Begg, rian saputro, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic telkom indonesia, universitas mercu buana,2017
1. TUGAS INDIVIDU
BUSINESS ETHIC PT TELKOM INDONESIA
DOSEN : PROF. DR. IR. HAPZI ALI, MM, CMA
DI SUSUN
NAMA : Rian Saputro
NIM : 55116120008
STUDI PASCA SARJANA
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS MERCUBUANA - JAKARTA
APRIL 2017
2. ABSTRAK
Etika bisnis sangatlah berpengaruh pada bisnis perusahaan untuk jangka panjang yang
menentukan benar, salah baik, buruk dan tanggung jawab. Prinsip-prinsip etika bisnislah
yang dapat menjadikan perusahaan jangka panjang dalam bisnisnya.
Tujuan dari penulisan ini untuk mengetahui etika dalam bisnis perusahaannya dan
penerapan dalam menjalankan etika dalam bisnisnya. PT Telkom Indonesia dalam etika
bisnisnya memiliki kode etik untuk menjalankan bisnisnya. Dengan menerapkan etika
bisnisnya secara berkala di setiap tahunnya.
3. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era saat ini, perusahaan atau pelaku bisnis di beri kebebasan dalam
perekonomian pasar bebas untuk dapat melakukan kegiatan dan mengembangkan diri
dalam pembangunan ekonomi. Sehingga, pelaku bisnis dapat besaing untuk berkembang
dalam mekanisme pasar.
Didalam kebebasan perekonomian pasar tersebut, pelaku bisnis atau perusahaan
dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu mengharapkan keuntungan yang maksimal
dan produk yang mereka tawarkan diterima oleh masyarakat. Untuk itu, etika bisnis di
dalam perusahaan sangatlah diperulakan. Etika bisnis merupakan keyakinan mengenai
tindakan yang benar dan yang salah atau tindakan yang baik dan yang buruk.
Dalam etika bisnis prilaku etis merupakan prilaku yang mencerminkan keyakinan
perorangan dan norma norma sosial yang diterima secara umum sehubungan dengan
tindakan yang baik dan benar. Etika bisnis adalah cara untuk melakukan kegiatan bisnis,
yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industry dan
juga masyarakat. Semua hal tersebut mencakup bagaimana menjalankan bisnis secara
adil sesuai dengan hukum yang berlaku dan tidak tergantung pada kedudukan individu
ataupun perusahaan masyarakat. Etiak bisnis dalam perusahaan dapat membetnuk nilai,
norma dan prilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan
sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan yang meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni
bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalani dengan mentaati
4. kaidah kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Setiap perusahaan
memiliki kode etik yang berfungsi untuk menunjang kelancaran operasional perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka penulis menentukan rumusan masalah seperti
berikut:
1. Apakah PT Telkom Indonesia mengunakan etika dalam bisnisnya?
2. Bagaimana PT Telkom Indonesia menjalankan etika bisnis?
1.3 Batasan Masalah
Dalam penulisan ini, penulis memberikan batasan masalah hanya pada PT Telkomsel
Indonesia
1.4 Tujuan Penulisan
adapun tujuan penulisan ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui etika bisnis pada PT Telkom Indonesia
2. Untuk mengetahui PT TelKOM Indonesia menjalankan etika bisnisnya
5. BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 ETIKA BISNIS
Etika berasal dari yunani kuno “ethikos” berarti “timbul dari kebiasaan”.
Menurut Wahyu dan Ostaria (2006) dalam Fauzan (2014) adalah cabang utama
filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas. Etika mencakup analisis dan
penerapan konsep seperti benar, salah baik, buruk dan tanggung jawab. Etika
adalah ilmu yang berkenaan tentang yang buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral.
Menurut Bekum (2014) dalam Fauzan (2014) etika dapat didefinisikan
sebagai seperangkat prinsip moral yang membedakan yang baik dari yang buruk.
Etika adalah bidang ilmu bersifat normative karena ia berperan menentukan
apakah yang harus dilakukan atau tidak boleh di lakukan oleh seorang individu.
Bisnis adalah suatu aktivias yang mengarahkan pada peningkatan nilai
tambah melalui proses penyerahan jasa, perdagangan ataupun pengelolahan
barang (produksi). Skinner (1992) dalam Fauzan (2014) bisnis adalah pertukaran
barang, jasa atau uang yang saling menguntungkan atau memberikan manfaat.
Sementara menurut Afiarini (2010) dalam Rodhyah (Topik Utama) bisnis adalah
suatu kegiatan yang dilakukan secara terus menerus mulai dari pengadaan barang
samapi jasa, memproses, sampai terdistribusikan ke konsumen dengan tujuan
memaksimalkan kemakmuran.
Menutur Agus Arijanto (2011) dalam Katrin AL. Tobing (2014) etika
bisnis merupakan suatu bagian yang tidakn dapat dipisahkan mengenai moral
dalam kegiatan bisnis yang dilakukan oleh para pelaku-pelaku bisnis.
6. 2.2 Prinsip-prinsip Etika Bisnis
Pada dasarnya, setiap pelaksanaan bisnis harus menyelaraskan proses bisnis
tersebut dengan etika bisnis yang telah disepakati secara umum dalam lingkungan
tersebut. Sony Keraf (1998) dalam Katrin (2014) menjelaskan bahwa prinsip etika
bisnis adalah sebagai berikut:
1. Prinsip otonomi ; yaitu sikap kemampuan manusia untuk mengambil
keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang
dianggapnya baik untuk dilakukan
2. Prinsip kejujuran ; terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa
ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan
berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur dalam
pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kedua, kejujuran dalam
penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga sebanding. Ketiga,
jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.
3. Prinsip keadilan ; menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama
sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai kriteria yang rasional obyektif,
serta dapat dipertanggungjawabkan.
4. Prinsip saling menguntungkan (Mutual benefit principle) ; menuntut agar
bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak.
5. Prinsip integritas moral ; terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam
diri pelaku bisnis atau perusahaan, agar perlu menjalankan bisnis dengan
tetap menjaga nama baik pimpinan atau orang-orangnya maupun
perusahaannya.
2.3 Sasaran dan Lingkup Etika Bisnis
Setelah melihat penting dan relevansinya etika bisnis ada baiknya kita tinjau lebih
lanjut apa saja sasaran dan lingkup etika bisnis itu. Ada tiga sasaran dan lingkup pokok
etika bisnis, yaitu:
7. 1. Etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi dan
masalah yang terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis. Dengan kata lain,
etika bisnis yang pertama bertujuan untuk menghimbau para pelaku bisnis untuk
menjalankan bisnisnya secara baik dan etis. Karena lingkup etika bisnis yang
pertama ini lebih sering ditujukan kepada para manajer dan pelaku bisnis, dan
lebih sering berbicara mengenai bagaimana perilaku bisnis yang baik dan etis.
2. Etika bisnis untuk menyadarkan masyarakat, khususnya konsumen, buruh atau
karyawan, dan masyarakat luas pemilik aset umum semacam lingkungan hidup,
akan hak dan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar oleh praktek bisnis
siapa pun juga. Pada tingkat inietika bisnis berfungsi untuk menggungah
masyarakat untuk bertindak menuntut para pelaku bisnis untuk berbisnis secara
baik demi terjaminnya hak dan kepentingan masyarakat tersebut.
3. Etika bisnis juga berbicara mengenai system ekonomi yang sangat menentukan
etis tidaknya suatu praktek bisnis dalam hal ini etika bisnis lebih bersifat makro,
yang karena itu barangkali lebih tepat disebut sebagai etika ekonomi.
2.4 Cara-cara Memepertahankan Standar Etika
Menurut pandji (2007:127), ada beberapa cara untuk mempertahankan standar etika,
dianataranya adalah sebagai berikut :
1. Ciptakan kepercayaan perusahaan
kepercayaan perusahaan dalam menetapkan nilai-nilai perusahaan yang berdasar
tanggung jawab etika bagi stakeholders.
2. Kembangkan kode etik,
kode etik merupakan suatu catatan tentang standar tingkah laku dan prinsip-
prinsip etika yang diharapkan perusahaan dan karyawan.
8. 3. Jalankan kode etik secara adil dan konsisten
manajer harus mengambil tindakan apabila merasa melanggar etika. Bila
karyawan mengetahui, bahwa yang melanggar etika tidak dihukum, maka kode
etik menjadi tidak berarti apa-apa.
4. Lindungi hak perorangan,
akhir dari semua keputusan setiap etika sangat tergantung pada individu.
Melindungi seseorang dengan kekuatan prinsip- prinsip moral dan nilai-nilainya
merupakan jaminan yang terbaik untuk menghindari penyimpangan etika. Untuk
membuat keputusan-keputusan etika seseorang harus memiliki :
a. Komitmen etika, yaitu tekad seseorang untuk bertindak secara etis dan
melakukan sesuatu yang benar.
b. Kesadaran etika, yaitu kemampuan untuk merasakan implikasi etika dari suatu
situasi.
c. Kemampuan kompetensi, yaitu kemampuan untuk menggunakan suara pikiran
moral dan mengembangkan strategi pemecahan masalah secara praktis.
5. Adakan pelatihan etika,
balai kerja merupakan alat untuk meningkatkan kesadaran para karyawan.
6. Lakukan audit etika secara periodic
audit merupakan cara yang terbaik untuk mengevaluasi efektivitas sistem etika.
Hasil evaluasi tersebut akan memberikan suatu sinyal kepada karyawan bahwa
etika bukan sekedar iseng.
7. Pertahankan standar yang tinggi tentang tingkah laku,
jangan hapus aturan. Tidak ada seorangpun yang dapat mengatur etika dan moral.
Akan tetapi manajer bisa saja membolehkan orang untuk mengetahui tingkat
penampilan yang mereka harapkan. Standar tingkah laku sangat penting untuk
9. menekankan bahwa betapa pentignya etika dalam organisasi. Setiap karyawan
harus mengetahui bahwa etika tidak bisa dinegoisasi atau ditawar-tawar.
8. Hindari contoh etika yang tercela setiap saat
Etika diawali dari atasan, atasan harus memberi contoh dan menaruh kepercayaan
kepada bawahannya.
9. Ciptakan budaya
yang menekankan komunikasi dua arah. Komunikasi dua arah sangat penting,
yaitu untuk menginformasikan barang dan jasa yang kita hasilkan dan untuk
menerima aspirasi untuk perbaikan perusahaan.
10. Libatkan karyawan dalam mempertahankan standar etika.
Para karyawan diberi kesempatan untuk memebrikan umpan balik tentang
bagaimana standar etika dipertahankan.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penulisan
Objek penulisan ini adalah PT Telkom Indonesia yang beralamatkan di jalan.
Japati no.1, bandung, 40133
3.2 Teknik Pengambilan Data
Untuk memperoleh data yang digunakan dalam penulisan tugas ini, penulis
menggunakan metode studi kepustakaan dengan cara mengumpulkan data dari
berapa referensi didalam situs internet dan jurnal yang mengkaji dalam penulisan
yang mendukung tentang etika bisnis.
10. BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Profil Perusahaan
Tahun 1906-1965 Pemerintah kolonial Belanda membentuk lembaga pemerintah
untuk mengendalikan jasa pos dan telekomunikasi di Indonesia. Pada tahun 1965 terjadi
pemisahan jasa pos dan telekomunikasi sehingga ditangani oleh dua perusahaan negara,
yaitu PN Pos dan Giro dan PN Telekomunikasi.
Tahun 1856-1882, PT Telkom Indonesia pada tanggal 23 oktober 1856,
pemerintahan colonial belanda melakukan pengoperasian telegrap elektromagnetik
pertama di Indonesia yang menghubungkan Batavia (Jakarta) dan Buitenzorg (Bogor).
Bisnis telekomunikasi internasional diambil alih oleh PT Indonesian Satellite Corporation
(“Indosat”).
Pada tahun 1991 Perumtel berubah menjadi PT Telekomunikasi Indonesia atau
Telkom dengan operasi bisnis terbagi atas dua belas wilayah telekomunikasi (“Witel”).
Kedua belas Witel tersebut kemudian dirombak menjadi tujuh divisi regional (“DIVRE”),
yaitu Divisi I Sumatera, Divisi II Jakarta dan sekitarnya, Divisi III Jawa Barat, Divisi IV
Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Divisi V Jawa Timur, Divisi VI Kalimantan dan Divisi
VII Indonesia Bagian Timur.
Singkat sejarah PT Telkom Indonesia pada tahun 2004 s/d 2013 Kami
meluncurkan layanan sambungan langsung internasional untuk telepon tidak bergerak.
Satelit Telkom-2 diluncurkan untuk menggantikan seluruh layanan transmisi satelit yang
sebelumnya dilayani oleh satelit Palapa B-4. Peluncurannya menjadikan jumlah satelit
yang telah diluncurkan menjadi delapan satelit, termasuk satelit Palapa A-1. Kami
memulai reformasi infrastruktur telekomunikasi melalui proyek Telkom Nusantara Super
Highway yang menyatukan nusantara mulai dari Sumatera hingga Papua, serta proyek
True Broadband Access yang menyediakan akses internet berkapasitas 20-100 Mbps ke
11. pelanggan di seluruh Indonesia. Kami telah beroperasi di tujuh negara termasuk Hong
Kong-Macau, Timor Leste, Australia, Myanmar, Malaysia, Taiwan, dan Amerika Serikat.
4.2 Etika Bisnis PT Telkom Indonesia
4.2.1 Etika Bisnis
Kami meyakini bahwa prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yaitu
bisnis yang berkinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan menaati
kaidah-kaidah etika yang sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Sesuai
dengan Keputusan Direksi No.KD.05/2005, kami telah memiliki perangkat Etika Bisnis
kami, yang merupakan standar perilaku Perusahaan maupun perilaku karyawannya dalam
berhubungan dengan pelanggan, pemasok, kontraktor, sesama karyawan dan pihak-pihak
lain yang mempunyai hubungan dengan perusahaan.
4.2.2 Kode Etik PT Telkom Indonesia
Telkomsel memiliki Kode Etik Perusahaan (Code of Conduct) yang merupakan
turunan dan implementasi dari Budaya Perusahaan ("THE TELKOMSEL WAY"). Setiap
Karyawan Telkomsel wajib untuk menerima dan menerapkan Budaya Perusahaan
dan Kode Etik Perusahaan sebagai panduan bertindak dalam menetapkan hubungan
kerja, pola pikir, sikap dan perilaku sehari-hari dengan sesama karyawan dan/atau pihak-
pihak lainnya yang meliputi namun tidak terbatas pada: mitra kerja perusahaan,
pemerintah, masyarakat, media massa.
Seperti yang diatur dalam Kode Etik Perusahaan, karyawan diminta untuk
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai THE TELKOMSEL WAY yaituInteGrity, Respect,
Enthusiasm, LoyAlty dan Totality. Seluruh karyawan diharapkan jujur dan etis, termasuk
dalam penanganan benturan kepentingan antara hubungan pribadi dan profesional, baik
yang nyata maupun yang diduga dapat menimbulkan benturan kepentingan, mematuhi
ketentuan internal Perusahaan, undang-undang dan peraturan yang berlaku serta
menjalankan prosedur dan pengendalian intern untuk menjamin integritas proses laporan
keuangan Perusahaan dan kepatuhan hukum.
12. Perseroan menjaga keterbukaan dan melakukan pendekatan yang etis dalam
melaksanakan usahanya, baik dengan pelanggan, pemasok, komunitas maupun dengan
anggota masyarakat lainnya. Oleh karenanya, karyawan wajib untuk menyediakan
informasi yang lengkap dan benar mengenai produk dan jasa yang disediakan Perusahaan
untuk mencegah adanya interpretasi yang menyesatkan.
Karyawan wajib memiliki tanggung jawab terhadap masyarakat dan harus
menghormati kewajibannya terhadap masyarakat, dengan menjadi aset ekonomi,
intelektual dan sosial bagi masyarakat tempat Perusahaan beroperasi. Masyarakat akan
merasakan manfaat kehadiran Perusahaan melalui kontribusi waktu, keahlian, teknologi
dan sumber daya yang dimiliki Perusahaan.
Ketidakpatuhan terhadap Kode Etik Perusahaan akan mengakibatkan karyawan
diberikan tindakan disiplin, termasuk pemutusan hubungan kerja atau hubungan bisnis
dengan pemasok atau pelanggan. Bila dianggap perlu, sanksi atas pelanggaran dapat
ditindaklanjuti dengan tuntutan perdata dan atau pidana.
4.2.3 Penguatan Etika Bisnis Telkom Group
Sesuai arah pengembangan dan penerapan GCG yang melingkupi Group Usaha,
maka dalam pedoman GCG Telkom Group (No.PD.602.00/r.00/HK000/COP-
D0030000/2011) ditetapkan kode etik Telkom Group sebagai penguatan budaya
Perusahaan meliputi:
1. Perusahaan yang tergabung dalam Telkom Group berusaha untuk menjadi
perusahaan yang jujur dan menjadi panutan dengan cara menjalankan
bisnis yang sehat, kuat dan adil yang digerakkan oleh tata nilai yang
terpuji serta taat kepada hukum dan menghormati semua pemangku
kepentingan.
13. 2. Perusahaan yang tergabung dalam Telkom Group wajib menjalankan atau
mengelola bisnis perusahaan dengan memperhatikan prinsip etika bisnis
dan Perundang-undangan yang berlaku.
3. Perusahaan yang tergabung dalam Telkom Group melaksanakan prinsip-
prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan peduli kepada masyarakat,
budaya dan lingkungan hidup.
4. Tindakan melawan hukum dan melanggar etika adalah tindakan yang
dilarang, meskipun untuk alasan bisnis atau karena tekanan dari pihak
manapun.
5. Perusahaan melindungi setiap pelapor yang memberikan informasi terkait
dengan pelanggaran legal, kejadian tidak etis atau tindakan lain yang
melanggar prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik.
Kode etik karyawan Telkom Group menyatakan bahwa setiap karyawan
senantiasa:
1. Menjunjung tinggi kejujuran dan kewajaran dalam bertindak dan
menjalankan tugas.
2. Mengutamakan kepentingan Perusahaan di atas kepentingan pribadi,
kelompok atau golongan.
3. Menghormati hak individual dan keragaman sebagai sumber kekuatan
Telkom Group.
4. Menjunjung tinggi budaya Perusahaan.
5. Menjaga keamanan aset dan melindungi kerahasiaan informasi
Perusahaan.
6. Memberikan kualitas produk dan layanan terbaik kepada pelanggan.
7. Senantiasa mengejar laba dan pertumbuhan usaha dengan tetap mematuhi
ketentuan hukum dan etika bisnis.
8. Bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan yang dijalankan.
9. Menjaga dan meningkatkan reputasi Telkom Group.
14. 10. Peduli kepada masyarakat dan lingkungan hidup.
4.2.4 Sosialisasi dan Upaya Penegakan Etika Bisnis
Pemahaman dan upaya mengingatkan kembali kepada karyawan tentang Tata
Nilai dan Etika Bisnis dilakukan melalui pengiriman materi sosialisasi dan sekaligus
assessment yang dilaksanakan setiap tahun. Materi tersebut berkaitan dengan
pemahaman: GCG, etika bisnis, pakta integritas, fraud, manajemen risiko, pengendalian
internal (“SOA”), whistleblowing, pelarangan gratifikasi, tata kelola TI, menjaga
keamanan informasi dan hal-hal lainnya yang terintegrasi terkait dengan praktik tata
kelola Perusahaan. Upaya dimaksud dilakukan melalui program Survei Etika Bisnis
dengan populasi seluruh karyawan. Survei dilakukan secara online, melalui media
portal/intranet Perusahaan yang diakhiri dengan pernyataan kesediaan karyawan untuk
menjalankan etika bisnis di Perusahaan.
Pemahaman dan penerapan etika bisnis berikut hasil survei setiap tahun diaudit
secara internal maupun eksternal melalui proses audit SOA 404 terkait dengan penerapan
control environment sesuai kerangka kerja pengendalian internal COSO pada audit
pengendalian internal tingkat entitas.
4.2.5 Budaya Perusahaan
Sistem dan budaya terus dikembangkan sesuai dengan tuntutan dan perubahan
bisnis untuk mewujudkan cita-cita agar kami terus maju, dicintai pelanggannya,
kompetitif di industrinya dan dapat menjadi role model Perusahaan. Sejak tahun 2009
dilakukan transformasi budaya baru Perusahaan yang disebut dengan “The Telkom Way”.
Pengembangan budaya selanjutnya, dilakukan pada tahun 2013 dengan ditetapkannya
Arsitektur Kepemimpinan Dan Budaya Perusahaan (AKBP) Telkom Group.
Secara lengkap Budaya Perusahaan digambarkan sebagai berikut: Philosophy to
be the Best: Always The Best Always the Best adalah sebuah basic belief untuk selalu
15. memberikan yang terbaik dalam setiap pekerjaan. Always the Best memiliki esensi
“Ihsan” yang dalam pengertian ini diterjemahkan “terbaik”. Karyawan yang memiliki
spirit Ihsan akan selalu memberikan hasil kerja yang lebih baik dari yang seharusnya,
sehingga sikap ihsan secara otomatis akan dilandasi oleh hati yang ikhlas. Ketika setiap
aktivitas yang di lakukan adalah bentuk dari ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Philosophy to be the Best: Integrity, Enthusiasm, Totality Always the Best
menuntut setiap insan Telkom memiliki integritas (Integrity), antusiasme (Enthusiasm),
dan totalitas (Totality).
4.2.6 Evaluasi Implementasi Etika Bisnis dan Budaya Perusahaan
Setiap tahun kami melakukan survei internal untuk mengetahui efektivitas
penerapan budaya Perusahaan dan etika bisnis, kami menyebutnya dengan istilah Etika
Bisnis Family Survey. Beberapa pertanyaan ditujukan kepada karyawan dilakukan secara
online agar dapat menjangkau semua karyawan secara cepat, meliputi: GCG, Etika
Bisnis, Tata Nilai The Telkom Way, anti fraud, pengendalian internal, pakta integritas,
whistleblowing system, dan lain-lain. Hasil survei pada tahun 2011, 2012, dan 2013
adalah 74,87 poin , 79,07 poin dan 75,80 poin dari skala 100 poin.
16. BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
PT Telkom Indonesia telah menerapkan etika bisnis dalam bisnisnya dengan
berpedoman Kode etik PT Telkom Indonesia. Dalam etika bisnis PT Telkom
Indonesia menerapkan etika bisnisnya dengan cara melakukan survey setiap
tahunnya dengan skala 100 poin yang dijadikan ukuran hasil survey.
5.2 Saran
PT Telkom Indonesia dalam menajalankan bisnisnya tetaplah berpegang teguh
dengan prinsip-prinsip Etika bisnis, agar di setiap tahun PT Telkom Indonesia
dapat mencapai target dalam bidang bisnis yang di jalani selama ini.
17. Daftar pustaka
Fauzan, Ida, 2017, Pengaruh Penerapan Erika Bisnis Terhadap Kepuasan Pelanggan
Warung Bebek H. Slamet Di Kota Malang. Universitas Kanjuruan Malang.
Rodhiyah, 2017, Etika Bisnis Dan Kadilan Konsumen, Topik Utama.
Gustina,2008, Etika Bisnis Suatu Kajian Nilai dan Moral Dalam Berbisnisn. Jurnal
ekonomi dan bisnis, Vol.3 No. 2.
Kartin, 2014, http://katrin13211919.blogspot.co.id/2014/10/jurnal-etika-bisnis.html
http://www.telkomsel.com/about/our-company/11117-Kode-Etik.html
http://www.telkom.co.id/UHI/CDInteraktif2013/ID/0086_etika.html
Hanie, Kurniawati, 2015,http://www.academia.edu/10025610/JURNAL_ETIKA_BISNIS