1) Dokumen tersebut membahas tentang etika bisnis dan tata kelola perusahaan yang baik, dengan menjelaskan tiga aspek utama bisnis, yaitu ekonomis, moral, dan hukum. 2) Selanjutnya membahas konsep etika pribadi dan bisnis, serta prinsip-prinsip etika bisnis seperti kejujuran dan integritas. 3) Kode etik perusahaan juga dijelaskan manfaat dan tujuannya.
1. Bussiness Ethic & Good Governance
Forum & Kuis 1
Disusun Oleh
55118110042 Fatinah Ghiyats
Dosen Pengampu
Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS MERCU BUANA 2018
2. Tiga aspek pokok dari bisnis
Sebelum kita membahas konsep etika dalam
bisnis, terlebih dahulu kita perlu memahami
tiga aspek pokok dalam bisnis diantaranya:
Sudut Pandang Ekonomis
Dalam sudut pandang ekonomis, bisnis
merupakan kegiatan ekonomis, dimana terjadi
proses tukar menukar, jual-beli, memproduksi-
memasarkan, bekerja-memperkerjakan dan
interaksi manusia lainnya, dengan tujuannya
memperoleh keuntungan. Dalam fungsi
manajemen produksi, bisnis yang baik adalah
bisnis yang dapat mempertahankan produktivitas
perusahaan.
A. Etika Pribadi dan Etika Bisnis
3. Sudut Pandang Moral
Dalam sudut pandang moral, bisnis yang
baik adalah bisnis yang baik secara moral.
Perilaku yang baik dalam konteks moral adalah
perilaku yang sesuai dengan norma norma moral,
sedangkan perilaku yang buruk adalah perilaku
yang bertentangan
dengan atau menyimpang dari
norma moral.
Sudut Pandang Hukum
Bisnis tidak terlepas dari hukum “ hukum
dagang” atau “ hukum bisnis”. Dalam sudut
pandang normative, hukum menetapkan apa
yang harus dilakukan dan yang tidak boleh
dilakukan pada aktivitas bisnis. Disini, hukum
lebih jelas dan pasti, karena tertulis dan ada
sangsi tertentu bila terjadi pelanggaran. Dari
sudut pandang hukum, bisnis yang baik adalah
bisnis yang patuh pada hukum.
4. Untuk menentukan baik tidaknya bisnis dari
sudut pandang moral, perlu adanya tolak ukur
dalam menentukan baik buruknya suatu
perbuatan dan tingkah laku di setiap aktivitas
bisnis, diantaranya: hati nurani, kaidah emas dan
penilaian masyarakat umum. Penjelasannya
sebagai berikut:
1) Hati nurani
Suatu perbuatan dan tingkah laku yang baik, jika
dilakukan sesuai dengan hati nurani, begitu juga
sebaliknya.
2) Kaidah Emas
Menurut kaidah emas, perilaku yang baik adalah
memperlakukan orang lain sebagaimana kita
sendiri ingin diperlakukan.
Dari hasil catatan di atas dapat disimpulkan
bahwa bisnis dikatakan baik (good business) jika
tidak bertentangan dengan sudut pandang etika
5. dan hukum.
Contoh-contoh etika dalam kehidupan sehari-
hari,yaitu :
1. Jujur tidak berbohong.
2. Bersikap Dewasa tidak kekanak-kanakan.
3. Lapang dada dalam berkomunikasi.
4. Menggunakan panggilan / sebutan orang yang
baik.
5. Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan
efisie.
6. Tidak mudah emosi / emosional.
7. Berinisiatif sebagai pembuka dialog.
8. Berbahasa yang baik, ramah dan sopan.
9. Menggunakan pakaian yang pantas sesuai
keadaan.
10. Bertingkah laku yang baik.
Ada 3 jenis masalah yang dihadapi dalam Etika
yaitu
6. 1. Sistematik
Masalah-masalah sistematik dalam etika bisnis
pertanyaan-pertanyaan etis yang muncul
mengenai sistem ekonomi, politik, hukum, dan
sistem sosial lainnya dimana bisnis beroperasi.
2. Korporasi
Permasalahan korporasi dalam perusahaan bisnis
adalah pertanyaan-pertanyaan yang dalam
perusahaan-perusahaan tertentu. Permasalahan
ini mencakup pertanyaan tentang moralitas
aktivitas, kebijakan, praktik dan struktur
organisasional perusahaan individual sebagai
keseluruhan.
3. Individu
Permasalahan individual dalam etika bisnis
adalah pertanyaan yang muncul seputar individu
tertentu dalam perusahaan. Masalah ini termasuk
pertanyaan tentang moralitas keputusan,
tindakan dan karakter individual.
7. Etika bisnis
Arti etika dapat dibedakan dari sisi
praktis dan refleksi. Etika sebagai praktis yaitu
sejauhmana nilai-nilai dan norma-norma moral
diterapkan dan dilaksanakan dalam berbagai
aktivitas dan kegiatan sehari hari. Atau dapat
juga di artikan sebagai apa yang dilakukan sesuai
dengan nilai dan moral. Etika sebagai praktis
berarti moral atau moralitas: apa yang harus
dilakukan, tidak boleh dilakukan , pantas
dilakukan dan sebagainya. Etika sebagai refleksi
adalah pemikiran moral, dimana kita berfikir
tentang apa yang dilakukan lebih spesifik yang
harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
Etika sebagai refleksi menyoroti dan menilai
baik buruknya perilaku orang.
Menurut Kirk O. Hanson , seorang ahli etika
terkenal yang juga merangkap sebagai Direktur
Eksekutif Markkula Center for Applied Ethics,
8. menyatakan bahwa pengertian etika bisnis
adalah studi tentang standar perilaku bisnis yang
mendorong kesejahteraan manusia dan
kebaikan.
Selain itu, arti etika bisnis adalah sistem
kepercayaan moral dan etika yang mengarahkan
nilai-nilai, perilaku dan keputusan perusahaan
dan individu dalam perusahaan itu sendiri.
Etika bisnis sendiri dapat diwujudkan baik
sebagai standar moral yang tertulis maupun
tidak tertulis yang penting bagi kegiatan dan
masa depan sebuah organisasi bisnis. Standar
etika bisnis ini dapat berbeda antara perusahaan
satu dengan perusahaan lain karena perbedaan
budaya, struktur operasional serta orientasi
strategis.
9. Tujuan dari bisnis adalah menghasilkan uang
dan etika bisnis memberikan batasan-batasan
untuk mencapai tujuan itu.
Hal ini dikarenakan banyak pebisnis yang suka
bekerja sama dengan perusahaan yang memiliki
etika bisnis yang baik sehingga mereka dapat
mempercayainya.Sehingga hal tersebut dapat
memberikan manfaat kepada pada perusahaan
untuk jangka waktu yang panjang dari perilaku
etis mereka.
Dengan demikian dengan etika bisnis,
perusahaan bisa membangun kepercayaan dan
kredibilitas perusahaan dengan baik.Dengan
etika bisnis yang baik maka perusahaan tidak
mungkin merugikan bisnis lainnya, tidak
melanggar hukum yang berlaku dan dan selalu
menjaga jalannya bisnis dalam kondisi yang
kondusif.
10. Tujuan etika bisnis secara umum adalah:
• Untuk mendapatkan konsep yang sama
mengenai penilaian baik dan buruknya perilaku
atau tindakan manusia dalam ruang dan waktu
tertentu.
• Mengarahkan perkembangan masyarakat
menuju ke arah suasana yang harmonis, tertib,
teratur, damai dan sejahtera.
• Mengarahkan orang-orang untuk bersikap kritis
dan rasional untuk mengambil keputusan secara
otonom. prinsip-prinsip etika bisnis adalah
standar umum untuk menentukan benar atau
salah terhadap perilaku perusahaan atau
individu.
Dengan prinsip-prinsip etika bisnis ini dapat
memberikan panduan untuk membuat keputusan
tapi juga mereka dapat menetapkan kriteria
11. tertentu sehingga keputusan tersebut dapat
dinilai oleh orang lain.
Berikut adalah beberapa prinsip etika bisnis :
1. Kejujuran
Salah satu kunci keberhasilan dan landasan
kepercayaan dalam bisnis adalah prinsip
kejujuran.Kejujuran merupakan prinsip paling
penting dalam etika bisnis karena dengan
kejujuran dapat membantu kesuksesan dalam
bisnis.Prinsip kejujuran merupakan pertanda
kepatuhan untuk melaksanakan komitmen serta
pekerjaan yang telah disepakati.
2. Integritas
Untuk mendapatkan kepercayaan dari orang lain
adalah dengan memiliki dan mempertahankan
integritas pribadi.Integritas merupakan karakter
12. yang baik yang ditunjukkan dengan sinerginya
antara pikiran, perkataan dan tindakan.
Untuk mempertahankan nilai integritas
dibutuhkan keberanian dan kekuatan untuk batin
untuk melakukan hal yang benar walau
dihadapkan dengan nominal yang lebih besar.
Pada dasarnya prinsip ini mengajarkan agar
pelaku bisnis dapat menjalankan usaha mereka
dengan tetap menjaga reputasi perusahaan.
3. Komitmen
Prinsip etika bisnis agar anda dapat dipercaya
adalah mereka akan berkomitmen untuk
memenuhi tanggung jawab serta tugas
mereka.Mereka tidak akan pernah menafsirkan
semua komitmen mereka dengan secara tidak
wajar untuk merasionalkan ketidakpatuhan atau
menciptakan alasan untuk melepas komitmen
mereka.
13. 5. Loyalitas
Dengan menunjukkan kesetiaan dan pengabdian
kepada individu atau lembaga walau dalam
kondisi yang sulit akan membuat anda pantas
untuk dipercaya.Mereka tidak akan
memanfaatkan atau mengungkapkan segala
informasi yang rahasia demi keuntungan pribadi.
Dengan prinsip loyalitas, mereka akan setia
kepada perusahaan atau kolega serta bekerja
secara profesional dan independen untuk
menghindari konflik kepentingan.
6. Keadilan
Hal tersulit dalam menjalankan bisnis adalah
bersikap adil karena kita akan sering terbentur
dengan pilihan yang tidak adil namun berpotensi
lebih menguntungkan. Dalam prinsip etika
bisnis hal ini tergolong sangat tidak etis dan
14. tidak adil walaupun dapat memberikan peluang
untuk kemajuan dan keuntungan.
Dalam prinsip ini anda harus membuat semua
orang peduli dengan prinsip keadilan dan juga
memastikan bahwa perusahaan anda melakukan
hal yang benar.
7. Kepedulian
Peduli terhadap orang lain merupakan hal yang
sangat penting dalam etika bahkan dalam sebuah
bisnis.Ketika berbicara tentang etika dalam
perusahaan maka kepedulian ini dapat
mencakup kepada kepedulian terhadap
karyawan, pelanggan dan juga mitra bisnis.
Apabila ditemukan praktik-praktik yang dapat
berpotensi merugikan karyawan, pelanggan atau
mitra bisnis maka praktik ini dapat dikatakan
sebagai praktik yang tidak etis.
15. Kode etik perusahaan
Sebelum kita mengupas dan membahas
mengenai kode etik perusahaan, terlebih dahulu
kita memahami istilah umum yaitu ethics
statements diantaranya:
1) Pertama, value statements atau pernyataan nilai.
Banyak pernyataan nilai menegaskan bahwa
perusahaan ingin beroperasi secara etis serta fair
dan menggaris bawwahi pentingnya integritas,
teamwork, kredibilitas, dan keterbukaan dalam
komunikasi.
2) Kedua, Corporate Credo atau kredo perusahaan
Biasanya merumuskan tanggung jawab
perusahaan terhadap para stakeholder, khususnya
konsumen, karyawan, pemilik saham,
masyarakat umum dan lingkungan hidup
3) Kode etik
Kode etik ini menyangkut kebijakan etis
16. perusahaan berhubungan dengan kesulitas yang
bisa timbul (dan mungkin dimasa lampau pernah
timbul.
Manfaat kode etik perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Dapat meningkatkan kredibilitas suatu
perusahaan, karena etika telah dijadikan sebagai
corporate culture
2. Dapat membantu dalam menghilangkan grey
area
3. Kode etik dapat menjelaskan bagaimana
perusahaan menilai tanggung jawab sosialnya.
4. Kode etik menyediakan bagi perusahaan dalam
dunia bisnis untuk mengatur dirinya sendiri,
dengan demikian Negara tidak perlu ikut campur
tangan.
Etika dan moral haruslah menjadi sebuah
prilaku, karakter, pilihan hidup dan kepribadian
B. Moral dan Hukum
17. yang dapat diperlihatan dalam keseharian
dilingkungan kerja. Praktek moralitas dan etika
akan memperkuat integritas pribadi di tempat
kerja, untuk memahami apa yang baik dan apa
yang buruk dalam suatu presepsi. Standar moral
dalam perilaku biasanya tidak tertulis,
merupakan hasil akhir dari pikiran positif
terhadap etos kerja itu mengacu pada moralitas
ditempat kerja. Sedangkan etika adalah yang
mengacu pada standar berprilaku ditempat kerja
merupakan pedoma yang formal, baik etika
ataupun moralitas memerlukan intergritas
pribadi yang tinggi untuk menjalanya dengan
sempurna. Hubungan kerja yang harmonis selalu
di landasi oleh sikap moralitas dan etika yang
juga menjadi kekuatan untuk membangun
keyakikan dalam menyelesaikan sebuah konflik
adalah suatu perkerjaan. Perosoalan dapat
diselesaikan dengan hati nurani, menggnakan
moralitas dan etika akan menghasilkan
18. pemikiran dengan akan yang paling sehat dan
menggunakan kejujuran. Moralitas dan etika
merupakan fitur penting untuk bertindak bagai
keryawan, pimpinan, dan setiap steakholder
ditempat kerja dalam mengedepankan keadilan,
terbuka dan penuh dengan tanggung jawab.
Menurut Chaplin (2001), moral adalah hal
yang menyinggung akhlak, tingkah laku yang
susila, ciri-ciri khas seseorang dengan perilaku
pantas dan baik, menyinggung hukum, adat
istiadat, kebiasaan yang mengatur tingkah laku.
Menurut Poespoprodjo (2009), ada tiga faktor
penentu moralitas, pertama perbuatan sendiri,
yang dikehendaki individu memandangnya tidak
dalam tertib fisik tetapi dalam tertib moral.
Kedua, motif yang dimiliki individu dalam
pikiran ketika melakukan suatu perbuatan secara
sadar dilakukan sendiri untuk dicapai dengan
perbuatan sendiri, dan ketiga, keadaan, segala
yang terjadi pada suatu peristiwa atau perbuatan.
19. Berdasarkan penelusuran peneliti melalui media
massa, didapatkan beberapa fenomena remaja
cenderung melakukan tindakan amoral. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2009) amoral
diartikan sebagai tidak bermoral atau tidak
berakhlak.
Bagaimana orang berprilaku dan
menggambarkan standar moral yang diinginkan
perusahaan dengan menggunkan pedoma etik
perusahan yang harus di ikuti oleh semua orang
yang ada diperusahan tersebut. Memiliki
keyakinan terhadap nilai-nilai, norma dan
prinsip moral yang ada di dalam pedoma etik
peusahan harus dijlankan bukannya karyawan
saja tapi seorang pimpinan juga. Etika kerja dan
etika bisnis harus mampu menajadi dasar terbaik
untuk memperlihatkan moralitas yang
berkualitas dalam bekerja, meupakan alat yang
mampu untuk memperlihatkan perilaku yang
bermoral di tempat kerja. Seseorang dapat
20. menjadi pribadi yang tidak jujur jika tidak
memiliki moralitas ditempat kerja, dan
mengabaikan misi atau pun visi yang telah ada
seingga akan menyebabkan perusahan tidak
berjalan dengan efektif dan citra atau pun
performa perusahan akan merosot.
Moral awareness didefinisikan sebagai
derajat dimana seseorang mengenali aspek-
aspek situasi yang dapat dikategorikan sebagai
moral yang salah dan merugikan bagi orang lain,
sekelompok orang, atau masyarakat lebih luas
(VanSandt et al. 2006) . Moral awareness di sini
didefinisikan dalam bentuk derajat, bukan
sebagai sesuatu yang ada atau tiada. Definisi
tersebut merujuk pada definisi dari Blum (1991)
yang membahas moral sebagai suatu proses.
Moralitas individu akan dijelaskan dalam level
penalaran moral individu, serta akan
berpengaruh pada perilaku etis mereka
(Puspasari, 2012).
21. Moral Dalam Bisnis
Berbicara tentang moral sangat erat
kaitannya dengan agama dan kebudayaan.
Dalam kehidupan sehari – hari, moral moral
digunakan sebagai alat untuk mendorong
melakukan kebaikan dalam berprilaku.
Begitu juga halnya dalam dunia bisnis. Sebagai
bagian dari aktifitas , tentunya moral sangat
dibutuhkan dalam berbisnis. Moral yang baik
dalam berbisnis tentunya juga akan memberikan
dampak yang baik untuk perkembangan bisnis
tersebut serta dapat menjalin relasi yang baik
juga. Moral lahir dari orang yang memiliki dan
mengetahui ajaran agama dan budaya. Agama
telah mengatur seseorang dalam melakukan
hubungan dengan orang sehingga dapat
dinyatakan bahwa orang yang mendasarkan
bisnisnya pada agama akan memiliki moral yang
terpuji dalam melakukan bisnis. Berdasarkan ini
22. sebenarnya moral dalam berbisnis tidak akan
bisa ditentukan dalam bentuk suatu peraturan
(rule) yang ditetapkan oleh pihak-pihak tertentu.
Moral harus tumbuh dari diri seseorang dengan
pengetahuan ajaran agama yang dianut budaya
dan dimiliki harus mampu diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Aplikasi moral dalam
kehidupan sehari – hari misalnya adalah
kejujuran. Apabila sebuah bisnis dilandasi
dengan kejujuran dalam setiap transaksi dan
pengambilan keputusan,maka akan memberikan
kepuasan bagi kedua pihak yang saling terkait.
HUKUM BISNIS
Beberapa Ahli telah memberikan
pendapat mereka mengenai pengerian hukum.
Melalui sumber
(http://www.seputarpengetahuan.com/2015/02/2
0-pengertian-hukum menurutpara-ahli.html)
berikut adalah beberapa pendapat hukum yang
23. dapat kami tuliskan:
Plato: Hukum adalah seperangkat peraturan-
peraturan yang tersusun dengan baik -baik
dan teratur dan bersifat mengikat hakim dan
masyarakat
Immanuel Kant: Hukum adalah segala
keseluruhan syarat dimana seseorang memiliki
kehendak bebas dari orang yang satu dapat
menyesuaikan diri dengan kehendak bebas dari
orang lain dan menuruti peraturan hukum
tentang kemerdekaan.
Achmad Ali: Hukum merupakan
seperangkat norma mengenai apa yang benar
dan salah, yang dibuat dan diakui eksistensinya
oleh pemerintah, baik yang tertuang dalam
aturan tertulis maupun yang tidak, terikat
dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
secara menyeluruh, dan dengan ancaman sanksi
bagi pelanggar aturan norma itu.
24. Hukum terbentuk untuk mewujudkan tatanan
masyarakat yang tertib dan adil. Agar tujuan
hukum dapat tercipta maka hukum yang
terbentuk seharusnya dapat memenuhi
fungsinya sebagai pedoman atau pengarahan,
pengawasan atau pengendalian sosial (social
control), penyelesaian sengketa (dispute
settlement) dan rekayasa sosial (social
engineering).
Berikut adalah beberapa bentuk pengelompokan
hukum:
1)Menurut sumbernya :
a.Hukum undang-undang, yaitu hukum
yang tercantum dalam peraturan
perundangan.
b.Hukum adat, yaitu hukum yang terletak dalam
peraturan-peraturan kebiasaan.
c.Hukum traktat, yaitu hukum yang ditetapkan
oleh Negara-negara suatu dalam perjanjian
Negara.
25. d.Hukum jurisprudensi, yaitu hukum yang
terbentuk karena putusan hakim.
e.Hukum doktrin, yaitu hukum yang
terbentuk dari pendapat seseorang atau
beberapa orang sarjana hukum yang terkenal
dalam ilmu pengetahuan hukum.
2)Menurut bentuknya :
a.Hukum tertulis, yaituhukum yang dicantumkan
pada berbagai perundangan
b.Hukum tidak tertulis (hukum kebiasaan),
yaitu hukum yang masih hidup dalam
keyakinan masyarakat, tapi tidak tertulis,
namun berlakunya ditaati seperti suatu
peraturan perundangan.
3)Menurut tempat berlakunya:
a.Hukum nasional, yaitu hukum yang berlaku
dalam suatu Negara.
b.Hukum internasional, yaitu yang mengatur
hubungan hubungan hokum dalam dunia
internasional.
26. 4)Menurut waktu berlakunya :
a.Ius constitutum (hukum positif), yaitu
hukum yang berlaku sekarang bagi suatu
masyarakat tertentu dalam suatu daerah tertentu.
b.Ius constituendum, yaitu hukum yang
diharapkan berlaku pada masa yang akan
datang.
c.Hukum asasi (hukum alam), yaitu hukum
yang berlaku dimana-mana dalam segala
waktu dan untuk segala bangsa di dunia.
5)Menurut cara mempertahankannya :
a.Hukum material, yaitu hukum yang
memuat peraturan yang mengatur
kepentingan dan hubungan yang berwujud
perintah-perintah dan larangan.
b.Hukum formal, yaitu hukum yang memuat
peraturan yang mengatur tentang bagaimana
cara melaksanakan hukum material
6)Menurut sifatnya :
a.Hukum yang memaksa, yaitu hukum yang
27. dalam keadaan bagaimanapun mempunyai
paksaan mutlak.
b.Hukum yang mengatur, yaitu hukum yang
dapat dikesampingkan apabila pihak-pihak yang
bersangkutan telah membuat peraturan sendiri.
7)Menurut wujudnya :
a.Hukum obyektif, yaitu hukum dalam suatu
Negara berlaku umum.
b.Hukum subyektif, yaitu hukum yang timbul
dari hukum obyektif dan berlaku pada orang
tertentu atau lebih. Disebut juga hak.
8)Menurut isinya :
a.Hukum privat, yaitu hukum yang mengatur
hubungan antara orang yang satu dengan yang
lain dengan menitik beratkan pada kepentingan
perseorangan.
b.Hukum publik, yaitu hukum yang mengatur
hubungan antara Negara dengan alat
kelengkapannya ata hubungan antara Negara
dengan warganegara.
28. Pelaku bisnis adalah berbagai pihak
baik sebagai perseorangan maupun sebagai
badan usaha. Bisnis merupakan kegiatan
usaha yang meliputi industri, perdagangan,
jasa, agraris, ekstratif dan maritime dan
bertujuan untuk menghasilkan keuntungan.
Bisnis juga mempengaruhi
perekonomian dan perekonomian pada akhirnya
berkaitan dengan Negara dan masyarakat.
Dengan demikian, kegiatan bisnis
menghubungkan berbagai macam pihak
dengan berbagai macam kepentingan. Oleh
sebab itu hukum bisnis menjadi kebutuhan
mutlak untuk mewujudkan kondisi bisnis yang
sehat.
Hukum bisnis diharapkan dapat
melindungi pelaku bisnis karena hukum akan
menghubungkan berbagai pelaku bisnis
dalam perjanjian resmi. Hukum bisnis juga
memberikan manfaat bagi para pelaku bisnis
29. yaitu adanya jaminan untuk dapat melakukan
upaya hukum apabila salah satu pihak pelaku
bisnis tidak memenuhi kewajiban atau
pelanggar perjanjian yang telah disepakati.
Tujuan dan manfaat hukum bisnis dapat
terpenuhi bila hukum dapat menjalankan
fungsinya sebagai berikut:
Menjadi sumber informasi yang benar bagi
pelaku bisnis.
Memberikan kejelasan hak dan kewajiban bagi
pelaku bisnis dalam praktik bisnis.
Memberikan adanya kepastian pedoman untuk
mengatur kegiatan bisnis
Sumber dari hukum bisnis dapat
berupa perjanjian resmi dari pelaku bisnis,
perundang-undangan antara lain Hukum
Perdata, Hukum Publik dan Hukum Dagang
serta peraturan perundang-undangan. Beberapa
bidang yang sudah termasuk ke dalam
30. hukum bisnis adalah sebagai berikut:
Kontrak bisnis
Bentuk badan usaha (PT, Firma, CV)
Pasar modal dan perusahaan go publik
Kegiatan jual beli oleh perusahaan
Investasi atau penanaman modal
Likuidasi dan pailit
Merger, akuisisi dan konsolidasi
Pembiayaan dan perkreditan
Jaminan hutang
Surat-surat berharga
Ketenagakerjaan
Hak Kekayaan Intelektual Industri
Persaingan usaha tidak sehat dan larangan
monopoli
Perlindungan terhadap konsumen
Distribusi dan agen
Perpajakan
31. C. Langkah-Langkah Dalam Mengambil Keputusan
Asuransi
Sengketabisnis
Bisnis Internasional
Hukum pengangkutan baik melalui darat, laut,
maupun udara
Perlindungan dan jaminan kepastian hukum
bagi pengguna teknologi dan pemilik
teknologi
Hukum perindustrian atau industri pengolahan.
Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan
1. Jelaskan apa yang kalian ketahui mengenai
pengambilan keputusan ?
• Pengambilan keputusan (desicion making)
adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan
pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui
beberapa perhitungan dan pertimbangan
alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada
32. D. Etiket dan Profesionalisme Hukum
beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh
pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja
meliputi identifikasi masalah utama, menyusn
alternatif yang akan dipilih dan sampai pada
pengambilan keputusan yang terbaik.
2. Sebutkan dan jelaskan tahapan-tahapan dalam
pengambilan keputusan ?
• Menganalisis masalah
• Membuat asumsi
• Membuat alternatif pemecahan
• Mengevaluasi alternatif
• Memilih dan menerapkan alternatif
• Mengevaluasi hasil
Pengertian Profesi
Profesi dalam kamus besar bahasa
indonesia adalah bidang pekerjaan yang
dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan,
kejuruan dan sebagainya) tertentu. jenis profesi
33. yang dikenal antara lain : profesi hukum, profesi
bisnis, profesi kedokteran, profesi pendidikan
(guru). menurut Budi Santoso ciri-ciri profesi
adalah :
a. suatu bidang yang terorganisir dari
jenis intelektual yang terus menerus dan
berkembang dan diperluas.
b. suatu teknis intelektual.
c. penerapan praktis dari teknis
intelektual pada urusan praktis.
d. suatu periode panjang untuk suatu
pelatihan dan sertifikasi.
e. beberapa standar dan pernyatan
tentang etika yang dapat diselenggarakan.
f. kemampuan memberi kepemimpinan
pada profesi sendiri.
g. asosiasi dari anggota-anggota profesi
yang menjadi suatu kelompok yang akrab
dengan kualitas komunikasi yang tinggi antar
anggota.
34. h.pengakuan sebagai profesi.
i. perhatian yang profesional terhadap
penggunaan yang bertanggung jawab dari
pekerjaan profesi.
j. hubungan erat dengan profesi lain.
Etika Profesi
Etika profesi adalah bagian dari etika
sosial, yaitu filsafat atau pemikiran kritis
rasional tentang kewajiban dan tanggung jawab
manusia sebagia anggota umat manusia (Magnis
Suseno et.al., 1991 : 9). untuk melaksanakan
profesi yang luhur itu secara baik, dituntut
moralitas yang tinggi dari pelakunya ( Magnis
Suseno et.al., 1991 : 75). Tiga ciri moralitas
yang tinggi itu adalah :
1. Berani berbuat dengan bertekad untuk
bertindak sesuai dengan tuntutan profesi.
2. Sadar akan kewajibannya, dan
35. 3. Memiliki idealisme yang tinggi.
Profesi Hukum
Profesi hukum adalah profesi yang
melekat pada dan dilaksanakan oleh aparatur
hukum dalam suatu pemerintahan suatu negara
(C.S.T. Kansil, 2003 : 8). profesi hukum dari
aparatur hukum negara Republik Indonesia
dewasa ini diatur dalam ketetapan MPR
II/MPR/1993 tentang Garis-Garis Besar Haluan
Negara.
Pengemban profesi hukum harus bekerja
secara profesional dan fungsional, memiliki
tingkat ketelitian, kehati-hatian, ketekunan.
kritis, dan pengabdian yang tinggin karena
mereka bertanggung jawab kepada diri sendiri
dan sesama anggota masyarakat, bahkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Pengemban profesi
hukum bekerja sesuai dengan kode etik
profesinya, apabila terjadi penyimpangan atau
36. pelanggaran kode etik, mereka harus rela
mempertanggungjawabkan akibatnya sesuai
dengan tuntutan kode etik. Biasanya dalam
organisasi profesi, ada dewan kehormatan yang
akan mengoreksi pelanggaran kode etik.
Nilai Moral Profesi Hukum
Profesi hukum merupakan salah satu
profesi yang menuntut pemenuhan nilai moral
dari pengembannya. Nilai moral itu merupakan
kekuatan yang mengarahkan dan mendasari
perbuatan luhur. Setiap profesional hukum
dituntut agar memiliki nilai moral yang kuat.
Franz Magnis Suseno mengemukakan lima
kriteria nilai moral yang kuat yang mendasari
kepribadian profesional hukum.
1. Kejujuran
Kejujuran adalah dasar utama. Tanpa
kejujuran maka profesional hukum mengingkari
misi profesinya, sehingga akan menjadi
37. munafik, licik dan penuh tipu daya. Sikap yang
terdapat dalam kejujuran yaitu :
a. Sikap terbuka, berkenaan dengan pelayanan
klien, kerelaan/keikhlasan melayani atau secara
cuma-cuma
b. Sikap wajar. Ini berkenaan dengan perbuatan
yang tidak berlebihan, tidak otoriter, tidak sok
kuasa, tidak kasar, tidak menindas, tidak
memeras.
2. Otentik
Otentik artinya menghayati dan
menunjukan diri sesuai dengan keasliannya,
kepribadian yang sebenarnya. Otentiknya
pribadi profesional hukum antara lain :
a. tidak menyalahgunakan wewenang.
b. tidak melakukan perbuatan yang
merendahkan martabat (malkukan
perbuatan tercela.
c. mendahulukan kepentingan klien.
38. d. berani berinsiatif dan berbuat sendiri
dengan bijaksana, tidak semata-mata menunggu
atasan.
e. tidak mengisolasi diri dari pergaulan
sosial.
3. Bertanggung Jawab
Dalam menjalankan tugasnya, profesioal
hukum wajib bertanggung jawab, artinya:
a. kesediaan melakukan dengan sebaik
mungkin tugas apa saja yang termasuk lingkup
profesinya
b. bertindak secara proporsional, tanpa
membedakan perkara bayaran dan perkara
cuma-cuma (prodeo)
c. kesediaan memberikan laporan
pertanggungjawaban atas pelaksanaan
kewajibannya.
4. Kemandirian Moral
Kemandirian moral artinya tidak mudah
terpengaruh atau tidak mudah mengikuti
39. pandangan moral yang terjadi di sekitarnya,
melainkan memebetuk penilaian dan
mempunyai pendirian sendiri. mandiri secara
moral berarti tidak dapat dibeli oleh pendapat
mayoritas, tidak terpengaruhi oleh pertimbangan
untung rugi (pamrih), penyesuaian diri dengan
nilai kesusilaan dan agama.
4. Keberanian Moral
Keberanian moral adalah kesetiaan terhadap
suara hati nurani yang menyatakan kesediaan
untuk menanggung resiko konflik. Keberanian
tersebut antara lain :
a. menolak segala bentuk korupsi, kolusi
suap, pungli
b. menolak segala bentuk cara penyelesaian
melalui jalan belakang yang tidak sah.
Etika Profesi Hukum
Dari hasil uraian diatas dapat kita rumuskan
tentang pengertian etika profesi hukum sebagai
berikut : Ilmu tentang kesusilaan, tentang apa
40. yang baik dan apa yang buruk, yang patut
dikerjakan seseorang dalam jabatannya sebagai
pelaksana hukum dari hukum yang berlaku
dalam suatu negara. sesuai dengan keperluan
hukum bagi masyarakat Indonesi dewasa ini
dikenal beberapa subyek hukum berpredikat
profesi hukum yaitu : Polisi, Jaksa, Penasihat
hukum (advokad, pengacara), Notaris, Jaksa,
Polisi.
Seluruh sektor kehidupan, aktivitas, pola
hidup, berpolitik baik dalam lingkup mikro
maupun makro harus selalu berlandaskan nilai-
nilai etika. Urgensi etika adalah, pertama,
dengan dipakainya etika dalam seluruh sektor
kehidupan manusia baik mikro maupun makro
diharapakan dapat terwujud pengendalian,
pengawasan dan penyesuaian sesuai dengan
panduan etika yang wajib dipijaki, kedua,
terjadinya tertib kehidupan bermasyarakat,
ketiga, dapat ditegakan nilai-nilai dan advokasi
41. kemanusiaan, kejujuran, keterbukaan dan
keadilan, keempat, dapat ditegakkannya
(keinginan) hidup manusia, kelima, dapat
dihindarkan terjadinya free fight competition
dan abus competition dan terakhir yang dapat
ditambahkan adalah penjagaan agar tetap
berpegang teguh pada norma-norma moral yang
berlaku dalam masyarakat sehingga tatanan
kehidupan dapat berlangsung dengan baik.
Teori Hukum Dalam Hubungannya
Dengan Etika
Salah satu teori hukum yang memiliki
keterkaitan signifikan dengan etika adalah "teori
hukum sibernetika". Teori ini menurut Winner,
hukum itu merupakan pusat pengendalian
komunikasi antar individu yang bertujuan untuk
mewujudkan keadilan. Hukum itu diciptakan
oleh pemegang kekuasaan, yang menurut premis
yang mendahuluinya disebut sebagai central
organ. Perwujudan tujuan atau pengendalian itu
42. dilakukan dengan cara mengendalikan perilaku
setiap individu, penghindaran sengketa atau
dengan menerapkan sanksi-sanksi hukum
terhadap suatu sengketa. Dengan cara demikian,
setiap individu diharapakan berperilaku sesuai
dengan perintah, dan keadilan dapat terwujud.
Teori ini menunjukan tentang peran strategis
pemegang kekuasaan yang memiliki
kewenangan untuk membuat (melahirkan)
hukum. dari hukum yang berhasil disusun,
diubah, diperbaharui, atau diamandemen ini,
lantas dikosentrasikan orientasinya unyuk
mengendalikan komunikasi antar individu
dengan tujuan menegakan keadilan. Melalui
implementasi hukum dengan diikuti ketegasan
sanksi-sanksinya, diharapakan perilaku individu
dapat dihindarkan dari sengketa, atau bagi
anggota masyarakat yang terlibat dalam
sengketa, konflik atau pertikaian, lantas
dicarikan landasan pemecahannya dengan
43. E. Manajemen dan Etika
mengandalakan kekuatan hukum yang berlaku.
Etika Manajemen
Etika (ethics) adalah satu set kepercayaan, standar, atau
pemikiran yang mengisi suatu individu, kelompok atau
masyarakat. Etika juga diartikan sebagai sistem dari prinsip-
prinsip moral atau aturan untuk bertindak (rule of conduct).
Etika menyangkut perilaku, perbuatan dan sikap manusia
terhadap peristiwa penting dalam hidupnya. Isu etika hadir
dalam sebuah situasi ketika tindakan yang dilakukan oleh
seseorang atau sebuah organisasi dapat menimbulkan manfaat
atau kerugian bagi yang lain.
Etika dalam organisasi atau etika
manajemen perhatiannya meliputi tiga hal yaitu :
1. Hubungan organisasi atau perusahaan
dengan karyawan,
2. Hubungan karyawan dengan organisasi,
3. Hubungan organisasi dengan pihak luar.
44. Pengambilan Keputusan Berdasarkan
Etika Manajemen
Hampir semua dilema etika melibatkan
suatu konflik antara kebutuhan sebagian dan
keseluruhan individu versus organisasi, atau
organisasi versus masyarakat sebagai suatu
keseluruhan. Kadang-kadang suatu keputusan
etika menimbulkan konflik antara dua pihak.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi etika
manajemen dalam mengambil keputusan yaitu
hukum, peraturan pemerintah, kode etik industri
atau perusahaan, tekanan-tekanan arsial, dan
tegangan antara standar perorangan dan
kebutuhan organisasi.
Para manajer yang menghadapi jenis
pilihan etis yang sulit sering memanfaatkan
suatu pendekatan normatif yang berdasarkan
norma dan nilai-nilai untuk membimbing
pembuatan keputusan mereka. Etika normatif
menggunakan beberapa pendekatan untuk
45. menggambarkan nilai-nilai acuan dalam
pembuatan keputusan yang etis. Empat
diantaranya yang relevan bagi para manajer
adalah pendekatan manfaat, pendekatan
individualisme, pendekatan hak-hak moral, dan
pendekatan keadilan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pilihan Etis
Manajer membawa pengaruh berupa
kepribadian dan perilaku terhadap pekerjaan.
Kebutuhan pribadi, pengaruh keluarga, dan latar
belakang agama, seluruhnya membentuk sistem
nilai seorang manajer. Karakteristik pribadi yang
khusus, seperti kekuatan ekonomi, kepercayaan
diri, dan rasa kemandirian yang kuat,
memungkinkan para manajer untuk membuat
keputusan yang etis. Salah satu perilaku pribadi
yang penting adalah tahap pengembangan moral.
Riset telah menunjukkan bahwa nilai-
nilai sebuah organisasi atau departemen sangat
46. mempengaruhi perilaku karyawan dan
pembuatan keputusan. Dikebanyakan
perusahaan, para karyawan percaya bahwa jika
mereka tidak mengikuti nilai-nilai etika yang
diekspresikan pekerjaan mereka akan berada
dalam bahaya atau mereka tidak akan cocok
berada di sana. Budaya merupakan suatu
kekuatan yang besar karena budaya
mendefinisikan nilai-nilai perusahaan. Aspek
organisasi lainnya, seperti aturan dan kebijakan
yang eksplisit, sistem penghargaan, sejauh mana
perusahaan memperhatikan karyawannya, sistem
seleksi, penekanan pada standar hukum dan
profesional serta proses kepemimpinan dan
pengambilan keputusan juga dapat
mempengaruhi nilai etika dan proses
pengambilan keputusan oleh manajer.
47. Etika Bisnis di PT. Pertamina (Persero)
Etika Kerja dan Bisnis (EKB) mencakup seperangkat aturan
perilaku yang dimiliki oleh pekerja PT Pertamina EP, baik
dalam hubungan internal/antara sesama pekerja PT Pertamina
EP maupun dengan pihak eksternal. EKB merupakan referensi
bagi pekerja yang mengalami keragu-raguan dalam
menjalankan kegiatan bisnis pada situasi-situasi tertentu. EKB
Perusahaan terbagi atas tujuh poin utama:
1. Kesetaraan & Profesionalisme Proses menuju PT
Pertamina EP World Class dibangun melalui
pengembangan pekerja yang profesional berlandaskan
tata nilai, berintegritas, berwawasan luas dan saling
menghargai serta didukung oleh lingkungan kerja yang
kondusif. Bagian ini memuat panduan terkait dengan isu
kesamaan kesempatan, pelecehan, Penyalahgunaan
Psikotropika, dan Hubungan Profesional.
2. Integritas Bisnis PT Pertamina EP menjalankan seluruh
kegiatan bisnisnya secara transparan, wajar, dapat
dipertanggungjawabkan dan bersikap independen.
48. Bagian ini memuat panduan terkait dengan Benturan
Kepentingan,Cinderamata & Keramahtamahan, dan
Korupsi.
3. Pengamanan Data & Informasi PT Pertamina EP
mengelola dan menjaga kerahasiaan data dan informasi
bisnis dengan baik serta memanfaatkannya secara
optimal hanya untuk kepentingan perusahaan. Bagian ini
memuat panduan tentang Kerahasiaan Data &
Informasi,Kekayaan Intelektual, dan Record
Management.
4. Politik PT Pertamina EP dikelola secara profesional dan
tidak terkait dengan kegiatan politik. Perusahaan
bersikap netral terhadap aktivitas politik dan memberi
kesempatan kepada setiap pekerja untuk menyalurkan
aspirasi politiknya, namun apabila pekerja memutuskan
untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik maka harus
mematuhi ketentuan dan peraturan perundangan yang
berlaku.
5. Finansial, Kinerja & Perlindungan Aset PT Pertamina
EP mencatat dan melaporkan transaksi bisnis secara
49. akurat, lengkap, dapat dipertanggungjawabkan dan
dipercaya serta mengelola dan melindungi aset
perusahaan dalam rangka menjamin kelangsungan
usahanya. Aset perusahaan merupakan aset berharga
yang dikelola dan/atau dikuasai oleh perusahaan baik
berupa aset fisik maupun non-fisik yang digunakan
hanya untuk kepentingan bisnis dan tujuan perusahaan.
Oleh karena itu, aset perusahaan harus dijaga dan
dikelola dengan baik untuk mempertahankan
manfaatnya.
6. Kepedulian Terhadap Komunitas PT Pertamina EP
selalu mengutamakan aspek keselamatan, kesehatan
kerja dan lingkungan. Dalam bagian ini dijelaskan
mengenai aspek HSE (Health, Safety, and Environment)
dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
7. Persaingan Usaha PT Pertamina EP menyadari
pentingnya kegiatan rantai suplai secara efektif, efisien,
kompetitif, transparan, adil, bertanggung jawab,
mendukung dan menumbuhkembangkan kemampuan
nasional serta berwawasan lingkungan. Perusahaan
50. mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui
persaingan usaha yang sehat serta tunduk dan patuh
kepada ketentuan dan peraturan perundangan yang
berlaku.
Visi PEP
Menjadi Perusahaan E&P Kelas dunia
Misi PEP
Mengelola kegiatan hulu migas dengan mengutamakan
keunggulan operasi, yang tumbuh dan berkembang bersama
lingkungan
51. Tata Nilai Pertamina EP
Clean (Bersih)
Menjunjung tinggi nilai kebenaran dan kepercayaan
serta menghindari benturan kepentingan dan korupsi.
Competitive (Berdaya saing)
Proaktif, kreatif dan inovatif serta berorientasi pada
solusi dan hasil terbaik
Confident (Percaya Diri)
Berani bertindak dan gigih dalam menjalankan tugas
dilandasi jiwa nasionalisme yang tinggi
52. Customer Focused (Fokus Pada Pelanggan)
Memahami kebutuhan pelanggan dan berkomitmen
untuk memberikan pelayanan terbaik
Commercial (Komersial)
Menciptakan nilai tambah dilandasi konsistensi
penerapan prinsip-prinsip bisnis yang sehat
Capable (Berkemampuan)
Profesional dibidangnya dan senantiasa melakukan
perbaikan berkelanjutan
53. Komitmen kepada Pemangku
Kepentingan
Pemegang Saham
Memberikan nilai tambah bagi pemegang saham melalui
peningkatan laba yang berkelanjutan dan dividen yang besar bagi
pemegang saham.
Pelanggan
Mengutamakan kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui
peningkatan mutu produk sesuai harapan pelanggan secara
berkesinambungan.
Pekerja
Memberikan kesempatan pengembangan karir dan kompetensi
tanpa adanya diskriminasi sesuai dengan talenta dan kinerjanya.
Meningkatkan kesejahteraan pekerja dan menciptakan hubungan
54. kerja yang dinamis, harmonis dan seimbang.
Mitra Kerja dan Mitra Usaha
Meningkatkan iklim saling percaya, menghargai dan
memupuk kebersamaan dengan mitra sesuai dengan
kaidah-kaidah bisnis melalui hubungan yang saling
menguntungkan, mengutamakan pencapaian hasil yang
optimal sesuai standar yang terbaik serta menerapkan
praktik-praktik usaha yang sehat sesuai ketentuan dan
peraturan perundangan yang berlaku.
Masyarakat
Melaksanakan program sosial dan kemasyarakatan untuk
memberdayakan potensi dan meningkatkan kualitas hidup
masyarakat sekitar serta menjaga kelestarian lingkungan.
55. Pemerintah
Membina hubungan dan komunikasi yang baik dengan
pemerintah, baik pusat maupun daerah, melalui komitmen
untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
56. Daftar Pustaka
Aprilliani Anggun. 2017. NILAI ETIKA DAN MORAL DALAM BISNIS
di http://anggunrizkiaprilliani.blogspot.com (di akses 7 Maret 2019, Pukul 16.00)
Leonardo Handi. 2012. Pengertian Etika, Etika Bisnis dan Contohnya
di http://handyleonardoetikabisnis.blogspot.com (diakses 7 Maret 2019, Pukul 16.15)
Pahlevi. 2018. Pengertian Etika Bisnis Dan Prinsip Etika Bisnis Dalam Perusahaan
di https://www.pahlevi.net (diakses 7 Maret 2019, Pukul 19.00)
Jamil Ahmad. 2016. Modul Hukum dan Etika Bisnis. Jakarta: Universitas Mercu Buana.
Megawati Pipi. 2011. ETIKA PROFESI HUKUM di http://pipi-megawati.blogspot.com (diakses
7 Maret 2019, Pukul 20.00)
-. 2017. Tanggung Jawab Sosial Dan Etika Manajemen di https://id.m.wikipedia.org (diakses 7
Maret 2019, Pukul 21.00)
Putri A. Vivi. 2016. TANGGUNG JAWAB SOSIAL di http://officialvap.blogspot.com (diakses
7 Maret 2019, Pukul 22.00)
Pertamina EP. 2013. Etika Kerja dan Bisnis di https://pep.pertamina.com (diakses 11 Maret
2019, Pukul 10.47)