9. Pemeriksaan Fisik
Nyeri tekan dan nyeri lepas
Rigiditas
Nyeri tekan kontralateral/ Rovsing sign
RT: Nyeri arah jam 9-12
Psoas sign: bila apendiks menempel di m. Psoas
mayor, pada letak retrosekal retropreitoneal
Obturator sign
10. Alvarado Score
• Migratory of pain (1)
M
• Anorexia (1)
A
• Nausea/ vomitus (1)
N
• Tenderness (2)
T
• Rebound tenderness (1)
R
• Elevation of temperature (1)
E
• Leukositosis (2)
L
• 7-9 : apendisitis akut
• 5-6 : observasi 24 jam
• <5 : bukan apendisitis
11. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
-leukositosis
Urinalisa
Foto polos abdomen
- tidak spesifik dan tidak direkomendasikan
kecuali ada kelainan yang membutuhkan
pemeriksaan foto polos abdomen (seperti
perforasi, obstruksi usus atau batu
utereter).
- gambaran udara usus abnormal, fecolith,
12. < 50% Gambaran fekolith:
soliter, oval, densitas kalsifikasi pada
kuadran bawah kanan, ukurannya
dapat mencapai 2 cm. terkadang
dapat berbentuk shell like atau
laminated5
13. Tanda lain:
- Kalsifikasi apendiks (0,5-6cm)
- Sentinel loop- pelebaran ileum atonik
berisi air fluid level
- Dilatasi sekum
- Preperitoneal fat line yang melebar
dan / kabur
- Kaburnya region kanan bawah,
mengacu pada cairan dan edema
14. - Skoliosis konkaf ke kanan
- Massa kuadran bawah kanan yang
mendesak sekum
- Kaburnya batas muskulus psoas kanan
(tidak khas)
- Udara pada apendiks (tidak khas)
16. • Apendikografi
- Pemeriksaan apendikografi tidak
mempunyai peran diagnosis dalam
kasus appendisitis
- Kontra indikasi: peritonitis dan curiga
perforasi
- dapat untuk menegakkan diagnosis
penyakit lain yang menyerupai
apendisistis
17. Temuan appendikografi pada appendisitis:
- Non filling appendiks
- Irregularitas nodularitas dari appendiks yang
memberikan gambaran edema
mukosa yang disebabkan oleh karena inflamasi akut.
- Efek massa pada sekum serta usus halus yang
berdekatan.
Gambaran pengisian penuh dengan kontras pada apendiks, apendiks normal
18. Barium Enema
• dapat menunjukkan komplikasi-komplikasi dari
appendisitis pada jaringan sekitarnya,untuk menyingkirkan
diagnosis banding,
• sensitivitas dan tingkat akurasi yang tinggi sebagai
metode diagnostik untuk menegakkan diagnosis
appendisitis kronis tampak pelebaran/penebalan dinding
mukosa appendiks, disertai penyempitan lumen hingga
sumbatan usus oleh fekalit
19. kriteria diagnosis appendisitis :
• non filling apendiks dengan desakan lokal
sekum
• pengisian dari apendiks dengan penekanan
local pada sekum
• nonfilling apendiks dengan adanya massa
pelvis (kabur pada kuadran bawah kanan
dengan perubahan letak usus halus akibat
desakan)
• pola mukosa apendiks irregular dengan
terhentinya pengisian.
20. Gambaran foto oblique superior kanan abdomen dengan barium enema single kontras.
Tampak Sekum (C) dan appendix yang mengalami osifikasi dan kontur yang ireguler
(tanda panah).
21. USG
Bila hasil pemeriksaan fisik meragukan,
dicurigai adanya abses, menyingkirkan
diagnosis banding seperti kehamilan
ektopik, adnecitis dan sebagainya.
Sensitivitas sekitar 90%
22. • Tanda appendisitis akut pada sonografi :
- Indentifikasi apendiks
- Struktur tubuler dengan ujung buntu pada
titik nyeri
- Non-kompresibel
- Diameter 6 mm atau lebih
- Tidak adanya peristaltic
- Apendikolith dengan bayangan akustik
- Ekogenesitas tinggi non-kompersibel
disekitar lemak
- Cairan disekitar lesi atau abses
- Edema dan ujung sekum
25. CT Scan
dipertimbangkan sebagai pemeriksaan
diagnostik paling akurat untuk menyingkirkan
appendisitis. keakuratan diagnosis CT scan
rata-rata antara 93% dan 98 % dengan
sensitifitas 90-98% dan spesifitas 83-98%
Dapat menunjukkan tanda-tanda dari
appendisitis. Selain itu juga dapat
menunjukkan komplikasi dari appendisitis
seperti bila terjadi abses
27. Gambaran Appendisitis perforasi dengan abses. Tampak apendikolith
(panah) dan udara dalam abses dan perubahan inflamasi dengan
penebalan dinding (panah terbuka)
28. Sonografi CT scan
Sensitivitas 85% 90 – 100%
Spesifisitas 92% 95 – 100%
Penggunaan Evaluasi pasien dengan kecurigaan
diagnosis appendicitis
Evaluasi pasien dengan kecurigaan
diagnosis appendicitis
Keuntungan Aman
Relative lebih murah
Dapat menyingkirkan penyakit
pelvis pada wanita
Lebih baik penggunaanya pada
anak-anak
Lebih akurat
Lebih baik mengidentifikasi
phlegmon dan abses
Lebih baik mengindentifikasi
apendiks normal
Kerugian Ketergantungan operator
Nyeri
Harga lebih mahal
Efek radiasi pengion
Penggunaan kontras
30. Diagnosis Banding
GE
• mual, muntah, diare mendahului rasa
sakit. Sakit perut tidak berbatas tegas.
Hiperperistaltik.
Demam
dengue
• RL +, trombositopenia, ht meningkat
Kelainan
ovulasi
• Pernah timbul nyeri yg sama sebelumnya,
radang (-)
31. Limfadenitis
mesenterika
• lebih sering menyerang anak-anak dengan biasanya diawali
infeksi saluran napas. Lokasi nyeri perut di bawah kanan tidak
konstan dan menetap, dan jarang terjadi true muscle guarding
• didahului ge, nyeri perut, mual, NT samar terutama kanan
PID
• Demam tinggi, nyeri difus, keputihan, infeksi urin, vt: nyeri
Kehamilan
ektopik
• Riw.telat haid, ruptur tuba/abortus : nyeri mendadak, difus di
pelvis, syok,
• Vt: nyeri, peninjolan rongga Douglas,
32. Kista ovarium
terpuntir
• demam (-)
• nyeri mendadak, teraba massa
• Vt/rt: teraba massa
Urolitiasis
pielum/ ureter
• Riw.kolik menjalar dari pinggang ke perut ke
inguinal kanan
• Eritrosituria
• Foto polos abdomen/ urografi iv
• Pielonefritis : demam tinggi, mengigil, nyeri
cva, piuria
33. Tatalaksana
Apendiktomi
dapat dilakukan secara terbuka ataupun
dengan cara laparoskopi. Bila apendiktomi
terbuka, incise McBurney paling banyak
dipilih oleh ahli bedah
34. • Antibiotik
- Pada apendisitis gangrenosa atau perforata
- Preoperative, antibiotik broad spectrum
intravena diindikasikan untuk mengurangi
kejadian infeksi pasca pembedahan.
- Post operatif, antibiotic diteruskan selama 24
jam pada pasien tanpa komplikasi
apendisitis
- diteruskan sampai 5-7 hari post operatif
untuk kasus apendisitis ruptur atau dengan
abses.
- diteruskan sampai hari 7-10 hari pada kasus
36. Prognosis
Apendiktomi yang dilakukan sebelum
perforasi prognosisnya baik. Kematian
dapat terjadi pada beberapa kasus.
Setelah operasi masih dapat terjadi
infeksi pada 30% kasus apendix
perforasi atau apendix gangrenosa.
Serangan berulang dapat terjadi bila
appendiks tidak diangkat