SlideShare a Scribd company logo
1 of 73
Tutorial Klinik
Rafi Mahandaru
2013
Problem
Additional Examination
Hypothesis
LEARNING ISSUES (1)
Definition
• Diare Akut  Buang air besar pada anak atau
bayi lebih dari 3 kali perhari disertai perubahan
konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa
lendir darah yang berlangsung kurang dari 1
minggu.
• Bayi yang minum ASI , frekuensi BAB 3 – 4 kali/
hari  Bukan Diare ( BB normal )  itoleransi
laktosa (akibat belum berkembang sempurna nya
saluran cerna bayi)
• Bayi dengan ASI ekslusif  peningkatan
frekuensi buang air besar atau perubahan
konsistensi menjadi cair yang menurut ibunya
abnormal atau tidak seperti biasanya ( kadang
• Setiap orang dengan 3 kali atau
lebih buang air besar lembek atau
cair dalam kurun waktu 24 jam
dengan atau tanpa dehidrasi
Onset
• Acute
Diarrhea
• Chronic
Diarrhea
• Persisten
Diarrhea
Clinical
• Acute
Watery
Diarrhea
• Acute
Bloody
Diarrhea
Agent
• Infection
• Viral
• Bacterial
• Protozoa
• Non -
Infection
Patomechanism
• Secretory
• Osmotic
Dehydration
Degree
• Dengan
Dehidrasi
Berat
• Dehidrasi
tak berat
• Tanpa
Dehidrasi
Classification
MECHANISM
Mechanism
LEARNING ISSUES (2)
ETIOLOGY
Etiology
• Penyebab paling banyak 
infeksi saluran cerna
• Rotavirus, Cryptosporidium, S
higella, and enterotoxigenic
Escherichia coli (ETEC)
• Agen  V, B, P
• Vibrio Cholera
• Salmonella
• Shigella
• Food borne, water borne
• Pencegahan 
hand, food and water
hygiene
EPIDEMIOLOGY & RISK FACTOR
Epidemiology and Risk Factor
• Pemberian ASI (4-6 bulan pertama)
• Penyediaan air bersih tidak memadai
• Sarana MCK kurnag
• Penyiapan makanan
• Kebiasaan cuci tangan dan personal hygiene
• gizi buruk, imunodefisiensi, berkurangnya
keasaman lambung, riwayat
campak, menurunnya motilitas usus, dan
factor genetic.
• Insideen tetinggi terjadi pada
kelompok umur 6 – 11 bulan
pada saat diberikan makanan
pendamping ASI.
• kombinasi efek penurunan kadar
antibodi ibu, kurangnya
kekebalan aktif bayi, pengenalan
makanan yang mungkin
terkontaminasi bakteri
Sebagian besar infeksi usus bersifat
asimtomatik dan proporsi asimtomatik
ini meningkat setelah umur 2 tahun
dikarenakan pembentukan imunisasi
aktif
Orang dengan infeksi asimtomatik
berparan penting dalam peyebaran
banyak enteropaogen terutama bila
mereka tidak menyadari adanya
infeksi, tidak menjaga kebersihan, dan
berpindah – pindah dari satu tempat ke
tempat lain.
Variasi pola musiman diare dapat terjadi
menurut letak geografis. Di daerah sub
tropik diare karena bakteri lebih sering
terjadi pada musim panas, sedangkan diare
karena virus terutama rotavirus puncaknya
terjadi pada musim dingin. Di daerah tropik (
termasuk Indonesia ), diare yang disebabkan
oleh rotavirus dapat terjadi sepanjang tahun
dengan peningkatn sepanjang musim
kemarau, sedangkan diare karena bakteri
cenderung meningkat pada musim hujan.
• Vibrio cholera 0.1 dan Shigella
dysentriae 1 dapat menyababkan
epidemic dan pandemic yang
mengakibatkan tingginya angka
kesakitan dan kematian pada
semua golongan usia
Factors
CLINICAL MANIFESTATION
Clinical Manifestation
• Diare
• Keluhan GI tract lain
– Mual
– Muntah
– Nyeri Perut
• Demam
• Dehidrasi
• Kram otot, Penurunan
Kesadaran
DEHYDRATION
Gejala klinik Dehidrasi ringan Dehidrasi sedang Dehidrasi berat
kesadaran Compos mentis gelisah Apatis sampai
koma
Nadi <120/menit Gelisah >140
respirasi Biasa Agak cepat Kusmaull
Ubun-ubun besar Agak cekung Cekung Cekung sekali
Mata agak cekung Cekung Cekung sekali
Turgor dan tonus Biasa Agak kurang Kurang sekali
Kategori Tanda dan Gejala
Dehidrasi Berat Dua atau lebih tanda berikut:
Letargi atau penurunan kesadaran
Mata cowong
Tidak bisa minum atau malas minum
Cubitan perut kembali dengan sangat lambat (≥ 2
detik)
Dehidrasi Tak
Berat
Dua atau lebih tanda berikut:
Gelisah
Mata Cowong
Kehausan atau sangat haus
Cubitan kulit perut kembali dengan lambat
Tanpa Dehidrasi Tidak ada tanda gejala yang cukup untuk
mengelompokkan dalam dehidrasi berat atau tidak berat
HOW TO DIAGNOSE ?
Diagnostic Approach
• Anamnesis
 Lama Diare
 Frekuensi
 Volume
 Konsistensi tinja
 Warna
 Bau
 Ada tidaknya lendir darah
 Bila disertai muntah : volume dan frekuensinya.
Kencing: biasa, berkurang, atau tidak kencing
dalam 6-8 jam terkhir.
 Lama Diare
 Frekuensi
 Volume
 Konsistensi tinja
 Warna
 Bau
 Ada tidaknya lendir darah
Demam  patogen yang invasife
Berdarah  EHEC ., ada darah , tidak ada
leukocyte , bukan viral atau bakteri yang
memproduksi enterotoxin
Muntah  banyak pada virus, bakteri yang
memproduksi toxin e.c. Staphylococcus
aureus
RIWAYAT & PENYEBAB
RIWAYAT & PENYEBAB
Physical Examination
• Keadaan Umum
• Vital Sign
• Pemeriksaan Fisik
– ubun-ubun besar cekung atau tidak, mata : cowong
atau tidak, ada atau tidak adanya air
mata, bibir, mukosa mulut dan dan lidah kering atau
basah.
– Pernafasan yang cepat dan dalam indikasi adanya
asidosis metabolik. Bising usus yang lemah atau tidak
ada bila terdapat hipokalemi. Pemerksaan ekstrimitas
perlu karena perfusi dan capillary refill dapat
menentukan derajat dehidrasi yang terjadi
VITAL
SIGN
Dehidrasi
• Demam  E.
Hystolytica, Clostridium, V.Cholera
• Nyeri perut  E.
Hystolytica, Clostridium, V.Cholera, cylos
pora, cryptosporidium
• Muntah hampir terjadi pada semua
jenis patogen
• BAB darah  enterobacter, parasit,
• Demam bervariasi pada setiap jenis
patogen, bisa ada bisa tidak
Simtom Minimal atau tanpa
dehidrasi ( Kehilangan BB
< 3 % )
Dehidrasi ringan-sedang (
Kehilangan BB 3%-9% )
Dehidrasi berat
Kehilangan BB> 9%
Kesadaran Baik Normal,lelah, gelisah,
irritable
Apatis, lethargi, tidak
sadar
Deyut jantung Normal Normal-meningkat Takikardi, bradikardi pada
kasus berat
Kualitas nadi Normal Normal-melemah Lemah, kecil, tidak teraba
Pernafasan Normal Normal-cepat Dalam
Air mata Ada Berkurang Tidak ada
Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering
Cubitan kulit Segera kembali Kembali<2 detik Kembali>2 detik
Capillary refill Normal memanjang Memanjang, miimal
Ekstrimitas Hangat Dingin Dingin, sianotik
SEVERITY
• Lethargi tidak = tidur, kesadaran pasien mjd tumpul
shg sulit dibangunkan secara penuh
• Pada beberapa anak atau bayi  hadir dengan mata
yang cekung/normalnya memang cekung  tanya Ortu
• Pada status gizi buruk, marasmus atau kwasiorkhor 
cubitan pada kulit tidak begitu bermakna
Onset terjadinya diare dan patogen
Masa inkubasi dan agen penyebab
• Pada kasus dengan dehidrasi  koreksi
kehilangan cairan dan elektrolite lebih
diprioritaskan dari pada pencarian agen
penyebab
• Pemeriksaan FL tidak terlalu diperlukan untuk
pasien yang immunocompeten 24 jam setelah
timbul gejala diare cair akut
• Pemeriksaan Mikrobiologi di indikasikan pada
pasien dengan demam, adanya darah atau pus
dalam feses
• Pemeriksaan FL dan Mikrobiologis dapat dikurangi dengan
mempertimbangkan beberapa aspek dan riwayat pasien :
– Riwayat pasien
– Gejala Klinis
– Tampilan Feses
– Perkiraan masa inkubasi
• Pengukuran serum elektrolit di anjurkan pada
pasien DCA anak dengan dehidrasi (terutama
yang berat atau sedang dengan gejala yang
tidak khas)
• Pasien dengan Hypernatremi  iritable, pucat
 harus dicari secara spesific dan
membutuhkan rehidrasi
Laboratory
MANAGEMENT
Management
Oral Rehydration Therapy (ORT)
• Cairan rehidrasi oral yang diberikan untuk
mengkoreksi dan mencegah dehidrasi yang
ditimbulkan oleh diare. Merupakan terapi
standard yang cost-effective
• Oral Rehydration Solution (ORS) adalah cairan
standard yang dikembangkan untuk ORT
• Terapi ORS yang lebih efektif (Na , glukose rendah
 mengurangi muntah, volume diare dan
kebutuhan untuk IV) sedang dikembangkan
untuk penggunaan global  “The Hypotonic
WHO-ORS”
• Pada anak dengan shock hemodinamik atau
illeus  kontraindikasi
• Anak yang tidak bisa minum per-oral ( muntah
persisten)  NGT
Oral Rehydration Therapy (ORT)
PLAN A
• GUNAKAN CARA INI UNTUK MENGAJARI IBU :
o Teruskan mengobati anak diare dirumah
o Berikan terapi awal bila terkena diare lagi
o Untuk terapi pasien diare tanpa dehidrasi
MENERANGKAN TIGA CARA TERAPI
DIARE DIRUMAH
1. Berikan Anak Lebih Banyak Cairan Dari
Pada Biasanya Untuk Mencegah Dehidrasi
• Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan , seperti
larutan oralit, makanan yang cair (seperti sup,air tajin )
dan kalau tidak ada air matang . Gunakan larutan oralit
untuk anak seperti dijelaskan dalam kotak dibawah
(catatan jika anak berusia kurang dari 6 bulan dan
belum makan makanan padat lebih baik diberi oralit
dan air matang dari pada makanan yang cair ).
• Berikan larutan ini sebanyak anak mau , berikan
jumlah larutan oralit seperti dibawah.
• Teruskan pemberian larutan ini hingga diare berhenti.
2. Beri Anak Makan Untuk Mencegah
Kurang Gizi
• Teruskan ASI
• Bila anak tidak mendapat ASI berikan susu yang biasa
diberikan, untuk anak kurang dari 6 bulan dan belum mendapat
makanan padat , dapat diberikan susu,
• Bila anak 6 bulan atau lebih atau telah mendapat makanan padat
Berikan bubur lbila mungkin dicampur dengan kacanf-
kacangan, sayur, daging atau ikan ,
• tmbahkan 1 atau 2 sendok the minyak sayur tiap porsi
• Berikan sari buah segar atau pisang halus untuk menanbahkan
kalium
• Berikan makanan yang segar masak dan haluskan atau tumbuk
makanan dengan baik
• Bujuk anak untuk makan , berikan makanan sedikitnya 6 kali
sehari
• Berikan makanan yang sama setelah diare berhenti, dan
diberikan porsi makanan tambahan setiap hari selama 2 minggu
3. Bawa Anak Kepada Petugas Kesehatan Bila
Anak Tidak Membaik Dalam 3 Hari Atau
Menderita Sebagai Berikut
• Buang Air besar cair lebih sering
• Muntah berulang-ulang
• Rasa haus yang nyata
• Makan atau Minum sedikit
• Demam
• Tinja berdarah
ANAK HARUS DIBERI ORALIT
DIRUMAH BILA
• Setelah mendapat Rencana Terapi B atau C
• Tidak dapat kembali kepada petugas
kesehatan bila diare memburuk
• Memberikan oralit kepada semua anak
dengan diare yang datang ke petugas
kesehatan merupakan kebijaksaan pemerintah
Jika Akan Diberi Larutan Oralit Di Rumah, Unjukkan
Kepada Ibu Jumlah Oralit Yang Diberikan Setiap
Habis Buang Air Besar Dan Diberikan Oralit Yang
Cukup Untuk 2 Hari
• Tunjukkan kepada ibu cara memberikan oralit
• Berikan sesendok the tiap 1-2 menit untuk anak
dibawah umur 2 tahun
• Berikan beberapa teguk dari gelas untuk anak lebih tua
• Bila anak muntah, tunggulah 10 menit kemudian
berikan cairan lebih lama ( misalnya sesendok tiap 2-3
menit )
• Bila diare berlanjut setelah oralit habis, beritahu ibu
untuk memberikan cairan lain seperti dijelaskan dalam
cara pertama atau kembali kepada petugas kesehatan
untuk mendapat tambahan oralit.
PLAN BUNTUK TERAPI DEHIDRASI RINGAN/SEDANG
PLAN C
Kirim penderita
untuk terapi
intravena
Bila penderita bisa
minum berikan oralit
dan tunjukan caranya
selama di perjalanan
Seng (Zinc)
• Seng merupakan mikronutrien komponen
berbagai enzim dalam tubuh yang penting antara
lain untuk sintesis DNA. Sejak tahun 2004, WHO
dan UNICEF telah merekomendasikan
penggunaan seng pada anak dengan diare
dengan dosis 20 mg per hari selama 10-14
hari, dan pada bayi<6 bulan dengan dosis 10 mg
per hari selama 10-14 hari
• Immune booster (ko-enzim)  reaksi imun
• Absorbsi Na, Cl, mnghmbt sekresi K  C-Amp
• Mengurangi kebutuhan cairan IV atau oral
• Mengurangi jumlah kehilangan cairan
• Kejadian dan volume muntah dan BAB
• Pada infants < 4 bulan tidak significant memperpendek
durasi diare
Seng (Zinc)
• Pemberian makanan harus diteruskan selama diare dan
ditingkatkan setelah sembuh. Tujuannya adalah
memberikan makanan kaya nutrien sebanyak anak
mampu menerima. Meneruskan pemberian makanan dan
mempercepat kembalinya fungsi usus yang normal
termasuk kemampuan menerima dan mengabsorbsi
berbagai nutrien, sehingga memburuknya status gizi dapat
dicegah atau paling tidak dikurangi. Bayi yang minum ASI
harus diteruskan sesering mungkin dan selama anak mau.
Bayi yang tidak mium ASI harus diberi susu yang biasa
diminum paling tidak setiap 3 jam.
• Bila anak umur 4 bulan atau lebih dan sudah mendapatkan
makanan lunak atau padat, makanan ini harus diteruskan.
Diberikan dalam porsi kecil atau sering ( 6 kali ataulebih ).
DIET
• Mengurangi durasi diare
• Freakuensi BAB
• Hospitalisasi
• Kolonisasi virus dan bakteri di feces
Lactobacilus
• Mencegah terjadinya diare
• Mengurangi kejadian diare karena antibiotik
• Mengurangi kejadian travellers diare
• Mengurangi resiko terjadinya diare pada anak dan dewasa
• Effect tidak berbeda sig. pada jenis probiotik yang diberikan
(Saccharomyces boulardii, Lactobacillus rhamnosus GG, Lactobacillus
acidophilus, Lactobacillus bulgaricus, and other strains)
• Obat-obat ini meskipun sering digunakan tidak mempunyai
keuntungan praktis dan tidak diindikasikan untuk
mengobati diare akut pada anak, beberapa dianteranya:
– Adsorben
• Contoh : kaolin, attapulgite. Obat-oat ini dipromosikan untuk
mengikat dan menginaktivasi toksin bakteri atau bahan lain
yang menyebabkan diare serta dikatakan mempunyai
kemampuan melindungi mukosa usus.
– Antimotilitas
• Contoh : loperamide hydrochloride. Obat ini dapat mengurangi
frekuensi diare pada orang dewasa akan tetapi tidak
mengurangi volume tinja pada anak.
• Racecadotril (acetorphan)  anti
sekretorik dan anti ediare 
engkephalinase inhibitor
• Antibiotika pada umumnya tidak diperlukan
pada semua diare akut oleh karen sebagian besra
diare infeksi adalah rotavirus yang sifatnya self
limited dan tidak dapat dibunuh dengan
antibiotika.
• Antibiotika pilihan pada diare antara lain
erythromycin 12,5 mg/kgBB 4x sehari selama 3
hari, ciprofloxacin 15 mg/kgBB 2x sehari selama
3hari. Metronidazole 10 mg/kgBB 3x sehari
selama 5 hari.
PRONOSTIC FACTOR
INDICATION
TERAPEUTIC PRINCIPAL
Indikasi
Prinsip terapi
• Note: if vomiting is persistent, the patient (child
or adult) will not take ORS and is likely to need
intravenous fluids.  prevent progression 
severe dehydration

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Ascaris lumbricoides
Ascaris lumbricoidesAscaris lumbricoides
Ascaris lumbricoides
 
Ppt hipotiroid dan hipertiroid
Ppt hipotiroid dan hipertiroidPpt hipotiroid dan hipertiroid
Ppt hipotiroid dan hipertiroid
 
Impetigo Bullosa
Impetigo BullosaImpetigo Bullosa
Impetigo Bullosa
 
Hipotiroid
HipotiroidHipotiroid
Hipotiroid
 
Cutaneous Larva Migrans
Cutaneous Larva MigransCutaneous Larva Migrans
Cutaneous Larva Migrans
 
Ilmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit DisentriIlmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit Disentri
 
Bronko pneumonia
Bronko pneumoniaBronko pneumonia
Bronko pneumonia
 
Shock dan Resusitasi Cairan
Shock dan Resusitasi CairanShock dan Resusitasi Cairan
Shock dan Resusitasi Cairan
 
Glomerulonefritis akut
Glomerulonefritis akutGlomerulonefritis akut
Glomerulonefritis akut
 
Case Report ITP
Case Report ITPCase Report ITP
Case Report ITP
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Kejang demam
Kejang demamKejang demam
Kejang demam
 
Filariasis
FilariasisFilariasis
Filariasis
 
Hand foot mouth disease - flu singapur
Hand foot mouth disease - flu singapurHand foot mouth disease - flu singapur
Hand foot mouth disease - flu singapur
 
Isk
IskIsk
Isk
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Laporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasisLaporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasis
 
referrat gerd
 referrat gerd referrat gerd
referrat gerd
 
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
 

Similar to Diare Pedoman

Diare & water related disease
Diare & water related diseaseDiare & water related disease
Diare & water related diseaseMuhammad Munandar
 
Simpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi berat
Simpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi beratSimpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi berat
Simpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi beratArgo Dio
 
Makalah diare pada neonatus dan bayi
Makalah diare pada neonatus dan bayi Makalah diare pada neonatus dan bayi
Makalah diare pada neonatus dan bayi Nova Ci Necis
 
Tatalaksana_diare_251016(1).pptx
Tatalaksana_diare_251016(1).pptxTatalaksana_diare_251016(1).pptx
Tatalaksana_diare_251016(1).pptximas78
 
Tatalaksana diare 2017
Tatalaksana diare 2017Tatalaksana diare 2017
Tatalaksana diare 2017intanwida
 
Asuhan keperawatan diare
Asuhan keperawatan diareAsuhan keperawatan diare
Asuhan keperawatan diareYudha09
 
Laporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan geaLaporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan geaCha Cha
 
Asuhan keperawatan diare pada anak
Asuhan keperawatan diare pada anakAsuhan keperawatan diare pada anak
Asuhan keperawatan diare pada anakSTIKES GRAHA MEDIKA
 
MATERI TENTANG KELUHAN PADA ANAK ANAK DAN BALITA
MATERI TENTANG KELUHAN PADA ANAK ANAK DAN BALITAMATERI TENTANG KELUHAN PADA ANAK ANAK DAN BALITA
MATERI TENTANG KELUHAN PADA ANAK ANAK DAN BALITAAryaPratama77
 
TATALAKSANA DIARE AKUT PADA ANAK (EFIR).docx
TATALAKSANA DIARE AKUT PADA ANAK (EFIR).docxTATALAKSANA DIARE AKUT PADA ANAK (EFIR).docx
TATALAKSANA DIARE AKUT PADA ANAK (EFIR).docxUGDPKMMARIDAN
 
396610440-Ppt-Diare-Pada-Anak.pptx
396610440-Ppt-Diare-Pada-Anak.pptx396610440-Ppt-Diare-Pada-Anak.pptx
396610440-Ppt-Diare-Pada-Anak.pptxPutriPrameswari8
 
Diare akut dehidrasi
Diare akut dehidrasiDiare akut dehidrasi
Diare akut dehidrasiMalika Jamal
 
Pleno 3 Kelompok 2 (tropmed)
Pleno 3 Kelompok 2 (tropmed)Pleno 3 Kelompok 2 (tropmed)
Pleno 3 Kelompok 2 (tropmed)Ryan Shaputra
 

Similar to Diare Pedoman (20)

Diare
DiareDiare
Diare
 
Diare & water related disease
Diare & water related diseaseDiare & water related disease
Diare & water related disease
 
Simpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi berat
Simpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi beratSimpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi berat
Simpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi berat
 
Makalah diare pada neonatus dan bayi
Makalah diare pada neonatus dan bayi Makalah diare pada neonatus dan bayi
Makalah diare pada neonatus dan bayi
 
mamuju tengah.pptx
mamuju tengah.pptxmamuju tengah.pptx
mamuju tengah.pptx
 
Diare
DiareDiare
Diare
 
Tatalaksana_diare_251016(1).pptx
Tatalaksana_diare_251016(1).pptxTatalaksana_diare_251016(1).pptx
Tatalaksana_diare_251016(1).pptx
 
Tatalaksana diare 2017
Tatalaksana diare 2017Tatalaksana diare 2017
Tatalaksana diare 2017
 
Diare
DiareDiare
Diare
 
Asuhan keperawatan diare
Asuhan keperawatan diareAsuhan keperawatan diare
Asuhan keperawatan diare
 
Laporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan geaLaporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan gea
 
Asuhan keperawatan diare pada anak
Asuhan keperawatan diare pada anakAsuhan keperawatan diare pada anak
Asuhan keperawatan diare pada anak
 
Ppt gastroenterintis
Ppt gastroenterintisPpt gastroenterintis
Ppt gastroenterintis
 
MATERI TENTANG KELUHAN PADA ANAK ANAK DAN BALITA
MATERI TENTANG KELUHAN PADA ANAK ANAK DAN BALITAMATERI TENTANG KELUHAN PADA ANAK ANAK DAN BALITA
MATERI TENTANG KELUHAN PADA ANAK ANAK DAN BALITA
 
Diare Akut.pdf
Diare Akut.pdfDiare Akut.pdf
Diare Akut.pdf
 
TATALAKSANA DIARE AKUT PADA ANAK (EFIR).docx
TATALAKSANA DIARE AKUT PADA ANAK (EFIR).docxTATALAKSANA DIARE AKUT PADA ANAK (EFIR).docx
TATALAKSANA DIARE AKUT PADA ANAK (EFIR).docx
 
diare.pptx
diare.pptxdiare.pptx
diare.pptx
 
396610440-Ppt-Diare-Pada-Anak.pptx
396610440-Ppt-Diare-Pada-Anak.pptx396610440-Ppt-Diare-Pada-Anak.pptx
396610440-Ppt-Diare-Pada-Anak.pptx
 
Diare akut dehidrasi
Diare akut dehidrasiDiare akut dehidrasi
Diare akut dehidrasi
 
Pleno 3 Kelompok 2 (tropmed)
Pleno 3 Kelompok 2 (tropmed)Pleno 3 Kelompok 2 (tropmed)
Pleno 3 Kelompok 2 (tropmed)
 

More from Rafi Mahandaru

More from Rafi Mahandaru (8)

HHS in Diabetic Person
HHS in Diabetic PersonHHS in Diabetic Person
HHS in Diabetic Person
 
CHRONIC KIDNEY DISEASE
CHRONIC KIDNEY DISEASECHRONIC KIDNEY DISEASE
CHRONIC KIDNEY DISEASE
 
asthma bronchiale
asthma bronchialeasthma bronchiale
asthma bronchiale
 
Misoprostol vs oxytocin
Misoprostol vs oxytocinMisoprostol vs oxytocin
Misoprostol vs oxytocin
 
See pneumoperitoneum
See pneumoperitoneumSee pneumoperitoneum
See pneumoperitoneum
 
Charcot foot
Charcot footCharcot foot
Charcot foot
 
Septic shock
Septic shockSeptic shock
Septic shock
 
Tifoid Pada Anak
Tifoid Pada AnakTifoid Pada Anak
Tifoid Pada Anak
 

Diare Pedoman

  • 6. Definition • Diare Akut  Buang air besar pada anak atau bayi lebih dari 3 kali perhari disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir darah yang berlangsung kurang dari 1 minggu. • Bayi yang minum ASI , frekuensi BAB 3 – 4 kali/ hari  Bukan Diare ( BB normal )  itoleransi laktosa (akibat belum berkembang sempurna nya saluran cerna bayi) • Bayi dengan ASI ekslusif  peningkatan frekuensi buang air besar atau perubahan konsistensi menjadi cair yang menurut ibunya abnormal atau tidak seperti biasanya ( kadang
  • 7. • Setiap orang dengan 3 kali atau lebih buang air besar lembek atau cair dalam kurun waktu 24 jam dengan atau tanpa dehidrasi
  • 8. Onset • Acute Diarrhea • Chronic Diarrhea • Persisten Diarrhea Clinical • Acute Watery Diarrhea • Acute Bloody Diarrhea Agent • Infection • Viral • Bacterial • Protozoa • Non - Infection Patomechanism • Secretory • Osmotic Dehydration Degree • Dengan Dehidrasi Berat • Dehidrasi tak berat • Tanpa Dehidrasi Classification
  • 11.
  • 12.
  • 13.
  • 14.
  • 15.
  • 16.
  • 17.
  • 20. Etiology • Penyebab paling banyak  infeksi saluran cerna • Rotavirus, Cryptosporidium, S higella, and enterotoxigenic Escherichia coli (ETEC)
  • 21. • Agen  V, B, P • Vibrio Cholera • Salmonella • Shigella • Food borne, water borne • Pencegahan  hand, food and water hygiene
  • 22.
  • 25. • Pemberian ASI (4-6 bulan pertama) • Penyediaan air bersih tidak memadai • Sarana MCK kurnag • Penyiapan makanan • Kebiasaan cuci tangan dan personal hygiene • gizi buruk, imunodefisiensi, berkurangnya keasaman lambung, riwayat campak, menurunnya motilitas usus, dan factor genetic.
  • 26. • Insideen tetinggi terjadi pada kelompok umur 6 – 11 bulan pada saat diberikan makanan pendamping ASI. • kombinasi efek penurunan kadar antibodi ibu, kurangnya kekebalan aktif bayi, pengenalan makanan yang mungkin terkontaminasi bakteri Sebagian besar infeksi usus bersifat asimtomatik dan proporsi asimtomatik ini meningkat setelah umur 2 tahun dikarenakan pembentukan imunisasi aktif Orang dengan infeksi asimtomatik berparan penting dalam peyebaran banyak enteropaogen terutama bila mereka tidak menyadari adanya infeksi, tidak menjaga kebersihan, dan berpindah – pindah dari satu tempat ke tempat lain. Variasi pola musiman diare dapat terjadi menurut letak geografis. Di daerah sub tropik diare karena bakteri lebih sering terjadi pada musim panas, sedangkan diare karena virus terutama rotavirus puncaknya terjadi pada musim dingin. Di daerah tropik ( termasuk Indonesia ), diare yang disebabkan oleh rotavirus dapat terjadi sepanjang tahun dengan peningkatn sepanjang musim kemarau, sedangkan diare karena bakteri cenderung meningkat pada musim hujan. • Vibrio cholera 0.1 dan Shigella dysentriae 1 dapat menyababkan epidemic dan pandemic yang mengakibatkan tingginya angka kesakitan dan kematian pada semua golongan usia Factors
  • 28. Clinical Manifestation • Diare • Keluhan GI tract lain – Mual – Muntah – Nyeri Perut • Demam • Dehidrasi • Kram otot, Penurunan Kesadaran
  • 29. DEHYDRATION Gejala klinik Dehidrasi ringan Dehidrasi sedang Dehidrasi berat kesadaran Compos mentis gelisah Apatis sampai koma Nadi <120/menit Gelisah >140 respirasi Biasa Agak cepat Kusmaull Ubun-ubun besar Agak cekung Cekung Cekung sekali Mata agak cekung Cekung Cekung sekali Turgor dan tonus Biasa Agak kurang Kurang sekali
  • 30. Kategori Tanda dan Gejala Dehidrasi Berat Dua atau lebih tanda berikut: Letargi atau penurunan kesadaran Mata cowong Tidak bisa minum atau malas minum Cubitan perut kembali dengan sangat lambat (≥ 2 detik) Dehidrasi Tak Berat Dua atau lebih tanda berikut: Gelisah Mata Cowong Kehausan atau sangat haus Cubitan kulit perut kembali dengan lambat Tanpa Dehidrasi Tidak ada tanda gejala yang cukup untuk mengelompokkan dalam dehidrasi berat atau tidak berat
  • 32. Diagnostic Approach • Anamnesis  Lama Diare  Frekuensi  Volume  Konsistensi tinja  Warna  Bau  Ada tidaknya lendir darah  Bila disertai muntah : volume dan frekuensinya. Kencing: biasa, berkurang, atau tidak kencing dalam 6-8 jam terkhir.
  • 33.  Lama Diare  Frekuensi  Volume  Konsistensi tinja  Warna  Bau  Ada tidaknya lendir darah Demam  patogen yang invasife Berdarah  EHEC ., ada darah , tidak ada leukocyte , bukan viral atau bakteri yang memproduksi enterotoxin Muntah  banyak pada virus, bakteri yang memproduksi toxin e.c. Staphylococcus aureus
  • 36. Physical Examination • Keadaan Umum • Vital Sign • Pemeriksaan Fisik – ubun-ubun besar cekung atau tidak, mata : cowong atau tidak, ada atau tidak adanya air mata, bibir, mukosa mulut dan dan lidah kering atau basah. – Pernafasan yang cepat dan dalam indikasi adanya asidosis metabolik. Bising usus yang lemah atau tidak ada bila terdapat hipokalemi. Pemerksaan ekstrimitas perlu karena perfusi dan capillary refill dapat menentukan derajat dehidrasi yang terjadi
  • 38. • Demam  E. Hystolytica, Clostridium, V.Cholera • Nyeri perut  E. Hystolytica, Clostridium, V.Cholera, cylos pora, cryptosporidium • Muntah hampir terjadi pada semua jenis patogen • BAB darah  enterobacter, parasit, • Demam bervariasi pada setiap jenis patogen, bisa ada bisa tidak
  • 39. Simtom Minimal atau tanpa dehidrasi ( Kehilangan BB < 3 % ) Dehidrasi ringan-sedang ( Kehilangan BB 3%-9% ) Dehidrasi berat Kehilangan BB> 9% Kesadaran Baik Normal,lelah, gelisah, irritable Apatis, lethargi, tidak sadar Deyut jantung Normal Normal-meningkat Takikardi, bradikardi pada kasus berat Kualitas nadi Normal Normal-melemah Lemah, kecil, tidak teraba Pernafasan Normal Normal-cepat Dalam Air mata Ada Berkurang Tidak ada Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering Cubitan kulit Segera kembali Kembali<2 detik Kembali>2 detik Capillary refill Normal memanjang Memanjang, miimal Ekstrimitas Hangat Dingin Dingin, sianotik SEVERITY
  • 40. • Lethargi tidak = tidur, kesadaran pasien mjd tumpul shg sulit dibangunkan secara penuh • Pada beberapa anak atau bayi  hadir dengan mata yang cekung/normalnya memang cekung  tanya Ortu • Pada status gizi buruk, marasmus atau kwasiorkhor  cubitan pada kulit tidak begitu bermakna
  • 41. Onset terjadinya diare dan patogen
  • 42. Masa inkubasi dan agen penyebab
  • 43. • Pada kasus dengan dehidrasi  koreksi kehilangan cairan dan elektrolite lebih diprioritaskan dari pada pencarian agen penyebab • Pemeriksaan FL tidak terlalu diperlukan untuk pasien yang immunocompeten 24 jam setelah timbul gejala diare cair akut • Pemeriksaan Mikrobiologi di indikasikan pada pasien dengan demam, adanya darah atau pus dalam feses • Pemeriksaan FL dan Mikrobiologis dapat dikurangi dengan mempertimbangkan beberapa aspek dan riwayat pasien : – Riwayat pasien – Gejala Klinis – Tampilan Feses – Perkiraan masa inkubasi • Pengukuran serum elektrolit di anjurkan pada pasien DCA anak dengan dehidrasi (terutama yang berat atau sedang dengan gejala yang tidak khas) • Pasien dengan Hypernatremi  iritable, pucat  harus dicari secara spesific dan membutuhkan rehidrasi Laboratory
  • 46. Oral Rehydration Therapy (ORT) • Cairan rehidrasi oral yang diberikan untuk mengkoreksi dan mencegah dehidrasi yang ditimbulkan oleh diare. Merupakan terapi standard yang cost-effective • Oral Rehydration Solution (ORS) adalah cairan standard yang dikembangkan untuk ORT • Terapi ORS yang lebih efektif (Na , glukose rendah  mengurangi muntah, volume diare dan kebutuhan untuk IV) sedang dikembangkan untuk penggunaan global  “The Hypotonic WHO-ORS”
  • 47. • Pada anak dengan shock hemodinamik atau illeus  kontraindikasi • Anak yang tidak bisa minum per-oral ( muntah persisten)  NGT Oral Rehydration Therapy (ORT)
  • 48. PLAN A • GUNAKAN CARA INI UNTUK MENGAJARI IBU : o Teruskan mengobati anak diare dirumah o Berikan terapi awal bila terkena diare lagi o Untuk terapi pasien diare tanpa dehidrasi
  • 49. MENERANGKAN TIGA CARA TERAPI DIARE DIRUMAH 1. Berikan Anak Lebih Banyak Cairan Dari Pada Biasanya Untuk Mencegah Dehidrasi • Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan , seperti larutan oralit, makanan yang cair (seperti sup,air tajin ) dan kalau tidak ada air matang . Gunakan larutan oralit untuk anak seperti dijelaskan dalam kotak dibawah (catatan jika anak berusia kurang dari 6 bulan dan belum makan makanan padat lebih baik diberi oralit dan air matang dari pada makanan yang cair ). • Berikan larutan ini sebanyak anak mau , berikan jumlah larutan oralit seperti dibawah. • Teruskan pemberian larutan ini hingga diare berhenti.
  • 50. 2. Beri Anak Makan Untuk Mencegah Kurang Gizi • Teruskan ASI • Bila anak tidak mendapat ASI berikan susu yang biasa diberikan, untuk anak kurang dari 6 bulan dan belum mendapat makanan padat , dapat diberikan susu, • Bila anak 6 bulan atau lebih atau telah mendapat makanan padat Berikan bubur lbila mungkin dicampur dengan kacanf- kacangan, sayur, daging atau ikan , • tmbahkan 1 atau 2 sendok the minyak sayur tiap porsi • Berikan sari buah segar atau pisang halus untuk menanbahkan kalium • Berikan makanan yang segar masak dan haluskan atau tumbuk makanan dengan baik • Bujuk anak untuk makan , berikan makanan sedikitnya 6 kali sehari • Berikan makanan yang sama setelah diare berhenti, dan diberikan porsi makanan tambahan setiap hari selama 2 minggu
  • 51. 3. Bawa Anak Kepada Petugas Kesehatan Bila Anak Tidak Membaik Dalam 3 Hari Atau Menderita Sebagai Berikut • Buang Air besar cair lebih sering • Muntah berulang-ulang • Rasa haus yang nyata • Makan atau Minum sedikit • Demam • Tinja berdarah
  • 52. ANAK HARUS DIBERI ORALIT DIRUMAH BILA • Setelah mendapat Rencana Terapi B atau C • Tidak dapat kembali kepada petugas kesehatan bila diare memburuk • Memberikan oralit kepada semua anak dengan diare yang datang ke petugas kesehatan merupakan kebijaksaan pemerintah
  • 53. Jika Akan Diberi Larutan Oralit Di Rumah, Unjukkan Kepada Ibu Jumlah Oralit Yang Diberikan Setiap Habis Buang Air Besar Dan Diberikan Oralit Yang Cukup Untuk 2 Hari • Tunjukkan kepada ibu cara memberikan oralit • Berikan sesendok the tiap 1-2 menit untuk anak dibawah umur 2 tahun • Berikan beberapa teguk dari gelas untuk anak lebih tua • Bila anak muntah, tunggulah 10 menit kemudian berikan cairan lebih lama ( misalnya sesendok tiap 2-3 menit ) • Bila diare berlanjut setelah oralit habis, beritahu ibu untuk memberikan cairan lain seperti dijelaskan dalam cara pertama atau kembali kepada petugas kesehatan untuk mendapat tambahan oralit.
  • 54. PLAN BUNTUK TERAPI DEHIDRASI RINGAN/SEDANG
  • 56. Kirim penderita untuk terapi intravena Bila penderita bisa minum berikan oralit dan tunjukan caranya selama di perjalanan
  • 57.
  • 58.
  • 59. Seng (Zinc) • Seng merupakan mikronutrien komponen berbagai enzim dalam tubuh yang penting antara lain untuk sintesis DNA. Sejak tahun 2004, WHO dan UNICEF telah merekomendasikan penggunaan seng pada anak dengan diare dengan dosis 20 mg per hari selama 10-14 hari, dan pada bayi<6 bulan dengan dosis 10 mg per hari selama 10-14 hari • Immune booster (ko-enzim)  reaksi imun • Absorbsi Na, Cl, mnghmbt sekresi K  C-Amp
  • 60. • Mengurangi kebutuhan cairan IV atau oral • Mengurangi jumlah kehilangan cairan • Kejadian dan volume muntah dan BAB • Pada infants < 4 bulan tidak significant memperpendek durasi diare
  • 62. • Pemberian makanan harus diteruskan selama diare dan ditingkatkan setelah sembuh. Tujuannya adalah memberikan makanan kaya nutrien sebanyak anak mampu menerima. Meneruskan pemberian makanan dan mempercepat kembalinya fungsi usus yang normal termasuk kemampuan menerima dan mengabsorbsi berbagai nutrien, sehingga memburuknya status gizi dapat dicegah atau paling tidak dikurangi. Bayi yang minum ASI harus diteruskan sesering mungkin dan selama anak mau. Bayi yang tidak mium ASI harus diberi susu yang biasa diminum paling tidak setiap 3 jam. • Bila anak umur 4 bulan atau lebih dan sudah mendapatkan makanan lunak atau padat, makanan ini harus diteruskan. Diberikan dalam porsi kecil atau sering ( 6 kali ataulebih ). DIET
  • 63. • Mengurangi durasi diare • Freakuensi BAB • Hospitalisasi • Kolonisasi virus dan bakteri di feces Lactobacilus
  • 64. • Mencegah terjadinya diare • Mengurangi kejadian diare karena antibiotik • Mengurangi kejadian travellers diare • Mengurangi resiko terjadinya diare pada anak dan dewasa • Effect tidak berbeda sig. pada jenis probiotik yang diberikan (Saccharomyces boulardii, Lactobacillus rhamnosus GG, Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus bulgaricus, and other strains)
  • 65. • Obat-obat ini meskipun sering digunakan tidak mempunyai keuntungan praktis dan tidak diindikasikan untuk mengobati diare akut pada anak, beberapa dianteranya: – Adsorben • Contoh : kaolin, attapulgite. Obat-oat ini dipromosikan untuk mengikat dan menginaktivasi toksin bakteri atau bahan lain yang menyebabkan diare serta dikatakan mempunyai kemampuan melindungi mukosa usus. – Antimotilitas • Contoh : loperamide hydrochloride. Obat ini dapat mengurangi frekuensi diare pada orang dewasa akan tetapi tidak mengurangi volume tinja pada anak.
  • 66. • Racecadotril (acetorphan)  anti sekretorik dan anti ediare  engkephalinase inhibitor
  • 67. • Antibiotika pada umumnya tidak diperlukan pada semua diare akut oleh karen sebagian besra diare infeksi adalah rotavirus yang sifatnya self limited dan tidak dapat dibunuh dengan antibiotika. • Antibiotika pilihan pada diare antara lain erythromycin 12,5 mg/kgBB 4x sehari selama 3 hari, ciprofloxacin 15 mg/kgBB 2x sehari selama 3hari. Metronidazole 10 mg/kgBB 3x sehari selama 5 hari.
  • 68.
  • 69.
  • 73. • Note: if vomiting is persistent, the patient (child or adult) will not take ORS and is likely to need intravenous fluids.  prevent progression  severe dehydration

Editor's Notes

  1. Rotavirus Induced DiarrheaAcute gastroenteritis is among the most common illnesses of humankind, and its associated morbidity and mortality are greatest among those at the extremes of age, children and the elderly. In developing countries, gastroenteritis is a common cause of death in children that can be linked to a wide variety of pathogens. Much of the gastroenteritis in children is caused by viruses belonging to four distinct families-Rotaviruses, Caliciviruses, Astroviruses and Adenoviruses. Viral gastroenteritis occurs with two epidemiologic patterns, diarrhea that is endemic in children and outbreaks that affect people of all ages. Viral diarrhea in children is caused by Group-A Rotavirus and the illness affects all children worldwide in the first few years of life regardless of their level of hygiene, quality of water, food or sanitation, or type of behavior (Ref.1). Rotaviruses are members of the Reoviridae family and contain 11 dsRNA (double-stranded RNA) segments inside a TLP (Triple Layered Protein) capsid. The segmented double-stranded RNA genome encodes six structural proteins (VP1, VP2, VP3, VP4, VP6, and VP7) and six nonstructural proteins (NSP1 to NSP6). VP4 and VP7 are capsid proteins found on the outer proteinaceous layer of the virus. VP4 is important for viral adsorption and penetration into epithelial cells, and VP7 may also play a role in these functions. VP3 and VP6 encode proteins required for RNA transcription and correct viral structure (Ref.2).Rotaviruses infect and replicate within the mature epithelial cells at the apex of the villus, and viral progeny exit the cell from the luminal membrane by a process of transcytosis. The early events in infection are mediated by virus-epithelial cell interactions during which at least three contacts between the virus and cell receptors occur. Different rotavirus strains display different requirements to infect cells. Some strains depend on the presence of sialic acid on the cell surface. These first two interactions are mediated by the virus spike protein VP4. After attaching to the cell, all three strains interact with Integrin AlphaVBeta3 and protein HSP70 (70-kD Heat-shock protein). These molecules which serve as rotavirus receptors is found associated with cholesterol and glycosphingolipid-enriched lipid micro domains, and disorganization of these domains greatly inhibits rotavirus infectivity (Ref.3). Diarrhea may be caused by several mechanisms including (i) malabsorption that occurs secondary to the destruction of enterocytes, (ii) villus ischemia and activation of the ENS (Enteric Nervous System) that may be evoked by release of a vasoactive agent from infected epithelial cells in the absence of significant pathologic lesions or enterocyte damage, and (iii) intestinal secretion stimulated by the intracellular or extracellular action of NSP4 (Ref.4). During the first cycle of rotavirus replication in mucosal epithelial cells, the synthesis of rotaviral proteins in the cell cytoplasm leads to an increase in the plasma-membrane permeability to Ca2+, to activation of regulatory mechanisms and to an increase in the concentration of Ca2+ in the endoplasmic reticulum through SERCA (Sarco- and Endoplasmic Reticulum Ca2+ ATPase). In the extracellular medium, Ca2+ stabilizes the structure of the viral capsid but the increased concentration of cytosolic Ca2+ in infected cells promotes the activation of Ca2+ dependent enzyme, which in turn induces cell lysis and the release of viral proteins and viral progeny (Ref.5). NSP4 also act as a viral enterotoxin to induce secretory diarrhea through Ca2+-dependent secretion by intestinal cells, Ca2+-dependent secretion of peptides and amines to stimulate the ENS, or by further activation of epithelial-cell chloride (Cl-) secretion by the ENS. NSP4 increases [Ca2+]i and this elevation in [Ca2+]i is not due to an increased influx of extracellular Ca2+ but due to result from the increase in Ca2+ efflux from the endoplasmic reticulum through a PLC (Phospholipase-C)-dependent mechanism. Exogenous NSP4 induce both Ca2+ release from intracellular stores and plasmalemma Ca2+ influx, through receptor-mediated PLC activation and IP3 (Inositol 1,4,5-triphosphate) production (Ref.6). In parallel, released virus infects downstream absorptive cells. This leads to a massive cell death and, as a consequence, reduction of the absorptive surface of the intestinal epithelium and an osmotic component of diarrhea.Rotaviruses are the most important cause of severe, often life-threatening gastroenteritis in infants and children under 2 years of age. These viruses are ubiquitous in nature and are also responsible for a significant proportion of neonatal diarrhea illness in domestic animals, particularly in bovine and porcine species. Rotavirus gastroenteritis usually starts with fever, an upset stomach, and vomiting, followed by diarrhea. The watery diarrhea can be mild to severe and generally lasts for 3 to 9 days. Severe diarrhea can lead to a dangerous depletion of body fluids called dehydration, which can result in death if untreated (Ref.7). Virtually all children become infected with rotavirus in the first 3 to 5 years of life, but severe diarrhea and dehydration occur mainly among children aged 3 to 35 months. There are a number of different strains of rotavirus than cause gastroenteritis in humans; 4 strains are common in the United States. Children get rotavirus infection several times, and each new infection tends to be less serious than the previous infection. There is no effective way to completely eliminate rotavirus infection or its transmission. Washing with soaps or cleansers does not kill the virus, but careful hand washing will help prevent spread of rotavirus.
  2. Zinc berperandidalamsintesa (DNA) dan (RNA), dan protein. Makabilaterjadidefisiensi Zinc dapatmenghambatpembelahansel, pertumbuhandanperbaikanjaringan. Zinc umumnyaadadidalamotak, dimana zinc mengikat protein. Kekurangan zinc akanberakibat fatal terutamapadapembentukanstrukturotak, fungsiotakdanmengganggurespontingkahlakudanemosi.Mekanismekerja Zinc untukterapidiaredidugamempengaruhi system imun (pertahanantubuh) spesifikhumoralataupunselulardanmempengaruhiprosespenyerapan intestinal dan/atauproses transport sekretorik. Sleianitu Zinc jugamemilikiefekpenghambatanantimikroba, seperti Salmonella thypi, Salmonella parathypi A, Shigellaflexneri, Shogellasonnei.
  3. ProbiotikProbiotikmerupakanmikroorganismehidupdalammakanan yang difermentasi yang menunjangkesehatanmelaluiterciptanyakeseimbanganmikroflora intestinal yang lebihbaik. Mekanismeefekprobiotikmelaluiperubahanlingkunganmikro lumen usus ( pH , O2 ), produksibahan anti mikrobaterhadapbeberapapatogenusus,kompetisinutrien, mencegahadhesikumanpatogenpadaenterosit, modifikasitoksin/ reeptortoksinefektrofikterhadapmukosaususmelaluipenyediaannutriendanimunomodulator. Contohnya : Lacto B.PrebiotikPrebiotikbukanmerupakanmikroorganisme, tetapibahanmakananumumnyakomplkskarbohidrat yang biladikonsumsidapatmerangsangpertumbuhan flora intestinal yngmenguntungkankesehatan. Oligosakaridadi ASI merupakanprototipeprebiotikkarenadapatmerangsang lactobacilli danBifidobacteriadi colon bayi yang minum ASI