be gg, royhan jamaan, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, environmental ethics, universitas mercu buana, 2019
1. JURUSAN MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Nama : Royhan Jamaan
NIM : 55118110087
Mata Kuliah : Business Ethic and Good Governance
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA, MPM
ENVIRONMENTAL ETHICS
Menurut Tien Aminatun (http://docplayer.info/43858951-Etika-lingkungan-dosen-dr-tien-
aminatun.html) etika lingkungan ialah sebuah refleksi kritis mengenai norma – norma dan nilai atau
prinsip moral yang selama ini dikenal dalam komunitas manusia untuk diterapkan secara lebih luas
dalam komunitas biotis atau komunitas ekologis. Etika lingkungan ini diperlukan sebgai wujud refleksi
mengenai hal apa yang harus dilakukan terkait mengenai isu lingkungan hidup, termasuk juga di
dalamnya pilihan moral untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya yang memberi dampak pada
lingkungan di sekitarnya.
Etika Lingkungan disebut juga Etika Ekologi. Etika Ekologi selanjutnya dibedakan dan menjadi
dua yaitu etika ekologi dalam dan etika ekologi dangkal. Selain itu etika lingkungan juga dibedakan lagi
sebagai etika pelestarian dan etika pemeliharaan. Etika pelestarian adalah etika yang menekankan
pada mengusahakan pelestarian alam untuk kepentingan manusia, sedangkan etika pemeliharaan
dimaksudkan untuk mendukung usaha pemeliharaan lingkungan untuk kepentingan semua makhluk.
Etika dalam masalah lingkungan hidup memberikan sumbangan antara lain (Maizer Said dan Ghufron,
2006) :
1) Pandangan-pandangan atau keyakinan-keyakinan (insights) yang etis dan relevan, misalnya
paham dan visi dasar mengenai hubungan manusia dengan alam, atau lebih khusus
lingkungan hidupnya
2) Prinsip-prinsip etis, baik yang mendasar dan umum, maupun yang sudah relevan dengan
masalah lingkungan hidup
3) Perlunya sikap batin yang baik dalam pribadi manusia yang bertanggung jawab dalam hati
nuraninya
4) Norma norma etis yang tepat, kehendak baik saja tidak cukup, orang masih berbeda
pendapat mengenai isinya, yang tidak boleh hanya subjektif
1. Enviromental Philosopy,
Filsafat tradisional dibagi antara konsekuensial (atau teleologis) teori seperti
utilitarianisme dan non-konsekuensial (atau deontologis) teori seperti berbasis hak filosofi.
2. Dengan demikian, kita dapat membagi filosofi lingkungan antara antroposentris (berpusat
pada manusia) dan ecocentric (bumi berpusat) sudut pandang, yang umumnya dipandang
sebagai dapat dibandingkan.
Pandangan ini diberi label dan digambarkan sebagai berikut :
• Kapitalis murni - pandangan dominan dalam akuntansi dan keuangan di mana
satusatunya tanggung jawab korporasi adalah untuk membuat uang untuk
pemegang saham.
• Expedients - orang-orang dengan pandangan jangka panjang yang menyadari
bahwa kesejahteraan ekonomi dan stabilitas hanya dapat dicapai dengan
penerimaan tanggung jawab sosial tertentu.
• Pendukung kontrak sosial - suatu sikap yang perusahaan dan organisasi lain
yang ada di akan masyarakat dan karena itu bertanggung jawab untuk
menghormati dan menanggapi masyarakat .
• Ekologi sosial - mereka yang peduli terhadap lingkungan sosial dan merasa
bahwa karena organisasi besar telah berpengaruh dalam menciptakan sosial
dan lingkungan masalah yang mereka juga harus berpengaruh dalam
membantu memberantas masalah ini.
• Sosialis - yang merasa bahwa harus ada penyesuaian yang signifikan dalam
kepemilikan dan penataan masyarakat.
• Feminis radikal - mereka yang merasa bahwa ada sesuatu yang pada dasarnya
salah dengan konstruksi maskulin agresif yang memandu sistem sosial kita
dan bahwa ada kebutuhan untuk nilai-nilai yang lebih feminin seperti cinta,
kasih sayang dan kerja sama.
• Ekologi yang mendalam - yang memegang bahwa manusia memiliki hak yang
lebih besar untuk eksistensi daripada bentuk lain dari kehidupan.
Laporan lingkungan adalah artefak yang relatif baru komunikasi perusahaan dengan
produksi menjadi terlihat pada awal 1990-an. laporan lingkungan hidup dan pembangunan
berkelanjutan ini tetap sukarela di alam. Namun, persiapan laporan harus memulai jalur untuk
memungkinkan standardisasi melalui standar sukarela internasional, Global Reporting
Initiative (GRI), didirikan pada tahun 2002. laporan lingkungan hidup dan pembangunan
berkelanjutan tidak hanya melayani peran komunikatif, mereka juga simbolis dan berfungsi
sebagai perangkat utama di pasar untuk gambar hijau dan legitimasi lingkungan. sejauh mana
laporan ini mungkin atau mungkin tidak mewakili "kebenaran". Sebaliknya, fokus kami adalah
pada pilihan pesan dan bagaimana pesan yang dibentuk oleh dan membentuk organisasi.
Dalam rangka menciptakan struktur untuk analisis wacana dan dapat mengidentifikasi
filsafat lingkungan digunakan, kami memilih untuk mempekerjakan tiga perangkat framing
kognitif digariskan oleh Eder (1996): tanggung jawab moral, objektivitas empiris dan penilaian
estetika. sepakat pada apa yang penafsiran yang paling masuk akal untuk apa retorika itu
digunakan untuk dan apa itu mengungkapkan wacana lingkungan secara keseluruhan di mana
itu terletak. Dengan demikian, kita merasa bahwa kita mencapai "kesehatan" dari analisis
(yaitu, kehandalan) yang harus ditiru dalam semacam broadbased dari jalan. proses berulang
ini khas dalam analisis wacana (Hardy, 2001).
3. 2. Role of Stakeholder
Etika lingkungan berperan penting dalam meningkatkan kinerja lingkungan organisasi.
Menurut Keraf dalam Gusti (2011) kesalahan cara pandang manusia terhadap dirinya, alam
dan hubungan manusia dengan alam seperti rakus, tamak, pola konsumsi dan produksi yang
eksesif, eksploitatif dan tidak bertanggung jawab dari individu, masyarakat, dunia usaha dan
pemerintah menimbulkan etika lingkungan yang buruk (bad ethics). Semakin baik etika
lingkungan yang dimiliki individu, masyarakat, dunia usaha dan pemerintah maka akan
semakin baik hasil kualitas lingkungan hidup yang ada.
Seorang pemangku kepentingan adalah seseorang yang mempunyai sesuatu yang
dapat ia peroleh atau akan kehilangan akibat dari sebuah proses perencanaan atau proyek.
Dalam banyak siklus, mereka disebut sebagai kelompok kepentingan, dan mereka bisa
mempunyai posisi yang kuat dalam menentukan hasil suatu proses politik. Seringkali akan
sangat bermanfaat bagi proyek penelitian untuk mengidentifikasi dan menganalisis
kebutuhan dan kepedulian berbagai pemangku kepentingan, terutama jika proyek diracang
bertujuan mempengaruhi kebijakan (Start & Hovland dalam http://www.smeru.or.id/)
Peran Pemangku Kepentingan Korporasi dihadapkan pada persaingan yang
kompetitif, keterbatasan sumberdaya, dan perolehan laba untuk meningkatkan kemakmuran
pemegang saham.Oleh sebab itu korporasi melakukan berbagai upaya yang tidak jarang
memiliki dampak negative kepada pihak lain, termasuk lingkungan. Tidak sedikit aktivitas
korporasi menimbulkan kerusakan terhadap alam.
Kerusakan alam tersebut pada akhirnya akan berpengaruh buruk terhadap lingkungan
dan makhluk hidup di dalamnya, termasuk manusia. Tindakan korporasi seperti ini pada
akhirnya akan mengancam kelangsungan hidup alam, manusia, dan perusahaan itu sendiri.
Oleh sebab itu diperlukan prinsip dan upaya yang mendorong peran korporasi dalam
mencegah hal tersebut. Korporasi justru harus berperan aktif dalam melestarikan lingkungan.
3. Partnership
Kemitraan adalah suatu rangkaian proses yg dimulai dengan mengenal calon
mitranya, mengetahui posisi keunggulan dan kelemahan usahanya, memulai membangun
strategi, melaksanakan dan terus menerus memonitor dan mengevaluasi sampai target
sasaran tercapai. Sehingga yang menjadi titik tolak kemitraan adalah memiliki dasar ETIKA
BISNIS yang dipahami bersama.
a. Proses Pengembangan Kemitraan
- Memulai membangun hubungan dengan calon mitra = memilih mitra yg
tepat
- Mengerti kondisi bisnis pihak yang bermitra (kemampuan manajemen,
penguasaan pasar, teknologi, permodalan, SDM) = memudahkan
penyusunan langkah/strategi
- Mengembangkan strategi dan menilai detail bisnis (strategi pesaran, strategi
dsitribusi, operasional, informasi)
- Mengembangkan program = rencana taktis dan strategi yang akan dilakukan
dengan mengkomunikasikan dengan orang yang terlibat
- Memulai pelaksanaan = memulai pelaksanaan kemitraan berdasarkan
ketentuan yg disepakai
4. - Memonitor dan mengevaluasi
- Memonitor : agar terget yg ingin dicapai menjadi kenyataan
- Mengevaluasi : untuk perbaikan pelaksanaan berikutnya
b. Prinsip dalam membangun hubungan
Membangun citra lembaga yg baik, diantaranya :
- Fokuskan kepada kualifikasi lembaga dan bukan hanya nama lembaga
- Berkaitan dengan apa yang kita tawarkan dan bukan apa yg kita dapatkan
- Mengembangkan kemampuan "mendengar"
- Mengembangkan kemampuan "bertanya"
- Menepati janji, bukan mengobral janji
c. Prinsip Merawat Hubungan/Kemitraan :
- Menciptakan semangat saling memberi dan membagi informasi
- Setiap pihak membutuhkan layanan khusus
- Menangkap pesan implisit
- Melestarikan kontak
- Membuat sistem jaringan
- Lembaga harus ditampilkan dan dikenalkan
- Pihak lain akan melihat apa yang bisa kita berikan dan tawarkan dan
bukannya apa yang bisa kita dapatkan
- Menampilkan saat moment yang tepat
- Berusaha untuk hadir pada kegiatan jaringan
- Lembaga diperankan aktif Keberhasilan Kemitraan, sangat ditentukan oleh :
1. adanya kepatuhan, 2. kepercayaan, 3. kebersamaan, 4. komitmen dan 5.
Kejujuran
SUMBER
Hapzi Ali, 2019. Modul BE & GG, Univeristas Mercu Buana.
Said, Maizer Nahdi dan Ghufron, Ali. 2006. Etika Lingkungan Dalam Perspektif Yusuf Al – Qardawy. Al-
Jami’ah, Vol.4, No.1. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Jogja
http://docplayer.info/43858951-Etika-lingkungan-dosen-dr-tien-aminatun.html (diakses pada 31
Maret 2019, 20.11)
5. Forum 4
Sesuai dengan prinsip Sustainability/Keberlanjutan, dalam konteks yang lebih luas komitmen
dalam bidang lingkungan hidup difokuskan pada upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan bagi
generasi yang akan datang. Sedangkan dalam konteks internal, CIMB Niaga berfokus dalam
mewujudkan lingkungan kerja yang sehat melalui kebijakan dan inisiatif yang berwawasan lingkungan.
Komitmen ini dituangkan CIMB Niaga dalam Kebijakan Green Office yang tercakup di dalam
Smart Spending Policy. Kebijakan ini merupakan rencana Bank untuk menjadi bagian dari Green
Banking Industry di masa datang. CIMB Niaga juga menyadari perannya sebagai Bank yang
memberikan pinjaman kredit/modal kepada nasabah dan juga sebagai agen pembangunan yang ikut
berpartisipasi dalam pembangunan berkelanjutan, salah satunya menjaga kelestarian lingkungan.
Maka, CIMB Niaga juga berfokus kepada penyaluran kredit yang ramah lingkungan. Hal ini
sejalan dengan pencanangan program Green Banking oleh Bank Indonesia. Untuk itu, Bank
mempertimbangkan aspek lingkungan dalam pemberian kredit kepada nasabah, dimana nasabah
wajib memiliki dokumen Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebagai salah satu syarat
disetujuinya pemberian kredit oleh Bank. Selain itu, Bank juga menerapkan proses checking terhadap
limbah bisnis debitur pada Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan
Lingkungan (PROPER) yang ikembangkan oleh KLHK.
Terdapat lima tingkatan penilaian PROPER, yaitu: PROPER Emas, Hijau, Biru, Merah dan Hitam.
PROPER Emas merupakan tingkatan terbaik, dimana pengelolaan lingkungan yang dilakukan lebih dari
yang disyaratkan, sementara PROPER Merah mengindikasikan bahwa pengelolaan lingkungan yang
dilakukan hanya sebagian dari yang disyaratkan; dan PROPER Hitam, yang merupakan tingkatan
terbawah, mencerminkan pengelolaan lingkungan belum dilakukan seperti yang disyaratkan.
CIMB Niaga melakukan proses checking untuk memastikan bahwa kinerja PROPER calon
nasabah tidak termasuk di dalam kategori Merah dan Hitam. Pada tahun 2017, CIMB Niaga
menetapkan target pelaksanaan CSR bidang lingkungan hidup sebagai berikut:
1. Menerapkan proses checking terhadap limbah bisnis debitur/Program Penilaian Peringkat
Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) yang dikembangkan oleh
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
2. Mengadakan sosialisasi mengenai green office danpentingnya gaya hidup ramah lingkungan.
3. Mengadakan konservasi bambu serta membentuk usaha produktif bambu berbasis
masyarakat.
4. Melakukan penghematan energi.
Berikut adalah upaya-upaya yang dilakukan terkait minimalisasi penggunaan kertas dan daur
ulang limbah kertas:
1. Optimalisasi sarana Multi Function Printer (MFP) untuk melakukan scanning dan faks sehingga tidak
perlu mencetak dokumen dalam jumlah yang banyak (fotocopy) serta optimalisasi e-mail, website
internal, news company magazine dan bentuk komunikasi internal karyawan lainnya.
2. Pemanfaatan kertas bekas secara optimal.
3. Pencetakan dengan menggunakan mode quality draft untuk menghemat penggunaan toner
printer.
4. Standarisasi ukuran kertas yang digunakan untuk keperluan sehari-hari di lingkungan operasional
CIMB Niaga (fotokopi, memo dan pencetakan dokumen) dengan kertas HVS A4 70 gram serta
pencetakan halaman bolak-balik untuk mencetak dokumen atau fotokopi dokumen internal agar
limbah kertas berkurang dan memudahkan pengangkutan limbah oleh pihak ketiga yang mendaur
ulang kertas tersebut.
6. 5. Penggunaan e-statement dan e-billing (paperless) di setiap jenis laporan kepada nasabah (Giro
Statement, Laporan Tabungan Pendidikan, Credit Card dan lain-lain) untuk menekan penggunaan
Dalam prosedur pemberian dan penilaian kredit kepada nasabah, CIMB Niaga mempertimbangkan
aspek lingkungan hidup dan pelestarian lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan ketentuan kewajiban
nasabah memiliki dokumen Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) menjadi salah satu syarat
disetujuinya pemberian kredit oleh Bank.
Pada tahun 2017, bukti kepedulian CIMB Niaga terhadap lingkungan dibuktikan dengan
kembalinya CIMB Niaga menerima penghargaan Green Office Competiton Awards 2017 kategori Gold
yang diselenggarakan oleh PT Graha Niaga Tata Utama. Kompetisi ini diikuti oleh seluruh tenant PT
Graha Niaga Tata Utama yang berjumlah 57 tenant.
Adapun latar belakang penyelenggaraan kompetisi ini adalah kesadaran bersama untuk
mengurangi konsumsi air dan energi, meningkatkan kualitas dan kebersihan lingkungan kerja serta
kepedulian terhadap isu lingkungan.
Pencapaian penghargaan tersebut diraih oleh CIMB Niaga selama dua tahun berturut-turut
karena CIMB Niaga dianggap telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam menerapkan green office
di lingkungan kerja dan memberikan pengaruh yang besar (good influence) dalam menyebarkan
semangat green office.
CIMB Niaga juga kembali memperoleh penghargaan Indonesia Green Awards dari The La Tofi
School of CSR pada Kategori Pelestarian Keanekaragaman Hayati Indonesia melalui Program Ayo
Menabung dan Berbagi (AMDB) CIMB Niaga untuk Pelestarian Lingkungan dan Keanekaragaman
Hayati. CIMB Niaga dinilai dan diakui atas upayanya dalam melestarikan lingkungan, melalui edukasi
sejak dini akan pentingnya menanam pohon dalam
Program AMDB.
SUMBER
Cimb Niaga. Laporan Tahunan, 2017