Diare adalah sebuah penyakit dimana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan. Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat dari racun bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa perawatan.
2. DIARE
Pengeluaran feses yang tidak
normal atau cair yang terjadi
lebih dari 3 kali dalam sehari
Kehilangan cairan dan
elektrolit secara berlebihan yang
terjadi karena frekuensi satu kali
atau lebih,buang air besar
dengan bentuk tinja yang encer
dan cair (Suriadi,2010).
3. Con’t
• Diare akut adalah diare yang terjadi secara
mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari
pada bayi dan anak yang sebelumnya sakit
Buang air besar yang tidak normal dan berbentuk
cair dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya.
(Vivian,2010).
Bayi diare > 3 kali BAB
Neonatus diare > 4 kali BAB
5. INFEKSI
Proses ini dapat di awali dengan adanya
mikroorganisme yang masuk ke dalam saluran
pencernaan bayi berkembang dalam usus dan
merusak sel mukosa intestinal yang dapat
menurunkan daerah permukaan intestinal
sehingga terjadinya perubahan kapasitas dari
intestinal mengakibatkan gangguan fungsi
intestinal dalam absorbsi cairan dan elektrolit.
6. INFEKSI
INFEKSI ENTERAL INFEKSI PARENTERAL
Infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak yang meliputi :
• Infeksi bakteri
• Infeksi virus
• Infeksi parasit
Infeksi di bagian tubuh lain diluar alat pencernaan,
seperti :
• Otitis media akut (OMA)
• Tonsilofaringitis
• Bronkopneumonia
• Ensifalitis
keadaan ini terutama terbagi pada bayi dan anak
berumur di bawah 2 tahun.
7. Malabsorpsi
Kegagalan dalam melakukan absorbsi yang
mengakibatkan tekanan osmotic meningkat
kemudian akan terjadi pergeseran air dan
elektrolit ke rongga usus yang dapat
meningkatkan isi rongga usus sehingga
terjadilah diare.
8. Patogenesis
1. Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat
yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam rongga usus
meninggi sehingga terjadi pergeseran air
dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi
rongga usus yang berlebihan akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare.
9. Patogenesis
2. Gangguan sekresi
• Akibat rangsangan tertentu ( misalnya
toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke
dalam rongga usus dan selanjutnya timbul
diare karena terdapat peningkatan isi
rongga usus.
10. Patogenesis
3. Gangguan motilitas usus
• Hiperperistaltik akan mengakibatkan
berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul
diare. Sebaliknya jika peristaltik usus
menurun mengakibatkan bakteri tumbuh
berlebihan, selanjutnya timbul diare juga.
11. Patofisiologis
• Meningkatnya motilitas dan cepatnya
pengosongan pada intestinal merupakan akibat
dari gangguan absorbsi dan ekskresi cairan dan
elektrolit yang berlebihan .
• Cairan, sodium, potassium dan bokarbonat
berpindah dari rongga ekstraseluler kedalam
tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi
kekurangan elektrolit, dan dapat terjadi
asidosis metabolik.
12. Akibat diare akan terjadi beberapa hal
1. Kehilangan air (dehidrasi)
2. Gangguan keseimbangan asam basa
(metabik asidosis)
3. Hipoglikemia
4. Gangguan gizi
5. Gangguan sirkulasi
13. Klasifikasi
Menurut WHO (2005) diare dapat diklasifikasikan
kepada:
1. Diare akut : diare yang berlangsung < 14 hari
2. Disentri : diare yang disertai dengan darah
3. Diare persisten : diare yang berlangsung > 14 hari
4. Diare yang disertai dengan malnutrisi berat
(Simatupang, 2004).
14. Diare dibagi menjadi :
- Akut apabila < 2 minggu
- Persisten jika berlangsung selama 2 - 4 minggu
Ahlquist dan Camilleri (2005)
15. Tanda dan gejala
1. Cengeng dan
gelisah
2. Suhu meningkat
3. Nafsu makan
menurun
4. Tinja cair kadang
disertai lender
dan darah
5. Warna tinja lama
kelamaan berwarna
hijau karena
bercampur dengan
empedu
6. Anus lecet
7. Tinja lama kelamaan
menjadi asam
(karena banyaknya
asam laktat yang keluar)
16. Tanda dan gejala
12. Dehidrasi berat maka
volume darah akan
berkurang
13. Nadi akan cepat
14. TD menurun,
kesadaran menurun
yang kemudian diakhiri
dengan shock
8. nampak dehidrasi
berat badan
menurun
9. Turgor kulit
menurun
10. Mata dan ubun-
ubun cekung
11. Selaput lendir dan
mulut juga kulit
kering
17. Derajat dehidrasi menurut WHO
tahun 2005
Tanpa
Dehidrasi
Dehidrasi
Ringan - Sedang
Dehidrasi
Berat
Keadaan Umum
Mata
Haus
Turgor
Baik
Normal
Normal
Normal
Sedang
Cekung
Haus
Lambat
Lemas
Cekung
Tidak bisa minum
Sangat lambat
NB : - Pembacaan dari kiri ke kanan
Disebut dehidrasi berat atau ringan – sedang bila dijumpai minimal 2 tanda
19. Menurut Kemenkes RI (2011)
Prinsip tatalaksana diare pada balita
LINTAS DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare)
yang didukung oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia dengan
rekomendasi WHO
Rehidrasi bukan satu-satunya cara untuk mengatasi diare
tetapi memperbaiki kondisi usus serta mempercepat
penyembuhan/menghentikan diare dan mencegah anak
kekurangan gizi akibat diare juga menjadi cara untuk
mengobati diare.
20. Program LINTAS DIARE
2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
1. Rehidrasi menggunakan Oralit osmolalitas rendah
3. Teruskan pemberian ASI dan Makanan
4. Antibiotik Selektif
5. Nasihat kepada orang tua / pengasuh
21. DOKUMENTASI SOAP
S ( Data Subjektif )
Keluhan utama :
• Mencret sejak 7 hari lebih dari 10 kali sehari.
• Konsistensi cair warna kuning kehijauan, ada
ampas, ada lendir dan tidak ada darah.
22. O ( Data Objektif )
- Keadaan umum : Tampak sakit
- Berat badan
Sebelum sakit : 4300 gram
Selama sakit : 3200 gram
- Tanda – tanda vital
Suhu : 38,8 ºC
Nadi : 96 x/menit
Respirasi : 50 x/menit
- Pemeriksaan fisik
Kepala : Ubun – ubun besar sangat cekung
Mata : Cekung
Mulut : Mukosa bibir kering
Abdomen
Inspeksi : Datar
Palpasi : Turgor kulit kembali sangat lambat, nyeri tekan
- Ekstremitas : Akral dingin
- Anus : Lecet
Terdapat kotoran BAB konsistensi cair warna kuning kehijauan, ada ampas, lendir.
23. A ( Assasment )
Diagnosa : Diare dengan dehidrasi
berat
24. • Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan
Ibu sudah mengerti dan mengetahui tentang hasil
pemeriksaannya
• Memberi tahu ibu kemungkinan penyebab diare pada bayinya
dikarenakan pemberian MPASI. Karena alat pencernaan pada bayi
belum sempurna sehingga belum siap untuk menerima makanan
atau minuman selain ASI
Ibu sudah mengerti dan mengetahui kemungkinan dari
penyebab diare bayinya.
• Menganjurkan kepada ibu untuk memberikan ASI sesering mungkin
untuk mengganti cairan yang hilang
Ibu bersedia untuk memberikan ASI sesering mungkin
P ( Perencanaan )
25. Menjelaskan kepada ibu untuk menjaga personal hygiene bayinya
yaitu membersihkan alat genitalia setiap setelah BAB dan BAK, jaga
agar daerah genetalia tetap kering dan tidak lembab. Jangan
memberikan bedak pada alat genetalia karena bisa menimbulkan
iritasi.
Ibu akan menjaga personal higiene bayinyaMemberikan
obat yaitu oralit, tablet zink (10 hari berturut-turut)
Obat telah diberikan kepada ibu
Memberitahukan ibu untuk kunjungan ulang 3 hari lagi jika diare
bayinya masih tidak berhenti.
Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang jika bayinya
masih diare
Mendokumentasikan hasil tindakan
Telah mendokumentasikan hasil tindakan
26.
27. Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat
dilakukan mulai dari rumah tangga dengan
memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila
tidak tersedia berikan cairan rumah tangga
seperti air tajin, kuah sayur, air matang.
Rehidrasi menggunakan Oralit
osmolalitas rendah
28. Zinc diberikan selama 10 hari
berturut-turut
• Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang
penting dalam tubuh.
• Zinc dapat menghambat enzim INOS (Inducible
Nitric Oxide Synthase), dimana ekskresi enzim ini
meningkat selama diare dan mengakibatkan
hipersekresi epitel usus.
• Zinc berperan dalam epitelisasi dinding usus
yang mengalami kerusakan morfologi dan fungsi
selama kejadian diare (Kemenkes RI, 2011)
29. Teruskan pemberian
ASI dan Makanan
Pemberian makanan selama diare
bertujuan untuk memberikan gizi pada
penderita terutama pada anak agar tetap kuat
dan tumbuh serta mencegah berkurangnya
berat badan.
Anak yang masih minum ASI harus lebih sering
di beri ASI. Anak yang minum susu formula juga
diberikan lebih sering dari biasanya.
30. Antibiotik Selektif
Antibiotika tidak boleh digunakan secara
rutin karena kecilnya kejadian diare pada balita
yang disebabkan oleh bakteri.
Antibiotika hanya bermanfaat pada
penderita diare dengan darah
31. Nasihat kepada orang tua / pengasuh
• Cara memberikan cairan
dan obat di rumah
• Kapan harus membawa
kembali balita ke
petugas kesehatan bila :
• Diare lebih sering
• Muntah berulang
• Sangat haus
• Makan/minum sedikit
• Timbul demam
• Tinja berdarah
• Tidak membaik dalam 3
hari.
Menurut Kemenkes RI (2011)
Ibu atau pengasuh yang berhubungan erat dengan balita
harus diberi nasehat tentang:
32. Kehilangan air (dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output)
lebih banyak dari pemasukan (input),
merupakan penyebab terjadinya kematian pada
diare.
33. Gangguan keseimbangan asam basa
(metabik asidosis)
• Kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja.
Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga
benda kotor tertimbun dalam tubuh, terjadinya
penimbunan asam laktat karena adanya anorexia
jaringan.
• Produk metabolisme yang bersifat asam
meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh
ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinya
pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler
kedalam cairan intraseluler.
34. • Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang
menderita diare, Hal ini terjadi karena adanya
gangguan penyimpanan/penyediaan glikogen
dalam hati dan adanya gangguan absorbsi
glukosa.
• Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar
glukosa darah menurun hingga 40 mg% pada
bayi dan 50% pada anak-anak.
Hipoglikemia
35. • Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu
singkat, disebabkan oleh:
• Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena
takut diare atau muntah yang bertambah hebat.
• Walaupun susu diteruskan, sering diberikan
dengan pengeluaran dan susu yang encer ini
diberikan terlalu lama.
• Makanan yang diberikan sering tidak dapat
dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena
adanya hiperperistaltik.
Gangguan gizi
36. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan
(shock) hipovolemik, akibatnya perfusi jaringan
berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis
bertambah berat, dapat mengakibatkan
perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila
tidak segera diatasi klien akan meninggal.