Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada gangguan sistem pencernaan berupa diare. Secara ringkas, dokumen menjelaskan tentang konsep medis diare, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, penatalaksanaan medis, dan konsep keperawatan pada pasien diare.
1. ASKEP GADAR PADA GANGGUAN
SISTEM PENCERNAAN “DIARE”
OLEH : kel. 3
KELAS : 3 B
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
SAMNIAH
LA ODE HAERUN JAYA
NYOMAN SUDIARJANE
SAWAL
WARGA AL FAUZAN
SUHERMAN
MUHLIS
ROSNA DANI
WA ODE JALIA
10. NORMA YANTI
2. KONSEP MEDIS
A. Pengertian
Menurut Haroen N, S. Suraatmaja dan P.O Asdil (1998), diare
adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau
tanpa darah atau lendir dalam tinja.
Sedangkan menurut C.L Betz & L.A Sowden (1996) diare
merupakan suatu keadaan terjadinya inflamasi mukosa
lambung atau usus.
Menurut Suradi & Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu
keadaan dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit
secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi buang air
besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.
Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar
yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan
konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa
disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya
proses inflamasi pada lambung atau usus
3. Lanjutan....
B. Etiologi
1. Faktor Infeksi
a. Infeksi enteral : Infeksi saluran pencernaan
yang merupakan penyebab utama diare yang
terjadi pada anak. Infeksi enteral meliputi:
Infeksi bakteri
Infeksi virus
Infeksi parasit
4. lanjutan....
b. Infeksi parenteral : Infeksi di luar alat pencernaan makan
seperti otitis media acut (OMA), tonsilitis, tonsilofaringitis,
bronkopneumonia, ensefalitis. Terutama terdapat pada
anak dan bayi di bawah 2 tahun.
2. Faktor Malabsorpsi
Malabsorbsi karbohidrat. : Disakarida (intoleransi laktosa,
maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa,
fruktosa dan galaktosa).
Malabsorbsi lemak
Malabsorbsi protein.
3. Faktor Makanan : Makanan basi, beracun, alergi
terhadap makanan.
4. Faktor Psikologis
Rasa takut dan cemas
5. Lanjutan....
C. Patofisiologi
gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang
tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam
rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus
akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga
usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi
rongga usus. gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik
akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik
usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang
selanjutnya dapat menimbulkan diare pula. Selain itu diare juga
dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam
usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung,
mikroorganisme
tersebut
berkembang
biak,
kemudian
mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi
yang selanjutnya akan menimbulkan diare
6. Lanjutan....
D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang terjadi pada klien diare berdasarkan
derajat dehidrasi
Diare dengan dehidrasi ringan
• Kehilangan cairan 5% berat badan.
• Kesadaran baik (somnolen).
• Mata agak cekung.
• Turgor kulit kurang dan kekenyalan kulit normal.
• BAB cair 1-2 kali perhari.
• Lemah dan haus.
• Ubun-ubun besar agak cekung.
7. Lanjutan....
Diare dengan dehidrasi sedang
• Kehilangan cairan lebih dari 5-10% berat badan.
• Keadaan umum gelisah.
• Rasa haus (++)
• Denyut nadi cepat dan pernapasan agak cepat.
• Mata cekung
• Turgor dan tonus otot agak berkurang.
• Ubun-ubun besar cekung.
• Kekenyalan kulit sedikit kurang dan elastisitas
kembali sekitar 1-2 detik.
• Selaput lendir agak kering.
8. Lanjutan....
Diare dengan dehidrasi berat
• Kehilangan cairan lebih dari 10% berat badan.
• Keadaan umum dan kesadaran koma atau apatis.
• Denyut nadi cepat sekali.
• Pernapasan kusmaull (cepat dan dalam).
• Ubun-ubun besar cekung sekali.
• Mata cekung sekali.
• Turgor/tonus kurang sekali.
• Selaput lendir kurang/asidosis
10. Lanjutan....
F. Penatalaksanaan Medis
Dasar pengobatan diare adalah pemberian cairan, jenis
cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya
1. Cairan per oral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan
peroral berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO 3 dan
glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas 6
bulan kadar Natrium 90 mEg/l. Pada anak dibawah umur 6
bulan dengan dehidrasi ringan-sedang kadar natrium 50-60
mEg/l. Formula lengkap disebut oralit, sedangkan larutan
gula garam dan tajin disebut formula yang tidak lengkap
karena banyak mengandung NaCl dan sukrosa
2. Cairan parentral
Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat
11. Pengobatan dietetik ( pemberiaan makanan )
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan
berat badan kurang dari 7 kg, jenis makanan:
• Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah
dan lemak tak jenuh
• Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi
tim)
• Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang
ditemukan misalnya susu yang tidak mengandung laktosa dan
asam lemak yang berantai sedang atau tak jenuh.
Obat-obatan
• Obat anti sekresi.
• Obat anti spasmolitik.
• Obat antibiotik
12. Lanjutan....
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium :
1. Pemeriksaan tinja.
2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa
dalam darah astrup
3. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk
mengetahui fungsi ginjal.
Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum untuk
mengetahui jasad renik atau parasit secara
kuantitatif,terutama dilakukan pada penderita
diare kronik
13. Konsep keperawatan
A.
Pengkajian
1. Bio Data
Identitas klien
Hal yang perlu di peroleh : nama, jenis kelamin, umur, suku
bangsa, agama, alamat, nomor medik, serta diagnosa medik.
Identitas penanggung jawab
Hal yang perlu ditanyakan adalah nama, jenis kelamin,
umur, pekerjaan, agama, alamat, status perkawinan, hubungan
dengan klien
2. Riwayat Kesehatan
Keluhan utama : lemas
Riwayat Keluhan utama :
klien mengatakan lemas yang di sebabkan BAB lebih dari 4 kali per
hari dengan konsistensi feces encer yang di sertai panas dan nyeri
abdomen dengan skala nyeri 5 (0-10), yang di rasakan terus
menerus sejak dua hari yang lalu.
14. Riwayat kesehatan sekarang
Lanjutan....
klien mengatakan sudah 2 hari BAB lebih dari 4 kali
dengan kosistensi feses cair, klien mengatakan mual dan
muntah, badan lemes, nafsu makan menurun, belum
diperiksakan dan belum diobati, kemudian dibawa ke IGD RS
KABUPATEN MUNA, karena kondisinya yang melemah.
Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sudah pernah mengalami penyakit
yang sama tetapi tidak sampai dirawat di RS.
Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang mempunyai penyakit
keturunan dan menular (asma (-), DM (-), hipertensi (-).
15. Lanjutan....
Pemeriksaan Fisik
1. Primery Survey
a. Air way
pada pasien diare biasanya tidak ada sumbatan jalan nafas,
dan tidak adak fraktur servikal.
b. Briting
– Look :Pengembangan dada dan diafragma simetris dan Tidak ada sianosis.
– Listen : biasanya tidak ada nafas tambahan bunyi nfas vesikuler (normal)
– Feel : ada hembusan nafas tapi lemah.
c. Circulation
tidak terjadi pendarahan, Cappylary refill time normal < 2
detik, Tekanan Darah dan nadi normal
16. 2. Sekundary Suvey
• Keadaan umum : lemas
• Kesadaran : compos mentis
• TTV
• Sistem pernapasan
bentuk hidung simetris, tidak ada nyeri tekan pada
hidung, bunyi nafas vesikuler, bentuk leher simetris kiri dan
kanan, dengan frekuensi pernapasan normal
• Sistem kardivaskuler
Tidak ada nyeri tekan pada daerah toraks konjungtifa nampak
anemis, tidak ad udem pada tungkai atas dan bawah. Dengan frekuensi
nadi dan darah biasanya normal
• Sistem pencernaan
Mukosa bibir nampak kering, bising usus tidak normal , heperpristalti
usus. Dan nyeri abdo.
17. Lanjutan....
• Sistem perkemihan
tidak ada pembesaran ginjal, buang air kecil teratur
dengan frekuensi normal dan warna urin kuning jerni dan bau
khas amoniak
• Sistem muskulokeletal
ekstermitas atas dan bawah biasanya simetris kiri dan
kanan, serta pergerakanya normal.
• Sistem intergumen
turgor kulit baik, warna kulit sawo matang, penyebaran
rambut merata, dan tidak ada nyeri tekan
• Sistem endokrin
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran getah
bening dan ginjal
18. Lanjutan....
• Sistem persarafan
pada pasien dengan masalah diare tidak ada gangguan
sistem persarafan.
• Sistem pengindraan
mata : penglihatan normal, konjunhtiva nampak anemis,
pergerakan otot bola mata normal
Hidung : bentuk hidung simetris kiri dan kanan , tidak ada
serumen, tidak ada nyeri tekan dan udem.
• Sistem imun
Terjadinya penurunan daya tahan tubuh selama sakit, di
tandai dengan klien mengalami kelemahan fisik.
19. Terapi
1.
2.
3.
4.
5.
Obat-obatan anti emetik ( anti muntah)
Obat-obat anti diare ( oralit)
Pemberian air minum yang mengandung natrim
Pemberian cairan iv
Pemberian bolis cairan
pemeriksaan penunjang
1.
Pemeriksaan laboratorim
- pemerisaan uri dan darah
20. b. Pengelompokan Data
1. Data Subjektif :
– Klien haus, mual, anoreksia.
– Keluarga klien melaporkan penurunan porsi
makanan yang dihabiskan
– Kram abdomen
– Perubahan kenyamanan : nyeri, gatal
– Klien melaporkan perasaan cemas, ketakutan
– Keluarga mengekspresikan perasaan tidak
menerima keadaan
– Keluarga melaporkan ketidaktahuan terhadap
kondisi klien
21. Lanjutan....
2. Data Objektif:
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
Ketidakcukupan masukan cairan per oral
Keseimbangan negatif antara intake dan output
Penurunan berat badan
Membran mukosa kering
Penurunan turgor kulit
Lingkar lengan atas di bawah ideal
Konjungtiva anemis
Anoreksia
Gelisah
Peningkatan pernapasan dan nadi
Berkeringat
Keluarga tidak mampu beradaptasi terhadap situasi krisis
22. c. Analisis Data
NO
simtomp
etiologi
problem
1
Do: Ketidakcukupan
masukan cairan per
oral
Ds: Klien haus, mual,
anoreksia.
Faktor infeksi, malabsorbsi
makanan dan psikologi
Kurang
volume
cairan berhubungan
dengan kehilangan
cairan
yang
berlebihan melalui
feces atau emesis
Gangguan sekresi
Rangsangan tertentu ( toksin )
pada dinding usus
Peningkatan sekresi air dan
elektrolit kedalam rongga usus
Isi usus berlebihan
Pengeluaran cairan berlebihan
Dehidrasi
Defisit volume cairan
23. 2
Do:
Faktor infeksi, malabsorbsi
•Penurunan berat
makanan dan psikologi
•badan di bawah berat
badan ideal
Gangguan Osmotik
•Lingkar lengan atas di
bawah ideal
Terdapat makanan yang tidak bisa
•Konjungtiva anemis
diserap
•Anoreksia
•Kelemahan otot
Tekanan osmotik rongga usus
Ds:
meningkat
•Keluarga klien
melaporkan
Pergeseran air dan elektrolit ke
penurunan porsi
dalam rongga usus
makanan yang
dihabiskan
Isi usus berlebihan
•Kram abdomen
Iritasi saluran G I
Mual / Muntah
Anoreksia
Intake tidak adekuat
Nutrisi kurang dari kebutuhan
Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan
dengan kehilangan
cairan melalui
diare, intake yang
tidak adekuat.
24. 3 Do:
•Gelisah
•Tremor
•Ketegangan wajah
•Peningkatan
pernapasan dan nadi
•Berkeringat
Ds:
•melaporkan perasaan
cemas, ketakutan
Faktor infeksi, malabsorbsi
makanan dan psikologi
Gangguan sekresi
Rangsangan tertentu ( toksin
) pada dinding usus
Peningkatan sekresi air dan
elektrolit kedalam rongga
usus
Isi usus berlebihan
Perubahan status kesehatan
Kurang pemajanan informasi
klien/ortu
Kurang pengetahuan
klien/ortu
Cemas/takut
berhubungan dengan
perpisahan dengan
orang tua, lingkungan
tidak dikenal, prosedur
yang menimbulkan
stres.
25. 2. Diagnosa keperawatan
1. Kurang volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan yang berlebihan melalui feces
atau emesis
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kehilangan cairan melalui
diare, intake yang tidak adekuat.
3. Cemas/takut berhubungan dengan perpisahan
dengan orang tua, lingkungan tidak dikenal,
prosedur yang menimbulkan stres.
26. 3. Intervensi
no
Dx.
keperawatan
Tujuan dak
kriteria hasil
1
Kurang
volume
cairan
berhubunga
n dengan
kehilangan
cairan yang
berlebihan
melalui feces
atau emesis
Kebutuhan
cairan dan
elektrolit
terpenuhi
Kriteria hasil :
membran
mukosa
lembab, turgor
kulit baik dan
pengisian
kapiler baik
tanda vital
stabil.
Intrvrnsi
Rasinal
1. Awasi intake dan
output.
2. Observasi tanda
vital (nadi dan
suhu).
3. Beri cairan peroral
secara bertahap.
4. Pertahankan
pemberian cairan
parenteral.
5. Koloborasi untuk
pemberian terapi :
•Anti diare.
•Anti emetik.
1. Memberikan informasi tentang
keseimbangan cairan.
2. Takikardia,
demam
dapat
menunjukan respon terhadap
efek kehilangan cairan
3. Mempertahankan hidrasi dan
keseimbangan terjadinya
kekurangan cairan dan elektrolit
tubuh.
4. Keluarga dan klien mengerti
tentang tindakan yang dilakukan
sehingga dapat
mempertahankan
keseimbangan pengeluaran
cairan yang berlebihan.
5. Antidiare menurunkan
kehilangan cairan dari usus dan
antiemetik mengontrol mual
dan muntah.
27. 2
Perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan
kehilangan
cairan melalui
diare, intake
yang tidak
adekuat.
Kebutuhan
nutrisi klien
terpenuhi
Kriteria hasil :
berat badan
meningkat,
porsi makan
dihabiskan,
nafsu makan
meningkat.
1. Beri makan lunak
dengan porsi kecil tapi
sering.
2. Timbang berat badan
setiap hari.
3. Anjurkan istrahat
sebelum makan.
4. Berikan kebersihan
oral.
5. Koloborasi dengan
team kesehatan lain
untuk pemberian obat
- obat vitamin.
1. Memberi kesempatan
pada usus untuk
mengabsorbsi
makanan dan
mencegah kelelahan.
2. b) Memberikan
informasi tentang
kebutuhan diet
/keefektian terapi.
3. c) Menenangkan
peristaltik usus dan
meningkatkan energi
dan makanan.
4. d) Mulut yang bersih
dapat meningkatkan
rasa makanan.
5. e) Merangsang selera
makan dan memenuhi
kebutuhan vitamin.
28. 3
Cemas/takut
berhubunga
n dengan
perpisahan
dengan
orang tua,
lingkungan
tidak
dikenal,
prosedur
yang
menimbulka
n stres.
Kecemasan
berkurang/
hilang
Kriteria
hasil :
Klien
nampak
tenang, dan
telanh
mengetahui
penyakit
yang
diderita ya
1. Obserfasi faktor
kecemasan klien
2. Beri kesempatan
kepada klien untuk
mengungkapkan
perasaan/ keluhan.
3. Beri informasi yang
akurat dan nyata
tentang tindakan yang
dilakukan.
4. Beri dorongan
spiritual kepada klien
dan keluarga untuk
mendekatkan diri
kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
1. Dengan mengetahui faktor
penyebab kecemasan klien
dan keluarga dapat
membantu dalam
memberikan tindakan
selanjutnya.
2. Dengan mengungkapkan
keluhan-keluhan akan dapat
meringankan beban yang
dirasakan sehingga
kecemasan berkurang.
3. Dengan informasi yang
akurat, klien dan keluarganya
dapat mengerti dan mau
terlibat dalam perencanaan
perawatan memberikan rasa
kontrol dan membantu
menurunkan kecemasan.
4. Dengan berdoa diharapkan
klien mendapat ketenangan
jiwa.
29. 4. Implementasi dan Evaluasi
a. Implementasi
Implementasi merupakan suatu
pengelolaan dari rencana tindakan /
intervensi keperawatan yang telah
dibuat sebelumnya yang dilakukan
secara mandiri dan berkolaborasi
dengan tim kesehatan lain
30. b. Evaluasi
Evaluasi merupakan proses akhir dari asuhan keperawatan dimana
hasil yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan klien dan keluarga :
• Klien mempertahankan hidrasi adekuat / intake cairan yang adekuat
• Klien mengkonsumsi intake nutrisi yang adekuat
• Klien tidak menunjukkan infeksi gastrointestinal
• Klien mempertahankan integritas kulit, kulit sekitar anus tidak lecet
dan lembab.
• Klien menunjukkan tanda – tanda kenyamanan, tidak ada tanda –
tanda distres fisik atau emosional, keluarga berpartisipasi dalam
perawatan klien.
• Keluarga memahami tentang penyakit anak dan pengobatannya
serta mampu memberikan perawatan, keluarga menunjukkan
kemampuan untu merawat anak khususnya untuk perawatan di
rumah.