SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Forum Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat
Resinda Hotel Karawang
Jl. Resinda Raya No. 1 Kabupaten Karawang
Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Koordinator Pelatihan Jabatan Fungsional Perencana
Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan
Institut Teknologi Bandung
2020
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia
Perencana Pembangunan Ke Depan
Perencanaan
Perencanaan
Perencanaan berkaitan dengan logika atau pemikiran manusia.
Dalam hal ini, perencanaan dapat diartikan sebagai rangkaian
proses dan tindakan berdasarkan pemikiran manusia tersebut.
Pemikiran manusia bersifat dinamis, dan akan kian berkembang
seiring dengan keingintahuan serta kebutuhannya. Perencanaan
senantiasa berkaitan dengan ruang dan waktu, oleh sebab itu
perencanaan merupakan cerminan dari harapan (masih bersifat
umum) yang ingin diwujudkan pada suatu ruang pada masa
mendatang. Lebih jauh lagi, perencanaan wilayah dan kota
merupakan salah satu bentuk perencanaan spesifik yang fokus
kepada penataan pola ruang dari waktu ke waktu, dimana ruang
dan waktu tadi diposisikan sebagai obyek dari suatu proses. Selain
perencanaan tersebut memiliki suatu rangkaian proses, juga
perencanaan memiliki muatan yang spesifik (Chadwick, 1978)
Sistem
(kata benda)
Perencanaan
(kata benda)
Seperangkat bagian terkait
yang bergerak atau
bekerjasama
Sekelompok organ yang bekerjasama
melakukan fungsi penting tubuh/
organisasi
Aktivitas ataupun proses
dalam menyusun suatu
rencana dalam mencapai
atau melakukan sesuatu
Sistem Perencanaan
Cara untuk mengelola,
mengendalikan,
mengatur, atau
melakukan sesuatu
yang mengikuti
serangkaian peraturan
atau rencana
Mengingat buku ini lebih menekankan kepada sisi perencana kota, maka
setidaknya pemahaman smart city, disertai pula pemahaman akan system
perencanaan
Merriam-Webster, Learner’s Dictionary, terdapat beberapa pengertian
tentang kata system (kata benda) dan kata planning (kata benda).
Sumber: http://learnersdictionary.com dan
https://en.oxforddictionaries.com/
Untuk melakukan
sesuatu yang ingin
dilakukan sehingga
tidak lagi merasakan
keinginan yang kuat
untuk melakukannya
Untuk
menyingkirkan
emosi yang kuat
(seperti kemarahan)
dengan melakukan
sesuatu
Pengendalian pembangunan kota
oleh pemerintah setempat berikut
lisensi pembangunan baru atau
perubahan dari yang sudah ada
Kesulitan Menjelaskan
Istilah Perencanaan
Dalam konteks keilmuan
perencanaan wilayah dan kota,
penjelasan istilah perencanaan
tidaklah sederhana mengingat
proses dan produk perencanaan
harus melibatkan dan memberikan
dampak positif kepada wilayah dan
kota. Makna istilah perencanaan
dapat beragam dari sisi
perencanaan individu sampai
kepada perencanaan bagi
masyarakat dan hal ini
mempengaruhi karakteristik
aktivitas dalam proses
penyusunannya. Selain itu,
perencanaan haruslah seiring
dengan prosedur dan aturan yang
telah ada supaya tidak
menimbulkan kebingungan ketika
perencanaan tersebut
dilaksanakan.
Transformasi Perencanaan
Obyek
perencanaan
kota
Real space Cyberspace
Hardware
Software
Contents
Accessibility
Asynchronous
Synchronous
Time
Sumber: Shiode, 2000: 118, dalam Sutriadi, 2017 (forthcoming)
Transformasi Obyek Perencanaan (Wilayah dan Kota) dengan Kehadiran TIK
Spatial Planning
(optimasi dari aktivitas pada kerangka keruangan)
Operational Research
(optimalisasi aktivitas dalam kerangka
institusi/organisasi)
Information theory
(teori informasi tentang komunikasi dalam sistem)
System Engineering
(optimalisasi sistem mesin buatan manusia pada
suatu sistem)
Cybernetic
(teori pengendalian dari sistem)
General Planning Theory
(teori perencanaan secara umum)
Landscape Design
(keilmuan rancangan lansekap yang fokus kepada
optimasi subsistem hubungan manusia dengan alam)
Architecture and Civil Engineering
(keilmuan arsitektur dan teknik sipil yang fokus
kepada optimasi subsistem fisik secara spesifik)
Sumber:
Chadwick (1978). A System View of Planning
Proses komunikasi yang berpeluang untuk didukung oleh
perangkat dari kemajuan di bidang teknologi informasi dan
komunikasi
Sumber
informasi
Pengirim
(transmitter)
Saluran
(channel)
Penerima
(receiver)
Tujuan
(destination)
Cara
menyimpan
informasi
Cara mengirim
informasi
Media saluran
informasi
Cara membaca,
mengunduh,
menganalisis
informasi
Cara
mempreskripsikan
informasi
Pesan
Sinyal
Pesan
yang
diterima
Gangguan
(Noise)
Sinyal
+
Gangguan
Elemen-elemen informasi yang berpeluang untuk didukung oleh
perangkat dari kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi
Ilustrasi Umum Sistem Komunikasi serta Peluang
Perkembangan Teknologi Berbasis Informasi dan
Komunikasi bagi Perencanaan
Sumber:
Chadwick (1978). A System View of Planning
Sistem nilai manusia:
Nilai, tujuan, sasaran
Ekosistem:
Alam, termasuk di
dalamnya manusia dan
pemandangan alam, serta
flora dan fauna
Sistem manusia yang
ruangnya diadaptasi:
Ruang fisik yang
diadaptasi, serta saluran
(channel)
Aktivitas sistem manusia:
Aktivitas, aliran (flow),
ruang abstrak
Sumber:
Chadwick (1978). A System View of Planning
Lingkungan dari sistem
dunia nyata
Sistem konsepsual
perencanaan
Sistem dunia nyata
Sistem manusia-mesin,
termasuk di dalamnya:
Sistem dunia nyata
Model dari sistem
dunia nyata
Perencanaan berupaya
memodelkan dunia nyata
Dunia nyata berupaya diintervensi
melalui preskripsi rencana
Asumsi yang diambil Etika dan kearifan
Sumber:
Chadwick (1978). A System View of Planning
Sumber Daya Manusia ASN
HUNTING
society
AGRARIAN
society
INDUSTRIAL
society
INFORMATION
society
IMAGINATION
society
Light
Industry
Heavy and Chemical
Industry
Computer
Internet
Digital Transformation
AI, IOT, Blockchain
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
1.0
2.0
3.0
4.0
SOCIETY
INDUSTRIAL
REVOLUTION
TRANSFORMASI DIGITAL
ERA INDUSTRI 4.0 & SOCIETY 5.0
Sumber: Keidanren (2019)
Penerapan teknologi digital yang
terintegrasi menuntut perubahan
cepat cara kerja dan keahlian yang
relevan pada sektor publik.
KONEKTIVITAS DENGAN KAWASAN
PRODUKSI RAKYAT
VISI INDONESIA
AKSENTUASI PADA:
FOKUS & TEPAT SASARAN
BAGI RAKYAT
PRASYARAT UTAMA
INVESTASI TERBUKA UNTUK
MEMBUKA LAPANGAN KERJA
PERUBAHAN PARADIGMA
INOVASI
PROGRAM KERJA
PENGGUNAAN APBN
REFORMASI
INVESTASI
SDM
INFRASTRUKTUR
REFORMASI STRUKTURAL
& MINDSET
IDEOLOGI PANCASILA PERSATUAN & KESATUAN BANGSA BHINNEKA TUNGGAL IKA
 INDUSTRI KECIL
 EKONOMI KHUSUS
 PARIWISATA
 PERSAWAHAN
 PERKEBUNAN
 TAMBAK PERIKANAN
 KESEHATAN
 PENDIDIKAN VOKASI
 LEMBAGA MANAJEMEN
TALENTA
 PERCEPATAN PERIZINAN
 HILANGKAN HAMBATAN
 STRUKTUR DINAMIS
 MINDSET:
 ADAPTIF
 PRODUKTIF
 INOVATIF
 KOMPETITIF
 MONEV
 MANFAAT EKONOMI
 MANFAAT SOSIAL
 KESEJAHTERAAN
POINTER PIDATO
Presiden Joko Widodo
Sentul, 14 Juli 2019
PEMBANGUNAN SDM: PRIORITAS PEMERINTAH 5 TAHUN KE DEPAN
GOOD GOVERNANCE
RPJM 1 (2005-2009)
REFORMASI BIROKRASI
RPJM 2 (2010-2014)
SISTEM MERIT
RPJM 3 (2015-2019)
BIROKRASI
BERKELAS DUNIA
RPJM 4 (2020-2024)
2
3
4 SMART ASN
Profil:
INTEGRITAS
NASIONALISME
PROFESIONALISME
WAWASAN GLOBAL
IT & BAHASAASING
HOSPITALITY
NETWORKING
ENTREPRENEURSHIP
WORLD CLASS
GOVERNMENT 2024
DIGITAL LEADER
DIGITAL TALENT
1
ROAD MAP PEMBANGUNAN
A p a r a t u r S i p i l N e g a r a
Transformasi Manajemen ASN
2. UU No 8/1974
3. UU No 43/1999
4. UU No 5/2014
1. UU No 18/1961
Transformasi Manajemen ASN
1. Personal Administratif
2. Personal Manajemen
3. Human Resource Management
4. Human Capital Management
5
6
PENGEMBANGAN
KARIER
PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN
PERENCANAAN
PENGADAAN
(REKRUTMEN
& SELEKSI)
PENGEMBANGAN
KAPASITAS
PENILAIAN KINERJA &
PENGHARGAAN
2
1
3
4
HUMAN CAPITAL MANAGEMENT STRATEGY
APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)
PERATURAN PEMERINTAH
No. 49 Tahun 2018
Manajemen Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
PERATURAN PEMERINTAH
No. 11 Tahun 2017
Manajemen Pegawai Negeri Sipil (PNS)
6P
UNDANG-UNDANG
No. 5 Tahun 2014
Aparatur Sipil Negara (ASN)
1. Recruitment
2. Placement and promotion
3. Performance-based Mgt./ SKP
4. Core competency training
5. Welfare dan Renumerasi
1. Deregulasi
2. Law Enforcement
3. Reward and Punishment
4. De-kooptasi dengan
politik
5. Minimalisasi spoiling
system
6. Wasdal/supervisi
1. Sistem Informasi
Kepegawaian
2. Pemanfaatan TIK (e-office,
e-gov dan i-gov)
3. Transparansi dan
akuntabilitas
4. Efektivitas dan efisiensi
5. Simplifikasi proses
1. Restrukturisasi organisasi (right
sizing; flat org.)
2. Service Delivery
3. OutcomesOriented
4. Mind-set dan Culture set
5. Strong commitment
Reformasi Bidang Kepegawaian
SDM Aparatur
Penataan
Organisasi/Bis
nis Proses
Modernisasi
Pelayanan
Regulasi
DRIVING FACTORS
PERUBAHAN MANAJEMEN KEPEGAWAIAN
Intervensi Politik tinggi, sehingga netralitas terganggu
PNS belum dianggap sebagai sebuah profesi
Penetapan formasi PNS belum melalui analisis jabatan, analisis beban kerja dan perencanaan
SDM yang benar
Penempatan dan pengangkatan dalam jabatan belum berbasis kompetensi terjadi mismacht
Terbatasnya mobilitas PNS secara Nasional
Terbatasnya kesempatan mengembangkan diri karena keterbatasan kuota jumlah peserta
Kualifikasi dan kompetensi PNS tidak sesuai kebutuhan
Masalah overstaff (kelebihan secara kuantitas/jumlah) dan understaff (kekurangan secara
kualitas/kompetensi)
Budaya kinerja PNS masih rendah
Gaji PNS belum berdasarkan individual, internal, & eksternal equity
Tsunami Pensiun
VISI DAN MISI KEPEGAWAIAN NEGARA
DI ERA UU ASN
VISI
• Mewujudkan
Aparatur Sipil
Negara yang
memiliki
integritas,
profesional,
melayani dan
sejahtera
MISI
• Memindahkan
Aparatur Sipil
Negara dari
Comfort Zone
ke Competitive
Zone
PRINSIP DASAR MERIT SISTEM
a. seluruh Jabatan sudah memiliki standar kompetensi Jabatan;
b. perencanaan kebutuhan pegawai berdasarkan Anjab dan ABK;
c. pelaksanaan seleksi dan promosi dilakukan secara terbuka;
d.memiliki manajemen karir yang terdiri dari perencanaan, pengembangan,
pola karir, dan kelompok rencana suksesi yang diperoleh dari manajemen
talenta;
e.memberikan penghargaan dan mengenakan sanksi berdasarkan pada
penilaian kinerja yang objektif dan transparan;
f. menerapkan kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN;
g.merencanakan dan memberikan kesempatan pengembangan
kompetensi sesuai hasil penilaian kinerja;
h.memberikan perlindungan kepada Pegawai ASN dari tindakan
penyalahgunaan wewenang; dan
i. memiliki sistem informasi berbasis kompetensi yang terintegrasi dan
dapat diakses oleh seluruh Pegawai ASN.
PERMENPAN RB NOMOR 34 TAHUN 2018
• Penilaian kinerja jabatan fungsional peneliti berdasarkan target
kinerja tahunan yang tertuang dalam Sasaran Kerja Pegawai (SKP).
• Pencapaian Angka Kredit Kumulatif digunakan sebagai salah satu
syarat kenaikan pangkat dan/atau jabatan dihitung berdasarkan
capaian AK setiap tahun dan perolehan Hasil Kerja Minimal.
• Periode pemenuhan Hasil Kerja Minimal sebagai syarat maintenance
dalam jabatan adalah 4 tahun.
Organisasi Profesi
• Organisasi profesi jabatan fungsional peneliti wajib menyusun kode etik
dan kode perilaku profesi.
• Kode etik dan kode perilaku profesi ditetapkan oleh organisasi profesi
Jabatan Fungsional Peneliti setelah mendapatkan persetujuan instansi
pembina
• Ketentuan syarat dan tata cara pembentukan organisasi profesi Jabatan
Fungsional Peneliti dan hubungan kerja Instansi Pembina dengan organisasi
profesi diatur oleh Kepala LIPI selaku Pimpinan Instansi Pembina
Ketentuan Lain-Lain
• Peneliti dapat diberikan gelar dibidang penelitian sebagai berikut :
a. Assistant Researcher (Asisten Peneliti) untuk Peneliti Ahli Pertama
b. Junior Researcher (Peneliti Muda) untuk Peneliti Ahli Muda
c. Senior Researcher (Peneliti Senior) untuk Peneliti Ahli Madya, dan
d. Research Professor (Profesor Riset) untuk Peneliti Ahli Utama
• Bagi peneliti yang telah berada pada jenjang Ahli Utama dan
memenuhi standar kompetensi, wajib menyusun naskah orasi dan
melaksanakan orasi ilmiah untuk mendapatkan gelar Profesor Riset.
Ketentuan Peralihan
• PNS dengan formasi Jabatan Fungsional Peneliti dengan pendidikan S-1,
dan telah mendapatkan kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi, dapat
diangkat dalam Jabatan Fungsional Peneliti. 5 Tahun wajib S-2.
• Peneliti Ahli Pertama sampai dengan Ahli Madya yang belum memiliki
ijazah S-2. 8 Tahun wajib S-2. Dapat naik pangkat paling tinggi di
Jenjangnya. Apabila naik Jenjang harus S-2.(Kecuali menuju jenjang Peneliti
Ahli Utama)
• Peneliti yang telah menduduki jenjang jabatan Ahli Utama dengan
pendidikan S1 (StrataSatu) dan S2 (Strata-Dua), tetap dapat melaksanakan
tugasnya sebagai Peneliti pada jenjang jabatan yang didudukinya.
SDM Milenial (Ilustrasi)
Hasil Survey Deloitte 2019
Q20. The actions of an organization and its people can
change
the way consumers feel or behave toward a company. As
a
consumer, have you ever started or deepened a
relationship
with a business because of the following? Q21. As a
consumer,
have you ever stopped or lessened a relationship with a
business because of the following? Base: All millennials
13,416
Q38. Do you agree or disagree with the
following statements about the use of social
media?
• Millenials dan Gen Zs ingin agar semua bisnis pembicaraan memberi tujuan untuk menjadi
tindakan yang berarti, dan bagi para pemimpin bisnis untuk bertindak sebagai agen untuk
perubahan positif.
• Mereka mengharapkan bisnis meningkatkan kehidupan dan menyediakan mata pencaharian,
tetapi mereka tidak melihat cukup banyak bisnis yang berdiri dan mengisi kekosongan.
• Dengan memastikan bahwa strategi menggabungkan rencana untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dan mengakui kekhawatiran pribadi dan masyarakat tentang milenium dan Gen Zs
mana yang paling dipedulikan, bisnis dapat melibatkan kembali generasi muda dan menginspirasi
loyalitas.
• Sebagai atasan, pemimpin harus:
• Buka dialog dengan karyawan milenial dan Gen Z, dengarkan keprihatinan mereka, dan berusahalah untuk
memahami mengapa masalah tertentu sangat penting bagi mereka.
• Tanyakan bagaimana mereka dapat lebih memungkinkan orang untuk mewujudkan ambisi mereka.
• Bantu mereka mempersiapkan diri untuk masa depan dengan memberikan pelatihan dan alat yang
memungkinkan mereka untuk berhasil.
• Mengambil sikap yang terlihat dan vokal yang memikul tanggung jawab untuk memberikan dampak sosial.
SDM Perencana ke Depan
Perencana Kota (Klasik)
• Perencana bukan hanya sebatas teknisi yang memiliki nilai netral, tetapi tetap harus tetap memiliki nilai-nilai sebagai bagian dari
proses perencanaan.
• Perencana kota tidak seharusnya untuk berupaya mewujudkan hanya satu macam alternatif rencana sebagai cerminan dari
kepentingan publik, perencana haruslah melingkupi kepentingan yang beragam, termasuk kepentingan minoritas.
• Program partisipasi masyarakat biasanya bereaksi lebih kepada rencana dan program resmi dari pemerintah dibandingkan kepada
mendorong masyarakat untuk mengusulkan tujuan perencanaannya itu sendiri, kebijakan-kebijakan dan tindakan-tindakan untuk
masa datang. Kelompok-kelompok yang ada pada tataran masyarakat setempat dan kelompok-kelompok pemerhati lainnya
bekerja bersama-sama untuk memprotes tindakan-tindakan publik harus diberi tempat untuk menyuarakan rencana mereka
masing-masing.
• Komisi-komisi perencanaan dirancang sebagai suatu institusi yang bertindak netral dalam konteks kepentingan publik tidak
berpihak ke manapun. Tetapi perlu disadari pula bahwa pada dasarnya aspek politik merupakan bagian sangat mendasar dari
perencanaan, sehingga komisi perencanaan pun bersifat politis.
• Perencanaan kota berkesan lebih fokus kepada sisi fisik suatu kota saja. Secara historis, profesi perencanaan kota tidak dapat
dipisahkan dari upaya untuk melayani kebutuhan lahan dari aktivitas-aktivitas di atasnya. Padahal para perencana kota harus pula
mempertimbangkan aspek sosial dan ekonomi selain aspek fisik tersebut Pada akhirnya, para perencana kota harus dididik guna
memberikan nasihat/pandangan professional dalam upaya melahirkan suatu kebijakan sosial yang bermanfaat bagi semua.
Perencanaan merupakan suatu profesi yang akan memasuki era baru,
karena terlihat adanya kecenderungan dari kemunculan kekuatan-
kekuatan baru (Whitaker, dalam McClendon&Catanese, 1996), seperti:
• Warga diatur oleh pemerintahan yang tersentralisasi, padahal persoalanpersoalan dan
tanggapan terhadap kebutuhan publik berada pada tataran lokal.
• Warga menginginkan layanan yang lebih dan membutuhkan tata kelola pemerintahan
yang lebih responsif, tetapi pada waktu yang sama juga menginginkan biaya yang murah.
• Pengadilan tidak lagi bersedia untuk menganggap bahwa keputusan penggunaan lahan
pada tataran lokal secara otomatis berlaku, karena ada aspek ketidaktentuan di
dalamnya.
• Komunikasi secara elektronik menjanjikan untuk dapat menggantikan beberapa
kebutuhan akan perjalanan bagi bisnis, hiburan, berbelanja, dan pendidikan,
memberikan peluang bisnis yang lebih besar dalam menentukan lokasi.
• Beberapa metode perencanaan beserta konsep-konsepnya banyak yang dipertanyakan
terkait dengan dampaknya bagi pembangunan.
Konsekuensi (Whitaker, dalam McClendon&Catanese, 1996)
• Fokus kepada hubungan antar manusia, ekonomi, fasilitas publik, dan pengembangan lahan.
• Bekerja pada tiga tingkatan, tingkat konseptual berjangka panjang, tingkat spesifik berjangka menengah, serta tingkat
implementasi berjangka pendek. Selain mampu berpikir pada tingkat tingkatan tersebut, seorang perencana juga harus mampu
merumuskan rekomendasi-rekomendasi berdasarkan ketiga tingkatan tadi.
• Memandang sisi skematik dari usulan suatu rencana tidak hanya semata dari dua dimensi saja. Kemampuan tiga dimensi dilakukan
dengan melibatkan keilmuan lainnya sebagai dampak dari upaya mengimplementasikan ide-ide perencana tersebut.
• Memandang usulan-usulan pembangunan dalam konteks yang lebih luas dari sudut pandang mulai dari tataran lokal, kota, sampai
kepada wilayah guna melihat keterkaitannya secara lebih logis dan sistematik, baik dalam hal estetika, lalu-lintas, ekonomi, pasar,
prasarana dan sarana, serta faktor-faktor lingkungan.
• Dapat memahami persoalan-persoalan yang bersifat kontradiktif secara lebih proporsional dengan menempatkannya pada suatu
sistem perencanaan secara lebih luas.
• Memformulasikan keilmuan perencanaan dalam konteks sistem perkotaan secara keseluruhan.
• Terus berpikir, melakukan inovasi, mengadaptasi, dan melakukan penyesuaian antar prinsip perencanaan, konsep-konsep, berikut
tekniktekniknya. Pemikiran-pemikiran inovatif di luar kebiasaan lama kian dituntut dari perencana berikut organisasi
perencanaannya dalam rangka merumuskan cara yang tepat dalam menyelesaikan proyek-proyek baru sebagai cerminan dari
dinamika yang terjadi di masyarakat.
Tindak Lanjut (Whitaker, dalam McClendon&Catanese, 1996)
Strategi
• Never stop learning
• Reinvent yourself
• Use your most powerful tools: imagination
and will.
Saran bagi Pribadi Perencana
• Make yourself indispensable. Buatlah diri
anda menjadi sangat diperlukan.
• Don’t make excuses. Jangan membuat alasan
(untuk terhindar dari pekerjaan).
• Set high standards for yourself. Menetapkan
standar tinggi bagi diri sendiri.
• Don’t let anyone push you around. Jangan
sampai ada yang mempermainkan diri kita
(karena keterbatasan dalam kemampun
merencana).
• Be a team player. Dapat senantiasa bekerja
dalam tim (karena perencana biasanya
bekerja dalam suatu tim).
Hanupis
Tersedia di ITB Press 022 2504257

More Related Content

Similar to 2020-Bappeda-Jabar-SDM-RS01.pptx

Bu Tina_PRESENTASI RENSTRA BLUD fix.pptx
Bu Tina_PRESENTASI RENSTRA BLUD fix.pptxBu Tina_PRESENTASI RENSTRA BLUD fix.pptx
Bu Tina_PRESENTASI RENSTRA BLUD fix.pptx
andisulaimana
 
Assessment implementasi tik pemda, perbaikan dan penyusunan master plan tik
Assessment implementasi tik pemda, perbaikan dan penyusunan master plan tikAssessment implementasi tik pemda, perbaikan dan penyusunan master plan tik
Assessment implementasi tik pemda, perbaikan dan penyusunan master plan tik
Ir. Haitan Rachman MT, KMPC
 

Similar to 2020-Bappeda-Jabar-SDM-RS01.pptx (20)

Perencanaan_Pelayanan_Publik.pdf
Perencanaan_Pelayanan_Publik.pdfPerencanaan_Pelayanan_Publik.pdf
Perencanaan_Pelayanan_Publik.pdf
 
Keterkaitan Renstra dan LAKIP Gambaran dan Kebijakan Umum
Keterkaitan Renstra dan LAKIP Gambaran dan Kebijakan UmumKeterkaitan Renstra dan LAKIP Gambaran dan Kebijakan Umum
Keterkaitan Renstra dan LAKIP Gambaran dan Kebijakan Umum
 
Teknik penyusunan perencanaan kegiatan kepenghuluan
Teknik penyusunan perencanaan kegiatan kepenghuluanTeknik penyusunan perencanaan kegiatan kepenghuluan
Teknik penyusunan perencanaan kegiatan kepenghuluan
 
SPBE dan Masa Depan Pelayanan Publik Berbasis Elektronik
SPBE dan Masa Depan Pelayanan Publik Berbasis ElektronikSPBE dan Masa Depan Pelayanan Publik Berbasis Elektronik
SPBE dan Masa Depan Pelayanan Publik Berbasis Elektronik
 
Penataan Tata Laksana Dalam Rangka Penerapan e-Government
Penataan  Tata Laksana Dalam Rangka Penerapan e-GovernmentPenataan  Tata Laksana Dalam Rangka Penerapan e-Government
Penataan Tata Laksana Dalam Rangka Penerapan e-Government
 
Bu Tina_PRESENTASI RENSTRA BLUD fix.pptx
Bu Tina_PRESENTASI RENSTRA BLUD fix.pptxBu Tina_PRESENTASI RENSTRA BLUD fix.pptx
Bu Tina_PRESENTASI RENSTRA BLUD fix.pptx
 
Kajian pemetaan kemanfaatan proyek perubahan pasca diklatpim
Kajian pemetaan kemanfaatan proyek perubahan pasca diklatpimKajian pemetaan kemanfaatan proyek perubahan pasca diklatpim
Kajian pemetaan kemanfaatan proyek perubahan pasca diklatpim
 
RB, Inovasi dan Agen Perubahan
RB, Inovasi dan Agen PerubahanRB, Inovasi dan Agen Perubahan
RB, Inovasi dan Agen Perubahan
 
Fungsi dan Peran DPRD dalam Manajemen Pembangunan Daerah
Fungsi dan Peran DPRD dalam Manajemen Pembangunan DaerahFungsi dan Peran DPRD dalam Manajemen Pembangunan Daerah
Fungsi dan Peran DPRD dalam Manajemen Pembangunan Daerah
 
AGENDA IV 2022.pptx
AGENDA IV 2022.pptxAGENDA IV 2022.pptx
AGENDA IV 2022.pptx
 
Assessment implementasi tik pemda, perbaikan dan penyusunan master plan tik
Assessment implementasi tik pemda, perbaikan dan penyusunan master plan tikAssessment implementasi tik pemda, perbaikan dan penyusunan master plan tik
Assessment implementasi tik pemda, perbaikan dan penyusunan master plan tik
 
Pertemuan 03-Proses Perancangan UBL.pptx
Pertemuan 03-Proses Perancangan UBL.pptxPertemuan 03-Proses Perancangan UBL.pptx
Pertemuan 03-Proses Perancangan UBL.pptx
 
APD Kel 7 (1).pdf
APD Kel 7 (1).pdfAPD Kel 7 (1).pdf
APD Kel 7 (1).pdf
 
Keterkaitan Renstra dan LAKIP Gambaran dan Kebijakan Umum
Keterkaitan Renstra dan LAKIP Gambaran dan Kebijakan UmumKeterkaitan Renstra dan LAKIP Gambaran dan Kebijakan Umum
Keterkaitan Renstra dan LAKIP Gambaran dan Kebijakan Umum
 
Teknologi dan Talenta dalam Sistem Logistik
Teknologi dan Talenta dalam Sistem LogistikTeknologi dan Talenta dalam Sistem Logistik
Teknologi dan Talenta dalam Sistem Logistik
 
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH DIINSPEKTORAT...Dani 24...BY.ACHMAD AVANDI,SE,MM.....
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH DIINSPEKTORAT...Dani 24...BY.ACHMAD AVANDI,SE,MM.....MAKALAH PERENCANAAN DAERAH DIINSPEKTORAT...Dani 24...BY.ACHMAD AVANDI,SE,MM.....
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH DIINSPEKTORAT...Dani 24...BY.ACHMAD AVANDI,SE,MM.....
 
Project cycle management untuk renstra
Project cycle management untuk renstraProject cycle management untuk renstra
Project cycle management untuk renstra
 
Pedum-Posyantek-1.pdf
Pedum-Posyantek-1.pdfPedum-Posyantek-1.pdf
Pedum-Posyantek-1.pdf
 
Policy Brief Pemerintah Kota Madiun (1).pdf
Policy Brief Pemerintah  Kota Madiun (1).pdfPolicy Brief Pemerintah  Kota Madiun (1).pdf
Policy Brief Pemerintah Kota Madiun (1).pdf
 
Revitalisasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Revitalisasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Revitalisasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Revitalisasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
 

More from Ummu Fitriyah

bahan tayang loka tujuh kebumen karawang
bahan tayang loka  tujuh kebumen karawangbahan tayang loka  tujuh kebumen karawang
bahan tayang loka tujuh kebumen karawang
Ummu Fitriyah
 
ppt lokakarya 6_PGP9_kaabupaten karawang
ppt lokakarya 6_PGP9_kaabupaten karawangppt lokakarya 6_PGP9_kaabupaten karawang
ppt lokakarya 6_PGP9_kaabupaten karawang
Ummu Fitriyah
 
BAG NUNUN USWATUN HASANAH SDN DUREN IV KA
BAG NUNUN USWATUN HASANAH SDN DUREN IV KABAG NUNUN USWATUN HASANAH SDN DUREN IV KA
BAG NUNUN USWATUN HASANAH SDN DUREN IV KA
Ummu Fitriyah
 
BAGJA Anah NURHASANAH SDN KUTANAGARA I KARAWANG
BAGJA Anah NURHASANAH SDN KUTANAGARA I KARAWANGBAGJA Anah NURHASANAH SDN KUTANAGARA I KARAWANG
BAGJA Anah NURHASANAH SDN KUTANAGARA I KARAWANG
Ummu Fitriyah
 
2. Pengantar dan Miskonsepsi.pptx
2. Pengantar dan Miskonsepsi.pptx2. Pengantar dan Miskonsepsi.pptx
2. Pengantar dan Miskonsepsi.pptx
Ummu Fitriyah
 
431826988-Kelompok-10-Ppt-Fix.pptx
431826988-Kelompok-10-Ppt-Fix.pptx431826988-Kelompok-10-Ppt-Fix.pptx
431826988-Kelompok-10-Ppt-Fix.pptx
Ummu Fitriyah
 
431826988-Kelompok-10-Ppt-Fix.pptx
431826988-Kelompok-10-Ppt-Fix.pptx431826988-Kelompok-10-Ppt-Fix.pptx
431826988-Kelompok-10-Ppt-Fix.pptx
Ummu Fitriyah
 
LMS_Sesi 1_Modul 4_Coaching_Definisi sampai RASA (1).pdf
LMS_Sesi 1_Modul 4_Coaching_Definisi sampai RASA (1).pdfLMS_Sesi 1_Modul 4_Coaching_Definisi sampai RASA (1).pdf
LMS_Sesi 1_Modul 4_Coaching_Definisi sampai RASA (1).pdf
Ummu Fitriyah
 
sesi-3-aplikasi-el-via-by-moodle.ppt
sesi-3-aplikasi-el-via-by-moodle.pptsesi-3-aplikasi-el-via-by-moodle.ppt
sesi-3-aplikasi-el-via-by-moodle.ppt
Ummu Fitriyah
 
Perbandingan Moodle dan Google Classroom.pptx
Perbandingan Moodle dan Google Classroom.pptxPerbandingan Moodle dan Google Classroom.pptx
Perbandingan Moodle dan Google Classroom.pptx
Ummu Fitriyah
 
LK. 1.1. Identifikasi Masalah_Dewi Fitrianti.pdf
LK. 1.1. Identifikasi Masalah_Dewi Fitrianti.pdfLK. 1.1. Identifikasi Masalah_Dewi Fitrianti.pdf
LK. 1.1. Identifikasi Masalah_Dewi Fitrianti.pdf
Ummu Fitriyah
 

More from Ummu Fitriyah (16)

bahan tayang loka tujuh kebumen karawang
bahan tayang loka  tujuh kebumen karawangbahan tayang loka  tujuh kebumen karawang
bahan tayang loka tujuh kebumen karawang
 
ppt lokakarya 6_PGP9_kaabupaten karawang
ppt lokakarya 6_PGP9_kaabupaten karawangppt lokakarya 6_PGP9_kaabupaten karawang
ppt lokakarya 6_PGP9_kaabupaten karawang
 
BAG NUNUN USWATUN HASANAH SDN DUREN IV KA
BAG NUNUN USWATUN HASANAH SDN DUREN IV KABAG NUNUN USWATUN HASANAH SDN DUREN IV KA
BAG NUNUN USWATUN HASANAH SDN DUREN IV KA
 
BAGJA Anah NURHASANAH SDN KUTANAGARA I KARAWANG
BAGJA Anah NURHASANAH SDN KUTANAGARA I KARAWANGBAGJA Anah NURHASANAH SDN KUTANAGARA I KARAWANG
BAGJA Anah NURHASANAH SDN KUTANAGARA I KARAWANG
 
Bioteknologi.ppt
Bioteknologi.pptBioteknologi.ppt
Bioteknologi.ppt
 
IPA_GAYA.pptx
IPA_GAYA.pptxIPA_GAYA.pptx
IPA_GAYA.pptx
 
2. Pengantar dan Miskonsepsi.pptx
2. Pengantar dan Miskonsepsi.pptx2. Pengantar dan Miskonsepsi.pptx
2. Pengantar dan Miskonsepsi.pptx
 
431826988-Kelompok-10-Ppt-Fix.pptx
431826988-Kelompok-10-Ppt-Fix.pptx431826988-Kelompok-10-Ppt-Fix.pptx
431826988-Kelompok-10-Ppt-Fix.pptx
 
431826988-Kelompok-10-Ppt-Fix.pptx
431826988-Kelompok-10-Ppt-Fix.pptx431826988-Kelompok-10-Ppt-Fix.pptx
431826988-Kelompok-10-Ppt-Fix.pptx
 
ppt-vco-1.pptx
ppt-vco-1.pptxppt-vco-1.pptx
ppt-vco-1.pptx
 
NATA_DE_COCO.pptx
NATA_DE_COCO.pptxNATA_DE_COCO.pptx
NATA_DE_COCO.pptx
 
LMS_Sesi 1_Modul 4_Coaching_Definisi sampai RASA (1).pdf
LMS_Sesi 1_Modul 4_Coaching_Definisi sampai RASA (1).pdfLMS_Sesi 1_Modul 4_Coaching_Definisi sampai RASA (1).pdf
LMS_Sesi 1_Modul 4_Coaching_Definisi sampai RASA (1).pdf
 
sesi-3-aplikasi-el-via-by-moodle.ppt
sesi-3-aplikasi-el-via-by-moodle.pptsesi-3-aplikasi-el-via-by-moodle.ppt
sesi-3-aplikasi-el-via-by-moodle.ppt
 
Perbandingan Moodle dan Google Classroom.pptx
Perbandingan Moodle dan Google Classroom.pptxPerbandingan Moodle dan Google Classroom.pptx
Perbandingan Moodle dan Google Classroom.pptx
 
KD 4.1 KEMAGNETAN.pptx
KD 4.1 KEMAGNETAN.pptxKD 4.1 KEMAGNETAN.pptx
KD 4.1 KEMAGNETAN.pptx
 
LK. 1.1. Identifikasi Masalah_Dewi Fitrianti.pdf
LK. 1.1. Identifikasi Masalah_Dewi Fitrianti.pdfLK. 1.1. Identifikasi Masalah_Dewi Fitrianti.pdf
LK. 1.1. Identifikasi Masalah_Dewi Fitrianti.pdf
 

Recently uploaded

konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
SuzanDwiPutra
 
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptkerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
putrisari631
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
DoddiKELAS7A
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bP5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxMateri E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptkerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
 
ASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidanan
ASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidananASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidanan
ASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidanan
 
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
 

2020-Bappeda-Jabar-SDM-RS01.pptx

  • 1. PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Forum Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat Resinda Hotel Karawang Jl. Resinda Raya No. 1 Kabupaten Karawang Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Koordinator Pelatihan Jabatan Fungsional Perencana Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung 2020 Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Perencana Pembangunan Ke Depan
  • 3. Perencanaan Perencanaan berkaitan dengan logika atau pemikiran manusia. Dalam hal ini, perencanaan dapat diartikan sebagai rangkaian proses dan tindakan berdasarkan pemikiran manusia tersebut. Pemikiran manusia bersifat dinamis, dan akan kian berkembang seiring dengan keingintahuan serta kebutuhannya. Perencanaan senantiasa berkaitan dengan ruang dan waktu, oleh sebab itu perencanaan merupakan cerminan dari harapan (masih bersifat umum) yang ingin diwujudkan pada suatu ruang pada masa mendatang. Lebih jauh lagi, perencanaan wilayah dan kota merupakan salah satu bentuk perencanaan spesifik yang fokus kepada penataan pola ruang dari waktu ke waktu, dimana ruang dan waktu tadi diposisikan sebagai obyek dari suatu proses. Selain perencanaan tersebut memiliki suatu rangkaian proses, juga perencanaan memiliki muatan yang spesifik (Chadwick, 1978)
  • 4. Sistem (kata benda) Perencanaan (kata benda) Seperangkat bagian terkait yang bergerak atau bekerjasama Sekelompok organ yang bekerjasama melakukan fungsi penting tubuh/ organisasi Aktivitas ataupun proses dalam menyusun suatu rencana dalam mencapai atau melakukan sesuatu Sistem Perencanaan Cara untuk mengelola, mengendalikan, mengatur, atau melakukan sesuatu yang mengikuti serangkaian peraturan atau rencana Mengingat buku ini lebih menekankan kepada sisi perencana kota, maka setidaknya pemahaman smart city, disertai pula pemahaman akan system perencanaan Merriam-Webster, Learner’s Dictionary, terdapat beberapa pengertian tentang kata system (kata benda) dan kata planning (kata benda). Sumber: http://learnersdictionary.com dan https://en.oxforddictionaries.com/ Untuk melakukan sesuatu yang ingin dilakukan sehingga tidak lagi merasakan keinginan yang kuat untuk melakukannya Untuk menyingkirkan emosi yang kuat (seperti kemarahan) dengan melakukan sesuatu Pengendalian pembangunan kota oleh pemerintah setempat berikut lisensi pembangunan baru atau perubahan dari yang sudah ada
  • 5. Kesulitan Menjelaskan Istilah Perencanaan Dalam konteks keilmuan perencanaan wilayah dan kota, penjelasan istilah perencanaan tidaklah sederhana mengingat proses dan produk perencanaan harus melibatkan dan memberikan dampak positif kepada wilayah dan kota. Makna istilah perencanaan dapat beragam dari sisi perencanaan individu sampai kepada perencanaan bagi masyarakat dan hal ini mempengaruhi karakteristik aktivitas dalam proses penyusunannya. Selain itu, perencanaan haruslah seiring dengan prosedur dan aturan yang telah ada supaya tidak menimbulkan kebingungan ketika perencanaan tersebut dilaksanakan.
  • 7. Obyek perencanaan kota Real space Cyberspace Hardware Software Contents Accessibility Asynchronous Synchronous Time Sumber: Shiode, 2000: 118, dalam Sutriadi, 2017 (forthcoming) Transformasi Obyek Perencanaan (Wilayah dan Kota) dengan Kehadiran TIK
  • 8. Spatial Planning (optimasi dari aktivitas pada kerangka keruangan) Operational Research (optimalisasi aktivitas dalam kerangka institusi/organisasi) Information theory (teori informasi tentang komunikasi dalam sistem) System Engineering (optimalisasi sistem mesin buatan manusia pada suatu sistem) Cybernetic (teori pengendalian dari sistem) General Planning Theory (teori perencanaan secara umum) Landscape Design (keilmuan rancangan lansekap yang fokus kepada optimasi subsistem hubungan manusia dengan alam) Architecture and Civil Engineering (keilmuan arsitektur dan teknik sipil yang fokus kepada optimasi subsistem fisik secara spesifik) Sumber: Chadwick (1978). A System View of Planning
  • 9. Proses komunikasi yang berpeluang untuk didukung oleh perangkat dari kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi Sumber informasi Pengirim (transmitter) Saluran (channel) Penerima (receiver) Tujuan (destination) Cara menyimpan informasi Cara mengirim informasi Media saluran informasi Cara membaca, mengunduh, menganalisis informasi Cara mempreskripsikan informasi Pesan Sinyal Pesan yang diterima Gangguan (Noise) Sinyal + Gangguan Elemen-elemen informasi yang berpeluang untuk didukung oleh perangkat dari kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi Ilustrasi Umum Sistem Komunikasi serta Peluang Perkembangan Teknologi Berbasis Informasi dan Komunikasi bagi Perencanaan Sumber: Chadwick (1978). A System View of Planning
  • 10. Sistem nilai manusia: Nilai, tujuan, sasaran Ekosistem: Alam, termasuk di dalamnya manusia dan pemandangan alam, serta flora dan fauna Sistem manusia yang ruangnya diadaptasi: Ruang fisik yang diadaptasi, serta saluran (channel) Aktivitas sistem manusia: Aktivitas, aliran (flow), ruang abstrak Sumber: Chadwick (1978). A System View of Planning
  • 11. Lingkungan dari sistem dunia nyata Sistem konsepsual perencanaan Sistem dunia nyata Sistem manusia-mesin, termasuk di dalamnya: Sistem dunia nyata Model dari sistem dunia nyata Perencanaan berupaya memodelkan dunia nyata Dunia nyata berupaya diintervensi melalui preskripsi rencana Asumsi yang diambil Etika dan kearifan Sumber: Chadwick (1978). A System View of Planning
  • 13. HUNTING society AGRARIAN society INDUSTRIAL society INFORMATION society IMAGINATION society Light Industry Heavy and Chemical Industry Computer Internet Digital Transformation AI, IOT, Blockchain 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 1.0 2.0 3.0 4.0 SOCIETY INDUSTRIAL REVOLUTION TRANSFORMASI DIGITAL ERA INDUSTRI 4.0 & SOCIETY 5.0 Sumber: Keidanren (2019) Penerapan teknologi digital yang terintegrasi menuntut perubahan cepat cara kerja dan keahlian yang relevan pada sektor publik.
  • 14. KONEKTIVITAS DENGAN KAWASAN PRODUKSI RAKYAT VISI INDONESIA AKSENTUASI PADA: FOKUS & TEPAT SASARAN BAGI RAKYAT PRASYARAT UTAMA INVESTASI TERBUKA UNTUK MEMBUKA LAPANGAN KERJA PERUBAHAN PARADIGMA INOVASI PROGRAM KERJA PENGGUNAAN APBN REFORMASI INVESTASI SDM INFRASTRUKTUR REFORMASI STRUKTURAL & MINDSET IDEOLOGI PANCASILA PERSATUAN & KESATUAN BANGSA BHINNEKA TUNGGAL IKA  INDUSTRI KECIL  EKONOMI KHUSUS  PARIWISATA  PERSAWAHAN  PERKEBUNAN  TAMBAK PERIKANAN  KESEHATAN  PENDIDIKAN VOKASI  LEMBAGA MANAJEMEN TALENTA  PERCEPATAN PERIZINAN  HILANGKAN HAMBATAN  STRUKTUR DINAMIS  MINDSET:  ADAPTIF  PRODUKTIF  INOVATIF  KOMPETITIF  MONEV  MANFAAT EKONOMI  MANFAAT SOSIAL  KESEJAHTERAAN POINTER PIDATO Presiden Joko Widodo Sentul, 14 Juli 2019 PEMBANGUNAN SDM: PRIORITAS PEMERINTAH 5 TAHUN KE DEPAN
  • 15. GOOD GOVERNANCE RPJM 1 (2005-2009) REFORMASI BIROKRASI RPJM 2 (2010-2014) SISTEM MERIT RPJM 3 (2015-2019) BIROKRASI BERKELAS DUNIA RPJM 4 (2020-2024) 2 3 4 SMART ASN Profil: INTEGRITAS NASIONALISME PROFESIONALISME WAWASAN GLOBAL IT & BAHASAASING HOSPITALITY NETWORKING ENTREPRENEURSHIP WORLD CLASS GOVERNMENT 2024 DIGITAL LEADER DIGITAL TALENT 1 ROAD MAP PEMBANGUNAN A p a r a t u r S i p i l N e g a r a
  • 17. 2. UU No 8/1974 3. UU No 43/1999 4. UU No 5/2014 1. UU No 18/1961 Transformasi Manajemen ASN 1. Personal Administratif 2. Personal Manajemen 3. Human Resource Management 4. Human Capital Management
  • 18. 5 6 PENGEMBANGAN KARIER PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PERENCANAAN PENGADAAN (REKRUTMEN & SELEKSI) PENGEMBANGAN KAPASITAS PENILAIAN KINERJA & PENGHARGAAN 2 1 3 4 HUMAN CAPITAL MANAGEMENT STRATEGY APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) PERATURAN PEMERINTAH No. 49 Tahun 2018 Manajemen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) PERATURAN PEMERINTAH No. 11 Tahun 2017 Manajemen Pegawai Negeri Sipil (PNS) 6P UNDANG-UNDANG No. 5 Tahun 2014 Aparatur Sipil Negara (ASN)
  • 19.
  • 20. 1. Recruitment 2. Placement and promotion 3. Performance-based Mgt./ SKP 4. Core competency training 5. Welfare dan Renumerasi 1. Deregulasi 2. Law Enforcement 3. Reward and Punishment 4. De-kooptasi dengan politik 5. Minimalisasi spoiling system 6. Wasdal/supervisi 1. Sistem Informasi Kepegawaian 2. Pemanfaatan TIK (e-office, e-gov dan i-gov) 3. Transparansi dan akuntabilitas 4. Efektivitas dan efisiensi 5. Simplifikasi proses 1. Restrukturisasi organisasi (right sizing; flat org.) 2. Service Delivery 3. OutcomesOriented 4. Mind-set dan Culture set 5. Strong commitment Reformasi Bidang Kepegawaian SDM Aparatur Penataan Organisasi/Bis nis Proses Modernisasi Pelayanan Regulasi
  • 21. DRIVING FACTORS PERUBAHAN MANAJEMEN KEPEGAWAIAN Intervensi Politik tinggi, sehingga netralitas terganggu PNS belum dianggap sebagai sebuah profesi Penetapan formasi PNS belum melalui analisis jabatan, analisis beban kerja dan perencanaan SDM yang benar Penempatan dan pengangkatan dalam jabatan belum berbasis kompetensi terjadi mismacht Terbatasnya mobilitas PNS secara Nasional Terbatasnya kesempatan mengembangkan diri karena keterbatasan kuota jumlah peserta Kualifikasi dan kompetensi PNS tidak sesuai kebutuhan Masalah overstaff (kelebihan secara kuantitas/jumlah) dan understaff (kekurangan secara kualitas/kompetensi) Budaya kinerja PNS masih rendah Gaji PNS belum berdasarkan individual, internal, & eksternal equity Tsunami Pensiun
  • 22. VISI DAN MISI KEPEGAWAIAN NEGARA DI ERA UU ASN VISI • Mewujudkan Aparatur Sipil Negara yang memiliki integritas, profesional, melayani dan sejahtera MISI • Memindahkan Aparatur Sipil Negara dari Comfort Zone ke Competitive Zone
  • 23. PRINSIP DASAR MERIT SISTEM a. seluruh Jabatan sudah memiliki standar kompetensi Jabatan; b. perencanaan kebutuhan pegawai berdasarkan Anjab dan ABK; c. pelaksanaan seleksi dan promosi dilakukan secara terbuka; d.memiliki manajemen karir yang terdiri dari perencanaan, pengembangan, pola karir, dan kelompok rencana suksesi yang diperoleh dari manajemen talenta; e.memberikan penghargaan dan mengenakan sanksi berdasarkan pada penilaian kinerja yang objektif dan transparan; f. menerapkan kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN; g.merencanakan dan memberikan kesempatan pengembangan kompetensi sesuai hasil penilaian kinerja; h.memberikan perlindungan kepada Pegawai ASN dari tindakan penyalahgunaan wewenang; dan i. memiliki sistem informasi berbasis kompetensi yang terintegrasi dan dapat diakses oleh seluruh Pegawai ASN.
  • 24. PERMENPAN RB NOMOR 34 TAHUN 2018 • Penilaian kinerja jabatan fungsional peneliti berdasarkan target kinerja tahunan yang tertuang dalam Sasaran Kerja Pegawai (SKP). • Pencapaian Angka Kredit Kumulatif digunakan sebagai salah satu syarat kenaikan pangkat dan/atau jabatan dihitung berdasarkan capaian AK setiap tahun dan perolehan Hasil Kerja Minimal. • Periode pemenuhan Hasil Kerja Minimal sebagai syarat maintenance dalam jabatan adalah 4 tahun.
  • 25.
  • 26. Organisasi Profesi • Organisasi profesi jabatan fungsional peneliti wajib menyusun kode etik dan kode perilaku profesi. • Kode etik dan kode perilaku profesi ditetapkan oleh organisasi profesi Jabatan Fungsional Peneliti setelah mendapatkan persetujuan instansi pembina • Ketentuan syarat dan tata cara pembentukan organisasi profesi Jabatan Fungsional Peneliti dan hubungan kerja Instansi Pembina dengan organisasi profesi diatur oleh Kepala LIPI selaku Pimpinan Instansi Pembina
  • 27. Ketentuan Lain-Lain • Peneliti dapat diberikan gelar dibidang penelitian sebagai berikut : a. Assistant Researcher (Asisten Peneliti) untuk Peneliti Ahli Pertama b. Junior Researcher (Peneliti Muda) untuk Peneliti Ahli Muda c. Senior Researcher (Peneliti Senior) untuk Peneliti Ahli Madya, dan d. Research Professor (Profesor Riset) untuk Peneliti Ahli Utama • Bagi peneliti yang telah berada pada jenjang Ahli Utama dan memenuhi standar kompetensi, wajib menyusun naskah orasi dan melaksanakan orasi ilmiah untuk mendapatkan gelar Profesor Riset.
  • 28. Ketentuan Peralihan • PNS dengan formasi Jabatan Fungsional Peneliti dengan pendidikan S-1, dan telah mendapatkan kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi, dapat diangkat dalam Jabatan Fungsional Peneliti. 5 Tahun wajib S-2. • Peneliti Ahli Pertama sampai dengan Ahli Madya yang belum memiliki ijazah S-2. 8 Tahun wajib S-2. Dapat naik pangkat paling tinggi di Jenjangnya. Apabila naik Jenjang harus S-2.(Kecuali menuju jenjang Peneliti Ahli Utama) • Peneliti yang telah menduduki jenjang jabatan Ahli Utama dengan pendidikan S1 (StrataSatu) dan S2 (Strata-Dua), tetap dapat melaksanakan tugasnya sebagai Peneliti pada jenjang jabatan yang didudukinya.
  • 29. SDM Milenial (Ilustrasi) Hasil Survey Deloitte 2019
  • 30.
  • 31.
  • 32.
  • 33.
  • 34. Q20. The actions of an organization and its people can change the way consumers feel or behave toward a company. As a consumer, have you ever started or deepened a relationship with a business because of the following? Q21. As a consumer, have you ever stopped or lessened a relationship with a business because of the following? Base: All millennials 13,416 Q38. Do you agree or disagree with the following statements about the use of social media?
  • 35. • Millenials dan Gen Zs ingin agar semua bisnis pembicaraan memberi tujuan untuk menjadi tindakan yang berarti, dan bagi para pemimpin bisnis untuk bertindak sebagai agen untuk perubahan positif. • Mereka mengharapkan bisnis meningkatkan kehidupan dan menyediakan mata pencaharian, tetapi mereka tidak melihat cukup banyak bisnis yang berdiri dan mengisi kekosongan. • Dengan memastikan bahwa strategi menggabungkan rencana untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan mengakui kekhawatiran pribadi dan masyarakat tentang milenium dan Gen Zs mana yang paling dipedulikan, bisnis dapat melibatkan kembali generasi muda dan menginspirasi loyalitas. • Sebagai atasan, pemimpin harus: • Buka dialog dengan karyawan milenial dan Gen Z, dengarkan keprihatinan mereka, dan berusahalah untuk memahami mengapa masalah tertentu sangat penting bagi mereka. • Tanyakan bagaimana mereka dapat lebih memungkinkan orang untuk mewujudkan ambisi mereka. • Bantu mereka mempersiapkan diri untuk masa depan dengan memberikan pelatihan dan alat yang memungkinkan mereka untuk berhasil. • Mengambil sikap yang terlihat dan vokal yang memikul tanggung jawab untuk memberikan dampak sosial.
  • 37. Perencana Kota (Klasik) • Perencana bukan hanya sebatas teknisi yang memiliki nilai netral, tetapi tetap harus tetap memiliki nilai-nilai sebagai bagian dari proses perencanaan. • Perencana kota tidak seharusnya untuk berupaya mewujudkan hanya satu macam alternatif rencana sebagai cerminan dari kepentingan publik, perencana haruslah melingkupi kepentingan yang beragam, termasuk kepentingan minoritas. • Program partisipasi masyarakat biasanya bereaksi lebih kepada rencana dan program resmi dari pemerintah dibandingkan kepada mendorong masyarakat untuk mengusulkan tujuan perencanaannya itu sendiri, kebijakan-kebijakan dan tindakan-tindakan untuk masa datang. Kelompok-kelompok yang ada pada tataran masyarakat setempat dan kelompok-kelompok pemerhati lainnya bekerja bersama-sama untuk memprotes tindakan-tindakan publik harus diberi tempat untuk menyuarakan rencana mereka masing-masing. • Komisi-komisi perencanaan dirancang sebagai suatu institusi yang bertindak netral dalam konteks kepentingan publik tidak berpihak ke manapun. Tetapi perlu disadari pula bahwa pada dasarnya aspek politik merupakan bagian sangat mendasar dari perencanaan, sehingga komisi perencanaan pun bersifat politis. • Perencanaan kota berkesan lebih fokus kepada sisi fisik suatu kota saja. Secara historis, profesi perencanaan kota tidak dapat dipisahkan dari upaya untuk melayani kebutuhan lahan dari aktivitas-aktivitas di atasnya. Padahal para perencana kota harus pula mempertimbangkan aspek sosial dan ekonomi selain aspek fisik tersebut Pada akhirnya, para perencana kota harus dididik guna memberikan nasihat/pandangan professional dalam upaya melahirkan suatu kebijakan sosial yang bermanfaat bagi semua.
  • 38. Perencanaan merupakan suatu profesi yang akan memasuki era baru, karena terlihat adanya kecenderungan dari kemunculan kekuatan- kekuatan baru (Whitaker, dalam McClendon&Catanese, 1996), seperti: • Warga diatur oleh pemerintahan yang tersentralisasi, padahal persoalanpersoalan dan tanggapan terhadap kebutuhan publik berada pada tataran lokal. • Warga menginginkan layanan yang lebih dan membutuhkan tata kelola pemerintahan yang lebih responsif, tetapi pada waktu yang sama juga menginginkan biaya yang murah. • Pengadilan tidak lagi bersedia untuk menganggap bahwa keputusan penggunaan lahan pada tataran lokal secara otomatis berlaku, karena ada aspek ketidaktentuan di dalamnya. • Komunikasi secara elektronik menjanjikan untuk dapat menggantikan beberapa kebutuhan akan perjalanan bagi bisnis, hiburan, berbelanja, dan pendidikan, memberikan peluang bisnis yang lebih besar dalam menentukan lokasi. • Beberapa metode perencanaan beserta konsep-konsepnya banyak yang dipertanyakan terkait dengan dampaknya bagi pembangunan.
  • 39. Konsekuensi (Whitaker, dalam McClendon&Catanese, 1996) • Fokus kepada hubungan antar manusia, ekonomi, fasilitas publik, dan pengembangan lahan. • Bekerja pada tiga tingkatan, tingkat konseptual berjangka panjang, tingkat spesifik berjangka menengah, serta tingkat implementasi berjangka pendek. Selain mampu berpikir pada tingkat tingkatan tersebut, seorang perencana juga harus mampu merumuskan rekomendasi-rekomendasi berdasarkan ketiga tingkatan tadi. • Memandang sisi skematik dari usulan suatu rencana tidak hanya semata dari dua dimensi saja. Kemampuan tiga dimensi dilakukan dengan melibatkan keilmuan lainnya sebagai dampak dari upaya mengimplementasikan ide-ide perencana tersebut. • Memandang usulan-usulan pembangunan dalam konteks yang lebih luas dari sudut pandang mulai dari tataran lokal, kota, sampai kepada wilayah guna melihat keterkaitannya secara lebih logis dan sistematik, baik dalam hal estetika, lalu-lintas, ekonomi, pasar, prasarana dan sarana, serta faktor-faktor lingkungan. • Dapat memahami persoalan-persoalan yang bersifat kontradiktif secara lebih proporsional dengan menempatkannya pada suatu sistem perencanaan secara lebih luas. • Memformulasikan keilmuan perencanaan dalam konteks sistem perkotaan secara keseluruhan. • Terus berpikir, melakukan inovasi, mengadaptasi, dan melakukan penyesuaian antar prinsip perencanaan, konsep-konsep, berikut tekniktekniknya. Pemikiran-pemikiran inovatif di luar kebiasaan lama kian dituntut dari perencana berikut organisasi perencanaannya dalam rangka merumuskan cara yang tepat dalam menyelesaikan proyek-proyek baru sebagai cerminan dari dinamika yang terjadi di masyarakat.
  • 40. Tindak Lanjut (Whitaker, dalam McClendon&Catanese, 1996) Strategi • Never stop learning • Reinvent yourself • Use your most powerful tools: imagination and will. Saran bagi Pribadi Perencana • Make yourself indispensable. Buatlah diri anda menjadi sangat diperlukan. • Don’t make excuses. Jangan membuat alasan (untuk terhindar dari pekerjaan). • Set high standards for yourself. Menetapkan standar tinggi bagi diri sendiri. • Don’t let anyone push you around. Jangan sampai ada yang mempermainkan diri kita (karena keterbatasan dalam kemampun merencana). • Be a team player. Dapat senantiasa bekerja dalam tim (karena perencana biasanya bekerja dalam suatu tim).
  • 41.
  • 42. Hanupis Tersedia di ITB Press 022 2504257