SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Fetti Nurbuah
Lisa Wahyuningrum
Nur Indah Pratiwi
Selvia Andreyani
Annastasia D. W. P.
Candra Satrio
Ganda Ardi Pameling
Saprida Apriani
Iin Rafiah
Dekri Anisa
bahan atau panduan bahan- bahan yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan, diagnosis,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan, dan
kontrasepsi termasuk produk biologi
Pengobatan dapat disebut rasional apabila pasien
menerima terapi yang tepat sesuai dengan kebutuhan
kliniknya, sesuai dengan dosis yang dibutuhkannya,
pada periode waktu yang adekuat, dan dengan harga
yang terjangkau untuk pasien dan masyarakat
(WHO,1985).
Persyaratan
Penggunaan obat
rasional
Menurut WHO 1985
pengobatan rasional
bila:
Pasien menerima obat yang
sesuai dengan kebutuhannya.
Untuk periode yang adekuat.
Dengan harga yang paling
murah untuknya dan
masyarakat.
Secara praktis penggunaan obat dikatakan
rasional jika memenuhi kriteria
Tepat diagnosis
Sesuai dengan indikasi
penyakit
Tepat pemilihan obat
Tepat Dosis
Tepat cara pemberian
Tepat interval waktu
pemberian
Tepat lama pemberian
Waspada terhadap efek samping
Penilaian terhadap kondisi
pasien
Tepat Informasi
Tepat dalam melakukan upaya
tindak lanjut
Obat yang Efektif, aman, dan
mutu terjamin dan terjangkau
Tepat Penyerahan obat
Pasien patuh terhadap perintah
pengobatan yang dibutuhkan
Tepat diagnosis
Penggunaan obat disebut
rasional jika diberikan untuk
diagnosis yang tepat. Jika
diagnosis tidak ditegakkan
dengan benar maka pemilihan
obat akan terpaksa mengacu
pada diagnosis yang keliru
tersebut. Akibatnya obat yang
diberikan juga tidak akan
sesuai dengan seharusnya.
Sesuai dengan indikasi penyakit
Ketepatan indikasi
berkaitan dengan
penentuan perlu tidaknya
suatu obat diberiakan pada
suatu kasus tertentu
(Sastramihardja, 1997).
Tepat pemilihan obat.
Keputusan untuk melakukan upaya
terapi diambil setelah diagnosis
ditegakkan dengan benar. Dengan
demikian obat yang dipilih haruslah
yang memiliki efek terapi sesuai
dengan spectrum penyakit. Berkaitan
dengan pemilihan kelas terapi dan
jenis obat berdasarkan pertimabangan
manfaat, keamanan, harga, dan mutu.
Sebagai acuannya bisa digunakan
buku pedoman pengobatan.
(Sastramiharja 1997).
Tepat Dosis
Pemberian dosis yang
berlebihan, khususnya untuk
obat yang dengan rentang
terapi yang sempit misalnya
theofilin akan sangat berisiko
timbulnya efek samping.
Sebaliknya dosis yang terlau
kecil tidak akan menjamin
tercapainya kadar terapi yang
diharapkan (Anomia 2006).
Tepat cara pemberian
antibiotik tidak boleh dicampur
dengan susu karena akan membentuk
ikatan sehingga menjadi tidak dapat
diabsorbsi dan menurunkan
efektifitasnya. Cara pemberian obat
memerlukan pertimbangan
farmakokinetik, yaitu cara atau rute
pemberian, besar dosis, frekuensi
pemberian dan lama pemberian,
sampai ke pemilihan cara pemakaian
yang paling mudah diikuti pasien,
aman dan efektif untuk pasien.
Tepat interval waktu pemberian
Cara memberikan obat
hendaknya dibuat sesederhana
mungkin dan praktis agar
mudah ditaati oleh pasien.
Makin sering frekuensi
pemberian obat perhari
(misalnya 4 kali sehari) maka
semakin rendah tingkat
ketaatan pasien untuk minum
obat.
Tepat lama pemberian
Lama pemberian obat itu harus
sesuai dengan penyakitnya
masing- masing. Untuk
tuberculosis lama pemberian
paling singkat 6 bulan. Lama
pemberian kloramfenikol pada
demam tifoid adalah 10 – 14
hari.
Waspada terhadap efek samping
Pemberian obat potensial
menimbulkan efek samping
yaitu efek yang tidak
diinginkan yang timbul pada
pemberian obat dengan dosis
terapi. karena itu muka merah
setelah pemberian atropine
bukan alergi tetapi efek
samping sehubungan
vasodilatasi pembuluh darah di
wajah.
Penilaian terhadap kondisi pasien
Ketepatan penilaian
diperlukan terhadap
kontraindikasi, pengaruh faktor
konstitusi penyakit penyerta
dan riwayat alergi, respon
individu terhadap efek obat
sangat beragam, misalnya pada
penderita kelainan ginjal,
pemberian aminoglikosida
sebaiknya dihindarkan karena
resiko terjadinya nefrotoksik
pada kelompok ini secara
bermakna.
Tepat Informasi
Ketepatan informasi
menyangkut informasi cara
penggunaan obat, efek
samping obat dan cara
penanggulangannya serta
pengaruh kepatuhan terhadap
hasil pengobatan. Informasi
yang tepat dan benar dalam
penggunaan obat sangat
penting dalam menunjang
keberhasilan terapi.
Tepat dalam melakukan upaya tindak
lanjut
Tepat tindak lanjut maksudnya
pada saat memutuskan
pemberian terapi harus sudah
dipertimbangkan upaya tindak
lanjut yang diperlukan,
misalnya jika pasien tidak
sembuh atau mengalami efek
samping. Jika terjadi seperti ini
maka dosis obat perlu ditinjau
ulang atau bisa saja obatnya
diganti.
Obat yang Efektif, aman, dan mutu
terjamin dan terjangkau
Untuk efektif, aman, dan
terjangkau digunakan obat –
obat dalam daftar obat
essensial. Pemilihan batt dalam
daftar obat essensial
didahulukan dengan
mempertimbangkan efektivitas,
keamanan, dan harganya oleh
para pakar dibidang
pengobatan dan klinis.
Tepat Penyerahan obat
Penggunaan obat rasional melibatkan
juga dispenser sebagai penyerah obat
dan pasien sebagai konsumen. Pada
saat resep dibawa ke apotik atau
tempat penyerahan obat di
puskesmas, apoteker atau asisten
apoteker atau petugas penyerah obat
akan melaksanakan perintah dokter
atau peresep yang ditulis pada lembar
resep ntuk kemudian diberikan
kepada pasien.
Pasien patuh terhadap perintah pengobatan
yang dibutuhkan
Pasien patuh terhadap perintah
pengobatan yang dibutuhkan
maksudnya pemberian obat dalam
jangka waktu lama tanpa informasi/
supervisi tentu saja akan menurunkan
ketaatan penderita. Kegagalan
pengobatan tuberkulosis secara
nasional menjadi salah satu bukti
bahwa terapi jangka panjang tanpa
disertai informasi/ supervisi yang
memadai tidak akan pernah
memberikan hasil seperti yang
diharapkan.
Dampak pada mutu pengobatan dan
pelayanan.
Penderita ISPA non pneumonia
pada anak sering diberikan
antibiotik
Dampak terhadap biaya pengobatan.
Penggunaan obat tanpa
indikasi yang jelas, atau
pemberian obat untuk
keadaan yang sama sekali
tidak memerlukan terapi
obat
Dampak terhadap kemungkinan efek samping
dan efek lain yang tidak diharapkan.
Terjadinya resistensi kuman
terhadap antibiotik merupakan
salah satu akibat dari
pemakaian antibiotik yang
berlebihan (over prescribing),
maupun pemberian yang bukan
indikasi (misalnya infeksi yang
disebabkan oleh virus).
Dampak terhadap mutu ketersediaan obat.
keluhan demam,batuk dan
pilek mendapatkan antibiotik
untuk rata-rata 3 hari
pemberian
1. Pembuat resep (dokter), dokter
yang kurang pengetahuan,
ketrampilan dan tidak percaya diri,
pengalaman praktek sehari-hari yang
keliru, aktivitas promosi yang bias
dari industri farmasi, tekanan
permintaan dari pasien, generalisasi
pengobatan penyakit, waktu diagnosa
yang terbatas
2. Pasien/masyarakat; ketidaktahuan
terapi pengobatan, pengalaman
sebelumnya yang salah
(misalnya, pasien yang pernah
mengalami diare dan sembuh
setelah disuntik maka saat diare
lagi maka pasien pun minta
disuntik)
3. Sistem perencanaan dan
pengelolaan obat
4. Kebijaksanaan obat dan
pelayanan kesehatan
5. Lain-lain misalnya
informasi dan iklan obat,
persaingan praktek dan
memberikan pengobatan
yang sesuai dengan
permintaan pasien.
1. Pemberian obat bagi penderita yang
tidak memerlukan obat (obat tanpa
indikasi)
2. Pemakaian obat yang tidak sesuai
indikasi penyakit
3. Pemakaian obat yang tidak sesuai
anjuran
4. Obat dengan toksisitas tinggi
sementara obat lain yang lebih aman
tidak digunakan
5. Pemakaian obat dengan harga mahal
6. Obat yang belum secara ilmiah
terbukti manfaat dan keamanannya
7. Pemakaian obat yang jelas-jelas
mempengaruhi kebiasaan atau
persepsi keliru dari masyarakat
terhadap pengobatan
Penggunaan obat rasional

More Related Content

What's hot

konseling hipertensi
konseling hipertensikonseling hipertensi
konseling hipertensiwitanurma
 
Kasus farmakoterapi DYSPEPSIA
Kasus farmakoterapi DYSPEPSIAKasus farmakoterapi DYSPEPSIA
Kasus farmakoterapi DYSPEPSIADyah Ervy
 
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...Aji Wibowo
 
PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS TERHADA...
PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS TERHADA...PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS TERHADA...
PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS TERHADA...Aji Wibowo
 
Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Beberapa Puskesma...
Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Beberapa Puskesma...Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Beberapa Puskesma...
Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Beberapa Puskesma...Aji Wibowo
 
3. peran farmasis dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antimikroba
3. peran farmasis dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antimikroba3. peran farmasis dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antimikroba
3. peran farmasis dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antimikrobaAsw Yoeyoen
 
Penggunaan off-Label Misoprostol pada Pasien Obstetri-Ginekologi di Rumah Sak...
Penggunaan off-Label Misoprostol pada Pasien Obstetri-Ginekologi di Rumah Sak...Penggunaan off-Label Misoprostol pada Pasien Obstetri-Ginekologi di Rumah Sak...
Penggunaan off-Label Misoprostol pada Pasien Obstetri-Ginekologi di Rumah Sak...Aji Wibowo
 
Faktor penentu medication error
Faktor penentu medication errorFaktor penentu medication error
Faktor penentu medication errorWijaya Andi
 
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Operasi Sesar di Rumah Sakit ...
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Operasi Sesar di Rumah Sakit ...Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Operasi Sesar di Rumah Sakit ...
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Operasi Sesar di Rumah Sakit ...Aji Wibowo
 
Perbandingan Metode CBIA dan FGD dalam Peningkatan Pengetahuan dan Ketepatan ...
Perbandingan Metode CBIA dan FGD dalam Peningkatan Pengetahuan dan Ketepatan ...Perbandingan Metode CBIA dan FGD dalam Peningkatan Pengetahuan dan Ketepatan ...
Perbandingan Metode CBIA dan FGD dalam Peningkatan Pengetahuan dan Ketepatan ...Aji Wibowo
 
Studi Penggunaan Obat Analgesik pada Pasien Pasca Partus Pervaginal dan Secti...
Studi Penggunaan Obat Analgesik pada Pasien Pasca Partus Pervaginal dan Secti...Studi Penggunaan Obat Analgesik pada Pasien Pasca Partus Pervaginal dan Secti...
Studi Penggunaan Obat Analgesik pada Pasien Pasca Partus Pervaginal dan Secti...Aji Wibowo
 
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)Ida Part II
 
Journal reading (tht kl) - comparative efficacy and safety of various anti-mic...
Journal reading (tht kl) - comparative efficacy and safety of various anti-mic...Journal reading (tht kl) - comparative efficacy and safety of various anti-mic...
Journal reading (tht kl) - comparative efficacy and safety of various anti-mic...Bob Sindunata
 
Pengantar farmakokinetika klinik-TDM
Pengantar farmakokinetika klinik-TDMPengantar farmakokinetika klinik-TDM
Pengantar farmakokinetika klinik-TDMTaofik Rusdiana
 
Evaluasi Literatur : Case Control Study dan Cohort Study
Evaluasi Literatur : Case Control Study dan Cohort StudyEvaluasi Literatur : Case Control Study dan Cohort Study
Evaluasi Literatur : Case Control Study dan Cohort StudyNesha Mutiara
 
Angka Kejadian dan Penatalaksanaan Keracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD ...
Angka Kejadian dan Penatalaksanaan Keracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD ...Angka Kejadian dan Penatalaksanaan Keracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD ...
Angka Kejadian dan Penatalaksanaan Keracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD ...Aji Wibowo
 

What's hot (20)

konseling hipertensi
konseling hipertensikonseling hipertensi
konseling hipertensi
 
Kasus farmakoterapi DYSPEPSIA
Kasus farmakoterapi DYSPEPSIAKasus farmakoterapi DYSPEPSIA
Kasus farmakoterapi DYSPEPSIA
 
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...
 
PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS TERHADA...
PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS TERHADA...PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS TERHADA...
PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS TERHADA...
 
Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Beberapa Puskesma...
Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Beberapa Puskesma...Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Beberapa Puskesma...
Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Beberapa Puskesma...
 
3. peran farmasis dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antimikroba
3. peran farmasis dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antimikroba3. peran farmasis dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antimikroba
3. peran farmasis dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antimikroba
 
Penggunaan off-Label Misoprostol pada Pasien Obstetri-Ginekologi di Rumah Sak...
Penggunaan off-Label Misoprostol pada Pasien Obstetri-Ginekologi di Rumah Sak...Penggunaan off-Label Misoprostol pada Pasien Obstetri-Ginekologi di Rumah Sak...
Penggunaan off-Label Misoprostol pada Pasien Obstetri-Ginekologi di Rumah Sak...
 
Metode soap
Metode soapMetode soap
Metode soap
 
Faktor penentu medication error
Faktor penentu medication errorFaktor penentu medication error
Faktor penentu medication error
 
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Operasi Sesar di Rumah Sakit ...
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Operasi Sesar di Rumah Sakit ...Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Operasi Sesar di Rumah Sakit ...
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Operasi Sesar di Rumah Sakit ...
 
jurnalku
jurnalkujurnalku
jurnalku
 
Perbandingan Metode CBIA dan FGD dalam Peningkatan Pengetahuan dan Ketepatan ...
Perbandingan Metode CBIA dan FGD dalam Peningkatan Pengetahuan dan Ketepatan ...Perbandingan Metode CBIA dan FGD dalam Peningkatan Pengetahuan dan Ketepatan ...
Perbandingan Metode CBIA dan FGD dalam Peningkatan Pengetahuan dan Ketepatan ...
 
Studi Penggunaan Obat Analgesik pada Pasien Pasca Partus Pervaginal dan Secti...
Studi Penggunaan Obat Analgesik pada Pasien Pasca Partus Pervaginal dan Secti...Studi Penggunaan Obat Analgesik pada Pasien Pasca Partus Pervaginal dan Secti...
Studi Penggunaan Obat Analgesik pada Pasien Pasca Partus Pervaginal dan Secti...
 
Pengertian tdm
Pengertian tdmPengertian tdm
Pengertian tdm
 
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)
 
Journal reading (tht kl) - comparative efficacy and safety of various anti-mic...
Journal reading (tht kl) - comparative efficacy and safety of various anti-mic...Journal reading (tht kl) - comparative efficacy and safety of various anti-mic...
Journal reading (tht kl) - comparative efficacy and safety of various anti-mic...
 
Pengantar farmakokinetika klinik-TDM
Pengantar farmakokinetika klinik-TDMPengantar farmakokinetika klinik-TDM
Pengantar farmakokinetika klinik-TDM
 
Evaluasi Literatur : Case Control Study dan Cohort Study
Evaluasi Literatur : Case Control Study dan Cohort StudyEvaluasi Literatur : Case Control Study dan Cohort Study
Evaluasi Literatur : Case Control Study dan Cohort Study
 
Angka Kejadian dan Penatalaksanaan Keracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD ...
Angka Kejadian dan Penatalaksanaan Keracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD ...Angka Kejadian dan Penatalaksanaan Keracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD ...
Angka Kejadian dan Penatalaksanaan Keracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD ...
 
Peran perawat dalam pemberian obat
Peran perawat dalam pemberian obatPeran perawat dalam pemberian obat
Peran perawat dalam pemberian obat
 

Viewers also liked

13.0601.0003 oni susilowati
13.0601.0003  oni susilowati13.0601.0003  oni susilowati
13.0601.0003 oni susilowatiSelvia Agueda
 
13.0601.0037 iin rafiah
13.0601.0037  iin rafiah13.0601.0037  iin rafiah
13.0601.0037 iin rafiahSelvia Agueda
 
13.0601.0043 anita mahya
13.0601.0043 anita mahya13.0601.0043 anita mahya
13.0601.0043 anita mahyaSelvia Agueda
 
13.0601.0032 hasna miftakhul safitri
13.0601.0032  hasna miftakhul safitri13.0601.0032  hasna miftakhul safitri
13.0601.0032 hasna miftakhul safitriSelvia Agueda
 
13.0601.0004 deby octaviana
13.0601.0004 deby octaviana13.0601.0004 deby octaviana
13.0601.0004 deby octavianaSelvia Agueda
 
13.0601.0025 suryaningsih
13.0601.0025  suryaningsih13.0601.0025  suryaningsih
13.0601.0025 suryaningsihSelvia Agueda
 
13.0601.0030 ganda ardi pameling
13.0601.0030  ganda ardi pameling13.0601.0030  ganda ardi pameling
13.0601.0030 ganda ardi pamelingSelvia Agueda
 
13.0601.0005 siti nurhayati
13.0601.0005  siti nurhayati13.0601.0005  siti nurhayati
13.0601.0005 siti nurhayatiSelvia Agueda
 
13.0601.0007 dewi puspita sari
13.0601.0007  dewi puspita sari13.0601.0007  dewi puspita sari
13.0601.0007 dewi puspita sariSelvia Agueda
 
13.0601.0028 azizatul laily
13.0601.0028 azizatul laily13.0601.0028 azizatul laily
13.0601.0028 azizatul lailySelvia Agueda
 
13.0601.0038 hida dwi ning tyas
13.0601.0038  hida dwi ning tyas13.0601.0038  hida dwi ning tyas
13.0601.0038 hida dwi ning tyasSelvia Agueda
 
13.0601.0015 widiawati
13.0601.0015  widiawati13.0601.0015  widiawati
13.0601.0015 widiawatiSelvia Agueda
 
13.0601.0016 dita aditya n
13.0601.0016  dita aditya n13.0601.0016  dita aditya n
13.0601.0016 dita aditya nSelvia Agueda
 
13.0601.0046 diah utami
13.0601.0046 diah utami13.0601.0046 diah utami
13.0601.0046 diah utamiSelvia Agueda
 
Makalah bumil trimester 2 &3
Makalah bumil trimester 2 &3Makalah bumil trimester 2 &3
Makalah bumil trimester 2 &3Selvia Agueda
 
13.0601.0023 fajriah siti nurisni
13.0601.0023  fajriah siti nurisni13.0601.0023  fajriah siti nurisni
13.0601.0023 fajriah siti nurisniSelvia Agueda
 
6 raisons de multidiffuser les terrains+maisons
6 raisons de multidiffuser les terrains+maisons6 raisons de multidiffuser les terrains+maisons
6 raisons de multidiffuser les terrains+maisonsLea Ubiflow
 
Dossier Newsletter Juin
Dossier Newsletter JuinDossier Newsletter Juin
Dossier Newsletter JuinLea Ubiflow
 
Stratégie : pourquoi les e-commerçants doivent passer au cross-canal ?
Stratégie : pourquoi les e-commerçants doivent passer au cross-canal ?Stratégie : pourquoi les e-commerçants doivent passer au cross-canal ?
Stratégie : pourquoi les e-commerçants doivent passer au cross-canal ?Christian Radmilovitch
 

Viewers also liked (20)

13.0601.0003 oni susilowati
13.0601.0003  oni susilowati13.0601.0003  oni susilowati
13.0601.0003 oni susilowati
 
13.0601.0037 iin rafiah
13.0601.0037  iin rafiah13.0601.0037  iin rafiah
13.0601.0037 iin rafiah
 
13.0601.0043 anita mahya
13.0601.0043 anita mahya13.0601.0043 anita mahya
13.0601.0043 anita mahya
 
13.0601.0032 hasna miftakhul safitri
13.0601.0032  hasna miftakhul safitri13.0601.0032  hasna miftakhul safitri
13.0601.0032 hasna miftakhul safitri
 
13.0601.0004 deby octaviana
13.0601.0004 deby octaviana13.0601.0004 deby octaviana
13.0601.0004 deby octaviana
 
13.0601.0025 suryaningsih
13.0601.0025  suryaningsih13.0601.0025  suryaningsih
13.0601.0025 suryaningsih
 
13.0601.0030 ganda ardi pameling
13.0601.0030  ganda ardi pameling13.0601.0030  ganda ardi pameling
13.0601.0030 ganda ardi pameling
 
13.0601.0005 siti nurhayati
13.0601.0005  siti nurhayati13.0601.0005  siti nurhayati
13.0601.0005 siti nurhayati
 
13.0601.0007 dewi puspita sari
13.0601.0007  dewi puspita sari13.0601.0007  dewi puspita sari
13.0601.0007 dewi puspita sari
 
13.0601.0028 azizatul laily
13.0601.0028 azizatul laily13.0601.0028 azizatul laily
13.0601.0028 azizatul laily
 
13.0601.0038 hida dwi ning tyas
13.0601.0038  hida dwi ning tyas13.0601.0038  hida dwi ning tyas
13.0601.0038 hida dwi ning tyas
 
13.0601.0015 widiawati
13.0601.0015  widiawati13.0601.0015  widiawati
13.0601.0015 widiawati
 
13.0601.0016 dita aditya n
13.0601.0016  dita aditya n13.0601.0016  dita aditya n
13.0601.0016 dita aditya n
 
13.0601.0046 diah utami
13.0601.0046 diah utami13.0601.0046 diah utami
13.0601.0046 diah utami
 
SAP hipertensi
SAP hipertensiSAP hipertensi
SAP hipertensi
 
Makalah bumil trimester 2 &3
Makalah bumil trimester 2 &3Makalah bumil trimester 2 &3
Makalah bumil trimester 2 &3
 
13.0601.0023 fajriah siti nurisni
13.0601.0023  fajriah siti nurisni13.0601.0023  fajriah siti nurisni
13.0601.0023 fajriah siti nurisni
 
6 raisons de multidiffuser les terrains+maisons
6 raisons de multidiffuser les terrains+maisons6 raisons de multidiffuser les terrains+maisons
6 raisons de multidiffuser les terrains+maisons
 
Dossier Newsletter Juin
Dossier Newsletter JuinDossier Newsletter Juin
Dossier Newsletter Juin
 
Stratégie : pourquoi les e-commerçants doivent passer au cross-canal ?
Stratégie : pourquoi les e-commerçants doivent passer au cross-canal ?Stratégie : pourquoi les e-commerçants doivent passer au cross-canal ?
Stratégie : pourquoi les e-commerçants doivent passer au cross-canal ?
 

Similar to Penggunaan obat rasional

412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx
412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx
412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptxMFerdyYahyaRamadhan
 
Keselamatan Pemakaian Obat.ppt
Keselamatan Pemakaian Obat.pptKeselamatan Pemakaian Obat.ppt
Keselamatan Pemakaian Obat.pptMeliAnti5
 
Penggunaan Obat Rasional.pptx
Penggunaan Obat Rasional.pptxPenggunaan Obat Rasional.pptx
Penggunaan Obat Rasional.pptxYenny Tanjung
 
Pelayanan farmasi klinik
Pelayanan farmasi klinik Pelayanan farmasi klinik
Pelayanan farmasi klinik Sri Suratini
 
3-6peran komunikasi farmasi..ppt
3-6peran komunikasi farmasi..ppt3-6peran komunikasi farmasi..ppt
3-6peran komunikasi farmasi..pptAsepSaepudin211095
 
9. Pemantauan Terapi Obat-PTO1.pptx
9. Pemantauan Terapi Obat-PTO1.pptx9. Pemantauan Terapi Obat-PTO1.pptx
9. Pemantauan Terapi Obat-PTO1.pptxssusercd3bde
 
MAjalah yang baik adalah majalah yang berisi
MAjalah yang baik adalah majalah yang berisiMAjalah yang baik adalah majalah yang berisi
MAjalah yang baik adalah majalah yang berisiRirin279049
 
Peran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatanPeran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatanCahya
 
Konseling dan pio nada
Konseling dan pio nadaKonseling dan pio nada
Konseling dan pio nadaSapan Nada
 
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang OnkologiFarmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang OnkologiNesha Mutiara
 
DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs))))))))..pdf
DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs))))))))..pdfDRUG RELATED PROBLEMS (DRPs))))))))..pdf
DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs))))))))..pdflydiaevangelist15
 
Pertemuan Ke 5 SWAMEDIKASI.ppt
Pertemuan Ke 5 SWAMEDIKASI.pptPertemuan Ke 5 SWAMEDIKASI.ppt
Pertemuan Ke 5 SWAMEDIKASI.pptErinFarlina
 
4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................
4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................
4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................ssuser72b568
 
Tuberkulosis (TBC) dengan program DOTS
Tuberkulosis (TBC) dengan program DOTSTuberkulosis (TBC) dengan program DOTS
Tuberkulosis (TBC) dengan program DOTSVita Valery
 
Materi_Dr.dr._Arifa,_M.Si1.ppt departemen farmakologi
Materi_Dr.dr._Arifa,_M.Si1.ppt departemen farmakologiMateri_Dr.dr._Arifa,_M.Si1.ppt departemen farmakologi
Materi_Dr.dr._Arifa,_M.Si1.ppt departemen farmakologiarifhidayat240193
 
Pemantauan Terapi Obat
Pemantauan Terapi ObatPemantauan Terapi Obat
Pemantauan Terapi Obatnisha althaf
 

Similar to Penggunaan obat rasional (20)

POR .pptx
POR .pptxPOR .pptx
POR .pptx
 
412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx
412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx
412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx
 
Keselamatan Pemakaian Obat.ppt
Keselamatan Pemakaian Obat.pptKeselamatan Pemakaian Obat.ppt
Keselamatan Pemakaian Obat.ppt
 
Penggunaan Obat Rasional.pptx
Penggunaan Obat Rasional.pptxPenggunaan Obat Rasional.pptx
Penggunaan Obat Rasional.pptx
 
Penggunaan obat rasional
Penggunaan obat rasionalPenggunaan obat rasional
Penggunaan obat rasional
 
Pelayanan farmasi klinik
Pelayanan farmasi klinik Pelayanan farmasi klinik
Pelayanan farmasi klinik
 
3-6peran komunikasi farmasi..ppt
3-6peran komunikasi farmasi..ppt3-6peran komunikasi farmasi..ppt
3-6peran komunikasi farmasi..ppt
 
9. Pemantauan Terapi Obat-PTO1.pptx
9. Pemantauan Terapi Obat-PTO1.pptx9. Pemantauan Terapi Obat-PTO1.pptx
9. Pemantauan Terapi Obat-PTO1.pptx
 
MAjalah yang baik adalah majalah yang berisi
MAjalah yang baik adalah majalah yang berisiMAjalah yang baik adalah majalah yang berisi
MAjalah yang baik adalah majalah yang berisi
 
Peran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatanPeran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatan
 
VISITE
VISITEVISITE
VISITE
 
Konseling dan pio nada
Konseling dan pio nadaKonseling dan pio nada
Konseling dan pio nada
 
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang OnkologiFarmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
 
DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs))))))))..pdf
DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs))))))))..pdfDRUG RELATED PROBLEMS (DRPs))))))))..pdf
DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs))))))))..pdf
 
Pertemuan Ke 5 SWAMEDIKASI.ppt
Pertemuan Ke 5 SWAMEDIKASI.pptPertemuan Ke 5 SWAMEDIKASI.ppt
Pertemuan Ke 5 SWAMEDIKASI.ppt
 
Swamedikasi
SwamedikasiSwamedikasi
Swamedikasi
 
4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................
4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................
4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................
 
Tuberkulosis (TBC) dengan program DOTS
Tuberkulosis (TBC) dengan program DOTSTuberkulosis (TBC) dengan program DOTS
Tuberkulosis (TBC) dengan program DOTS
 
Materi_Dr.dr._Arifa,_M.Si1.ppt departemen farmakologi
Materi_Dr.dr._Arifa,_M.Si1.ppt departemen farmakologiMateri_Dr.dr._Arifa,_M.Si1.ppt departemen farmakologi
Materi_Dr.dr._Arifa,_M.Si1.ppt departemen farmakologi
 
Pemantauan Terapi Obat
Pemantauan Terapi ObatPemantauan Terapi Obat
Pemantauan Terapi Obat
 

More from Selvia Agueda

penyakit yang disebabkan oleh bakteri
penyakit yang disebabkan oleh bakteripenyakit yang disebabkan oleh bakteri
penyakit yang disebabkan oleh bakteriSelvia Agueda
 
13.0601.0045 wisnu abdi santoso
13.0601.0045  wisnu abdi santoso13.0601.0045  wisnu abdi santoso
13.0601.0045 wisnu abdi santosoSelvia Agueda
 
13.0601.0044 fitri jayanti
13.0601.0044  fitri jayanti13.0601.0044  fitri jayanti
13.0601.0044 fitri jayantiSelvia Agueda
 
13.0601.0042 novia sofiyanti
13.0601.0042  novia sofiyanti13.0601.0042  novia sofiyanti
13.0601.0042 novia sofiyantiSelvia Agueda
 
13.0601.0041 saprida apriani
13.0601.0041  saprida apriani13.0601.0041  saprida apriani
13.0601.0041 saprida aprianiSelvia Agueda
 
13.0601.0040 candra satrio
13.0601.0040  candra satrio13.0601.0040  candra satrio
13.0601.0040 candra satrioSelvia Agueda
 
13.0601.0039 dekry anisa wulandari
13.0601.0039 dekry anisa wulandari13.0601.0039 dekry anisa wulandari
13.0601.0039 dekry anisa wulandariSelvia Agueda
 
13.0601.0036 eka mardiyanti
13.0601.0036 eka mardiyanti13.0601.0036 eka mardiyanti
13.0601.0036 eka mardiyantiSelvia Agueda
 
13.0601.0035 ririn setyowati
13.0601.0035  ririn setyowati13.0601.0035  ririn setyowati
13.0601.0035 ririn setyowatiSelvia Agueda
 
13.0601.0034 rizki ulfa alana
13.0601.0034  rizki ulfa alana13.0601.0034  rizki ulfa alana
13.0601.0034 rizki ulfa alanaSelvia Agueda
 
13.0601.0033 oktavia indri h
13.0601.0033  oktavia indri h13.0601.0033  oktavia indri h
13.0601.0033 oktavia indri hSelvia Agueda
 
13.0601.0029 odji riswanda saputra
13.0601.0029  odji riswanda saputra13.0601.0029  odji riswanda saputra
13.0601.0029 odji riswanda saputraSelvia Agueda
 
13.0601.0024 nur azizah
13.0601.0024  nur azizah13.0601.0024  nur azizah
13.0601.0024 nur azizahSelvia Agueda
 
13.0601.0022 yuliana saputri
13.0601.0022  yuliana saputri13.0601.0022  yuliana saputri
13.0601.0022 yuliana saputriSelvia Agueda
 
13.0601.0021 annastasia d. w. p.
13.0601.0021 annastasia d. w. p.13.0601.0021 annastasia d. w. p.
13.0601.0021 annastasia d. w. p.Selvia Agueda
 
13.0601.0020 lisa dwi aristiani
13.0601.0020  lisa dwi aristiani13.0601.0020  lisa dwi aristiani
13.0601.0020 lisa dwi aristianiSelvia Agueda
 
Ide Mutu Steve Jobs 13.0601.0019 selvia andreyani
Ide Mutu Steve Jobs 13.0601.0019  selvia andreyaniIde Mutu Steve Jobs 13.0601.0019  selvia andreyani
Ide Mutu Steve Jobs 13.0601.0019 selvia andreyaniSelvia Agueda
 
13.0601.0017 pebriyanti
13.0601.0017 pebriyanti13.0601.0017 pebriyanti
13.0601.0017 pebriyantiSelvia Agueda
 

More from Selvia Agueda (19)

penyakit yang disebabkan oleh bakteri
penyakit yang disebabkan oleh bakteripenyakit yang disebabkan oleh bakteri
penyakit yang disebabkan oleh bakteri
 
ide mutu
ide mutuide mutu
ide mutu
 
13.0601.0045 wisnu abdi santoso
13.0601.0045  wisnu abdi santoso13.0601.0045  wisnu abdi santoso
13.0601.0045 wisnu abdi santoso
 
13.0601.0044 fitri jayanti
13.0601.0044  fitri jayanti13.0601.0044  fitri jayanti
13.0601.0044 fitri jayanti
 
13.0601.0042 novia sofiyanti
13.0601.0042  novia sofiyanti13.0601.0042  novia sofiyanti
13.0601.0042 novia sofiyanti
 
13.0601.0041 saprida apriani
13.0601.0041  saprida apriani13.0601.0041  saprida apriani
13.0601.0041 saprida apriani
 
13.0601.0040 candra satrio
13.0601.0040  candra satrio13.0601.0040  candra satrio
13.0601.0040 candra satrio
 
13.0601.0039 dekry anisa wulandari
13.0601.0039 dekry anisa wulandari13.0601.0039 dekry anisa wulandari
13.0601.0039 dekry anisa wulandari
 
13.0601.0036 eka mardiyanti
13.0601.0036 eka mardiyanti13.0601.0036 eka mardiyanti
13.0601.0036 eka mardiyanti
 
13.0601.0035 ririn setyowati
13.0601.0035  ririn setyowati13.0601.0035  ririn setyowati
13.0601.0035 ririn setyowati
 
13.0601.0034 rizki ulfa alana
13.0601.0034  rizki ulfa alana13.0601.0034  rizki ulfa alana
13.0601.0034 rizki ulfa alana
 
13.0601.0033 oktavia indri h
13.0601.0033  oktavia indri h13.0601.0033  oktavia indri h
13.0601.0033 oktavia indri h
 
13.0601.0029 odji riswanda saputra
13.0601.0029  odji riswanda saputra13.0601.0029  odji riswanda saputra
13.0601.0029 odji riswanda saputra
 
13.0601.0024 nur azizah
13.0601.0024  nur azizah13.0601.0024  nur azizah
13.0601.0024 nur azizah
 
13.0601.0022 yuliana saputri
13.0601.0022  yuliana saputri13.0601.0022  yuliana saputri
13.0601.0022 yuliana saputri
 
13.0601.0021 annastasia d. w. p.
13.0601.0021 annastasia d. w. p.13.0601.0021 annastasia d. w. p.
13.0601.0021 annastasia d. w. p.
 
13.0601.0020 lisa dwi aristiani
13.0601.0020  lisa dwi aristiani13.0601.0020  lisa dwi aristiani
13.0601.0020 lisa dwi aristiani
 
Ide Mutu Steve Jobs 13.0601.0019 selvia andreyani
Ide Mutu Steve Jobs 13.0601.0019  selvia andreyaniIde Mutu Steve Jobs 13.0601.0019  selvia andreyani
Ide Mutu Steve Jobs 13.0601.0019 selvia andreyani
 
13.0601.0017 pebriyanti
13.0601.0017 pebriyanti13.0601.0017 pebriyanti
13.0601.0017 pebriyanti
 

Penggunaan obat rasional

  • 1. Fetti Nurbuah Lisa Wahyuningrum Nur Indah Pratiwi Selvia Andreyani Annastasia D. W. P. Candra Satrio Ganda Ardi Pameling Saprida Apriani Iin Rafiah Dekri Anisa
  • 2. bahan atau panduan bahan- bahan yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan, diagnosis, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan, dan kontrasepsi termasuk produk biologi
  • 3. Pengobatan dapat disebut rasional apabila pasien menerima terapi yang tepat sesuai dengan kebutuhan kliniknya, sesuai dengan dosis yang dibutuhkannya, pada periode waktu yang adekuat, dan dengan harga yang terjangkau untuk pasien dan masyarakat (WHO,1985).
  • 4. Persyaratan Penggunaan obat rasional Menurut WHO 1985 pengobatan rasional bila: Pasien menerima obat yang sesuai dengan kebutuhannya. Untuk periode yang adekuat. Dengan harga yang paling murah untuknya dan masyarakat.
  • 5. Secara praktis penggunaan obat dikatakan rasional jika memenuhi kriteria Tepat diagnosis Sesuai dengan indikasi penyakit Tepat pemilihan obat Tepat Dosis Tepat cara pemberian Tepat interval waktu pemberian Tepat lama pemberian Waspada terhadap efek samping Penilaian terhadap kondisi pasien Tepat Informasi Tepat dalam melakukan upaya tindak lanjut Obat yang Efektif, aman, dan mutu terjamin dan terjangkau Tepat Penyerahan obat Pasien patuh terhadap perintah pengobatan yang dibutuhkan
  • 6. Tepat diagnosis Penggunaan obat disebut rasional jika diberikan untuk diagnosis yang tepat. Jika diagnosis tidak ditegakkan dengan benar maka pemilihan obat akan terpaksa mengacu pada diagnosis yang keliru tersebut. Akibatnya obat yang diberikan juga tidak akan sesuai dengan seharusnya.
  • 7. Sesuai dengan indikasi penyakit Ketepatan indikasi berkaitan dengan penentuan perlu tidaknya suatu obat diberiakan pada suatu kasus tertentu (Sastramihardja, 1997).
  • 8. Tepat pemilihan obat. Keputusan untuk melakukan upaya terapi diambil setelah diagnosis ditegakkan dengan benar. Dengan demikian obat yang dipilih haruslah yang memiliki efek terapi sesuai dengan spectrum penyakit. Berkaitan dengan pemilihan kelas terapi dan jenis obat berdasarkan pertimabangan manfaat, keamanan, harga, dan mutu. Sebagai acuannya bisa digunakan buku pedoman pengobatan. (Sastramiharja 1997).
  • 9. Tepat Dosis Pemberian dosis yang berlebihan, khususnya untuk obat yang dengan rentang terapi yang sempit misalnya theofilin akan sangat berisiko timbulnya efek samping. Sebaliknya dosis yang terlau kecil tidak akan menjamin tercapainya kadar terapi yang diharapkan (Anomia 2006).
  • 10. Tepat cara pemberian antibiotik tidak boleh dicampur dengan susu karena akan membentuk ikatan sehingga menjadi tidak dapat diabsorbsi dan menurunkan efektifitasnya. Cara pemberian obat memerlukan pertimbangan farmakokinetik, yaitu cara atau rute pemberian, besar dosis, frekuensi pemberian dan lama pemberian, sampai ke pemilihan cara pemakaian yang paling mudah diikuti pasien, aman dan efektif untuk pasien.
  • 11. Tepat interval waktu pemberian Cara memberikan obat hendaknya dibuat sesederhana mungkin dan praktis agar mudah ditaati oleh pasien. Makin sering frekuensi pemberian obat perhari (misalnya 4 kali sehari) maka semakin rendah tingkat ketaatan pasien untuk minum obat.
  • 12. Tepat lama pemberian Lama pemberian obat itu harus sesuai dengan penyakitnya masing- masing. Untuk tuberculosis lama pemberian paling singkat 6 bulan. Lama pemberian kloramfenikol pada demam tifoid adalah 10 – 14 hari.
  • 13. Waspada terhadap efek samping Pemberian obat potensial menimbulkan efek samping yaitu efek yang tidak diinginkan yang timbul pada pemberian obat dengan dosis terapi. karena itu muka merah setelah pemberian atropine bukan alergi tetapi efek samping sehubungan vasodilatasi pembuluh darah di wajah.
  • 14. Penilaian terhadap kondisi pasien Ketepatan penilaian diperlukan terhadap kontraindikasi, pengaruh faktor konstitusi penyakit penyerta dan riwayat alergi, respon individu terhadap efek obat sangat beragam, misalnya pada penderita kelainan ginjal, pemberian aminoglikosida sebaiknya dihindarkan karena resiko terjadinya nefrotoksik pada kelompok ini secara bermakna.
  • 15. Tepat Informasi Ketepatan informasi menyangkut informasi cara penggunaan obat, efek samping obat dan cara penanggulangannya serta pengaruh kepatuhan terhadap hasil pengobatan. Informasi yang tepat dan benar dalam penggunaan obat sangat penting dalam menunjang keberhasilan terapi.
  • 16. Tepat dalam melakukan upaya tindak lanjut Tepat tindak lanjut maksudnya pada saat memutuskan pemberian terapi harus sudah dipertimbangkan upaya tindak lanjut yang diperlukan, misalnya jika pasien tidak sembuh atau mengalami efek samping. Jika terjadi seperti ini maka dosis obat perlu ditinjau ulang atau bisa saja obatnya diganti.
  • 17. Obat yang Efektif, aman, dan mutu terjamin dan terjangkau Untuk efektif, aman, dan terjangkau digunakan obat – obat dalam daftar obat essensial. Pemilihan batt dalam daftar obat essensial didahulukan dengan mempertimbangkan efektivitas, keamanan, dan harganya oleh para pakar dibidang pengobatan dan klinis.
  • 18. Tepat Penyerahan obat Penggunaan obat rasional melibatkan juga dispenser sebagai penyerah obat dan pasien sebagai konsumen. Pada saat resep dibawa ke apotik atau tempat penyerahan obat di puskesmas, apoteker atau asisten apoteker atau petugas penyerah obat akan melaksanakan perintah dokter atau peresep yang ditulis pada lembar resep ntuk kemudian diberikan kepada pasien.
  • 19. Pasien patuh terhadap perintah pengobatan yang dibutuhkan Pasien patuh terhadap perintah pengobatan yang dibutuhkan maksudnya pemberian obat dalam jangka waktu lama tanpa informasi/ supervisi tentu saja akan menurunkan ketaatan penderita. Kegagalan pengobatan tuberkulosis secara nasional menjadi salah satu bukti bahwa terapi jangka panjang tanpa disertai informasi/ supervisi yang memadai tidak akan pernah memberikan hasil seperti yang diharapkan.
  • 20.
  • 21. Dampak pada mutu pengobatan dan pelayanan. Penderita ISPA non pneumonia pada anak sering diberikan antibiotik
  • 22. Dampak terhadap biaya pengobatan. Penggunaan obat tanpa indikasi yang jelas, atau pemberian obat untuk keadaan yang sama sekali tidak memerlukan terapi obat
  • 23. Dampak terhadap kemungkinan efek samping dan efek lain yang tidak diharapkan. Terjadinya resistensi kuman terhadap antibiotik merupakan salah satu akibat dari pemakaian antibiotik yang berlebihan (over prescribing), maupun pemberian yang bukan indikasi (misalnya infeksi yang disebabkan oleh virus).
  • 24. Dampak terhadap mutu ketersediaan obat. keluhan demam,batuk dan pilek mendapatkan antibiotik untuk rata-rata 3 hari pemberian
  • 25.
  • 26. 1. Pembuat resep (dokter), dokter yang kurang pengetahuan, ketrampilan dan tidak percaya diri, pengalaman praktek sehari-hari yang keliru, aktivitas promosi yang bias dari industri farmasi, tekanan permintaan dari pasien, generalisasi pengobatan penyakit, waktu diagnosa yang terbatas 2. Pasien/masyarakat; ketidaktahuan terapi pengobatan, pengalaman sebelumnya yang salah (misalnya, pasien yang pernah mengalami diare dan sembuh setelah disuntik maka saat diare lagi maka pasien pun minta disuntik)
  • 27. 3. Sistem perencanaan dan pengelolaan obat 4. Kebijaksanaan obat dan pelayanan kesehatan 5. Lain-lain misalnya informasi dan iklan obat, persaingan praktek dan memberikan pengobatan yang sesuai dengan permintaan pasien.
  • 28.
  • 29. 1. Pemberian obat bagi penderita yang tidak memerlukan obat (obat tanpa indikasi) 2. Pemakaian obat yang tidak sesuai indikasi penyakit 3. Pemakaian obat yang tidak sesuai anjuran 4. Obat dengan toksisitas tinggi sementara obat lain yang lebih aman tidak digunakan 5. Pemakaian obat dengan harga mahal 6. Obat yang belum secara ilmiah terbukti manfaat dan keamanannya 7. Pemakaian obat yang jelas-jelas mempengaruhi kebiasaan atau persepsi keliru dari masyarakat terhadap pengobatan