SlideShare a Scribd company logo
1 of 53
Download to read offline
Filosofi Lingkungan
Filsafat tradisional dibagi antara konsekuensial (atau teleologis) teori seperti utilitarianisme
dan non-konsekuensial (atau deontologis) teori seperti berbasis hak filosofi. Dengan
demikian, kita dapat membagi filosofi lingkungan antara antroposentris (berpusat pada
manusia) dan ecocentric (bumi berpusat) sudut pandang, yang umumnya dipandang sebagai
dapat dibandingkan. Pandangan ini diberi label dan digambarkan sebagai berikut : - Kapitalis
murni - pandangan dominan dalam akuntansi dan keuangan di mana satusatunya tanggung
jawab korporasi adalah untuk membuat uang untuk pemegang saham. - Expedients - orang-
orang dengan pandangan jangka panjang yang menyadari bahwa kesejahteraan ekonomi dan
stabilitas hanya dapat dicapai dengan penerimaan tanggung jawab sosial tertentu. -
Pendukung kontrak sosial - suatu sikap yang perusahaan dan organisasi lain yang ada di akan
masyarakat dan karena itu bertanggung jawab untuk menghormati dan menanggapi
masyarakat . - Ekologi sosial - mereka yang peduli terhadap lingkungan sosial dan merasa
bahwa karena organisasi besar telah berpengaruh dalam menciptakan sosial dan lingkungan
masalah yang mereka juga harus berpengaruh dalam membantu memberantas masalah ini.
- Sosialis - yang merasa bahwa harus ada penyesuaian yang signifikan dalam kepemilikan
dan penataan masyarakat; - Feminis radikal - mereka yang merasa bahwa ada sesuatu yang
pada dasarnya salah dengan konstruksi maskulin agresif yang memandu sistem sosial kita dan
bahwa ada kebutuhan untuk nilai-nilai yang lebih feminin seperti cinta, kasih sayang dan
kerja sama. - Ekologi yang mendalam - yang memegang bahwa manusia memiliki hak yang
lebih besar untuk eksistensi daripada bentuk lain dari kehidupan. Clark (1998, p. 345)
menjelaskan bahwa ekologi berbeda dari environmentalisme di bahwa dibutuhkan lebih
pandangan holistik yang melibatkan re-berpikir tempat manusia di alam. ekologi sosial dan
sosialis gerakan berusaha untuk menempatkan manusia dalam konteks alam dan menawarkan
kritik dari segala bentuk dominasi, tetapi khususnya dari negara bangsa, kekuasaan
terkonsentrasi ekonomi, otoritarianisme, ideologi represif dan "luas eco teknologi mesin.
Wawasan dasar ekofeminisme adalah bahwa masalahnya tidak benar-benar manusia berpusat,
tapi androsentrisme, konsepsi tertentu tentang kelelakian. Hal ini tidak mengatakan bahwa
masalahnya adalah manusia laki-laki, tapi itu masalah adalah cara berpikir yang meremehkan
baik perempuan dan alam.
Laporan lingkungan adalah artefak yang relatif baru komunikasi perusahaan dengan produksi
menjadi terlihat pada awal 1990-an. laporan lingkungan hidup dan pembangunan
berkelanjutan ini tetap sukarela di alam. Namun, persiapan laporan harus memulai jalur untuk
memungkinkan standardisasi melalui standar sukarela internasional, Global Reporting
Initiative (GRI), didirikan pada tahun 2002. laporan lingkungan hidup dan pembangunan
berkelanjutan tidak hanya melayani peran komunikatif, mereka juga simbolis dan berfungsi
sebagai perangkat utama di pasar untuk gambar hijau dan legitimasi lingkungan. sejauh mana
laporan ini mungkin atau mungkin tidak mewakili "kebenaran". Sebaliknya, fokus kami
adalah pada pilihan pesan dan bagaimana pesan yang dibentuk oleh dan membentuk
organisasi. Fischer & Hajer (1999) menegaskan bahwa pembangunan berkelanjutan telah
dibingkai sebagai penyesuaian praktek kelembagaan dasar daripada perubahan sosial yang
mendasar. Pendekatan ini adalah satu di mana kita relatif sensitif terhadap penggunaan
bahasa dalam konteks tetapi juga salah satu yang kita cari pola yang lebih luas dan
melampaui rincian teks. Dalam rangka menciptakan struktur untuk analisis wacana dan dapat
mengidentifikasi filsafat lingkungan digunakan, kami memilih untuk mempekerjakan tiga
perangkat framing kognitif digariskan oleh Eder (1996): tanggung jawab moral, objektivitas
empiris dan penilaian estetika. sepakat pada apa yang penafsiran yang paling masuk akal
untuk apa retorika itu digunakan untuk dan apa itu mengungkapkan wacana lingkungan
secara keseluruhan di mana itu terletak. Dengan demikian, kita merasa bahwa kita mencapai
"kesehatan" dari analisis (yaitu, kehandalan) yang harus ditiru dalam semacam broadbased
dari jalan. proses berulang ini khas dalam analisis wacana (Hardy, 2001).
Peran Pemangku Kepentingan Dalam Bussiness Dictionary,
Pemangku kepentingan didefinisikan kelompok atau organisasi yang memiliki kepentingan
langsung atau tidak langsung dalam sebuah organisasi karena dapat mempengaruhi atau
dipengaruhi oleh tindakan organisasi, tujuan, dan kebijakan. Meskipun para pelaku biasanya
melegitimasi dirinya sebagai stakeholder, tetapi semua pemangku kepentingan tidak sama
dan memiliki kedudukan yang berbeda.
Misalnya, pelanggan perusahaan berhak untuk praktek perdagangan yang adil tetapi mereka
tidak berhak untuk mendapat pertimbangan yang sama sebagai karyawan perusahaan.
Pemangku kepentingan kunci lain dalam organisasi bisnis diantaranya kreditor, pelanggan,
direksi, karyawan, pemerintah (dan badan-badannya), pemilik (pemegang saham), pemasok,
serikat pekerja, dan masyarakat dari mana bisnis menarik sumber daya yang dimiliki.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemangku kepentingan adalah seluruh
pihak yang terkait dengan isu dan permasalahan yang menjadi fokus kajian atau perhatian.
Misalnya terkait isu perikanan, maka makna pemangku kepentingan sebagai parapihak yang
terkait dengan isu perikanan, seperti nelayan, masyarakat pesisir, pemilik kapal, anak buah
kapal, pedagang ikan, pengolah ikan, pembudidaya ikan, pemerintah, pihak swasta di bidang
perikanan, dan sebagainya. Seorang pemangku kepentingan adalah seseorang yang
mempunyai sesuatu yang dapat ia peroleh atau akan kehilangan akibat dari sebuah proses
perencanaan atau proyek. Dalam banyak siklus, mereka disebut sebagai kelompok
kepentingan, dan mereka bisa mempunyai posisi yang kuat dalam menentukan hasil suatu
proses politik. Seringkali akan sangat bermanfaat bagi proyek penelitian untuk
mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan dan kepedulian berbagai pemangku
kepentingan, terutama jika proyek diracang bertujuan mempengaruhi kebijakan (Start &
Hovland dalam http://www.smeru.or.id/)
Peran Pemangku Kepentingan Korporasi dihadapkan pada persaingan yang kompetitif,
keterbatasan sumberdaya, dan perolehan laba untuk meningkatkan kemakmuran pemegang
saham.Oleh sebab itu korporasi melakukan berbagai upaya yang tidak jarang memiliki
dampak negative kepada pihak lain, termasuk lingkungan. Tidak sedikit aktivitas korporasi
menimbulkan kerusakan terhadap alam.
Kerusakan alam tersebut pada akhirnya akan berpengaruh buruk terhadap lingkungan dan
makhluk hidup di dalamnya, termasuk manusia. Tindakan korporasi seperti ini pada akhirnya
akan mengancam kelangsungan hidup alam, manusia, dan perusahaan itu sendiri. Oleh sebab
itu diperlukan prinsip dan upaya yang mendorong peran korporasi dalam mencegah hal
tersebut. Korporasi justru harus berperan aktif dalam melestarikan lingkungan.
Kemitraan
Kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka
waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan
saling membesarkan. Kemitraan adalah suatu rangkaian proses yg dimulai dengan mengenal
calon mitranya, mengetahui posisi keunggulan dan kelemahan usahanya, memulai
membangun strategi, melaksanakan dan terus menerus memonitor dan mengevaluasi sampai
target sasaran tercapai. Sehingga yang menjadi titik tolak kemitraan adalah memiliki dasar
ETIKA BISNIS yang dipahami bersama.
a. Proses Pengembangan Kemitraan - Memulai membangun hubungan dengan calon
mitra = memilih mitra yg tepat - Mengerti kondisi bisnis pihak yang bermitra (kemampuan
manajemen, penguasaan pasar, teknologi, permodalan, SDM) = memudahkan penyusunan
langkah/strategi - Mengembangkan strategi dan menilai detail bisnis (strategi pesaran,
strategi dsitribusi, operasional, informasi) - Mengembangkan program = rencana taktis dan
strategi yang akan dilakukan dengan mengkomunikasikan dengan orang yang terlibat -
Memulai pelaksanaan = memulai pelaksanaan kemitraan berdasarkan ketentuan yg disepakai
- Memonitor dan mengevaluasi - Memonitor : agar terget yg ingin dicapai menjadi kenyataan
- Mengevaluasi : untuk perbaikan pelaksanaan berikutnya
b. Prinsip dalam membangun hubungan Membangun citra lembaga yg baik, diantaranya :
- Fokuskan kepada kualifikasi lembaga dan bukan hanya nama lembaga - Berkaitan dengan
apa yang kita tawarkan dan bukan apa yg kita dapatkan - Mengembangkan kemampuan
"mendengar"
c. Prinsip Merawat Hubungan/Kemitraan : - Menciptakan semangat saling memberi dan
membagi informasi - Setiap pihak membutuhkan layanan khusus - Menangkap pesan implisit
- Melestarikan kontak - Membuat sistem jaringan - Lembaga harus ditampilkan dan
dikenalkan - Pihak lain akan melihat apa yang bisa kita berikan dan tawarkan dan bukannya
apa yang bisa kita dapatkan - Menampilkan saat moment yang tepat - Berusaha untuk hadir
pada kegiatan jaringan - Lembaga diperankan aktif Keberhasilan Kemitraan, sangat
ditentukan oleh : 1. adanya kepatuhan, 2. kepercayaan, 3. kebersamaan, 4. komitmen dan 5.
Kejujuran
Filosofi Lingkungan
Filsafat tradisional dibagi antara konsekuensial (atau teleologis) teori seperti utilitarianisme
dan non-konsekuensial (atau deontologis) teori seperti berbasis hak filosofi. Dengan
demikian, kita dapat membagi filosofi lingkungan antara antroposentris (berpusat pada
manusia) dan ecocentric (bumi berpusat) sudut pandang, yang umumnya dipandang sebagai
dapat dibandingkan. Pandangan ini diberi label dan digambarkan sebagai berikut : - Kapitalis
murni - pandangan dominan dalam akuntansi dan keuangan di mana satusatunya tanggung
jawab korporasi adalah untuk membuat uang untuk pemegang saham. - Expedients - orang-
orang dengan pandangan jangka panjang yang menyadari bahwa kesejahteraan ekonomi dan
stabilitas hanya dapat dicapai dengan penerimaan tanggung jawab sosial tertentu. -
Pendukung kontrak sosial - suatu sikap yang perusahaan dan organisasi lain yang ada di akan
masyarakat dan karena itu bertanggung jawab untuk menghormati dan menanggapi
masyarakat . - Ekologi sosial - mereka yang peduli terhadap lingkungan sosial dan merasa
bahwa karena organisasi besar telah berpengaruh dalam menciptakan sosial dan lingkungan
masalah yang mereka juga harus berpengaruh dalam membantu memberantas masalah ini.
- Sosialis - yang merasa bahwa harus ada penyesuaian yang signifikan dalam kepemilikan
dan penataan masyarakat; - Feminis radikal - mereka yang merasa bahwa ada sesuatu yang
pada dasarnya salah dengan konstruksi maskulin agresif yang memandu sistem sosial kita dan
bahwa ada kebutuhan untuk nilai-nilai yang lebih feminin seperti cinta, kasih sayang dan
kerja sama. - Ekologi yang mendalam - yang memegang bahwa manusia memiliki hak yang
lebih besar untuk eksistensi daripada bentuk lain dari kehidupan. Clark (1998, p. 345)
menjelaskan bahwa ekologi berbeda dari environmentalisme di bahwa dibutuhkan lebih
pandangan holistik yang melibatkan re-berpikir tempat manusia di alam. ekologi sosial dan
sosialis gerakan berusaha untuk menempatkan manusia dalam konteks alam dan menawarkan
kritik dari segala bentuk dominasi, tetapi khususnya dari negara bangsa, kekuasaan
terkonsentrasi ekonomi, otoritarianisme, ideologi represif dan "luas eco teknologi mesin.
Wawasan dasar ekofeminisme adalah bahwa masalahnya tidak benar-benar manusia berpusat,
tapi androsentrisme, konsepsi tertentu tentang kelelakian. Hal ini tidak mengatakan bahwa
masalahnya adalah manusia laki-laki, tapi itu masalah adalah cara berpikir yang meremehkan
baik perempuan dan alam.
Laporan lingkungan adalah artefak yang relatif baru komunikasi perusahaan dengan produksi
menjadi terlihat pada awal 1990-an. laporan lingkungan hidup dan pembangunan
berkelanjutan ini tetap sukarela di alam. Namun, persiapan laporan harus memulai jalur untuk
memungkinkan standardisasi melalui standar sukarela internasional, Global Reporting
Initiative (GRI), didirikan pada tahun 2002. laporan lingkungan hidup dan pembangunan
berkelanjutan tidak hanya melayani peran komunikatif, mereka juga simbolis dan berfungsi
sebagai perangkat utama di pasar untuk gambar hijau dan legitimasi lingkungan. sejauh mana
laporan ini mungkin atau mungkin tidak mewakili "kebenaran". Sebaliknya, fokus kami
adalah pada pilihan pesan dan bagaimana pesan yang dibentuk oleh dan membentuk
organisasi. Fischer & Hajer (1999) menegaskan bahwa pembangunan berkelanjutan telah
dibingkai sebagai penyesuaian praktek kelembagaan dasar daripada perubahan sosial yang
mendasar. Pendekatan ini adalah satu di mana kita relatif sensitif terhadap penggunaan
bahasa dalam konteks tetapi juga salah satu yang kita cari pola yang lebih luas dan
melampaui rincian teks. Dalam rangka menciptakan struktur untuk analisis wacana dan dapat
mengidentifikasi filsafat lingkungan digunakan, kami memilih untuk mempekerjakan tiga
perangkat framing kognitif digariskan oleh Eder (1996): tanggung jawab moral, objektivitas
empiris dan penilaian estetika. sepakat pada apa yang penafsiran yang paling masuk akal
untuk apa retorika itu digunakan untuk dan apa itu mengungkapkan wacana lingkungan
secara keseluruhan di mana itu terletak. Dengan demikian, kita merasa bahwa kita mencapai
"kesehatan" dari analisis (yaitu, kehandalan) yang harus ditiru dalam semacam broadbased
dari jalan. proses berulang ini khas dalam analisis wacana (Hardy, 2001).
Peran Pemangku Kepentingan Dalam Bussiness Dictionary,
Pemangku kepentingan didefinisikan kelompok atau organisasi yang memiliki kepentingan
langsung atau tidak langsung dalam sebuah organisasi karena dapat mempengaruhi atau
dipengaruhi oleh tindakan organisasi, tujuan, dan kebijakan. Meskipun para pelaku biasanya
melegitimasi dirinya sebagai stakeholder, tetapi semua pemangku kepentingan tidak sama
dan memiliki kedudukan yang berbeda.
Misalnya, pelanggan perusahaan berhak untuk praktek perdagangan yang adil tetapi mereka
tidak berhak untuk mendapat pertimbangan yang sama sebagai karyawan perusahaan.
Pemangku kepentingan kunci lain dalam organisasi bisnis diantaranya kreditor, pelanggan,
direksi, karyawan, pemerintah (dan badan-badannya), pemilik (pemegang saham), pemasok,
serikat pekerja, dan masyarakat dari mana bisnis menarik sumber daya yang dimiliki.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemangku kepentingan adalah seluruh
pihak yang terkait dengan isu dan permasalahan yang menjadi fokus kajian atau perhatian.
Misalnya terkait isu perikanan, maka makna pemangku kepentingan sebagai parapihak yang
terkait dengan isu perikanan, seperti nelayan, masyarakat pesisir, pemilik kapal, anak buah
kapal, pedagang ikan, pengolah ikan, pembudidaya ikan, pemerintah, pihak swasta di bidang
perikanan, dan sebagainya. Seorang pemangku kepentingan adalah seseorang yang
mempunyai sesuatu yang dapat ia peroleh atau akan kehilangan akibat dari sebuah proses
perencanaan atau proyek. Dalam banyak siklus, mereka disebut sebagai kelompok
kepentingan, dan mereka bisa mempunyai posisi yang kuat dalam menentukan hasil suatu
proses politik. Seringkali akan sangat bermanfaat bagi proyek penelitian untuk
mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan dan kepedulian berbagai pemangku
kepentingan, terutama jika proyek diracang bertujuan mempengaruhi kebijakan (Start &
Hovland dalam http://www.smeru.or.id/)
Peran Pemangku Kepentingan Korporasi dihadapkan pada persaingan yang kompetitif,
keterbatasan sumberdaya, dan perolehan laba untuk meningkatkan kemakmuran pemegang
saham.Oleh sebab itu korporasi melakukan berbagai upaya yang tidak jarang memiliki
dampak negative kepada pihak lain, termasuk lingkungan. Tidak sedikit aktivitas korporasi
menimbulkan kerusakan terhadap alam.
Kerusakan alam tersebut pada akhirnya akan berpengaruh buruk terhadap lingkungan dan
makhluk hidup di dalamnya, termasuk manusia. Tindakan korporasi seperti ini pada akhirnya
akan mengancam kelangsungan hidup alam, manusia, dan perusahaan itu sendiri. Oleh sebab
itu diperlukan prinsip dan upaya yang mendorong peran korporasi dalam mencegah hal
tersebut. Korporasi justru harus berperan aktif dalam melestarikan lingkungan.
Kemitraan
Kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka
waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan
saling membesarkan. Kemitraan adalah suatu rangkaian proses yg dimulai dengan mengenal
calon mitranya, mengetahui posisi keunggulan dan kelemahan usahanya, memulai
membangun strategi, melaksanakan dan terus menerus memonitor dan mengevaluasi sampai
target sasaran tercapai. Sehingga yang menjadi titik tolak kemitraan adalah memiliki dasar
ETIKA BISNIS yang dipahami bersama.
a. Proses Pengembangan Kemitraan - Memulai membangun hubungan dengan calon
mitra = memilih mitra yg tepat - Mengerti kondisi bisnis pihak yang bermitra (kemampuan
manajemen, penguasaan pasar, teknologi, permodalan, SDM) = memudahkan penyusunan
langkah/strategi - Mengembangkan strategi dan menilai detail bisnis (strategi pesaran,
strategi dsitribusi, operasional, informasi) - Mengembangkan program = rencana taktis dan
strategi yang akan dilakukan dengan mengkomunikasikan dengan orang yang terlibat -
Memulai pelaksanaan = memulai pelaksanaan kemitraan berdasarkan ketentuan yg disepakai
- Memonitor dan mengevaluasi - Memonitor : agar terget yg ingin dicapai menjadi kenyataan
- Mengevaluasi : untuk perbaikan pelaksanaan berikutnya
b. Prinsip dalam membangun hubungan Membangun citra lembaga yg baik, diantaranya :
- Fokuskan kepada kualifikasi lembaga dan bukan hanya nama lembaga - Berkaitan dengan
apa yang kita tawarkan dan bukan apa yg kita dapatkan - Mengembangkan kemampuan
"mendengar"
c. Prinsip Merawat Hubungan/Kemitraan : - Menciptakan semangat saling memberi dan
membagi informasi - Setiap pihak membutuhkan layanan khusus - Menangkap pesan implisit
- Melestarikan kontak - Membuat sistem jaringan - Lembaga harus ditampilkan dan
dikenalkan - Pihak lain akan melihat apa yang bisa kita berikan dan tawarkan dan bukannya
apa yang bisa kita dapatkan - Menampilkan saat moment yang tepat - Berusaha untuk hadir
pada kegiatan jaringan - Lembaga diperankan aktif Keberhasilan Kemitraan, sangat
ditentukan oleh : 1. adanya kepatuhan, 2. kepercayaan, 3. kebersamaan, 4. komitmen dan 5.
Kejujuran
KASUS PADA PERUSAHAAN MINUMAN COCA COLA BOTTLING INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
i Indonesia, minuman ringan mudah sekali diperoleh di berbagai tempat, mulai dari warung
sampai toko-toko kecil. Minuman ringan dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat dari
berbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan. Survei yang dilakukan oleh sebuah
lembaga independen (LPEM Universitas Indonesia) dan sebuah perusahaan riset pemasaran
DEKA menunjukkan bahwa
• Pada tahun 1999, 85% dari konsumen bulanan minuman ringan mempunyai pendapatan
rumah tangga rata-rata di bawah Rp 1 juta (US$ 100) per bulan. 46% diantara mereka
berpenghasilan kurang dari Rp 500.000 (US$50).
• 72% konsumen mingguan mempunyai penghasilan rata-rata kurang dari Rp 1 juta perbulan
lebih dari 40 % diantara mereka adalah pelajar karyawan paruh waktu dan para pensiunan.
• Diantara konsumen mingguan, minuman ringan dikonsumsi sama seringnya dengan
minuman sirup dan makanan ringan, dan jauh lebih sering dikonsumsi dibandingkan dengan
es krim.
Dengan konsumsi minuman ringan yang sedemikian luasnya, produk minuman ringan
bukanlah barang mewah melainkan barang biasa. Industri minuman ringan memiliki potensi
yang amat besar untuk dikembangkan dengan jumlah konsumsi per kapita yang masih rendah
dan penduduk berusia muda yang sangat besar.
Saat ini, Indonesia mencatat tingkat konsumsi produk-produk Coca-Cola terendah (hanya 13
porsi saji seukuran 236 ml per orang per tahun), dibandingkan dengan Malaysia (33), Filipina
(122) dan Singapura (141). Karena minuman ringan merupakan barang yang permintaannya
elastis terhadap harga, berbagai upaya dilakukan agar harga produk-produk minuman ringan
tetap terjangkau.
Dibandingkan dengan Indonesia, konsumsi minuman ringan di negara tetangga jauh lebih
tinggi (Indonesia:13; Malaysia:33; Filipina:122). Untuk ilustrasi, pada tahun 1977, konsumen
bisa membeli 11 botol kecil minuman ringan mengandung soda atau teh siap minum dengan
upah minimum harian di Jakarta dan 13 botol pada tahun 2001. Namun, sebagai
perbandingan terhadap produk permen yang menaikkan harga, konsumen bisa membeli 205
permen dengan upah yang sama pada tahun 1997 dan hanya 136 pada tahun 2001.
Elastisitas harga minuman ringan terhadap permintaan adalah -1.19 yang berarti bahwa saat
terjadi kenaikan harga, volume penjualan akan berkurang dengan prosentase yang lebih besar
daripada prosentase kenaikan harga tersebut
Ditinjau dari segi penciptaan kesempatan kerja, industri minuman ringan memiliki efek
multiplier yang besar pada tenaga kerja. Dengan rasio sebesar 4,025, industri minuman
ringan menduduki pringkat ke - 14 dari 66 sektor industri lainya di seluruh Indonesia. Ini
berarti bahwa untuk setiap peluang pekerjaan yang tercipta, atau hilang, di industri minuman
ringan, empat kesempatan kerja akan tercipta, atau hilang, di tingkat nasional.
Delapan puluh persen penjualan minuman ringan dilakukan oleh pengecer dan pedagang
grosir dimana 90% diantaranya termasuk dalam kategori pengusaha kecil. Bagi para
pengusaha kecil tersebut, produk minuman ringan merupakan barang dagangan terpenting
mereka dengan kontribusi sebesar 35% dari total penjualan dan nilai keuntungan sebesar
34%.
Industri-industri penunjang lainnya yang terkena dampak kegiatan industri minuman ringan
meliputi gelas, tutup botol, transportasi dan media.
1.2 Latar belakang perusahaan
Coca-Cola Bottling Indonesia merupakan salah satu produsen dan distributor minuman
ringan terkemuka di Indonesia. Memproduksi dan mendistribusikan produk-produk berlisensi
dari The Coca-Cola Company.
Perusahaan ini memproduksi dan mendistribusikan produk Coca-Cola ke lebih dari 400.000
outlet melalui lebih dari 120 pusat penjualan.
Coca-Cola Bottling Indonesia merupakan nama dagang yang terdiri dari perusahaan-
perusahaan patungan (joint venture) antara perusahaan-perusahaan lokal yang dimiliki oleh
pengusaha-pengusaha independen dan Coca-Cola Amatil Limited, yang merupakan salah satu
produsen dan distributor terbesar produk-produk Coca-Cola di dunia.
Coca-Cola Amatil pertama kali berinvestasi di Indonesia pada tahun 1992. Mitra usaha Coca-
Cola saat ini merupakan pengusaha Indonesia yang juga adalah mitra usaha saat perusahaan
ini memulai kegiatan usahanya di Indonesia.
Produksi pertama Coca-Cola di Indonesia dimulai pada tahun 1932 di satu pabrik yang
berlokasi di Jakarta. Produksi tahunan pada saat tersebut hanya sekitar 10.000 krat.
Saat itu perusahaan baru memperkerjakan 25 karyawan dan mengoperasikan tiga buah
kendaraan truk distribusi. Sejak saat itu hingga tahun 1980-an, berdiri 11 perusahaan
independen di seluruh Indonesia guna memproduksi dan mendistribusikan produk-produk
The Coca-Cola Company. Pada awal tahun 1990-an, beberapa diantara perusahaan-
perusahaan tersebut mulai bergabung menjadi satu.
Tepat pada tanggal 1 Januari 2000, sepuluh dari perusahaan-perusahaan tersebut bergabung
dalam perusahaan-perusahaan yang kini dikenal sebagai Coca-Cola Bottling Indonesia.
Saat ini, dengan jumlah karyawan sekitar 10.000 orang, jutaan krat produk kami
didistribusikan dan dijual melalui lebih dari 400.000 gerai eceran yang tersebar di seluruh
Indonesia.
Rangkaian produk Coca-Cola Bottling meliputi empat dari lima merek terkenal di dunia saat
ini, seperti Coca-Cola, diet Coke, Fanta, dan Sprite. Produk-produk ini telah menjadi bagian
dari kehidupan sehari-hari masyarakat konsumen Indonesia dari berbagai latar belakang
sosial dan ekonomi. Juga memproduksi dan mendistribusikan teh siap minum bermerek
Frestea, Sunfill dan minuman mengandung soda bermerek Schweppes.
Semua fungsi dan jajaran organisasi, mulai dari produksi, pemasaran, distribusi, keuangan,
layanan pelanggan dan konsumen, bekerja keras untuk mengembangkan praktek-praktek
yang terbaik di industri minuman.
The Coca-Cola Quality System merupakan landasan kebijakan perusahaan terhadap
pengawasan mutu - yang memotivasi kami untuk bertindak memenuhi dan bahkan
melampaui berbagai standar kualitas, baik itu merupakan standar internasional maupun
standar yang ditetapkan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku di Industri
makanan dan minuman.
Perusahaan memiliki Consumer Response Teams dan program-program yang dilaksanakan di
semua area operasi di seluruh Indonesia untuk menampung setiap masukan yang disampaikan
oleh para konsumen dan pelanggan, yang kemudian meneruskan masukan tersebut kepada
pihak-pihak yang tepat di dalam perusahaan untuk menjamin bahwa standar kualitas yang
tinggi tetap terjaga.
1.2.1 Kepedulian Lingkungan
Perusahaan sangat terpacu untuk melahirkan semangat serupa terhadap usaha-usaha yang
berkaitan dengan pelestarian lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja. Ini berarti, upaya
berkesinambungan untuk menggali cara-cara baru dan lebih baik untuk meningkatakan
kinerja di bidang pelestarian lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja.
Sebelum membuang limbah ke sungai, perusahaan mengolah limbah sehingga tidak merusak
biota sungai.
Semua pabrik melaksanakan audit secara berkala dan menjalankan praktek-praktek terbaik di
bidang perlindungan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja - mulai dari pengelolaan
dan pemanfaatan kembali limbah produksi hingga berbagai program kesehatan dan
keselamatan kerja.
PT Coca-Cola Bottling Indonesia memiliki komitmen untuk senantiasa memahami,
mencegah dan memperkecil setiap dampak buruk terhadap lingkungan sehubungan dengan
kegiatan produksi minuman ringan, serta terus berupaya memberikan pelayanan dan produk
berkualitas yang diharapkan konsumen maupun pelanggan, dan menciptakan lingkungan
kerja yang aman bagi seluruh karyawan.
Seluruh karyawan PT Coca-Cola Botting Indonesia dan setiap orang yang tergabung di dalam
perusahaan, serta semua mitra kerjanya, bersama-sama memainkan peranan penting dalam
menerapkan kebijakan Perusahaan di bidang perlindungan lingkungan ini. Untuk itulah maka
perusahaan berupaya membekali para karyawan agar mampu melibatkan diri mereka
sepenuhnya, agar mereka senantiasa :
berusaha sebaik mungkin mencapai kinerja di bidang perlindungan lingkungan dengan
memenuhi persyaratan dari The Coca-Cola Company dan Peraturan Perundangan yang
berlaku;
senantiasa memasukkan pertimbangan-pertimbangan lingkungan dalam menyusun Business
Plan (Perencanaan Bisnis) untuk memastikan bahwa pengelolaan masalah lingkungan selalu
menjadi bagian yang integral dari Operasi Perusahaan;
menerapkan dan mempertahankan sistem manajemen lingkungan terprogram, serta terus
menerus menyempurnakan dan meninjaunya agar senantiasa sejalan dengan operasi
perusahaan;
mendorong dan membekali karyawan agar mampu mengenali, memahami dan bertindak pada
setiap peluang yang ada untuk mencegah dan memperkecil setiap dampak negatif yang
berpotensi menimbulkan masalah lingkungan;
mengembangkan dan menerapkan cara-cara meningkatkan efisiensi pemakaian sumber daya,
termasuk energi, bahan kimia, air, kemasan dan bahan baku lainnya;
sedapat mungkin mencegah, mengurangi, menggunakan kembali dan mengolah semua
limbah yang ditimbulkan di dalam area kita sendiri, serta menjamin prosedur pembuangan
limbah tersebut dengan cara yang aman dan berdampak yang seminimal mungkin; dan
meminta para pemasok dan rekanan bisnis agar memenuhi standar pengelolaan lingkungan
yang setara dengan yang kita anut.
1.2.2 Inovasi bisnis
Pengembangan pendekatan manajemen Sistem Informasi (Information System / IS) yang
terarah pada organisasi coca-cola bottling merupakan bentuk pengaruh evolusi teknologi
terhadap dunia usaha dewasa ini. Peran penting sistem informasi terhadap kinerja bisnis
kami, pengembangan sumber daya manusia dan nilai tambah lainnya, terutama bagi
pemegang saham, membutuhkan tim yang berdedikasi tinggi dan profesional dalam bidang
manajemen sistem informasi.
Tantangan akan muncul sesuai dengan kebutuhan. Setiap tantangan harus ditangani sesuai
prioritas guna menjamin kepuasan terhadap jasa layanan pelanggan dalam skala bisnis yang
luas. Perusahan ini menggunakan sistem terintegrasi yang menghubungkan seluruh aspek
bisnis. Terlepas dari fokus dari aktifitas baik berupa supply chain, financial, atau yang
berhubungan langsung dengan kegiatan penjualan, manfaat dari sistem informasi akan
dirasakan oleh seluruh komunitas bisnis Coca-Cola Bottling.
Salah satu manfaat terpenting dari investasi CCBI pada teknologi sistem informasi selama
lima tahun terakhir adalah dengan meningkatnya kemampuan karyawan di seluruh level
organisasi Coca-Cola Bottling.
Masa depan akan menjelang. Teknologi akan terus berkembang dan menciptakan peluang
baru untuk peningkatan produktifitas sumber daya manusia.
Kemampuan karyawan untuk menggunakan informasi akan terus meningkat, kualitas
infrastruktur publik akan meningkat, dan pelanggan akan membangkitkan kebutuhan akan
layanan baru seiring kemajuan teknologi. Seluruh hal tersebut membutuhkan dukungan dari
tim yang profesional dalam organisasi kami.
Departmen IS akan melanjutkan kemitraannya dengan pimpinan dari setiap lini bisnis
internal, serta ikut membantu proses evolusi guna meningkatkan kualitas investasi sistem
informasi di perusahaan, dan pada akhirnya untuk meningkatkan layanan terhadap pelanggan.
Adalah filosofi dan komitmen perusahaan untuk menjadi bagian integral di setiap kelompok
masyarakat di mana perusahaan melaksanakan kegiatan usaha. Perusahaan aktif memberikan
kontribusi kepada masyarakat baik melalui aktifitas bisnis kami sehari-hari, maupun melalui
berbagai kegiatan hubungan masyarakat yang bermanfaat dan memberikan dampak langsung
bagi kehidupan masyarakat.
1.2.3 Hubungan Masyarakat
Kegiatan perusahaan di seluruh Indonesia berdampak langsung pada kehidupan dan
kesejahteraan ribuan pemasok lokal, pelanggan dan karyawan yang berasal dari masyarakat
sekitar. Setiap tahun melaksanakan program bantuan kemasyarakatan untuk masyarakat
setempat dalam bidang pendidikan, kesehatan, pembangunan prasarana, serta menyalurkan
bantuan dalam berbagai bentuk kepada kelompok-kelompok masyarakat membutuhkan
sesuai kemampuan perusahaan.
Bantuan tersebut antara lain berbentuk pembagian produk-produk perusahaan kepada
berbagai organisasi, pemberian beasiswa bagi anak-anak kurang mampu dan akses kepada
masyarakat sekitar untuk menggunakan poliklinik kami.
Adalah filosofi dan komitmen kami untuk menjadi bagian integral di setiap kelompok
masyarakat di mana kami melaksanakan kegiatan usaha. Kami aktif memberikan kontribusi
kepada masyarakat baik melalui aktifitas bisnis kami sehari-hari, maupun melalui berbagai
kegiatan hubungan masyarakat yang bermanfaat dan memberikan dampak langsung bagi
kehidupan masyarakat.
Kegiatan perusahaan Coca-cola di seluruh Indonesia berdampak langsung pada kehidupan
dan kesejahteraan ribuan pemasok lokal, pelanggan dan karyawan yang berasal dari
masyarakat sekitar. Setiap tahun kami melaksanakan program bantuan kemasyarakatan untuk
masyarakat setempat dalam bidang pendidikan, kesehatan, pembangunan prasarana, serta
menyalurkan bantuan dalam berbagai bentuk kepada kelompok-kelompok masyarakat
membutuhkan sesuai kemampuan perusahaan.
Bantuan tersebut antara lain berbentuk pembagian produk-produk kami kepada berbagai
organisasi, pemberian beasiswa bagi anak-anak kurang mampu dan akses kepada masyarakat
sekitar untuk menggunakan poliklinik kami.
Pada bulan Agustus 2000, Coca-Cola Bottling Indonesia dan Coca-Cola Indonesia
memprakarsai berdirinya yayasan sosial bernama Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI).
Misi utama yayasan ini adalah membantu penyediaan kesempatan belajar bagi anak-anak dan
remaja Indonesia agar dapat menjadi warga negara yang produktif serta berwawasan luas.
Demi membantu dunia pendidikan, CCFI melaksanakan serangkaian kegiatan untuk
memfasilitasi sarana belajar alternatif guna mengakomodasi kebutuhan pendidikan bagi para
siswa maupun anak putus sekolah. Tiga program besar yang telah dicetuskan adalah:
Program Community Learning Center, Program Lokakarya Penulisan Cerita Anak dan
Program Pelatihan yang berkelanjutan.
Program Community Learning Center (Rumah Belajar Masyarakat) merupakan salah satu
wujud nyata upaya CCFI dalam mengembangkan perpustakaan umum agar dapat menjadi
sarana alternatif tempat belajar bagi masyarakat. Hal tersebut dicapai melalui beberapa cara
yaitu: mendidik para staf perpustakaan agar mereka lebih berorientasi pada pembaca,
peremajaan sarana perpustakaan agar lebih menarik dan menyelenggarakan program-program
edukatif di perpustakaan untuk menarik minat pengunjung.
Selain itu, tiga program besar lain telah dicanangkan untuk memberdayakan Learning Center
binaan CCFI.
Pertama, Program Digital Divide. Melalui program ini, CCFI melengkapi fasilitas Learning
Centernya dengan perangkat komputer modern. Selain itu, para pengelola Learning Center
dibina menjadi tenaga handal yang dapat mengajarkan manfaat belajar komputer dengan cara
yang menyenangkan bagi anak dan remaja yang datang ke Learning Center.
Kedua, Program Lingkungan Hidup. Bekerja sama dengan organisasi lingkungan, CCFI
mengembangkan seri buku pendidikan Keanekaragaman Hayati Indonesia, yang
disebarluaskan di setiap Learning Center dan perpustakaan sekolah.
Ketiga, Program HIV/AIDS. CCFI memasukkan program pendidikan tentang HIV/AIDS di
Learning Center binaannya di empat kota, yaitu: Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan
Surabaya. Kegiatan diawali dengan pelatihan para mentor yang terdiri dari pengelola
Learning Center dan beberapa aktifis HIV/AIDS, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan
komunikasi bagi remaja di sekitar Learning Center.
1.2.4 Inisiatif Lokal lainnya
Komitmen sosial Coca-Cola Bottling Indonesia juga diwujudkan melalui berbagai kegiatan
sosial lainnya yang dilakukan bagi masyarakat di sekitar pabrik dan kantor-kantor
penjualannya di berbagai daerah di Indonesia.
Keinginan untuk membantu meringankan beban hidup sesama, menyantuni yang kurang
mampu, dan harapan untuk menjadi anggota masyarakat yang baik, menjadi latar belakang
dilaksanakannya berbagai kegiatan sosial, sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
Untuk memfokuskan bantuannya, Coca-Cola memfokuskan pada tujuh bidang utama, yaitu:
pendidikan, lingkungan, bantuan atas pembangunan infrastruktur publik, event-event nasional
dari berbagai organisasi kepemudaan dan pemerintah, kebudayaan, kesehatan dan olahraga,
dan bantuan bagi korban bencana alam.
Dibidang pendidikan, misalnya, selain melalui Coca-Cola Foundation Indonesia, Coca-Cola
Bottling Indonesia memberikan bantuan beasiswa bagi banyak pelajar Sekolah Dasar hingga
perguruan tinggi. Setiap tahun Coca-Cola Research Grant juga memberikan bea siswa
penelitian bagi mahasiswa S2 dan S3 di beberapa kota besar di Indonesia.
Adanya keterbatasan kemampuan pengusaha di sektor informal (pengusaha mikro) dalam
mengelola usahanya mendorong Coca-Cola Bottling Indonesia mewujudkan kepedulian
sosialnya dengan memprakarsai program ekonomi kemasyarakatan berbentuk program
pengembangan usaha mikro (Coca-Cola Micro Enterprise Development Program).
Program pendampingan dan pendidikan bagi kelompok usaha ekonomi lemah ini diluncurkan
pada Juli 2003 lalu dan memiliki dua elemen pokok bantuan.
Pertama, bantuan teknis (technical assistance) pengembangan dan pendampingan usaha
mikro yang didukung sepenuhnya oleh Coca-Cola selama satu tahun. Pendampingan ini
dimaksudkan untuk memberdayakan anggota kelompok, meningkatkan jumlah tabungan atas
kesadaran sendiri, serta mengembangkan kegiatan usaha produktif anggota dan
pengembangan jaringan usaha.
Kedua, akses terhadap modal kerja yang diberikan oleh lembaga pembiayaan independen
atau bank (diluar Coca-Cola). Pelayanan keuangan mikro seperti ini diberikan hanya bagi
mereka yang memenuhi kriteria ketat, antara lain: secara rutin memiliki kesadaran
berkelompok dan berkembang dalam kelompok, secara rutin dan tepat waktu menabung,
serta berdomisili tetap. Dalam melaksanakan dua pelayanan tersebut, Coca-Cola bekerjasama
dengan Lembaga Swadaya Masyarakat "Bina Swadaya", sebuah lembaga nirlaba yang
berpengalaman dalam mengelola program sejenis di berbagai daerah di Indonesia.
Program ini telah berhasil dikembangkan di Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi,
Propinsi Jawa Barat, dan kini telah melayani lebih dari 320 orang pengusaha mikro. Menurut
rencana, program serupa akan dikembangkan tahun ini di Propinsi Jawa Timur.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Isi dan Pembahasan dengan Menggunakan Kerangka Empat Teori
2.1.1 Analisis lingkungan eksternal
Analisis lingkungan eksternal akan menghasilkan peluang dan ancaman perusahaan.
Lingkungan eksternal perusahaan terdiri dari tiga perangkat faktor, yaitu lingkungan jauh,
lingkungan industri dan lingkungan operasional. Lingkungan jauh terdiri dari dari faktor-
faktor yang bersumber dari luar, dan biasanya tidak berkaitan dengan situasi operasi
perusahaan tertentu, yaitu faktor ekonomi, sosial-budaya, teknologi, demografi, politik-
hukum, dan ekologi. Lingkungan industri terdiri dari persaingan diantara anggota industri,
hambatan masuk, produk substitusi, daya tawar pembeli dan daya tawar pemasok.
Lingkungan operasional meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi situasi persaingan
perusahaan, yaitu posisi bersaing, profil pelanggan, pemasok, kreditor, dan pasar tenaga
kerja.
Ketiga faktor tesebut memunculkan peluang dan ancaman dalam memasarkan produk secara
menguntungkan. Misalnya, Coca-Cola pada tahun 1993 melakukan analisis lingkungan jauh,
mendapatkan hasil sebagai berikut :
- Semakin meningkatnya pendapatan disposabel, penjualan Coca- Cola akan meningkat,
- Inflasi mempengaruhi keberhasilan Coca-Cola
- Konsumsi minuman ringan berbanding terbalik dengan usia seseorang, artinya semakin tua,
semakin berkurang minum minuman ringan, sebaliknya kelompok muda yang paling banyak
minum minuman ringan.
- Teknologi membuat dunia semakin sempit, sehingga muncul nya pasar “kaum muda” baru
yang lebih mudah dijangkau.
Dari lingkungan industri Coca-Cola menghasilkan :
- Coca-Cola mendapat persaingan yang kuat dari Pepsi
- Bahan baku utama Coca-Cola adalah sirup jagung berkadar fruktosa tinggi, sejenis gula,
untuk di Amerika Serikat dapat dipasok oleh sebagian besar sumber domistik. Untuk diluar
Amerika Serikat dapat diganti sukrosa. Bahan lain adalah aspartam, bahan pemanis yang
digunakan dalam produk minuman ringan rendah kalori diperoleh dari The Nutra Sweet
Company.
- Pembeli minuman ringan adalah perorangan dan para pembotol yang memperoleh hak
waralaba.
- Ada banyak minuman substutusi dari minuman ringan yang populer , antara lain minuman
sitrus (citrus beverage), sari buah (fruit juice)
2.1.2 Analisis Lingkungan Internal
Analisis lingkuangan internal akan menghasilkan kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Analisis Internal Perusahaan dikenal juga dengan nama Analisis Profil Perusahaan. Analisis
ini menggambarkan kekuatan perusahaan, baik kuantitas maupun kualitas pemasaran,
sumberdaya manusia, sumberdaya fisik, operasi, keungan, manajemen dan organisasi.
Kekuatan dan kelemahan Pemasaran dapat dilihat dari reputasi perusahaan, pangsa pasar,
kualitas produk, kualitas pelayanan, efektifitas penetapan harga, efektifitas distribusi,
efektifitas promosi, kekuatan penjualan, efektifitas inovasi dan cakupan geografis.
Kekuatan dan kelamahan sumberdaya manusia dapat ditunjukkan dari manajemen
sumberdaya manusia, ketrampilan dan moral karyawan, keemampuan dan perhatian
manajemen puncak, produktivitas karyawan, kualitas kehidupan karyawan, fleksibilitas
karyawan, ketaatan hokum karyawan, efektivitas imbalan dalam memotivasi karyawan, dan
pengalaman karyawan.
Keuangan terdiri dari ketersediaan modal, arus kas, stabilitas keuangan, hubungan dengan
pemilik dan investor, kemampuan berhubungan dengan bank, besarnya modal yang ditanam,
keuntungan yang diperoleh (nilai saham), efektivitas dan efisiensi system akuntansi untuk
perencanaan biaya-anggaran dan keuntungan dan sumber tingkat perusahaan.
Operasi meliputi fasilitas perusahaan, skala ekonomi, kapasitas produksi, kemampuan
berproduksi tepat waktu, keahlian dalam berproduksi, biaya bahan baku dan ketersediaan
pemasok, lokasi, layout, optimalisasi fasilitas, persediaan, penelitian dan pengembangan, hak
paten, merk dagang, proteksi hukum, pengendalian operasi dan efisiensi serta biaya-manfaat
peralatan.
Kekuatan dan kelemahan organisasi dan manajemen dapat diperoleh dari struktur organisasi,
citra dan prestasi perusahaan, catatan perusahaan dalam mencapai sasaran, komunikasi dalam
organisasi, system pengendalian organisasi keseluruhan, budaya dan iklim organisasi,
penggunaan system yang efektif dalam pengambilan keputusan, system perencanaan
strategic, sinergi dalam organisasi, system informasi yang baik dan manajemen kualitas yang
baik.
Kekuatan
• Pengakuan equitas merek
• Produk distribusi dan jaringan di seluruh dunia
• Solid kinerja keuangan
• Merek diakui
• Produk diversifikasi (air, juices, soft drinks, minuman olahraga, dll)
• Kredit rating
• Banyak pelanggan setia Coca Cola.
Kesempatan
• Kredit rating
• Banyak pelanggan setia Coca Cola.
peluang
• Akuisisi pemain yang lebih kecil
• Kesehatan pertumbuhan kesadaran, khususnya generasi sekarang
Ancaman
• Komoditi pertumbuhan harga
• Lebih cepat pemain baru masuk
• Kunci kompetitor (Pepsi, dll)
2.1.3 Perumusan Sasaran
Setelah itu perusahaan melakukan Analisis SWOT, kelemahan, peluang dan ancaman yang
dikenal juga dengan Analisis SWOT, lalu sasaran menjelaskan tujuan-tujuan yang spesifik
dalam jumlah dan waktu. Dengan demikian sasaran memudahkan untuk perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian. Sasaran perusahaan dapat berupa profitabilitas, posisi pasar,
produktivitas, kepemimpinan teknologi, pengembangan sumberdaya manusia, hubungan
antar karyawan dan tanggungjawab sosial.
Sedikit sekali usaha yang hanya memiliki satu tujuan. Sebagian besar unit usaha memiliki
bauran tujuan yang mencakup laba, pertumbuhan penjualan, peningkatan pangsa pasar,
pembatasan risiko, inovasi reputasi, dan sebagainya. Unit usaha menentukan tujuannya dan
melakukan pengelolaan usaha sesuai tujuan tersebut (Management By Objectives-MBO).
Agar sistem MBO dapat bekerja dengan baik, tujuan-tujuan unit usaha harus memenuhi
empat kriteria :
• Pertama tujuan harus diurutkan secara hirarkis, dari yang paling penting sampai yang
kurang penting. Sebagai contoh tujuan utama unit usaha untuk suatu periode mungkin dapat
berupa peningkatan tingkat pengembalian investasi. Ini dapat dicapai dengan meningkatkan
laba dan atau mengurangi biaya. Pendapatan dapat ditingkatkan dengan meningkatkan pangsa
pasar dan/atau harga jual. Dengan terus melakukan ini, unit usaha dapat bergerak dari tujuan
umum ke tujuan khusus untuk departemen dan individu tertentu.
• Kedua, tujuan harus dapat dinyatakan secara kuantitatif apabila dimungkinkan. Tujuan
„meningkatkan tingkat pengembangan investasi (return On Investment-ROI)” lebih baik
dinyatakan sebagai sasaran “meningkatkan ROI menjadi 15 %, atau lebih baik lagi,
“meningkatkan ROI menjadi 15 % dalam dua tahun.
• Ketiga, sasaran – sasaran harus realitis. Sasaran-sasaran seharusnya dihasilkan dari analisa
peluang dan kekuatan unit usaha yang bersangkutan, bukan berdasarkan angan-angan saja.
• Yang terakhir, tujuan-tujuan perusahaan harus konsisten. Tidak mungkin memaksimalkan
baik penjualan maupun laba secara serentak.
Dilema penting lainnya mencakup antara laba jangka pendek versus pertumbuhan jangka
panjang, penetrasi pasar yang ada versus pengembangan pasar baru, sasaran laba versus
sasaran nirlaba, pertumbuhan tinggi versus risiko rendah. Setiap pilihan dalam kelompok
dilema sasaran ini memerlukan strategi pemasaran yang berbeda.
2.1.4 Perumusan Strategi dan Program
Sasaran menunjukkan apa yang ingin dicapai suatu unit usaha, strategi adalah suatu rencana
permainan untuk mencapainya. Setiap usaha harus merancang strategi untuk mencapai
tujuannya. Walaupun banyak macam strategi yang tersedia. Michael Porter telah
merangkumnya menjadi tiga jenis umum yang memberikan awal yang bagus untuk pemikiran
strategis : keunggulan biaya secara keseluruhan, diferensiasi, dan fokus.
Langkah-langkah dalam Strategi Pemasaran
Strategi Pemasaran merupakan proses lima tahap, yang terdiri dari Analisis Situasi Strategis,
Perancangan Strategi Pemasaran, Pengembangan Program Pemasaran dan Implementasi dan
Pengelolaan Strategi Pemasaran. Gambar di bawah memperlihat tahapan proses strategi
pemasaran.
Analisis situasi strategi meliputi memenangan pasar melalui perencanaan strategis
berorientasi pasar, mengumpulkan informasi dan mengukur permintaan pasar, mencari
peluang di lingkungan pemasaran, menganalisis pasar konsumen dan perilaku pembeli,
menganalisis pasar komunitas internet, menganalisis pasar bisnis dan perilaku pembelian
bisnis, menghadapi pesaing dan mengidentifikasi segman pasar dan memilih pasar sasaran.
Perancangan strategi pemasaran mencakup menentukan posisi dan mendeferensiasi pasar,
strategi hubungan pemasaran dan perencanaan produk baru. Pengembangan program
pemasaran mencakup menetapkan strategi produk, strategi harga, strategi distribusi dan
strategi promosi. Implementasi dan Pengelolaan strategi mencakup merancang organisasi
pemasaran yang efektif, implementasi dan pengendalian strategi.
2.1.5 Kekuatan dan Kompetensi
Kekuatan atau kompetensi PT. Coca-Cola Bottling Indonesia adalah Riset and Development
yang intensif, Brand Image, loyalitas konsumen, keadaan distribusi dan pangsa pasar, dan
SDM yang besar dan terlatih.
1. Brand image yang sudah dikenal luas Coca-cola memiliki brand image yang kuat di
pasaran Indonesia. Status coca-cola sebagai produsen minuman bersoda besar di Indonesia
menjadi jaminan mutu bagi kesetiaan dan loyalitas konsumen.
2.Riset and Development yang intensif Inovasi adalah salah satu kunci keberhasilan yang
menjadikan Coca-Cola Indonesia semakin besar, dikenal luas, serta memberikan kontribusi
bagi masyarakat dan bangsa Indonesia. Melalui riset dan pengembangan (Research &
Development), Coca-Cola terus berinovasi untuk menciptakan produk, kemasan, strategi
pemasaran, serta perlengkapan penjualan baru yang lebih berkualitas, kreatif, serta
mempunyai ciri khas tersendiri.Dengan memahami kebutuhan dan perilaku konsumen, serta
potensi kekayaan alam Indonesia, Coca-Cola berinovasi dengan menciptakan produk-produk
baru yang menjadikan
produk minuman cepat saji Coca-Cola mempunyai rasa dan pilihan yang beragam. Untuk
memenuhi kebutuhan konsumen secara lebih spesifik, pada tahun 2002 Coca-Cola
meluncurkan AQUARIUS, minuman isotonik yang diperuntukkan bagi mereka yang aktif
dan gemar berolahraga. Pada tahun yang sama, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Frestea,
teh dalam kemasan botol dengan aroma bunga melati yang khas. Pada tahun 2003, Fanta
menghadirkan campuran dua rasa buah, orange dan mango, yang disebut “Fanta Oranggo”,
setelah pada tahun sebelumnya sukses meluncurkan Fanta Nanas. Pada tahun ini pula, Coca-
Cola Indonesia meluncurkan Sunfill – produk minuman Sirup dan Serbuk instan rasa buah.
Dengan inovasi, Coca-Cola yakin bahwa produk-produk yang ditawarkan akan mampu
memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia.
Selain berinovasi pada produk-produk baru, Coca-Cola juga mencoba mengembangkan
desain kemasan minuman, serta meningkatkan kualitasnya. Setelah meluncurkan Frestea
dalam kemasan botol, pada akhir tahun 2002, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Frestea
dalam kemasan Tetra Wedge yang lebih mudah dan praktis untuk dibawa. Pada akhir 2003,
Coca-Cola, Sprite, dan Fanta hadir dalam kemasan kaleng ramping baru yang unik. Pada
tahun 2004 ini, Coca-Cola hadir dengan inovasi terbaru yaitu botol gelas berbobot lebih
ringan 30 % dengan desain mungil, imut, tapi kuat. Inovasi kemasan produk akan terus
dikembangkan sesuai dengan perkembangan teknologi terbaru.
Strategi pemasaran Coca-Cola mempunyai ciri khas tersendiri, yang unik dan kreatif.
Berbagai program promosi diadakan sesuai dengan event yang sedang berlangsung, baik
melalui konser musik, pameran, promo penukaran tutup botol, hadiah kejutan, maupun iklan
TV. Pada tahun 2004 ini, iklan Coca-Cola versi Kabayan dinobatkan sebagai iklan paling
efektif dalam bulan Pebruari dan Maret versi survey TV Ad Monitor MRI. Promo Coca-Cola
juga memanfaatkan momentum tertentu, misalnya: Demam Piala EURO 2004. Dengan
memanfaatkan event berskala nasional maupun internasional, Coca-Cola mencoba tampil
dengan strategi pemasaran baru yang menarik masyarakat.
Selain berinovasi dalam produk, kemasan, dan strategi pemasaran; perlengkapan penjualan
baru juga dikembangkan ke arah yang lebih baik. Berkaitan dengan inovasi ini, Coca-Cola
Indonesia menciptakan jenis krat baru yang lebih ringan, dibuat dari bahan yang ramah
lingkungan.
Kunci sukses inovasi tersebut adalah kolaborasi yang baik antara Coca-Cola Bottling
Indonesia dan Coca-Cola Company, pengembangan varian minuman cepat saji
3. Ramuan rahasia yang tidak dimiliki produk lain Sari rasa untuk coca-cola dibuat di pabrik-
pabrik the coca-cola company dan sampai sekarang tetap merupakan rahasia dagang terbesar
didunia
4.Sumberdaya manusia yang besar dan terlatih Pengembangan sumber daya manusia
merupakan salah satu focus utama manajemen dalam menyiapkan tenaga kerja yang handal,
dinamis dan penuh dedikasi. Sasaran PT. Coca – cola tak lain ialah memberi layanan yang
prima dan memuaskan kepada lebih dari 200 juta konsumen melalui sekitar 400,000
pelanggan yang tersebar di seluruh Indonesia. PT. Coca – cola menyadari bahwa untuk
meraih semua peluang yang ada, memberikan layanan yang terbaik kepada para pelanggan,
dan untuk dapat mengahadapi tantangan lingkungan bisnis yang kompetitif, tim-tim PT. Coca
– cola perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai, serta sikap yang
tepat.
Selama sejarah keberadaan Coca-Cola di Indonesia yang cukup lama, PT. Coca – cola tetap
menyelenggarakan berbagai pelatihan serta mengembangkan SDM untuk menjamin bahwa
kemampuan bisnis perusahaan senantiasa memenuhi tuntutan pasar, dan para karyawan
mampu menghasilkan apa yang diharapkan dari mereka. Sementara itu, PT. Coca – cola juga
secara berkesinambungan merekrut tenaga-tenaga muda berpotensi untuk menduduki posisi-
posisi penting di masa mendatang.
PT. Coca – cola memiliki satu tim khusus yang bertugas meningkatkan keterampilan-
keterampilan fungsi teknis, bidang manajemen dan kepemimpinan karyawan. Tim tersebut
didukung dan disertifikasi oleh sejumlah lembaga pelatihan dan pengembangan SDM
internasional. Diantaranya terdapat The Coca-Cola Company, Coca-Cola Amatil dan
beberapa lembaga internasional lainnya. PT. Coca – cola menghadirkan kelompok fasilitator
baik dari dalam organisasi sendiri, maupun dari lingkungan luar yang memiliki kepiawaian
bisnis yang tajam, pengalaman kerja langsung dalam bidang-bidang terkait, serta yang jauh
lebih penting, “menjiwai pendidikan”.
5.Pelayanan terhadap pelanggan dan consumen Coca-cola bottling Indonesia menyediakan
layanan National contact centre (NCC), yaitu pusat layanan bagi pelanggan dan konsumen
diseluruh Indonesia. NCC berfungsi sebagai media bagi pelanggan atau konsumen untuk
mendapatkan layanan dan informasi yang terkait denan perusahaan dan produk Coca-cola.
Layanan NCC meliputi
1. layanan pelanggan yang mencakup permohonan menjadi pelanggan, alat pendingin,
pemesanan produk, serta hal lain yang terkait dengan distribusi dan penjualan
2. Layanan Konsumen yang meliputi informasi produk, kualitas produk dan kemasan,
kegiatan promosi produk.
3. Pertanyaan umum yang mencakup penelitian, praktek kerja dan lowongan.
6.Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran Coca-cola memiliki cirri khas tersendiri yang unik dan kreatif. Berbagai
program promosi diadakan sesuai even yang sedang berlangsung. Baik melalui konser musik,
pameran, promo penukaran tutup botol. Hadiah kejutan maupun iklan tv
7.Sistem informasi yang memadai pengembangan pendekatan manajemen system informasi
yang terarah pada organisasi merupakan bentuk pengaruh evolusi tekhnologi terhadap dunia
usaha dewasa ini
Komintmen Pada Lingkungan (PT Coca-Cola Bottling Indonesia)
Bisnis kami tak lain adalah menghadirkan saat-saat menyegarkan yang unik dan memuaskan
konsumen. Kami sangat terpacu untuk melahirkan semangat serupa terhadap usaha-usaha
kami yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja. Ini
berarti, upaya berkesinambungan untuk menggali cara-cara baru dan lebih baik untuk
meningkatakan kinerja kami di bidang pelestarian lingkungan, kesehatan dan keselamatan
kerja.
Sebelum membuang limbah ke sungai, kami mengolah limbah sehingga tidak merusak biota
sungai.
Kami menyadari bahwa masalah yang berkaitan dengan lingkungan, kesehatan dan
keselamatan kerja senantiasa mengalami perubahan sejalan dengan pengertian kami terhadap
masalah-masalah tersebut yang juga berkembang dari waktu ke waktu. Oleh sebab itu, kami
mengembangkan suatu sistem komprehensif yang mengacu pada standar internasional,
termasuk di dalamnya ISO 14001, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Semua pabrik melaksanakan audit secara berkala dan menjalankan praktek-praktek terbaik di
bidang perlindungan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja - mulai dari pengelolaan
dan pemanfaatan kembali limbah produksi hingga berbagai program kesehatan dan
keselamatan kerja.
Selain senantiasa berupaya meraih kepuasan dengan melakukan hal-hal yang terbaik,
tanggung-jawab kami juga tertuju pada masyarakat Indonesia yang kehidupannya kami
sentuh setiap hari. Tanggung jawab tersebut meliputi komitmen dalam menjalankan usaha
dengan cara-cara yang menjaga kelestarian lingkungan dan menunjang kesehatan dan
keselamatan kerja karyawan-karyawan kami di tempat kerja.
KEBIJAKAN LINGKUNGAN
PT Coca-Cola Bottling Indonesia memiliki komitmen untuk senantiasa memahami,
mencegah dan memperkecil setiap dampak buruk terhadap lingkungan sehubungan dengan
kegiatan produksi minuman ringan, serta terus berupaya memberikan pelayanan dan produk
berkualitas yang diharapkan konsumen maupun pelanggan, dan menciptakan lingkungan
kerja yang aman bagi seluruh karyawan.
Kita yakin bahwa seluruh karyawan PT Coca-Cola Botting Indonesia dan setiap orang yang
tergabung di dalam perusahaan, serta semua mitra kerjanya, bersama-sama memainkan
peranan penting dalam menerapkan kebijakan Perusahaan di bidang perlindungan lingkungan
ini. Untuk itulah maka kita berupaya membekali para karyawan agar mampu melibatkan diri
mereka sepenuhnya.
Kami akan:
Berusaha sebaik mungkin mencapai kinerja di bidang perlindungan lingkungan dengan
memenuhi persyaratan dari The Coca-Cola Company dan Peraturan Perundangan yang
berlaku;
1. Senantiasa memasukkan pertimbangan-pertimbangan lingkungan dalam menyusun
Business Plan (Perencanaan Bisnis) untuk memastikan bahwa pengelolaan masalah
lingkungan selalu menjadi bagian yang integral dari Operasi Perusahaan;
2. Menerapkan dan mempertahankan sistem manajemen lingkungan terprogram, serta terus
menerus menyempurnakan dan meninjaunya agar senantiasa sejalan dengan operasi
perusahaan;
3. Mendorong dan membekali karyawan agar mampu mengenali, memahami dan bertindak
pada setiap peluang yang ada untuk mencegah dan memperkecil setiap dampak negatif yang
berpotensi menimbulkan masalah lingkungan;
4. Mengembangkan dan menerapkan cara-cara meningkatkan efisiensi pemakaian sumber
daya, termasuk energi, bahan kimia, air, kemasan dan bahan baku lainnya;
5. Medapat mungkin mencegah, mengurangi, menggunakan kembali dan mengolah semua
limbah yang ditimbulkan di dalam area kita sendiri, serta menjamin prosedur pembuangan
limbah tersebut dengan cara yang aman dan berdampak yang seminimal mungkin; dan
6. Meminta para pemasok dan rekanan bisnis agar memenuhi standar pengelolaan lingkungan
yang setara dengan yang kita anut.
Review Artikel
BAB 1
ETIKA DAN BISNIS
Etika dan Bisnis
1.1 Hakikat Etika Bisnis
Menurut kamus, istilah etika memiliki beragam makna yang berbeda. Salah satu maknanya
adalah: “ prinsip tingkah laku yang mengatur individu atau kelompok .” 10 Kadang kita
menggunakan istilah etika personal, misalnya, ketika mengacu pada aturan – aturan dalam
lingkup dimana orang per orang menjalani kehidupan pribadinya. Kita menggunakan
istilah etika akuntansi ketika mengacu pada seperangkat aturan yang mengatur tindakan
professional akuntan.
Makna kedua- dan lebih penting- mengenai etika menurut kamus adalah: Etika adalah “
kajian moralitas “. Para ahli etika menggunakan istilah etika untuk mengacu terutama pada
pengkajian moralitas, sama seperti ahli kimia menggunakan istilah kimia untuk mengacu
pada pengkajian unsur – unsur subtansi kimiawi. Meskipun etika berkaitan dengan moralitas,
namun tidak sama persis dengan moralitas. Etika adalah semacam penelaahan- baik aktivitas
penelaahan maupun hasil-hasil penelaahan itu sendiri – sedangkan moralitas merupakan
subjek.
Moralitas
Lalu apakah moralitas itu? Kita dapat mendefinisikan moralitassebagai pedoman yang
dimiliki individu atau kelompok mengenai apa itu benar dan salah, atau baik dan jahat. Untuk
memperjelas apakah maksudnya, marilah kita melihat kasus konkret.
Beberapa tahun yang lalu, B.F. Goodrich, pemanufaktur komponen kendaraan pesawat
terbang, memenangkan kontrak militer untuk mendesain, menguji dan memproduksi rem
pesawat A7D, sebuah pesawat baru yang sedang didesain Angkatan Udara. Untuk
mengonversi berat, Goodrich menjamin bahwa rem yang diproduksinya tidak melebihi berat
106 pound, terdiri atas empat piringan kecil atau “ rotor ,„ dan mampu menghentikan pesawat
dalam jarak tertentu. Kontrak tersebut secara potensial sangat menguntungkan bagi
perusahaan sehingga para manajer sangat berminat untuk menciptakan rem yang “ bermutu “
yaitu dengan sukses dapat lolos tes dan mampu menghentikan pesawat seperti yang
diharapkan. Kermit Vandivie, seorang karyawan Goodrich, mendapatkan tugas untuk bekerja
sama dengan para insyinyur Goodrich untuk membuat laporan tentang tes rem tersebut, yang
tidak akan dipersoalkan oleh pemerintah dan mungkin tidak perlu diulang. Namun saying,
tulis Vandivier kemudian, ketika rem kecil itu diujilinings.”11 pada permukaan rotor
berulang kali “ terhapus “ sebab “ tidak terdapat luas permukaan yang mencukupi untuk
menghentikan pesawat sehinggga menyebabkan panas yang berlebih dan merusaklining .”
Supervisornya, meskipun demikian, berkata kepadanya bahwa “ tidak peduli apa yang terjadi
pada rem ketika diuji, kita tetap akan meloloskannya .” 12 Setelah beberapa tes dilakukan,
Vandivierdiminta membuat laporan yang menyatakan bahwa rem tersebut telah lolos uji.
Vandivier menjelaskan kepada supervisornya bahwa, “ laporan itu hanya mungkin dibuat
dengan memanipulasi data tes,” yang ditimpali oleh supervisornya bahwa, dia sadar betul
akan tuntutan yang harus dipenuhi, tetapi dia diperintahkan untuk membuat laporan tertulis
tidak peduli bagaimana atau apa yang telah terjadi.”13 Dengan demikian, Vandivier harus
memutuskan apakah dia ingin berpartisipasi dalam membuat laporan palsu.
Etika
Apakah etika itu? Etika merupakan ilmu yang mendalami standar moral perorangan dan
standar moral masyarakat. Ia mempertanyakan bagaimana standar-standar diaplikasikan
dalam kehidupan kita dan apakah standar ini masuk akal atau tidak masuk akal-standar yaitu,
apakah didukung dengan penalaran yang bagus atau yang jelek.
Etika bukan hanya cara untuk memelajari moralitas. Ilmu-ilmu sosial semacam
antropologi, sosiologi dan psikologi juga memelajari moralitas, namun melakukannya dengan
cara yang sangat berbeda dari pendekatan moralitas yang merupakan ciri etika. Meskipun
etika merupakan studi normatief mengenai etika, ilmu-ilmu social terlibat dalam
studi deskriptif etika. Sebuah studi normatif merupakan penelusuran yang mencoba mencapai
kesimpulan-kesimpulan normatif yaitu, kesimpulan tentang hal-hal yang baik dan buruk atau
tentang tindakan apa yang benar atau salah. Ringkasnya, studi normatif bertujuan
menemukan apa yang seharusnya.
Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi
ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan
perilaku bisnis.
Institusi yang paling berpengaruh di dalam masyarakat sekarang ini adalah institusi
ekonomi. Institusi ini didesain untuk mencapai dua tujuan: (a) produksi barang dan jasa yang
diinginkan dan dibutuhkan masyarakat, dan (b) distribusi barang dan jasa ke beragam
anggota masyarakat.
Perusahaan bisnis merupakan institusi ekonomi yang utama yang digunakan orang dalam
masyarakat modern untuk melaksanakan tugas memproduksi dan mendistribusikan barang
dan jasa. Perusahaan merupakan struktur fundamental yang di dalamnya anggota masyarakat
mengombinasikan sumber daya langkah tanah, tenaga kerja, modal dan teknologimenjadi
barang yang bergunadan perusahaan menyediakan saluran-saluran untuk mendistribusikan
barang-barang dalam produk consumer, gaji karyawan, pengembalian investor dan pajak
pemerintah. Pertambangan dan pemanufakturan, eceran, perbankan, pemasaran, pengiriman,
asuransi, konstruksi dan iklan semua merupakan bagian yang berbeda dari proses produktif
dan distributive institusi bisnis modern.
Apakah Standar Moral Juga Diterapkan pada Korporasi, ataukah pada Individu?
Ada pandangan atas muncul masalah ini, yang extreme adalah padangan yang berpendapat
bahwa, karna aturan yang mengikat, organisasi memperbolehkan kita untuk mengatakan
bahwa korporasi bertindak sebagai individu dan memiliki “ tujuan yang disengaja “ atas apa
yang mereka lakukan, kita juga dapat mengatakan mereka “ bertanggung jawab secara moral
“ untuk tindakan mereka dan bahwa tindakan mereka adalah “ bermoral “ atau “ tidak
bermoral “ dalam pengertian yang sama seperti apa yang dilakukan manusia.
Perusahaan Multi Nasional dan Etika Bisnis
Sebagian besar korporasi massa kini merupakan perusahaan multinasional : Perusahaan-
perusahaan yang menjalankan pemanufakturan, pemasaran, jasa dan operasi administrative
dibanyak negara.Sebenarnya, secara virtual 500 korporasi industry terbesar Amerika Serikat
menjalankan operasi dilebih dari satu negara. Karena beoperasi di Negara Negara yang
berbeda,korporasi multinasional semacam itu menghadapi sejumlah permasalahan etis yang
layak mendapatkan penjelasan khusus.
Dengan kehadirannya di selurh dunia, korporasi multinasional cenderung menjadi sangat
besar: mengambil modal, bahan mentah, dan tenaga kerja dari manapun di dunia yang murah,
ahli dan mencukupi, dan menggabungkan serta memasarkan produk mereka di Negara mana
pun yang menawarkan keuntungan usaha dan pasar terbuka.
Apakah Standar Moral yang Sama Diterapkan untuk Perusahaan Multinasional di
Semua Tempat?
Relativisme etis adalah teori bahwa, karena masyarakat yang berbeda memiliki keyainan etis
yang berbeda memiliki keyakinan etis yang berbeda, tidak ada cara yang rasioanal untuk
menentukan apakah orang dari masyarakat ini atau itu percaya bahwa tindakan itu secara
moral benar atau salah. Dengan kata lain, relativesme moral adalah pandangan bahwa tidak
ada standar etis yang secara absolute benar dan yang diterapkan atau harus diterapkan
terhadap perusahaan atau orang dari semua masyarakat. Di samping itu, relativisme percaya
bahwa sesuatu kadang-kadang benar bagi orang atau perusahaan di suatu masyarakat
tertentujika sesuai dengan standar moral mereka, dan salah bagi mereka jika melanggar
standarmoral mereka.
Teknologi dan Etika Bisnis
Teknologi terdiri atas metode, proses, dan alat yang ditemukan manusia untuk memanipulasi
lingkungan mereka. Sejauh yang tidak pernah direalisasikan dalam sejarah, bisnis
kontemporer secara terus menerus dan radikal diubah oleh evolusi teknologi baru yang cepat
yang memunculkan persoalan etis baru bagi bisnis.
Bukan pertama kalinya bahwa teknologi baru mempunyai dampak revolusioner terhadap
bisnis dan masyarakat. Beberapa ribu tahun yang lalu, selama masa yang disebut Revolusi
Agrikultur, manusia mengembangkan teknologi pertanian yang memungkinkan mereka
berhenti mengandalkan perburuan dan keuntungan berburu.
Perkembangan Moral dan Penalaran Moral
Kami telah mengatakan bahwa etika adalah studi tentang moralitas dan bahwa seseorang
mulai menjalakan etika ketika dia mulai melihat standar moral yang telah diserap dari
keluarga, gereja, teman, dan masyarakat dan mulai bertanya apakah standar itu rasional atau
tidak rasional dan apakah standar itu menyatakan situasi dan isu-isu.
Perkembangan Moral
Kami kadangkala mengasumsikan bahwa nilai seseoarang dibentuk selama masa kanak-
kanak dan tidak berubah itu. Kenyataannya, sebagian besar riset psikologi, juga pengalaman
moral seseoarang, menunjukkan bahwa ketika seseoarang dewasa, mereka mengubah nilai
mereka dengan cara yang sangat mendalam dan mendasar. Seperti kemampuan fisik orang,
kemampuan emosional dan kognitif berkembang sejalan dengan usia mereka, demikian juga
kemampuan mereka untuk menghadapiisu moral yang berkembang sepanjang hidup mereka.
Ada banyak riset psikologi yang memperlihatkan bahwa pandangan moral seseorang
kurang lebih berkembang seperti itu. Psikolog Lawrence Kohlberg, misalnya, yang
mempelopori riset dalam bidang ini menyimpulkan berdasarkan riset selama lebih dari 20
tahun bahwa ada enam tingkatan yang teridentifikasi dalam perkembangan kemampuan
moralseseoarang untuk berhadapan dengan isu-isu moral. Urutan enam tahapan dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Level Satu: Tahap Prakonvensional
Tahap Satu: Orientasi Hukuman dan Ketaatan
Tahap Dua: Orientasi Instrumen dan Relativitas
Level Dua: Tahap Konvensional
Tahap Tiga: Orientasi Kesesuaiaan Interpersonal
Tahap Empat: Orientasi Hukum dan Keteraturan
Level Tiga: Tahap Postkonvensional, Otonom, atau Berprinsip
Tahap Lima: Orientasi Kontrak Sosial
Tahap Enam : Orientasi Prinsip Etis Universal
Penalaran Moral
Penalaran moral mengacu pada proses penalaran di mana perilaku, institusi, atau kebijakan
dinilai sesuai atau melangggar standar moral. Penalaran moral selalu melibatkan dua
komponen mendasar: (a) pemahaman yang telah dituntut, dilarang, dinilai atau disalahkan
oleh standar moral yang masuk akal; dan (b) bukti atau informasi yang menunjukkan bahwa
orang, kebijakan, isntitusi, atau perilaku tertentu mempunyai cirri-ciristandar moral yang
menuntut, melarang, menilai atau menyalahkan. Secara skematis, penalaran moral atau etis
biasanya mempunyai semacam struktur.
Menganalisis Penalaran Moral
Ada beragam kriteria yang digunakan para ahli etika untuk mengevaluasi kelayakan
penalaran moral. Pertama dan terutama, penalaran moral harus logis. Analisis penalaran
moral menuntut logika argumen yang digunakan untuk menyusun penilaian moral telah
diteliti secara ketat, asumsi moral dan faktual yang tidak dikatakan telah dibuat secara
eksplisit, dan baik asumsi maupun premis-premisnya diperlihatkan dan terbuka terhadap
kritik.
Kedua, bukti factual yang dikutip untuk mendukung penilaian harus akurat, relevan, dan
lengkap. Misalnya, ilustrasi penalaran moral mengutip sejumlah statistik (“ Sementara orang
Negro menyumbangkan 11% tenaga kerja negara, mereka mengisi 6% pekerjaan professional
dan teknis Negara 3%...”) dan hubungan ( orang non kulit putihmenyumbangkan tenaga kerja
murah yang memungkinkan orang lain hidup berkecukupan) yang tampaknya ada di
Amerika.
Ketiga, standar moral yang melibatkan penalaran moral seseorang harus konsisten. Standar-
standar itu harus konsisten satu sama lain dan dengan standar dan keyakinan lain yang
diyakini seseorang. Inkonsistensi antar standar moral seseorang dapat disingkap dan
dikoreksi dengan mencermati situasi di mana standar moral tersebut menghadapi hal-hal yang
bertentangan. Andaikan saya yakin bahwa (1) adalah salah tidak menaati majikan yang secara
kontrak sudah saya setujui untuk ditaati, dan saya yakin bahwa (2) adalah salah membantu
seseorang yang membahayakan keselamatan orang-orang tidak berdosa.
1.2 Argumen yang Mendukung dan yang Menentang Etika Bisnis
Kami telah mendiskripsikan etika bisnis sebagai proses mengevaluasi secara rasional
standar moral kita dan menerapkannya pada lingkup bisnis. Namun demikian, banyak orang
mengajukan keberatan terhadap ide dasar penerapan standar moral dalam aktivitas bisnis.
Tiga Keberatan atas Penerapan Etika ke dalam Bisnis
Pertama, beberapa berpendapat bahwa di pasar bebas kompetitif yang sempurna,
pencarian keuntungan dengan sendirinya menekan bahwa anggota masyarakat berfungsi
dengan cara-cara yang paling menguntungkan secara social.
Kedua, kadang argumen diajukan untuk menunjukkan bahwa manajer bisnis hendaknya
berfokus mengejar keuntungan perusahaan mereka dan mengabaikan pertimbangan yang etis.
Ketiga, argumen ditegakkan untuk menentang penerapan etika kedalam bisnis. Ada
keberatan bahwa untuk menjadi etis cukuplah bagi orang – orang bisnis sekedar mentaati
hokum: Etika bisnis pada dasarnya adalah mentaati hokum. Misalnya, ketika seorang akuntan
diminta untuk mempersiapkan laporan etika bisnis untuk dewan direksi 7-Eleven Stores,
laporannyatidak memasukkan pernyataan bahwa manajer took berusaha menyuap petugas
pajak New York. Ketika ditanya mengapa usaha penyuapan tersebut tidak dimasukkan dalam
laporan, dia menjawab bahwa dia tidak merasa kejadian itu tidak etis karena kejadian itu
bukan illegal, yang menyiratkan bahwa tidak legal dan tidak etis itu sama saja.
Kasus Etika dalam Bisnis
Kita telah melihat beberapa argument yang mencoba mempertahankan bahwa etika
hendaknya tidak diterapakan dalam bisnis dan ternyata mereka semua menginginkannya.
Apakah ada yang dapat dikatakan untuk pendapat yang sebaliknya bahwa etika hendaknya
diterapkan dalam bisnis? Salah satu cara berpendapat bahwa etika seharusnya diterapkan
dalam bisnis dengan menunjukkan bahwa etika mengatur semua aktivitasmanusia yang
disengaja; dank arena bisnis merupakan aktifitas manusia yang disengaja, etika hendaknya
juga berperan dalam bisnis.
Argumen lain untuk pandangan bahwa etika hendaknya menjadi bagian dari bisnis
menunjukkan bahwa aktivitas bisnis, seperti aktivitas manusia lainnya, tidak dapat eksis
kecuali orang yang terlibat dalam bisnis dan komunitas sekitarnya taat terhadap standar
minimal etika.
Cara persuasif lain berpendapat bahwa etika hendaknya diterapkan dalam bisnis adalah
dengan menunjukkan bahwa pertimbangan etika konsisten dengan tujuan bisnis, khususnya
dengan pencarian keuntungan.
Ada banyak kesulitan dalam upaya memelajari perusahaan yang etis lebih
menguntungkan daripada perusahaan yang tidak etis. Ada banyak cara yang berbeda
mendefinisikan etis,banyak cara yang berbeda mengukur keuntungan, banyak cara yang
berbeda untuk memutuskan tindakan siapa yang dianggap tindakan perusahaan, banyak factor
yang berbeda yang memengaruhi keuntungan perusahaan, dan banyak dimensi yang berbeda
yang dapat diperbandingkan dalam perusahaan. Disamping kesulitan-kesulitan tersebut,
beberapa studi telah meneliti apakah profitabilitas berkorelasi dengan perilaku etis, hasilnya
berkombinasi.
Apakah ada alasan lain untuk berpikir bahwa etika hendaknya diterapkan dalam bisnis?
Coba pertimbangan argumen yang didasarkan pada dilema seorang tahanan. Dilema sang
napi merupakan situasi di mana dua pihak masing-masing dihadapkan pada sebuah pilihan
diantara dua opsi: Bekerja sama dengan pihak lain atau tidak. Jika kedua belah pihak bekerja
sama, mereka akan mendapatkan keuntungan. Cerita yang dinamakan dilema tahanan ini
merupakan ilustrasi yang bagus tentang dilema.
1.3 Tanggung Jawab dan Kesalahan Moral
Mulai sekarang,diskusi kita berfokus pada penilaian tentang benar dan salah dan tentang
baik dan jahat. Penalaran moral, dengan demikian, kadang diarahkan kepada jenis
penilaianyang berkaitan namun berbeda: menentukan apakah seseorang bertanggung jawab
atau dapat disalahkan karena melakukan sesuatu yang salah atau merugikan orang lain.
Penilaian tentang tanggung jawab moral seseorang atau kerugian yang ditimbulkannya
merupakan penilaian tentang sejauh mana seseoarang pantas disalahkan atau dihukum, atau
harus membayar ganti rugi kepada pihak yang dirugikan. Misalnya, jika seorang majikan
dengan sengaja merugikan kesehatan karyawannya, kita akan menilai majikan itu
bertanggung jawab secara moral terhadap mereka yang dirugikan. Kita dapat mengatakan
bahwa majikan disalahkan karena kerugian itu dan mungkin pantas mendapatkan hukuman
dan memberikan kompensasi kepada korban.
Tanggung Jawab Korporasi
Di dalam korporasi modern, tanggung jawab atas tindakan korporasi sering
didistribusikan kepada sejumlah pihak yang bekerja sama. Misalnya, sebuah tim manajer
mendesain sebuah mobil, tim lain mengujinya, dan tim ketiga membuatnya, satu orang
member perintah, member saranatau memastikan sesuatu, yang lainnya melaksanakan
perintah, saran dan kepastian tersebut satu kelompok membohongi pembeli dan kelompok
lainnya tahu namun diam-diam menikmati keuntungannya, satu orang menunjukkan caranya
dan orang yang lain melaksanakannya, satu kelompok melakukan kesalahan dan kelompok
lainnya menyembunyikan kesalahan itu. Variasi kerja sama itu tanpa ujung.
Tanggung Jawab Bawahan
Dalam sebuah korporasi, karyawan sering bertindak berdasarkan perintah atasan mereka.
Korporasi biasanya memiliki struktur otoritas hierarkis di mana perintah dan arahan
berlangsung dari struktur yang lebih tinggi ke beragam agen pada level yang lebih rendah.
Seorang wakil direktur mengatakan kepada beberapa manajer madya bahwa mereka harus
mencapai tujuan produksi tertentu dan para manajer menengah berusaha untuk mencapainya.
Siapakah yang secara moral bertanggung jawab ketika seorang atasan memerintahkan
bawahannya untuk melaksanakan tindakan yang mereka ketahui salah?
Orang berpendapat bahwa ketika seorang bawahan bertindak sesuai dengan perintah
atasannya yang sah, dia dibebaskan dari tanggung jawab atas tindakan yang keliru, bahkan
jika bawahan adalah agen yang melakukannya. Misalnya, para manajer pabrik semikonduktor
nasional memerintahkan karyawannya untuk menulis laporan pemerintah yang secara bohong
menyatakan bahwa komponen komputer tertentu yang dijual kepada pemerintah menjalani uji
kelayakan.
BAB 2
PRINSIP – PRINSIP ETIS DALAM BISNIS
2.1 Utilitarianisme: Menimbang Biaya dan Keuntungan Sosial
Pendekatan ini kadang disebut pendekatan konsekuensialis dan kadang disebut juga
pendekatan utilitarian. Untuk melihat lebih dekat pada pendekatan ini, mari kita memelajari
sebuah situasi dimana pendekatan ini menjadi pertimbangan dasar dalam membuat sebuah
keputusan bisnis yang memiliki pengaruh dramastis pada kehidupan banyak orang.
Pada awal tahun 1960-an, posisi Ford di pasar mobil mengalami penurunan besar
akibat persaingan dari produsen mobil luar negeri, khususnya dari perusahaan-perusahaan
Jepang yang memproduksi mobil-mobil kecil dan hemat bahan bakar. Lee Iaccoca, direktur
Ford waktu itu, berusaha mati-matian untuk memperoleh kembali pangsa pasar mobil.
Strateginya difokuskan pada proses desain, pemanufakturan, dan penjualan yang cepat atas
mobil baru,‟Pinto‟. Pinto adalah adalah sebuah mobil murah dengan berat kurang dari 2000
pon, dan harganya tidak lebih dari $2000, serta dipasarkan dalam waktu 2 tahun ( tidak 4
tahun seperti biasanya).
Namun manajer Ford memutuskan untuk tetap memproduksi Pinto karena beberapa
alas an. Pertama, desain mobil ini memenuhi semua standar hukum dan peraturan
pemerintah. Pada saat itu, peraturan pemerintah mensyaratkanagar tangki bahan bakar tetap
dalam keadaan utuh meskipun mobil ditabrak dari belakang dengan kecepatan kurang dari 20
mil per jam. Kedua, manajer Ford merasa bahwa mobil ini memiliki tingkat keamanan yang
sebanding dengan mobil-mobil yang diproduksi perusahaan lain. Ketiga, menurut studi biaya-
keuntungan internal yang dilakukan oleh Ford, biaya modifikasi Pinto tidak bisa ditutupi oleh
keuntungan yang diraih. Studi tersebut menunjukkan bahwa modifikasi tangki bahan bakar
untuk 12,5 juta mobil yang akan diproduksi adalah $137 juta, dengan biaya $11 per mobil:
Biaya: $ 11 x $ 12,5 juta mobil = $ 137 juta.
Namun demikian, data-data statistic menunjukkan bahwa modifikasi tersebut akan
mampu mencegah 180 kematian akibat terbakar, 180 korban luka berat, dan 2100 kendaraan
yang terbakar. Pada saat itu, pemerintah secara resmi memperkirakan nilai nyawa mausia
sebesar $200.000, perusahaan asuransi memberikan nilai kerugian akibat luka bakar serius
sebesar $67.000, dan nilai rata-rata untuk mobil kecil adalah $700. Jadi, menurut
perhitungan, keuntungan dari modifikasi dalam kaitannya dengan pencegahan kerugian
adalah sebesar $49,15 juta:
Keuntungan:
(180 kematian x $200) + (180 korban luka x $67.000) + (2.100 kendaraan x $700) = $49,15
juta
Jadi, modifikasi yang akhirnya membebankan biaya pada konsumen sebesar $137
(karena biaya modifikasi ditambahkan pada harga mobil) hanya mampu mencegah kerugian
konsumen senilai $49,15 juta. Tidak benar, menurut hasil studi tersebut, bila kita membuang
uang masyarakat sebanyak $ 137 juta untuk memperoleh keuntungan senilai hanya $49,15
juta.
Utilitarianisme Tradisional
Secara singkat, prinsip utilitarian menyatakan bahwa:
Suatu tindakan dianggap benar dari sudut pandang etis jika dan hanya jika
jumlah total utilitas yang dihasilkan dari tindakan tersebut lebih besar dari jumlah utilitas
total yang dihasilkan oleh tindakan lain yang dapat dilakukan.
Masalah Pengukuran
Satu rangkaian masalah dalam kaitannya dengan utilitarianisme terfokus pada hambatan-
hambatan yang dihadapi saat menilai atau mengukur utilitas. Salah satunya adalah bagaimana
nilai utilitas dari berbagai tindakan yang berbeda pada orang-orang yang berbeda dapat
diukur dan diperbandingkan seperti yang dinyatakan dalam utilitarianisme? Misalkan saya
dan Anda sama-sama menikmati pekerjaan; Bagaimana kita bisa menentukan apakah utilitas
yang Anda peroleh dari suatu pekerjaan lebih besar atau lebih kecil dibandingkan utilitas
yang saya peroleh? Setiap orang mungkin merasa yakin bahwa dia bisa memperoleh
keuntungan paling besar dari suatu pekerjaan, namun karena kita tidak dapat menjadi orang
lain, maka penilaian ini tidak memiliki dasar objektif.
Tanggapan Utilitarian Terhadap Masalah Penilaian
Para pendukung utilitarianisme memberikan sejumlah tanggapan untuk menghadapi
keberatan-keberatan yang muncul.
Pertama, kaum utilitarian menyatakan bahwa, meskipun utilitarianisme idealnya
masyarakat penilaian-penilaian yang akurat dan dapat dikuantifikasikan atas biaya dan
keuntungan, namun persyaratan ini dapat diperlonggar jika penilaian seperti itu tidak dapat
dilakukan.
Masalah Hak dan Keadilan
Hambatan utama utilitarianisme, menurut beberapa kritikus adalah prinsip tersebut tidak
mampu menghadapi dua jenis permasalahan moral: masalah yang berkaitan dengan hak dan
yang berkaitan dengan keadilan. Ada beberapa contoh yang dapat dipakai untuk
menggambarkan kritik-kritik yang diajukan pada pandangan utilitarian.
Pertama, misalkan saja paman Anda menderita penyakit yang tidak dapat disembuhkan
dan menyakitkan dan dia merasa sangat tidak bahagia namun juga tidak ingin mati.
Kedua, utilitarianisme juga bisa salah, menurut para kritikus, apabila diterapkan pada
situasi-situasi yang berkaitan dengan keadilan sosial. Sebagai contoh, misalkan upah
subsistensi memaksa sekelompokpekerja pendatang untuk tetap melaksanakan pekerjaan
yang paling tidak diinginkan dalam bidang pertanian dalam sebuah perekonomian, namun
menghasilkan tingkat kepuasan yang sangat tinggi bagi mayoritas masyarakat karena
kelompak mayoritas tersebut menikmati barang-barang produksi hasil pertanian yang murah
dn memungkinkan mereka untuk memenuhi keinginan-keinginan lain.
Tanggapan Utilitarian Terhadap Pertimbangan Hak dan Keadilan
Untuk menangani keberatan dalam contoh-contoh yang diajukan oleh para kritikus
utilitarianisme tradisioanl, kaum utilitarian mengajukan satu versi utilitarianisme alternative
yang cukup penting dan berpengaruh, yang disebut rule- utilitarianism (peraturan
utilitarianisme). Strategi dasar dari rule-utilitarian adalah membatasi analisis utilitarian hanya
pada evaluasi atas peraturan-peraturan moral. Menurut rule-utilitarian, saat menentukan
apakah suatu tindakan dianggap etis, kita tidak perlu mempertanyakan apakah tindakan
tersebut akan memberikan nilai utilitas paling besar. Sebaliknya, kita perlu mempertanyakan
apakah tindakan tersebut diwajibkan oleh peraturan moral yang harus dipatuhi oleh semua
orang. Jika benar, maka kita perlu melakukannya.
Jadi, teori rule-utilitarian memiliki dua bagian yang dapat kita ringkas dalam dua prinsip
berikut:
I. Suatu tindakan dianggap benar dari sudut pandang etis jika dan hanya jika
tindakan tersebut dinyatakan dalam peraturan moral yang benar.
II. Sebuah peraturan moral dikatakan benar jika dan hanya jika jumlah utilitas
total yang dihasilkannya; jika semua orang yang mengikuti peraturan tersebut lebih besar
dari jumlah utilitas total yang diperoleh; jika semua orang mengikuti peraturan moral
alternative lainnnya.
2.1 Hak dan Kewajiban
Pada bulan April 2000, para eksekutif Microsoft, perusahaan perangkat lunak terbesar di
dunia, dihadapkan pada sekelompok pemegang saham yang merasa prihatin dengan operasi
perusahaan di Cina dan meminta para pemegang saham lainnya untuk mendesak Microsoft
agar lebih menghormati hak-hak asasi manusia. Pada tahun 1999, U.S. State Departement
melaporkan bahwa catatan HAM Cina semakin memburuk pada tahun 1988 dan bahwa
pemerintah terus menekan hak pekerja dan tenaga kerja paksa tetap menjadi masalah.
Sebelumnya, pada tahun 1994, Kementerian Tenaga Kerja Cina mengeluarkan Peraturan
Penanganan Tenaga Kerja di Perusahaan Asing yang mencakup sejumlah hak. Peraturan-
peraturan ini mengakui hak pekerja untuk melakukan tawar menawar secara kolektif, tapi
hanya melalui serikat pekerja yang pembentukannya disetujui oleh pemerintah Cina. Jika
lebih dari separuh pemegang saham yang mendukungnya, maka perusahaan wajib
menerapkan prinsip-prinsip hak asasi manusia berikut ini:
1. Tidak ada barang atau produk dari fasilitas perusahaan atau pemasok yang dihasilkan
dengan menggunakan tenaga kerja terikat, tenaga kerja paksa di kampong penjara, atau
sebagai bagian dari program pembentukan kembali atau pendidikan kembali melalui kerja.
2. Fasilitas dan pemasok wajib memberikan upah yang mampu memenuhi kebutuhan-
kebutuhan dasar para pekerja, dan juga jam kerja yang adil dan layak.
3. Fasilitas dan pemasok berkewajiban melarang penggunaan hukuman badan serta
perlakuan kasar secara fisik, verbal, ataupun pelecehan seksual terhadap pekerja.
4. Fasilitas dan pemasok boleh menggunakan metode yang tidak berpengaruh negative
terhadap keamanan kerja dan kesehatan para pekerja.
5. Fasilitas dan pemasok tidak boleh meminta bantuan polisi atau militer untuk mencegah
pekerja melakukan hak-hak mereka.
Konsep Hak
Secara umum, hak adalah klaim atau kepemilikan individu atau sesuatu. Seseorang
dikatakan memiliki hak jika dia memiliki klaim untuk melakukan tindakan dalam suatu cara
tertentu atau jika orang lain berkewajiban melakukan tindakan dalam suatu cara tertentu
kepadanya.
Hak juga berasal dari sistem standar moral yang tidak bergantung pada sistem hokum
tertentu. Hak untuk bekerja, misalnya, tidak dijamin dalam Konstitusi Amerika, namun
banyak yang menyatakan bahwa ini adalah hak yang dimiliki oleh semua manusia.
Hak merupakan sebuah sarana atau cara yang penting dan bertujuan agar memungkinkan
Individu untuk memilih dengan bebas apa pun kepentingan atau aktivitas mereka dan
melindungi pilihan-pilihan mereka.
Hak Negatif dan Positif
Sejumlah hak yang disebut hak negative dapat digambarkan dari fakta bahwa hak-hak
yang termasuk di dalamnya dapat didefinisikan sepenuhnya dalam kaitannya dengan
kewajiban orang lain untuk tidak ikut campur dalam aktivitas-aktivitas tertentu dari orang
yang memiliki hak tersebut. Contohnya, jika saya memiliki hak privasi, ini berarti semua
orang, termasuk atasan saya, berkewajiban tidak ikut campur dalam urusan atau aktivitas-
aktivitas pribadi saya.
Sebaliknya, hak positif tidak hanya memberikan kewajiban negative, namun juga
mengimplikasikan bahwa pihak lain (tidak selalu jelas siapa mereka) memiliki kewajiban
positif pada si pemilik hak untuk memberikan apa yang dia perlukan untuk dengan bebas
mencari atau mengejar kepentingan-kepentingannya. Contohnya, jika saya punya hak untuk
memperoleh kehidupan yang layak, maka ini tidak hanya berarti orang lain tidak boleh ikut
campur namun juga berarti jika saya tidak bisa memperoleh penghasilan yang layak, maka
harus ada pihak lain (mungkin pemerintah) yang wajib memberikan pekerjaan dengan
penghasilan yang layak.
Hak dan Kewajiban Kontraktual
Hak dan Kewajiban kontraktual (kadang disebut juga hak dan kewajiban
khusus atau tugas khusus) adalah hak terbatas dan kewajiban korelatif yang muncul saat
seseorang membuat perjanjian dengan orang lain. Contohnya, jika saya setuju untuk
melakukan sesuatu bagi Anda, maka Anda berhak atas apa yang saya lakukan: Anda
memperoleh hak kontraktual atas apapun yang saya janjikan, dan saya
memiliki kewajiban kontraktual untuk melaksanakan sesuatu seperti yang saya janjikan.
Aturan-aturan etis apa yang membatasi perjanjian kontrak? Sistem peraturan yang
mendasari hak dan kewajiban kontraktual secara umum diinterpretasikan mencakup sejumlah
batasan moral:
1. Kedua belah pihak dalam kontrak harus memahami sepenuhnya sifat dari perjanjian
yang mereka buat.
2. Kedua belah pihak dilarang mengubah fakta paerjanjian kontraktual dengan sengaja.
3. Kedua belah pihak dalam kontrak tidak boleh menandatangani perjanjian karena
paksaan atau ancaman.
4. Perjanjian kontrak tidak boleh mewajibkan kedua belah pihak untuk melakukan
tindakan-tindakan yang amoral.
2.3 Keadilan dan Kesamaan
Pertentangan antar individu dalam bisnis sering dikaitkan dengan
masalah keadilan dan kewajaran/kesamaan. Hal ini terjadi, saat seseorang menuduh orang
lain melakukan diskriminasi terhadapnya, menunjukkan sikap berat sebelah, atau tidak
memperoleh bagian yang wajar/sama dari beban yang ditanggungnya dalam suatu perjanjian
kerja sama. Penyelesaian masalah seperti ini kerap kali mengharuskan kita membandingkan
dan menimbang klaim-klaim yang saling bertentangan dari masing-masing pihak serta
mencari keseimbangannya. Keadilan dan kewajaran pada dasarnya bersifat kooperatif.
Keadilan Distributif
Masalah-masalah tentang keadilan distributive muncul bila ada orang-orang tertentu yang
memiliki perbedaan klaim atas keuntungan dan beban dalam masyarakat, dan semua klaim
mereka tidak bisa dipenuhi. Contoh kasus utamanya adalah saat terjadi kelangkaan misalnya,
pekerjaan, makanan, perumahan, perawatan kesehatan, penghasilan, dan kesehatan bila
dibandingkan dengan jumlah individu yang membutuhkannya.
2.4 Etika Memberi Perhatian
Parsialitas dan Perhatian
Pendekatan-pendekatan etika yang telah kita lihat semuanya mengasumsikan bahwa
etika haruslah imparsial dan dengan demikian semua hubungan khusus antara seseorang
dengan individu tertentu, misalnya anggota keluarga, teman, atau pegawai, harus
dikesampingkan saat menentukan apa yang harus dia lakukan. Dalam hal ini, etika perhatian
menekankan pada dua persyaratan moral:
1. Kita hidup dalam suatu rangkaian hubungan dan wajib mempertahankan serta
mengembangkan hubungan yang konkret dan bernilai dengan orang lain.
2. Kita memberikan perhatian khusus pada orang-orang yang menjalin hubungan baik
dengan kita dengan cara memerhatikan kebutuhan, nilai, keinginan, dan keberadaan mereka
dari perspektif pribadi mereka sendiri, dan dengan memberikan tanggapan secara positif
pada kebutuhan, nilai, keinginan, dan keberadaan orang-orang yang membutuhkan dan
bergantung pada perhatian kita/.
2.5 Memadukan Utilitas, Hak, Keadilan, dan Perhatian
Dalam tiga bagian terakhir kita telah membahas empat jenis standar moral yang saat ini
menjadi dasar dari sebagian besar penilaian moral kita serta yang mendorong kita untuk
memasukkan sejumlah pertimbangan yang berbeda dalam penalaran moral kita. Standar
utilitarian wajib digunakan saat kita tidak memiliki sumber daya yang mampu memenuhi
tujjuan atau kebutuhan semua orang, dimana kita didorong untuk mempertimbangkan
keuntungan dan biaya social dari suatu tindakan (atau kebijakan atau institusi) dalam mncapai
tujuan-tujuan tertentu.
Penilaian moral kita sebagian juga didasarkan pada standar-standar yang menunjukkan
bagaimana individu harus diperlakukan atau dihargai. Jenis standar moral ini wajib kita
gunakan bila tindakan dan kebijakan yang akan kita akan ambil sangat berpengaruh pada
kesejahteraan dan kebebasan mereka. Penalaran moral semacam ini mencakup pertimbangan
tentang apakah suatu perilaku dianggap menghargai hak asasi individu yang bersangkutan
dan apakah perilaku tersebut konsisten dengan kewajiban-kewajiban yang kita terima secara
sukarela dalam perjanjian.
2.6 Prinsip Moral Alternatif : Etika Kebaikan
Kebaikan moral merupakan sebuah kecenderungan yang dinilai sebagai bagian dari karakter
manusia yang secara moral baik dan ditunjukkan dalam kebiasaan dan perilakunya, seseorang
dikatakan memiliki kebaikan moral bila dia berperilaku dengan penalaran, perasaan, dan
keinginan-keinginan yang menjadi karakteristik dari seseorang yang secara moral baik.
Kejujuran, misalnya, dinilai sebagai suatu cirri karakter dari seorang yang secara moral baik.
Seseorang dikatakan jujur bila dia biasa mengatakan kebenaran dan melakukannya karena dia
percaya bahwa mengatakan kebenaran adalah tindakan yang baik, merasa senang saat dia
mengatakan kebenaran, dan merasa gelisah saat berbohong, dan selalu ingin mengatakan
kebenaran demi kebenaran itu sendiri dan arti pentingnya dalam komunikasi manusia.
2.7 Moralitas dalam Konteks Internasional
Dalam Bab I kita telah mencatat bahwa perusahaan-perusahaan multinasional menjalankan
operasi di Negara-negara yang peraturan hukum, adat kebiasaan, tingkat perkembangan dan
pemahaman budayanya kadang sangat berbeda dengan Negara asal. Perbedaan-perbedaan ini,
menurut kami, bukan merupakan pembenaran yang memadai bagi teori relativisme etis.
Bagaimana prinsip-prinsip moral utilitarian, hak, keadilan, dan perhatian diterapkan di
Negara-negara lain yang dalam banyak hal berbeda jauh dari kita?
Sebagai contoh, hokum dan peraturan pemerintah yang berlaku di Amerika, menurut
para manajer di Dow Chemical Company, sangat berbeda dengan yang ada ada di Meksiko
dan Negara-negara lain. Masalah standar keselamatan kerja dan pengamanan dalam
menangani bahan-bahan beracun dan bahaya lain sangat eksplisit dan ketat di Amerika,
sementara di Meksiko masih samar, longgar atau bahkan tidak ada sama sekali.
BAB 3
SISTEM BISNIS
Perekonomian Amerika selama deKade-dekade abad ke-20 mengalami sejumlah guncangan
berat, karena menurunnya kemampuan bersaing dengan Negara-Negara lain dalam pasar-
pasar penting. Dampak yang terjadi termasuk penurunan produktivitas (misalnya : dalam
industry tekstil, mobil, dan baja), angka penganguran tinggi, kenaikan persaingan
internasional (khususnya dari jepang). Tantangan-tantangan terhadap perekonomian
internasional amerika memunculkan pedebatan nasional tentang kebutuhan akan “kebijakn
industry baru” yang mampu memperkuat industry domestic agar dapat bersaing dengan baik
di luar negeri.
Kontroversi seputar “kebijakan industry” hanyalah salah satu dari episode besar perdebatan
tentang sistem bisnis Amerika yang telah berlangsung selama berabad-abad. Menganalisa
argument-argumen pasar bebas dan pemerintah berarti kita menganalisis apa yang disebut
oleh para sosiolog sebagai ideologi.Ideologi adalah sebuah sistem keyakinan normatif yang
dimiliki para anggota kelompok sosial tertentu.
Sistem Pasar VS Sistem Perintah
Pasar bertujuan menyelesaikan masalah-masalah ekonomi dasar yang dihadapai
semua masyarakat : mengoordinasi berbagai aktivitas ekonomi dari para anggota masyarakat.
Alternatif sistem perintah ini adalah sistem “pasar bebas” adalah semua perusahaan yang
masing-masing dimiliki oleh individu yang berbeda dan mencari keuntungan dengan cara
yang berbeda membuat keputusan atas apa yang akan mereka produksi dan bagaimana
memproduksinya.
Dalam system pasar bebas murni, tidak ada batasan apapun yang bisa dimiliki
seseorang dan apa yang boleh dilakukan dengan property yang dimilikinya, atau apa saja
pertukaran yang boleh dilakukannya. Berikut ini adalah beberapa pendapat mengenai
argumen sistem pasar :
1. Pasar Bebas dan Hak Menurut John Locke
Salah satu pernyataan yang mendukung system pasar tak teregulasi adalah manusia memiliki
“hak-hak alami” tertentu yang hanya dapat dipertahankan melalui sistem pasar bebas. Dua
hak alami yang dilindungi system pasar bebas adalah hak atas kebebasan dan hak atas
property pribadi.
Menurut Locke, hukum alam “mengajarkan” setiap manusia bahwa memiliki hak atas
kebebasan, dengan demikian “tidak ada seoarng pun boleh dilepaskan dari keadaan alami ini
dan tunduk pada kekuasaan politik orang lain tanpa persetujuan.
Kritik atas hak Locke
Para kritikus atas pandangan locke tentang pasar bebas memfokuskan argument mereka pada
empat kelemahan utama pandangan Locke :
a. Asumsi bahwa individu memiliki “hak alami” seperti yang dinyatakan oleh Locke.
b. Konflik antara hak negative dan hak positif
c. Konflik antara hak menurut Locke dengan prinsip-prinsip keadilan
d. Asumsi individualistik yang dibuat Locke serta konfliknya dengan kewajiban untuk
memberikan perhatian.
2. Utilitas Pasar Bebas Menurut Adam Smith
Menurut Adam Smith (1723-1790), sang “bapak ekonomi modern” adalah pencetus argument
utilitarian pasar bebas. Menurut smith, saat individu dibiarkan bebas mencari kepentingannya
sendiri di pasar bebas, mereka akan diarahkan menuju kesejahteraan public oleh sebuah
“Tangan Tak Terlihat”. Tangan tak terlihat ini tentu saja adalah Persaingan Pasar.
3. Utilitas Survival of the Fittest Menurut Darwinisme Sosial
Para pendukung Darwin abad ke-19 menambahkan warna baru bagi justifikasi utilitarian atas
pasar bebas denagn menyatakan bahwa pasar bebas memberikan akibat-akibat
menguntungkan lebih dari yang ditunjukan oleh Adam Smith. Doktrin Darwinisme sosial
dibentuk dari nama Charles Darwin (1809-1882), yang menyatakan bahwa berbagai spesies
makhluk hidup berkembang akibat proses lingkungan yang mendukung kelangsungan hidup
spesies tertentu dan menghancurkan yang lain: “Kelangsungan hidup dari beberapa spesies
yang kuat dan punahnya spesies-spesies yang lemah, saya sebut sebagai seleksi alam atau
kelangsungan hidup dari mereka yang terkuat(survival of the fittest). Faktor-faktor
lingkungan yang menciptakan survival of the fittest ini adalah Tekanan kompetitif dalam
dunia binatang. Akibat dari persaingan itu adalah mempertahankan kelangsungan hidup, Kata
Darwin, spesies secara bertahap mengalami perubahan karena yang paling kuat bertahan dan
menurunkan karakteristik-karakteristik unggul mereka pada keturunan mereka.
Hasil Dari Analisa
Perdebatan antara pihak-pihak yang menentang dan mendukung pasar bebas, intervensi
pemerintah dan kepemilikan pribadi masih terus berlangsung. Pada kenyataannya, perdebatan
tersebut juga dipicu oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi. Sejumlah pihak menyatakan bahwa
runtuhnya sejumlah pemerintah komunis menunjukkan bahwa kapitalisme, dengan
penekanannya pada pasar bebas adalah pemenangnya. Namun para pengamat lain
menyatakan bahwa munculnya kekuatan-kekuatan ekonomi baru seperti Jepang menunjukkan
bahwa pasar bebas bukan saja merupakan kunci menunjukan kemakmuran.
Perpaduan antara peraturan pemerintah, pasar bebas parsial, dan kepemilikan pribadi terbatas
adalah apa yang umumnya disebut ekonomi campuran. Pada dasarnya, ekonomi campuran
mempertahankan system pasar dan kepemilikan pribadi namun sekaligus bergantung pada
kebijakan pemerintah untuk mengatasi kekurangan-kekurangannya. Untung rugi penerapan
ekonomi campuran juga tetap menjadi perdebatan yang berlangsung seputar konsep pasar
bebas, kepemilikan pribadi, dan intervensi pemerintah. Dengan demikian, petumbuhan
produktivitas Amerika relative tertinggal sampai pertengahan tahun 1990an, saat mengalami
cukup besar.
Tanggapan
Para pendukung system pasar bebas umumnya menjawab kritik bahwa pasar bebas
menciptakan ketidak adilan dengan menjawab : kritik tersebut salah mengasumsikan tentang
keadilan yang hanya berarti kesamaan atau distribusi menurut kebutuhan. Namun ada juga
yang menyatakan bahwa keadilan dapat diberi satu arti yang jelas, keadilan sesungguhnya
berarti distribusi berdasarkan kontribusi (sumbangan).
BAB 4
ETIKA DI PASAR
Pasar adalah Sebuah forum dimana orang-orang berkumpul dengan tujuan untuk
mempertukaran kepemilikan barang atau uang. Pasar bisa berukuran kecil dan sangat
sementara (dua orang sahabat yang saling mempertukaran baju bisa dilihat sebagai tindakan
yang menciptakan pasar sementara) atau sangat besar dan relatife permanen (pasar minyak
mencakup sejumlah benua dan telah beroperasi selama beberapa dekade).
Pasar bebas persaingan sempurna adalah Pasar dimana tidak ada pembeli atau penjual yang
memiliki kekuatan cukup signifikan untuk mampu mempengaruhi harga barang-barang yang
dipertukarkan. Pasar bebas dengan persaingan sempurna memiliki tujuh karakteristik berikut
ini :
1. Jumlah pembeli dan penjual relative banyak, dan tidak ada seorang pun yang memiliki
pangsa yang relatife substansial.
2. Semua pembeli dan penjual bebas masuk atau meninggalkan pasar.
3. Setiap pembeli dan penjual mengetahui sepenuhnya apa yang dilakukan oleh pembeli
dan penjual lainnya, termasuk informasi tentang harga, jumlah, dan kualitas semua barang
yang diperjualbelikan.
4. Barang-barang yang dijual dipasar sangat mirip satu sama lain sehingga tidak ada
seorang pun yang peduli darimana mereka atau menjualnya.
5. Biaya dan keuntungan memproduksi atau menggunakan barang-barang yang
dipertukarkan sepenuhnya ditanggung pihak-pihak yang membeli dan menjual barng-barang
tersebut, bukan oleh pihak lain.
6. Semua pembeli dan penjual adalah “pemaksimal” utilitas : semuanya berusaha untuk
memperoleh sebanyak-banyaknya dengan membayar sesedikit mungkin.
7. Tidak ada pihak luar (misal pemerintah) yang mengatur harga, kuantitas, atau kualitas
dari barang-barang yang diperjual belikan.
Etika dan Pasar Kompetitif Sempurna
Pasar bebas kompetitif sempurna mencakup kekuatan-kekuatan yang mendorong
pembeli dan penjual menuju apa yang disebut titik keseimbangan.
Dalam hal ini pasar dikatakan mampu mencapai tiga moral utama ;
a. Mendorong pembeli dan penjual mempertukarkan barang dalam cara yang adil.
b. Memaksimalkan utilitas pembeli dan penjual dengan mendorong mereka
mengalokasikan, menggunakan, dan mendistribusikan barang-barang dengan efisiensi
sempurna.
c. Mencapai tujuan-tujuan tersebut dengan suatu cara yang menghargai hak pembeli dan
penjual untuk melakukan pertukaran secara bebas.
Untuk memahami aspek dari pasa kompetitif sempurna, kita perlu mempertimbangkan apa
yang terjadi dalam pasar, namun dalam suatu system perekonomian yang terdiri dari suatu
system dari banyak pasar. Sistem pasar dikatakan efisiensi sempurna jika semua barang
dalam semua pasar dialokasikan, digunakan dan didistribusikan dengan suatu cara yang
FILOSOFI LINGKUNGAN
FILOSOFI LINGKUNGAN
FILOSOFI LINGKUNGAN
FILOSOFI LINGKUNGAN
FILOSOFI LINGKUNGAN
FILOSOFI LINGKUNGAN
FILOSOFI LINGKUNGAN
FILOSOFI LINGKUNGAN
FILOSOFI LINGKUNGAN
FILOSOFI LINGKUNGAN

More Related Content

What's hot

10, sm, istiqmal fajar d, hapzi ali, business eticks, csr, dan risk manage...
10,  sm,  istiqmal fajar d,  hapzi ali, business eticks, csr, dan risk manage...10,  sm,  istiqmal fajar d,  hapzi ali, business eticks, csr, dan risk manage...
10, sm, istiqmal fajar d, hapzi ali, business eticks, csr, dan risk manage...istiqmalfajar
 
15, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, theory and practice of corporate go...
15, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, theory and practice of corporate go...15, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, theory and practice of corporate go...
15, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, theory and practice of corporate go...Imam Arifin
 
8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...
8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...
8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...Gunawan Adam
 
Pengaruh lingkungan terhadap manajemen kelompok1
Pengaruh lingkungan terhadap manajemen kelompok1Pengaruh lingkungan terhadap manajemen kelompok1
Pengaruh lingkungan terhadap manajemen kelompok1semuaanggota
 
Tanggung jawab sosial dari organisasi
Tanggung jawab sosial dari organisasiTanggung jawab sosial dari organisasi
Tanggung jawab sosial dari organisasiKamal Kamal
 
Bab 3 etika dan tanggung jawab perusahaan
Bab 3 etika   dan tanggung jawab perusahaan Bab 3 etika   dan tanggung jawab perusahaan
Bab 3 etika dan tanggung jawab perusahaan Bagas Abimanyu
 
Lingkungan dan etika bisnis
Lingkungan dan etika bisnisLingkungan dan etika bisnis
Lingkungan dan etika bisnisAsadCungkring97
 
4tanggung jawab-sosial-perusahaan
4tanggung jawab-sosial-perusahaan4tanggung jawab-sosial-perusahaan
4tanggung jawab-sosial-perusahaanRachmat Abubakar
 
Sm, ari prayogo, hapzi ali, business ethic, csr, and risk management, univers...
Sm, ari prayogo, hapzi ali, business ethic, csr, and risk management, univers...Sm, ari prayogo, hapzi ali, business ethic, csr, and risk management, univers...
Sm, ari prayogo, hapzi ali, business ethic, csr, and risk management, univers...Ari Prayogo
 
Bab 3 menjalankah bisnis secara etis dan bertanggung jawab
Bab 3   menjalankah bisnis secara etis dan bertanggung jawabBab 3   menjalankah bisnis secara etis dan bertanggung jawab
Bab 3 menjalankah bisnis secara etis dan bertanggung jawabmsahuleka
 
1, be & gg, andreas fabian pramuditya, hapzi ali, environmental ethics, u...
1, be & gg, andreas fabian pramuditya, hapzi ali, environmental ethics, u...1, be & gg, andreas fabian pramuditya, hapzi ali, environmental ethics, u...
1, be & gg, andreas fabian pramuditya, hapzi ali, environmental ethics, u...AndreasFabianPramudi
 
Tangggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Manajemen Strategis
Tangggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Manajemen StrategisTangggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Manajemen Strategis
Tangggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Manajemen StrategisDiah Fitri
 
Tugas etika bisnis
Tugas etika bisnisTugas etika bisnis
Tugas etika bisnisotnayirt
 
1, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Environmental Ethics, U...
1, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Environmental Ethics, U...1, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Environmental Ethics, U...
1, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Environmental Ethics, U...AndreasFabianPramudi
 
PPT Etika dan Tanggung Jawab Sosial - Lingkungan Bisnis
PPT Etika dan Tanggung Jawab Sosial - Lingkungan BisnisPPT Etika dan Tanggung Jawab Sosial - Lingkungan Bisnis
PPT Etika dan Tanggung Jawab Sosial - Lingkungan Bisnisnathayuki1
 
9, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,corporate ethics r...
9, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,corporate ethics r...9, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,corporate ethics r...
9, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,corporate ethics r...ciciliaeritawanti
 
etika, tanggung jawab sosial, & keberlanjutan
etika, tanggung jawab sosial, & keberlanjutanetika, tanggung jawab sosial, & keberlanjutan
etika, tanggung jawab sosial, & keberlanjutanSanti Duwi Putri Nugroho
 

What's hot (20)

Bab ix
Bab ixBab ix
Bab ix
 
10, sm, istiqmal fajar d, hapzi ali, business eticks, csr, dan risk manage...
10,  sm,  istiqmal fajar d,  hapzi ali, business eticks, csr, dan risk manage...10,  sm,  istiqmal fajar d,  hapzi ali, business eticks, csr, dan risk manage...
10, sm, istiqmal fajar d, hapzi ali, business eticks, csr, dan risk manage...
 
15, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, theory and practice of corporate go...
15, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, theory and practice of corporate go...15, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, theory and practice of corporate go...
15, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, theory and practice of corporate go...
 
8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...
8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...
8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...
 
Pengaruh lingkungan terhadap manajemen kelompok1
Pengaruh lingkungan terhadap manajemen kelompok1Pengaruh lingkungan terhadap manajemen kelompok1
Pengaruh lingkungan terhadap manajemen kelompok1
 
Tanggung jawab sosial dari organisasi
Tanggung jawab sosial dari organisasiTanggung jawab sosial dari organisasi
Tanggung jawab sosial dari organisasi
 
Bab vii
Bab viiBab vii
Bab vii
 
Bab 3 etika dan tanggung jawab perusahaan
Bab 3 etika   dan tanggung jawab perusahaan Bab 3 etika   dan tanggung jawab perusahaan
Bab 3 etika dan tanggung jawab perusahaan
 
Lingkungan dan etika bisnis
Lingkungan dan etika bisnisLingkungan dan etika bisnis
Lingkungan dan etika bisnis
 
4tanggung jawab-sosial-perusahaan
4tanggung jawab-sosial-perusahaan4tanggung jawab-sosial-perusahaan
4tanggung jawab-sosial-perusahaan
 
Contoh proposal
Contoh proposalContoh proposal
Contoh proposal
 
Sm, ari prayogo, hapzi ali, business ethic, csr, and risk management, univers...
Sm, ari prayogo, hapzi ali, business ethic, csr, and risk management, univers...Sm, ari prayogo, hapzi ali, business ethic, csr, and risk management, univers...
Sm, ari prayogo, hapzi ali, business ethic, csr, and risk management, univers...
 
Bab 3 menjalankah bisnis secara etis dan bertanggung jawab
Bab 3   menjalankah bisnis secara etis dan bertanggung jawabBab 3   menjalankah bisnis secara etis dan bertanggung jawab
Bab 3 menjalankah bisnis secara etis dan bertanggung jawab
 
1, be & gg, andreas fabian pramuditya, hapzi ali, environmental ethics, u...
1, be & gg, andreas fabian pramuditya, hapzi ali, environmental ethics, u...1, be & gg, andreas fabian pramuditya, hapzi ali, environmental ethics, u...
1, be & gg, andreas fabian pramuditya, hapzi ali, environmental ethics, u...
 
Tangggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Manajemen Strategis
Tangggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Manajemen StrategisTangggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Manajemen Strategis
Tangggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Manajemen Strategis
 
Tugas etika bisnis
Tugas etika bisnisTugas etika bisnis
Tugas etika bisnis
 
1, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Environmental Ethics, U...
1, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Environmental Ethics, U...1, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Environmental Ethics, U...
1, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Environmental Ethics, U...
 
PPT Etika dan Tanggung Jawab Sosial - Lingkungan Bisnis
PPT Etika dan Tanggung Jawab Sosial - Lingkungan BisnisPPT Etika dan Tanggung Jawab Sosial - Lingkungan Bisnis
PPT Etika dan Tanggung Jawab Sosial - Lingkungan Bisnis
 
9, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,corporate ethics r...
9, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,corporate ethics r...9, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,corporate ethics r...
9, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,corporate ethics r...
 
etika, tanggung jawab sosial, & keberlanjutan
etika, tanggung jawab sosial, & keberlanjutanetika, tanggung jawab sosial, & keberlanjutan
etika, tanggung jawab sosial, & keberlanjutan
 

Similar to FILOSOFI LINGKUNGAN

4, BE & GG, Novita Herlissha, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Environmenta...
4, BE  & GG, Novita Herlissha, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Environmenta...4, BE  & GG, Novita Herlissha, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Environmenta...
4, BE & GG, Novita Herlissha, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Environmenta...NovitaHerlissha
 
1, BE & GG, Bahyudi, Hapzi Ali, Environmental Ethics, Universitas Mercu Buana...
1, BE & GG, Bahyudi, Hapzi Ali, Environmental Ethics, Universitas Mercu Buana...1, BE & GG, Bahyudi, Hapzi Ali, Environmental Ethics, Universitas Mercu Buana...
1, BE & GG, Bahyudi, Hapzi Ali, Environmental Ethics, Universitas Mercu Buana...Bahyudi .
 
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. stakeholder, ethical dec...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. stakeholder, ethical dec...Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. stakeholder, ethical dec...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. stakeholder, ethical dec...Eka Yulianto
 
Etika dalam akuntansi, lingkungan bisnis dan lingkungan sosial
Etika dalam akuntansi, lingkungan bisnis dan lingkungan sosialEtika dalam akuntansi, lingkungan bisnis dan lingkungan sosial
Etika dalam akuntansi, lingkungan bisnis dan lingkungan sosialWawan Dwi Hadisaputro
 
4, be gg, vidya anggraeni, environmenthal ethics, universitas mercubuana,2019
 4, be gg, vidya anggraeni, environmenthal ethics, universitas mercubuana,2019 4, be gg, vidya anggraeni, environmenthal ethics, universitas mercubuana,2019
4, be gg, vidya anggraeni, environmenthal ethics, universitas mercubuana,2019Vidya Anggraeni
 
Begg, cut amanda pravitadewi, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, employer resp...
Begg, cut amanda pravitadewi, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, employer resp...Begg, cut amanda pravitadewi, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, employer resp...
Begg, cut amanda pravitadewi, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, employer resp...Cut Amanda Pravitadewi
 
Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...
Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...
Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...Indra Hendiyana
 
BE & GG, Indra Sigit Anggita, Hapzi Ali, corporate social responsibility, Uni...
BE & GG, Indra Sigit Anggita, Hapzi Ali, corporate social responsibility, Uni...BE & GG, Indra Sigit Anggita, Hapzi Ali, corporate social responsibility, Uni...
BE & GG, Indra Sigit Anggita, Hapzi Ali, corporate social responsibility, Uni...PT. PLN (Persero)
 
3, be & gg, gunawan adam, hapzi ali, environmental ethics, universitas mercu ...
3, be & gg, gunawan adam, hapzi ali, environmental ethics, universitas mercu ...3, be & gg, gunawan adam, hapzi ali, environmental ethics, universitas mercu ...
3, be & gg, gunawan adam, hapzi ali, environmental ethics, universitas mercu ...Gunawan Adam
 
4, be gg, hari yansyah akil, environmenthal ethics, universitas mercubuana,20...
4, be gg, hari yansyah akil, environmenthal ethics, universitas mercubuana,20...4, be gg, hari yansyah akil, environmenthal ethics, universitas mercubuana,20...
4, be gg, hari yansyah akil, environmenthal ethics, universitas mercubuana,20...akil2019
 
Stakeholder Approach benefits in Organization Practices
Stakeholder Approach benefits in Organization PracticesStakeholder Approach benefits in Organization Practices
Stakeholder Approach benefits in Organization Practicesbramantiyo marjuki
 
4, be & gg, novita dewi purnama, hapzi ali, environmental ethics, univers...
4, be & gg, novita dewi purnama, hapzi ali, environmental ethics, univers...4, be & gg, novita dewi purnama, hapzi ali, environmental ethics, univers...
4, be & gg, novita dewi purnama, hapzi ali, environmental ethics, univers...Imam Arifin
 
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Ethics and Confl...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA,  Ethics and Confl...BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA,  Ethics and Confl...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Ethics and Confl...Melania Bastian
 
10, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali, Strategic Management: Business Ethics, CSR,...
10, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali,  Strategic Management: Business Ethics, CSR,...10, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali,  Strategic Management: Business Ethics, CSR,...
10, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali, Strategic Management: Business Ethics, CSR,...aryarhms
 
10, sm, adrianto, hapzi ali, business ethics, csr, risk management, universti...
10, sm, adrianto, hapzi ali, business ethics, csr, risk management, universti...10, sm, adrianto, hapzi ali, business ethics, csr, risk management, universti...
10, sm, adrianto, hapzi ali, business ethics, csr, risk management, universti...Adrianto Dasoeki
 
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .Janu W
 
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .Janu W
 
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .Janu W
 
Etika bisnis ( Nur Azizah )
Etika bisnis ( Nur Azizah )Etika bisnis ( Nur Azizah )
Etika bisnis ( Nur Azizah )Aziza Zea
 
Etika Bisnis ( Nur Azizah )
Etika Bisnis ( Nur Azizah )Etika Bisnis ( Nur Azizah )
Etika Bisnis ( Nur Azizah )Aziza Zea
 

Similar to FILOSOFI LINGKUNGAN (20)

4, BE & GG, Novita Herlissha, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Environmenta...
4, BE  & GG, Novita Herlissha, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Environmenta...4, BE  & GG, Novita Herlissha, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Environmenta...
4, BE & GG, Novita Herlissha, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Environmenta...
 
1, BE & GG, Bahyudi, Hapzi Ali, Environmental Ethics, Universitas Mercu Buana...
1, BE & GG, Bahyudi, Hapzi Ali, Environmental Ethics, Universitas Mercu Buana...1, BE & GG, Bahyudi, Hapzi Ali, Environmental Ethics, Universitas Mercu Buana...
1, BE & GG, Bahyudi, Hapzi Ali, Environmental Ethics, Universitas Mercu Buana...
 
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. stakeholder, ethical dec...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. stakeholder, ethical dec...Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. stakeholder, ethical dec...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. stakeholder, ethical dec...
 
Etika dalam akuntansi, lingkungan bisnis dan lingkungan sosial
Etika dalam akuntansi, lingkungan bisnis dan lingkungan sosialEtika dalam akuntansi, lingkungan bisnis dan lingkungan sosial
Etika dalam akuntansi, lingkungan bisnis dan lingkungan sosial
 
4, be gg, vidya anggraeni, environmenthal ethics, universitas mercubuana,2019
 4, be gg, vidya anggraeni, environmenthal ethics, universitas mercubuana,2019 4, be gg, vidya anggraeni, environmenthal ethics, universitas mercubuana,2019
4, be gg, vidya anggraeni, environmenthal ethics, universitas mercubuana,2019
 
Begg, cut amanda pravitadewi, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, employer resp...
Begg, cut amanda pravitadewi, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, employer resp...Begg, cut amanda pravitadewi, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, employer resp...
Begg, cut amanda pravitadewi, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, employer resp...
 
Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...
Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...
Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...
 
BE & GG, Indra Sigit Anggita, Hapzi Ali, corporate social responsibility, Uni...
BE & GG, Indra Sigit Anggita, Hapzi Ali, corporate social responsibility, Uni...BE & GG, Indra Sigit Anggita, Hapzi Ali, corporate social responsibility, Uni...
BE & GG, Indra Sigit Anggita, Hapzi Ali, corporate social responsibility, Uni...
 
3, be & gg, gunawan adam, hapzi ali, environmental ethics, universitas mercu ...
3, be & gg, gunawan adam, hapzi ali, environmental ethics, universitas mercu ...3, be & gg, gunawan adam, hapzi ali, environmental ethics, universitas mercu ...
3, be & gg, gunawan adam, hapzi ali, environmental ethics, universitas mercu ...
 
4, be gg, hari yansyah akil, environmenthal ethics, universitas mercubuana,20...
4, be gg, hari yansyah akil, environmenthal ethics, universitas mercubuana,20...4, be gg, hari yansyah akil, environmenthal ethics, universitas mercubuana,20...
4, be gg, hari yansyah akil, environmenthal ethics, universitas mercubuana,20...
 
Stakeholder Approach benefits in Organization Practices
Stakeholder Approach benefits in Organization PracticesStakeholder Approach benefits in Organization Practices
Stakeholder Approach benefits in Organization Practices
 
4, be & gg, novita dewi purnama, hapzi ali, environmental ethics, univers...
4, be & gg, novita dewi purnama, hapzi ali, environmental ethics, univers...4, be & gg, novita dewi purnama, hapzi ali, environmental ethics, univers...
4, be & gg, novita dewi purnama, hapzi ali, environmental ethics, univers...
 
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Ethics and Confl...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA,  Ethics and Confl...BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA,  Ethics and Confl...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Ethics and Confl...
 
10, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali, Strategic Management: Business Ethics, CSR,...
10, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali,  Strategic Management: Business Ethics, CSR,...10, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali,  Strategic Management: Business Ethics, CSR,...
10, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali, Strategic Management: Business Ethics, CSR,...
 
10, sm, adrianto, hapzi ali, business ethics, csr, risk management, universti...
10, sm, adrianto, hapzi ali, business ethics, csr, risk management, universti...10, sm, adrianto, hapzi ali, business ethics, csr, risk management, universti...
10, sm, adrianto, hapzi ali, business ethics, csr, risk management, universti...
 
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
 
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
 
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
 
Etika bisnis ( Nur Azizah )
Etika bisnis ( Nur Azizah )Etika bisnis ( Nur Azizah )
Etika bisnis ( Nur Azizah )
 
Etika Bisnis ( Nur Azizah )
Etika Bisnis ( Nur Azizah )Etika Bisnis ( Nur Azizah )
Etika Bisnis ( Nur Azizah )
 

More from petraaja

5, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business human re...
5, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business   human re...5, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business   human re...
5, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business human re...petraaja
 
14, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ; komitme...
14, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ; komitme...14, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ; komitme...
14, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ; komitme...petraaja
 
12, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ; impleme...
12, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ; impleme...12, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ; impleme...
12, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ; impleme...petraaja
 
11, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business globaliz...
11, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business  globaliz...11, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business  globaliz...
11, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business globaliz...petraaja
 
9, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ethical ...
9, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business   ethical ...9, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business   ethical ...
9, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ethical ...petraaja
 
4, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ; marketin...
4, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ; marketin...4, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ; marketin...
4, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ; marketin...petraaja
 
Ethics of consumer protection
Ethics of consumer protectionEthics of consumer protection
Ethics of consumer protectionpetraaja
 
Teori dan Konsep dasar mengenai Etika Bisnis ( 1, be & gg, petra vitara wimar...
Teori dan Konsep dasar mengenai Etika Bisnis ( 1, be & gg, petra vitara wimar...Teori dan Konsep dasar mengenai Etika Bisnis ( 1, be & gg, petra vitara wimar...
Teori dan Konsep dasar mengenai Etika Bisnis ( 1, be & gg, petra vitara wimar...petraaja
 

More from petraaja (8)

5, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business human re...
5, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business   human re...5, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business   human re...
5, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business human re...
 
14, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ; komitme...
14, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ; komitme...14, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ; komitme...
14, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ; komitme...
 
12, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ; impleme...
12, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ; impleme...12, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ; impleme...
12, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ; impleme...
 
11, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business globaliz...
11, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business  globaliz...11, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business  globaliz...
11, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business globaliz...
 
9, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ethical ...
9, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business   ethical ...9, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business   ethical ...
9, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ethical ...
 
4, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ; marketin...
4, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ; marketin...4, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ; marketin...
4, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ; marketin...
 
Ethics of consumer protection
Ethics of consumer protectionEthics of consumer protection
Ethics of consumer protection
 
Teori dan Konsep dasar mengenai Etika Bisnis ( 1, be & gg, petra vitara wimar...
Teori dan Konsep dasar mengenai Etika Bisnis ( 1, be & gg, petra vitara wimar...Teori dan Konsep dasar mengenai Etika Bisnis ( 1, be & gg, petra vitara wimar...
Teori dan Konsep dasar mengenai Etika Bisnis ( 1, be & gg, petra vitara wimar...
 

Recently uploaded

Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 

Recently uploaded (20)

Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 

FILOSOFI LINGKUNGAN

  • 1. Filosofi Lingkungan Filsafat tradisional dibagi antara konsekuensial (atau teleologis) teori seperti utilitarianisme dan non-konsekuensial (atau deontologis) teori seperti berbasis hak filosofi. Dengan demikian, kita dapat membagi filosofi lingkungan antara antroposentris (berpusat pada manusia) dan ecocentric (bumi berpusat) sudut pandang, yang umumnya dipandang sebagai dapat dibandingkan. Pandangan ini diberi label dan digambarkan sebagai berikut : - Kapitalis murni - pandangan dominan dalam akuntansi dan keuangan di mana satusatunya tanggung jawab korporasi adalah untuk membuat uang untuk pemegang saham. - Expedients - orang- orang dengan pandangan jangka panjang yang menyadari bahwa kesejahteraan ekonomi dan stabilitas hanya dapat dicapai dengan penerimaan tanggung jawab sosial tertentu. - Pendukung kontrak sosial - suatu sikap yang perusahaan dan organisasi lain yang ada di akan masyarakat dan karena itu bertanggung jawab untuk menghormati dan menanggapi masyarakat . - Ekologi sosial - mereka yang peduli terhadap lingkungan sosial dan merasa bahwa karena organisasi besar telah berpengaruh dalam menciptakan sosial dan lingkungan masalah yang mereka juga harus berpengaruh dalam membantu memberantas masalah ini. - Sosialis - yang merasa bahwa harus ada penyesuaian yang signifikan dalam kepemilikan dan penataan masyarakat; - Feminis radikal - mereka yang merasa bahwa ada sesuatu yang pada dasarnya salah dengan konstruksi maskulin agresif yang memandu sistem sosial kita dan bahwa ada kebutuhan untuk nilai-nilai yang lebih feminin seperti cinta, kasih sayang dan kerja sama. - Ekologi yang mendalam - yang memegang bahwa manusia memiliki hak yang lebih besar untuk eksistensi daripada bentuk lain dari kehidupan. Clark (1998, p. 345) menjelaskan bahwa ekologi berbeda dari environmentalisme di bahwa dibutuhkan lebih pandangan holistik yang melibatkan re-berpikir tempat manusia di alam. ekologi sosial dan sosialis gerakan berusaha untuk menempatkan manusia dalam konteks alam dan menawarkan kritik dari segala bentuk dominasi, tetapi khususnya dari negara bangsa, kekuasaan terkonsentrasi ekonomi, otoritarianisme, ideologi represif dan "luas eco teknologi mesin. Wawasan dasar ekofeminisme adalah bahwa masalahnya tidak benar-benar manusia berpusat, tapi androsentrisme, konsepsi tertentu tentang kelelakian. Hal ini tidak mengatakan bahwa masalahnya adalah manusia laki-laki, tapi itu masalah adalah cara berpikir yang meremehkan baik perempuan dan alam.
  • 2. Laporan lingkungan adalah artefak yang relatif baru komunikasi perusahaan dengan produksi menjadi terlihat pada awal 1990-an. laporan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan ini tetap sukarela di alam. Namun, persiapan laporan harus memulai jalur untuk memungkinkan standardisasi melalui standar sukarela internasional, Global Reporting Initiative (GRI), didirikan pada tahun 2002. laporan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan tidak hanya melayani peran komunikatif, mereka juga simbolis dan berfungsi sebagai perangkat utama di pasar untuk gambar hijau dan legitimasi lingkungan. sejauh mana laporan ini mungkin atau mungkin tidak mewakili "kebenaran". Sebaliknya, fokus kami adalah pada pilihan pesan dan bagaimana pesan yang dibentuk oleh dan membentuk organisasi. Fischer & Hajer (1999) menegaskan bahwa pembangunan berkelanjutan telah dibingkai sebagai penyesuaian praktek kelembagaan dasar daripada perubahan sosial yang mendasar. Pendekatan ini adalah satu di mana kita relatif sensitif terhadap penggunaan bahasa dalam konteks tetapi juga salah satu yang kita cari pola yang lebih luas dan melampaui rincian teks. Dalam rangka menciptakan struktur untuk analisis wacana dan dapat mengidentifikasi filsafat lingkungan digunakan, kami memilih untuk mempekerjakan tiga perangkat framing kognitif digariskan oleh Eder (1996): tanggung jawab moral, objektivitas empiris dan penilaian estetika. sepakat pada apa yang penafsiran yang paling masuk akal untuk apa retorika itu digunakan untuk dan apa itu mengungkapkan wacana lingkungan secara keseluruhan di mana itu terletak. Dengan demikian, kita merasa bahwa kita mencapai "kesehatan" dari analisis (yaitu, kehandalan) yang harus ditiru dalam semacam broadbased dari jalan. proses berulang ini khas dalam analisis wacana (Hardy, 2001). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Bussiness Dictionary, Pemangku kepentingan didefinisikan kelompok atau organisasi yang memiliki kepentingan langsung atau tidak langsung dalam sebuah organisasi karena dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tindakan organisasi, tujuan, dan kebijakan. Meskipun para pelaku biasanya melegitimasi dirinya sebagai stakeholder, tetapi semua pemangku kepentingan tidak sama dan memiliki kedudukan yang berbeda. Misalnya, pelanggan perusahaan berhak untuk praktek perdagangan yang adil tetapi mereka tidak berhak untuk mendapat pertimbangan yang sama sebagai karyawan perusahaan. Pemangku kepentingan kunci lain dalam organisasi bisnis diantaranya kreditor, pelanggan, direksi, karyawan, pemerintah (dan badan-badannya), pemilik (pemegang saham), pemasok, serikat pekerja, dan masyarakat dari mana bisnis menarik sumber daya yang dimiliki. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemangku kepentingan adalah seluruh
  • 3. pihak yang terkait dengan isu dan permasalahan yang menjadi fokus kajian atau perhatian. Misalnya terkait isu perikanan, maka makna pemangku kepentingan sebagai parapihak yang terkait dengan isu perikanan, seperti nelayan, masyarakat pesisir, pemilik kapal, anak buah kapal, pedagang ikan, pengolah ikan, pembudidaya ikan, pemerintah, pihak swasta di bidang perikanan, dan sebagainya. Seorang pemangku kepentingan adalah seseorang yang mempunyai sesuatu yang dapat ia peroleh atau akan kehilangan akibat dari sebuah proses perencanaan atau proyek. Dalam banyak siklus, mereka disebut sebagai kelompok kepentingan, dan mereka bisa mempunyai posisi yang kuat dalam menentukan hasil suatu proses politik. Seringkali akan sangat bermanfaat bagi proyek penelitian untuk mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan dan kepedulian berbagai pemangku kepentingan, terutama jika proyek diracang bertujuan mempengaruhi kebijakan (Start & Hovland dalam http://www.smeru.or.id/) Peran Pemangku Kepentingan Korporasi dihadapkan pada persaingan yang kompetitif, keterbatasan sumberdaya, dan perolehan laba untuk meningkatkan kemakmuran pemegang saham.Oleh sebab itu korporasi melakukan berbagai upaya yang tidak jarang memiliki dampak negative kepada pihak lain, termasuk lingkungan. Tidak sedikit aktivitas korporasi menimbulkan kerusakan terhadap alam. Kerusakan alam tersebut pada akhirnya akan berpengaruh buruk terhadap lingkungan dan makhluk hidup di dalamnya, termasuk manusia. Tindakan korporasi seperti ini pada akhirnya akan mengancam kelangsungan hidup alam, manusia, dan perusahaan itu sendiri. Oleh sebab itu diperlukan prinsip dan upaya yang mendorong peran korporasi dalam mencegah hal tersebut. Korporasi justru harus berperan aktif dalam melestarikan lingkungan. Kemitraan Kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Kemitraan adalah suatu rangkaian proses yg dimulai dengan mengenal calon mitranya, mengetahui posisi keunggulan dan kelemahan usahanya, memulai membangun strategi, melaksanakan dan terus menerus memonitor dan mengevaluasi sampai target sasaran tercapai. Sehingga yang menjadi titik tolak kemitraan adalah memiliki dasar ETIKA BISNIS yang dipahami bersama.
  • 4. a. Proses Pengembangan Kemitraan - Memulai membangun hubungan dengan calon mitra = memilih mitra yg tepat - Mengerti kondisi bisnis pihak yang bermitra (kemampuan manajemen, penguasaan pasar, teknologi, permodalan, SDM) = memudahkan penyusunan langkah/strategi - Mengembangkan strategi dan menilai detail bisnis (strategi pesaran, strategi dsitribusi, operasional, informasi) - Mengembangkan program = rencana taktis dan strategi yang akan dilakukan dengan mengkomunikasikan dengan orang yang terlibat - Memulai pelaksanaan = memulai pelaksanaan kemitraan berdasarkan ketentuan yg disepakai - Memonitor dan mengevaluasi - Memonitor : agar terget yg ingin dicapai menjadi kenyataan - Mengevaluasi : untuk perbaikan pelaksanaan berikutnya b. Prinsip dalam membangun hubungan Membangun citra lembaga yg baik, diantaranya : - Fokuskan kepada kualifikasi lembaga dan bukan hanya nama lembaga - Berkaitan dengan apa yang kita tawarkan dan bukan apa yg kita dapatkan - Mengembangkan kemampuan "mendengar" c. Prinsip Merawat Hubungan/Kemitraan : - Menciptakan semangat saling memberi dan membagi informasi - Setiap pihak membutuhkan layanan khusus - Menangkap pesan implisit - Melestarikan kontak - Membuat sistem jaringan - Lembaga harus ditampilkan dan dikenalkan - Pihak lain akan melihat apa yang bisa kita berikan dan tawarkan dan bukannya apa yang bisa kita dapatkan - Menampilkan saat moment yang tepat - Berusaha untuk hadir pada kegiatan jaringan - Lembaga diperankan aktif Keberhasilan Kemitraan, sangat ditentukan oleh : 1. adanya kepatuhan, 2. kepercayaan, 3. kebersamaan, 4. komitmen dan 5. Kejujuran Filosofi Lingkungan Filsafat tradisional dibagi antara konsekuensial (atau teleologis) teori seperti utilitarianisme dan non-konsekuensial (atau deontologis) teori seperti berbasis hak filosofi. Dengan demikian, kita dapat membagi filosofi lingkungan antara antroposentris (berpusat pada manusia) dan ecocentric (bumi berpusat) sudut pandang, yang umumnya dipandang sebagai dapat dibandingkan. Pandangan ini diberi label dan digambarkan sebagai berikut : - Kapitalis murni - pandangan dominan dalam akuntansi dan keuangan di mana satusatunya tanggung jawab korporasi adalah untuk membuat uang untuk pemegang saham. - Expedients - orang- orang dengan pandangan jangka panjang yang menyadari bahwa kesejahteraan ekonomi dan stabilitas hanya dapat dicapai dengan penerimaan tanggung jawab sosial tertentu. - Pendukung kontrak sosial - suatu sikap yang perusahaan dan organisasi lain yang ada di akan
  • 5. masyarakat dan karena itu bertanggung jawab untuk menghormati dan menanggapi masyarakat . - Ekologi sosial - mereka yang peduli terhadap lingkungan sosial dan merasa bahwa karena organisasi besar telah berpengaruh dalam menciptakan sosial dan lingkungan masalah yang mereka juga harus berpengaruh dalam membantu memberantas masalah ini. - Sosialis - yang merasa bahwa harus ada penyesuaian yang signifikan dalam kepemilikan dan penataan masyarakat; - Feminis radikal - mereka yang merasa bahwa ada sesuatu yang pada dasarnya salah dengan konstruksi maskulin agresif yang memandu sistem sosial kita dan bahwa ada kebutuhan untuk nilai-nilai yang lebih feminin seperti cinta, kasih sayang dan kerja sama. - Ekologi yang mendalam - yang memegang bahwa manusia memiliki hak yang lebih besar untuk eksistensi daripada bentuk lain dari kehidupan. Clark (1998, p. 345) menjelaskan bahwa ekologi berbeda dari environmentalisme di bahwa dibutuhkan lebih pandangan holistik yang melibatkan re-berpikir tempat manusia di alam. ekologi sosial dan sosialis gerakan berusaha untuk menempatkan manusia dalam konteks alam dan menawarkan kritik dari segala bentuk dominasi, tetapi khususnya dari negara bangsa, kekuasaan terkonsentrasi ekonomi, otoritarianisme, ideologi represif dan "luas eco teknologi mesin. Wawasan dasar ekofeminisme adalah bahwa masalahnya tidak benar-benar manusia berpusat, tapi androsentrisme, konsepsi tertentu tentang kelelakian. Hal ini tidak mengatakan bahwa masalahnya adalah manusia laki-laki, tapi itu masalah adalah cara berpikir yang meremehkan baik perempuan dan alam. Laporan lingkungan adalah artefak yang relatif baru komunikasi perusahaan dengan produksi menjadi terlihat pada awal 1990-an. laporan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan ini tetap sukarela di alam. Namun, persiapan laporan harus memulai jalur untuk memungkinkan standardisasi melalui standar sukarela internasional, Global Reporting Initiative (GRI), didirikan pada tahun 2002. laporan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan tidak hanya melayani peran komunikatif, mereka juga simbolis dan berfungsi sebagai perangkat utama di pasar untuk gambar hijau dan legitimasi lingkungan. sejauh mana laporan ini mungkin atau mungkin tidak mewakili "kebenaran". Sebaliknya, fokus kami adalah pada pilihan pesan dan bagaimana pesan yang dibentuk oleh dan membentuk organisasi. Fischer & Hajer (1999) menegaskan bahwa pembangunan berkelanjutan telah dibingkai sebagai penyesuaian praktek kelembagaan dasar daripada perubahan sosial yang mendasar. Pendekatan ini adalah satu di mana kita relatif sensitif terhadap penggunaan bahasa dalam konteks tetapi juga salah satu yang kita cari pola yang lebih luas dan melampaui rincian teks. Dalam rangka menciptakan struktur untuk analisis wacana dan dapat
  • 6. mengidentifikasi filsafat lingkungan digunakan, kami memilih untuk mempekerjakan tiga perangkat framing kognitif digariskan oleh Eder (1996): tanggung jawab moral, objektivitas empiris dan penilaian estetika. sepakat pada apa yang penafsiran yang paling masuk akal untuk apa retorika itu digunakan untuk dan apa itu mengungkapkan wacana lingkungan secara keseluruhan di mana itu terletak. Dengan demikian, kita merasa bahwa kita mencapai "kesehatan" dari analisis (yaitu, kehandalan) yang harus ditiru dalam semacam broadbased dari jalan. proses berulang ini khas dalam analisis wacana (Hardy, 2001). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Bussiness Dictionary, Pemangku kepentingan didefinisikan kelompok atau organisasi yang memiliki kepentingan langsung atau tidak langsung dalam sebuah organisasi karena dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tindakan organisasi, tujuan, dan kebijakan. Meskipun para pelaku biasanya melegitimasi dirinya sebagai stakeholder, tetapi semua pemangku kepentingan tidak sama dan memiliki kedudukan yang berbeda. Misalnya, pelanggan perusahaan berhak untuk praktek perdagangan yang adil tetapi mereka tidak berhak untuk mendapat pertimbangan yang sama sebagai karyawan perusahaan. Pemangku kepentingan kunci lain dalam organisasi bisnis diantaranya kreditor, pelanggan, direksi, karyawan, pemerintah (dan badan-badannya), pemilik (pemegang saham), pemasok, serikat pekerja, dan masyarakat dari mana bisnis menarik sumber daya yang dimiliki. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemangku kepentingan adalah seluruh pihak yang terkait dengan isu dan permasalahan yang menjadi fokus kajian atau perhatian. Misalnya terkait isu perikanan, maka makna pemangku kepentingan sebagai parapihak yang terkait dengan isu perikanan, seperti nelayan, masyarakat pesisir, pemilik kapal, anak buah kapal, pedagang ikan, pengolah ikan, pembudidaya ikan, pemerintah, pihak swasta di bidang perikanan, dan sebagainya. Seorang pemangku kepentingan adalah seseorang yang mempunyai sesuatu yang dapat ia peroleh atau akan kehilangan akibat dari sebuah proses perencanaan atau proyek. Dalam banyak siklus, mereka disebut sebagai kelompok kepentingan, dan mereka bisa mempunyai posisi yang kuat dalam menentukan hasil suatu proses politik. Seringkali akan sangat bermanfaat bagi proyek penelitian untuk mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan dan kepedulian berbagai pemangku kepentingan, terutama jika proyek diracang bertujuan mempengaruhi kebijakan (Start & Hovland dalam http://www.smeru.or.id/)
  • 7. Peran Pemangku Kepentingan Korporasi dihadapkan pada persaingan yang kompetitif, keterbatasan sumberdaya, dan perolehan laba untuk meningkatkan kemakmuran pemegang saham.Oleh sebab itu korporasi melakukan berbagai upaya yang tidak jarang memiliki dampak negative kepada pihak lain, termasuk lingkungan. Tidak sedikit aktivitas korporasi menimbulkan kerusakan terhadap alam. Kerusakan alam tersebut pada akhirnya akan berpengaruh buruk terhadap lingkungan dan makhluk hidup di dalamnya, termasuk manusia. Tindakan korporasi seperti ini pada akhirnya akan mengancam kelangsungan hidup alam, manusia, dan perusahaan itu sendiri. Oleh sebab itu diperlukan prinsip dan upaya yang mendorong peran korporasi dalam mencegah hal tersebut. Korporasi justru harus berperan aktif dalam melestarikan lingkungan. Kemitraan Kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Kemitraan adalah suatu rangkaian proses yg dimulai dengan mengenal calon mitranya, mengetahui posisi keunggulan dan kelemahan usahanya, memulai membangun strategi, melaksanakan dan terus menerus memonitor dan mengevaluasi sampai target sasaran tercapai. Sehingga yang menjadi titik tolak kemitraan adalah memiliki dasar ETIKA BISNIS yang dipahami bersama. a. Proses Pengembangan Kemitraan - Memulai membangun hubungan dengan calon mitra = memilih mitra yg tepat - Mengerti kondisi bisnis pihak yang bermitra (kemampuan manajemen, penguasaan pasar, teknologi, permodalan, SDM) = memudahkan penyusunan langkah/strategi - Mengembangkan strategi dan menilai detail bisnis (strategi pesaran, strategi dsitribusi, operasional, informasi) - Mengembangkan program = rencana taktis dan strategi yang akan dilakukan dengan mengkomunikasikan dengan orang yang terlibat - Memulai pelaksanaan = memulai pelaksanaan kemitraan berdasarkan ketentuan yg disepakai - Memonitor dan mengevaluasi - Memonitor : agar terget yg ingin dicapai menjadi kenyataan - Mengevaluasi : untuk perbaikan pelaksanaan berikutnya b. Prinsip dalam membangun hubungan Membangun citra lembaga yg baik, diantaranya : - Fokuskan kepada kualifikasi lembaga dan bukan hanya nama lembaga - Berkaitan dengan apa yang kita tawarkan dan bukan apa yg kita dapatkan - Mengembangkan kemampuan "mendengar"
  • 8. c. Prinsip Merawat Hubungan/Kemitraan : - Menciptakan semangat saling memberi dan membagi informasi - Setiap pihak membutuhkan layanan khusus - Menangkap pesan implisit - Melestarikan kontak - Membuat sistem jaringan - Lembaga harus ditampilkan dan dikenalkan - Pihak lain akan melihat apa yang bisa kita berikan dan tawarkan dan bukannya apa yang bisa kita dapatkan - Menampilkan saat moment yang tepat - Berusaha untuk hadir pada kegiatan jaringan - Lembaga diperankan aktif Keberhasilan Kemitraan, sangat ditentukan oleh : 1. adanya kepatuhan, 2. kepercayaan, 3. kebersamaan, 4. komitmen dan 5. Kejujuran KASUS PADA PERUSAHAAN MINUMAN COCA COLA BOTTLING INDONESIA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang i Indonesia, minuman ringan mudah sekali diperoleh di berbagai tempat, mulai dari warung sampai toko-toko kecil. Minuman ringan dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat dari berbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan. Survei yang dilakukan oleh sebuah lembaga independen (LPEM Universitas Indonesia) dan sebuah perusahaan riset pemasaran DEKA menunjukkan bahwa • Pada tahun 1999, 85% dari konsumen bulanan minuman ringan mempunyai pendapatan rumah tangga rata-rata di bawah Rp 1 juta (US$ 100) per bulan. 46% diantara mereka berpenghasilan kurang dari Rp 500.000 (US$50). • 72% konsumen mingguan mempunyai penghasilan rata-rata kurang dari Rp 1 juta perbulan lebih dari 40 % diantara mereka adalah pelajar karyawan paruh waktu dan para pensiunan. • Diantara konsumen mingguan, minuman ringan dikonsumsi sama seringnya dengan minuman sirup dan makanan ringan, dan jauh lebih sering dikonsumsi dibandingkan dengan es krim. Dengan konsumsi minuman ringan yang sedemikian luasnya, produk minuman ringan bukanlah barang mewah melainkan barang biasa. Industri minuman ringan memiliki potensi yang amat besar untuk dikembangkan dengan jumlah konsumsi per kapita yang masih rendah dan penduduk berusia muda yang sangat besar.
  • 9. Saat ini, Indonesia mencatat tingkat konsumsi produk-produk Coca-Cola terendah (hanya 13 porsi saji seukuran 236 ml per orang per tahun), dibandingkan dengan Malaysia (33), Filipina (122) dan Singapura (141). Karena minuman ringan merupakan barang yang permintaannya elastis terhadap harga, berbagai upaya dilakukan agar harga produk-produk minuman ringan tetap terjangkau. Dibandingkan dengan Indonesia, konsumsi minuman ringan di negara tetangga jauh lebih tinggi (Indonesia:13; Malaysia:33; Filipina:122). Untuk ilustrasi, pada tahun 1977, konsumen bisa membeli 11 botol kecil minuman ringan mengandung soda atau teh siap minum dengan upah minimum harian di Jakarta dan 13 botol pada tahun 2001. Namun, sebagai perbandingan terhadap produk permen yang menaikkan harga, konsumen bisa membeli 205 permen dengan upah yang sama pada tahun 1997 dan hanya 136 pada tahun 2001. Elastisitas harga minuman ringan terhadap permintaan adalah -1.19 yang berarti bahwa saat terjadi kenaikan harga, volume penjualan akan berkurang dengan prosentase yang lebih besar daripada prosentase kenaikan harga tersebut Ditinjau dari segi penciptaan kesempatan kerja, industri minuman ringan memiliki efek multiplier yang besar pada tenaga kerja. Dengan rasio sebesar 4,025, industri minuman ringan menduduki pringkat ke - 14 dari 66 sektor industri lainya di seluruh Indonesia. Ini berarti bahwa untuk setiap peluang pekerjaan yang tercipta, atau hilang, di industri minuman ringan, empat kesempatan kerja akan tercipta, atau hilang, di tingkat nasional. Delapan puluh persen penjualan minuman ringan dilakukan oleh pengecer dan pedagang grosir dimana 90% diantaranya termasuk dalam kategori pengusaha kecil. Bagi para pengusaha kecil tersebut, produk minuman ringan merupakan barang dagangan terpenting mereka dengan kontribusi sebesar 35% dari total penjualan dan nilai keuntungan sebesar 34%. Industri-industri penunjang lainnya yang terkena dampak kegiatan industri minuman ringan meliputi gelas, tutup botol, transportasi dan media. 1.2 Latar belakang perusahaan Coca-Cola Bottling Indonesia merupakan salah satu produsen dan distributor minuman ringan terkemuka di Indonesia. Memproduksi dan mendistribusikan produk-produk berlisensi dari The Coca-Cola Company.
  • 10. Perusahaan ini memproduksi dan mendistribusikan produk Coca-Cola ke lebih dari 400.000 outlet melalui lebih dari 120 pusat penjualan. Coca-Cola Bottling Indonesia merupakan nama dagang yang terdiri dari perusahaan- perusahaan patungan (joint venture) antara perusahaan-perusahaan lokal yang dimiliki oleh pengusaha-pengusaha independen dan Coca-Cola Amatil Limited, yang merupakan salah satu produsen dan distributor terbesar produk-produk Coca-Cola di dunia. Coca-Cola Amatil pertama kali berinvestasi di Indonesia pada tahun 1992. Mitra usaha Coca- Cola saat ini merupakan pengusaha Indonesia yang juga adalah mitra usaha saat perusahaan ini memulai kegiatan usahanya di Indonesia. Produksi pertama Coca-Cola di Indonesia dimulai pada tahun 1932 di satu pabrik yang berlokasi di Jakarta. Produksi tahunan pada saat tersebut hanya sekitar 10.000 krat. Saat itu perusahaan baru memperkerjakan 25 karyawan dan mengoperasikan tiga buah kendaraan truk distribusi. Sejak saat itu hingga tahun 1980-an, berdiri 11 perusahaan independen di seluruh Indonesia guna memproduksi dan mendistribusikan produk-produk The Coca-Cola Company. Pada awal tahun 1990-an, beberapa diantara perusahaan- perusahaan tersebut mulai bergabung menjadi satu. Tepat pada tanggal 1 Januari 2000, sepuluh dari perusahaan-perusahaan tersebut bergabung dalam perusahaan-perusahaan yang kini dikenal sebagai Coca-Cola Bottling Indonesia. Saat ini, dengan jumlah karyawan sekitar 10.000 orang, jutaan krat produk kami didistribusikan dan dijual melalui lebih dari 400.000 gerai eceran yang tersebar di seluruh Indonesia. Rangkaian produk Coca-Cola Bottling meliputi empat dari lima merek terkenal di dunia saat ini, seperti Coca-Cola, diet Coke, Fanta, dan Sprite. Produk-produk ini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat konsumen Indonesia dari berbagai latar belakang sosial dan ekonomi. Juga memproduksi dan mendistribusikan teh siap minum bermerek Frestea, Sunfill dan minuman mengandung soda bermerek Schweppes. Semua fungsi dan jajaran organisasi, mulai dari produksi, pemasaran, distribusi, keuangan, layanan pelanggan dan konsumen, bekerja keras untuk mengembangkan praktek-praktek yang terbaik di industri minuman.
  • 11. The Coca-Cola Quality System merupakan landasan kebijakan perusahaan terhadap pengawasan mutu - yang memotivasi kami untuk bertindak memenuhi dan bahkan melampaui berbagai standar kualitas, baik itu merupakan standar internasional maupun standar yang ditetapkan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku di Industri makanan dan minuman. Perusahaan memiliki Consumer Response Teams dan program-program yang dilaksanakan di semua area operasi di seluruh Indonesia untuk menampung setiap masukan yang disampaikan oleh para konsumen dan pelanggan, yang kemudian meneruskan masukan tersebut kepada pihak-pihak yang tepat di dalam perusahaan untuk menjamin bahwa standar kualitas yang tinggi tetap terjaga. 1.2.1 Kepedulian Lingkungan Perusahaan sangat terpacu untuk melahirkan semangat serupa terhadap usaha-usaha yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja. Ini berarti, upaya berkesinambungan untuk menggali cara-cara baru dan lebih baik untuk meningkatakan kinerja di bidang pelestarian lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja. Sebelum membuang limbah ke sungai, perusahaan mengolah limbah sehingga tidak merusak biota sungai. Semua pabrik melaksanakan audit secara berkala dan menjalankan praktek-praktek terbaik di bidang perlindungan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja - mulai dari pengelolaan dan pemanfaatan kembali limbah produksi hingga berbagai program kesehatan dan keselamatan kerja. PT Coca-Cola Bottling Indonesia memiliki komitmen untuk senantiasa memahami, mencegah dan memperkecil setiap dampak buruk terhadap lingkungan sehubungan dengan kegiatan produksi minuman ringan, serta terus berupaya memberikan pelayanan dan produk berkualitas yang diharapkan konsumen maupun pelanggan, dan menciptakan lingkungan kerja yang aman bagi seluruh karyawan. Seluruh karyawan PT Coca-Cola Botting Indonesia dan setiap orang yang tergabung di dalam perusahaan, serta semua mitra kerjanya, bersama-sama memainkan peranan penting dalam menerapkan kebijakan Perusahaan di bidang perlindungan lingkungan ini. Untuk itulah maka perusahaan berupaya membekali para karyawan agar mampu melibatkan diri mereka
  • 12. sepenuhnya, agar mereka senantiasa : berusaha sebaik mungkin mencapai kinerja di bidang perlindungan lingkungan dengan memenuhi persyaratan dari The Coca-Cola Company dan Peraturan Perundangan yang berlaku; senantiasa memasukkan pertimbangan-pertimbangan lingkungan dalam menyusun Business Plan (Perencanaan Bisnis) untuk memastikan bahwa pengelolaan masalah lingkungan selalu menjadi bagian yang integral dari Operasi Perusahaan; menerapkan dan mempertahankan sistem manajemen lingkungan terprogram, serta terus menerus menyempurnakan dan meninjaunya agar senantiasa sejalan dengan operasi perusahaan; mendorong dan membekali karyawan agar mampu mengenali, memahami dan bertindak pada setiap peluang yang ada untuk mencegah dan memperkecil setiap dampak negatif yang berpotensi menimbulkan masalah lingkungan; mengembangkan dan menerapkan cara-cara meningkatkan efisiensi pemakaian sumber daya, termasuk energi, bahan kimia, air, kemasan dan bahan baku lainnya; sedapat mungkin mencegah, mengurangi, menggunakan kembali dan mengolah semua limbah yang ditimbulkan di dalam area kita sendiri, serta menjamin prosedur pembuangan limbah tersebut dengan cara yang aman dan berdampak yang seminimal mungkin; dan meminta para pemasok dan rekanan bisnis agar memenuhi standar pengelolaan lingkungan yang setara dengan yang kita anut. 1.2.2 Inovasi bisnis Pengembangan pendekatan manajemen Sistem Informasi (Information System / IS) yang terarah pada organisasi coca-cola bottling merupakan bentuk pengaruh evolusi teknologi terhadap dunia usaha dewasa ini. Peran penting sistem informasi terhadap kinerja bisnis kami, pengembangan sumber daya manusia dan nilai tambah lainnya, terutama bagi pemegang saham, membutuhkan tim yang berdedikasi tinggi dan profesional dalam bidang manajemen sistem informasi. Tantangan akan muncul sesuai dengan kebutuhan. Setiap tantangan harus ditangani sesuai prioritas guna menjamin kepuasan terhadap jasa layanan pelanggan dalam skala bisnis yang
  • 13. luas. Perusahan ini menggunakan sistem terintegrasi yang menghubungkan seluruh aspek bisnis. Terlepas dari fokus dari aktifitas baik berupa supply chain, financial, atau yang berhubungan langsung dengan kegiatan penjualan, manfaat dari sistem informasi akan dirasakan oleh seluruh komunitas bisnis Coca-Cola Bottling. Salah satu manfaat terpenting dari investasi CCBI pada teknologi sistem informasi selama lima tahun terakhir adalah dengan meningkatnya kemampuan karyawan di seluruh level organisasi Coca-Cola Bottling. Masa depan akan menjelang. Teknologi akan terus berkembang dan menciptakan peluang baru untuk peningkatan produktifitas sumber daya manusia. Kemampuan karyawan untuk menggunakan informasi akan terus meningkat, kualitas infrastruktur publik akan meningkat, dan pelanggan akan membangkitkan kebutuhan akan layanan baru seiring kemajuan teknologi. Seluruh hal tersebut membutuhkan dukungan dari tim yang profesional dalam organisasi kami. Departmen IS akan melanjutkan kemitraannya dengan pimpinan dari setiap lini bisnis internal, serta ikut membantu proses evolusi guna meningkatkan kualitas investasi sistem informasi di perusahaan, dan pada akhirnya untuk meningkatkan layanan terhadap pelanggan. Adalah filosofi dan komitmen perusahaan untuk menjadi bagian integral di setiap kelompok masyarakat di mana perusahaan melaksanakan kegiatan usaha. Perusahaan aktif memberikan kontribusi kepada masyarakat baik melalui aktifitas bisnis kami sehari-hari, maupun melalui berbagai kegiatan hubungan masyarakat yang bermanfaat dan memberikan dampak langsung bagi kehidupan masyarakat. 1.2.3 Hubungan Masyarakat Kegiatan perusahaan di seluruh Indonesia berdampak langsung pada kehidupan dan kesejahteraan ribuan pemasok lokal, pelanggan dan karyawan yang berasal dari masyarakat sekitar. Setiap tahun melaksanakan program bantuan kemasyarakatan untuk masyarakat setempat dalam bidang pendidikan, kesehatan, pembangunan prasarana, serta menyalurkan bantuan dalam berbagai bentuk kepada kelompok-kelompok masyarakat membutuhkan sesuai kemampuan perusahaan. Bantuan tersebut antara lain berbentuk pembagian produk-produk perusahaan kepada berbagai organisasi, pemberian beasiswa bagi anak-anak kurang mampu dan akses kepada masyarakat sekitar untuk menggunakan poliklinik kami.
  • 14. Adalah filosofi dan komitmen kami untuk menjadi bagian integral di setiap kelompok masyarakat di mana kami melaksanakan kegiatan usaha. Kami aktif memberikan kontribusi kepada masyarakat baik melalui aktifitas bisnis kami sehari-hari, maupun melalui berbagai kegiatan hubungan masyarakat yang bermanfaat dan memberikan dampak langsung bagi kehidupan masyarakat. Kegiatan perusahaan Coca-cola di seluruh Indonesia berdampak langsung pada kehidupan dan kesejahteraan ribuan pemasok lokal, pelanggan dan karyawan yang berasal dari masyarakat sekitar. Setiap tahun kami melaksanakan program bantuan kemasyarakatan untuk masyarakat setempat dalam bidang pendidikan, kesehatan, pembangunan prasarana, serta menyalurkan bantuan dalam berbagai bentuk kepada kelompok-kelompok masyarakat membutuhkan sesuai kemampuan perusahaan. Bantuan tersebut antara lain berbentuk pembagian produk-produk kami kepada berbagai organisasi, pemberian beasiswa bagi anak-anak kurang mampu dan akses kepada masyarakat sekitar untuk menggunakan poliklinik kami. Pada bulan Agustus 2000, Coca-Cola Bottling Indonesia dan Coca-Cola Indonesia memprakarsai berdirinya yayasan sosial bernama Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI). Misi utama yayasan ini adalah membantu penyediaan kesempatan belajar bagi anak-anak dan remaja Indonesia agar dapat menjadi warga negara yang produktif serta berwawasan luas. Demi membantu dunia pendidikan, CCFI melaksanakan serangkaian kegiatan untuk memfasilitasi sarana belajar alternatif guna mengakomodasi kebutuhan pendidikan bagi para siswa maupun anak putus sekolah. Tiga program besar yang telah dicetuskan adalah: Program Community Learning Center, Program Lokakarya Penulisan Cerita Anak dan Program Pelatihan yang berkelanjutan. Program Community Learning Center (Rumah Belajar Masyarakat) merupakan salah satu wujud nyata upaya CCFI dalam mengembangkan perpustakaan umum agar dapat menjadi sarana alternatif tempat belajar bagi masyarakat. Hal tersebut dicapai melalui beberapa cara yaitu: mendidik para staf perpustakaan agar mereka lebih berorientasi pada pembaca, peremajaan sarana perpustakaan agar lebih menarik dan menyelenggarakan program-program edukatif di perpustakaan untuk menarik minat pengunjung. Selain itu, tiga program besar lain telah dicanangkan untuk memberdayakan Learning Center binaan CCFI.
  • 15. Pertama, Program Digital Divide. Melalui program ini, CCFI melengkapi fasilitas Learning Centernya dengan perangkat komputer modern. Selain itu, para pengelola Learning Center dibina menjadi tenaga handal yang dapat mengajarkan manfaat belajar komputer dengan cara yang menyenangkan bagi anak dan remaja yang datang ke Learning Center. Kedua, Program Lingkungan Hidup. Bekerja sama dengan organisasi lingkungan, CCFI mengembangkan seri buku pendidikan Keanekaragaman Hayati Indonesia, yang disebarluaskan di setiap Learning Center dan perpustakaan sekolah. Ketiga, Program HIV/AIDS. CCFI memasukkan program pendidikan tentang HIV/AIDS di Learning Center binaannya di empat kota, yaitu: Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya. Kegiatan diawali dengan pelatihan para mentor yang terdiri dari pengelola Learning Center dan beberapa aktifis HIV/AIDS, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan komunikasi bagi remaja di sekitar Learning Center. 1.2.4 Inisiatif Lokal lainnya Komitmen sosial Coca-Cola Bottling Indonesia juga diwujudkan melalui berbagai kegiatan sosial lainnya yang dilakukan bagi masyarakat di sekitar pabrik dan kantor-kantor penjualannya di berbagai daerah di Indonesia. Keinginan untuk membantu meringankan beban hidup sesama, menyantuni yang kurang mampu, dan harapan untuk menjadi anggota masyarakat yang baik, menjadi latar belakang dilaksanakannya berbagai kegiatan sosial, sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Untuk memfokuskan bantuannya, Coca-Cola memfokuskan pada tujuh bidang utama, yaitu: pendidikan, lingkungan, bantuan atas pembangunan infrastruktur publik, event-event nasional dari berbagai organisasi kepemudaan dan pemerintah, kebudayaan, kesehatan dan olahraga, dan bantuan bagi korban bencana alam. Dibidang pendidikan, misalnya, selain melalui Coca-Cola Foundation Indonesia, Coca-Cola Bottling Indonesia memberikan bantuan beasiswa bagi banyak pelajar Sekolah Dasar hingga perguruan tinggi. Setiap tahun Coca-Cola Research Grant juga memberikan bea siswa penelitian bagi mahasiswa S2 dan S3 di beberapa kota besar di Indonesia. Adanya keterbatasan kemampuan pengusaha di sektor informal (pengusaha mikro) dalam mengelola usahanya mendorong Coca-Cola Bottling Indonesia mewujudkan kepedulian sosialnya dengan memprakarsai program ekonomi kemasyarakatan berbentuk program pengembangan usaha mikro (Coca-Cola Micro Enterprise Development Program).
  • 16. Program pendampingan dan pendidikan bagi kelompok usaha ekonomi lemah ini diluncurkan pada Juli 2003 lalu dan memiliki dua elemen pokok bantuan. Pertama, bantuan teknis (technical assistance) pengembangan dan pendampingan usaha mikro yang didukung sepenuhnya oleh Coca-Cola selama satu tahun. Pendampingan ini dimaksudkan untuk memberdayakan anggota kelompok, meningkatkan jumlah tabungan atas kesadaran sendiri, serta mengembangkan kegiatan usaha produktif anggota dan pengembangan jaringan usaha. Kedua, akses terhadap modal kerja yang diberikan oleh lembaga pembiayaan independen atau bank (diluar Coca-Cola). Pelayanan keuangan mikro seperti ini diberikan hanya bagi mereka yang memenuhi kriteria ketat, antara lain: secara rutin memiliki kesadaran berkelompok dan berkembang dalam kelompok, secara rutin dan tepat waktu menabung, serta berdomisili tetap. Dalam melaksanakan dua pelayanan tersebut, Coca-Cola bekerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat "Bina Swadaya", sebuah lembaga nirlaba yang berpengalaman dalam mengelola program sejenis di berbagai daerah di Indonesia. Program ini telah berhasil dikembangkan di Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat, dan kini telah melayani lebih dari 320 orang pengusaha mikro. Menurut rencana, program serupa akan dikembangkan tahun ini di Propinsi Jawa Timur. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Isi dan Pembahasan dengan Menggunakan Kerangka Empat Teori 2.1.1 Analisis lingkungan eksternal Analisis lingkungan eksternal akan menghasilkan peluang dan ancaman perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan terdiri dari tiga perangkat faktor, yaitu lingkungan jauh, lingkungan industri dan lingkungan operasional. Lingkungan jauh terdiri dari dari faktor- faktor yang bersumber dari luar, dan biasanya tidak berkaitan dengan situasi operasi perusahaan tertentu, yaitu faktor ekonomi, sosial-budaya, teknologi, demografi, politik- hukum, dan ekologi. Lingkungan industri terdiri dari persaingan diantara anggota industri, hambatan masuk, produk substitusi, daya tawar pembeli dan daya tawar pemasok. Lingkungan operasional meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi situasi persaingan perusahaan, yaitu posisi bersaing, profil pelanggan, pemasok, kreditor, dan pasar tenaga
  • 17. kerja. Ketiga faktor tesebut memunculkan peluang dan ancaman dalam memasarkan produk secara menguntungkan. Misalnya, Coca-Cola pada tahun 1993 melakukan analisis lingkungan jauh, mendapatkan hasil sebagai berikut : - Semakin meningkatnya pendapatan disposabel, penjualan Coca- Cola akan meningkat, - Inflasi mempengaruhi keberhasilan Coca-Cola - Konsumsi minuman ringan berbanding terbalik dengan usia seseorang, artinya semakin tua, semakin berkurang minum minuman ringan, sebaliknya kelompok muda yang paling banyak minum minuman ringan. - Teknologi membuat dunia semakin sempit, sehingga muncul nya pasar “kaum muda” baru yang lebih mudah dijangkau. Dari lingkungan industri Coca-Cola menghasilkan : - Coca-Cola mendapat persaingan yang kuat dari Pepsi - Bahan baku utama Coca-Cola adalah sirup jagung berkadar fruktosa tinggi, sejenis gula, untuk di Amerika Serikat dapat dipasok oleh sebagian besar sumber domistik. Untuk diluar Amerika Serikat dapat diganti sukrosa. Bahan lain adalah aspartam, bahan pemanis yang digunakan dalam produk minuman ringan rendah kalori diperoleh dari The Nutra Sweet Company. - Pembeli minuman ringan adalah perorangan dan para pembotol yang memperoleh hak waralaba. - Ada banyak minuman substutusi dari minuman ringan yang populer , antara lain minuman sitrus (citrus beverage), sari buah (fruit juice) 2.1.2 Analisis Lingkungan Internal Analisis lingkuangan internal akan menghasilkan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Analisis Internal Perusahaan dikenal juga dengan nama Analisis Profil Perusahaan. Analisis ini menggambarkan kekuatan perusahaan, baik kuantitas maupun kualitas pemasaran, sumberdaya manusia, sumberdaya fisik, operasi, keungan, manajemen dan organisasi. Kekuatan dan kelemahan Pemasaran dapat dilihat dari reputasi perusahaan, pangsa pasar, kualitas produk, kualitas pelayanan, efektifitas penetapan harga, efektifitas distribusi,
  • 18. efektifitas promosi, kekuatan penjualan, efektifitas inovasi dan cakupan geografis. Kekuatan dan kelamahan sumberdaya manusia dapat ditunjukkan dari manajemen sumberdaya manusia, ketrampilan dan moral karyawan, keemampuan dan perhatian manajemen puncak, produktivitas karyawan, kualitas kehidupan karyawan, fleksibilitas karyawan, ketaatan hokum karyawan, efektivitas imbalan dalam memotivasi karyawan, dan pengalaman karyawan. Keuangan terdiri dari ketersediaan modal, arus kas, stabilitas keuangan, hubungan dengan pemilik dan investor, kemampuan berhubungan dengan bank, besarnya modal yang ditanam, keuntungan yang diperoleh (nilai saham), efektivitas dan efisiensi system akuntansi untuk perencanaan biaya-anggaran dan keuntungan dan sumber tingkat perusahaan. Operasi meliputi fasilitas perusahaan, skala ekonomi, kapasitas produksi, kemampuan berproduksi tepat waktu, keahlian dalam berproduksi, biaya bahan baku dan ketersediaan pemasok, lokasi, layout, optimalisasi fasilitas, persediaan, penelitian dan pengembangan, hak paten, merk dagang, proteksi hukum, pengendalian operasi dan efisiensi serta biaya-manfaat peralatan. Kekuatan dan kelemahan organisasi dan manajemen dapat diperoleh dari struktur organisasi, citra dan prestasi perusahaan, catatan perusahaan dalam mencapai sasaran, komunikasi dalam organisasi, system pengendalian organisasi keseluruhan, budaya dan iklim organisasi, penggunaan system yang efektif dalam pengambilan keputusan, system perencanaan strategic, sinergi dalam organisasi, system informasi yang baik dan manajemen kualitas yang baik. Kekuatan • Pengakuan equitas merek • Produk distribusi dan jaringan di seluruh dunia • Solid kinerja keuangan • Merek diakui • Produk diversifikasi (air, juices, soft drinks, minuman olahraga, dll) • Kredit rating • Banyak pelanggan setia Coca Cola. Kesempatan • Kredit rating
  • 19. • Banyak pelanggan setia Coca Cola. peluang • Akuisisi pemain yang lebih kecil • Kesehatan pertumbuhan kesadaran, khususnya generasi sekarang Ancaman • Komoditi pertumbuhan harga • Lebih cepat pemain baru masuk • Kunci kompetitor (Pepsi, dll) 2.1.3 Perumusan Sasaran Setelah itu perusahaan melakukan Analisis SWOT, kelemahan, peluang dan ancaman yang dikenal juga dengan Analisis SWOT, lalu sasaran menjelaskan tujuan-tujuan yang spesifik dalam jumlah dan waktu. Dengan demikian sasaran memudahkan untuk perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian. Sasaran perusahaan dapat berupa profitabilitas, posisi pasar, produktivitas, kepemimpinan teknologi, pengembangan sumberdaya manusia, hubungan antar karyawan dan tanggungjawab sosial. Sedikit sekali usaha yang hanya memiliki satu tujuan. Sebagian besar unit usaha memiliki bauran tujuan yang mencakup laba, pertumbuhan penjualan, peningkatan pangsa pasar, pembatasan risiko, inovasi reputasi, dan sebagainya. Unit usaha menentukan tujuannya dan melakukan pengelolaan usaha sesuai tujuan tersebut (Management By Objectives-MBO). Agar sistem MBO dapat bekerja dengan baik, tujuan-tujuan unit usaha harus memenuhi empat kriteria : • Pertama tujuan harus diurutkan secara hirarkis, dari yang paling penting sampai yang kurang penting. Sebagai contoh tujuan utama unit usaha untuk suatu periode mungkin dapat berupa peningkatan tingkat pengembalian investasi. Ini dapat dicapai dengan meningkatkan laba dan atau mengurangi biaya. Pendapatan dapat ditingkatkan dengan meningkatkan pangsa pasar dan/atau harga jual. Dengan terus melakukan ini, unit usaha dapat bergerak dari tujuan umum ke tujuan khusus untuk departemen dan individu tertentu. • Kedua, tujuan harus dapat dinyatakan secara kuantitatif apabila dimungkinkan. Tujuan „meningkatkan tingkat pengembangan investasi (return On Investment-ROI)” lebih baik dinyatakan sebagai sasaran “meningkatkan ROI menjadi 15 %, atau lebih baik lagi,
  • 20. “meningkatkan ROI menjadi 15 % dalam dua tahun. • Ketiga, sasaran – sasaran harus realitis. Sasaran-sasaran seharusnya dihasilkan dari analisa peluang dan kekuatan unit usaha yang bersangkutan, bukan berdasarkan angan-angan saja. • Yang terakhir, tujuan-tujuan perusahaan harus konsisten. Tidak mungkin memaksimalkan baik penjualan maupun laba secara serentak. Dilema penting lainnya mencakup antara laba jangka pendek versus pertumbuhan jangka panjang, penetrasi pasar yang ada versus pengembangan pasar baru, sasaran laba versus sasaran nirlaba, pertumbuhan tinggi versus risiko rendah. Setiap pilihan dalam kelompok dilema sasaran ini memerlukan strategi pemasaran yang berbeda. 2.1.4 Perumusan Strategi dan Program Sasaran menunjukkan apa yang ingin dicapai suatu unit usaha, strategi adalah suatu rencana permainan untuk mencapainya. Setiap usaha harus merancang strategi untuk mencapai tujuannya. Walaupun banyak macam strategi yang tersedia. Michael Porter telah merangkumnya menjadi tiga jenis umum yang memberikan awal yang bagus untuk pemikiran strategis : keunggulan biaya secara keseluruhan, diferensiasi, dan fokus. Langkah-langkah dalam Strategi Pemasaran Strategi Pemasaran merupakan proses lima tahap, yang terdiri dari Analisis Situasi Strategis, Perancangan Strategi Pemasaran, Pengembangan Program Pemasaran dan Implementasi dan Pengelolaan Strategi Pemasaran. Gambar di bawah memperlihat tahapan proses strategi pemasaran. Analisis situasi strategi meliputi memenangan pasar melalui perencanaan strategis berorientasi pasar, mengumpulkan informasi dan mengukur permintaan pasar, mencari peluang di lingkungan pemasaran, menganalisis pasar konsumen dan perilaku pembeli, menganalisis pasar komunitas internet, menganalisis pasar bisnis dan perilaku pembelian bisnis, menghadapi pesaing dan mengidentifikasi segman pasar dan memilih pasar sasaran. Perancangan strategi pemasaran mencakup menentukan posisi dan mendeferensiasi pasar, strategi hubungan pemasaran dan perencanaan produk baru. Pengembangan program pemasaran mencakup menetapkan strategi produk, strategi harga, strategi distribusi dan strategi promosi. Implementasi dan Pengelolaan strategi mencakup merancang organisasi
  • 21. pemasaran yang efektif, implementasi dan pengendalian strategi. 2.1.5 Kekuatan dan Kompetensi Kekuatan atau kompetensi PT. Coca-Cola Bottling Indonesia adalah Riset and Development yang intensif, Brand Image, loyalitas konsumen, keadaan distribusi dan pangsa pasar, dan SDM yang besar dan terlatih. 1. Brand image yang sudah dikenal luas Coca-cola memiliki brand image yang kuat di pasaran Indonesia. Status coca-cola sebagai produsen minuman bersoda besar di Indonesia menjadi jaminan mutu bagi kesetiaan dan loyalitas konsumen. 2.Riset and Development yang intensif Inovasi adalah salah satu kunci keberhasilan yang menjadikan Coca-Cola Indonesia semakin besar, dikenal luas, serta memberikan kontribusi bagi masyarakat dan bangsa Indonesia. Melalui riset dan pengembangan (Research & Development), Coca-Cola terus berinovasi untuk menciptakan produk, kemasan, strategi pemasaran, serta perlengkapan penjualan baru yang lebih berkualitas, kreatif, serta mempunyai ciri khas tersendiri.Dengan memahami kebutuhan dan perilaku konsumen, serta potensi kekayaan alam Indonesia, Coca-Cola berinovasi dengan menciptakan produk-produk baru yang menjadikan produk minuman cepat saji Coca-Cola mempunyai rasa dan pilihan yang beragam. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen secara lebih spesifik, pada tahun 2002 Coca-Cola meluncurkan AQUARIUS, minuman isotonik yang diperuntukkan bagi mereka yang aktif dan gemar berolahraga. Pada tahun yang sama, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Frestea, teh dalam kemasan botol dengan aroma bunga melati yang khas. Pada tahun 2003, Fanta menghadirkan campuran dua rasa buah, orange dan mango, yang disebut “Fanta Oranggo”, setelah pada tahun sebelumnya sukses meluncurkan Fanta Nanas. Pada tahun ini pula, Coca- Cola Indonesia meluncurkan Sunfill – produk minuman Sirup dan Serbuk instan rasa buah. Dengan inovasi, Coca-Cola yakin bahwa produk-produk yang ditawarkan akan mampu memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia. Selain berinovasi pada produk-produk baru, Coca-Cola juga mencoba mengembangkan desain kemasan minuman, serta meningkatkan kualitasnya. Setelah meluncurkan Frestea dalam kemasan botol, pada akhir tahun 2002, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Frestea dalam kemasan Tetra Wedge yang lebih mudah dan praktis untuk dibawa. Pada akhir 2003, Coca-Cola, Sprite, dan Fanta hadir dalam kemasan kaleng ramping baru yang unik. Pada
  • 22. tahun 2004 ini, Coca-Cola hadir dengan inovasi terbaru yaitu botol gelas berbobot lebih ringan 30 % dengan desain mungil, imut, tapi kuat. Inovasi kemasan produk akan terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan teknologi terbaru. Strategi pemasaran Coca-Cola mempunyai ciri khas tersendiri, yang unik dan kreatif. Berbagai program promosi diadakan sesuai dengan event yang sedang berlangsung, baik melalui konser musik, pameran, promo penukaran tutup botol, hadiah kejutan, maupun iklan TV. Pada tahun 2004 ini, iklan Coca-Cola versi Kabayan dinobatkan sebagai iklan paling efektif dalam bulan Pebruari dan Maret versi survey TV Ad Monitor MRI. Promo Coca-Cola juga memanfaatkan momentum tertentu, misalnya: Demam Piala EURO 2004. Dengan memanfaatkan event berskala nasional maupun internasional, Coca-Cola mencoba tampil dengan strategi pemasaran baru yang menarik masyarakat. Selain berinovasi dalam produk, kemasan, dan strategi pemasaran; perlengkapan penjualan baru juga dikembangkan ke arah yang lebih baik. Berkaitan dengan inovasi ini, Coca-Cola Indonesia menciptakan jenis krat baru yang lebih ringan, dibuat dari bahan yang ramah lingkungan. Kunci sukses inovasi tersebut adalah kolaborasi yang baik antara Coca-Cola Bottling Indonesia dan Coca-Cola Company, pengembangan varian minuman cepat saji 3. Ramuan rahasia yang tidak dimiliki produk lain Sari rasa untuk coca-cola dibuat di pabrik- pabrik the coca-cola company dan sampai sekarang tetap merupakan rahasia dagang terbesar didunia 4.Sumberdaya manusia yang besar dan terlatih Pengembangan sumber daya manusia merupakan salah satu focus utama manajemen dalam menyiapkan tenaga kerja yang handal, dinamis dan penuh dedikasi. Sasaran PT. Coca – cola tak lain ialah memberi layanan yang prima dan memuaskan kepada lebih dari 200 juta konsumen melalui sekitar 400,000 pelanggan yang tersebar di seluruh Indonesia. PT. Coca – cola menyadari bahwa untuk meraih semua peluang yang ada, memberikan layanan yang terbaik kepada para pelanggan, dan untuk dapat mengahadapi tantangan lingkungan bisnis yang kompetitif, tim-tim PT. Coca – cola perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai, serta sikap yang tepat. Selama sejarah keberadaan Coca-Cola di Indonesia yang cukup lama, PT. Coca – cola tetap menyelenggarakan berbagai pelatihan serta mengembangkan SDM untuk menjamin bahwa kemampuan bisnis perusahaan senantiasa memenuhi tuntutan pasar, dan para karyawan mampu menghasilkan apa yang diharapkan dari mereka. Sementara itu, PT. Coca – cola juga
  • 23. secara berkesinambungan merekrut tenaga-tenaga muda berpotensi untuk menduduki posisi- posisi penting di masa mendatang. PT. Coca – cola memiliki satu tim khusus yang bertugas meningkatkan keterampilan- keterampilan fungsi teknis, bidang manajemen dan kepemimpinan karyawan. Tim tersebut didukung dan disertifikasi oleh sejumlah lembaga pelatihan dan pengembangan SDM internasional. Diantaranya terdapat The Coca-Cola Company, Coca-Cola Amatil dan beberapa lembaga internasional lainnya. PT. Coca – cola menghadirkan kelompok fasilitator baik dari dalam organisasi sendiri, maupun dari lingkungan luar yang memiliki kepiawaian bisnis yang tajam, pengalaman kerja langsung dalam bidang-bidang terkait, serta yang jauh lebih penting, “menjiwai pendidikan”. 5.Pelayanan terhadap pelanggan dan consumen Coca-cola bottling Indonesia menyediakan layanan National contact centre (NCC), yaitu pusat layanan bagi pelanggan dan konsumen diseluruh Indonesia. NCC berfungsi sebagai media bagi pelanggan atau konsumen untuk mendapatkan layanan dan informasi yang terkait denan perusahaan dan produk Coca-cola. Layanan NCC meliputi 1. layanan pelanggan yang mencakup permohonan menjadi pelanggan, alat pendingin, pemesanan produk, serta hal lain yang terkait dengan distribusi dan penjualan 2. Layanan Konsumen yang meliputi informasi produk, kualitas produk dan kemasan, kegiatan promosi produk. 3. Pertanyaan umum yang mencakup penelitian, praktek kerja dan lowongan. 6.Strategi Pemasaran Strategi pemasaran Coca-cola memiliki cirri khas tersendiri yang unik dan kreatif. Berbagai program promosi diadakan sesuai even yang sedang berlangsung. Baik melalui konser musik, pameran, promo penukaran tutup botol. Hadiah kejutan maupun iklan tv 7.Sistem informasi yang memadai pengembangan pendekatan manajemen system informasi yang terarah pada organisasi merupakan bentuk pengaruh evolusi tekhnologi terhadap dunia usaha dewasa ini Komintmen Pada Lingkungan (PT Coca-Cola Bottling Indonesia) Bisnis kami tak lain adalah menghadirkan saat-saat menyegarkan yang unik dan memuaskan konsumen. Kami sangat terpacu untuk melahirkan semangat serupa terhadap usaha-usaha
  • 24. kami yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja. Ini berarti, upaya berkesinambungan untuk menggali cara-cara baru dan lebih baik untuk meningkatakan kinerja kami di bidang pelestarian lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja. Sebelum membuang limbah ke sungai, kami mengolah limbah sehingga tidak merusak biota sungai. Kami menyadari bahwa masalah yang berkaitan dengan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja senantiasa mengalami perubahan sejalan dengan pengertian kami terhadap masalah-masalah tersebut yang juga berkembang dari waktu ke waktu. Oleh sebab itu, kami mengembangkan suatu sistem komprehensif yang mengacu pada standar internasional, termasuk di dalamnya ISO 14001, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Semua pabrik melaksanakan audit secara berkala dan menjalankan praktek-praktek terbaik di bidang perlindungan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja - mulai dari pengelolaan dan pemanfaatan kembali limbah produksi hingga berbagai program kesehatan dan keselamatan kerja. Selain senantiasa berupaya meraih kepuasan dengan melakukan hal-hal yang terbaik, tanggung-jawab kami juga tertuju pada masyarakat Indonesia yang kehidupannya kami sentuh setiap hari. Tanggung jawab tersebut meliputi komitmen dalam menjalankan usaha dengan cara-cara yang menjaga kelestarian lingkungan dan menunjang kesehatan dan keselamatan kerja karyawan-karyawan kami di tempat kerja. KEBIJAKAN LINGKUNGAN PT Coca-Cola Bottling Indonesia memiliki komitmen untuk senantiasa memahami, mencegah dan memperkecil setiap dampak buruk terhadap lingkungan sehubungan dengan kegiatan produksi minuman ringan, serta terus berupaya memberikan pelayanan dan produk berkualitas yang diharapkan konsumen maupun pelanggan, dan menciptakan lingkungan kerja yang aman bagi seluruh karyawan. Kita yakin bahwa seluruh karyawan PT Coca-Cola Botting Indonesia dan setiap orang yang tergabung di dalam perusahaan, serta semua mitra kerjanya, bersama-sama memainkan
  • 25. peranan penting dalam menerapkan kebijakan Perusahaan di bidang perlindungan lingkungan ini. Untuk itulah maka kita berupaya membekali para karyawan agar mampu melibatkan diri mereka sepenuhnya. Kami akan: Berusaha sebaik mungkin mencapai kinerja di bidang perlindungan lingkungan dengan memenuhi persyaratan dari The Coca-Cola Company dan Peraturan Perundangan yang berlaku; 1. Senantiasa memasukkan pertimbangan-pertimbangan lingkungan dalam menyusun Business Plan (Perencanaan Bisnis) untuk memastikan bahwa pengelolaan masalah lingkungan selalu menjadi bagian yang integral dari Operasi Perusahaan; 2. Menerapkan dan mempertahankan sistem manajemen lingkungan terprogram, serta terus menerus menyempurnakan dan meninjaunya agar senantiasa sejalan dengan operasi perusahaan; 3. Mendorong dan membekali karyawan agar mampu mengenali, memahami dan bertindak pada setiap peluang yang ada untuk mencegah dan memperkecil setiap dampak negatif yang berpotensi menimbulkan masalah lingkungan; 4. Mengembangkan dan menerapkan cara-cara meningkatkan efisiensi pemakaian sumber daya, termasuk energi, bahan kimia, air, kemasan dan bahan baku lainnya; 5. Medapat mungkin mencegah, mengurangi, menggunakan kembali dan mengolah semua limbah yang ditimbulkan di dalam area kita sendiri, serta menjamin prosedur pembuangan limbah tersebut dengan cara yang aman dan berdampak yang seminimal mungkin; dan 6. Meminta para pemasok dan rekanan bisnis agar memenuhi standar pengelolaan lingkungan yang setara dengan yang kita anut. Review Artikel BAB 1 ETIKA DAN BISNIS Etika dan Bisnis 1.1 Hakikat Etika Bisnis Menurut kamus, istilah etika memiliki beragam makna yang berbeda. Salah satu maknanya adalah: “ prinsip tingkah laku yang mengatur individu atau kelompok .” 10 Kadang kita
  • 26. menggunakan istilah etika personal, misalnya, ketika mengacu pada aturan – aturan dalam lingkup dimana orang per orang menjalani kehidupan pribadinya. Kita menggunakan istilah etika akuntansi ketika mengacu pada seperangkat aturan yang mengatur tindakan professional akuntan. Makna kedua- dan lebih penting- mengenai etika menurut kamus adalah: Etika adalah “ kajian moralitas “. Para ahli etika menggunakan istilah etika untuk mengacu terutama pada pengkajian moralitas, sama seperti ahli kimia menggunakan istilah kimia untuk mengacu pada pengkajian unsur – unsur subtansi kimiawi. Meskipun etika berkaitan dengan moralitas, namun tidak sama persis dengan moralitas. Etika adalah semacam penelaahan- baik aktivitas penelaahan maupun hasil-hasil penelaahan itu sendiri – sedangkan moralitas merupakan subjek. Moralitas Lalu apakah moralitas itu? Kita dapat mendefinisikan moralitassebagai pedoman yang dimiliki individu atau kelompok mengenai apa itu benar dan salah, atau baik dan jahat. Untuk memperjelas apakah maksudnya, marilah kita melihat kasus konkret. Beberapa tahun yang lalu, B.F. Goodrich, pemanufaktur komponen kendaraan pesawat terbang, memenangkan kontrak militer untuk mendesain, menguji dan memproduksi rem pesawat A7D, sebuah pesawat baru yang sedang didesain Angkatan Udara. Untuk mengonversi berat, Goodrich menjamin bahwa rem yang diproduksinya tidak melebihi berat 106 pound, terdiri atas empat piringan kecil atau “ rotor ,„ dan mampu menghentikan pesawat dalam jarak tertentu. Kontrak tersebut secara potensial sangat menguntungkan bagi perusahaan sehingga para manajer sangat berminat untuk menciptakan rem yang “ bermutu “ yaitu dengan sukses dapat lolos tes dan mampu menghentikan pesawat seperti yang diharapkan. Kermit Vandivie, seorang karyawan Goodrich, mendapatkan tugas untuk bekerja sama dengan para insyinyur Goodrich untuk membuat laporan tentang tes rem tersebut, yang tidak akan dipersoalkan oleh pemerintah dan mungkin tidak perlu diulang. Namun saying, tulis Vandivier kemudian, ketika rem kecil itu diujilinings.”11 pada permukaan rotor berulang kali “ terhapus “ sebab “ tidak terdapat luas permukaan yang mencukupi untuk menghentikan pesawat sehinggga menyebabkan panas yang berlebih dan merusaklining .” Supervisornya, meskipun demikian, berkata kepadanya bahwa “ tidak peduli apa yang terjadi pada rem ketika diuji, kita tetap akan meloloskannya .” 12 Setelah beberapa tes dilakukan, Vandivierdiminta membuat laporan yang menyatakan bahwa rem tersebut telah lolos uji.
  • 27. Vandivier menjelaskan kepada supervisornya bahwa, “ laporan itu hanya mungkin dibuat dengan memanipulasi data tes,” yang ditimpali oleh supervisornya bahwa, dia sadar betul akan tuntutan yang harus dipenuhi, tetapi dia diperintahkan untuk membuat laporan tertulis tidak peduli bagaimana atau apa yang telah terjadi.”13 Dengan demikian, Vandivier harus memutuskan apakah dia ingin berpartisipasi dalam membuat laporan palsu. Etika Apakah etika itu? Etika merupakan ilmu yang mendalami standar moral perorangan dan standar moral masyarakat. Ia mempertanyakan bagaimana standar-standar diaplikasikan dalam kehidupan kita dan apakah standar ini masuk akal atau tidak masuk akal-standar yaitu, apakah didukung dengan penalaran yang bagus atau yang jelek. Etika bukan hanya cara untuk memelajari moralitas. Ilmu-ilmu sosial semacam antropologi, sosiologi dan psikologi juga memelajari moralitas, namun melakukannya dengan cara yang sangat berbeda dari pendekatan moralitas yang merupakan ciri etika. Meskipun etika merupakan studi normatief mengenai etika, ilmu-ilmu social terlibat dalam studi deskriptif etika. Sebuah studi normatif merupakan penelusuran yang mencoba mencapai kesimpulan-kesimpulan normatif yaitu, kesimpulan tentang hal-hal yang baik dan buruk atau tentang tindakan apa yang benar atau salah. Ringkasnya, studi normatif bertujuan menemukan apa yang seharusnya. Etika Bisnis Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis. Institusi yang paling berpengaruh di dalam masyarakat sekarang ini adalah institusi ekonomi. Institusi ini didesain untuk mencapai dua tujuan: (a) produksi barang dan jasa yang diinginkan dan dibutuhkan masyarakat, dan (b) distribusi barang dan jasa ke beragam anggota masyarakat. Perusahaan bisnis merupakan institusi ekonomi yang utama yang digunakan orang dalam masyarakat modern untuk melaksanakan tugas memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa. Perusahaan merupakan struktur fundamental yang di dalamnya anggota masyarakat mengombinasikan sumber daya langkah tanah, tenaga kerja, modal dan teknologimenjadi barang yang bergunadan perusahaan menyediakan saluran-saluran untuk mendistribusikan barang-barang dalam produk consumer, gaji karyawan, pengembalian investor dan pajak pemerintah. Pertambangan dan pemanufakturan, eceran, perbankan, pemasaran, pengiriman,
  • 28. asuransi, konstruksi dan iklan semua merupakan bagian yang berbeda dari proses produktif dan distributive institusi bisnis modern. Apakah Standar Moral Juga Diterapkan pada Korporasi, ataukah pada Individu? Ada pandangan atas muncul masalah ini, yang extreme adalah padangan yang berpendapat bahwa, karna aturan yang mengikat, organisasi memperbolehkan kita untuk mengatakan bahwa korporasi bertindak sebagai individu dan memiliki “ tujuan yang disengaja “ atas apa yang mereka lakukan, kita juga dapat mengatakan mereka “ bertanggung jawab secara moral “ untuk tindakan mereka dan bahwa tindakan mereka adalah “ bermoral “ atau “ tidak bermoral “ dalam pengertian yang sama seperti apa yang dilakukan manusia. Perusahaan Multi Nasional dan Etika Bisnis Sebagian besar korporasi massa kini merupakan perusahaan multinasional : Perusahaan- perusahaan yang menjalankan pemanufakturan, pemasaran, jasa dan operasi administrative dibanyak negara.Sebenarnya, secara virtual 500 korporasi industry terbesar Amerika Serikat menjalankan operasi dilebih dari satu negara. Karena beoperasi di Negara Negara yang berbeda,korporasi multinasional semacam itu menghadapi sejumlah permasalahan etis yang layak mendapatkan penjelasan khusus. Dengan kehadirannya di selurh dunia, korporasi multinasional cenderung menjadi sangat besar: mengambil modal, bahan mentah, dan tenaga kerja dari manapun di dunia yang murah, ahli dan mencukupi, dan menggabungkan serta memasarkan produk mereka di Negara mana pun yang menawarkan keuntungan usaha dan pasar terbuka. Apakah Standar Moral yang Sama Diterapkan untuk Perusahaan Multinasional di Semua Tempat? Relativisme etis adalah teori bahwa, karena masyarakat yang berbeda memiliki keyainan etis yang berbeda memiliki keyakinan etis yang berbeda, tidak ada cara yang rasioanal untuk menentukan apakah orang dari masyarakat ini atau itu percaya bahwa tindakan itu secara moral benar atau salah. Dengan kata lain, relativesme moral adalah pandangan bahwa tidak ada standar etis yang secara absolute benar dan yang diterapkan atau harus diterapkan terhadap perusahaan atau orang dari semua masyarakat. Di samping itu, relativisme percaya bahwa sesuatu kadang-kadang benar bagi orang atau perusahaan di suatu masyarakat tertentujika sesuai dengan standar moral mereka, dan salah bagi mereka jika melanggar standarmoral mereka. Teknologi dan Etika Bisnis
  • 29. Teknologi terdiri atas metode, proses, dan alat yang ditemukan manusia untuk memanipulasi lingkungan mereka. Sejauh yang tidak pernah direalisasikan dalam sejarah, bisnis kontemporer secara terus menerus dan radikal diubah oleh evolusi teknologi baru yang cepat yang memunculkan persoalan etis baru bagi bisnis. Bukan pertama kalinya bahwa teknologi baru mempunyai dampak revolusioner terhadap bisnis dan masyarakat. Beberapa ribu tahun yang lalu, selama masa yang disebut Revolusi Agrikultur, manusia mengembangkan teknologi pertanian yang memungkinkan mereka berhenti mengandalkan perburuan dan keuntungan berburu. Perkembangan Moral dan Penalaran Moral Kami telah mengatakan bahwa etika adalah studi tentang moralitas dan bahwa seseorang mulai menjalakan etika ketika dia mulai melihat standar moral yang telah diserap dari keluarga, gereja, teman, dan masyarakat dan mulai bertanya apakah standar itu rasional atau tidak rasional dan apakah standar itu menyatakan situasi dan isu-isu. Perkembangan Moral Kami kadangkala mengasumsikan bahwa nilai seseoarang dibentuk selama masa kanak- kanak dan tidak berubah itu. Kenyataannya, sebagian besar riset psikologi, juga pengalaman moral seseoarang, menunjukkan bahwa ketika seseoarang dewasa, mereka mengubah nilai mereka dengan cara yang sangat mendalam dan mendasar. Seperti kemampuan fisik orang, kemampuan emosional dan kognitif berkembang sejalan dengan usia mereka, demikian juga kemampuan mereka untuk menghadapiisu moral yang berkembang sepanjang hidup mereka. Ada banyak riset psikologi yang memperlihatkan bahwa pandangan moral seseorang kurang lebih berkembang seperti itu. Psikolog Lawrence Kohlberg, misalnya, yang mempelopori riset dalam bidang ini menyimpulkan berdasarkan riset selama lebih dari 20 tahun bahwa ada enam tingkatan yang teridentifikasi dalam perkembangan kemampuan moralseseoarang untuk berhadapan dengan isu-isu moral. Urutan enam tahapan dapat disimpulkan sebagai berikut: Level Satu: Tahap Prakonvensional Tahap Satu: Orientasi Hukuman dan Ketaatan Tahap Dua: Orientasi Instrumen dan Relativitas Level Dua: Tahap Konvensional Tahap Tiga: Orientasi Kesesuaiaan Interpersonal Tahap Empat: Orientasi Hukum dan Keteraturan Level Tiga: Tahap Postkonvensional, Otonom, atau Berprinsip Tahap Lima: Orientasi Kontrak Sosial
  • 30. Tahap Enam : Orientasi Prinsip Etis Universal Penalaran Moral Penalaran moral mengacu pada proses penalaran di mana perilaku, institusi, atau kebijakan dinilai sesuai atau melangggar standar moral. Penalaran moral selalu melibatkan dua komponen mendasar: (a) pemahaman yang telah dituntut, dilarang, dinilai atau disalahkan oleh standar moral yang masuk akal; dan (b) bukti atau informasi yang menunjukkan bahwa orang, kebijakan, isntitusi, atau perilaku tertentu mempunyai cirri-ciristandar moral yang menuntut, melarang, menilai atau menyalahkan. Secara skematis, penalaran moral atau etis biasanya mempunyai semacam struktur. Menganalisis Penalaran Moral Ada beragam kriteria yang digunakan para ahli etika untuk mengevaluasi kelayakan penalaran moral. Pertama dan terutama, penalaran moral harus logis. Analisis penalaran moral menuntut logika argumen yang digunakan untuk menyusun penilaian moral telah diteliti secara ketat, asumsi moral dan faktual yang tidak dikatakan telah dibuat secara eksplisit, dan baik asumsi maupun premis-premisnya diperlihatkan dan terbuka terhadap kritik. Kedua, bukti factual yang dikutip untuk mendukung penilaian harus akurat, relevan, dan lengkap. Misalnya, ilustrasi penalaran moral mengutip sejumlah statistik (“ Sementara orang Negro menyumbangkan 11% tenaga kerja negara, mereka mengisi 6% pekerjaan professional dan teknis Negara 3%...”) dan hubungan ( orang non kulit putihmenyumbangkan tenaga kerja murah yang memungkinkan orang lain hidup berkecukupan) yang tampaknya ada di Amerika. Ketiga, standar moral yang melibatkan penalaran moral seseorang harus konsisten. Standar- standar itu harus konsisten satu sama lain dan dengan standar dan keyakinan lain yang diyakini seseorang. Inkonsistensi antar standar moral seseorang dapat disingkap dan dikoreksi dengan mencermati situasi di mana standar moral tersebut menghadapi hal-hal yang bertentangan. Andaikan saya yakin bahwa (1) adalah salah tidak menaati majikan yang secara kontrak sudah saya setujui untuk ditaati, dan saya yakin bahwa (2) adalah salah membantu seseorang yang membahayakan keselamatan orang-orang tidak berdosa. 1.2 Argumen yang Mendukung dan yang Menentang Etika Bisnis Kami telah mendiskripsikan etika bisnis sebagai proses mengevaluasi secara rasional standar moral kita dan menerapkannya pada lingkup bisnis. Namun demikian, banyak orang mengajukan keberatan terhadap ide dasar penerapan standar moral dalam aktivitas bisnis.
  • 31. Tiga Keberatan atas Penerapan Etika ke dalam Bisnis Pertama, beberapa berpendapat bahwa di pasar bebas kompetitif yang sempurna, pencarian keuntungan dengan sendirinya menekan bahwa anggota masyarakat berfungsi dengan cara-cara yang paling menguntungkan secara social. Kedua, kadang argumen diajukan untuk menunjukkan bahwa manajer bisnis hendaknya berfokus mengejar keuntungan perusahaan mereka dan mengabaikan pertimbangan yang etis. Ketiga, argumen ditegakkan untuk menentang penerapan etika kedalam bisnis. Ada keberatan bahwa untuk menjadi etis cukuplah bagi orang – orang bisnis sekedar mentaati hokum: Etika bisnis pada dasarnya adalah mentaati hokum. Misalnya, ketika seorang akuntan diminta untuk mempersiapkan laporan etika bisnis untuk dewan direksi 7-Eleven Stores, laporannyatidak memasukkan pernyataan bahwa manajer took berusaha menyuap petugas pajak New York. Ketika ditanya mengapa usaha penyuapan tersebut tidak dimasukkan dalam laporan, dia menjawab bahwa dia tidak merasa kejadian itu tidak etis karena kejadian itu bukan illegal, yang menyiratkan bahwa tidak legal dan tidak etis itu sama saja. Kasus Etika dalam Bisnis Kita telah melihat beberapa argument yang mencoba mempertahankan bahwa etika hendaknya tidak diterapakan dalam bisnis dan ternyata mereka semua menginginkannya. Apakah ada yang dapat dikatakan untuk pendapat yang sebaliknya bahwa etika hendaknya diterapkan dalam bisnis? Salah satu cara berpendapat bahwa etika seharusnya diterapkan dalam bisnis dengan menunjukkan bahwa etika mengatur semua aktivitasmanusia yang disengaja; dank arena bisnis merupakan aktifitas manusia yang disengaja, etika hendaknya juga berperan dalam bisnis. Argumen lain untuk pandangan bahwa etika hendaknya menjadi bagian dari bisnis menunjukkan bahwa aktivitas bisnis, seperti aktivitas manusia lainnya, tidak dapat eksis kecuali orang yang terlibat dalam bisnis dan komunitas sekitarnya taat terhadap standar minimal etika. Cara persuasif lain berpendapat bahwa etika hendaknya diterapkan dalam bisnis adalah dengan menunjukkan bahwa pertimbangan etika konsisten dengan tujuan bisnis, khususnya dengan pencarian keuntungan. Ada banyak kesulitan dalam upaya memelajari perusahaan yang etis lebih menguntungkan daripada perusahaan yang tidak etis. Ada banyak cara yang berbeda mendefinisikan etis,banyak cara yang berbeda mengukur keuntungan, banyak cara yang berbeda untuk memutuskan tindakan siapa yang dianggap tindakan perusahaan, banyak factor
  • 32. yang berbeda yang memengaruhi keuntungan perusahaan, dan banyak dimensi yang berbeda yang dapat diperbandingkan dalam perusahaan. Disamping kesulitan-kesulitan tersebut, beberapa studi telah meneliti apakah profitabilitas berkorelasi dengan perilaku etis, hasilnya berkombinasi. Apakah ada alasan lain untuk berpikir bahwa etika hendaknya diterapkan dalam bisnis? Coba pertimbangan argumen yang didasarkan pada dilema seorang tahanan. Dilema sang napi merupakan situasi di mana dua pihak masing-masing dihadapkan pada sebuah pilihan diantara dua opsi: Bekerja sama dengan pihak lain atau tidak. Jika kedua belah pihak bekerja sama, mereka akan mendapatkan keuntungan. Cerita yang dinamakan dilema tahanan ini merupakan ilustrasi yang bagus tentang dilema. 1.3 Tanggung Jawab dan Kesalahan Moral Mulai sekarang,diskusi kita berfokus pada penilaian tentang benar dan salah dan tentang baik dan jahat. Penalaran moral, dengan demikian, kadang diarahkan kepada jenis penilaianyang berkaitan namun berbeda: menentukan apakah seseorang bertanggung jawab atau dapat disalahkan karena melakukan sesuatu yang salah atau merugikan orang lain. Penilaian tentang tanggung jawab moral seseorang atau kerugian yang ditimbulkannya merupakan penilaian tentang sejauh mana seseoarang pantas disalahkan atau dihukum, atau harus membayar ganti rugi kepada pihak yang dirugikan. Misalnya, jika seorang majikan dengan sengaja merugikan kesehatan karyawannya, kita akan menilai majikan itu bertanggung jawab secara moral terhadap mereka yang dirugikan. Kita dapat mengatakan bahwa majikan disalahkan karena kerugian itu dan mungkin pantas mendapatkan hukuman dan memberikan kompensasi kepada korban. Tanggung Jawab Korporasi Di dalam korporasi modern, tanggung jawab atas tindakan korporasi sering didistribusikan kepada sejumlah pihak yang bekerja sama. Misalnya, sebuah tim manajer mendesain sebuah mobil, tim lain mengujinya, dan tim ketiga membuatnya, satu orang member perintah, member saranatau memastikan sesuatu, yang lainnya melaksanakan perintah, saran dan kepastian tersebut satu kelompok membohongi pembeli dan kelompok lainnya tahu namun diam-diam menikmati keuntungannya, satu orang menunjukkan caranya dan orang yang lain melaksanakannya, satu kelompok melakukan kesalahan dan kelompok lainnya menyembunyikan kesalahan itu. Variasi kerja sama itu tanpa ujung. Tanggung Jawab Bawahan
  • 33. Dalam sebuah korporasi, karyawan sering bertindak berdasarkan perintah atasan mereka. Korporasi biasanya memiliki struktur otoritas hierarkis di mana perintah dan arahan berlangsung dari struktur yang lebih tinggi ke beragam agen pada level yang lebih rendah. Seorang wakil direktur mengatakan kepada beberapa manajer madya bahwa mereka harus mencapai tujuan produksi tertentu dan para manajer menengah berusaha untuk mencapainya. Siapakah yang secara moral bertanggung jawab ketika seorang atasan memerintahkan bawahannya untuk melaksanakan tindakan yang mereka ketahui salah? Orang berpendapat bahwa ketika seorang bawahan bertindak sesuai dengan perintah atasannya yang sah, dia dibebaskan dari tanggung jawab atas tindakan yang keliru, bahkan jika bawahan adalah agen yang melakukannya. Misalnya, para manajer pabrik semikonduktor nasional memerintahkan karyawannya untuk menulis laporan pemerintah yang secara bohong menyatakan bahwa komponen komputer tertentu yang dijual kepada pemerintah menjalani uji kelayakan. BAB 2 PRINSIP – PRINSIP ETIS DALAM BISNIS 2.1 Utilitarianisme: Menimbang Biaya dan Keuntungan Sosial Pendekatan ini kadang disebut pendekatan konsekuensialis dan kadang disebut juga pendekatan utilitarian. Untuk melihat lebih dekat pada pendekatan ini, mari kita memelajari sebuah situasi dimana pendekatan ini menjadi pertimbangan dasar dalam membuat sebuah keputusan bisnis yang memiliki pengaruh dramastis pada kehidupan banyak orang. Pada awal tahun 1960-an, posisi Ford di pasar mobil mengalami penurunan besar akibat persaingan dari produsen mobil luar negeri, khususnya dari perusahaan-perusahaan Jepang yang memproduksi mobil-mobil kecil dan hemat bahan bakar. Lee Iaccoca, direktur Ford waktu itu, berusaha mati-matian untuk memperoleh kembali pangsa pasar mobil. Strateginya difokuskan pada proses desain, pemanufakturan, dan penjualan yang cepat atas mobil baru,‟Pinto‟. Pinto adalah adalah sebuah mobil murah dengan berat kurang dari 2000 pon, dan harganya tidak lebih dari $2000, serta dipasarkan dalam waktu 2 tahun ( tidak 4 tahun seperti biasanya). Namun manajer Ford memutuskan untuk tetap memproduksi Pinto karena beberapa alas an. Pertama, desain mobil ini memenuhi semua standar hukum dan peraturan
  • 34. pemerintah. Pada saat itu, peraturan pemerintah mensyaratkanagar tangki bahan bakar tetap dalam keadaan utuh meskipun mobil ditabrak dari belakang dengan kecepatan kurang dari 20 mil per jam. Kedua, manajer Ford merasa bahwa mobil ini memiliki tingkat keamanan yang sebanding dengan mobil-mobil yang diproduksi perusahaan lain. Ketiga, menurut studi biaya- keuntungan internal yang dilakukan oleh Ford, biaya modifikasi Pinto tidak bisa ditutupi oleh keuntungan yang diraih. Studi tersebut menunjukkan bahwa modifikasi tangki bahan bakar untuk 12,5 juta mobil yang akan diproduksi adalah $137 juta, dengan biaya $11 per mobil: Biaya: $ 11 x $ 12,5 juta mobil = $ 137 juta. Namun demikian, data-data statistic menunjukkan bahwa modifikasi tersebut akan mampu mencegah 180 kematian akibat terbakar, 180 korban luka berat, dan 2100 kendaraan yang terbakar. Pada saat itu, pemerintah secara resmi memperkirakan nilai nyawa mausia sebesar $200.000, perusahaan asuransi memberikan nilai kerugian akibat luka bakar serius sebesar $67.000, dan nilai rata-rata untuk mobil kecil adalah $700. Jadi, menurut perhitungan, keuntungan dari modifikasi dalam kaitannya dengan pencegahan kerugian adalah sebesar $49,15 juta: Keuntungan: (180 kematian x $200) + (180 korban luka x $67.000) + (2.100 kendaraan x $700) = $49,15 juta Jadi, modifikasi yang akhirnya membebankan biaya pada konsumen sebesar $137 (karena biaya modifikasi ditambahkan pada harga mobil) hanya mampu mencegah kerugian konsumen senilai $49,15 juta. Tidak benar, menurut hasil studi tersebut, bila kita membuang uang masyarakat sebanyak $ 137 juta untuk memperoleh keuntungan senilai hanya $49,15 juta. Utilitarianisme Tradisional Secara singkat, prinsip utilitarian menyatakan bahwa: Suatu tindakan dianggap benar dari sudut pandang etis jika dan hanya jika jumlah total utilitas yang dihasilkan dari tindakan tersebut lebih besar dari jumlah utilitas total yang dihasilkan oleh tindakan lain yang dapat dilakukan. Masalah Pengukuran Satu rangkaian masalah dalam kaitannya dengan utilitarianisme terfokus pada hambatan- hambatan yang dihadapi saat menilai atau mengukur utilitas. Salah satunya adalah bagaimana nilai utilitas dari berbagai tindakan yang berbeda pada orang-orang yang berbeda dapat diukur dan diperbandingkan seperti yang dinyatakan dalam utilitarianisme? Misalkan saya dan Anda sama-sama menikmati pekerjaan; Bagaimana kita bisa menentukan apakah utilitas
  • 35. yang Anda peroleh dari suatu pekerjaan lebih besar atau lebih kecil dibandingkan utilitas yang saya peroleh? Setiap orang mungkin merasa yakin bahwa dia bisa memperoleh keuntungan paling besar dari suatu pekerjaan, namun karena kita tidak dapat menjadi orang lain, maka penilaian ini tidak memiliki dasar objektif. Tanggapan Utilitarian Terhadap Masalah Penilaian Para pendukung utilitarianisme memberikan sejumlah tanggapan untuk menghadapi keberatan-keberatan yang muncul. Pertama, kaum utilitarian menyatakan bahwa, meskipun utilitarianisme idealnya masyarakat penilaian-penilaian yang akurat dan dapat dikuantifikasikan atas biaya dan keuntungan, namun persyaratan ini dapat diperlonggar jika penilaian seperti itu tidak dapat dilakukan. Masalah Hak dan Keadilan Hambatan utama utilitarianisme, menurut beberapa kritikus adalah prinsip tersebut tidak mampu menghadapi dua jenis permasalahan moral: masalah yang berkaitan dengan hak dan yang berkaitan dengan keadilan. Ada beberapa contoh yang dapat dipakai untuk menggambarkan kritik-kritik yang diajukan pada pandangan utilitarian. Pertama, misalkan saja paman Anda menderita penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan menyakitkan dan dia merasa sangat tidak bahagia namun juga tidak ingin mati. Kedua, utilitarianisme juga bisa salah, menurut para kritikus, apabila diterapkan pada situasi-situasi yang berkaitan dengan keadilan sosial. Sebagai contoh, misalkan upah subsistensi memaksa sekelompokpekerja pendatang untuk tetap melaksanakan pekerjaan yang paling tidak diinginkan dalam bidang pertanian dalam sebuah perekonomian, namun menghasilkan tingkat kepuasan yang sangat tinggi bagi mayoritas masyarakat karena kelompak mayoritas tersebut menikmati barang-barang produksi hasil pertanian yang murah dn memungkinkan mereka untuk memenuhi keinginan-keinginan lain. Tanggapan Utilitarian Terhadap Pertimbangan Hak dan Keadilan Untuk menangani keberatan dalam contoh-contoh yang diajukan oleh para kritikus utilitarianisme tradisioanl, kaum utilitarian mengajukan satu versi utilitarianisme alternative yang cukup penting dan berpengaruh, yang disebut rule- utilitarianism (peraturan utilitarianisme). Strategi dasar dari rule-utilitarian adalah membatasi analisis utilitarian hanya pada evaluasi atas peraturan-peraturan moral. Menurut rule-utilitarian, saat menentukan apakah suatu tindakan dianggap etis, kita tidak perlu mempertanyakan apakah tindakan tersebut akan memberikan nilai utilitas paling besar. Sebaliknya, kita perlu mempertanyakan
  • 36. apakah tindakan tersebut diwajibkan oleh peraturan moral yang harus dipatuhi oleh semua orang. Jika benar, maka kita perlu melakukannya. Jadi, teori rule-utilitarian memiliki dua bagian yang dapat kita ringkas dalam dua prinsip berikut: I. Suatu tindakan dianggap benar dari sudut pandang etis jika dan hanya jika tindakan tersebut dinyatakan dalam peraturan moral yang benar. II. Sebuah peraturan moral dikatakan benar jika dan hanya jika jumlah utilitas total yang dihasilkannya; jika semua orang yang mengikuti peraturan tersebut lebih besar dari jumlah utilitas total yang diperoleh; jika semua orang mengikuti peraturan moral alternative lainnnya. 2.1 Hak dan Kewajiban Pada bulan April 2000, para eksekutif Microsoft, perusahaan perangkat lunak terbesar di dunia, dihadapkan pada sekelompok pemegang saham yang merasa prihatin dengan operasi perusahaan di Cina dan meminta para pemegang saham lainnya untuk mendesak Microsoft agar lebih menghormati hak-hak asasi manusia. Pada tahun 1999, U.S. State Departement melaporkan bahwa catatan HAM Cina semakin memburuk pada tahun 1988 dan bahwa pemerintah terus menekan hak pekerja dan tenaga kerja paksa tetap menjadi masalah. Sebelumnya, pada tahun 1994, Kementerian Tenaga Kerja Cina mengeluarkan Peraturan Penanganan Tenaga Kerja di Perusahaan Asing yang mencakup sejumlah hak. Peraturan- peraturan ini mengakui hak pekerja untuk melakukan tawar menawar secara kolektif, tapi hanya melalui serikat pekerja yang pembentukannya disetujui oleh pemerintah Cina. Jika lebih dari separuh pemegang saham yang mendukungnya, maka perusahaan wajib menerapkan prinsip-prinsip hak asasi manusia berikut ini: 1. Tidak ada barang atau produk dari fasilitas perusahaan atau pemasok yang dihasilkan dengan menggunakan tenaga kerja terikat, tenaga kerja paksa di kampong penjara, atau sebagai bagian dari program pembentukan kembali atau pendidikan kembali melalui kerja. 2. Fasilitas dan pemasok wajib memberikan upah yang mampu memenuhi kebutuhan- kebutuhan dasar para pekerja, dan juga jam kerja yang adil dan layak. 3. Fasilitas dan pemasok berkewajiban melarang penggunaan hukuman badan serta perlakuan kasar secara fisik, verbal, ataupun pelecehan seksual terhadap pekerja. 4. Fasilitas dan pemasok boleh menggunakan metode yang tidak berpengaruh negative terhadap keamanan kerja dan kesehatan para pekerja. 5. Fasilitas dan pemasok tidak boleh meminta bantuan polisi atau militer untuk mencegah pekerja melakukan hak-hak mereka.
  • 37. Konsep Hak Secara umum, hak adalah klaim atau kepemilikan individu atau sesuatu. Seseorang dikatakan memiliki hak jika dia memiliki klaim untuk melakukan tindakan dalam suatu cara tertentu atau jika orang lain berkewajiban melakukan tindakan dalam suatu cara tertentu kepadanya. Hak juga berasal dari sistem standar moral yang tidak bergantung pada sistem hokum tertentu. Hak untuk bekerja, misalnya, tidak dijamin dalam Konstitusi Amerika, namun banyak yang menyatakan bahwa ini adalah hak yang dimiliki oleh semua manusia. Hak merupakan sebuah sarana atau cara yang penting dan bertujuan agar memungkinkan Individu untuk memilih dengan bebas apa pun kepentingan atau aktivitas mereka dan melindungi pilihan-pilihan mereka. Hak Negatif dan Positif Sejumlah hak yang disebut hak negative dapat digambarkan dari fakta bahwa hak-hak yang termasuk di dalamnya dapat didefinisikan sepenuhnya dalam kaitannya dengan kewajiban orang lain untuk tidak ikut campur dalam aktivitas-aktivitas tertentu dari orang yang memiliki hak tersebut. Contohnya, jika saya memiliki hak privasi, ini berarti semua orang, termasuk atasan saya, berkewajiban tidak ikut campur dalam urusan atau aktivitas- aktivitas pribadi saya. Sebaliknya, hak positif tidak hanya memberikan kewajiban negative, namun juga mengimplikasikan bahwa pihak lain (tidak selalu jelas siapa mereka) memiliki kewajiban positif pada si pemilik hak untuk memberikan apa yang dia perlukan untuk dengan bebas mencari atau mengejar kepentingan-kepentingannya. Contohnya, jika saya punya hak untuk memperoleh kehidupan yang layak, maka ini tidak hanya berarti orang lain tidak boleh ikut campur namun juga berarti jika saya tidak bisa memperoleh penghasilan yang layak, maka harus ada pihak lain (mungkin pemerintah) yang wajib memberikan pekerjaan dengan penghasilan yang layak. Hak dan Kewajiban Kontraktual Hak dan Kewajiban kontraktual (kadang disebut juga hak dan kewajiban khusus atau tugas khusus) adalah hak terbatas dan kewajiban korelatif yang muncul saat seseorang membuat perjanjian dengan orang lain. Contohnya, jika saya setuju untuk melakukan sesuatu bagi Anda, maka Anda berhak atas apa yang saya lakukan: Anda memperoleh hak kontraktual atas apapun yang saya janjikan, dan saya memiliki kewajiban kontraktual untuk melaksanakan sesuatu seperti yang saya janjikan.
  • 38. Aturan-aturan etis apa yang membatasi perjanjian kontrak? Sistem peraturan yang mendasari hak dan kewajiban kontraktual secara umum diinterpretasikan mencakup sejumlah batasan moral: 1. Kedua belah pihak dalam kontrak harus memahami sepenuhnya sifat dari perjanjian yang mereka buat. 2. Kedua belah pihak dilarang mengubah fakta paerjanjian kontraktual dengan sengaja. 3. Kedua belah pihak dalam kontrak tidak boleh menandatangani perjanjian karena paksaan atau ancaman. 4. Perjanjian kontrak tidak boleh mewajibkan kedua belah pihak untuk melakukan tindakan-tindakan yang amoral. 2.3 Keadilan dan Kesamaan Pertentangan antar individu dalam bisnis sering dikaitkan dengan masalah keadilan dan kewajaran/kesamaan. Hal ini terjadi, saat seseorang menuduh orang lain melakukan diskriminasi terhadapnya, menunjukkan sikap berat sebelah, atau tidak memperoleh bagian yang wajar/sama dari beban yang ditanggungnya dalam suatu perjanjian kerja sama. Penyelesaian masalah seperti ini kerap kali mengharuskan kita membandingkan dan menimbang klaim-klaim yang saling bertentangan dari masing-masing pihak serta mencari keseimbangannya. Keadilan dan kewajaran pada dasarnya bersifat kooperatif. Keadilan Distributif Masalah-masalah tentang keadilan distributive muncul bila ada orang-orang tertentu yang memiliki perbedaan klaim atas keuntungan dan beban dalam masyarakat, dan semua klaim mereka tidak bisa dipenuhi. Contoh kasus utamanya adalah saat terjadi kelangkaan misalnya, pekerjaan, makanan, perumahan, perawatan kesehatan, penghasilan, dan kesehatan bila dibandingkan dengan jumlah individu yang membutuhkannya. 2.4 Etika Memberi Perhatian Parsialitas dan Perhatian Pendekatan-pendekatan etika yang telah kita lihat semuanya mengasumsikan bahwa etika haruslah imparsial dan dengan demikian semua hubungan khusus antara seseorang dengan individu tertentu, misalnya anggota keluarga, teman, atau pegawai, harus dikesampingkan saat menentukan apa yang harus dia lakukan. Dalam hal ini, etika perhatian menekankan pada dua persyaratan moral: 1. Kita hidup dalam suatu rangkaian hubungan dan wajib mempertahankan serta mengembangkan hubungan yang konkret dan bernilai dengan orang lain.
  • 39. 2. Kita memberikan perhatian khusus pada orang-orang yang menjalin hubungan baik dengan kita dengan cara memerhatikan kebutuhan, nilai, keinginan, dan keberadaan mereka dari perspektif pribadi mereka sendiri, dan dengan memberikan tanggapan secara positif pada kebutuhan, nilai, keinginan, dan keberadaan orang-orang yang membutuhkan dan bergantung pada perhatian kita/. 2.5 Memadukan Utilitas, Hak, Keadilan, dan Perhatian Dalam tiga bagian terakhir kita telah membahas empat jenis standar moral yang saat ini menjadi dasar dari sebagian besar penilaian moral kita serta yang mendorong kita untuk memasukkan sejumlah pertimbangan yang berbeda dalam penalaran moral kita. Standar utilitarian wajib digunakan saat kita tidak memiliki sumber daya yang mampu memenuhi tujjuan atau kebutuhan semua orang, dimana kita didorong untuk mempertimbangkan keuntungan dan biaya social dari suatu tindakan (atau kebijakan atau institusi) dalam mncapai tujuan-tujuan tertentu. Penilaian moral kita sebagian juga didasarkan pada standar-standar yang menunjukkan bagaimana individu harus diperlakukan atau dihargai. Jenis standar moral ini wajib kita gunakan bila tindakan dan kebijakan yang akan kita akan ambil sangat berpengaruh pada kesejahteraan dan kebebasan mereka. Penalaran moral semacam ini mencakup pertimbangan tentang apakah suatu perilaku dianggap menghargai hak asasi individu yang bersangkutan dan apakah perilaku tersebut konsisten dengan kewajiban-kewajiban yang kita terima secara sukarela dalam perjanjian. 2.6 Prinsip Moral Alternatif : Etika Kebaikan Kebaikan moral merupakan sebuah kecenderungan yang dinilai sebagai bagian dari karakter manusia yang secara moral baik dan ditunjukkan dalam kebiasaan dan perilakunya, seseorang dikatakan memiliki kebaikan moral bila dia berperilaku dengan penalaran, perasaan, dan keinginan-keinginan yang menjadi karakteristik dari seseorang yang secara moral baik. Kejujuran, misalnya, dinilai sebagai suatu cirri karakter dari seorang yang secara moral baik. Seseorang dikatakan jujur bila dia biasa mengatakan kebenaran dan melakukannya karena dia percaya bahwa mengatakan kebenaran adalah tindakan yang baik, merasa senang saat dia mengatakan kebenaran, dan merasa gelisah saat berbohong, dan selalu ingin mengatakan kebenaran demi kebenaran itu sendiri dan arti pentingnya dalam komunikasi manusia. 2.7 Moralitas dalam Konteks Internasional Dalam Bab I kita telah mencatat bahwa perusahaan-perusahaan multinasional menjalankan operasi di Negara-negara yang peraturan hukum, adat kebiasaan, tingkat perkembangan dan pemahaman budayanya kadang sangat berbeda dengan Negara asal. Perbedaan-perbedaan ini,
  • 40. menurut kami, bukan merupakan pembenaran yang memadai bagi teori relativisme etis. Bagaimana prinsip-prinsip moral utilitarian, hak, keadilan, dan perhatian diterapkan di Negara-negara lain yang dalam banyak hal berbeda jauh dari kita? Sebagai contoh, hokum dan peraturan pemerintah yang berlaku di Amerika, menurut para manajer di Dow Chemical Company, sangat berbeda dengan yang ada ada di Meksiko dan Negara-negara lain. Masalah standar keselamatan kerja dan pengamanan dalam menangani bahan-bahan beracun dan bahaya lain sangat eksplisit dan ketat di Amerika, sementara di Meksiko masih samar, longgar atau bahkan tidak ada sama sekali. BAB 3 SISTEM BISNIS Perekonomian Amerika selama deKade-dekade abad ke-20 mengalami sejumlah guncangan berat, karena menurunnya kemampuan bersaing dengan Negara-Negara lain dalam pasar- pasar penting. Dampak yang terjadi termasuk penurunan produktivitas (misalnya : dalam industry tekstil, mobil, dan baja), angka penganguran tinggi, kenaikan persaingan internasional (khususnya dari jepang). Tantangan-tantangan terhadap perekonomian internasional amerika memunculkan pedebatan nasional tentang kebutuhan akan “kebijakn industry baru” yang mampu memperkuat industry domestic agar dapat bersaing dengan baik di luar negeri. Kontroversi seputar “kebijakan industry” hanyalah salah satu dari episode besar perdebatan tentang sistem bisnis Amerika yang telah berlangsung selama berabad-abad. Menganalisa argument-argumen pasar bebas dan pemerintah berarti kita menganalisis apa yang disebut oleh para sosiolog sebagai ideologi.Ideologi adalah sebuah sistem keyakinan normatif yang dimiliki para anggota kelompok sosial tertentu. Sistem Pasar VS Sistem Perintah Pasar bertujuan menyelesaikan masalah-masalah ekonomi dasar yang dihadapai semua masyarakat : mengoordinasi berbagai aktivitas ekonomi dari para anggota masyarakat. Alternatif sistem perintah ini adalah sistem “pasar bebas” adalah semua perusahaan yang masing-masing dimiliki oleh individu yang berbeda dan mencari keuntungan dengan cara yang berbeda membuat keputusan atas apa yang akan mereka produksi dan bagaimana memproduksinya. Dalam system pasar bebas murni, tidak ada batasan apapun yang bisa dimiliki seseorang dan apa yang boleh dilakukan dengan property yang dimilikinya, atau apa saja
  • 41. pertukaran yang boleh dilakukannya. Berikut ini adalah beberapa pendapat mengenai argumen sistem pasar : 1. Pasar Bebas dan Hak Menurut John Locke Salah satu pernyataan yang mendukung system pasar tak teregulasi adalah manusia memiliki “hak-hak alami” tertentu yang hanya dapat dipertahankan melalui sistem pasar bebas. Dua hak alami yang dilindungi system pasar bebas adalah hak atas kebebasan dan hak atas property pribadi. Menurut Locke, hukum alam “mengajarkan” setiap manusia bahwa memiliki hak atas kebebasan, dengan demikian “tidak ada seoarng pun boleh dilepaskan dari keadaan alami ini dan tunduk pada kekuasaan politik orang lain tanpa persetujuan. Kritik atas hak Locke Para kritikus atas pandangan locke tentang pasar bebas memfokuskan argument mereka pada empat kelemahan utama pandangan Locke : a. Asumsi bahwa individu memiliki “hak alami” seperti yang dinyatakan oleh Locke. b. Konflik antara hak negative dan hak positif c. Konflik antara hak menurut Locke dengan prinsip-prinsip keadilan d. Asumsi individualistik yang dibuat Locke serta konfliknya dengan kewajiban untuk memberikan perhatian. 2. Utilitas Pasar Bebas Menurut Adam Smith Menurut Adam Smith (1723-1790), sang “bapak ekonomi modern” adalah pencetus argument utilitarian pasar bebas. Menurut smith, saat individu dibiarkan bebas mencari kepentingannya sendiri di pasar bebas, mereka akan diarahkan menuju kesejahteraan public oleh sebuah “Tangan Tak Terlihat”. Tangan tak terlihat ini tentu saja adalah Persaingan Pasar. 3. Utilitas Survival of the Fittest Menurut Darwinisme Sosial Para pendukung Darwin abad ke-19 menambahkan warna baru bagi justifikasi utilitarian atas pasar bebas denagn menyatakan bahwa pasar bebas memberikan akibat-akibat menguntungkan lebih dari yang ditunjukan oleh Adam Smith. Doktrin Darwinisme sosial dibentuk dari nama Charles Darwin (1809-1882), yang menyatakan bahwa berbagai spesies makhluk hidup berkembang akibat proses lingkungan yang mendukung kelangsungan hidup spesies tertentu dan menghancurkan yang lain: “Kelangsungan hidup dari beberapa spesies yang kuat dan punahnya spesies-spesies yang lemah, saya sebut sebagai seleksi alam atau kelangsungan hidup dari mereka yang terkuat(survival of the fittest). Faktor-faktor lingkungan yang menciptakan survival of the fittest ini adalah Tekanan kompetitif dalam dunia binatang. Akibat dari persaingan itu adalah mempertahankan kelangsungan hidup, Kata
  • 42. Darwin, spesies secara bertahap mengalami perubahan karena yang paling kuat bertahan dan menurunkan karakteristik-karakteristik unggul mereka pada keturunan mereka. Hasil Dari Analisa Perdebatan antara pihak-pihak yang menentang dan mendukung pasar bebas, intervensi pemerintah dan kepemilikan pribadi masih terus berlangsung. Pada kenyataannya, perdebatan tersebut juga dipicu oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi. Sejumlah pihak menyatakan bahwa runtuhnya sejumlah pemerintah komunis menunjukkan bahwa kapitalisme, dengan penekanannya pada pasar bebas adalah pemenangnya. Namun para pengamat lain menyatakan bahwa munculnya kekuatan-kekuatan ekonomi baru seperti Jepang menunjukkan bahwa pasar bebas bukan saja merupakan kunci menunjukan kemakmuran. Perpaduan antara peraturan pemerintah, pasar bebas parsial, dan kepemilikan pribadi terbatas adalah apa yang umumnya disebut ekonomi campuran. Pada dasarnya, ekonomi campuran mempertahankan system pasar dan kepemilikan pribadi namun sekaligus bergantung pada kebijakan pemerintah untuk mengatasi kekurangan-kekurangannya. Untung rugi penerapan ekonomi campuran juga tetap menjadi perdebatan yang berlangsung seputar konsep pasar bebas, kepemilikan pribadi, dan intervensi pemerintah. Dengan demikian, petumbuhan produktivitas Amerika relative tertinggal sampai pertengahan tahun 1990an, saat mengalami cukup besar. Tanggapan Para pendukung system pasar bebas umumnya menjawab kritik bahwa pasar bebas menciptakan ketidak adilan dengan menjawab : kritik tersebut salah mengasumsikan tentang keadilan yang hanya berarti kesamaan atau distribusi menurut kebutuhan. Namun ada juga yang menyatakan bahwa keadilan dapat diberi satu arti yang jelas, keadilan sesungguhnya berarti distribusi berdasarkan kontribusi (sumbangan). BAB 4 ETIKA DI PASAR Pasar adalah Sebuah forum dimana orang-orang berkumpul dengan tujuan untuk mempertukaran kepemilikan barang atau uang. Pasar bisa berukuran kecil dan sangat sementara (dua orang sahabat yang saling mempertukaran baju bisa dilihat sebagai tindakan yang menciptakan pasar sementara) atau sangat besar dan relatife permanen (pasar minyak mencakup sejumlah benua dan telah beroperasi selama beberapa dekade).
  • 43. Pasar bebas persaingan sempurna adalah Pasar dimana tidak ada pembeli atau penjual yang memiliki kekuatan cukup signifikan untuk mampu mempengaruhi harga barang-barang yang dipertukarkan. Pasar bebas dengan persaingan sempurna memiliki tujuh karakteristik berikut ini : 1. Jumlah pembeli dan penjual relative banyak, dan tidak ada seorang pun yang memiliki pangsa yang relatife substansial. 2. Semua pembeli dan penjual bebas masuk atau meninggalkan pasar. 3. Setiap pembeli dan penjual mengetahui sepenuhnya apa yang dilakukan oleh pembeli dan penjual lainnya, termasuk informasi tentang harga, jumlah, dan kualitas semua barang yang diperjualbelikan. 4. Barang-barang yang dijual dipasar sangat mirip satu sama lain sehingga tidak ada seorang pun yang peduli darimana mereka atau menjualnya. 5. Biaya dan keuntungan memproduksi atau menggunakan barang-barang yang dipertukarkan sepenuhnya ditanggung pihak-pihak yang membeli dan menjual barng-barang tersebut, bukan oleh pihak lain. 6. Semua pembeli dan penjual adalah “pemaksimal” utilitas : semuanya berusaha untuk memperoleh sebanyak-banyaknya dengan membayar sesedikit mungkin. 7. Tidak ada pihak luar (misal pemerintah) yang mengatur harga, kuantitas, atau kualitas dari barang-barang yang diperjual belikan. Etika dan Pasar Kompetitif Sempurna Pasar bebas kompetitif sempurna mencakup kekuatan-kekuatan yang mendorong pembeli dan penjual menuju apa yang disebut titik keseimbangan. Dalam hal ini pasar dikatakan mampu mencapai tiga moral utama ; a. Mendorong pembeli dan penjual mempertukarkan barang dalam cara yang adil. b. Memaksimalkan utilitas pembeli dan penjual dengan mendorong mereka mengalokasikan, menggunakan, dan mendistribusikan barang-barang dengan efisiensi sempurna. c. Mencapai tujuan-tujuan tersebut dengan suatu cara yang menghargai hak pembeli dan penjual untuk melakukan pertukaran secara bebas. Untuk memahami aspek dari pasa kompetitif sempurna, kita perlu mempertimbangkan apa yang terjadi dalam pasar, namun dalam suatu system perekonomian yang terdiri dari suatu system dari banyak pasar. Sistem pasar dikatakan efisiensi sempurna jika semua barang dalam semua pasar dialokasikan, digunakan dan didistribusikan dengan suatu cara yang