SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
I. PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Kehadiran gulma dianggap merugikan karena mengganggu kepentingan dan aktivitas 
manusia/kegiatan pertanian dan pengendalian gulma merupakan usaha untuk meningkatkan 
daya saing tanaman dan melemahkan daya saing gulma. 
Pengendalian hayati dalam arti luas mencakup setiap usaha pengendalian 
organisme pengganggu dengan tindakan yang didasarkan ilmu hayat (biologi). Secara umum 
populasi organisme di alam berada dalam keadaan seimbang pada jenjang populasi tertentu. 
Hal ini disebabkan oleh faktor lingkungan dan juga faktor dalam populasi sendiri, yang 
mengendalikan populasi tersebut. Salah satu kelompok faktor lingkungan itu adalah musuh 
alami yang mencakup parasitoid, predator, dan patogen. 
Pada dasarnya setiap organisme di alam mempunyai musuh alami. Musuh alami tersebut 
dalam habitat alaminya berperan sebagai komponen untuk menekan pertumbuhan gulma 
sehingga terjadi keseimbangan ekologis. Tujuan pengendalian Hayati bukan pemusnahan 
tetapi penekanan gulma agar secara ekonomi dan ekologi tidak merugikan. Dengan 
demikian, efektifitas pengendalian secara hayati diharapkan dapat berlanjut dalam waktu 
lama karena keseimbangan ekologis baru antara gulma dan musuh alaminya telah tercapai. 
B. Tujuan 
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengamati langsung 
organisme yang menjadi musuh alami dari gulma yang dikumpulkan dari lapang.
II. TINJAUAN PUSTAKA 
Musuh Alami adalah Suatu mahluk hidup (organisme > Predator, Parasitoid dan Patogen) 
yang dapat mengendalikan hama penyakit dan gulma (OPT) Musuh alami terdiri dari 
pemangsa/predator, parasitoid dan patogen. Pemangsa adalah binatang (serangga, laba-laba 
dan binatang lain) yang memakan binatang lain sehingga menyebabkan kematian. Kadang-kadang 
disebut “predator”. Predator berguna karena memakan hama tanaman. Semua laba-laba 
dan capung merupakan contoh pemangsa. Parasitoid adalah serangga yang hidup di 
dalam atau pada tubuh serangga lain, dan membunuhnya secara pelan-pelan. Parasitoid 
berguna karena membunuh serangga hama, sedangkan parasit tidak membunuh inangnya, 
hanya melemahkan. 
Ada beberapa jenis tawon (tabuhan) kecil sebagai parasitoid serangga hama. Patogen adalah 
penyebab penyakit yang menyerang binatang atau makhluk lain. Patogen berguna karena 
mematikan banyak jenis serangga hama tanaman teh. Ada beberapa jenis patogen, antara lain 
jamur, bakteri dan virus. 
Musuh alami sebaiknya dilestarikan karena mereka merupakan teman petani. Semua jenis 
musuh alami membantu petani mengendalikan hama dan penyakit. Karena itu, musuh alami 
jangan dibunuh atau dimusnahkan. Langkah pertama dalam hal melestarikan musuh alami 
adalah: jangan menggunakan pestisida kimia! Langkah kedua: menjaga berbagai jenis 
tanaman, terutama tanaman berbunga, di kebun atau sekitar kebun. Jika terdapat bermacam-macam 
tanaman di kebun, biasanya jumlah musuh alami yang berada di kebun juga lebih 
banyak. (Baca juga bagian mengenai bunga di halaman ‘Parasitoid’). Langkah ketiga: 
mengusahakan lingkungan yang sesuai untuk kehidupan musuh alami tersebut (konservasi) 
(Sukman Y. 2002 ). 
Berdasarkan campur tangan yang terjadi maka dibedakan antara pengendalian alami dan 
pengendalian hayati. Perbedaan utama terletak pada ada atau tidaknya campur tangan 
manusia dalam ekosistem. Dalam pengendalian alami disamping musuh alami sebagai 
pengendali hayati masih ada iklim dan habitat sebagai faktor pengendali non hayati. Sedang 
pada pengendalian hayati ada campur tangan manusia yang mengelola gulma dengan 
memanipulasi musuh alaminya. 
Pengendalian hayati merupakan metode yang paling layak dan sekaligus paling sulit 
dipraktekkan karena memerlukan derajat ketelitian tinggi dan serangkaian test dalam jangka 
waktu panjang (bertahun-tahun) sebelum suatu organ pengendali hayati dilepas untuk 
pengendalian suatu species gulma. Dasar pengendalian hayati adalah kenyataan bahwa di 
alam ada musuh-musuh alami yang mampu menekan beberapa species gulma ( Tora. 2012). 
Ada beberapa syarat utama yang dibutuhkan agar suatu makhluk dapat digunakan sebagai 
pengendali alami : 
1. Makhluk tersebut tidak merusak tanaman budidaya atau jenis tanaman pertanian lainnya, 
meskipun tanaman inangnya tidak ada. 
2. Siklus hidupnya menyerupai tumbuhan inangnya, misalnya populasi makhluk ini akan 
meningkat jika populasi gulmanya juga meningkat. 
3. Harus mampu mematikan gulma atau paling tidak mencegah gulma membentuk 
biji/berkembang biak. 
4. Mampu berkembang biak dan menyebar ke daerah-daerah lain yang ditumbuhi inangnya. 
5. Mempunyai adaptasi baik terhadap gulma inang dan lingkungan yang ditumbuhinya ( Dwi 
Hartoyo,SP. 2001 ).
III. BAHAN DAN METODE 
A. Alat dan bahan 
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini, antara lain pot, kain kasa, tali rapia dan 
alat tulis. Serta bahan yang digunakan dalam praktikum ini, antara lain gulma golongan 
rumput, teki, dan daun lebar 
B. Metode 
Adapun prosedur kerja pengamatan langsung pengendalian gulma secara hayati, antara lain : 
1. Mengidentifikasi 3 jenis gulma dari golongan rumput, teki dan daun lebar 
2. Menanam ketiga jenis gulma tersebut dalam satu pot tanam. 
3. Memasukkan organisme musuh alami (Ulat atau Belalang) pada gulma yang telah 
diidentifikasi. 
4. Menutup atau mengurung pot dengan kain kasa lalu ikat dengan tali rapia agar organism 
musuh alami gulma tidak dapat keluar. 
5. Melakukan pengamatan gejala serta intensitas serangan musuh alami terhadap masing-masing 
jenis gulma.
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 
A. Data pengamatan 
Musuh alami belalang (kelompok 3) 
Jenis gulma Jumlah Presentase kerusakan (%) 
Hari ke- 
1 2 3 4 5 6 7 
Cyperus kyllingia 3 0 0 1 3 4 5 5 
Chloris barbata 2 0 3 5 8 11 13 15 
Acalypha 2 0 1 3 6 8 10 10 
Musuh alami ulat (kelompok 5) 
No Jenis gulma Presentase kerusakan per hari (%) 
1 2 3 4 5 6 7 
1 Gulma golongan rumput 0 0 3 6 8 10 - 
2 Gulma golongan teki - - - - - - - 
3 Gulma golongan daun lebar - - 4 7 10 12 - 
B. Pembahasan 
Pengendalian hayati dibedakan dari pengendalian alami hanya dalam hal keterlibatan 
manusia dalam menangani agen pengendali yang terlibat. Dalam pengendalian 
hayati, agen hayati secara sengaja diintroduksi, dibiakkan secara masal, dan 
kemudian dilepaskan untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan. 
Sebaliknya, dalam pengendalian alami agen pengendali ada dengan sendirinya di 
alam.Pengendalian hayati pada gulma adalah suatu cara pengendalian dengan 
menggunakan musuh-musuh alami baik hama (insekta), penyakit (patogen), jamur 
dan sebagainya guna menekan pertumbuhan gulma. Dasar pengendalian hayati 
adalah kenyataan bahwa di alam ada musuh-musuh alami yang mampu menekan 
beberapa species gulma.Hal ini biasa ditujukan terhadap suatu species gulma asing 
yang telah menyebar secara luas di suatu daerah. Pemberantasan gulma secara total 
bukanlah tujuan pengendalian hayati karena dapat memusnahkan agen-agen hayati 
yang lain. 
Pada praktikum ini digunakan musuh alami berupa 5 belalang yang berukuran kecil 
sampai sedang yang dimasukkan pada pot yang telah dikurung dengan kain kasa. 
Belalang tersebut di dapatkan pada habitat gulma tersebut berada sebelum 
dipindahkan ke pot. Berdasarkan data pengamatan yang telah dilakukan presentase 
kerusakan semakin hari semakin tinggi hal ini dapat diketahui dan dilihat dari gejala 
kerusakan yang semakin bertambah meluas. Gejala kerusakan yang terdapat pada 
gulma seperti daun dan batang bergerigi, daun berlubang, dan batang yang patah 
akibat dimakan belalang. 
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dari ketiga golongan jenis gulma 
yang di tanam di pot tersebut presentase kerusakan paling tinggi pada gulma 
golongan rumput (Chloris barbata). Sedangkan presentase kerusakan paling rendah 
pada gulma golongan teki (Cyperus kyllingia). Belalang lebih menyukai memakan 
gulma golongan rumput dengan gejala kerusakan paling banyak ditemukan berupa
batang yang patah dan bergerigi serta daun bergerigi dan seperti terpotong pada 
bagian ujungnya, sedangkan pada golongan gulma daun lebar gejala kerusakan 
terdapat pada daun yang berlubang dan pinggiran daun yang bergerigi, dan pada 
gulma golongan teki kerusakan terdapat pada bagian daunnya yang bergerigi. Selain 
itu kecenderungan musuh alami untuk lebih tertarik kepada jenis rumput dan daun 
lebar dibandingkan dengan golongan teki sehinngga secara umum daun lebar dan 
teki akan menunjukan gejala serangan lebih dominan dibandingkan dengan gulma 
golongan teki.
V. KESIMPULAN 
Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum ini antara lain : 
1. Pengendalian hayati pada gulma adalah suatu cara pengendalian dengan 
menggunakan musuh-musuh alami baik hama (insekta), penyakit (patogen), jamur. 
2. Dasar pengendalian hayati adalah kenyataan bahwa di alam ada musuh-musuh alami 
yang mampu menekan beberapa species gulma 
3. Gejala kerusakan yang terdapat pada gulma seperti daun dan batang bergerigi, daun 
berlubang, dan batang yang patah 
4. Presentase kerusakan paling tinggi pada gulma golongan rumput sedangkan 
presentase kerusakan paling rendah pada gulma golongan teki pada kedua musuh alami 
yaitu ulat dan belalang.
DAFTAR PUSTAKA 
Dwi Hartoyo,SP. 2001. http://www.htysite.com/hama%20musuh%20alami% 
2001.htm. Diakses pada tanggal 07 Desember 2012. Pukul 17 : 00 WIB. 
Sukman Y. 2002. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. PT. RajaGrafindo Persada. 
Jakarta. 
Tora. 2012. http://nandagokilz1.wordpress.com/2012/05/19/pengendalian- gulma-secara-hayati/. 
Diakses pada tanggal 07 Desember 2012. Pukul 18 : 30 WIB. 
v

More Related Content

What's hot

Makalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventifMakalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventifSeptian Muna Barakati
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygzahrahoca
 
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUPengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUsapri yanto
 
PENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIPENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIsumitrojait
 
Pengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawiPengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawiPy Bayu
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)tochi run
 
Pengendali hayat iiii
Pengendali hayat iiiiPengendali hayat iiii
Pengendali hayat iiiiDina akib
 
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanPemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanAri Sugiarto
 
Proposal PL adjie
Proposal PL adjieProposal PL adjie
Proposal PL adjieArta Adjie
 

What's hot (13)

Makalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventifMakalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventif
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
 
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUPengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
 
Pengendalian hama
Pengendalian hamaPengendalian hama
Pengendalian hama
 
PENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIPENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATI
 
Pengendalian hayati
Pengendalian hayatiPengendalian hayati
Pengendalian hayati
 
Pengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawiPengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawi
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)
 
Pengendali hayat iiii
Pengendali hayat iiiiPengendali hayat iiii
Pengendali hayat iiii
 
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanPemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
 
Proposal PL adjie
Proposal PL adjieProposal PL adjie
Proposal PL adjie
 
Pengendalian Hayati
Pengendalian HayatiPengendalian Hayati
Pengendalian Hayati
 
Biokontrol
BiokontrolBiokontrol
Biokontrol
 

Similar to Makalah gulma secara hayati

Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiWarnet Raha
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiWarnet Raha
 
Ppt materi 1 3 p. hayati-anisa septiani bumulo
Ppt materi 1 3  p. hayati-anisa septiani bumuloPpt materi 1 3  p. hayati-anisa septiani bumulo
Ppt materi 1 3 p. hayati-anisa septiani bumuloanisasptiany
 
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAcara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAlfian Nopara Saifudin
 
laoran praktikum dasperlintan
laoran praktikum dasperlintanlaoran praktikum dasperlintan
laoran praktikum dasperlintanJosua Hutapea
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaWarnet Raha
 
5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatiixie_yeuw_jack
 
Buku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanamanBuku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanamanIr. Zakaria, M.M
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaSeptian Muna Barakati
 
Buku diktat diht
Buku diktat dihtBuku diktat diht
Buku diktat dihtedikaputra
 
L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdf
L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdfL1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdf
L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdfMngtad
 
Pengertian ekologi hewan
Pengertian ekologi hewanPengertian ekologi hewan
Pengertian ekologi hewanAde Maiditasari
 
hama dan penyakit tanaman11
 hama dan penyakit tanaman11 hama dan penyakit tanaman11
hama dan penyakit tanaman11Febrina Tentaka
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygMuflih Nazuaf
 

Similar to Makalah gulma secara hayati (20)

Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Ppt materi 1 3 p. hayati-anisa septiani bumulo
Ppt materi 1 3  p. hayati-anisa septiani bumuloPpt materi 1 3  p. hayati-anisa septiani bumulo
Ppt materi 1 3 p. hayati-anisa septiani bumulo
 
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAcara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
 
laoran praktikum dasperlintan
laoran praktikum dasperlintanlaoran praktikum dasperlintan
laoran praktikum dasperlintan
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
 
Makalah perlintan gulma_arin-1
Makalah perlintan gulma_arin-1Makalah perlintan gulma_arin-1
Makalah perlintan gulma_arin-1
 
5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii
 
Buku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanamanBuku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanaman
 
Makalah perlintan gulma_arin-1
Makalah perlintan gulma_arin-1Makalah perlintan gulma_arin-1
Makalah perlintan gulma_arin-1
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
 
Buku diktat diht
Buku diktat dihtBuku diktat diht
Buku diktat diht
 
Buku diktat diht
Buku diktat dihtBuku diktat diht
Buku diktat diht
 
Rpp ujian
Rpp ujian Rpp ujian
Rpp ujian
 
L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdf
L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdfL1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdf
L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdf
 
Bahaya Kimia.pptx
Bahaya Kimia.pptxBahaya Kimia.pptx
Bahaya Kimia.pptx
 
Pengertian ekologi hewan
Pengertian ekologi hewanPengertian ekologi hewan
Pengertian ekologi hewan
 
hama dan penyakit tanaman11
 hama dan penyakit tanaman11 hama dan penyakit tanaman11
hama dan penyakit tanaman11
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 

Recently uploaded (6)

05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 

Makalah gulma secara hayati

  • 1. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran gulma dianggap merugikan karena mengganggu kepentingan dan aktivitas manusia/kegiatan pertanian dan pengendalian gulma merupakan usaha untuk meningkatkan daya saing tanaman dan melemahkan daya saing gulma. Pengendalian hayati dalam arti luas mencakup setiap usaha pengendalian organisme pengganggu dengan tindakan yang didasarkan ilmu hayat (biologi). Secara umum populasi organisme di alam berada dalam keadaan seimbang pada jenjang populasi tertentu. Hal ini disebabkan oleh faktor lingkungan dan juga faktor dalam populasi sendiri, yang mengendalikan populasi tersebut. Salah satu kelompok faktor lingkungan itu adalah musuh alami yang mencakup parasitoid, predator, dan patogen. Pada dasarnya setiap organisme di alam mempunyai musuh alami. Musuh alami tersebut dalam habitat alaminya berperan sebagai komponen untuk menekan pertumbuhan gulma sehingga terjadi keseimbangan ekologis. Tujuan pengendalian Hayati bukan pemusnahan tetapi penekanan gulma agar secara ekonomi dan ekologi tidak merugikan. Dengan demikian, efektifitas pengendalian secara hayati diharapkan dapat berlanjut dalam waktu lama karena keseimbangan ekologis baru antara gulma dan musuh alaminya telah tercapai. B. Tujuan Adapun tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengamati langsung organisme yang menjadi musuh alami dari gulma yang dikumpulkan dari lapang.
  • 2. II. TINJAUAN PUSTAKA Musuh Alami adalah Suatu mahluk hidup (organisme > Predator, Parasitoid dan Patogen) yang dapat mengendalikan hama penyakit dan gulma (OPT) Musuh alami terdiri dari pemangsa/predator, parasitoid dan patogen. Pemangsa adalah binatang (serangga, laba-laba dan binatang lain) yang memakan binatang lain sehingga menyebabkan kematian. Kadang-kadang disebut “predator”. Predator berguna karena memakan hama tanaman. Semua laba-laba dan capung merupakan contoh pemangsa. Parasitoid adalah serangga yang hidup di dalam atau pada tubuh serangga lain, dan membunuhnya secara pelan-pelan. Parasitoid berguna karena membunuh serangga hama, sedangkan parasit tidak membunuh inangnya, hanya melemahkan. Ada beberapa jenis tawon (tabuhan) kecil sebagai parasitoid serangga hama. Patogen adalah penyebab penyakit yang menyerang binatang atau makhluk lain. Patogen berguna karena mematikan banyak jenis serangga hama tanaman teh. Ada beberapa jenis patogen, antara lain jamur, bakteri dan virus. Musuh alami sebaiknya dilestarikan karena mereka merupakan teman petani. Semua jenis musuh alami membantu petani mengendalikan hama dan penyakit. Karena itu, musuh alami jangan dibunuh atau dimusnahkan. Langkah pertama dalam hal melestarikan musuh alami adalah: jangan menggunakan pestisida kimia! Langkah kedua: menjaga berbagai jenis tanaman, terutama tanaman berbunga, di kebun atau sekitar kebun. Jika terdapat bermacam-macam tanaman di kebun, biasanya jumlah musuh alami yang berada di kebun juga lebih banyak. (Baca juga bagian mengenai bunga di halaman ‘Parasitoid’). Langkah ketiga: mengusahakan lingkungan yang sesuai untuk kehidupan musuh alami tersebut (konservasi) (Sukman Y. 2002 ). Berdasarkan campur tangan yang terjadi maka dibedakan antara pengendalian alami dan pengendalian hayati. Perbedaan utama terletak pada ada atau tidaknya campur tangan manusia dalam ekosistem. Dalam pengendalian alami disamping musuh alami sebagai pengendali hayati masih ada iklim dan habitat sebagai faktor pengendali non hayati. Sedang pada pengendalian hayati ada campur tangan manusia yang mengelola gulma dengan memanipulasi musuh alaminya. Pengendalian hayati merupakan metode yang paling layak dan sekaligus paling sulit dipraktekkan karena memerlukan derajat ketelitian tinggi dan serangkaian test dalam jangka waktu panjang (bertahun-tahun) sebelum suatu organ pengendali hayati dilepas untuk pengendalian suatu species gulma. Dasar pengendalian hayati adalah kenyataan bahwa di alam ada musuh-musuh alami yang mampu menekan beberapa species gulma ( Tora. 2012). Ada beberapa syarat utama yang dibutuhkan agar suatu makhluk dapat digunakan sebagai pengendali alami : 1. Makhluk tersebut tidak merusak tanaman budidaya atau jenis tanaman pertanian lainnya, meskipun tanaman inangnya tidak ada. 2. Siklus hidupnya menyerupai tumbuhan inangnya, misalnya populasi makhluk ini akan meningkat jika populasi gulmanya juga meningkat. 3. Harus mampu mematikan gulma atau paling tidak mencegah gulma membentuk biji/berkembang biak. 4. Mampu berkembang biak dan menyebar ke daerah-daerah lain yang ditumbuhi inangnya. 5. Mempunyai adaptasi baik terhadap gulma inang dan lingkungan yang ditumbuhinya ( Dwi Hartoyo,SP. 2001 ).
  • 3. III. BAHAN DAN METODE A. Alat dan bahan Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini, antara lain pot, kain kasa, tali rapia dan alat tulis. Serta bahan yang digunakan dalam praktikum ini, antara lain gulma golongan rumput, teki, dan daun lebar B. Metode Adapun prosedur kerja pengamatan langsung pengendalian gulma secara hayati, antara lain : 1. Mengidentifikasi 3 jenis gulma dari golongan rumput, teki dan daun lebar 2. Menanam ketiga jenis gulma tersebut dalam satu pot tanam. 3. Memasukkan organisme musuh alami (Ulat atau Belalang) pada gulma yang telah diidentifikasi. 4. Menutup atau mengurung pot dengan kain kasa lalu ikat dengan tali rapia agar organism musuh alami gulma tidak dapat keluar. 5. Melakukan pengamatan gejala serta intensitas serangan musuh alami terhadap masing-masing jenis gulma.
  • 4. IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Data pengamatan Musuh alami belalang (kelompok 3) Jenis gulma Jumlah Presentase kerusakan (%) Hari ke- 1 2 3 4 5 6 7 Cyperus kyllingia 3 0 0 1 3 4 5 5 Chloris barbata 2 0 3 5 8 11 13 15 Acalypha 2 0 1 3 6 8 10 10 Musuh alami ulat (kelompok 5) No Jenis gulma Presentase kerusakan per hari (%) 1 2 3 4 5 6 7 1 Gulma golongan rumput 0 0 3 6 8 10 - 2 Gulma golongan teki - - - - - - - 3 Gulma golongan daun lebar - - 4 7 10 12 - B. Pembahasan Pengendalian hayati dibedakan dari pengendalian alami hanya dalam hal keterlibatan manusia dalam menangani agen pengendali yang terlibat. Dalam pengendalian hayati, agen hayati secara sengaja diintroduksi, dibiakkan secara masal, dan kemudian dilepaskan untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan. Sebaliknya, dalam pengendalian alami agen pengendali ada dengan sendirinya di alam.Pengendalian hayati pada gulma adalah suatu cara pengendalian dengan menggunakan musuh-musuh alami baik hama (insekta), penyakit (patogen), jamur dan sebagainya guna menekan pertumbuhan gulma. Dasar pengendalian hayati adalah kenyataan bahwa di alam ada musuh-musuh alami yang mampu menekan beberapa species gulma.Hal ini biasa ditujukan terhadap suatu species gulma asing yang telah menyebar secara luas di suatu daerah. Pemberantasan gulma secara total bukanlah tujuan pengendalian hayati karena dapat memusnahkan agen-agen hayati yang lain. Pada praktikum ini digunakan musuh alami berupa 5 belalang yang berukuran kecil sampai sedang yang dimasukkan pada pot yang telah dikurung dengan kain kasa. Belalang tersebut di dapatkan pada habitat gulma tersebut berada sebelum dipindahkan ke pot. Berdasarkan data pengamatan yang telah dilakukan presentase kerusakan semakin hari semakin tinggi hal ini dapat diketahui dan dilihat dari gejala kerusakan yang semakin bertambah meluas. Gejala kerusakan yang terdapat pada gulma seperti daun dan batang bergerigi, daun berlubang, dan batang yang patah akibat dimakan belalang. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dari ketiga golongan jenis gulma yang di tanam di pot tersebut presentase kerusakan paling tinggi pada gulma golongan rumput (Chloris barbata). Sedangkan presentase kerusakan paling rendah pada gulma golongan teki (Cyperus kyllingia). Belalang lebih menyukai memakan gulma golongan rumput dengan gejala kerusakan paling banyak ditemukan berupa
  • 5. batang yang patah dan bergerigi serta daun bergerigi dan seperti terpotong pada bagian ujungnya, sedangkan pada golongan gulma daun lebar gejala kerusakan terdapat pada daun yang berlubang dan pinggiran daun yang bergerigi, dan pada gulma golongan teki kerusakan terdapat pada bagian daunnya yang bergerigi. Selain itu kecenderungan musuh alami untuk lebih tertarik kepada jenis rumput dan daun lebar dibandingkan dengan golongan teki sehinngga secara umum daun lebar dan teki akan menunjukan gejala serangan lebih dominan dibandingkan dengan gulma golongan teki.
  • 6. V. KESIMPULAN Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum ini antara lain : 1. Pengendalian hayati pada gulma adalah suatu cara pengendalian dengan menggunakan musuh-musuh alami baik hama (insekta), penyakit (patogen), jamur. 2. Dasar pengendalian hayati adalah kenyataan bahwa di alam ada musuh-musuh alami yang mampu menekan beberapa species gulma 3. Gejala kerusakan yang terdapat pada gulma seperti daun dan batang bergerigi, daun berlubang, dan batang yang patah 4. Presentase kerusakan paling tinggi pada gulma golongan rumput sedangkan presentase kerusakan paling rendah pada gulma golongan teki pada kedua musuh alami yaitu ulat dan belalang.
  • 7. DAFTAR PUSTAKA Dwi Hartoyo,SP. 2001. http://www.htysite.com/hama%20musuh%20alami% 2001.htm. Diakses pada tanggal 07 Desember 2012. Pukul 17 : 00 WIB. Sukman Y. 2002. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta. Tora. 2012. http://nandagokilz1.wordpress.com/2012/05/19/pengendalian- gulma-secara-hayati/. Diakses pada tanggal 07 Desember 2012. Pukul 18 : 30 WIB. v