genus Eretmocerus. in: Gould J, Hoelmer K. & Goolsby J, (ed.). Classical Biological Control of Bemisia tabaci in the United States-A Review of Interagency Research and Implementation. Netherlands: Springer. p 89-109. _____________________