Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
1, be&gg, tio kharisma yunanto, prof hapzi ali ethical decision making in business, universitas mercu buana, 2018
1. Tio Kharisma Yunanto
55117120109
Forum & Quiz Minggu Ke 12
03 Desember 2018
Forum Minggu Ke – 12
PENERAPAN ETHICAL DECISION MAKING EMPLOYER RESPONSIBILITY AND
EMPLOYEE RIGHT di PT. PLN (Persero)
1. KODE ETIK Kode etik dapat diartikan pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara
sebagai pedoman berperilaku. Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan tata
cara atau aturan yang menjadi standar kegiatan anggota suatu profesi. Suatu kode etik
menggambarkan nilai – nilai profesional suatu profesi yang diterjemahkan kedalam standar
perilaku anggotanya. Nilai profesional paling utama adalah keinginan untuk memberikan
pengabdian kepada masyarakat.
2. LANDASAN ETIKA
a. Naturalisme, bahwa sistem – sistem etika dalam kesusilaan mempunyai dasar alami, yaitu
bahwa pembenaran hanya dapat dilakukan melalui pengkajian atas fakta. Bahwa manusia pada
dasarnya baik.
b. Individualisme, setiap orang bertanggungjawab sacara individual bagi dirinya sendiri.
Interaksi dalam masyarakat dilakukan demi keuntungan induvidunya masing – masing.
2. c. Hedonisme, manusia selalu mengusahakan kenikmatan.
d. Eudaemonisme, manusia berorientasi pada kebahagiaan.
e. Utilitarianisme, bahwa ciri pengenal kesusilaan adalah manfaat suatu perbuatan.
f. Idealisme, manusia terdiri dari jasmani dan rohani. Idealisme rasionalistik, bahwa
menggunakan pikiran dan akal manusia dapat mengenal norma – norma yang menuntun
perilakunya. Idealisme estetik, pandangan bahwa dunia serta kehidupan manusia dapat dilihat
dari perspektif karya seni. Idealisme etik, pada intinya ingin menentukan ukuran – ukuran moral
dan kesusilaan terhadap dunia dan manusia.
4. KODE ETIK (untuk anggota dan pengurus) PLN
1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Bermoral jujur, disiplin dan bertanggung-jawab.
3. Mengutamakan persatuan, kesatuan, kebersamaan, kesetiakawanan dan non diskriminasi
dalam organisasi.
4. Sebagai karyawan peka terhadap hak dan kepentingannya.
5. Sebagai karyawan bebas dan berimbang dalam menyuarakan hak dan kepentingannya dengan
cara yang etis.
6. Sebagai karyawan dalam melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya, bekerja dengan
tekun dan cerdas serta bertanggung jawab atas hasilnya.
7. Tidak memanfaatkan posisi dalam organisasi untuk mencari keuntungan pribadi.
8. Proaktif terhadap upaya memajukan masyarakat pekerja nasional maupun internasional.
3. 9. Peduli terhadap lingkungan masyarakat baik nasional maupun internasional.
Quiz Minggu Ke -12
PENERAPAN ETHICAL DECISION MAKING EMPLOYER RESPONSIBILITY AND
EMPLOYEE RIGHT di PT. PLN (Persero)
PENDAHULUAN
1. KODE ETIK
Kode etik dapat diartikan pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu
kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman
berperilaku. Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan tata cara atau aturan
yang menjadi standar kegiatan anggota suatu profesi. Suatu kode etik menggambarkan nilai –
nilai profesional suatu profesi yang diterjemahkan kedalam standar perilaku anggotanya. Nilai
profesional paling utama adalah keinginan untuk memberikan pengabdian kepada masyarakat.
2. LANDASAN ETIKA
a. Naturalisme, bahwa sistem – sistem etika dalam kesusilaan mempunyai dasar alami, yaitu
bahwa pembenaran hanya dapat dilakukan melalui pengkajian atas fakta. Bahwa manusia pada
dasarnya baik. b. Individualisme, setiap orang bertanggungjawab sacara individual bagi dirinya
sendiri. Interaksi dalam masyarakat dilakukan demi keuntungan induvidunya masing – masing.
c. Hedonisme, manusia selalu mengusahakan kenikmatan.
d. Eudaemonisme, manusia berorientasi pada kebahagiaan.
4. e. Utilitarianisme, bahwa ciri pengenal kesusilaan adalah manfaat suatu perbuatan.
f. Idealisme, manusia terdiri dari jasmani dan rohani. Idealisme rasionalistik, bahwa
menggunakan pikiran dan akal manusia dapat mengenal norma – norma yang menuntun
perilakunya. Idealisme estetik, pandangan bahwa dunia serta kehidupan manusia dapat dilihat
dari perspektif karya seni. Idealisme etik, pada intinya ingin menentukan ukuran – ukuran moral
dan kesusilaan terhadap dunia dan manusia. 4. KODE ETIK (untuk anggota dan pengurus) PLN
1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Bermoral jujur, disiplin dan bertanggung-jawab.
3. Mengutamakan persatuan, kesatuan, kebersamaan, kesetiakawanan dan non diskriminasi
dalam organisasi.
4. Sebagai karyawan peka terhadap hak dan kepentingannya.
5. Sebagai karyawan bebas dan berimbang dalam menyuarakan hak dan kepentingannya dengan
cara yang etis.
6. Sebagai karyawan dalam melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya, bekerja dengan
tekun dan cerdas serta bertanggung jawab atas hasilnya.
7. Tidak memanfaatkan posisi dalam organisasi untuk mencari keuntungan pribadi.
8. Proaktif terhadap upaya memajukan masyarakat pekerja nasional maupun internasional.
9. Peduli terhadap lingkungan masyarakat baik nasional maupun internasional. Sejalan dengan
hal tersebut, penyusunan Pedoman Perilaku ini merupakan penjabaran lebih lanjut dalam bentuk
perilaku yang diharapkan dari Tata Nilai Perusahaan yang disingkat IPTEC (Integrity,
Professionalism, Trust, Excellent, Customer Focus) :
5. 1. Integrity (Integritas) Wujud dari sikap anggota Perseroan yang secara konsisten menunjukkan
kejujuran, keselarasan antara perkataan dan perbuatan dan rasa tanggung jawab terhadap
pengelolaan perusahaan dan pemanfaatan kekayaan perseroan untuk kepentingan baik jangka
pendek maupun jangka panjang serta rasa tanggung jawab terhadap semua pihak yang
berkepentingan.
2. Professionalism (Profesional) Perilaku kerja positif yang memiliki anggota Perseroan dengan
kesadaran tinggi untuk selalu memberikan total komitmen pada paradigma kerja yang integral.
Meningkatkan kemampuan dan menguasai bidang keahlian sehingga menciptakan penampilan
(performance) yang unggul dalam bidangnya untuk mendukung citra Perseroan.
3. Trust (Dapat Dipercaya) Membangun sikap dapat dipercaya yang dilandasi oleh keyakinan
akan integritas, itikad baik dan kompetensi dari semua pihak baik internal maupun eksternal
dalam penyelenggaraan praktek bisnis yang bersih dan etikal.
4. Excellent (Unggul) Perilaku kerja yang selalu berusaha memberikan produk yang terbaik dari
segi biaya, mutu dan waktu.
5. Customer Focus (Fokus pada Pelanggan) Perilaku kerja yang selalu berusaha mengutamakan
kepentingan pelanggan serta memberikan solusi yang efektif dan efisien. PENERAPAN
ETHICAL DECISION MAKING Hak-hak pegawai harus dipenuhi yang otomatis merupakan
kewajiban perusahaan, yaitu :
1. Pengakuan harkat dan martabat sebagai manusia.
2. Keadilan sistem imbalan, setara dengan perusahaan lain sejenis.
3. Promosi, motivasi pemberian tugas.
4. Kesempatan partisipasi pengambilan keputusan tugas pekerjaannya.
6. 5. Supervisi profesional.
6. Keamanan, kesehatan lingkungan kerja.
7. Peningkatan mutu hidup karyawan.
8. Penyediaan pendidikan dan pelatihan. Secara etis perusahaan selain memiliki kewajiban
terhadap karyawan, konsumen dan masyarakat juga memiliki hak dimiliki oleh pendiri, investor
dan pemilik saham, manajemen antara lain:
1. Perolehan keuntungan.
2. Penentuan filosofi bisnis.
3. Perumusan kultur organisasi
4. Keputusan kualifikasi manajerial.
5. Keputusan jenis produk dan jasa.
6. Penentuan strategi bisnis.
7. Pemilihan wilayah operasi perusahaan.
8. Keputusan struktur organisasi.
9. Keputusan padat karya dan padat teknologi.
10. Keputusan sistem imbalan. Perusahaan memperoleh haknya sejalan dan seimbang dengan
upaya pemberian kewajiban oleh karyawan pada perusahaan.
Karyawan termotivasi untuk lebih produktif karena menerima haknya secara etis adil. Semua
proses manajemen menyeimbangkan pemberian hak dan kewajiban perusahaan dan karyawan
7. dijalankan sesuai Filosofi, Visi, Misi perusahaan. Pelaksanaan kewajiban perusahaan pada
karyawan dilaksanakan dibidang: rekrutmen, seleksi, orientasi, penempatan, penilaian kinerja,
pelatihan, perencanaan, pengembangan karier, sistem imbalan, disiplin dan sanksi, hubungan
harmonis, pemutusan hubungan kerja dan pensiun. Dalam hubungan kerjasama yang biasanya
tertuang dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) pegawai juga bertanggung jawab dan
berkewajiban untuk berperilaku etis dan benar. Atasan harus berperilaku sebagai teladan bagi
bawahan dengan memperhatikan hal-hal di bawah ini:
1. Memastikan bahwa bawahan Anda mengerti akan tanggung jawab mereka sesuai Pedoman ini
dan kebijakan-kebijakan yang ada di perusahaan PLN.
2. Menciptakan lingkungan yang membuat Pegawai merasa nyaman dalam menyampaikan
keprihatinan mereka.
3. Jangan pernah menganjurkan atau mengarahkan Pegawai untuk meraih prestasi dalam bekerja
dengan mengabaikan perilaku etis atau kepatuhan pada Pedoman, peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
4. Selalu bertindak untuk mencegah dan menghentikan pelanggaran yang dilakukan bawahan
Anda terhadap Pedoman, peraturan dan perundangundangan yang berlaku.
5. Ketika mengevaluasi Pegawai, hendaknya mempertimbangkan unsur perilaku Pegawai dalam
kepatuhannya terhadap Pedoman, peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. tentang
bagaimana standar etika dipertahankan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Djajendra (2010)” stakeholder dalam dunia bisnis”, dhttp://djajendra-motivator.com/?p=402,
diakes 08 April 2017.
8. 2. Arief. W,dkk, ”Etika Pada Stakeholder”,
https://www.academia.edu/9605294/Etika_Pada_Stakeholder, diakses 07 April 2017
3. Hapzi Ali, 2018 Business Ethics & GG Pusat Bahan Ajar dan eLearning : “Ethical decision
making employer responsibilitis and employee rights”, Universitas Mercu Buana, Jakarta
4. Manesa Aryanata (2014). Pengambilan Keputusan Etis,
https://manesaaryanata.wordpress.com/2014/11/06/pengambilan-keputusan-etis/, diakses tanggal
09 April 2017.
5. Anonim, “Pertimbangan etika dalam pengambilan keputusan”
http://oldlms.unhas.ac.id/claroline/backends/download.php?url=L01vZHVsXzdfRVRJS0FfRE
FMQU1fUEVOR0FNQklMQU5fS0VQVVRVU0FOLnBkZg%3D%3D&cidReset=true&cidR
eq=138E1104_001, diakses tanggal 09 April 2017