2. Seorang bayi perempuan umur 30 hari diantar oleh ibunya karena batuk-
batuk sudah 5 hari ini. Pasien juga bernafas lebih cepat biasanya. Setelah
menetek, kadang pasien muntah tetapi hanya sebagian. Pasien belum
pernah sakit seperti ini sebelumnya. Pasien lahir di bidan praktek saat
umur kehamilan 39 minggu dengan berat badan lahir 3500 gram. Pasien
tinggal bersama orang tuanya dan ayahnya seorang perokok. Pada
pemeriksaan, nafas 62X/menit, suhu 37,40
C dan nadi 130X/menit. Berat
badan 4300 gram dan panjang badan 50 cm. Suara paru vesikuler, suara
jantung S1-S2 reguler dan suara usus normal. Pada pemeriksaan darah
lengkap didapatkan hasil Hb 12,5 gr%, AL 12,8 rb/ul, segmen 25%,
lymposit 54% dan monosit 16%, dalam batas normal, dan rontgen thorak
dengan kesan bronkhopneumonia
3. Diagnosis
Analisis dan sebutkan
Terapi
Pasien di infus dengan larutan KN3A
dengan infus set mikro 8 tetes/menit.
Diberikan antibiotik yaitu injeksi Cefotaxim
2x225 mg dan injeksi Ampicilin 2x225 mg
per IV. Dosis Cefotaxim dan Ampicilin
adalah 200mg/kgBB dalam dua dosis.
4. Penilaian (lingkari gejala yang ditemukan)
Klasifikasi Tindakan
Memeriksa tanda bahaya umum:
ü Tidak dapat minum atau menyusui
ü muntahkan semua isi lambung
ü Letargi atau tidak sadar
ü Kejang Ada tanda bahaya umum ?
Ya __ Tidak __
5. Ingat adanya tanda bahaya umum dalam
mementukan klasifikasi Ingat untuk merujuk
setiap anak yang mempunyai tanda bahaya umum
Apakah anak batuk Ya √ Tidak __ atau sukar
bernapas
ü Hitung napas dalam 1 menit, berapa kali/ menit?
ü Sudah berapa lama, berapa hari ?
ü Lihat adanya tarikan dinding dada
ü Dengar adanya stridor
7. Penilaian (lingkari gejala yang ditemukan)
Klasifikasi Tindakan
Memeriksa tanda bahaya umum:
ü Tidak dapat minum atau menyusui
ü muntahkan semua isi lambung
ü Letargi atau tidak sadar
ü Kejang Ada tanda bahaya umum ?
Ya __ Tidak __
8. Ingat adanya tanda bahaya umum dalam
mementukan klasifikasi Ingat untuk merujuk
setiap anak yang mempunyai tanda bahaya umum
Apakah anak batuk Ya √ Tidak __ atau sukar
bernapas
ü Hitung napas dalam 1 menit, 62 kali/ menit
napas cepat
ü Sudah berapa lama, 5 hari
ü Lihat adanya tarikan dinding dada
ü Dengar adanya stridor
9. Menentukan tindakan Tanpa Rujukan Segera
Klasifikasi Tindakan pneumonia
Ø Antibiotik yang tepat
Ø Kapan harus kembali dan kapan harus
kembali segera
Batuk (bukan pneumonia) Beritahu cara
melegakan tenggorokan
Kapan harus kembali
Ø Dehidrasi ringan/sedang Beri cairan
oralit/rencana terapi B
Ø ASI dan makanan/minuman yang lain tetap
diberikan setelah 3 jam pengobatan oralit
10. Beri cairan tambahan
Ø Lanjutkan pemberian makanan
Ø Kapan harus kembali :
· Diare persisten Pemberian makanan khusus
· Disentri Beri antbiotik untuk shigella (60%
kasus)
· Atasi dehidrasi
· Demam mungkin bukan malaria (risiko
rendah malaria) Beri antipiretik (parasetamol)
· Kembali jika panas tidak turun dalam 2 hari
11. Pengobatan lain sesuai penyebab
Ø Demam (mungkin DBD) Beri oralit
Ø Beri antipiretik (parasetamol)
Ø Kapan harus kembali
Ø Demam (mungkin bkan DBD) Beri antipiretik
(parasetamol)
Ø Segera kembali jika 2 hari masih tetap
demam
12. Menentukan Tindakan Segera Pra-Rujukan
Klasifikasi Tindakan pra-rujukan
· Pneumonia berat atau penyakit lainnya Beri dosis
pertama antibiotic
· Diare persisten berat Perubahan diet
· Pemeriksaan laboratorium
· Tangani dehidrasi
· Penyakit berat dengan demam
· Beri dosis pertama antibiotic
· Antipiretik (parasetamol) jika suhu > 38,5 0C
· Suntikan kinin/endemis malaria
· Ambil sampel darah
· Campak dengan komplikasi berat Beri dosis
pertama antibiotic Vitamin A
· Salep mata untuk mata keruh atau nanah dari
mata
13. Daftar tindakan segera pra-rujukan (cukup dosis pertama)
1. Beri antibiotic yang sesuai.
2. Beri kinin untuk malaria berat.
3. Beri vitamin A.
4. Mulai beri cairan IV untuk anak DBD dengan syok.
5. Lakukan tindakan untuk mencegah turunnya kadar gula
darah.
6. Beri obat antimalaria oral.
7. Beri parasetamol untuk panas tinggi/nyeri akibat
mastoiditis.
8. Beri salep mata tetrasiklin atau kloramfenikol.
9. Beri oralit sedikit demi sedikit dalam perjalanan ke
rumah sakit.
14. Jika dibutuhkan rujukan anak
1. Jelaskan pentingnya rujukan dan minta
persetujuan.
2. Hilangkan kekhawatiran.
3. Tulis surat rujukan.
4. Beri peralatan dan instruksi yang
diperlukan pada ibu/pengantar untuk merawat
selama di perjalanan.
15. Bayi perempuan umur 30 hari (neonatus) dengan
nafas cepat dan batuk-batuk sudah lima hari,
muntah setelah netek, tapi tidak memuntahkan
semuanya. Frekuensi nafas 62 kali/menit, suhu
badan 37,40
C. Foto rontgen thorak dada AP
menggambarkan Brokopneumonia.
Berdasarkan MTBS, bila bayi 0-2 bulan dengan
nafas cepat (> 50 kali/menit) tanpa tanda bahaya
umum maka di diagnosa pneumonia, bila ada
retraksi dada menjadi pneumonia berat.
Penanganan yang diberikan adalah dengan
pemberian antibiotik Cefotaxim dan Ampicilin.
16. Diagnosa pneumonia pada bayi 0-2 bulan sesuai MTBS adalah adanya nafas
cepat. Dilihat adakah tanda bahaya umum (kejang, memuntahkan semuanya,
tidak bisa/ mau netek) dan adanya tarikan atau retraksi dinding dada pada
pneumonia berat. Pneumonia sering terjadi pada bayi prematur, sosial
ekonomi rendah, terpapar asap rokok dan malnutrisi. Faktor resiko pada
pasien ini adalah sosial ekonomi rendah sehingga ventilasi rumah yang tidak
baik dan juga kebersihan kurang ditambah juga sering terpapar asap rokok
oleh ayah bayi. Angka kejadian pneumonia 40-45 dari 1000 anak dibawah 5
tahun. Gejala yang ada pada bayi ini adalah nafas cepat/ takipneu dan batuk
tanpa adanya demam dan keluhan lain.
17. Pada pemeriksaan darah lengkap pada pasien ini menunjukkan masih dalam
batas normal. Foto rontgen juga menunjukkan bronkopneumonia sebagai
penguat diagnosa. Pada peneumonia, pemeriksaan penunjang seperti darah
lengkap dan protein C-rektif kurang spesifik untuk menentukan penyebab.
Pengecatan gram dan kultur darah dapat membantu menetukan etiologi dan tes
antigen virus rapid dapat digunakan jika diperlukan. Leukositosis dapat terjadi
pada pasien terinfeksi bakteri, adenovirus, influenza virus atau infeksi
mycoplasma. Leukopenia juga dapat terjadi pada infeksi virus atau infeksi bakteri
yang berat. Pada infeksi bakteri sebaiknya dilakukan kultur darah untuk
menentukan penyebab dan sensitivitas antibiotik. Foto X-ray dada AP dan lateral
juga kurang membantu dalam menetukan kausatifnya.
18. Kesimpulan
Pneumonia adalah infeksi parenkim paru yang sering didapatkan
di komunitas atau di luar rumah sakit. Pneumonia pada bayi 0-2
bulan sering disebabkan oleh bakteri (E. coli, Streptokokkus
grup B, chlamidia trachomatis dan S. pneumonia) dan oleh virus
(Adenovirus; virus influenza; parainfluenza virus 1, 2 dan 3; dan
respiratory sincytial virus). Berdasarkan MTBS, bila bayi 0-2
bulan dengan nafas cepat (> 50 kali/menit) tanpa tanda bahaya
umum maka di diagnosa pneumonia, bila ada retraksi dada
menjadi pneumonia berat. Penanganan yang diberikan adalah
dengan pemberian antibiotik seperti Azitromicin, Eritromicin,
Cefotaxim, dan Cefuroxin sesuai keadaan dan berat penyakitnya.