2. Definisi
Peradangan pada apendiks vermiformis
Apendisitis merupakan kasus bedah akut
abdomen yang paling sering di temukan
3. Epidemiologi
Apendisitis dapat ditemukan pada semua
umur namun <1 tahun jarang dilaporkan
Insidens tertinggi pada kelompok umur 20-30
tahun
4. Etiologi
Infeksi bakteri:
parasit: E. Coli, entamoeba histolytica, trichuris
trichiura, enterobius vermikularis
Erosi membran mukosa apendiks
Tersumbatnya lumen oleh Fekalit
Hiperplasi jaringan limfoid
Diet rendah serat
5. Embriologi
Perkembangan appendiks pada minggu ke-8
sebagai suatu tonjolan pada caecum
Pd bayi berbentuk kerucut, lebar pada
pangkalnya dan menyempit kearah ujungnya.
7. Panjang appendiks pd dewasa antara 2-22 cm dgn rata2
panjang 6-9cm.
Menghasilkan lendir 1-2 ml/hari
Lendir dicurahkan ke dalam lumen dan dialirkan ke sekum
Hambatan dalam pengaliran bisa menjadi salah satu
penyebab appendisitis
Disebut tonsil abdomen krn banyak dtemukan jaringan
Limfoid
Jaringan limfoid muncul sekitar 2 minggu stlh lahir
Meningkat slama pubertas usia 12-20 th menetap sampai
dewasa berjumlah sekitar 200 folikel
Pada usia 60 th mengalami atropi dan menghilang
8. Apendiks vermiformis disangga oleh
mesoapendiks (mesenteriolum) yang bergabung
dengan mesenterium usus halus pada daerah
ileum terminale.
Orificiumnya terletak 2,5 cm dari katup ileocecal.
Mesoapendiknya merupakan jaringan lemak yang
mempunyai pembuluh appendiceal dan terkadang
juga memiliki limfonodi kecil.
Pada pangkal apendiks terdapat valvula
appendikularis gerlachi
9. Letak Appendiks
12 o clock: Retrocolic or retrocecal
(dibelakang cecum atau colon)
2 o clock: Splenic (ke atas kiri –
Preileal and Postileal)
3 o clock: Promonteric (secara
horizontal menuju ke kiri ke arah
sacral promontory)
4 o clock: Pelvic (turun ke dalam
pelvis)
6 o clock: Subcecal (di bawah
caecum dan menuju ke inguinal
canal)
11 o clcok: Paracolic (menuju keatas
kanan) 1,2,4
11. Vaskularisasi Appendiks
Vaskularisasi apendiks mendapatkan
darah dari a. Apendikularis cabang dari a.
ileocaecalis, yang merupakan cabang dari
a. mesenterika superior,
Arteri apendikuler adalah cabang terminal
dari arteri ileokolika dan berjalan pada
ujung bebas mesoapendiks. Kadang-
kadang pada mesenterium yang
inkomplet, arteri ini terletak pada dinding
sekum
12.
13. Persarafan parasimpatis berasal dari cabang
n.vagus yang mengikuti a.mesenterika
superior dan a.apendikularis
persarafan simpatis berasal dari n.torakalis X.
Oleh karena itu, nyeri visceral pada
apendisitis bermula disekitar umbilikus
17. Klasifikasi Apendisitis
Appendicitis Akut Sederhana (Cataral
Appendicitis)
Proses peradangan baru terjadi di mukosa dan
sub mukosa disebabkan obstruksi. Sekresi
mukosa menumpuk dalam lumen appendiks dan
terjadi peningkatan tekanan dalam lumen yang
mengganggu aliran limfe, mukosa appendiks jadi
menebal, edema, dan kemerahan. Gejala diawali
dengan rasa nyeri di daerah umbilikus, mual,
muntah, anoreksia, malaise, dan demam ringan
18. Appendicitis Akut Purulenta (Supurative
Appendicitis)
Tekanan dalam lumen yang terus bertambah disertai
edema menyebabkan terbendungnya aliran vena pada
dinding appendiks dan menimbulkan trombosis.
Keadaan ini memperberat iskemia dan edema pada
apendiks. Mikroorganisme yang ada di usus besar
berinvasi ke dalam dinding appendiks menimbulkan
infeksi serosa sehingga serosa menjadi suram karena
dilapisi eksudat dan fibrin.
Ditandai dengan rangsangan peritoneum lokal seperti
nyeri tekan, nyeri lepas di titik Mc Burney, defans
muskuler, dan nyeri pada gerak aktif dan pasif. Nyeri
dan defans muskuler dapat terjadi pada seluruh perut
disertai dengan tanda-tanda peritonitis umum.
19. Appendicitis Akut Gangrenosa
Bila tekanan dalam lumen terus bertambah,
aliran darah arteri mulai terganggu sehingga
terjadi infrak dan ganggren. Selain didapatkan
tanda-tanda supuratif, appendiks mengalami
gangren pada bagian tertentu. Dinding
appendiks berwarna ungu, hijau keabuan atau
merah kehitaman. Pada appendicitis akut
gangrenosa terdapat mikroperforasi dan
kenaikan cairan peritoneal yang purulen.
20. Manifestasi klinis
Gejala
Nyeri samar-samar dan tumpul di daerah epigastrium di sekitar
umbilikus
Mual muntah
Nafsu makan berkurang
Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah ke titik Mc.Burney
Konstipasi
Tanda:
Demam >37,5 C s/d 38,5 C
Kembung
Mc. Burney sign
Obturator sign
Rovsing sign
Psoas sign
22. Letak titik McBurney adalah 1/3 lateral garis
imajiner yang menghubungkan Spina Iliaka
Anterior Superior (SIAS) dan umbilikus
23. Dengan palpasi Mc
Burney sign :
Nyeri tekan
Nyeri lepas
Defans muskular lokal,
defans muscular
menunjukkan adanya
rangsangan peritoneum
parietal
24. Rovsing sign :
perut kiri bawah
ditekan , akan
terasa nyeri pd
perut kanan
bawah
Menggambarka
n iritasi pada
peritonium
25. Obturator sign:
fleksi dan
endorotasi sendi
panggul + nyeri.
Menunjukkan
adanya
peradangan
pada M.
Obturatorius di
rongga pelvis
26. Psoas sign:
Rangsangan
m.psoas
penderita dlm
keadaan
terlentang ,
tungkai kanan
ditahan
pemeriksa
pasien diminta
hiperekstensi
atau fleksi aktif
+ jika nyeri pd perut
kanan bawah
28. ALVARADO Score
• Migratory of pain (1)
M
• Anorexia (1)
A
• Nausea/ vomitus (1)
N
• Tenderness (2)
T
• Rebound tenderness (1)
R
• Elevation of temperature (1)
E
• Leukositosis (2)
L
• Shift to the left (1)
S
29. Interpretasi
Skor 1-4: tidak dipertimbangkan mengalami
apendisitis akut
Skor 5-6: dipertimbangkan kemungkinan dx
apendisitis akut tetapi tidak membutuhkan operasi
segera atau dinilai ulang
Skor 7-8: dipertimbangkan dx apendisitis akut
Skor 9-10: hampir definitif mengalami dx
apendisitis akut dan dibutukan tindakan bedah
30. Penatalaksanaan
Open appendectomy:
Antibiotik
- Pada apendisitis gangrenosa/perforata
- Preoperatif, antibiotik broad spectrum
intravena diindikasikan untuk mengurangi
infeksi pasca bedah
31. Post operatif, diteruskan selama 24 jam tanpa
komplikasi, diteruskan selama 5-7 hari kasus
apendisitis ruptur/dengan abses, diteruskan
sampai 7-10 hari kasus apendisitis ruptur
dengan peritonitis difus
Pencegahan
- Diet tinggi serat
- Defekasi yang teratur
32. Prognosis
Apendiktomi yang dilakukan sebelum
perforasi -> prognosisinya baik.
Setelah operasi masih dapat terinfeksi pada
30% kasus apendiks perforasi/gangrenosa
Serangan berulang dapat terjadi bila apendiks
tidak diangkat