SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
Oleh:
dr. Cintya Rolita
Pembimbing:
Dr. Zieky Yoansyah, Sp. B
Appendicitis perforasi
Nama : DNAH
Umur : 10 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Status : Pelajar
Alamat : Tapak Siring Sukau
Keluhan Utama
Nyeri perut kanan bawah sejak 4 hari SMRS
Keluhan Tambahan
Mual (+), mual disertai muntah, nafsu makan
menurun, demam (+) 4 hari terus menerus.
Riwayat Penyakit
Pasien datang ke RSAU dengan keluhan
nyeri perut kanan bawah sejak 4 hari yang lalu
sebelum masuk rumah sakit, nyeri perut
awalnya dirasakan pada ulu hati namun
menyebar ke arah umbilikal dan perut kanan
bawah, nyeri dirasakan hilang timbul. pasien
juga mengeluhkan mual (+), muntah (+),
muntahan berisi apa yang pasien makan, juga
penurunan nafsu makan, demam (+)
Riwayat Pengobatan Sebelumnya
tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga
tidak ada
Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada
Riwayat Alergi
Os tidak ada riwayat alergi obat ataupun riwayat
alergi makanan
A. Status Umum
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis, GCS E4 M5 V6
B. Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital
- Respirasi : 24 x/menit
- Nadi : 104 x/menit
- Suhu : 39 ºC
 Keadaan Umum
• Tampak sakit sedang
 Vital Sign
• Kesadaran : Compos mentis
• GCS : E4V5M6
• Nadi : 104x/menit reguler
• Pernapasan : 24x/menit
• Suhu : 39ºC
 Status Generalisata
•Kepala : Normocephali
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
pupil bulat, refleks cahaya (+/+)
isokor
• Telinga : Simetris, tidak ada kelainan
• Mulut : lidah tidak kotor, faring tidak hiperemis
• Hidung : Pernapasan cuping hidung (-), mukosa tidak
hiperemis, secret (-), deviasi septum (-)
• Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar
getah bening
 Paru
• Inspeksi : Simetris, masa (-)
• Palpasi : Vokal fremitus paru kanan = paru kiri
• Perkusi : Sonor/sonor
• Auskultasi : Vesikuler (+/+) ronki (-/-), wheezing (-/-)
 Jantung
• Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : ictus cordis tidak teraba
• Perkusi : tidak ada pembesaran jantung
• Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular, murmur (-), gallop (-)
 Abdomen
• Inspeksi : defense muscular
(+)
• Auskultasi : bising usus (+)
• Palpasi : nyeri tekan
McBurney (+), nyeri tekan
umbilikal (+), psoas sign (+),
obturator sign (+), hepar dan
lien tidak teraba
• Perkusi : timpani
 Ekstremitas
• Ekstremitas superior dextra dan
sinistra :eritem palmar (-),
oedem (-), deformitas (-),
sianosis (-), ptechie (-), akral
hangat, krepitasi (-)
• Ekstremitas inferior dextra dan
sinistra :oedem (-),
deformitas (-), sianosis (-),
ptechie (-), akral hangat,
krepitasi (-)
 Laboratorium
 Hb : 12,3 Gr.%
 Leukosit : 21.900 Gr/mm3
 Hitung jumlah leukosit
eosinofil : 0 %
basofil : 0 %
netrofil batamg : 2 %
netrofil segemen : 82 %
limfosit : 10 %
monosit : 10 %
 Jumlah eritrosit : 5,0 / jam
 Trombosit : 198.000 juta/mm3
 Jumlah hematokrit : 34 %
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosa
Appendecitis Perforasi
Diagnosa Banding
1. Peritonitis
2. Urolithiasis
Pemeriksaan Anjuran
CT-Scan Abdomen
Tatalaksana
Farmakologi
 IVFD RL 20 gtt makro
 Inj. Ceftriaxon 1 x 1 gr iv (skin test)
 Inj. Metronidazole 3 x 250 mg
 Inj Ketorolac drip 1 ampul
 Inj Ondansentron 3 x 2,4mg
 Inj Ranitidine 2 x 24 mg
Rencana tindakan
 Rujuk ke dr. Sp.B
Prognosis
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad bonam
Quo ad Functionam : Dubia ad bonam
An DNAH 10 th
Muntah Mual
Nyeri ulu hati,
menyebar ke umbilikl
kemudian ke perut
kanan bawah
Nafsu makan
menurun
Demam
ANALISA KASUS
Abdomen
nyeri tekan McBurney (+) , nyeri tekan umbilikal
(+), psoas sign (+), obturator sign (+)
 Alvarado score :9
 Laboratorium: leukosit 21900
 Pengelolaan appendicitis diantaranya:
- Pemberian obat-obatan dapat berupa obat simptomatik
berupa anti nyeri untuk menghilangkan nyeri yang hebat pada
penderita.
- Antibiotik penting karena penyebab apendisitis salah satunya
adalah bakteri.
- jenis operasi yang sering digunakan adalah operasi apendektomi
 Rujuk ke Sp. B
Apendisitis adalah peradangan pada
apendiks vermiformis dan merupakan
penyebab abdomen akut yang paling sering.
Obstruksi→ tekanan
intralumen meningkat →
pertumbuhan bekteri →
infeksi → inflamasi→
nekrotik → abses → perforasi
Sesuai dengan patofisiologinya, etiologi dari penyakit
ini yang berhubungan dengan sumbatan pada lumen
apendiks.
1. Hiperplasia jaringan limfa
2. Masa fekalith
3. Sumbatan oleh cacing ascaris
4. Sumbatan karena fungsional, yang terjadi karena
kurangnya makanan berserat sehingga menimbulkan
konstipasi. Konstipasi menyebabkan peningkatan
pertumbuhan flora normal kolon.
5. Kerusakan struktur sekitar, seperti erosi mukosa
apendiks akibat infeksi Entamoeba hystolitica.
Apendisitis
Akut
Apendisitis
Infiltrat
Apendisitis
Abses
Apendisitis
perforasi
Apendisitis
Kronis
Apendisitis Akut sederhana
Apendisitis Akut Purulenta
Apendisitis Akut Gangrenosa
- Tanda awal
 Nyeri mulai di epigastrium atau regio umbilikus disertai mual dan
anoreksia
- Nyeri pindah ke kanan bawah dan menunjukkan tanda rangsangan
peritoneum lokal di titik Mc. Burney
 Nyeri tekan
 Nyeri lepas
 Defans muskuler
- Nyeri rangsangan peritoneum tidak langsung
 Nyeri kanan bawah pada tekanan kiri (Rovsing)
 Nyeri kanan bawah bila tekanan di sebelah kiri dilepaskan
(Blumberg)
 Nyeri kanan bawah bila peritoneum bergerak, seperti napas dalam ,
berjalan, batuk, mengedan.
 Anamnesa
mengeluhkan nyeri atau sakit perut, anoreksia,
muntah, obstipasi, demam.
 Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi : penderita berjalan membungkuk
sambil memegangi perutnya yang sakit,
kembung bila terjadi perforasi, dan penonjolan
perut bagian kanan bawah terlihat pada
apendikuler abses
- Palpasi : abdomen biasanya tampak datar atau
sedikit kembung.
Status lokalis abdomen kuadran kanan bawah adalah :
1. Nyeri tekan (+) Mc. Burney. Pada palpasi
didapatkan titik nyeri tekan kuadran kanan bawah
atau titik Mc. Burney dan ini merupakan tanda kunci
diagnosis.
2. Nyeri lepas (+) karena rangsangan peritoneum. Nyeri
yang hebat di abdomen kanan bawah saat tekanan
secara tiba-tiba dilepaskan setelah sebelumnya dilakukan
penekanan perlahan dan dalam di titik Mc. Burney.
 3. Defence muscular adalah nyeri tekan seluruh
lapangan abdomen yang menunjukkan adanya
rangsangan peritoneum parietal.
 4. Rovsing sign (+) adalah nyeri abdomen di
kuadran kanan bawah apabila dilakukan penekanan
pada abdomen bagian kiri bawah, hal ini diakibatkan
oleh adanya nyeri lepas yang dijalarkan karena
iritasi peritoneal pada sisi yang berlawanan.
 5. Psoas sign (+) terjadi karena adanya
rangsangan muskulus psoas oleh peradangan yang
terjadi pada apendiks.
6. Obturator sign (+) adalah rasa nyeri yang terjadi
bila panggul dan lutut difleksikan kemudian
dirotasikan ke arah dalam dan luar secara pasif,
hal tersebut menunjukkan peradangan apendiks
terletak pada daerah hipogastrium.
Perkusi : Nyeri ketok
Auskultasi : Peristaltik normal
Pada pemeriksaan colok dubur
(RectalToucher) akan terdapat nyeri pada
jam 9-12.
Apendisitis dapat didiagnosis menggunakan
skor alvarado
Manifestasi Skor
Gejala
Nyeri perut yang berpindahke kanan bawah 1
Anoreksia 1
Mual dan atau muntah 1
Tanda
Nyeri tekan pada TitikMc Burney 2
Nyeri lepas Mc Burney 1
Demam suhu >37,2O C 1
Laboratorium
Leukositosis ( leukosit >10.000/ml) 2
Shift to the left ( Neutrofil >75% ) 1
Interpretasi :
Skor 9-10 : terdapat apendisitis, dan harus dilakukan operasi
Skor 7-8 : kemungkinan besar terdapat apendisitis
Skor 5-6 : compatible
1. Gastroenteritis
Pada gastroenteritis, mual, muntah, dan diare
mendahului rasa sakit. Sakit perut lebih ringan dan
tidak berbatas tegas. Panas dan leukositosis kurang
menonjol dibandingkan dengan apendisitis akut.
2. Demam Dengue
Dapat dimulai dengan sakit perut mirip peritonitis. Di
sini didapatkan hasil tes positif untuk Rumpel Leede,
trombositopenia, dan hematokrit meningkat.
3. Infeksi Panggul
Salpingitis akut kanan sering dikacaukan dengan
apendisitis akut.Suhu biasanya lebih tinggi daripada
apendisitis dan nyeri perut bagian bawah perut lebih
difus.
4. Crohn's Enteritis
Demam, Nyeri perut kanan bawah,
Leukositosis, Diare,Anoreksia, Mual, muntah
5. Urolitiasis pielum/ ureter kanan
Adanya riwayat kolik dari pinggang ke perut
menjalar ke inguinal kanan merupakan
gambaran yang khas.
1. Leukosit Darah
Jumlah leukosit darah biasanya meningkat pada kasus apendisitis.
2. Urinalisis
jumlah eritrosit pada urinalisis yang melebihi 30 sel per lapangan
pandang atau jumlah leukosit yang melebihi 20 sel per lapangan
pandang menunjukkan terdapatnya gangguan saluran kemih.
3. Radiologi Konvensional
Jika barium enema mengisi pada apendiks vermiformis, diagnosis
apendisitis ditiadakan.
4. Ultrasonografi
Ultrasonografi juga dapat membantu dalam mendiagnosis apendisitis
perforasi dengan adanya abses.
5. Ct-scan
Ditemukan bagian yang menyilang dengan fekalith dan perluasan dari
apendiks yang mengalami inflamasi serta adanya pelebaran sekum
1. Medikamentosa
Antibiotik diberikan untuk profilaksis,
dengan cara diberikan dosis tinggi, 1-3 kali
dosis biasanya. Antibiotik yang umum
diberikan adalah cephalosporin generasi 2 /
generasi 3 dan Metronidazole
 Apendektomi
Sampai saat ini, penentuan waktu untuk
dilakukannya apendektomi yang diterapkan
adalah segera setelah diagnosis ditegakkan
karena merupakan suatu kasus gawat-
darurat.
APENDISITIS

More Related Content

Similar to APENDISITIS

Similar to APENDISITIS (20)

Anamnesis
AnamnesisAnamnesis
Anamnesis
 
Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptx
Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptxPresentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptx
Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptx
 
Apendisitis infiltrat
Apendisitis infiltratApendisitis infiltrat
Apendisitis infiltrat
 
Abdominal Pain.pptx
Abdominal Pain.pptxAbdominal Pain.pptx
Abdominal Pain.pptx
 
Presus
PresusPresus
Presus
 
Gawat Abdomen
Gawat AbdomenGawat Abdomen
Gawat Abdomen
 
Acute-Abdomen-PPT.pptx
Acute-Abdomen-PPT.pptxAcute-Abdomen-PPT.pptx
Acute-Abdomen-PPT.pptx
 
Lapkas colelithiasis
Lapkas colelithiasisLapkas colelithiasis
Lapkas colelithiasis
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
PPT lapsus bedah bari Dindappt appendisitiss / appendikular infiltrat x.pptx
PPT lapsus bedah bari Dindappt appendisitiss / appendikular infiltrat x.pptxPPT lapsus bedah bari Dindappt appendisitiss / appendikular infiltrat x.pptx
PPT lapsus bedah bari Dindappt appendisitiss / appendikular infiltrat x.pptx
 
Askep apendisitis
Askep apendisitisAskep apendisitis
Askep apendisitis
 
AKUT ABDOMEN.pdf
AKUT ABDOMEN.pdfAKUT ABDOMEN.pdf
AKUT ABDOMEN.pdf
 
Askep apendisitis AKPER PEMKAB MUNA
Askep apendisitis AKPER PEMKAB MUNA Askep apendisitis AKPER PEMKAB MUNA
Askep apendisitis AKPER PEMKAB MUNA
 
82894087 makalah-jadi-apendisitis
82894087 makalah-jadi-apendisitis82894087 makalah-jadi-apendisitis
82894087 makalah-jadi-apendisitis
 
Nyeri pinggang tanda penyakit ginjal
Nyeri pinggang tanda penyakit ginjalNyeri pinggang tanda penyakit ginjal
Nyeri pinggang tanda penyakit ginjal
 
Askep appendix 1
Askep appendix 1Askep appendix 1
Askep appendix 1
 
239930897 case-hsp
239930897 case-hsp239930897 case-hsp
239930897 case-hsp
 
Henoch-Schonlein Purpura
Henoch-Schonlein PurpuraHenoch-Schonlein Purpura
Henoch-Schonlein Purpura
 
PATOFISIOLOGI DAN ASUHAN KEPERAWATAN GERD.pptx
PATOFISIOLOGI  DAN ASUHAN  KEPERAWATAN  GERD.pptxPATOFISIOLOGI  DAN ASUHAN  KEPERAWATAN  GERD.pptx
PATOFISIOLOGI DAN ASUHAN KEPERAWATAN GERD.pptx
 
Abses hepar
Abses heparAbses hepar
Abses hepar
 

Recently uploaded

SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 

Recently uploaded (18)

SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 

APENDISITIS

  • 1. Oleh: dr. Cintya Rolita Pembimbing: Dr. Zieky Yoansyah, Sp. B Appendicitis perforasi
  • 2. Nama : DNAH Umur : 10 tahun Jenis kelamin : laki-laki Agama : Islam Status : Pelajar Alamat : Tapak Siring Sukau
  • 3. Keluhan Utama Nyeri perut kanan bawah sejak 4 hari SMRS Keluhan Tambahan Mual (+), mual disertai muntah, nafsu makan menurun, demam (+) 4 hari terus menerus.
  • 4. Riwayat Penyakit Pasien datang ke RSAU dengan keluhan nyeri perut kanan bawah sejak 4 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit, nyeri perut awalnya dirasakan pada ulu hati namun menyebar ke arah umbilikal dan perut kanan bawah, nyeri dirasakan hilang timbul. pasien juga mengeluhkan mual (+), muntah (+), muntahan berisi apa yang pasien makan, juga penurunan nafsu makan, demam (+)
  • 5. Riwayat Pengobatan Sebelumnya tidak ada Riwayat Penyakit Keluarga tidak ada Riwayat Penyakit Dahulu Tidak ada Riwayat Alergi Os tidak ada riwayat alergi obat ataupun riwayat alergi makanan
  • 6. A. Status Umum Keadaan Umum : Tampak sakit sedang Kesadaran : Compos mentis, GCS E4 M5 V6 B. Pemeriksaan Fisik Tanda Vital - Respirasi : 24 x/menit - Nadi : 104 x/menit - Suhu : 39 ºC
  • 7.  Keadaan Umum • Tampak sakit sedang  Vital Sign • Kesadaran : Compos mentis • GCS : E4V5M6 • Nadi : 104x/menit reguler • Pernapasan : 24x/menit • Suhu : 39ºC
  • 8.  Status Generalisata •Kepala : Normocephali • Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat, refleks cahaya (+/+) isokor • Telinga : Simetris, tidak ada kelainan • Mulut : lidah tidak kotor, faring tidak hiperemis • Hidung : Pernapasan cuping hidung (-), mukosa tidak hiperemis, secret (-), deviasi septum (-) • Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening
  • 9.  Paru • Inspeksi : Simetris, masa (-) • Palpasi : Vokal fremitus paru kanan = paru kiri • Perkusi : Sonor/sonor • Auskultasi : Vesikuler (+/+) ronki (-/-), wheezing (-/-)  Jantung • Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat • Palpasi : ictus cordis tidak teraba • Perkusi : tidak ada pembesaran jantung • Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular, murmur (-), gallop (-)
  • 10.  Abdomen • Inspeksi : defense muscular (+) • Auskultasi : bising usus (+) • Palpasi : nyeri tekan McBurney (+), nyeri tekan umbilikal (+), psoas sign (+), obturator sign (+), hepar dan lien tidak teraba • Perkusi : timpani  Ekstremitas • Ekstremitas superior dextra dan sinistra :eritem palmar (-), oedem (-), deformitas (-), sianosis (-), ptechie (-), akral hangat, krepitasi (-) • Ekstremitas inferior dextra dan sinistra :oedem (-), deformitas (-), sianosis (-), ptechie (-), akral hangat, krepitasi (-)
  • 11.  Laboratorium  Hb : 12,3 Gr.%  Leukosit : 21.900 Gr/mm3  Hitung jumlah leukosit eosinofil : 0 % basofil : 0 % netrofil batamg : 2 % netrofil segemen : 82 % limfosit : 10 % monosit : 10 %  Jumlah eritrosit : 5,0 / jam  Trombosit : 198.000 juta/mm3  Jumlah hematokrit : 34 % Pemeriksaan Penunjang
  • 12.
  • 13. Diagnosa Appendecitis Perforasi Diagnosa Banding 1. Peritonitis 2. Urolithiasis Pemeriksaan Anjuran CT-Scan Abdomen
  • 14. Tatalaksana Farmakologi  IVFD RL 20 gtt makro  Inj. Ceftriaxon 1 x 1 gr iv (skin test)  Inj. Metronidazole 3 x 250 mg  Inj Ketorolac drip 1 ampul  Inj Ondansentron 3 x 2,4mg  Inj Ranitidine 2 x 24 mg Rencana tindakan  Rujuk ke dr. Sp.B
  • 15. Prognosis Quo ad vitam : Dubia ad bonam Quo ad sanationam : Dubia ad bonam Quo ad Functionam : Dubia ad bonam
  • 16. An DNAH 10 th Muntah Mual Nyeri ulu hati, menyebar ke umbilikl kemudian ke perut kanan bawah Nafsu makan menurun Demam ANALISA KASUS
  • 17. Abdomen nyeri tekan McBurney (+) , nyeri tekan umbilikal (+), psoas sign (+), obturator sign (+)  Alvarado score :9  Laboratorium: leukosit 21900
  • 18.  Pengelolaan appendicitis diantaranya: - Pemberian obat-obatan dapat berupa obat simptomatik berupa anti nyeri untuk menghilangkan nyeri yang hebat pada penderita. - Antibiotik penting karena penyebab apendisitis salah satunya adalah bakteri. - jenis operasi yang sering digunakan adalah operasi apendektomi  Rujuk ke Sp. B
  • 19. Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiformis dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering.
  • 20. Obstruksi→ tekanan intralumen meningkat → pertumbuhan bekteri → infeksi → inflamasi→ nekrotik → abses → perforasi
  • 21. Sesuai dengan patofisiologinya, etiologi dari penyakit ini yang berhubungan dengan sumbatan pada lumen apendiks. 1. Hiperplasia jaringan limfa 2. Masa fekalith 3. Sumbatan oleh cacing ascaris 4. Sumbatan karena fungsional, yang terjadi karena kurangnya makanan berserat sehingga menimbulkan konstipasi. Konstipasi menyebabkan peningkatan pertumbuhan flora normal kolon. 5. Kerusakan struktur sekitar, seperti erosi mukosa apendiks akibat infeksi Entamoeba hystolitica.
  • 23. - Tanda awal  Nyeri mulai di epigastrium atau regio umbilikus disertai mual dan anoreksia - Nyeri pindah ke kanan bawah dan menunjukkan tanda rangsangan peritoneum lokal di titik Mc. Burney  Nyeri tekan  Nyeri lepas  Defans muskuler - Nyeri rangsangan peritoneum tidak langsung  Nyeri kanan bawah pada tekanan kiri (Rovsing)  Nyeri kanan bawah bila tekanan di sebelah kiri dilepaskan (Blumberg)  Nyeri kanan bawah bila peritoneum bergerak, seperti napas dalam , berjalan, batuk, mengedan.
  • 24.  Anamnesa mengeluhkan nyeri atau sakit perut, anoreksia, muntah, obstipasi, demam.  Pemeriksaan Fisik - Inspeksi : penderita berjalan membungkuk sambil memegangi perutnya yang sakit, kembung bila terjadi perforasi, dan penonjolan perut bagian kanan bawah terlihat pada apendikuler abses - Palpasi : abdomen biasanya tampak datar atau sedikit kembung.
  • 25. Status lokalis abdomen kuadran kanan bawah adalah : 1. Nyeri tekan (+) Mc. Burney. Pada palpasi didapatkan titik nyeri tekan kuadran kanan bawah atau titik Mc. Burney dan ini merupakan tanda kunci diagnosis. 2. Nyeri lepas (+) karena rangsangan peritoneum. Nyeri yang hebat di abdomen kanan bawah saat tekanan secara tiba-tiba dilepaskan setelah sebelumnya dilakukan penekanan perlahan dan dalam di titik Mc. Burney.
  • 26.  3. Defence muscular adalah nyeri tekan seluruh lapangan abdomen yang menunjukkan adanya rangsangan peritoneum parietal.  4. Rovsing sign (+) adalah nyeri abdomen di kuadran kanan bawah apabila dilakukan penekanan pada abdomen bagian kiri bawah, hal ini diakibatkan oleh adanya nyeri lepas yang dijalarkan karena iritasi peritoneal pada sisi yang berlawanan.
  • 27.  5. Psoas sign (+) terjadi karena adanya rangsangan muskulus psoas oleh peradangan yang terjadi pada apendiks.
  • 28. 6. Obturator sign (+) adalah rasa nyeri yang terjadi bila panggul dan lutut difleksikan kemudian dirotasikan ke arah dalam dan luar secara pasif, hal tersebut menunjukkan peradangan apendiks terletak pada daerah hipogastrium.
  • 29. Perkusi : Nyeri ketok Auskultasi : Peristaltik normal Pada pemeriksaan colok dubur (RectalToucher) akan terdapat nyeri pada jam 9-12. Apendisitis dapat didiagnosis menggunakan skor alvarado
  • 30. Manifestasi Skor Gejala Nyeri perut yang berpindahke kanan bawah 1 Anoreksia 1 Mual dan atau muntah 1 Tanda Nyeri tekan pada TitikMc Burney 2 Nyeri lepas Mc Burney 1 Demam suhu >37,2O C 1 Laboratorium Leukositosis ( leukosit >10.000/ml) 2 Shift to the left ( Neutrofil >75% ) 1 Interpretasi : Skor 9-10 : terdapat apendisitis, dan harus dilakukan operasi Skor 7-8 : kemungkinan besar terdapat apendisitis Skor 5-6 : compatible
  • 31. 1. Gastroenteritis Pada gastroenteritis, mual, muntah, dan diare mendahului rasa sakit. Sakit perut lebih ringan dan tidak berbatas tegas. Panas dan leukositosis kurang menonjol dibandingkan dengan apendisitis akut. 2. Demam Dengue Dapat dimulai dengan sakit perut mirip peritonitis. Di sini didapatkan hasil tes positif untuk Rumpel Leede, trombositopenia, dan hematokrit meningkat. 3. Infeksi Panggul Salpingitis akut kanan sering dikacaukan dengan apendisitis akut.Suhu biasanya lebih tinggi daripada apendisitis dan nyeri perut bagian bawah perut lebih difus.
  • 32. 4. Crohn's Enteritis Demam, Nyeri perut kanan bawah, Leukositosis, Diare,Anoreksia, Mual, muntah 5. Urolitiasis pielum/ ureter kanan Adanya riwayat kolik dari pinggang ke perut menjalar ke inguinal kanan merupakan gambaran yang khas.
  • 33. 1. Leukosit Darah Jumlah leukosit darah biasanya meningkat pada kasus apendisitis. 2. Urinalisis jumlah eritrosit pada urinalisis yang melebihi 30 sel per lapangan pandang atau jumlah leukosit yang melebihi 20 sel per lapangan pandang menunjukkan terdapatnya gangguan saluran kemih. 3. Radiologi Konvensional Jika barium enema mengisi pada apendiks vermiformis, diagnosis apendisitis ditiadakan. 4. Ultrasonografi Ultrasonografi juga dapat membantu dalam mendiagnosis apendisitis perforasi dengan adanya abses. 5. Ct-scan Ditemukan bagian yang menyilang dengan fekalith dan perluasan dari apendiks yang mengalami inflamasi serta adanya pelebaran sekum
  • 34. 1. Medikamentosa Antibiotik diberikan untuk profilaksis, dengan cara diberikan dosis tinggi, 1-3 kali dosis biasanya. Antibiotik yang umum diberikan adalah cephalosporin generasi 2 / generasi 3 dan Metronidazole
  • 35.  Apendektomi Sampai saat ini, penentuan waktu untuk dilakukannya apendektomi yang diterapkan adalah segera setelah diagnosis ditegakkan karena merupakan suatu kasus gawat- darurat.