2. Harta Wajib Dilindungi
Diriwayatkan dari Abu Bakrah RA, Rosululloh
SAW bersabda:
“…Maka sesungguhnya darah kamu sekalian,
harta kamu sekalian, dan kehormatan kamu
sekalian satu sama lain (haram untuk
ditumpahkan, diambil dan dinodai), seperti
haramnya hari ini (hari Qurban) bagi kalian,
kota ini (Mekkah) bagi kalian dan bulan ini
(Dzulhijjah) bagi kalian…”
(HR. Bukhari dan Muslim)
3. Mati membela harta adalah syahid
Seorang laki-laki datang kepada Rosululloh
SAW seraya berkata:”wahai Rosululloh,
bagaimana pendapat engkau jika datang
seseorang bermaksud mengambil harta saya? “
Rosululloh SAW menjawab:”jangan kamu
berikan”, ia berkata:”Bagaimana jika ia berusaha
membunuhku?”Rosululloh menjawab:”kamu
mati syahid”. Ia berkata:”bagaimana jika aku
membunuhnya?” Rosululloh SAW
menjawab:”Ia akan masuk ke dalam neraka”
(HR. Muslim)
4. Mati membela harta adalah syahid
Dari Abdullah bin ‘Amr, ia berkata:
”Aku telah mendengar Rosululloh SAW
bersabda:”Barangsiapa terbunuh karena
membela hartanya, maka ia mati syahid”
(HR. Bukhari dan Muslim)
5. Iri yang Diperbolehkan
Rosululloh SAW bersabda:
“Tidak dibenarkan untuk iri dan dengki kecuali
terhadap orang yang diberikan harta oleh
Alloh, kemudian ia dapat menaklukannya
untuk kebaikan, dan orang yang diberikan
ilmu oleh Alloh, kemudian ia
menggunakannya untuk kebaikan dan
mengajarkannya kepada manusia”
(HR. Mutafaq alaih)
6. Uang Harus Senantiasa Berputar
Dari Abu Hurairah, ia berkata:
Rosululloh SAW bersabda:”jika aku memiliki
emas sebesar gunung uhud, saya tidak akan
suka kecuali setelah tiga hari tidak tersisa
satu dinarpun yang ada padaku apabila ada
orang lain yang berhak menerimanya dariku,
kecuali sejumlah yang akan aku pakai untuk
membayar utangku”
(HR. Bukhari)
7. Hukum Menyimpan Harta
1. Yuhshinun dianjurkan
ﺛﻢﻳﺄﺗﻲﻣﻦﺑﻌﺪﺫﻟﻚﺳﺒﻊﺷﺪﺍﺩﻳﺄﻛﻠﻦﻣﺎﻗﺪﻣﺘﻢﻟﻬﻦ
ﺇﻻﻗﻠﻴﻼﻣﻤﺎﺗﺤﺼﻨﻮﻥ
“kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun
yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang
kamu simpan untuk menghadapinya (tahun
sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang
kamu simpan.”
(QS. Yusuf (12): 48)
8. Hukum Menyimpan Harta
2. Yaknizun diancam siksa neraka jahannam
ﻳﻮﻡﻳﺤﻤﻰﻋﻠﻴﻬﺎﻓﻲﻧﺎﺭﺟﻬﻨﻢﻓﺘﻜﻮﻯﺑﻬﺎﺟﺒﺎﻫﻬﻢ
ﻭﺟﻨﻮﺑﻬﻢﻭﻇﻬﻮﺭﻫﻢﻫﺬﺍﻣﺎﻛﻨﺰﺗﻢﻷﻧﻔﺴﻜﻢﻓﺬﻭﻗﻮﺍ
ﻣﺎﻛﻨﺘﻢﺗﻜﻨﺰﻭﻥ
“pada hari dipanaskan emas dan perak itu dalam
neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi
mereka, lambung dan punggung mereka (lalu
dikatakan) kepada mereka:”inilah harta bendamu
yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka
rasakanlah sekarang akibat (dari) apa yang kamu
simpan itu”.
(QS. At-Taubah (9): 35)
9. Hukum Menyimpan Harta
3. At-Takatsur diancam neraka jahiim
ﺍﻟﻬﻜﻢﺍﻟﺘﻜﺎﺛﺮﺣﺘﻰﺯﺭﺗﻢﺍﻟﻤﻘﺎﺑﺮﻛﻼﺳﻮﻑﺗﻌﻠﻤﻮﻥﺛﻢﻛﻼﺳﻮﻑﺗﻌﻠﻤﻮﻥ
ﻛﻼﻟﻮﺗﻌﻠﻤﻮﻥﻋﻠﻢﺍﻟﻴﻘﻴﻦﻟﺘﺮﻭﻥﺍﻟﺠﺤﻴﻢﺛﻢﻟﺘﺮﻭﻨﻬﺎﻋﻴﻦﺍﻟﻴﻘﻴﻦ
ﺛﻢﻟﺘﺴﺌﻠﻦﻳﻮﻣﺌﺬﻋﻦﺍﻟﻨﻌﻴﻢ
“bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Sampai kamu
masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan
mengetahui (akibat perbuatanmu itu). Dan janganlah begitu,
kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu
mengetahui dengan pengetahuan yang yakin. Niscaya kamu
benar-benar akan melihat neraka jahiim. Dan sesungguhnya
kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yaqin.
Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang
kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).”
(QS. At-Takaatsur (102): 1-8)
10. Hukum Menyimpan Harta
4. Al-Humazah Diancam neraka Huthomah
ﻭﻳﻞﻟﻜﻞﻫﻤﺰﺓﻟﻤﺰﺓﺍﻟﺬﻯﺟﻤﻊﻣﺎﻻﻭﻋﺪﺩﻩ
ﻳﺤﺴﺐﺃﻥﻣﺎﻟﻪﺃﺧﻠﺪﻩﻛﻼﻟﻴﻨﺒﺬﻥﻓﻰﺍﻟﺤﻄﻤﺔ
“kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela. Yang
mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya. Dia
mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya. Sekali-
kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan
ke dalam Huthomah.”
(QS. Al-Humazah (104: 1-4)
12. Harta adalah Ujian
ﻗﺎﻝﻫﺬﺍﻣﻦﻓﻀﻞﺭﺑﻰﺀﺃﺷﻜﺮﺃﻡﺃﻛﻔﺮ
“… ia (Nabi Sulaim an) be rkata: ”Ini
te rm asuk karunia Tuhankuuntuk
m e ng ujiku apakah aku be rsyukur atau
m e ng ing kari? . . . ”
(QS. An-Naml (27): 40)
13. Kecelakaan Bagi Orang yang
Menghambakan Diri Kepada Harta
“Celakalah hamba dinar dan hamba
dirham”
(HR. Bukhari)
14. Harta Tidak Bermanfaat di Akhirat
ﻳﻮﻢﻻﻳﻨﻔﻊﻣﺎﻝﻭﻻﺑﻨﻮﻥ
“(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-
laki tidak be rg una”
(QS. Asy-Syu’araa’ (26): 88)
15. Harta Bisa Melahirkan Kesombongan
ﻭﻛﺎﻥﻟﻪﺛﻤﺮﻓﻘﺎﻝﻟﺼﺤﺒﻪﻭﻫﻮﻳﺤﺎﻭﺭﻩﺃﻧﺎﺃﻛﺜﺮ
ﻣﻨﻚﻣﺎﻻﻭﺃﻋﺰﻧﻔﺮﺍ
“dan di (orang kafir) mempunyai kekayaan
yang besar, maka ia berkata kepada
kawannya (yang mu’min) ketika ia bercakap-
cakap dengan dia:”Hartaku lebih banyak
daripada hartamu dan pengikut-pengikutku
lebih kuat”
(QS. Al-Kahfi (18): 34)
16. Kecintaan Seorang Hamba Terhadap Harta
Dapat Mengalahkan Kecintaannya Kepada
Alloh
“Katakanlah:”jika bapa-bapa, anak-anak,
saudara-saudara, isteri-isteri, kaum
keluargamu, harta kekayaan yang kamu
usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri
kerugiannya, dan rumah-rumah tempat
tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu
cintai daripada Alloh dan Rosul-Nya, dan
(dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah
sampai Alloh mendatangkan keputusan-Nya.”
Dan Alloh tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang fasik.”
(QS. At-Taubah (9): 24)
17. Kikir terhadap Harta
Menghancurkan Manusia
Rosululloh SAW bersabda:
“Tiga hal yang dapat menghancurkan
manusia, yaitu sifat kikir yang diikuti,
hawa nafsu yang dituruti, dan bangga
terhadap diri sendiri”
(HR. Thabrani)
18. Kikir terhadap Harta adalah
Bukan Sifat Seorang Muslim
Rosululloh SAW bersabda:
“Dua sifat yang seharusnya tidak dimiliki
oleh seorang muslim, yaitu kikir dan
akhlak buruk”
(HR. Tirmidzi)
19. Harta Dapat Mendorong kepada
Kedurhakaan dan Mengundang Bencana
“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu
negeri, maka Kami perintahkan kepada
orang-orang yang hidup mewah di negeri itu
(supaya menta’ati Alloh) tetapi mereka
melakukan kedurhakaan di negeri itu, maka
sudah sepantasnya berlaku terhadapnya
perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami
hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.”
(QS. Al-Israa’ (17): 16)
20. Harta Bagaikan Pisau Bermata Dua
• Bagi seorang Muslim, harta adalah alat untuk
menunjang hidupnya yang lebih utama, yaitu
mencari ridha Alloh semata (orientasi
akhirat).
• Harta bagai pisau bermata dua:
Bisa menyelamatkan, jika pemiliknya mampu
menyikapinya dengan benar sesuai tuntunan
Alloh SWT
Bisa membawa pada kebinasaan, jika
pemiliknya tidak menggunakannya sesuai
dengan ketentuan Alloh SWT, terlebih lagi
kalau menghambakan dirinya pada harta
22. Perencanaan Finansial dalam Islam
Tidak meninggalkan generasi yang lemah
(QS. An-Nisa (4): 9)
Meraih akhir yang baik (husnul khotimah):
ﺍﻟﻠﻬﻢﺍﺟﻌﻞﺧﻴﺮﻋﻤﺮﻱﺁﺧﺮﻩﻭﺧﻴﺮﻋﻤﻠﻲ
ﺧﻮﺍﺗﻤﻪﻭﺧﻴﺮﺃﻳﺎﻣﻲﻳﻮﻡﺃﻟﻘﺎﻙﻓﻴﻪ
“Ya Alloh, jadikanlah yang terbaik dari umurku
adalah akhirnya, dan yang terbaik dari amal
perbuatanku adalah penutupnya, dan yang
terbaik dari hariku adalah hari ketika aku
bertemu dengan-Mu”
23. Perencanaan Finansial dalam Islam
Antisipasi terhadap berbagai
kemungkinan yang akan terjadi (QS.
Yusuf (12): 43-48/ Al-Hasyr (59): 18)
Rosululloh SAW bersabda:
“Pegang sebagian hartamu, hal ini
dianjurkan untukmu (sebagai cadangan
untuk kebutuhan masa depan).”
(HR. Bukhari)
24. Perencanaan Finansial dalam Islam
Pembagian yang Adil
Dalam sebuah hadits, Sa’ad bi Abi Waqqash
menyampaikan:”pada saat haji wada’, Rosululloh saw
mengunjungiku yang lagi sakit keras. Aku bertanya kepadanya,
‘wahai Rosululloh, aku adalah orang yang memiliki hartaku,
kecuali anak perempuanku satu-satunya. Jika demikian,
bolehkah aku menyedekahkan dua pertiga dari hartaku?’
Rosululloh saw menjawab:’tidak boleh’. Aku bertranya
lagi:’bagaimana kalau aku sedekahkan separuh dari hartaku ya
Rosululloh?’ Nabi saw menjawab:’juga tidak boleh’. Aku kembali
bertanya:’Kalu sepertiga?’ Mendengar itu Nabi saw
bersabda:’Kalau sepertiga boleh, dan itupun sudah banyak.
Sebab, seandainya kamu meninggalkan ahli warismu dalam
keadaan kaya, itu lebih baik daripada kamu meninggalkan
mereka dalam keadaan papa, meinta-minta kepada manusia…”
(HR. Bukhari)
25. Prinsip 1/3 dalam Pengelolaan Harta
Dalam kitab Riyadhush Shalihin tertulis sebuah hadits:
“Pada suatu hari seorang laki-laki berjalandi tanah lapang, lantas
mendengar suara dari awan, ‘hujanilah kebun fulan’.(suaratersebut
bukan dari suara jin atau manusia, tapi dari sebagian malaikat). Lantas
awan itu berjalan di ufuk langit,lantas menuangkan airnya di tanah yang
berbatu hitam. Tiba-tiba parit itu penuh dengan air. Laki-laki itu meneliti
air (dia ikuti kemana air itu berjalan). Lantas dia melihat laki-laki yang
sedang berdiri di kebunnya. Dia memindahkan air dengan sekopnya.
Laki-laki (yang berjalan tadi) bertanya kepada pemilik kebun,’wahai
hamba Allohy, siapakah namamu?’ Pemilik kebun
menjawab:’Fulan’(yaitu nama yang dia dengar di awan tadi. Pemilik
kebun bertanya:’wahai hamba Alloh, mengapa engaku bertanya
tentang namaku?’dia menjawab:’sesungguhnya aku mendengar suara
di awan yang inilah airnya. Suara itu menyatakan,’siramlah kebun
fulan(namamu). Apa yang engkau lakukan terhadap kebun ini?’ Pemilik
kebun menjawab:’Bila kamu berkata demikian, sesungguhnya aku
menggunakan hasilnya untuk bersedekah sepertiganya, aku dan
keluargaku makan daripadanya sepertiganya, dan yang sepertiganya
kukembalikan ke sini (sebagai modal penanamannya)’.”
(HR. Muslim)