Etika bisnis mempengaruhi tingkat kepercayaan atau trust dari masing-masing elemen dalam lingkaran bisnis. Pemasok (supplier),perusahaan, dan konsumen, adalah elemen yang saling mempengaruhi. Masing-masing elemen tersebut harus menjaga etika, sehingga kepercayaan yang menjadi prinsip kerja dapat terjaga dengan baik.
Etika berbisnis ini bisa dilakukan dalam segala aspek. Saling menjaga kepercayaan dalam kerjasama akan berpengaruh besar terhadap reputasi perusahaan tersebut, baik dalam lingkup mikro maupun makro. Tentunya ini tidak akan memberikan keuntungan segera, namun ini adalah wujud investasi jangka panjang bagi seluruh elemen dalam lingkaran bisnis. Oleh karena itu, etika dalam berbisnis sangatlah penting.
1. BUSSINESS ETHIC & GOOD GOVERNANCE
Etika Bisnis (Nilai Etika) Pada PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk.
Nama : Ahmad Sultoni
NIM : 55117110068
Dosen : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
UNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA
2017
2. ABSTRAK
Etika bisnis mempengaruhi tingkat kepercayaan atau trust dari
masing-masing elemen dalam lingkaran bisnis. Pemasok
(supplier),perusahaan, dan konsumen, adalah elemen yang saling
mempengaruhi. Masing-masing elemen tersebut harus menjaga
etika, sehingga kepercayaan yang menjadi prinsip kerja dapat
terjaga dengan baik.
Etika berbisnis ini bisa dilakukan dalam segala aspek. Saling
menjaga kepercayaan dalam kerjasama akan berpengaruh besar
terhadap reputasi perusahaan tersebut, baik dalam lingkup mikro
maupun makro. Tentunya ini tidak akan memberikan keuntungan
segera, namun ini adalah wujud investasi jangka panjang bagi
seluruh elemen dalam lingkaran bisnis. Oleh karena itu, etika
dalam berbisnis sangatlah penting.
3. I. Pendahuluan
•Latar Belakang
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk sebagai salah satu BUMN strategis di Indonesia
yang sekaligus merupakan Perusahaan terbuka, harus tunduk dan patuh terhadap
segala ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, diantaranya Undang-
Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Undang-Undang No. 19
Tahun 2003 tentang BUMN termasuk ketentuan hukum dibidang pasar modal.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada seluruh stakeholders, Perseroan
berkomitmen untuk melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance atau
Tata Kelola Perusahaan Yang Baik dengan mengacu pada Pedoman Etika Bisnis
dan Etika Kerja.
Perubahan Buku pedoman ini senantiasa memperhatikan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, Visi, Misi, Tata Nilai Perusahaan, dan praktik-praktik
terbaik yang berlaku di internal maupun eksternal Perseroan. Perseroan menyadari
bahwa Tata Kelola Perusahaan Yang Baik akan terwujud apabila Insan Krakatau
Steel memiliki standar perilaku yang taat hukum, serta menjunjung tinggi norma-
norma yang berlaku, yang diperlukan dalam mengelola bisnis Perseroan guna
mencapai Visi dan Misi Perusahaan.
4. I. Pendahuluan
Tujuan Etika Bisnis
•Mewujudkan standar kerja yang sesuai dengan Tata Kelola
Perusahaan yang baik dan tepat bagi Insan Krakatau Steel
dengan tetap berpedoman kepada aturan yang berlaku, sebagai
komitmen bersama untuk mewujudkan V isi dan melaksanakan
Misi Perusahaan secara profesional dan beretika, dengan
memperhatikan seluruh Stakeholders.
•Meminimalisir segala risiko yang mengakibatkan terjadinya
konflik kepentingan maupun kelalaian yang dilakukan oleh
Insan Krakatau Steel.
•Menjabarkan Tata Nilai sebagai landasan etika yang harus
diikuti oleh seluruh Insan Krakatau Steel dalam melaksanakan
tugas.
5. I. Pendahuluan
•Manfaat Etika Bisnis
1.Sebagai acuan perilaku Insan Krakatau Steel dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya masing-
masing serta dalam berinteraksi dengan seluruh
stakeholders.
2.Menciptakan suasana kerja yang kondusif, sehat
dan nyaman di dalam lingkungan Perseroan.
3.Sebagai acuan untuk membentuk karakter tiap
individu didalam Perseroan yang berintegritas dan
beretika ketika berinteraksi dengan sesama individu.
6. I. Pendahuluan
•VISI, MISI, FALSAFAH, DAN NILAI BUDAYA
PERUSAHAAN
Visi “Perusahaan baja terpadu dengan keunggulan
kompetitif untuk tumbuh dan berkembang secara
berkesinambungan menjadi perusahaan terkemuka
di dunia”
Misi “Menyediakan produk baja bermutu dan jasa
terkait bagi kemakmuran “
Falsafah ” Partnership For Sustainable Growth”
Nilai Budaya Perusahaan “Competence, Integrity,
Reliable, Innovative
7. II. Landasan Teori
•Pengertian Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang
mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan
dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat
membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam
membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra
kerja, pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang
beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan
yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan
hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh
karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman
untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral
yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
8. II. Landasan Teori
•Prinsip Etika Yang Mengarahkan Perilaku
a. Kejujuran,
b. Integritas,
c. Memeliharan janji,
d. Kesetiaan,
e. Kewajaran/keadilan,
f. Suka membantu orang lain,
g. Hormat kepada orang lain
h. Warga negara yang bertanggung jawab,
i. Mengejar keunggulan,
j. Dapat dipertanggungjawabkan.
9. II. Landasan Teori
•Masalah Etika dalam Bisnis
a. Suap (Bribery),
b. Paksaan (Coercion),
c. Penipuan (Deception),
d. Pencurian (Theft),
e. Diskriminasi tidak jelas (Unfair
discrimination).
10. III. METODE PENELITIAN
Dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan metode
deskriptif kualitatif dengan studi literature yang berkaitan dengan
etika bisnis, Informasi didapatkan dari artikel, modul dan internet .
Disamping itu berdasarkan pengalaman empiris serta pengamatan
langsung pada objek penelitian pada PT. Krakatatau Steel (Persero)
Tbk.
Menurut Sugiyono metode deskriptif adalah metode yang digunakan
untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi
tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Teknik
pengumpulan data dengan cara ini dilakukan dengan cara melakukan
tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang memiliki
kompetensi dan relevan dengan penelitian, sedangkan sumber data
sekunder didapatkan dari literatur berupa buku-buku, artikel maupun
jurnal-jurnal yang mempunyai hubungan dengan masalah dan objek
penelitian.
11. IV. HASIL DAN DISKUSI
• Etika Perusahaan dengan Karyawan
1. Tunduk kepada peraturan perundang-undangan, Perjanjian Kerja Bersama
(PKB) dan ketentuan lainnya yang berlaku di Perseroan.
2. Menghormati Hak Azasi Manusia, Hak Profesional serta hak dan kewajiban
karyawan dalam bidang ketenagakerjaan.
3. Memberikan kesempatan yang sama kepada karyawan untuk mendapatkan
promosi, mutasi, maupun penghargaan tanpa membedakan gender, suku, ras,
agama, alumni, kedekatan emosional, dan antar golongan bila memiliki
kompetensi yang tepat dan memiliki rekam jejak kinerja yang positif.
4. Memperlakukan Karyawan sebagai modal utama, karena itu perlu dihargai dan
ditingkatkan kompetensinya dan kesempatan berkembang selaras dengan tujuan
Perseroan.
5. Membangun situasi kerja untuk mendukung disiplin, kerjasama, saling
menghargai dan Keterbukaan.
6. Memberi sanksi tegas kepada karyawan yang melanggar peraturan perundang-
undangan, Perjanjian Kerja Bersama dan/atau peraturan lain yang berlaku di
Perseroan.
12. IV. HASIL DAN DISKUSI
•Etika Perusahaan dengan Serikat Karyawan
1.Perseroan mengakui bahwa Serikat Karyawan merupakan badan resmi
organisasi di luar kedinasan yang sah dalam Perseroan yang dapat bertindak
untuk dan atas nama seluruh anggotanya yang bekerja pada Perseroan.
2.Menjalin kemitraan strategis dan saling menguntungkan serta berupaya
mewujudkan terciptanya sinergi dalam rangka meningkatkan kinerja Perusahaan.
3.Perseroan dan Serikat Karyawan akan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk
menyelesaikan segala perselisihan hubungan industrial yang timbul dengan jalan
musyawarah untuk mufakat.
4.Menjalin hubungan kerja yang baik, santun, dan bermartabat untuk
mengantisipasi dan menyelesaikan suatu permasalahan, sehingga dapat menjamin
ketenangan kerja dalam lingkungan Perseroan.
5.Perseroan dan Serikat Karyawan membuat Perjanjian Kerja Bersama (PKB) untuk
menjamin terlaksananya kerja sama yang baik antara kedua belah pihak sesuai
dengan aspirasi Karyawan.
13. IV. HASIL DAN DISKUSI
• Etika Perusahaan dengan Anak Perusahaan/Perusahaan Patungan
1. Mengutamakan sinergi dengan Anak Perusahaan serta group dalam melakukan
bisnis dengan tetap berpedoman pada produktivitas, kualitas, biaya, waktu
pengiriman, keselamatan, moral.
2. Mendorong Anak Perusahaan serta group untuk dapat secara independen
tumbuh sebagai pebisnis yang kuat di dalam maupun di luar group.
3. Anak Perusahaan dan group berhak menjadi pemasok dan konsumen Perseroan
dengan mengikuti proses pengadaan maupun penjualan sesuai ketentuan yang
berlaku di Perseroan.
4. Dalam hal akan melakukan kegiatan bisnis/transaksi dengan Anak
Perusahaan/Group terlebih dahulu harus membuat analisa risiko dan setiap
kesepakatan harus dituangkan dalam suatu dokumen tertulis yang disusun
berdasarkan itikad baik saling berimbang dan saling menguntungkan, melalui
unit kerja yang kompeten.
5. Memenuhi komitmen sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat.
6. Transaksi antara Perseroan dengan Anak Perusahaan dan atau Perusahaan
Patungan atau antar Anak Perusahaan, dilakukan dengan prinsip sinergi dengan
mengutamakan kepentingan Perseroan sebagai Induk Perusahaan.
14. IV. HASIL DAN DISKUSI
• Etika Perusahaan dengan Pemasok
1.Saling menghormati dan menjunjung tinggi kejujuran.
2.Mengutamakan penggunaan produksi dalam negeri, dengan mempertimbangkan
produktivitas, kualitas, biaya, waktu pengiriman, keselamatan, moral dan
pemasok dari BUMN, Anak Perusahaan/Group dan pengusaha lokal.
3.Pengadaan barang dan jasa didasarkan pada tata cara pengadaan yang diatur
dalam prosedur yang ditetapkan Perseroan dengan semangat kompetisi.
4.Setiap pemasok berhak menjadi rekanan Perseroan dan harus menyediakan
barang dan jasa dengan kualitas yang baik seluruhnya dengan harga yang
kompetitif.
5.Memberikan perlakuan yang sama kepada semua pemasok yang mengikuti proses
pengadaan di Perseroan.
6.Menyeleksi pemasok secara ketat dan akan mendiskualifikasikan, memasukkan ke
daftar hitam, mengakhiri kerjasama atau langkah hukum apapun kepada pemasok
yang melakukan pelanggaran ketentuan yang berlaku di Perseroan dan/atau
panduan etika ini dan/atau ketika hubungan bisnis ini menimbulkan bahaya
kepada masyarakat atau lingkungan.
15. IV. HASIL DAN DISKUSI
• Etika Perusahaan dengan Pemasok
7. Antusias dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang timbul
dengan pemasok dengan prinsip “fairness” , sehingga tidak
menimbulkan kerugian bagi Perseroan.
8. Dalam hal akan melakukan kegiatan bisnis/transaksi dengan pemasok
terlebih dahulu harus membuat analisa risiko dan setiap kesepakatan
harus dituangkan dalam suatu
9. dokumen tertulis yang disusun berdasarkan itikad baik dan saling
menguntungkan, melalui unit kerja yang kompeten.
10. Memenuhi komitmen sesuai dengan kesepakatan yang dibuat.
11. Mendorong pemasok lokal untuk dapat secara independen tumbuh
sebagai pebisnis yang kuat.
12. Perseroan dapat mengakhiri hubungan bisnis ketika kepentingan tidak
dipenuhi, bertentangan dengan hukum, atau ketika hubungan ini
menimbulkan bahaya kepada masyarakat atau lingkungan.
16. IV. HASIL DAN DISKUSI
•Etika Perusahaan dengan Konsumen
1. Menghormati hak-hak dan kepentingan konsumen.
2. Memberikan informasi yang benar dan jelas yang berkaitan dengan karakteristik produk
dan jasa.
3. Memenuhi komitmen kepada konsumen dari segi kualitas, harga, waktu pengiriman,
layanan purna jual, keselamatan maupun jaminan produk sesuai dengan standar yang
berlaku.
4. Memberikan layanan responsif, mudah, ramah & cepat baik pra maupun purna jual
kepada konsumen tanpa membedakan konsumen yang satu dan konsumen yang lainnya.
5. Menjaga kerahasiaan informasi mengenai konsumen kepada pihak lain yang bisa
merugikan Perseroan ataupun konsumen yang bersangkutan.
6. Antusias dalan menyelesaikan setiap permasalahan yang timbul dengan konsumen
dengan prinsip “fairness”.
7. Praktek-praktek komersial beberapa Perusahaan asing mungkin menggunakan jasa pihak
ketiga untuk mewakili kepentingan Perusahaan tersebut.
8. Dalam hal akan melakukan kegiatan bisnis/transaksi dengan konsumen terlebih dahulu
harus membuat analisa risiko dan setiap kesepakatan harus dituangkan dalam suatu
dokumen tertulis yang disusun berdasarkan itikad baik dan saling menguntungkan,
melalui unit kerja yang kompeten.
17. V. KESIMPULAN DAN SARAN
•Kesimpulan
Di dalam persaingan dunia usaha yang sangat ketat ini, etika bisnis merupakan
sebuah harga mati, yang tidak dapat ditawar lagi. Dalam zaman keterbukaan dan
luasnya informasi saat ini, baik-buruknya sebuah dunia usaha dapat tersebar
dengan cepat dan luas. Memposisikan karyawan, konsumen, pemasok, pemodal
dan masyarakat umum secara etis dan jujur adalah satu-satunya cara supaya dapat
bertahan di dalam dunia bisnis saat ini. Ketatnya persaingan bisnis menyebabkan
beberapa pelaku bisnisnya kurang memperhatikan etika dalam bisnis.
Etika bisnis mempengaruhi tingkat kepercayaan atau trust dari masing-masing
elemen dalam lingkaran bisnis. Pemasok (supplier),perusahaan, dan konsumen,
adalah elemen yang saling mempengaruhi. Masing-masing elemen tersebut harus
menjaga etika, sehingga kepercayaan yang menjadi prinsip kerja dapat terjaga
dengan baik.
Etika berbisnis ini bisa dilakukan dalam segala aspek. Saling menjaga
kepercayaan dalam kerjasama akan berpengaruh besar terhadap reputasi
perusahaan tersebut, baik dalam lingkup mikro maupun makro. Tentunya ini tidak
akan memberikan keuntungan segera, namun ini adalah wujud investasi jangka
panjang bagi seluruh elemen dalam lingkaran bisnis. Oleh karena itu, etika dalam
berbisnis sangatlah penting.
18. V. KESIMPULAN DAN SARAN
•Saran
Perlu adanya sadar diri didalam hati para pegawai didalam
perusahaan yang ingin menerapkan etika didalam bisnis
agar tidak adanya kecurangan atau kebohongan yang
terjadi pada perusahaan itu nantinya dan perlu
diterapkannya sanksi atau hukuman yang berat apabila ada
salah satu pegawai yang melanggarnya, sehingga etika di
dalam bisnis pun dapat berjalan dengan baik dan lancer di
perusahaan tersebut.