Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Metode Penelitian
1. 48
BAB III
METODE PENELITIAN
Penentuan metode penelitian yang tepat dan benar merupakan salah satu
syarat keberhasilan suatu penelitian. Pemilihan metode penelitian yang tepat
tidaklah mudah, sehingga diperlukan pemilihan metode sesuai dengan kelebihan
dan kelemahan masing-masing.
A. Pengertian Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2015: 3) metode penelitian pada dasarnya
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu. Sedangkan menurut Arikunto (2010: 9) metode penelitian merupakan
cara atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap permasalahan.
Jadi, metode penelitian adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
cara yang tepat dalam rangka pemecahan masalah.
Berkaitan dengan pendapat di atas, maka terdapat empat kata kunci
yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara
ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu
rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu
dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh
penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati
oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui
cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam
penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis
2. 49
(Sugiyono, 2015: 3). Oleh karena penelitian merupakan kegiatan ilmiah, maka
metode penelitian dapat diartikan juga sebagai cara untuk mengungkapkan dan
menerangkan gejala-gejala alam dan gejala-gejala sosial dalam kehidupan
manusia, dengan memperagakan prosedur kerja yang sistematis, teratur, tertib
dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Nawawi dan Martini, 2010).
B. Materi Penelitian
1. Pola Penelitian
Pola penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan
menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta sesuai
dengan tujuan penelitian. Pola penelitian ini berguna sebagai pegangan bagi
peneliti dalam melakukan penelitiannya (Nasution, 2003: 23). Berkaitan
dengan pola penelitian yang akan digunakan, dapat diuraikan beberapa pola
penelitian menurut tujuan, metode, dan tingkat eksplanasinya.
Penelitian menurut tujuan dapat dikelompokan menjadi penelitian
murni dan terapan (pure research & applied research). Sekaran dalam
Sugiyono (2013: 6) menyatakan bahwa, bila penelitian diarahkan untuk
mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah,
maka penelitian tersebut diarahkan untuk memecahkan masalah, maka
penelitian tersebut dinamakan penelitian terapan, tetapi bila penelitian yang
dilakukan diarahkan sekedar untuk memahami maslah organisasi secara
mendalam (tanpa ingin menerapkan hasilnya) maka hal itu dinamakan
penelitian dasar/murni.
3. 50
Menurut metode yang digunakan, penelitian ini merupakan
penelitian ex post facto. Penggunaan metode ex post facto ini diperkuat oleh
pendapat Nazir (2005: 73) menyatakan bahwa penelitian ex post facto
adalah penyelidikan secara empiris yang sistematik, dimana peneliti tidak
mempunyai kontrol langsung terhadap variabel-variabel bebas (independent
variables) karena manifestasi fenomena telah terjadi atau karena fenomena
sukar dimanipulasikan. Inferensi hubungan antar variabel dibuat tanpa
intervensi langsung, tetapi dari variasi yang seiring dari variabel bebas
dengan variabel independen. Penggunaan metode ini dipandang cukup
representatif untuk mengetahui tujuan penelitian.
Penelitian menurut tingkat ekplanasinya adalah penelitian yang
berrmaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta
hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2013:
11). Jika ditinjau dari tingkat eksplanasi, penelitian ini adalah penelitian
asosiatif. Penelitian asosiatif menurut Sugiyono (2013: 12) merupakan
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
atau lebih, dalam hal ini variabel dependent yang diteliti adalah prestasi
belajar, sedangkan variabel independent meliputi minat belajar dan
pergaulan teman sebaya.
Menurut Azwar (2010: 6) ditinjau dari analisis yang digunakan,
penelitian dikategorikan ke dalam dua macam, yaitu:
a. Penelitian deskriptif, artinya penelitian yang melakukan analisis hanya
sampai pada taraf deskripsi, yang menganalisis dan menyajikan data
4. 51
fakta secara sistematik sehingga lebih mudah untuk dipahami dan
disimpulkan.
b. Penelitian inferensial, artinya penelitian yang menganalisis hubungan
antar variabel dengan pengujian hipotesis.
Adapun pola penelitian yang penulis gunakan adalah pola penelitian
deskriptif. Menurut Azwar (2010: 6) penelitian deskriptif bertujuan untuk
menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik
mengenai populasi atau bidang tertentu dan berusaha menggambarkan
situasi atau kejadian.
2. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2010: 67) variabel penelitian adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya. Azwar (2010: 32-33) menyatakan bahwa variabel
penelitian dapat berupa apapun juga yang variasinya perlu diperhatikan agar
peneliti dapat mengambil kesimpulan mengenai fenomena yang terjadi.
Berkaitan dengan variabel yang diteliti, menurut Azwar (2010: 33)
banyak sekali mcam variabel yang dapat ikut berperan dalam penelitian dan
tidak mungkin diperhatikan semua dan tidak perlu dilibatkan semua. Oleh
karena itu, hipotesis yang dilandasi oleh telaah teoretik dapat membimbing
peneliti dalam mengidentifikasi variabel mana saja yang menjadi pokok
permasalahan sehingga harus diperhatikan dan variabel mana saja yang
fungsinya kurang penting atau bahkan dapat diabaikan.
5. 52
Berdasarkan uraian di atas, pada penelitian ini terdiri dari satu
variabel terikat (dependent variable), dan 2 variabel bebas (independent
variable).
a. Variabel terikat (Y)
Menurut Arikunto (2010: 118) variabel terikat adalah “variabel
yang dipengaruhi oleh variabel lainnya.” Variabel terikat (Y) dalam
penelitian ini adalah prestasi belajar.
b. Variabel Bebas (X)
Menurut Arikunto (2010: 120) variabel bebas adalah “variabel
yang tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya.” Variabel bebas dalam
penelitian ini terdiri dari minat belajar dan pergaulan teman sebaya.
3. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
a. Populasi Penelitian
Populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya” (Sugiyono, 2013: 117). Bertolak dari pendapat tersebut
maka peneliti menetapkan populasi penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas XI SMK PGRI Wonoasri Kabupaten Madiun tahun pelajaran
2016/2017. Berdasarkan data internal SMK PGRI Wonoasri, diperoleh
informasi bahwa jumlah siswa kelas XI SMK PGRI Wonoasri Kabupaten
Madiun tahun pelajaran 2016/2017 terbagi ke dalam lima kelas, dengan
perincian sebagai berikut:
6. 53
Tabel 3.1.
Daftar Perincian Siswa Kelas XI SMK PGRI Wonoasri
Tahun Pelajaran 2016/2017
No. Kelas
Siswa
Jumlah
Laki-laki Perempuan
1. XI Administrasi Perkantoran 2 19 21
2. XI Akuntansi 2 22 24
3. XI Pemasaran - 18 18
4. XI Teknik Komputer & Jaringan 18 4 22
5. XI Multimedia 16 7 23
Jumlah 38 70 108
Berdasarkan data di atas, maka populasi dalam penelitian ini
adalah sebanyak 108 siswa.
b. Sampel Penelitian
Sugiyono (2013: 118) menyatakan bahwa “sampel adalah bagian
dari jumlah atau karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”
Sedangkan menurut Arikunto (2010: 132) “Sampel adalah sebagian atau
wakil dari populasi yang akan diteliti.” Berdasarkan pendapat tersebut,
dapat dinyatakan bahwa sampel adalah bagian-bagian dari populasi, atau
suatu prosedur dalam penelitian dimana hanya sebagian dari populasi
saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri
yang dikehendaki dari populasi.
Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misal karena keterbatasan dana, tenaga
dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan dapat
diberlakukan untuk populasi. Untuk sampel yang diambil dari populasi
harus betul-betul representatif (mewakili). Pada penelitian ini, populasi
7. 54
penelitian berjumlah 108 siswa, sehingga jumlah populasi relatif kecil.
Berdasarkan hal tersebut, maka keseluruhan populasi dalam penelitian ini
dijadikan sampel penelitian. Adapun pertimbangan yang digunakan
dalam menentukan sampel penelitian adalah jumlah populasi yang tidak
terlalu besar. Dengan demikian, maka sampel penelitian ini berjumlah
108 siswa.
c. Teknik Sampling
Penentuan sampel penelitian dapat dilakukan melalui beberapa
jenis teknik sampling. Teknik sampling adalah teknik pengambilan
sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Menurut
Sugiyono (2013: 119) pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu probability sampling dan nonprobability sampling. Probability
sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang
yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel (Sugiyono, 2013: 92). Probability sampling meliputi
simple random, proportionate stratified random sampling,
disproportionate stratified random, dan area random.
Sedangkan nonprobability sampling adalah teknik pengambilan
sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setaip
unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono,
2013: 95). Non-probability sampling meliputi sampling sistematis,
8. 55
sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling
jenuh, dan snowball sampling.
Pada penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah teknik
sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2013: 124-125) sampling jenuh
adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua
anggota populasi dijadikan sampel. Berdasarkan pendapat tersebut maka
seluruh populasi dalam penelitian ini dijadikan sampel. Dengan demikian
sampel dalam penelitian ini berjumlah 108 siswa.
C. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Menurut Nurgiyantoro (2004: 46) “Suatu penelitian ilmiah
memerlukan data dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Untuk itu,
cara pengumpulan data haruslah dilakukan melalui penggunaan teknik
pengumpulan data yang baik.” Penelitian ini merupakan penelitian yang
memiliki data kuantitatif. Data kuantitatif merupakan data yang berwujud
angka-angka yang diperoleh sebagai hasil pengukuran atau penjumlahan.
Menurut Nazir (2005: 32), ditinjau dari jenisnya, data dapat dibagi
menjadi empat, yaitu:
a. Data nominal
Data nominal adalah ukuran yang paling sederhana, dimana angka yag
diberikan kepada objek mempunyai arti sebagai label saja dan tidak
menunjukkan tingkatan apapun. Ciri-ciri data nominal adalah hanya
9. 56
memiliki atribut, atau nama, atau diskrit. Data nominal merupakan data
diskrit dan tidak memiliki urutan. Bila objek dikelompokkan ke dalam
set-set, dan kepada semua anggota set diberikan angka, set-set tersebut
tidak boleh tumpang tindih dan bersisa.
b. Data ordinal
Data ini, selain memiliki nama (atribut), juga memiliki peringkat atau
urutan. Angka yang diberikan mengandung tingkatan. Ia digunakan
untuk mengurutkan objek dari yang paling rendah sampai yang paling
tinggi, atau sebaliknya. Ukuran ini tidak memberikan nilai absolut
terhadap objek, tetapi hanya memberikan peringkat saja.
c. Data interval
Data yang mempunyai ciri-ciri skala ordinal, namun jarak antara tiap
bilangan itu diketahui. Angka-angka pada skala interval bersifat linier
dengan jarak yang pasti dan perbedaan-perbedaan dalam skala itu
berbeda dalam hubungan yang sepadan (isomorfis). Data interval tidak
mempunyai angka nol absolute (mutlak). Misalnya nol derajat Celcius,
ternyata masih ada nilainya. Semua penghitungan dengan statistik
parametrik dapat dikenakan pada data ini. Misalnya penghitungan
kecenderungan sentral skor yang bersifat deskriptif, seperti mean,
simpangan baku, tingkat persentil, sampai pengujian berbagai hipotesis
seperti uji perbedaan (tes Anava), uji hubungan (korelasi), dan
pemrediksian (regresi, dan lain-lain.
10. 57
d. Data rasio
Data rasio yang diperoleh melalui pengukuran dengan skala rasio
memiliki titik nol. Karenanya, interval jarak tidak dinyatakan dengan
beda angka rata-rata satu kelompok dengan titik nol di atas. Oleh karena
ada titik nol, maka data rasio dapat dibuat perkalian ataupun pembagian.
Dengan mengetahui jenis data maka akan dapat mempermudah
pemilihan teknik analisis data yang tepat. Jenis data yang penulis
kumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Minat belajar (X1)
Data minat belajar merupakan data interval karena diperoleh dari
penjumlahan skor angket. Pengelompokan data tentang minat belajar
berdasarkan skor median. Jika skor minat belajar > median, maka
digolongkan minat belajar tinggi, jika skor minat belajar < median, maka
minat belajar rendah.
b. Pergaulan teman sebaya (X2)
Data pergaulan teman sebaya merupakan data interval karena
diperoleh dari penjumlahan skor angket. Pengelompokkan data tentang
pergaulan teman sebaya berdasarkan skor median. Jika skor pergaulan
teman sebaya > median, maka digolongkan pergaulan teman sebaya
konstruktif, jika skor pergaulan teman sebaya < median, maka pergaulan
teman sebaya tidak konstruktif.
11. 58
c. Prestasi belajar (Y)
Data prestasi belajar merupakan data interval karena diperoleh
dari penjumlahan skor angket. Pengelompokkan data tentang prestasi
belajar berdasarkan skor median. Jika skor prestasi belajar > median,
maka digolongkan prestasi belajar tinggi, jika skor prestasi belajar <
median, maka prestasi belajar rendah.
2. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2010: 146).
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu menggunakan metode dokumentasi dan angket. Pada penelitian ini,
metode dokumentasi untuk mengumpulkan data prestasi belajar siswa,
sedangkan angket digunakan untuk mengumpulkan data-data tentang minat
belajar dan pergaulan teman sebaya.
Metode dokumentasi yaitu mencari data yang berupa dokumen.
Menurut Sugiyono (2013: 240) “dokumen merupakan catatan peristiwa
yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-
karya monumental dari seseorang.” Dokumentasi yang digunakan dalam
penelitian ini untuk mengumpulkan data nilai rata-rata pada masing-masing
siswa yang diteliti yang ada pada raport dalam setiap semester.
Angket merupakan “sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden yang dibutuhkan oleh peneliti
(Arikunto, 2010: 151). Jenis angket yang penulis gunakan dalam penelitian
12. 59
ini adalah angket yang bersifat tertutup dan langsung. Menurut Sugiyono
(2013: 93) angket tertutup adalah “angket yang sudah disediakan
jawabannya, sehingga responden tinggal memilih dan menjawab secara
langsung.” Data angket yang dimaksud adalah angket yang diberikan
langsung kepada responden yang mau diminta informasi atau pendapat.
Adapun alasan penulis menggunakan angket sebagai salah satu alat
untuk mengumpulkan data dengan pertimbangan bahwa angket memiliki
kelebihan dan kelemahan seperti yang dijelaskan Arikunto (2010: 156)
sebagai berikut:
a. Kelebihan:
1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti.
2) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.
3) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing
dan menurut waktu senggang responden.
4) Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-
malu menjawab.
5) Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden data diberi
pertanyaan yang benar-benar sama.
b. Kelebihan:
1) Angket belum merupakan jaminan bahwa responden akan
memberikan jawaban yang tepat.
2) Angket hanya terbatas hanya pada responden yang dapat membaca
dan menulis.
13. 60
3) Kadang-kadang ada responden yang tidak bersedia mengisi angket.
4) Pertanyaan yang diajukan dalam angket lebih bersifat terbatas
sehingga ada hal-hal yang tidak terungkap.
Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui dua buah angket
berbentuk skala, yaitu: skala minat belajar dan skala pergaulan teman
sebaya.
Setiap aspek dalam skala minat belajar dan pergaulan teman sebaya
dikembangkan dalam bentuk pernyataan, mengikuti skala likert yang terdiri
atas dua model penyataan, yaitu pernyataan positif (favorable) dan
pernyataan negatif (unfavorable) dengan lima kemungkinan jawaban, yaitu:
Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS),
Sangat Tidak Setuju (STS). Untuk pernyataan positif skor tertinggi
diberikan pada alternatif jawaban Sangat Setuju = 5, Setuju = 4, Kurang
Setuju = 3, Tidak Setuju = 2, Sangat Tidak Setuju = 1. Sebaliknya,
pemberian skor untuk pernyataan negatif adalah sebagai berikut: Sangat
Tidak Setuju = 5, Tidak Setuju = 4, , Kurang Setuju = 3, Setuju = 2, Sangat
Setuju = 1.
Berikut akan diuraikan skala minat belajar, skala pergaulan teman
sebaya, dan skala prestasi belajar.
a. Skala minat belajar
Skala minat belajar dikembangkan berdasarkan indikator
penilaian menurut Slameto (2013: 53), yang meliputi:
14. 61
1) Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan
pelajaran
2) Ada rasa suka dan senang terhadap pelajaran
3) Adanya perhatian dan konsentrasi dalam belajar
4) Adanya partisipasi pada aktivitas dan kegiatan belajar.
b. Skala pergaulan teman sebaya
Skala pergaulan teman sebaya dikembangkan berdasarkan
indikator-indikator menurut Surya (2010: 21), yang meliputi:
1) Kualitas pergaulan
2) Aktivitas yang biasa dilakukan dengan teman sebaya
3) Intensitas terjadinya pergaulan dengan teman sebaya.
c. Skala prestasi belajar
Prestasi belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah hasil
belajar pada ranah kognitif. Menurut Muhibbin Syah (2011: 220) salah
satu pendekatan yang digunakan untuk mengevaluasi dan menilai tingkat
keberhasilan/ indikator belajar yaitu penilaian acuan kriteria. Nilai
seorang siswa bukan berdasarkan perbandingan nilai yang dicapai rekan
sekelompoknya melainkan ditentukan oleh penguasaannya atas materi
pelajaran hingga batas yang sesuai dengan tujuan instruksional.
Mengacu pada Yudistiro (2016: 428) indikator prestasi belajar
siswa diambil dari nilai raport. Nilai tersebut dapat diperoleh dari
rekapitulasi nilai yang dimasukkan ke dalam buku raport, pengukuran
nilainya dalam bentuk angka. Pada penelitian ini, prestasi belajar siswa
15. 62
diindikasikan dari ranah kognitif. Prestasi belajar pada ranah kognitif
diukur dari nilai rata-rata yang ada pada raport dalam setiap semester.
3. Uji Coba Alat Ukur
Sebelum digunakan, agar dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah alat pengumpul data harus diuji validitas dan reliabilitasnya.
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Menurut Arikunto (2010: 164), sebuah instrumen
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel
yang diteliti secara tepat. Dalam penelitian ini uji validitas dilakukan atas
item-item pertanyaan pada kuesioner yaitu dengan jalan menghitung
koefisien korelasi dari tiap-tiap item pernyataan dengan skor total yang
diperoleh dengan menggunakan analisis korelasi product moment dengan
formulasi sebagai berikut (Arikunto, 2010: 168):
2
2
2
2
y
y
n
x
x
n
y
x
xy
n
rxy
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi X dan Y
n = jumlah sampel
∑XY = jumlah produk X dan Y
∑X = jumlah nilai X
∑Y = jumlah nilai Y
16. 63
Kriteria validitas menggunakan nilai r Product Moment dengan
taraf signifikansi 5%. Jika rhitung ≥ rtabel maka alat ukur dinyatakan valid
(Ghozali, 2016: 29).
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010).
Setiap alat pengukur seharusnya memberi hasil pengukuran yang
konsisten. Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji ketepatan alat ukur
yang digunakan dalam penelitian ini. Suatu alat ukur dikatakan baik, bila
tidak berubah-ubah pengukurannya dan dapat diandalkan apabila alat
ukur tersebut digunakan berkali-kali akan memberikan hasil yang serupa.
Uji reliabilitas dilakukan dengan koefisien Cronbach Alpha.
Untuk menguji reliabilitas, menurut Arikunto (2010: 43) dapat dihitung
dengan rumus Alpha sebagai berikut:
R1 =
2
2
1
1 t
b
k
k
Keterangan:
R1 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
2
b
= jumlah varian butir
2
t
= jumlah varian soal.
17. 64
Koefisien alpha ini berkisar antara 0 sampai dengan 1. Menurut
Nunnally (dalam Ghozali, 2016: 43) suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70.
D. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil
estimasi regresi yang dilakukan benar-benar memenuhi asumsi normalitas dan
linieritas data.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam
variabel penelitian yang akan digunakan normal atau tidak (Ghozali, 2016:
56). Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau
mendekati normal.
Pada penelitian ini, uji normalitas data dari variabel X1, X2, dan Y
menggunakan uji one sample kolmogorov-smirnov yang diolah dengan
program SPSS release 23. Ketentuan yang digunakan adalah apabila nilai
probabilitas signifikansi > 0,05, maka H0 diterima dan data dinyatakan
terdistribusi normal. Sedangkan jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak
dan data dinyatakan tidak berdistribusi normal (Nurgiyantoro, 2004: 72).
2. Uji Linieritas
Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui status linier tidaknya
distribusi data dalam penelitian. Hasil yang diperoleh akan menentukan
teknik analisis regresi yang digunakan.
18. 65
Pada penelitian ini, untuk mengetahui linieritas garis dapat dilakukan
dengan membuat diagram pancar atau scatter plot. Untuk melihat bahwa
model yang terbentuk telah memenuhi kriteria linieritas, maka akan diuji
dengan melihat hasil plot residual terhadap harga prediksi. Jika grafik harga-
prediksi dan harga-residual tidak membentuk pola parabola atau kubik maka
asumsi linieritas terpenuhi. Jika asumsi linieritas terpenuhi, amka residual-
residual tersebut akan didistribusikan secara random dan akan terkumpul di
sekitar garis lurus yang melalui titik 0 (Sulaiman, 2004: 47).
E. Metode Analisis Data
Berdasarkan data yang diperoleh, peneliti menganalisis data dengan
menggunakan metode statistik parametrik, sehingga dapat membuktikan
apakah hipotesis diterima atau ditolak dan untuk mengambil kesimpulan
sebagai hasil dari penelitian yang telah dilakukan.
1. Analisis Regresi Linier Berganda
Menurut Sulaiman (2004: 52) analisis regresi linier berganda adalah
suatu metode statistik umum yang digunakan untuk meneliti hubungan
antara sebuah variabel terikat (dependent variable) dengan beberapa
variabel bebas (independent variable).
Tujuan analisis regresi linier berganda adalah menggunakan nilai-
nilai variabel independent yang diketahui untuk meramalkan nilai variabel
dependent (Sulaiman, 2004: 55). Dalam penelitian ini penulis menggunakan
metode analisis regresi linier berganda Nurgiyantoro (2004: 81) dengan
rumus:
19. 66
Ŷ = a + b1X1 + b2X2
Keterangan:
Ŷ = variabel kriterium (variabel dependent yang diselidiki, yaitu
prestasi belajar siswa)
a = bilangan constant
b1 = koefisien prediktor 1 (minat belajar)
b2 = koefisien prediktor 2 (pergaulan teman sebaya)
X1 = variabel prediktor 1 (minat belajar)
X2 = variabel prediktor 2 (pergaulan teman sebaya)
2. Analisis Korelasi
Analisis korelasi adalah studi yang membahas tentang derajat
hubungan antara variabel-variabel. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui
derajat hubungan dinamakan koefisien korelasi (Sudjana, 2002: 32).
Analisis korelasional digunakan untuk melihat ada tidaknya serta
kuat lemah hubungan antara variabel X1 dan X2 dengan Y. Rumus yang
digunakan untuk menghitung korelasi menurut Nurgiyantoro (2004: 84)
adalah:
2
2
2
2
y
y
n
x
x
N
y
x
xy
N
rxy
Keterangan:
rxy = perhitungan korelasi antar variabel X dan Y
N = jumlah subjek
∑x = jumlah skor variabel X
20. 67
∑y = jumlah skor variabel Y
∑xy = jumlah hasil kali skor variabel x dan y
∑x2 = jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X
∑y2 = jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y
Koefisien korelasi memiliki nilai antara -1 hingga +1. Sifat nilai
koefisien korelasi adalah plus (+) dan minus (-). Hal ini menunjukkan arah
korelasi. Makna sifat korelasi menurut Nugroho (2005: 77):
a. Korelasi positif (+) berarti jika variabel X1 mengalami kenaikan maka
variabel Y akan mengalami kenaikan, atau jika variabel X1 mengalami
penurunan maka variabel Y juga akan mengalami penurunan.
b. Korelasi negatif (-) berarti jika variabel X1 mengalami kenaikan maka
variabel akan mengalami penurunan, atau jika variabel X1 mengalami
penurunan maka variabel Y akan mengalami kenaikan.
Sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi. Keeratan korelasi
dapat dikelompokkan sebagai berikut (Nugroho, 2005: 79):
a. 0,00 sampai dengan 0,20 berarti korelasi memiliki keeratan sangat lemah.
b. 0,21 sampai dengan 0,40 berarti korelasi memiliki keeratan lemah.
c. 0,41 sampai dengan 0,70 berarti korelasi memiliki keeratan kuat.
d. 0,71 sampai dengan 0,90 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat.
e. 0,91 sampai dengan 0,99 artinya korelasi memiliki keeratan sangat kuat
sekali.
f. 1 berarti korelasi sempurna.
21. 68
3. Analisis Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi disebut juga dengan koefisien penentu
(Sudjana, 2002: 41). Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mendeteksi
ketepatan yang paling balik dari garis regresi. Uji koefisien determinasi
dilakukan dengan melihat besarnya nilai koefisien determinasi.
Sumbangan efektif prediktor dapat dihitung dari koefisien korelasi
ganda yang disebut sebagai koefisien determinasi (R2). Menurut
Nurgiyantoro (2004: 89), rumus R2 yag dimaksud adalah:
SE%X = SR%X x R2
Keterangan:
SE% = sumbangan efektif
X = prediktor
SR% = sumbangan efektif
R2 = koefisien determinasi
∑xy = jumlah hasil kali skor variabel x dan y
Kriteria pengujian:
a. Semakin besar SE% sebuah prediktor berarti semakin besar
sumbangannya untuk keperluan prediksi.
b. SE% prediktor yang terlalu kecil, misalnya mendekati nol (0),
menunjukkan bahwa prediktor tersebut tidak memberikan arti untuk
keperluan prediksi. Maka prediktor itu dapat diabaikan.
22. 69
F. Uji Hipotesis
1. Uji Hipotesis Minor
Pengujian hipotesis minor menggunakan uji t. Uji t digunakan untuk
melihat pengaruh variabel bebas (independent variable) secara parsial
terhadap variabel terikat (dependent variable) dimana dapat diketahui
apakah minat belajar (X1), pergaulan teman sebaya (X2) berpengaruh
terhadap prestasi belajar (Y). Rumus uji t menurut Sulaiman (2004: 62)
sebagai berikut:
t =
1
2
2
N
D
D
N
D
Keterangan:
N = jumlah subjek
∑D = jumlah perbedaan antara setiap pasangan X1 - X2
Kriteria pengujian:
a. H0 diterima bila thitung ≤ ttabel pada taraf signifikansi 5%
b. H0 ditolak bila thitung > ttabel dengan menggunakan derajat kebebasan
db = n-k-1 pada taraf signifikansi 5%
2. Uji Hipotesis Mayor
Uji hipotesis mayor dilakukan untuk mengetahui apakah seluruh
variabel bebas secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi variabel
terikat (Y) dengan menggunakan F tes. Adapun rumus F tes menurut
Arikunto (2010: 132) adalah sebagai berikut:
23. 70
Freg =
res
reg
RK
RK
Keterangan:
Freg = bilangan F garis regresi
RKreg = rata-rata hitung kuadrat regresi
RKres = rata-rata hitung kuadrat residu
Kriteria pengujian:
a. H0 diterima bila Fhitung ≤ Ftabel pada taraf signifikansi 5%
b. H0 ditolak bila Fhitung > Ftabel dengan menggunakan derajat kebebasan
db1 = n-1, db2 = k-1 pada taraf signifikansi 5%.