SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Download to read offline
BUSSINESS ETHIC & GOOD GOVERNANCE
Etika Bisnis (Nilai Etika) Pada PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk.
Nama : Ahmad Sultoni
NIM : 55117110068
Dosen : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
Program Studi Magister Manajemen
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA
2017
ABSTRAK
Etika bisnis mempengaruhi tingkat kepercayaan atau trust dari masing-masing elemen dalam
lingkaran bisnis. Pemasok (supplier),perusahaan, dan konsumen, adalah elemen yang saling
mempengaruhi. Masing-masing elemen tersebut harus menjaga etika, sehingga kepercayaan yang
menjadi prinsip kerja dapat terjaga dengan baik.
Etika berbisnis ini bisa dilakukan dalam segala aspek. Saling menjaga kepercayaan dalam
kerjasama akan berpengaruh besar terhadap reputasi perusahaan tersebut, baik dalam lingkup
mikro maupun makro. Tentunya ini tidak akan memberikan keuntungan segera, namun ini
adalah wujud investasi jangka panjang bagi seluruh elemen dalam lingkaran bisnis. Oleh karena
itu, etika dalam berbisnis sangatlah penting.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk sebagai salah satu BUMN strategis di Indonesia yang sekaligus
merupakan Perusahaan terbuka, harus tunduk dan patuh terhadap segala ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, diantaranya Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas, Undang-Undang No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN termasuk ketentuan
hukum dibidang pasar modal. Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada seluruh stakeholders,
Perseroan berkomitmen untuk melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance atau
Tata Kelola Perusahaan Yang Baik dengan mengacu pada Pedoman Etika Bisnis dan Etika
Kerja.
Perubahan Buku pedoman ini senantiasa memperhatikan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, Visi, Misi, Tata Nilai Perusahaan, dan praktik-praktik terbaik yang berlaku di internal
maupun eksternal Perseroan. Perseroan menyadari bahwa Tata Kelola Perusahaan Yang Baik
akan terwujud apabila Insan Krakatau Steel memiliki standar perilaku yang taat hukum, serta
menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku, yang diperlukan dalam mengelola bisnis
Perseroan guna mencapai Visi dan Misi Perusahaan.
B. Tujuan Etika Bisnis
Tujuan penerapan Etika Bisnis adalah:
1. Mewujudkan standar kerja yang sesuai dengan Tata Kelola Perusahaan yang baik dan
tepat bagi Insan Krakatau Steel dengan tetap berpedoman kepada aturan yang berlaku,
sebagai komitmen bersama untuk mewujudkan V isi dan melaksanakan Misi Perusahaan
secara profesional dan beretika, dengan memperhatikan seluruh Stakeholders.
2. Meminimalisir segala risiko yang mengakibatkan terjadinya konflik kepentingan maupun
kelalaian yang dilakukan oleh Insan Krakatau Steel.
3. Menjabarkan Tata Nilai sebagai landasan etika yang harus diikuti oleh seluruh Insan
Krakatau Steel dalam melaksanakan tugas.
C. Manfaat Etika Bisnis
a. Sebagai acuan perilaku Insan PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya masing-masing serta dalam berinteraksi dengan seluruh
stakeholders.
b. Menciptakan suasana kerja yang kondusif, sehat dan nyaman di dalam lingkungan
Perseroan.
c. Sebagai acuan untuk membentuk karakter tiap individu didalam Perseroan yang
berintegritas dan beretika ketika berinteraksi dengan sesama individu.
D. VISI, MISI, FALSAFAH, DAN NILAI BUDAYA PERUSAHAAN
VISI : Perusahaan baja terpadu dengan keunggulan kompetitif untuk tumbuh dan berkembang
secara berkesinambungan menjadi perusahaan terkemuka di dunia.
(An Integrated Steel Company With Competitive Edges To Grow Continuously Toward A
Leading Global Enterprise)
Visi Perusahaan memiliki 4 (empat) kata kunci yakni:
1. Perusahaan Baja Terpadu (An Integrated Steel Company) :
a. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk memiliki fasilitas Produksi Baja dari hulu ke hilir (mulai
dari pengolahan bijih besi hingga produk jadi: baja lembaran panas, baja lembaran dingin,
dan baja batang kawat dengan kapasitas hulu dan hilir yang seimbang).
b. Menghasilkan bijih besi, produk antara dan produk baja berkualitas tinggi.
2. Keunggulan Kompetitif (Competitive Edges) :
a. Produk PT Krakatau Steel (Persero) Tbk harus mampu bersaing dengan produk pesaing
domestik dan import dalam hal kualitas, harga, waktu penyerahan dan pelayanan.
b. Semua aktivitas di dalam perusahaan dan rencana ekspansi difokuskan untuk menciptakan
keunggulan kompetitif Perusahaan.
c. Keunggulan kompetitif untuk menciptakan daya saing perusahaan dilakukan melalui
penggunaan bahan baku dan energi yang lebih kompetitif serta teknologi yang tepat.
3. Tumbuh dan Berkembang (Continuously Growing):
a. Aktivitas bisnis dan kinerja Perusahaan tumbuh dan berkembang secara
berkesinambungan, dengan tujuan mempertahankan posisi sebagai Pemimpin Pasar
Domestik dan Perusahaan Baja Terkemuka di Dunia.
b. Pengembangan Bisnis Perusahaan dilakukan melalui kerjasama bisnis strategis, vertikal
(hulu-hilir) dan horizontal, dengan berbagai Perusahaan Baja Domestik dan Internasional.
4. Perusahaan Terkemuka di Dunia (Leading Global Enterprise):
Dengan keunggulan kompetitif yang dimiliki, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dapat tumbuh
dan berkembang menjadi Perusahaan dengan Kinerja yang setara dengan Perusahaan yang
termasuk dalam Global Fortunes 500.
MISI : Menyediakan produk baja bermutu dan jasa terkait bagi kemakmuran bangsa (Providing
Best Quality Steel Products And Related Services For The Prosperity Of The Nation)
• PT Krakatau Steel (Persero) Tbk sebagai Perusahaan Baja Nasional, memiliki tujuan
berkontribusi pada peningkatan kemakmuran bangsa Indonesia.
• Agar tujuan tersebut dapat terealisir, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk berkomitmen untuk
menghasilkan produk baja dan produk jasa lainnya yang terkait dengan baja, dengan
kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan.
FALSAFAH : Partnership For Sustainable Growth
Semangat, keinginan, dan janji untuk tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan bagi PT
Krakatau Steel (Persero) Tbk dan seluruh stakeholdersnya bersama-sama.
Penetapan kalimat “Partnership For Sustainable Growth” menjadi falsafah atau motto Perseroan
tidak lepas dari visi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk yang telah ditetapkan sebelumnya.
Latar belakang penggunaan kata “Partnership” tidak lepas dari pemahaman bahwa
pengembangan bisnis PT Krakatau Steel (Persero) Tbk menuntut dilakukannya kerjasama bisnis
strategis baik dengan pelanggan/konsumen, pemasok, mitra, dan seluruh stakeholders lainnya.
Sementara itu, kata ’’’For Sustainable Growth’’ yang terdapat dalam falsafah Perseroan,
mengandung makna penting yakni tumbuh dan berkembangnya Perseroan akan berlangsung
secara berkesinambungan yang tidak hanya akan dialami oleh PT Krakatau Steel (Persero) Tbk
tetapi akan dialami pula oleh Perseroan pelanggan/konsumen, pemasok, karyawan, mitra, dan
seluruh pemangku kepentingan lainnya.
NILAI BUDAYA PERUSAHAAN
Competence : Mencerminkan kepercayaan akan kemampuan diri serta semangat untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, keahlian, dan sikap mental demi peningkatan kinerja
yang berkesinambungan.
Integrity : Mencerminkan komitmen yang tinggi terhadap setiap kesepakatan, aturan dan
ketentuan serta undang-undang yang berlaku, melalui loyalitas profesi dalam memperjuangkan
kepentingan Perseroan.
Reliable : Mencerminkan kesiapan, kecepatan dan tanggap dalam merespon komitmen dan
janji, dengan mensinergikan berbagai kemampuan untuk meningkatkan kepuasan dan
kepercayaan pelanggan.
Innovative : Mencerminkan kemauan dan kemampuan untuk menciptakan gagasan baru dan
implementasi yang lebih baik dalam memperbaiki kualitas proses dan hasil kerja di atas standar.
II. LANDASAN TEORI
A. Pengertian Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek
yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu
perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam
membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham,
masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan
kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika
sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen
dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi
moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
Tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
• Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh
karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat
memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak
membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
• Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak
dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus
dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
• Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan
bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan
ataupun secara kelompok.
Etika bisnis yang harus dipahami dan dilakukan para profesional, antara lain:
• Sebutkan nama lengkap
Dalam situasi berbisnis, mitra sebaiknya menyebutkan nama lengkap saat berkenalan.
Namun jika namanya terlalu panjang atau sulit diucapkan, akan lebih baik jika sedikit
menyingkat.
• Berdirilah saat memperkenalkan diri
Berdiri saat mengenalkan diri akan menegaskan kehadiran mitra. Jika kondisinya tidak
memungkinkan untuk berdiri, setidaknya mundurkan kursi, dan sedikit membungkuk agar
orang lain menilai positif kesopanan motra.
• Ucapkan terima kasih secukupnya
Dalam percakapan bisnis dengan siapapun, bos atau mitra perusahaan, hanya perlu
mengucapkan terima kasih satu atau dua kali. Jika mengatakannya berlebihan, orang lain
akan memandang kalau mitranya sangat memerlukannya dan sangat perlu bantuan.
• Kirim ucapan terima kasih lewat email setelah pertemuan bisnis
Untuk lebih memantapkan pemahaman sebuah pengertian etika bisnis, maka akan saya uraikan
etika bisnis menurut para pakar atau ahli :
• Velasques
Pengertian etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar
dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam
kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.
• Steade et al
Etika bisnis adalah standar etika yang berkaitan dengan tujuan dan cara membuat
keputusan bisnis.
• Hill dan Jones
Etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk membedakan antara salah dan benar guna
memberikan pembekalan kepada setiap pemimpin perusahaan ketika mempertimbangkan
untuk mengambil keputusan strategis yang terkait dengan masalah moral yang kompleks.
• Sim
Etika adalah istilah filosofis yang berasal dari “etos,” kata Yunani yang berarti karakter
atau kustom. Definisi erat dengan kepemimpinan yang efektif dalam organisasi, dalam hal
ini berkonotasi kode organisasi menyampaikan integritas moral dan nilai-nilai yang
konsisten dalam pelayanan kepada masyarakat.
• Brown dan Petrello
Bisnis adalah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis pun akan
meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sambil
memperoleh.
Dari beberapa pengertian bisnis di atas, dapat anda simpulkan sendiri sesuai selera karena inti
penjelasan dari mereka tidak ada yang salah dan masing-masing punya argumen yang jelas.
B. Prinsip Etika Yang Mengarahkan Perilaku
Menurut pendapat Michael Josephson, ada 10 prinsip etika yang mengarahkan perilaku, yaitu:
1. Kejujuran, yaitu penuh kepercayaan, bersifat jujur, sungguh-sungguh, terus-terang, tidak
curang, tidak mencuri, tidak menggelapkan, tidak berbohong.
2. Integritas, yaitu memegang prinsip, melakukan kegiatan yang terhormat, tulus hati, berani
dan penuh pendirian/keyakinan, tidak bermuka dua, tidak berbuat jahat, dan dapat
dipercaya.
3. Memeliharan janji, yaitu selalu menaati janji, patut dipercaya, penuh komitmen, patuh,
tidak menginterpretasikan persetujuan dalam bentuk teknikal atau legalitas dengan dalih
ketidakrelaan.
4. Kesetiaan, yaitu hormat dan loyal kepada keluarga, teman, karyawan, dan negara, tidak
menggunakan atau memperlihatkan informasi rahasia, begitu juga dalam suatu konteks
profesional, menjaga/melindungi kemampuan untuk membuat keputusan profesional yang
bebas dan teliti, dan menghindari hal yang tidak pantas serta konflik kepentingan.
5. Kewajaran/keadilan, yaitu berlaku adil dan berbudi luhur, bersedia mengakui kesalahan,
memperlihatkan komitmen keadilan, persamaan perlakuan individual dan toleran terhadap
perbedaa, serta tidak bertindak melampaui batas atau mengambil keuntungan yang tidak
pantas dari kesalahan atau kemalangan orang lain.
6. Suka membantu orang lain, yaitu saling membantu, berbaik hati, belas kasihan, tolong
menolong, kebersamaan, dan menghindari segala sesuatu yang membahayakan orang lain.
7. Hormat kepada orang lain, yaitu menghormati martabat orang lain, kebebasan dan hak
menentukan nasib sendiri bagi semua orang, bersopan santun, tidak merendahkan dan
mempermalukan martabat orang lain.
8. Warga negara yang bertanggung jawab, yaitu selalu mentaati hukum/aturan, penuh
kesadaran sosial, dan menghormati proses demokrasi dalam mengambil keputusan.
9. Mengejar keunggulan, yaitu mengejar keunggulan dalam segala hal, baik dalam
pertemuan pesonal maupun pertanggungjawaban profesional, tekun, dapat
dipercaya/diandalkan, rajin penuh komitmen, melakukan semua tugas dengan kemampuan
terbaik, dan mengembangkan serta mempertahankan tingkat kompetensi yang tinggi.
10. Dapat dipertanggungjawabkan, yaitu memiliki dan menerima tanggung jawab atas
keputusan dan konsekuensinya serta selalu memberi contoh.
C. Standar Etika dapat dipertahankan melalui:
1. Ciptakan kepercayaan perusahaan. Kepercayaan perusahaan dalam menetapkan nilai-nilai
perusahaan yang mendasari tanggung jawab etika bagi pemilik kepentingan.
2. Kembangkan kode etik. Kode etik merupakan suatu catatan tentang standar tingkah laku
dan prinsip-prinsip etika yang diharapkan perusahaan dari karyawan.
3. Jalankan kode etik secara adil dan konsisten. Manajer harus mengambil tindakan apabila
mereka melanggar etika. Bila karyawan mengetahui bahwa yang melanggar etika tidak
dihukum, maka kode etik menjadi tidak berarti apa-apa.
4. Lindungi hak perorangan. Akhir dari semua keputusan setiap etika sangat bergantung
pada individu. Melindungi seseorang dengan kekuatan prinsip morl dan nilainya
merupakan jaminan terbaik untuk menghindari untuk menghindari penyimpangan etika.
Untuk membuat keputusan etika seseorang harus memiliki: (a) Komitmen etika, yaitu
tekad seseorang untuk bertindak secara etis dan melakukan sesuatu yang benar; (b)
Kesadaran etika, yaitu kemampuan kompetensi, yaitu kemampuan untuk menggunakan
suara pikiran moral dan mengembangkan strategi pemecahan masalah secara praktis.
5. Adakan pelatihan etika. Workshop merupakan alat untuk meningkatkan kesadaran para
karyawan.
6. Lakukan audit etika secara periodik. Audit merupakan cara terbaik untuk mengevaluasi
efektivitas sistem etika. Hasil evaluasi tersebut akan memberikan suatu sinyal kepada
karyawan bahwa etika bukan sekadar gurauan.
7. Pertahankan standar tinggi tentang tingkah laku, tidak hanya aturan. Tidak ada seorang
pun yang dapat mengatur norma dan etika. Akan tetapi, manajer bisa saja membolehkan
orang untuk mengetahui tingkat penampilan yang mereka harapkan. Standar tingkah laku
sangat penting untuk menekankan betapa pentingnya etika dalam organisasi. Setiap
karyawan harus mengetahui bahwa etika tidak bisa dinegosiasi atau ditawar.
8. Hindari contoh etika yang tercela setiap saat dan etika diawali dari atasan. Atasan harus
memberi contoh dan menaruh kepercayaan kepada bawahannya.
9. Ciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua arah.Komunikasi dua arah sangat
penting, yaitu untuk menginformasikan barang dan jasa yang kita hasilkan dan menerima
aspirasi untuk perbaikan perusahaan.
10. Libatkan karyawan dalam mempertahankan standar etika. Para karyawan diberi
kesempatan untuk memberikan umpan balik tentang bagaimana standar etika
dipertahankan.
Selain etika, yang tidak kalah pentingnya adalah pertanggungjawaban sosial perusahaan. Eika
sangat berpengaruh terhadap tingkah laku individual. Tanggung jawab sosial mencoba
menjembatani komitmen individu dan kelompok dalam suatu lingkungan sosial, seperti
pelanggan, perusahaan lain, karyawan, dan investor. Tanggung jawab sosial menyeimbangkan
komitmen-komitmen yang berbeda. Menurut Zimmerer, ada beberapa macam
pertanggungjawaban perusahaan, yaitu:
1. Tanggung jawab terhadap lingkungan. Perusahaan harus ramah lingkungan, artinya
perusahaan harus memerhatikan, melestarikan, dan menjaga lingkungan, misalnya tidak
membuang limbah yang mencemari lingkungan, berusaha mendaur ulang limbah yang
merusak lingkungan, dan menjalin komunikasi dengan kelompok masyarakat yang ada di
lingkungan sekitarnya.
2. Tanggung jawab terhadap karyawan. Semua aktivitas manajemen sumber daya manusia
seperti peneriman karyawan baru, pengupahan, pelatihan, promosi, dan kompensasi
merupakan tanggung jawaab perusahaan terhadap karyawan. Tanggung jawab perusahaan
terhadap karyawan dapat dilakukan dengan cara:
a. Mendengarkan dan menghormati pendapat karyawan.
b. Meminta input kepada karyawan.
c. Memberikan umpan balik positif maupun negatif.
d. Selalu menekankan tentang kepercayaan kepada karyawan.
e. Membiarkan karyawan mengetahui apa yang sebenarnya mereka harapkan.
f. Memberikan imbalan kepada karyawan yang bekerja dengan baik.
g. Memberi kepercayaan kepada karyawan.
3. Tanggung jawab terhadap pelanggan. Tanggung jawab sosial perusahaan terhadap
pelanggan menurut Ronald J. Ebert (2000:88) ada dua kategori, yaitu (1) Menyediakan
barang dan jasa yang berkualitas; dan (2) Memberikan harga produk dan jasa yang adil
dan wajar. Tanggung jawab sosial perusahaan juga termasuk melindungi hak-hak
pelanggan. Menurutnya, ada empat hak pelanggan, yaitu:
a. Hak mendapatkan produk yang aman.
b. Hak mendapatkan informasi segala aspek produk.
c. Hak untuk didengar.
d. Hak memilih apa yang akan dibeli.
Sedangkan menurut Zimmerer (1996), hak-hak pelanggan yang harus dilindungi meliputi:
a. Hak keamanan. Barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan harus berkualitas
dan memberikan rasa aman, demikian juga kemasannya.
b. Hak mengetahui. Konsumen berhak untuk mengetahui barang dan jasa yang mereka
beli, termasuk perusahaan yang menghasilkan barang tersebut.
c. Hak untuk didengar. Komunikasi dua arah harus dibentuk, yaitu untuk menyalurkan
keluhan produk dan jasa dari konsumen dan untuk menyampaikan berbagai informasi
barang dan jasa dari perusahaan.
d. Hak atas pendidikan. Pelanggan berhak atas pendidikan, misalnya pendidikan tentang
bagaimana menggunakan dan memelihara produk. Perusahaan harus menyediakan
program pendidikan agar pelanggan memperoleh informasi barang dan jasa yang
akan dibelinya.
e. Hak untuk memilih. Hal terpenting dalam persaingan adalah memberikan hak untuk
memilih barang dan jasa yang mereka perlukan. Tanggung jawab sosial perusahaan
adalah tidak mengganggu persaingan dan mengabaikan undang-undang antimonopoli
(antitrust).
4. Tanggung jawab terhadap investor. Tanggung jawab perusahaan terhadap investor adalah
menyediakan pengembalian investasi yang menarik, seperti memaksimumkan laba. Selain
itu, perusahaan juga bertanggung jawab untuk melaporkan kinerja keuangan kepada
investor seakurat mungkin.
5. Tanggung jawab terhadap masyarakat. Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap
masyarakat sekitarnya, misalnya menyediakan pekerjaan dan menciptakan kesehatan serta
kontribusi terhadap masyarakat yang berada di sekitar lokasi perusahaan tersebut berada
D. Faedah Etika Bisnis Bagi Perusahaan
1. Dapat meningkatkan kredibilitas sebuah perusahaan, karena etika telah dijadikan sebagai
corporate culture. Dengan adanya etika bisnis, secara intern semua karyawan terikat
dengan standar etis yang sama, maka akan mengambil kebijakan/keputusan yang sama
terhadap kasus sejenis yang timbul.
2. Dapat menolong menghilangkan grey area (kawasan kelabu) dibidang etika. (penerimaan
komisi, eksploitasi tenaga kerja anak, kewajiban perusahaan dalam melindungi
lingkungan hidup).
3. Memaparkan bagaimana perusahaan menilai tanggung jawab sosialnya.
4. Menyediakan bagi perusahaan serta dunia bisnis pada umumnya, kemungkinan untuk
mengatur diri sendiri (self regulation).
5. Bagi perusahaan yang telah go publik dapat memperoleh faedah berupa meningkatnya
kepercayaan para investor. Selain itu karena adanya kenaikan harga saham, maka dapat
menarik minat para investor untuk membeli saham perusahaan tersebut.
6. Dapat menambah daya saing (competitive advantage) perusahaan.
7. Membuat corporate image / citra positif, serta dalam jangka panjang dapat menjaga
kelangsungan hidup perusahaan (sustainable company).
E. Masalah Etika dalam Bisnis
Masalah etika dalam bisnis dapat diklasifikasikan ke dalam lima kategori yaitu: Suap (Bribery),
Paksaan (Coercion), Penipuan (Deception), Pencurian (Theft), Diskriminasi tidak jelas (Unfair
discrimination), yang masing-masing dapat diuraikan berikut ini:
1. Suap (Bribery), adalah tindakan berupa menawarkan, memberi, menerima atau meminta
sesuatu yang berharga dengan tujuan mempengaruhi tindakan seorang pejabat dalam
melaksanakan kewajiban publik. Suap dimaksudkan untuk memanipulasi seseorang
dengan membeli pengaruh. 'Pembelian' itu dapat dilakukan baik dengan membayarkan
sejumlah uang atau barang, maupun pembayaran kembali' setelah transaksi terlaksana.
Suap kadangkala tidak mudah dikenali. Pemberian cash atau penggunaan callgirls dapat
dengan mudah dimasukkan sebagai cara suap, tetapi pemberian hadiah (gift) tidak selalu
dapat disebut sebagai suap, tergantung dari maksud dan respons yang diharapkan oleh
pemberi hadiah.
2. Paksaan (Coercion), adalah tekanan, batasan, dorongan dengan paksa atau dengan
menggunakan jabatan atau ancaman. Coercion dapat berupa ancaman untuk mempersulit
kenaikan jabatan, pemecatan, atau penolakan industri terhadap seorang individu.
3. Penipuan (Deception), adalah tindakan memperdaya, menyesatkan yang disengaja dengan
mengucapkan atau melakukan kebohongan.
4. Pencurian (Theft), adalah merupakan tindakan mengambil sesuatu yang bukan hak kita
atau mengambil property milik orang lain tanpa persetujuan pemiliknya. Properti tersebut
dapat berupa property fisik atau konseptual.
5. Diskriminasi tidak jelas (Unfair discrimination), adalah perlakuan tidak adil atau
penolakan terhadap orang-orang tertentu yang disebabkan oleh ras, jenis kelamin,
kewarganegaraan, atau agama. Suatu kegagalan untuk memperlakukan semua orang
dengan setara tanpa adanya perbedaan yang beralasan antara mereka yang 'disukai' dan
tidak.
F. Pentingnya Etika Dalam Dunia Bisnis
Perubahan perdagangan dunia menuntut segera dibenahinya etika bisnis agar tatanan ekonomi
dunia semakin membaik. Dalam bisnis tidak jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan segala
cara. Bahkan tindakan yang berbau kriminal pun ditempuh demi pencapaian suatu tujuan. Kalau
sudah demikian, pengusaha yang menjadi pengerak motor perekonomian akan berubah menjadi
binatang ekonomi. Terjadinya perbuatan tercela dalam dunia bisnis tampaknya tidak
menampakan kecenderungan tetapi sebaliknya, makin hari semakin meningkat. Tindakan mark
up, ingkar janji, tidak mengindahkan kepentingan masyarakat, tidak memperhatikan sumber daya
alam maupun tindakan kolusi dan suap merupakan segelintir contoh pengabaian para pengusaha
terhadap etika bisnis.
Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma yang ada pada
masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu membawa serta
etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara sesama pelaku bisnis maupun
etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak langsung. Dengan
memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa prinsip-prinsip etika
bisnis terwujud dalam satu pola hubungan yang bersifat interaktif. Hubungan ini tidak hanya
dalam satu negara, tetapi meliputi berbagai negara yang terintegrasi dalam hubungan
perdagangan dunia yang nuansanya kini telah berubah. Perubahan nuansa perkembangan dunia
itu menuntut segera dibenahinya etika bisnis. Pasalnya, kondisi hukum yang melingkupi dunia
usaha terlalu jauh tertinggal dari pertumbuhan serta perkembangan di bidang ekonomi.
Jalinan hubungan usaha dengan pihak-pihak lain yang terkait begitu kompleks. Akibatnya, ketika
dunia usaha melaju pesat, ada pihak-pihak yang tertinggal dan dirugikan, karena peranti hukum
dan aturan main dunia usaha belum mendapatkan perhatian yang seimbang. Salah satu contoh
yang selanjutnya menjadi masalah bagi pemerintah dan dunia usaha adalah masih adanya
pelanggaran terhadap upah buruh. Hal lni menyebabkan beberapa produk nasional terkena
batasan di pasar internasional.
Contoh lain yang merupakan contoh kasus etika bisnis adalah produk-produk hasil hutan yang
mendapat protes keras karena pengusaha Indonesia dinilai tidak memperhatikan kelangsungan
sumber alam yang sangat berharga. Perilaku etik penting diperlukan untuk mencapai sukses
jangka panjang dalam sebuah bisnis. Pentingnya etika bisnis tersebut berlaku untuk kedua
perspektif, baik lingkup makro maupun mikro, yang akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Perspektif Makro
Pertumbuhan suatu negara tergantung pada market system yang berperan lebih efektif dan efisien
daripada command system dalam mengalokasikan barang dan jasa. Beberapa kondisi yang
diperlukan market system untuk dapat efektif, yaitu:
a. Hak memiliki dan mengelola properti swasta
b. Kebebasan memilih dalam perdagangan barang dan jasa
c. Ketersediaan informasi yang akurat berkaitan dengan barang dan jasa.
Jika salah satu subsistem dalam market system melakukan perilaku yang tidak etis, maka hal ini
akan mempengaruhi keseimbangan sistem dan menghambat pertumbuhan sistem secara makro.
Pengaruh dari perilaku tidak etik pada perspektif bisnis makro :
a. Penyogokan atau suap. Hal ini akan mengakibatkan berkurangnya kebebasan memilih
dengan cara mempengaruhi pengambil keputusan.
b. Coercive act. Mengurangi kompetisi yang efektif antara pelaku bisnis dengan
ancaman atau memaksa untuk tidak berhubungan dengan pihak lain dalam bisnis.
c. Deceptive information
d. Pecurian dan penggelapan
e. Unfair discrimination.
2. Perspektif Bisnis Mikro
Dalam Iingkup ini perilaku etik identik dengan kepercayaan atau trust. Dalam Iingkup mikro
terdapat rantai relasi di mana supplier,perusahaan, konsumen, karyawan saling berhubungan
kegiatan bisnis yang akan berpengaruh pada Iingkup makro. Tiap mata rantai penting dampaknya
untuk selalu menjaga etika, sehingga kepercayaan yang mendasari hubungan bisnis dapat terjaga
dengan baik. Standar moral merupakan tolok ukur etika bisnis. Dimensi etik merupakan dasar
kajian dalam pengambilan keputusan. Etika bisnis cenderung berfokus pada etika terapan
daripada etika normatif.
Dua prinsip yang menjadi acuan dimensi etik dalam pengambilan keputusan, yaitu:
1. Prinsip konsekuensi (Principle of Consequentialist) adalah konsep etika yang berfokus
pada konsekuensi pengambilan keputusan. Artinya keputusan dinilai etik atau tidak
berdasarkan konsekuensi (dampak) keputusan tersebut
2. Prinsip tidak konsekuensi (Principle of Nonconsequentialist) adalah terdiri dari rangkaian
peraturan yang digunakan sebagai petunjuk/panduan pengambilan keputusan etik dan
berdasarkan alasan bukan akibat, antara lain:
a) Prinsip Hak, yaitu menjamin hak asasi manusia yang berhubungan dengan kewajiban
untuk tidak saling melanggar hak orang lain
b) Prinsip Keadilan, yaitu keadilan yang biasanya terkait dengan isu hak, kejujuran dan
kesamaan. Prinsip keadilan dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu:
 Keadilan distributive, yaitu keadilan yang sifatnya menyeimbangkan alokasi
benefit dan beban antar anggota kelompok sesuai dengan kontribusi tenaga dan
pikirannya terhadap benefit. Benefit terdiri dari pendapatan, pekerjaan,
kesejahteraan, pendidikan dan waktu luang. Beban terdiri dari tugas kerja, pajak
dan kewajiban social.
 Keadilan retributive, yaitu keadilan yang terkait dengan retribution (ganti rugi) dan
hukuman atas kesalahan tindakan. Seseorang bertanggungjawab atas konsekuensi
negatif atas tindakan yang dilakukan kecuali tindakan tersebut dilakukan atas
paksaan pihak lain.
 Keadilan kompensatoris, yaitu keadilan yang terkait dengan kompensasi bagi
pihak yang dirugikan. Kompensasi yang diterima dapat berupa perlakuan medis,
pelayanan dan barang penebus kerugian. Masalah terjadi apabila kompensasi tidak
dapat menebus kerugian, misalnya kehilangan nyawa manusia. Apabila moral
merupakan suatu pendorong orang untuk melakukan kebaikan, maka etika
bertindak sebagai rambu-rambu (sign) yang merupakan kesepakatan secara rela
dari semua anggota suatu kelompok. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu
mengembangkan etika (patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatan bisnis
yang seimbang, selaras, dan serasi. Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu
kelompok masyarakat akan dapat membimbing dan mengingatkan anggotanya
kepada suatu tindakan yang terpuji (good conduct) yang harus selalu dipatuhi dan
dilaksanakan. Karena itu diperlukan pemahaman pula akan berbagai contoh kasus
etika bisnis yang lebih luas.
III. METODE PENELITIAN
Dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan studi
literature yang berkaitan dengan etika bisnis, Informasi didapatkan dari artikel, modul dan
internet . Disamping itu berdasarkan pengalaman empiris serta pengamatan langsung pada objek
penelitian pada PT. Krakatatau Steel (Persero) Tbk.
Menurut Sugiyono metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau
menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih
luas. Teknik pengumpulan data dengan cara ini dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab
secara langsung dengan pihak-pihak yang memiliki kompetensi dan relevan dengan penelitian,
sedangkan sumber data sekunder didapatkan dari literatur berupa buku-buku, artikel maupun
jurnal-jurnal yang mempunyai hubungan dengan masalah dan objek penelitian.
IV. HASIL DAN DISKUSI
PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. menerapkan etika perilaku dalam bersikap/berinteraksi dan
bertindak bila berhubungan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan Perseroan
(Stakeholders).
A. Etika Perusahaan dengan Karyawan
Karyawan mempunyai peranan yang sangat penting bagi Perseroan, sehingga dalam hubungan
kerja perlu diperhatikan komitmen sebagai berikut:
DO
1. Tunduk kepada peraturan perundang-undangan, Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dan
ketentuan lainnya yang berlaku di Perseroan.
2. Menghormati Hak Azasi Manusia, Hak Profesional serta hak dan kewajiban karyawan
dalam bidang ketenagakerjaan.
3. Memberikan kesempatan yang sama kepada karyawan untuk mendapatkan promosi,
mutasi, maupun penghargaan tanpa membedakan gender, suku, ras, agama, alumni,
kedekatan emosional, dan antar golongan bila memiliki kompetensi yang tepat dan
memiliki rekam jejak kinerja yang positif.
4. Memperlakukan Karyawan sebagai modal utama, karena itu perlu dihargai dan
ditingkatkan kompetensinya dan kesempatan berkembang selaras dengan tujuan
Perseroan.
5. Membangun situasi kerja untuk mendukung disiplin, kerjasama, saling menghargai dan
Keterbukaan.
6. Memberi sanksi tegas kepada karyawan yang melanggar peraturan perundang-undangan,
Perjanjian Kerja Bersama dan/atau peraturan lain yang berlaku di Perseroan.
DON’T
1. Menciptakan iklim kerja yang tidak kondusif dan saling menyalahkan antara sesama
karyawan.
2. Mengabaikan hak-hak karyawan.
3. Membiarkan terjadinya penyimpangan yang dilakukan oleh karyawan.
4. Menerapkan kebijakan yang berbeda (standard ganda/diskriminatif) untuk kondisi yang
sama pada masing-masing level Karyawan.
B. Etika Perusahaan dengan Serikat Karyawan
Perseroan dalam berinteraksi dengan Serikat Karyawan berkomitmen sebagai berikut:
DO
1. Perseroan mengakui bahwa Serikat Karyawan merupakan badan resmi organisasi di luar
kedinasan yang sah dalam Perseroan yang dapat bertindak untuk dan atas nama seluruh
anggotanya yang bekerja pada Perseroan.
2. Menjalin kemitraan strategis dan saling menguntungkan serta berupaya mewujudkan
terciptanya sinergi dalam rangka meningkatkan kinerja Perusahaan.
3. Perseroan dan Serikat Karyawan akan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk
menyelesaikan segala perselisihan hubungan industrial yang timbul dengan jalan
musyawarah untuk mufakat.
4. Menjalin hubungan kerja yang baik, santun, dan bermartabat untuk mengantisipasi dan
menyelesaikan suatu permasalahan, sehingga dapat menjamin ketenangan kerja dalam
lingkungan Perseroan.
5. Perseroan dan Serikat Karyawan membuat Perjanjian Kerja Bersama (PKB) untuk
menjamin terlaksananya kerja sama yang baik antara kedua belah pihak sesuai dengan
aspirasi Karyawan.
DON’T
1. Menghalang-halangi atau memaksa Karyawan untuk membentuk atau tidak membentuk,
menjadi pengurus atau tidak menjadi pengurus, menjadi anggota atau tidak menjadi
anggota dan/atau menjalankan atau tidak menjalankan kegiatan Serikat Karyawan,
sepanjang hal-hal yang dilarang tersebut merupakan ketentuan yang tidak bertentangan
dengan norma hukum, agama, maupun kesusilaan.
2. Melakukan hal-hal sebagai berikut kepada pengurus Serikat Karyawan;
a. Memberikan tekanan
b. Memberi perlakuan diskriminatif
c. Menghambat karir di Perseroan.
C. Etika Perusahaan dengan Anak Perusahaan/Perusahaan Patungan
Hubungan dengan Anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan dilaksanakan dalam rangka
membangun sinergi dan citra yang lebih baik serta dapat meningkatkan kinerja Perseroan, dengan
memperhatikan komitmen sebagai berikut:
DO
1. Mengutamakan sinergi dengan Anak Perusahaan serta group dalam melakukan bisnis
dengan tetap berpedoman pada produktivitas, kualitas, biaya, waktu pengiriman,
keselamatan, moral.
2. Mendorong Anak Perusahaan serta group untuk dapat secara independen tumbuh sebagai
pebisnis yang kuat di dalam maupun di luar group.
3. Anak Perusahaan dan group berhak menjadi pemasok dan konsumen Perseroan dengan
mengikuti proses pengadaan maupun penjualan sesuai ketentuan yang berlaku di
Perseroan.
4. Dalam hal akan melakukan kegiatan bisnis/transaksi dengan Anak Perusahaan/Group
terlebih dahulu harus membuat analisa risiko dan setiap kesepakatan harus dituangkan
dalam suatu dokumen tertulis yang disusun berdasarkan itikad baik saling berimbang dan
saling menguntungkan, melalui unit kerja yang kompeten.
5. Memenuhi komitmen sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat.
6. Transaksi antara Perseroan dengan Anak Perusahaan dan atau Perusahaan Patungan atau
antar Anak Perusahaan, dilakukan dengan prinsip sinergi dengan mengutamakan
kepentingan Perseroan sebagai Induk Perusahaan.
DON’T
1. Dewan Komisaris, Direksi Perseroan serta Direksi Anak Perusahaan/Group menjabat
pada posisi jabatan di Perseroan lain yang menimbulkan benturan kepentingan dengan
jabatannya di Perseroan.
2. Melakukan bisnis yang bertentangan dengan Tata Nilai Perusahaan.
D. Etika Perusahaan dengan Pemasok
Perseroan dalam berinteraksi dengan pemasok berkomitmen:
DO
1. Saling menghormati dan menjunjung tinggi kejujuran.
2. Mengutamakan penggunaan produksi dalam negeri, dengan mempertimbangkan
produktivitas, kualitas, biaya, waktu pengiriman, keselamatan, moral dan pemasok dari
BUMN, Anak Perusahaan/Group dan pengusaha lokal.
3. Pengadaan barang dan jasa didasarkan pada tata cara pengadaan yang diatur dalam
prosedur yang ditetapkan Perseroan dengan semangat kompetisi.
4. Setiap pemasok berhak menjadi rekanan Perseroan dan harus menyediakan barang dan
jasa dengan kualitas yang baik seluruhnya dengan harga yang kompetitif.
5. Memberikan perlakuan yang sama kepada semua pemasok yang mengikuti proses
pengadaan di Perseroan.
6. Menyeleksi pemasok secara ketat dan akan mendiskualifikasikan, memasukkan ke daftar
hitam, mengakhiri kerjasama atau langkah hukum apapun kepada pemasok yang
melakukan pelanggaran ketentuan yang berlaku di Perseroan dan/atau panduan etika ini
dan/atau ketika hubungan bisnis ini menimbulkan bahaya kepada masyarakat atau
lingkungan.
7. Antusias dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang timbul dengan pemasok dengan
prinsip “fairness” , sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi Perseroan.
8. Dalam hal akan melakukan kegiatan bisnis/transaksi dengan pemasok terlebih dahulu
harus membuat analisa risiko dan setiap kesepakatan harus dituangkan dalam suatu
9. dokumen tertulis yang disusun berdasarkan itikad baik dan saling menguntungkan,
melalui unit kerja yang kompeten.
10. Memenuhi komitmen sesuai dengan kesepakatan yang dibuat.
11. Mendorong pemasok lokal untuk dapat secara independen tumbuh sebagai pebisnis yang
kuat.
12. Perseroan dapat mengakhiri hubungan bisnis ketika kepentingan tidak dipenuhi,
bertentangan dengan hukum, atau ketika hubungan ini menimbulkan bahaya kepada
masyarakat atau lingkungan.
DON’T
1. Dewan Komisaris, Direksi, Karyawan, dan keluarganya (suami/istri/anak) menjadi
Pemasok baik langsung maupun tidak langsung sehingga memiliki benturan kepentingan
dengan bisnis Perseroan.
2. Dalam proses pengadaan, Perseroan mengikutsertakan pemasok yang mempunyai
hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan dengan garis vertikal
dan/atau horizontal.
3. Dewan Komisaris, Direksi, Karyawan, dan keluarganya (suami/istri/anak) Perseroan ikut
serta dalam kepemilikan atau penguasaan saham, atau manajemen pada badan hukum
yang bertindak selaku pemasok dalam berbagai tindakannya.
4. Menginformasikan kepada pemasok segala rahasia Perseroan termasuk tapi tidak terbatas
pada hal-hal yang terkait dengan barang/jasa yang akan diadakan sebelum proses
pengadaan dilakukan, kecuali atas persetujuan Direksi.
5. Melakukan bisnis yang bertentangan dengan Tata Nilai Perusahaan.
E. Etika Perusahaan dengan Konsumen
Perseroan dalam berinteraksi dengan konsumen berkomitmen:
DO
1. Menghormati hak-hak dan kepentingan konsumen.
2. Memberikan informasi yang benar dan jelas yang berkaitan dengan karakteristik produk
dan jasa.
3. Memenuhi komitmen kepada konsumen dari segi kualitas, harga, waktu pengiriman,
layanan purna jual, keselamatan maupun jaminan produk sesuai dengan standar yang
berlaku.
4. Memberikan layanan responsif, mudah, ramah & cepat baik pra maupun purna jual
kepada konsumen tanpa membedakan konsumen yang satu dan konsumen yang lainnya.
5. Menjaga kerahasiaan informasi mengenai konsumen kepada pihak lain yang bisa
merugikan Perseroan ataupun konsumen yang bersangkutan.
6. Antusias dalan menyelesaikan setiap permasalahan yang timbul dengan konsumen dengan
prinsip “fairness”, secara musyawarah, namun Perseroan akan melakukan langkah hukum
dan/atau memasukkan ke daftar hitam untuk konsumen yang melanggar ketentuan,
perjanjian & panduan Etika Bisnis & Etika Kerja ini, sehingga tidak menimbulkan
kerugian bagi Perseroan.
7. Praktek-praktek komersial beberapa Perusahaan asing mungkin menggunakan jasa pihak
ketiga untuk mewakili kepentingan Perusahaan tersebut. Perseroan harus berhati-hati
dalam hubungan bisnis tersebut guna menghindari bahaya risiko hukum yang timbul
dikemudian hari bagi Perseroan.
8. Dalam hal akan melakukan kegiatan bisnis/transaksi dengan konsumen terlebih dahulu
harus membuat analisa risiko dan setiap kesepakatan harus dituangkan dalam suatu
dokumen tertulis yang disusun berdasarkan itikad baik dan saling menguntungkan,
melalui unit kerja yang kompeten.
DON’T
1. Dewan Komisaris, Direksi, Karyawan, dan keluarganya (suami/istri/anak) menjadi agen
dari konsumen baik langsung maupun tidak langsung sehingga memiliki benturan
kepentingan dengan bisnis Perseroan.
2. Melakukan bisnis yang bertentangan dengan Tata Nilai Perusahaan.
3. Mengabaikan hak konsumen.
4. Menunjukkan ketidakpedulian terhadap konsumen.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Di dalam persaingan dunia usaha yang sangat ketat ini, etika bisnis merupakan sebuah harga
mati, yang tidak dapat ditawar lagi. Dalam zaman keterbukaan dan luasnya informasi saat ini,
baik-buruknya sebuah dunia usaha dapat tersebar dengan cepat dan luas. Memposisikan
karyawan, konsumen, pemasok, pemodal dan masyarakat umum secara etis dan jujur adalah satu-
satunya cara supaya dapat bertahan di dalam dunia bisnis saat ini. Ketatnya persaingan bisnis
menyebabkan beberapa pelaku bisnisnya kurang memperhatikan etika dalam bisnis.
Etika bisnis mempengaruhi tingkat kepercayaan atau trust dari masing-masing elemen dalam
lingkaran bisnis. Pemasok (supplier),perusahaan, dan konsumen, adalah elemen yang saling
mempengaruhi. Masing-masing elemen tersebut harus menjaga etika, sehingga kepercayaan yang
menjadi prinsip kerja dapat terjaga dengan baik.
Etika berbisnis ini bisa dilakukan dalam segala aspek. Saling menjaga kepercayaan dalam
kerjasama akan berpengaruh besar terhadap reputasi perusahaan tersebut, baik dalam lingkup
mikro maupun makro. Tentunya ini tidak akan memberikan keuntungan segera, namun ini
adalah wujud investasi jangka panjang bagi seluruh elemen dalam lingkaran bisnis. Oleh karena
itu, etika dalam berbisnis sangatlah penting.
B. Saran
Perlu adanya sadar diri didalam hati para pegawai didalam perusahaan yang ingin menerapkan
etika didalam bisnis agar tidak adanya kecurangan atau kebohongan yang terjadi pada perusahaan
itu nantinya dan perlu diterapkannya sanksi atau hukuman yang berat apabila ada salah satu
pegawai yang melanggarnya, sehingga etika di dalam bisnis pun dapat berjalan dengan baik dan
lancer di perusahaan tersebut.
Daftar Pustaka
• http://www.ayoksinau.com/cara-cara-mempertahankan-standar-etika-bisnis-berwirausaha-
tanggung-jawab-perusahaan-terhadap-para-pemangku-kepentingan-dan-faedah-etika-
bisnis-bagi-perusahaan-lengkap/ diakses pada 17 Oktober 2017 jam 19.00 wib
• https://id.wikipedia.org/wiki/Etika_bisnis diakses pada 17 Oktober 2017 jam 19.00 wib
• http://www.bisnisrumahanpemula.com/pengertian-etika-bisnis/ diakses pada 17 Oktober
2017 jam 19.00 wib
• https://aldiirwinsyah.wordpress.com/2013/01/21/etika-bisnis-yang-harus-dimiliki-
perusahaan/ diakses pada 17 Oktober 2017 jam 19.00 wib
• Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk.
http://www.krakatausteel.com/pdf/Pedoman%20Etika%20Bisnis%20&%20Etika%20Kerja
%202016%20Final%20untuk%20web.pdf diakses pada 17 Oktober 2017 jam 19.00 wib

More Related Content

What's hot

Analisis lingkungan eksternal
Analisis lingkungan eksternalAnalisis lingkungan eksternal
Analisis lingkungan eksternal
Ega Jalaludin
 
Pengertian perencanaan produk
Pengertian perencanaan produkPengertian perencanaan produk
Pengertian perencanaan produk
Berkatalah Jujur
 

What's hot (20)

Tugas strategi pemasaran_nike_inc
Tugas strategi pemasaran_nike_incTugas strategi pemasaran_nike_inc
Tugas strategi pemasaran_nike_inc
 
Analisis lingkungan eksternal
Analisis lingkungan eksternalAnalisis lingkungan eksternal
Analisis lingkungan eksternal
 
manajemen risiko kredit
manajemen risiko kreditmanajemen risiko kredit
manajemen risiko kredit
 
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
 
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt wings group
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt  wings groupAnalisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt  wings group
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt wings group
 
Tugas Paper Manajemen Pemasaran : Studi Kasus Nike,Inc
Tugas Paper Manajemen Pemasaran : Studi Kasus Nike,IncTugas Paper Manajemen Pemasaran : Studi Kasus Nike,Inc
Tugas Paper Manajemen Pemasaran : Studi Kasus Nike,Inc
 
Strategi generik porter
Strategi generik porterStrategi generik porter
Strategi generik porter
 
PENDANAAN
PENDANAANPENDANAAN
PENDANAAN
 
Strategic Unilever
Strategic UnileverStrategic Unilever
Strategic Unilever
 
Analisis SWOT and Matrix Space PT Indofood
Analisis SWOT and Matrix Space PT IndofoodAnalisis SWOT and Matrix Space PT Indofood
Analisis SWOT and Matrix Space PT Indofood
 
Analisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan KeuanganAnalisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan
 
Analisis Rasio Keuangan Bank
Analisis Rasio Keuangan BankAnalisis Rasio Keuangan Bank
Analisis Rasio Keuangan Bank
 
Pengertian perencanaan produk
Pengertian perencanaan produkPengertian perencanaan produk
Pengertian perencanaan produk
 
Pengenalan, penempatan dan pemberhentian
Pengenalan, penempatan dan pemberhentianPengenalan, penempatan dan pemberhentian
Pengenalan, penempatan dan pemberhentian
 
Strategic Management Assignment - PT Indofood
Strategic Management Assignment - PT IndofoodStrategic Management Assignment - PT Indofood
Strategic Management Assignment - PT Indofood
 
Analisa Aspek Pasar
Analisa Aspek PasarAnalisa Aspek Pasar
Analisa Aspek Pasar
 
BUSINESS UNIT STRATEGY
BUSINESS UNIT STRATEGYBUSINESS UNIT STRATEGY
BUSINESS UNIT STRATEGY
 
Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5
 
Sistem informasi pemasaran
Sistem informasi pemasaranSistem informasi pemasaran
Sistem informasi pemasaran
 
Analisis Penerapan Sistem Informasi pada PT GO-JEK Indonesia
Analisis Penerapan Sistem Informasi pada PT GO-JEK IndonesiaAnalisis Penerapan Sistem Informasi pada PT GO-JEK Indonesia
Analisis Penerapan Sistem Informasi pada PT GO-JEK Indonesia
 

Similar to BE & GG, Ahmad Sultoni, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Etika Bisnis (Nilai Etik) Pada PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk., Universitas Mercubuana, 2017

Be & gg, lysa setyaningrum, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, kode etik perus...
Be & gg, lysa setyaningrum, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, kode etik perus...Be & gg, lysa setyaningrum, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, kode etik perus...
Be & gg, lysa setyaningrum, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, kode etik perus...
Lysa Setyaningrum
 
Buku coc sedana edit draft 1
Buku coc sedana edit draft  1Buku coc sedana edit draft  1
Buku coc sedana edit draft 1
divasedana
 

Similar to BE & GG, Ahmad Sultoni, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Etika Bisnis (Nilai Etik) Pada PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk., Universitas Mercubuana, 2017 (20)

BE & GG, Ahmad Sultoni, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Etika Bisnis Pada PT. Kr...
BE & GG, Ahmad Sultoni, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Etika Bisnis Pada PT. Kr...BE & GG, Ahmad Sultoni, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Etika Bisnis Pada PT. Kr...
BE & GG, Ahmad Sultoni, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Etika Bisnis Pada PT. Kr...
 
BE & GG, Andika Dwi Prasetya R, Hapzi Ali, Etika Bisnis pada BPJS Ketenagaker...
BE & GG, Andika Dwi Prasetya R, Hapzi Ali, Etika Bisnis pada BPJS Ketenagaker...BE & GG, Andika Dwi Prasetya R, Hapzi Ali, Etika Bisnis pada BPJS Ketenagaker...
BE & GG, Andika Dwi Prasetya R, Hapzi Ali, Etika Bisnis pada BPJS Ketenagaker...
 
Be & gg, roni nugroho, prof. dr. hapzi ali, cma, penerapan etika bisnis p...
Be & gg, roni nugroho, prof. dr. hapzi ali, cma, penerapan etika bisnis p...Be & gg, roni nugroho, prof. dr. hapzi ali, cma, penerapan etika bisnis p...
Be & gg, roni nugroho, prof. dr. hapzi ali, cma, penerapan etika bisnis p...
 
BE & GG, Ahmad Sultoni, Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali Pre-MSc, MM. CMA, Penerapa...
BE & GG, Ahmad Sultoni, Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali Pre-MSc, MM. CMA, Penerapa...BE & GG, Ahmad Sultoni, Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali Pre-MSc, MM. CMA, Penerapa...
BE & GG, Ahmad Sultoni, Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali Pre-MSc, MM. CMA, Penerapa...
 
Be & gg, lysa setyaningrum, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, kode etik perus...
Be & gg, lysa setyaningrum, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, kode etik perus...Be & gg, lysa setyaningrum, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, kode etik perus...
Be & gg, lysa setyaningrum, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, kode etik perus...
 
2, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Concepts and Theori...
2, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Concepts and Theori...2, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Concepts and Theori...
2, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Concepts and Theori...
 
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Review, Univers...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Review, Univers...BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Review, Univers...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Review, Univers...
 
Tugas M6 Etika Bisnis.pdf
Tugas M6 Etika Bisnis.pdfTugas M6 Etika Bisnis.pdf
Tugas M6 Etika Bisnis.pdf
 
Tugas sim, mayang sari, yananto mihadi putra, implikasi etis dari teknologi i...
Tugas sim, mayang sari, yananto mihadi putra, implikasi etis dari teknologi i...Tugas sim, mayang sari, yananto mihadi putra, implikasi etis dari teknologi i...
Tugas sim, mayang sari, yananto mihadi putra, implikasi etis dari teknologi i...
 
Be & gg, asep muhamad perdiana, hapzi ali, etika bisni pada hi lex, unive...
Be & gg, asep muhamad perdiana, hapzi ali, etika bisni pada hi lex, unive...Be & gg, asep muhamad perdiana, hapzi ali, etika bisni pada hi lex, unive...
Be & gg, asep muhamad perdiana, hapzi ali, etika bisni pada hi lex, unive...
 
Etika kerja dan bisnis PT.Pertamina (Persero)
Etika kerja dan bisnis PT.Pertamina (Persero)Etika kerja dan bisnis PT.Pertamina (Persero)
Etika kerja dan bisnis PT.Pertamina (Persero)
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Compro cpb new
Compro cpb newCompro cpb new
Compro cpb new
 
Buku coc sedana edit draft 1
Buku coc sedana edit draft  1Buku coc sedana edit draft  1
Buku coc sedana edit draft 1
 
BE & GG, Rimada D. Putri, Hapzi Ali, Good Coorporate Governance (gcg) pt. ast...
BE & GG, Rimada D. Putri, Hapzi Ali, Good Coorporate Governance (gcg) pt. ast...BE & GG, Rimada D. Putri, Hapzi Ali, Good Coorporate Governance (gcg) pt. ast...
BE & GG, Rimada D. Putri, Hapzi Ali, Good Coorporate Governance (gcg) pt. ast...
 
BE&GG : Etika Bisnis pada PT SUACO Tbk. Harits Mufqi Arief. Hapzi Ali. Univer...
BE&GG : Etika Bisnis pada PT SUACO Tbk. Harits Mufqi Arief. Hapzi Ali. Univer...BE&GG : Etika Bisnis pada PT SUACO Tbk. Harits Mufqi Arief. Hapzi Ali. Univer...
BE&GG : Etika Bisnis pada PT SUACO Tbk. Harits Mufqi Arief. Hapzi Ali. Univer...
 
1, be & gg, rudi, hapzi ali, ethics and business concept and theory, universi...
1, be & gg, rudi, hapzi ali, ethics and business concept and theory, universi...1, be & gg, rudi, hapzi ali, ethics and business concept and theory, universi...
1, be & gg, rudi, hapzi ali, ethics and business concept and theory, universi...
 
2, be & gg, rudi, hapzi ali, ethics and business concept and theory, universi...
2, be & gg, rudi, hapzi ali, ethics and business concept and theory, universi...2, be & gg, rudi, hapzi ali, ethics and business concept and theory, universi...
2, be & gg, rudi, hapzi ali, ethics and business concept and theory, universi...
 
4, be & gg, riana fitri, prof. dr. ir hapzi ali, mm, cma, environmental ethic...
4, be & gg, riana fitri, prof. dr. ir hapzi ali, mm, cma, environmental ethic...4, be & gg, riana fitri, prof. dr. ir hapzi ali, mm, cma, environmental ethic...
4, be & gg, riana fitri, prof. dr. ir hapzi ali, mm, cma, environmental ethic...
 
LAPORAN PENCANANGAN AKHLAK V3-1 (2).pptx
LAPORAN PENCANANGAN AKHLAK V3-1 (2).pptxLAPORAN PENCANANGAN AKHLAK V3-1 (2).pptx
LAPORAN PENCANANGAN AKHLAK V3-1 (2).pptx
 

Recently uploaded

Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
armanamo012
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
jaanualu31
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
langkahgontay88
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
ChairaniManasye1
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
GustiAdityaR
 
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianpresentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
HALIABUTRA1
 
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotecAbortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 

Recently uploaded (20)

PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
 
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSlide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptPresentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianpresentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
 
Cara memulai bisnis/usaha baru bagi wirausaha
Cara memulai bisnis/usaha baru bagi wirausahaCara memulai bisnis/usaha baru bagi wirausaha
Cara memulai bisnis/usaha baru bagi wirausaha
 
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotecAbortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
 
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnisMemahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
 

BE & GG, Ahmad Sultoni, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Etika Bisnis (Nilai Etik) Pada PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk., Universitas Mercubuana, 2017

  • 1. BUSSINESS ETHIC & GOOD GOVERNANCE Etika Bisnis (Nilai Etika) Pada PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. Nama : Ahmad Sultoni NIM : 55117110068 Dosen : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA Program Studi Magister Manajemen FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2017
  • 2. ABSTRAK Etika bisnis mempengaruhi tingkat kepercayaan atau trust dari masing-masing elemen dalam lingkaran bisnis. Pemasok (supplier),perusahaan, dan konsumen, adalah elemen yang saling mempengaruhi. Masing-masing elemen tersebut harus menjaga etika, sehingga kepercayaan yang menjadi prinsip kerja dapat terjaga dengan baik. Etika berbisnis ini bisa dilakukan dalam segala aspek. Saling menjaga kepercayaan dalam kerjasama akan berpengaruh besar terhadap reputasi perusahaan tersebut, baik dalam lingkup mikro maupun makro. Tentunya ini tidak akan memberikan keuntungan segera, namun ini adalah wujud investasi jangka panjang bagi seluruh elemen dalam lingkaran bisnis. Oleh karena itu, etika dalam berbisnis sangatlah penting. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT Krakatau Steel (Persero) Tbk sebagai salah satu BUMN strategis di Indonesia yang sekaligus merupakan Perusahaan terbuka, harus tunduk dan patuh terhadap segala ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, diantaranya Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Undang-Undang No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN termasuk ketentuan hukum dibidang pasar modal. Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada seluruh stakeholders, Perseroan berkomitmen untuk melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance atau Tata Kelola Perusahaan Yang Baik dengan mengacu pada Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja. Perubahan Buku pedoman ini senantiasa memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Visi, Misi, Tata Nilai Perusahaan, dan praktik-praktik terbaik yang berlaku di internal maupun eksternal Perseroan. Perseroan menyadari bahwa Tata Kelola Perusahaan Yang Baik akan terwujud apabila Insan Krakatau Steel memiliki standar perilaku yang taat hukum, serta menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku, yang diperlukan dalam mengelola bisnis Perseroan guna mencapai Visi dan Misi Perusahaan. B. Tujuan Etika Bisnis Tujuan penerapan Etika Bisnis adalah: 1. Mewujudkan standar kerja yang sesuai dengan Tata Kelola Perusahaan yang baik dan tepat bagi Insan Krakatau Steel dengan tetap berpedoman kepada aturan yang berlaku, sebagai komitmen bersama untuk mewujudkan V isi dan melaksanakan Misi Perusahaan secara profesional dan beretika, dengan memperhatikan seluruh Stakeholders. 2. Meminimalisir segala risiko yang mengakibatkan terjadinya konflik kepentingan maupun kelalaian yang dilakukan oleh Insan Krakatau Steel. 3. Menjabarkan Tata Nilai sebagai landasan etika yang harus diikuti oleh seluruh Insan Krakatau Steel dalam melaksanakan tugas.
  • 3. C. Manfaat Etika Bisnis a. Sebagai acuan perilaku Insan PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing serta dalam berinteraksi dengan seluruh stakeholders. b. Menciptakan suasana kerja yang kondusif, sehat dan nyaman di dalam lingkungan Perseroan. c. Sebagai acuan untuk membentuk karakter tiap individu didalam Perseroan yang berintegritas dan beretika ketika berinteraksi dengan sesama individu. D. VISI, MISI, FALSAFAH, DAN NILAI BUDAYA PERUSAHAAN VISI : Perusahaan baja terpadu dengan keunggulan kompetitif untuk tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan menjadi perusahaan terkemuka di dunia. (An Integrated Steel Company With Competitive Edges To Grow Continuously Toward A Leading Global Enterprise) Visi Perusahaan memiliki 4 (empat) kata kunci yakni: 1. Perusahaan Baja Terpadu (An Integrated Steel Company) : a. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk memiliki fasilitas Produksi Baja dari hulu ke hilir (mulai dari pengolahan bijih besi hingga produk jadi: baja lembaran panas, baja lembaran dingin, dan baja batang kawat dengan kapasitas hulu dan hilir yang seimbang). b. Menghasilkan bijih besi, produk antara dan produk baja berkualitas tinggi. 2. Keunggulan Kompetitif (Competitive Edges) : a. Produk PT Krakatau Steel (Persero) Tbk harus mampu bersaing dengan produk pesaing domestik dan import dalam hal kualitas, harga, waktu penyerahan dan pelayanan. b. Semua aktivitas di dalam perusahaan dan rencana ekspansi difokuskan untuk menciptakan keunggulan kompetitif Perusahaan. c. Keunggulan kompetitif untuk menciptakan daya saing perusahaan dilakukan melalui penggunaan bahan baku dan energi yang lebih kompetitif serta teknologi yang tepat. 3. Tumbuh dan Berkembang (Continuously Growing): a. Aktivitas bisnis dan kinerja Perusahaan tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan, dengan tujuan mempertahankan posisi sebagai Pemimpin Pasar Domestik dan Perusahaan Baja Terkemuka di Dunia. b. Pengembangan Bisnis Perusahaan dilakukan melalui kerjasama bisnis strategis, vertikal (hulu-hilir) dan horizontal, dengan berbagai Perusahaan Baja Domestik dan Internasional. 4. Perusahaan Terkemuka di Dunia (Leading Global Enterprise): Dengan keunggulan kompetitif yang dimiliki, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dapat tumbuh dan berkembang menjadi Perusahaan dengan Kinerja yang setara dengan Perusahaan yang termasuk dalam Global Fortunes 500.
  • 4. MISI : Menyediakan produk baja bermutu dan jasa terkait bagi kemakmuran bangsa (Providing Best Quality Steel Products And Related Services For The Prosperity Of The Nation) • PT Krakatau Steel (Persero) Tbk sebagai Perusahaan Baja Nasional, memiliki tujuan berkontribusi pada peningkatan kemakmuran bangsa Indonesia. • Agar tujuan tersebut dapat terealisir, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk berkomitmen untuk menghasilkan produk baja dan produk jasa lainnya yang terkait dengan baja, dengan kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan. FALSAFAH : Partnership For Sustainable Growth Semangat, keinginan, dan janji untuk tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan bagi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dan seluruh stakeholdersnya bersama-sama. Penetapan kalimat “Partnership For Sustainable Growth” menjadi falsafah atau motto Perseroan tidak lepas dari visi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk yang telah ditetapkan sebelumnya. Latar belakang penggunaan kata “Partnership” tidak lepas dari pemahaman bahwa pengembangan bisnis PT Krakatau Steel (Persero) Tbk menuntut dilakukannya kerjasama bisnis strategis baik dengan pelanggan/konsumen, pemasok, mitra, dan seluruh stakeholders lainnya. Sementara itu, kata ’’’For Sustainable Growth’’ yang terdapat dalam falsafah Perseroan, mengandung makna penting yakni tumbuh dan berkembangnya Perseroan akan berlangsung secara berkesinambungan yang tidak hanya akan dialami oleh PT Krakatau Steel (Persero) Tbk tetapi akan dialami pula oleh Perseroan pelanggan/konsumen, pemasok, karyawan, mitra, dan seluruh pemangku kepentingan lainnya. NILAI BUDAYA PERUSAHAAN Competence : Mencerminkan kepercayaan akan kemampuan diri serta semangat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, keahlian, dan sikap mental demi peningkatan kinerja yang berkesinambungan. Integrity : Mencerminkan komitmen yang tinggi terhadap setiap kesepakatan, aturan dan ketentuan serta undang-undang yang berlaku, melalui loyalitas profesi dalam memperjuangkan kepentingan Perseroan. Reliable : Mencerminkan kesiapan, kecepatan dan tanggap dalam merespon komitmen dan janji, dengan mensinergikan berbagai kemampuan untuk meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pelanggan. Innovative : Mencerminkan kemauan dan kemampuan untuk menciptakan gagasan baru dan implementasi yang lebih baik dalam memperbaiki kualitas proses dan hasil kerja di atas standar.
  • 5. II. LANDASAN TEORI A. Pengertian Etika Bisnis Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat. Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional. Tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu : • Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya. • Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain. • Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok. Etika bisnis yang harus dipahami dan dilakukan para profesional, antara lain: • Sebutkan nama lengkap Dalam situasi berbisnis, mitra sebaiknya menyebutkan nama lengkap saat berkenalan. Namun jika namanya terlalu panjang atau sulit diucapkan, akan lebih baik jika sedikit menyingkat. • Berdirilah saat memperkenalkan diri Berdiri saat mengenalkan diri akan menegaskan kehadiran mitra. Jika kondisinya tidak memungkinkan untuk berdiri, setidaknya mundurkan kursi, dan sedikit membungkuk agar orang lain menilai positif kesopanan motra. • Ucapkan terima kasih secukupnya Dalam percakapan bisnis dengan siapapun, bos atau mitra perusahaan, hanya perlu mengucapkan terima kasih satu atau dua kali. Jika mengatakannya berlebihan, orang lain akan memandang kalau mitranya sangat memerlukannya dan sangat perlu bantuan. • Kirim ucapan terima kasih lewat email setelah pertemuan bisnis
  • 6. Untuk lebih memantapkan pemahaman sebuah pengertian etika bisnis, maka akan saya uraikan etika bisnis menurut para pakar atau ahli : • Velasques Pengertian etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis. • Steade et al Etika bisnis adalah standar etika yang berkaitan dengan tujuan dan cara membuat keputusan bisnis. • Hill dan Jones Etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk membedakan antara salah dan benar guna memberikan pembekalan kepada setiap pemimpin perusahaan ketika mempertimbangkan untuk mengambil keputusan strategis yang terkait dengan masalah moral yang kompleks. • Sim Etika adalah istilah filosofis yang berasal dari “etos,” kata Yunani yang berarti karakter atau kustom. Definisi erat dengan kepemimpinan yang efektif dalam organisasi, dalam hal ini berkonotasi kode organisasi menyampaikan integritas moral dan nilai-nilai yang konsisten dalam pelayanan kepada masyarakat. • Brown dan Petrello Bisnis adalah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis pun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sambil memperoleh. Dari beberapa pengertian bisnis di atas, dapat anda simpulkan sendiri sesuai selera karena inti penjelasan dari mereka tidak ada yang salah dan masing-masing punya argumen yang jelas. B. Prinsip Etika Yang Mengarahkan Perilaku Menurut pendapat Michael Josephson, ada 10 prinsip etika yang mengarahkan perilaku, yaitu: 1. Kejujuran, yaitu penuh kepercayaan, bersifat jujur, sungguh-sungguh, terus-terang, tidak curang, tidak mencuri, tidak menggelapkan, tidak berbohong. 2. Integritas, yaitu memegang prinsip, melakukan kegiatan yang terhormat, tulus hati, berani dan penuh pendirian/keyakinan, tidak bermuka dua, tidak berbuat jahat, dan dapat dipercaya. 3. Memeliharan janji, yaitu selalu menaati janji, patut dipercaya, penuh komitmen, patuh, tidak menginterpretasikan persetujuan dalam bentuk teknikal atau legalitas dengan dalih ketidakrelaan. 4. Kesetiaan, yaitu hormat dan loyal kepada keluarga, teman, karyawan, dan negara, tidak menggunakan atau memperlihatkan informasi rahasia, begitu juga dalam suatu konteks profesional, menjaga/melindungi kemampuan untuk membuat keputusan profesional yang bebas dan teliti, dan menghindari hal yang tidak pantas serta konflik kepentingan. 5. Kewajaran/keadilan, yaitu berlaku adil dan berbudi luhur, bersedia mengakui kesalahan, memperlihatkan komitmen keadilan, persamaan perlakuan individual dan toleran terhadap
  • 7. perbedaa, serta tidak bertindak melampaui batas atau mengambil keuntungan yang tidak pantas dari kesalahan atau kemalangan orang lain. 6. Suka membantu orang lain, yaitu saling membantu, berbaik hati, belas kasihan, tolong menolong, kebersamaan, dan menghindari segala sesuatu yang membahayakan orang lain. 7. Hormat kepada orang lain, yaitu menghormati martabat orang lain, kebebasan dan hak menentukan nasib sendiri bagi semua orang, bersopan santun, tidak merendahkan dan mempermalukan martabat orang lain. 8. Warga negara yang bertanggung jawab, yaitu selalu mentaati hukum/aturan, penuh kesadaran sosial, dan menghormati proses demokrasi dalam mengambil keputusan. 9. Mengejar keunggulan, yaitu mengejar keunggulan dalam segala hal, baik dalam pertemuan pesonal maupun pertanggungjawaban profesional, tekun, dapat dipercaya/diandalkan, rajin penuh komitmen, melakukan semua tugas dengan kemampuan terbaik, dan mengembangkan serta mempertahankan tingkat kompetensi yang tinggi. 10. Dapat dipertanggungjawabkan, yaitu memiliki dan menerima tanggung jawab atas keputusan dan konsekuensinya serta selalu memberi contoh. C. Standar Etika dapat dipertahankan melalui: 1. Ciptakan kepercayaan perusahaan. Kepercayaan perusahaan dalam menetapkan nilai-nilai perusahaan yang mendasari tanggung jawab etika bagi pemilik kepentingan. 2. Kembangkan kode etik. Kode etik merupakan suatu catatan tentang standar tingkah laku dan prinsip-prinsip etika yang diharapkan perusahaan dari karyawan. 3. Jalankan kode etik secara adil dan konsisten. Manajer harus mengambil tindakan apabila mereka melanggar etika. Bila karyawan mengetahui bahwa yang melanggar etika tidak dihukum, maka kode etik menjadi tidak berarti apa-apa. 4. Lindungi hak perorangan. Akhir dari semua keputusan setiap etika sangat bergantung pada individu. Melindungi seseorang dengan kekuatan prinsip morl dan nilainya merupakan jaminan terbaik untuk menghindari untuk menghindari penyimpangan etika. Untuk membuat keputusan etika seseorang harus memiliki: (a) Komitmen etika, yaitu tekad seseorang untuk bertindak secara etis dan melakukan sesuatu yang benar; (b) Kesadaran etika, yaitu kemampuan kompetensi, yaitu kemampuan untuk menggunakan suara pikiran moral dan mengembangkan strategi pemecahan masalah secara praktis. 5. Adakan pelatihan etika. Workshop merupakan alat untuk meningkatkan kesadaran para karyawan. 6. Lakukan audit etika secara periodik. Audit merupakan cara terbaik untuk mengevaluasi efektivitas sistem etika. Hasil evaluasi tersebut akan memberikan suatu sinyal kepada karyawan bahwa etika bukan sekadar gurauan. 7. Pertahankan standar tinggi tentang tingkah laku, tidak hanya aturan. Tidak ada seorang pun yang dapat mengatur norma dan etika. Akan tetapi, manajer bisa saja membolehkan orang untuk mengetahui tingkat penampilan yang mereka harapkan. Standar tingkah laku sangat penting untuk menekankan betapa pentingnya etika dalam organisasi. Setiap karyawan harus mengetahui bahwa etika tidak bisa dinegosiasi atau ditawar. 8. Hindari contoh etika yang tercela setiap saat dan etika diawali dari atasan. Atasan harus memberi contoh dan menaruh kepercayaan kepada bawahannya.
  • 8. 9. Ciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua arah.Komunikasi dua arah sangat penting, yaitu untuk menginformasikan barang dan jasa yang kita hasilkan dan menerima aspirasi untuk perbaikan perusahaan. 10. Libatkan karyawan dalam mempertahankan standar etika. Para karyawan diberi kesempatan untuk memberikan umpan balik tentang bagaimana standar etika dipertahankan. Selain etika, yang tidak kalah pentingnya adalah pertanggungjawaban sosial perusahaan. Eika sangat berpengaruh terhadap tingkah laku individual. Tanggung jawab sosial mencoba menjembatani komitmen individu dan kelompok dalam suatu lingkungan sosial, seperti pelanggan, perusahaan lain, karyawan, dan investor. Tanggung jawab sosial menyeimbangkan komitmen-komitmen yang berbeda. Menurut Zimmerer, ada beberapa macam pertanggungjawaban perusahaan, yaitu: 1. Tanggung jawab terhadap lingkungan. Perusahaan harus ramah lingkungan, artinya perusahaan harus memerhatikan, melestarikan, dan menjaga lingkungan, misalnya tidak membuang limbah yang mencemari lingkungan, berusaha mendaur ulang limbah yang merusak lingkungan, dan menjalin komunikasi dengan kelompok masyarakat yang ada di lingkungan sekitarnya. 2. Tanggung jawab terhadap karyawan. Semua aktivitas manajemen sumber daya manusia seperti peneriman karyawan baru, pengupahan, pelatihan, promosi, dan kompensasi merupakan tanggung jawaab perusahaan terhadap karyawan. Tanggung jawab perusahaan terhadap karyawan dapat dilakukan dengan cara: a. Mendengarkan dan menghormati pendapat karyawan. b. Meminta input kepada karyawan. c. Memberikan umpan balik positif maupun negatif. d. Selalu menekankan tentang kepercayaan kepada karyawan. e. Membiarkan karyawan mengetahui apa yang sebenarnya mereka harapkan. f. Memberikan imbalan kepada karyawan yang bekerja dengan baik. g. Memberi kepercayaan kepada karyawan. 3. Tanggung jawab terhadap pelanggan. Tanggung jawab sosial perusahaan terhadap pelanggan menurut Ronald J. Ebert (2000:88) ada dua kategori, yaitu (1) Menyediakan barang dan jasa yang berkualitas; dan (2) Memberikan harga produk dan jasa yang adil dan wajar. Tanggung jawab sosial perusahaan juga termasuk melindungi hak-hak pelanggan. Menurutnya, ada empat hak pelanggan, yaitu: a. Hak mendapatkan produk yang aman. b. Hak mendapatkan informasi segala aspek produk. c. Hak untuk didengar. d. Hak memilih apa yang akan dibeli. Sedangkan menurut Zimmerer (1996), hak-hak pelanggan yang harus dilindungi meliputi: a. Hak keamanan. Barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan harus berkualitas dan memberikan rasa aman, demikian juga kemasannya. b. Hak mengetahui. Konsumen berhak untuk mengetahui barang dan jasa yang mereka beli, termasuk perusahaan yang menghasilkan barang tersebut. c. Hak untuk didengar. Komunikasi dua arah harus dibentuk, yaitu untuk menyalurkan keluhan produk dan jasa dari konsumen dan untuk menyampaikan berbagai informasi barang dan jasa dari perusahaan.
  • 9. d. Hak atas pendidikan. Pelanggan berhak atas pendidikan, misalnya pendidikan tentang bagaimana menggunakan dan memelihara produk. Perusahaan harus menyediakan program pendidikan agar pelanggan memperoleh informasi barang dan jasa yang akan dibelinya. e. Hak untuk memilih. Hal terpenting dalam persaingan adalah memberikan hak untuk memilih barang dan jasa yang mereka perlukan. Tanggung jawab sosial perusahaan adalah tidak mengganggu persaingan dan mengabaikan undang-undang antimonopoli (antitrust). 4. Tanggung jawab terhadap investor. Tanggung jawab perusahaan terhadap investor adalah menyediakan pengembalian investasi yang menarik, seperti memaksimumkan laba. Selain itu, perusahaan juga bertanggung jawab untuk melaporkan kinerja keuangan kepada investor seakurat mungkin. 5. Tanggung jawab terhadap masyarakat. Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya, misalnya menyediakan pekerjaan dan menciptakan kesehatan serta kontribusi terhadap masyarakat yang berada di sekitar lokasi perusahaan tersebut berada D. Faedah Etika Bisnis Bagi Perusahaan 1. Dapat meningkatkan kredibilitas sebuah perusahaan, karena etika telah dijadikan sebagai corporate culture. Dengan adanya etika bisnis, secara intern semua karyawan terikat dengan standar etis yang sama, maka akan mengambil kebijakan/keputusan yang sama terhadap kasus sejenis yang timbul. 2. Dapat menolong menghilangkan grey area (kawasan kelabu) dibidang etika. (penerimaan komisi, eksploitasi tenaga kerja anak, kewajiban perusahaan dalam melindungi lingkungan hidup). 3. Memaparkan bagaimana perusahaan menilai tanggung jawab sosialnya. 4. Menyediakan bagi perusahaan serta dunia bisnis pada umumnya, kemungkinan untuk mengatur diri sendiri (self regulation). 5. Bagi perusahaan yang telah go publik dapat memperoleh faedah berupa meningkatnya kepercayaan para investor. Selain itu karena adanya kenaikan harga saham, maka dapat menarik minat para investor untuk membeli saham perusahaan tersebut. 6. Dapat menambah daya saing (competitive advantage) perusahaan. 7. Membuat corporate image / citra positif, serta dalam jangka panjang dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan (sustainable company). E. Masalah Etika dalam Bisnis Masalah etika dalam bisnis dapat diklasifikasikan ke dalam lima kategori yaitu: Suap (Bribery), Paksaan (Coercion), Penipuan (Deception), Pencurian (Theft), Diskriminasi tidak jelas (Unfair discrimination), yang masing-masing dapat diuraikan berikut ini: 1. Suap (Bribery), adalah tindakan berupa menawarkan, memberi, menerima atau meminta sesuatu yang berharga dengan tujuan mempengaruhi tindakan seorang pejabat dalam
  • 10. melaksanakan kewajiban publik. Suap dimaksudkan untuk memanipulasi seseorang dengan membeli pengaruh. 'Pembelian' itu dapat dilakukan baik dengan membayarkan sejumlah uang atau barang, maupun pembayaran kembali' setelah transaksi terlaksana. Suap kadangkala tidak mudah dikenali. Pemberian cash atau penggunaan callgirls dapat dengan mudah dimasukkan sebagai cara suap, tetapi pemberian hadiah (gift) tidak selalu dapat disebut sebagai suap, tergantung dari maksud dan respons yang diharapkan oleh pemberi hadiah. 2. Paksaan (Coercion), adalah tekanan, batasan, dorongan dengan paksa atau dengan menggunakan jabatan atau ancaman. Coercion dapat berupa ancaman untuk mempersulit kenaikan jabatan, pemecatan, atau penolakan industri terhadap seorang individu. 3. Penipuan (Deception), adalah tindakan memperdaya, menyesatkan yang disengaja dengan mengucapkan atau melakukan kebohongan. 4. Pencurian (Theft), adalah merupakan tindakan mengambil sesuatu yang bukan hak kita atau mengambil property milik orang lain tanpa persetujuan pemiliknya. Properti tersebut dapat berupa property fisik atau konseptual. 5. Diskriminasi tidak jelas (Unfair discrimination), adalah perlakuan tidak adil atau penolakan terhadap orang-orang tertentu yang disebabkan oleh ras, jenis kelamin, kewarganegaraan, atau agama. Suatu kegagalan untuk memperlakukan semua orang dengan setara tanpa adanya perbedaan yang beralasan antara mereka yang 'disukai' dan tidak. F. Pentingnya Etika Dalam Dunia Bisnis Perubahan perdagangan dunia menuntut segera dibenahinya etika bisnis agar tatanan ekonomi dunia semakin membaik. Dalam bisnis tidak jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan segala cara. Bahkan tindakan yang berbau kriminal pun ditempuh demi pencapaian suatu tujuan. Kalau sudah demikian, pengusaha yang menjadi pengerak motor perekonomian akan berubah menjadi binatang ekonomi. Terjadinya perbuatan tercela dalam dunia bisnis tampaknya tidak menampakan kecenderungan tetapi sebaliknya, makin hari semakin meningkat. Tindakan mark up, ingkar janji, tidak mengindahkan kepentingan masyarakat, tidak memperhatikan sumber daya alam maupun tindakan kolusi dan suap merupakan segelintir contoh pengabaian para pengusaha terhadap etika bisnis. Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma yang ada pada masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu membawa serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara sesama pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak langsung. Dengan memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa prinsip-prinsip etika bisnis terwujud dalam satu pola hubungan yang bersifat interaktif. Hubungan ini tidak hanya dalam satu negara, tetapi meliputi berbagai negara yang terintegrasi dalam hubungan perdagangan dunia yang nuansanya kini telah berubah. Perubahan nuansa perkembangan dunia itu menuntut segera dibenahinya etika bisnis. Pasalnya, kondisi hukum yang melingkupi dunia usaha terlalu jauh tertinggal dari pertumbuhan serta perkembangan di bidang ekonomi.
  • 11. Jalinan hubungan usaha dengan pihak-pihak lain yang terkait begitu kompleks. Akibatnya, ketika dunia usaha melaju pesat, ada pihak-pihak yang tertinggal dan dirugikan, karena peranti hukum dan aturan main dunia usaha belum mendapatkan perhatian yang seimbang. Salah satu contoh yang selanjutnya menjadi masalah bagi pemerintah dan dunia usaha adalah masih adanya pelanggaran terhadap upah buruh. Hal lni menyebabkan beberapa produk nasional terkena batasan di pasar internasional. Contoh lain yang merupakan contoh kasus etika bisnis adalah produk-produk hasil hutan yang mendapat protes keras karena pengusaha Indonesia dinilai tidak memperhatikan kelangsungan sumber alam yang sangat berharga. Perilaku etik penting diperlukan untuk mencapai sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis. Pentingnya etika bisnis tersebut berlaku untuk kedua perspektif, baik lingkup makro maupun mikro, yang akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Perspektif Makro Pertumbuhan suatu negara tergantung pada market system yang berperan lebih efektif dan efisien daripada command system dalam mengalokasikan barang dan jasa. Beberapa kondisi yang diperlukan market system untuk dapat efektif, yaitu: a. Hak memiliki dan mengelola properti swasta b. Kebebasan memilih dalam perdagangan barang dan jasa c. Ketersediaan informasi yang akurat berkaitan dengan barang dan jasa. Jika salah satu subsistem dalam market system melakukan perilaku yang tidak etis, maka hal ini akan mempengaruhi keseimbangan sistem dan menghambat pertumbuhan sistem secara makro. Pengaruh dari perilaku tidak etik pada perspektif bisnis makro : a. Penyogokan atau suap. Hal ini akan mengakibatkan berkurangnya kebebasan memilih dengan cara mempengaruhi pengambil keputusan. b. Coercive act. Mengurangi kompetisi yang efektif antara pelaku bisnis dengan ancaman atau memaksa untuk tidak berhubungan dengan pihak lain dalam bisnis. c. Deceptive information d. Pecurian dan penggelapan e. Unfair discrimination. 2. Perspektif Bisnis Mikro Dalam Iingkup ini perilaku etik identik dengan kepercayaan atau trust. Dalam Iingkup mikro terdapat rantai relasi di mana supplier,perusahaan, konsumen, karyawan saling berhubungan kegiatan bisnis yang akan berpengaruh pada Iingkup makro. Tiap mata rantai penting dampaknya untuk selalu menjaga etika, sehingga kepercayaan yang mendasari hubungan bisnis dapat terjaga dengan baik. Standar moral merupakan tolok ukur etika bisnis. Dimensi etik merupakan dasar kajian dalam pengambilan keputusan. Etika bisnis cenderung berfokus pada etika terapan daripada etika normatif. Dua prinsip yang menjadi acuan dimensi etik dalam pengambilan keputusan, yaitu:
  • 12. 1. Prinsip konsekuensi (Principle of Consequentialist) adalah konsep etika yang berfokus pada konsekuensi pengambilan keputusan. Artinya keputusan dinilai etik atau tidak berdasarkan konsekuensi (dampak) keputusan tersebut 2. Prinsip tidak konsekuensi (Principle of Nonconsequentialist) adalah terdiri dari rangkaian peraturan yang digunakan sebagai petunjuk/panduan pengambilan keputusan etik dan berdasarkan alasan bukan akibat, antara lain: a) Prinsip Hak, yaitu menjamin hak asasi manusia yang berhubungan dengan kewajiban untuk tidak saling melanggar hak orang lain b) Prinsip Keadilan, yaitu keadilan yang biasanya terkait dengan isu hak, kejujuran dan kesamaan. Prinsip keadilan dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu:  Keadilan distributive, yaitu keadilan yang sifatnya menyeimbangkan alokasi benefit dan beban antar anggota kelompok sesuai dengan kontribusi tenaga dan pikirannya terhadap benefit. Benefit terdiri dari pendapatan, pekerjaan, kesejahteraan, pendidikan dan waktu luang. Beban terdiri dari tugas kerja, pajak dan kewajiban social.  Keadilan retributive, yaitu keadilan yang terkait dengan retribution (ganti rugi) dan hukuman atas kesalahan tindakan. Seseorang bertanggungjawab atas konsekuensi negatif atas tindakan yang dilakukan kecuali tindakan tersebut dilakukan atas paksaan pihak lain.  Keadilan kompensatoris, yaitu keadilan yang terkait dengan kompensasi bagi pihak yang dirugikan. Kompensasi yang diterima dapat berupa perlakuan medis, pelayanan dan barang penebus kerugian. Masalah terjadi apabila kompensasi tidak dapat menebus kerugian, misalnya kehilangan nyawa manusia. Apabila moral merupakan suatu pendorong orang untuk melakukan kebaikan, maka etika bertindak sebagai rambu-rambu (sign) yang merupakan kesepakatan secara rela dari semua anggota suatu kelompok. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika (patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatan bisnis yang seimbang, selaras, dan serasi. Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji (good conduct) yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Karena itu diperlukan pemahaman pula akan berbagai contoh kasus etika bisnis yang lebih luas.
  • 13. III. METODE PENELITIAN Dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan studi literature yang berkaitan dengan etika bisnis, Informasi didapatkan dari artikel, modul dan internet . Disamping itu berdasarkan pengalaman empiris serta pengamatan langsung pada objek penelitian pada PT. Krakatatau Steel (Persero) Tbk. Menurut Sugiyono metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Teknik pengumpulan data dengan cara ini dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang memiliki kompetensi dan relevan dengan penelitian, sedangkan sumber data sekunder didapatkan dari literatur berupa buku-buku, artikel maupun jurnal-jurnal yang mempunyai hubungan dengan masalah dan objek penelitian. IV. HASIL DAN DISKUSI PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. menerapkan etika perilaku dalam bersikap/berinteraksi dan bertindak bila berhubungan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan Perseroan (Stakeholders). A. Etika Perusahaan dengan Karyawan Karyawan mempunyai peranan yang sangat penting bagi Perseroan, sehingga dalam hubungan kerja perlu diperhatikan komitmen sebagai berikut: DO 1. Tunduk kepada peraturan perundang-undangan, Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dan ketentuan lainnya yang berlaku di Perseroan. 2. Menghormati Hak Azasi Manusia, Hak Profesional serta hak dan kewajiban karyawan dalam bidang ketenagakerjaan. 3. Memberikan kesempatan yang sama kepada karyawan untuk mendapatkan promosi, mutasi, maupun penghargaan tanpa membedakan gender, suku, ras, agama, alumni, kedekatan emosional, dan antar golongan bila memiliki kompetensi yang tepat dan memiliki rekam jejak kinerja yang positif. 4. Memperlakukan Karyawan sebagai modal utama, karena itu perlu dihargai dan ditingkatkan kompetensinya dan kesempatan berkembang selaras dengan tujuan Perseroan. 5. Membangun situasi kerja untuk mendukung disiplin, kerjasama, saling menghargai dan Keterbukaan. 6. Memberi sanksi tegas kepada karyawan yang melanggar peraturan perundang-undangan, Perjanjian Kerja Bersama dan/atau peraturan lain yang berlaku di Perseroan. DON’T
  • 14. 1. Menciptakan iklim kerja yang tidak kondusif dan saling menyalahkan antara sesama karyawan. 2. Mengabaikan hak-hak karyawan. 3. Membiarkan terjadinya penyimpangan yang dilakukan oleh karyawan. 4. Menerapkan kebijakan yang berbeda (standard ganda/diskriminatif) untuk kondisi yang sama pada masing-masing level Karyawan. B. Etika Perusahaan dengan Serikat Karyawan Perseroan dalam berinteraksi dengan Serikat Karyawan berkomitmen sebagai berikut: DO 1. Perseroan mengakui bahwa Serikat Karyawan merupakan badan resmi organisasi di luar kedinasan yang sah dalam Perseroan yang dapat bertindak untuk dan atas nama seluruh anggotanya yang bekerja pada Perseroan. 2. Menjalin kemitraan strategis dan saling menguntungkan serta berupaya mewujudkan terciptanya sinergi dalam rangka meningkatkan kinerja Perusahaan. 3. Perseroan dan Serikat Karyawan akan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menyelesaikan segala perselisihan hubungan industrial yang timbul dengan jalan musyawarah untuk mufakat. 4. Menjalin hubungan kerja yang baik, santun, dan bermartabat untuk mengantisipasi dan menyelesaikan suatu permasalahan, sehingga dapat menjamin ketenangan kerja dalam lingkungan Perseroan. 5. Perseroan dan Serikat Karyawan membuat Perjanjian Kerja Bersama (PKB) untuk menjamin terlaksananya kerja sama yang baik antara kedua belah pihak sesuai dengan aspirasi Karyawan. DON’T 1. Menghalang-halangi atau memaksa Karyawan untuk membentuk atau tidak membentuk, menjadi pengurus atau tidak menjadi pengurus, menjadi anggota atau tidak menjadi anggota dan/atau menjalankan atau tidak menjalankan kegiatan Serikat Karyawan, sepanjang hal-hal yang dilarang tersebut merupakan ketentuan yang tidak bertentangan dengan norma hukum, agama, maupun kesusilaan. 2. Melakukan hal-hal sebagai berikut kepada pengurus Serikat Karyawan; a. Memberikan tekanan b. Memberi perlakuan diskriminatif c. Menghambat karir di Perseroan.
  • 15. C. Etika Perusahaan dengan Anak Perusahaan/Perusahaan Patungan Hubungan dengan Anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan dilaksanakan dalam rangka membangun sinergi dan citra yang lebih baik serta dapat meningkatkan kinerja Perseroan, dengan memperhatikan komitmen sebagai berikut: DO 1. Mengutamakan sinergi dengan Anak Perusahaan serta group dalam melakukan bisnis dengan tetap berpedoman pada produktivitas, kualitas, biaya, waktu pengiriman, keselamatan, moral. 2. Mendorong Anak Perusahaan serta group untuk dapat secara independen tumbuh sebagai pebisnis yang kuat di dalam maupun di luar group. 3. Anak Perusahaan dan group berhak menjadi pemasok dan konsumen Perseroan dengan mengikuti proses pengadaan maupun penjualan sesuai ketentuan yang berlaku di Perseroan. 4. Dalam hal akan melakukan kegiatan bisnis/transaksi dengan Anak Perusahaan/Group terlebih dahulu harus membuat analisa risiko dan setiap kesepakatan harus dituangkan dalam suatu dokumen tertulis yang disusun berdasarkan itikad baik saling berimbang dan saling menguntungkan, melalui unit kerja yang kompeten. 5. Memenuhi komitmen sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat. 6. Transaksi antara Perseroan dengan Anak Perusahaan dan atau Perusahaan Patungan atau antar Anak Perusahaan, dilakukan dengan prinsip sinergi dengan mengutamakan kepentingan Perseroan sebagai Induk Perusahaan. DON’T 1. Dewan Komisaris, Direksi Perseroan serta Direksi Anak Perusahaan/Group menjabat pada posisi jabatan di Perseroan lain yang menimbulkan benturan kepentingan dengan jabatannya di Perseroan. 2. Melakukan bisnis yang bertentangan dengan Tata Nilai Perusahaan. D. Etika Perusahaan dengan Pemasok Perseroan dalam berinteraksi dengan pemasok berkomitmen: DO 1. Saling menghormati dan menjunjung tinggi kejujuran. 2. Mengutamakan penggunaan produksi dalam negeri, dengan mempertimbangkan produktivitas, kualitas, biaya, waktu pengiriman, keselamatan, moral dan pemasok dari BUMN, Anak Perusahaan/Group dan pengusaha lokal. 3. Pengadaan barang dan jasa didasarkan pada tata cara pengadaan yang diatur dalam prosedur yang ditetapkan Perseroan dengan semangat kompetisi.
  • 16. 4. Setiap pemasok berhak menjadi rekanan Perseroan dan harus menyediakan barang dan jasa dengan kualitas yang baik seluruhnya dengan harga yang kompetitif. 5. Memberikan perlakuan yang sama kepada semua pemasok yang mengikuti proses pengadaan di Perseroan. 6. Menyeleksi pemasok secara ketat dan akan mendiskualifikasikan, memasukkan ke daftar hitam, mengakhiri kerjasama atau langkah hukum apapun kepada pemasok yang melakukan pelanggaran ketentuan yang berlaku di Perseroan dan/atau panduan etika ini dan/atau ketika hubungan bisnis ini menimbulkan bahaya kepada masyarakat atau lingkungan. 7. Antusias dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang timbul dengan pemasok dengan prinsip “fairness” , sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi Perseroan. 8. Dalam hal akan melakukan kegiatan bisnis/transaksi dengan pemasok terlebih dahulu harus membuat analisa risiko dan setiap kesepakatan harus dituangkan dalam suatu 9. dokumen tertulis yang disusun berdasarkan itikad baik dan saling menguntungkan, melalui unit kerja yang kompeten. 10. Memenuhi komitmen sesuai dengan kesepakatan yang dibuat. 11. Mendorong pemasok lokal untuk dapat secara independen tumbuh sebagai pebisnis yang kuat. 12. Perseroan dapat mengakhiri hubungan bisnis ketika kepentingan tidak dipenuhi, bertentangan dengan hukum, atau ketika hubungan ini menimbulkan bahaya kepada masyarakat atau lingkungan. DON’T 1. Dewan Komisaris, Direksi, Karyawan, dan keluarganya (suami/istri/anak) menjadi Pemasok baik langsung maupun tidak langsung sehingga memiliki benturan kepentingan dengan bisnis Perseroan. 2. Dalam proses pengadaan, Perseroan mengikutsertakan pemasok yang mempunyai hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan dengan garis vertikal dan/atau horizontal. 3. Dewan Komisaris, Direksi, Karyawan, dan keluarganya (suami/istri/anak) Perseroan ikut serta dalam kepemilikan atau penguasaan saham, atau manajemen pada badan hukum yang bertindak selaku pemasok dalam berbagai tindakannya. 4. Menginformasikan kepada pemasok segala rahasia Perseroan termasuk tapi tidak terbatas pada hal-hal yang terkait dengan barang/jasa yang akan diadakan sebelum proses pengadaan dilakukan, kecuali atas persetujuan Direksi. 5. Melakukan bisnis yang bertentangan dengan Tata Nilai Perusahaan. E. Etika Perusahaan dengan Konsumen Perseroan dalam berinteraksi dengan konsumen berkomitmen: DO 1. Menghormati hak-hak dan kepentingan konsumen.
  • 17. 2. Memberikan informasi yang benar dan jelas yang berkaitan dengan karakteristik produk dan jasa. 3. Memenuhi komitmen kepada konsumen dari segi kualitas, harga, waktu pengiriman, layanan purna jual, keselamatan maupun jaminan produk sesuai dengan standar yang berlaku. 4. Memberikan layanan responsif, mudah, ramah & cepat baik pra maupun purna jual kepada konsumen tanpa membedakan konsumen yang satu dan konsumen yang lainnya. 5. Menjaga kerahasiaan informasi mengenai konsumen kepada pihak lain yang bisa merugikan Perseroan ataupun konsumen yang bersangkutan. 6. Antusias dalan menyelesaikan setiap permasalahan yang timbul dengan konsumen dengan prinsip “fairness”, secara musyawarah, namun Perseroan akan melakukan langkah hukum dan/atau memasukkan ke daftar hitam untuk konsumen yang melanggar ketentuan, perjanjian & panduan Etika Bisnis & Etika Kerja ini, sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi Perseroan. 7. Praktek-praktek komersial beberapa Perusahaan asing mungkin menggunakan jasa pihak ketiga untuk mewakili kepentingan Perusahaan tersebut. Perseroan harus berhati-hati dalam hubungan bisnis tersebut guna menghindari bahaya risiko hukum yang timbul dikemudian hari bagi Perseroan. 8. Dalam hal akan melakukan kegiatan bisnis/transaksi dengan konsumen terlebih dahulu harus membuat analisa risiko dan setiap kesepakatan harus dituangkan dalam suatu dokumen tertulis yang disusun berdasarkan itikad baik dan saling menguntungkan, melalui unit kerja yang kompeten. DON’T 1. Dewan Komisaris, Direksi, Karyawan, dan keluarganya (suami/istri/anak) menjadi agen dari konsumen baik langsung maupun tidak langsung sehingga memiliki benturan kepentingan dengan bisnis Perseroan. 2. Melakukan bisnis yang bertentangan dengan Tata Nilai Perusahaan. 3. Mengabaikan hak konsumen. 4. Menunjukkan ketidakpedulian terhadap konsumen.
  • 18. V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Di dalam persaingan dunia usaha yang sangat ketat ini, etika bisnis merupakan sebuah harga mati, yang tidak dapat ditawar lagi. Dalam zaman keterbukaan dan luasnya informasi saat ini, baik-buruknya sebuah dunia usaha dapat tersebar dengan cepat dan luas. Memposisikan karyawan, konsumen, pemasok, pemodal dan masyarakat umum secara etis dan jujur adalah satu- satunya cara supaya dapat bertahan di dalam dunia bisnis saat ini. Ketatnya persaingan bisnis menyebabkan beberapa pelaku bisnisnya kurang memperhatikan etika dalam bisnis. Etika bisnis mempengaruhi tingkat kepercayaan atau trust dari masing-masing elemen dalam lingkaran bisnis. Pemasok (supplier),perusahaan, dan konsumen, adalah elemen yang saling mempengaruhi. Masing-masing elemen tersebut harus menjaga etika, sehingga kepercayaan yang menjadi prinsip kerja dapat terjaga dengan baik. Etika berbisnis ini bisa dilakukan dalam segala aspek. Saling menjaga kepercayaan dalam kerjasama akan berpengaruh besar terhadap reputasi perusahaan tersebut, baik dalam lingkup mikro maupun makro. Tentunya ini tidak akan memberikan keuntungan segera, namun ini adalah wujud investasi jangka panjang bagi seluruh elemen dalam lingkaran bisnis. Oleh karena itu, etika dalam berbisnis sangatlah penting. B. Saran Perlu adanya sadar diri didalam hati para pegawai didalam perusahaan yang ingin menerapkan etika didalam bisnis agar tidak adanya kecurangan atau kebohongan yang terjadi pada perusahaan itu nantinya dan perlu diterapkannya sanksi atau hukuman yang berat apabila ada salah satu pegawai yang melanggarnya, sehingga etika di dalam bisnis pun dapat berjalan dengan baik dan lancer di perusahaan tersebut.
  • 19. Daftar Pustaka • http://www.ayoksinau.com/cara-cara-mempertahankan-standar-etika-bisnis-berwirausaha- tanggung-jawab-perusahaan-terhadap-para-pemangku-kepentingan-dan-faedah-etika- bisnis-bagi-perusahaan-lengkap/ diakses pada 17 Oktober 2017 jam 19.00 wib • https://id.wikipedia.org/wiki/Etika_bisnis diakses pada 17 Oktober 2017 jam 19.00 wib • http://www.bisnisrumahanpemula.com/pengertian-etika-bisnis/ diakses pada 17 Oktober 2017 jam 19.00 wib • https://aldiirwinsyah.wordpress.com/2013/01/21/etika-bisnis-yang-harus-dimiliki- perusahaan/ diakses pada 17 Oktober 2017 jam 19.00 wib • Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. http://www.krakatausteel.com/pdf/Pedoman%20Etika%20Bisnis%20&%20Etika%20Kerja %202016%20Final%20untuk%20web.pdf diakses pada 17 Oktober 2017 jam 19.00 wib