SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
Perbandingan Regimen Penurunan Kortikosteroid
pada Miastenia Gravis
Telaah Jurnal 2
Oleh : dr. Nailatul Fadhilah
Pembimbing : dr. Restu Susanti, Sp.S(K),
M.Biomed
Moderator : dr. Fanny Adhy Putri, Sp.N
Oponen : dr. Akmal Irsyadi Iswan
dr. Sonia Hardianti
Hari/Tanggal : Selasa/ 10 Mei 2022
Sharshar T, Porcher R, Demeret S, et al. Comparison of
Corticosteroid Tapering Regimens in Myasthenia Gravis: A
Randomized Clinical Trial. JAMA Neurol. 2021;78(4):426–433.
Daftar Singkatan
• ADL : Activity Daily Living
• IQR : Interquartile Range
• MG : miastenia gravis
• MGFA: Myasthenia Gravis Foundation of America
• MMS : minimal manifestation status
2
Pendahuluan
Miastenia gravis (MG) adalah gangguan autoimun pada sambungan
neuromuskular yang ditandai dengan kelemahan yang fluktuatif.
Saat ini, MG derajat sedang, berat, dan MG dengan ventilasi mekanik (klas
III – V dari klasifikasi Myasthenia Gravis Foundation of America [MGFA])
yang tidak dapat dikendalikan oleh inhibitor kolinesterase (yaitu,
piridostigmin) diobati dengan kortikosteroid dan imunosupresan (biasanya
azatioprin) dan lebih jarang mikofenolat mofetil.
Ada berbagai cara pemberian prednison; namun tidak ada protokol
pemberian dosis khusus yang telah divalidasi.
Pendahuluan
Dosis prednison dalam pengobatan MG derajat sedang sampai berat
umumnya ditingkatkan secara bertahap menjadi 0,75 mg/kg pada hari-
hari alternatif dan dikurangi secara progresif ketika status manifestasi
minimal (MMS) tercapai.
Penggunaan kortikosteroid jangka panjang sering dikaitkan dengan
komplikasi yang signifikan
Oleh karena itu, mengurangi atau bahkan menghentikan pengobatan
prednison tanpa mendestabilisasi MG merupakan tujuan terapeutik pada
MG generalisata.
Metode
Desain Studi
• Uji klinis acak 2-arm, kelompok parallel, rater-blinded
• Lokasi : 7 RS Universitas di Prancis
• Durasi : 15 bulan per individu.
• Uji coba sesuai protokol yang ada
• Persetujuan etik dari dewan etik Prancis Comité de
Protection des Personnes Ile de France XI.
• Persetujuan tertulis diperoleh dari semua peserta sebelum
pendaftaran; peserta tidak menerima kompensasi finansial.
Metode
Partisipan
Inklusi :
• Usia 18-80 tahun
• tes serologis positif untuk reseptor asetilkolin atau antibodi protein tirosin
kinase spesifik otot, atau, dalam kasus tes serologis negatif, tes
edrophonium positif dan stimulasi saraf berulang yang abnormal;
• klasifikasi klinis MGFA III, IV, atau V
• persetujuan untuk menghadiri penilaian bulanan selama 15 bulan.
Metode
Partisipan
Eksklusi :
• Sedang dalam pengobatan berkelanjutan dengan kortikosteroid atau azathioprine
• telah menggunakan prednison dalam 2 bulan terakhir dan azathioprine pada tahun
sebelum inklusi
• kontraindikasi penggunaan kortikosteroid atau terapi azathioprine
penyakit terkait lainnya yang memerlukan pengobatan dengan kortikosteroid atau
azathioprine
• timoma invasif
• berat badan lebih dari 100 kg
• kehamilan
Metode
Pengacakan dan Blinding
• melalui sistem terpusat berbasis web; rasio 1:1
• Peresepan prednison dan azathioprine dimulai segera
setelah pengacakan
• Kriteria MMS dinilai secara objektif (Tabel 3 pada Supp 1)
• Status pascaintervensi dinilai setiap bulan oleh penyidik, lalu
diberikan kepada penyelidik kedua yang berbeda (pemberi
resep)
• Pemberi resep meresepkan sesuai kelompok percobaan dan
status MGFA pasca intervensi.
Metode
Prosedur
• Kelompok slow-tapering
• Dosis awal adalah 10 mg dan ditingkatkan dengan
penambahan 10 mg setiap 2 hari hingga 1,5 mg/kg
berat badan pada hari alternatif tanpa melebihi 100 mg.
Dosis ini dipertahankan sampai MMS tercapai dan
kemudian dikurangi 10 mg setiap 2 minggu sampai
dosis 40 mg tercapai, dengan penurunan selanjutnya
menjadi 5 mg setiap bulan.
Metode
Prosedur
• Kelompok rapid-tapering
• prednison oral segera dimulai pada 0,75 mg/kg/hari.
• Protokol tapering prednison tergantung pada status pasca
intervensi MGFA.
• Dijelaskan pada Tabel 6 dan 7 pada Suplemen 1
• Azathioprine diberikan pada kedua kelompok dimulai pada
50 mg/hari selama 1 minggu, kemudian ditingkatkan 50
mg/hari setiap minggu hingga dosis maksimum 3mg/kg/hari,
tidak lebih dari 200 mg/hari.
Luaran
Luaran Utama
• proporsi peserta yang mencapai MMS tanpa prednison pada 12 bulan dan tidak
kambuh atau menggunakan prednison antara bulan 12 dan 15.
Luaran sekunder
• dosis kumulatif prednison yang diresepkan selama 12 bulan,
• proporsi peserta dengan MMS pada 12 bulan
• keterlambatan mencapai MMS
• tingkat dan waktu perburukan dan eksaserbasi MG dalam 15 bulan pertama
• jenis dan tingkat komplikasi terkait prednison,
• frekuensi IVIG dan plasmapheresis selama masa studi 15 bulan.
Status miastenia gravis dinilai oleh rater-blinded, menggunakan
klasifikasi MGFA, skor Myasthenic Muscle, dan skala Aktivitas
Kehidupan Sehari-hari pasien MG (MG-ADL)
Analisis Statistik
Temuan dianggap
signifikan pada p < 0.05
Hasil biner dianalisis
dengan menghitung
perbedaan risiko Mantel-
Haenszel
Perbedaan rata-rata
yang disesuaikan
dengan 95% CI
diperkirakan
menggunakan model
campuran linier dengan
randomisasi
Analisis Statistik
Hazard ratio
diperkirakan dalam
proportional cause-
specific hazards model
dengan stratified
baseline hazard.
Proporsi peserta
dengan efek samping
yang parah
dibandingkan dengan
tes Fisher exact.
Analisis utama
mengikuti prinsip
intention-to-treat.
Analisis dilakukan
dengan menggunakan
software R, versi 3.6.1
(R Foundation for
Statistical Computing).
HASIL
Gambar 1. Diagram alur studi.
HASIL
Tabel 1. Karakteristik
Demografis dan Klinis
Peserta
HASIL
Tabel 2. Efek Pengobatan untuk Hasil Primer dan
Sekunder
HASIL
Tabel 2 (lanjutan). Efek Pengobatan untuk Hasil Primer dan
Sekunder
HASIL
Gambar 2. Perubahan Dosis Prednison Menurut Kelompok Tapering
HASIL Tabel 3. Efek Samping Serius
DISKUSI
Peneliti mengembangkan
regimen penurunan cepat
dosis kortikosteroid dan
dibandingkan dengan
penurunan dosis
kortikosteroid yang biasa.
Penurunan cepat dosis kortikosteroid
akan meningkatkan 4 kali lipat proporsi
pasien yang mencapai MMS dalam 12
bulan, lepas dari kortikosteroid, dan
tidak muncul relaps dalam 15 bulan.
Penurunan prednison
tergantung pada efikasi
azathioprine, yang memiliki
dosis yang sama antara 2
kelompok selama masa
penelitian
DISKUSI
Prednison dihentikan
lebih awal dari yang
diharapkan pada
kelompok slow-tapering.
Dosis Prednison harian
rata-rata pada 12 dan
15 bulan adalah 8 dan 2
mg.
DISKUSI
Durasi penyakit,
subtype imunologi, dan
tingkat keparahan tidak
berbeda secara
statistik antar 2
kelompok.
Tidak ada interaksi
dengan tindakan
timektomi.
Temuan ini tidak
bertentangan dengan
peran efisien timektomi
dalam mengendalikan MG
dan hemat prednisone.
Hasil yang lebih baik dari
kelompok intervensi
terkait dengan perbedaan
pemberian prednison
dibandingkan dengan
kelompok kontrol
DISKUSI
• (1) dosis tinggi segera vs
peningkatan dosis prednison
secara perlahan,
• (2) dosis harian vs hari alternatif,
• (3) inisiasi tapering lebih awal
(pada perbaikan klinis pertama vs
MMS), dan
• (4) tapering lebih cepat.
Perbedaan
pemberian
prednison
dibandingkan
dengan kelompok
kontrol.
DISKUSI
Keterbatasan
penelitian
• single-blinded
• Durasi tindak lanjut yang singkat -> untuk
meminimalisir risiko lost-to-follow up
• Tidak menggunakan placebo
01 Apakah judul menarik atau berguna?
Ya, judul menarik karena regimen tapering kortikosteroid
pada pasien MG generalisata saat ini masih belum
divalidasi.
Kegunaan: dapat menjadi bahan pertimbangan tapering
kortikosteroid pada pasien MG generalisata.
YA
PENDEKATAN MEMILIH JURNAL
Penulis, apakah memiliki rekam jejak penelitian yang
baik?
02 YA
JAMA Neurology
Corresponding Author: Tarek Sharshar, MD, PhD
• Neuro-anesthesiology and Intensive Care
Medicine, GHU-Paris
Kesimpulan: apakah valid?
03
•Sampel memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
•Pengolahan data menggunakan pengukuran
statistik yang sesuai dengan jenis variabel
YA
Apakah bisa diaplikasikan dalam praktis klinis?
Ya, karena pada pasien MG generalisata yang tidak berespon
dengan Piridostigmin membutuhkan pengobatan prednison
dan Azathioprine jangka Panjang, sehingga perlu
mempertimbangkan cara tapering off kortikosteroid tersebut.
04 YA
CRITICAL
APPRAISAL
Critical Appraisal of Introduction
Apakah artikel ini menjawab pertanyaan yang sama dengan
pertanyaan klinis?
• Ya, artikel ini mencoba untuk membandingkan efikasi
regimen standar slow-tapering terapi prednison dengan
regimen rapid-tapering.
Apakah artikel dipublikasikan dalam 5 tahun terakhir atau
merupakan penelitian awal (contoh artikel lama namun
memiliki pengaruh besar dalam perkembangan selanjutnya)?
• Ya, artikel diterbitkan pada tahun 2021
Apakah dilakukan peer-reviewed pada artikel ini?
•Ya
Apakah penulis mengemukakan hipotesis?
•Ya, hipotesa berupa: regimen rapid-tapering dapat
membantu pasien MG generalisata lepas dari
terapi kortikosteroid tanpa mengorbankan efikasi.
Critical Appraisal of Introduction
Critical Appraisal of Methods
Apakah desain penelitian valid?
• Ya, penelitian ini dianggap signifikan jika p<0,05. Normalitas
data diuji dengan Saphiro-Wilk. Analisis utama mengikuti
prinsip intention-to-treat.
Apakah kriteria inklusi dan ekslusi dijelaskan?
• Ya, dijelaskan pada subjudul Partisipan di metode penelitian.
Critical Appraisal of Methods
Apakah penelitian dilakukan secara “blind”?
•Ya, rater-blinded
Apakah metode penelitian dapat membatasi variabel ikutan?
•Ya, pada tahap desain dengan menetapkan kriteria inklusi dan
eksklusi.
Apakah hasil pengukuran valid?
•Ya, karena pengambilan sampel sesuai dengaan kriteria inklusi dan
eksklusi dan hasil dikatakan signifikan jika p<0.05
Critical Appraisal of Results
Apakah terdapat tabel yang menjelaskan data demografis subjek?
• Ya, pada tabel 1
Apakah dasar demografis kedua kelompok sama?
• Ya, tidak didapatkan perbedaan bermakna berdasarkan data
demografis kedua kelompok, kecuali pada data komorbid
pasien.
Apakah subjek penelitian memiliki kesamaan dengan pasien kita?
• Ya, kesamaan terletak pada kriteria klinis diagnosis Miastenia
Gravis
Critical Appraisal of Results
Apakah pengolahan statistik sesuai untuk desain
penelitian dan menjawab pertanyaan klinis?
•Ya, pengolahan statistik yang digunakan
menggunakan analisis intention-to-treat
Apakah hasil signifikan secara statistik?
•Ya, dalam penelitian ini melakukan analisis
dengan signifikansi p<0,05.
Critical Appraisal of Discussion
Apakah penulis menjelaskan data pendukung dalam
menjelaskan hasil yang signifikan?
• Ya, pada diskusi penulis menyertakan studi terdahulu yang
mendukung hasil penelitian.
Apakah penulis menuliskan batasan penelitian?
• Ya
Apakah conflicts of interest dikemukakan?
• Ya, tidak ada konflik kepentingan
ANALISIS PICO
Population/Problem Penderita MG generalisata
derajat MGFA III, IV, V
Intervention/ Prognostic
factor/ Exposure
Regimen rapid-tapering
prednison
Comparison/ Control Regimen slow-tapering prednison
Outcome Pencapaian status manifestasi
minimal MG tanpa prednison
pada 12 bulan dan tanpa
kekambuhan klinis pada 15
bulan
KESIMPULAN
Hasil penelitian dapat dikatakan valid secara statistik
Diperlukan penelitian lanjutan dengan menggunakan metode double-
blind dan durasi tindak lanjut yang lebih panjang.
Regimen rapid-tapering Prednison dapat dipertimbangkan untuk
diaplikasikan pada pasien MG generalisata yang juga mendapat
Azathioprine.
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Prednison tappering off MG.pptx

Frailty in geriatri and the others things
Frailty in geriatri and the others thingsFrailty in geriatri and the others things
Frailty in geriatri and the others thingsSyahrulAdzim
 
Peran konseling g izi final
Peran konseling g izi finalPeran konseling g izi final
Peran konseling g izi finalRulli Rosandi
 
Clinical Case Sharing Initiation with Co-Formulation Insulin FIX.pptx
Clinical Case Sharing Initiation with Co-Formulation Insulin FIX.pptxClinical Case Sharing Initiation with Co-Formulation Insulin FIX.pptx
Clinical Case Sharing Initiation with Co-Formulation Insulin FIX.pptxssuser1f4118
 
Case 3 KANKER PARU DAN ANEMIA 7.pptx
Case 3 KANKER PARU DAN ANEMIA 7.pptxCase 3 KANKER PARU DAN ANEMIA 7.pptx
Case 3 KANKER PARU DAN ANEMIA 7.pptxfiah0289
 
Critical Appraisal Deresuscitation of patients with iatrogenic fluid overload is
Critical Appraisal Deresuscitation of patients with iatrogenic fluid overload isCritical Appraisal Deresuscitation of patients with iatrogenic fluid overload is
Critical Appraisal Deresuscitation of patients with iatrogenic fluid overload isNur Hajriya
 
Pio kel 3 fixx
Pio kel 3 fixxPio kel 3 fixx
Pio kel 3 fixxSarjonoNew
 
Faktor Prognostik pada Kanker Lanjutan.pdf
Faktor Prognostik pada Kanker Lanjutan.pdfFaktor Prognostik pada Kanker Lanjutan.pdf
Faktor Prognostik pada Kanker Lanjutan.pdfpapahku123
 
V5_Peserta_Final_Paparan 5_Pemberian Terapi Pencegahan TBC OK.pdf
V5_Peserta_Final_Paparan 5_Pemberian Terapi Pencegahan TBC OK.pdfV5_Peserta_Final_Paparan 5_Pemberian Terapi Pencegahan TBC OK.pdf
V5_Peserta_Final_Paparan 5_Pemberian Terapi Pencegahan TBC OK.pdfarwan28
 
SRKE KEL 3 PSIKOSIS..docx
SRKE KEL 3 PSIKOSIS..docxSRKE KEL 3 PSIKOSIS..docx
SRKE KEL 3 PSIKOSIS..docxDianaAjeng3
 
2. Pengobatan TBC RO Paduan 6 Bulan_Prof. Dr. dr. Arto Yuwono, Sp.PD.pdf
2. Pengobatan TBC RO Paduan 6 Bulan_Prof. Dr. dr. Arto Yuwono, Sp.PD.pdf2. Pengobatan TBC RO Paduan 6 Bulan_Prof. Dr. dr. Arto Yuwono, Sp.PD.pdf
2. Pengobatan TBC RO Paduan 6 Bulan_Prof. Dr. dr. Arto Yuwono, Sp.PD.pdfwisnukuncoro11
 
Dosis Obat Anti Tuberkulosis berdasarkan Berat badan
Dosis Obat Anti Tuberkulosis berdasarkan Berat badanDosis Obat Anti Tuberkulosis berdasarkan Berat badan
Dosis Obat Anti Tuberkulosis berdasarkan Berat badansisiliafitriapurnani
 
Ppt ihps bedah anak
Ppt ihps bedah anakPpt ihps bedah anak
Ppt ihps bedah anaksatyadr25
 
KEPERAWATAN_INDIKASI, KONTRAINDIKASI,DOSIS OBAT.pptx
KEPERAWATAN_INDIKASI, KONTRAINDIKASI,DOSIS OBAT.pptxKEPERAWATAN_INDIKASI, KONTRAINDIKASI,DOSIS OBAT.pptx
KEPERAWATAN_INDIKASI, KONTRAINDIKASI,DOSIS OBAT.pptxendar77
 
KEPERAWATAN 2023_INDIKASI, KONTRAINDIKASI,DOSIS OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_INDIKASI, KONTRAINDIKASI,DOSIS OBAT.pptxKEPERAWATAN 2023_INDIKASI, KONTRAINDIKASI,DOSIS OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_INDIKASI, KONTRAINDIKASI,DOSIS OBAT.pptxZakiah dr
 
Journal Reading : Clomiphene citrate
Journal Reading : Clomiphene citrate Journal Reading : Clomiphene citrate
Journal Reading : Clomiphene citrate Isabella Menon
 

Similar to Prednison tappering off MG.pptx (20)

Frailty in geriatri and the others things
Frailty in geriatri and the others thingsFrailty in geriatri and the others things
Frailty in geriatri and the others things
 
Peran konseling g izi final
Peran konseling g izi finalPeran konseling g izi final
Peran konseling g izi final
 
KEL 1 (TB ANAK)-1.pptx
KEL 1 (TB ANAK)-1.pptxKEL 1 (TB ANAK)-1.pptx
KEL 1 (TB ANAK)-1.pptx
 
Clinical Case Sharing Initiation with Co-Formulation Insulin FIX.pptx
Clinical Case Sharing Initiation with Co-Formulation Insulin FIX.pptxClinical Case Sharing Initiation with Co-Formulation Insulin FIX.pptx
Clinical Case Sharing Initiation with Co-Formulation Insulin FIX.pptx
 
Case 3 KANKER PARU DAN ANEMIA 7.pptx
Case 3 KANKER PARU DAN ANEMIA 7.pptxCase 3 KANKER PARU DAN ANEMIA 7.pptx
Case 3 KANKER PARU DAN ANEMIA 7.pptx
 
Critical Appraisal Deresuscitation of patients with iatrogenic fluid overload is
Critical Appraisal Deresuscitation of patients with iatrogenic fluid overload isCritical Appraisal Deresuscitation of patients with iatrogenic fluid overload is
Critical Appraisal Deresuscitation of patients with iatrogenic fluid overload is
 
Pio kel 3 fixx
Pio kel 3 fixxPio kel 3 fixx
Pio kel 3 fixx
 
Faktor Prognostik pada Kanker Lanjutan.pdf
Faktor Prognostik pada Kanker Lanjutan.pdfFaktor Prognostik pada Kanker Lanjutan.pdf
Faktor Prognostik pada Kanker Lanjutan.pdf
 
V5_Peserta_Final_Paparan 5_Pemberian Terapi Pencegahan TBC OK.pdf
V5_Peserta_Final_Paparan 5_Pemberian Terapi Pencegahan TBC OK.pdfV5_Peserta_Final_Paparan 5_Pemberian Terapi Pencegahan TBC OK.pdf
V5_Peserta_Final_Paparan 5_Pemberian Terapi Pencegahan TBC OK.pdf
 
SRKE KEL 3 PSIKOSIS..docx
SRKE KEL 3 PSIKOSIS..docxSRKE KEL 3 PSIKOSIS..docx
SRKE KEL 3 PSIKOSIS..docx
 
Presentasi sidang hasil sebelum wisudaa ..
Presentasi sidang hasil sebelum wisudaa ..Presentasi sidang hasil sebelum wisudaa ..
Presentasi sidang hasil sebelum wisudaa ..
 
TB - MDR
TB - MDRTB - MDR
TB - MDR
 
2. Pengobatan TBC RO Paduan 6 Bulan_Prof. Dr. dr. Arto Yuwono, Sp.PD.pdf
2. Pengobatan TBC RO Paduan 6 Bulan_Prof. Dr. dr. Arto Yuwono, Sp.PD.pdf2. Pengobatan TBC RO Paduan 6 Bulan_Prof. Dr. dr. Arto Yuwono, Sp.PD.pdf
2. Pengobatan TBC RO Paduan 6 Bulan_Prof. Dr. dr. Arto Yuwono, Sp.PD.pdf
 
apa aja
apa ajaapa aja
apa aja
 
Dosis Obat Anti Tuberkulosis berdasarkan Berat badan
Dosis Obat Anti Tuberkulosis berdasarkan Berat badanDosis Obat Anti Tuberkulosis berdasarkan Berat badan
Dosis Obat Anti Tuberkulosis berdasarkan Berat badan
 
Ppt ihps bedah anak
Ppt ihps bedah anakPpt ihps bedah anak
Ppt ihps bedah anak
 
KEPERAWATAN_INDIKASI, KONTRAINDIKASI,DOSIS OBAT.pptx
KEPERAWATAN_INDIKASI, KONTRAINDIKASI,DOSIS OBAT.pptxKEPERAWATAN_INDIKASI, KONTRAINDIKASI,DOSIS OBAT.pptx
KEPERAWATAN_INDIKASI, KONTRAINDIKASI,DOSIS OBAT.pptx
 
KEPERAWATAN 2023_INDIKASI, KONTRAINDIKASI,DOSIS OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_INDIKASI, KONTRAINDIKASI,DOSIS OBAT.pptxKEPERAWATAN 2023_INDIKASI, KONTRAINDIKASI,DOSIS OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_INDIKASI, KONTRAINDIKASI,DOSIS OBAT.pptx
 
Journal Reading : Clomiphene citrate
Journal Reading : Clomiphene citrate Journal Reading : Clomiphene citrate
Journal Reading : Clomiphene citrate
 
5349-8492-1-SM.pdf
5349-8492-1-SM.pdf5349-8492-1-SM.pdf
5349-8492-1-SM.pdf
 

Recently uploaded

materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxCahyaRizal1
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 

Recently uploaded (20)

materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 

Prednison tappering off MG.pptx

  • 1. Perbandingan Regimen Penurunan Kortikosteroid pada Miastenia Gravis Telaah Jurnal 2 Oleh : dr. Nailatul Fadhilah Pembimbing : dr. Restu Susanti, Sp.S(K), M.Biomed Moderator : dr. Fanny Adhy Putri, Sp.N Oponen : dr. Akmal Irsyadi Iswan dr. Sonia Hardianti Hari/Tanggal : Selasa/ 10 Mei 2022 Sharshar T, Porcher R, Demeret S, et al. Comparison of Corticosteroid Tapering Regimens in Myasthenia Gravis: A Randomized Clinical Trial. JAMA Neurol. 2021;78(4):426–433.
  • 2. Daftar Singkatan • ADL : Activity Daily Living • IQR : Interquartile Range • MG : miastenia gravis • MGFA: Myasthenia Gravis Foundation of America • MMS : minimal manifestation status 2
  • 3. Pendahuluan Miastenia gravis (MG) adalah gangguan autoimun pada sambungan neuromuskular yang ditandai dengan kelemahan yang fluktuatif. Saat ini, MG derajat sedang, berat, dan MG dengan ventilasi mekanik (klas III – V dari klasifikasi Myasthenia Gravis Foundation of America [MGFA]) yang tidak dapat dikendalikan oleh inhibitor kolinesterase (yaitu, piridostigmin) diobati dengan kortikosteroid dan imunosupresan (biasanya azatioprin) dan lebih jarang mikofenolat mofetil. Ada berbagai cara pemberian prednison; namun tidak ada protokol pemberian dosis khusus yang telah divalidasi.
  • 4. Pendahuluan Dosis prednison dalam pengobatan MG derajat sedang sampai berat umumnya ditingkatkan secara bertahap menjadi 0,75 mg/kg pada hari- hari alternatif dan dikurangi secara progresif ketika status manifestasi minimal (MMS) tercapai. Penggunaan kortikosteroid jangka panjang sering dikaitkan dengan komplikasi yang signifikan Oleh karena itu, mengurangi atau bahkan menghentikan pengobatan prednison tanpa mendestabilisasi MG merupakan tujuan terapeutik pada MG generalisata.
  • 5. Metode Desain Studi • Uji klinis acak 2-arm, kelompok parallel, rater-blinded • Lokasi : 7 RS Universitas di Prancis • Durasi : 15 bulan per individu. • Uji coba sesuai protokol yang ada • Persetujuan etik dari dewan etik Prancis Comité de Protection des Personnes Ile de France XI. • Persetujuan tertulis diperoleh dari semua peserta sebelum pendaftaran; peserta tidak menerima kompensasi finansial.
  • 6. Metode Partisipan Inklusi : • Usia 18-80 tahun • tes serologis positif untuk reseptor asetilkolin atau antibodi protein tirosin kinase spesifik otot, atau, dalam kasus tes serologis negatif, tes edrophonium positif dan stimulasi saraf berulang yang abnormal; • klasifikasi klinis MGFA III, IV, atau V • persetujuan untuk menghadiri penilaian bulanan selama 15 bulan.
  • 7. Metode Partisipan Eksklusi : • Sedang dalam pengobatan berkelanjutan dengan kortikosteroid atau azathioprine • telah menggunakan prednison dalam 2 bulan terakhir dan azathioprine pada tahun sebelum inklusi • kontraindikasi penggunaan kortikosteroid atau terapi azathioprine penyakit terkait lainnya yang memerlukan pengobatan dengan kortikosteroid atau azathioprine • timoma invasif • berat badan lebih dari 100 kg • kehamilan
  • 8. Metode Pengacakan dan Blinding • melalui sistem terpusat berbasis web; rasio 1:1 • Peresepan prednison dan azathioprine dimulai segera setelah pengacakan • Kriteria MMS dinilai secara objektif (Tabel 3 pada Supp 1) • Status pascaintervensi dinilai setiap bulan oleh penyidik, lalu diberikan kepada penyelidik kedua yang berbeda (pemberi resep) • Pemberi resep meresepkan sesuai kelompok percobaan dan status MGFA pasca intervensi.
  • 9. Metode Prosedur • Kelompok slow-tapering • Dosis awal adalah 10 mg dan ditingkatkan dengan penambahan 10 mg setiap 2 hari hingga 1,5 mg/kg berat badan pada hari alternatif tanpa melebihi 100 mg. Dosis ini dipertahankan sampai MMS tercapai dan kemudian dikurangi 10 mg setiap 2 minggu sampai dosis 40 mg tercapai, dengan penurunan selanjutnya menjadi 5 mg setiap bulan.
  • 10. Metode Prosedur • Kelompok rapid-tapering • prednison oral segera dimulai pada 0,75 mg/kg/hari. • Protokol tapering prednison tergantung pada status pasca intervensi MGFA. • Dijelaskan pada Tabel 6 dan 7 pada Suplemen 1 • Azathioprine diberikan pada kedua kelompok dimulai pada 50 mg/hari selama 1 minggu, kemudian ditingkatkan 50 mg/hari setiap minggu hingga dosis maksimum 3mg/kg/hari, tidak lebih dari 200 mg/hari.
  • 11.
  • 12. Luaran Luaran Utama • proporsi peserta yang mencapai MMS tanpa prednison pada 12 bulan dan tidak kambuh atau menggunakan prednison antara bulan 12 dan 15. Luaran sekunder • dosis kumulatif prednison yang diresepkan selama 12 bulan, • proporsi peserta dengan MMS pada 12 bulan • keterlambatan mencapai MMS • tingkat dan waktu perburukan dan eksaserbasi MG dalam 15 bulan pertama • jenis dan tingkat komplikasi terkait prednison, • frekuensi IVIG dan plasmapheresis selama masa studi 15 bulan. Status miastenia gravis dinilai oleh rater-blinded, menggunakan klasifikasi MGFA, skor Myasthenic Muscle, dan skala Aktivitas Kehidupan Sehari-hari pasien MG (MG-ADL)
  • 13. Analisis Statistik Temuan dianggap signifikan pada p < 0.05 Hasil biner dianalisis dengan menghitung perbedaan risiko Mantel- Haenszel Perbedaan rata-rata yang disesuaikan dengan 95% CI diperkirakan menggunakan model campuran linier dengan randomisasi
  • 14. Analisis Statistik Hazard ratio diperkirakan dalam proportional cause- specific hazards model dengan stratified baseline hazard. Proporsi peserta dengan efek samping yang parah dibandingkan dengan tes Fisher exact. Analisis utama mengikuti prinsip intention-to-treat. Analisis dilakukan dengan menggunakan software R, versi 3.6.1 (R Foundation for Statistical Computing).
  • 15. HASIL Gambar 1. Diagram alur studi.
  • 17. HASIL Tabel 2. Efek Pengobatan untuk Hasil Primer dan Sekunder
  • 18. HASIL Tabel 2 (lanjutan). Efek Pengobatan untuk Hasil Primer dan Sekunder
  • 19. HASIL Gambar 2. Perubahan Dosis Prednison Menurut Kelompok Tapering
  • 20. HASIL Tabel 3. Efek Samping Serius
  • 21. DISKUSI Peneliti mengembangkan regimen penurunan cepat dosis kortikosteroid dan dibandingkan dengan penurunan dosis kortikosteroid yang biasa. Penurunan cepat dosis kortikosteroid akan meningkatkan 4 kali lipat proporsi pasien yang mencapai MMS dalam 12 bulan, lepas dari kortikosteroid, dan tidak muncul relaps dalam 15 bulan. Penurunan prednison tergantung pada efikasi azathioprine, yang memiliki dosis yang sama antara 2 kelompok selama masa penelitian
  • 22. DISKUSI Prednison dihentikan lebih awal dari yang diharapkan pada kelompok slow-tapering. Dosis Prednison harian rata-rata pada 12 dan 15 bulan adalah 8 dan 2 mg.
  • 23. DISKUSI Durasi penyakit, subtype imunologi, dan tingkat keparahan tidak berbeda secara statistik antar 2 kelompok. Tidak ada interaksi dengan tindakan timektomi. Temuan ini tidak bertentangan dengan peran efisien timektomi dalam mengendalikan MG dan hemat prednisone. Hasil yang lebih baik dari kelompok intervensi terkait dengan perbedaan pemberian prednison dibandingkan dengan kelompok kontrol
  • 24. DISKUSI • (1) dosis tinggi segera vs peningkatan dosis prednison secara perlahan, • (2) dosis harian vs hari alternatif, • (3) inisiasi tapering lebih awal (pada perbaikan klinis pertama vs MMS), dan • (4) tapering lebih cepat. Perbedaan pemberian prednison dibandingkan dengan kelompok kontrol.
  • 25. DISKUSI Keterbatasan penelitian • single-blinded • Durasi tindak lanjut yang singkat -> untuk meminimalisir risiko lost-to-follow up • Tidak menggunakan placebo
  • 26. 01 Apakah judul menarik atau berguna? Ya, judul menarik karena regimen tapering kortikosteroid pada pasien MG generalisata saat ini masih belum divalidasi. Kegunaan: dapat menjadi bahan pertimbangan tapering kortikosteroid pada pasien MG generalisata. YA PENDEKATAN MEMILIH JURNAL
  • 27. Penulis, apakah memiliki rekam jejak penelitian yang baik? 02 YA JAMA Neurology Corresponding Author: Tarek Sharshar, MD, PhD • Neuro-anesthesiology and Intensive Care Medicine, GHU-Paris
  • 28. Kesimpulan: apakah valid? 03 •Sampel memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi •Pengolahan data menggunakan pengukuran statistik yang sesuai dengan jenis variabel YA Apakah bisa diaplikasikan dalam praktis klinis? Ya, karena pada pasien MG generalisata yang tidak berespon dengan Piridostigmin membutuhkan pengobatan prednison dan Azathioprine jangka Panjang, sehingga perlu mempertimbangkan cara tapering off kortikosteroid tersebut. 04 YA
  • 30. Critical Appraisal of Introduction Apakah artikel ini menjawab pertanyaan yang sama dengan pertanyaan klinis? • Ya, artikel ini mencoba untuk membandingkan efikasi regimen standar slow-tapering terapi prednison dengan regimen rapid-tapering. Apakah artikel dipublikasikan dalam 5 tahun terakhir atau merupakan penelitian awal (contoh artikel lama namun memiliki pengaruh besar dalam perkembangan selanjutnya)? • Ya, artikel diterbitkan pada tahun 2021
  • 31. Apakah dilakukan peer-reviewed pada artikel ini? •Ya Apakah penulis mengemukakan hipotesis? •Ya, hipotesa berupa: regimen rapid-tapering dapat membantu pasien MG generalisata lepas dari terapi kortikosteroid tanpa mengorbankan efikasi. Critical Appraisal of Introduction
  • 32. Critical Appraisal of Methods Apakah desain penelitian valid? • Ya, penelitian ini dianggap signifikan jika p<0,05. Normalitas data diuji dengan Saphiro-Wilk. Analisis utama mengikuti prinsip intention-to-treat. Apakah kriteria inklusi dan ekslusi dijelaskan? • Ya, dijelaskan pada subjudul Partisipan di metode penelitian.
  • 33. Critical Appraisal of Methods Apakah penelitian dilakukan secara “blind”? •Ya, rater-blinded Apakah metode penelitian dapat membatasi variabel ikutan? •Ya, pada tahap desain dengan menetapkan kriteria inklusi dan eksklusi. Apakah hasil pengukuran valid? •Ya, karena pengambilan sampel sesuai dengaan kriteria inklusi dan eksklusi dan hasil dikatakan signifikan jika p<0.05
  • 34. Critical Appraisal of Results Apakah terdapat tabel yang menjelaskan data demografis subjek? • Ya, pada tabel 1 Apakah dasar demografis kedua kelompok sama? • Ya, tidak didapatkan perbedaan bermakna berdasarkan data demografis kedua kelompok, kecuali pada data komorbid pasien. Apakah subjek penelitian memiliki kesamaan dengan pasien kita? • Ya, kesamaan terletak pada kriteria klinis diagnosis Miastenia Gravis
  • 35. Critical Appraisal of Results Apakah pengolahan statistik sesuai untuk desain penelitian dan menjawab pertanyaan klinis? •Ya, pengolahan statistik yang digunakan menggunakan analisis intention-to-treat Apakah hasil signifikan secara statistik? •Ya, dalam penelitian ini melakukan analisis dengan signifikansi p<0,05.
  • 36. Critical Appraisal of Discussion Apakah penulis menjelaskan data pendukung dalam menjelaskan hasil yang signifikan? • Ya, pada diskusi penulis menyertakan studi terdahulu yang mendukung hasil penelitian. Apakah penulis menuliskan batasan penelitian? • Ya Apakah conflicts of interest dikemukakan? • Ya, tidak ada konflik kepentingan
  • 37. ANALISIS PICO Population/Problem Penderita MG generalisata derajat MGFA III, IV, V Intervention/ Prognostic factor/ Exposure Regimen rapid-tapering prednison Comparison/ Control Regimen slow-tapering prednison Outcome Pencapaian status manifestasi minimal MG tanpa prednison pada 12 bulan dan tanpa kekambuhan klinis pada 15 bulan
  • 38. KESIMPULAN Hasil penelitian dapat dikatakan valid secara statistik Diperlukan penelitian lanjutan dengan menggunakan metode double- blind dan durasi tindak lanjut yang lebih panjang. Regimen rapid-tapering Prednison dapat dipertimbangkan untuk diaplikasikan pada pasien MG generalisata yang juga mendapat Azathioprine.