Dokumen tersebut membahas tentang sistem informasi akuntansi pada perusahaan manufaktur, mencakup pengertian, komponen, manfaat, dan contoh penerapannya pada suatu perusahaan manufaktur beserta bagian-bagian yang terkait seperti sistem pembelian, penjualan, dan produksi.
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Tugas sim ke 7 sandra kartika sari-yananto mihadi putra, se, m.si , pengembangan sistem informasi , 2018.
1. Tugas E-Learning Pertemuan-07
Sistem Informasi Manajemen
Dosen Pengampu Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si
Disusun Oleh :
Nama : Sandra Kartika Sari
NIM : 43217110176
Jurusan : Akuntansi
FAKULTAS EKONOMI BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2017-2018
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam sebuah perusahaan selalu menghubungkan pemikiran hasil kepada sebuah
prosedur input, proses, dan output. Data merupakan sebuah input yang pada akhirnya akan
menjadi sebuah informasi melalui sebuah proses sistem manajemen. Proses mengubah data
menjadi informasi perlu melalui sebuah sistem yang memiliki kompleksitas yang tinggi. Oleh
karena itu Sistem Informasi Manajemen menjadi perangkat utama pencetak informasi untuk
pengambilan keputusan bagi perkembangan perusahaan tersebut.
Begitu pula dengan perusahaan manufaktur memerlukan informasi untuk
melangsungkan roda industrinya. Tanpa informasi yang akurat, perusahaan tidak dapat
menentukan kebijakan, keputusan, bahkan peraturan yang dapat menunjang perbaikan maupun
perkembangan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan perlu memiliki sebuah sistem
informasi yang dikhususkan pada setiap departemen. Hal ini diperlukan untuk membentuk
proses bisnis yang lebih menguntungkan bagi perusahaan.
Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Manufaktur adalah solusi tepat bagi
perusahaan yang memikirkan prospeknya dalam jangka panjang. Hal ini dikarenakan Sistem
Informasi Akuntansi Perusahaan Manufaktur lebih menekankan kepada proses produksi yang
terjadi dalam sebuah lantai produksi, mulai dari input bahan mentah hingga output barang jadi,
dengan mempertimbangkan semua proses yang terjadi.
Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Manufaktur tidak dapat dipisahkan dengan
komputer, karena dalam sistem ini komputer memegang andil yang sangat besar, baik secara
fisik maupun informatif. Secara fisik, komputer digunakan untuk menjalankan proses produksi
dan mengontrol arus produksi tersebut. Sedangkan secara informatif komputer digunakan
manajemen manufaktur untuk memperoleh informasi yang akurat dan berguna bagi perusahaan
untuk menunjang hasil produksi perusahaan agar lebih maksimal. Namun bukan berarti sistem
ini meniadakan secara penuh andil tenaga manusia di dalam suatu perusahaan. Karena antara
software-hardware-brainware akan selalu berkaitan di setiap sistem yang ada. Tanpa adanya
satu dari tiga bagian tersebut, maka suatu sistem tidak akan bisa berjalan.
3. BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sistem Informasi
2.1.1. Pengertian Sistem Informasi
Pengertian Sistem Informasi secara umum Sistem informasi dapat didefinisikansebagai
suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas,
teknologi, media prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan
jalur komunikasipenting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada
manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting
dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan.
Pengertian Sistem Informasi Menurut Para Ahli:
Menurut Tata Sutabri, S.Kom., MM, (2005:36)
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan
kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi organisasi yang bersifat
manajerial dalam kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak
luar tertentu dengan laporan–laporan yang diperlukan.
Menurut Leitch Rosses (dalam Jugiyanto, 2005: 11)
Sistem informasi adalah suatu sistem didalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan
pengelolah transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari
suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
Menurut O’Brien (2005: 5).
Sistem informasi adalah suatu kombinasi terartur apapun dari people (orang), hardware
(perangkat keras), software (piranti lunak), computer networks and data
communications(jaringan komunikasi), dan database (basis data) yang mengumpulkan,
mengubah dan menyebarkan informasi di dalam suatu bentuk organisasi.
4. 2.1.2. Komponen Sistem Informasi
Gambar 1. Komponen Sistem Informasi
2.2. Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Manufaktur
2.2.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Manufaktur
Manufaktur dalam arti yang paling luas adalah proses merubah bahan baku menjadi
produk. Proses ini meliputi: perancangan produk, pemilihan material dan tahap‐
tahap proses dimana produk tersebut dibuat.
Definisi manufaktur secara umum adalah suatu aktifitas yang kompleks yang
melibatkan berbagai variasi sumberdaya dan aktifitas perancangan produk, pembelian,
pemasaran, mesin dan perkakas,
manufacturing, penjualan, perancangan proses, production control, pengiriman
material, support service, dan customer service.
Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Manufaktur adalah suatu sistem
yang bekerja
dalam hubungannya dengan sistem informasi fungsional lainnya untuk mendukung
manajemen perusahaan dalam pemecahan masalah yang berhubungan dengan manufaktur
produk perusahaan yang pada dasarnya tetap bertumpu pada input, proses dan output. Sistem
ini digunakan untuk mendukung fungsi produksi yang meliputi seluruh kegiatan yang terkait
dengan perencanaan dan pengendalian proses untuk memproduksi barang atau jasa
Ruang lingkup sistem informasi manufaktur meliputi sistem perencanaan manufaktur,
rencana produksi, rencana tenaga kerja, rencana kebutuhan bahan baku dan sistem
pengendalian manufaktur.
5. 2.2.2. Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Manufaktur
Manfaat digunakannya sistem informasi manufaktur di dalam perusahaan adalah sebagai
berikut:
Hasil produksi perusahaan lebih cepat dan tepat waktu karena sistem informasi manufaktur
menggunakan komputer sebagai alat prosesnya.
Perusahaan lebih cepat memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya.
Arsip lebih terstruktur karena menggunakan sistem database.
Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Manufaktur yang berupa fisik robotik, hasil
produksi semakin cepat, tepat dan berkurangnya jumlah sisa bahan yang tidak terpakai.
2.3. Model Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Manufaktur
1. Input Data/Informasi
Input data berupa data internal dan data eksternal, data internal merupakan data intern
sistem keseluruhan yang mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang
berguna. Data ini meliputi sumber daya manusia (SDM), material, mesin, dan
hal lainnya yang mendukung sistem informasi akuntansi perusahaan manufaktur.
2. Proses
Proses secara keseluruhan seperti transportasi, spesifikasi kualitas material, freku
ensi perawatan, dan lain‐lain.
3. Data Eksternal
Data Eksternal perusahaan merupakan data yang berasal dari luar perusahaan
(environment) yang mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang
berguna untuk perhitungan cost dalam manufaktur mulai dari awal hingga akhir proses..
Contoh data eksternal adalah data pemasok (supplier), kebijakan pemerintah tentang
UMR, listrik, dll.
6. Gambar 2. Model Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Manufaktur
Sub Sistem terdiri dari:
a) Sistem informasi akuntansi
Mengumpulkan data intern yang menjelaskan operasi manufaktur dan data lingkungan
yang menjelaskan transaksi perusahaan dengan pemasok. Sebagai contoh, pegawai
produksi memasukan data ke dalam terminal dengan menggunakan kombinasi media yang
dapat dibaca mesin dan keyboard. Media berbentuk dokumen dengan bar code yang dapat
dibaca secara optik atau dengan tanda pensil yang dapat dibaca
secara optik, dan kartu plastik dengan garis‐garis catatan yang dapat dibaca secara
magnetis. Setelah dibaca data tersebut ditransmisikan kekomputer pusat untuk
memperbarui database.
b) Sub sistem industrial engineering (IE)
Industrial Engineering merupakan analisis sistem yang terlatih khusus yang mempelajari
operasi manufaktur dan membuat saran‐saran perbaikan. Industrial engineering terdiri
dari proyek‐proyek pengumpulan data khusus dari dalam perusahaan yang menetapkan
berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk suatu produksi.
c) Sub sistem intelijen manufaktur
Subsistem intelijen manufaktur berfungsi agar manajemen manufaktur tetap
mengetahui perkembangan terakhir mengenai sumber‐sumber pekerja, material dan mesin.
Adapun yang termasuk dalam sub sistem intelijen manufaktur adalah:
7. Informasi pekerja, manajemen manufaktur harus memperhatikan serikat pekerja ya
ng
mengorganisasikan para pekerja perusahaan. Baik dalam sistem kontrak, tak berjan
gka maupun borongan.
Sistem formal, manajemen manufaktur memulai arus informasi pekerja dengan
menyiapkan permintaan pekerja yang dikirimkan ke departemen sumber daya manusia
dan data dari berbagai elemen lingkungan yang menghubungkan kepada pihak pelamar.
Sistem informal, arus informasi antar pekerja dan manajemen manufaktur sebagaian
besar bersifat informal arus itu berupa kontak harian antara pekerja dan manajer mereka.
d) Sub sistem biaya
Komponen biaya termasuk dalam semua subsistem yang ada. Tujuan perusahaan
manufaktur secara umum adalah mencapai keuntungan dari hasil penjualan produknya.
Oleh karena itu, sebuah sistem informasi tidak akan pernah terlepas unsur biaya yang
terjadi di dalamnya. Sub sistem biaya berfungsi untuk mengukur biaya yang terjadi selama
proses produksi terjadi. Unsur‐unsur pengendalian biaya ada dua yaitu standar kerja yang
baik dan sistem untuk melaporkan rincian kegiatan saat terjadinya proses produksi yang
akurat. Sub sistem biaya dibagi menjadi dua yaitu:
Biaya Pemeliharaan
Biaya pemeliharaan/biaya penyimpanan biasanya dinyatakan sebagai presentase biaya
tahunan dari barang, mencakup kerusakan, pencurian, keusangan, pajak dan asuransi.
Biaya Pembelian
Mencakup biaya‐biaya yang terjadi saat material dipesan, waktu pembelian, biaya
telpon, biaya sekretaris, biaya formulir pesanan pembelian dan sebagainya.
8. 2.4. Contoh Penerapan Sistem Informasi Akuntansi di Perusahaan Manufaktur
Profil Perusahaan
PT EPSON BATAM merupakan sebuah perusahaan manufaktur yang terletak di Kawasan
Batamindo Industrial Park Jl. Rambutan Lot 504-508A Muka Kuning-Batam. PT EPSON
Batam berdiri sejak juni 1991 dan merupakan salah satu anggota dari EPSON GROUP
ORGANIZATION yang barada di Seiko-Jepang. Presiden Direktur perusahaan ini adalah
Kenji Ota dengan kepemilikan modal US$ 7 Juta pada saat pendirian perusahaan pada
bulan juni 1991. PT EPSON BATAM memiliki sertifikat SMK3 (Indonesia Government
Regulation) Untuk masalah keselamatan, ISO 14001: 2004 (International Organization
Standard) untuk AMDAL, dan ISO 9001: 2000 (International Organization Standard) untuk
kualitas.
Visi PT EPSON:
Menjadi perusahaan elektronik nomor 1 (satu) di dunia
Misi PT EPSON:
1. Memperkuat kerangka perusahaan melalui perbaikan yang berkelanjutan dari reformasi
bisnis.
2. Melakukan pengembangan melalui bisnis produk baru.
3. Membangun karakter individu dengan kepercayaan terhadapTuhan Yang Maha Esa.
9. Dalam perusahaan manufaktur seperti PT.EPSON Batam, dikenal sistem pembelian,
penjualan, produksi & persediaan, pengeluaran, pendapatan dan penggajian. Adapun bagian-
bagian yang terkait dalam sistem informasi akuntansi pada PT.EPSON Batam adalah sebagai
berikut:
Sistem Pembelian
Diagram alir untuk proses Pembelian tunai:
1) Bagian Gudang melakukan pengecekan barang.
2) Bagian Gudang membuat Form Permintaan Barang (FPB) rangkap 2. Form ke-1
diserahkan ke bagian pembelian dan satunya di arsip.
3) Bagian Pembelian melakukan pencarian harga barang dan membuat Surat Permintaan
Penawaran Harga (SPPH).
4) SPPH dibuat rangkap 2, yang satu dikirim ke Supplier (pemasok) dan satunya di arsip.
5) Berdasarkan SPPH, pemasok membuat Surat Penawaran Harga (SPH) rangkap 2. Surat
ke-1 dikirim ke bagian pembelian dan satunya disimpan.
6) Berdasarkan SPH, bagian Pembelian melakukan pencarian harga yang cocok dan
membuat Surat Order Pembelian (SOP) rangkap 3
7) SOP ke-1 dikirim ke bagian penerimaan, SOP ke-2 dikirim ke Supplier dan sisanya di
arsip.
8) Suplier mengirim Barang dan Surat Penerimaan Barang (SPB) dan diterima oleh bagian
penerimaan.
9) Berdasarkan SOP dan SPB, bagian penerimaan melakukan pengecekan/pencocokan
barang yang dikirim. Selanjutnya membuat Laporan Penerimaan Barang (LPB) rangkap
2. LPB ke-1 diberikan ke bagian gudang dan satunya di arsip.
10) Bagian gudang mencocokan FPB dengan LPB dan memasukkan datanya ke Kartu Gudang
(KG).
Dokumen yang digunakan untuk pembelian tunai adalah surat permintaan pembelian,
surat permintaan penawaran harga, surat order pembelian, laporan penerimaan barang, surat
perubahan order pembelian dan bukti kas keluar.
10. Sistem Penjualan
Diagram Alir Penjualan Tunai:
1) Distributor
Memulai memesan barang, form pemesanan barang rangkap 2. Yang pertama
dikirim ke penjualan dan yang kedua untuk mengecek, jika barang datang.
Barang yang dipesan diterima bersama dengan nota pembayaran dari penjualan,
kemudian dicek bersama dengan form pemesanan barang. Jika ada barang yang
rusak dikembalikan ke penjualan.
Menerima barang yang sudah diganti dari penjualan dan bersama barang yang sudah
diterima di awal, distributor melakukan pembayaran yang menghasilkan bukti setor
rangkap 2. Yang pertama dikirim ke penjualan dan yang kedua di arsip.
Menerima bukti setoran yang sudah diberi tanda “lunas” dari penjualan.
2) Penjualan
Menerima form pemesanan barang dari distributor, kemudian membuat daftar
pemesanan barang yang menghasilkan daftar pemesanan barang yang dikirim ke
gudang. Menerima barang yang sudah dipesan bersama dengan nota pembayaran
dari gudang yang dikirim ke distributor.
Jika ada yang rusak, maka membuat daftar return rangkap 2. Satu dikirim ke gudang,
dua dibuat laporan return rangkap 2, satu dikirim ke pemimpin, yang kedua di arsip.
Menerima barang yang sudah diganti dari gudang dan dikirim ke distributor.
Menerima bukti setor dari distributor, membuat tanda lunas pembayaran rangkap 2.
Yang pertama dikirim ke distributor dan yang kedua dibuat laporan penjualan
rangkap 2, yang pertama dikirim ke pemimpin dan yang kedua di arsip.
3) Gudang
Menerima daftar pemesanan barang dari penjualan, kemudian menyediakan
barang yang dipesan. Barang yang dipesan dikirim ke penjualan.
Jika ada retur, maka gudang menerima daftar retur kemudian menyediakan barang
yang akan diganti dan dikirim ke penjualan.
4) Pimpinan
Jika ada retur, maka pemimpin menerima laporan retur dari penjualan yang
kemudian di arsip.
Menerima laporan penjualan dari penjualan.
11. Dokumen yang digunakan dalam transaksi penjualan tunai adalah faktur penjualan tunai, dan
pita register kas. Sementara dokumen yang digunakan dalam transaksi penjualan kredit
diantaranya yaitu faktur penjualan, surat order pengiriman dan tembusannya, rekapitulasi
Harga Pokok Penjualan (HPP), dan bukti memorial.
Sistem Produksi dan Persediaan
Berikut merupakan prosedur pencatatan barang/produk jadi:
Bagian produksi membuat Bukti Pengiriman Barang Jadi rangkap 3. Lembar 1 dikirimkan
bersama barang ke Bagian Gudang. Lembar 2 dikirimkan ke Bagian Akuntansi. Lembar 3
disimpan sebagai arsip.
Bagian Akuntansi menerima Bukti Pengiriman BJ lembar 2 dari Bagian Produksi,
kemudian di arsip untuk dijadikan bukti bahwa Bagian Produksi telah menyelesaikan
produk jadi dan sudah melakukan pengiriman ke Bagian Akuntansi
Bagian gudang menerima barang jadi dan Bukti Pengiriman Barang Jadi lembar 1 dari
Bagian Produksi. Berdasarkan Bukti Pengiriman BJ tersebut, Bagian Gudang mengisi
Kartu Gudang yang menyatakan bahwa bagian gudang menerima barang jadi sejumlah unit
barang jadi yang telah ditransfer oleh bagian produksi.
Setelah mengisi kartu gudang, Bagian Gudang meminta tanda tangan (untuk mengetahui
produk jadi yang masuk ke Bagian Gudang) ke Bagian Akuntansi.
Bagian Akuntansi menerima Kartu Gudang untuk ditanda tangani sebagai bukti
penerimaan barang jadi. Setelah itu mengirimkan Kartu gudang yang telah ditanda tangani
ke Bagian Gudang.
Berdasarkan kartu gudang yang telah ditanda tangani, Bagian Gudang membuat Surat
Penerimaan Barang Jadi (SPBJ) rangkap 3. Lembar pertama dikirimkan ke Bagian
Akuntansi, lembar 2 dikirimkan ke Bagian Produksi dan lembar 3 disimpan sebagai arsip.
Bagian Akuntansi menerima SPBJ lembar 1 dari Bagian Gudang. Berdasarkan SPBJ
lembar 1 tersebut, Bagian Akuntansi mengisi Kartu persediaan yang digunakan untuk
mengetahui persediaan barang jadi yang telah masuk.
Setelah mengisi Kartu Persediaan, Bagian Akuntansi mencatat di Jurnal tentang persediaan
barang jadi yang masuk. Setelah itu, memposting ke buku besar, dan dibuatkan neraca saldo
dan neraca lajur, jurnal penyesuaian dan Laporan Keuangan. Berdasarkan Laporan
12. Keuangan tersebut, Bagian Akuntansi membuat Laporan Penerimaan Barang Jadi (LPBJ)
yang dikirimkan ke Manajer.
Bagian Produksi menerima SPBJ lembar 2 dari Bagian Gudang. Berdasarkan SPBJ lembar
2, Bagian Produksi membuat Laporan Penyelesaian Barang Jadi yang dikirimkan ke
Manajer.
Berikut merupakan prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual:
Bagian produksi membuat surat permintaan bahan baku rangkap 2, lembar 1 diberikan
kepada bagian gudang sedangkan lembar ke 2 disimpan sebagai arsip.
Bagian gudang menerima surat permintaan barang baku lalu mempersiapkan bahan
baku yang diminta, membuat surat pengiriman barang rangkap 2. Lembar 1 disimpan
sebagai arsip sedangkan lembar ke 2 dikirim ke bagian produksi beserta bahan baku.
Bagian produksi menerima surat pengiriman dan barang, lalu melakukan produksi.
Setelah itu membuat laporan DM,DL,FOH rangkap 2. Lembar 1 disimpan sebagai
arsip, lembar ke 2 dikirim ke bagian akuntansi.
Bagian akuntansi menerima laporan DM,DL,FOH. Berdasarkan laoran tersebut bagian
akuntansi menghitung DMC,DLC,FOH. Lalu membuat laporan harga pokok produksi
rangkap 2. Lembar 1 disimpan sebagai arsip. Lembar ke 2 dikirim ke manajer.
Bagian manajer menerima laporan harga pokok produksi,. Berdasarkan laporan harga
pokok produksi bagian manajer menentukan margin laba lalu membuat laporan harga
penjualan barang.
Berikut merupakan prosedur dari pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli:
Bagian Gudang yang biasanya membutuhkan barang, membuat SPP (Surat Permintaan
Pembelian) rangkap 2. Lembar 1 dikirim ke Bagian Pembelian, dan lembar 2 disimpan
oleh Bagian Gudang sebagai arsip.
Bagian Pembelian menerima SPP lembar 1 dari Bagian Gudang. Berdasarkan SPP
lembar 1, maka Bagian Pembelian membuat SPPH.
SPPH tersebut dikirimkan ke Bagian Supplier. Dan Supplier membuat SPH. SPH
tersebut dikirimkan ke Bagian Pembelian. Berdasarkan SPH tersebut, Bagian
Pembelian membuat SDP (Surat Daftar Pembelian) dikirim ke Manager untuk
mendapat persetujuan.
13. Jika Manager menyetujui SDP tersebut, maka SDP yang telah disetujui dikirimkan
kembali ke Bagian Pembelian. Jika tidak, maka kembali ketransaksi awal.
Berdasarkan SDP yang sudah disetujui, Bagian Pembelian membuat SOP (Surat Order
Pembelian) rangkap 4. Lembar ke-1 dikirim kepada Supplier. Lembar ke-2 dikirim ke
Bagian Keuangan. Lembar ke-3 dikirim ke Bagian Gudang dan lembar ke-4 disimpan
sebagai arsip.
Supplier menerima SOP lembar ke-1 dari Bagian Pembelian. Kemudian Supplier
membuat faktur rangkap 2. Lembar ke-1 dikirim beserta barang pesanan ke Bagian
Pembelian. Lembar ke-2 disimpan sebagai arsip.
Bagian Pembelian menerima faktur beserta barang pesanan dari Supplier. Kemudian,
faktur dan barang dikirim ke Bagian Gudang.
Bagian Gudang menerima barang dan mencatat barang masuk berdasarkan SOP lembar
ke-3 dan membuat LPB (Laporan Penerimaan Barang) rangkap 3. Lembar ke-1
dikirimkan ke Bagian Pembelian. Lembar ke-2 dan faktur dikirim ke Bagian Keuangan.
Dan lembar ke-3 disimpan sebagai arsip.
Bagian Keuangan menerima SOP lembar ke-2, Faktur serta LPB lembar ke-2 dari
Bagian Gudang.
Berdasarkan SOP lembar ke-2, Faktur dari Bagian Pembelian serta LPB lembar ke-2,
Bagian Keuangan membuat Laporan Pembelian LP rangkap 2. Lembar pertama
diserahkan ke Manager dan lembar kedua disimpan sebagai arsip.
Berdasarkan laporan pembelian kredit bagian keuangan membuat laporan harga pokok
persediaan rangkap 2. Lembar pertama dikirim ke manager, lembar ke 2 disimpan
sebagai arsip
Berikut merupakan Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang:
Bagian Produksi membuat surat permintaan bahan baku sesuai kebutuhan rangkap 2.
Lembar pertama dikirim ke Bagian Gudang dan lembar kedua disimpan sebagai arsip.
Bagian Gudang menerima surat permintaan bahan baku dari bagian produksi.
Berdasarkan Surat Permintaan Bahan Baku, Bagian Gudang membuat Surat Pengiriman
Bahan Baku rangkap 2. Lembar 1 dikirim ke Bagian Produksi beserta bahan baku yang
diminta dan lembar kedua disimpan sebagai arsip.
14. Berdasarkan Surat Pengiriman Bahan Baku, Bagian Gudang membuat bukti permintaan dan
pengeluaran bahan baku gudang rangkap 2. Lembar pertama dikirim ke Bagian Akuntansi
dan lembar kedua disimpan sebagai arsip.
Berdasarkan bukti permintaan dan pengeluaran bahan baku, Bagian Gudang membuat
laporan persediaan bahan baku rangkap 2. Lembar pertama dikirim ke Bagian Akuntansi,
lembar kedua disimpan sebagai arsip.
Bagian Produksi menerima Surat Pengiriman Bahan Baku beserta bahan baku dari Bagian
Gudang.
Bagian Produksi memproduksi bahan baku menjadi barang jadi, kemudian mengirim barang
jadi ke Bagian Gudang.
Berdasarkan barang jadi, Bagian Gudang membuat laporan barang jadi rangkap 2. Lembar
1 dikirim ke Bagian Akuntansi dan lembar kedua disimpan sebagai arsip.
Berdasarkan laporan persediaan bahan baku, bukti permintaan dan pengeluaran bahan baku
gudang dan laporan barang jadi, Bagian Akuntansi membuat laporan permintaan dan
pengeluaran barang gudang rangkap 2. Lembar pertama dikirim ke Manajer dan lembar 2
disimpan sebagai arsip.
Sistem Pengeluaran Kas
Prosedur Pengeluaran Kas:
Bagian Supplier membuat faktur rangkap 2. Lembar 1 dikirimkan ke Bagian Pembayaran,
dan lembar 2 disimpan sebagai arsip
Bagian Pembayaran menerima Faktur lembar 1 dari Supplier. Berdasarkan faktur tersebut,
Bagian Pembayaran membuat Surat Permintaan Pengeluaran Kas (SPPK) rangkap 2. Lembar
1 dikirimkan ke Manajer dan lembar 2 disimpan sebagai arsip.
Manajer menerima SPPK lembar 1. Berdasarkan SPPK lembar 1 tersebut, Manajer akan
menyetujui SPPK tersebut, dan mengirimkan SPPK yang telah disetujui kepada Bagian
Pemegang Kas.
Bagian Pemegang Kas menerima SPPK yang telah disetujui. Berdasarkan SPPK yang telah
disetujui tersebut, Bagian Pemegang Kas membuat Bukti Kas Keluar (BKK) rangkap 3.
Lembar 1 beserta uang dikirimkan ke Bagian Pembayaran, lembar 2 dikirimkan ke Bagian
Akuntansi dan lembar 3 disimpan sebagai arsip.
Bagian Pembayaran menerima BKK Lembar 1 beserta uang, selanjutnya Bagian Pembayaran
melakukan pembayaran kepada Supplier.
15. Supplier menerima pembayaran dari Bagian Pembayaran. Berdasarkan pembayaran tersebut,
Supplier membuat Surat Pelunasan Pembayaran (SPP) rangkap 2. Lembar 1 dikirimkan ke
Bagian Pembayaran dan lembar 2 disimpan sebagai arsip.
Bagian Pembayaran menerima SPP lembar 1, kemudian membuat Laporan Pembayaran (LP)
rangkap 2. Lembar 1 dikirimkan ke Bagian Akuntansi dan lembar 2 disimpan sebagai arsip
Berdasarkan BKK lembar 2 dari Bagian Pemegang Kas dan LP lembar 1 dari Bagian
Pembayaran, Bagian Akuntansi membuat Laporan Pengeluaran Kas (LPK) rangkap 2.
Lembar 1 dikirimkan ke Manajer dan lembar 2 disimpan sebagai arsip.
Sistem Pendapatan
Berikut merupakan Prosedur Pendapatan dari Penjualan Tunai:
Pelanggan yang merasa cocok dengan produk yang sudah dipilih melakukan pembayaran
secara tunai ke Kasir.
Kasir menerima pembayaran tunai (kas) dari Pelanggan. Kemudian Kasir membuat
Laporan Penerimaan Kas (LPK) dan dikirimkan ke Bagian Keuangan.
Bagian Keuangan membuat Laporan Penjualan Tunai (LPT) rangkap 2. Lembar 1
dikirimkan ke Pimpinan dan Lembar 2 disimpan sebagai arsip.
Berikut merupakan Prosedur Pendapatan dari Piutang Usaha adalah sebagai berikut:
Kasir mengirimkan faktur ke Bagian Piutang. Bagian Piutang melakukan pengecekan
jatuh tempo piutang berdasarkan faktur yang sudah diterimanya.
Apabila jatuh tempo sudah dicek, maka Bagian piutang mencatat waktu jatuh tempo
tersebut pada Schedule Umur Piutang (SUP).
Berdasarkan SUP tersebut, Bagian Piutang membuat Surat Tagihan Piutang (STP) dan
STP dikirimkan ke Pelanggan
Pelanggan menerima STP, dan melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo.
Pembayaran dikirimkan ke Bagian Piutang
Bagian Piutang menerima pembayaran dari pelanggan dan membuat faktur lunas rangkap
2. Lembar 1 dikimkan ke Pelanggan. Lembar 2 disimpan sebagai arsip
Bagian Piutang membuat Laporan Penerimaan Kas dari Piutang rangkap 2. Lembar 1
dikirimkan ke Bagian Keuangan. Lembar 2 disimpan sebagai arsip.
16. Sesungguhnya masalah utama yang dihadapi oleh sistem informasi akuntansi yaitu :
Threats atau ancaman pada system
Ancaman adalah aksi yang mengganggu stabilitas sistem informasi akuntansi yang berasal dari
dalam sistem itu sendiri maupun dari luar sistem. Ancaman-ancaman tersebut dapat disebabkan
oleh 3 faktor, yaitu :
Ancaman dari alam ( ex: Bencana yang membuat sistem rusak, dll )
Ancaman dari manusia ( ex: Sabotase sistem oleh pihak dalam perusahaan, )
Ancaman lingkungan ( ex: Lingkungan sistem yang tidak memadai )
Kelemahan dari suatu sistemkemungkinan besar timbul pada saat mendesain atau/dan
menetapkan prosedur sistem tersebut. Kelemahan ini bisa juga disebabkan oleh faktor
perangkat lunak dan/atau perangkat keras yang digunakan oleh sistem.
Masalah diatas akan berdampak pada 6 hal penting dalam berjalannya sistem informasi
akuntansi ke-enam hal tersebut yaitu :
1. Efektifitas
Efektifitas pada sistem informasi akuntansi sangat diperlukan dalam bidang perusahaan,
apapun bentuk perusahaan itu. Dikarenakan efektifitas secara otomatis juga mempengaruhi
kinerja para karyawan yang bersangkutan. Jika efektifitas sistem terganggu, otomatis
efektifitas keuangan perusahaan akan juga terganggu.
2. Efisiensi
Efisiensi sistem sangat penting bagi kegiatan akuntansi dan keuangan perusahaan. Efisiensi ini
akan mempengaruhi tingkat kinerja serta target dan ke-akurat-an informasi yang diterima, serta
kecepatan pemrosesan informasi. Ketika ke-efisiensi-an terganggu, maka perusahaan akan
mengalami gangguan yang mengakibatkan ketidak tepatan informasi, ketidak akuratan
informasi, serta lambannya waktu yang dibutuhkan dalam pengelolaan informasi
3. Kerahasiaan
Semua perusahaan sangat merahasiakan informasi keuangan-nya. Security system (keamanan
sistem) harus sangat baik untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, contohnya
kebocoran informasi keuangan oleh pihak yang ingin mengambil keuntungan pribadi.
Kerahasiaan termasuk salah satu hal yang sangat amat penting perannya dalam perusahaan.
17. 4. Integritas
Sistem informasi keuangan yang digunakan oleh perusahaan harus bisa di akses oleh computer
lain. Sehingga control atau pengawasan pada bagian keauangan dapat di pantau oleh pejabat
perusahaan yang bersangkutan. Integritas juga diperlukan untuk kinerja akuntan perusahaan,
pastinya mereka tidak bekerja masing-masing, dan pastinya pula mereka bekerja pada satu data
keuangan perusahaan yang sama, sehingga integritas diperlukan untuk mengakses satu data
yang sama dalam computer yang berbeda. Integritas yang terganggu mengakibatkan
kekacauan pada bagian-bagian tertentu. Contohnya data yang tidak dapat di akses melalui
server, kurangnya pemantauan dari atasan, serta kinerja yang sangat kacau.
5. Kepatuhan
Pada dasarnya sistem yang telah dibuat oleh pendiri sistem akan di-aplikasikan dan berjalan
sesuai dengan yang kita perintahkan oleh user, itu lah yang kita sebut kepatuhan sistem. Jika
terjadi gangguan pada kepatuhan sistem, maka contoh mudah-nya sistem akan berjalan secara
otomatis, atau kemungkinan akan berjalan randomize(secara acak/tidak teratur). Solusi yang
dapat dilakukan yaitu memperbaiki sistem tersebut. Terganggunya kepatuhan sistem informasi
akuntansi akan berakibat fatal (tergantung dari kerusakan sistem tersebut) pada sistem
keuangan perusahaan. Dan penataan ulang (seperti input data, dsb) yang akan dilakukan akan
memakan waktu lama.
6. Kehandalan
Penciptaan suatu sistem tentu bertujuan untuk kehandalan kinerja perusahaan. Threats dan
vulnerability secara pasti akan mengganggu kehandalah sistem informasi akuntansi yang telah
dibuat. Semua perusahaan menginginkan kehandalan dalam sistem informasi akuntansi dan
sistem informasi lainnya agar kinerja pada perusahaan meningkat dan data keungan terjaga,
aman, dan akurat.
Untuk menjamin ke-enam hal tersebut agar aman dari ancaman-ancaman yang tidak
seharusnya terjadi, maka harus ada 10 point yang mampu mencegah ke-enam masalah tersebut
terjadi. Ke-10 hal tersebut adalah :
Akses control pengawasan sistem yang digunakan
Jaringan dan telekomunikasi yang digunakan
Manajemen akuntansi/keuangan praktis yang dipakai
Update (pengembangan) system yang digunakan secara berkala
18. Cryptographs yang diterapkan
Arsitektur dari sistem informasi akuntansi yang digunakan
Pengoperasian data yang aman
Business Continuity Plan (BCP) atau Rencana Bisnis Berlanjut dan Disaster Recovery
Plan (DRC) atau Perencanaan Pemulihan Bencana.
Kebutuhan hukum, bentuk investigasi dan kode etik yang diterapkan
Tata letak fisik dari sistem yang ada
Contoh Arus Kas yang Berasal Dari Aktivitas Investasi
Pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tidak berwujud, dan aset tidak lancar lain,
termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aset tetap yang dibangun sendiri.
a. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, dan peralatan, serta aset tidak berwujud dan
aset tidak lancar lain.
b. Pembayaran kas untuk membeli instrumen utang atau instrumen ekuitas entitas lain dan
kepemilikan dalam ventura bersama (selain pembayaran kas untuk instrumen yang dianggap
setara kas atau instrumen yang dimiliki untuk diperdagangkan atau diperjanjikan).
c. Kas yang diterima dari penjualan instrumen utang dan instrumen ekuitas lain dan
kepemilikan ventura bersama (selain penerimaan kas dari instrumen yang dianggap setara kas
atau instrumen yang dimiliki untuk diperdagangkan atau diperjanjikan.
d. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit
yang diberikan oleh lembaga keuangan).
e. Penerimaan kas dari pelunasan uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain
(selain uang muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan).
f. Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option contracts,
dan swap contracts, kecuali apabila kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau
diperjanjikan, atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
19. g. Pembayaran kas dari futures contracts, forward contracts, option contracts, dan swap
contracts kecuali apabila kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau
diperjanjikan, atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
Jika suatu kontrak dimaksudkan untuk lindung nilai (hedge) suatu posisi yang dapat
diidentifikasi maka arus kas dari kontrak tersebut diklasifikasikan dengan cara yang sama
seperti arus kas dari posisi yang dilindung nilainya.
Aktivitas Pendanaan
Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab
berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal
perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah:
a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya.
b. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham
perusahaan.
c. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan pinjaman lainnya.
d. Pelunasan pinjaman.
e. Pembayaran kas oleh penyewa (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan
dengan sewa pembiayaan (finance lease).
20. BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sistem informasi akuntansi perusahaan manufaktur merupakan solusi tepat bagi
perusahaan yang memikirkan prospeknya dalam jangka panjang. Hal ini dikarenakan sistem
informasi akuntansi perusahaan manufaktur lebih menekankan kepada proses produksi yang
terjadi dalam sebuah lantai produksi, mulai dari input bahan mentah hingga output barang jadi,
dengan mempertimbangkan semua proses yang terjadi.
3.2. Saran
Adapun saran penulis sehubungan dengan pembahasan makalah ini, kepada rekan-
rekan mahasiswa agar lebih meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih dalam tentang
pemahaman sistem informasi akuntansi perusahaan manufaktur.
DAFTAR PUSTAKA
Putra, Yananto Mihadi. (2018). " Pengembangan Sistem Informasi". Modul Kuliah
Sistem Informasi Manajemen. FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta.
Bentley, W. 2008. Introduction to System Analysis and Design. New York: McGraw Hill.
Hutahaean, Jeperson. 2014. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Deepublish.
http://irmajhe.blogspot.com/2017/04/makalah-sistem-informasi-akuntansi-di.html
http://hardisengawang.blogspot.com/2013/04/ancaman-sistem-informasi-akuntansi.html
https://www.jurnal.id/en/blog/2018/mengetahui-aktivitas-investasi-dan-pendanaan-
pada-arus-kas