Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Environmental Ethics
1. Nama : Salomo Roy Freddy Pakpahan
NIM : 55118110191
Mata Kuliah : Business Ethics & Good Governance
Tema : Environmental Ethics
Dosen : Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA, MPM.
Environmental Ethics
Etika dipandang sebagai kebiasaan hidup yang baik yang diwariskan dari satu generasi
ke generasi lain. Etika berisikan aturan tentang bagaimana manusia harus hidup yang baik
sebagai manusia, perintah dan larangan tentang baik buruknya perilaku manusia untuk
mengungkapkan, menjaga, dan melestarikan nilai tertentu, yaitu apa yang dianggap baik dan
penting. Dengan demikian etika berisi prinsip-prinsip moral yang harus dijadikan pegangan
dalam menuntun perilaku.
Etika lingkungan hidup tidak hanya berbicara mengenai perilaku manusia terhadap
alam, namun juga mengenai relasi di antara semua kehidupan alam semesta, yaitu antara
manusia dengan manusia yang mempunyai dampak pada alam dan antara manusia dengan
makhluk hidup lain atau dengan alam secara keseluruhan( Keraf, 2010 )
Etika lingkungan adalah kebijaksanaan moral manusia dalam bergaul dengan
lingkungannya. Etika lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan yang menyangkut lingkungan
dipertimbangkan secara cermat sehingga keseimbangan lingkungan tetap terjaga. Etika
Lingkungan berasal dari dua kata, yaitu Etika dan Lingkungan. Etika berasal dari bahasa yunani
yaitu “Ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan (Hapzi Ali,2019)
Environmental philosophy
Filsafat tradisional dibagi antara konsekuensial (atau teleologis) teori seperti
utilitarianisme dan non-konsekuensial (atau deontologis) teori seperti berbasis hak filosofi.
Dengan demikian, kita dapat membagi filosofi lingkungan antara antroposentris (berpusat
pada manusia) dan ecocentric (bumi berpusat) sudut pandang, yang umumnya dipandang
sebagai dapat dibandingkan. Pandangan ini diberi label dan digambarkan sebagai berikut :
Kapitalis murni - pandangan dominan dalam akuntansi dan keuangan di mana satu
satunya tanggung jawab korporasi adalah untuk membuat uang untuk pemegang
saham.
Expedients - orang-orang dengan pandangan jangka panjang yang menyadari bahwa
kesejahteraan ekonomi dan stabilitas hanya dapat dicapai dengan penerimaan
tanggung jawab sosial tertentu.
Pendukung kontrak sosial - suatu sikap yang perusahaan dan organisasi lain yang ada
di akan masyarakat dan karena itu bertanggung jawab untuk menghormati dan
menanggapi masyarakat .
2. Ekologi sosial - mereka yang peduli terhadap lingkungan sosial dan merasa bahwa
karena organisasi besar telah berpengaruh dalam menciptakan sosial dan lingkungan
masalah yang mereka juga harus berpengaruh dalam membantu memberantas
masalah ini.
Sosialis - yang merasa bahwa harus ada penyesuaian yang signifikan dalam
kepemilikan dan penataan masyarakat.
Feminis radikal - mereka yang merasa bahwa ada sesuatu yang pada dasarnya salah
dengan konstruksi maskulin agresif yang memandu sistem sosial kita dan bahwa ada
kebutuhan untuk nilai-nilai yang lebih feminin seperti cinta, kasih sayang dan kerja
sama.
Ekologi yang mendalam - yang memegang bahwa manusia memiliki hak yang lebih
besar untuk eksistensi daripada bentuk lain dari kehidupan.
Clark (1998, p. 345) menjelaskan bahwa ekologi berbeda dari environmentalisme di
bahwa dibutuhkan lebih pandangan holistik yang melibatkan re-berpikir tempat manusia di
alam. ekologi sosial dan sosialis gerakan berusaha untuk menempatkan manusia dalam
konteks alam dan menawarkan kritik dari segala bentuk dominasi, tetapi khususnya dari
negara bangsa, kekuasaan terkonsentrasi ekonomi, otoritarianisme, ideologi represif dan
"luas eco teknologi mesin. Wawasan dasar ekofeminisme adalah bahwa masalahnya tidak
benar-benar manusia berpusat, tapi androsentrisme, konsepsi tertentu tentang kelelakian.
Hal ini tidak mengatakan bahwa masalahnya adalah manusia laki-laki, tapi itu masalah adalah
cara berpikir yang meremehkan baik perempuan dan alam.
Laporan lingkungan adalah artefak yang relatif baru komunikasi perusahaan dengan
produksi menjadi terlihat pada awal 1990-an. laporan lingkungan hidup dan pembangunan
berkelanjutan ini tetap sukarela di alam. Namun, persiapan laporan harus memulai jalur
untuk memungkinkan standardisasi melalui standar sukarela internasional, Global Reporting
Initiative (GRI), didirikan pada tahun 2002. laporan lingkungan hidup dan pembangunan
berkelanjutan tidak hanya melayani peran komunikatif, mereka juga simbolis dan berfungsi
sebagai perangkat utama di pasar untuk gambar hijau dan legitimasi lingkungan. sejauh mana
laporan ini mungkin atau mungkin tidak mewakili "kebenaran". Sebaliknya, fokus kami adalah
pada pilihan pesan dan bagaimana pesan yang dibentuk oleh dan membentuk organisasi.
Dalam rangka menciptakan struktur untuk analisis wacana dan dapat mengidentifikasi
filsafat lingkungan digunakan, kami memilih untuk mempekerjakan tiga perangkat framing
kognitif digariskan oleh Eder (1996): tanggung jawab moral, objektivitas empiris dan penilaian
estetika. sepakat pada apa yang penafsiran yang paling masuk akal untuk apa retorika itu
digunakan untuk dan apa itu mengungkapkan wacana lingkungan secara keseluruhan di mana
itu terletak. Dengan demikian, kita merasa bahwa kita mencapai "kesehatan" dari analisis
(yaitu, kehandalan) yang harus ditiru dalam semacam broadbased dari jalan. proses berulang
ini khas dalam analisis wacana (Hardy, 2001).
3. Role of Stakeholders
Dalam Bussiness Dictionary, pemangku kepentingan didefinisikan kelompok atau
organisasi yang memiliki kepentingan langsung atau tidak langsung dalam sebuah organisasi
karena dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tindakan organisasi, tujuan, dan
kebijakan. Meskipun para pelaku biasanya melegitimasi dirinya sebagai stakeholder, tetapi
semua pemangku kepentingan tidak sama dan memiliki kedudukan yang berbeda.
Misalnya, pelanggan perusahaan berhak untuk praktek perdagangan yang adil tetapi
mereka tidak berhak untuk mendapat pertimbangan yang sama sebagai karyawan
perusahaan. Pemangku kepentingan kunci lain dalam organisasi bisnis diantaranya kreditor,
pelanggan, direksi, karyawan, pemerintah (dan badan-badannya), pemilik (pemegang
saham), pemasok, serikat pekerja, dan masyarakat dari mana bisnis menarik sumber daya
yang dimiliki.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemangku kepentingan adalah
seluruh pihak yang terkait dengan isu dan permasalahan yang menjadi fokus kajian atau
perhatian. Misalnya terkait isu perikanan, maka makna pemangku kepentingan sebagai
parapihak yang terkait dengan isu perikanan, seperti nelayan, masyarakat pesisir, pemilik
kapal, anak buah kapal, pedagang ikan, pengolah ikan, pembudidaya ikan, pemerintah, pihak
swasta di bidang perikanan, dan sebagainya.
Seorang pemangku kepentingan adalah seseorang yang mempunyai sesuatu yang
dapat ia peroleh atau akan kehilangan akibat dari sebuah proses perencanaan atau proyek.
Dalam banyak siklus, mereka disebut sebagai kelompok kepentingan, dan mereka bisa
mempunyai posisi yang kuat dalam menentukan hasil suatu proses politik. Seringkali akan
sangat bermanfaat bagi proyek penelitian untuk mengidentifikasi dan menganalisis
kebutuhan dan kepedulian berbagai pemangku kepentingan, terutama jika proyek diracang
bertujuan mempengaruhi kebijakan (Start & Hovland dalam http://www.smeru.or.id/)
Peran Pemangku Kepentingan Korporasi dihadapkan pada persaingan yang
kompetitif, keterbatasan sumberdaya, dan perolehan laba untuk meningkatkan kemakmuran
pemegang saham.Oleh sebab itu korporasi melakukan berbagai upaya yang tidak jarang
memiliki dampak negative kepada pihak lain, termasuk lingkungan. Tidak sedikit aktivitas
korporasi menimbulkan kerusakan terhadap alam.
Kerusakan alam tersebut pada akhirnya akan berpengaruh buruk terhadap lingkungan
dan makhluk hidup di dalamnya, termasuk manusia. Tindakan korporasi seperti ini pada
akhirnya akan mengancam kelangsungan hidup alam, manusia, dan perusahaan itu sendiri.
Oleh sebab itu diperlukan prinsip dan upaya yang mendorong peran korporasi dalam
mencegah hal tersebut. Korporasi justru harus berperan aktif dalam melestarikan lingkungan.
Partnership
Kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam
jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling
membutuhkan dan saling membesarkan.
4. Kemitraan adalah suatu rangkaian proses yg dimulai dengan mengenal calon
mitranya, mengetahui posisi keunggulan dan kelemahan usahanya, memulai membangun
strategi, melaksanakan dan terus menerus memonitor dan mengevaluasi sampai target
sasaran tercapai. Sehingga yang menjadi titik tolak kemitraan adalah memiliki dasar ETIKA
BISNIS yang dipahami bersama.
a) Proses Pengembangan Kemitraan
Memulai membangun hubungan dengan calon mitra = memilih mitra yg tepat
Mengerti kondisi bisnis pihak yang bermitra (kemampuan manajemen,
penguasaan pasar, teknologi, permodalan, SDM) = memudahkan penyusunan
langkah/strategi
Mengembangkan strategi dan menilai detail bisnis (strategi pesaran, strategi
dsitribusi, operasional, informasi)
Mengembangkan program = rencana taktis dan strategi yang akan dilakukan
dengan mengkomunikasikan dengan orang yang terlibat
Memulai pelaksanaan = memulai pelaksanaan kemitraan berdasarkan
ketentuan yg disepakai - Memonitor dan mengevaluasi
Memonitor : agar terget yg ingin dicapai menjadi kenyataan - Mengevaluasi :
untuk perbaikan pelaksanaan berikutnya
b) Prinsip dalam membangun hubungan
Membangun citra lembaga yg baik, diantaranya :
Fokuskan kepada kualifikasi lembaga dan bukan hanya nama lembaga
Berkaitan dengan apa yang kita tawarkan dan bukan apa yg kita dapatkan
Mengembangkan kemampuan "mendengar"
Mengembangkan kemampuan "bertanya"
Menepati janji, bukan mengobral janji
c) Prinsip Merawat Hubungan/Kemitraan :
Menciptakan semangat saling memberi dan membagi informasi
Setiap pihak membutuhkan layanan khusus - Menangkap pesan implisit
Melestarikan kontak
Membuat sistem jaringan
Lembaga harus ditampilkan dan dikenalkan
Pihak lain akan melihat apa yang bisa kita berikan dan tawarkan dan bukannya
apa yang bisa kita dapatkan
Menampilkan saat moment yang tepat
Berusaha untuk hadir pada kegiatan jaringan
Lembaga diperankan aktif
Keberhasilan Kemitraan, sangat ditentukan oleh : 1. adanya kepatuhan, 2.
kepercayaan, 3. kebersamaan, 4. komitmen dan 5. kejujuran
Referensi
Hapzi Ali, 2019. Modul BE & GG, Univeristas Mercu Buana
Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup, (Jakarta: Kompas, 2010),