4. PENGERTIAN HARTA
Pengertian harta (maal) perlu dipahami
dengan baik, karena terkait fokus Fiqih
Muamalat Maliyah, yaitu harta (maal).
Definisi Fiqih Muamalat Maliyah :
فقهالمعامالتالمالية:العلمباألحكامالشرعيةلتعاملالناس
فيالدنيافيمايتعلقبشؤونالمال
Fiqih Muamalat Maliyah : ilmu tentang
hukum-hukum syara’ yang mengatur
hubungan / interaksi manusia dalam
kehidupan dunia khususnya yang terkait
dengan urusan harta.
5. PENGERTIAN HARTA
Harta (maal) menurut arti bahasa
(etimologi) :
الَمْلَاةَغل:اَمهَتْكَلَمْنِمِلكَشٍْي
“Harta menurut arti bahasa : apa-apa
yang kamu miliki dari segala sesuatu.”
(Al Fairuz Abadi, Al Qamus Al Muhiith. Lihat M.
Husain Abdullah, Dirasat fi Al Fikr Al Islami, hlm.
53)
(Lihat juga : Rawwas Qal’ah Jie, Mu’jam Lughah Al
Fuqaha`, hlm. 304).
6. PENGERTIAN HARTA
Harta (maal) menurut istilah syariah
(terminologi hukum Islam) :
الَمْلَااحَالِطْصإ:لكاَمعَفَتْنيِهِبىَلَعِيَأهْجَوَنِمْلاِه ْوجو
ِةَّيِعَّْرشالٍِاَرِالشَكِةَارَجِْاْلَوَوِةََارع ِْلْاِكَالْهِتْس ِْلْاَوِةَبِلهْاَو
“Harta menurut arti istilah : setiap-tiap
apa yang dapat dimanfaatkan menurut
cara-cara yang dibenarkan syariah,
seperti jual beli, sewa menyewa, pinjam
meminjam, pemanfaatan (konsumsi),
dan hibah.”
(M. Husain Abdullah, Dirasat fi Al Fikr Al Islami, hlm. 54).
7. PENGERTIAN HARTA
Definisi lain dari harta (maal) dengan
makna sama :
الَمْلَااحَالِطْصإ:لكاَمنِكْميْااعَفِتْنِْلِهِباَّمِمَأَحاَب
عَّْرشالَعاَفِتْنِاْلِهِب
“Harta menurut arti istilah : setiap-
tiap apa yang dapat dimanfaatkan
dari apa-apa yang dibolehkan syariah
untuk memanfaatkannya.”
(Rawwas Qal’ah Jie, Mu’jam Lughah
Al Fuqaha`, hlm. 304).
9. KONSEP ISTIKHLAF
Konsep Istikhlaf merupakan konsep atau
pandangan Islam terhadap harta.
Konsep Istikhlaf mengandung dua prinsip
sbb :
Pertama, sesungguhnya harta itu
hakikatnya milik Allah, sesuai firman
Allah SWT :
ْموهآتَوْنِمِلاَمِ َّاّلليِذَّلاَتآْماك
“Dan berikanlah kepada mereka sebagian
dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya
kepadamu.” (QS An Nuur [24] : 33).
10. KONSEP ISTIKHLAF
Kedua, kemudian Allah telah menjadikan
manusia berkuasa atas harta itu, sesuai
firman Allah SWT :
واقِفْنَأَواَّمِمْمكَلَعَجَتْسمَينِفَلْخِهيِف
“Dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu
yang Allah telah menjadikan kamu
menguasainya.” (QS Al Hadid [57] : 7).
(M. Husain Abdullah, Dirasat fi Al Fikr Al
Islami, hlm. 54).
Implikasi dari konsep Istikhaf ini : berarti
segala pengaturan urusan harta wajib tunduk
kepada hukum Allah (Syariat Islam) saja.
12. PENGERTIAN KEPEMILIKAN
Definisi kepemilikan :
ةَّيِكْلِمْلَأاحَالِْطصإ:نْذِإِع َِّارشالِاعَفِتْنِْاْلِبِنْيَعْلاِب
“Kepemilikan menurut istilah : izin dari
Asy Syari’ untuk memanfaatkan suatu
benda.”
Izin (نْذِإ) = hukum syara’.
Asy Syaari’ (ِع َِّارشال ) = Allah SWT.
Benda (ِنْيَعْل)ا = sesuatu yang dimanfaatkan.
(M. Husain Abdullah, Dirasat fi Al Fikr Al
Islami, hlm. 54).
13. PENGERTIAN KEPEMILIKAN
Definisi lain dengan makna sama :
ةَّيِكْلِمْلَأاحَالِطْصإ:الَصِتِإيِعَْرشَنْيَبَسْنِْلْاِانَنْيَبَو
ٍْيَشن ْوكَياقَلْطمِفرَصَتِلِهِهْيِفاز ِاجَحَوْنِمَتِفرَص
ِه ِرْيَغِهْيِف
“Kepemilikan menurut istilah : hubungan
syariah antara manusia dengan sesuatu
[harta] yang memberikan hak mutlak
kepada orang itu untuk melakukan
pemanfaatan [tasharruf] atas sesuatu itu
dan mencegah orang lain untuk
memanfaatkannya .”
(Rawwas Qal’ah Jie, Mu’jam Lughah Al Fuqaha`, hlm. 352).
14. MACAM-MACAM KEPEMILIKAN (الملكية )أنواع
Ada tiga macam kepemilikan dalam islam :
(1) kepemilikan individu (al milkiyyah al
fardiyyah)
(2) Kepemilikan umum (al milkiyyah al
‘aammah)
(3) Kepemilikan negara (milkiyyah ad daulah).
(Taqiyuddin An Nabhani, An Nizham Al
Iqtishadi fi Al Islam, hlm. 69-70; M. Husain
Abdullah, Dirasat fi Al Fikr Al Islami, hlm. 54).
15. MACAM-MACAM KEPEMILIKAN (الملكية )أنواع
Pengertian kepemilikan individu :
الملكيةالفرديةهيإذنالشارعللفردباْلنتفاعبالعين
Adalah izin dari asy Syaari’ (Allah SWT)
bagi individu untuk memanfaatkan benda.
Benda2 yg dapat dimiliki individu (spt
rumah, mobil, dan uang) adalah hak
individu yang legal dan dipelihara oleh
negara dalam batas syariah islam.
(M. Husain Abdullah, Dirasat fi Al Fikr Al
Islami, hlm. 54).
16. MACAM-MACAM KEPEMILIKAN (الملكية )أنواع
Pengertian kepemilikan umum :
الملكيةالعامةهيإذنالشارعللجماعةباْلشتراكفي
اْلنتفاعبالعين
Adalah izin dari asy Syaari’ (Allah SWT)
bagi komunitas (jamaah) secara
bersama-sama untuk memanfaatkan
benda.
(M. Husain Abdullah, Dirasat fi al Fikr al
Islami, hlm. 55).
17. MACAM-MACAM KEPEMILIKAN (الملكية )أنواع
Tiga macam kepemilikan umum :
(1) apa-apa yang menjadi hajat hidup
orang banyak (ma huwa min marafiq al
jamaah)
Spt air, padang rumput, dll.
Sabda Nabi SAW,”Kaum muslimin
berserikat dalam tiga benda; air, padang
rumput, dan api.” (HR Abu Dawud)
(M. Husain Abdullah, Dirasat fi al Fikr al
Islami, hlm. 56).
18. MACAM-MACAM KEPEMILIKAN (الملكية )أنواع
(2) Benda-benda yang dari segi
bentuknya tidak membolehkan individu
untuk menguasainya
Spt jalan, jembatan, sungai, danau, dll.
Sabda Nabi SAW,”Mina adalah tempat
bagi siapa saja yang lebih dulu
datang.” (HR Ibnu Majah)
(M. Husain Abdullah, Dirasat fi Al Fikr
Al Islami, hlm. 56).
19. MACAM-MACAM KEPEMILIKAN (الملكية )أنواع
(3) Tambang dengan kapasitas produksi
besar.
Spt tambang emas dan tembaga di papua,
dll.
Hadits Abyadh bin Hammal RA : Nabi SAW
pernah menarik kembali pemberian tambang
garam karena produksinya besar. (HR
Tirmidzi)
Tapi kalau kapasitas produksinya kecil,
tambang boleh dimiliki secara individu (HR
Abu Dawud). (M. Husain Abdullah, Dirasat fi
Al Fikr Al Islami, hlm. 56).
20. MACAM-MACAM KEPEMILIKAN (الملكية )أنواع
Pengertian kepemilikan negara :
ملكيةالدولةهيكلماليكونالتصرففيهاموكوالللخليفة
Adalah setiap harta yang pengelolaannya
dserahkan kepada khalifah (kepala
negara)
Spt jizyah, ghanimah, kharaj, dharibah
(pajak), dll
(M. Husain Abdullah, Dirasat fi Al Fikr Al
Islami, hlm. 55).
21. MACAM-MACAM KEPEMILIKAN (الملكية )أنواع
Pajak (dharibah) dalam Islam mempunyai 4
(empat) syarat :
(1) dipungut untuk melaksanakan kewajiban
syariah (ada dalilnya dalam Al Quran dan
Hadits), spt mengatasi kemiskinan.
(2) dipungut secara temporal (jika Kas
negara kosong).
(3) dipungut dari muslim saja.
(4) dipungut dari yang mampu saja.
(Taqiyuddin An Nabhani, An Nizham Al Iqtishadi fi Al
Islam).
22. SEBAB KEPEMILIKAN
Sebab kepemilikan harta (asbaab at
tamalluk) adalah sebab (cara) yang
ditetapkan syariah bagi seorang
muslim untuk memperoleh harta
pertama kalinya.
Contoh : hadiah (hibah) dan waris.
Jual-beli, sewa menyewa (dan yang
semisalnya), tidak disebut sebab
kepemilikan,
Tapi disebut sebab pengembangan
harta (tanmiyyah al maal),
Sebab sudah ada harta yang dimiliki,
lalu dikembangkan (diperbanyak)
dengan jual beli atau sewa menyewa
dsb.
23. SEBAB KEPEMILIKAN
Sebab kepemilikan harta (asbaab at
tamalluk) dalam Islam ada 5 (lima),
yaitu :
Pertama, bekerja,
Kedua, waris,
Ketiga, kebutuhan harta untuk
mempertahankan hidup.
Keempat : pemberian harta negara
kepada rakyat.
Kelima : harta yang diperoleh tanpa
imbalan atau usaha.
(Taqiyuddin An Nabhani, An Nizham Al
Iqtishadi fil Islam, hlm. 77).