Peran Islam dalam perkembangan IPTEK adalah bahwa Syariah Islam harus dijadikan standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah islam) wajib dijadikan tolok ukur dan pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan adalah yang telah dihalalkan oleh syariah islam. Sedangkan Iptek yang tidak boleh dimanfaatkan adalah yang telah diharamkan. Akhlak yang baik muncul dari keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT sumber segala kebaikan, Keindahan, dan Kemuliaan
Islam sebagai agama penyempurna dan paripurna bagi kemanusiaan, sangat mendorong dan mementingkan umatnya untuk mempelajari, mengamati, memahami dan merenungkan segala kejadian di alam semesta. Dengan kata lain Islam sangat mementingkan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbeda dengan pandangan Barat yang melandasi pengembangan Ipteknya hanya untuk mementingkan duniawi, maka Islam mementingkan penguasaan Iptek untuk menjadi sarana ibadah atau pengabdian Muslim kepada Allah SWT dan mengembang amanat Khalifatullah (wakil/mandataris Allah) di muka bumi untuk berkhidmat kepada manusia dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam. Ada lebih dari 800 ayat dalam Al-Quran yang mementingkan proses perenungan, pemikiran, dan pengamatan tehadap berbagai gejala alam, untuk di tafakuri dan menjadi bahan dzikir kepada Allah.
1. IPTEK DAN SENI DALAM
PANDANGAN ISLAM
KELOMPOK 1
Disusun oleh:
1. Fitri Amelia Ramadanty (01010582024126)
2. Lulu Aina Wulandari (01010582024132)
3. Vickadena Maharani (01010582024129)
4. Widia Kartika (01010582024146)
2. PENDAHULUAN
Pada dasarnya ilmu tidak dapat lepas dari pengetahuan. Seseorang tidak
akan mendapat ilmu sebelum mendapat pengetahuan. Pengetahuan itu
sendiri dapat diperoleh melalui indra dan pemahaman kejadian di
lingkungan atau alam. Maka dari itu ilmu sangat erat dengan
pengetahuan, dan seringnya digabung menjadi ilmu pengetahuan.
Dalam Al- Quran pun disebutkan bahwasannya Allah SWT
memerintahkan kepada manusia agar mengamati dan mengkaji
fenomena yang terjadi di alam semesta, yaitu pada Quran surat Ali
imron ayat 191. Rasulullah SAW juga bersabda pada sebuah hadist,
yaitu “mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim”.
Allah SWT menciptakan manusia pada dasarnya adalah untuk
beribadah, bukan hanya sekedar shalat dan dzikir. Begitupun dengan
mencari ilmu pengetahuan dan berkarya seni. Jika kita punya ilmu dan
seni, kita bisa membuat teknologi, dan itu akan menjadi pahala besar,
apalagi jika itu berguna bagi masyarakat. Semua amal itu bisa bernilai
ibadah itu tergantung niatnya, sesuai hadist Rasulullah, yaitu “setiap
amal itu tergantung niatnya”. Jadi, jika kita niatkan saja amal kita
sebagai ibadah, insya Allah bernilai ibadah.
3. Definisi IPTEK Dan Seni
Ilmu adalah sumber teknologi yang mampu memberikan kemampuan
munculnya berbagai penemuan rekayasa dan ide-ide. Adapun
teknologi adalah terapan atau aplikasi dari ilmu yang dapat ditunjukan
dalam hasil nyata yang lebih canggih dan dapat mendorong manusia
untuk berkembang lebih maju lagi. Sebagai umat islam kita harus
menyadari bahwa dasar-dasar filosofis untuk mengembangkan ilmu
dan teknologi itu bias dikaji dan digali dalam Al-Quran sebab kitab
suci ini banyak mengupas keterangan-keterangan mengenai ilmu
pengetahuan dan teknologi.
• Dimana dalam pengembangan iptek harus didasari moral dan
kemanusian yang adil dan beradap, agar semua masyarakat merasakan
iptek secara merata. Disatu sisi telah terjadi perkembangan yang sangat
baik sekai di aspek telekomunikasi, namun pelaksanaan pembangunan
iptek belum merata.
4. Seni merupakan satu proses pendidikan yang bersifat positif mengikut
kaca mata islam, menggerakan semangat, memimpin batin dan
membangunkan akhlak. Artinya seni mestilah bersifat “Al-Amar bil
Ma’ruf dan An-Nahy’an munkar” (menyuruh berbuat baik dan
mencegah kemungkaran) serta membangunkan akhlak masyarakat,
bukan membawa kemungkaran dan juga bukan sebagai perusak akhlak
ummat. Seni islam merupakan sebagian dari pada kebudayaan islam
dan perbedaan antara seni islam dengan bukan islam ialah dari segi niat
atau tujuan dan nilai akhlak yang terkandung dalam hasil seni islam.
Secara harfiah seni merupakan bentuk dari karya manusia yang
mengandung keindahan, mengandung pesona karya dan rasa jika
diamati dan dinikati. Secara filsafat, kalau segala sesuatu yang baik dan
buruk dapat dinilai dangan dimensi etika, maka seni dan keindahan ini
selalu dibahas dengan dimensi estetika yaitu melalui penghayatan dan
pengalaman-pengalaman indra manusia.
5. Pembahasan
A. IPTEK Menurut Islam
Peran Islam dalam perkembangan IPTEK adalah bahwa Syariah Islam harus
dijadikan standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah
islam) wajib dijadikan tolok ukur dan pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga
bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan adalah yang telah dihalalkan oleh syariah
islam. Sedangkan Iptek yang tidak boleh dimanfaatkan adalah yang telah
diharamkan. Akhlak yang baik muncul dari keimanan dan ketakwaan kepada Allah
SWT sumber segala kebaikan, Keindahan, dan Kemuliaan
• Islam sebagai agama penyempurna dan paripurna bagi kemanusiaan, sangat
mendorong dan mementingkan umatnya untuk mempelajari, mengamati, memahami
dan merenungkan segala kejadian di alam semesta. Dengan kata lain Islam sangat
mementingkan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbeda dengan
pandangan Barat yang melandasi pengembangan Ipteknya hanya untuk
mementingkan duniawi, maka Islam mementingkan penguasaan Iptek untuk menjadi
sarana ibadah atau pengabdian Muslim kepada Allah SWT dan mengembang amanat
Khalifatullah (wakil/mandataris Allah) di muka bumi untuk berkhidmat kepada
manusia dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam. Ada lebih dari 800 ayat dalam
Al-Quran yang mementingkan proses perenungan, pemikiran, dan pengamatan
tehadap berbagai gejala alam, untuk di tafakuri dan menjadi bahan dzikir kepada
Allah.
6. B. Kewajiban Mencari Ilmu
Pada dasarnya kita hidup didunia ini tidak lain adalah untuk beribadah
kepada Allah. Tentunya beribadah dan beramal harus berdasarkan ilmu
yang ada di Al-Qur’an dan Al-Hadist. Tidak akan tersesat bagi siapa saja
yang berpegang teguh dan sungguh-sungguh perpedoman pada Al-
Qur’an dan Al-Hadist. Disebutkan dalam hadist, bahwasanya ilmu yang
wajib dicari seorang muslim ada 3, sedangkan yang lainnya akan
menjadi fadhlun (keutamaan).
• Dalam sebuah hadist Rasulullah bersabda, “mencari ilmu itu wajib bagi
setiap muslim, dan orang yang meletakkan ilmu pada selain yang
ahlinya bagaikan menggantungkan permata dan emas pada babi hutan”.
(HR. Ibnu Majah dan lainnya).
• Juga pada hadist Rasulullah yang lain, ”carilah ilmu walau sampai ke
negeri cina”. Dalam hadist ini kita tidak dituntut mencari ilmu ke cina,
tetapi dalam hadist ini Rasulullah menyuruh kita mencari ilmu dari
berbagai penjuru dunia. Walau jauh ilmu harus tetap dikejar.
7. C. Interaksi Iman, Ilmu dan Amal
Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang
terinteraksi ke dalam suatu sistem yang disebut dinul Islam, didalamnya
terkandung tiga unsur pokok yaitu akidah, syariah, dan akhlak dengan
kata lain iman, ilmu dan amal shaleh.
• Dari penjelasan tersebut di atas menggambarkan keutuhan antara iman,
ilmu dan amal atau syariah dan akhlak dengan menganalogikan dinul
Islam bagaikan sebatang pohon yang baik. Ini merupakan gambaran
bahwa antara iman, ilmu dan amal merupakan suatu kesatuan yang utuh
tidak dapat dipisahkan antara satu sama lain. Iman diidentikkan dengan
akar dari sebuah pohon yang menupang tegaknya ajaran Islam, ilmu
bagaikan batang pohon yang mengeluarkan dahan. Dahan dan cabang-
cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu
ibarat dengan teknologi dan seni. Iptek yang dikembangkan di atas
nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan amal shaleh bukan
kerusakan alam.
8. D. Keutamaan Orang Yang Berilmu
Orang yang berilmu mempunyai kedudukan yang tinggi dan mulia di sisi Allah
dan masyarakat. Al-Quran menggelari golongan ini dengan berbagai gelaran
mulia dan terhormat yang menggambarkan kemuliaan dan ketinggian
kedudukan mereka di sisi Allah SWT dan makhluk-Nya.
• Dalam surat ali Imran ayat ke-18, Allah SWT berfirman: "Allah menyatakan
bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang
menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga
menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak
disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". Dalam ayat ini
ditegaskan pada golongan orang berilmu bahwa mereka amat istimewa di sisi
Allah SWT. Mereka diangkat sejajar dengan para malaikat yang menjadi saksi
Keesaan Allah SWT.
• Peringatan Allah dan Rasul-Nya sangat keras terhadap kalangan yang
menyembunyikan kebenaran/ilmu, sebagaimana firman-Nya: "Sesungguhnya
orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah kami turunkan berupa
keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami
menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah
dan dilaknati pula oleh semua (mahluk) yang dapat melaknati". (Al-Baqarah:
159)
9. E. Penyikapan Terhadap Perkembangan IPTEK
Dalam menghadapi perkembangan budaya manusia dengan perkembangan iptek
yang sangat pesat, dirasakan perlunya mencari keterkaitan antara sistem nilai dan
norma-norma Islam dengan perkembangan tersebut. Menurut Mehdi Ghulsyani
(1995), dalam menghadapi perkembangan iptek ilmuwan muslim dapat
dikelompokkan dalam tiga kelompok:
1. Kelompok yang menganggap iptek modern bersifat netral dan berusaha
melegitimasi hasil-hasil iptek modern dengan mencari ayat-ayat Al-Qur’an yang
sesuai.
2. Kelompok yang bekerja dengan iptek modern, tetapi berusaha juga mempelajari
sejarah dan filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen yang tidak islami.
3. Kelompok yang percaya adanya iptek Islam dan berusaha membangunnya.
• Untuk kelompok ketiga ini memunculkan nama Al-Faruqi yang mengintrodusir
istilah “islamisasi ilmu pengetahuan”. Dalam konsep Islam pada dasarnya tidak ada
pemisahan yang tegas antara ilmu agama dan ilmu non-agama. Sebab pada dasarnya
ilmu pengetahuan yang dikembangkan manusia merupakan “jalan” untuk
menemukan kebenaran Allah itu sendiri. Sehingga iptek menurut Islam haruslah
bermakna ibadah. Yang dikembangkan dalam budaya Islam adalah bentuk-bentuk
iptek yang mampu mengantarkan manusia meningkatkan derajat spiritialitas,
martabat manusia secara alamiah. Bukan iptek yang merusak alam semesta, bahkan
membawa manusia ketingkat yang lebih rendah martabatnya.
10. F. Seni Menurut Islam
Pandangan Islam tentang seni. Seni merupakan ekspresi keindahan.
Dan keindahan menjadi salah satu sifat yang dilekatkan Allah pada
penciptaan jagat raya ini. Allah melalui kalamnya di Al-Qur’an
mengajak manusia memandang seluruh jagat raya dengan segala
keserasian dan keindahannya. Allah berfirman: “Maka apakah mereka
tidak melihat ke langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami
meninggikannya dan menghiasinya, dan tiada baginya sedikit pun
retak-retak?” [QS 50: 6]. Allah itu indah dan menyukai keindahan.
Maka manusia menyukai kesenian sebagai representasi dari fitrahnya
mencintai keindahan. Dan tak bisa dipisahkan lagi antara kesenian
dengan kehidupan manusia. Namun bagaimana dengan fenomena
sekarang yang ternyata dalam kehidupan sehari-hari nyanyian-nyanyian
cinta atau pun gambar-gambar seronok yang diklaim sebagai seni oleh
sebagian orang semakin marak menjadi konsumsi orang-orang bahkan
anak-anak. Sebaiknya di kembalikan kepada Al-Qur’an dan As-
Sunnah. Bahwa dalam Al-Qur’an disebutkan :
“Dan diantara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan
yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa
pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu sebagai olok-olokan.
Mereka itu memperoleh azab yang menghinakan.” (Luqman:6)
11. G. Fungsi Seni Menurut Islam
Dari segi fungsi, seni merupakan media mensyukuri nikmat Allah yang
telah menganugerahi manusia dengan berbagai potensi baik potensi diri
maupun potensi indrawi (panca indra). Fungsi seni yang lain ialah
menghayati kebesaran Allah baik yang terdapat di alam maupun yang
terdapat pada kreasi manusia.
Muslim yang baik mengerti bahwasanya berkreasi seni pada hakikatnya:
1. melaksanakan tugas ibadah.
2. menunaikan fungsi khalifah.
Islam telah memulai perkembangan kesenian-kesenian diantara orang-
orang islam, dibuktikan dengan:
1. Pembacaan kitab suci Al.Quran sehingga menciptakan suatu cabang
musik baru.
2. Pemeliharaan naskah Al.Quran telah mengharuskan tulisan yang bagus
dan penjilidan buku.
3. Naskah-naskah Al.Quran telah dihiasi dengan warna.
4. Pembangunan masjid telah mengembangkan ilmu pengetahuan dan
kesenian hiasan.
5. Mimbar didalam masjid telah disipakan untuk Nabi dengan dihias
sedemikian rupa.
12. H. Tujuan Seni Menurut Islam
Seni adalah bagian dari kehidupan kita sendiri. Oleh karena itu, tujuan
kesenian sama dengan tujuan hidup itu sendiri dan bagi setiap muslim
tujuan hidup itu adalah kebahagiaan material duniawi dan kebahagiaan
spiritual serta menjadi rahmat bagi segenap alam atas keridhaan Allah.
13. Kesimpulan
Perkembangan iptek dan seni, adalah hasil dari segala langkah dan
pemikiran untuk memperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek
dan seni. Dari uraian di atas dapat dipahami, bahwa peran Islam yang
utama dalam perkembangan iptek dan seni setidaknya ada 2 (dua).
Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran dan ilmu
pengetahuan. Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar
penggunaan iptek dan seni. Jadi, syariah Islam, bukannya standar manfaat
(utilitarianisme), yang seharusnya dijadikan tolak ukur umat Islam dalam
mengaplikasikan iptek dan seni.
Untuk itu setiap muslim harus bisa memanfaatkan alam yang ada untuk
perkembangan iptek dan seni, tetapi harus tetap menjaga dan tidak
merusak yang ada. Yaitu dengan cara mencari ilmu dan mengamalkanya
dan tetap berpegang teguh pada syari’at Islam.