Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
2020-Bappeda-Jabar-SDM-RS01.pptx
1. PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Forum Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat
Resinda Hotel Karawang
Jl. Resinda Raya No. 1 Kabupaten Karawang
Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Koordinator Pelatihan Jabatan Fungsional Perencana
Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan
Institut Teknologi Bandung
2020
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia
Perencana Pembangunan Ke Depan
3. Perencanaan
Perencanaan berkaitan dengan logika atau pemikiran manusia.
Dalam hal ini, perencanaan dapat diartikan sebagai rangkaian
proses dan tindakan berdasarkan pemikiran manusia tersebut.
Pemikiran manusia bersifat dinamis, dan akan kian berkembang
seiring dengan keingintahuan serta kebutuhannya. Perencanaan
senantiasa berkaitan dengan ruang dan waktu, oleh sebab itu
perencanaan merupakan cerminan dari harapan (masih bersifat
umum) yang ingin diwujudkan pada suatu ruang pada masa
mendatang. Lebih jauh lagi, perencanaan wilayah dan kota
merupakan salah satu bentuk perencanaan spesifik yang fokus
kepada penataan pola ruang dari waktu ke waktu, dimana ruang
dan waktu tadi diposisikan sebagai obyek dari suatu proses. Selain
perencanaan tersebut memiliki suatu rangkaian proses, juga
perencanaan memiliki muatan yang spesifik (Chadwick, 1978)
4. Sistem
(kata benda)
Perencanaan
(kata benda)
Seperangkat bagian terkait
yang bergerak atau
bekerjasama
Sekelompok organ yang bekerjasama
melakukan fungsi penting tubuh/
organisasi
Aktivitas ataupun proses
dalam menyusun suatu
rencana dalam mencapai
atau melakukan sesuatu
Sistem Perencanaan
Cara untuk mengelola,
mengendalikan,
mengatur, atau
melakukan sesuatu
yang mengikuti
serangkaian peraturan
atau rencana
Mengingat buku ini lebih menekankan kepada sisi perencana kota, maka
setidaknya pemahaman smart city, disertai pula pemahaman akan system
perencanaan
Merriam-Webster, Learner’s Dictionary, terdapat beberapa pengertian
tentang kata system (kata benda) dan kata planning (kata benda).
Sumber: http://learnersdictionary.com dan
https://en.oxforddictionaries.com/
Untuk melakukan
sesuatu yang ingin
dilakukan sehingga
tidak lagi merasakan
keinginan yang kuat
untuk melakukannya
Untuk
menyingkirkan
emosi yang kuat
(seperti kemarahan)
dengan melakukan
sesuatu
Pengendalian pembangunan kota
oleh pemerintah setempat berikut
lisensi pembangunan baru atau
perubahan dari yang sudah ada
5. Kesulitan Menjelaskan
Istilah Perencanaan
Dalam konteks keilmuan
perencanaan wilayah dan kota,
penjelasan istilah perencanaan
tidaklah sederhana mengingat
proses dan produk perencanaan
harus melibatkan dan memberikan
dampak positif kepada wilayah dan
kota. Makna istilah perencanaan
dapat beragam dari sisi
perencanaan individu sampai
kepada perencanaan bagi
masyarakat dan hal ini
mempengaruhi karakteristik
aktivitas dalam proses
penyusunannya. Selain itu,
perencanaan haruslah seiring
dengan prosedur dan aturan yang
telah ada supaya tidak
menimbulkan kebingungan ketika
perencanaan tersebut
dilaksanakan.
8. Spatial Planning
(optimasi dari aktivitas pada kerangka keruangan)
Operational Research
(optimalisasi aktivitas dalam kerangka
institusi/organisasi)
Information theory
(teori informasi tentang komunikasi dalam sistem)
System Engineering
(optimalisasi sistem mesin buatan manusia pada
suatu sistem)
Cybernetic
(teori pengendalian dari sistem)
General Planning Theory
(teori perencanaan secara umum)
Landscape Design
(keilmuan rancangan lansekap yang fokus kepada
optimasi subsistem hubungan manusia dengan alam)
Architecture and Civil Engineering
(keilmuan arsitektur dan teknik sipil yang fokus
kepada optimasi subsistem fisik secara spesifik)
Sumber:
Chadwick (1978). A System View of Planning
9. Proses komunikasi yang berpeluang untuk didukung oleh
perangkat dari kemajuan di bidang teknologi informasi dan
komunikasi
Sumber
informasi
Pengirim
(transmitter)
Saluran
(channel)
Penerima
(receiver)
Tujuan
(destination)
Cara
menyimpan
informasi
Cara mengirim
informasi
Media saluran
informasi
Cara membaca,
mengunduh,
menganalisis
informasi
Cara
mempreskripsikan
informasi
Pesan
Sinyal
Pesan
yang
diterima
Gangguan
(Noise)
Sinyal
+
Gangguan
Elemen-elemen informasi yang berpeluang untuk didukung oleh
perangkat dari kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi
Ilustrasi Umum Sistem Komunikasi serta Peluang
Perkembangan Teknologi Berbasis Informasi dan
Komunikasi bagi Perencanaan
Sumber:
Chadwick (1978). A System View of Planning
10. Sistem nilai manusia:
Nilai, tujuan, sasaran
Ekosistem:
Alam, termasuk di
dalamnya manusia dan
pemandangan alam, serta
flora dan fauna
Sistem manusia yang
ruangnya diadaptasi:
Ruang fisik yang
diadaptasi, serta saluran
(channel)
Aktivitas sistem manusia:
Aktivitas, aliran (flow),
ruang abstrak
Sumber:
Chadwick (1978). A System View of Planning
11. Lingkungan dari sistem
dunia nyata
Sistem konsepsual
perencanaan
Sistem dunia nyata
Sistem manusia-mesin,
termasuk di dalamnya:
Sistem dunia nyata
Model dari sistem
dunia nyata
Perencanaan berupaya
memodelkan dunia nyata
Dunia nyata berupaya diintervensi
melalui preskripsi rencana
Asumsi yang diambil Etika dan kearifan
Sumber:
Chadwick (1978). A System View of Planning
14. KONEKTIVITAS DENGAN KAWASAN
PRODUKSI RAKYAT
VISI INDONESIA
AKSENTUASI PADA:
FOKUS & TEPAT SASARAN
BAGI RAKYAT
PRASYARAT UTAMA
INVESTASI TERBUKA UNTUK
MEMBUKA LAPANGAN KERJA
PERUBAHAN PARADIGMA
INOVASI
PROGRAM KERJA
PENGGUNAAN APBN
REFORMASI
INVESTASI
SDM
INFRASTRUKTUR
REFORMASI STRUKTURAL
& MINDSET
IDEOLOGI PANCASILA PERSATUAN & KESATUAN BANGSA BHINNEKA TUNGGAL IKA
INDUSTRI KECIL
EKONOMI KHUSUS
PARIWISATA
PERSAWAHAN
PERKEBUNAN
TAMBAK PERIKANAN
KESEHATAN
PENDIDIKAN VOKASI
LEMBAGA MANAJEMEN
TALENTA
PERCEPATAN PERIZINAN
HILANGKAN HAMBATAN
STRUKTUR DINAMIS
MINDSET:
ADAPTIF
PRODUKTIF
INOVATIF
KOMPETITIF
MONEV
MANFAAT EKONOMI
MANFAAT SOSIAL
KESEJAHTERAAN
POINTER PIDATO
Presiden Joko Widodo
Sentul, 14 Juli 2019
PEMBANGUNAN SDM: PRIORITAS PEMERINTAH 5 TAHUN KE DEPAN
15. GOOD GOVERNANCE
RPJM 1 (2005-2009)
REFORMASI BIROKRASI
RPJM 2 (2010-2014)
SISTEM MERIT
RPJM 3 (2015-2019)
BIROKRASI
BERKELAS DUNIA
RPJM 4 (2020-2024)
2
3
4 SMART ASN
Profil:
INTEGRITAS
NASIONALISME
PROFESIONALISME
WAWASAN GLOBAL
IT & BAHASAASING
HOSPITALITY
NETWORKING
ENTREPRENEURSHIP
WORLD CLASS
GOVERNMENT 2024
DIGITAL LEADER
DIGITAL TALENT
1
ROAD MAP PEMBANGUNAN
A p a r a t u r S i p i l N e g a r a
17. 2. UU No 8/1974
3. UU No 43/1999
4. UU No 5/2014
1. UU No 18/1961
Transformasi Manajemen ASN
1. Personal Administratif
2. Personal Manajemen
3. Human Resource Management
4. Human Capital Management
20. 1. Recruitment
2. Placement and promotion
3. Performance-based Mgt./ SKP
4. Core competency training
5. Welfare dan Renumerasi
1. Deregulasi
2. Law Enforcement
3. Reward and Punishment
4. De-kooptasi dengan
politik
5. Minimalisasi spoiling
system
6. Wasdal/supervisi
1. Sistem Informasi
Kepegawaian
2. Pemanfaatan TIK (e-office,
e-gov dan i-gov)
3. Transparansi dan
akuntabilitas
4. Efektivitas dan efisiensi
5. Simplifikasi proses
1. Restrukturisasi organisasi (right
sizing; flat org.)
2. Service Delivery
3. OutcomesOriented
4. Mind-set dan Culture set
5. Strong commitment
Reformasi Bidang Kepegawaian
SDM Aparatur
Penataan
Organisasi/Bis
nis Proses
Modernisasi
Pelayanan
Regulasi
21. DRIVING FACTORS
PERUBAHAN MANAJEMEN KEPEGAWAIAN
Intervensi Politik tinggi, sehingga netralitas terganggu
PNS belum dianggap sebagai sebuah profesi
Penetapan formasi PNS belum melalui analisis jabatan, analisis beban kerja dan perencanaan
SDM yang benar
Penempatan dan pengangkatan dalam jabatan belum berbasis kompetensi terjadi mismacht
Terbatasnya mobilitas PNS secara Nasional
Terbatasnya kesempatan mengembangkan diri karena keterbatasan kuota jumlah peserta
Kualifikasi dan kompetensi PNS tidak sesuai kebutuhan
Masalah overstaff (kelebihan secara kuantitas/jumlah) dan understaff (kekurangan secara
kualitas/kompetensi)
Budaya kinerja PNS masih rendah
Gaji PNS belum berdasarkan individual, internal, & eksternal equity
Tsunami Pensiun
22. VISI DAN MISI KEPEGAWAIAN NEGARA
DI ERA UU ASN
VISI
• Mewujudkan
Aparatur Sipil
Negara yang
memiliki
integritas,
profesional,
melayani dan
sejahtera
MISI
• Memindahkan
Aparatur Sipil
Negara dari
Comfort Zone
ke Competitive
Zone
23. PRINSIP DASAR MERIT SISTEM
a. seluruh Jabatan sudah memiliki standar kompetensi Jabatan;
b. perencanaan kebutuhan pegawai berdasarkan Anjab dan ABK;
c. pelaksanaan seleksi dan promosi dilakukan secara terbuka;
d.memiliki manajemen karir yang terdiri dari perencanaan, pengembangan,
pola karir, dan kelompok rencana suksesi yang diperoleh dari manajemen
talenta;
e.memberikan penghargaan dan mengenakan sanksi berdasarkan pada
penilaian kinerja yang objektif dan transparan;
f. menerapkan kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN;
g.merencanakan dan memberikan kesempatan pengembangan
kompetensi sesuai hasil penilaian kinerja;
h.memberikan perlindungan kepada Pegawai ASN dari tindakan
penyalahgunaan wewenang; dan
i. memiliki sistem informasi berbasis kompetensi yang terintegrasi dan
dapat diakses oleh seluruh Pegawai ASN.
24. PERMENPAN RB NOMOR 34 TAHUN 2018
• Penilaian kinerja jabatan fungsional peneliti berdasarkan target
kinerja tahunan yang tertuang dalam Sasaran Kerja Pegawai (SKP).
• Pencapaian Angka Kredit Kumulatif digunakan sebagai salah satu
syarat kenaikan pangkat dan/atau jabatan dihitung berdasarkan
capaian AK setiap tahun dan perolehan Hasil Kerja Minimal.
• Periode pemenuhan Hasil Kerja Minimal sebagai syarat maintenance
dalam jabatan adalah 4 tahun.
25.
26. Organisasi Profesi
• Organisasi profesi jabatan fungsional peneliti wajib menyusun kode etik
dan kode perilaku profesi.
• Kode etik dan kode perilaku profesi ditetapkan oleh organisasi profesi
Jabatan Fungsional Peneliti setelah mendapatkan persetujuan instansi
pembina
• Ketentuan syarat dan tata cara pembentukan organisasi profesi Jabatan
Fungsional Peneliti dan hubungan kerja Instansi Pembina dengan organisasi
profesi diatur oleh Kepala LIPI selaku Pimpinan Instansi Pembina
27. Ketentuan Lain-Lain
• Peneliti dapat diberikan gelar dibidang penelitian sebagai berikut :
a. Assistant Researcher (Asisten Peneliti) untuk Peneliti Ahli Pertama
b. Junior Researcher (Peneliti Muda) untuk Peneliti Ahli Muda
c. Senior Researcher (Peneliti Senior) untuk Peneliti Ahli Madya, dan
d. Research Professor (Profesor Riset) untuk Peneliti Ahli Utama
• Bagi peneliti yang telah berada pada jenjang Ahli Utama dan
memenuhi standar kompetensi, wajib menyusun naskah orasi dan
melaksanakan orasi ilmiah untuk mendapatkan gelar Profesor Riset.
28. Ketentuan Peralihan
• PNS dengan formasi Jabatan Fungsional Peneliti dengan pendidikan S-1,
dan telah mendapatkan kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi, dapat
diangkat dalam Jabatan Fungsional Peneliti. 5 Tahun wajib S-2.
• Peneliti Ahli Pertama sampai dengan Ahli Madya yang belum memiliki
ijazah S-2. 8 Tahun wajib S-2. Dapat naik pangkat paling tinggi di
Jenjangnya. Apabila naik Jenjang harus S-2.(Kecuali menuju jenjang Peneliti
Ahli Utama)
• Peneliti yang telah menduduki jenjang jabatan Ahli Utama dengan
pendidikan S1 (StrataSatu) dan S2 (Strata-Dua), tetap dapat melaksanakan
tugasnya sebagai Peneliti pada jenjang jabatan yang didudukinya.
34. Q20. The actions of an organization and its people can
change
the way consumers feel or behave toward a company. As
a
consumer, have you ever started or deepened a
relationship
with a business because of the following? Q21. As a
consumer,
have you ever stopped or lessened a relationship with a
business because of the following? Base: All millennials
13,416
Q38. Do you agree or disagree with the
following statements about the use of social
media?
35. • Millenials dan Gen Zs ingin agar semua bisnis pembicaraan memberi tujuan untuk menjadi
tindakan yang berarti, dan bagi para pemimpin bisnis untuk bertindak sebagai agen untuk
perubahan positif.
• Mereka mengharapkan bisnis meningkatkan kehidupan dan menyediakan mata pencaharian,
tetapi mereka tidak melihat cukup banyak bisnis yang berdiri dan mengisi kekosongan.
• Dengan memastikan bahwa strategi menggabungkan rencana untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dan mengakui kekhawatiran pribadi dan masyarakat tentang milenium dan Gen Zs
mana yang paling dipedulikan, bisnis dapat melibatkan kembali generasi muda dan menginspirasi
loyalitas.
• Sebagai atasan, pemimpin harus:
• Buka dialog dengan karyawan milenial dan Gen Z, dengarkan keprihatinan mereka, dan berusahalah untuk
memahami mengapa masalah tertentu sangat penting bagi mereka.
• Tanyakan bagaimana mereka dapat lebih memungkinkan orang untuk mewujudkan ambisi mereka.
• Bantu mereka mempersiapkan diri untuk masa depan dengan memberikan pelatihan dan alat yang
memungkinkan mereka untuk berhasil.
• Mengambil sikap yang terlihat dan vokal yang memikul tanggung jawab untuk memberikan dampak sosial.
37. Perencana Kota (Klasik)
• Perencana bukan hanya sebatas teknisi yang memiliki nilai netral, tetapi tetap harus tetap memiliki nilai-nilai sebagai bagian dari
proses perencanaan.
• Perencana kota tidak seharusnya untuk berupaya mewujudkan hanya satu macam alternatif rencana sebagai cerminan dari
kepentingan publik, perencana haruslah melingkupi kepentingan yang beragam, termasuk kepentingan minoritas.
• Program partisipasi masyarakat biasanya bereaksi lebih kepada rencana dan program resmi dari pemerintah dibandingkan kepada
mendorong masyarakat untuk mengusulkan tujuan perencanaannya itu sendiri, kebijakan-kebijakan dan tindakan-tindakan untuk
masa datang. Kelompok-kelompok yang ada pada tataran masyarakat setempat dan kelompok-kelompok pemerhati lainnya
bekerja bersama-sama untuk memprotes tindakan-tindakan publik harus diberi tempat untuk menyuarakan rencana mereka
masing-masing.
• Komisi-komisi perencanaan dirancang sebagai suatu institusi yang bertindak netral dalam konteks kepentingan publik tidak
berpihak ke manapun. Tetapi perlu disadari pula bahwa pada dasarnya aspek politik merupakan bagian sangat mendasar dari
perencanaan, sehingga komisi perencanaan pun bersifat politis.
• Perencanaan kota berkesan lebih fokus kepada sisi fisik suatu kota saja. Secara historis, profesi perencanaan kota tidak dapat
dipisahkan dari upaya untuk melayani kebutuhan lahan dari aktivitas-aktivitas di atasnya. Padahal para perencana kota harus pula
mempertimbangkan aspek sosial dan ekonomi selain aspek fisik tersebut Pada akhirnya, para perencana kota harus dididik guna
memberikan nasihat/pandangan professional dalam upaya melahirkan suatu kebijakan sosial yang bermanfaat bagi semua.
38. Perencanaan merupakan suatu profesi yang akan memasuki era baru,
karena terlihat adanya kecenderungan dari kemunculan kekuatan-
kekuatan baru (Whitaker, dalam McClendon&Catanese, 1996), seperti:
• Warga diatur oleh pemerintahan yang tersentralisasi, padahal persoalanpersoalan dan
tanggapan terhadap kebutuhan publik berada pada tataran lokal.
• Warga menginginkan layanan yang lebih dan membutuhkan tata kelola pemerintahan
yang lebih responsif, tetapi pada waktu yang sama juga menginginkan biaya yang murah.
• Pengadilan tidak lagi bersedia untuk menganggap bahwa keputusan penggunaan lahan
pada tataran lokal secara otomatis berlaku, karena ada aspek ketidaktentuan di
dalamnya.
• Komunikasi secara elektronik menjanjikan untuk dapat menggantikan beberapa
kebutuhan akan perjalanan bagi bisnis, hiburan, berbelanja, dan pendidikan,
memberikan peluang bisnis yang lebih besar dalam menentukan lokasi.
• Beberapa metode perencanaan beserta konsep-konsepnya banyak yang dipertanyakan
terkait dengan dampaknya bagi pembangunan.
39. Konsekuensi (Whitaker, dalam McClendon&Catanese, 1996)
• Fokus kepada hubungan antar manusia, ekonomi, fasilitas publik, dan pengembangan lahan.
• Bekerja pada tiga tingkatan, tingkat konseptual berjangka panjang, tingkat spesifik berjangka menengah, serta tingkat
implementasi berjangka pendek. Selain mampu berpikir pada tingkat tingkatan tersebut, seorang perencana juga harus mampu
merumuskan rekomendasi-rekomendasi berdasarkan ketiga tingkatan tadi.
• Memandang sisi skematik dari usulan suatu rencana tidak hanya semata dari dua dimensi saja. Kemampuan tiga dimensi dilakukan
dengan melibatkan keilmuan lainnya sebagai dampak dari upaya mengimplementasikan ide-ide perencana tersebut.
• Memandang usulan-usulan pembangunan dalam konteks yang lebih luas dari sudut pandang mulai dari tataran lokal, kota, sampai
kepada wilayah guna melihat keterkaitannya secara lebih logis dan sistematik, baik dalam hal estetika, lalu-lintas, ekonomi, pasar,
prasarana dan sarana, serta faktor-faktor lingkungan.
• Dapat memahami persoalan-persoalan yang bersifat kontradiktif secara lebih proporsional dengan menempatkannya pada suatu
sistem perencanaan secara lebih luas.
• Memformulasikan keilmuan perencanaan dalam konteks sistem perkotaan secara keseluruhan.
• Terus berpikir, melakukan inovasi, mengadaptasi, dan melakukan penyesuaian antar prinsip perencanaan, konsep-konsep, berikut
tekniktekniknya. Pemikiran-pemikiran inovatif di luar kebiasaan lama kian dituntut dari perencana berikut organisasi
perencanaannya dalam rangka merumuskan cara yang tepat dalam menyelesaikan proyek-proyek baru sebagai cerminan dari
dinamika yang terjadi di masyarakat.
40. Tindak Lanjut (Whitaker, dalam McClendon&Catanese, 1996)
Strategi
• Never stop learning
• Reinvent yourself
• Use your most powerful tools: imagination
and will.
Saran bagi Pribadi Perencana
• Make yourself indispensable. Buatlah diri
anda menjadi sangat diperlukan.
• Don’t make excuses. Jangan membuat alasan
(untuk terhindar dari pekerjaan).
• Set high standards for yourself. Menetapkan
standar tinggi bagi diri sendiri.
• Don’t let anyone push you around. Jangan
sampai ada yang mempermainkan diri kita
(karena keterbatasan dalam kemampun
merencana).
• Be a team player. Dapat senantiasa bekerja
dalam tim (karena perencana biasanya
bekerja dalam suatu tim).