SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
MUAL
MUNTAH
STUDI KASUS FARKOTERAPI
NAMA ANGGOTA KELOMPOK 1
Angela Merici 132210101001
Marsalita Irine P. 132210101002
Vabella Eka R. 132210101003
Qurnia Wahyu F. 132210101004
Herlina Ekawati 132210101005
Putri Sakinah 132210101007
Nurul Shalikha 132210101011
Elsa Dwi 132210101013
Linda Hadi S 132210101015
pergerakan lambung, yaitu pergerakan yang sulit
pada rongga perut dan otot-otot di rongga dada.
Mual
pengeluaran paksa isi dalam perut dengan kekuatan penuh,
disebabkan oleh gerakan peristaltik kembali Gastro Intestinal,
gerakan ini memerlukan koordinasi kontraksi dari otot perut,
pylorus dan antrum, kenaikan cardiagastric, menurunkan
tekanan dan dilatasi esophageal (DiPiro dan Taylor, 2005).
Mun
tah
Chemotherapy Induced Nausea
and Vomiting (CINV).
PATOFISIOLOGI MUAL
MUNTAH
Beberapa mekanisme patofisiologi diketahui menyebabkan mual muntah yaitu
pada kumpulan saraf-saraf yang berlokasi di medulla oblongata.
Saraf –saraf ini menerima input dari :
 Chemoreceptor Trigger Zone (CTZ) di area postrema
 Sistem vestibular (yang berhubungan dengan mabuk darat dan mual karena
penyakit telinga tengah)
 Nervus vagus (yang membawa sinyal dari traktus gastrointestinal)
 Sistem spinoreticular (yang mencetuskan mual yang berhubungan dengan cedera
fisik)
 Nukleus traktus solitarius (yang melengkapi refleks dari gag refleks)
ETIOLOGI
 Penyakit psikogenik
 Proses-proses sentral (misal : tumor otak)
 Proses sentral tak langsung (misal : obat-obatan, kehamilan)
 Penyakit perifer (misal : peritonitis)
 Iritasi lambung atau usus (Walsh, 1997: 310).
STUDI KASUS
KJ adalah seorang peremuan berusia 65 tahun. Dia datang ke klinik kanker untuk menjalani
kemoterapi yang pertama. Dia Didiagnosa kanker ovarium stage II. Dia direncanakan akan
menerima kemoterapi sebanyak 5 kali dengan regimen Carboplatin dan Paclitaxel (Carboplatin
AUC 6 IV selama 30 menit setiap 21 hari sekali + Paclitaxel 175 mg/ m2 i.v selama 3 jam setiap
21 hari sekali). Pada hari pertama kemoterapi dia mendapatkan obat sebagai berikut:
 Carboplatin AUC 6 i.v selama 30 menit
 Paclitaxel 175 mg/ m2 i.v. selama 3 jam
 Ondensetron 24 mg p.o. 30 menit sebelum chemotheraphy
 Dipenhydramine 25 mg i.v. 30 menit sesudah chemotherapy
 Ny. KJ juga mendapatkan resep:
 Ondensetron 8 mg p.o. setiap 6 jam jika mual muntah
 Metclopraminde + dexamathasone selama 4 hari
Yaitu pertumbuhan sel-sel asing yang
berbahaya pada beberapa bagian dari
ovarium. Ovarium adalah organ reproduktif
wanita, dimana sel telur berkembang.
Umumnya kanker ovarium diklasifikasikan
sebagai epithelial dan tumbuh dari
permukaan ovarium.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KANKER OVARIUM
• Biasanya wanita usia>63thn
Usia
• menstruasi usia <12 thn
• Tdk punya anak
• Memiliki anak usia >30 thn
• menopause usia >50 tahun
Sejarah reproduksi
• Konsumsi clomiphene citrate dalam waktu lama
obt penyubur
kehamilan
• resiko mengidap > tinggi
Sejarah keluarga
terkena kanker
• gemuk atau yang malas bergerak
Obesitas
• penyebab kanker ovarium
mutasi gen BRCA1
atau BRCA2
Kemoterapi merupakan salah satu modalitas pengobatan pada
kanker secara sistemik yang sering dipilih terutama untuk mengatasi kanker
stadium lanjut, local maupun metastatis.
Kemoterapi sangat penting dan dirasakan besar manfaatnya karena
bersifat sistemik mematikan/membunuh sel-sel kanker dengan cara
pemberian melalui infuse, dan sering menjadi pilihan metode efektif dalam
mengatasi kanker terutama kanker stadium lanjut local (Desen, 2008).
Teknik pemberian kemoterapi ditentukan dari jenis keganasan dan jenis
obat yang diperlukan (Adiwijono,2006).
OBAT UNTUK PASIEN KEMOTERAPI
Pada pasien kemo digunakan dua atau lebih obat sebagai suatu
kombinasi.
Alasan terapi kombinasi: untuk menggunakan obat yang bekerja
pada bagian yang berbeda dari proses metabolisme sel, sehingga
akan meningkatkan kemungkinan dihancurkannya jumlah sel-sel
kanker. Selain itu, efek samping yang berbahaya dari kemoterapi
dapat dikurangi jika obat dengan efek beracun yang berbeda
digabungkan, masing-masing dalam dosis yang lebih rendah dari
pada dosis yang diperlukan jika obat itu digunakan tersendiri.
CONTOH resimen kemoterapi untuk kanker ovarium adalah
 paclitaxel-carboplatin
 paclitaxel-cisplatin
Ny. KJ menjalankan terapi kemoterapi untuk pengobatan kanker
ovarium yang dia derita. Digunakan kombinasi obat Carboplatin AUC
6 i.v selama 30 menit dan Paclitaxel 175 mg/ m2 i.v. selama 3 jam.
Kedua obat tersebut adalah golongan obat sitotoksik yang
merupakan pilihan utama dalam pengobatan kanker menggunakan
kemoterapi (first line therapy) karena keduanya memiliki efek
sinergis untuk menghambat pertumbuhan dan penyebaran sel-sel
kanker.
CARBOPLATIN
Indikasi : terapi kanker ovarium stadium lanjut
Dosis
• dewasa 400 mg/m2
sebagai infes iv tunggal
selama 15-60
menit.terapi tidak boleh
diulangi s/d 4 minggu
sesudah pemberian
dosis sebelumnya
Efek Samping
• supresi sum-sum tulang
,leucopenia,
trombositopenia,
anemia, mual dan
muntah, diare,
konstipasi, peningkatan
bersihan
kreatinin,peningkatan
asam urat, nitrogen urea
darah dan kreatinin
serum.neuropati perifer,
disgeusia, ototoksisitas,
peningkatan enzim hati,
reaksi alergi,
alopesia,sindroma
menyerupai flu,reaksi
pada tempat injeksi
Mekanisme Kerja
• obat ini merupakan
suatu agen kemoterapi
berbasis platinum yang
mengikat atom amonia
dan 1,1-
cyclobutanedicarboxylat.
Obat ini bekerja merusak
sel-sel kanker dengan
mengganggu DNA
melalui intra strand antar
cross link dan protein
DNA cross link sehingga
dapat mencegah
pembelahan sel kanker
dan juga
pertumbuhannya.
PACLITAXEL
Indikasi : terapi untuk kanker ovarium dan kanker payudara yang sudah
bermetastasis
Dosis
• monoterapi 175
mg/m2 secara infuse
iv selama 3 jam tiap
3 minggu.terapi
kombinasi 175
mg/m2 secara infuse
iv selama 3 jam tiap
3 minggu ,diikuti
dengan pemberian
komponen platinum
atau 135mg/m2
secara infuse iv
selama 24 jam diikuti
dengan pemberian
komponen platinum
Efek Samping
• reaksi
hipersensitivitas,
neutropenia,
trombositopenia,
anemia, infeksi
misalnya pada
pernapasan, ISK
& sepsis,hipotensi
dan bradikardi,
aritmia,blok AV,
kelainan EKG
Mekanisme Kerja
• Obat akan menembus membran
sel dan berinteraksi dengan
berbagai substansi dan molekul
regulator pada reseptor
mikotubulus di sitoplasma
sehingga menyebabkan
distorsi/kerusakan mikrotubulus.
Sinyal ini kemudian ditangkap
oleh penginduksi tumor
suppressor gene p53 pada
nukleus dan Cyclin Dependent
Kinase Inhibitor agar siklus sel
berhenti pada fase G2/M untuk
memperbaiki kerusakan
mikrotubulus. Bila kerusakan
tersebut tidak bisa diperbaiki
maka akan terjadi peningkatan
faktor-faktor pro-apoptosis (Bax,
Bak, Bim, Bok, Bad) dan
penurunan faktor-faktor
antiapoptosis (Bcl-2 dan Bcl-x) di
mitokrodria dan mengaktivasi
sitokrom C, APAF-1 dan caspase
9 untuk terjadinya proses
apoptosis
TERAPI NON FARMAKOLOGI
 Pasien dengan keluhan ringan,mungkin berkaitan dengan konsumsi makanan
dan minuman di anjurkan untuk menghindari masuknya makanan
 Intervensi non farmakologi di klasifikasikan sebagai intervensi perilaku
termasuk relaksasi,biofeedback,self-hypnosis, distraksi kognitif dan
desensitisasi sistematik.
 Muntah psikogenik mungkin diatasi dengan intervensi psikologik.
TERAPI FARMAKOLOGI
1. ONDANSETRON
Indikasi :
Untuk menangani mual dan muntah yang diinduksi oleh obat kemoterapi dan
radioterapi sitotoksik, pencegahan mual dan muntah pasca operasi, narfoz
sebaiknya tidak digunakan pada keadaan mual atau muntah karena sebab lain.
Kontra indikasi:
narfoz jangan diberikan kepada penderita yang hipersensitif atau alergi terhadap
Ondansetron.
Efek samping :
Efek samping yang biasanya terjadi adalah sakit kepala, sensasi kemerahan atau
hangat pada kepala dan epigastrium, gangguan irama jantung.
Mekanisme kerja :
Ondansetron termasuk kelompok obat Antagonis serotonin 5-HT3, yang bekerja
dengan menghambat secara selektif serotonin 5-hydroxytriptamine (5HT3)
berikatan pada reseptornya yang ada di CTZ (chemoreseceptor trigger zone) dan
di saluran cerna.
Dosis :
30 menit sebelum kemoterapi. Diberikan 30 menit sebelum kemoterapi.
2.DIPENHIDRAMIN
Indikasi : antihistamin
Efek samping :
sedative,hipotensi,mengantuk,pusing,gangguan koordinasi, sakit kepala,kelelahan,
insomnia.
Mekanisme kerja :
Dipenhidramin berkompetisi dengan histamine bebas untuk mengikat reseptor
H1.obat ini bersifat antagonis kompetitif terhadap efek histamine pada saluran
GI,uterus,pembuluh darah besar,dan otot bronchial.penghambatan reseptor H1 juga
menekan pembentukan edema, panas gatal yang di sebabkan histamine
Dosis :
10 gram secara intravena. Pemberian 30-60 menit sebelum kemoterapi
Onset :
efek sedatif maksimum 1-3 jam
Durasi :
4-7 jam
3. FAMOTIDINE
Indikasi :
antikolinergik, tukak lambung dan tukak duodenum, refluks esofagitis,
Dosis :
20 mg tiap 6 jam (dosis lebih tinggi pada pasien yang sebelumnya telah menggunakan
antagonis reseptor H2 lain)
Efek samping :
kebiasaan buang air besar berubah,pusing,ruam kulit, letih, keadaan bingung yang reversible,
sakit kepala, jarang terjadi gangguan darah, nyeri otot atau sendi, hipersensitivitas,bradikardi
dan blok AV,nefritis interstitial dan pankreatiti akut,ginekomastia kadang-kadang. Pasien
mengalami gejala mual dan muntah sebagai efek samping dari kemotrapi yang dijalaninya
Mekanisme kerja :
Famotidin bekerja dengan menghambat secara kompetitif reseptor histamin H2 menghambat
kerja histamin secara kompetitif pada reseptor H2 dan mengurangi sekresi asam lambung.
4. METOKLOPRAMINDE
Indikasi :
meningkatkan tonus stingfer esophagus,membantu pengosongan lambung dan
meningkatkan perpindahan usus halus,kemungkinan lewat pelepasan asetilkolin.
Dosis :
Ini diberikan untuk pencegahan dan antisipasi efek samping pemberian iv
difenhidramin 20-50 mg
Mekanisme kerja :
Mekanisme yang pasti dari sifat antiemetik metoklopramida tidak jelas, tapi
mempengaruhi secara langsung CTZ (Chemoreceptor Trigger Zone) medulla yaitu
dengan menghambat reseptor dopamin pada CTZ
5. DEXAMATHASONE
Indikasi :
asma bronchial kronik, rhinitis alergi, dermatitis kontak dan atopic, alergi obat, serum
sickness, konjungtivitis alergi, keratitis.
Dosis :
8-20 mg secara intravena. Diberikan 30 menit sebelum kemoterapi
Efek samping :
retensi garam & cairan, susah BAK, gangguan pencernaan, nafsu makan meningkat,
hambatan pertumbuhan, gangguan haid, pelemasan otot.
Mekanisme kerja :
Mekanisme kerjanya berhubungan dengan mencegah pembentukan prostaglandin
dan merangsang pelepasan endorphin, yang mempengaruhi mood dan tingkat
ketenangan. Melalui mekanisme menghambat pelepasan prostaglandin secara
sentral sehingga terjadi penurunan kadar 5-HT3 di sistem saraf pusat, menghambat
pelepasan serotonin di saluran cerna sehingga tidak terjadi ikatan antara serotonin
dengan reseptor 5-HT3, pelepasan endorphin, dan anti inflamasi yang kuat di daerah
pembedahan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulmuthalib. 2006. Prinsip dasar terapi sistemik pada kanker, dalam Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi,
I., Simadibrata, M.K., & Setiati, S. (2006). Buku ajar ilmu penyakit dalam. (3 rd Ed.). (hlm 1879-1881).
Jakarta: Pusat Penerbit Departemen Penyakit Dalam FKUI
Adiwijono. 2006. Teknik-teknik pemberian kemoterapi, dalam Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I.,
Simadibrata, M.K., & Setiati, S. (2006). Buku ajar ilmu penyakit dalam. (3rd Ed.). Jakarta: Pusat Penerbit
Departemen Penyakit Dalam FKUI
Anonin. 2009. Informasi Spesialite Obat. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan
Chabner BA, Longo L. 2006. Cancer chemotherapy and biotherapy, principles and practice. 4th ed.
Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins
Davey, Patrick.2006. Kanker Payudara. Dalam: Davey, Patrick, ed. At a Glance. Medicine. Jakarta :
Penerbit Erlangga
Neal M.J. 2006. At Glance Farmakologi Medis Edisi V. Penerbit Erlangga.Jakarta
Pazdur. 2001. Mual dan Muntah PadaPasien dengan Kemoterapi. Diunduh di
http//www.scribd.com/doc/35152956/Evaluasi-Mual-Muntah-Paien-kemoterapi.html pada tanggal 10
N0vember 2014
Solimando, D.A.2003. Drug Information Handbook for Oncology. Ohio: Lexi-Comp, Inc.
Sukandar,E.Y dkk. 2008. ISO Farmakoterapi. Jakarta: PT.ISFIL
Tan. 2008. Obat-Obat Penting. Jakarta: PT. Alex Media Kompetindo
Walsh,T.D. 1997. Kapita Selekta Penyakit dan Terapi. Jakarta: EGC Buku Kedokteran

More Related Content

Similar to dokumen.tips_ppt-mual-muntah-study-kasus.pptx

Kasus farmakoterapi I
Kasus farmakoterapi IKasus farmakoterapi I
Kasus farmakoterapi IOppy Utriyani
 
ppt fartok 3 TB 2.pptx
ppt fartok 3 TB 2.pptxppt fartok 3 TB 2.pptx
ppt fartok 3 TB 2.pptxnurainpuyo
 
10._Pengkajian_resep_Afwah.pptx
10._Pengkajian_resep_Afwah.pptx10._Pengkajian_resep_Afwah.pptx
10._Pengkajian_resep_Afwah.pptxhasbulloh46
 
KB MODERN.pptx
KB MODERN.pptxKB MODERN.pptx
KB MODERN.pptxvenyAfre
 
174107021 penatalaksanaan-kegawatdaruratan-medik
174107021 penatalaksanaan-kegawatdaruratan-medik174107021 penatalaksanaan-kegawatdaruratan-medik
174107021 penatalaksanaan-kegawatdaruratan-medikSoraya Grenavada
 
Farmakoterapi_Mual_dan_Muntah.pptx
Farmakoterapi_Mual_dan_Muntah.pptxFarmakoterapi_Mual_dan_Muntah.pptx
Farmakoterapi_Mual_dan_Muntah.pptxProductDepartement
 
25504_FARMAKOTERAPI_Materi4.4) ULKUS PEPTIKUM.pptx
25504_FARMAKOTERAPI_Materi4.4) ULKUS PEPTIKUM.pptx25504_FARMAKOTERAPI_Materi4.4) ULKUS PEPTIKUM.pptx
25504_FARMAKOTERAPI_Materi4.4) ULKUS PEPTIKUM.pptxpriyono99
 
Uterotonica dan tocolytic
Uterotonica dan tocolyticUterotonica dan tocolytic
Uterotonica dan tocolyticdrRiyan1
 
Ppt antibiotik
Ppt antibiotikPpt antibiotik
Ppt antibiotikrula25
 
farmakoterapi hiperkontraksi uterus
farmakoterapi hiperkontraksi uterusfarmakoterapi hiperkontraksi uterus
farmakoterapi hiperkontraksi uteruswitanurma
 
Pio pioglitazone achmad fauzi al' amrie
Pio pioglitazone achmad fauzi al' amriePio pioglitazone achmad fauzi al' amrie
Pio pioglitazone achmad fauzi al' amrieAchmad Fauzi Al' Amrie
 
ppt miastenia gravis MG ppt miastenia gravis MG
ppt miastenia gravis MG ppt miastenia gravis MGppt miastenia gravis MG ppt miastenia gravis MG
ppt miastenia gravis MG ppt miastenia gravis MGmalisalukman
 
Penggunaan obat pada kehamilan dan menyusui
Penggunaan obat pada kehamilan dan menyusuiPenggunaan obat pada kehamilan dan menyusui
Penggunaan obat pada kehamilan dan menyusuiGilang Rizki
 
430151238-kelompok-1-uteroptxbbbbbbbbbbb
430151238-kelompok-1-uteroptxbbbbbbbbbbb430151238-kelompok-1-uteroptxbbbbbbbbbbb
430151238-kelompok-1-uteroptxbbbbbbbbbbbEviKardiana
 

Similar to dokumen.tips_ppt-mual-muntah-study-kasus.pptx (20)

Kasus farmakoterapi I
Kasus farmakoterapi IKasus farmakoterapi I
Kasus farmakoterapi I
 
242872084 injeksi-ketorolac
242872084 injeksi-ketorolac242872084 injeksi-ketorolac
242872084 injeksi-ketorolac
 
ppt fartok 3 TB 2.pptx
ppt fartok 3 TB 2.pptxppt fartok 3 TB 2.pptx
ppt fartok 3 TB 2.pptx
 
10._Pengkajian_resep_Afwah.pptx
10._Pengkajian_resep_Afwah.pptx10._Pengkajian_resep_Afwah.pptx
10._Pengkajian_resep_Afwah.pptx
 
KB MODERN.pptx
KB MODERN.pptxKB MODERN.pptx
KB MODERN.pptx
 
Ppt mual muntah
Ppt mual muntahPpt mual muntah
Ppt mual muntah
 
174107021 penatalaksanaan-kegawatdaruratan-medik
174107021 penatalaksanaan-kegawatdaruratan-medik174107021 penatalaksanaan-kegawatdaruratan-medik
174107021 penatalaksanaan-kegawatdaruratan-medik
 
Farmakoterapi_Mual_dan_Muntah.pptx
Farmakoterapi_Mual_dan_Muntah.pptxFarmakoterapi_Mual_dan_Muntah.pptx
Farmakoterapi_Mual_dan_Muntah.pptx
 
25504_FARMAKOTERAPI_Materi4.4) ULKUS PEPTIKUM.pptx
25504_FARMAKOTERAPI_Materi4.4) ULKUS PEPTIKUM.pptx25504_FARMAKOTERAPI_Materi4.4) ULKUS PEPTIKUM.pptx
25504_FARMAKOTERAPI_Materi4.4) ULKUS PEPTIKUM.pptx
 
Uterotonica dan tocolytic
Uterotonica dan tocolyticUterotonica dan tocolytic
Uterotonica dan tocolytic
 
Ppt antibiotik
Ppt antibiotikPpt antibiotik
Ppt antibiotik
 
farmakoterapi hiperkontraksi uterus
farmakoterapi hiperkontraksi uterusfarmakoterapi hiperkontraksi uterus
farmakoterapi hiperkontraksi uterus
 
Pio pioglitazone achmad fauzi al' amrie
Pio pioglitazone achmad fauzi al' amriePio pioglitazone achmad fauzi al' amrie
Pio pioglitazone achmad fauzi al' amrie
 
Kelompok annona muricata
Kelompok annona muricataKelompok annona muricata
Kelompok annona muricata
 
makalah kb
makalah kbmakalah kb
makalah kb
 
ppt miastenia gravis MG ppt miastenia gravis MG
ppt miastenia gravis MG ppt miastenia gravis MGppt miastenia gravis MG ppt miastenia gravis MG
ppt miastenia gravis MG ppt miastenia gravis MG
 
Penggunaan obat pada kehamilan dan menyusui
Penggunaan obat pada kehamilan dan menyusuiPenggunaan obat pada kehamilan dan menyusui
Penggunaan obat pada kehamilan dan menyusui
 
BUK 1.pptx
BUK 1.pptxBUK 1.pptx
BUK 1.pptx
 
Analgetika kebidanan
Analgetika kebidananAnalgetika kebidanan
Analgetika kebidanan
 
430151238-kelompok-1-uteroptxbbbbbbbbbbb
430151238-kelompok-1-uteroptxbbbbbbbbbbb430151238-kelompok-1-uteroptxbbbbbbbbbbb
430151238-kelompok-1-uteroptxbbbbbbbbbbb
 

dokumen.tips_ppt-mual-muntah-study-kasus.pptx

  • 2. NAMA ANGGOTA KELOMPOK 1 Angela Merici 132210101001 Marsalita Irine P. 132210101002 Vabella Eka R. 132210101003 Qurnia Wahyu F. 132210101004 Herlina Ekawati 132210101005 Putri Sakinah 132210101007 Nurul Shalikha 132210101011 Elsa Dwi 132210101013 Linda Hadi S 132210101015
  • 3. pergerakan lambung, yaitu pergerakan yang sulit pada rongga perut dan otot-otot di rongga dada. Mual pengeluaran paksa isi dalam perut dengan kekuatan penuh, disebabkan oleh gerakan peristaltik kembali Gastro Intestinal, gerakan ini memerlukan koordinasi kontraksi dari otot perut, pylorus dan antrum, kenaikan cardiagastric, menurunkan tekanan dan dilatasi esophageal (DiPiro dan Taylor, 2005). Mun tah Chemotherapy Induced Nausea and Vomiting (CINV).
  • 4. PATOFISIOLOGI MUAL MUNTAH Beberapa mekanisme patofisiologi diketahui menyebabkan mual muntah yaitu pada kumpulan saraf-saraf yang berlokasi di medulla oblongata. Saraf –saraf ini menerima input dari :  Chemoreceptor Trigger Zone (CTZ) di area postrema  Sistem vestibular (yang berhubungan dengan mabuk darat dan mual karena penyakit telinga tengah)  Nervus vagus (yang membawa sinyal dari traktus gastrointestinal)  Sistem spinoreticular (yang mencetuskan mual yang berhubungan dengan cedera fisik)  Nukleus traktus solitarius (yang melengkapi refleks dari gag refleks)
  • 5. ETIOLOGI  Penyakit psikogenik  Proses-proses sentral (misal : tumor otak)  Proses sentral tak langsung (misal : obat-obatan, kehamilan)  Penyakit perifer (misal : peritonitis)  Iritasi lambung atau usus (Walsh, 1997: 310).
  • 6. STUDI KASUS KJ adalah seorang peremuan berusia 65 tahun. Dia datang ke klinik kanker untuk menjalani kemoterapi yang pertama. Dia Didiagnosa kanker ovarium stage II. Dia direncanakan akan menerima kemoterapi sebanyak 5 kali dengan regimen Carboplatin dan Paclitaxel (Carboplatin AUC 6 IV selama 30 menit setiap 21 hari sekali + Paclitaxel 175 mg/ m2 i.v selama 3 jam setiap 21 hari sekali). Pada hari pertama kemoterapi dia mendapatkan obat sebagai berikut:  Carboplatin AUC 6 i.v selama 30 menit  Paclitaxel 175 mg/ m2 i.v. selama 3 jam  Ondensetron 24 mg p.o. 30 menit sebelum chemotheraphy  Dipenhydramine 25 mg i.v. 30 menit sesudah chemotherapy  Ny. KJ juga mendapatkan resep:  Ondensetron 8 mg p.o. setiap 6 jam jika mual muntah  Metclopraminde + dexamathasone selama 4 hari
  • 7. Yaitu pertumbuhan sel-sel asing yang berbahaya pada beberapa bagian dari ovarium. Ovarium adalah organ reproduktif wanita, dimana sel telur berkembang. Umumnya kanker ovarium diklasifikasikan sebagai epithelial dan tumbuh dari permukaan ovarium.
  • 8. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KANKER OVARIUM • Biasanya wanita usia>63thn Usia • menstruasi usia <12 thn • Tdk punya anak • Memiliki anak usia >30 thn • menopause usia >50 tahun Sejarah reproduksi • Konsumsi clomiphene citrate dalam waktu lama obt penyubur kehamilan • resiko mengidap > tinggi Sejarah keluarga terkena kanker • gemuk atau yang malas bergerak Obesitas • penyebab kanker ovarium mutasi gen BRCA1 atau BRCA2
  • 9. Kemoterapi merupakan salah satu modalitas pengobatan pada kanker secara sistemik yang sering dipilih terutama untuk mengatasi kanker stadium lanjut, local maupun metastatis. Kemoterapi sangat penting dan dirasakan besar manfaatnya karena bersifat sistemik mematikan/membunuh sel-sel kanker dengan cara pemberian melalui infuse, dan sering menjadi pilihan metode efektif dalam mengatasi kanker terutama kanker stadium lanjut local (Desen, 2008). Teknik pemberian kemoterapi ditentukan dari jenis keganasan dan jenis obat yang diperlukan (Adiwijono,2006).
  • 10. OBAT UNTUK PASIEN KEMOTERAPI Pada pasien kemo digunakan dua atau lebih obat sebagai suatu kombinasi. Alasan terapi kombinasi: untuk menggunakan obat yang bekerja pada bagian yang berbeda dari proses metabolisme sel, sehingga akan meningkatkan kemungkinan dihancurkannya jumlah sel-sel kanker. Selain itu, efek samping yang berbahaya dari kemoterapi dapat dikurangi jika obat dengan efek beracun yang berbeda digabungkan, masing-masing dalam dosis yang lebih rendah dari pada dosis yang diperlukan jika obat itu digunakan tersendiri.
  • 11. CONTOH resimen kemoterapi untuk kanker ovarium adalah  paclitaxel-carboplatin  paclitaxel-cisplatin
  • 12. Ny. KJ menjalankan terapi kemoterapi untuk pengobatan kanker ovarium yang dia derita. Digunakan kombinasi obat Carboplatin AUC 6 i.v selama 30 menit dan Paclitaxel 175 mg/ m2 i.v. selama 3 jam. Kedua obat tersebut adalah golongan obat sitotoksik yang merupakan pilihan utama dalam pengobatan kanker menggunakan kemoterapi (first line therapy) karena keduanya memiliki efek sinergis untuk menghambat pertumbuhan dan penyebaran sel-sel kanker.
  • 13. CARBOPLATIN Indikasi : terapi kanker ovarium stadium lanjut Dosis • dewasa 400 mg/m2 sebagai infes iv tunggal selama 15-60 menit.terapi tidak boleh diulangi s/d 4 minggu sesudah pemberian dosis sebelumnya Efek Samping • supresi sum-sum tulang ,leucopenia, trombositopenia, anemia, mual dan muntah, diare, konstipasi, peningkatan bersihan kreatinin,peningkatan asam urat, nitrogen urea darah dan kreatinin serum.neuropati perifer, disgeusia, ototoksisitas, peningkatan enzim hati, reaksi alergi, alopesia,sindroma menyerupai flu,reaksi pada tempat injeksi Mekanisme Kerja • obat ini merupakan suatu agen kemoterapi berbasis platinum yang mengikat atom amonia dan 1,1- cyclobutanedicarboxylat. Obat ini bekerja merusak sel-sel kanker dengan mengganggu DNA melalui intra strand antar cross link dan protein DNA cross link sehingga dapat mencegah pembelahan sel kanker dan juga pertumbuhannya.
  • 14. PACLITAXEL Indikasi : terapi untuk kanker ovarium dan kanker payudara yang sudah bermetastasis Dosis • monoterapi 175 mg/m2 secara infuse iv selama 3 jam tiap 3 minggu.terapi kombinasi 175 mg/m2 secara infuse iv selama 3 jam tiap 3 minggu ,diikuti dengan pemberian komponen platinum atau 135mg/m2 secara infuse iv selama 24 jam diikuti dengan pemberian komponen platinum Efek Samping • reaksi hipersensitivitas, neutropenia, trombositopenia, anemia, infeksi misalnya pada pernapasan, ISK & sepsis,hipotensi dan bradikardi, aritmia,blok AV, kelainan EKG Mekanisme Kerja • Obat akan menembus membran sel dan berinteraksi dengan berbagai substansi dan molekul regulator pada reseptor mikotubulus di sitoplasma sehingga menyebabkan distorsi/kerusakan mikrotubulus. Sinyal ini kemudian ditangkap oleh penginduksi tumor suppressor gene p53 pada nukleus dan Cyclin Dependent Kinase Inhibitor agar siklus sel berhenti pada fase G2/M untuk memperbaiki kerusakan mikrotubulus. Bila kerusakan tersebut tidak bisa diperbaiki maka akan terjadi peningkatan faktor-faktor pro-apoptosis (Bax, Bak, Bim, Bok, Bad) dan penurunan faktor-faktor antiapoptosis (Bcl-2 dan Bcl-x) di mitokrodria dan mengaktivasi sitokrom C, APAF-1 dan caspase 9 untuk terjadinya proses apoptosis
  • 15. TERAPI NON FARMAKOLOGI  Pasien dengan keluhan ringan,mungkin berkaitan dengan konsumsi makanan dan minuman di anjurkan untuk menghindari masuknya makanan  Intervensi non farmakologi di klasifikasikan sebagai intervensi perilaku termasuk relaksasi,biofeedback,self-hypnosis, distraksi kognitif dan desensitisasi sistematik.  Muntah psikogenik mungkin diatasi dengan intervensi psikologik.
  • 16. TERAPI FARMAKOLOGI 1. ONDANSETRON Indikasi : Untuk menangani mual dan muntah yang diinduksi oleh obat kemoterapi dan radioterapi sitotoksik, pencegahan mual dan muntah pasca operasi, narfoz sebaiknya tidak digunakan pada keadaan mual atau muntah karena sebab lain. Kontra indikasi: narfoz jangan diberikan kepada penderita yang hipersensitif atau alergi terhadap Ondansetron.
  • 17. Efek samping : Efek samping yang biasanya terjadi adalah sakit kepala, sensasi kemerahan atau hangat pada kepala dan epigastrium, gangguan irama jantung. Mekanisme kerja : Ondansetron termasuk kelompok obat Antagonis serotonin 5-HT3, yang bekerja dengan menghambat secara selektif serotonin 5-hydroxytriptamine (5HT3) berikatan pada reseptornya yang ada di CTZ (chemoreseceptor trigger zone) dan di saluran cerna. Dosis : 30 menit sebelum kemoterapi. Diberikan 30 menit sebelum kemoterapi.
  • 18. 2.DIPENHIDRAMIN Indikasi : antihistamin Efek samping : sedative,hipotensi,mengantuk,pusing,gangguan koordinasi, sakit kepala,kelelahan, insomnia. Mekanisme kerja : Dipenhidramin berkompetisi dengan histamine bebas untuk mengikat reseptor H1.obat ini bersifat antagonis kompetitif terhadap efek histamine pada saluran GI,uterus,pembuluh darah besar,dan otot bronchial.penghambatan reseptor H1 juga menekan pembentukan edema, panas gatal yang di sebabkan histamine
  • 19. Dosis : 10 gram secara intravena. Pemberian 30-60 menit sebelum kemoterapi Onset : efek sedatif maksimum 1-3 jam Durasi : 4-7 jam
  • 20. 3. FAMOTIDINE Indikasi : antikolinergik, tukak lambung dan tukak duodenum, refluks esofagitis, Dosis : 20 mg tiap 6 jam (dosis lebih tinggi pada pasien yang sebelumnya telah menggunakan antagonis reseptor H2 lain) Efek samping : kebiasaan buang air besar berubah,pusing,ruam kulit, letih, keadaan bingung yang reversible, sakit kepala, jarang terjadi gangguan darah, nyeri otot atau sendi, hipersensitivitas,bradikardi dan blok AV,nefritis interstitial dan pankreatiti akut,ginekomastia kadang-kadang. Pasien mengalami gejala mual dan muntah sebagai efek samping dari kemotrapi yang dijalaninya Mekanisme kerja : Famotidin bekerja dengan menghambat secara kompetitif reseptor histamin H2 menghambat kerja histamin secara kompetitif pada reseptor H2 dan mengurangi sekresi asam lambung.
  • 21. 4. METOKLOPRAMINDE Indikasi : meningkatkan tonus stingfer esophagus,membantu pengosongan lambung dan meningkatkan perpindahan usus halus,kemungkinan lewat pelepasan asetilkolin. Dosis : Ini diberikan untuk pencegahan dan antisipasi efek samping pemberian iv difenhidramin 20-50 mg Mekanisme kerja : Mekanisme yang pasti dari sifat antiemetik metoklopramida tidak jelas, tapi mempengaruhi secara langsung CTZ (Chemoreceptor Trigger Zone) medulla yaitu dengan menghambat reseptor dopamin pada CTZ
  • 22. 5. DEXAMATHASONE Indikasi : asma bronchial kronik, rhinitis alergi, dermatitis kontak dan atopic, alergi obat, serum sickness, konjungtivitis alergi, keratitis. Dosis : 8-20 mg secara intravena. Diberikan 30 menit sebelum kemoterapi Efek samping : retensi garam & cairan, susah BAK, gangguan pencernaan, nafsu makan meningkat, hambatan pertumbuhan, gangguan haid, pelemasan otot.
  • 23. Mekanisme kerja : Mekanisme kerjanya berhubungan dengan mencegah pembentukan prostaglandin dan merangsang pelepasan endorphin, yang mempengaruhi mood dan tingkat ketenangan. Melalui mekanisme menghambat pelepasan prostaglandin secara sentral sehingga terjadi penurunan kadar 5-HT3 di sistem saraf pusat, menghambat pelepasan serotonin di saluran cerna sehingga tidak terjadi ikatan antara serotonin dengan reseptor 5-HT3, pelepasan endorphin, dan anti inflamasi yang kuat di daerah pembedahan.
  • 24. DAFTAR PUSTAKA Abdulmuthalib. 2006. Prinsip dasar terapi sistemik pada kanker, dalam Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M.K., & Setiati, S. (2006). Buku ajar ilmu penyakit dalam. (3 rd Ed.). (hlm 1879-1881). Jakarta: Pusat Penerbit Departemen Penyakit Dalam FKUI Adiwijono. 2006. Teknik-teknik pemberian kemoterapi, dalam Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M.K., & Setiati, S. (2006). Buku ajar ilmu penyakit dalam. (3rd Ed.). Jakarta: Pusat Penerbit Departemen Penyakit Dalam FKUI Anonin. 2009. Informasi Spesialite Obat. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan Chabner BA, Longo L. 2006. Cancer chemotherapy and biotherapy, principles and practice. 4th ed. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins Davey, Patrick.2006. Kanker Payudara. Dalam: Davey, Patrick, ed. At a Glance. Medicine. Jakarta : Penerbit Erlangga Neal M.J. 2006. At Glance Farmakologi Medis Edisi V. Penerbit Erlangga.Jakarta Pazdur. 2001. Mual dan Muntah PadaPasien dengan Kemoterapi. Diunduh di http//www.scribd.com/doc/35152956/Evaluasi-Mual-Muntah-Paien-kemoterapi.html pada tanggal 10 N0vember 2014 Solimando, D.A.2003. Drug Information Handbook for Oncology. Ohio: Lexi-Comp, Inc. Sukandar,E.Y dkk. 2008. ISO Farmakoterapi. Jakarta: PT.ISFIL Tan. 2008. Obat-Obat Penting. Jakarta: PT. Alex Media Kompetindo Walsh,T.D. 1997. Kapita Selekta Penyakit dan Terapi. Jakarta: EGC Buku Kedokteran