SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kehidupan manusia memang tidak bisa terlepas dari berbagai keperluan
dan kebutuhan hidupnya. Doktrin dan norma yang berjalan di realita
komunitas manusia hari ini adalah dipandang unggul apabila seseorang
memiliki kelebihan dalam harta, tahta dan wanita. Hal ini membuat mayoritas
manusia hari ini begitu semangat dalam mengejar ambisi untuk hidup
bergelimang harta, mewah dan cenderung serakah dalam hal tersebut.
Dewasa ini, harta dan hajat manusia seakan mustahil untuk
dipisahkan.Ideologi materialis yang telah merebak dan merasuk dalam hati-
hati setiap manusia hari ini, nyata membuat mereka bergaya hidup hedonis
dan menjadikan materi sebagai tolak ukur dalam menilai segala sesuatu.
Masyarakat kita memandang bahwa harta adalah standarisasi kebahagiaan
hidup seseorang, harta yang melimpah menunjukkan bahwa ia adalah orang
yang berbahagia.
Di sisi lain, Islam sejak masa awal diturunkannya telah mendeklarasikan
sebagai sebuah ajaran agama dan peraturan hidup yang sempurna. Islam
sebagai rahmatan lil’alamin memiliki spesifikasi yang berbeda dengan agama
yang lainnya.Diantara karakteristik Islam adalah insaniyah, syumuliyah dan
waqi’iyah.
Sebagai agama yang insaniyah, mengindikasikan bahwa ajaran Islam
yang sesuai dengan fitrah manusia.Syumuliyah Islam menunjukkan bahwa
ajaran agama Islam ini telah lengkap dan sempurna, mencakup seluruh aspek
kehidupan manusia. Sedangkan waqi’iyah yaitu bahwa ajaran Islam selalu
selaras dengan perkembangan zaman dan masa, baik dahulu, kini maupun
yang akan datang. Dan ia sangat cocok untuk segala kondisi dan keadaan.1
Islam mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik di bidang
ekonomi, politik, kebudayaan, sosial, dan lain-lain.Ini terbukti dengan adanya
1Abu Ammar dan Abu Fatiah Al-Adnani.Mizanul Muslim. (Solo : Cordova Mediatama,
2009) hlm. 214
2
berbagai macam bidang studi dalam agama Islam ini. Satu diantaranya adalah
studi khusus dalam Islam mengenai permasalahan interaksi manusia dengan
Robb-Nya, sesama manusia, masyarakat tempat ia tinggal bahkan interaksi
antar bangsa dan Negara. Studi khusus tersebut adalah Fikih Islam.
Dalam studi Fikih Islam inilah, para ahli fikih bersepakat bahwa fikih
pertama-tama dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu ibadah dan
muamalah.Dua pembagian ini dikarenakan ada perbedaan yang sangat jelas
diantara keduanya. Perbedaan ini merujuk kepada tujuan utama dalam ibadah,
yaitu ungkapan rasa syukur kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala, mendekatkan
diri kepada-Nya serta meraih pahala di akhirat. Sedangkan tujuan pertama
dalam muamalah adalah menunaikan kemaslahatan manusia yang beragam
yang hanya bisa diraih dengannya.2
Tidak hanya itu, bahkan di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, sumber
utama hukum dan rujukan Islam, telah menjelaskan secara detil tentang hal itu
baik secara global maupun terperinci. Tidak terkecuali termasuk permasalahan
harta di atas, diantaranya Alloh Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman :
‫ا‬َ‫ي‬‫م‬‫ن‬ ُّ‫الد‬ ِ‫اة‬َ‫ي‬ َ‫ح‬
‫م‬
‫ال‬
ُ
‫ة‬
َ
‫ين‬ِ‫ز‬
َ
‫ن‬‫و‬ُ‫ن‬َ‫ب‬
‫م‬
‫ال‬َ‫و‬ ُ‫ال‬
َ ‫م‬
‫اْل‬…(٦٤)
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia..” (QS. Al-Kahfi :
46)
َ
‫ل‬ ‫م‬‫اع‬ِ‫الد‬‫م‬‫األو‬َ‫و‬ ِ‫ال‬َ‫و‬ ‫م‬‫األم‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ٌ‫ر‬
ُ
‫اث‬
َ
‫ك‬
َ
‫ت‬ َ‫و‬ ‫م‬‫م‬
ُ
‫ك‬
َ
‫ن‬‫م‬‫ي‬َ‫ب‬ ٌ‫ر‬ ُ‫اخ‬
َ
‫ف‬
َ
‫ت‬ َ‫و‬
ٌ
‫ة‬
َ
‫ين‬ ِ‫ز‬َ‫و‬ ٌ‫و‬ ‫م‬‫ه‬
َ
‫ل‬َ‫و‬ ٌ‫ب‬ِ‫ع‬
َ
‫ل‬ ‫ا‬َ‫ي‬‫م‬‫ن‬ ُّ‫الد‬
ُ
‫اة‬َ‫ي‬ َ‫ح‬
‫م‬
‫ال‬ ‫ا‬ َ‫م‬َّ‫ن‬
َ
‫أ‬ ‫ا‬‫و‬ ُ‫م‬…
(٠٢)
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan
dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu
serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak…” (QS. Al-
Hadid : 20)
Dari 2 ayat diatas saja telah cukup membuktikan bahwa Islam telah
mengetahui fenomena yang kini terjadi, jauh di masa lampau, dan tentunya
Islam yang telah lama mengetahuinya pastilah telah mengetahui solusi untuk
2 Muhammad Yusuf Musa. Pengantar Studi Fikih Islam.(Jakarta : Al-Kautsar, 2014) hlm.
116
3
permasalahan tersebut. Juga memiliki aturan dan konsep tersendiri mengenai
pengaturan harta manusia.Wallohu A’lam.
B. Rumusan Masalah
Bertolak dari penjelasan di atas, pemakalah menarik beberapa
permasalahan mengenai konsep harta dalam Islam. Adapun permasalahan
tersebut secara terperinci sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan harta dalam perspektif Islam ?
2. Apa kedudukan dan fungsi harta dalam perspektif Islam ?
3. Bagaimana konsep kepemilikan harta dalam Islam ?
4. Bagaimana dampak harta yang halal dan yang haram dalam kajian Islam ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian mengenai konsep harta dalam Islam ini adalah
untuk:
1. Mengetahui definisi harta menurut perspektif Islam.
2. Mengetahui kedudukan dan fungsi harta dalam Islam.
3. Memahami sistem kepemilikan harta yang berlaku dalam Islam.
4. Memahami dampak yang ditimbulkan oleh harta yang halal dan yang
haram.
D. Metodologi Penelitian
Makalah “Konsep Harta dalam Islam” ini disusun dengan metode
penelitian bahan pustaka (Library Research).
4
BAB II
KONSEP HARTA DALAM ISLAM
A. Definisi Harta dalam Perspektif Islam
Harta dalam Bahasa Indonesia memiliki keserupaan arti dengan
kekayaan. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI), harta adalah
barang-barang, uang, dan lain sebagainya yang menjadi kekayaan.3
Sedangkan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), harta adalah:
1. Barang (uang dan lain sebagainya) yang menjadi kekayaan; barang milik
seseorang.
2. Kekayaan berwujud dan tidak berwujud yang bernilai dan menurut hukum
dimiliki perusahaan.Harta benda berarti barang kekayaan.4
Harta juga diartikan sebagai uang atau yang semisalnya yang ditabung
karena kelebihan dari keperluan pembiayaan hidup pada level kebutuhan
pokok.5
Dalam Encyclopedia Islam International, Iwan Gayo Glaxo menuliskan,
“Al-Qur’an melukiskan, bahwa harta adalah suatu keindahan, baik itu berupa
emas, perak, kuda pilihan, hewan ternak maupun sawah serta ladang.”6
Adapun dalam etimologis Bahasa Arab, harta disebut al-mālyang
merupakan akar kata (mashdar) dari lafadz ‫موال‬–‫ل‬‫يمو‬–‫مال‬ yang berarti
harta.
Dalam Lisānul ‘Arab, harta dijelaskan sebagai :
‫ما‬ :‫اْلال‬.‫األشياء‬‫جميع‬ ‫من‬‫ملكته‬
“Harta adalah segala sesuatu yang engkau miliki.”
3W.J.S. Poerwadarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia.(Jakarta:Balai Pustaka, 2007).
hlm.407
4Depdiknas.Kamus Besar Bahasa Indonesia.(Jakarta:Gramedia Pustaka Utama,2008).
hlm. 485
5Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin. Fatwa-Fatwa Zakat.(Jakarta:Darussunnah, 2008).
hlm. 530
6Iwan Gayo Glaxo. Encyclopedia Islam International.(Jakarta:Pustaka Warga Negara,
2013). hlm. 560
5
‘Ulama Madzhab Hanafi mendefinisikan harta dengan “segala sesuatu
yang digandrungi manusia dan dapat dihadirkan ketika dibutuhkan” atau
“segala sesuatu yang dapat dimiliki, disimpan dan dimanfaatkan”.7
Akibat dari pendefinisian madzhab Hanafi ini adalah bahwa segala
sesuatu yang tidak dapat disimpan tidak termasuk harta.Adapun manfaat,
menurut madzhab Hanafi tidak termasuk sebagai harta karena tidak bersifat
materi, melainkan termasuk sebagai milik.Sesuatu yang dapat dirasa
manfaatnya namun tidak dapat dimiliki dan begitu pula sesuatu yang dapat
dimiliki namun tidak dapat dirasakan manfaatnya bukanlah termasuk dalam
kategori harta menurut Hanafiyah.
Dengan demikian konsep harta –menurut madzhab Hanafi- harus
memenuhi dua kriteria, yaitu :
Pertama : Sesuatu yang bisa dimiliki dan dimanfaatkan menurut ghalib.
Kedua : Sesuatu yang bisa dimiliki dan dimanfaatkan secara
kongkrit.
Berbeda dengan jumhur ‘ulama yang mendefinisikan harta sebagai
“segala sesuatu yang mempunyai nilai dan dikenakan ganti rugi bagi orang
yang merusak atau melenyapkannya”.8Menurut jumhur, harta bukanlah
sekedar materi namun termasuk manfaat dari suatu benda karena yang
terpenting adalah manfaatnya bukan dzatnya, berbeda jauh dengan pendapat
madzhab hanafi di atas.
Implikasi dari perbedaan pendapat ini terlihat dalam contoh berikut.
Apabila seseorang merampas atau mempergunakan kendaraan orang lain
tanpa izin (ghoshob), menurut jumhur ‘ulama, orang tersebut dapat dituntut
ganti rugi, karena manfaat kendaraan tersebut mempunyai nilai harta. Mereka
berpendirian bahwa manfaat suatu benda merupakan unsur terpenting dalam
harta, karena nilai harta diukur pada kualitas dan kuantitas manfaat benda
tersebut. Akan tetapi, ‘ulama madzhab Hanafi mengatakan bahwa penggunaan
kendaraan orang lain tanpa izin tidak dapat dituntut ganti rugi, karena orang
7Abdul Aziz Dahlan. Ensiklopedi Hukum Islam.(Jakarta:Ichtiar Baru Van Hoeve, 2001).
hlm. 524.
8 Abdul Aziz Dahlan. Ensiklopedi Hukum Islam.(Jakarta:Ichtiar Baru Van Hoeve, 2001).
hlm. 524
6
tersebut bukan mengambil harta tetapi hanya sekedar memanfaatkan
kendaraan tersebut. Namun demikian, ulama madzhab Hanafi tetap tidak
dapat membenarkan pemanfaatan milik orang lain tanpa izin.9
‘Ulama madzhab Hanafi muta’akhirīnmenganggap bahwa definisi harta
yang dikemukakan oleh pendahulunya tidak komprehensif dan kurang
akomodatif. Alasannya, dalam surah al-Baqarah ayat 29 Alloh telah berfirman
:
ٍ‫ات‬َ‫او‬ َ‫م‬ َ‫س‬ َ‫ع‬‫م‬‫ب‬ َ‫س‬ َّ‫ن‬ ُ‫اه‬َّ‫و‬ َ‫س‬
َ
‫ف‬ ِ‫اء‬ َ‫م‬ َّ‫الس‬ ‫ى‬
َ
‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ى‬َ‫و‬
َ
‫ت‬ ‫م‬‫اس‬ َّ‫م‬
ُ
‫ث‬ ‫ا‬ً‫يع‬ ِ‫م‬ َ‫ج‬ ِ‫ض‬‫م‬‫ر‬‫األ‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ا‬ َ‫م‬ ‫م‬‫م‬
ُ
‫ك‬
َ
‫ل‬ َ‫ق‬
َ
‫ل‬
َ
‫خ‬ ‫ي‬ ِ‫ذ‬
َّ
‫ال‬ َ‫و‬ ُ‫ه‬
( ٌ‫يم‬ ِ‫ل‬ َ‫ع‬ ٍ‫ء‬ ‫م‬‫ي‬
َ
‫ش‬ ِّ
ِ‫ل‬
ُ
‫ك‬ِ‫ب‬ َ‫و‬ ُ‫ه‬ َ‫و‬٠٢)
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan
Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit.dan
Dia Maha mengetahui segala sesuatu.”
Ayat diatas menunjukkan bahwa segala sesuatu yang diciptakan Alloh di
bumi adalah untuk dimanfaatkan umat manusia.Karenanya, mereka lebih
cenderung pada pendapat jumhur ‘ulama.Diantara mereka adalah Musthafa
Ahmad Az-Zarqa dan Wahbah Az-Zuhaili.10
Adapun konsep harta menurut Hasby Ash-Shiddiqy ialah segala sesuatu
yang memenuhi kategori sebagai berikut :
1. Nama selain manusia yang diciptakan Alloh untuk mencukupi kebutuhan
hidup manusia, dapat dipelihara pada suatu tempat dan dapat dikelola
(tasharruf) dengan jalan ikhtiar.
2. Sesuatu yang dapat dimiliki oleh setiap manusia, baik oleh seluruh
manusia maupun sebagian manusia.
3. Sesuatu yang sah untuk diperjual belikan.
4. Sesuatu yang dapat dimiliki dan mempunyai nilai (harga), dapat diambil
manfaatnya dan dapat disimpan.
5. Sesuatu yang berwujud, sesuatu yang tidak berwujud meskipun dapat
diambil manfaatnya tidak termasuk harta.
9Ibid, hlm. 526
10 Abdul Aziz Dahlan. Ensiklopedi Hukum Islam.(Jakarta:Ichtiar Baru Van Hoeve, 2001).
hlm. 525.
7
6. Sesuatu yang dapat disimpan dalam waktu yang lama atau sebentar dan
dapat diambil manfaatnya ketika dibutuhkan.
Dari berbagai definisi yang telah disebutkan diatas, pemakalah
mengambil satu kesimpulan definisi bahwasanya harta adalah segala sesuatu
yang memiliki nilai legal dan kongkrit, disukai oleh manusia, dapat disimpan,
dimiliki dan dimanfaatkan sesuai dengan legalitas menurut syari’at.Dan harta
harus memuat 2 unsur, yaitu unsur ‘aniyyah dan unsur ‘urf.Unsur ‘aniyyah
yaitu hal yang ada wujudnya dalam kenyataan.Sedangkan unsur ‘urf yaitu
segala sesuatu yang dipandang sebagai harta oleh manusia, baik keseluruhan
manusia maupun sebagiannya.11
B. Kedudukan dan Fungsi Harta dalam Perspektif Islam
1. Kedudukan Harta
Kaidah dasar yang harus ditetapkan dalam membangun ekonomi
Islam adalah bahwa harta kekayaan adalah suatu kebaikan dan kenikmatan
jika berada di tangan orang yang sholih.Islam memberikan nilai positif
dalam penghargaan terhadap nilai dan kedudukan harta.
Prinsip ini jelas berbeda dengan berbagai asumsi dan doktrin yang
tumbuh di dalam komunitas manusia sebelum kedatangan Islam.Asumsi
yang tumbuh ketika itu, baik di dalam aliran keagamaan; pemikiran
ataupun selainnya, telah menetapkan sifat yang negative terhadap harta
baik itu nilai maupun kedudukannya.Mereka menetapkan bahwa harta
adalah sebuah keburukan, sedangkan kemiskinan dipandang sebagai
sebuah kebaikan dan keberuntungan.
Adapun dalam konsep yang hari ini berjalan di hadapan umat ini,
yaitu materialisme, kapitalisme dan sosialisme telah menganggap harta itu
sebagai tujuan kehidupan mereka. Mereka menilai hanya harta yang
menjadi tolok ukur akan bahagia atau sengsarakah hidup seseorang.
Bahkan mereka telah menjadi hamba bagi harta-harta itu, dan
menjadikannya sebagai tuhan yang mereka puja-puja.
11 Tengku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy. Pengantar Fiqih Muamalah.(Semarang:
Pustaka Rizki Putra, 2010). hlm. 138.
8
Alloh telah berfirman :
ًّ‫م‬ َ‫ج‬ ‫ا‬ًّ‫ب‬ ُ‫ح‬ َ‫ال‬
َ ‫م‬
‫اْل‬
َ
‫ن‬‫و‬ُّ‫ب‬ ِ‫ح‬ُ‫ت‬ َ‫و‬(‫ا‬٠٢)
“Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.”
(QS.Al-Fajr : 20).
( ٌ‫يد‬ ِ‫د‬
َ
‫ش‬
َ
‫ل‬ ِ‫ر‬‫م‬‫ي‬
َ
‫خ‬
‫م‬
‫ال‬ ِّ
ِ‫ب‬ ُ‫ح‬ ِ‫ل‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬ ِ‫إ‬َ‫و‬٨)
“Dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.”
(QS.Al-‘Adiyat : 8)
Islam tidak memandang harta sebagai sebuah keburukan dan sinis
serta antipati terhadapnya sebagaimana yang dipandang dalam
Injil.Begitupula Islam tidak menuhankan harta dan menjadikannya sebagai
tujuan hakiki sebuah kehidupan sebagaimana pemahaman kaum
materialis, kapitalis dan sosialis.Islam berdiri di pertengahan antara
keduanya dan meletakkan harta dalam kedudukan yang adil.
Islam memandang harta itu sebagai berikut :
a. Harta sebagai pilar penegak kehidupan.
‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ق‬ ‫م‬‫م‬
ُ
‫ك‬
َ
‫ل‬ ُ َّ
‫اَّلل‬ َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ج‬ ‫ي‬ ِ‫ت‬
َّ
‫ال‬ ُ‫م‬
ُ
‫ك‬
َ
‫ال‬َ‫و‬ ‫م‬‫م‬
َ
‫أ‬ َ‫اء‬ َ‫ه‬
َ
‫ف‬ ُّ‫الس‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ت‬ ‫م‬‫ؤ‬ُ‫ت‬ ‫ال‬َ‫و‬‫م‬‫م‬ ُ‫وه‬ ُ‫س‬
‫م‬
‫اك‬َ‫و‬ ‫ا‬ َ‫يه‬ِ‫ف‬ ‫م‬‫م‬ ُ‫وه‬
ُ
‫ق‬
ُ‫ز‬‫م‬‫ار‬َ‫و‬ ‫ا‬ ً‫م‬
( ‫ا‬
ً
‫ف‬‫و‬ُ‫ر‬‫م‬‫ع‬َ‫م‬ ‫ال‬‫م‬‫و‬
َ
‫ق‬ ‫م‬‫م‬ُ‫ه‬
َ
‫ل‬ ‫ا‬‫و‬
ُ
‫ول‬
ُ
‫ق‬َ‫و‬٥)
“Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum
sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang
dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan.berilah mereka belanja dan
pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-
kata yang baik.” (QS.An-Nisa : 5).
b. Harta dalam berbagai ayat disebut sebagai khoirōn yang berarti
kebaikan.
َ
‫ك‬َ‫ر‬
َ
‫ت‬ ‫م‬‫ن‬ِ‫إ‬ ُ‫ت‬‫م‬‫و‬
َ ‫م‬
‫اْل‬ ُ‫م‬
ُ
‫ك‬
َ
‫د‬ َ‫ح‬
َ
‫أ‬ َ‫ر‬َ‫ض‬ َ‫ح‬ ‫ا‬
َ
‫ذ‬ِ‫إ‬ ‫م‬‫م‬
ُ
‫ك‬‫م‬‫ي‬
َ
‫ل‬ َ‫ع‬ َ‫ب‬ِ‫ت‬
ُ
‫ك‬
َ
‫ين‬ِ‫ب‬َ‫ر‬
‫م‬
‫األق‬َ‫و‬ ِ‫ن‬‫م‬‫ي‬
َ
‫د‬ِ‫ال‬َ‫و‬
‫م‬
‫ل‬ ِ‫ل‬
ُ
‫ة‬َّ‫ي‬ ِ‫ص‬َ‫و‬
‫م‬
‫ال‬ ‫ا‬ً‫ر‬‫م‬‫ي‬
َ
‫خ‬
(
َ
‫ين‬ِ‫ق‬َّ‫ت‬
ُ ‫م‬
‫اْل‬‫ى‬
َ
‫ل‬َ‫ع‬‫ا‬ ًّ‫ق‬ َ‫ح‬ ِ‫ف‬‫و‬ُ‫ر‬‫م‬‫ع‬
َ ‫م‬
‫اْل‬ِ‫ب‬٠٨٢)
“Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan
(tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak,
berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma'ruf, (ini
9
adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.” (QS.Al-
Baqoroh : 180).
‫ى‬ َ‫ام‬
َ
‫ت‬َ‫ي‬
‫م‬
‫ال‬َ‫و‬
َ
‫ين‬ِ‫ب‬َ‫ر‬
‫م‬
‫األق‬َ‫و‬ ِ‫ن‬‫م‬‫ي‬
َ
‫د‬ِ‫ال‬َ‫و‬
‫م‬
‫ل‬ ِ‫ل‬
َ
‫ف‬ ٍ‫ر‬‫م‬‫ي‬
َ
‫خ‬ ‫م‬‫ن‬ ِ‫م‬ ‫م‬‫م‬ُ‫ت‬ ‫م‬‫ق‬
َ
‫ف‬‫م‬‫ن‬
َ
‫أ‬ ‫ا‬ َ‫م‬ ‫م‬‫ل‬
ُ
‫ق‬
َ
‫ن‬‫و‬ ُ‫ق‬ِ‫ف‬‫م‬‫ن‬ُ‫ي‬ ‫ا‬
َ
‫اذ‬ َ‫م‬ َ‫ك‬
َ
‫ون‬
ُ
‫ل‬
َ
‫أ‬ ‫م‬‫س‬َ‫ي‬
‫ي‬ِ‫ب‬ َّ‫الس‬ ِ‫ن‬‫م‬‫اب‬َ‫و‬ ِ‫ين‬ ِ‫اك‬ َ‫س‬
َ ‫م‬
‫اْل‬َ‫و‬( ٌ‫يم‬ ِ‫ل‬ َ‫ع‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ َ َّ
‫اَّلل‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬
َ
‫ف‬ ٍ‫ر‬‫م‬‫ي‬
َ
‫خ‬ ‫م‬‫ن‬ ِ‫م‬ ‫ا‬‫و‬
ُ
‫ل‬َ‫ع‬ ‫م‬‫ف‬
َ
‫ت‬ ‫ا‬ َ‫م‬َ‫و‬ ِ‫ل‬٠٠٥)
“Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah:
"Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada
ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan
orang-orang yang sedang dalam perjalanan." dan apa saja kebaikan
yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha mengetahuinya.”
(QS.Al-Baqoroh : 215).
( ٌ‫يد‬ ِ‫د‬
َ
‫ش‬
َ
‫ل‬ِ‫ر‬‫م‬‫ي‬
َ
‫خ‬
‫م‬
‫ال‬ِّ
ِ‫ب‬ ُ‫ح‬ ِ‫ل‬ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫و‬٨)
“Dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada
harta.”(QS.Al-‘Adiyat : 8).
c. Kekayaan merupakan nikmat dan karunia Alloh yang diberikan kepada
para Rosul-Nya dan orang yang beriman dan bertakwa dari hamba-
hamba-Nya. Sebagaimana firman Alloh :
( ‫ى‬
َ
‫ن‬
‫م‬
‫غ‬
َ
‫أ‬
َ
‫ف‬‫ال‬ِ‫ئ‬‫ا‬ َ‫ع‬
َ
‫ك‬
َ
‫د‬ َ‫ج‬ َ‫و‬ َ‫و‬٨)
“Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia
memberikan kecukupan.” (QS.Adh-Dhuha : 8).
‫م‬‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ام‬ َ‫ع‬
َ
‫د‬‫م‬‫ع‬َ‫ب‬ َ‫ام‬َ‫ر‬ َ‫ح‬
‫م‬
‫ال‬
َ
‫د‬ ِ‫ج‬ ‫م‬‫س‬
َ ‫م‬
‫اْل‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ب‬َ‫ر‬ ‫م‬‫ق‬َ‫ي‬ ‫ال‬
َ
‫ف‬ ٌ‫س‬ َ‫ج‬
َ
‫ن‬
َ
‫ن‬‫و‬
ُ
‫ك‬ِ‫ر‬
‫م‬
‫ش‬
ُ ‫م‬
‫اْل‬ ‫ا‬ َ‫م‬َّ‫ن‬ ِ‫إ‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ن‬ َ‫آم‬ َ‫ين‬ ِ‫ذ‬
َّ
‫ال‬ ‫ا‬ َ‫ه‬ُّ‫ي‬
َ
‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬
‫م‬‫ض‬
َ
‫ف‬ ‫م‬‫ن‬ ِ‫م‬ ُ َّ
‫اَّلل‬ ُ‫م‬
ُ
‫يك‬ِ‫ن‬‫م‬‫غ‬ُ‫ي‬
َ
‫ف‬ ‫م‬‫و‬ َ‫س‬
َ
‫ف‬
ً
‫ة‬
َ
‫ل‬‫م‬‫ي‬ َ‫ع‬ ‫م‬‫م‬ُ‫ت‬ ‫م‬‫ف‬ ِ‫خ‬ ‫م‬‫ن‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ‫ا‬
َ
‫ذ‬ َ‫ه‬ٌ‫يم‬ ِ‫ك‬ َ‫ح‬ ٌ‫يم‬ ِ‫ل‬ َ‫ع‬ َ َّ
‫اَّلل‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ َ‫اء‬
َ
‫ش‬ ‫م‬‫ن‬ِ‫إ‬ ِ‫ه‬ِ‫ل‬
(٠٨)
“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang
musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam
sesudah tahun ini. Dan jika kamu khawatir menjadi miskin, maka
Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karuniaNya,
jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi
Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah : 28).
10
َ‫و‬ ِ‫ض‬‫م‬‫ر‬‫األ‬َ‫و‬ ِ‫اء‬ َ‫م‬ َّ‫الس‬ َ‫ن‬ ِ‫م‬ ٍ‫ات‬
َ
‫ك‬َ‫ر‬َ‫ب‬ ‫م‬‫م‬ِ‫ه‬‫م‬‫ي‬
َ
‫ل‬ َ‫ع‬ ‫ا‬
َ
‫ن‬ ‫م‬‫ح‬
َ
‫ت‬
َ
‫ف‬
َ
‫ل‬ ‫ا‬‫م‬‫و‬
َ
‫ق‬َّ‫ات‬َ‫و‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ن‬ َ‫آم‬ ‫ى‬َ‫ر‬ ُ‫ق‬
‫م‬
‫ال‬ َ‫ل‬ ‫م‬‫ه‬
َ
‫أ‬ َّ‫ن‬
َ
‫أ‬ ‫م‬‫و‬
َ
‫ل‬َ‫و‬‫م‬‫ن‬ ِ‫ك‬
َ
‫ل‬
(
َ
‫ن‬‫و‬ُ‫ب‬ ِ‫س‬
‫م‬
‫ك‬َ‫ي‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ان‬
َ
‫ك‬‫ا‬ َ‫م‬ِ‫ب‬ ‫م‬‫م‬ ُ‫اه‬
َ
‫ن‬
‫م‬
‫ذ‬
َ
‫خ‬
َ
‫أ‬
َ
‫ف‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ب‬
َّ
‫ذ‬
َ
‫ك‬٢٤)
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa,
pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit
dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka
Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS.Al-A’rof : 96).
( ‫ا‬ً‫ر‬‫ا‬ َ‫ه‬‫م‬‫ن‬
َ
‫أ‬ ‫م‬‫م‬
ُ
‫ك‬
َ
‫ل‬ ‫م‬‫ل‬َ‫ع‬ ‫م‬‫ج‬َ‫ي‬ َ‫و‬ ٍ‫ات‬َّ‫ن‬ َ‫ج‬ ‫م‬‫م‬
ُ
‫ك‬
َ
‫ل‬ ‫م‬‫ل‬َ‫ع‬ ‫م‬‫ج‬َ‫ي‬ َ‫و‬
َ
‫ين‬ِ‫ن‬َ‫ب‬ َ‫و‬ ٍ‫ال‬َ‫و‬ ‫م‬‫م‬
َ
‫أ‬ِ‫ب‬ ‫م‬‫م‬
ُ
‫ك‬‫م‬‫د‬ ِ‫د‬‫م‬‫م‬ُ‫ي‬ َ‫و‬٠٠)
“Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan
untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu
sungai-sungai.” (QS.Nuh : 12).
d. Kemiskinan merupakan sebagian dari ujian dan musibah yang
ditimpakan pada orang-orang yang berpaling dari-Nya dan kufur
terhadap nikmat-Nya. Alloh berfirman :
َ‫آي‬ ‫م‬‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ن‬
َ
‫ك‬ ‫م‬‫س‬ َ‫م‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ٍ‫إ‬َ‫ب‬ َ‫س‬ ِ‫ل‬
َ
‫ان‬
َ
‫ك‬ ‫م‬‫د‬
َ
‫ق‬
َ
‫ل‬‫م‬‫م‬
ُ
‫ك‬ِّ
ِ‫ب‬َ‫ر‬ ِ‫ق‬
‫م‬‫ز‬ِ‫ر‬ ‫م‬‫ن‬ ِ‫م‬ ‫ا‬‫و‬
ُ
‫ل‬
ُ
‫ك‬ ٍ‫ال‬ َ‫م‬ ِ‫ش‬َ‫و‬ ٍ‫ين‬ِ‫م‬َ‫ي‬ ‫م‬‫ن‬ َ‫ع‬ ِ‫ان‬
َ
‫ت‬َّ‫ن‬ َ‫ج‬
ٌ
‫ة‬
( ٌ‫ر‬‫و‬ ُ‫ف‬
َ
‫غ‬ ٌّ‫ب‬ َ‫ر‬َ‫و‬
ٌ
‫ة‬َ‫ب‬ِّ
ِ‫ي‬
َ
‫ط‬
ٌ
‫ة‬
َ
‫د‬
‫م‬
‫ل‬َ‫ب‬ ُ‫ه‬
َ
‫ل‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ر‬
ُ
‫ك‬
‫م‬
‫اش‬َ‫و‬٠٥ِ‫م‬ِ‫ر‬َ‫ع‬
‫م‬
‫ال‬ َ‫ل‬‫م‬‫ي‬ َ‫س‬ ‫م‬‫م‬ِ‫ه‬‫م‬‫ي‬
َ
‫ل‬ َ‫ع‬ ‫ا‬
َ
‫ن‬
‫م‬
‫ل‬ َ‫س‬‫م‬‫ر‬
َ
‫أ‬
َ
‫ف‬ ‫ا‬‫و‬ ُ‫ض‬َ‫ر‬‫م‬‫ع‬
َ
‫أ‬
َ
‫)ف‬
َ‫و‬ ٍ‫ل‬
‫م‬
‫ث‬
َ
‫أ‬َ‫و‬ ٍ‫ط‬ ‫م‬‫م‬
َ
‫خ‬ ٍ‫ل‬
ُ
‫ك‬
ُ
‫أ‬ ‫م‬‫ي‬
َ
‫ات‬َ‫و‬
َ
‫ذ‬ ِ‫ن‬‫م‬‫ي‬
َ
‫ت‬َّ‫ن‬ َ‫ج‬ ‫م‬‫م‬ِ‫ه‬‫م‬‫ي‬
َ
‫ت‬َّ‫ن‬ َ‫ج‬ِ‫ب‬ ‫م‬‫م‬ ُ‫اه‬
َ
‫ن‬
‫م‬
‫ل‬ َّ‫د‬َ‫ب‬ َ‫و‬( ٍ‫يل‬ ِ‫ل‬
َ
‫ق‬ ٍ‫ر‬ ‫م‬‫د‬ ِ‫س‬ ‫م‬‫ن‬ ِ‫م‬ ٍ‫ء‬ ‫م‬‫ي‬
َ
‫ش‬٠٤َ‫ك‬ِ‫ل‬
َ
‫)ذ‬
( َ‫ر‬‫و‬ ُ‫ف‬
َ
‫ك‬
‫م‬
‫ال‬ ‫ال‬ِ‫إ‬‫ي‬ِ‫از‬ َ‫ج‬ُ‫ن‬ ‫م‬‫ل‬ َ‫ه‬ َ‫و‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ر‬
َ
‫ف‬
َ
‫ك‬‫ا‬ َ‫م‬ِ‫ب‬ ‫م‬‫م‬ ُ‫اه‬
َ
‫ن‬‫م‬‫ي‬َ‫ز‬ َ‫ج‬٠١)
“Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di
tempat kediaman mereka.Yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan
di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari
rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-
Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah
Tuhan yang Maha Pengampun".Tetapi mereka berpaling, maka Kami
datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua
kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang
berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr.Demikianlah
Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka.dan
11
Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya
kepada orang-orang yang sangat kafir.”(QS. Saba’ : 15-17).
‫م‬‫ت‬َ‫ر‬
َ
‫ف‬
َ
‫ك‬
َ
‫ف‬ ٍ‫ان‬
َ
‫ك‬َ‫م‬ ِّ
ِ‫ل‬
ُ
‫ك‬ ‫م‬‫ن‬ ِ‫م‬ ‫ا‬ ً‫د‬
َ
‫غ‬َ‫ر‬ ‫ا‬ َ‫ه‬
ُ
‫ق‬
‫م‬‫ز‬ِ‫ر‬ ‫ا‬ َ‫يه‬ِ‫ت‬
‫م‬
‫أ‬َ‫ي‬
ً
‫ة‬َّ‫ن‬ِ‫ئ‬ َ‫م‬
‫م‬
‫ط‬ُ‫م‬
ً
‫ة‬
َ
‫ن‬ ِ‫آم‬ ‫م‬‫ت‬
َ
‫ان‬
َ
‫ك‬
ً
‫ة‬َ‫ي‬‫م‬‫ر‬
َ
‫ق‬ ‫ال‬
َ
‫ث‬ َ‫م‬ ُ َّ
‫اَّلل‬ َ‫ب‬َ‫ر‬َ‫ض‬َ‫و‬
‫ا‬ َ‫ه‬
َ
‫اق‬
َ
‫ذ‬
َ
‫أ‬
َ
‫ف‬ ِ
َّ
‫اَّلل‬ ِ‫م‬ُ‫ع‬
‫م‬
‫ن‬
َ
‫أ‬ِ‫ب‬(
َ
‫ن‬‫و‬ُ‫ع‬
َ
‫ن‬ ‫م‬‫ص‬َ‫ي‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ان‬
َ
‫ك‬‫ا‬ َ‫م‬ِ‫ب‬ ِ‫ف‬ ‫م‬‫و‬
َ
‫خ‬
‫م‬
‫ال‬َ‫و‬ ِ‫وع‬ ُ‫ج‬
‫م‬
‫ال‬ َ‫اس‬َ‫ب‬ ِ‫ل‬ ُ َّ
‫اَّلل‬٠٠٠)
“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah
negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang
kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya
mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada
mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu
mereka perbuat.”(QS. An-Nahl:112).
ِ‫س‬ ُ‫ف‬‫م‬‫األن‬َ‫و‬ ِ‫ال‬َ‫و‬ ‫م‬‫األم‬ َ‫ن‬ ِ‫م‬ ٍ‫ص‬ ‫م‬‫ق‬
َ
‫ن‬ َ‫و‬ ِ‫وع‬ ُ‫ج‬
‫م‬
‫ال‬َ‫و‬ ِ‫ف‬ ‫م‬‫و‬
َ
‫خ‬
‫م‬
‫ال‬ َ‫ن‬ ِ‫م‬ ٍ‫ء‬ ‫م‬‫ي‬
َ
‫ش‬ِ‫ب‬ ‫م‬‫م‬
ُ
‫ك‬َّ‫ن‬ َ‫و‬
ُ
‫ل‬‫م‬‫ب‬
َ
‫ن‬
َ
‫ل‬َ‫و‬ِ‫ر‬
ِّ
ِ‫ش‬َ‫ب‬ َ‫و‬ ِ‫ات‬َ‫ر‬َ‫م‬
َّ
‫الث‬َ‫و‬
( َ‫ين‬ِ‫ر‬ِ‫اب‬ َّ‫الص‬٠٥٥)
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS.Al-
Baqoroh : 155).
e. Harta yang dimiliki orang sholih adalah harta terbaik, sebagaimana
yang Rosululloh sebut dalam haditsnya : “Sebaik-baik harta adalah
yang dimiliki hamba yang sholih.”
Dengan demikian harta itu tidak bersifat baik secara mutlak atau
buruk secara mutlak, namun tergantung siapa yang mengendalikannya.
Jika harta tersebut dibawah pengendalian seorang mukmin yang
bertakwa, maka ia akan mendatangkan manfaat dan kebaikan yang
besar. Dan jika sebaliknya, harta tersebut dikendalikan oleh orang-
orang durhaka dan pendosa, maka harta itu akan menjadi sumber
bencana dan malapetaka baginya.
Dalam Islam, kedudukan harta menjadi pilar yang menegakkan
sendi-sendi kehidupan manusia. Ia menjadi sarana yang dengannya
kewajiban-kewajiban syar’i dapat terpenuhi, seperti zakat, jihad,
ibadah haji dan lain-lain. Islam menginginkan agar harta tersebut tidak
12
menjadi berhala yang disembah oleh manusia sebagai tandingan Alloh,
sehingga menyebabkan pemiliknya lalai dari beribadah kepada Alloh.
Alloh berfirman:
ُ‫ن‬ َ‫آم‬ َ‫ين‬ ِ‫ذ‬
َّ
‫ال‬ ‫ا‬ َ‫ه‬ُّ‫ي‬
َ
‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬َ‫ك‬ِ‫ل‬
َ
‫ذ‬ ‫م‬‫ل‬َ‫ع‬ ‫م‬‫ف‬َ‫ي‬ ‫م‬‫ن‬ َ‫م‬َ‫و‬ ِ
َّ
‫اَّلل‬ ِ‫ر‬
‫م‬
‫ك‬ ِ‫ذ‬ ‫م‬‫ن‬ َ‫ع‬ ‫م‬‫م‬
ُ
‫ك‬ُ‫الد‬‫م‬‫و‬
َ
‫أ‬ ‫ال‬َ‫و‬ ‫م‬‫م‬
ُ
‫ك‬
ُ
‫ال‬َ‫و‬ ‫م‬‫م‬
َ
‫أ‬ ‫م‬‫م‬
ُ
‫ك‬ ِ‫ه‬
‫م‬
‫ل‬ُ‫ت‬ ‫ال‬ ‫ا‬‫و‬
(
َ
‫ن‬‫و‬ُ‫ر‬ ِ‫اس‬
َ
‫خ‬
‫م‬
‫ال‬ ُ‫م‬ ُ‫ه‬ َ‫ك‬ِ‫ئ‬
َ
‫ول‬
ُ
‫أ‬
َ
‫ف‬٢)
“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu
melalaikan kamu dari mengingat Allah.Barangsiapa yang berbuat
demikian maka mereka Itulah orang-orang yang merugi.” (QS.Al-
Munafiqun : 9).
( ُ‫ر‬
ُ
‫اث‬
َ
‫ك‬َّ‫الت‬ ُ‫م‬
ُ
‫اك‬ َ‫ه‬
‫م‬
‫ل‬
َ
‫أ‬٠( َ‫ر‬ِ‫اب‬
َ
‫ق‬
َ ‫م‬
‫اْل‬ ُ‫م‬ُ‫ت‬ ‫م‬‫ر‬ُ‫ز‬ ‫ى‬َّ‫ت‬ َ‫)ح‬٠)
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu sampai kamu masuk ke
dalam kubur.” (QS. At-Takatsur : 1-2).
َ ُ
‫ْل‬ ٍ‫ة‬َ‫ز‬َ‫م‬ ُ‫ه‬ ِّ
ِ‫ل‬
ُ
‫ك‬ِ‫ل‬ ٌ‫ل‬‫م‬‫ي‬ َ‫و‬( ٍ‫ة‬َ‫ز‬٠( ُ‫ه‬ َ‫د‬ َّ‫د‬َ‫ع‬َ‫و‬ ‫اال‬ َ‫م‬ َ‫ع‬َ‫م‬ َ‫ج‬ ‫ي‬ ِ‫ذ‬
َّ
‫)ال‬٠( ُ‫ه‬
َ
‫د‬
َ
‫ل‬ ‫م‬‫خ‬
َ
‫أ‬ ُ‫ه‬
َ
‫ال‬ َ‫م‬ َّ‫ن‬
َ
‫أ‬ ُ‫ب‬ َ‫س‬ ‫م‬‫ح‬َ‫)ي‬٣)
“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang
mengumpulkan harta dan menghitung-hitung, dia mengira bahwa
hartanya itu dapat mengekalkannya.” (QS. Al-Humazah : 1-3).
Dalam pandangan yang lebih komprehensif, Islam memandang
harta serta menempatkannya pada beberapa kedudukan, yaitu :
a. Pemilik mutlak terhadap segala yang ada di dunia ini adalah Alloh.
Sedangkan kepemilikan manusia hanyalah kepemilikan yang
relatif, hanya sekadar untuk memegang amanah, mengelola dan
memanfaatkannya sesuai dengan ketentuan. Sebagaimana yang
dijelaskan dalam Al-Qur’an :
‫م‬‫م‬
ُ
‫ك‬‫م‬‫ن‬ ِ‫م‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ن‬ َ‫آم‬ َ‫ين‬ ِ‫ذ‬
َّ
‫ال‬
َ
‫ف‬ ِ‫يه‬ِ‫ف‬
َ
‫ين‬ِ‫ف‬
َ
‫ل‬ ‫م‬‫خ‬
َ
‫ت‬ ‫م‬‫س‬ ُ‫م‬ ‫م‬‫م‬
ُ
‫ك‬
َ
‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ج‬ ‫ا‬ َّ‫م‬ِ‫م‬ ‫ا‬‫و‬ ُ‫ق‬ِ‫ف‬‫م‬‫ن‬
َ
‫أ‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫ول‬ ُ‫س‬ َ‫ر‬َ‫و‬ ِ
َّ
‫اَّلل‬ِ‫ب‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ن‬ ِ‫آم‬
‫م‬‫ن‬
َ
‫أ‬َ‫و‬( ٌ‫ير‬ِ‫ب‬
َ
‫ك‬ ٌ‫ر‬ ‫م‬‫ج‬
َ
‫أ‬ ‫م‬‫م‬ُ‫ه‬
َ
‫ل‬ ‫ا‬‫و‬ ُ‫ق‬
َ
‫ف‬١)
Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah
sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu
menguasainya.(QS.Al-Hadid : 7)
13
Dalam sebuah Hadits riwayat Abu Daud, Rasulullah bersabda:
“Seseorang pada Hari Akhir nanti pasti akan ditanya tentang
empat hal: usianya untuk apa dihabiskan, jasmaninya untuk apa
dipergunakan, hartanya darimana didapatkan dan untuk apa
dipergunakan, serta ilmunya untuk apa dipergunakan.”
b. Status harta yang dikuasakan kepada manusia adalah sebagai
berikut:
1) Harta sebagai amanah atau titipan dari Alloh. Manusia
hanyalah sebagai pemegang amanah karena tidak mampu
menghadirkan sesuatu dari ketiadaan.Harta sebagai perhiasan
hidup yang memungkinkan manusia untuk menikmati dan
memanfaatkannya dengan baik dan tidak berlebih-lebihan.
Alloh berfirman :
َ‫ن‬ ِ‫م‬ ِ‫ة‬َ‫ر‬
َ
‫ط‬‫م‬‫ن‬
َ
‫ق‬
ُ ‫م‬
‫اْل‬ ِ‫ير‬ ِ‫اط‬
َ
‫ن‬
َ
‫ق‬
‫م‬
‫ال‬َ‫و‬
َ
‫ين‬ِ‫ن‬َ‫ب‬
‫م‬
‫ال‬َ‫و‬ ِ‫اء‬ َ‫س‬
ِّ
ِ‫ن‬‫ال‬ َ‫ن‬ ِ‫م‬ ِ‫ات‬َ‫و‬ َ‫ه‬
َّ
‫الش‬ ُّ‫ب‬ ُ‫ح‬ ِ‫اس‬َّ‫لن‬ ِ‫ل‬ َ‫ن‬ِّ
ِ‫ي‬ُ‫ز‬
َ‫م‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬
َ
‫ذ‬ ِ‫ث‬‫م‬‫ر‬ َ‫ح‬
‫م‬
‫ال‬َ‫و‬ ِ‫ام‬َ‫ع‬
‫م‬
‫األن‬َ‫و‬ ِ‫ة‬َ‫م‬َّ‫و‬ َ‫س‬
ُ ‫م‬
‫اْل‬ ِ‫ل‬‫م‬‫ي‬
َ
‫خ‬
‫م‬
‫ال‬َ‫و‬ ِ‫ة‬َّ‫ض‬ِ‫ف‬
‫م‬
‫ال‬َ‫و‬ ِ‫ب‬ َ‫ه‬
َّ
‫الذ‬ِ‫اة‬َ‫ي‬ َ‫ح‬
‫م‬
‫ال‬ ُ‫اع‬
َ
‫ت‬
( ِ‫آب‬
َ ‫م‬
‫اْل‬ ُ‫ن‬ ‫م‬‫س‬ ُ‫ح‬ ُ‫ه‬
َ
‫د‬‫م‬‫ن‬ ِ‫ع‬ ُ َّ
‫اَّلل‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ي‬‫م‬‫ن‬ ُّ‫الد‬٠٦)
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan
kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-
anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat
kembali yang baik (surga).” (QS. Ali Imron : 14).
2) Harta sebagai ujian keimanan. Hal ini lebih didasarkan pada
bagaimana ia mendapatkan dan memanfaatkan harta tersebut.
Apakah sesuai dengan syari’at Islam atau tidak. Alloh
berfirman :
( ٌ‫يم‬ ِ‫ظ‬َ‫ع‬ ٌ‫ر‬ ‫م‬‫ج‬
َ
‫أ‬ ُ‫ه‬
َ
‫د‬‫م‬‫ن‬ ِ‫ع‬ َ َّ
‫اَّلل‬ َّ‫ن‬
َ
‫أ‬َ‫و‬
ٌ
‫ة‬
َ
‫ن‬‫م‬‫ت‬ِ‫ف‬ ‫م‬‫م‬
ُ
‫ك‬ُ‫الد‬‫م‬‫و‬
َ
‫أ‬َ‫و‬ ‫م‬‫م‬
ُ
‫ك‬
ُ
‫ال‬َ‫و‬ ‫م‬‫م‬
َ
‫أ‬‫ا‬ َ‫م‬َّ‫ن‬
َ
‫أ‬ ‫ا‬‫و‬ ُ‫م‬
َ
‫ل‬ ‫م‬‫اع‬َ‫و‬٠٨)
“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu
hanyalah sebagai cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah
pahala yang besar.” (QS.Al-Anfal :28)
14
3) Harta sebagai bekal ibadah, yaitu untuk melaksanakan ibadah
dan mu’amalah sesama manusia melalui zakat, shodaqoh, infak
dan lain sebagainya. Alloh berfirman :
‫اال‬
َ
‫ق‬ِ‫ث‬ َ‫و‬ ‫ا‬
ً
‫اف‬
َ
‫ف‬ ِ‫خ‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ر‬ِ‫ف‬‫م‬‫ان‬‫م‬‫م‬
ُ
‫ك‬ ِ‫ل‬
َ
‫ذ‬ ِ
َّ
‫اَّلل‬ ِ‫يل‬ِ‫ب‬ َ‫س‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫م‬‫م‬
ُ
‫ك‬ ِ‫س‬ ُ‫ف‬‫م‬‫ن‬
َ
‫أ‬َ‫و‬ ‫م‬‫م‬
ُ
‫ك‬ ِ‫ال‬َ‫و‬ ‫م‬‫م‬
َ
‫أ‬ِ‫ب‬ ‫ا‬‫و‬ ُ‫د‬ ِ‫اه‬ َ‫ج‬َ‫و‬
(
َ
‫ن‬‫و‬ ُ‫م‬
َ
‫ل‬‫م‬‫ع‬
َ
‫ت‬ ‫م‬‫م‬ُ‫ت‬‫م‬‫ن‬
ُ
‫ك‬ ‫م‬‫ن‬ِ‫إ‬ ‫م‬‫م‬
ُ
‫ك‬
َ
‫ل‬ ٌ‫ر‬‫م‬‫ي‬
َ
‫خ‬٦٠)
Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan
maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu
di jalan Allah.yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika
kamu mengetahui. (QS. At-Taubah :41)
‫م‬‫ت‬ َّ‫د‬ِ‫ع‬
ُ
‫أ‬ ُ‫ض‬‫م‬‫ر‬‫األ‬َ‫و‬ ُ‫ات‬َ‫او‬ َ‫م‬ َّ‫الس‬ ‫ا‬ َ‫ه‬ُ‫ض‬‫م‬‫ر‬َ‫ع‬ ٍ‫ة‬َّ‫ن‬ َ‫ج‬َ‫و‬ ‫م‬‫م‬
ُ
‫ك‬ِّ
ِ‫ب‬َ‫ر‬ ‫م‬‫ن‬ ِ‫م‬ ٍ‫ة‬َ‫ر‬ِ‫ف‬‫م‬‫غ‬َ‫م‬ ‫ى‬
َ
‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ا‬‫و‬ ُ‫ع‬ِ‫ر‬‫ا‬ َ‫س‬َ‫و‬
(
َ
‫ين‬ِ‫ق‬َّ‫ت‬ ُ‫م‬
‫م‬
‫ل‬ ِ‫ل‬٠٣٣ِ‫اء‬َّ‫ر‬َّ‫الض‬َ‫و‬ ِ‫اء‬َّ‫ر‬ َّ‫الس‬ ‫ي‬ِ‫ف‬
َ
‫ن‬‫و‬ ُ‫ق‬ِ‫ف‬‫م‬‫ن‬ُ‫ي‬ َ‫ين‬ ِ‫ذ‬
َّ
‫)ال‬
َ
‫ظ‬‫م‬‫ي‬
َ
‫غ‬
‫م‬
‫ال‬
َ
‫ين‬ِ‫م‬ ِ‫اظ‬
َ
‫ك‬
‫م‬
‫ال‬َ‫و‬
(
َ
‫ين‬ِ‫ن‬ ِ‫س‬ ‫م‬‫ح‬
ُ ‫م‬
‫اْل‬ ُّ‫ب‬ ِ‫ح‬ُ‫ي‬ ُ َّ
‫اَّلل‬َ‫و‬ ِ‫اس‬َّ‫الن‬ ِ‫ن‬ َ‫ع‬
َ
‫ين‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫ع‬
‫م‬
‫ال‬َ‫و‬٠٣٦)
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan
kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang
disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-
orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang
maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya
dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-
orang yang berbuat kebajikan. (QS. Ali-Imron : 133-134)
2. Fungsi Harta
Penjagaan terhadap harta manusia diupayakan karena di dalam harta
terdapat banyak manfaat dan fungsi yang besar untuk kemaslahatan hidup
manusia, dalam aspek ibadah maupun muamalah. Adapun fungsi harta
yang dikenal dalam Islam, antara lain:
a. Berfungsi untuk menyempurnakan pelaksanaan ibadah. Dalam
mewujudkan kesempurnaan ibadah dibutuhkan perlengkapan dalam
pelaksanaannya. Sebagai contoh; kain atau pakaian untuk menutup
aurot ketika sholat, harta untuk ditunaikan zakatnya, sejumlah uang
15
dan keperluan selainnya untuk melaksanakan ibadah haji, dan lain-
lain.
b. Untuk meningkatkan ketakwaan kepada Alloh. Karena kondisi
kefakiran terkadang cenderung membuat manusia condong kepada
kekufuran, sehingga pemilikan harta dimaksudkan untuk menjaga dan
meningkatkan kadar keimanan dan ketakwaan kepada Alloh.
c. Meneruskan kehidupan dari generasi ke generasi selanjutnya.Alloh
berfirman :
َ َّ
‫اَّلل‬ ‫ا‬‫و‬ ُ‫ق‬َّ‫ت‬َ‫ي‬
‫م‬
‫ل‬
َ
‫ف‬ ‫م‬‫م‬ِ‫ه‬‫م‬‫ي‬
َ
‫ل‬ َ‫ع‬ ‫ا‬‫و‬
ُ
‫اف‬
َ
‫خ‬ ‫ا‬
ً
‫اف‬َ‫ع‬ ِ‫ض‬
ً
‫ة‬َّ‫ي‬ِّ
ِ‫ر‬
ُ
‫ذ‬ ‫م‬‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ف‬
‫م‬
‫ل‬
َ
‫خ‬ ‫م‬‫ن‬ ِ‫م‬ ‫ا‬‫و‬
ُ
‫ك‬َ‫ر‬
َ
‫ت‬ ‫م‬‫و‬
َ
‫ل‬ َ‫ين‬ ِ‫ذ‬
َّ
‫ال‬ َ‫ش‬ ‫م‬‫خ‬َ‫ي‬
‫م‬
‫ل‬َ‫و‬
‫ا‬‫و‬
ُ
‫ول‬ ُ‫ق‬َ‫ي‬
‫م‬
‫ل‬َ‫و‬( ‫ا‬ ً‫يد‬ ِ‫د‬ َ‫س‬ ‫ال‬‫م‬‫و‬
َ
‫ق‬٢)
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang
mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.oleh sebab itu
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar.” (QS.An-Nisa’ : 9)
d. Bersikap adil terhadap kehidupan dunia dan akhirat. Rosululloh –
shollallohu ‘alaihi wa sallam- bersabda :
‫الدنيا‬‫قإن‬‫جميعا‬‫يصيبا‬ ‫حتى‬ ‫لدنياه‬ ‫األخرة‬‫و‬ ‫ألخرته‬ ‫الدنيا‬ ‫ترك‬ ‫من‬ ‫بخيركم‬ ‫ليس‬
( ‫األخرة‬ ‫إلى‬‫بلغ‬)‫ي‬‫البخار‬‫اه‬‫و‬‫ر‬
“Bukanlah orang yang baik diantara kamu, siapa yang meninggalkan
dunia untuk akhiratnya maupun yang meninggalkan akhirat untuk
urusan duniawinya hingga seimbang antara keduanya.Karena
masalah dunia menyampaikan kepada masalah akhirat.” (HR. Al-
Bukhori)
e. Menegakkan dan mengembangkan ilmu-ilmu. Karena menuntut ilmu
tanpa modal harta akan terasa sangat sulit, sebagaimana biaya untuk
pendidikan itu sendiri.
f. Memutar peranan-peranan kehidupan (tashorruf). Adanya tuan dan
pembantu. Demikian pula adanya orang kaya dan miskin yang saling
membutuhkan dalam harmonisasi kehidupan dan berkecukupan.
16
g. Menumbuhkan silaturahim karena perbedaan dan keperluan. Dalam
rangka pemenuhan kebutuhan membuat antar individu ataupun
komunitas mengadakan interaksi dan silaturahim, misal kebutuhan
produksi. Oleh karenanya Alloh berfirman :
…‫م‬‫م‬
ُ
‫ك‬‫م‬‫ن‬ ِ‫م‬ ِ‫اء‬َ‫ي‬ِ‫ن‬
‫م‬
‫األغ‬
َ
‫ن‬‫م‬‫ي‬َ‫ب‬
ً
‫ة‬
َ
‫ول‬ ُ‫د‬
َ
‫ن‬‫و‬
ُ
‫ك‬َ‫ي‬ ‫ال‬ ‫م‬‫ي‬
َ
‫ك‬…(١)
“Supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di
antara kamu.” (QS. Al-Hasyr : 7)
C. Sebab-Sebab Kepemilikan Harta
Sebab-sebab kepemilikan yang ditetapkan syara’ ada empat:
1. Ihrazul mubahat (memiliki benda-benda yang boleh dimiliki, atau
menempatkan sesuatu yang boleh dimiliki sesuatu tempat untuk dimiliki).
2. Al-Uqud (Uqud).
3. Al-Khalafiyah (pewarisan).
4. Attawalludu minal mamluk (berkembang biak).
Empat inilah yang menyebabkan timbulnya hak kepemilikan didalam
Syara’ kita ini. Beberapa sebab kepemilikan yang terdapat di kalangan
bangsa jahiliyyah, telah dihapuskan oleh Islam. Seperti dengan jalan
peperangan sesame sendiri, dengan jlan membudakan yang tidak sanggup
membayar hutang dan kedaluwarsaan atau dengan istilah fiqih disebut
taqadum, yang menimbulkan hak kedaluwarsa.12
Harta dinyatakan sebagai milik manusia dikarenakan hasil usahanya.Al-
Qur’an menggunakan kata al-milku dan al-kasbu untuk menunjukan
kepemilikan individu ini. Allohberfirman :
( َ‫ب‬ َ‫س‬
َ
‫ك‬‫ا‬ َ‫م‬َ‫و‬ ُ‫ه‬
ُ
‫ال‬ َ‫م‬ ُ‫ه‬‫م‬‫ن‬ َ‫ع‬ ‫ى‬
َ
‫ن‬
‫م‬
‫غ‬
َ
‫أ‬‫ا‬ َ‫م‬٠)
“Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.”
(QS.Al-Lahab :2 )
Dengan pengakuan kepemilikan individu ini, Islampun melindungi dan
menjamin keselamatan harta seseorang di dalam hukum Islam.
12 Tengku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy. Pengantar Fiqih Muamalah.(Semarang:
Pustaka Rizki Putra, 2010). hlm. 10
17
Ada beberapa ketentuan hak milik pribadi untuk sumberdaya ekonomi
dalam Islam :
1. Harta kekayaan harus dimanfaatkan untuk kegiatan produktif (melarang
penimbunan dan monopoli).
2. Pembayaran zakat serta pendistribusian (produktif/konsumtif).
3. Penggunaan yang berfaidah untuk meningkatkan kemakmuran dan
kesejahteraan material-spiritual.
4. Penggunaan yang tidak merugikan secara pribadi maupun secara
kemasyarakatan dalam aktivitas ekonomi maupun non-ekonomi.
Islam juga mengakui kepemilikan bersama (syirkah) dan kepemilikan
negara.
Kepemilikan bersama diakui pada bentuk-bentuk kerjasama antar
manusia yang bermanfaat bagi kedua belah pihak dan atas kerelaan bersama.
Kepemilikan Negara diakui pada asset-asset penting (terutama Sumber
Daya Alam) yang pengelolaannya atau pemanfaatannya dapat mempengaruhi
kehidupan bangsa secara keseluruhan.
Beberapa harta yang dapat dikategorikan ke dalam jenis kepemilikan
Negara dan kholifah / Negara berhak mengelolanya dengan pandangan
ijtihadnya adalah :
1. Harta ghonimah, anfal fa’i dan khumus
2. Harta yang berasal dari kharaj
3. Harta yang berasal dari jizyah
4. Harta yang berasal dari daribah (pajak)
5. Harta yang berasal dari ushur
6. Harta yang tidak ada ahli warisnya atau kelebihan harta dari sisa waris
7. Harta yang ditinggalkan oleh orang-orang murtad
8. Harta yang diperoleh secara tidak sah para penguasa, pegawai Negara,
harta yang didapat tidak sejalan dengan syari’at
9. Harta lain milik Negara
Diatur pula di dalamnya mengenai kepemilikan umum, yaitu meliputi :
1. Harta yang dari sisi pembentukannya tidak mungkin dimiliki secara
individu, seperti sungai, danau, laut dan sebagainya.
18
2. Apa saja yang menjadi hajat hidup orang banyak, seperti jalan, masjid dan
lain sebagainya.
3. Barang tambang yang depositnya banyak dan tidak terputus; baik yang
berbentuk padat, cair maupun gas; baik tambang dipermukaan maupun di
dalam perut bumi. Semuanya merupakan kepemilikan umum.
D. Dampak Harta yang Halal dan yang Haram
Status halal dan haram adalah hal yang asasi dalam ajaran agama
Islam.Sesuatu yang awalnya bernilai positif bisa jadi berubah 180 derajat
imbas dan nilainya karena perubahan status dari halal menjadi haram.
Adapun sumber dan dampak harta yang halal telah difahami secara
jelas oleh mayoritas umat ini, seperti keberkahan dalam harta, kemudahan
beramal sholih, pelipat gandaan pahala dan kenikmatan dari Alloh dan lain
sebagainya.
Sedangkan mengenai harta haram, hal ini masih sangat minim
diketahui secara jelas oleh umat Islam hari ini sehingga banyak diantara
mereka terjatuh di dalam hal-hal yang diharamkan oleh Alloh.Sumber
harta yang haram meliputi pekerjaan yang mengandung unsur kedholiman,
merampas hak orang lain tanpa jalan yang dibenarkan syari’at,
memperoleh sesuatu yang tidak diimbangi dengan pekerjaan atau
pengorbanan yang setimpal, harta yang dihasilkan melalui jual beli barang
haram dan atau harta yang diperoleh melalui cara kerja yang tidak
dibenarkan oleh syari’at.
Alloh Ta’ala berfirman :
ُ
‫ك‬
‫م‬
‫أ‬
َ
‫ت‬ ‫ال‬َ‫و‬ِ‫اس‬َّ‫الن‬ ِ‫ال‬َ‫و‬ ‫م‬‫م‬
َ
‫أ‬ ‫م‬‫ن‬ ِ‫م‬‫ا‬ ً‫يق‬ِ‫ر‬
َ
‫ف‬‫ا‬‫و‬
ُ
‫ل‬
ُ
‫ك‬
‫م‬
‫أ‬
َ
‫ت‬ ِ‫ل‬ ِ‫ام‬
َّ
‫ك‬ ُ‫ح‬
‫م‬
‫ال‬ ‫ى‬
َ
‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ا‬ َ‫ه‬ِ‫ب‬ ‫ا‬‫و‬
ُ
‫ل‬ ‫م‬‫د‬ُ‫ت‬ َ‫و‬ ِ‫ل‬ ِ‫اط‬َ‫ب‬
‫م‬
‫ال‬ِ‫ب‬ ‫م‬‫م‬
ُ
‫ك‬
َ
‫ن‬‫م‬‫ي‬َ‫ب‬ ‫م‬‫م‬
ُ
‫ك‬
َ
‫ال‬َ‫و‬ ‫م‬‫م‬
َ
‫أ‬ ‫ا‬‫و‬
ُ
‫ل‬
(
َ
‫ن‬‫و‬ ُ‫م‬
َ
‫ل‬‫م‬‫ع‬
َ
‫ت‬ ‫م‬‫م‬ُ‫ت‬‫م‬‫ن‬
َ
‫أ‬َ‫و‬ ِ‫م‬
‫م‬
‫اإلث‬ِ‫ب‬٠٨٨)
“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain
di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa
(urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan
sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat)
dosa, padahal kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqoroh : 188)
Berikut ini adalah dampak buruk dari harta yang haram :
19
1. Mereka telah mendurhakai Alloh, berdasarkan firman Alloh :
‫م‬‫م‬
ُ
‫ك‬
َ
‫ل‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬ ِ‫إ‬ ِ‫ان‬
َ
‫ط‬‫م‬‫ي‬
َّ
‫الش‬ ِ‫ات‬َ‫و‬
ُ
‫ط‬ ُ‫خ‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ع‬ِ‫ب‬
َّ
‫ت‬
َ
‫ت‬ ‫ال‬َ‫و‬ ‫ا‬ً‫ب‬ِّ
ِ‫ي‬
َ
‫ط‬ ‫الال‬ َ‫ح‬ ِ‫ض‬‫م‬‫ر‬‫األ‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ا‬ َّ‫م‬ِ‫م‬ ‫ا‬‫و‬
ُ
‫ل‬
ُ
‫ك‬ ُ‫اس‬َّ‫الن‬ ‫ا‬ َ‫ه‬ُّ‫ي‬
َ
‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬
( ٌ‫ين‬ِ‫ب‬ ُ‫م‬ ٌّ‫و‬ ُ‫د‬َ‫ع‬٠٤٨)
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagimu.” (QS. Al-Baqoroh : 168)
Dalam ayat ini Alloh memerintahkan seluruh manusia agar
memakan harta yang didapatkan melalui cara yang halal. Sedangkan
memakan harta dengan jalan yang haram adalah jalan yang dirintis
syaithon.Mereka telah mendurhakai Alloh dengan perbuatannya
mengikuti langkah-langkah syaithon itu dan itu adalah penyebab utama
setiap malapetaka, di dunia ataupun di akhirat.
2. Harta yang masuk dalam tubuh manusia berhubungan dengan amal
jasadi, berdasarkan firman Alloh :
ٌ‫يم‬ ِ‫ل‬ َ‫ع‬
َ
‫ن‬‫و‬
ُ
‫ل‬ َ‫م‬‫م‬‫ع‬
َ
‫ت‬ ‫ا‬ َ‫م‬ِ‫ب‬ ‫ي‬
ِّ
ِ‫ن‬ ِ‫إ‬‫ا‬ ً‫ح‬ ِ‫ال‬ َ‫ص‬ ‫ا‬‫و‬
ُ
‫ل‬ َ‫م‬‫م‬‫اع‬َ‫و‬ ِ‫ات‬َ‫ب‬ِّ
ِ‫ي‬
َّ
‫الط‬ َ‫ن‬ ِ‫م‬ ‫ا‬‫و‬
ُ
‫ل‬
ُ
‫ك‬ ُ‫ل‬ ُ‫س‬ُّ‫الر‬ ‫ا‬ َ‫ه‬ُّ‫ي‬
َ
‫أ‬‫ا‬َ‫ي‬(٥٠)
“Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan
kerjakanlah amal yang sholih. Sesungguhnya Aku Maha mengetahui
apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mu’minun : 51)
Secara khusus dalam ayat diatas Alloh memerintahkan agar para
Rosul hanya mengkonsumsi makanan yang baik, yaitu makanan yang
didapat dari jalan yang halal.Kemudian perintah tersebut bersambung
dengan perintah kedua, yaitu agar mereka mengerjakan amal
sholih.Hal ini menunjukkan adanya hubungan erat antara makanan dari
harta yang halal dengan amal sholih.Singkatnya, jangan diharap jasad
kita akan bergairah untuk melakukan amal-amal sholih bila jasad
tersebut tumbuh dan berkembang dengan makanan yang haram. Dan
jasad yang malas beramal sholih tidak akan merasakan kenikmatan
ibadah dan taqarrub kepada Allah yang pada gilirannya mengantarkan
jiwa-ruhaninya kepada gundah-gulana. Ini adalah petaka yang dahsyat
20
terhadap setiap pribadi yang merindukan kedekatan dengan Maha
Penciptanya.
3. Orang yang suka memakan harta yang haram menyerupai orang
Yahudi, berdasarkan firman Alloh :
‫ا‬‫و‬ُ‫ان‬
َ
‫ك‬ ‫ا‬ َ‫م‬ َ‫س‬
‫م‬
‫ئ‬ِ‫ب‬
َ
‫ل‬
َ
‫ت‬ ‫م‬‫ح‬ ُّ‫الس‬ ُ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ل‬
‫م‬
‫ك‬
َ
‫أ‬َ‫و‬ ِ‫ان‬َ‫و‬ ‫م‬‫د‬ُ‫ع‬
‫م‬
‫ال‬َ‫و‬ ِ‫م‬
‫م‬
‫اإلث‬ ‫ي‬ِ‫ف‬
َ
‫ن‬‫و‬ ُ‫ع‬ِ‫ر‬‫ا‬ َ‫س‬ُ‫ي‬ ‫م‬‫م‬ُ‫ه‬‫م‬‫ن‬ ِ‫م‬ ‫ا‬ً‫ير‬ِ‫ث‬
َ
‫ك‬ ‫ى‬َ‫ر‬
َ
‫ت‬ َ‫و‬
(
َ
‫ن‬‫و‬
ُ
‫ل‬ َ‫م‬‫م‬‫ع‬َ‫ي‬٤٠)
“Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang
Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang
haram. Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka telah kerjakan
itu.” (QS. Al-Ma’idah : 62)
4. Makanan dari harta haram merupakan penyebab terhalangnya doa.
Rosululloh –shollallohu ‘alaihi wa sallam- bersabda :
‫السفر‬ ‫يطيل‬ ‫الرجل‬ ‫ذكر‬ ِّ‫...ثم‬ِ
ِّ‫ب‬‫ر‬‫يا‬ ِ
ِّ‫ب‬‫ر‬ ‫يا‬ : ‫السماء‬ ‫إلى‬ ‫يديه‬ ِّ‫يمد‬ ، ‫أغبر‬ ‫أشعث‬ ‫؛‬
‫يستجاب‬ ‫ى‬
ِّ
‫فأن‬ ، ‫ام‬‫ر‬‫بالح‬ ‫غذي‬ ‫و‬ ‫ام‬‫ر‬‫ح‬ ‫ملبسه‬ ‫و‬ ‫ام‬‫ر‬‫ح‬ ‫مشربه‬ ‫و‬ ‫ام‬‫ر‬‫ح‬ ‫مطعمه‬ ‫و‬ ،
‫له‬
“Kemudian beliau menyebutkan seseorang yang melakukan
perjalanan panjang,; berambut acak-acakan dan warna kulitnya
berubah, ia mengangkat kedua tangannya ke langit (seraya berdoa),
“Wahai Robbku, wahai Robbku!” Sementara makanannya haram,
minumannya haram, pakaiannya haram, dan diberi makan dengan
sesuatu yang haram; maka bagaimana mungkin doanya dikabulkan
?!” (HR.Muslim)
5. Petaka terbesar apabila memakan harta haram adalah terancam dengan
api neraka. Rosululloh –shollallohu ‘alaihi wa sallam- bersabda :
‫به‬ ‫لى‬‫و‬‫أ‬‫النار‬،‫سحت‬ ‫من‬‫نبت‬ ‫لحم‬
“Harta yang tumbuh dari harta yang haram, maka neraka lebih
berhak atasnya” (HR. Ahmad)
6. Penyebab kemunduran, kehinaan dan kenistaan umat ini. Rosululloh –
shollallohu ‘alaihi wa sallam- bersabda :
21
‫سلط‬ ‫الجهاد‬ ‫وتركتم‬ ‫ع‬‫ز‬‫بالر‬ ‫ضيتم‬‫ر‬‫و‬ ‫البقر‬ ‫أذناب‬ ‫اتبعتم‬‫و‬ ‫بالعينة‬ ‫تبايعتم‬ ‫إذا‬
‫ا‬‫و‬‫ترجع‬ ‫حتى‬ ‫ينزعه‬ ‫ال‬ ‫ذال‬‫عليكم‬ ‫هللا‬‫دينكم‬ ‫إلى‬
“Bila kalian melakukan transaksi ribawi, tunduk dengan harta
kekayaan (hewan ternak), mengagungkan tanaman dan meninggalkan
jihad niscaya Allah timpakan kepada kalian kehinaan yang tidak akan
dijauhkan dari kalian hingga kalian kembali kepada syariat Allah
(dalam seluruh aspek kehidupan kalian).” (HR. Abu Daud)
22
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Harta adalah segala sesuatu yang memiliki nilai legal dan kongkrit, disukai
oleh manusia, memiliki unsur ‘aniyyah dan ‘urf, dapat disimpan, dimiliki dan
dimanfaatkan sesuai dengan legalitas menurut syari’at.
Kedudukan harta dalam Islam adalah sebagai pilar yang menegakkan sendi-
sendi kehidupan manusia.
Adapun fungsi harta yang dikenal dalam Islam, antara lain :
1. Berfungsi untuk menyempurnakan pelaksanaan ibadah
2. Untuk meningkatkan ketakwaan kepada Alloh
3. Meneruskan kehidupan dari generasi ke generasi selanjutnya
4. Bersikap adil terhadap kehidupan dunia dan akhirat.
5. Menegakkan dan mengembangkan ilmu-ilmu
6. Memutar peranan-peranan kehidupan (tashorruf).
7. Menumbuhkan silaturahim karena perbedaan dan keperluan.
Kepemilikan mutlak atas harta adalah milik Alloh.Namun demikian, Islam
mengakui kepemilikan individu (yaitu harta yang pengelolaannya diserahkan
kepada individu, pada selain harta milik umum) dengan satu konsep khusus yaitu
konsep khilafah.
Harta halal akan berdampak positif bagi pemiliknya dan juga akan diberkahi
Allah Subhanahu Wata’ala. dan haramnya suatu harta yang dimanfaatkan oleh
manusia akan berdampak :
1. Berhubungan erat dengan kemudahan mengerjakan amal buruk.
2. Keserupaan dengan kaum Yahudi dalam mengkonsumsi makanan haram.
3. Faktor terhalangnya doa.
4. Harta haram terancam dengan api neraka
5. Faktor penyebab kemunduran dan kehinaan umat Islam.
23
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Terjemahnya.
Al-Utsaimin, Muhammad bin Shalih. 2008. Fatwa-Fatwa Zakat. Jakarta: Darus
Sunnah.
Ammar, Abu dan Abu Fatiah Al Adnani. 2009. Mizanul Muslim. Solo: Cordova
Mediatama.
An-Nawawi, Yahya bin Syaraf. 2013. Hadits Arba’in An-Nawawi. Jakarta: Darul
Haq.
Dahlan, Abdul Aziz. 2001. Ensiklopedi Hukum Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van
Hoeve.
Depdiknas.2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Glaxo, Iwan Gayo. 2013. Encyclopedia Islam International. Jakarta: Pustaka
Warga Negara.
Mandhūr, Ibn. Lisānul ‘Arab.Beirut: Dār Lisānil ‘Arab.
Musa, Muhammad Yusuf. 2014. Pengantar Studi Fikih Islam.Jakarta: Al-Kautsar.
Musthofā, Ibrāhīm. Al-Mu’jamul Wāsith.Turki: Al-Maktabatul Islamiyah.
Poerwodarminta, W.J.S..2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai
Pustaka.
Zaidan, ‘Abdul Karim. 2005. Al-Madkhol li Dirōsatisy Syarī’ah al-Islāmiyyah.
Beirut: Muassasah ar-Risālah Nāsyirūn.
Zainu, Muhammad bin Jamil. 2013. Bimbingan Islam. Jakarta: Darul Haq.
Dahlan, Abdul Aziz. 2001. Ensiklopedi Hukum Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van
Hoeve.
Hasbi Ash-Shiddieqy, Tengku Muhammad. 2010. Pengantar Fiqih Muamalah.
Semarang: Pustaka Rizki Putra.
Ash-Shawi, Shalah dan Al-Mushlih, ‘Abdullah.2011. Fikih EkonomiKeuangan
Islam. Jakarta: Darul Haq.
Website
http://fiqhmuamalah924.blogspot.com/2011/02/teori-harta.html Diakses pada
tanggal 25 September 2014
24
http://ustadzridwan.com/pengantar-fiqh-muamalat/ Diakses pada tanggal 23
September 2014
http://nabela.blogdetik.com/kedudukan-harta-dalam-islam.htm/Diakses pada
tanggal 23 September 2014
E-book
Sofyan Zefri, SHI., MSI., Konsep Harta Dalam Islam.
Elis Mediawati,Harta Dalam Islam.

More Related Content

What's hot

wakalah kafalah hawalah
wakalah kafalah hawalahwakalah kafalah hawalah
wakalah kafalah hawalahMarhamah Saleh
 
Makalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumMakalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumrismariszki
 
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)Marhamah Saleh
 
Kaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidihaKaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidihaDodyk Fallen
 
fiqh muamalah kontemporer (wadi'ah rahn qardh)
fiqh muamalah kontemporer (wadi'ah rahn qardh)fiqh muamalah kontemporer (wadi'ah rahn qardh)
fiqh muamalah kontemporer (wadi'ah rahn qardh)Marhamah Saleh
 
Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)
Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)
Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)Izzatul Ulya
 
Perbedaan tasawuf sunni dengan tasawuf falsafi
Perbedaan tasawuf sunni dengan tasawuf falsafiPerbedaan tasawuf sunni dengan tasawuf falsafi
Perbedaan tasawuf sunni dengan tasawuf falsafiGatot Birowo - STIE AAS
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhSuya Yahya
 
Pengertian metodologi studi islam
Pengertian metodologi studi islamPengertian metodologi studi islam
Pengertian metodologi studi islamEdwarn Abazel
 
Dasar-dasar Ekonomi Syariah
Dasar-dasar Ekonomi SyariahDasar-dasar Ekonomi Syariah
Dasar-dasar Ekonomi SyariahAbida Muttaqiena
 
Kebudayaan dalam islam
Kebudayaan dalam islamKebudayaan dalam islam
Kebudayaan dalam islamMuzay Iena
 
Istihsan (استحسان)
Istihsan (استحسان)Istihsan (استحسان)
Istihsan (استحسان)Nana Cahmaxcy
 
Fiqh muamalah kontemporer (pengantar)
Fiqh muamalah kontemporer (pengantar)Fiqh muamalah kontemporer (pengantar)
Fiqh muamalah kontemporer (pengantar)Neyna Fazadiq
 
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamMateri soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamRohman Efendi
 
Makalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsanMakalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsanMuli Bluelovers
 

What's hot (20)

wakalah kafalah hawalah
wakalah kafalah hawalahwakalah kafalah hawalah
wakalah kafalah hawalah
 
Makalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumMakalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhum
 
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
 
Kaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidihaKaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidiha
 
fiqh muamalah kontemporer (wadi'ah rahn qardh)
fiqh muamalah kontemporer (wadi'ah rahn qardh)fiqh muamalah kontemporer (wadi'ah rahn qardh)
fiqh muamalah kontemporer (wadi'ah rahn qardh)
 
Hak milik
Hak milikHak milik
Hak milik
 
Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)
Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)
Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)
 
06.1 HUKUM RIBA
06.1 HUKUM RIBA06.1 HUKUM RIBA
06.1 HUKUM RIBA
 
Perbedaan tasawuf sunni dengan tasawuf falsafi
Perbedaan tasawuf sunni dengan tasawuf falsafiPerbedaan tasawuf sunni dengan tasawuf falsafi
Perbedaan tasawuf sunni dengan tasawuf falsafi
 
Pengertian qawaid fiqhiyyah
Pengertian qawaid fiqhiyyahPengertian qawaid fiqhiyyah
Pengertian qawaid fiqhiyyah
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
 
Makalah al yakin la yuzalu bi syak
Makalah al yakin la yuzalu bi syakMakalah al yakin la yuzalu bi syak
Makalah al yakin la yuzalu bi syak
 
Pengertian metodologi studi islam
Pengertian metodologi studi islamPengertian metodologi studi islam
Pengertian metodologi studi islam
 
Dasar-dasar Ekonomi Syariah
Dasar-dasar Ekonomi SyariahDasar-dasar Ekonomi Syariah
Dasar-dasar Ekonomi Syariah
 
Kebudayaan dalam islam
Kebudayaan dalam islamKebudayaan dalam islam
Kebudayaan dalam islam
 
Fiqh - Muamalah
Fiqh - MuamalahFiqh - Muamalah
Fiqh - Muamalah
 
Istihsan (استحسان)
Istihsan (استحسان)Istihsan (استحسان)
Istihsan (استحسان)
 
Fiqh muamalah kontemporer (pengantar)
Fiqh muamalah kontemporer (pengantar)Fiqh muamalah kontemporer (pengantar)
Fiqh muamalah kontemporer (pengantar)
 
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamMateri soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
 
Makalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsanMakalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsan
 

Viewers also liked

HARTA DALAM ISLAM
HARTA DALAM ISLAMHARTA DALAM ISLAM
HARTA DALAM ISLAMNurul Husna
 
Konsep harta dalam ekonomi islam
Konsep harta dalam ekonomi islamKonsep harta dalam ekonomi islam
Konsep harta dalam ekonomi islamGazali Mdr
 
Ekonomi syariah konsep harta dan kepemilikan dalam islam
Ekonomi syariah konsep harta dan kepemilikan dalam islamEkonomi syariah konsep harta dan kepemilikan dalam islam
Ekonomi syariah konsep harta dan kepemilikan dalam islamWorld Bank
 
Konsep Pemilikan Dalam Islam
Konsep Pemilikan Dalam IslamKonsep Pemilikan Dalam Islam
Konsep Pemilikan Dalam IslamMahyuddin Khalid
 
Konsep kepemilikan dalam islam
Konsep kepemilikan dalam islamKonsep kepemilikan dalam islam
Konsep kepemilikan dalam islamSifa Siti Mukrimah
 
Sistem kepemilikan dalam islam
Sistem kepemilikan dalam islamSistem kepemilikan dalam islam
Sistem kepemilikan dalam islamMuhammad Jamhuri
 
Teori Harta Dalam Islam
Teori Harta Dalam IslamTeori Harta Dalam Islam
Teori Harta Dalam IslamEkonomiIslam
 
Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikan
Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikanMakalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikan
Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikanMiftah Iqtishoduna
 
Latihan Soal Mata Kuliah Agama Islam Pra-UTS
Latihan Soal Mata Kuliah Agama Islam Pra-UTSLatihan Soal Mata Kuliah Agama Islam Pra-UTS
Latihan Soal Mata Kuliah Agama Islam Pra-UTSYunus Thariq
 
kedudukan harta dalam islam
kedudukan harta dalam islamkedudukan harta dalam islam
kedudukan harta dalam islamDedi Ruswandi
 
Teori Pemilikan
Teori PemilikanTeori Pemilikan
Teori Pemilikansalmy1001
 
Manajemen keuangan syariah
Manajemen keuangan syariahManajemen keuangan syariah
Manajemen keuangan syariahRidwan Munir
 
Makalah ekonomi publik
Makalah ekonomi publikMakalah ekonomi publik
Makalah ekonomi publik'Aiiyhu Fissh
 

Viewers also liked (20)

Konsep Harta Dalam Islam
Konsep Harta Dalam IslamKonsep Harta Dalam Islam
Konsep Harta Dalam Islam
 
HARTA DALAM ISLAM
HARTA DALAM ISLAMHARTA DALAM ISLAM
HARTA DALAM ISLAM
 
Konsep harta dalam ekonomi islam
Konsep harta dalam ekonomi islamKonsep harta dalam ekonomi islam
Konsep harta dalam ekonomi islam
 
Ekonomi syariah konsep harta dan kepemilikan dalam islam
Ekonomi syariah konsep harta dan kepemilikan dalam islamEkonomi syariah konsep harta dan kepemilikan dalam islam
Ekonomi syariah konsep harta dan kepemilikan dalam islam
 
Konsep Pemilikan Dalam Islam
Konsep Pemilikan Dalam IslamKonsep Pemilikan Dalam Islam
Konsep Pemilikan Dalam Islam
 
Konsep kepemilikan dalam islam
Konsep kepemilikan dalam islamKonsep kepemilikan dalam islam
Konsep kepemilikan dalam islam
 
Sistem kepemilikan dalam islam
Sistem kepemilikan dalam islamSistem kepemilikan dalam islam
Sistem kepemilikan dalam islam
 
Teori Harta Dalam Islam
Teori Harta Dalam IslamTeori Harta Dalam Islam
Teori Harta Dalam Islam
 
Harta dalam islam
Harta dalam islamHarta dalam islam
Harta dalam islam
 
Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikan
Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikanMakalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikan
Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikan
 
Latihan Soal Mata Kuliah Agama Islam Pra-UTS
Latihan Soal Mata Kuliah Agama Islam Pra-UTSLatihan Soal Mata Kuliah Agama Islam Pra-UTS
Latihan Soal Mata Kuliah Agama Islam Pra-UTS
 
Aktualisasi syariah
Aktualisasi syariahAktualisasi syariah
Aktualisasi syariah
 
kedudukan harta dalam islam
kedudukan harta dalam islamkedudukan harta dalam islam
kedudukan harta dalam islam
 
Teori Pemilikan
Teori PemilikanTeori Pemilikan
Teori Pemilikan
 
Report ctu 553
Report ctu 553Report ctu 553
Report ctu 553
 
Manajemen keuangan syariah
Manajemen keuangan syariahManajemen keuangan syariah
Manajemen keuangan syariah
 
Sistem Perekonomian Islam
Sistem Perekonomian IslamSistem Perekonomian Islam
Sistem Perekonomian Islam
 
Makalah muamalah
Makalah muamalahMakalah muamalah
Makalah muamalah
 
Ekonomi Islam
Ekonomi IslamEkonomi Islam
Ekonomi Islam
 
Makalah ekonomi publik
Makalah ekonomi publikMakalah ekonomi publik
Makalah ekonomi publik
 

Similar to HARTA ISLAM

Makalah harta dalam islam
Makalah harta dalam islamMakalah harta dalam islam
Makalah harta dalam islamHarta R
 
Rb pengajian islam
Rb pengajian islamRb pengajian islam
Rb pengajian islambudakslumber
 
Keperluan manusia kepada agama
Keperluan manusia kepada agama Keperluan manusia kepada agama
Keperluan manusia kepada agama Aina Sofieyah
 
Pendahuluan akhlak arsyad
Pendahuluan akhlak arsyadPendahuluan akhlak arsyad
Pendahuluan akhlak arsyadArsyad Qolbun
 
Bab 1 konsep fikih dan ibadah dalam islam
Bab 1 konsep fikih dan ibadah dalam islamBab 1 konsep fikih dan ibadah dalam islam
Bab 1 konsep fikih dan ibadah dalam islamwahyudinia112
 
Makalah potensi dasar manusia dan tugas manusia kel. 1
Makalah potensi dasar manusia dan tugas manusia kel. 1Makalah potensi dasar manusia dan tugas manusia kel. 1
Makalah potensi dasar manusia dan tugas manusia kel. 1Rakhmi Vegi Arizka
 
Makalah Konsep Manusia Menurut Islam
Makalah Konsep Manusia Menurut IslamMakalah Konsep Manusia Menurut Islam
Makalah Konsep Manusia Menurut IslamKris Feby
 
Makalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.pdf
 Makalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.pdf Makalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.pdf
Makalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.pdfZukét Printing
 
Islam Mendorong Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Islam Mendorong Pengembangan Ilmu Pengetahuan Islam Mendorong Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Islam Mendorong Pengembangan Ilmu Pengetahuan Muhammad Mauladi
 
Makalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.docx
Makalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.docxMakalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.docx
Makalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.docxZukét Printing
 
IPTEK Dan Seni Dalam Pandangan Islam.docx.pptx
IPTEK Dan Seni Dalam Pandangan Islam.docx.pptxIPTEK Dan Seni Dalam Pandangan Islam.docx.pptx
IPTEK Dan Seni Dalam Pandangan Islam.docx.pptxLuluAinaWulandari
 

Similar to HARTA ISLAM (20)

bimbingan konseling.docx
bimbingan konseling.docxbimbingan konseling.docx
bimbingan konseling.docx
 
Makalah harta dalam islam
Makalah harta dalam islamMakalah harta dalam islam
Makalah harta dalam islam
 
Rb pengajian islam
Rb pengajian islamRb pengajian islam
Rb pengajian islam
 
Keperluan manusia kepada agama
Keperluan manusia kepada agama Keperluan manusia kepada agama
Keperluan manusia kepada agama
 
Makalah f.m
Makalah f.mMakalah f.m
Makalah f.m
 
Pendahuluan akhlak arsyad
Pendahuluan akhlak arsyadPendahuluan akhlak arsyad
Pendahuluan akhlak arsyad
 
Bab 1 konsep fikih dan ibadah dalam islam
Bab 1 konsep fikih dan ibadah dalam islamBab 1 konsep fikih dan ibadah dalam islam
Bab 1 konsep fikih dan ibadah dalam islam
 
Makalah shi
Makalah shiMakalah shi
Makalah shi
 
Makalah shi
Makalah shiMakalah shi
Makalah shi
 
Makalah potensi dasar manusia dan tugas manusia kel. 1
Makalah potensi dasar manusia dan tugas manusia kel. 1Makalah potensi dasar manusia dan tugas manusia kel. 1
Makalah potensi dasar manusia dan tugas manusia kel. 1
 
Makalah Konsep Manusia Menurut Islam
Makalah Konsep Manusia Menurut IslamMakalah Konsep Manusia Menurut Islam
Makalah Konsep Manusia Menurut Islam
 
Makalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.pdf
 Makalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.pdf Makalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.pdf
Makalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.pdf
 
Makalah agama-
Makalah agama-Makalah agama-
Makalah agama-
 
Menyeimbangkan Iman, Ilmu dan Amal dalam Ialam
Menyeimbangkan Iman, Ilmu dan Amal dalam IalamMenyeimbangkan Iman, Ilmu dan Amal dalam Ialam
Menyeimbangkan Iman, Ilmu dan Amal dalam Ialam
 
Rukun al fahmu pt 2
Rukun al fahmu pt 2Rukun al fahmu pt 2
Rukun al fahmu pt 2
 
Islam Mendorong Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Islam Mendorong Pengembangan Ilmu Pengetahuan Islam Mendorong Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Islam Mendorong Pengembangan Ilmu Pengetahuan
 
Agama , haris
Agama , harisAgama , haris
Agama , haris
 
Makalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.docx
Makalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.docxMakalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.docx
Makalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.docx
 
IPTEK Dan Seni Dalam Pandangan Islam.docx.pptx
IPTEK Dan Seni Dalam Pandangan Islam.docx.pptxIPTEK Dan Seni Dalam Pandangan Islam.docx.pptx
IPTEK Dan Seni Dalam Pandangan Islam.docx.pptx
 
Islam dan Ilmu Pengetahuan
Islam dan Ilmu PengetahuanIslam dan Ilmu Pengetahuan
Islam dan Ilmu Pengetahuan
 

More from Haristian Sahroni Putra

Telaah Kurikulum PAI SMP & SMA - Telaah Keberadaan Kurikulum dalam Pendidikan
Telaah Kurikulum PAI SMP & SMA - Telaah Keberadaan Kurikulum dalam PendidikanTelaah Kurikulum PAI SMP & SMA - Telaah Keberadaan Kurikulum dalam Pendidikan
Telaah Kurikulum PAI SMP & SMA - Telaah Keberadaan Kurikulum dalam PendidikanHaristian Sahroni Putra
 
Micro Teaching - Keterampilan Menyajikan Pelajaran
Micro Teaching - Keterampilan Menyajikan PelajaranMicro Teaching - Keterampilan Menyajikan Pelajaran
Micro Teaching - Keterampilan Menyajikan PelajaranHaristian Sahroni Putra
 
Micro Teaching - Keterampilan Melaksanakan Pretes
Micro Teaching - Keterampilan Melaksanakan PretesMicro Teaching - Keterampilan Melaksanakan Pretes
Micro Teaching - Keterampilan Melaksanakan PretesHaristian Sahroni Putra
 
Penelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTK
Penelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTKPenelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTK
Penelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTKHaristian Sahroni Putra
 
Penelitian Tindakan Kelas - Pengertian dan Ruang Lingkup PTK
Penelitian Tindakan Kelas -  Pengertian dan Ruang Lingkup PTKPenelitian Tindakan Kelas -  Pengertian dan Ruang Lingkup PTK
Penelitian Tindakan Kelas - Pengertian dan Ruang Lingkup PTKHaristian Sahroni Putra
 
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Teknik Nontes
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Teknik NontesPengembangan Sistem Evaluasi PAI - Teknik Nontes
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Teknik NontesHaristian Sahroni Putra
 
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Rancangan Penilaian Hasil Belajar
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI -  Rancangan Penilaian Hasil BelajarPengembangan Sistem Evaluasi PAI -  Rancangan Penilaian Hasil Belajar
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Rancangan Penilaian Hasil BelajarHaristian Sahroni Putra
 
Telaah Kurikulum PAI - Silabus Telaah Kurikulum PAI SMP dan SMA
Telaah Kurikulum PAI - Silabus Telaah Kurikulum PAI SMP dan SMATelaah Kurikulum PAI - Silabus Telaah Kurikulum PAI SMP dan SMA
Telaah Kurikulum PAI - Silabus Telaah Kurikulum PAI SMP dan SMAHaristian Sahroni Putra
 
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, Sasar...
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, Sasar...Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, Sasar...
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, Sasar...Haristian Sahroni Putra
 
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Silabus
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - SilabusPengembangan Sistem Evaluasi PAI - Silabus
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - SilabusHaristian Sahroni Putra
 
Micro Teaching - Contoh RPP Kurikulum 2013
Micro Teaching - Contoh RPP Kurikulum 2013Micro Teaching - Contoh RPP Kurikulum 2013
Micro Teaching - Contoh RPP Kurikulum 2013Haristian Sahroni Putra
 
Micro Teaching - Keterampilan Membuka Pelajaran
Micro Teaching - Keterampilan Membuka PelajaranMicro Teaching - Keterampilan Membuka Pelajaran
Micro Teaching - Keterampilan Membuka PelajaranHaristian Sahroni Putra
 
Micro Teaching - Silabus Mata Kuliah Micro Teaching
Micro Teaching - Silabus Mata Kuliah Micro TeachingMicro Teaching - Silabus Mata Kuliah Micro Teaching
Micro Teaching - Silabus Mata Kuliah Micro TeachingHaristian Sahroni Putra
 
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'Haristian Sahroni Putra
 
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi Barat
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi BaratPsikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi Barat
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi BaratHaristian Sahroni Putra
 
Psikologi Umum dan Perkembangan - Pengantar
Psikologi Umum dan Perkembangan - PengantarPsikologi Umum dan Perkembangan - Pengantar
Psikologi Umum dan Perkembangan - PengantarHaristian Sahroni Putra
 
Pendidikan Anti Korupsi - Mengenal Tindak Pidana Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi -  Mengenal Tindak Pidana KorupsiPendidikan Anti Korupsi -  Mengenal Tindak Pidana Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi - Mengenal Tindak Pidana KorupsiHaristian Sahroni Putra
 
Pendidikan Anti Korupsi - Jenis dan Bentuk Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi - Jenis dan Bentuk KorupsiPendidikan Anti Korupsi - Jenis dan Bentuk Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi - Jenis dan Bentuk KorupsiHaristian Sahroni Putra
 
Pendidikan Anti Korupsi - Pengertian, Ruang Lingkup, Ciri dan Sejarah Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi - Pengertian, Ruang Lingkup, Ciri dan Sejarah KorupsiPendidikan Anti Korupsi - Pengertian, Ruang Lingkup, Ciri dan Sejarah Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi - Pengertian, Ruang Lingkup, Ciri dan Sejarah KorupsiHaristian Sahroni Putra
 
Pendidikan Anti Korupsi - Buku Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan...
Pendidikan Anti Korupsi - Buku Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan...Pendidikan Anti Korupsi - Buku Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan...
Pendidikan Anti Korupsi - Buku Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan...Haristian Sahroni Putra
 

More from Haristian Sahroni Putra (20)

Telaah Kurikulum PAI SMP & SMA - Telaah Keberadaan Kurikulum dalam Pendidikan
Telaah Kurikulum PAI SMP & SMA - Telaah Keberadaan Kurikulum dalam PendidikanTelaah Kurikulum PAI SMP & SMA - Telaah Keberadaan Kurikulum dalam Pendidikan
Telaah Kurikulum PAI SMP & SMA - Telaah Keberadaan Kurikulum dalam Pendidikan
 
Micro Teaching - Keterampilan Menyajikan Pelajaran
Micro Teaching - Keterampilan Menyajikan PelajaranMicro Teaching - Keterampilan Menyajikan Pelajaran
Micro Teaching - Keterampilan Menyajikan Pelajaran
 
Micro Teaching - Keterampilan Melaksanakan Pretes
Micro Teaching - Keterampilan Melaksanakan PretesMicro Teaching - Keterampilan Melaksanakan Pretes
Micro Teaching - Keterampilan Melaksanakan Pretes
 
Penelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTK
Penelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTKPenelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTK
Penelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTK
 
Penelitian Tindakan Kelas - Pengertian dan Ruang Lingkup PTK
Penelitian Tindakan Kelas -  Pengertian dan Ruang Lingkup PTKPenelitian Tindakan Kelas -  Pengertian dan Ruang Lingkup PTK
Penelitian Tindakan Kelas - Pengertian dan Ruang Lingkup PTK
 
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Teknik Nontes
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Teknik NontesPengembangan Sistem Evaluasi PAI - Teknik Nontes
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Teknik Nontes
 
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Rancangan Penilaian Hasil Belajar
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI -  Rancangan Penilaian Hasil BelajarPengembangan Sistem Evaluasi PAI -  Rancangan Penilaian Hasil Belajar
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Rancangan Penilaian Hasil Belajar
 
Telaah Kurikulum PAI - Silabus Telaah Kurikulum PAI SMP dan SMA
Telaah Kurikulum PAI - Silabus Telaah Kurikulum PAI SMP dan SMATelaah Kurikulum PAI - Silabus Telaah Kurikulum PAI SMP dan SMA
Telaah Kurikulum PAI - Silabus Telaah Kurikulum PAI SMP dan SMA
 
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, Sasar...
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, Sasar...Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, Sasar...
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, Sasar...
 
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Silabus
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - SilabusPengembangan Sistem Evaluasi PAI - Silabus
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Silabus
 
Micro Teaching - Contoh RPP Kurikulum 2013
Micro Teaching - Contoh RPP Kurikulum 2013Micro Teaching - Contoh RPP Kurikulum 2013
Micro Teaching - Contoh RPP Kurikulum 2013
 
Micro Teaching - Keterampilan Membuka Pelajaran
Micro Teaching - Keterampilan Membuka PelajaranMicro Teaching - Keterampilan Membuka Pelajaran
Micro Teaching - Keterampilan Membuka Pelajaran
 
Micro Teaching - Silabus Mata Kuliah Micro Teaching
Micro Teaching - Silabus Mata Kuliah Micro TeachingMicro Teaching - Silabus Mata Kuliah Micro Teaching
Micro Teaching - Silabus Mata Kuliah Micro Teaching
 
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
 
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi Barat
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi BaratPsikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi Barat
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi Barat
 
Psikologi Umum dan Perkembangan - Pengantar
Psikologi Umum dan Perkembangan - PengantarPsikologi Umum dan Perkembangan - Pengantar
Psikologi Umum dan Perkembangan - Pengantar
 
Pendidikan Anti Korupsi - Mengenal Tindak Pidana Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi -  Mengenal Tindak Pidana KorupsiPendidikan Anti Korupsi -  Mengenal Tindak Pidana Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi - Mengenal Tindak Pidana Korupsi
 
Pendidikan Anti Korupsi - Jenis dan Bentuk Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi - Jenis dan Bentuk KorupsiPendidikan Anti Korupsi - Jenis dan Bentuk Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi - Jenis dan Bentuk Korupsi
 
Pendidikan Anti Korupsi - Pengertian, Ruang Lingkup, Ciri dan Sejarah Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi - Pengertian, Ruang Lingkup, Ciri dan Sejarah KorupsiPendidikan Anti Korupsi - Pengertian, Ruang Lingkup, Ciri dan Sejarah Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi - Pengertian, Ruang Lingkup, Ciri dan Sejarah Korupsi
 
Pendidikan Anti Korupsi - Buku Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan...
Pendidikan Anti Korupsi - Buku Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan...Pendidikan Anti Korupsi - Buku Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan...
Pendidikan Anti Korupsi - Buku Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan...
 

Recently uploaded

contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 

Recently uploaded (20)

contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 

HARTA ISLAM

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia memang tidak bisa terlepas dari berbagai keperluan dan kebutuhan hidupnya. Doktrin dan norma yang berjalan di realita komunitas manusia hari ini adalah dipandang unggul apabila seseorang memiliki kelebihan dalam harta, tahta dan wanita. Hal ini membuat mayoritas manusia hari ini begitu semangat dalam mengejar ambisi untuk hidup bergelimang harta, mewah dan cenderung serakah dalam hal tersebut. Dewasa ini, harta dan hajat manusia seakan mustahil untuk dipisahkan.Ideologi materialis yang telah merebak dan merasuk dalam hati- hati setiap manusia hari ini, nyata membuat mereka bergaya hidup hedonis dan menjadikan materi sebagai tolak ukur dalam menilai segala sesuatu. Masyarakat kita memandang bahwa harta adalah standarisasi kebahagiaan hidup seseorang, harta yang melimpah menunjukkan bahwa ia adalah orang yang berbahagia. Di sisi lain, Islam sejak masa awal diturunkannya telah mendeklarasikan sebagai sebuah ajaran agama dan peraturan hidup yang sempurna. Islam sebagai rahmatan lil’alamin memiliki spesifikasi yang berbeda dengan agama yang lainnya.Diantara karakteristik Islam adalah insaniyah, syumuliyah dan waqi’iyah. Sebagai agama yang insaniyah, mengindikasikan bahwa ajaran Islam yang sesuai dengan fitrah manusia.Syumuliyah Islam menunjukkan bahwa ajaran agama Islam ini telah lengkap dan sempurna, mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Sedangkan waqi’iyah yaitu bahwa ajaran Islam selalu selaras dengan perkembangan zaman dan masa, baik dahulu, kini maupun yang akan datang. Dan ia sangat cocok untuk segala kondisi dan keadaan.1 Islam mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik di bidang ekonomi, politik, kebudayaan, sosial, dan lain-lain.Ini terbukti dengan adanya 1Abu Ammar dan Abu Fatiah Al-Adnani.Mizanul Muslim. (Solo : Cordova Mediatama, 2009) hlm. 214
  • 2. 2 berbagai macam bidang studi dalam agama Islam ini. Satu diantaranya adalah studi khusus dalam Islam mengenai permasalahan interaksi manusia dengan Robb-Nya, sesama manusia, masyarakat tempat ia tinggal bahkan interaksi antar bangsa dan Negara. Studi khusus tersebut adalah Fikih Islam. Dalam studi Fikih Islam inilah, para ahli fikih bersepakat bahwa fikih pertama-tama dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu ibadah dan muamalah.Dua pembagian ini dikarenakan ada perbedaan yang sangat jelas diantara keduanya. Perbedaan ini merujuk kepada tujuan utama dalam ibadah, yaitu ungkapan rasa syukur kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala, mendekatkan diri kepada-Nya serta meraih pahala di akhirat. Sedangkan tujuan pertama dalam muamalah adalah menunaikan kemaslahatan manusia yang beragam yang hanya bisa diraih dengannya.2 Tidak hanya itu, bahkan di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, sumber utama hukum dan rujukan Islam, telah menjelaskan secara detil tentang hal itu baik secara global maupun terperinci. Tidak terkecuali termasuk permasalahan harta di atas, diantaranya Alloh Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman : ‫ا‬َ‫ي‬‫م‬‫ن‬ ُّ‫الد‬ ِ‫اة‬َ‫ي‬ َ‫ح‬ ‫م‬ ‫ال‬ ُ ‫ة‬ َ ‫ين‬ِ‫ز‬ َ ‫ن‬‫و‬ُ‫ن‬َ‫ب‬ ‫م‬ ‫ال‬َ‫و‬ ُ‫ال‬ َ ‫م‬ ‫اْل‬…(٦٤) “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia..” (QS. Al-Kahfi : 46) َ ‫ل‬ ‫م‬‫اع‬ِ‫الد‬‫م‬‫األو‬َ‫و‬ ِ‫ال‬َ‫و‬ ‫م‬‫األم‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ٌ‫ر‬ ُ ‫اث‬ َ ‫ك‬ َ ‫ت‬ َ‫و‬ ‫م‬‫م‬ ُ ‫ك‬ َ ‫ن‬‫م‬‫ي‬َ‫ب‬ ٌ‫ر‬ ُ‫اخ‬ َ ‫ف‬ َ ‫ت‬ َ‫و‬ ٌ ‫ة‬ َ ‫ين‬ ِ‫ز‬َ‫و‬ ٌ‫و‬ ‫م‬‫ه‬ َ ‫ل‬َ‫و‬ ٌ‫ب‬ِ‫ع‬ َ ‫ل‬ ‫ا‬َ‫ي‬‫م‬‫ن‬ ُّ‫الد‬ ُ ‫اة‬َ‫ي‬ َ‫ح‬ ‫م‬ ‫ال‬ ‫ا‬ َ‫م‬َّ‫ن‬ َ ‫أ‬ ‫ا‬‫و‬ ُ‫م‬… (٠٢) “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak…” (QS. Al- Hadid : 20) Dari 2 ayat diatas saja telah cukup membuktikan bahwa Islam telah mengetahui fenomena yang kini terjadi, jauh di masa lampau, dan tentunya Islam yang telah lama mengetahuinya pastilah telah mengetahui solusi untuk 2 Muhammad Yusuf Musa. Pengantar Studi Fikih Islam.(Jakarta : Al-Kautsar, 2014) hlm. 116
  • 3. 3 permasalahan tersebut. Juga memiliki aturan dan konsep tersendiri mengenai pengaturan harta manusia.Wallohu A’lam. B. Rumusan Masalah Bertolak dari penjelasan di atas, pemakalah menarik beberapa permasalahan mengenai konsep harta dalam Islam. Adapun permasalahan tersebut secara terperinci sebagai berikut : 1. Apa yang dimaksud dengan harta dalam perspektif Islam ? 2. Apa kedudukan dan fungsi harta dalam perspektif Islam ? 3. Bagaimana konsep kepemilikan harta dalam Islam ? 4. Bagaimana dampak harta yang halal dan yang haram dalam kajian Islam ? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian mengenai konsep harta dalam Islam ini adalah untuk: 1. Mengetahui definisi harta menurut perspektif Islam. 2. Mengetahui kedudukan dan fungsi harta dalam Islam. 3. Memahami sistem kepemilikan harta yang berlaku dalam Islam. 4. Memahami dampak yang ditimbulkan oleh harta yang halal dan yang haram. D. Metodologi Penelitian Makalah “Konsep Harta dalam Islam” ini disusun dengan metode penelitian bahan pustaka (Library Research).
  • 4. 4 BAB II KONSEP HARTA DALAM ISLAM A. Definisi Harta dalam Perspektif Islam Harta dalam Bahasa Indonesia memiliki keserupaan arti dengan kekayaan. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI), harta adalah barang-barang, uang, dan lain sebagainya yang menjadi kekayaan.3 Sedangkan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), harta adalah: 1. Barang (uang dan lain sebagainya) yang menjadi kekayaan; barang milik seseorang. 2. Kekayaan berwujud dan tidak berwujud yang bernilai dan menurut hukum dimiliki perusahaan.Harta benda berarti barang kekayaan.4 Harta juga diartikan sebagai uang atau yang semisalnya yang ditabung karena kelebihan dari keperluan pembiayaan hidup pada level kebutuhan pokok.5 Dalam Encyclopedia Islam International, Iwan Gayo Glaxo menuliskan, “Al-Qur’an melukiskan, bahwa harta adalah suatu keindahan, baik itu berupa emas, perak, kuda pilihan, hewan ternak maupun sawah serta ladang.”6 Adapun dalam etimologis Bahasa Arab, harta disebut al-mālyang merupakan akar kata (mashdar) dari lafadz ‫موال‬–‫ل‬‫يمو‬–‫مال‬ yang berarti harta. Dalam Lisānul ‘Arab, harta dijelaskan sebagai : ‫ما‬ :‫اْلال‬.‫األشياء‬‫جميع‬ ‫من‬‫ملكته‬ “Harta adalah segala sesuatu yang engkau miliki.” 3W.J.S. Poerwadarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia.(Jakarta:Balai Pustaka, 2007). hlm.407 4Depdiknas.Kamus Besar Bahasa Indonesia.(Jakarta:Gramedia Pustaka Utama,2008). hlm. 485 5Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin. Fatwa-Fatwa Zakat.(Jakarta:Darussunnah, 2008). hlm. 530 6Iwan Gayo Glaxo. Encyclopedia Islam International.(Jakarta:Pustaka Warga Negara, 2013). hlm. 560
  • 5. 5 ‘Ulama Madzhab Hanafi mendefinisikan harta dengan “segala sesuatu yang digandrungi manusia dan dapat dihadirkan ketika dibutuhkan” atau “segala sesuatu yang dapat dimiliki, disimpan dan dimanfaatkan”.7 Akibat dari pendefinisian madzhab Hanafi ini adalah bahwa segala sesuatu yang tidak dapat disimpan tidak termasuk harta.Adapun manfaat, menurut madzhab Hanafi tidak termasuk sebagai harta karena tidak bersifat materi, melainkan termasuk sebagai milik.Sesuatu yang dapat dirasa manfaatnya namun tidak dapat dimiliki dan begitu pula sesuatu yang dapat dimiliki namun tidak dapat dirasakan manfaatnya bukanlah termasuk dalam kategori harta menurut Hanafiyah. Dengan demikian konsep harta –menurut madzhab Hanafi- harus memenuhi dua kriteria, yaitu : Pertama : Sesuatu yang bisa dimiliki dan dimanfaatkan menurut ghalib. Kedua : Sesuatu yang bisa dimiliki dan dimanfaatkan secara kongkrit. Berbeda dengan jumhur ‘ulama yang mendefinisikan harta sebagai “segala sesuatu yang mempunyai nilai dan dikenakan ganti rugi bagi orang yang merusak atau melenyapkannya”.8Menurut jumhur, harta bukanlah sekedar materi namun termasuk manfaat dari suatu benda karena yang terpenting adalah manfaatnya bukan dzatnya, berbeda jauh dengan pendapat madzhab hanafi di atas. Implikasi dari perbedaan pendapat ini terlihat dalam contoh berikut. Apabila seseorang merampas atau mempergunakan kendaraan orang lain tanpa izin (ghoshob), menurut jumhur ‘ulama, orang tersebut dapat dituntut ganti rugi, karena manfaat kendaraan tersebut mempunyai nilai harta. Mereka berpendirian bahwa manfaat suatu benda merupakan unsur terpenting dalam harta, karena nilai harta diukur pada kualitas dan kuantitas manfaat benda tersebut. Akan tetapi, ‘ulama madzhab Hanafi mengatakan bahwa penggunaan kendaraan orang lain tanpa izin tidak dapat dituntut ganti rugi, karena orang 7Abdul Aziz Dahlan. Ensiklopedi Hukum Islam.(Jakarta:Ichtiar Baru Van Hoeve, 2001). hlm. 524. 8 Abdul Aziz Dahlan. Ensiklopedi Hukum Islam.(Jakarta:Ichtiar Baru Van Hoeve, 2001). hlm. 524
  • 6. 6 tersebut bukan mengambil harta tetapi hanya sekedar memanfaatkan kendaraan tersebut. Namun demikian, ulama madzhab Hanafi tetap tidak dapat membenarkan pemanfaatan milik orang lain tanpa izin.9 ‘Ulama madzhab Hanafi muta’akhirīnmenganggap bahwa definisi harta yang dikemukakan oleh pendahulunya tidak komprehensif dan kurang akomodatif. Alasannya, dalam surah al-Baqarah ayat 29 Alloh telah berfirman : ٍ‫ات‬َ‫او‬ َ‫م‬ َ‫س‬ َ‫ع‬‫م‬‫ب‬ َ‫س‬ َّ‫ن‬ ُ‫اه‬َّ‫و‬ َ‫س‬ َ ‫ف‬ ِ‫اء‬ َ‫م‬ َّ‫الس‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ى‬َ‫و‬ َ ‫ت‬ ‫م‬‫اس‬ َّ‫م‬ ُ ‫ث‬ ‫ا‬ً‫يع‬ ِ‫م‬ َ‫ج‬ ِ‫ض‬‫م‬‫ر‬‫األ‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ا‬ َ‫م‬ ‫م‬‫م‬ ُ ‫ك‬ َ ‫ل‬ َ‫ق‬ َ ‫ل‬ َ ‫خ‬ ‫ي‬ ِ‫ذ‬ َّ ‫ال‬ َ‫و‬ ُ‫ه‬ ( ٌ‫يم‬ ِ‫ل‬ َ‫ع‬ ٍ‫ء‬ ‫م‬‫ي‬ َ ‫ش‬ ِّ ِ‫ل‬ ُ ‫ك‬ِ‫ب‬ َ‫و‬ ُ‫ه‬ َ‫و‬٠٢) “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit.dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.” Ayat diatas menunjukkan bahwa segala sesuatu yang diciptakan Alloh di bumi adalah untuk dimanfaatkan umat manusia.Karenanya, mereka lebih cenderung pada pendapat jumhur ‘ulama.Diantara mereka adalah Musthafa Ahmad Az-Zarqa dan Wahbah Az-Zuhaili.10 Adapun konsep harta menurut Hasby Ash-Shiddiqy ialah segala sesuatu yang memenuhi kategori sebagai berikut : 1. Nama selain manusia yang diciptakan Alloh untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia, dapat dipelihara pada suatu tempat dan dapat dikelola (tasharruf) dengan jalan ikhtiar. 2. Sesuatu yang dapat dimiliki oleh setiap manusia, baik oleh seluruh manusia maupun sebagian manusia. 3. Sesuatu yang sah untuk diperjual belikan. 4. Sesuatu yang dapat dimiliki dan mempunyai nilai (harga), dapat diambil manfaatnya dan dapat disimpan. 5. Sesuatu yang berwujud, sesuatu yang tidak berwujud meskipun dapat diambil manfaatnya tidak termasuk harta. 9Ibid, hlm. 526 10 Abdul Aziz Dahlan. Ensiklopedi Hukum Islam.(Jakarta:Ichtiar Baru Van Hoeve, 2001). hlm. 525.
  • 7. 7 6. Sesuatu yang dapat disimpan dalam waktu yang lama atau sebentar dan dapat diambil manfaatnya ketika dibutuhkan. Dari berbagai definisi yang telah disebutkan diatas, pemakalah mengambil satu kesimpulan definisi bahwasanya harta adalah segala sesuatu yang memiliki nilai legal dan kongkrit, disukai oleh manusia, dapat disimpan, dimiliki dan dimanfaatkan sesuai dengan legalitas menurut syari’at.Dan harta harus memuat 2 unsur, yaitu unsur ‘aniyyah dan unsur ‘urf.Unsur ‘aniyyah yaitu hal yang ada wujudnya dalam kenyataan.Sedangkan unsur ‘urf yaitu segala sesuatu yang dipandang sebagai harta oleh manusia, baik keseluruhan manusia maupun sebagiannya.11 B. Kedudukan dan Fungsi Harta dalam Perspektif Islam 1. Kedudukan Harta Kaidah dasar yang harus ditetapkan dalam membangun ekonomi Islam adalah bahwa harta kekayaan adalah suatu kebaikan dan kenikmatan jika berada di tangan orang yang sholih.Islam memberikan nilai positif dalam penghargaan terhadap nilai dan kedudukan harta. Prinsip ini jelas berbeda dengan berbagai asumsi dan doktrin yang tumbuh di dalam komunitas manusia sebelum kedatangan Islam.Asumsi yang tumbuh ketika itu, baik di dalam aliran keagamaan; pemikiran ataupun selainnya, telah menetapkan sifat yang negative terhadap harta baik itu nilai maupun kedudukannya.Mereka menetapkan bahwa harta adalah sebuah keburukan, sedangkan kemiskinan dipandang sebagai sebuah kebaikan dan keberuntungan. Adapun dalam konsep yang hari ini berjalan di hadapan umat ini, yaitu materialisme, kapitalisme dan sosialisme telah menganggap harta itu sebagai tujuan kehidupan mereka. Mereka menilai hanya harta yang menjadi tolok ukur akan bahagia atau sengsarakah hidup seseorang. Bahkan mereka telah menjadi hamba bagi harta-harta itu, dan menjadikannya sebagai tuhan yang mereka puja-puja. 11 Tengku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy. Pengantar Fiqih Muamalah.(Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2010). hlm. 138.
  • 8. 8 Alloh telah berfirman : ًّ‫م‬ َ‫ج‬ ‫ا‬ًّ‫ب‬ ُ‫ح‬ َ‫ال‬ َ ‫م‬ ‫اْل‬ َ ‫ن‬‫و‬ُّ‫ب‬ ِ‫ح‬ُ‫ت‬ َ‫و‬(‫ا‬٠٢) “Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.” (QS.Al-Fajr : 20). ( ٌ‫يد‬ ِ‫د‬ َ ‫ش‬ َ ‫ل‬ ِ‫ر‬‫م‬‫ي‬ َ ‫خ‬ ‫م‬ ‫ال‬ ِّ ِ‫ب‬ ُ‫ح‬ ِ‫ل‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬ ِ‫إ‬َ‫و‬٨) “Dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.” (QS.Al-‘Adiyat : 8) Islam tidak memandang harta sebagai sebuah keburukan dan sinis serta antipati terhadapnya sebagaimana yang dipandang dalam Injil.Begitupula Islam tidak menuhankan harta dan menjadikannya sebagai tujuan hakiki sebuah kehidupan sebagaimana pemahaman kaum materialis, kapitalis dan sosialis.Islam berdiri di pertengahan antara keduanya dan meletakkan harta dalam kedudukan yang adil. Islam memandang harta itu sebagai berikut : a. Harta sebagai pilar penegak kehidupan. ‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ق‬ ‫م‬‫م‬ ُ ‫ك‬ َ ‫ل‬ ُ َّ ‫اَّلل‬ َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ج‬ ‫ي‬ ِ‫ت‬ َّ ‫ال‬ ُ‫م‬ ُ ‫ك‬ َ ‫ال‬َ‫و‬ ‫م‬‫م‬ َ ‫أ‬ َ‫اء‬ َ‫ه‬ َ ‫ف‬ ُّ‫الس‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ت‬ ‫م‬‫ؤ‬ُ‫ت‬ ‫ال‬َ‫و‬‫م‬‫م‬ ُ‫وه‬ ُ‫س‬ ‫م‬ ‫اك‬َ‫و‬ ‫ا‬ َ‫يه‬ِ‫ف‬ ‫م‬‫م‬ ُ‫وه‬ ُ ‫ق‬ ُ‫ز‬‫م‬‫ار‬َ‫و‬ ‫ا‬ ً‫م‬ ( ‫ا‬ ً ‫ف‬‫و‬ُ‫ر‬‫م‬‫ع‬َ‫م‬ ‫ال‬‫م‬‫و‬ َ ‫ق‬ ‫م‬‫م‬ُ‫ه‬ َ ‫ل‬ ‫ا‬‫و‬ ُ ‫ول‬ ُ ‫ق‬َ‫و‬٥) “Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan.berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata- kata yang baik.” (QS.An-Nisa : 5). b. Harta dalam berbagai ayat disebut sebagai khoirōn yang berarti kebaikan. َ ‫ك‬َ‫ر‬ َ ‫ت‬ ‫م‬‫ن‬ِ‫إ‬ ُ‫ت‬‫م‬‫و‬ َ ‫م‬ ‫اْل‬ ُ‫م‬ ُ ‫ك‬ َ ‫د‬ َ‫ح‬ َ ‫أ‬ َ‫ر‬َ‫ض‬ َ‫ح‬ ‫ا‬ َ ‫ذ‬ِ‫إ‬ ‫م‬‫م‬ ُ ‫ك‬‫م‬‫ي‬ َ ‫ل‬ َ‫ع‬ َ‫ب‬ِ‫ت‬ ُ ‫ك‬ َ ‫ين‬ِ‫ب‬َ‫ر‬ ‫م‬ ‫األق‬َ‫و‬ ِ‫ن‬‫م‬‫ي‬ َ ‫د‬ِ‫ال‬َ‫و‬ ‫م‬ ‫ل‬ ِ‫ل‬ ُ ‫ة‬َّ‫ي‬ ِ‫ص‬َ‫و‬ ‫م‬ ‫ال‬ ‫ا‬ً‫ر‬‫م‬‫ي‬ َ ‫خ‬ ( َ ‫ين‬ِ‫ق‬َّ‫ت‬ ُ ‫م‬ ‫اْل‬‫ى‬ َ ‫ل‬َ‫ع‬‫ا‬ ًّ‫ق‬ َ‫ح‬ ِ‫ف‬‫و‬ُ‫ر‬‫م‬‫ع‬ َ ‫م‬ ‫اْل‬ِ‫ب‬٠٨٢) “Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma'ruf, (ini
  • 9. 9 adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.” (QS.Al- Baqoroh : 180). ‫ى‬ َ‫ام‬ َ ‫ت‬َ‫ي‬ ‫م‬ ‫ال‬َ‫و‬ َ ‫ين‬ِ‫ب‬َ‫ر‬ ‫م‬ ‫األق‬َ‫و‬ ِ‫ن‬‫م‬‫ي‬ َ ‫د‬ِ‫ال‬َ‫و‬ ‫م‬ ‫ل‬ ِ‫ل‬ َ ‫ف‬ ٍ‫ر‬‫م‬‫ي‬ َ ‫خ‬ ‫م‬‫ن‬ ِ‫م‬ ‫م‬‫م‬ُ‫ت‬ ‫م‬‫ق‬ َ ‫ف‬‫م‬‫ن‬ َ ‫أ‬ ‫ا‬ َ‫م‬ ‫م‬‫ل‬ ُ ‫ق‬ َ ‫ن‬‫و‬ ُ‫ق‬ِ‫ف‬‫م‬‫ن‬ُ‫ي‬ ‫ا‬ َ ‫اذ‬ َ‫م‬ َ‫ك‬ َ ‫ون‬ ُ ‫ل‬ َ ‫أ‬ ‫م‬‫س‬َ‫ي‬ ‫ي‬ِ‫ب‬ َّ‫الس‬ ِ‫ن‬‫م‬‫اب‬َ‫و‬ ِ‫ين‬ ِ‫اك‬ َ‫س‬ َ ‫م‬ ‫اْل‬َ‫و‬( ٌ‫يم‬ ِ‫ل‬ َ‫ع‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ َ َّ ‫اَّلل‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ َ ‫ف‬ ٍ‫ر‬‫م‬‫ي‬ َ ‫خ‬ ‫م‬‫ن‬ ِ‫م‬ ‫ا‬‫و‬ ُ ‫ل‬َ‫ع‬ ‫م‬‫ف‬ َ ‫ت‬ ‫ا‬ َ‫م‬َ‫و‬ ِ‫ل‬٠٠٥) “Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan." dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha mengetahuinya.” (QS.Al-Baqoroh : 215). ( ٌ‫يد‬ ِ‫د‬ َ ‫ش‬ َ ‫ل‬ِ‫ر‬‫م‬‫ي‬ َ ‫خ‬ ‫م‬ ‫ال‬ِّ ِ‫ب‬ ُ‫ح‬ ِ‫ل‬ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫و‬٨) “Dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.”(QS.Al-‘Adiyat : 8). c. Kekayaan merupakan nikmat dan karunia Alloh yang diberikan kepada para Rosul-Nya dan orang yang beriman dan bertakwa dari hamba- hamba-Nya. Sebagaimana firman Alloh : ( ‫ى‬ َ ‫ن‬ ‫م‬ ‫غ‬ َ ‫أ‬ َ ‫ف‬‫ال‬ِ‫ئ‬‫ا‬ َ‫ع‬ َ ‫ك‬ َ ‫د‬ َ‫ج‬ َ‫و‬ َ‫و‬٨) “Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.” (QS.Adh-Dhuha : 8). ‫م‬‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ام‬ َ‫ع‬ َ ‫د‬‫م‬‫ع‬َ‫ب‬ َ‫ام‬َ‫ر‬ َ‫ح‬ ‫م‬ ‫ال‬ َ ‫د‬ ِ‫ج‬ ‫م‬‫س‬ َ ‫م‬ ‫اْل‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ب‬َ‫ر‬ ‫م‬‫ق‬َ‫ي‬ ‫ال‬ َ ‫ف‬ ٌ‫س‬ َ‫ج‬ َ ‫ن‬ َ ‫ن‬‫و‬ ُ ‫ك‬ِ‫ر‬ ‫م‬ ‫ش‬ ُ ‫م‬ ‫اْل‬ ‫ا‬ َ‫م‬َّ‫ن‬ ِ‫إ‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ن‬ َ‫آم‬ َ‫ين‬ ِ‫ذ‬ َّ ‫ال‬ ‫ا‬ َ‫ه‬ُّ‫ي‬ َ ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬ ‫م‬‫ض‬ َ ‫ف‬ ‫م‬‫ن‬ ِ‫م‬ ُ َّ ‫اَّلل‬ ُ‫م‬ ُ ‫يك‬ِ‫ن‬‫م‬‫غ‬ُ‫ي‬ َ ‫ف‬ ‫م‬‫و‬ َ‫س‬ َ ‫ف‬ ً ‫ة‬ َ ‫ل‬‫م‬‫ي‬ َ‫ع‬ ‫م‬‫م‬ُ‫ت‬ ‫م‬‫ف‬ ِ‫خ‬ ‫م‬‫ن‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ‫ا‬ َ ‫ذ‬ َ‫ه‬ٌ‫يم‬ ِ‫ك‬ َ‫ح‬ ٌ‫يم‬ ِ‫ل‬ َ‫ع‬ َ َّ ‫اَّلل‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ َ‫اء‬ َ ‫ش‬ ‫م‬‫ن‬ِ‫إ‬ ِ‫ه‬ِ‫ل‬ (٠٨) “Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam sesudah tahun ini. Dan jika kamu khawatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karuniaNya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah : 28).
  • 10. 10 َ‫و‬ ِ‫ض‬‫م‬‫ر‬‫األ‬َ‫و‬ ِ‫اء‬ َ‫م‬ َّ‫الس‬ َ‫ن‬ ِ‫م‬ ٍ‫ات‬ َ ‫ك‬َ‫ر‬َ‫ب‬ ‫م‬‫م‬ِ‫ه‬‫م‬‫ي‬ َ ‫ل‬ َ‫ع‬ ‫ا‬ َ ‫ن‬ ‫م‬‫ح‬ َ ‫ت‬ َ ‫ف‬ َ ‫ل‬ ‫ا‬‫م‬‫و‬ َ ‫ق‬َّ‫ات‬َ‫و‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ن‬ َ‫آم‬ ‫ى‬َ‫ر‬ ُ‫ق‬ ‫م‬ ‫ال‬ َ‫ل‬ ‫م‬‫ه‬ َ ‫أ‬ َّ‫ن‬ َ ‫أ‬ ‫م‬‫و‬ َ ‫ل‬َ‫و‬‫م‬‫ن‬ ِ‫ك‬ َ ‫ل‬ ( َ ‫ن‬‫و‬ُ‫ب‬ ِ‫س‬ ‫م‬ ‫ك‬َ‫ي‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ان‬ َ ‫ك‬‫ا‬ َ‫م‬ِ‫ب‬ ‫م‬‫م‬ ُ‫اه‬ َ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ذ‬ َ ‫خ‬ َ ‫أ‬ َ ‫ف‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ب‬ َّ ‫ذ‬ َ ‫ك‬٢٤) “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS.Al-A’rof : 96). ( ‫ا‬ً‫ر‬‫ا‬ َ‫ه‬‫م‬‫ن‬ َ ‫أ‬ ‫م‬‫م‬ ُ ‫ك‬ َ ‫ل‬ ‫م‬‫ل‬َ‫ع‬ ‫م‬‫ج‬َ‫ي‬ َ‫و‬ ٍ‫ات‬َّ‫ن‬ َ‫ج‬ ‫م‬‫م‬ ُ ‫ك‬ َ ‫ل‬ ‫م‬‫ل‬َ‫ع‬ ‫م‬‫ج‬َ‫ي‬ َ‫و‬ َ ‫ين‬ِ‫ن‬َ‫ب‬ َ‫و‬ ٍ‫ال‬َ‫و‬ ‫م‬‫م‬ َ ‫أ‬ِ‫ب‬ ‫م‬‫م‬ ُ ‫ك‬‫م‬‫د‬ ِ‫د‬‫م‬‫م‬ُ‫ي‬ َ‫و‬٠٠) “Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS.Nuh : 12). d. Kemiskinan merupakan sebagian dari ujian dan musibah yang ditimpakan pada orang-orang yang berpaling dari-Nya dan kufur terhadap nikmat-Nya. Alloh berfirman : َ‫آي‬ ‫م‬‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ن‬ َ ‫ك‬ ‫م‬‫س‬ َ‫م‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ٍ‫إ‬َ‫ب‬ َ‫س‬ ِ‫ل‬ َ ‫ان‬ َ ‫ك‬ ‫م‬‫د‬ َ ‫ق‬ َ ‫ل‬‫م‬‫م‬ ُ ‫ك‬ِّ ِ‫ب‬َ‫ر‬ ِ‫ق‬ ‫م‬‫ز‬ِ‫ر‬ ‫م‬‫ن‬ ِ‫م‬ ‫ا‬‫و‬ ُ ‫ل‬ ُ ‫ك‬ ٍ‫ال‬ َ‫م‬ ِ‫ش‬َ‫و‬ ٍ‫ين‬ِ‫م‬َ‫ي‬ ‫م‬‫ن‬ َ‫ع‬ ِ‫ان‬ َ ‫ت‬َّ‫ن‬ َ‫ج‬ ٌ ‫ة‬ ( ٌ‫ر‬‫و‬ ُ‫ف‬ َ ‫غ‬ ٌّ‫ب‬ َ‫ر‬َ‫و‬ ٌ ‫ة‬َ‫ب‬ِّ ِ‫ي‬ َ ‫ط‬ ٌ ‫ة‬ َ ‫د‬ ‫م‬ ‫ل‬َ‫ب‬ ُ‫ه‬ َ ‫ل‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ر‬ ُ ‫ك‬ ‫م‬ ‫اش‬َ‫و‬٠٥ِ‫م‬ِ‫ر‬َ‫ع‬ ‫م‬ ‫ال‬ َ‫ل‬‫م‬‫ي‬ َ‫س‬ ‫م‬‫م‬ِ‫ه‬‫م‬‫ي‬ َ ‫ل‬ َ‫ع‬ ‫ا‬ َ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ل‬ َ‫س‬‫م‬‫ر‬ َ ‫أ‬ َ ‫ف‬ ‫ا‬‫و‬ ُ‫ض‬َ‫ر‬‫م‬‫ع‬ َ ‫أ‬ َ ‫)ف‬ َ‫و‬ ٍ‫ل‬ ‫م‬ ‫ث‬ َ ‫أ‬َ‫و‬ ٍ‫ط‬ ‫م‬‫م‬ َ ‫خ‬ ٍ‫ل‬ ُ ‫ك‬ ُ ‫أ‬ ‫م‬‫ي‬ َ ‫ات‬َ‫و‬ َ ‫ذ‬ ِ‫ن‬‫م‬‫ي‬ َ ‫ت‬َّ‫ن‬ َ‫ج‬ ‫م‬‫م‬ِ‫ه‬‫م‬‫ي‬ َ ‫ت‬َّ‫ن‬ َ‫ج‬ِ‫ب‬ ‫م‬‫م‬ ُ‫اه‬ َ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ل‬ َّ‫د‬َ‫ب‬ َ‫و‬( ٍ‫يل‬ ِ‫ل‬ َ ‫ق‬ ٍ‫ر‬ ‫م‬‫د‬ ِ‫س‬ ‫م‬‫ن‬ ِ‫م‬ ٍ‫ء‬ ‫م‬‫ي‬ َ ‫ش‬٠٤َ‫ك‬ِ‫ل‬ َ ‫)ذ‬ ( َ‫ر‬‫و‬ ُ‫ف‬ َ ‫ك‬ ‫م‬ ‫ال‬ ‫ال‬ِ‫إ‬‫ي‬ِ‫از‬ َ‫ج‬ُ‫ن‬ ‫م‬‫ل‬ َ‫ه‬ َ‫و‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ر‬ َ ‫ف‬ َ ‫ك‬‫ا‬ َ‫م‬ِ‫ب‬ ‫م‬‫م‬ ُ‫اه‬ َ ‫ن‬‫م‬‫ي‬َ‫ز‬ َ‫ج‬٠١) “Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka.Yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada- Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun".Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr.Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka.dan
  • 11. 11 Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir.”(QS. Saba’ : 15-17). ‫م‬‫ت‬َ‫ر‬ َ ‫ف‬ َ ‫ك‬ َ ‫ف‬ ٍ‫ان‬ َ ‫ك‬َ‫م‬ ِّ ِ‫ل‬ ُ ‫ك‬ ‫م‬‫ن‬ ِ‫م‬ ‫ا‬ ً‫د‬ َ ‫غ‬َ‫ر‬ ‫ا‬ َ‫ه‬ ُ ‫ق‬ ‫م‬‫ز‬ِ‫ر‬ ‫ا‬ َ‫يه‬ِ‫ت‬ ‫م‬ ‫أ‬َ‫ي‬ ً ‫ة‬َّ‫ن‬ِ‫ئ‬ َ‫م‬ ‫م‬ ‫ط‬ُ‫م‬ ً ‫ة‬ َ ‫ن‬ ِ‫آم‬ ‫م‬‫ت‬ َ ‫ان‬ َ ‫ك‬ ً ‫ة‬َ‫ي‬‫م‬‫ر‬ َ ‫ق‬ ‫ال‬ َ ‫ث‬ َ‫م‬ ُ َّ ‫اَّلل‬ َ‫ب‬َ‫ر‬َ‫ض‬َ‫و‬ ‫ا‬ َ‫ه‬ َ ‫اق‬ َ ‫ذ‬ َ ‫أ‬ َ ‫ف‬ ِ َّ ‫اَّلل‬ ِ‫م‬ُ‫ع‬ ‫م‬ ‫ن‬ َ ‫أ‬ِ‫ب‬( َ ‫ن‬‫و‬ُ‫ع‬ َ ‫ن‬ ‫م‬‫ص‬َ‫ي‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ان‬ َ ‫ك‬‫ا‬ َ‫م‬ِ‫ب‬ ِ‫ف‬ ‫م‬‫و‬ َ ‫خ‬ ‫م‬ ‫ال‬َ‫و‬ ِ‫وع‬ ُ‫ج‬ ‫م‬ ‫ال‬ َ‫اس‬َ‫ب‬ ِ‫ل‬ ُ َّ ‫اَّلل‬٠٠٠) “Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.”(QS. An-Nahl:112). ِ‫س‬ ُ‫ف‬‫م‬‫األن‬َ‫و‬ ِ‫ال‬َ‫و‬ ‫م‬‫األم‬ َ‫ن‬ ِ‫م‬ ٍ‫ص‬ ‫م‬‫ق‬ َ ‫ن‬ َ‫و‬ ِ‫وع‬ ُ‫ج‬ ‫م‬ ‫ال‬َ‫و‬ ِ‫ف‬ ‫م‬‫و‬ َ ‫خ‬ ‫م‬ ‫ال‬ َ‫ن‬ ِ‫م‬ ٍ‫ء‬ ‫م‬‫ي‬ َ ‫ش‬ِ‫ب‬ ‫م‬‫م‬ ُ ‫ك‬َّ‫ن‬ َ‫و‬ ُ ‫ل‬‫م‬‫ب‬ َ ‫ن‬ َ ‫ل‬َ‫و‬ِ‫ر‬ ِّ ِ‫ش‬َ‫ب‬ َ‫و‬ ِ‫ات‬َ‫ر‬َ‫م‬ َّ ‫الث‬َ‫و‬ ( َ‫ين‬ِ‫ر‬ِ‫اب‬ َّ‫الص‬٠٥٥) “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS.Al- Baqoroh : 155). e. Harta yang dimiliki orang sholih adalah harta terbaik, sebagaimana yang Rosululloh sebut dalam haditsnya : “Sebaik-baik harta adalah yang dimiliki hamba yang sholih.” Dengan demikian harta itu tidak bersifat baik secara mutlak atau buruk secara mutlak, namun tergantung siapa yang mengendalikannya. Jika harta tersebut dibawah pengendalian seorang mukmin yang bertakwa, maka ia akan mendatangkan manfaat dan kebaikan yang besar. Dan jika sebaliknya, harta tersebut dikendalikan oleh orang- orang durhaka dan pendosa, maka harta itu akan menjadi sumber bencana dan malapetaka baginya. Dalam Islam, kedudukan harta menjadi pilar yang menegakkan sendi-sendi kehidupan manusia. Ia menjadi sarana yang dengannya kewajiban-kewajiban syar’i dapat terpenuhi, seperti zakat, jihad, ibadah haji dan lain-lain. Islam menginginkan agar harta tersebut tidak
  • 12. 12 menjadi berhala yang disembah oleh manusia sebagai tandingan Alloh, sehingga menyebabkan pemiliknya lalai dari beribadah kepada Alloh. Alloh berfirman: ُ‫ن‬ َ‫آم‬ َ‫ين‬ ِ‫ذ‬ َّ ‫ال‬ ‫ا‬ َ‫ه‬ُّ‫ي‬ َ ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬َ‫ك‬ِ‫ل‬ َ ‫ذ‬ ‫م‬‫ل‬َ‫ع‬ ‫م‬‫ف‬َ‫ي‬ ‫م‬‫ن‬ َ‫م‬َ‫و‬ ِ َّ ‫اَّلل‬ ِ‫ر‬ ‫م‬ ‫ك‬ ِ‫ذ‬ ‫م‬‫ن‬ َ‫ع‬ ‫م‬‫م‬ ُ ‫ك‬ُ‫الد‬‫م‬‫و‬ َ ‫أ‬ ‫ال‬َ‫و‬ ‫م‬‫م‬ ُ ‫ك‬ ُ ‫ال‬َ‫و‬ ‫م‬‫م‬ َ ‫أ‬ ‫م‬‫م‬ ُ ‫ك‬ ِ‫ه‬ ‫م‬ ‫ل‬ُ‫ت‬ ‫ال‬ ‫ا‬‫و‬ ( َ ‫ن‬‫و‬ُ‫ر‬ ِ‫اس‬ َ ‫خ‬ ‫م‬ ‫ال‬ ُ‫م‬ ُ‫ه‬ َ‫ك‬ِ‫ئ‬ َ ‫ول‬ ُ ‫أ‬ َ ‫ف‬٢) “Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah.Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka Itulah orang-orang yang merugi.” (QS.Al- Munafiqun : 9). ( ُ‫ر‬ ُ ‫اث‬ َ ‫ك‬َّ‫الت‬ ُ‫م‬ ُ ‫اك‬ َ‫ه‬ ‫م‬ ‫ل‬ َ ‫أ‬٠( َ‫ر‬ِ‫اب‬ َ ‫ق‬ َ ‫م‬ ‫اْل‬ ُ‫م‬ُ‫ت‬ ‫م‬‫ر‬ُ‫ز‬ ‫ى‬َّ‫ت‬ َ‫)ح‬٠) “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu sampai kamu masuk ke dalam kubur.” (QS. At-Takatsur : 1-2). َ ُ ‫ْل‬ ٍ‫ة‬َ‫ز‬َ‫م‬ ُ‫ه‬ ِّ ِ‫ل‬ ُ ‫ك‬ِ‫ل‬ ٌ‫ل‬‫م‬‫ي‬ َ‫و‬( ٍ‫ة‬َ‫ز‬٠( ُ‫ه‬ َ‫د‬ َّ‫د‬َ‫ع‬َ‫و‬ ‫اال‬ َ‫م‬ َ‫ع‬َ‫م‬ َ‫ج‬ ‫ي‬ ِ‫ذ‬ َّ ‫)ال‬٠( ُ‫ه‬ َ ‫د‬ َ ‫ل‬ ‫م‬‫خ‬ َ ‫أ‬ ُ‫ه‬ َ ‫ال‬ َ‫م‬ َّ‫ن‬ َ ‫أ‬ ُ‫ب‬ َ‫س‬ ‫م‬‫ح‬َ‫)ي‬٣) “Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung, dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya.” (QS. Al-Humazah : 1-3). Dalam pandangan yang lebih komprehensif, Islam memandang harta serta menempatkannya pada beberapa kedudukan, yaitu : a. Pemilik mutlak terhadap segala yang ada di dunia ini adalah Alloh. Sedangkan kepemilikan manusia hanyalah kepemilikan yang relatif, hanya sekadar untuk memegang amanah, mengelola dan memanfaatkannya sesuai dengan ketentuan. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur’an : ‫م‬‫م‬ ُ ‫ك‬‫م‬‫ن‬ ِ‫م‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ن‬ َ‫آم‬ َ‫ين‬ ِ‫ذ‬ َّ ‫ال‬ َ ‫ف‬ ِ‫يه‬ِ‫ف‬ َ ‫ين‬ِ‫ف‬ َ ‫ل‬ ‫م‬‫خ‬ َ ‫ت‬ ‫م‬‫س‬ ُ‫م‬ ‫م‬‫م‬ ُ ‫ك‬ َ ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ج‬ ‫ا‬ َّ‫م‬ِ‫م‬ ‫ا‬‫و‬ ُ‫ق‬ِ‫ف‬‫م‬‫ن‬ َ ‫أ‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫ول‬ ُ‫س‬ َ‫ر‬َ‫و‬ ِ َّ ‫اَّلل‬ِ‫ب‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ن‬ ِ‫آم‬ ‫م‬‫ن‬ َ ‫أ‬َ‫و‬( ٌ‫ير‬ِ‫ب‬ َ ‫ك‬ ٌ‫ر‬ ‫م‬‫ج‬ َ ‫أ‬ ‫م‬‫م‬ُ‫ه‬ َ ‫ل‬ ‫ا‬‫و‬ ُ‫ق‬ َ ‫ف‬١) Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya.(QS.Al-Hadid : 7)
  • 13. 13 Dalam sebuah Hadits riwayat Abu Daud, Rasulullah bersabda: “Seseorang pada Hari Akhir nanti pasti akan ditanya tentang empat hal: usianya untuk apa dihabiskan, jasmaninya untuk apa dipergunakan, hartanya darimana didapatkan dan untuk apa dipergunakan, serta ilmunya untuk apa dipergunakan.” b. Status harta yang dikuasakan kepada manusia adalah sebagai berikut: 1) Harta sebagai amanah atau titipan dari Alloh. Manusia hanyalah sebagai pemegang amanah karena tidak mampu menghadirkan sesuatu dari ketiadaan.Harta sebagai perhiasan hidup yang memungkinkan manusia untuk menikmati dan memanfaatkannya dengan baik dan tidak berlebih-lebihan. Alloh berfirman : َ‫ن‬ ِ‫م‬ ِ‫ة‬َ‫ر‬ َ ‫ط‬‫م‬‫ن‬ َ ‫ق‬ ُ ‫م‬ ‫اْل‬ ِ‫ير‬ ِ‫اط‬ َ ‫ن‬ َ ‫ق‬ ‫م‬ ‫ال‬َ‫و‬ َ ‫ين‬ِ‫ن‬َ‫ب‬ ‫م‬ ‫ال‬َ‫و‬ ِ‫اء‬ َ‫س‬ ِّ ِ‫ن‬‫ال‬ َ‫ن‬ ِ‫م‬ ِ‫ات‬َ‫و‬ َ‫ه‬ َّ ‫الش‬ ُّ‫ب‬ ُ‫ح‬ ِ‫اس‬َّ‫لن‬ ِ‫ل‬ َ‫ن‬ِّ ِ‫ي‬ُ‫ز‬ َ‫م‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬ َ ‫ذ‬ ِ‫ث‬‫م‬‫ر‬ َ‫ح‬ ‫م‬ ‫ال‬َ‫و‬ ِ‫ام‬َ‫ع‬ ‫م‬ ‫األن‬َ‫و‬ ِ‫ة‬َ‫م‬َّ‫و‬ َ‫س‬ ُ ‫م‬ ‫اْل‬ ِ‫ل‬‫م‬‫ي‬ َ ‫خ‬ ‫م‬ ‫ال‬َ‫و‬ ِ‫ة‬َّ‫ض‬ِ‫ف‬ ‫م‬ ‫ال‬َ‫و‬ ِ‫ب‬ َ‫ه‬ َّ ‫الذ‬ِ‫اة‬َ‫ي‬ َ‫ح‬ ‫م‬ ‫ال‬ ُ‫اع‬ َ ‫ت‬ ( ِ‫آب‬ َ ‫م‬ ‫اْل‬ ُ‫ن‬ ‫م‬‫س‬ ُ‫ح‬ ُ‫ه‬ َ ‫د‬‫م‬‫ن‬ ِ‫ع‬ ُ َّ ‫اَّلل‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ي‬‫م‬‫ن‬ ُّ‫الد‬٠٦) “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak- anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali Imron : 14). 2) Harta sebagai ujian keimanan. Hal ini lebih didasarkan pada bagaimana ia mendapatkan dan memanfaatkan harta tersebut. Apakah sesuai dengan syari’at Islam atau tidak. Alloh berfirman : ( ٌ‫يم‬ ِ‫ظ‬َ‫ع‬ ٌ‫ر‬ ‫م‬‫ج‬ َ ‫أ‬ ُ‫ه‬ َ ‫د‬‫م‬‫ن‬ ِ‫ع‬ َ َّ ‫اَّلل‬ َّ‫ن‬ َ ‫أ‬َ‫و‬ ٌ ‫ة‬ َ ‫ن‬‫م‬‫ت‬ِ‫ف‬ ‫م‬‫م‬ ُ ‫ك‬ُ‫الد‬‫م‬‫و‬ َ ‫أ‬َ‫و‬ ‫م‬‫م‬ ُ ‫ك‬ ُ ‫ال‬َ‫و‬ ‫م‬‫م‬ َ ‫أ‬‫ا‬ َ‫م‬َّ‫ن‬ َ ‫أ‬ ‫ا‬‫و‬ ُ‫م‬ َ ‫ل‬ ‫م‬‫اع‬َ‫و‬٠٨) “Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS.Al-Anfal :28)
  • 14. 14 3) Harta sebagai bekal ibadah, yaitu untuk melaksanakan ibadah dan mu’amalah sesama manusia melalui zakat, shodaqoh, infak dan lain sebagainya. Alloh berfirman : ‫اال‬ َ ‫ق‬ِ‫ث‬ َ‫و‬ ‫ا‬ ً ‫اف‬ َ ‫ف‬ ِ‫خ‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ر‬ِ‫ف‬‫م‬‫ان‬‫م‬‫م‬ ُ ‫ك‬ ِ‫ل‬ َ ‫ذ‬ ِ َّ ‫اَّلل‬ ِ‫يل‬ِ‫ب‬ َ‫س‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫م‬‫م‬ ُ ‫ك‬ ِ‫س‬ ُ‫ف‬‫م‬‫ن‬ َ ‫أ‬َ‫و‬ ‫م‬‫م‬ ُ ‫ك‬ ِ‫ال‬َ‫و‬ ‫م‬‫م‬ َ ‫أ‬ِ‫ب‬ ‫ا‬‫و‬ ُ‫د‬ ِ‫اه‬ َ‫ج‬َ‫و‬ ( َ ‫ن‬‫و‬ ُ‫م‬ َ ‫ل‬‫م‬‫ع‬ َ ‫ت‬ ‫م‬‫م‬ُ‫ت‬‫م‬‫ن‬ ُ ‫ك‬ ‫م‬‫ن‬ِ‫إ‬ ‫م‬‫م‬ ُ ‫ك‬ َ ‫ل‬ ٌ‫ر‬‫م‬‫ي‬ َ ‫خ‬٦٠) Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah.yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (QS. At-Taubah :41) ‫م‬‫ت‬ َّ‫د‬ِ‫ع‬ ُ ‫أ‬ ُ‫ض‬‫م‬‫ر‬‫األ‬َ‫و‬ ُ‫ات‬َ‫او‬ َ‫م‬ َّ‫الس‬ ‫ا‬ َ‫ه‬ُ‫ض‬‫م‬‫ر‬َ‫ع‬ ٍ‫ة‬َّ‫ن‬ َ‫ج‬َ‫و‬ ‫م‬‫م‬ ُ ‫ك‬ِّ ِ‫ب‬َ‫ر‬ ‫م‬‫ن‬ ِ‫م‬ ٍ‫ة‬َ‫ر‬ِ‫ف‬‫م‬‫غ‬َ‫م‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ا‬‫و‬ ُ‫ع‬ِ‫ر‬‫ا‬ َ‫س‬َ‫و‬ ( َ ‫ين‬ِ‫ق‬َّ‫ت‬ ُ‫م‬ ‫م‬ ‫ل‬ ِ‫ل‬٠٣٣ِ‫اء‬َّ‫ر‬َّ‫الض‬َ‫و‬ ِ‫اء‬َّ‫ر‬ َّ‫الس‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ َ ‫ن‬‫و‬ ُ‫ق‬ِ‫ف‬‫م‬‫ن‬ُ‫ي‬ َ‫ين‬ ِ‫ذ‬ َّ ‫)ال‬ َ ‫ظ‬‫م‬‫ي‬ َ ‫غ‬ ‫م‬ ‫ال‬ َ ‫ين‬ِ‫م‬ ِ‫اظ‬ َ ‫ك‬ ‫م‬ ‫ال‬َ‫و‬ ( َ ‫ين‬ِ‫ن‬ ِ‫س‬ ‫م‬‫ح‬ ُ ‫م‬ ‫اْل‬ ُّ‫ب‬ ِ‫ح‬ُ‫ي‬ ُ َّ ‫اَّلل‬َ‫و‬ ِ‫اس‬َّ‫الن‬ ِ‫ن‬ َ‫ع‬ َ ‫ين‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫ع‬ ‫م‬ ‫ال‬َ‫و‬٠٣٦) Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang- orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang- orang yang berbuat kebajikan. (QS. Ali-Imron : 133-134) 2. Fungsi Harta Penjagaan terhadap harta manusia diupayakan karena di dalam harta terdapat banyak manfaat dan fungsi yang besar untuk kemaslahatan hidup manusia, dalam aspek ibadah maupun muamalah. Adapun fungsi harta yang dikenal dalam Islam, antara lain: a. Berfungsi untuk menyempurnakan pelaksanaan ibadah. Dalam mewujudkan kesempurnaan ibadah dibutuhkan perlengkapan dalam pelaksanaannya. Sebagai contoh; kain atau pakaian untuk menutup aurot ketika sholat, harta untuk ditunaikan zakatnya, sejumlah uang
  • 15. 15 dan keperluan selainnya untuk melaksanakan ibadah haji, dan lain- lain. b. Untuk meningkatkan ketakwaan kepada Alloh. Karena kondisi kefakiran terkadang cenderung membuat manusia condong kepada kekufuran, sehingga pemilikan harta dimaksudkan untuk menjaga dan meningkatkan kadar keimanan dan ketakwaan kepada Alloh. c. Meneruskan kehidupan dari generasi ke generasi selanjutnya.Alloh berfirman : َ َّ ‫اَّلل‬ ‫ا‬‫و‬ ُ‫ق‬َّ‫ت‬َ‫ي‬ ‫م‬ ‫ل‬ َ ‫ف‬ ‫م‬‫م‬ِ‫ه‬‫م‬‫ي‬ َ ‫ل‬ َ‫ع‬ ‫ا‬‫و‬ ُ ‫اف‬ َ ‫خ‬ ‫ا‬ ً ‫اف‬َ‫ع‬ ِ‫ض‬ ً ‫ة‬َّ‫ي‬ِّ ِ‫ر‬ ُ ‫ذ‬ ‫م‬‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ف‬ ‫م‬ ‫ل‬ َ ‫خ‬ ‫م‬‫ن‬ ِ‫م‬ ‫ا‬‫و‬ ُ ‫ك‬َ‫ر‬ َ ‫ت‬ ‫م‬‫و‬ َ ‫ل‬ َ‫ين‬ ِ‫ذ‬ َّ ‫ال‬ َ‫ش‬ ‫م‬‫خ‬َ‫ي‬ ‫م‬ ‫ل‬َ‫و‬ ‫ا‬‫و‬ ُ ‫ول‬ ُ‫ق‬َ‫ي‬ ‫م‬ ‫ل‬َ‫و‬( ‫ا‬ ً‫يد‬ ِ‫د‬ َ‫س‬ ‫ال‬‫م‬‫و‬ َ ‫ق‬٢) “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (QS.An-Nisa’ : 9) d. Bersikap adil terhadap kehidupan dunia dan akhirat. Rosululloh – shollallohu ‘alaihi wa sallam- bersabda : ‫الدنيا‬‫قإن‬‫جميعا‬‫يصيبا‬ ‫حتى‬ ‫لدنياه‬ ‫األخرة‬‫و‬ ‫ألخرته‬ ‫الدنيا‬ ‫ترك‬ ‫من‬ ‫بخيركم‬ ‫ليس‬ ( ‫األخرة‬ ‫إلى‬‫بلغ‬)‫ي‬‫البخار‬‫اه‬‫و‬‫ر‬ “Bukanlah orang yang baik diantara kamu, siapa yang meninggalkan dunia untuk akhiratnya maupun yang meninggalkan akhirat untuk urusan duniawinya hingga seimbang antara keduanya.Karena masalah dunia menyampaikan kepada masalah akhirat.” (HR. Al- Bukhori) e. Menegakkan dan mengembangkan ilmu-ilmu. Karena menuntut ilmu tanpa modal harta akan terasa sangat sulit, sebagaimana biaya untuk pendidikan itu sendiri. f. Memutar peranan-peranan kehidupan (tashorruf). Adanya tuan dan pembantu. Demikian pula adanya orang kaya dan miskin yang saling membutuhkan dalam harmonisasi kehidupan dan berkecukupan.
  • 16. 16 g. Menumbuhkan silaturahim karena perbedaan dan keperluan. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan membuat antar individu ataupun komunitas mengadakan interaksi dan silaturahim, misal kebutuhan produksi. Oleh karenanya Alloh berfirman : …‫م‬‫م‬ ُ ‫ك‬‫م‬‫ن‬ ِ‫م‬ ِ‫اء‬َ‫ي‬ِ‫ن‬ ‫م‬ ‫األغ‬ َ ‫ن‬‫م‬‫ي‬َ‫ب‬ ً ‫ة‬ َ ‫ول‬ ُ‫د‬ َ ‫ن‬‫و‬ ُ ‫ك‬َ‫ي‬ ‫ال‬ ‫م‬‫ي‬ َ ‫ك‬…(١) “Supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu.” (QS. Al-Hasyr : 7) C. Sebab-Sebab Kepemilikan Harta Sebab-sebab kepemilikan yang ditetapkan syara’ ada empat: 1. Ihrazul mubahat (memiliki benda-benda yang boleh dimiliki, atau menempatkan sesuatu yang boleh dimiliki sesuatu tempat untuk dimiliki). 2. Al-Uqud (Uqud). 3. Al-Khalafiyah (pewarisan). 4. Attawalludu minal mamluk (berkembang biak). Empat inilah yang menyebabkan timbulnya hak kepemilikan didalam Syara’ kita ini. Beberapa sebab kepemilikan yang terdapat di kalangan bangsa jahiliyyah, telah dihapuskan oleh Islam. Seperti dengan jalan peperangan sesame sendiri, dengan jlan membudakan yang tidak sanggup membayar hutang dan kedaluwarsaan atau dengan istilah fiqih disebut taqadum, yang menimbulkan hak kedaluwarsa.12 Harta dinyatakan sebagai milik manusia dikarenakan hasil usahanya.Al- Qur’an menggunakan kata al-milku dan al-kasbu untuk menunjukan kepemilikan individu ini. Allohberfirman : ( َ‫ب‬ َ‫س‬ َ ‫ك‬‫ا‬ َ‫م‬َ‫و‬ ُ‫ه‬ ُ ‫ال‬ َ‫م‬ ُ‫ه‬‫م‬‫ن‬ َ‫ع‬ ‫ى‬ َ ‫ن‬ ‫م‬ ‫غ‬ َ ‫أ‬‫ا‬ َ‫م‬٠) “Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.” (QS.Al-Lahab :2 ) Dengan pengakuan kepemilikan individu ini, Islampun melindungi dan menjamin keselamatan harta seseorang di dalam hukum Islam. 12 Tengku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy. Pengantar Fiqih Muamalah.(Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2010). hlm. 10
  • 17. 17 Ada beberapa ketentuan hak milik pribadi untuk sumberdaya ekonomi dalam Islam : 1. Harta kekayaan harus dimanfaatkan untuk kegiatan produktif (melarang penimbunan dan monopoli). 2. Pembayaran zakat serta pendistribusian (produktif/konsumtif). 3. Penggunaan yang berfaidah untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan material-spiritual. 4. Penggunaan yang tidak merugikan secara pribadi maupun secara kemasyarakatan dalam aktivitas ekonomi maupun non-ekonomi. Islam juga mengakui kepemilikan bersama (syirkah) dan kepemilikan negara. Kepemilikan bersama diakui pada bentuk-bentuk kerjasama antar manusia yang bermanfaat bagi kedua belah pihak dan atas kerelaan bersama. Kepemilikan Negara diakui pada asset-asset penting (terutama Sumber Daya Alam) yang pengelolaannya atau pemanfaatannya dapat mempengaruhi kehidupan bangsa secara keseluruhan. Beberapa harta yang dapat dikategorikan ke dalam jenis kepemilikan Negara dan kholifah / Negara berhak mengelolanya dengan pandangan ijtihadnya adalah : 1. Harta ghonimah, anfal fa’i dan khumus 2. Harta yang berasal dari kharaj 3. Harta yang berasal dari jizyah 4. Harta yang berasal dari daribah (pajak) 5. Harta yang berasal dari ushur 6. Harta yang tidak ada ahli warisnya atau kelebihan harta dari sisa waris 7. Harta yang ditinggalkan oleh orang-orang murtad 8. Harta yang diperoleh secara tidak sah para penguasa, pegawai Negara, harta yang didapat tidak sejalan dengan syari’at 9. Harta lain milik Negara Diatur pula di dalamnya mengenai kepemilikan umum, yaitu meliputi : 1. Harta yang dari sisi pembentukannya tidak mungkin dimiliki secara individu, seperti sungai, danau, laut dan sebagainya.
  • 18. 18 2. Apa saja yang menjadi hajat hidup orang banyak, seperti jalan, masjid dan lain sebagainya. 3. Barang tambang yang depositnya banyak dan tidak terputus; baik yang berbentuk padat, cair maupun gas; baik tambang dipermukaan maupun di dalam perut bumi. Semuanya merupakan kepemilikan umum. D. Dampak Harta yang Halal dan yang Haram Status halal dan haram adalah hal yang asasi dalam ajaran agama Islam.Sesuatu yang awalnya bernilai positif bisa jadi berubah 180 derajat imbas dan nilainya karena perubahan status dari halal menjadi haram. Adapun sumber dan dampak harta yang halal telah difahami secara jelas oleh mayoritas umat ini, seperti keberkahan dalam harta, kemudahan beramal sholih, pelipat gandaan pahala dan kenikmatan dari Alloh dan lain sebagainya. Sedangkan mengenai harta haram, hal ini masih sangat minim diketahui secara jelas oleh umat Islam hari ini sehingga banyak diantara mereka terjatuh di dalam hal-hal yang diharamkan oleh Alloh.Sumber harta yang haram meliputi pekerjaan yang mengandung unsur kedholiman, merampas hak orang lain tanpa jalan yang dibenarkan syari’at, memperoleh sesuatu yang tidak diimbangi dengan pekerjaan atau pengorbanan yang setimpal, harta yang dihasilkan melalui jual beli barang haram dan atau harta yang diperoleh melalui cara kerja yang tidak dibenarkan oleh syari’at. Alloh Ta’ala berfirman : ُ ‫ك‬ ‫م‬ ‫أ‬ َ ‫ت‬ ‫ال‬َ‫و‬ِ‫اس‬َّ‫الن‬ ِ‫ال‬َ‫و‬ ‫م‬‫م‬ َ ‫أ‬ ‫م‬‫ن‬ ِ‫م‬‫ا‬ ً‫يق‬ِ‫ر‬ َ ‫ف‬‫ا‬‫و‬ ُ ‫ل‬ ُ ‫ك‬ ‫م‬ ‫أ‬ َ ‫ت‬ ِ‫ل‬ ِ‫ام‬ َّ ‫ك‬ ُ‫ح‬ ‫م‬ ‫ال‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ا‬ َ‫ه‬ِ‫ب‬ ‫ا‬‫و‬ ُ ‫ل‬ ‫م‬‫د‬ُ‫ت‬ َ‫و‬ ِ‫ل‬ ِ‫اط‬َ‫ب‬ ‫م‬ ‫ال‬ِ‫ب‬ ‫م‬‫م‬ ُ ‫ك‬ َ ‫ن‬‫م‬‫ي‬َ‫ب‬ ‫م‬‫م‬ ُ ‫ك‬ َ ‫ال‬َ‫و‬ ‫م‬‫م‬ َ ‫أ‬ ‫ا‬‫و‬ ُ ‫ل‬ ( َ ‫ن‬‫و‬ ُ‫م‬ َ ‫ل‬‫م‬‫ع‬ َ ‫ت‬ ‫م‬‫م‬ُ‫ت‬‫م‬‫ن‬ َ ‫أ‬َ‫و‬ ِ‫م‬ ‫م‬ ‫اإلث‬ِ‫ب‬٠٨٨) “Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqoroh : 188) Berikut ini adalah dampak buruk dari harta yang haram :
  • 19. 19 1. Mereka telah mendurhakai Alloh, berdasarkan firman Alloh : ‫م‬‫م‬ ُ ‫ك‬ َ ‫ل‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬ ِ‫إ‬ ِ‫ان‬ َ ‫ط‬‫م‬‫ي‬ َّ ‫الش‬ ِ‫ات‬َ‫و‬ ُ ‫ط‬ ُ‫خ‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ع‬ِ‫ب‬ َّ ‫ت‬ َ ‫ت‬ ‫ال‬َ‫و‬ ‫ا‬ً‫ب‬ِّ ِ‫ي‬ َ ‫ط‬ ‫الال‬ َ‫ح‬ ِ‫ض‬‫م‬‫ر‬‫األ‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ا‬ َّ‫م‬ِ‫م‬ ‫ا‬‫و‬ ُ ‫ل‬ ُ ‫ك‬ ُ‫اس‬َّ‫الن‬ ‫ا‬ َ‫ه‬ُّ‫ي‬ َ ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬ ( ٌ‫ين‬ِ‫ب‬ ُ‫م‬ ٌّ‫و‬ ُ‫د‬َ‫ع‬٠٤٨) “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqoroh : 168) Dalam ayat ini Alloh memerintahkan seluruh manusia agar memakan harta yang didapatkan melalui cara yang halal. Sedangkan memakan harta dengan jalan yang haram adalah jalan yang dirintis syaithon.Mereka telah mendurhakai Alloh dengan perbuatannya mengikuti langkah-langkah syaithon itu dan itu adalah penyebab utama setiap malapetaka, di dunia ataupun di akhirat. 2. Harta yang masuk dalam tubuh manusia berhubungan dengan amal jasadi, berdasarkan firman Alloh : ٌ‫يم‬ ِ‫ل‬ َ‫ع‬ َ ‫ن‬‫و‬ ُ ‫ل‬ َ‫م‬‫م‬‫ع‬ َ ‫ت‬ ‫ا‬ َ‫م‬ِ‫ب‬ ‫ي‬ ِّ ِ‫ن‬ ِ‫إ‬‫ا‬ ً‫ح‬ ِ‫ال‬ َ‫ص‬ ‫ا‬‫و‬ ُ ‫ل‬ َ‫م‬‫م‬‫اع‬َ‫و‬ ِ‫ات‬َ‫ب‬ِّ ِ‫ي‬ َّ ‫الط‬ َ‫ن‬ ِ‫م‬ ‫ا‬‫و‬ ُ ‫ل‬ ُ ‫ك‬ ُ‫ل‬ ُ‫س‬ُّ‫الر‬ ‫ا‬ َ‫ه‬ُّ‫ي‬ َ ‫أ‬‫ا‬َ‫ي‬(٥٠) “Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang sholih. Sesungguhnya Aku Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mu’minun : 51) Secara khusus dalam ayat diatas Alloh memerintahkan agar para Rosul hanya mengkonsumsi makanan yang baik, yaitu makanan yang didapat dari jalan yang halal.Kemudian perintah tersebut bersambung dengan perintah kedua, yaitu agar mereka mengerjakan amal sholih.Hal ini menunjukkan adanya hubungan erat antara makanan dari harta yang halal dengan amal sholih.Singkatnya, jangan diharap jasad kita akan bergairah untuk melakukan amal-amal sholih bila jasad tersebut tumbuh dan berkembang dengan makanan yang haram. Dan jasad yang malas beramal sholih tidak akan merasakan kenikmatan ibadah dan taqarrub kepada Allah yang pada gilirannya mengantarkan jiwa-ruhaninya kepada gundah-gulana. Ini adalah petaka yang dahsyat
  • 20. 20 terhadap setiap pribadi yang merindukan kedekatan dengan Maha Penciptanya. 3. Orang yang suka memakan harta yang haram menyerupai orang Yahudi, berdasarkan firman Alloh : ‫ا‬‫و‬ُ‫ان‬ َ ‫ك‬ ‫ا‬ َ‫م‬ َ‫س‬ ‫م‬ ‫ئ‬ِ‫ب‬ َ ‫ل‬ َ ‫ت‬ ‫م‬‫ح‬ ُّ‫الس‬ ُ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ل‬ ‫م‬ ‫ك‬ َ ‫أ‬َ‫و‬ ِ‫ان‬َ‫و‬ ‫م‬‫د‬ُ‫ع‬ ‫م‬ ‫ال‬َ‫و‬ ِ‫م‬ ‫م‬ ‫اإلث‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ َ ‫ن‬‫و‬ ُ‫ع‬ِ‫ر‬‫ا‬ َ‫س‬ُ‫ي‬ ‫م‬‫م‬ُ‫ه‬‫م‬‫ن‬ ِ‫م‬ ‫ا‬ً‫ير‬ِ‫ث‬ َ ‫ك‬ ‫ى‬َ‫ر‬ َ ‫ت‬ َ‫و‬ ( َ ‫ن‬‫و‬ ُ ‫ل‬ َ‫م‬‫م‬‫ع‬َ‫ي‬٤٠) “Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka telah kerjakan itu.” (QS. Al-Ma’idah : 62) 4. Makanan dari harta haram merupakan penyebab terhalangnya doa. Rosululloh –shollallohu ‘alaihi wa sallam- bersabda : ‫السفر‬ ‫يطيل‬ ‫الرجل‬ ‫ذكر‬ ِّ‫...ثم‬ِ ِّ‫ب‬‫ر‬‫يا‬ ِ ِّ‫ب‬‫ر‬ ‫يا‬ : ‫السماء‬ ‫إلى‬ ‫يديه‬ ِّ‫يمد‬ ، ‫أغبر‬ ‫أشعث‬ ‫؛‬ ‫يستجاب‬ ‫ى‬ ِّ ‫فأن‬ ، ‫ام‬‫ر‬‫بالح‬ ‫غذي‬ ‫و‬ ‫ام‬‫ر‬‫ح‬ ‫ملبسه‬ ‫و‬ ‫ام‬‫ر‬‫ح‬ ‫مشربه‬ ‫و‬ ‫ام‬‫ر‬‫ح‬ ‫مطعمه‬ ‫و‬ ، ‫له‬ “Kemudian beliau menyebutkan seseorang yang melakukan perjalanan panjang,; berambut acak-acakan dan warna kulitnya berubah, ia mengangkat kedua tangannya ke langit (seraya berdoa), “Wahai Robbku, wahai Robbku!” Sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan diberi makan dengan sesuatu yang haram; maka bagaimana mungkin doanya dikabulkan ?!” (HR.Muslim) 5. Petaka terbesar apabila memakan harta haram adalah terancam dengan api neraka. Rosululloh –shollallohu ‘alaihi wa sallam- bersabda : ‫به‬ ‫لى‬‫و‬‫أ‬‫النار‬،‫سحت‬ ‫من‬‫نبت‬ ‫لحم‬ “Harta yang tumbuh dari harta yang haram, maka neraka lebih berhak atasnya” (HR. Ahmad) 6. Penyebab kemunduran, kehinaan dan kenistaan umat ini. Rosululloh – shollallohu ‘alaihi wa sallam- bersabda :
  • 21. 21 ‫سلط‬ ‫الجهاد‬ ‫وتركتم‬ ‫ع‬‫ز‬‫بالر‬ ‫ضيتم‬‫ر‬‫و‬ ‫البقر‬ ‫أذناب‬ ‫اتبعتم‬‫و‬ ‫بالعينة‬ ‫تبايعتم‬ ‫إذا‬ ‫ا‬‫و‬‫ترجع‬ ‫حتى‬ ‫ينزعه‬ ‫ال‬ ‫ذال‬‫عليكم‬ ‫هللا‬‫دينكم‬ ‫إلى‬ “Bila kalian melakukan transaksi ribawi, tunduk dengan harta kekayaan (hewan ternak), mengagungkan tanaman dan meninggalkan jihad niscaya Allah timpakan kepada kalian kehinaan yang tidak akan dijauhkan dari kalian hingga kalian kembali kepada syariat Allah (dalam seluruh aspek kehidupan kalian).” (HR. Abu Daud)
  • 22. 22 BAB III PENUTUP Kesimpulan Harta adalah segala sesuatu yang memiliki nilai legal dan kongkrit, disukai oleh manusia, memiliki unsur ‘aniyyah dan ‘urf, dapat disimpan, dimiliki dan dimanfaatkan sesuai dengan legalitas menurut syari’at. Kedudukan harta dalam Islam adalah sebagai pilar yang menegakkan sendi- sendi kehidupan manusia. Adapun fungsi harta yang dikenal dalam Islam, antara lain : 1. Berfungsi untuk menyempurnakan pelaksanaan ibadah 2. Untuk meningkatkan ketakwaan kepada Alloh 3. Meneruskan kehidupan dari generasi ke generasi selanjutnya 4. Bersikap adil terhadap kehidupan dunia dan akhirat. 5. Menegakkan dan mengembangkan ilmu-ilmu 6. Memutar peranan-peranan kehidupan (tashorruf). 7. Menumbuhkan silaturahim karena perbedaan dan keperluan. Kepemilikan mutlak atas harta adalah milik Alloh.Namun demikian, Islam mengakui kepemilikan individu (yaitu harta yang pengelolaannya diserahkan kepada individu, pada selain harta milik umum) dengan satu konsep khusus yaitu konsep khilafah. Harta halal akan berdampak positif bagi pemiliknya dan juga akan diberkahi Allah Subhanahu Wata’ala. dan haramnya suatu harta yang dimanfaatkan oleh manusia akan berdampak : 1. Berhubungan erat dengan kemudahan mengerjakan amal buruk. 2. Keserupaan dengan kaum Yahudi dalam mengkonsumsi makanan haram. 3. Faktor terhalangnya doa. 4. Harta haram terancam dengan api neraka 5. Faktor penyebab kemunduran dan kehinaan umat Islam.
  • 23. 23 DAFTAR PUSTAKA Al-Qur’an dan Terjemahnya. Al-Utsaimin, Muhammad bin Shalih. 2008. Fatwa-Fatwa Zakat. Jakarta: Darus Sunnah. Ammar, Abu dan Abu Fatiah Al Adnani. 2009. Mizanul Muslim. Solo: Cordova Mediatama. An-Nawawi, Yahya bin Syaraf. 2013. Hadits Arba’in An-Nawawi. Jakarta: Darul Haq. Dahlan, Abdul Aziz. 2001. Ensiklopedi Hukum Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve. Depdiknas.2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Glaxo, Iwan Gayo. 2013. Encyclopedia Islam International. Jakarta: Pustaka Warga Negara. Mandhūr, Ibn. Lisānul ‘Arab.Beirut: Dār Lisānil ‘Arab. Musa, Muhammad Yusuf. 2014. Pengantar Studi Fikih Islam.Jakarta: Al-Kautsar. Musthofā, Ibrāhīm. Al-Mu’jamul Wāsith.Turki: Al-Maktabatul Islamiyah. Poerwodarminta, W.J.S..2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka. Zaidan, ‘Abdul Karim. 2005. Al-Madkhol li Dirōsatisy Syarī’ah al-Islāmiyyah. Beirut: Muassasah ar-Risālah Nāsyirūn. Zainu, Muhammad bin Jamil. 2013. Bimbingan Islam. Jakarta: Darul Haq. Dahlan, Abdul Aziz. 2001. Ensiklopedi Hukum Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve. Hasbi Ash-Shiddieqy, Tengku Muhammad. 2010. Pengantar Fiqih Muamalah. Semarang: Pustaka Rizki Putra. Ash-Shawi, Shalah dan Al-Mushlih, ‘Abdullah.2011. Fikih EkonomiKeuangan Islam. Jakarta: Darul Haq. Website http://fiqhmuamalah924.blogspot.com/2011/02/teori-harta.html Diakses pada tanggal 25 September 2014
  • 24. 24 http://ustadzridwan.com/pengantar-fiqh-muamalat/ Diakses pada tanggal 23 September 2014 http://nabela.blogdetik.com/kedudukan-harta-dalam-islam.htm/Diakses pada tanggal 23 September 2014 E-book Sofyan Zefri, SHI., MSI., Konsep Harta Dalam Islam. Elis Mediawati,Harta Dalam Islam.