SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
Radiobiologi
Pada tingkat mikroskopis, sinar atau partikel yang datang dapat
berinteraksi dengan elektron orbital di dalam atom dan molekul sel
sehingga menyebabkannya:
• Eksitasi: menaikkan elektron terikat ke keadaan energi yang lebih
tinggi; elektron tidak memiliki energi yang cukup untuk meninggalkan
atom induk.
• Ionisasi : elektron menerima energi yang cukup untuk dikeluarkan
dari orbitnya dan meninggalkan atom induk. Radiasi pengion mampu
menginduksi proses pengeluaran elektron.
Penyinaran sel jaringan dengan radiasi tersebut menimbulkan produksi
fluks partikel sekunder yang memiliki energi (elektron).
Berenergi dan tidak terikat, partikel ini mampu bermigrasi menjauh
dari atom induk, berinteraksi dengan atom dan molekul lain, dan
melepaskan energinya ke medium di sekitarnya.
Dosimetri
• Paparan dan Kerma Udara
• Dosis serap
- Gray (Gy) = joule/Kg
- 1 Rad = 10 mGy
• Dosis ekuivalen
- Faktor bobot radiasi
- Sievert (Sv)
• Dosis efektif
- Faktor bobot jaringan
- Sievert (Sv)
Linear Energy Transfer (LET)
• LET didefinisikan sebagai jumlah energi yang disimpan per satuan lintasan
(satuan eV/mm)
• LET menggambarkan kerapatan deposisi energi, yang sangat menentukan
konsekuensi biologis dari paparan jenis radiasi tertentu
• Secara umum, radiasi LET tinggi (misalnya alfa, proton) lebih merusak
daripada radiasi LET rendah (elektron, sinar-x, sinar gamma)
Linear Energy Transfer (LET)
Tipe radiasi LET (keV/m)
C0-60 radiasi gamma 0.3
250 kV sinar-x 2
10 MeV proton 4.7
150 MeV proton 0.5
14 MeV neutron 12
2.5 MeV partikel alfa 166
2 GeV inti Fe 1000
Basis Biologis untuk
Keselamatan Radiasi
(Lanjutan)
Relative Biological Effectiveness (RBE)
• Efek radiasi yang ditimbulkan akan berbeda-beda bergantung
dari jenis radiasi, energi radiasi, dan tipe jaringan yang
diradiasi.
• RBE adalah rasio efektivitas biologi dari suatu radiasi
terhadap radiasi lainnya jika diberi dosis serap yang sama.
• Pengujian RBE dari suatu radiasi umumnya dibandingkan
dengan efek yang ditimbulkan dari penyinaran menggunakan
sinar-x 250 kV.
Relative Biological Effectiveness (RBE)
• RBE diperoleh dari persamaan
𝑅𝐵𝐸 =
𝐷250𝑘𝑉
𝐷𝑟
• Dr adalah dosis serap dari
radiasi tertentu yang
memberikan kerusakan yang
sama dengan dosis serap
sinar-x pada 250 kV.
Efek Biologi
• Efek biologis diekspresikan dalam pembunuhan sel, atau
transformasi sel (karsinogenesis dan mutasi)
• Target utama radiasi adalah molekul DNA, yang mengalami
pemutusan ikatan kimia
• Tergantung pada tingkat kerusakannya, kerusakan ini dapat
diperbaiki melalui beberapa mekanisme perbaikan yang ada pada
organisme hidup
Kerusakan DNA
Ketika radiasi pengion
diserap oleh organ tubuh,
kerusakan pada DNA dapat
terjadi melalui 2
mekanisme:
• Direct action
• Indirect action
Direct Action
• Direct action: radiasi berinteraksi
langsung dengan target kritis di dalam
sel
• Atom-atom target terionisasi atau
tereksitasi melalui interaksi radiasi
• Mengarah pada rantai peristiwa fisika
dan kimia yang pada akhirnya
menghasilkan kerusakan biologis
• Proses dominan dalam interaksi partikel
LET tinggi seperti neutron atau partikel
alfa dengan bahan biologis
Indirect Action
• Indirect Action: radiasi berinteraksi
dengan molekul dan atom lain
• 80% sel terdiri dari air
• Di dalam sel dihasilkan radikal bebas
• Melalui difusi, radikal bebas merusak
target kritis di dalam sel
• Radikal bebas adalah atom atau molekul
yang membawa elektron orbital yang
tidak berpasangan di kulit terluar.
Keadaan ini dikaitkan dengan tingkat
reaktivitas kimiawi yang tinggi
Indirect Action
Untuk indirect action oleh sinar-x, rantai peristiwa dari penyerapan foton yang
hingga kerusakan biologis akhir adalah sebagai berikut:
Foton sinar-x
 (1) fisika
Elektron atau positron
 (2) fisika
Ion radikal
 (3) kimia
Radikal bebas
 (4) kimia
Kerusakan ikatan
 (5) biologi
Efek biologi
Rentang waktu dari setiap proses tersebut:
1. Proses fisika terjadi pada orde 10-15s
2. Ion radikal memiliki waktu hidup 10-10s
3. Radikal bebas memiliki waktu hidup 10-5s
4. Tahap antara kerusakan ikatan hingga
munculnya efek biologi dapat berlangsung
dalam hitungan jam, hari, bahkan tahun.
Oxygen Enhancement Ratio (OER)
• Oksigen menyebabkan kerusakan yang dihasilkan oleh radikal bebas menjadi
permanen.
• Kerusakan dapat dipulihkan jika oksigen tidak tersedia.
• OER = 3 dapat dicapai pada sinar-x;
OER = 1.6 dapat dicapai pada
neutron; OER = 1 pada partikel alfa.
Siklus Sel
• M - mitosis, diikuti dengan proses
cytokinesis. Merupakan proses
pembentukan 2 sel identik.
• S - Fase sintesis DNA.
• G1 - jeda pertama dalam aktivitas, antara
mitosis dan fase S. Pembesaran ukuran sel.
• G2 - celah kedua dalam aktivitas, antara
fase S dan mitosis berikutnya. Melakukan
perbaikan kromosom yang diperlukan.
• Jika sel berhenti berkembang melalui
siklus maka akan berada di G0
Siklus Sel
Sensitivitas:
• M>G2 >G1 >awal fase S >akhir fase S
• Kondisi paling resistan adalah pada akhir
fase S.
• Pada fase tersebut, sel sedang mengalami
proses perbaikan kerusakan.
Siklus Sel
• Siklus sel untuk mamalia berlangsung
dalam orde 10-20 jam.
• Fase S berlangsung selama 6-8 jam.
• Fase M berlangsung selama kurang dari 1
jam.
• G1 berlangsung selama 2-4 jam.
• G2 berlangsung selama 1-8 jam.
Mekanisme Kematian Sel setelah Radiasi
• Target utama radiasi adalah DNA sel: kerusakan tunggal
sering kali dapat diperbaiki, kerusakan ganda
mematikan
• Mitotic death- sel mati mencoba membelah diri,
terutama karena penyimpangan kromosom asimetris;
mekanisme yang paling umum
• Apoptosis - kematian sel yang diprogram; ditandai
dengan urutan peristiwa yang telah ditentukan
sebelumnya yang mengakibatkan pemisahan sel dalam
tubuh apoptosis
• Bystander effect - sel yang secara langsung dipengaruhi
oleh radiasi melepaskan molekul sitotoksik yang
menginduksi kematian pada sel tetangga
Radiosensitifitas
• Radiosensitivitas merujuk pada tingkat kepekaan sel
atau jaringan terhadap efek radiasi.
• Sel-sel atau jaringan yang radiosensitif lebih rentan
terhadap kerusakan yang disebabkan oleh paparan
radiasi.
• Tingkat radiosensitivitas dapat bervariasi antara jenis
sel dan jaringan yang berbeda.
Radiosensitifitas Sel
• Tidak semua sel hidup sama sensitifnya terhadap radiasi.
• Sel-sel yang bereproduksi secara aktif lebih sensitif
dibandingkan sel-sel yang tidak bereproduksi secara aktif.
• Limfosit (sel darah putih) dan sel-sel yang menghasilkan
darah terus-menerus beregenerasi, dan oleh karena itu,
merupakan sel-sele yang paling sensitif terhadap radiasi
• Sel-sel reproduksi dan gastrointestinal tidak beregenerasi
dengan cepat dan kurang sensitif terhadap radiasi.
• Sel saraf dan otot adalah sel yang paling lambat beregenerasi
dan merupakan sel yang paling tidak sensitif terhadap
radiasi.
Radiosensitifitas Sel
• Tidak semua efek radiasi bersifat permanen.
• Dalam banyak kasus, sel mampu memperbaiki kerusakan sepenuhnya dan
kembali berfungsi sebagai sel-sel normal.
• Jika kerusakannya cukup parah, sel yang terkena akan mati. Dalam
beberapa kasus, sel mengalami kerusakan namun masih mampu
bereproduksi. Namun, sel anak mungkin kekurangan beberapa komponen
penting yang menopang kehidupan, dan sel tersebut mati.
• Kemungkinan akibat lain dari paparan radiasi adalah sel terpengaruh
sedemikian rupa sehingga tidak mati tetapi hanya bermutasi. Sel yang
bermutasi bereproduksi dan melanggengkan mutasi. Ini bisa menjadi awal
dari lahirnya tumor ganas.
Radiosensitifitas Sel
Radiosensitifitas Organ
• Sensitivitas berbagai organ tubuh manusia terhadap radiasi berkorelasi
dengan sensitivitas relatif sel penyusunnya.
• Sel pembentuk darah merupakan salah satu sel yang paling sensitif karena
laju regenerasinya yang cepat, maka organ pembentuk darah merupakan
salah satu organ yang paling sensitif terhadap radiasi
• Kecepatan reproduksi sel-sel yang membentuk suatu sistem organ
bukanlah satu-satunya kriteria yang menentukan sensitivitas secara
keseluruhan.
Radiosensitifitas Organ
• Sel yang sangat sensitif adalah tumor ganas.
• Lapisan luar sel berkembang biak dengan cepat, dan juga memiliki suplai
darah dan oksigen yang baik. Sel paling sensitif saat bereproduksi, dan
keberadaan oksigen meningkatkan sensitivitas sel terhadap radiasi.
• Sel anoksik (sel dengan oksigen yang tidak mencukupi) cenderung tidak
aktif, seperti sel yang terletak di bagian dalam jaringan kanker.
• Saat jaringan kanker terkena radiasi, lapisan luar sel yang membelah
dengan cepat akan hancur, menyebabkan ukuran kanker “menyusut”.
Radiosensitifitas Organ
• Jika jaringan kanker diberikan radiasi dalam dosis besar untuk
menghancurkannya sepenuhnya, pasien mungkin akan meninggal juga.
• Untuk itu, dalam terapi kanker, jaringan kanker diberikan dosis kecil setiap
hari (terfraksinasi), yang memberikan kesempatan pada jaringan sehat
untuk pulih dari kerusakan apa pun sambil secara bertahap mengecilkan
kanker yang sangat sensitif terhadap radiasi.
Radiosensitifitas Tubuh
• Sensitivitas seluruh tubuh terhadap radiasi bergantung pada
organ yang paling sensitif, yang pada gilirannya bergantung pada
sel yang paling sensitif.
• Efek biologis pada seluruh tubuh akibat paparan radiasi akan
bergantung pada beberapa faktor.
• Seseorang yang sudah rentan terhadap infeksi dan menerima
radiasi dalam dosis besar mungkin lebih terkena dampak radiasi
daripada orang sehat.
• Selain bergantung pada radiosensitifitas sel, organ, atau tubuh,
efek radiasi juga bergantung pada besaran dosis radiasi yang
diterima
Radiosensitifitas Tubuh
Organ atau tissue WT ICRP 30 (1979) WT ICRP 60 (1991) WT ICRP 103 (2007)
Gonad 0.25 0.20 0.08
Sumsum tulang merah 0.12 0.12 0.12
Usus besar 0.12 0.12
Paru-paru 0.12 0.12 0.12
Perut 0.12 0.12
Kandung kemir 0.05 0.04
Payudara 0.15 0.05 0.12
Hati 0.05 0.04
Kerongkongan 0.05 0.04
Tiroid 0.03 0.05 0.04
Kulit 0.01 0.01
Permukaan tulang 0.03 0.01 0.01
Otak 0.01
Lainnya 0.30 0.05 0.12
TOTAL 1.00 1.00 1.00
Radiosensitifitas Tubuh
Jenis Paparan Radiasi
Berdasarkan sumbernya:
1. Radiasi Alamiah adalah radiasi yang sudah ada sejak
terbentuknya alam semesta dan akan lenyap bersamaan dengan
lenyapnya alam semesta
• Radiasi Kosmik
• Radiasi Terestrial
• Radiasi Internal
2. Radiasi Buatan adalah radiasi yang dihasilkan oleh kegiatan
manusia, terutama sebagai hasil dari berbagai kegiatan
industri, medis, dan penelitian
Radiasi Alamiah
• Radiasi kosmik adalah radiasi yang
berasal dari luar angkasa.
• Partikel bermuatan dari matahari dan
bintang berinteraksi dengan atmosfer
bumi dan medan magnet bumi
sehingga menghasilkan pancaran
radiasi, biasanya radiasi beta dan
gamma.
• Dosis radiasi kosmik bervariasi di
berbagai belahan dunia karena
perbedaan ketinggian dan pengaruh
medan magnet bumi.
Radiasi Alamiah
• Radiasi terestrial adalah radiasi yang berasal
dari bumi yang ditemukan di tanah, air, hingga
tumbuh-tumbuhan.
• Kandungan uranium, thorium, dan produk
peluruhannya yang rendah dapat ditemukan di
alam.
• Lokasi dengan konsentrasi uranium dan
thorium yang lebih tinggi di tanahnya memiliki
tingkat dosis yang lebih tinggi. Isotop utama
yang menjadi perhatian radiasi terestrial adalah
uranium dan produk peluruhan uranium, seperti
thorium, radium, dan radon.
Radiasi Alamiah
• Radiasi internal adalah radiasi yang berasal dalam tubuh
manusia.
• Kandungan radioaktif kalium-40, karbon-14, timbal-210, dan
isotop lain terdapat di dalam tubuh manusia sejak lahir.
• Dosis tahunan rata-rata yang diterima seseorang dari bahan
radioaktif internal adalah sekitar 40 milirem/tahun.
Radiasi Buatan
Jenis Paparan Radiasi
Berdasarkan lokasi sumber:
1. Radiasi Interna terjadi ketika seseorang terpapar radiasi dari
bahan radioaktif yang ada di dalam tubuh.
2. Radiasi Eksterna terjadi ketika seseorang terpapar radiasi
dari sumber radiasi yang berada di luar tubuh.
3. Kontaminasi Radiasi terjadi ketika suatu objek atau
individu terkena atau tercemar oleh bahan radioaktif, yang
dapat menghasilkan paparan radiasi tambahan pada objek
inangnya.
Jenis Paparan Radiasi
Terima Kasih

More Related Content

Similar to 3. Basis Biologis untuk Keselamatan Radiasi - Lanjutan.pptx

Dr. nia ros
Dr. nia rosDr. nia ros
Dr. nia rosMKhasan7
 
Ppt bioenergetika dan radikal bebas - Angga, dkk
Ppt bioenergetika dan radikal bebas - Angga, dkkPpt bioenergetika dan radikal bebas - Angga, dkk
Ppt bioenergetika dan radikal bebas - Angga, dkkAngga Wan
 
Dasar dasar radioterapi
Dasar dasar radioterapiDasar dasar radioterapi
Dasar dasar radioterapidadupipa
 
biolistrik keperawatan.ppt
biolistrik keperawatan.pptbiolistrik keperawatan.ppt
biolistrik keperawatan.ppthuntari harahap
 
1 pengetian patologi
1 pengetian patologi1 pengetian patologi
1 pengetian patologiWarnet Raha
 
Dielektrik jaringan
Dielektrik jaringanDielektrik jaringan
Dielektrik jaringanSiti Julaiha
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
Bab 6. Sistem organisme mahluk hidup.pptx
Bab 6. Sistem organisme mahluk hidup.pptxBab 6. Sistem organisme mahluk hidup.pptx
Bab 6. Sistem organisme mahluk hidup.pptxrahmawati2524
 
Degenerasi dan Nekrosis
Degenerasi dan NekrosisDegenerasi dan Nekrosis
Degenerasi dan NekrosisYaner Yeverson
 
bab SEL.ppt
bab SEL.pptbab SEL.ppt
bab SEL.pptAlfan66
 
42056914-Cedera-Dan-Kematian-Sel.ppt
42056914-Cedera-Dan-Kematian-Sel.ppt42056914-Cedera-Dan-Kematian-Sel.ppt
42056914-Cedera-Dan-Kematian-Sel.pptDrYurizal
 
S T R U K T U R S E L
S T R U K T U R  S E LS T R U K T U R  S E L
S T R U K T U R S E LMartinus
 
31_respon sel dari stres dan toksik.pptx
31_respon sel dari stres dan toksik.pptx31_respon sel dari stres dan toksik.pptx
31_respon sel dari stres dan toksik.pptxDhevGianfranco
 
KELOMPOK 4 PATOFISIOLOGI.pptx
KELOMPOK 4 PATOFISIOLOGI.pptxKELOMPOK 4 PATOFISIOLOGI.pptx
KELOMPOK 4 PATOFISIOLOGI.pptxDrYurizal
 
MEKANISME KERJA OBAT.ppt
MEKANISME KERJA OBAT.pptMEKANISME KERJA OBAT.ppt
MEKANISME KERJA OBAT.pptmarwatiiechuby
 

Similar to 3. Basis Biologis untuk Keselamatan Radiasi - Lanjutan.pptx (20)

Dr. nia ros
Dr. nia rosDr. nia ros
Dr. nia ros
 
Ppt bioenergetika dan radikal bebas - Angga, dkk
Ppt bioenergetika dan radikal bebas - Angga, dkkPpt bioenergetika dan radikal bebas - Angga, dkk
Ppt bioenergetika dan radikal bebas - Angga, dkk
 
Dasar dasar radioterapi
Dasar dasar radioterapiDasar dasar radioterapi
Dasar dasar radioterapi
 
biolistrik keperawatan.ppt
biolistrik keperawatan.pptbiolistrik keperawatan.ppt
biolistrik keperawatan.ppt
 
1 pengetian patologi
1 pengetian patologi1 pengetian patologi
1 pengetian patologi
 
Dielektrik jaringan
Dielektrik jaringanDielektrik jaringan
Dielektrik jaringan
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
Bab 6. Sistem organisme mahluk hidup.pptx
Bab 6. Sistem organisme mahluk hidup.pptxBab 6. Sistem organisme mahluk hidup.pptx
Bab 6. Sistem organisme mahluk hidup.pptx
 
Degenerasi dan Nekrosis
Degenerasi dan NekrosisDegenerasi dan Nekrosis
Degenerasi dan Nekrosis
 
SEL.ppt
SEL.pptSEL.ppt
SEL.ppt
 
bab SEL.ppt
bab SEL.pptbab SEL.ppt
bab SEL.ppt
 
42056914-Cedera-Dan-Kematian-Sel.ppt
42056914-Cedera-Dan-Kematian-Sel.ppt42056914-Cedera-Dan-Kematian-Sel.ppt
42056914-Cedera-Dan-Kematian-Sel.ppt
 
Bab1_SEL.ppt
Bab1_SEL.pptBab1_SEL.ppt
Bab1_SEL.ppt
 
ADAPTASI SEL1.pptx
ADAPTASI SEL1.pptxADAPTASI SEL1.pptx
ADAPTASI SEL1.pptx
 
S T R U K T U R S E L
S T R U K T U R  S E LS T R U K T U R  S E L
S T R U K T U R S E L
 
Bab1_SEL.ppt
Bab1_SEL.pptBab1_SEL.ppt
Bab1_SEL.ppt
 
31_respon sel dari stres dan toksik.pptx
31_respon sel dari stres dan toksik.pptx31_respon sel dari stres dan toksik.pptx
31_respon sel dari stres dan toksik.pptx
 
KELOMPOK 4 PATOFISIOLOGI.pptx
KELOMPOK 4 PATOFISIOLOGI.pptxKELOMPOK 4 PATOFISIOLOGI.pptx
KELOMPOK 4 PATOFISIOLOGI.pptx
 
MEKANISME KERJA OBAT.ppt
MEKANISME KERJA OBAT.pptMEKANISME KERJA OBAT.ppt
MEKANISME KERJA OBAT.ppt
 
Aging
AgingAging
Aging
 

More from PutraPratama208800

3. Penerapan Reaksi Inti dalam Produksi Radioisotop.pptx
3. Penerapan Reaksi Inti dalam Produksi Radioisotop.pptx3. Penerapan Reaksi Inti dalam Produksi Radioisotop.pptx
3. Penerapan Reaksi Inti dalam Produksi Radioisotop.pptxPutraPratama208800
 
2. Dosimetri Lanjutan terkait dosis ekuivalen dan dosis efektif.pptx
2. Dosimetri Lanjutan terkait dosis ekuivalen dan dosis efektif.pptx2. Dosimetri Lanjutan terkait dosis ekuivalen dan dosis efektif.pptx
2. Dosimetri Lanjutan terkait dosis ekuivalen dan dosis efektif.pptxPutraPratama208800
 
Pengenalan DRL untuk Fasilitas Kesehatan
Pengenalan DRL untuk Fasilitas KesehatanPengenalan DRL untuk Fasilitas Kesehatan
Pengenalan DRL untuk Fasilitas KesehatanPutraPratama208800
 
Pelaporan Data Dosis Pasien untuk Evaluasi Tingkat Panduan Diagnostik
Pelaporan Data Dosis Pasien untuk Evaluasi Tingkat Panduan DiagnostikPelaporan Data Dosis Pasien untuk Evaluasi Tingkat Panduan Diagnostik
Pelaporan Data Dosis Pasien untuk Evaluasi Tingkat Panduan DiagnostikPutraPratama208800
 
Pertemuan 6 Reaksi Fisi dan Fusi Inti.pdf
Pertemuan 6 Reaksi Fisi dan Fusi Inti.pdfPertemuan 6 Reaksi Fisi dan Fusi Inti.pdf
Pertemuan 6 Reaksi Fisi dan Fusi Inti.pdfPutraPratama208800
 
Pertemuan 1 Mekanika Statistik.pdf
Pertemuan 1 Mekanika Statistik.pdfPertemuan 1 Mekanika Statistik.pdf
Pertemuan 1 Mekanika Statistik.pdfPutraPratama208800
 
Register dan Penggunaan Si-INTAN 3.0_RU.ppt
Register dan Penggunaan Si-INTAN 3.0_RU.pptRegister dan Penggunaan Si-INTAN 3.0_RU.ppt
Register dan Penggunaan Si-INTAN 3.0_RU.pptPutraPratama208800
 
Register dan Penggunaan Si-INTAN 3.0_Mammo.ppt
Register dan Penggunaan Si-INTAN 3.0_Mammo.pptRegister dan Penggunaan Si-INTAN 3.0_Mammo.ppt
Register dan Penggunaan Si-INTAN 3.0_Mammo.pptPutraPratama208800
 
Register dan Penggunaan Si-INTAN 3.0_RU.ppt
Register dan Penggunaan Si-INTAN 3.0_RU.pptRegister dan Penggunaan Si-INTAN 3.0_RU.ppt
Register dan Penggunaan Si-INTAN 3.0_RU.pptPutraPratama208800
 
DRL_Pengenalan DRL_1 Juli 2020.pptx
DRL_Pengenalan DRL_1 Juli 2020.pptxDRL_Pengenalan DRL_1 Juli 2020.pptx
DRL_Pengenalan DRL_1 Juli 2020.pptxPutraPratama208800
 
Pelaporan Dosis Pasien Surabaya 16 Februari 2023.pdf
Pelaporan Dosis Pasien Surabaya 16 Februari 2023.pdfPelaporan Dosis Pasien Surabaya 16 Februari 2023.pdf
Pelaporan Dosis Pasien Surabaya 16 Februari 2023.pdfPutraPratama208800
 

More from PutraPratama208800 (13)

3. Penerapan Reaksi Inti dalam Produksi Radioisotop.pptx
3. Penerapan Reaksi Inti dalam Produksi Radioisotop.pptx3. Penerapan Reaksi Inti dalam Produksi Radioisotop.pptx
3. Penerapan Reaksi Inti dalam Produksi Radioisotop.pptx
 
2. Dosimetri Lanjutan terkait dosis ekuivalen dan dosis efektif.pptx
2. Dosimetri Lanjutan terkait dosis ekuivalen dan dosis efektif.pptx2. Dosimetri Lanjutan terkait dosis ekuivalen dan dosis efektif.pptx
2. Dosimetri Lanjutan terkait dosis ekuivalen dan dosis efektif.pptx
 
Pengenalan DRL untuk Fasilitas Kesehatan
Pengenalan DRL untuk Fasilitas KesehatanPengenalan DRL untuk Fasilitas Kesehatan
Pengenalan DRL untuk Fasilitas Kesehatan
 
Pelaporan Data Dosis Pasien untuk Evaluasi Tingkat Panduan Diagnostik
Pelaporan Data Dosis Pasien untuk Evaluasi Tingkat Panduan DiagnostikPelaporan Data Dosis Pasien untuk Evaluasi Tingkat Panduan Diagnostik
Pelaporan Data Dosis Pasien untuk Evaluasi Tingkat Panduan Diagnostik
 
Pertemuan 6 Reaksi Fisi dan Fusi Inti.pdf
Pertemuan 6 Reaksi Fisi dan Fusi Inti.pdfPertemuan 6 Reaksi Fisi dan Fusi Inti.pdf
Pertemuan 6 Reaksi Fisi dan Fusi Inti.pdf
 
Pertemuan 1 Mekanika Statistik.pdf
Pertemuan 1 Mekanika Statistik.pdfPertemuan 1 Mekanika Statistik.pdf
Pertemuan 1 Mekanika Statistik.pdf
 
Pertemuan 8.pdf
Pertemuan 8.pdfPertemuan 8.pdf
Pertemuan 8.pdf
 
Register dan Penggunaan Si-INTAN 3.0_RU.ppt
Register dan Penggunaan Si-INTAN 3.0_RU.pptRegister dan Penggunaan Si-INTAN 3.0_RU.ppt
Register dan Penggunaan Si-INTAN 3.0_RU.ppt
 
Register dan Penggunaan Si-INTAN 3.0_Mammo.ppt
Register dan Penggunaan Si-INTAN 3.0_Mammo.pptRegister dan Penggunaan Si-INTAN 3.0_Mammo.ppt
Register dan Penggunaan Si-INTAN 3.0_Mammo.ppt
 
Register dan Penggunaan Si-INTAN 3.0_RU.ppt
Register dan Penggunaan Si-INTAN 3.0_RU.pptRegister dan Penggunaan Si-INTAN 3.0_RU.ppt
Register dan Penggunaan Si-INTAN 3.0_RU.ppt
 
DRL_Pengenalan DRL_1 Juli 2020.pptx
DRL_Pengenalan DRL_1 Juli 2020.pptxDRL_Pengenalan DRL_1 Juli 2020.pptx
DRL_Pengenalan DRL_1 Juli 2020.pptx
 
Pengenalan DRL.pdf
Pengenalan DRL.pdfPengenalan DRL.pdf
Pengenalan DRL.pdf
 
Pelaporan Dosis Pasien Surabaya 16 Februari 2023.pdf
Pelaporan Dosis Pasien Surabaya 16 Februari 2023.pdfPelaporan Dosis Pasien Surabaya 16 Februari 2023.pdf
Pelaporan Dosis Pasien Surabaya 16 Februari 2023.pdf
 

Recently uploaded

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Laporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdfLaporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdfSriHandayaniLubisSpd
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?AdePutraTunggali
 
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdfAksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdfRahayanaDjaila2
 
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaanSoal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaanressyefrina15
 
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptxLokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptxHermawati Dwi Susari
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.docPresentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.docLeoRahmanBoyanese
 
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannyaModul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannyaNovi Cherly
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdfindahningsih541
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKNTugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKNssuser419260
 
Revisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptx
Revisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptxRevisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptx
Revisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptxRazefZulkarnain1
 
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdfLaporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdfSriHandayaniLubisSpd
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdfLaporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdfSriHandayaniLubisSpd
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Laporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdfLaporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdf
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
 
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdfAksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
 
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaanSoal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
 
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptxLokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.docPresentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
 
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannyaModul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKNTugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
 
Revisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptx
Revisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptxRevisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptx
Revisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptx
 
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdfLaporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdfLaporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
 

3. Basis Biologis untuk Keselamatan Radiasi - Lanjutan.pptx

  • 1. Radiobiologi Pada tingkat mikroskopis, sinar atau partikel yang datang dapat berinteraksi dengan elektron orbital di dalam atom dan molekul sel sehingga menyebabkannya: • Eksitasi: menaikkan elektron terikat ke keadaan energi yang lebih tinggi; elektron tidak memiliki energi yang cukup untuk meninggalkan atom induk. • Ionisasi : elektron menerima energi yang cukup untuk dikeluarkan dari orbitnya dan meninggalkan atom induk. Radiasi pengion mampu menginduksi proses pengeluaran elektron. Penyinaran sel jaringan dengan radiasi tersebut menimbulkan produksi fluks partikel sekunder yang memiliki energi (elektron). Berenergi dan tidak terikat, partikel ini mampu bermigrasi menjauh dari atom induk, berinteraksi dengan atom dan molekul lain, dan melepaskan energinya ke medium di sekitarnya.
  • 2. Dosimetri • Paparan dan Kerma Udara • Dosis serap - Gray (Gy) = joule/Kg - 1 Rad = 10 mGy • Dosis ekuivalen - Faktor bobot radiasi - Sievert (Sv) • Dosis efektif - Faktor bobot jaringan - Sievert (Sv)
  • 3. Linear Energy Transfer (LET) • LET didefinisikan sebagai jumlah energi yang disimpan per satuan lintasan (satuan eV/mm) • LET menggambarkan kerapatan deposisi energi, yang sangat menentukan konsekuensi biologis dari paparan jenis radiasi tertentu • Secara umum, radiasi LET tinggi (misalnya alfa, proton) lebih merusak daripada radiasi LET rendah (elektron, sinar-x, sinar gamma)
  • 4. Linear Energy Transfer (LET) Tipe radiasi LET (keV/m) C0-60 radiasi gamma 0.3 250 kV sinar-x 2 10 MeV proton 4.7 150 MeV proton 0.5 14 MeV neutron 12 2.5 MeV partikel alfa 166 2 GeV inti Fe 1000
  • 5. Basis Biologis untuk Keselamatan Radiasi (Lanjutan)
  • 6. Relative Biological Effectiveness (RBE) • Efek radiasi yang ditimbulkan akan berbeda-beda bergantung dari jenis radiasi, energi radiasi, dan tipe jaringan yang diradiasi. • RBE adalah rasio efektivitas biologi dari suatu radiasi terhadap radiasi lainnya jika diberi dosis serap yang sama. • Pengujian RBE dari suatu radiasi umumnya dibandingkan dengan efek yang ditimbulkan dari penyinaran menggunakan sinar-x 250 kV.
  • 7. Relative Biological Effectiveness (RBE) • RBE diperoleh dari persamaan 𝑅𝐵𝐸 = 𝐷250𝑘𝑉 𝐷𝑟 • Dr adalah dosis serap dari radiasi tertentu yang memberikan kerusakan yang sama dengan dosis serap sinar-x pada 250 kV.
  • 8.
  • 9. Efek Biologi • Efek biologis diekspresikan dalam pembunuhan sel, atau transformasi sel (karsinogenesis dan mutasi) • Target utama radiasi adalah molekul DNA, yang mengalami pemutusan ikatan kimia • Tergantung pada tingkat kerusakannya, kerusakan ini dapat diperbaiki melalui beberapa mekanisme perbaikan yang ada pada organisme hidup
  • 10. Kerusakan DNA Ketika radiasi pengion diserap oleh organ tubuh, kerusakan pada DNA dapat terjadi melalui 2 mekanisme: • Direct action • Indirect action
  • 11. Direct Action • Direct action: radiasi berinteraksi langsung dengan target kritis di dalam sel • Atom-atom target terionisasi atau tereksitasi melalui interaksi radiasi • Mengarah pada rantai peristiwa fisika dan kimia yang pada akhirnya menghasilkan kerusakan biologis • Proses dominan dalam interaksi partikel LET tinggi seperti neutron atau partikel alfa dengan bahan biologis
  • 12. Indirect Action • Indirect Action: radiasi berinteraksi dengan molekul dan atom lain • 80% sel terdiri dari air • Di dalam sel dihasilkan radikal bebas • Melalui difusi, radikal bebas merusak target kritis di dalam sel • Radikal bebas adalah atom atau molekul yang membawa elektron orbital yang tidak berpasangan di kulit terluar. Keadaan ini dikaitkan dengan tingkat reaktivitas kimiawi yang tinggi
  • 13. Indirect Action Untuk indirect action oleh sinar-x, rantai peristiwa dari penyerapan foton yang hingga kerusakan biologis akhir adalah sebagai berikut: Foton sinar-x  (1) fisika Elektron atau positron  (2) fisika Ion radikal  (3) kimia Radikal bebas  (4) kimia Kerusakan ikatan  (5) biologi Efek biologi Rentang waktu dari setiap proses tersebut: 1. Proses fisika terjadi pada orde 10-15s 2. Ion radikal memiliki waktu hidup 10-10s 3. Radikal bebas memiliki waktu hidup 10-5s 4. Tahap antara kerusakan ikatan hingga munculnya efek biologi dapat berlangsung dalam hitungan jam, hari, bahkan tahun.
  • 14. Oxygen Enhancement Ratio (OER) • Oksigen menyebabkan kerusakan yang dihasilkan oleh radikal bebas menjadi permanen. • Kerusakan dapat dipulihkan jika oksigen tidak tersedia. • OER = 3 dapat dicapai pada sinar-x; OER = 1.6 dapat dicapai pada neutron; OER = 1 pada partikel alfa.
  • 15. Siklus Sel • M - mitosis, diikuti dengan proses cytokinesis. Merupakan proses pembentukan 2 sel identik. • S - Fase sintesis DNA. • G1 - jeda pertama dalam aktivitas, antara mitosis dan fase S. Pembesaran ukuran sel. • G2 - celah kedua dalam aktivitas, antara fase S dan mitosis berikutnya. Melakukan perbaikan kromosom yang diperlukan. • Jika sel berhenti berkembang melalui siklus maka akan berada di G0
  • 16. Siklus Sel Sensitivitas: • M>G2 >G1 >awal fase S >akhir fase S • Kondisi paling resistan adalah pada akhir fase S. • Pada fase tersebut, sel sedang mengalami proses perbaikan kerusakan.
  • 17. Siklus Sel • Siklus sel untuk mamalia berlangsung dalam orde 10-20 jam. • Fase S berlangsung selama 6-8 jam. • Fase M berlangsung selama kurang dari 1 jam. • G1 berlangsung selama 2-4 jam. • G2 berlangsung selama 1-8 jam.
  • 18. Mekanisme Kematian Sel setelah Radiasi • Target utama radiasi adalah DNA sel: kerusakan tunggal sering kali dapat diperbaiki, kerusakan ganda mematikan • Mitotic death- sel mati mencoba membelah diri, terutama karena penyimpangan kromosom asimetris; mekanisme yang paling umum • Apoptosis - kematian sel yang diprogram; ditandai dengan urutan peristiwa yang telah ditentukan sebelumnya yang mengakibatkan pemisahan sel dalam tubuh apoptosis • Bystander effect - sel yang secara langsung dipengaruhi oleh radiasi melepaskan molekul sitotoksik yang menginduksi kematian pada sel tetangga
  • 19. Radiosensitifitas • Radiosensitivitas merujuk pada tingkat kepekaan sel atau jaringan terhadap efek radiasi. • Sel-sel atau jaringan yang radiosensitif lebih rentan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh paparan radiasi. • Tingkat radiosensitivitas dapat bervariasi antara jenis sel dan jaringan yang berbeda.
  • 20. Radiosensitifitas Sel • Tidak semua sel hidup sama sensitifnya terhadap radiasi. • Sel-sel yang bereproduksi secara aktif lebih sensitif dibandingkan sel-sel yang tidak bereproduksi secara aktif. • Limfosit (sel darah putih) dan sel-sel yang menghasilkan darah terus-menerus beregenerasi, dan oleh karena itu, merupakan sel-sele yang paling sensitif terhadap radiasi • Sel-sel reproduksi dan gastrointestinal tidak beregenerasi dengan cepat dan kurang sensitif terhadap radiasi. • Sel saraf dan otot adalah sel yang paling lambat beregenerasi dan merupakan sel yang paling tidak sensitif terhadap radiasi.
  • 21. Radiosensitifitas Sel • Tidak semua efek radiasi bersifat permanen. • Dalam banyak kasus, sel mampu memperbaiki kerusakan sepenuhnya dan kembali berfungsi sebagai sel-sel normal. • Jika kerusakannya cukup parah, sel yang terkena akan mati. Dalam beberapa kasus, sel mengalami kerusakan namun masih mampu bereproduksi. Namun, sel anak mungkin kekurangan beberapa komponen penting yang menopang kehidupan, dan sel tersebut mati. • Kemungkinan akibat lain dari paparan radiasi adalah sel terpengaruh sedemikian rupa sehingga tidak mati tetapi hanya bermutasi. Sel yang bermutasi bereproduksi dan melanggengkan mutasi. Ini bisa menjadi awal dari lahirnya tumor ganas.
  • 23. Radiosensitifitas Organ • Sensitivitas berbagai organ tubuh manusia terhadap radiasi berkorelasi dengan sensitivitas relatif sel penyusunnya. • Sel pembentuk darah merupakan salah satu sel yang paling sensitif karena laju regenerasinya yang cepat, maka organ pembentuk darah merupakan salah satu organ yang paling sensitif terhadap radiasi • Kecepatan reproduksi sel-sel yang membentuk suatu sistem organ bukanlah satu-satunya kriteria yang menentukan sensitivitas secara keseluruhan.
  • 24. Radiosensitifitas Organ • Sel yang sangat sensitif adalah tumor ganas. • Lapisan luar sel berkembang biak dengan cepat, dan juga memiliki suplai darah dan oksigen yang baik. Sel paling sensitif saat bereproduksi, dan keberadaan oksigen meningkatkan sensitivitas sel terhadap radiasi. • Sel anoksik (sel dengan oksigen yang tidak mencukupi) cenderung tidak aktif, seperti sel yang terletak di bagian dalam jaringan kanker. • Saat jaringan kanker terkena radiasi, lapisan luar sel yang membelah dengan cepat akan hancur, menyebabkan ukuran kanker “menyusut”.
  • 25. Radiosensitifitas Organ • Jika jaringan kanker diberikan radiasi dalam dosis besar untuk menghancurkannya sepenuhnya, pasien mungkin akan meninggal juga. • Untuk itu, dalam terapi kanker, jaringan kanker diberikan dosis kecil setiap hari (terfraksinasi), yang memberikan kesempatan pada jaringan sehat untuk pulih dari kerusakan apa pun sambil secara bertahap mengecilkan kanker yang sangat sensitif terhadap radiasi.
  • 26. Radiosensitifitas Tubuh • Sensitivitas seluruh tubuh terhadap radiasi bergantung pada organ yang paling sensitif, yang pada gilirannya bergantung pada sel yang paling sensitif. • Efek biologis pada seluruh tubuh akibat paparan radiasi akan bergantung pada beberapa faktor. • Seseorang yang sudah rentan terhadap infeksi dan menerima radiasi dalam dosis besar mungkin lebih terkena dampak radiasi daripada orang sehat. • Selain bergantung pada radiosensitifitas sel, organ, atau tubuh, efek radiasi juga bergantung pada besaran dosis radiasi yang diterima
  • 27. Radiosensitifitas Tubuh Organ atau tissue WT ICRP 30 (1979) WT ICRP 60 (1991) WT ICRP 103 (2007) Gonad 0.25 0.20 0.08 Sumsum tulang merah 0.12 0.12 0.12 Usus besar 0.12 0.12 Paru-paru 0.12 0.12 0.12 Perut 0.12 0.12 Kandung kemir 0.05 0.04 Payudara 0.15 0.05 0.12 Hati 0.05 0.04 Kerongkongan 0.05 0.04 Tiroid 0.03 0.05 0.04 Kulit 0.01 0.01 Permukaan tulang 0.03 0.01 0.01 Otak 0.01 Lainnya 0.30 0.05 0.12 TOTAL 1.00 1.00 1.00
  • 29. Jenis Paparan Radiasi Berdasarkan sumbernya: 1. Radiasi Alamiah adalah radiasi yang sudah ada sejak terbentuknya alam semesta dan akan lenyap bersamaan dengan lenyapnya alam semesta • Radiasi Kosmik • Radiasi Terestrial • Radiasi Internal 2. Radiasi Buatan adalah radiasi yang dihasilkan oleh kegiatan manusia, terutama sebagai hasil dari berbagai kegiatan industri, medis, dan penelitian
  • 30. Radiasi Alamiah • Radiasi kosmik adalah radiasi yang berasal dari luar angkasa. • Partikel bermuatan dari matahari dan bintang berinteraksi dengan atmosfer bumi dan medan magnet bumi sehingga menghasilkan pancaran radiasi, biasanya radiasi beta dan gamma. • Dosis radiasi kosmik bervariasi di berbagai belahan dunia karena perbedaan ketinggian dan pengaruh medan magnet bumi.
  • 31. Radiasi Alamiah • Radiasi terestrial adalah radiasi yang berasal dari bumi yang ditemukan di tanah, air, hingga tumbuh-tumbuhan. • Kandungan uranium, thorium, dan produk peluruhannya yang rendah dapat ditemukan di alam. • Lokasi dengan konsentrasi uranium dan thorium yang lebih tinggi di tanahnya memiliki tingkat dosis yang lebih tinggi. Isotop utama yang menjadi perhatian radiasi terestrial adalah uranium dan produk peluruhan uranium, seperti thorium, radium, dan radon.
  • 32. Radiasi Alamiah • Radiasi internal adalah radiasi yang berasal dalam tubuh manusia. • Kandungan radioaktif kalium-40, karbon-14, timbal-210, dan isotop lain terdapat di dalam tubuh manusia sejak lahir. • Dosis tahunan rata-rata yang diterima seseorang dari bahan radioaktif internal adalah sekitar 40 milirem/tahun.
  • 34. Jenis Paparan Radiasi Berdasarkan lokasi sumber: 1. Radiasi Interna terjadi ketika seseorang terpapar radiasi dari bahan radioaktif yang ada di dalam tubuh. 2. Radiasi Eksterna terjadi ketika seseorang terpapar radiasi dari sumber radiasi yang berada di luar tubuh. 3. Kontaminasi Radiasi terjadi ketika suatu objek atau individu terkena atau tercemar oleh bahan radioaktif, yang dapat menghasilkan paparan radiasi tambahan pada objek inangnya.