Radikal bebas dapat terbentuk secara endogen melalui proses metabolisme normal maupun secara eksogen dari lingkungan luar. Radikal bebas dapat bermanfaat dalam jumlah normal namun juga berbahaya apabila berlebihan karena dapat merusak DNA, membran sel, protein, dan lipid. Antioksidan alami dapat mencegah efek merugikan dari radikal bebas.
5. Menurut Halliwel (1999), Radikal bebas adalah suatu atom,
gugus, molekul atau senyawa yang dapat berdiri sendiri yang
mengandung satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan
pada orbit paling luar
Radikal bebas dapat bermuataan positif (kation), bermuatan
negatif (anion) atau tidak bermuatan
Radikal bebas mudah tertarik pada suatu medan magnetik
(paramagnetik)
Radikal bebas mempunya sifat reaktivitas yang sangat tinggi
8. Superoksida bersidat oksidan atau reduktan,dapat bereaksi dengan berbagai substrat
biologik. Reaktifitas o²* sangat terbatas karena adanya dismutasi spontan yang dapat
terjadi pada pH fisiologik, membenrtuk H dan o²* ,tetapi dengan terbatasnya reaktifitas
(o²*) menyebabkan radikal ini dapat berdifusi dan bereaksi dengan substratnya dalam jarak
yang relatif jauh dari asalnya
Radikal bebas oksigen,molekul dengan elektron tidak berpasangan yang sangaty
relaktif. Radikal bebas ini dapat merusak sel membrane. Radikal bebas ini
berperan pada 100 penyakit manusia termasuk aging,kanker,serangan
jantung,stroke dan arthritis
Radikal nitrat oksida terbentuk saat molekul nitrat oksida bereaksi dengan
radikal superoksida. Meskipun radikal nitrat oksida diperlukan untuk
melancarkan sirkulasi darah dan fungsi otak, kelebihan radikal nitrat oksida
dapat merusak sel-sel tubuh dan memicu peradangan.
01
9. senyawa kimia dengan dua atom hidrogen dan oksigen, terbentuk di
dalam tubuh manusia dan digunakan sebagai bahan kimia. H2O2
bisa merusak sel-sel tubuh dan menghasilkan radikal hidroksil yang
sangat berbahaya. Senyawa ini merupakan salah satu jenis radikal
bebas yang terbentuk di dalam tubuh manusia
Oksida nitrit disebut juga nitrogen oksida atau nitrogen monoksida adalah
suatu gas tidak berwarna,tanpa oksigen larut dalam air. Oksida nitrit
(NO*) dapat berdifusi ke dalam dan antar sel serta menghantarkan sinyal
biokimia,oksida nitrit (NO*) yang diproduksi secara kontinue oleh sel sel
endothelium yang berperan mengendalikan tonus pembuluh darah,aliran
darah,tekanan darah,fungsi platelet,fgerakan saluran pencernaan,saluran
pernafasan,dan saluran kemih)
02
11. Secara umum sumber radikal bebas dapat dibedakan menjadi dua yaitu endogen dan
eksogen.
Radikal bebas endogen yaitu dari dalam tubuh (internal), dapat terbentuk melalui
autoksidasi, oksidasi enzimatik, fagositosis dalam respirasi, transpor elektron di
mitokondria dan oksidasi ionion logam transisi
Radikal bebas dapat berada di dalam tubuh karena adanya hasil samping
dari proses oksidasi dan pembakaran sel. Radikal bebas yang paling
banyak terbentuk di dalam tubuh adalah superoksida.
12. Autoksidasi adalah senyawa yang mengandung ikatan rangkap,
hidrogen alilik, benzilik atau tersier yang rentan terhadap oksidasi oleh
udara.
Oksidasi enzimatik menghasilkan oksidan asam hipoklorit.
Fagositosis dalam respirasi, proses fagositosis mikroorganisme oleh
sel leukosit menggunakan oksigen dalam jumlah yang besar, hampir
70- 90% penggunaan oksigen dapat memproduksi superoksid.
13. Sinar Ultraviolet B merangsang melanosit memproduksi melanin berlebihan dalam
kulit, yang tidak hanya membuat kulit lebih gelap. melainkan juga berbintik hitam.
Sinar UV A merusak kulit dengan menembus lapisan basal yang menimbulkan
kerutan.
Radiasi elektromagnetik sinar X, sinar gamma, dan radiasi partikel elektron, proton,
neutron, alfa, dan beta menghasilkan radikal primer dengan cara memindahkan
energinya pada komponen seluler.
Radikal bebas eksogen berasal dari luar sistem tubuh (eksternal) seperti sinar UV,
radiasi dari alat elektronika seperti handphone, televisi, polusi udara dari asap
kendaraan, asap rokok, ozon, pestisida, senyawa kimia karbontetraklorida, senyawa
hasil pemanggangan, dan zat pewarna.
14. Oksidan asap rokok dapat menghabiskan antioksidan intraseluler paru-paru melalui
mekanisme yang dikaitkan dengan tekanan oksidan.
Senyawa karbontetraklorida (CCL) dalam pestisida merupakan senyawa yang dapat
masuk ke dalam tubuh dari lingkungan luar.
Senyawa hasil pemanggangan makanan sampai gosong dapat menjadi pemicu
radikal bebas dalam tubuh.
Pewarna makanan minuman serta zat aditif lainnya misalkan Red E120 dan asam
karmiat akan membentuk suatu senyawa radikal yang berperanan dalam reaksi
peroksidasi lipid yang akan menimbulkan kerusakan membran sel yang berakibat
kematian sel dan jaringan.
15. Terbentuknya senyawa radikal, baik radikal bebas endogen maupun eksogen terjadi
melalui sederetan reaksi.
Proses terbentuknya radikal bebas diawali dengan molekul yang tidak
memiliki elektron berpasangan mencoba mengambil elektron lain yang
berada di sekitarnya. Proses ini disebut oksidasi yang kemudian akan
membentuk sebuah molekul radikal bebas baru. Proses ini jika berlangsung
terus-menerus akan membentuk sebuh rantai reaksi yang dapat
menghancurkan ribuan molekul lain.
16. Tahapan inisiasi merupakan langkah pertama terciptanya spesies radikal. Secara
umum, ini adalah peristiwa pembelahan homolitik yang jarang terjadi karena
hambatan energi. Biasanya tahapan ini terbentuk karena pengaruh beberapa hal
seperti, suhu tinggi, UV ataupun katalis mengandung logam digunakan sebagai
penghalang energi.
Radikal bebas dapat terbentuk sebagai hasil metabolisme maupun memang sengaja
dibentuk untuk menetralisasi virus dan bakteri pada sistem imunitas tubuh. Radikal
bebas dibentuk oleh banyak mekanisme terutama oleh mekanisme oksidasi glukosa.
Pembentukan radikal bebas berlangsung terus menerus dalam tubuh manusia.
Biasanya mekanisme pembentukan reaksi berantai radikal bebas terjadi melalui tiga
tahapan reaksi yaitu,inisiasi,propagasi dan terminasi.
17. Pada tahapan propagasi, terjadi perambatan atau terbentuknya radikal
baru. Dibagian 'rantai' dari reaksi berantai. Begitu radikal bebas reaktif
dihasilkan, akan menjadi pemicu untuk bereaksi dengan molekul stabil
dan membentuk radikal bebas baru. Demikian hal ini terus menerus
berlangsung dengan melibatkan abstraksi hidrogen atau penambahan
radikal menjadi ikatan rangkap dan menghasilkan banyak radikal bebas.
Sementara pada tahapan terminasi, reaksi radikal akan berhenti jika
dua radikal saling bereaksi dan menghasilkan suatu spesies non radikal.
Pada tahap terakhir pemusnahan atau pengubahan senyawa radikal
menjadi non radikal.
19. Reaksi reduksi oksidasi biokimiawi yang melibatkan oksigen dan
merupakan bagian dari proses metabolisme sel normal
(pembentukan secara fisiologis)
Respon terhadap radiasi sinar gamma, sinar ultra violet, polusi
lingkungan, merokok, hiperoksida dan iskemia
Proses peradangan, radikal seperoksida yang dihasilkan oleh
fagosit yang teraktivasi dalam proses fagositosis sebagai reaksi
inflamasi (misal neutrophil, monosit/makrofag, dan eosinofil)
dalam jumlah besar
Tubuh kita secara terus menerus mengalami proses pembentukan
radikal bebas yang berasal dari :
1.
2.
3.
20. Mengabsorpsi energi radiasi (ultraviolet, sinar X)
Secara endogen, biasanya reaksi oksidasi selama
proses metabolik normal
Dengan cara metabolisme enzimatik pada obat-obatan
atau zat kimia eksogen (CCl3, CCl4)
Radikal bebas ini kemudian akan menginisiasi sel dalam
tubuh dengan cara :
1.
2.
3.
23. Kerusakan struktur DNA
Kerusakan membran sel
Kerusakan Protein
Keusakan lipid peroksida
Dapat menimbulkan autoimun
Proses penuaan
Radikal bebas yang mengambil elektron dari tubuh manusia
dapat menyebabkan perubahan struktur DNA (Deoxy Nucleic
Acid) sehingga timbullah sel-sel mutan. Kerusakan sel yang
diakibatkan serangan radikal bebas antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
24. Berawi, K. N., Agverianti, T. (2017). Efek aktivitas fisik pada proses
pembentukan radikal bebas sebagai faktor risiko aterosklerosis. Jurnal
Majority, 6(2), 86-91.
Labola, Y. A., Puspita, D. (2017). Peran Antioksidan Karotenoid
Penangkal Radikal Bebas Penyebab Berbagai Penyakit. Majalah
Farmasetika, 2(2), 12-17.
Kurniasih, E. (2019). Sosialisasi bahaya radikal bebas dan fungsi
antioksidan alami bagi kesehatan. Jurnal Vokasi, 3(1), 1-7.
25. Maharani, A. I., Riskierdi, F., Febriani, I., Kurnia, K. A., Rahman, N. A.,
Ilahi, N. F., Farma, S. A. (2022, May). Peran Antioksidan Alami
Berbahan Dasar Pangan Lokal dalam Mencegah Efek Radikal Bebas.
In Prosiding Seminar Nasional Biologi (Vol. 1, No. 2, pp. 390-399).
Simanjuntak, E. J., Zulham, Z. (2020). Superoksida Dismutase (Sod)
Dan Radikal Bebas. Jurnal Keperawatan Dan Fisioterapi (Jkf), 2(2),
124-129.
Yuslianti, E. R. (2018). Pengantar Radikal Bebas dan Antioksidan.
Yogyakarta : Deepublish.