Be&gg,heru eko septian,prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,studi kasus pelanggaran etika bisnis di pt tirta fresindo jaya , universitas mercu buana, 2017
Bisnis kini menjadi sebuah hal yang umum di dunia saat ini. Bahkan kini bisnis sudah menjamur dan banyak orang yang hendak membangun bisnis mereka sendiri guna kelangsungan hidup yang lebih baik. Dalam berbisnis tindakan elegan dan kejujuran perlu digunakan, para ahli menyebutnya dengan istilah etika dalam berbisnis. Hal ini hampir sama dengan etika profesi lainnya yang ada di dalam kehidupan sehari-hari. Namun yang membedakannya adalah dunia bisnis didominasi oleh para pengusaha yang notabene membuat sendiri aturan dan etika dalam berbisnis tersebut. Pelanggaran etika bisnis saat ini makin banyak terlihat. Terdapat beberapa aspek yang diperlukan dalam praktek penerapan etika bisnis sehingga bisa meminimalisir pelanggaran etika bisnis yang kini jamak dilakukan oleh para pebisnis dan pihak yang terkait di dalamnya.
BE&GG,evarianna f pasaribu, hapzi ali, tugas uts,etika bisnis di pt aneka ta...
Similar to Be&gg,heru eko septian,prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,studi kasus pelanggaran etika bisnis di pt tirta fresindo jaya , universitas mercu buana, 2017
BE & GG, Duci, Prof. DR. Hapzi Ali, CMA, Philosophical Ethics and Business, U...DUCI
Similar to Be&gg,heru eko septian,prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,studi kasus pelanggaran etika bisnis di pt tirta fresindo jaya , universitas mercu buana, 2017 (18)
Be&gg,heru eko septian,prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,studi kasus pelanggaran etika bisnis di pt tirta fresindo jaya , universitas mercu buana, 2017
1. BUSINESS ETHICS & GOOD GOVERNANCE
STUDI KASUS PELANGGARAN ETIKA BISNIS PADA
PT TIRTA FRESINDO JAYA
Dosen pengampu :
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA,
Heru Eko Septian
55116120219
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2017
2. ABSTRAK
Bisnis kini menjadi sebuah hal yang umum di dunia saat ini. Bahkan kini bisnis sudah
menjamur dan banyak orang yang hendak membangun bisnis mereka sendiri guna kelangsungan
hidup yang lebih baik. Dalam berbisnis tindakan elegan dan kejujuran perlu digunakan, para ahli
menyebutnya dengan istilah etika dalam berbisnis. Hal ini hampir sama dengan etika profesi
lainnya yang ada di dalam kehidupan sehari-hari. Namun yang membedakannya adalah dunia
bisnis didominasi oleh para pengusaha yang notabene membuat sendiri aturan dan etika dalam
berbisnis tersebut. Pelanggaran etika bisnis saat ini makin banyak terlihat. Terdapat beberapa
aspek yang diperlukan dalam praktek penerapan etika bisnis sehingga bisa meminimalisir
pelanggaran etika bisnis yang kini jamak dilakukan oleh para pebisnis dan pihak yang terkait di
dalamnya.
Kata kunci: etika bisnis, prinsip-prinsip etika bisnis, pelanggaran etika bisnis
3. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam proses mencapai tujuannya perusahaan tidak hanya memiliki tanggung jawab
terhadap para pemegang sahamnya saja namun perusahaan juga dituntut untuk bertanggung
jawab terhadap karyawan, pemerintah, masyarakat sekitar dan stakeholder lainnya. Hal ini
dikarenakan perusahaan yang menjalankan kegiatan operasionalnya akan secara langsung
ataupun tidak langsung bersinggungan dengan para stakeholder tersebut. Oleh karena itu
penerapan etika bisnis dalam proses operasional perusahaan mempunyai peranan yang sangat
krusial.
Pada intinya yang dimaksud dengan etika bisnis ialah metode yang digunakan perusahaan
dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Proses tersebut yang mencakup seluruh aspek yang
berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Seluruh proses ini
mencakup bagaimana perusahaan menjalankan bisnis secara adil, mematuhi hukum yang
berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat.
Namun terkadang kita tidak bisa memungkiri bahwa terkadang masih banyak perusahaan-
perusahaan baik skala besar atau kecil masih enggan untuk menerapkan etika bisnis dalam
menjalankan usahanya. Tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan akan
memancing tindakan balasan dari konsumen ataupun masyarakat dan akan sangat kontra
produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan lain
4. sebagainya. Dan tentu saja hal-hal semacam ini akan menurunkan nilai dan citra perusahaan
dimata para stakehoders nya
Persaingan antar bisnis dewasa ini membuat perusahaan terutama perusahaan-perusahaan
besar dalam memperoleh keuntungan sering kali melakukan pelanggaran etika dalam berbisnis,
bahkan terkadang melanggar undang-undang ataupun norma-norma yang berlaku. Seperti kasus
yang sedang menimpa PT Tirta Fresindo Jaya yang merupakan anak perusahaan Mayora Grup,
yang memproduksi air minum kemasan Le Minerale. Dalam menjalankan roda bisnisnya PT
Tirta Fresindo Jaya diduga menggunakan cara-cara yang menurut masyarakat sekitar pabrik
tidaklah etis dan sangat merugikan masyarakat dan lingkungan sekitar. Menurut dugaan pabrik
PT Tirta Fresindo Jaya yang berlokasi di Kecamatan Baros melakukan tindakan privatisasi air
dengan menutup delapan mata air sumber pertanian warga sekitar untuk kepentingan perusahaan.
Hal ini menyebabkan lahan sawah warga tidak terairi sejak perusahaan ini berdiri. Dari peristiwa
tersebut terang saja memicu demo besar di lokasi pabrik oleh aliansi masyarakat dan mahasiswa
yang menuntut penutupan pabrik tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditarik rumusan
masalah sebagai berikut, yaitu:
1. Apakah PT Tirta Fresindo Jaya menerapkan etika bisnis dalam menjalankan bisnisnya?
2. Jika PT Tirta Fresindo Jaya tidak menerapkan etika bisnis, apakah bentuk pelanggarannya
dan bagaimana cara mengatasinya?
5. 1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan untuk memenuhi tugas softskill mata kuliah Business Ethics and
Good Governance dalam membuat jurnal atau tulisan tentang Etika Bisnis. dalam penulisan
makalah ini, penulis menemukan beberapa masalah, yaitu:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan penerapan etika bisnis pada PT Tirta Fresindo Jaya
2. Untuk mengetahui pelanggaran-pelangaran etika bisnis dan cara antisipasi apabila PT Tirta
Fresindo Jaya tidak menggunakan etika bisnis.
6. BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Etika
Menurut kajian ilmu etimologi kata etika berasal dari bahasa Yunani Kuno “ethikos” yang
mempunyai arti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku
manusia yang baik. Dalam perkembangannya etika sangat erat mempengaruhi kehidupan
manusia. Dengan menerapkan etika yang benar maka manusia mempunyai orientasi bagaimana
ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Bisa dikatakan bahwa etika sangat
berperan bagi manusia untuk mengambil sikap dan tindakan secara tepat dalam menjalani hidup.
Berikut ini penulis mencoba untuk menjabarkan definisi etika menurut para ahli:
Definisi etika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia etika adalah sebuah ilmu tentang apa
yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Menurut Keraf
(1998: 13), Etika adalah sesuatu yang berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada
diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat. Ini berarti etika
berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala
kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang lain, kebiasaan ini lalu terungkap
dalam perilaku berpola yang terus berulang sebagai sebuah kebiasaan.
Dari definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa Etika adalah pedoman-pedoman yang
mengatur perilaku manusia secara normatif dalam artian dapat memberi norma bagi perilaku
seseorang dan dengan demikian dapat menyatakan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak
boleh dilakukan.
7. 2.2 Pengertian Bisnis
Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris yaitu busy yang berarti sibuk. Sedangkan kata busy
berasal dari kata bahasa inggris lama yakni bisignis yang mempunyai arti keadaan dimana
seseorang sibuk “state of being busy“. Sedangkan secara etimologi, bisnis yaitu keadaan dimana
individu atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang dapat menghasilkan laba atau
keuntungan. Menurut Steinford (1979) bisnis adalah segala aktifitas yang menyediakan barang
atau jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen.
2.3 Pengertian Etika Bisnis
Pengertian etika bisnis menurut Velasquez (2005) Etika bisnis merupakan studi yang
dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral
sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.
Pada hakikatnya penerapan etika bisnis yang baik dan benar dalam suatu perusahaan dapat
membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan
yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis
dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah
etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
a. Prinsip Otonomi
Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak
berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Orang
8. bisnis yang otonom adalah orang yang sadar sepenuhnya akan apa yang menjadi kewajibannya
dalam dunia bisnis.
b. Prinsip Kejujuran
Prinsip ini merupakan prinsip yang paling problematik karena banyak pelaku bisnis yang
mendasarkan kegiatan bisnisnya dengan melakukan penipuan atau bertindak curang, entah
karena situasi eksternal tertentu atau memang dengan sengaja dilakukan. Kejujuran terkait erat
dengan kepercayaan. Kepercayaan adalah aset yang sangat berharga bagi kegiatan bisnis. Sekali
pihak tertentu tidak jujur, dia tidak bisa lagi dipercaya dan berarti sulit bertahan dalam bisnis.
c. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang
adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Prinsip
ini menuntut agar setiap orang dalam kegiatan bisnis entah dalam realisasi eksternal perusahaan
maupun realisasi internal perusahaan perlu diperlakukan sesuai dengan haknya masing-masing.
d. Prinsip Saling Menguntungkan
Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua
pihak. Prinsip ini menuntut agar tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya,
prinsip saling menguntungkan secara positif menuntut hal yang sama, yaitu agar semua pihak
berusaha untuk saling menguntungkan satu sama lain, sehingga melahirkan suatu win-win
situation.
9. e. Integritas Moral
Prinsip ini terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan
agar dia perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya atau nama baik
perusahaannya. Dengan kata lain, prinsip ini merupakan tuntutan dan dorongan dari dalam diri
pelaku dan perusahaan untuk menjadi yang terbaik dan dibanggakan, dan ini tercermin dalam
seluruh perilaku bisnisnya dengan siapa saja, baik ke luar maupun ke dalam perusahaan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa etika bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh
karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan
pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang
profesional.
10. BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode penelitian deskriptif,
yaitu metode yang membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah aktual
dengan jalan mengumpulkan data, menyusun atau mengklasifikasinya, menganalisis, dan
menginterpretasikannya. Analisis yang penulis gunakan tidak semata-mata menguraikan,
melainkan juga memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya.
Adapun data-data yang penulis dapatkan untuk menyusun makalah ini bersumber dari buku-
buku yang relevan, jurnal maupun artikel-artikel dari internet dan sebagainya.
11. BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Profil Perusahaan
PT. Mayora Indah Tbk. (Perseroan) didirikan pada tahun 1977 dengan pabrik pertama
berlokasi di Tangerang. Kemudian menjadi perusahaan publik pada tahun 1990. Sesuai dengan
Anggaran Dasarnya, kegiatan usaha PT. Mayora Indah Tbk. diantaranya adalah dalam bidang
industri. Saat ini, PT. Mayora Indah Tbk. memproduksi dan memiliki 6 (enam) divisi yang
masing masing menghasilkan produk berbeda namun terintegrasi dan salah satu divisinya adalah
PT Tirta Fresindo Jaya dengan lokasinya di Kejayan, Pasuruan, Jawa Timur dan beberapa lokasi
pabrik yang tersebar di Pulau Jawa.
Beberapa divisi bisnis PT. Mayora Indah Tbk. Adalah sebagai berikut:
a. Divisi Biscuit
Merek dagangnya antara lain Roma, Danisa, Royal Choice, Better, Muuch Better, Slai O’Lai,
Sari Gandum, Sari Gandum Sandwich, Coffeejoy, Chees’kress.
b. Divisi Wafer
Merek dagangnya antara lain Beng Beng, Beng Beng Maxx, Astor, Astor Skinny Roll, Roma
Wafer Coklat, Roma Zuperrr Keju.
c. Divisi Kembang gula
Merek dagangnya antara lain Kopiko, Kopiko Milko, Kopiko Cappuccino, Kis, Tamarin,
Juizy Milk.
12. d. Divisi Kopi
Merek dagangnya antara lain Torabika Duo, Torabika Duo Susu, Torabika Jahe Susu,
Torabika Moka, Torabika 3 in One, Torabika Cappuccino, Kopiko Brown Coffee, Kopiko
White Coffee, Kopiko White Mocca.
e. Divisi Coklat
Merek dagangnya adalah Choki-choki.
f. Divisi Makanan kesehatan
Merek dagangnya antara lain Energen Cereal, Energen Oatmilk, Energen Go Fruit.
g. Divisi Beverage
Merek dagangnya antara lain Teh Pucuk Harum, Kopiko 78, Q Guava, Kopikap dan Le
Minerale.
Di Indonesia PT. Mayora Indah Tbk. tidak hanya dikenal sebagai perusahaan yang
memproduksi makanan dan minuman olahan, tetapi juga dikenal sebagai market leader yang
sukses menghasilkan produk produk yang menjadi pelopor pada kategorinya masing masing.
4.2 Permasalahan
Permasalahan antara warga dengan PT Tirta Fresindo Jaya yang merupakan salah satu anak
perusahaan Mayora Group ini bermula pada tahun 2012. Waktu itu pihak PT Tirta Fresindo Jaya
datang ke dua wilayah yakni di Kecamatan Baros, Serang dan Kecamatan Cadas Sari,
Pandeglang dan berencana akan membangun gudang diwilayah tersebut, sehingga warga
kehilangan 17 hektare areal persawahan dari rencana 32 hektar yang akan dibangun perusahaan
diperuntukkan sebagai gudang.
13. Namun dengan seketika, izin areal tersebut berubah menjadi pabrik pengelolaan air minum
kemasan setelah mendapat izin dari Dinas Tata Ruang dan Tata Wilayah melalui SK No.
600/548.b/SK-DTKP/XII/2013 yang imbasnya adalah sumber mata air yang biasa digunakan
warga untuk kegiatan sehari-hari menjadi turun drastis. Hal ini jelas melanggar Perda Kabupaten
Pandeglang No.3/2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pandeglang
yang menyatakan bahwa kawasan Cadasari merupakan kawasan lindung geologi, yang memiliki
beberapa titik mata air. Disisi lain secara demografi dan monografi wilayah ini juga diisi dengan
kearifan lokal, dimana banyak pendidikan pondok pesantren yang melahirkan para ulama-ulama,
santri-santri. Bahkan, wilayah ini merupakan sentral kawasan lahan pangan yang berkelanjutan,
profesi masyarakat lebih didominasi oleh petani.
Sejak saat itu, gelombang penolakan terus berdatangan baik dari masyarakat Cadas Sari dan
Baros maupun dari elemen organisasi masyarakat lainya. Dengan berbagai penolakan dan protes
yang dilakukan masyarakat tersebut akhirnya Bupati Pandeglang yang waktu itu masih dijabat
oleh Erwan Kurtubi mengeluarkan pembatalan ijin Perusahaan melalui SK 0454/1669-
BPPT/2014. Pembatalan ini diperkuat dengan himbauan oleh Ketua DPRD Pandeglang agar
pembangunan pabrik tersebut dihentikan.
4.3 Pembahasan Masalah
Karena tidak ada tindakan tegas dari pemerintahan Provinsi Banten dan Kabupaten
Pandeglang. PT Tirta Fresindo Jaya pun terus melakukan aktivitasnya dengan melakukan
eksploitasi air di wilayah Cadas Sari dan Baros dan tidak mengindahkan SK pencabutan izin
yang dikeluarkan Bupati serta himbauan dari DPRD Pandeglang tersebut.
14. Tanggal 11 November 2016, ratusan kiai dan santri yang tergabung dalam Jam’iyatul
Muslimin Provinsi Banten melakukan istighosah di area Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi
Banten (KP3B), tepatnya di samping Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Provinsi Banten. Istighosah ini merupakan buntut dari kekecewaan warga atas kelakuan
perusahaan yang tidak kunjung menghentikan kegiatannya.
Menyikapi tuntutan warga tersebut, pihak DPRD Banten akhirnya mengeluarkan pokok-
pokok pikiran yang beberapa diantaranya;
1. PT Tirta Fresindo Jaya agar menghormati surat Bupati Pandeglang atas nama Erwan Kurtubi
No. 0454/1669-BPPT/ 2014 tertanggal 21 November 2014 perihal penghentian kegiatan
investasi PT. Tirta Fresindo Jaya.
2. PT. Tirta Fresindo Jaya agar segera menghentikan aktivitas kegiatannya.
3. Kepada Bupati Pandeglang yang saat ini dijabat oleh Irna Narulita dan Jajaran SKPD terkait
Pemda Pandeglang untuk segera dapat mengambil langkah-langkah guna menghentikan
kegiatan PT. Tirta Fresindo Jaya.
4. Kepada aparat kepolisian agar dapat membantu untuk menghentikan kegiatan PT. Tirta
Fresindo Jaya (Mayora Group) dilokasi sebagai mana maksud.
Menurut perwakilan warga yang tergabung Cadas Sari – Baros pihak PT. Tirta Fresindo
Jaya tetap tidak mengindahkan pokok-pokok pikiran DPRD Banten tersebut dan tetap melakukan
aktivitasnya di lapangan seperti biasa. Akhirnya pada tanggal 6 Pebruari 2017, warga kembali
bergerak menuju pendopo Bupati Pandeglang. Sekitar 300 warga ini ingin berdiskusi dengan
Bupati Pandeglang, yakni IIrna Narulita.
15. Namun kedatangan warga saat itu tak digubris sehingga warga merasa kecewa dengan
melampiaskan kemarahan mereka ke pabrik air minum PT. Tirta Fresindo Jaya. Aksi ini
akhirnya berujung dengan penangkapan 6 (enam) orang warga Cadas Sari – Baros dengan tiga
orang ditetapkan sebagai tersangka tanpa ada proses surat panggilan dan BAP sebelumnya.
Hingga saat ini, aparat kepolisian masih melakukan penyisiran ke kampung-kampung dan
meneror warga di dua desa ini. Situasi tersebut melahirkan keresahan di antara warga.
Masyarakat sipil yang tergabung dalam Komite Nasional Pembaruan Agraria (KNPA) dan
Aliansi Tolak Privatisasi Air menilai bahwa tindakan sepihak yang telah dilakukan oleh aparat
kepolisian ini merupakan tindakan penyimpangan dari kewenangan yang mereka miliki. Warga
Cadas Sari – Baros bukanlah kriminal, namun mereka merupakan korban dari kebijakan
privatisasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah Pandeglang sehingga kehilangan hak-hak
agraria mereka berupa tanah dan air. Menurut mereka hal ini terkait dengan perbuatan
tersistematis untuk menggusur warga tempat dan ruang hidup mereka.
4.4 Pelanggaran Etika Bisnis PT. Tirta Fresindo Jaya
Undang-undang Sumberdaya Air merupakan salah satu Undang-undang yang disusun
melalui pinjaman program Bank Dunia (Water Resources Sector Adjustment Loan) sebesar US$
300 juta. Undang-undang ini juga didasari atas cara pandang baru terhadap air, yaitu air sebagai
barang ekonomi yang mendorong terjadinya komersialisasi, komodifikasi dan privatisasi air.
Sebagai turunan, tentu saja air sebagai barang ekonomi menjadi landasan utama dalam
menyusun Undang-undang Sumberdaya Air.
16. Dari pemaparan tentang latar belakang masalah diatas maka penulis menganalisa bahwa
terjadi indikasi pelanggaran Etika Bisnis yang dilakukan oleh PT. Tirta Fresindo Jaya diantara
bukti-buktinya adalah sebagai berikut:
a. Mengacu konstitusi agraria di Indonesia, bahwa bumi, termasuk tanah, air dan kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya, merupakan sumber kekayaan agraria yang harus
dilindungi oleh Negara dan diperuntukkan sebesar-besarnya untuk keadilan dan
kesejahteraan rakyat sesuai Pasal 33 UUD 1945 dan Undang-undang Pokok Agraria (UUPA)
No. 5/1960 oleh karena itu seharusnya PT. Tirta Fresindo Jaya tidak melakukan eksploitasi
dan privatisasi sumber mata air uang merupakan sumber kekayaan yang menyangkut hajat
hidup orang banyak.
b. Warga Cadas Sari dan Baros yang sebagian besar merupakan petani telah dijamin oleh UU
No. 19/2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (UU Perlintan) dalam bentuk
kepastian hak atas tanah dan lahan pertaniannya namun hak telah oleh PT. Tirta Fresindo
Jaya .
c. Hak agraria petani Cadas Sari – Baros yang dilindungi UU No.41/2009 tentang Perlindungan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan telah direnggut oleh PT. Tirta Fresindo Jaya dimana
seharusnya aktivitas pembangunan lainnya harus menjamin perlindungan fungsi lahan
pertanian yang ada.
Adapun solusi dalam pelanggaran akan etika bisnis yang dilakukan oleh PT. Tirta Fresindo
Jaya terhadap masyarakat agar masalah ini bisa segera terselesaikan adalah:
17. a. Jajaran kepolisian yakni Polda Banten dan Polres Pandeglang agar segera Membebaskan tiga
orang warga Cadas Sari – Baros yang telah ditetapkan sebagai tersangka tanpa proses hukum
yang jelas.
b. Pihak Kepolisian Polda Banten dan Polda Pandeglang untuk segera menghentikan tindakan
penyisiran yang dilakukan ke rumah-rumah warga sehingga meninggalkan teror dan
ketakutan di kalangan warga.
c. Pihak Kepolisian Polda Banten dan Polres Pandeglang untuk segera memproses tindakan
pelanggaran hukum yang dilakukan oleh PT. Tirta Fresindo Jaya (Mayora Group) yang telah
merampas hak-hak agraria warga Cadas Sari – Baros.
d. PT Tirta Fresindo Jaya agar menghormati surat Bupati Pandeglang ( Erwan Kurtubi) No.
0454/1669-BPPT/ 2014 tertanggal 21 November 2014 perihal penghentian kegiatan investasi
PT. Tirta Fresindo Jaya (Mayora Group).
18. BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam menjalankan aktivitas bisnisnya hendaknya perusahaan menerapkan dengan benar
prinsip-prinsip etika bisnis tujuannya agar meminimalisir pelanggaran-pelanggaran yang tentu
saja akan merugikan masyarakat. Secara umum etika dalam berbisnis merupakan acuan cara
yang harus ditempuh oleh sebuah perusahaan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan.
Untuk itu etika bisnis memiliki prinsip-prinsip umum yang dijadikan fondasi untuk
melaksanakan kegiatan agar tujuan bisnis dapat tercapai.
5.2 Saran-saran
Ada beberapa saran yang penulis usulkan agar masalah privatisasi air oleh PT. Tirta
Fresindo Jaya segera terselesaikan.
a. Pemda Pandeglang dan Serang beserta jajaran yang terkait harus segera mengambil langkah -
langkah tegas guna menghentikan kegiatan privastisasi sumber mata air yang dilakukan oleh
PT. Tirta Fresindo Jaya.
b. Kementrian Perumahan Umum dan Pekerjaan Rakyat (PUPR) agar Menghentikan praktek
penyusunan Kebijakan yang tertutup dan mengabaikan masukan masyarakat serta perintah
Konstitusi yang telah ditegaskan oleh Mahkamah Konstitusi dengan menghindari terjadinya
kembali praktek “Swastanisasi Terselubung” yang dilegalisir lewat produk perundangan
melalui RUU Sumber Daya Air.
c. Presiden, Gubernur dan Bupati harus menjamin prioritas pemenuhan dan penghormatan hak-
hak dasar warga Cadas Sari – Baros atas kekayaan agraria (bumi; tanah, air, udara dan
19. seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya), sebagai sumber keberlangsungan dan
keberlanjutan hidupnya, baik sebagai petani di sekitar wilayah kawasan Cadasari
sebagaimana telah diatur oleh konstitusi.
Oleh karena itu segenap elemen bangsa, publik secara luas khususnya masyarakat Banteng
untuk bersama-sama mengawal dan menjadi bagian dari perjuangan warga Cadas Sari dan Baros,
memastikan keadilan agraria di wilayah Cadas Sari dan Baros dapat dipenuhi. Harapannya agar
semua pihak terkait untuk segera ditindaklanjuti dalam menjaga hak-hak agraria dan
keberlangsungan hidup warga Cadas Sari – Baros dengan bersama-sama terus mengawal
perjuangan warga Cadas Sari – Baros untuk menyelamatkan tanah, air dan ruang hidup mereka.
20. DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Vicky. 2015. Etika Bisnis Pada PT Indofood.
http://vickyanggraini18.blogspot.co.id/2014/10/etika-bisnis-pada-pt-indofood.html (Di akses
tanggal 09 April 2017)
Anonim. 2017. Kamus Besar Bahasa Indonesia. http://kbbi.web.id/etika (Di akses tanggal 09
April 2017)
Anonim. 2017. Profil Perusahaan. http://www.mayoraindah.co.id/profil/mayora-selayang-
pandang/ (Di akses tanggal 11 April 2017)
Bina Desa. 2016. Akibat Tolak Privatisasi Air oleh Mayora Group Warga Cadas Sari dan Baros
Banten di Tangkap. http://binadesa.org/akibat-tolak-privatisasi-air-oleh-mayora-group-warga-
cadas-sari-dan-baros-banten-di-tangkap/ (Di akses tanggal 11 April 2017)
Gustina. 2008. “Etika Bisnis Suatu Kajian Nilai Dan Moral Dalam Bisnis”. Jurnal Ekonomi Dan
Bisnis, Volume 3 Nomor 2.
Keraf, Sonny. 1998. Etika Bisnis, Tuntutan dan Relevansinya. Edisi Baru. Penerbit Kanisius.
Jakarta.