Kasus ini membahas tentang anak laki-laki berusia 10 tahun dengan keluhan nyeri perut kanan bawah selama 4 hari disertai mual dan demam. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium didiagnosis menderita appendicitis perforasi dan direncanakan operasi apendektomi.
2. Nama : DNAH
Umur : 10 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Status : Pelajar
Alamat : Tapak Siring Sukau
3. Keluhan Utama
Nyeri perut kanan bawah sejak 4 hari SMRS
Keluhan Tambahan
Mual (+), mual disertai muntah, nafsu makan
menurun, demam (+) 4 hari terus menerus.
4. Riwayat Penyakit
Pasien datang ke RSAU dengan keluhan
nyeri perut kanan bawah sejak 4 hari yang lalu
sebelum masuk rumah sakit, nyeri perut
awalnya dirasakan pada ulu hati namun
menyebar ke arah umbilikal dan perut kanan
bawah, nyeri dirasakan hilang timbul. pasien
juga mengeluhkan mual (+), muntah (+),
muntahan berisi apa yang pasien makan, juga
penurunan nafsu makan, demam (+)
5. Riwayat Pengobatan Sebelumnya
tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga
tidak ada
Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada
Riwayat Alergi
Os tidak ada riwayat alergi obat ataupun riwayat
alergi makanan
6. A. Status Umum
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis, GCS E4 M5 V6
B. Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital
- Respirasi : 24 x/menit
- Nadi : 104 x/menit
- Suhu : 39 ºC
7. Keadaan Umum
• Tampak sakit sedang
Vital Sign
• Kesadaran : Compos mentis
• GCS : E4V5M6
• Nadi : 104x/menit reguler
• Pernapasan : 24x/menit
• Suhu : 39ºC
8. Status Generalisata
•Kepala : Normocephali
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
pupil bulat, refleks cahaya (+/+)
isokor
• Telinga : Simetris, tidak ada kelainan
• Mulut : lidah tidak kotor, faring tidak hiperemis
• Hidung : Pernapasan cuping hidung (-), mukosa tidak
hiperemis, secret (-), deviasi septum (-)
• Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar
getah bening
9. Paru
• Inspeksi : Simetris, masa (-)
• Palpasi : Vokal fremitus paru kanan = paru kiri
• Perkusi : Sonor/sonor
• Auskultasi : Vesikuler (+/+) ronki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
• Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : ictus cordis tidak teraba
• Perkusi : tidak ada pembesaran jantung
• Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular, murmur (-), gallop (-)
18. Pengelolaan appendicitis diantaranya:
- Pemberian obat-obatan dapat berupa obat simptomatik
berupa anti nyeri untuk menghilangkan nyeri yang hebat pada
penderita.
- Antibiotik penting karena penyebab apendisitis salah satunya
adalah bakteri.
- jenis operasi yang sering digunakan adalah operasi apendektomi
Rujuk ke Sp. B
21. Sesuai dengan patofisiologinya, etiologi dari penyakit
ini yang berhubungan dengan sumbatan pada lumen
apendiks.
1. Hiperplasia jaringan limfa
2. Masa fekalith
3. Sumbatan oleh cacing ascaris
4. Sumbatan karena fungsional, yang terjadi karena
kurangnya makanan berserat sehingga menimbulkan
konstipasi. Konstipasi menyebabkan peningkatan
pertumbuhan flora normal kolon.
5. Kerusakan struktur sekitar, seperti erosi mukosa
apendiks akibat infeksi Entamoeba hystolitica.
23. - Tanda awal
Nyeri mulai di epigastrium atau regio umbilikus disertai mual dan
anoreksia
- Nyeri pindah ke kanan bawah dan menunjukkan tanda rangsangan
peritoneum lokal di titik Mc. Burney
Nyeri tekan
Nyeri lepas
Defans muskuler
- Nyeri rangsangan peritoneum tidak langsung
Nyeri kanan bawah pada tekanan kiri (Rovsing)
Nyeri kanan bawah bila tekanan di sebelah kiri dilepaskan
(Blumberg)
Nyeri kanan bawah bila peritoneum bergerak, seperti napas dalam ,
berjalan, batuk, mengedan.
24. Anamnesa
mengeluhkan nyeri atau sakit perut, anoreksia,
muntah, obstipasi, demam.
Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi : penderita berjalan membungkuk
sambil memegangi perutnya yang sakit,
kembung bila terjadi perforasi, dan penonjolan
perut bagian kanan bawah terlihat pada
apendikuler abses
- Palpasi : abdomen biasanya tampak datar atau
sedikit kembung.
25. Status lokalis abdomen kuadran kanan bawah adalah :
1. Nyeri tekan (+) Mc. Burney. Pada palpasi
didapatkan titik nyeri tekan kuadran kanan bawah
atau titik Mc. Burney dan ini merupakan tanda kunci
diagnosis.
2. Nyeri lepas (+) karena rangsangan peritoneum. Nyeri
yang hebat di abdomen kanan bawah saat tekanan
secara tiba-tiba dilepaskan setelah sebelumnya dilakukan
penekanan perlahan dan dalam di titik Mc. Burney.
26. 3. Defence muscular adalah nyeri tekan seluruh
lapangan abdomen yang menunjukkan adanya
rangsangan peritoneum parietal.
4. Rovsing sign (+) adalah nyeri abdomen di
kuadran kanan bawah apabila dilakukan penekanan
pada abdomen bagian kiri bawah, hal ini diakibatkan
oleh adanya nyeri lepas yang dijalarkan karena
iritasi peritoneal pada sisi yang berlawanan.
27. 5. Psoas sign (+) terjadi karena adanya
rangsangan muskulus psoas oleh peradangan yang
terjadi pada apendiks.
28. 6. Obturator sign (+) adalah rasa nyeri yang terjadi
bila panggul dan lutut difleksikan kemudian
dirotasikan ke arah dalam dan luar secara pasif,
hal tersebut menunjukkan peradangan apendiks
terletak pada daerah hipogastrium.
29. Perkusi : Nyeri ketok
Auskultasi : Peristaltik normal
Pada pemeriksaan colok dubur
(RectalToucher) akan terdapat nyeri pada
jam 9-12.
Apendisitis dapat didiagnosis menggunakan
skor alvarado
30. Manifestasi Skor
Gejala
Nyeri perut yang berpindahke kanan bawah 1
Anoreksia 1
Mual dan atau muntah 1
Tanda
Nyeri tekan pada TitikMc Burney 2
Nyeri lepas Mc Burney 1
Demam suhu >37,2O C 1
Laboratorium
Leukositosis ( leukosit >10.000/ml) 2
Shift to the left ( Neutrofil >75% ) 1
Interpretasi :
Skor 9-10 : terdapat apendisitis, dan harus dilakukan operasi
Skor 7-8 : kemungkinan besar terdapat apendisitis
Skor 5-6 : compatible
31. 1. Gastroenteritis
Pada gastroenteritis, mual, muntah, dan diare
mendahului rasa sakit. Sakit perut lebih ringan dan
tidak berbatas tegas. Panas dan leukositosis kurang
menonjol dibandingkan dengan apendisitis akut.
2. Demam Dengue
Dapat dimulai dengan sakit perut mirip peritonitis. Di
sini didapatkan hasil tes positif untuk Rumpel Leede,
trombositopenia, dan hematokrit meningkat.
3. Infeksi Panggul
Salpingitis akut kanan sering dikacaukan dengan
apendisitis akut.Suhu biasanya lebih tinggi daripada
apendisitis dan nyeri perut bagian bawah perut lebih
difus.
32. 4. Crohn's Enteritis
Demam, Nyeri perut kanan bawah,
Leukositosis, Diare,Anoreksia, Mual, muntah
5. Urolitiasis pielum/ ureter kanan
Adanya riwayat kolik dari pinggang ke perut
menjalar ke inguinal kanan merupakan
gambaran yang khas.
33. 1. Leukosit Darah
Jumlah leukosit darah biasanya meningkat pada kasus apendisitis.
2. Urinalisis
jumlah eritrosit pada urinalisis yang melebihi 30 sel per lapangan
pandang atau jumlah leukosit yang melebihi 20 sel per lapangan
pandang menunjukkan terdapatnya gangguan saluran kemih.
3. Radiologi Konvensional
Jika barium enema mengisi pada apendiks vermiformis, diagnosis
apendisitis ditiadakan.
4. Ultrasonografi
Ultrasonografi juga dapat membantu dalam mendiagnosis apendisitis
perforasi dengan adanya abses.
5. Ct-scan
Ditemukan bagian yang menyilang dengan fekalith dan perluasan dari
apendiks yang mengalami inflamasi serta adanya pelebaran sekum
34. 1. Medikamentosa
Antibiotik diberikan untuk profilaksis,
dengan cara diberikan dosis tinggi, 1-3 kali
dosis biasanya. Antibiotik yang umum
diberikan adalah cephalosporin generasi 2 /
generasi 3 dan Metronidazole
35. Apendektomi
Sampai saat ini, penentuan waktu untuk
dilakukannya apendektomi yang diterapkan
adalah segera setelah diagnosis ditegakkan
karena merupakan suatu kasus gawat-
darurat.