Dokumen tersebut membahas tentang penatalaksanaan diare pada anak, meliputi definisi diare menurut WHO, tanda-tanda pada anak dengan diare, penatalaksanaan diare akut, diare persisten, dan disenteri. Memberikan pedoman lengkap tentang penilaian dan tindakan yang sesuai untuk berbagai tingkat keparahan dehidrasi.
1. Anggota kelompok :
1. Dina Nurhidayah (P27224013 237)
2. Elok Sepalawati (P27224013 238)
3. Endah Dwi M (P27224013 239)
4. Erlina Wati (P27224013 240)
5. Ernawati (P27224013 241)
REGULER A
2. DEFINISI DIARE
Menurut WHO penyakit diare adalah
suatu penyakit yang ditandai dengan
perubahan bentuk dan konsistensi tinja
yang lembek sampai mencair dan
bertambahnya frekuensi buang air besar
yang lebih dari biasa, yaitu 3 kali atau
lebih dalam sehari yang mungkin dapat
disertai dengan muntah atau tinja yang
berdarah.
3. ANAK DENGAN DIARE
• Anamnesis
1. Diare
a.Frekuensi buang air besar (BAB) anak
b.Lamanya diare terjadi (berapa hari)
c.Apakah ada darah dalam tinja
d.apakah ada muntah
2.Laporan setempat mengenai Kejadian Luar
Biasa (KLB) kolera
3.Pengobatan antibiotik yang baru diminum anak
atau pengobatan lainnya
4.Gejala invaginasi (tangisan keras dan kepucatan
pada bayi).
Riwayat pemberian makan juga penting dalam
melakukan tatalaksana anak dengan diare.
4. • Pemeriksaan Fisik
Cari :
1. Tanda-tanda dehidrasi ringan atau dehidrasi
berat:
a.rewel atau gelisah
b.letargis/kesadaran berkurang
c.mata cekung
d.cubitan kulit perut kembalinya lambat atau
sangat lambat
e.haus/minum dengan lahap, atau malas minum
atau tidak bisa minum.
f.Darah dalam tinja
2.Tanda invaginasi (massa intra-abdominal, tinja
hanya lendir dan darah)
3.Tanda-tanda gizi buruk
4.Perut kembung.
5.Tidak perlu dilakukan kultur tinja rutin pada anak
dengan diare.
6. TATALAKSANA
Diare Dengan Dehidrasi Berat
Jika terdapat dua atau lebih tanda berikut, berarti
anak menderita dehidrasi berat:
a. Letargis atau tidak sadar
b. Mata cekung
c. Cubitan kulit perut kembali sangat lambat (≥ 2 detik)
d. Tidak bisa minum atau malas minum.
7. Harus diberi rehidrasi intravena secara cepat yang diikuti
dengan terapi rehidasi oral.
1. Mulai berikan cairan intravena segera. Pada saat infus disiapkan,
beri larutan oralit jika anak bisa minum
2. Beri 100 ml/kg larutan yang dipilih dan dibagi sesuai Tabel 18
berikut ini.
Untuk informasi lebih lanjut, lihat Rencana Terapi C.
Hal ini mencakup pedoman pemberian larutan oralit
menggunakan pipa nasogastrik atau melalui mulut bila
pemasangan infus tidak dapat dilakukan.
Pertama berikan 30
ml/kg dalam :
Selanjutnya, berikan
70 ml/kg dalam:
Umur <12 bulan 1 jam 5 jam
Umur >12 bulan 30 menit 2,5 jam
8. Diare Dengan Dehidrasi Sedang/Ringan
Pada umumnya, anak-anak dengan dehidrasi sedang/ringan
harus diberi larutan oralit, dalam waktu 3 jam pertama di klinik
saat anak berada dalam pemantauan dan ibunya diajari cara
menyiapkan dan memberi larutan oralit
Jika anak memiliki dua atau lebih tanda berikut, anak
menderita dehidrasi ringan/sedang :
a. Gelisah/rewel
b. Haus dan minum dengan lahap
c. Mata cekung
d. Cubitan kulit perut kembalinya lambat
9. Tatalaksana:
1. Pada 3 jam pertama, beri anak larutan oralit sesuai BB /
umur anak
2. Tunjukkan pada ibu cara memberi larutan oralit pada
anak, satu sendok teh setiap 1 – 2 menit jika anak
berumur di bawah 2 tahun
3. Lakukan pemeriksaan rutin jika timbul masalah
a. Jika anak muntah, tunggu selama 10 menit; lalu beri
larutan oralit lebih lambat (misalnya 1 sendok setiap
2 – 3 menit)
b. Jika kelopak mata anak bengkak, hentikan pemberian
oralit dan beri minum air matang atau ASI.
4. Nasihati ibu untuk menyusui anak sesering mungkin
10. 5. Nilai kembali anak setelah 3 jam untuk memeriksa
tanda dehidrasi yang terlihat sebelumnya
a. Jika tidak terjadi dehidrasi, ajari ibu mengenai
empat aturan untuk perawatan di rumah.
kunjungan ulang jika
terdapat tanda berikut ini:
anak tidak bisa atau
malas minum atau
menyusu
kondisi anak
memburuk
anak demam
terdapat darah dalam
tinja anak
beri cairan
tambahan
beri tablet Zinc
selama 10 hari
lanjutkan pemberian
minum/makan
11. b. Jika anak masih mengalami dehidrasi sedang/ringan, ulangi
pengobatan untuk 3 jam berikutnya dengan larutan oralit, seperti
di atas dan mulai beri anak makanan, susu atau jus dan berikan ASI
sesering mungkin
c. Jika timbul tanda dehidrasi berat beri penanganan dehidrasi
berat.
d. Meskipun belum terjadi dehidrasi berat tetapi bila anak sama
sekali tidak bisa minum oralit misalnya karena anak muntah profus,
dapat diberikan infus dengan cara: beri cairan intravena
secepatnya. Berikan 70 ml/kg BB cairan Ringer Laktat atau Ringer
asetat (atau jika tak tersedia, gunakan larutan NaCl) yang dibagi
sebagai berikut :
UMUR Pemberian 70 ml/kg selama
Bayi (di bawah umur 12 bulan) 5 jam
Anak (12 bulan sampai 5 tahun) 2,5 jam
12. Diare Tanpa Dehidrasi
Anak yang menderita diare tetapi tidak mengalami dehidrasi harus
mendapatkan cairan tambahan di rumah guna mencegah terjadinya
dehidrasi. Anak harus terus mendapatkan diet yang sesuai dengan umur
mereka, termasuk meneruskan pemberian ASI.
Diagnosis Diare tanpa dehidrasi dibuat bila anak tidak mempunyai dua
atau lebih tanda berikut yang dicirikan sebagai dehidrasi ringan/sedang
atau berat.
a. Gelisah/ rewel
b. Letargis atau tidak sadar
c. Tidak bisa minum atau malas minum
d. Haus atau minum dengan lahap
e. Mata cekung
f. Cubitan kulit perut kembalinya lambat atau sangat lambat (Turgor
jelek)
13. Tatalaksana:
1. Anak dirawat jalan
2. Ajari ibu mengenai 4 aturan untuk perawatan di rumah:
a. beri cairan tambahan
b. beri tablet Zinc
c. lanjutkan pemberian makan
d. nasihati kapan harus kembali
3. Lihat Rencana Terapi A
4. Beri cairan tambahan,
Tindak lanjut
Nasihati ibu untuk membawa anaknya kembali jika
anaknya bertambah parah, atau tidak bisa minum
atau menyusu, atau malas minum, atau timbul
demam, atau ada darah dalam tinja. Jika anak tidak
menunjukkan salah satu tanda ini namun tetap tidak
menunjukkan perbaikan, nasihati ibu untuk
kunjungan ulang pada hari ke-5.
Nasihati juga bahwa
pengobatan yang sama harus
diberikan kepada anak di waktu
yang akan datang jika anak
mengalami diare lagi.
Lihat Rencana Terapi A.
14.
15. DIARE PERSISTEN
Diare persisten adalah diare akut dengan atau tanpa
disertai darah dan berlanjut sampai 14 hari atau lebih.
Jika terdapat dehidrasi sedang atau berat, diare
persisten diklasifikasikan sebagai “berat”. Jadi diare
persisten adalah bagian dari diare kronik.
Bayi atau anak dengan diare yang berlangsung selama
≥ 14 hari, dengan tanda dehidrasi, menderita diare
persisten berat sehingga memerlukan perawatan di
rumah sakit.
16. Tatalaksana:
a. Nilai anak untuk tanda dehidrasi dan beri cairan
sesuai Rencana Terapi B atau Rencana Terapi C
b. Periksa setiap anak dengan diare persisten apakah
menderita infeksi yang tidak berhubungan dengan
usus seperti pneumonia, sepsis, infeksi saluran
kencing, sariawan mulut dan otitis media. Jika ada,
beri pengobatan yang tepat.
c. Beri pengobatan sesuai hasil kultur tinja (jika bisa
dilakukan).
d. Beri zat gizi mikro dan vitami
e. Obati diare persisten yang disertai darah dalam
tinja dengan antibiotik oral yang efektif untuk
Shigella.
17.
18.
19. Anak ini tidak memerlukan perawatan di rumah sakit
tetapi memerlukan pemberian makan khusus dan cairan
tambahan di rumah.
• Diagnosis
Anak dengan diare yang telah berlangsung selama 14
hari atau lebih yang tidak menunjukkan tanda
dehidrasi dan tidak menderita gizi buruk.
• Tatalaksana
a. Pengobatan rawat jalan
b.Beri zat gizi mikro dan vitamin
20. DISENTRI
Disenteri adalah diare yang disertai darah. Sebagian
besar episode disebabkan oleh Shigella dan hampir semuanya
memerlukan pengobatan antibiotik.
• Diagnosis
Tanda untuk diagnosis disenteri adalah BAB cair, sering
dan disertai dengan darah yang dapat dilihat dengan jelas.
Di rumah sakit diharuskan pemeriksaan feses untuk
mengidentifikasi trofozoit amuba dan Giardia.
Shigellosis menimbulkan tanda radang akut meliputi:
a. Nyeri perut
b. Demam
c. Kejang
d. Letargis
e. Prolaps rektum
21. • Tatalaksana
Anak dengan gizi buruk dan disenteri dan bayi
muda (umur < 2 bulan) yang menderita disenteri harus
dirawat di rumah sakit. Selain itu, anak yang
menderita keracunan, letargis, mengalami perut
kembung dan nyeri tekan atau kejang, mempunyai
risiko tinggi terhadap sepsis dan harus dirawat di
rumah sakit. Yang lainnya dapat dirawat di rumah.
22. Tatalaksana
Jika diare berdarah dianjurkan untuk diobati sebagai
shigellosis dan diberi antibiotik kotrimoksazol.
Jika hasil pemeriksaan tinja positif, maka berikan
metronidazol dengan dosis 50 mg/kg/BB dibagi tiga dosis
selama 5 hari
Beri antibiotik oral (selama 5 hari), yang sensitif terhadap
sebagian besar strain shigella. Contoh siprofloxasin, sefiksim
dan asam nalidiksat
Beri tablet zinc sebagaimana pada anak dengan diare cair
tanpa dehidrasi.
Pada bayi muda (umur < 2 bulan), jika ada penyebab lain seperti
invaginasi, rujuk anak ke spesialis bedah.
23. Kasus
• Delon berusia 7 minggu, beratnya 3 kg, suhu badannya 36.6°C. Ibunya
membawa ke petugas kesehatan dikarenakan ia telah menderita
diare sejak 3 hari yang lalu dan tidak ada darah dalam tinjanya.
Ibunya mengatakan bahwa ia tidak kejang. Frekuensi napasnya : 58 x
per menit. Ia tampak menangis dan menggerakkan kaki dan
tangannya terus-menerus, ia tidak dapat ditenangkan. Matanya
tampak normal, dan cubitan kulitnya kembali lambat.
24. Penatalaksanaan
1. Pengkajian Data
a. Data Subyektif
Ibu mengatakan bayinya berusia 7 minggu
dan menderita diare sejak 3 hari yang lalu,
dalam tinjanya tidak ada darah serta anaknya
tidak kejang
25. b. Data Obyektif
BB = 3 kg
P = 58 x per menit
S = 36.6 °C
Delon menangis dan menggerakkan kaki dan
tangannya terus-menerus, ia tidak dapat
ditenangkan. Matanya tampak normal, dan
cubitan kulitnya kembali lambat.
26. 2. Interpretasi data
Diagnosa : NCB SMK dengan Diare dengan
dehidrasi ringan
3. Diagnosa / Masalah Potensial
Diare dengan dehidrasi berat
27. 4. Tindakan Segera
Pemberian Oralit dan Tablet zinc
5. Perencanaan
a. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan
b. Beri terapi oralit dan tablet zinc sesuai rencana
Terapi B
c. Anjurkan ibu memberikan ASI sesering mungkin
d. Anjurkan untuk menjaga personal hygiene bayinya.
e. Beri KIE tentang diare dengan dehidrasi berat
f. Beritahu ibu kunjungan ulang
g. Dokumentasi hasil tindakan
28. 6. Penatalaksanaan
a. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan
b. Penanganan Dehidrasi Ringan/ Sedang dengan Oralit tablet
zinc sesuai rencana terapi B
c. Menganjurkan ibu memberikan ASI sesering mungkin
d. Menganjurkan untuk menjaga personal hygiene bayinya.
e. Memberi KIE tentang diare dengan dehidrasi berat
f. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang 3 hari lagi
g. Mendokumentasikan hasil tindakan
29. 7. Evaluasi
a. Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan pada anaknya
b. Terapi penanganan diare dengan dehidrasi ringan sudah
diberikan sesuai dengan Rencana Terapi B
c. Ibu bersedia memberikan ASI sesering mungkin
d. Ibu bersedia untuk menjaga personal hygiene bayinya.
e. Ibu sudah paham tentang diare dengan dehidrasi berat
f. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang 3 hari lagi
g. Telah melakukan pendokumentasikan hasil tindakan