3. TUJUAN
Bukti menjalankan pelayanan farmasi klinis
Sebagai barang bukti yang memiliki kekuatan hukum
Dokumentasi dapat digunakan sebagai bahan
penelitian, penyusunan angka kredit kepegawaian,
serta ukuran pembayaran jasa profesi.
8. DATA
Subyektif :
1 Bersumber dari pasien/keluarga inti
2 Tidak bisa dikonfirmasi kebenarannya
3 Dapat berupa keluhan ttg obat
4 Riwayat obat/penyakit yang diperoleh dari
pengakuan pasien dapat pula dituliskan pada data
subyektif.
9. Objektif
1. Bersumber dari hasil observasi, pengukuran yang
dilakukan oleh profesi kesehatan lain Contoh: TTV, Hasil
Lab, bacaan X-Ray,CT- Scan,USG,dll
2. Terkait obat, problem medik yang akan mempengaruhi
obat (misal:CH,CKD)
3. Data Farmakokinetik : t1/2, ikatan protein
4. Physical signs and clinical symptoms relevant to the
patient’s drug therapy.
10. ASESMEN
Hasil asesmen yang ditulis adalah berupa DRP.
Proses asesmen/analisis hingga menghasilkan DRP tidak perlu
dinyatakan dalam rekam medik.
Bahasa penulisan DRP sebaiknya tidak bersifat kaku tetapi lebih
menerangkan problem terkait obat yang akan kita sampaikan,
sehingga bisa dinyatakan dalam bentuk kalimat.
Bahasa penulisan DRP tidak harus mengikuti kategori DRP yang
tercantum dalam berbagai literatur farmasi klinik (PCNE, dll).
Bahasa penulisan DRP harus non-judgmental
Hindari kata : salah, tidak tepat, error,
Rekomendasi sebaiknya diawali dengan kata disarankan
11. PLAN
Plan memuat hal-hal berikut:
1. Rekomendasi Terapi obat untuk setiap DRP lengkap
dengan dosisnya
2. Rencana Monitoring Terapi Obat (MTO)
3. Rencana Konseling
4. Dalam menyampaikan rekomendasi sebaiknya tidak
menggunakan kalimat perintah tetapi berupa saran.
Contoh: Disarankan .....................
Monitoring:................
12. 2. Metode PAM ( Problem,
Assesment/Action, Monitoring)
a. Problem
Problem yaitu mengumpulkan dan menginterpretasikan semua
informasi yang relevan utk mengidentifikasikan masalah yang
aktual dan potensial.
b. Assesment/Action
Action berupa upaya untuk mengatasi problem –problem tersebut
secara efektif, menetapkan dan melaksanakan semua tindakan
yang perlu dilakukan.
c. Monitoring
Monitoring merupakan pemantauan terhadap problem klinik,
nutrisi psikososial yang sesuai dengan kondisi pasien (home care)
.
13. 3. Metode FARM
(Finding, Assessment, Resolution,
Monitoring)
Finding
Finding atau temuan klinis menunjukan apakah suatu masalah
terkait obat potensial atau mungkin terjadi atau memang sudah
terjadi. Terdiri dari data demografis pasien seperti nama, usia,
jenis kelamin dan semua temuan subjektif maupun objektif
terkait.
Assessment
Assesment atau penilaian masalah meliputi bagaimana, derajat,
tipe, dan signifikansi masalah, terdapat proses berpikir yang
sampai pada kesimpulan atau penilaian bahwa masalah terkait
obat memang ada atau tidak dan apakah intervensi atau
pemantauan aktif diperlukan atau tidak
14. Resolution
Resolution atau penyelesaian masalah terkait
rekomendasi farmasi tentang usulan untuk
mengatasi masalah terkait obat dengan
pertimbangan semua alternatif pilihan terapi baik
terapi farmakologi maupun non farmakologi.
Monitoring
Monitoring ditujukan untuk
pemantauan endpoint dan outcomes untuk
memberikan jaminan pengobatan dapat memberikan
hasil yang optimal bagi pasien. Parameter
pemantauan untuk menilai efikasi termasuk
perbaikan atau hilangnya tanda tanda gejala dan
abnormalitas yang tadinya ada pada pasien
15. KASUS
Tn MB 45 th, MRS dengan keluhan mual, muntah
3 hari berturut-turut. Mengaku memiliki riwayat
DM 7 tahun dan sudah mendapat insulin Humulin
N 14 U malam hari sejak 1 bulan lalu. Pasien
mengaku malas suntik karena sakit sejak 5 hari
lalu. Hasil observasi perawat temperatur 37,8oC,
TD 135/80mmHg, Nadi 82x/menit. RR 18x/menit.
Hasil Lab GDA 480mg/dl, HbA1C 8,2%, WBC
8000/mm3, Na 129 meq/L, K 3,1 meq/L. Dokter
mendiagnosa pre-KAD. Pasien di berikan
ondansentron sebagai antiemetik
16. DATA SUBJEKTIF
Mual, muntah 3hr,
RPD : DM 7tahun
RO : Humulin N 0-0-14 U sejak 1 bulan lalu,
malas suntik sejak 5 hari lalu.
17. DATA OBJEKTIF
TTV : Temp. 37,8oC,
Lab: GDA 480mg/dl, HbA1C 8,2%, K 3,1 meq/L.
18. Asesmen
KARAKTERIS
TIK PASIEN
S O TERAPI OBAT DRP
Laki2, 45th,
63kg, 167cm
DM 7tahun
Mual,
muntah 3
hari, RO:
Humulin N,
5 hari tidak
suntik
GDA
480mg/dl,
HbA1C 8,2%,
Na 129
meq/L, K 3,1
meq/L.
Humulin N 16U
malam,
Novorapid
3x12U s.c.; RL
:D5% (2:2),
Ondansetron 3
x 8mg iv.
1.
1.Nonadherence
2. Pemilihan
insulin kurang
tepat
3.Ondansetro n
tidak tepat pada
preKAD
20. PLAN
Konseling untuk meningkatkan adherence
Rekomendasi:Bila kontrol gula sulit dicapai, maka
disarankan sebaiknya terapi insulin secara iv
Rekomendasi : disarankan mengganti dengan
domperidon 3x1tab.
21. CONTOH KASUS
Tn A 34 tahun MRS dengan keluhan pusing disertai
mual yang tidak hilang sejak seminggu terakhir
meskipun sudah minum domperidon dan Neuralgin®.
Hasil anamnesa dan MRI oleh Neurolog ditemukan
abses otak dengan perkiraan diameter 5 cm. Pasien
mendapat terapi chloramphenicol 4 x 500mg iv;
metronidazol 3x500mg iv, Metoklopramide 3x 1 iv;
Novalgin® 3x1ampul iv.
22. SBAR (SITUATION, BACKGROUND,
ASSESMENT, RECOMMENDATION)
Bila kita menemukan DRP yang perlu diselesaikan
segera, sehingga penyampaian rekomendasi secara
lisan.
Setelah disampaikan, ditulis bukti komunikasi secara
lisan tersebut ke dalam RM
Format penulisan komunikasi lisan adalah SBAR
Sebelumnya menyebutkan identitas pelapor ketika
berkomunikasi lisan
Dimintakan paraf dokter, bukti menerima
rekomendasi.
23. KASUS
Tn KH 52 th, 63kg, 158cm, MRS dengan keluhan sakit kepala berat yang
tidak hilang selama 2 hari setelah diobati. Mengaku tidak pernah sakit.
Hasil observasi TTV: TD 160/100 mmHg, Temp 36,8oC, nadi 72x/menit, RR
16x/menit. Hasil anamnese, dokter menemukan adanya defisit
neurologi sehingga diperiksa CT-Scan kepala. Hasil CT Scan kepala
menyebutkan adanya stroke perdarahan di corona radiata sekitar 5ml
dan memberikan terapi Ketorolac inj 3x30mg; Mannitol 6x100ml dg
tappering, Citicholin 3x250mg iv. Saat visite, apoteker menjumpai
kelopak mata yang bengkak pada kedua mata meskipun tidak sama
besar. Segera Farmasis menghubungi dokter via telp untuk
menghentikan Ketorolac.
24. SBAR
S: Kedua kelopak mata bengkak
B: Pasien Stroke Perdarahan dan mendapat terapi Ketorolac
untuk sakit kepala berat.
A: Kelopak mata bengkak menunjukkan tanda hipersensitivitas.
Obat yang berpotensi adalah NSAID dhi Ketorolac
R: Disarankan stop Ketorolac dan menghindari NSAID lainnya
karena akan berpotensi sama. Sebagai alternatif analgesik
tramadol injeksi dikombinasi amitriptilin. • Disarankan
Diphenhydramin inj dan atau dexametason inj 3x1 amp selama 1
hari