Tutorial ini membahas diagnosis dan penanganan diare akut. Secara garis besar memberikan penjelasan tentang definisi diare, penyebab, gejala klinis dan pendekatan diagnosis, serta pengobatan dengan terapi oral rehidrasi untuk kasus tanpa dan dengan dehidrasi ringan hingga sedang. Jika tidak membaik, pasien disarankan konsultasi ke fasilitas kesehatan.
6. Definition
• Diare Akut Buang air besar pada anak atau
bayi lebih dari 3 kali perhari disertai perubahan
konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa
lendir darah yang berlangsung kurang dari 1
minggu.
• Bayi yang minum ASI , frekuensi BAB 3 – 4 kali/
hari Bukan Diare ( BB normal ) itoleransi
laktosa (akibat belum berkembang sempurna nya
saluran cerna bayi)
• Bayi dengan ASI ekslusif peningkatan
frekuensi buang air besar atau perubahan
konsistensi menjadi cair yang menurut ibunya
abnormal atau tidak seperti biasanya ( kadang
7. • Setiap orang dengan 3 kali atau
lebih buang air besar lembek atau
cair dalam kurun waktu 24 jam
dengan atau tanpa dehidrasi
8. Onset
• Acute
Diarrhea
• Chronic
Diarrhea
• Persisten
Diarrhea
Clinical
• Acute
Watery
Diarrhea
• Acute
Bloody
Diarrhea
Agent
• Infection
• Viral
• Bacterial
• Protozoa
• Non -
Infection
Patomechanism
• Secretory
• Osmotic
Dehydration
Degree
• Dengan
Dehidrasi
Berat
• Dehidrasi
tak berat
• Tanpa
Dehidrasi
Classification
25. • Pemberian ASI (4-6 bulan pertama)
• Penyediaan air bersih tidak memadai
• Sarana MCK kurnag
• Penyiapan makanan
• Kebiasaan cuci tangan dan personal hygiene
• gizi buruk, imunodefisiensi, berkurangnya
keasaman lambung, riwayat
campak, menurunnya motilitas usus, dan
factor genetic.
26. • Insideen tetinggi terjadi pada
kelompok umur 6 – 11 bulan
pada saat diberikan makanan
pendamping ASI.
• kombinasi efek penurunan kadar
antibodi ibu, kurangnya
kekebalan aktif bayi, pengenalan
makanan yang mungkin
terkontaminasi bakteri
Sebagian besar infeksi usus bersifat
asimtomatik dan proporsi asimtomatik
ini meningkat setelah umur 2 tahun
dikarenakan pembentukan imunisasi
aktif
Orang dengan infeksi asimtomatik
berparan penting dalam peyebaran
banyak enteropaogen terutama bila
mereka tidak menyadari adanya
infeksi, tidak menjaga kebersihan, dan
berpindah – pindah dari satu tempat ke
tempat lain.
Variasi pola musiman diare dapat terjadi
menurut letak geografis. Di daerah sub
tropik diare karena bakteri lebih sering
terjadi pada musim panas, sedangkan diare
karena virus terutama rotavirus puncaknya
terjadi pada musim dingin. Di daerah tropik (
termasuk Indonesia ), diare yang disebabkan
oleh rotavirus dapat terjadi sepanjang tahun
dengan peningkatn sepanjang musim
kemarau, sedangkan diare karena bakteri
cenderung meningkat pada musim hujan.
• Vibrio cholera 0.1 dan Shigella
dysentriae 1 dapat menyababkan
epidemic dan pandemic yang
mengakibatkan tingginya angka
kesakitan dan kematian pada
semua golongan usia
Factors
29. DEHYDRATION
Gejala klinik Dehidrasi ringan Dehidrasi sedang Dehidrasi berat
kesadaran Compos mentis gelisah Apatis sampai
koma
Nadi <120/menit Gelisah >140
respirasi Biasa Agak cepat Kusmaull
Ubun-ubun besar Agak cekung Cekung Cekung sekali
Mata agak cekung Cekung Cekung sekali
Turgor dan tonus Biasa Agak kurang Kurang sekali
30. Kategori Tanda dan Gejala
Dehidrasi Berat Dua atau lebih tanda berikut:
Letargi atau penurunan kesadaran
Mata cowong
Tidak bisa minum atau malas minum
Cubitan perut kembali dengan sangat lambat (≥ 2
detik)
Dehidrasi Tak
Berat
Dua atau lebih tanda berikut:
Gelisah
Mata Cowong
Kehausan atau sangat haus
Cubitan kulit perut kembali dengan lambat
Tanpa Dehidrasi Tidak ada tanda gejala yang cukup untuk
mengelompokkan dalam dehidrasi berat atau tidak berat
32. Diagnostic Approach
• Anamnesis
Lama Diare
Frekuensi
Volume
Konsistensi tinja
Warna
Bau
Ada tidaknya lendir darah
Bila disertai muntah : volume dan frekuensinya.
Kencing: biasa, berkurang, atau tidak kencing
dalam 6-8 jam terkhir.
33. Lama Diare
Frekuensi
Volume
Konsistensi tinja
Warna
Bau
Ada tidaknya lendir darah
Demam patogen yang invasife
Berdarah EHEC ., ada darah , tidak ada
leukocyte , bukan viral atau bakteri yang
memproduksi enterotoxin
Muntah banyak pada virus, bakteri yang
memproduksi toxin e.c. Staphylococcus
aureus
36. Physical Examination
• Keadaan Umum
• Vital Sign
• Pemeriksaan Fisik
– ubun-ubun besar cekung atau tidak, mata : cowong
atau tidak, ada atau tidak adanya air
mata, bibir, mukosa mulut dan dan lidah kering atau
basah.
– Pernafasan yang cepat dan dalam indikasi adanya
asidosis metabolik. Bising usus yang lemah atau tidak
ada bila terdapat hipokalemi. Pemerksaan ekstrimitas
perlu karena perfusi dan capillary refill dapat
menentukan derajat dehidrasi yang terjadi
38. • Demam E.
Hystolytica, Clostridium, V.Cholera
• Nyeri perut E.
Hystolytica, Clostridium, V.Cholera, cylos
pora, cryptosporidium
• Muntah hampir terjadi pada semua
jenis patogen
• BAB darah enterobacter, parasit,
• Demam bervariasi pada setiap jenis
patogen, bisa ada bisa tidak
39. Simtom Minimal atau tanpa
dehidrasi ( Kehilangan BB
< 3 % )
Dehidrasi ringan-sedang (
Kehilangan BB 3%-9% )
Dehidrasi berat
Kehilangan BB> 9%
Kesadaran Baik Normal,lelah, gelisah,
irritable
Apatis, lethargi, tidak
sadar
Deyut jantung Normal Normal-meningkat Takikardi, bradikardi pada
kasus berat
Kualitas nadi Normal Normal-melemah Lemah, kecil, tidak teraba
Pernafasan Normal Normal-cepat Dalam
Air mata Ada Berkurang Tidak ada
Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering
Cubitan kulit Segera kembali Kembali<2 detik Kembali>2 detik
Capillary refill Normal memanjang Memanjang, miimal
Ekstrimitas Hangat Dingin Dingin, sianotik
SEVERITY
40. • Lethargi tidak = tidur, kesadaran pasien mjd tumpul
shg sulit dibangunkan secara penuh
• Pada beberapa anak atau bayi hadir dengan mata
yang cekung/normalnya memang cekung tanya Ortu
• Pada status gizi buruk, marasmus atau kwasiorkhor
cubitan pada kulit tidak begitu bermakna
43. • Pada kasus dengan dehidrasi koreksi
kehilangan cairan dan elektrolite lebih
diprioritaskan dari pada pencarian agen
penyebab
• Pemeriksaan FL tidak terlalu diperlukan untuk
pasien yang immunocompeten 24 jam setelah
timbul gejala diare cair akut
• Pemeriksaan Mikrobiologi di indikasikan pada
pasien dengan demam, adanya darah atau pus
dalam feses
• Pemeriksaan FL dan Mikrobiologis dapat dikurangi dengan
mempertimbangkan beberapa aspek dan riwayat pasien :
– Riwayat pasien
– Gejala Klinis
– Tampilan Feses
– Perkiraan masa inkubasi
• Pengukuran serum elektrolit di anjurkan pada
pasien DCA anak dengan dehidrasi (terutama
yang berat atau sedang dengan gejala yang
tidak khas)
• Pasien dengan Hypernatremi iritable, pucat
harus dicari secara spesific dan
membutuhkan rehidrasi
Laboratory
46. Oral Rehydration Therapy (ORT)
• Cairan rehidrasi oral yang diberikan untuk
mengkoreksi dan mencegah dehidrasi yang
ditimbulkan oleh diare. Merupakan terapi
standard yang cost-effective
• Oral Rehydration Solution (ORS) adalah cairan
standard yang dikembangkan untuk ORT
• Terapi ORS yang lebih efektif (Na , glukose rendah
mengurangi muntah, volume diare dan
kebutuhan untuk IV) sedang dikembangkan
untuk penggunaan global “The Hypotonic
WHO-ORS”
47. • Pada anak dengan shock hemodinamik atau
illeus kontraindikasi
• Anak yang tidak bisa minum per-oral ( muntah
persisten) NGT
Oral Rehydration Therapy (ORT)
48. PLAN A
• GUNAKAN CARA INI UNTUK MENGAJARI IBU :
o Teruskan mengobati anak diare dirumah
o Berikan terapi awal bila terkena diare lagi
o Untuk terapi pasien diare tanpa dehidrasi
49. MENERANGKAN TIGA CARA TERAPI
DIARE DIRUMAH
1. Berikan Anak Lebih Banyak Cairan Dari
Pada Biasanya Untuk Mencegah Dehidrasi
• Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan , seperti
larutan oralit, makanan yang cair (seperti sup,air tajin )
dan kalau tidak ada air matang . Gunakan larutan oralit
untuk anak seperti dijelaskan dalam kotak dibawah
(catatan jika anak berusia kurang dari 6 bulan dan
belum makan makanan padat lebih baik diberi oralit
dan air matang dari pada makanan yang cair ).
• Berikan larutan ini sebanyak anak mau , berikan
jumlah larutan oralit seperti dibawah.
• Teruskan pemberian larutan ini hingga diare berhenti.
50. 2. Beri Anak Makan Untuk Mencegah
Kurang Gizi
• Teruskan ASI
• Bila anak tidak mendapat ASI berikan susu yang biasa
diberikan, untuk anak kurang dari 6 bulan dan belum mendapat
makanan padat , dapat diberikan susu,
• Bila anak 6 bulan atau lebih atau telah mendapat makanan padat
Berikan bubur lbila mungkin dicampur dengan kacanf-
kacangan, sayur, daging atau ikan ,
• tmbahkan 1 atau 2 sendok the minyak sayur tiap porsi
• Berikan sari buah segar atau pisang halus untuk menanbahkan
kalium
• Berikan makanan yang segar masak dan haluskan atau tumbuk
makanan dengan baik
• Bujuk anak untuk makan , berikan makanan sedikitnya 6 kali
sehari
• Berikan makanan yang sama setelah diare berhenti, dan
diberikan porsi makanan tambahan setiap hari selama 2 minggu
51. 3. Bawa Anak Kepada Petugas Kesehatan Bila
Anak Tidak Membaik Dalam 3 Hari Atau
Menderita Sebagai Berikut
• Buang Air besar cair lebih sering
• Muntah berulang-ulang
• Rasa haus yang nyata
• Makan atau Minum sedikit
• Demam
• Tinja berdarah
52. ANAK HARUS DIBERI ORALIT
DIRUMAH BILA
• Setelah mendapat Rencana Terapi B atau C
• Tidak dapat kembali kepada petugas
kesehatan bila diare memburuk
• Memberikan oralit kepada semua anak
dengan diare yang datang ke petugas
kesehatan merupakan kebijaksaan pemerintah
53. Jika Akan Diberi Larutan Oralit Di Rumah, Unjukkan
Kepada Ibu Jumlah Oralit Yang Diberikan Setiap
Habis Buang Air Besar Dan Diberikan Oralit Yang
Cukup Untuk 2 Hari
• Tunjukkan kepada ibu cara memberikan oralit
• Berikan sesendok the tiap 1-2 menit untuk anak
dibawah umur 2 tahun
• Berikan beberapa teguk dari gelas untuk anak lebih tua
• Bila anak muntah, tunggulah 10 menit kemudian
berikan cairan lebih lama ( misalnya sesendok tiap 2-3
menit )
• Bila diare berlanjut setelah oralit habis, beritahu ibu
untuk memberikan cairan lain seperti dijelaskan dalam
cara pertama atau kembali kepada petugas kesehatan
untuk mendapat tambahan oralit.
59. Seng (Zinc)
• Seng merupakan mikronutrien komponen
berbagai enzim dalam tubuh yang penting antara
lain untuk sintesis DNA. Sejak tahun 2004, WHO
dan UNICEF telah merekomendasikan
penggunaan seng pada anak dengan diare
dengan dosis 20 mg per hari selama 10-14
hari, dan pada bayi<6 bulan dengan dosis 10 mg
per hari selama 10-14 hari
• Immune booster (ko-enzim) reaksi imun
• Absorbsi Na, Cl, mnghmbt sekresi K C-Amp
60. • Mengurangi kebutuhan cairan IV atau oral
• Mengurangi jumlah kehilangan cairan
• Kejadian dan volume muntah dan BAB
• Pada infants < 4 bulan tidak significant memperpendek
durasi diare
62. • Pemberian makanan harus diteruskan selama diare dan
ditingkatkan setelah sembuh. Tujuannya adalah
memberikan makanan kaya nutrien sebanyak anak
mampu menerima. Meneruskan pemberian makanan dan
mempercepat kembalinya fungsi usus yang normal
termasuk kemampuan menerima dan mengabsorbsi
berbagai nutrien, sehingga memburuknya status gizi dapat
dicegah atau paling tidak dikurangi. Bayi yang minum ASI
harus diteruskan sesering mungkin dan selama anak mau.
Bayi yang tidak mium ASI harus diberi susu yang biasa
diminum paling tidak setiap 3 jam.
• Bila anak umur 4 bulan atau lebih dan sudah mendapatkan
makanan lunak atau padat, makanan ini harus diteruskan.
Diberikan dalam porsi kecil atau sering ( 6 kali ataulebih ).
DIET
63. • Mengurangi durasi diare
• Freakuensi BAB
• Hospitalisasi
• Kolonisasi virus dan bakteri di feces
Lactobacilus
64. • Mencegah terjadinya diare
• Mengurangi kejadian diare karena antibiotik
• Mengurangi kejadian travellers diare
• Mengurangi resiko terjadinya diare pada anak dan dewasa
• Effect tidak berbeda sig. pada jenis probiotik yang diberikan
(Saccharomyces boulardii, Lactobacillus rhamnosus GG, Lactobacillus
acidophilus, Lactobacillus bulgaricus, and other strains)
65. • Obat-obat ini meskipun sering digunakan tidak mempunyai
keuntungan praktis dan tidak diindikasikan untuk
mengobati diare akut pada anak, beberapa dianteranya:
– Adsorben
• Contoh : kaolin, attapulgite. Obat-oat ini dipromosikan untuk
mengikat dan menginaktivasi toksin bakteri atau bahan lain
yang menyebabkan diare serta dikatakan mempunyai
kemampuan melindungi mukosa usus.
– Antimotilitas
• Contoh : loperamide hydrochloride. Obat ini dapat mengurangi
frekuensi diare pada orang dewasa akan tetapi tidak
mengurangi volume tinja pada anak.
67. • Antibiotika pada umumnya tidak diperlukan
pada semua diare akut oleh karen sebagian besra
diare infeksi adalah rotavirus yang sifatnya self
limited dan tidak dapat dibunuh dengan
antibiotika.
• Antibiotika pilihan pada diare antara lain
erythromycin 12,5 mg/kgBB 4x sehari selama 3
hari, ciprofloxacin 15 mg/kgBB 2x sehari selama
3hari. Metronidazole 10 mg/kgBB 3x sehari
selama 5 hari.
73. • Note: if vomiting is persistent, the patient (child
or adult) will not take ORS and is likely to need
intravenous fluids. prevent progression
severe dehydration
Editor's Notes
Rotavirus Induced DiarrheaAcute gastroenteritis is among the most common illnesses of humankind, and its associated morbidity and mortality are greatest among those at the extremes of age, children and the elderly. In developing countries, gastroenteritis is a common cause of death in children that can be linked to a wide variety of pathogens. Much of the gastroenteritis in children is caused by viruses belonging to four distinct families-Rotaviruses, Caliciviruses, Astroviruses and Adenoviruses. Viral gastroenteritis occurs with two epidemiologic patterns, diarrhea that is endemic in children and outbreaks that affect people of all ages. Viral diarrhea in children is caused by Group-A Rotavirus and the illness affects all children worldwide in the first few years of life regardless of their level of hygiene, quality of water, food or sanitation, or type of behavior (Ref.1). Rotaviruses are members of the Reoviridae family and contain 11 dsRNA (double-stranded RNA) segments inside a TLP (Triple Layered Protein) capsid. The segmented double-stranded RNA genome encodes six structural proteins (VP1, VP2, VP3, VP4, VP6, and VP7) and six nonstructural proteins (NSP1 to NSP6). VP4 and VP7 are capsid proteins found on the outer proteinaceous layer of the virus. VP4 is important for viral adsorption and penetration into epithelial cells, and VP7 may also play a role in these functions. VP3 and VP6 encode proteins required for RNA transcription and correct viral structure (Ref.2).Rotaviruses infect and replicate within the mature epithelial cells at the apex of the villus, and viral progeny exit the cell from the luminal membrane by a process of transcytosis. The early events in infection are mediated by virus-epithelial cell interactions during which at least three contacts between the virus and cell receptors occur. Different rotavirus strains display different requirements to infect cells. Some strains depend on the presence of sialic acid on the cell surface. These first two interactions are mediated by the virus spike protein VP4. After attaching to the cell, all three strains interact with Integrin AlphaVBeta3 and protein HSP70 (70-kD Heat-shock protein). These molecules which serve as rotavirus receptors is found associated with cholesterol and glycosphingolipid-enriched lipid micro domains, and disorganization of these domains greatly inhibits rotavirus infectivity (Ref.3). Diarrhea may be caused by several mechanisms including (i) malabsorption that occurs secondary to the destruction of enterocytes, (ii) villus ischemia and activation of the ENS (Enteric Nervous System) that may be evoked by release of a vasoactive agent from infected epithelial cells in the absence of significant pathologic lesions or enterocyte damage, and (iii) intestinal secretion stimulated by the intracellular or extracellular action of NSP4 (Ref.4). During the first cycle of rotavirus replication in mucosal epithelial cells, the synthesis of rotaviral proteins in the cell cytoplasm leads to an increase in the plasma-membrane permeability to Ca2+, to activation of regulatory mechanisms and to an increase in the concentration of Ca2+ in the endoplasmic reticulum through SERCA (Sarco- and Endoplasmic Reticulum Ca2+ ATPase). In the extracellular medium, Ca2+ stabilizes the structure of the viral capsid but the increased concentration of cytosolic Ca2+ in infected cells promotes the activation of Ca2+ dependent enzyme, which in turn induces cell lysis and the release of viral proteins and viral progeny (Ref.5). NSP4 also act as a viral enterotoxin to induce secretory diarrhea through Ca2+-dependent secretion by intestinal cells, Ca2+-dependent secretion of peptides and amines to stimulate the ENS, or by further activation of epithelial-cell chloride (Cl-) secretion by the ENS. NSP4 increases [Ca2+]i and this elevation in [Ca2+]i is not due to an increased influx of extracellular Ca2+ but due to result from the increase in Ca2+ efflux from the endoplasmic reticulum through a PLC (Phospholipase-C)-dependent mechanism. Exogenous NSP4 induce both Ca2+ release from intracellular stores and plasmalemma Ca2+ influx, through receptor-mediated PLC activation and IP3 (Inositol 1,4,5-triphosphate) production (Ref.6). In parallel, released virus infects downstream absorptive cells. This leads to a massive cell death and, as a consequence, reduction of the absorptive surface of the intestinal epithelium and an osmotic component of diarrhea.Rotaviruses are the most important cause of severe, often life-threatening gastroenteritis in infants and children under 2 years of age. These viruses are ubiquitous in nature and are also responsible for a significant proportion of neonatal diarrhea illness in domestic animals, particularly in bovine and porcine species. Rotavirus gastroenteritis usually starts with fever, an upset stomach, and vomiting, followed by diarrhea. The watery diarrhea can be mild to severe and generally lasts for 3 to 9 days. Severe diarrhea can lead to a dangerous depletion of body fluids called dehydration, which can result in death if untreated (Ref.7). Virtually all children become infected with rotavirus in the first 3 to 5 years of life, but severe diarrhea and dehydration occur mainly among children aged 3 to 35 months. There are a number of different strains of rotavirus than cause gastroenteritis in humans; 4 strains are common in the United States. Children get rotavirus infection several times, and each new infection tends to be less serious than the previous infection. There is no effective way to completely eliminate rotavirus infection or its transmission. Washing with soaps or cleansers does not kill the virus, but careful hand washing will help prevent spread of rotavirus.
Zinc berperandidalamsintesa (DNA) dan (RNA), dan protein. Makabilaterjadidefisiensi Zinc dapatmenghambatpembelahansel, pertumbuhandanperbaikanjaringan. Zinc umumnyaadadidalamotak, dimana zinc mengikat protein. Kekurangan zinc akanberakibat fatal terutamapadapembentukanstrukturotak, fungsiotakdanmengganggurespontingkahlakudanemosi.Mekanismekerja Zinc untukterapidiaredidugamempengaruhi system imun (pertahanantubuh) spesifikhumoralataupunselulardanmempengaruhiprosespenyerapan intestinal dan/atauproses transport sekretorik. Sleianitu Zinc jugamemilikiefekpenghambatanantimikroba, seperti Salmonella thypi, Salmonella parathypi A, Shigellaflexneri, Shogellasonnei.
ProbiotikProbiotikmerupakanmikroorganismehidupdalammakanan yang difermentasi yang menunjangkesehatanmelaluiterciptanyakeseimbanganmikroflora intestinal yang lebihbaik. Mekanismeefekprobiotikmelaluiperubahanlingkunganmikro lumen usus ( pH , O2 ), produksibahan anti mikrobaterhadapbeberapapatogenusus,kompetisinutrien, mencegahadhesikumanpatogenpadaenterosit, modifikasitoksin/ reeptortoksinefektrofikterhadapmukosaususmelaluipenyediaannutriendanimunomodulator. Contohnya : Lacto B.PrebiotikPrebiotikbukanmerupakanmikroorganisme, tetapibahanmakananumumnyakomplkskarbohidrat yang biladikonsumsidapatmerangsangpertumbuhan flora intestinal yngmenguntungkankesehatan. Oligosakaridadi ASI merupakanprototipeprebiotikkarenadapatmerangsang lactobacilli danBifidobacteriadi colon bayi yang minum ASI