Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business, business ethic pada pt mayora indah tbk, universitas mercu buana, 2017
1. 1
Business Ethic Pada PT. Mayora Indah Tbk
Dosen Pengampu :
Prof.Dr.Ir.H.Hapzi Ali, MM
Disusun Oleh :
Edi Putra 55116120108
PROGRAM STUDI MASTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2017
2. 2
ABSTRAK
Edi Putra M Sinaga / 55116120108 / Etika Bisinis Pada PT.Mayora Indah Tbk /
Master Manajemen / Dosen Pengampu : Prof.Dr.Ir.H.Hapzi Ali, MM.
Sejumlah faktor berperan dalam membuat bisnis yang menguntungkan,
termasuk karyawan yang berdedikasi dan produktif, permintaan konsumen yang
konsisten dan pengawasan yang ketat terhadap laporan keuangan. Selain
praktek-praktek bisnis tersebut perusahaan yang menerapkan filosofi manajemen yang
sangat bergantung pada etika bisnis terbukti lebih sukses daripada mereka yang
beroperasi dengan cara yang tidak etis. Meskipun mungkin bukan variabel pertama
dipertimbangkan dalam menganalisis keuntungan perusahaan, etika bisnis merupakan
adalah sama pentingnya bagi keberhasilan perusahaan.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah metodologi studi pustaka dan
observasi berdasarkan pengalaman bekerja di PT.Mayora Indah Tbk.
Akhirnya setelah menyelesaikan tugas ini, penulis memperoleh kesimpulan
bahwa Praktik bisnis yang etis, pemberdayaan tenaga kerja, interaksi perusahaan
dengan publik dan informasi yang disebarkan kepada para pemegang saham semua
adalah bagian dari tanggung jawab pemimpin perusahaan yang memiliki dampak
langsung pada profitabilitas perusahaan secara keseluruhan.
Kata kunci : Etika bisnis, etis, manajemen
3. 3
ABSTRACT
Edi Putra M. Sinaga / 55116120108 / Business Ethics at PT.Mayora Indah Tbk /
Master of Management / Lecturer : Prof.Dr.Ir.H.Hapzi Ali, MM.
Number of factors play role in making a profitable business, including
dedicated and productive employees, a consistent consumer demand, and strict
controls over financial reporting. In addition to these business practices, companies
that implement a management philosophy that relies on business ethics are proven to
be more successful than those that operate in an unethical manner.although it may not
be the first variable considered in analyzing the profits of a company, business ethics
is an equally important catalyst to the success of a company.
The methodology used was the litterateur study and observation based on the
work experience while working in PT.Mayora Indah Tbk.
Finally, after completing this essay, the authors came to the conclusion that
ethical business practices, empowering the workforce, the company's interaction with
the public and the information disseminated to shareholders are all part of the
responsibility of the company leader that have a direct impact on the profitability of
the company as a whole.
Key Words : business ethics, ethic, management
4. 4
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL.......................................................................................................................... 1
ABSTRAK.................................................................................................................... 2
ABSTRACT................................................................................................................. 3
DAFTAR ISI................................................................................................................ 4
I. INTRODUCTION................................................................................................... 5
II. LITERATURE REVIEW...................................................................................... 6
III. METHOD.............................................................................................................13
IV. RESULTAND DISCUSSION............................................................................. 13
V. CONCLUSION AND RECOMENDATION.......................................................19
VI. DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
5. 5
I. Introduction
Pada Era globalisasi ini, perusahaan dituntut untuk selalu berinovasi
terhadap produk barang maupun jasa yang dimiliki, kemudahan dalam bertransaksi di
era digital sekarang ini membuat consumer behavior pun berkembang sangat dinamis.
Untuk menghadapi kondisi pasar perusahaan haruslah bijaksana menentukan strategi
untuk dapat menjaga sustainability dari perusahaan. Tidak sering persaingan bisnis
yang ketat membuat para pelaku bisnis bersaing secara tidak etis. Namun sejauh
manakah etika bisnis berpengaruh pada perkembangan perusahaan?
PT. Mayora Indah, Tbk Memulai bisnis rumahan untuk biskuit marie di
tahun 1948. Bisnis berkembang dan Mayora akhirnya resmi berdiri di tahun 1977
yang didirkan oleh Bapak Yogi Atmadja dan menjadi perusahaan publik pada 4 Juli
1990. Dengan Produk yang tebagi menjadi 8 kategori : Biskuit, Permen, Coklat,
Makanan cepat saji, Minuman dan Minuman, dan Sereal Mayora berkembang
menjadi Perusahan the Fast Moving Consumer Goods yang telah memasok produk
sampai ke 90 negara. Beberapa brand yang terkenal dari Mayora Group adalah
Kopiko, Danisa, Roma, Energen, Torabika, Beng Beng, Le Minerale. Tidak sedikit
produk dari Mayora yang menjadi pelopor dan menjadi market leader, di tahun ke-40
mayora sebagai salah satu Fast Moving Consumer Goods Company telah
membuktikan dirinya sebagai salah satu produsen makanan berkualitas tinggi dan
telah mendapatkan banyak penghargaan, diantaranya adalah “Top Five Best Managed
Company in Indonesia”, dari Asia Money, ‘Top 100 Exporter Companies in
Indonesia” dari majalah SWA, Top 100 public listed companies” dari Investor
Magazine Indonesia, “est Manufacturer of Halal Products” dai Majelis Ulama
Indonesia, Top Brand, Super Brand, Indonesia WOW Brand, Indonesian Customer
Satisfaction Award.
Budaya Organisasi saat ini mulai dikategorikan sebagai hal yang penting
dalam membantu pencapaian tujuan perusahaan. Karena budaya organisasi
merupakan nilai-nilai yang menjadi pedoman karyawan dalam bekerja. PT Mayora
Indah,Tbk memiliki budaya organisasi yang mengedepankan hubungan baik dan
harmonis antara stakeholders dalam perusahaan, sehingga nantinya diharapkan
mampu menciptakan motivasi, inovasi dan perkerjaan yang dapat mencapai sasaran.
Setiap pekerja dituntut untuk mengutamakan mutu produksi dan menciptakan
inovasi-inovasi untuk memuaskan konsumen. Namun, semua itu dapat dihadapi
karyawan dengan baik karena sebelumnya karyawan sudah mengikuti pelatihan dan
savety yang tepat. Pekerjaan yang dilakukan di PT Mayora Indah,Tbk harus rinci
dikerjakan karena apabila ada kesalahan maka kualitas produk akan menurun.
Pekerjaan yang dilakukan karyawan berjalan dengan baik karena adanya kerjasama
setiap tim yang solid, serta semua karyawan sangat cekatan dalam mengerjakan
pekerjaan yang dikerjakan saat itu sehingga target dapat terpenuhi. Kerjasama yang
baik mampu dipertahankan karena kemantapan dari setiap karyawan untuk
menjalankan pekerjaannya dengan baik.
PT.Mayora Indah, Tbk yang telah terdaftar sebagai perusahaan yang
bersertifikat FSSC (Food Saferty System Certifivation) 2200 memperkuat posisi
dipasar sebagai pemasok makanan sehat seperti Energen dan minuman yaitu Le
minerale. Dengan kepedulian akan lingkungan PT.Mayora Indah Tbk, bertanggung
6. 6
jawab atas lingkungan dengan melakukan kegiatan CSR (Corporate Social
Responsibility) sebegai bentuk nyata bahwa etika bisnis dirasa berimplikasi positif
bagi perkembangan perusahaan.
Adapun tujuan dari penulisan ini penulisan untuk memenuhi tugas softskill
mata kuliah Etika Bisnis dalam membuat jurnal atau tulisan tentang Etika Bisnis.
Maksud dari penulisan ini adalah :
1. Untuk mengetahui etika bisnis pada PT MayoraIndah,Tbk.
2. Untuk mengetahui apakah etika berpengaruh untuk meningkatkan
profitabilitas perusahaan
II. Literature Review
Etika berasal dari dari kata Yunani ‘Ethos’ (jamak – ta etha), berarti adat
istiadat. Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang
maupun pada suatu masyarakat
Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tatacara hidup yg baik, aturan hidup yg
baik dan segala kebiasaan yg dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain
atau dari satu generasi ke generasi yg lain.
Bisnis merupakan suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada
konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Hal itu dirangkum menurut
ilmu ekonomi. Secara historis kata bisnis dari bahasa inggris business, dari kata dasar
busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat.
Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan
keuntungan. Sedangkan dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki
oleh pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan
kemakmuran para pemiliknya.
Etika bisnis adalah prinsip-prinsip moral yang memandu cara berperilaku
dalam bisnis. Prinsip yang sama yang menentukan tindakan seseorang juga berlaku
untuk bisnis. Bertindak dengan cara yang etis dan mampu membedakan antara
“benar” dan “salah” dan kemudian membuat pilihan yang “benar”. Hal ini relatif
mudah untuk mengidentifikasi praktik-praktik bisnis yang tidak etis. Sebagai contoh,
perusahaan tidak harus menggunakan pekerja anak. Namun, tidak selalu mudah untuk
secara singkat mempraktikan etis yang baik. Perusahaan harus membuat kembali
kompetitif bagi pemegang saham dan memperlakukan karyawan secara adil.
Perusahaan juga memiliki tanggung jawab yang lebih luas. Ini harus meminimalkan
kerugian apapun ke lingkungan dan bekerja dengan cara yang tidak merusak
masyarakat di mana ia beroperasi. Hal ini dikenal sebagai tanggung jawab sosial
perusahaan.
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang
mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga
masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan
perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat
7. 7
dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni
bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati
kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk
manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan
sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang
profesional.
Ada Beberapa pengertian etika bisnis menurut para ahli, anataralain :
Menurut Velasques (2002), etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan
mengenai moral yangbenar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral
sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi dan perilaku bisnis.
Menurut Hill dan Jones (2008), menyatakan bahwa etika bisnis
merupakan suatu ajaran untuk membedakan antara salah dan benar guna memberikan
pembekalan kepada setiap pemimpinperusahaan ketika mempertimbangkan untuk
mengambil keputusan strategis yang terkaitdengan masalah moral yang kompleks.
Lebih jauh ia mengatakan Sebagian besar dari kita sudah memiliki rasa yang baik dari
apa yang benar dan apa yang salah, kita sudah tahu bahwa salah satu untuk
mengambil tindakan yang menempatkan resiko kehidupan yang lain.”).
Menurut Steade et al (1984 : 701), dalam bukunya ”Business, Its Natural
and Environment An Introduction” Etika bisnis adalah standar etika yang berkaitan
dengan tujuan dan cara membuat keputusan bisnis.”.
Telah terbukti bahwa karyawan yang puas dengan lingkungan di mana
mereka bekerja lebih produktif daripada pekerja yang tidak bahagia. praktik yang
tidak etis di tempat kerja dapat menyebabkan kerusuhan meluas dengan karyawan,
yang mengarah ke rasa yang lebih besar dari ketidakpuasan dengan pekerjaan yang
mereka lakukan dan atasan mereka. Namun, ketika etika bisnis didorong dari
manajemen dan eksekutif perusahaan maka produktivitas akan meningkat karena
lebih sedikit gangguan yang hadir dan moral yang tinggi, dan ini menyebabkan
tingkat keuntungan yang lebih besar bagi perusahaan.
Untuk menganalisis arti-arti etika, dibedakan menjadi dua jenis etika (Bertens, 2000):
1. Etika sebagai Praktis
a. Nilai-nilai dan norma-norma moral sejauh dipraktekkan atau justru tidak
dipraktekkan walaupun seharusnya dipraktekkan.
b. Apa yang dilakukan sejauh sesuai atau tidak sesuai dengan nilai dan norma
moral.
8. 8
2. Etika sebagai Refleksi
a. Pemikiran moral à berpikir tentang apa yang dilakukan dan khususnya tentang
apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
b. Berbicara tentang etika sebagai praksis atau mengambil praksis etis sebagai
objeknya.
c. Menyoroti dan menilai baik buruknya perilaku orang.
d. Dapat dijalankan pada taraf populer maupun ilmiah.
Berikut perkembangan etika bisnis menurut Bertens (2000):
1. Situasi Dahulu
Pada awal sejarah filsafat, Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lain menyelidiki
bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam negara dan
membahas bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus diatur.
2. Masa Peralihan: tahun 1960-an
ditandai pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas di Amerika Serikat (AS), revolusi
mahasiswa (di ibukota Perancis), penolakan terhadap establishment (kemapanan). Hal
ini memberi perhatian pada dunia pendidikan khususnya manajemen, yaitu dengan
menambahkan mata kuliah baru dalam kurikulum dengan nama Business and Society.
Topik yang paling sering dibahas adalah corporate social responsibility.
3. Etika Bisnis Lahir di AS: tahun 1970-an
sejumlah filsuf mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis di sekitar
bisnis dan etika bisnis dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang
sedang meliputi dunia bisnis di AS.
4. Etika Bisnis Meluas ke Eropa: tahun 1980-an
di Eropa Barat, etika bisnis sebagai ilmu baru mulai berkembang kira-kira 10 tahun
kemudian. Terdapat forum pertemuan antara akademisi dari universitas serta sekolah
bisnis yang disebut European Business Ethics Network (EBEN).
5. Etika Bisnis menjadi Fenomena Global: tahun 1990-an
tidak terbatas lagi pada dunia Barat. Etika bisnis sudah dikembangkan di seluruh
dunia. Telah didirikan International Society for Business, Economics, and Ethics
(ISBEE) pada 25-28 Juli 1996 di Tokyo.
9. 9
Idealnya, bisnis dan karyawan mereka akan selalu melakukan hal yang benar.
Sayangnya, di dunia nyata, dilema etika yang umum terjadi di tempat kerja. Menurut
Merriam Webster Dictionary, dilemmas are situations or problems where a person
has to make a difficult choice atau dilema adalah situasi atau masalah di mana
seseorang harus membuat pilihan sulit. Dilema etika adalah masalah di mana
seseorang harus memilih antara moral dan tindakan tidak bermoral. Karyawan harus
berurusan dengan tekanan untuk melakukan dan membantu perusahaan berhasil serta
godaan pribadi untuk mengambil jalan keluar yang mudah. Pada akhirnya, pekerja
kemungkinan akan menghadapi banyak dilema dalam karir mereka. Perusahaan harus
memberikan pelatihan dan informasi untuk membantu mereka dalam membuat
keputusan yang tepat. Oleh karena itu adalah kepentingan terbaik organisasi untuk
memberikan pelatihan etika kepada karyawan, untuk membantu mereka
mengidentifikasi perilaku tidak. Setiap perusahaan harus memiliki kebijakan etika
yang merinci hukuman untuk pelanggaran. Selain itu, manajemen harus memimpin
dengan contoh, menunjukkan bahwa perusahaan mengambil etika serius dan bahwa
pelanggar akan dihukum sesuai dengan kebijakan organisasi, termasuk kemungkinan
suspensi atau penghentian.
Namun dalam pelaksanaan bisnis yang beretika di Indonesia selalu
menghadapi kendala-kendala yang membuat para produsen dilema antara keuntungan
atau masyarakat. Keraf(1998:81-83) menyebut beberapa kendala yaitu:
1. Standar moral para pelaku bisnis pada umumnya masih lemah.
Banyak di antara pelaku bisnis yang lebih suka menempuh jalan pintas, bahkan
menghalalkan segala cara untuk memperoleh keuntungan dengan mengabaikan
etika bisnis, seperti memalsukan campuran, timbangan, ukuran, menjual barang
yang kadaluwarsa, dan memanipulasi laporan keuangan.
2. Banyak perusahaan yang mengalami konflik kepentingan.
Konflik kepentingan ini muncul karena adanya ketidaksesuaian antara nilai
pribadi yang dianutnya atau antara peraturan yang berlaku dengan tujuan yang
hendak dicapainya, atau konflik antara nilai pribadi yang dianutnya dengan
praktik bisnis yang dilakukan oleh sebagian besar perusahaan lainnya, atau antara
kepentingan perusahaan dengan kepentingan masyarakat. Orang-orang yang
kurang teguh standar moralnya bisa jadi akan gagal karena mereka mengejar
tujuan dengan mengabaikan peraturan.
3. Situasi politik dan ekonomi yang belum stabil.
Hal ini diperkeruh oleh banyaknya sandiwara politik yang dimainkan oleh para
elit politik, yang di satu sisi membingungkan masyarakat luas dan di sisi lainnya
memberi kesempatan bagi pihak yang mencari dukungan elit politik guna
keberhasilan usaha bisnisnya. Situasi ekonomi yang buruk tidak jarang
menimbulkan spekulasi untuk memanfaatkan peluang guna memperoleh
keuntungan tanpa menghiraukan akibatnya.
10. 10
4. Lemahnya penegakan hukum.
Banyak orang yang sudah divonis bersalah di pengadilan bisa bebas berkeliaran
dan tetap memangku jabatannya di pemerintahan. Kondisi ini mempersulit upaya
untuk memotivasi pelaku bisnis menegakkan norma-norma etika.
5. Belum ada organisasi profesi bisnis dan manajemen untuk menegakkan
kode etik bisnis dan manajemen.
Organisasi seperti KADIN beserta asosiasi perusahaan di bawahnya belum secara
khusus menangani penyusunan dan penegakkan kode etik bisnis dan manajemen.
Di Amerika Serikat terdapat sebuah badan independen yang berfungsi sebagai
badan register akreditasi perusahaan, yaitu American Society for Quality Control
(ASQC)
Dalam etika bisnis berlaku prinsip-prinsip yang seharusnya dipatuhi oleh para
pelaku bisnis untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar memiliki
standar baku yang mencegah timbulnya ketimpangan dalam memandang etika moral
sebagai standar kerja atau operasi perusahaan. Muslich (1998: 31-33) mengemukakan
prinsip-prinsip etika bisnis sebagai berikut:
1. Prinsip Otonomi
Prinsip otonomi memandang bahwa perusahaan secara bebas memiliki
wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi
dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan harus diarahkan
untuk pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada
kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan komunitasnya.
2. Prinsip Kejujuran
Kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung
keberhasilan perusahaan. Kejujuran harus diarahkan pada semua pihak, baik
internal maupun eksternal perusahaan. Jika prinsip kejujuran ini dapat dipegang
teguh oleh perusahaan, maka akan dapat meningkatkan kepercayaan dari
lingkungan perusahaan tersebut.
3. Prinsip Tidak Berniat Jahat
Prinsip ini ada hubungan erat dengan prinsip kejujuran. Penerapan prinsip
kejujuran yang ketat akan mampu meredam niat jahat perusahaan itu.
4. Prinsip Keadilan
Perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait dengan sistem
bisnis. Contohnya, upah yang adil kepada karywan sesuai kontribusinya,
pelayanan yang sama kepada konsumen, dan lain-lain.
11. 11
5. Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri
Perlunya menjaga citra baik perusahaan tersebut melalui prinsip kejujuran, tidak
berniat jahat dan prinsip keadilan.
Saat sebuah perusahaan dibangun tentu salah satu keinginan utama dari
pemilik perusahaan itu adalah mendapatkan keuntungan yang besar dari apa yang
telah dikerjakan oleh perusahaannya, dan intinya adalah tidak akan ada perusahaan
yang ingin merugi dalam perjalanan perusahaannya. Kadang karena ingin mencapai
target tersebut, tidak sedikita ada pihak yang menghalalkan segala cara untuk dapat
meraih keuntungan bagi perusahaan dan mungkin bagi pribadinya. Cara-cara yang
dilakukan pun tidak hanya hanya cara yang baik/wajar dilakukan oleh dunia bisnis
tapi juga melakukan dengan cara yang tidak baik/tidak wajar demi menggapai
keuntungan itu tadi. Dalam era pasar bebas seperti saat ini, setiap pelaku bisnis diberi
kebebasan seluas-luasnya buat membangun dan mengembangan bisnis ekonominya.
Setiap pelaku bisnis diberi kesempatan nan sama sehingga persaingan nan tak sehat
kerap terjadi. Di sinilah etika dalam berbisnis itu kerap dilanggar. Masalahnya seperti
menemukan penemuan baru, cara memperoleh modal, penentuan harga, pembajakan
tenaga profesional, dan sebagainya nan kerap menjadi penyebabnya.
Masalah etika dalam bisnis dapat diklasifikasikan ke dalam lima kategori
yaitu: Suap (Bribery), Paksaan (Coercion), Penipuan (Deception), Pencurian (Theft),
Diskriminasi tidak jelas (Unfair discrimination) yang masingmasing dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Suap (Bribery)
Adalah tindakan berupa menawarkan, memberi, menerima, atau meminta sesuatu
yang berharga dengan tujuan mempengaruhi tindakan seorang pejabat dalam
melaksanakan kewajiban publik. Suap dimaksudkan untuk memanipulasi
seseorang dengan membeli pengaruh. ‘Pembelian’ itu dapat dilakukan baik
dengan membayarkan sejumlah uang atau barang, maupun ‘pembayaran kembali’
setelah transaksi terlaksana. Suap kadangkala tidak mudah dikenali. Pemberian
cash atau penggunaan callgirls dapat dengan mudah dimasukkan sebagai cara
suap, tetapi pemberian hadiah (gift) tidak selalu dapat disebut sebagai suap,
tergantung dari maksud dan respons yang diharapkan oleh pemberi hadiah.
2. Paksaan (Coercion)
Adalah tekanan, batasan, dorongan dengan paksa atau dengan menggunakan
jabatan atau ancaman. Coercion dapat berupa ancaman untuk mempersulit
kenaikan jabatan, pemecatan, atau penolakan industri terhadap seorang individu.
3. Penipuan (Deception)
Adalah tindakan memperdaya, menyesatkan yang disengaja dengan
mengucapkan atau melakukan kebohongan.
4. Pencurian (Theft)
Adalah merupakan tindakan mengambil sesuatu yang bukan hak kita atau
mengambil proprty milik orang lain tanpa persetujuan pemiliknya. Properti
tersebut dapat berupa property fisik atau konseptual.
12. 12
5. Diskriminasi tidak jelas (Unfair discrimination)
Adalah perlakuan tidak adil atau penolakan terhadap orang-orang tertentu yang
disebabkan oleh ras, jenis kelamin, kewarganegaraan, atau agama. Suatu
kegagalan untuk memperlakukan semua orang dengan setara tanpa adanya
perbedaan yang beralasan antara mereka yang ‘disukai’ dan tidak.
Pada dasarnya sebuah etika bisnis ini digalakkan karena memiliki maksud
dan tujuan tertentu dalam dunia bisnis. Adapun tujuan etika bisnis adalah untuk
menjalankan dan menciptakan sebuah bisnis seadil mungkin serta menyesuaikan
hukum yang sudah dibuat. Selain itu, juga dimaksudkan untuk menghilangkan
ketergantungan pada sebuah kedudukan individu maupun perusahaan.
Etika bisnis ini tingkatannya lebih luas jika dibanding dengan ketentuan
yang sudah diatur berdasarkan hukum yang berlaku, bahkan jika dibandingkan
dengan standar minimal dari ketentuan hukum maka etika bisnis menjadi standar atau
ukuran yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan, dalam kegiatan berbisnis tidak jarang
kita jumpai adanya bagian abu-abu dan tidak diatur berdasarkan ketentuan hukum.
Dalam penerapan etika bisnis ini tentu akan adalah nilai plus atau
keuntungan tersendiri bagi sebuah perusahaan, baik dalam jangka waktu yang panjang
maupun menengah. Adapun fungsi etika bisnis diantaranya adalah dapat mengurangi
dana yang diakibatkan dari pencegahan yang kemungkinan terjadinya friksi atau
perpecahan, baik dari intern perusahaan itu sendiri maupun ekstern. Selain itu, dalam
penerapan etika bisnis ini juga berfungsi untuk membangkitkan motivasi pekerja agar
terus meningkat, melindungi prinsip dalam kebebasan berdagang atau berniaga, serta
dapat meciptakan keunggulan dalam bersaing.
Secara umum, suatu tindakan perusahaan yang kurang etis akan membuat
konsumen menjadi terpancing dan pada akhirnya muncullah sebuah tindakan
pembalasan. Seperti contoh adanya larang beredarnya suatu produk, gerakan
pemboikotan, dan yang sejenisnya, maka yang terjadi adalah penurunan nilai jual dan
juga perusahaan.
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu
untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi
serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi,
diperlukan suatu landasan yang kokoh.
Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur
yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan
yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.
Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu
menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang,
karena :
Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi,
baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.
Mampu meningkatkan motivasi pekerja.
Melindungi prinsip kebebasan berniaga
Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.
Tidak bisa dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh
perusahaan akan memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan
akan sangat kontra produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan
13. 13
beredar, larangan beroperasi dan lain sebagainya. Hal ini akan dapat menurunkan nilai
penjualan maupun nilai perusahaan.
Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis, pada
umumnya termasuk perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang
tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis,
misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi atau jenjang karier.
Perlu dipahami, karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi
perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus semaksimal mungkin harus
mempertahankan karyawannya.
Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-hari maka
nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan kedalam manajemen
korporasi yakni dengan cara :
Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik (code of conduct)
Memperkuat sistem pengawasan
Menyelenggarakan pelatihan (training) untuk karyawan secara terus menerus.
III. Methods
Untuk memperoleh data yang digunakan dalam tugas ini, penulis
menggunakan Metode pengumpulan data berupa studi kepustakaanan dengan cara
mengumpulkan data dari beberapa buku, dan juga melakukan pencarian dan
pengumpulan data melalui internet dan melakukan observasi berdasarkan
pengalaman penulis bekerja di PT.Mayora Indah Tbk,
IV. Result and Discussion
Sejak didirikan, aktivitas usaha dan operasional PT.Mayora Indah, Tbk telah
dikelola berdasarkan prinsip-prinsip inetgritas, kejujuran, adil dan kepatuhan pada
semua hukum yang berlaku. Seleruh pekerja Mayora harus memiliki komitmen untuk
mematuhi kode etik ini sejak hari pertama mereka bergabung dalam Mayora Group.
Pada Tahun 2015, pihak manajemen mayora kembali menegaskan secaa luas kepada
seluruh keluarga besar Mayora mengenai 7 (tujuh) Prinsip Mayora yang merupakan
inti dari kode etik Mayora tersebut. Ketujuh prinsip Mayora tersebut adalah : Quality,
Deficiency, Innovation, Passion, Wisdom, Responsibility, Confidence.
1. Quality
We believe in making products that are of the highest quality and add value to
our consumers' lives. No compromises are made in ensuring that our consumers
only receive the best. We take pride in answering our consumers' needs through
our products.
Mayora terus menjaga kualitas produk nya dari dulu sampai sekarang, Sebagai
contoh Biskuit kelapa dari brand ROMA, setelah 4 dasawarsa masih mampun
menjaga kualitas produk baik dari segi rasa, pengemasan, dan keamanan
14. 14
pangannya. Kualitas adalah hal yang sangat dijunjung tinggi sehingga peran dari
QC (Quality Control) sangat berperan penting. QC incoming, Process, dan
Outgoing sangat teliti untuk mengecek standar, kelayakan bahan baku,
pembungkus, bahkan mesin yang digunakan untuk produksi. Salah satu contoh
adalah dalam hala pembungkus Karton, untuk seluruh produk mayora
benar-benar dihitungkan dan dipertimbangkan safety factor nya. Dengan
perumusan BCT (Box Comperession Test) dapat ditentukan nilai mana dari
pacakging karton tersebut karena biskuit kelapa rentaan untuk rapuh sehingga
dari packaging pun harus dapat dijaga kualitas dan standarisasi packaging nya,
setiap kedatangan raw material, dan pacakging pasti akan dicek oleh QC
incoming karena Mayora selalu ingin memberikan kaulitas bagi produk yang
dijual.
2. Efficiency
Efficiency is at the core of our working value. It is a continuous process that aids
in delivering the best value for money for our consumers, and also to remain
organizing all our industrial assets for maximum productivity.
Produk mayora yang dijual dengan affordable price namun tetap menjunjung
tinggi kualitas sangatlah sesuai dengan kode etik efisiensi yang diterapkan di
Mayora. Tidak hanya bahan baku dan pembungkus yang diterapkan efisiensi
namun work-life, bahkan produksi pun diterapkan dengan budaya efisiensi.
Tentunya dengan kode etik yang mempertimbangkan efisiensi kerja akan
menghasilkan manfaat lebih bagi perusahaan. Contoh nya : Produk Astor yang
sudah sejak lama dijual dirasa sangat tidak efisiensi jika pemrosesan masih
dilakukan secara manual sehingga itu Mayora berinvestasi terhadap mesin
pengemas produk. Dengan efisiensi tentunya menghasilkan cost saving pabrik.
3. Innovation
Without innovation, there will be no progress or breakthrough. We are constantly
listening to our consumers and creating products & processes that answers their
needs in ways that just keep on getting better and better.
Mayora selalu berkembang dengan inovasi, menurut Ricky Afrianto, Global
Marketing Director PT. Mayora Indah, Tbk : keunggulan Mayora dalam kualitas,
diferensiasi dan inovasi produk yang didukung dengan aktivitas pemasaran yang
fokus kepada konsumen menjadi andalan untuk bersaing diluar negeri. Hampir
seluruh kategori produk Mayora ekspor dan memiliki posisi pasar yang kuat,
seperti permen Kopiko, menjadi world leader in coffee candy, kopi Kopiko yang
mendominasi pasar Filipina, Tiongkok dan Polandia, butter cookies
Danisa sebagai pemimpin pasar di Tiongkok dan Vietnam, wafer coklat
Beng-Beng sebagai pemimpin pasar di Thailand dan masih banyak produk
Mayora lainnya yang eksis di lebih dari 80 negara. Dengan adanya inovasi
tentunya memperkuat posisi di pasar terkait dengan difrensiasi produk. Beberapa
contoh produk innovator Mayora di pasaran adalah : Wafer (Beng Beng, Astor),
Coffee Candy (Kopiko), Chocolate Paste (Coki-coki), Instant Food (Mie gelas,
Super Bubur).
15. 15
4. Passion
Passion, hard work, and persistence is in our blood. We utilize various innovative
means to ensure continuous improvement in doing what we love to do every day:
delivering excellence.
Hidup tanpa passion akan flat, dengan etika ini Mayora memotiovasi karyawan
dalam bekerja untuk setiap posisi yang dijabat karyawan diberikan apresiasi
terhadap kontribusi pada perusahaan baik melalui reward berdasarkan peniliaian
tahunan. Hal ini dapat memotivasi passion dalam bekerja agar tidak hanya
berorientasi pada dirinya namun lebih kepada passion dalam bekerja bagi
perusahaan.
5. Wisdom
We also believe in working smart. Versatility, clarity, agility and pragmatism is
the key to planning and acting efficiently. We encourage our employees to have
respect not only for others but also for themselves, and to mutually build and
inspire others in their environment.
Mayora terbuka untuk segala macam perubahan dilingkungan eksternal
perusahaan, mempelajarinya dan menerapkan hal yang baik bagi perusahaan.
Contoh Ketetapan perusahaan FMCG (Fast Moving Consumer Goods) di Eropa
dalam hal sertifikasi FSSC (Food Safety System Certification ) 22000 mayora
sebagai peusahan exporter produk ke 80 negar berhasil mempelajari dan
menerapkan pada pabrik nya. Sehingga itu karyawan dimotivasi untuk terus
bekerja dengan bijaksana.
6. Responsibility
We understand that trust has to be earned, and it is reflected in our expectation
for our employees to work and behave responsibly. This is achieved through daily
evaluation of achievement and productivity, as well as encouraging proactive
problem solving behavior.
Tugas dan tanggung jawab yang jelas bagi karyawan sangat membentuk karakter
pekerja yang bertanggung jawab atas apa yang dilakukan, dan masing-masing
departemen tidak dapat mengintervensi satu sama lain.
7. Confidence
We work with confidence and view challenges as stepping stones to improvement.
We dare to dream and to inspire our environment
Kode etik ini memotivasi karyawan tidak hanya bekerja secara bijaksana dan
bertanggung jawab namun memumpuk kepercayaan diri dalam hal bertindak dan
mengambil keputusan.
Tujuan dari kode etik ini adalah untuk memberikan kerangka etika dalam
pengambilan keputusan, tindakan dan perilaku serta untuk menguraikan
prinsip-prinsip perilaku yang diharapkan.
16. 16
Dengan demikian kode etik perusahaan, merupakan bagian dari budaya perusahaan,
dan memberikan pengaruh dalam menjawab tantangan dan perubahan yang terjadi
pada perusahaan. Budaya perusahaan pun dapat berfungsi sebagai rantai pengikat
dalam proses menyamakan persepsi antara pekerja, sehingga akan menjadi satu
kekuatan dalam pencapaian tujuan Perseoran.
Budaya perusahaan yang telah ditetapkan, diantaranya yaitu :
Mempriotaskan hasil produksi untuk kepuasan konsumen dan seluruh stakeholder
dengan selalu memberikan kualitas produk yang dapat dibanggakan.
Perseoran tidak boleh memberikan beban yang tidak wajar kepada konsumen dan
stake holder. Karenanya seluruh unit bisnis perseoran harus selalu mengutamakan
cara yang efisien.
Selalu melakukan inovasi untuk memberikan yang terbaik bagi konsumen.
Selalu meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang dimiliki serta
membangun kerjasama untuk menjadi satu tim yang unggul, gigih, dan tidak
mudah puas agar selalu menjadi lebih baik saetiap harinya.
Melakukan yang terbaik sebagai gaya hidup dan berjuang untuk menjadi yang
terbaik dan bekerja secara cerdas dan jelas dengan arah yang dituju.
Terus menerus meningkatkan proses dan cara kerja untuk memuaskan seluruh
pihak terkait dengan bertanggung jawan dan percaya diri.
Kode etik dan budaya perusahaan ini dijalankan oleh seluruh keluarga besar
Mayora dari jenjang terendah hingga jenjang jabatan tertinggi dan harus ditegaskan
dengan disiplin dan penuh tanggung jawab. Pentingnya untuk menerapkan etika ini
bagi keluarga besar Mayora Group maka, internalisasi nilai pun dilakukan secara terus
menerus beberapa bentuk internalisasi nilai yang dilakukan oleh PT.Mayora Indah
Tbk, adalah :
Lentera Hati
Adalah bentuk morning briefing yang diikuti oleh seluruh karyawan dari jenjang
terendah hingga tertinggi. Pagi hari sebelum bekerja selalu dilakukan kegiatan
sharing pendapat akan quotes yang terkait dengan 7 principle mayora yang telah
dijelaskan diatas. Sehingga dengan pengajaran setiap hari diharapkan nilai-nilai
PT.Mayora Indah Tbk benar benar dijunjung tinggi dan menjadi dasar dalam
melakukan pekerjaan.
Training
Training yang dilakukan keseluruh karyawan dan membagi batch berdasarkan
tingkat jabatan diharapkan memberikan makna yang lebih jelas dan berdasarkan
kebutuhan jabatan. Seperti level staff dan supervisor mendapatkan training “Act
with seven principle” sedangkan level manager mendapatkan training “Lead with
Seven Principle”
Berdasarkan pengamatan dari penulis kunci sukses dari PT.Mayora Indah Tbk adalah
terletak pada nilai-nilai perusahaan yang diterapkan pada perusahaan seperti halnya
poin kualitas dan inovasi. Perusahaan ini sudah tergolong besar dengan banyaknya
inovasi baru dalam setiap produk yang diluncurkan. Selain itu, banyak ide-ide
cemerlang dan sangat berkualitas.Ada beberapa keunggulan yang dimiliki PT Mayora
Indah Tbk. PT Mayora Indah memmiliki keunggulan dalam kualitas, diferensiasi dan
inovasi produk yang didukung dengan strategi pemasaran yang berfokus kepada
konsumen yang menjadi andalan untuk dapat bersaing di Luar Negeri. PT Mayora
17. 17
berpedoman terhadap kualitas, diferensiasi dan inovasi produk karena tidak hanya
dapat untuk menarik konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan namun dapat
meningkatkan produk yang dihasilkan agar tetap dapat bersaing di pasar Luar Negeri.
CSR yang dilakukan oleh PT.Mayora Indah, Tbk
CSR (Corporate Social Reponsibility) adalah bentuk pertanggungjawaban
perusahaan terhadap lingkungan sekitar, sederhananya bahwa setiap bentuk
perusahaan mempunyai tanggungjawab untuk mengembangkan lingkungan sekitarnya
melalui program-program social, yang ditekankan adalah program pendidikan dan
lingkungan.
PT. Mayora Indah, Tbk menyadari bahwa pentingnya tanggung jawab terhadap
lingkungan. Dibawah ini adalah bentuk Social Responsibility dari PT.Mayora Indah
Tbk,
A. Komunitas
Mayora menunjukkan komitmennya sebagai bagian dari masyarakat melalui
kontribusi kesejahteraan kepada pemangku kepentingan, mulai dari karyawan untuk
konsumen kami, dan dari lingkungan sekitar ke komunitas global.
1. Educational House-to-House Program ke lebih dari 60.000 rumah tangga di
19 kota
2. Energen Goes to School Program telah mengedukasi lebih 110.000
murid-murid di 30 kota.
3. Energen Healthy Breakfast Movement telah menjangkau lebih dari 75.000
masyarakat di Asia
B. Ketahanan Lingkungan (Environmental Sustainability)
Mayora bertujuan baik untuk memastikan kemampuan jangka panjang untuk sumber
bahan baku berkualitas tinggi untuk pelanggan kami dan dampak positif mata
pencaharian petani dan komunitas mereka. kami belajar dari petani tentang beberapa
ancaman yang mereka hadapi sebagai petani kopi. Tanaman kopi sensitif sangat
rentan terhadap hama dan parasit, cuaca buruk dan perubahan iklim. Juga metode
pertanian tradisional mengakibatkan panen tidak konsisten. Penurunan hasil, dan
harga stabil juga mempengaruhi stabilitas pendapatan petani. Mayora membantu
petani dan komunitas mereka dengan menawarkan bantuan teknis dan pelatihan dalam
penanaman kopi serta akses yang lebih baik ke informasi tentang pasar.
1. Torabika Farmers Field School
Program ini telah diadakan sejak bulan November tahun 2014. Panen Kopi telah
meningkat 40% setelah pelaksanaan program tersebut. Setiap tahun kami berhasil
membuat 50.000 ton biji kopi menjadi 6 miliar cangkir Torabika dan Kopiko.
18. 18
2. Pengelolahan limbah
Dalam melaksanakan kegiatannya, PT.Mayora Indah Tbk memiliki sistem
pengelolahan limbah dan sertifikasi serta perjanjian perijinan yang diperlukan
dalam bidang lingkungan hidup.
C. Ketenagakerjaan
PT.Mayora Indah Tbk meneruskan komitmen untuk menjamin keselamatan
dan keamanankerja karyawan dengan menerapkan standar praktik lingkungan,
kesehatan, dan keselamatan kerja. Untuk itu PT.Mayora Indah Tbk memiliki safety
officer yang telah mendaoat sertifikasi AK3 umum, yaitu Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang bertugas memastikan bahwa Patroli K3 telah
dilaksanakan setiap saat, Pemeriksaan jalur hidran telah dilakukan sesuai jadwalnya,
pemeriksaan fire alarm telah dijalankan sesuai jadwal rutin, dan Perseoran juga
memiliki ijin pengoperasian bagi alat-alat yang digunakan seperti : ijin penggunaan
ketel uap, ijin penggunaan bejana tekan, ijin penggunaan alat angkat dan alat angkut,
serta lainnya.
Perseoran juga melengkapi setiap lokasi pabrik dengan fasilitas Pemadam
Kebakaran, dengan memiliki alat pemadam kebakaran api ringan dan Hydrant System.
Juga melakukan perawatan rutin terhadap semua fasilitas dan peralatan kerja yang
digunakan. Perseoran menyediakan pelayanan kesehatan disetiap lokasi pabrik dan
mengikut sertakan seluruh pekerja dalam pemrograman BPJS (Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial) Ketenaga Kerjaan dan Keseharan sesuai dengan perturan yang
berlaku.
Perseoran tidak pernah melakukan diskriminasi pada tenaga kerja. Dalam
segala hal, semua pekerja mempunyai kesempatan yang sama sesuai peraturan yang
ada, tanpa membedakan gender, suku, agama, maupun ras.
D. Pengembangan Sosial dan Kemsyarakatan
Perseoran memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar lokasi
pabrik dan berupa mengembangkan kualitas kesadaran masyarakat untuk menjaga
kesehatan melalui kebersihan dan kesehatan lingkungan. Mengajak masyarakat untuk
melaksanakan budaya 5R yaitu Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin dengan
mengunjungi sekolah-sekolah.
Perseoran juga menyelenggarakan, pengobatan massal, melakukan fogging,
melakukan perbaikan saluran air, memberikan bantuan air bersih, dan kegiatan
lainnya yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat. Membantu perbaikan sarana
dan prasarana sosial, memberikan beasiswa, membantu para korban bencana,
berpartisipasi aktif pada kegiatan keagamaan dan kegiatan penting lainnya yang
diselenggarakan lingkungan perseoran.
19. 19
E. Tanggung Jawab Produk
Tanggung jawab perseoran terhadap produk yang dihasilkan sudah dimulai
sejak bahan baku baru tiba dan belum diterima oleh personil penyimpanan / gudang
bahan baku perseoran dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap bahan baku yang
akan diterimanya. Setelah hasil pemeriksaan memasrikan bahwa bahan baku yang
akan diterima telah sesuai dengan persyaratan yang ditentukan, baru bahan baku
tersebut diterima dan disimpan dalam gudang penyimpanan bahan baku.
Selama proses produksi, team pengawas mutu, secara periodik melakukan
uji laboratorium untuk memastikan bahwa barang hasil produksi telah dibuat
berdasarkan ketentuan dan memiliki kualitas yang diwajibkan.
Adalah sebuah keharusan bagi karyawan memberikan prioritas kerja untuk
kepuasan konsumen. Untuk itu perseoran mempraktikan 5R (Ringkas, Rapi, Resik,
Rawat, Rajin), melakukan cara produksi pangan olahan yang baik sesuai sertifikasi
yang diberikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, dan
tentunya produk-produk yang dihasilkan oleh Perseoran adalah halal (bersertifikat
dari Majelis Ulama Indonesia, Malaysia, dan India) Serta mengimplementasikan ISO
9001 : 2008, dan ISO 220000-2005 dari SGS United Kingdom, Serta FSSC 2200.
Dalam hal penanggulangan atas pengaduan konsumen, untuk menampung
masukan dari konsumen, dalam setiap kemasan produk yang dijual, Perseoran selalu
mencantumkan alamat pengaduan konsumen, yaitu : consumer@mayora.co.id
V. Conclusion & Recommendation
1. Conclusion
Etika bisnis adalah prinsip-prinsip moral yang memandu cara berperilaku
dalam bisnis. Prinsip yang sama yang menentukan tindakan seseorang juga berlaku
untuk bisnis. Bertindak dengan cara yang etis dan mampu membedakan antara
“benar” dan “salah” dan kemudian membuat pilihan yang “benar”. Hal ini relatif
mudah untuk mengidentifikasi praktik-praktik bisnis yang tidak etis. Sebagai contoh,
perusahaan tidak harus menggunakan pekerja anak. Namun, tidak selalu mudah untuk
secara singkat mempraktikan etis yang baik. Perusahaan harus membuat kembali
kompetitif bagi pemegang saham dan memperlakukan karyawan secara adil.
Perusahaan juga memiliki tanggung jawab yang lebih luas. Ini harus meminimalkan
kerugian apapun ke lingkungan dan bekerja dengan cara yang tidak merusak
masyarakat di mana ia beroperasi. Hal ini dikenal sebagai tanggung jawab sosial
perusahaan.
Etika bisnis sangatlah penting bagi perusahan karena dengan adanya etika
yang disesuaikan dengan visi misi perusahaan maka seluruh karyawan dari jajaran
paling bawah sampai atas dapat memberikan kontribusinya bagi perusahaan sesuai
dengan nilai perusahaan yang dengan sendirinya akan membantu perusahaan untuk
mencapai tujuan nya serta meningkatkan profitabilitas perusahaan
20. 20
Etika bisnis yang dijalankan oleh PT.Mayora Indah, Tbk sudah sangat baik
karena 7 principle Mayora sangat sesuai dengan pedoman bekerja di lingkungan
industri. Internalisasi etika sudah dilakukan dengan baik dengan training dan lentera
hati. Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan dilakukan dengan sangat baik
yang meliputi bidang lingkungan hidup, ketenaga kerjaan, pengembangan sosial dan
karyawan, dan tanggung jawab produk.
2. Reccomendation
Sebaiknya internalisasi dari etika bisnis melalui 7 Principle Mayora terus
dikembangkan dan dijalankan agar budaya kerja yang telah ditetapkan oleh
perusahaan dapat dijunjung tinggi dan dilaksanakan oleh seluruh karyawan.
CSR terhadap sektor lingkungan terhadap warga sekitar sumber air untuk
produk le-minerale harus mulai diperhatikan.
21. 21
DAFTAR PUSTAKA
Anonim (2016) ,Annual Report Mayora 2015,
www.mayoraindah.co.id/wp-content/uploads/2013/08/AR_MYOR_2015.pdf
Anonim (2017),Mayora website 2017, www.mayora.com
Bertens. 2000. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hill, Charles W.L., dan Jones Gareth R. 2008, Strategic Management Theory: An
Integrated Approach. Ninth Edition, South-Western Cengage Learning, USA
Keraf, Sonny.1998. Etika Bisnis Tunutan dan Relevansinya. Yogyakarta : Kanisius
Muslich, 1998. Etika Bisnis: Pendekatan Substantif dan Fungsional. Yogyakarta:
Penerbit Ekonisia.
Steade et al (1984: 701), Etika Bisnis,”Business, Its Natural and Environment An
Introduction”.
Velazquez, M. G. (2005). Etika Bisnis, Konsep dan Kasus– Edisi 5. Diterjemahkan
dari judul asli Business Ethics, Concepts and Cases (2002) oleh Ana
Purwaningsih, dkk. Yogyakarta: Penerbit ANDI.