SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
LAPORAN KASUS

                                    KELOMPOK VI




030.11.031   Anggie Pradetya Maharani            030.11.039   Apriesta Athica Caroline

030.11.032   Angie Beatrice                      030.11.042   Archi Cherrya Oktiandini

030.11.033   Anindya                             030.11.043   Arini Nisaul I A

030.11.034   Anindya Latona Sidarta              030.11.044   Armando Rahadian

030.11.035   Anisa Putri Zakirah                 030.11.046   Ashrinda Jussinur

030.11.036   Annisa Anzar Aprilianti             030.11.047   Astrid Fiyoni

030.11.037   Annisa Rizky Maulida                030.11.048   Atika Asrianti Taslim

030.11.038   Anya Dewi Nastiti                   030.11.049   Atrya Iga Amanda




                                         JAKARTA

                                       6 Desember 2012
BAB I
                                       PENDAHULUAN


       Diare akut adalah buang air besar ada bayi atau anak lebih dari 3 kali perhari, disertai
perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung
kurang dari satu minggu. Sedangkan menurut Ghisan, diare kronik sebagai satu episode diare lebih
dari 2 minggu, dan menurut Walker-Smith et al, suatu kondisi serupa yang disertai berat badan
menurun atau sukar naik merupakan definisi dari diare peristen(1).Setiap tahun diperikirakan lebih
dari satu milyar kasus diare di dunia dengan 3,3 juta kasuskematian sebagai akibatnya.Diperkirakan
angka kejadian di negara berkembang berkisar 3,5 ± 7 episode per anak pertahun dalam 2 tahun
pertama kehidupan dan 2 ± 5 episode per anak per tahun dalam 5 tahun pertama kehidupan.
Sebagai gambaran 17% kematian anak di dunia disebabkan oleh diare, sedangkan di Indonesia,
hasil Riskesdas 2007 diperoleh bahwa diare masih merupakan penyebab kematian bayi yang
terbanyak yaitu 42% dibanding pneumonia 24%, sedangkan untuk golongan 1-4 tahun penyebab
kematian karena diare 25,2% dibanding pneumonia 15,5%.1Mekanisme penularan utama untuk
patogen diare adalah fecal-oral dengan makanan dan air sebagai media penyebarannya.
BAB II
                                         LAPORAN KASUS


Sesi 1 : Seorang anak lelaki berusia 10 bulan dibawa ke Puskesmas karena diare yang sudah
berlangsung selama 2 hari. Diare terjadi setiap hari kira-kira 6-8 kali/hari dengan tinja cair berlendir
tanpa darah dan setiap diare sebanyak kira-kira ¼ gelas.Sehari sebelum dibawa ke Puskesmas anak
mengalami muntah 3 kali jumlah banyak.Selain diare, anak batuk pilek disertai demam.


Sesi 2 : Pada anamnesis selanjutnya bayi kelihatan haus yang bila disusukan bayi kelihatan lebih
tenang. Pasien hanya dirawat beberapa jam di ruangan observasi (one day care center) dan tidak
dirawat inap kemudian pulang dengan diberi terapi dari Puskesmas. Dua hari kemudian dibawa lagi
ke Rumah Sakit karena masih diare, kejang dan tidak mau minum.Sejak satu hari terakhir kencing
sangat kurang dan terlihat sangat gelisah.
Pada pemeriksaan bayi: BB= 12 kg, kelihatan lemah, suhu 39 c, pernafasan cepat dengan RR= 56
kali/menit, nadi masih teraba, denyut jantung 152 kali/menit. Pada pemeriksaan kepala fontanel
mayor dan mata kelihatan cekung, dan konjungtiva kelihatan kering. Abdomen kelihatan kembung
dan bising usus sulit didengar,
BAB III
                                         PEMBAHASAN


       Untuk menentukan diagnosis yang tepat pada pasien kasus ini, dilakukan hal-hal
sebagai berikut: identifikasi pasien, identifikasi keluhan utama, hipotesis, anamnesis tambahan,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.


I.     Identifikasi pasien
       Nama           :-
       Umur           : 10 bulan
       Jenis kelamin : laki-laki


II.    Keluhan utama
       Diare yang sudah berlangsung selama dua hari.


III.   Hipotesis
       Menurut perjalanan penyakitnya (WHO), hipotesis anak berusia 10 bulan ini menderita
       Diare akut yaitu diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada
       bayi dan anak yang sebelumnya sehat(2).


       Yang dapat disebabkan oleh:
              Diare akut disertai dehidrasi.
              Diare akut pada kasus ini bisa disebabkan oleh Infeksi bakteri invasif seperti:
              Shigella sp, Salmonella, Campylobavter jejuni, EIEC dan EHEC. Bakteri
              melekatkan diri di dinding mukosa usus sehingga menyebabkan perubahan maupun
              kerusakan dinding mukosa usus menimbulkan diare lendir/darah.
              Selain itu dapat disebabkan oleh Rotavirus yang merupakan penyebab utama diare
              pada bayi dan anak anak biasanya berumur <5 tahun. Virus ini menyerang enterosit
              matang dari villi usus halus; memproduksi NSP4 enterotoksin. Bisa disertai
              dehidrasi, demam, muntah dan abdominal pain.
              Intoleransi laktosa
              Intoleransi laktosa merupakan gangguan penyerapan laktosa yang disebabkan oleh
              defisiensi enzim laktosa yaitu laktase dalam brush border usus halus. Sindroma
klinis ditandai oleh satu atau lebih manifestasi klinis seperti sakit perut, diare, mual,
              kembung, produksi gas di usus meningkat setelah konsumsi laktosa atau makanan
              yang mengandung laktosa(3).


IV.    Anamnesis
       Riwayat Penyakit Sekarang
          1. Apakah warna dari feses pada bayi ?
          2. Apakah diare pada bayi ini disertai kembung pada perut ?
          3. Apakah bayi tampak gelisah maupun apatis ?
          4. Apakah bayi masih diberikan ASI ?
          5. Apakah bayi tersebut masih mau diberi minum atau ASI ?
          6. Apakah bayi pernah mengalami kejang pada masa diare ini ?
          7. Apakah bayi sudah mengonsumsi makanan tambahan ?
          8. Makanan apa yang terakhir dikonsumsi oleh bayi ?


V.     Pemesiksaan fisik


Pemeriksaan fisik        Hasil pemeriksaan       Nilai normal               Interpretasi
Keadaan umum             Lemah dan gelisah       Tidak lemah dan tidak Mungkin di karenakan
                                                 gelisah               diare dan dehidrasi
                                                                       yang berat
Suhu                     39° C                   36,5° – 37,2° C            Febris
Berat badan              12 Kg                   Berat badan ideal pada Normal
                                                 bayi (0-12bln) :
                                                 (umur (dalam bulan) / 2
                                                 + 4 = 10/2 + 4 = 9
Pernafasan               56x /menit              30 – 50x /menit            Takipnea
Denyut nadi              152x /menit             80 – 140x /menit           Takikardia
Kepala :
    Fontanel mayor Cekung                       Tidak cekung               Dehidrasi
       dan mata
    Konjungtiva    Kering                       Tidak kering               Dehidrasi
Abdomen                  Kembung dan bising Normal, simetris dan
                         usus sulit didengar mendatar
VI.    Pemeriksaan laboratorium
       Clini test (tes reduksi tinja): Positif kuat.
       Pada hasil clinitest positif kuat ini menandakan adanya malabsorbsi karbohidrat yang
       dimana seharusnya tidak ada lagi gula yang diserap di colon. Dan hasilnya positif juga
       menandakan adanya diare osmotic(4).


VII.   Diagnosis
       Diare Akut dengan Dehidrasi Berat.
       Dehidrasi berat dihitung berdasarkan derajat dehidrasi Skor Maurice King. Karena ada
       keluhan batuk, pilek dan juga didapatkan cline test + yang membuktikan bahwa penyerapan
       glukosa tidak sempurna/defisiensi enzim pemecah glukosa pada mucus usus, maka untuk
       etiologi dari diare kami menduga disebabkan oleh rotavirus dimana rotavirus dapat
       menginfeksi melalui jalan pernafasan yang pada akhirnya dapat juga bersamaan dengan
       intoleransi laktosa. Namun untuk memastikan etiologinya kami perlu melakukan
       pemeriksaan penunjang lainnya(5).


VIII. Penatalaksanaan
       A. Medikamentosa
           a. Karena pasien masih berumur 10 bulan, tidak mau minum dan mengalami kejang di
               rehidrasi dengan NGT (Nasogastrict Tube)
                       Berikan 20ml/Kg/jam selama 6 jam (total 120ml/Kg)
                       Perhatikan pasien setiap 1-2 jam
           b. Beri antibiotic jika penyebab kuman sudah diketahui.
       B. Non Medikamentosa
           Menerangkan 3 cara pengobatan diare di rumah :
           a. Berikan anak lebih banyak cairan dari biasanya untuk mencegah dehidrasi
                       Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan seperti oralit, makananyang
                       cair (sup, air tajin) dan air matang
                       Gunakan larutan oralit seperti tabel di bawah (Jika anak usia < 6 bulandan
                       belum makan padat lebih baik diberi oralit dan air matang daripadamakanan
                       cair
                       Beri larutan oralit sebanyak anak mau
                       Teruskan pemberian larutan ini hingga diare berhenti
b. Beri anak makan untuk mencegah kurang gizi.
                    Teruskan ASI
                    Bila anak tidak mendapat ASI beri susu yang biasa diberikan. Untuk anak < 6
                    bulan dan belum mendapat makanan padat diberi susu cairyang dicairkan
                    dengan air yang sebanding selama 2 hari.


                  Bila anak ≥ 6 bulan / telah mendapat makanan padat:
                      Beri bubur/campuran tepung lain, bila perlu campur dengan kacang-
                      kacangan, sayur, daging atau ikan. Tambah 1-2 sendok teh minyak
                      sayurpada tiap porsi
                      Beri sari buah segar/pisang halus/untuk menambah kalium
                      Dorong anak untuk makan, berikan makanan sedikitnya 5 x sehari
                      Beri makanan yang sama setelah diare berhenti dan beri makanantambahan
                      setiap hari selama seminggu


         c. Bawa anak kepada petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3 hari /
            menderita sbb:
                      BAB cair sering kali
                      Makan/minum sedikit
                      Muntah berulang-ulang
                      Demam
                      Sangat haus sekali
                      Tinja berdarah


IX.   Prognosis
            Ad vitam               : Dubia ad bonam
            Ad functionam          : Ad bonam
            Ad sanationam          : Ad bonam
BAB IV
                                  TINJAUAN PUSTAKA


I.   Anatomi sistem pencernaan

     A. Mulut
           Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada
        hewan.Mulut umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang
        berakhir di anus.
           Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan.Bagian dalam dari mulut
        dilapisi oleh selaput lendir.Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di
        permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit.
        Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari
        berbagai macam bau.
           Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi
        belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna.
        Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut
        dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung
        antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri
        secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.
B. Tenggorokan ( Faring)
      Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan.Didalam lengkung
   faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar
   limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara
   jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung,
   didepan ruas tulang belakang. Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung,
   dengan perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga
   mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium
      Tekak terdiri dari; Bagian superior :bagian yang sangat tinggi dengan hidung, bagian
   media: bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior: bagian yang sama
   tinggi dengan laring.
      Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang
   menghubungkan      tekak   dengan   ruang   gendang    telinga,Bagian   media   disebut
   orofaring,bagian ini berbatas kedepan sampai diakar lidah bagian inferior disebut laring
   gofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring
C. Kerongkongan (Esofagus)
       Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
   makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui
   kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Esofagus dibagi menjadi tiga
   bagian:
             bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)
             bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
             bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).


D. Lambung
   Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai.
   Terdiri dari 3 bagian yaitu:
             Kardia.
             Fundus.
             Antrum.




       Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin
   (sfinter), yang bisa membuka dan menutup.Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi
   masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk
    mencampur       makanan   dengan   enzim-enzim.    Sel-sel   yang   melapisi   lambung
    menghasilkan 3 zat penting :
           Lendir
           Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung.Setiap
           kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah
           kepada terbentuknya tukak lambung.
           Asam klorida (HCl)
           Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh
           pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan
           sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
           Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)

E. Usus halus (usus kecil)
       Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di
   antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang
   mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan
   lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan
   makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang
   mencerna protein, gula dan lemak.
       Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar ( M
   sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar )
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong
(jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
   1. Usus dua belas jari (Duodenum)
          Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang
      terletak   setelah   lambung    dan   menghubungkannya      ke   usus    kosong
      (jejunum).Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus
      halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.
          Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus
      seluruhnya oleh selaput peritoneum.pH usus dua belas jari yang normal berkisar
      pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu
      dari pankreas dan kantung empedu.Nama duodenum berasal dari bahasa Latin
      duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.
          Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum),
      yang merupakan bagian pertama dari usus halus.Makanan masuk ke dalam
      duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus
      halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk
      berhenti mengalirkan makanan.
   2. Usus Kosong (jejenum)
          Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian
      kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus
      penyerapan (ileum).Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8
      meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong.Usus kosong dan usus penyerapan
      digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.
          Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot
      usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus.Secara histologis dapat
      dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar
      Brunner.Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan, yakni
      sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri.Sedikit sulit untuk membedakan usus
      kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.
3. Usus Penyerapan (illeum)
               Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada
           sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak
           setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki
           pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12
           dan garam-garam empedu.


F. Usus Besar (Kolon)
       Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan
   rektum.Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
   Usus besar terdiri dari :
           Kolon asendens (kanan)
           Kolon transversum
           Kolon desendens (kiri)
           Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)




       Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa
   bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi
   membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal
   dari usus.Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-
   bakteri didalam usus besar.Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan
   dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
G. Usus Buntu (sekum)
      Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam istilah anatomi adalah
   suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari
   usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis
   reptil.Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora
   eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh
   umbai cacing.


H. Umbai Cacing (Appendix)
      Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu.Infeksi pada
   organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing.Apendisitis yang parah dapat
   menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau
   peritonitis (infeksi rongga abdomen).
      Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform
   appendix (atau hanya appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung dengan
   caecum.
      Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa,
   Umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm.
   Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda – bisa di
   retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum.


I. Rektum dan anus
      Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah ruangan
   yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ
   ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses.Biasanya rektum ini kosong
   karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika
   kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk
   buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material
   di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk
   melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan
   ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak
   terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan
   anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting
   untuk menunda BAB.


       Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar
   dari tubuh.Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya
   dari usus.Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari
   tubuh melalui proses defekasi (buang air besar – BAB), yang merupakan fungsi utama
   anus.


J. Pankreas
       Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama
   yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti
   insulin.Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan
   duodenum (usus dua belas jari).
   Pankreas terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :
           Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
           Pulau Langerhans, menghasilkan hormon
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan
   hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein,
   karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat
   digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif
   jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar
   sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan
   asam lambung.


K. Hati
      Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan memiliki
   berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan.
      Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa
   fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan
   penetralan obat.Dia juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan.Istilah
   medis yang bersangkutan dengan hati biasanya dimulai dalam hepat- atau hepatik dari
   kata Yunani untuk hati, hepar.
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh
   darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang
   bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati
   sebagai vena porta.Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati,
   dimana darah yang masuk diolah.
      Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya
   dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.


L. Kandung empedu
      Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir
  yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses
  pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan
  berwarna hijau gelap – bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan
  empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari
  melalui saluran empedu.
Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:
               Membantu pencernaan dan penyerapan lemak
               Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin
               (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.


II.   Fisiologi
      1.   Mulut
              Pada mulut terdapat gigi geligi yang berfungsi untuk mengunyah makanan sehingga
           menjadi ukuran yang lebih kecil. Di mulut juga terjadi pencernaan karbohidrat melalui
           kerja enzim amylase liur yag menguraikan polisakarida menjadi maltosa. Air liur di
           mulut juga mengandung mukus sebagai pelumas makanan dan enzim lisozim yang
           berfungsi untuk menghancurkan bakteri.
      2.   Faring dan Esofagus
              Proses yang terjadi pada faring dan esophagus adalah proses menelan. Esofagus
           adalah saluran tempat lewat makanan dari mulut ke lambung. Pada esofagus terdapat
           gerakan peristaltik yang menyapu dari pangkal ke ujung esophagus dan mendorong
           makanan yang telah menjadi bolus untuk menelusuri esophagus dan masuk ke lambung.
      3.   Lambung
              Salah satu fungsi lambung adalah untuk menyimpan makanan sebelum selanjutnya
           disalurkan ke usus halus       yang merupakan tempat utama pencernaan dan
           penyerapan.Lambung menghasilkan pepsinogen yang diproduksi oleh chief cell.
           Pepsinogen akan diubah menjadi bentuk aktifnya yaitu pepsin oleh HCl yang juga
           dikeluarkan lambung. Pepsin memulai pencernaan protein dengan memutuskan ikatan-
ikatan asam amino untuk menghasilkan fragmen-fragmen peptida.Di lambung juga
     disekresi faktor intrinsik yang penting dalam penyerapan vitamin B12. (1)
4.   Pankreas
        Pankreas    mengandung      jaringan      eksokrin   dan   endokrin.Bagian     eksokrin
     mengeluarkan getah pancreas yang terdiri dari enzim pancreas dan larutan cair
     basa.Terdapat tiga jenis enzim pankreas yaitu enzim proteolitik untuk pencernaan
     protein, amilase pankreas untuk pencernaan karbohidrat, dan lipase pankreas untuk
     mencerna lemak.Enzim proteolitik terdiri dari tripsinogen, kimotripsinogen, dan
     prokarboksipeptidase. Tripsinogen akan diaktifkan menjadi tripsin oleh enterokinase.
     Sedangkan kimotripsinogen dan prokarboksipeptidase akan diaktifkan oleh tripsin.
     Amilase pankreas mengubah polisakarida menjadi disakarida maltosa.Lipase pancreas
     menghidrolisis trigliserida menjadi monogliserida dan asam lemak bebas.(1)
5.   Hati
        Dalam sistem pencernaan hati berperan untuk sekresi garam empedu yang
     membantu pencernaan dan penyerapan lemak.
6.   Usus Halus
        Usus    halus   adalah   tempat    sebagian     besar   pencernaan   dan     penyerapan
     berlangsung.Terdapat tiga jenis enzim            yaitu enterokinase, disakaridase, dan
     aminopeptidase.Enterokinase      berfungsi     untuk    mengaktifkan    enzim     pancreas
     tripsinogen. Disakaridase terdiri dari maltase, sukrase, dan laktase yang masing-masing
     menghidrolisis maltose, sukrosa, dan laktosa menjadi monosakarida konstituennya.
     Aminopeptidase menghidrolisis fragmen-fragmen peptide kecil menjadi komponen-
     komponen asam aminonya sehingga pencernaan protein selesai.Pada usus halus terjadi
     penyerapan semua nutrient, sebagian elektrolit, dan air(6).
7.   Usus Besar
        Komponen yang disalurkan ke kolon terdiri dari residu makanan yang tercerna,
     komponen empedu yang tidak diserap, dan cairan. Kolon mengekstraksi H2O dan garam
     dari isi lumennya dan sisanya akan dikeluarkan sebagai feses. Fungsi utama usus besar
     adalah untuk menyimpanan tinja sebelum defekasi(7).
8.   Rektum
        Tempat penyimpanan feses sebelum akhirnya dibuang melalui anus.
9.   Anus
        Tempat pengeluaran feses.
III. Histologi
       1.   Oesophagus
                 Oesophagus dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Di dalam
            submukosa, terdapat kelenjar esophagus dengan secret yangmemudahkan transport
            makanan dan melindungi mukosa esophagus.Di dalam lamina propria, terdapat kelenjar
            kardiak esophagus yangmenyekresi mucus. Lapisan muskularnya terdiri atas sel-sel otot
            polos.Hanya bagian esophagus yang terdapat di dalam rongga peritoneumyang ditutupi
            serosa. Sisanya ditutupi oleh selapis jaringan ikatlonggar, adventisia, yang menyatu
            dengan jaringan sekitar .
       2.   Gaster (ventriculus)
                 Mukosa lambung terdiri atas epitel permukaan yang berlekuk ke dalamlamina
            propria. Lamina proprianya terdiri atas jaringan jaringan ikatlonggar yang disusupi sel
            otot polos dan sel limfoid. Lapisansubmukosa terdiri atas jaringan ikat padat yang
            mengandung pembuluhdarah dan pembuluh limfe. Lapisan muskularisnya terdiri atas
            serabutotot    polos   yang    tersusun   dalam    tiga   arah   utama.   Lapisan    luar
            tersusunlongitudinal, lapisan tengah tersusun sirkular, dan lapisan dalamtersusun oblik.




       3.   Usus Halus
                 Usus halus relatif panjang, rata-rata lima meter, dan terdiri atas tigasegmen, yaitu
            duodenum, jejunum, dan ileum. Ketiganya memilikikemiripan. Permukaan usus halus
            memperlihatkan lipatan-lipatanpermanen, yaitu plika sirkularis, yang terdiri atas
            mukosa dansubmukosa, dengan bentuk semilunar, sirkular, atau spiral. Plika inipaling
            berkembang di jejunum. Di duodenum, terdapat vili yangberbentuk daun dan berangsur
            berubah bentuk menyerupai jari saattiba di ileum. Epitel vili menyatu dengan epitel
            kelenjar. Kelenjarintestinal mengandung sel induk, sedikit sel absorptive, sel goblet,
            selpaneth, dan sel enteroendokrin
4.   Colon
        Usus besar terdiri atas membran mukosa tanpa adanya lipatan kecualipada bagian
     distalnya (rectum). Vili usus tidak dijumpai pada bagianusus ini. Kelenjar usus
     berukuran panjang dan ditandai denganbanyaknya sel goblet dan sel absorptive dan
     sedikit sel enteroendokrin.Lamina proprianya banyak dijumpai sel limfoid dan nodul
     yangseringkali menyebar sampai ke dalam submukosa. Muskularis terdiri atas berkas –
     berkas longitudinal dan sirkular(8).


IV. Patogenesis diagnosis
Diare disebabkan oleh aktivitas yang dilakukan virus.Malabsorbsi terjadi oleh karena
kerusakan sel usus (enterocyt). Racun yang diprosuksi Rotavirus berupa protein NSP4
menyebabkan sekresi ion kalsium, mengganggu SGLT1 dalam proses reabsorbsi air,
menghambat aktivitas membran silia disakarida, dan kemungkinan mengganggu reflek
simpatis parasimpatis usus. Enterocyt yang sehat mengsekresikan lactase ke usus kecil,
intoleransi susu dapat terjadi oleh karena defisiensi lactase dan menjadi gejala khas dari
infeksi rotavirus ini, dan kondisi ini dapat berlangsung sampai satu minggu. Diare sedang
yang berulang oleh karena pengenalan susu buatan pada anak terjadi oleh karena fermentasi
disakarida laktosa oleh bakteri di usus.


Gejala Klinis
Gejala yang didapatkan pada gastroenteritis oleh karena rotavirus antara lain dapat berupa
muntah, diare air, dan demam sumer-sumer. Ketika seorang anak terinfeksi virus ini perlu
waktu inkubasi selama kurang lebih 2 hari sebelum timbulnya gejala klinis.Dehidrasi lebih
sering terjadi pada infeksi rotavirus daripada oleh karena bakteri patogen, dan menjadi
penyebab kematian tersering oleh karena infeksi rotavirus ini.
Infeksi rotavirus dapat terjadi seumur hidup, infeksi pertama kali menimbulkan gejala,
namun infeksi berikutnya tidak menimbulkan gejala oleh karena adanya peningkatan sistem
imunitas tubuh. Oleh karena itu, infeksi dengan manifestasi klinis terbanyak pada usia di
bawah 2 tahun dan menurun sampai dengan usia 45 tahun. Infeksi pada neonatus biasanya
asimtomatik atau infeksi sedang, infeksi yang berat biasanya pada anak usia 6 bulan sampai
2 tahun, juga pada anak yang lebih tua dengan imunokompromis. Oleh karena imunitas yang
didapat pada waktu anak, orang dewasa kebal terhadap infeksi rotavirus, diare pada dewasa
lebih sering disebabkan hal lain, selain rotavirus, akan tetapi infeksi asimtomatik pada
dewasa ini dapat menjadi      sumber penularan. Infeksi simptomatis pada dewasa dapat
disebabkan rotavirus tipe A dengan serotipe yang lain(10).
BAB V
                                          KESIMPULAN
       Berdasarkan informasi dan pemeriksaan yang telah dilakukan, diagnosis dari pasien ini
adalah diare akut dengan dehidrasi. Pasien mengalami diare selama 2 hari dengan lendir dan terlihat
tanda-tanda dehidrasi seperti pasien kelihatan haus, fontanel mayor dan mata terlihat cekung serta
konjungtiva kelihatan kering. Karena pasien mengalami kejang, maka penatalaksanaan pada pasien
ini dengan rehidrasi menggunakan NGT (Nasogastrict Tube), dan edukasi kepada orangtua pasien.
BAB VI
                                   DAFTAR PUSTAKA
1. 1. Subagyo B, Santoso NB. Diare akut. Buku Ajar Gastroentero-Hepatologi. In: Juffrie M,
   Soenarto SSY, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyani NS, editors. Jakarta: Badan Penerbit
   IDAI; 2012.p.87-8, 122
2. Irwanto,Roim A,Sudarmo SM.Diare akut anak dalam ilmu penyakit anak diagnosa dan
   penatalaksanaan. Edisi ke 1.Jakarta:Salemba Medika;p.73-6
3. Mansjoer A. Suprohaita. Wardhani I. W. Setiowulan W. Kapita Selekta: Gastroentologi
   Anak. 3rd ed. Jakarta: Media Aesculapius FKUI. 2000. p.51
4. Heyman MB. Lactose Intolerance in Infants, Children, and Adolescent. 2006.p. 118, 3, 1279.
5. Kee, Jajce Lefever.Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan diagnostic. Jakarta: EGC; 2007
6. Subagyo      B,     Santoso     NB.      Diare    Akut. Buku     Ajar     Gastroenterologi-
   Hepatologi.Jakarta:Penerbit IDAI;2010;p.101-5
7. Sherwood L. Sistem Pencernaan. In:Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem. Yesdelita N
   (ed). Jakarta: EGC; 2012. p. 645-688.
8. Juncqueira L. C , Carneiro J. Histologi Dasar Teks dan Atlas.Jakarta : EGC. 2000
9. Jawetz, Melnick, Adelberg. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta:EGC;1996


    .

More Related Content

What's hot

BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangBAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangSyscha Lumempouw
 
Pelayanan imunisasi
Pelayanan  imunisasiPelayanan  imunisasi
Pelayanan imunisasiJoni Iswanto
 
Anemia power point
Anemia power point Anemia power point
Anemia power point Warnet Raha
 
Laporan kasus graves disease
Laporan kasus graves diseaseLaporan kasus graves disease
Laporan kasus graves diseaseNoorahmah Adiany
 
Kista ovarium kelompok 3
Kista ovarium kelompok 3Kista ovarium kelompok 3
Kista ovarium kelompok 3Radna Vilusa
 
Slideatelektasisparu 130119051826-phpapp01
Slideatelektasisparu 130119051826-phpapp01Slideatelektasisparu 130119051826-phpapp01
Slideatelektasisparu 130119051826-phpapp01Hari Purwanto
 
5. tanda tanda kehamilan--
5. tanda tanda kehamilan--5. tanda tanda kehamilan--
5. tanda tanda kehamilan--Devi Narti
 
Veruka vulgaris
Veruka vulgarisVeruka vulgaris
Veruka vulgarisery putra
 
Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014
Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014
Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014JudiEndjun Ultrasound
 
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalFisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalDokter Tekno
 
Anemia power point 2
Anemia power point 2Anemia power point 2
Anemia power point 2Warnet Raha
 
Diare - Power Point
Diare - Power PointDiare - Power Point
Diare - Power PointEncepal Cere
 
7d persalinan sungsang
7d persalinan sungsang7d persalinan sungsang
7d persalinan sungsangJoni Iswanto
 

What's hot (20)

BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangBAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
 
Ppt campak
Ppt campakPpt campak
Ppt campak
 
Pelayanan imunisasi
Pelayanan  imunisasiPelayanan  imunisasi
Pelayanan imunisasi
 
Anemia power point
Anemia power point Anemia power point
Anemia power point
 
GNAPS.pptx
GNAPS.pptxGNAPS.pptx
GNAPS.pptx
 
Laporan kasus graves disease
Laporan kasus graves diseaseLaporan kasus graves disease
Laporan kasus graves disease
 
Cairan infuse
Cairan infuseCairan infuse
Cairan infuse
 
Kista ovarium kelompok 3
Kista ovarium kelompok 3Kista ovarium kelompok 3
Kista ovarium kelompok 3
 
Ppt plasenta previa
Ppt plasenta previaPpt plasenta previa
Ppt plasenta previa
 
Ikterus Neonatorum
Ikterus NeonatorumIkterus Neonatorum
Ikterus Neonatorum
 
Slideatelektasisparu 130119051826-phpapp01
Slideatelektasisparu 130119051826-phpapp01Slideatelektasisparu 130119051826-phpapp01
Slideatelektasisparu 130119051826-phpapp01
 
5. tanda tanda kehamilan--
5. tanda tanda kehamilan--5. tanda tanda kehamilan--
5. tanda tanda kehamilan--
 
Veruka vulgaris
Veruka vulgarisVeruka vulgaris
Veruka vulgaris
 
Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014
Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014
Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014
 
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalFisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normal
 
Anemia power point 2
Anemia power point 2Anemia power point 2
Anemia power point 2
 
Diare - Power Point
Diare - Power PointDiare - Power Point
Diare - Power Point
 
7d persalinan sungsang
7d persalinan sungsang7d persalinan sungsang
7d persalinan sungsang
 
Tuberculosis pada anak
Tuberculosis pada anakTuberculosis pada anak
Tuberculosis pada anak
 
Solusio placenta
Solusio placentaSolusio placenta
Solusio placenta
 

Similar to Diare akut dehidrasi

Leaflet demam dan diader
Leaflet demam dan diaderLeaflet demam dan diader
Leaflet demam dan diaderWarnet Raha
 
Leaflet diare dan demam
Leaflet diare dan demamLeaflet diare dan demam
Leaflet diare dan demamaskep33
 
Leaflet diare dan demam
Leaflet diare dan demamLeaflet diare dan demam
Leaflet diare dan demamaskep33
 
Diare akut 1234kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx
Diare akut 1234kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptxDiare akut 1234kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx
Diare akut 1234kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptxudjkw
 
Leaflet diare dan demam
Leaflet diare dan demamLeaflet diare dan demam
Leaflet diare dan demamSamsul Arifin
 
Asuhan kebidanan pada bayi dengan dehidrasi sedang AKBID PARAMATA RAHA
Asuhan kebidanan pada bayi dengan dehidrasi sedang AKBID PARAMATA RAHA Asuhan kebidanan pada bayi dengan dehidrasi sedang AKBID PARAMATA RAHA
Asuhan kebidanan pada bayi dengan dehidrasi sedang AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
Laporan Kasus Diare ppt.pptx
Laporan Kasus Diare ppt.pptxLaporan Kasus Diare ppt.pptx
Laporan Kasus Diare ppt.pptxMichelleAngelika
 
CIRIT-BIRIT DI KALANGAN BAYI & KANAK-KANAK
CIRIT-BIRIT DI KALANGAN BAYI & KANAK-KANAK CIRIT-BIRIT DI KALANGAN BAYI & KANAK-KANAK
CIRIT-BIRIT DI KALANGAN BAYI & KANAK-KANAK Tangan-tangan Putih
 
diare dan konstipasi
diare dan konstipasidiare dan konstipasi
diare dan konstipasiEva Selvyana
 
Buku saku lintas diare
Buku saku lintas diareBuku saku lintas diare
Buku saku lintas diareDian Ratih
 
Asuhan keperawatan diare pada anak
Asuhan keperawatan diare pada anakAsuhan keperawatan diare pada anak
Asuhan keperawatan diare pada anakSTIKES GRAHA MEDIKA
 
TATALAKSANA DIARE AKUT PADA ANAK (EFIR).docx
TATALAKSANA DIARE AKUT PADA ANAK (EFIR).docxTATALAKSANA DIARE AKUT PADA ANAK (EFIR).docx
TATALAKSANA DIARE AKUT PADA ANAK (EFIR).docxUGDPKMMARIDAN
 
DIARE PADA ANAK.pptx
DIARE PADA ANAK.pptxDIARE PADA ANAK.pptx
DIARE PADA ANAK.pptxdokterngapak
 

Similar to Diare akut dehidrasi (20)

Diare
Diare Diare
Diare
 
Leaflet demam dan diader
Leaflet demam dan diaderLeaflet demam dan diader
Leaflet demam dan diader
 
Leaflet demam dan diader
Leaflet demam dan diaderLeaflet demam dan diader
Leaflet demam dan diader
 
Leaflet demam dan diader
Leaflet demam dan diaderLeaflet demam dan diader
Leaflet demam dan diader
 
Leaflet diare dan demam
Leaflet diare dan demamLeaflet diare dan demam
Leaflet diare dan demam
 
Leaflet diare dan demam
Leaflet diare dan demamLeaflet diare dan demam
Leaflet diare dan demam
 
Diare akut 1234kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx
Diare akut 1234kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptxDiare akut 1234kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx
Diare akut 1234kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx
 
Leaflet diare dan demam
Leaflet diare dan demamLeaflet diare dan demam
Leaflet diare dan demam
 
Asuhan kebidanan pada bayi dengan dehidrasi sedang AKBID PARAMATA RAHA
Asuhan kebidanan pada bayi dengan dehidrasi sedang AKBID PARAMATA RAHA Asuhan kebidanan pada bayi dengan dehidrasi sedang AKBID PARAMATA RAHA
Asuhan kebidanan pada bayi dengan dehidrasi sedang AKBID PARAMATA RAHA
 
Laporan Kasus Diare ppt.pptx
Laporan Kasus Diare ppt.pptxLaporan Kasus Diare ppt.pptx
Laporan Kasus Diare ppt.pptx
 
CIRIT-BIRIT DI KALANGAN BAYI & KANAK-KANAK
CIRIT-BIRIT DI KALANGAN BAYI & KANAK-KANAK CIRIT-BIRIT DI KALANGAN BAYI & KANAK-KANAK
CIRIT-BIRIT DI KALANGAN BAYI & KANAK-KANAK
 
diare dan konstipasi
diare dan konstipasidiare dan konstipasi
diare dan konstipasi
 
Buku saku lintas diare
Buku saku lintas diareBuku saku lintas diare
Buku saku lintas diare
 
himbauan.docx
himbauan.docxhimbauan.docx
himbauan.docx
 
mamuju tengah.pptx
mamuju tengah.pptxmamuju tengah.pptx
mamuju tengah.pptx
 
Asuhan keperawatan diare pada anak
Asuhan keperawatan diare pada anakAsuhan keperawatan diare pada anak
Asuhan keperawatan diare pada anak
 
Diare
DiareDiare
Diare
 
Diare
Diare Diare
Diare
 
TATALAKSANA DIARE AKUT PADA ANAK (EFIR).docx
TATALAKSANA DIARE AKUT PADA ANAK (EFIR).docxTATALAKSANA DIARE AKUT PADA ANAK (EFIR).docx
TATALAKSANA DIARE AKUT PADA ANAK (EFIR).docx
 
DIARE PADA ANAK.pptx
DIARE PADA ANAK.pptxDIARE PADA ANAK.pptx
DIARE PADA ANAK.pptx
 

Diare akut dehidrasi

  • 1. LAPORAN KASUS KELOMPOK VI 030.11.031 Anggie Pradetya Maharani 030.11.039 Apriesta Athica Caroline 030.11.032 Angie Beatrice 030.11.042 Archi Cherrya Oktiandini 030.11.033 Anindya 030.11.043 Arini Nisaul I A 030.11.034 Anindya Latona Sidarta 030.11.044 Armando Rahadian 030.11.035 Anisa Putri Zakirah 030.11.046 Ashrinda Jussinur 030.11.036 Annisa Anzar Aprilianti 030.11.047 Astrid Fiyoni 030.11.037 Annisa Rizky Maulida 030.11.048 Atika Asrianti Taslim 030.11.038 Anya Dewi Nastiti 030.11.049 Atrya Iga Amanda JAKARTA 6 Desember 2012
  • 2. BAB I PENDAHULUAN Diare akut adalah buang air besar ada bayi atau anak lebih dari 3 kali perhari, disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu. Sedangkan menurut Ghisan, diare kronik sebagai satu episode diare lebih dari 2 minggu, dan menurut Walker-Smith et al, suatu kondisi serupa yang disertai berat badan menurun atau sukar naik merupakan definisi dari diare peristen(1).Setiap tahun diperikirakan lebih dari satu milyar kasus diare di dunia dengan 3,3 juta kasuskematian sebagai akibatnya.Diperkirakan angka kejadian di negara berkembang berkisar 3,5 ± 7 episode per anak pertahun dalam 2 tahun pertama kehidupan dan 2 ± 5 episode per anak per tahun dalam 5 tahun pertama kehidupan. Sebagai gambaran 17% kematian anak di dunia disebabkan oleh diare, sedangkan di Indonesia, hasil Riskesdas 2007 diperoleh bahwa diare masih merupakan penyebab kematian bayi yang terbanyak yaitu 42% dibanding pneumonia 24%, sedangkan untuk golongan 1-4 tahun penyebab kematian karena diare 25,2% dibanding pneumonia 15,5%.1Mekanisme penularan utama untuk patogen diare adalah fecal-oral dengan makanan dan air sebagai media penyebarannya.
  • 3. BAB II LAPORAN KASUS Sesi 1 : Seorang anak lelaki berusia 10 bulan dibawa ke Puskesmas karena diare yang sudah berlangsung selama 2 hari. Diare terjadi setiap hari kira-kira 6-8 kali/hari dengan tinja cair berlendir tanpa darah dan setiap diare sebanyak kira-kira ¼ gelas.Sehari sebelum dibawa ke Puskesmas anak mengalami muntah 3 kali jumlah banyak.Selain diare, anak batuk pilek disertai demam. Sesi 2 : Pada anamnesis selanjutnya bayi kelihatan haus yang bila disusukan bayi kelihatan lebih tenang. Pasien hanya dirawat beberapa jam di ruangan observasi (one day care center) dan tidak dirawat inap kemudian pulang dengan diberi terapi dari Puskesmas. Dua hari kemudian dibawa lagi ke Rumah Sakit karena masih diare, kejang dan tidak mau minum.Sejak satu hari terakhir kencing sangat kurang dan terlihat sangat gelisah. Pada pemeriksaan bayi: BB= 12 kg, kelihatan lemah, suhu 39 c, pernafasan cepat dengan RR= 56 kali/menit, nadi masih teraba, denyut jantung 152 kali/menit. Pada pemeriksaan kepala fontanel mayor dan mata kelihatan cekung, dan konjungtiva kelihatan kering. Abdomen kelihatan kembung dan bising usus sulit didengar,
  • 4. BAB III PEMBAHASAN Untuk menentukan diagnosis yang tepat pada pasien kasus ini, dilakukan hal-hal sebagai berikut: identifikasi pasien, identifikasi keluhan utama, hipotesis, anamnesis tambahan, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. I. Identifikasi pasien Nama :- Umur : 10 bulan Jenis kelamin : laki-laki II. Keluhan utama Diare yang sudah berlangsung selama dua hari. III. Hipotesis Menurut perjalanan penyakitnya (WHO), hipotesis anak berusia 10 bulan ini menderita Diare akut yaitu diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat(2). Yang dapat disebabkan oleh: Diare akut disertai dehidrasi. Diare akut pada kasus ini bisa disebabkan oleh Infeksi bakteri invasif seperti: Shigella sp, Salmonella, Campylobavter jejuni, EIEC dan EHEC. Bakteri melekatkan diri di dinding mukosa usus sehingga menyebabkan perubahan maupun kerusakan dinding mukosa usus menimbulkan diare lendir/darah. Selain itu dapat disebabkan oleh Rotavirus yang merupakan penyebab utama diare pada bayi dan anak anak biasanya berumur <5 tahun. Virus ini menyerang enterosit matang dari villi usus halus; memproduksi NSP4 enterotoksin. Bisa disertai dehidrasi, demam, muntah dan abdominal pain. Intoleransi laktosa Intoleransi laktosa merupakan gangguan penyerapan laktosa yang disebabkan oleh defisiensi enzim laktosa yaitu laktase dalam brush border usus halus. Sindroma
  • 5. klinis ditandai oleh satu atau lebih manifestasi klinis seperti sakit perut, diare, mual, kembung, produksi gas di usus meningkat setelah konsumsi laktosa atau makanan yang mengandung laktosa(3). IV. Anamnesis Riwayat Penyakit Sekarang 1. Apakah warna dari feses pada bayi ? 2. Apakah diare pada bayi ini disertai kembung pada perut ? 3. Apakah bayi tampak gelisah maupun apatis ? 4. Apakah bayi masih diberikan ASI ? 5. Apakah bayi tersebut masih mau diberi minum atau ASI ? 6. Apakah bayi pernah mengalami kejang pada masa diare ini ? 7. Apakah bayi sudah mengonsumsi makanan tambahan ? 8. Makanan apa yang terakhir dikonsumsi oleh bayi ? V. Pemesiksaan fisik Pemeriksaan fisik Hasil pemeriksaan Nilai normal Interpretasi Keadaan umum Lemah dan gelisah Tidak lemah dan tidak Mungkin di karenakan gelisah diare dan dehidrasi yang berat Suhu 39° C 36,5° – 37,2° C Febris Berat badan 12 Kg Berat badan ideal pada Normal bayi (0-12bln) : (umur (dalam bulan) / 2 + 4 = 10/2 + 4 = 9 Pernafasan 56x /menit 30 – 50x /menit Takipnea Denyut nadi 152x /menit 80 – 140x /menit Takikardia Kepala :  Fontanel mayor Cekung Tidak cekung Dehidrasi dan mata  Konjungtiva Kering Tidak kering Dehidrasi Abdomen Kembung dan bising Normal, simetris dan usus sulit didengar mendatar
  • 6. VI. Pemeriksaan laboratorium Clini test (tes reduksi tinja): Positif kuat. Pada hasil clinitest positif kuat ini menandakan adanya malabsorbsi karbohidrat yang dimana seharusnya tidak ada lagi gula yang diserap di colon. Dan hasilnya positif juga menandakan adanya diare osmotic(4). VII. Diagnosis Diare Akut dengan Dehidrasi Berat. Dehidrasi berat dihitung berdasarkan derajat dehidrasi Skor Maurice King. Karena ada keluhan batuk, pilek dan juga didapatkan cline test + yang membuktikan bahwa penyerapan glukosa tidak sempurna/defisiensi enzim pemecah glukosa pada mucus usus, maka untuk etiologi dari diare kami menduga disebabkan oleh rotavirus dimana rotavirus dapat menginfeksi melalui jalan pernafasan yang pada akhirnya dapat juga bersamaan dengan intoleransi laktosa. Namun untuk memastikan etiologinya kami perlu melakukan pemeriksaan penunjang lainnya(5). VIII. Penatalaksanaan A. Medikamentosa a. Karena pasien masih berumur 10 bulan, tidak mau minum dan mengalami kejang di rehidrasi dengan NGT (Nasogastrict Tube) Berikan 20ml/Kg/jam selama 6 jam (total 120ml/Kg) Perhatikan pasien setiap 1-2 jam b. Beri antibiotic jika penyebab kuman sudah diketahui. B. Non Medikamentosa Menerangkan 3 cara pengobatan diare di rumah : a. Berikan anak lebih banyak cairan dari biasanya untuk mencegah dehidrasi Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan seperti oralit, makananyang cair (sup, air tajin) dan air matang Gunakan larutan oralit seperti tabel di bawah (Jika anak usia < 6 bulandan belum makan padat lebih baik diberi oralit dan air matang daripadamakanan cair Beri larutan oralit sebanyak anak mau Teruskan pemberian larutan ini hingga diare berhenti
  • 7. b. Beri anak makan untuk mencegah kurang gizi. Teruskan ASI Bila anak tidak mendapat ASI beri susu yang biasa diberikan. Untuk anak < 6 bulan dan belum mendapat makanan padat diberi susu cairyang dicairkan dengan air yang sebanding selama 2 hari. Bila anak ≥ 6 bulan / telah mendapat makanan padat: Beri bubur/campuran tepung lain, bila perlu campur dengan kacang- kacangan, sayur, daging atau ikan. Tambah 1-2 sendok teh minyak sayurpada tiap porsi Beri sari buah segar/pisang halus/untuk menambah kalium Dorong anak untuk makan, berikan makanan sedikitnya 5 x sehari Beri makanan yang sama setelah diare berhenti dan beri makanantambahan setiap hari selama seminggu c. Bawa anak kepada petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3 hari / menderita sbb: BAB cair sering kali Makan/minum sedikit Muntah berulang-ulang Demam Sangat haus sekali Tinja berdarah IX. Prognosis Ad vitam : Dubia ad bonam Ad functionam : Ad bonam Ad sanationam : Ad bonam
  • 8. BAB IV TINJAUAN PUSTAKA I. Anatomi sistem pencernaan A. Mulut Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan.Mulut umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus. Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan.Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir.Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau. Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.
  • 9. B. Tenggorokan ( Faring) Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan.Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang. Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium Tekak terdiri dari; Bagian superior :bagian yang sangat tinggi dengan hidung, bagian media: bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior: bagian yang sama tinggi dengan laring. Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga,Bagian media disebut orofaring,bagian ini berbatas kedepan sampai diakar lidah bagian inferior disebut laring gofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring
  • 10. C. Kerongkongan (Esofagus) Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Esofagus dibagi menjadi tiga bagian: bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka) bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus) bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus). D. Lambung Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai. Terdiri dari 3 bagian yaitu: Kardia. Fundus. Antrum. Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup.Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.
  • 11. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting : Lendir Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung.Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung. Asam klorida (HCl) Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri. Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein) E. Usus halus (usus kecil) Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar ( M sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar )
  • 12. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). 1. Usus dua belas jari (Duodenum) Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum).Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz. Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum.pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari. Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus.Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan. 2. Usus Kosong (jejenum) Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum).Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong.Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium. Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus.Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner.Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri.Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.
  • 13. 3. Usus Penyerapan (illeum) Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu. F. Usus Besar (Kolon) Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum.Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar terdiri dari : Kolon asendens (kanan) Kolon transversum Kolon desendens (kiri) Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum) Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus.Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri- bakteri didalam usus besar.Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
  • 14. G. Usus Buntu (sekum) Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam istilah anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil.Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing. H. Umbai Cacing (Appendix) Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu.Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing.Apendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga abdomen). Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform appendix (atau hanya appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung dengan caecum. Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, Umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda – bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum. I. Rektum dan anus Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses.Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
  • 15. Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB. Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh.Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus.Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar – BAB), yang merupakan fungsi utama anus. J. Pankreas Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin.Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari). Pankreas terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu : Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan Pulau Langerhans, menghasilkan hormon
  • 16. Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung. K. Hati Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan. Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat.Dia juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan.Istilah medis yang bersangkutan dengan hati biasanya dimulai dalam hepat- atau hepatik dari kata Yunani untuk hati, hepar.
  • 17. Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta.Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah. Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum. L. Kandung empedu Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap – bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.
  • 18. Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu: Membantu pencernaan dan penyerapan lemak Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol. II. Fisiologi 1. Mulut Pada mulut terdapat gigi geligi yang berfungsi untuk mengunyah makanan sehingga menjadi ukuran yang lebih kecil. Di mulut juga terjadi pencernaan karbohidrat melalui kerja enzim amylase liur yag menguraikan polisakarida menjadi maltosa. Air liur di mulut juga mengandung mukus sebagai pelumas makanan dan enzim lisozim yang berfungsi untuk menghancurkan bakteri. 2. Faring dan Esofagus Proses yang terjadi pada faring dan esophagus adalah proses menelan. Esofagus adalah saluran tempat lewat makanan dari mulut ke lambung. Pada esofagus terdapat gerakan peristaltik yang menyapu dari pangkal ke ujung esophagus dan mendorong makanan yang telah menjadi bolus untuk menelusuri esophagus dan masuk ke lambung. 3. Lambung Salah satu fungsi lambung adalah untuk menyimpan makanan sebelum selanjutnya disalurkan ke usus halus yang merupakan tempat utama pencernaan dan penyerapan.Lambung menghasilkan pepsinogen yang diproduksi oleh chief cell. Pepsinogen akan diubah menjadi bentuk aktifnya yaitu pepsin oleh HCl yang juga dikeluarkan lambung. Pepsin memulai pencernaan protein dengan memutuskan ikatan-
  • 19. ikatan asam amino untuk menghasilkan fragmen-fragmen peptida.Di lambung juga disekresi faktor intrinsik yang penting dalam penyerapan vitamin B12. (1) 4. Pankreas Pankreas mengandung jaringan eksokrin dan endokrin.Bagian eksokrin mengeluarkan getah pancreas yang terdiri dari enzim pancreas dan larutan cair basa.Terdapat tiga jenis enzim pankreas yaitu enzim proteolitik untuk pencernaan protein, amilase pankreas untuk pencernaan karbohidrat, dan lipase pankreas untuk mencerna lemak.Enzim proteolitik terdiri dari tripsinogen, kimotripsinogen, dan prokarboksipeptidase. Tripsinogen akan diaktifkan menjadi tripsin oleh enterokinase. Sedangkan kimotripsinogen dan prokarboksipeptidase akan diaktifkan oleh tripsin. Amilase pankreas mengubah polisakarida menjadi disakarida maltosa.Lipase pancreas menghidrolisis trigliserida menjadi monogliserida dan asam lemak bebas.(1) 5. Hati Dalam sistem pencernaan hati berperan untuk sekresi garam empedu yang membantu pencernaan dan penyerapan lemak. 6. Usus Halus Usus halus adalah tempat sebagian besar pencernaan dan penyerapan berlangsung.Terdapat tiga jenis enzim yaitu enterokinase, disakaridase, dan aminopeptidase.Enterokinase berfungsi untuk mengaktifkan enzim pancreas tripsinogen. Disakaridase terdiri dari maltase, sukrase, dan laktase yang masing-masing menghidrolisis maltose, sukrosa, dan laktosa menjadi monosakarida konstituennya. Aminopeptidase menghidrolisis fragmen-fragmen peptide kecil menjadi komponen- komponen asam aminonya sehingga pencernaan protein selesai.Pada usus halus terjadi penyerapan semua nutrient, sebagian elektrolit, dan air(6). 7. Usus Besar Komponen yang disalurkan ke kolon terdiri dari residu makanan yang tercerna, komponen empedu yang tidak diserap, dan cairan. Kolon mengekstraksi H2O dan garam dari isi lumennya dan sisanya akan dikeluarkan sebagai feses. Fungsi utama usus besar adalah untuk menyimpanan tinja sebelum defekasi(7). 8. Rektum Tempat penyimpanan feses sebelum akhirnya dibuang melalui anus. 9. Anus Tempat pengeluaran feses.
  • 20. III. Histologi 1. Oesophagus Oesophagus dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Di dalam submukosa, terdapat kelenjar esophagus dengan secret yangmemudahkan transport makanan dan melindungi mukosa esophagus.Di dalam lamina propria, terdapat kelenjar kardiak esophagus yangmenyekresi mucus. Lapisan muskularnya terdiri atas sel-sel otot polos.Hanya bagian esophagus yang terdapat di dalam rongga peritoneumyang ditutupi serosa. Sisanya ditutupi oleh selapis jaringan ikatlonggar, adventisia, yang menyatu dengan jaringan sekitar . 2. Gaster (ventriculus) Mukosa lambung terdiri atas epitel permukaan yang berlekuk ke dalamlamina propria. Lamina proprianya terdiri atas jaringan jaringan ikatlonggar yang disusupi sel otot polos dan sel limfoid. Lapisansubmukosa terdiri atas jaringan ikat padat yang mengandung pembuluhdarah dan pembuluh limfe. Lapisan muskularisnya terdiri atas serabutotot polos yang tersusun dalam tiga arah utama. Lapisan luar tersusunlongitudinal, lapisan tengah tersusun sirkular, dan lapisan dalamtersusun oblik. 3. Usus Halus Usus halus relatif panjang, rata-rata lima meter, dan terdiri atas tigasegmen, yaitu duodenum, jejunum, dan ileum. Ketiganya memilikikemiripan. Permukaan usus halus memperlihatkan lipatan-lipatanpermanen, yaitu plika sirkularis, yang terdiri atas mukosa dansubmukosa, dengan bentuk semilunar, sirkular, atau spiral. Plika inipaling berkembang di jejunum. Di duodenum, terdapat vili yangberbentuk daun dan berangsur berubah bentuk menyerupai jari saattiba di ileum. Epitel vili menyatu dengan epitel kelenjar. Kelenjarintestinal mengandung sel induk, sedikit sel absorptive, sel goblet, selpaneth, dan sel enteroendokrin
  • 21. 4. Colon Usus besar terdiri atas membran mukosa tanpa adanya lipatan kecualipada bagian distalnya (rectum). Vili usus tidak dijumpai pada bagianusus ini. Kelenjar usus berukuran panjang dan ditandai denganbanyaknya sel goblet dan sel absorptive dan sedikit sel enteroendokrin.Lamina proprianya banyak dijumpai sel limfoid dan nodul yangseringkali menyebar sampai ke dalam submukosa. Muskularis terdiri atas berkas – berkas longitudinal dan sirkular(8). IV. Patogenesis diagnosis Diare disebabkan oleh aktivitas yang dilakukan virus.Malabsorbsi terjadi oleh karena kerusakan sel usus (enterocyt). Racun yang diprosuksi Rotavirus berupa protein NSP4 menyebabkan sekresi ion kalsium, mengganggu SGLT1 dalam proses reabsorbsi air, menghambat aktivitas membran silia disakarida, dan kemungkinan mengganggu reflek simpatis parasimpatis usus. Enterocyt yang sehat mengsekresikan lactase ke usus kecil, intoleransi susu dapat terjadi oleh karena defisiensi lactase dan menjadi gejala khas dari infeksi rotavirus ini, dan kondisi ini dapat berlangsung sampai satu minggu. Diare sedang yang berulang oleh karena pengenalan susu buatan pada anak terjadi oleh karena fermentasi disakarida laktosa oleh bakteri di usus. Gejala Klinis Gejala yang didapatkan pada gastroenteritis oleh karena rotavirus antara lain dapat berupa muntah, diare air, dan demam sumer-sumer. Ketika seorang anak terinfeksi virus ini perlu waktu inkubasi selama kurang lebih 2 hari sebelum timbulnya gejala klinis.Dehidrasi lebih sering terjadi pada infeksi rotavirus daripada oleh karena bakteri patogen, dan menjadi penyebab kematian tersering oleh karena infeksi rotavirus ini.
  • 22. Infeksi rotavirus dapat terjadi seumur hidup, infeksi pertama kali menimbulkan gejala, namun infeksi berikutnya tidak menimbulkan gejala oleh karena adanya peningkatan sistem imunitas tubuh. Oleh karena itu, infeksi dengan manifestasi klinis terbanyak pada usia di bawah 2 tahun dan menurun sampai dengan usia 45 tahun. Infeksi pada neonatus biasanya asimtomatik atau infeksi sedang, infeksi yang berat biasanya pada anak usia 6 bulan sampai 2 tahun, juga pada anak yang lebih tua dengan imunokompromis. Oleh karena imunitas yang didapat pada waktu anak, orang dewasa kebal terhadap infeksi rotavirus, diare pada dewasa lebih sering disebabkan hal lain, selain rotavirus, akan tetapi infeksi asimtomatik pada dewasa ini dapat menjadi sumber penularan. Infeksi simptomatis pada dewasa dapat disebabkan rotavirus tipe A dengan serotipe yang lain(10).
  • 23. BAB V KESIMPULAN Berdasarkan informasi dan pemeriksaan yang telah dilakukan, diagnosis dari pasien ini adalah diare akut dengan dehidrasi. Pasien mengalami diare selama 2 hari dengan lendir dan terlihat tanda-tanda dehidrasi seperti pasien kelihatan haus, fontanel mayor dan mata terlihat cekung serta konjungtiva kelihatan kering. Karena pasien mengalami kejang, maka penatalaksanaan pada pasien ini dengan rehidrasi menggunakan NGT (Nasogastrict Tube), dan edukasi kepada orangtua pasien.
  • 24. BAB VI DAFTAR PUSTAKA 1. 1. Subagyo B, Santoso NB. Diare akut. Buku Ajar Gastroentero-Hepatologi. In: Juffrie M, Soenarto SSY, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyani NS, editors. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2012.p.87-8, 122 2. Irwanto,Roim A,Sudarmo SM.Diare akut anak dalam ilmu penyakit anak diagnosa dan penatalaksanaan. Edisi ke 1.Jakarta:Salemba Medika;p.73-6 3. Mansjoer A. Suprohaita. Wardhani I. W. Setiowulan W. Kapita Selekta: Gastroentologi Anak. 3rd ed. Jakarta: Media Aesculapius FKUI. 2000. p.51 4. Heyman MB. Lactose Intolerance in Infants, Children, and Adolescent. 2006.p. 118, 3, 1279. 5. Kee, Jajce Lefever.Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan diagnostic. Jakarta: EGC; 2007 6. Subagyo B, Santoso NB. Diare Akut. Buku Ajar Gastroenterologi- Hepatologi.Jakarta:Penerbit IDAI;2010;p.101-5 7. Sherwood L. Sistem Pencernaan. In:Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem. Yesdelita N (ed). Jakarta: EGC; 2012. p. 645-688. 8. Juncqueira L. C , Carneiro J. Histologi Dasar Teks dan Atlas.Jakarta : EGC. 2000 9. Jawetz, Melnick, Adelberg. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta:EGC;1996 .