SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
Hari Yansyah Akil
55118110175
MM Mercu Buana
Environmental philosophy
Krisis lingkungan yang terjadi saat ini tidak terlepas dari pengaruh modus demografi
(pertumbuhan penduduk) yang terus mengalami peningkatan setiap tahun. Akibatnya terjadilah
perebutan lahan untuk melanjutkan proses kehidupan. Lingkungan kemudian dipandang
sebagai marketplace atau pasar yang mana didalamnya terjadi proses transaksi kekuasaan
terhadap lingkungan. Memang ada juga identitas “green” sebagaimana yang ditulis oleh Eder
sebagai simbol dalam masyarakat modern, yang dapat digabungkan pada filsafat lingkungan
(Buhr & Reiter, 2006: 4). Tetapi jika ditelusuri lebih jauh sebenarnya identitas green ini
merupakan simbol untuk melanggengkan para kapitalis dalam mengakumulasi modal dari
lingkungan.
Ada tiga gelombang menurut Elkington yaitu: Gelombang pertama yang ditandai oleh
puncaknya pada tahun 1970 sebagai hari bumi. Pada gelombang pertama ini, dampak lingkungan
harus dibatasi. Hal ini kemudian memicu dan mencurahkan hati para legislasi dan pebisnis.
Gelombang kedua dengan puncaknya pada hari bumi tahun 1990 ditandai oleh adanya kesadaran
akan proses produksi dan teknologi baru sangat dibutuhkan dan juga adanya kebutuhan terhadap
pemimpin dalam dunia bisnis terutama untuk kepentingan kompetisi. Gelombang ketiga dimulai
pada tahun 1990 menilai bahwa pembangunan berkelanjutan membutuhkan perubahan yang
mendalam dalam perusahaan pemerintah dan peningkatan peran pemerintah dan masyarakat
sipil.
Sedangkan Eder (1996) mendeskripsikan tentang tiga fase yaitu: pada fase pertama melukiskan
tentang ketidakcocokan antara ekologi dan ekonomi yang ditandai oleh masalah lingkungan.
Fase kedua terjadi ketika pendekatan aturan didominasi oleh aksi lingkungan dan ceramah.
Sedangkan fase ketiga muncul di pertengahan tahun 1990-an yaitu adanya normalisasi budaya
dalam persoalan lingkungan dan integrasi yang terpola sebagai dasar pemikiran ideologis. Eder
Hari Yansyah Akil
55118110175
MM Mercu Buana
melihat lingkungan kontemporer sebagai titik balik dalam evolusi budaya modernitas yang
menyediakan budaya baru dengan berorientasi kepada industrialisme serta perubahan sifat politik
dengan menciptakan politik alam.
Dalam beberapa tulisannya, Eder juga menuliskan tentang pengalihan wacana lingkungan
sebagai ideologi politik. Ideologi politik ini yang kemudian melegitimasi orang untuk
mendominasi dan menguasai lingkungan. Kedudukan lingkungan di sini dikaitkan dengan pasar
dimana terjadi proses dominasi di dalamnya dalam wujud ideologi. Faktor kepemilikan identitas
“hijau” telah menjadi simbol sentral dalam masyarakat modern.
Filosofi Lingkungan
Filosofi mengenai lingkungan tidak terlepas dari filsafat tradisional yang membedakan teori
konsekuensial (teleologis) seperti utilitarianisme dan teori non-konsekuensial (deontologis) yang
berbasis pada filosofi hak. Filosofi lingkungan itu sendiri terdiri dari: antroposentris (berpusat
pada manusia) dan ekosentris (berpusat pada alam). Pendekatan antroposentrisme mengacu pada
pandangan terhadap alam sebagai sebuah instrumental guna mendapatkan modal (ekonomi).
Dalam pendekatan ini individu memiliki kebebasan penuh dan pemerintah berperan dalam
melindungi hak-hak mereka. Pada intinya, manusia adalah pusat segalanya sehingga memiliki
dominasi yang kuat terhadap alam karena selalu berorientasi pada kepentingan pasar. Sedangkan
pendekatan ekosentrisme itu sendiri lebih holistik yang selalu memperhatikan kesejahteraan
hutan (lingkungan) ketika hendak mengambil suatu keputusan. Selanjutnya, Gery et al (1996)
mengklasifikasikan tentang cara dari kelompok-kelompok yang berbeda dalam membayangkan
hubungan organisasi dan masyarakat, yaitu:
1. Kapitalis Murni: pandangan dominan dalam akuntansi dan keuangan salah satunya adalah
tanggung jawab korporasi untuk membuat uang bagi para pemegang saham.
Hari Yansyah Akil
55118110175
MM Mercu Buana
2. Bijaksana: orang-orang yang memiliki pandangan jangka panjang yang menyadari bahwa
kesejahteraan ekonomi dan stabilitas hanya dapat dicapai melalui proses tanggung jawab sosial.
3. Pendukung kontrak sosial: sikap perusahaan dan organisasi lain terhadap masyarakat sebagai
suatu bentuk tanggung jawab sosial.
4. Ekologi sosial: mereka yang peduli terhadap lingkungan sosial dan merasa bahwa karena
organisasi yang besar telah berpengaruh dalam menciptakan masalah sosial dan lingkungan
sehingga mereka juga harus membantu memberantasi masalah tersebut.
5. Sosialis: adalah mereka yang merasa harus ada penyesuaian yang signifikan dalam
kepemilikan dan penataan masyarakat.
6. Feminis radikal: mereka yang merasa bahwa ada sesuatu yang pada dasarnya salah dengan
konstruksi maskulin agresif yang memandu sistem sosial kita dan bahwa ada kebutuhan untuk
nilai-nilai yang lebih feminin seperti cinta, kasih sayang dan kerja sama.
7. Ekologi yang mendalam: yang memandang bahwa manusia memiliki hak yang lebih besar
untuk eksistensi daripada bentuk lain dari kehidupan. Sikap organisasi-masyarakat ini dapat
dipisahkan menjadi sudut pandang antroposentrisme atau ekosentrisme
Kekuatan Komunikasi dalam Perusahaan
Saat ini, perusahaan seperti Coca Cola, McDonald, Shell atau Virgin dalam meraih sukses atau
keuntungan sangat bergantung pada profil media yang mereka miliki, pada reputasi mereka dan
berujung pada penilaian publik, konsumen dan investor. Apa yang ditulis oleh Elkington ini
mengafirmasikan kepada publik tentang kekuatan media dalam mengkomunikasikan produk dari
Hari Yansyah Akil
55118110175
MM Mercu Buana
suatu perusahaan sekaligus juga untuk mempersuasi masyarakat (konsumen) agar membeli
produk tersebut.
Komunikasi juga dilihat sebagai wacana yang berusaha untuk menjelaskan secara detail
mengenai gejala perubahan sosial yang terjadi di masyarakat. Dalam hal ini terjadi proses dialog
yang melibatkan semua orang dengan menggunakan berbagai macam sudut pandang sehingga
tercampur menjadi satu dan membentuk pendapat umum (opini publik) terhadap suatu isu atau
persoalan. Dalam hubungannya dengan pembangunan berkelanjutan, peran komunikasi sebagai
simbol sosial sangatlah besar. Hal ini tercermin melalui proses dialog tentang konsep-konsep
atau materi-materi yang berhubungan dengan terminologi pembangunan yang berkelanjutan.
Dialektika antara perusahaan dan konsep pembangunan berkelanjutan sangat erat. Idealnya
pembangunan berkelanjutan itu sudah terpatri di dalam sebuah perusahaan. Pembangunan
berkelanjutan tidak melulu pada tataran konseptual (teoritis) melainkan lebih kepada hal-hal
yang pragmatis. Oleh karena itu diperlukan komunikasi yang sangat intens antara pemerintah
dan masyarakat sipil dan juga dengan pihak perusahaan. Komunikasi yang intens akan
memudahkan pemerintah dalam mengambil keputusan sehingga memberikan keuntungan bagi
semua pihak.
Role of stakeholders
Istilah ‘Stakeholders’ atau dinamakan pemangku kepentingan adalah kelompok atau individu
yang dukungannya diperlukan demi kesejahteraan dan kelangsungan hidup organisasi.
Pemangku kepentingan adalah seseorang, organisasi atau kelompok dengan kepentingan
terhadap suatu sumberdaya alam tertentu (Brown et al 2001). Stakeholder is a person who has
something to gain or lose through the outcomes of a planning process, programme or
project (Dialogue by Design 2008). Pemangku kepentingan mencakup semua pihak yang terkait
Hari Yansyah Akil
55118110175
MM Mercu Buana
dalam pengelolaan terhadap sumberdaya. Menurut Witold Henisz guru besar pada Sekolah
Bisnis Wharton, termasuk semua orang dari politisi lokal dan nasional dan tokoh atau pemimpin
masyarakat, penguasa, kelompok paramiliter, LSM dan badan-badan internasional. Dalam
konteks perusahaan, Clarkson (dalam artikel tahun 1994) memberikan definisi pemangku
kepentingan secara lebih khusus sebagai suatu kelompok atau individu yang menanggung suatu
jenis risiko baik karena mereka telah melakukan investasi (material ataupun manusia) di
perusahaan tersebut (‘Stakeholders sukarela’), ataupun karena mereka menghadapi risiko akibat
kegiatan perusahaan tersebut (‘Stakeholders non-sukarela’). Berdasarkan pandangan tersebut
pemangku kepentingan adalah pihak yang akan dipengaruhi secara langsung oleh keputusan dan
strategi perusahaan.
Dalam Bussiness Dictionary, pemangku kepentingan didefinisikan kelompok atau organisasi
yang memiliki kepentingan langsung atau tidak langsung dalam sebuah organisasi karena dapat
mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tindakan organisasi, tujuan, dan kebijakan. Meskipun para
pelaku biasanya melegitimasi dirinya sebagai stakeholder, tetapi semua pemangku kepentingan
tidak sama dan memiliki kedudukan yang berbeda. Misalnya, pelanggan perusahaan berhak
untuk praktek perdagangan yang adil tetapi mereka tidak berhak untuk mendapat pertimbangan
yang sama sebagai karyawan perusahaan. Pemangku kepentingan kunci lain dalam organisasi
bisnis diantaranya kreditor, pelanggan, direksi, karyawan, pemerintah (dan badan-badannya),
pemilik (pemegang saham), pemasok, serikat pekerja, dan masyarakat dari mana bisnis menarik
sumber daya yang dimiliki.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemangku kepentingan adalah seluruh
pihak yang terkait dengan isu dan permasalahan yang menjadi fokus kajian atau perhatian.
Misalnya terkait isu perikanan, maka makna pemangku kepentingan sebagai parapihak yang
terkait dengan isu perikanan, seperti nelayan, masyarakat pesisir, pemilik kapal, anak buah kapal,
pedagang ikan, pengolah ikan, pembudidaya ikan, pemerintah, pihak swasta di bidang perikanan,
dan sebagainya. Seorang pemangku kepentingan adalah seseorang yang mempunyai sesuatu
yang dapat iaperoleh at au akan kehilangan akibat dari sebuah proses perencanaan atau proyek.
Hari Yansyah Akil
55118110175
MM Mercu Buana
Dalam banyak siklus, mereka disebut sebagai kelompok kepentingan, dan mereka bisa
mempunyai posisi yang kuat dalam menentukan hasil suatu proses politik. Seringkali akan
sangat bermanfaat bagi proyek penelitian untuk mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan
dan kepedulian berbagai pemangku kepentingan, terutama jika proyek diracang bertujuan
mempengaruhi kebijakan (Start & Hovland dalam http://www.smeru.or.id/).
Beberapa istilah penting dalam kerangka definisi pemangku kepentingan, diantaranya;
Stakeholder Engagement is the process of effectively eliciting stakeholders’ views on their
relationship with the organisation/programme/project (Friedman and Miles 2006).
Stakeholder Analysis is a technique used to identify and assess the influence and importance of
key people, groups of people, or organisations that may significantly impact the success of your
activity or project(Friedman and Miles 2006).
Stakeholder Management is essentially stakeholder relationship management as it is the
relationship and not the actual stakeholder groups that are managed (Friedman and Miles
2006).
Tipologi Pemangku Kepentingan
Secara umum pemangku kepentingan dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu: Pertama, pemangku
kepentingan primer atau ‘key stakeholder’ adalah mereka yang pada akhirnya terpengaruh, baik
secara positif atau negatif oleh tindakan organisasi. Kedua, Pemangku kepentingan sekunder:
adalah ‘perantara’, yaitu, orang atau organisasi yang secara tidak langsung dipengaruhi oleh
tindakan organisasi. Hal yang sama diungkapkan oleh Clarkson yang membagi pemangku
kepentingan menjadi dua. Pemangku kepentingan primer adalah ‘pihak di mana tanpa
partisipasinya yang berkelanjutan organisasi tidak dapat bertahan.’ Contohnya adalah pemegang
saham, investor, pekerja, pelanggan, dan pemasok. Menurut Clarkson, suatu perusahaan atau
organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem pemangku kepentingan primer yang
merupakan rangkaian kompleks hubungan antara kelompok-kelompok kepentingan yang
mempunyai hak, tujuan, harapan, dan tanggung jawab yang berbeda. Sementara, pemangku
kepentingan sekunder didefinisikan sebagai ‘pihak yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh
Hari Yansyah Akil
55118110175
MM Mercu Buana
perusahaan, tapi mereka tidak terlibat dalam transaksi dengan perusahaan dan tidak begitu
penting untuk kelangsungan hidup perusahaan.’ Contohnya adalah media dan berbagai kelompok
kepentingan tertentu. Perusahaan tidak bergantung pada kelompok ini untuk kelangsungan
hidupnya, tapi mereka bisa mempengaruhi kinerja perusahaan dengan mengganggu kelancaran
bisnis perusahaan.
Dalam
pandangan perusahaan sebagai sebuah entitas bisnis stakeholder dipandang sebagai inividu atau
Kelompok yang dipengaruhi oleh dan/atau memiliki kepentingan dalam operasi dan tujuan
perusahaan. Perusahaan memiliki berbagai kelompok pemangku kepentingan yang saling
berhubungan secara luas. Pemangku kepentingan tersebut dikelompok menjadi tiga katagori: (a)
pemangku kepentingan internal, yaitu individu atau kelompok yang berada dalam struktur
organisasi bisnis yang memiliki pengaruh terhadap tujuan perusahaan; (b) pemangku
kepentingan eksternal, yaitu individu atau kelompok yang berada di luar struktur organisasi
bisnis yang memiliki pengaruh baik langsung ataupun tidak langsung terhadap kebijakan dan
proses bisnis; dan (c) pemangku kepentingan penghubung yaitu inidividu atau kelompok yang
memiliki peran sebagai penghubung atau memiiki keterkaitan dengan pemangku kepentingan
internal dan eksternal. Masing-masing pemangku kepentingan berbeda baik dari segi perhatian
dan minat dalam kegiatan bisnis dan juga kekuasaan untuk mempengaruhi keputusan
perusahaan.
Hari Yansyah Akil
55118110175
MM Mercu Buana
Partnerships
Pola kemitraan secara umum dapat diartikan sebagai bentuk kerja sama yang saling
menguntungkan antara dua pihak atau lebih untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut Thoby Mutis, kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau
lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih manfaat bersama maupun keuntungan bersama
sesuai prinsip saling membutuhkan dan saling mengisi sesuai kesepakatan yang muncul.
Keinginan dua pihak menjalin suatu kerja sama pada prinsipnya didasari atas keinginan masing-
masing pihak agar dapat memenuhi kebutuhan usaha satu sama lain.
Kerjasama kemitraan yang dikembangkan di Indonesia umumnya melibatkan antara pengusaha
besar dan pengusaha kecil dengan tujuan untuk menghilangkan kesenjangan dalam berusaha.
Pada prinsipnya, kerjasama kemitraan adalah kerjasama antara pengusaha besar dan pengusaha
mikro dan kecil berdasar asas saling memperkuat, saling menguntungkan, saling membutuhkan
dan saling berkesinambungan. Pelaksanaan hak dan kewajiban yang disepakati oleh kedua pihak
Hari Yansyah Akil
55118110175
MM Mercu Buana
mitra dengan penuh kesadaran dan tanguung jawab merupakan syarat pokok berhasilnya suatu
kemitraan.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 940 Tahun 1997, menyebutkan bahwa
kemitaan adalah kerjasama usaha antara perusahaan mitra dengan kelompok mitra dibidang
usaha pertanian. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 944 Tahun 1997 juga menyebutkan bahwa
kemitraan usaha merupakan upaya untuk membudidayakan kelompok mitra dalam pembangunan
pertanian yang berorientasi agribisnis, bahwa untuk lebih meningkatkan kemitraan usaha perlu
dinilai tingkat hubungan kemitraan usaha, sehingga dapat diketahui masalah dan peluang
pengembangannya.
Kemitraan usaha mengandung pengertian adanya kerjasama usaha diantara berbagai pihak yang
bersifat sukarela, dilandasi prinsip saling membutuhkan, saling menghidupi, saling memperkuat
dan saling menguntungkan. Sesuai dengan asassaling menguntungkan, maka pengrajin
diharapkan tertutupi kekurangannya serta dapat meningkatkan pendapatannya, sedangkan bagi
perusahaan dapat mendistribusikan produksinya dengan mudah, sehingga eksistensi keduanya
dapat terjaga.
Kemitraan yang berkembang saat ini adalah inti plasma, sub kontrak, perdagangan umum
waralaba dan pola-pola lain dimana undang-undang memberi kebebasan bagi usahawan
mengadakan hubungan kemitraan yang lebih efisien dan efektif (Hutabarat, 1996). Sedangkan
menurut Pranadji (1995), kemitraan yang berkembang saat ini ada tiga, yaitu kemitraan
tradisional, pasar, pemerintah, dengan prinsip utama simbiosis mutualisme (saling
menguntungkan dan membutuhkan).
Menurut Sumardjo, dkk (2010) dalam bukunya yang berjudul “Teori dan Praktik Kemitraan
Agribisnis” disebutkan bahwa pola kemitraan ada lima, yaitu pola inti plasma, pola sub kontrak,
pola dagang umum, pola keagenan, dan pola kemitraan kerjasama opeasional agribisnis (KOA).
Pola Kemitraan Inti Plasma
Pola kemitraan inti plasma merupakan hubungan antara petani, kelompok tani, usaha.
Perusahaan inti menyediakan lahan, sarana produksi, bimbingan teknis, manajemen, menampung
dan mengolah, serta memasarkan hasil produksi.
Hari Yansyah Akil
55118110175
MM Mercu Buana
Sementara kelompok mitra bertugas memenuhi kebutuhan perusahaan inti sesuai dengan
persyaratan yang telah disepakati.
Pola Kemitraan Sub Kontrak
Pola kemitraan sub kontrak merupakan pola kemitraan antara perusahaan mitra usaha dengan
kelompok mitra usaha yang memproduksi komponen yang diperlukan perusahaan mitra sebagai
bagian dari produksinya. Pola sub kontrak ditandai dengan ada nya kesepakatan tentang kontrak
bersama yang mencakup volume, harga, mutu, dan waktu.
Pola Kemitraan Dagang Umum
Pola kemitraan dagang umum merupakan hubungan usaha dalam pemasaran hasil produksi.
Pihak yang terlibat dalam pola ini adalah pihak pemasaran dengan kelompok usaha pemasok
komoditas yang diperlukan oleh pihak pemasaran tersebut.
Pola Kemitraan Keagenan
Pola kemitraan keagenan merupakan bentuk kemitraan yang terdiri dari pihak perusahaan mitra
dan kelompok mitra atau pengusaha kecil mitra. Pihak perusahaan mitra (perusahaan besar)
memberikan hak khusus kepada kelompok mitra untuk memasarkan barang atau jasa perusahaan
yang dipasok oleh perusahaan mitra.
Sedangkan perusahaan mitra bertanggung jawab atas mutu dan volume produk (barang atau
jasa).
Pola Kemitraan Kerjasama Operasional Agribisnis (KOA)
Pola kemitraan kerjasama operasional agribisnis (KOA) merupakan pola hubungan bisnis yang
dijalankan oleh kelompok mitra dan perusahaan mitra. Kelompok mitra menyediakan biaya,
modal, manajemen, dan pengadaan sarana produksi untuk mengusahakan atau membudidayakan
suatu komoditas pertanian. Disamping itu, perusahaan mitra juga berperan sebagai penjamin
pasar produk dengan meningkatkan nilai tambah produk melalui pengolahan dan pengemasan.
Hari Yansyah Akil
55118110175
MM Mercu Buana
1. Menurut saudara bagaimana implementasi “Environmental Ethics” di Indonesia dan
kaitannya dengan Business Ethics dan Good Governance (GCG dan GGG). Untuk menjawab ini
dapat di analisis implementasinya pada perusahaan saudara atau salah satu perusahaan yang
saudara amati.
2. Review 1 Artikel dari Jurnan International bereputasi yang berkaitan denan teman ini
Note: Buat Daftar Pustaka yang benar kalau saudara mengutif tulisan author lain, baik dari
buku atau pun dari internet/web.
Etika lingkungan hidup berbicara mengenai perilaku manusia terhadap alam serta hubungan
antara semua kehidupan alam semesta. Etika lingkungan (etika ekologi) adalah pendekatan
terhadap lingkungan yang melihat pentingnya memahami lingkungan sebagai keseluruhan
kehidupan yang saling menopang, sehingga semua unsur mempunyai arti dan makna yang sama.
Prinsip etika ekologi adalah: semua bentuk kehidupan memiliki nilai bawaan dan karena itu
memiliki hak untuk menuntut penghargaan karena harga diri, hak untuk hidup dan hak untuk
berkembang.
Etika lingkungan dapat dibedakan menjadi etika pelestarian dan etika pemeliharaan. Etika
pelestarian adalah etika yang menekankan pada mengusahakan pelestarian alam untuk
kepentingan manusia, sedangkan etika pemeliharaan dimaksudkan untuk mendukung usaha
pemeliharaan lingkungan untuk kepentingan semua mahluk. Etika ekologi dapat dibedakan
menjadi etika ekologi mendalam dan etika ekologi dangkal.
Etika Ekologi Dangkal
Etika ekologi dangkal merupakan pendekatan terhadap lingkungan yang menekankan fungsi
lingkungan sebagai sarana penyelenggaraan kepentingan manusia dan bersifat antroposentris.
Etika ekologi dangkal biasa diterapkan pada filsafat rasionalisme dan humanisme serta ilmu
pengetahuan mekanistik. Dalam hal ini, alam hanya dipandang sebagai alat pemenuhan
kebutuhan hidup manusia.
Poin-poin penekanan dalam etika antroposentris adalah sebagai berikut.
▪ Manusia terpisah dari alam.
▪ Mengutamakan hak-hak manusia atas alam tetapi tidak menekankan tanggung jawab
manusia.
▪ Mengutamakan perasaan manusia sebagai pusat keprihatinannya.
▪ Kebijakan dan manajemen sunber daya alam untuk kepentingan manusia.
Hari Yansyah Akil
55118110175
MM Mercu Buana
▪ Norma utama adalah untung rugi.
▪ Mengutamakan rencana jangka pendek.
▪ Pemecahan krisis ekologis melalui pengaturan jumlah penduduk khususnya di negara miskin.
▪ Menerima secara positif pertumbuhan ekonomi.
Jenis etika antroposentris.
1. Etika antroposentris yang menekankan segi estetika alam (etika lingkungan harus dicari pada
kepentingan manusia, secara khusus kepentingan estetika).
2. Etika antroposentris yang mengutamakan kepentingan generasi penerus(mendasarkan etika
lingkungan pada perlindungan atau konservasi alam yang ditujukan untuk generasi penerus
manusia).
Tokoh: Eugene Hargrove dan Mark Sagoff.
Etika Ekologi Mendalam
Dalam hal ini, alam dipandang memiliki fungsi kehidupan, patut dihargai dan diperlakukan
dengan cara yang baik (etika lingkungan ekstensionisme atau preservasi). Karena alam disadari
sebagai penopang kehidupan manusia dan seluruh ciptaan. Untuk itu manusia dipanggil untuk
memelihara alam demi kepentingan bersama, kepentingan manusia dan kepentingan alam itu
sendiri.
Berikut adalah poin-poin yang ditekankan dalam etika ekologi.
▪ Manusia adalah bagian dari alam
▪ Menekankan hak hidup mahluk lain, walaupun dapat dimanfaatkan oleh manusia, tidak boleh
diperlakukan sewenang-wenang
▪ Prihatin akan perasaan semua mahluk dan sedih kalau alam diperlakukan sewenang-wenang
▪ Kebijakan manajemen lingkungan bagi semua mahluk
▪ Alam harus dilestarikan dan tidak dikuasai
▪ Pentingnya melindungi keanekaragaman hayati
▪ Menghargai dan memelihara tata alam
▪ Mengutamakan tujuan jangka panjang sesuai ekosistem
▪ Mengkritik sistem ekonomi dan politik dan menyodorkan sistem alternatif yaitu sistem
mengambil sambil memelihara.
Hari Yansyah Akil
55118110175
MM Mercu Buana
Daftar Pustaka
Afiyah, A., 2012. Teori Stakeholder. diakses pada tanggal 24 Oktober 2013.
Anityasari, M., Wessiani, N.A., 2011. Analisa Kelayakan Usaha Dilengkapi dengan Kajian Manajemen Resiko.
Guna Widya, Surabaya.
Anwar, H., 2010. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pasien Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Nanggulan (Tesis). Magister Manajemen UMY, Yogyakarta.
Manuel. G Velasquess. 2019. Etika Bisnis . Yogyakarta. Penerbit, Andi.

More Related Content

What's hot

Hasil Changemakers Innovation Lab ICS 2015
Hasil Changemakers Innovation Lab ICS 2015Hasil Changemakers Innovation Lab ICS 2015
Hasil Changemakers Innovation Lab ICS 2015Khaira Al Hafi
 
Hakikat ekonomi & bisnis pendekatan stakeholders
Hakikat ekonomi & bisnis pendekatan stakeholdersHakikat ekonomi & bisnis pendekatan stakeholders
Hakikat ekonomi & bisnis pendekatan stakeholdersreidjen raden
 
Etika bisnis kelompok 6 novi (20180500047)
Etika bisnis kelompok 6 novi (20180500047)Etika bisnis kelompok 6 novi (20180500047)
Etika bisnis kelompok 6 novi (20180500047)yayah gouw
 
Petani rasional
Petani rasionalPetani rasional
Petani rasionalLuna Qyu
 
Ilmu Teknologi dan Pengetahuan Lingkungan
Ilmu Teknologi dan Pengetahuan LingkunganIlmu Teknologi dan Pengetahuan Lingkungan
Ilmu Teknologi dan Pengetahuan LingkunganGeGe_7T7
 
Nasrun public policy-revised
Nasrun public policy-revisedNasrun public policy-revised
Nasrun public policy-revisedNasrun Annahar
 
Etika & sistem ekonomi
Etika & sistem ekonomiEtika & sistem ekonomi
Etika & sistem ekonomireidjen raden
 
Hubungan perusahaan dengan stakehoulder, lintas budaya dan
Hubungan perusahaan dengan stakehoulder, lintas budaya danHubungan perusahaan dengan stakehoulder, lintas budaya dan
Hubungan perusahaan dengan stakehoulder, lintas budaya danesafsl
 
Partisipasi masy dlm pemb di pedesaan
Partisipasi masy dlm pemb di pedesaanPartisipasi masy dlm pemb di pedesaan
Partisipasi masy dlm pemb di pedesaanBe Susantyo
 
Evaluasi Efektifitas, Relevansi dan Keberlanjutan Dampak Proyek Water and San...
Evaluasi Efektifitas, Relevansi dan Keberlanjutan Dampak Proyek Water and San...Evaluasi Efektifitas, Relevansi dan Keberlanjutan Dampak Proyek Water and San...
Evaluasi Efektifitas, Relevansi dan Keberlanjutan Dampak Proyek Water and San...Oswar Mungkasa
 
Akuntansi sosio ekonomi
Akuntansi sosio ekonomiAkuntansi sosio ekonomi
Akuntansi sosio ekonomisantimamaekaka
 
Jurnal Tanah Air Walhi Desember 2012
Jurnal Tanah Air Walhi Desember 2012Jurnal Tanah Air Walhi Desember 2012
Jurnal Tanah Air Walhi Desember 2012Yossy Suparyo
 

What's hot (18)

20090202132726 a
20090202132726 a20090202132726 a
20090202132726 a
 
Hasil Changemakers Innovation Lab ICS 2015
Hasil Changemakers Innovation Lab ICS 2015Hasil Changemakers Innovation Lab ICS 2015
Hasil Changemakers Innovation Lab ICS 2015
 
87437613 fasilitator-komunikasi-pembangunan
87437613 fasilitator-komunikasi-pembangunan87437613 fasilitator-komunikasi-pembangunan
87437613 fasilitator-komunikasi-pembangunan
 
Hakikat ekonomi & bisnis pendekatan stakeholders
Hakikat ekonomi & bisnis pendekatan stakeholdersHakikat ekonomi & bisnis pendekatan stakeholders
Hakikat ekonomi & bisnis pendekatan stakeholders
 
Bacaan i ikhtisar bacaan
Bacaan i ikhtisar bacaanBacaan i ikhtisar bacaan
Bacaan i ikhtisar bacaan
 
43005 13-980429387195
43005 13-98042938719543005 13-980429387195
43005 13-980429387195
 
CSR
CSRCSR
CSR
 
Etika bisnis kelompok 6 novi (20180500047)
Etika bisnis kelompok 6 novi (20180500047)Etika bisnis kelompok 6 novi (20180500047)
Etika bisnis kelompok 6 novi (20180500047)
 
Petani rasional
Petani rasionalPetani rasional
Petani rasional
 
Ilmu Teknologi dan Pengetahuan Lingkungan
Ilmu Teknologi dan Pengetahuan LingkunganIlmu Teknologi dan Pengetahuan Lingkungan
Ilmu Teknologi dan Pengetahuan Lingkungan
 
Nasrun public policy-revised
Nasrun public policy-revisedNasrun public policy-revised
Nasrun public policy-revised
 
Etika & sistem ekonomi
Etika & sistem ekonomiEtika & sistem ekonomi
Etika & sistem ekonomi
 
Petani rasional
Petani rasionalPetani rasional
Petani rasional
 
Hubungan perusahaan dengan stakehoulder, lintas budaya dan
Hubungan perusahaan dengan stakehoulder, lintas budaya danHubungan perusahaan dengan stakehoulder, lintas budaya dan
Hubungan perusahaan dengan stakehoulder, lintas budaya dan
 
Partisipasi masy dlm pemb di pedesaan
Partisipasi masy dlm pemb di pedesaanPartisipasi masy dlm pemb di pedesaan
Partisipasi masy dlm pemb di pedesaan
 
Evaluasi Efektifitas, Relevansi dan Keberlanjutan Dampak Proyek Water and San...
Evaluasi Efektifitas, Relevansi dan Keberlanjutan Dampak Proyek Water and San...Evaluasi Efektifitas, Relevansi dan Keberlanjutan Dampak Proyek Water and San...
Evaluasi Efektifitas, Relevansi dan Keberlanjutan Dampak Proyek Water and San...
 
Akuntansi sosio ekonomi
Akuntansi sosio ekonomiAkuntansi sosio ekonomi
Akuntansi sosio ekonomi
 
Jurnal Tanah Air Walhi Desember 2012
Jurnal Tanah Air Walhi Desember 2012Jurnal Tanah Air Walhi Desember 2012
Jurnal Tanah Air Walhi Desember 2012
 

Similar to 4, be gg, hari yansyah akil, environmenthal ethics, universitas mercubuana,2019. dikonversi

3, be & gg, gunawan adam, hapzi ali, environmental ethics, universitas mercu ...
3, be & gg, gunawan adam, hapzi ali, environmental ethics, universitas mercu ...3, be & gg, gunawan adam, hapzi ali, environmental ethics, universitas mercu ...
3, be & gg, gunawan adam, hapzi ali, environmental ethics, universitas mercu ...Gunawan Adam
 
1, BE & GG, Bahyudi, Hapzi Ali, Environmental Ethics, Universitas Mercu Buana...
1, BE & GG, Bahyudi, Hapzi Ali, Environmental Ethics, Universitas Mercu Buana...1, BE & GG, Bahyudi, Hapzi Ali, Environmental Ethics, Universitas Mercu Buana...
1, BE & GG, Bahyudi, Hapzi Ali, Environmental Ethics, Universitas Mercu Buana...Bahyudi .
 
4 be gg-salomo roy freddy-hapzi ali-environmental ethics,universitas mercu buana
4 be gg-salomo roy freddy-hapzi ali-environmental ethics,universitas mercu buana4 be gg-salomo roy freddy-hapzi ali-environmental ethics,universitas mercu buana
4 be gg-salomo roy freddy-hapzi ali-environmental ethics,universitas mercu buanasalomoroyfreddy
 
4. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, environmental...
4. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, environmental...4. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, environmental...
4. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, environmental...arisatrias
 
4, be gg, vidya anggraeni, environmenthal ethics, universitas mercubuana,2019
 4, be gg, vidya anggraeni, environmenthal ethics, universitas mercubuana,2019 4, be gg, vidya anggraeni, environmenthal ethics, universitas mercubuana,2019
4, be gg, vidya anggraeni, environmenthal ethics, universitas mercubuana,2019Vidya Anggraeni
 
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Ethical Decision ...
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Ethical Decision ...BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Ethical Decision ...
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Ethical Decision ...Antoni Butarbutar
 
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. stakeholder, ethical dec...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. stakeholder, ethical dec...Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. stakeholder, ethical dec...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. stakeholder, ethical dec...Eka Yulianto
 
4, be & gg, novita dewi purnama, hapzi ali, environmental ethics, univers...
4, be & gg, novita dewi purnama, hapzi ali, environmental ethics, univers...4, be & gg, novita dewi purnama, hapzi ali, environmental ethics, univers...
4, be & gg, novita dewi purnama, hapzi ali, environmental ethics, univers...Imam Arifin
 
3, be gg, hari yansyah akil, hapzi ali,ethics of consumer protection, univers...
3, be gg, hari yansyah akil, hapzi ali,ethics of consumer protection, univers...3, be gg, hari yansyah akil, hapzi ali,ethics of consumer protection, univers...
3, be gg, hari yansyah akil, hapzi ali,ethics of consumer protection, univers...akil2019
 
Sejarah Perkembangan Teori Pembangunan
Sejarah Perkembangan Teori PembangunanSejarah Perkembangan Teori Pembangunan
Sejarah Perkembangan Teori PembangunanMukhrizal Effendi
 
Kuliah 2 sejarah perkembangan teori pembangunan
Kuliah 2 sejarah perkembangan teori pembangunanKuliah 2 sejarah perkembangan teori pembangunan
Kuliah 2 sejarah perkembangan teori pembangunanMukhrizal Effendi
 
Hbl,An Nisa Rizki,Hapzi Ali,Artikel Studi Kasus Hukum Bisnis&Lingkungan,Unive...
Hbl,An Nisa Rizki,Hapzi Ali,Artikel Studi Kasus Hukum Bisnis&Lingkungan,Unive...Hbl,An Nisa Rizki,Hapzi Ali,Artikel Studi Kasus Hukum Bisnis&Lingkungan,Unive...
Hbl,An Nisa Rizki,Hapzi Ali,Artikel Studi Kasus Hukum Bisnis&Lingkungan,Unive...An Nisa Rizki Yulianti
 
Collaboration approach in environmental management
Collaboration approach in environmental managementCollaboration approach in environmental management
Collaboration approach in environmental managementucun24
 
Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...
Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...
Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...INSISTPress
 
Pertemuan 1 Pengertian Bisnis.pptx
Pertemuan 1 Pengertian Bisnis.pptxPertemuan 1 Pengertian Bisnis.pptx
Pertemuan 1 Pengertian Bisnis.pptxrofikpriyanto2
 
Demokrasi, pembangunan dan perpajakan sesi 2
Demokrasi, pembangunan dan perpajakan sesi 2Demokrasi, pembangunan dan perpajakan sesi 2
Demokrasi, pembangunan dan perpajakan sesi 2Lili Fajri Dailimi
 
Penguatan Partisipasi Masyarakat Adat Dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di...
Penguatan Partisipasi Masyarakat Adat Dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di...Penguatan Partisipasi Masyarakat Adat Dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di...
Penguatan Partisipasi Masyarakat Adat Dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di...Tri Widodo W. UTOMO
 

Similar to 4, be gg, hari yansyah akil, environmenthal ethics, universitas mercubuana,2019. dikonversi (20)

3, be & gg, gunawan adam, hapzi ali, environmental ethics, universitas mercu ...
3, be & gg, gunawan adam, hapzi ali, environmental ethics, universitas mercu ...3, be & gg, gunawan adam, hapzi ali, environmental ethics, universitas mercu ...
3, be & gg, gunawan adam, hapzi ali, environmental ethics, universitas mercu ...
 
1, BE & GG, Bahyudi, Hapzi Ali, Environmental Ethics, Universitas Mercu Buana...
1, BE & GG, Bahyudi, Hapzi Ali, Environmental Ethics, Universitas Mercu Buana...1, BE & GG, Bahyudi, Hapzi Ali, Environmental Ethics, Universitas Mercu Buana...
1, BE & GG, Bahyudi, Hapzi Ali, Environmental Ethics, Universitas Mercu Buana...
 
4 be gg-salomo roy freddy-hapzi ali-environmental ethics,universitas mercu buana
4 be gg-salomo roy freddy-hapzi ali-environmental ethics,universitas mercu buana4 be gg-salomo roy freddy-hapzi ali-environmental ethics,universitas mercu buana
4 be gg-salomo roy freddy-hapzi ali-environmental ethics,universitas mercu buana
 
4. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, environmental...
4. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, environmental...4. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, environmental...
4. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, environmental...
 
4, be gg, vidya anggraeni, environmenthal ethics, universitas mercubuana,2019
 4, be gg, vidya anggraeni, environmenthal ethics, universitas mercubuana,2019 4, be gg, vidya anggraeni, environmenthal ethics, universitas mercubuana,2019
4, be gg, vidya anggraeni, environmenthal ethics, universitas mercubuana,2019
 
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Ethical Decision ...
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Ethical Decision ...BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Ethical Decision ...
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Ethical Decision ...
 
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. stakeholder, ethical dec...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. stakeholder, ethical dec...Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. stakeholder, ethical dec...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. stakeholder, ethical dec...
 
4, be & gg, novita dewi purnama, hapzi ali, environmental ethics, univers...
4, be & gg, novita dewi purnama, hapzi ali, environmental ethics, univers...4, be & gg, novita dewi purnama, hapzi ali, environmental ethics, univers...
4, be & gg, novita dewi purnama, hapzi ali, environmental ethics, univers...
 
3, be gg, hari yansyah akil, hapzi ali,ethics of consumer protection, univers...
3, be gg, hari yansyah akil, hapzi ali,ethics of consumer protection, univers...3, be gg, hari yansyah akil, hapzi ali,ethics of consumer protection, univers...
3, be gg, hari yansyah akil, hapzi ali,ethics of consumer protection, univers...
 
Sejarah Perkembangan Teori Pembangunan
Sejarah Perkembangan Teori PembangunanSejarah Perkembangan Teori Pembangunan
Sejarah Perkembangan Teori Pembangunan
 
Kuliah 2 sejarah perkembangan teori pembangunan
Kuliah 2 sejarah perkembangan teori pembangunanKuliah 2 sejarah perkembangan teori pembangunan
Kuliah 2 sejarah perkembangan teori pembangunan
 
Governance-Manajemen
Governance-ManajemenGovernance-Manajemen
Governance-Manajemen
 
Forum3pdf
Forum3pdfForum3pdf
Forum3pdf
 
Hbl,An Nisa Rizki,Hapzi Ali,Artikel Studi Kasus Hukum Bisnis&Lingkungan,Unive...
Hbl,An Nisa Rizki,Hapzi Ali,Artikel Studi Kasus Hukum Bisnis&Lingkungan,Unive...Hbl,An Nisa Rizki,Hapzi Ali,Artikel Studi Kasus Hukum Bisnis&Lingkungan,Unive...
Hbl,An Nisa Rizki,Hapzi Ali,Artikel Studi Kasus Hukum Bisnis&Lingkungan,Unive...
 
Bab ix
Bab ixBab ix
Bab ix
 
Collaboration approach in environmental management
Collaboration approach in environmental managementCollaboration approach in environmental management
Collaboration approach in environmental management
 
Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...
Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...
Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...
 
Pertemuan 1 Pengertian Bisnis.pptx
Pertemuan 1 Pengertian Bisnis.pptxPertemuan 1 Pengertian Bisnis.pptx
Pertemuan 1 Pengertian Bisnis.pptx
 
Demokrasi, pembangunan dan perpajakan sesi 2
Demokrasi, pembangunan dan perpajakan sesi 2Demokrasi, pembangunan dan perpajakan sesi 2
Demokrasi, pembangunan dan perpajakan sesi 2
 
Penguatan Partisipasi Masyarakat Adat Dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di...
Penguatan Partisipasi Masyarakat Adat Dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di...Penguatan Partisipasi Masyarakat Adat Dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di...
Penguatan Partisipasi Masyarakat Adat Dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di...
 

Recently uploaded

PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 

Recently uploaded (16)

PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 

4, be gg, hari yansyah akil, environmenthal ethics, universitas mercubuana,2019. dikonversi

  • 1. Hari Yansyah Akil 55118110175 MM Mercu Buana Environmental philosophy Krisis lingkungan yang terjadi saat ini tidak terlepas dari pengaruh modus demografi (pertumbuhan penduduk) yang terus mengalami peningkatan setiap tahun. Akibatnya terjadilah perebutan lahan untuk melanjutkan proses kehidupan. Lingkungan kemudian dipandang sebagai marketplace atau pasar yang mana didalamnya terjadi proses transaksi kekuasaan terhadap lingkungan. Memang ada juga identitas “green” sebagaimana yang ditulis oleh Eder sebagai simbol dalam masyarakat modern, yang dapat digabungkan pada filsafat lingkungan (Buhr & Reiter, 2006: 4). Tetapi jika ditelusuri lebih jauh sebenarnya identitas green ini merupakan simbol untuk melanggengkan para kapitalis dalam mengakumulasi modal dari lingkungan. Ada tiga gelombang menurut Elkington yaitu: Gelombang pertama yang ditandai oleh puncaknya pada tahun 1970 sebagai hari bumi. Pada gelombang pertama ini, dampak lingkungan harus dibatasi. Hal ini kemudian memicu dan mencurahkan hati para legislasi dan pebisnis. Gelombang kedua dengan puncaknya pada hari bumi tahun 1990 ditandai oleh adanya kesadaran akan proses produksi dan teknologi baru sangat dibutuhkan dan juga adanya kebutuhan terhadap pemimpin dalam dunia bisnis terutama untuk kepentingan kompetisi. Gelombang ketiga dimulai pada tahun 1990 menilai bahwa pembangunan berkelanjutan membutuhkan perubahan yang mendalam dalam perusahaan pemerintah dan peningkatan peran pemerintah dan masyarakat sipil. Sedangkan Eder (1996) mendeskripsikan tentang tiga fase yaitu: pada fase pertama melukiskan tentang ketidakcocokan antara ekologi dan ekonomi yang ditandai oleh masalah lingkungan. Fase kedua terjadi ketika pendekatan aturan didominasi oleh aksi lingkungan dan ceramah. Sedangkan fase ketiga muncul di pertengahan tahun 1990-an yaitu adanya normalisasi budaya dalam persoalan lingkungan dan integrasi yang terpola sebagai dasar pemikiran ideologis. Eder
  • 2. Hari Yansyah Akil 55118110175 MM Mercu Buana melihat lingkungan kontemporer sebagai titik balik dalam evolusi budaya modernitas yang menyediakan budaya baru dengan berorientasi kepada industrialisme serta perubahan sifat politik dengan menciptakan politik alam. Dalam beberapa tulisannya, Eder juga menuliskan tentang pengalihan wacana lingkungan sebagai ideologi politik. Ideologi politik ini yang kemudian melegitimasi orang untuk mendominasi dan menguasai lingkungan. Kedudukan lingkungan di sini dikaitkan dengan pasar dimana terjadi proses dominasi di dalamnya dalam wujud ideologi. Faktor kepemilikan identitas “hijau” telah menjadi simbol sentral dalam masyarakat modern. Filosofi Lingkungan Filosofi mengenai lingkungan tidak terlepas dari filsafat tradisional yang membedakan teori konsekuensial (teleologis) seperti utilitarianisme dan teori non-konsekuensial (deontologis) yang berbasis pada filosofi hak. Filosofi lingkungan itu sendiri terdiri dari: antroposentris (berpusat pada manusia) dan ekosentris (berpusat pada alam). Pendekatan antroposentrisme mengacu pada pandangan terhadap alam sebagai sebuah instrumental guna mendapatkan modal (ekonomi). Dalam pendekatan ini individu memiliki kebebasan penuh dan pemerintah berperan dalam melindungi hak-hak mereka. Pada intinya, manusia adalah pusat segalanya sehingga memiliki dominasi yang kuat terhadap alam karena selalu berorientasi pada kepentingan pasar. Sedangkan pendekatan ekosentrisme itu sendiri lebih holistik yang selalu memperhatikan kesejahteraan hutan (lingkungan) ketika hendak mengambil suatu keputusan. Selanjutnya, Gery et al (1996) mengklasifikasikan tentang cara dari kelompok-kelompok yang berbeda dalam membayangkan hubungan organisasi dan masyarakat, yaitu: 1. Kapitalis Murni: pandangan dominan dalam akuntansi dan keuangan salah satunya adalah tanggung jawab korporasi untuk membuat uang bagi para pemegang saham.
  • 3. Hari Yansyah Akil 55118110175 MM Mercu Buana 2. Bijaksana: orang-orang yang memiliki pandangan jangka panjang yang menyadari bahwa kesejahteraan ekonomi dan stabilitas hanya dapat dicapai melalui proses tanggung jawab sosial. 3. Pendukung kontrak sosial: sikap perusahaan dan organisasi lain terhadap masyarakat sebagai suatu bentuk tanggung jawab sosial. 4. Ekologi sosial: mereka yang peduli terhadap lingkungan sosial dan merasa bahwa karena organisasi yang besar telah berpengaruh dalam menciptakan masalah sosial dan lingkungan sehingga mereka juga harus membantu memberantasi masalah tersebut. 5. Sosialis: adalah mereka yang merasa harus ada penyesuaian yang signifikan dalam kepemilikan dan penataan masyarakat. 6. Feminis radikal: mereka yang merasa bahwa ada sesuatu yang pada dasarnya salah dengan konstruksi maskulin agresif yang memandu sistem sosial kita dan bahwa ada kebutuhan untuk nilai-nilai yang lebih feminin seperti cinta, kasih sayang dan kerja sama. 7. Ekologi yang mendalam: yang memandang bahwa manusia memiliki hak yang lebih besar untuk eksistensi daripada bentuk lain dari kehidupan. Sikap organisasi-masyarakat ini dapat dipisahkan menjadi sudut pandang antroposentrisme atau ekosentrisme Kekuatan Komunikasi dalam Perusahaan Saat ini, perusahaan seperti Coca Cola, McDonald, Shell atau Virgin dalam meraih sukses atau keuntungan sangat bergantung pada profil media yang mereka miliki, pada reputasi mereka dan berujung pada penilaian publik, konsumen dan investor. Apa yang ditulis oleh Elkington ini mengafirmasikan kepada publik tentang kekuatan media dalam mengkomunikasikan produk dari
  • 4. Hari Yansyah Akil 55118110175 MM Mercu Buana suatu perusahaan sekaligus juga untuk mempersuasi masyarakat (konsumen) agar membeli produk tersebut. Komunikasi juga dilihat sebagai wacana yang berusaha untuk menjelaskan secara detail mengenai gejala perubahan sosial yang terjadi di masyarakat. Dalam hal ini terjadi proses dialog yang melibatkan semua orang dengan menggunakan berbagai macam sudut pandang sehingga tercampur menjadi satu dan membentuk pendapat umum (opini publik) terhadap suatu isu atau persoalan. Dalam hubungannya dengan pembangunan berkelanjutan, peran komunikasi sebagai simbol sosial sangatlah besar. Hal ini tercermin melalui proses dialog tentang konsep-konsep atau materi-materi yang berhubungan dengan terminologi pembangunan yang berkelanjutan. Dialektika antara perusahaan dan konsep pembangunan berkelanjutan sangat erat. Idealnya pembangunan berkelanjutan itu sudah terpatri di dalam sebuah perusahaan. Pembangunan berkelanjutan tidak melulu pada tataran konseptual (teoritis) melainkan lebih kepada hal-hal yang pragmatis. Oleh karena itu diperlukan komunikasi yang sangat intens antara pemerintah dan masyarakat sipil dan juga dengan pihak perusahaan. Komunikasi yang intens akan memudahkan pemerintah dalam mengambil keputusan sehingga memberikan keuntungan bagi semua pihak. Role of stakeholders Istilah ‘Stakeholders’ atau dinamakan pemangku kepentingan adalah kelompok atau individu yang dukungannya diperlukan demi kesejahteraan dan kelangsungan hidup organisasi. Pemangku kepentingan adalah seseorang, organisasi atau kelompok dengan kepentingan terhadap suatu sumberdaya alam tertentu (Brown et al 2001). Stakeholder is a person who has something to gain or lose through the outcomes of a planning process, programme or project (Dialogue by Design 2008). Pemangku kepentingan mencakup semua pihak yang terkait
  • 5. Hari Yansyah Akil 55118110175 MM Mercu Buana dalam pengelolaan terhadap sumberdaya. Menurut Witold Henisz guru besar pada Sekolah Bisnis Wharton, termasuk semua orang dari politisi lokal dan nasional dan tokoh atau pemimpin masyarakat, penguasa, kelompok paramiliter, LSM dan badan-badan internasional. Dalam konteks perusahaan, Clarkson (dalam artikel tahun 1994) memberikan definisi pemangku kepentingan secara lebih khusus sebagai suatu kelompok atau individu yang menanggung suatu jenis risiko baik karena mereka telah melakukan investasi (material ataupun manusia) di perusahaan tersebut (‘Stakeholders sukarela’), ataupun karena mereka menghadapi risiko akibat kegiatan perusahaan tersebut (‘Stakeholders non-sukarela’). Berdasarkan pandangan tersebut pemangku kepentingan adalah pihak yang akan dipengaruhi secara langsung oleh keputusan dan strategi perusahaan. Dalam Bussiness Dictionary, pemangku kepentingan didefinisikan kelompok atau organisasi yang memiliki kepentingan langsung atau tidak langsung dalam sebuah organisasi karena dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tindakan organisasi, tujuan, dan kebijakan. Meskipun para pelaku biasanya melegitimasi dirinya sebagai stakeholder, tetapi semua pemangku kepentingan tidak sama dan memiliki kedudukan yang berbeda. Misalnya, pelanggan perusahaan berhak untuk praktek perdagangan yang adil tetapi mereka tidak berhak untuk mendapat pertimbangan yang sama sebagai karyawan perusahaan. Pemangku kepentingan kunci lain dalam organisasi bisnis diantaranya kreditor, pelanggan, direksi, karyawan, pemerintah (dan badan-badannya), pemilik (pemegang saham), pemasok, serikat pekerja, dan masyarakat dari mana bisnis menarik sumber daya yang dimiliki. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemangku kepentingan adalah seluruh pihak yang terkait dengan isu dan permasalahan yang menjadi fokus kajian atau perhatian. Misalnya terkait isu perikanan, maka makna pemangku kepentingan sebagai parapihak yang terkait dengan isu perikanan, seperti nelayan, masyarakat pesisir, pemilik kapal, anak buah kapal, pedagang ikan, pengolah ikan, pembudidaya ikan, pemerintah, pihak swasta di bidang perikanan, dan sebagainya. Seorang pemangku kepentingan adalah seseorang yang mempunyai sesuatu yang dapat iaperoleh at au akan kehilangan akibat dari sebuah proses perencanaan atau proyek.
  • 6. Hari Yansyah Akil 55118110175 MM Mercu Buana Dalam banyak siklus, mereka disebut sebagai kelompok kepentingan, dan mereka bisa mempunyai posisi yang kuat dalam menentukan hasil suatu proses politik. Seringkali akan sangat bermanfaat bagi proyek penelitian untuk mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan dan kepedulian berbagai pemangku kepentingan, terutama jika proyek diracang bertujuan mempengaruhi kebijakan (Start & Hovland dalam http://www.smeru.or.id/). Beberapa istilah penting dalam kerangka definisi pemangku kepentingan, diantaranya; Stakeholder Engagement is the process of effectively eliciting stakeholders’ views on their relationship with the organisation/programme/project (Friedman and Miles 2006). Stakeholder Analysis is a technique used to identify and assess the influence and importance of key people, groups of people, or organisations that may significantly impact the success of your activity or project(Friedman and Miles 2006). Stakeholder Management is essentially stakeholder relationship management as it is the relationship and not the actual stakeholder groups that are managed (Friedman and Miles 2006). Tipologi Pemangku Kepentingan Secara umum pemangku kepentingan dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu: Pertama, pemangku kepentingan primer atau ‘key stakeholder’ adalah mereka yang pada akhirnya terpengaruh, baik secara positif atau negatif oleh tindakan organisasi. Kedua, Pemangku kepentingan sekunder: adalah ‘perantara’, yaitu, orang atau organisasi yang secara tidak langsung dipengaruhi oleh tindakan organisasi. Hal yang sama diungkapkan oleh Clarkson yang membagi pemangku kepentingan menjadi dua. Pemangku kepentingan primer adalah ‘pihak di mana tanpa partisipasinya yang berkelanjutan organisasi tidak dapat bertahan.’ Contohnya adalah pemegang saham, investor, pekerja, pelanggan, dan pemasok. Menurut Clarkson, suatu perusahaan atau organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem pemangku kepentingan primer yang merupakan rangkaian kompleks hubungan antara kelompok-kelompok kepentingan yang mempunyai hak, tujuan, harapan, dan tanggung jawab yang berbeda. Sementara, pemangku kepentingan sekunder didefinisikan sebagai ‘pihak yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh
  • 7. Hari Yansyah Akil 55118110175 MM Mercu Buana perusahaan, tapi mereka tidak terlibat dalam transaksi dengan perusahaan dan tidak begitu penting untuk kelangsungan hidup perusahaan.’ Contohnya adalah media dan berbagai kelompok kepentingan tertentu. Perusahaan tidak bergantung pada kelompok ini untuk kelangsungan hidupnya, tapi mereka bisa mempengaruhi kinerja perusahaan dengan mengganggu kelancaran bisnis perusahaan. Dalam pandangan perusahaan sebagai sebuah entitas bisnis stakeholder dipandang sebagai inividu atau Kelompok yang dipengaruhi oleh dan/atau memiliki kepentingan dalam operasi dan tujuan perusahaan. Perusahaan memiliki berbagai kelompok pemangku kepentingan yang saling berhubungan secara luas. Pemangku kepentingan tersebut dikelompok menjadi tiga katagori: (a) pemangku kepentingan internal, yaitu individu atau kelompok yang berada dalam struktur organisasi bisnis yang memiliki pengaruh terhadap tujuan perusahaan; (b) pemangku kepentingan eksternal, yaitu individu atau kelompok yang berada di luar struktur organisasi bisnis yang memiliki pengaruh baik langsung ataupun tidak langsung terhadap kebijakan dan proses bisnis; dan (c) pemangku kepentingan penghubung yaitu inidividu atau kelompok yang memiliki peran sebagai penghubung atau memiiki keterkaitan dengan pemangku kepentingan internal dan eksternal. Masing-masing pemangku kepentingan berbeda baik dari segi perhatian dan minat dalam kegiatan bisnis dan juga kekuasaan untuk mempengaruhi keputusan perusahaan.
  • 8. Hari Yansyah Akil 55118110175 MM Mercu Buana Partnerships Pola kemitraan secara umum dapat diartikan sebagai bentuk kerja sama yang saling menguntungkan antara dua pihak atau lebih untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Thoby Mutis, kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih manfaat bersama maupun keuntungan bersama sesuai prinsip saling membutuhkan dan saling mengisi sesuai kesepakatan yang muncul. Keinginan dua pihak menjalin suatu kerja sama pada prinsipnya didasari atas keinginan masing- masing pihak agar dapat memenuhi kebutuhan usaha satu sama lain. Kerjasama kemitraan yang dikembangkan di Indonesia umumnya melibatkan antara pengusaha besar dan pengusaha kecil dengan tujuan untuk menghilangkan kesenjangan dalam berusaha. Pada prinsipnya, kerjasama kemitraan adalah kerjasama antara pengusaha besar dan pengusaha mikro dan kecil berdasar asas saling memperkuat, saling menguntungkan, saling membutuhkan dan saling berkesinambungan. Pelaksanaan hak dan kewajiban yang disepakati oleh kedua pihak
  • 9. Hari Yansyah Akil 55118110175 MM Mercu Buana mitra dengan penuh kesadaran dan tanguung jawab merupakan syarat pokok berhasilnya suatu kemitraan. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 940 Tahun 1997, menyebutkan bahwa kemitaan adalah kerjasama usaha antara perusahaan mitra dengan kelompok mitra dibidang usaha pertanian. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 944 Tahun 1997 juga menyebutkan bahwa kemitraan usaha merupakan upaya untuk membudidayakan kelompok mitra dalam pembangunan pertanian yang berorientasi agribisnis, bahwa untuk lebih meningkatkan kemitraan usaha perlu dinilai tingkat hubungan kemitraan usaha, sehingga dapat diketahui masalah dan peluang pengembangannya. Kemitraan usaha mengandung pengertian adanya kerjasama usaha diantara berbagai pihak yang bersifat sukarela, dilandasi prinsip saling membutuhkan, saling menghidupi, saling memperkuat dan saling menguntungkan. Sesuai dengan asassaling menguntungkan, maka pengrajin diharapkan tertutupi kekurangannya serta dapat meningkatkan pendapatannya, sedangkan bagi perusahaan dapat mendistribusikan produksinya dengan mudah, sehingga eksistensi keduanya dapat terjaga. Kemitraan yang berkembang saat ini adalah inti plasma, sub kontrak, perdagangan umum waralaba dan pola-pola lain dimana undang-undang memberi kebebasan bagi usahawan mengadakan hubungan kemitraan yang lebih efisien dan efektif (Hutabarat, 1996). Sedangkan menurut Pranadji (1995), kemitraan yang berkembang saat ini ada tiga, yaitu kemitraan tradisional, pasar, pemerintah, dengan prinsip utama simbiosis mutualisme (saling menguntungkan dan membutuhkan). Menurut Sumardjo, dkk (2010) dalam bukunya yang berjudul “Teori dan Praktik Kemitraan Agribisnis” disebutkan bahwa pola kemitraan ada lima, yaitu pola inti plasma, pola sub kontrak, pola dagang umum, pola keagenan, dan pola kemitraan kerjasama opeasional agribisnis (KOA). Pola Kemitraan Inti Plasma Pola kemitraan inti plasma merupakan hubungan antara petani, kelompok tani, usaha. Perusahaan inti menyediakan lahan, sarana produksi, bimbingan teknis, manajemen, menampung dan mengolah, serta memasarkan hasil produksi.
  • 10. Hari Yansyah Akil 55118110175 MM Mercu Buana Sementara kelompok mitra bertugas memenuhi kebutuhan perusahaan inti sesuai dengan persyaratan yang telah disepakati. Pola Kemitraan Sub Kontrak Pola kemitraan sub kontrak merupakan pola kemitraan antara perusahaan mitra usaha dengan kelompok mitra usaha yang memproduksi komponen yang diperlukan perusahaan mitra sebagai bagian dari produksinya. Pola sub kontrak ditandai dengan ada nya kesepakatan tentang kontrak bersama yang mencakup volume, harga, mutu, dan waktu. Pola Kemitraan Dagang Umum Pola kemitraan dagang umum merupakan hubungan usaha dalam pemasaran hasil produksi. Pihak yang terlibat dalam pola ini adalah pihak pemasaran dengan kelompok usaha pemasok komoditas yang diperlukan oleh pihak pemasaran tersebut. Pola Kemitraan Keagenan Pola kemitraan keagenan merupakan bentuk kemitraan yang terdiri dari pihak perusahaan mitra dan kelompok mitra atau pengusaha kecil mitra. Pihak perusahaan mitra (perusahaan besar) memberikan hak khusus kepada kelompok mitra untuk memasarkan barang atau jasa perusahaan yang dipasok oleh perusahaan mitra. Sedangkan perusahaan mitra bertanggung jawab atas mutu dan volume produk (barang atau jasa). Pola Kemitraan Kerjasama Operasional Agribisnis (KOA) Pola kemitraan kerjasama operasional agribisnis (KOA) merupakan pola hubungan bisnis yang dijalankan oleh kelompok mitra dan perusahaan mitra. Kelompok mitra menyediakan biaya, modal, manajemen, dan pengadaan sarana produksi untuk mengusahakan atau membudidayakan suatu komoditas pertanian. Disamping itu, perusahaan mitra juga berperan sebagai penjamin pasar produk dengan meningkatkan nilai tambah produk melalui pengolahan dan pengemasan.
  • 11. Hari Yansyah Akil 55118110175 MM Mercu Buana 1. Menurut saudara bagaimana implementasi “Environmental Ethics” di Indonesia dan kaitannya dengan Business Ethics dan Good Governance (GCG dan GGG). Untuk menjawab ini dapat di analisis implementasinya pada perusahaan saudara atau salah satu perusahaan yang saudara amati. 2. Review 1 Artikel dari Jurnan International bereputasi yang berkaitan denan teman ini Note: Buat Daftar Pustaka yang benar kalau saudara mengutif tulisan author lain, baik dari buku atau pun dari internet/web. Etika lingkungan hidup berbicara mengenai perilaku manusia terhadap alam serta hubungan antara semua kehidupan alam semesta. Etika lingkungan (etika ekologi) adalah pendekatan terhadap lingkungan yang melihat pentingnya memahami lingkungan sebagai keseluruhan kehidupan yang saling menopang, sehingga semua unsur mempunyai arti dan makna yang sama. Prinsip etika ekologi adalah: semua bentuk kehidupan memiliki nilai bawaan dan karena itu memiliki hak untuk menuntut penghargaan karena harga diri, hak untuk hidup dan hak untuk berkembang. Etika lingkungan dapat dibedakan menjadi etika pelestarian dan etika pemeliharaan. Etika pelestarian adalah etika yang menekankan pada mengusahakan pelestarian alam untuk kepentingan manusia, sedangkan etika pemeliharaan dimaksudkan untuk mendukung usaha pemeliharaan lingkungan untuk kepentingan semua mahluk. Etika ekologi dapat dibedakan menjadi etika ekologi mendalam dan etika ekologi dangkal. Etika Ekologi Dangkal Etika ekologi dangkal merupakan pendekatan terhadap lingkungan yang menekankan fungsi lingkungan sebagai sarana penyelenggaraan kepentingan manusia dan bersifat antroposentris. Etika ekologi dangkal biasa diterapkan pada filsafat rasionalisme dan humanisme serta ilmu pengetahuan mekanistik. Dalam hal ini, alam hanya dipandang sebagai alat pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Poin-poin penekanan dalam etika antroposentris adalah sebagai berikut. ▪ Manusia terpisah dari alam. ▪ Mengutamakan hak-hak manusia atas alam tetapi tidak menekankan tanggung jawab manusia. ▪ Mengutamakan perasaan manusia sebagai pusat keprihatinannya. ▪ Kebijakan dan manajemen sunber daya alam untuk kepentingan manusia.
  • 12. Hari Yansyah Akil 55118110175 MM Mercu Buana ▪ Norma utama adalah untung rugi. ▪ Mengutamakan rencana jangka pendek. ▪ Pemecahan krisis ekologis melalui pengaturan jumlah penduduk khususnya di negara miskin. ▪ Menerima secara positif pertumbuhan ekonomi. Jenis etika antroposentris. 1. Etika antroposentris yang menekankan segi estetika alam (etika lingkungan harus dicari pada kepentingan manusia, secara khusus kepentingan estetika). 2. Etika antroposentris yang mengutamakan kepentingan generasi penerus(mendasarkan etika lingkungan pada perlindungan atau konservasi alam yang ditujukan untuk generasi penerus manusia). Tokoh: Eugene Hargrove dan Mark Sagoff. Etika Ekologi Mendalam Dalam hal ini, alam dipandang memiliki fungsi kehidupan, patut dihargai dan diperlakukan dengan cara yang baik (etika lingkungan ekstensionisme atau preservasi). Karena alam disadari sebagai penopang kehidupan manusia dan seluruh ciptaan. Untuk itu manusia dipanggil untuk memelihara alam demi kepentingan bersama, kepentingan manusia dan kepentingan alam itu sendiri. Berikut adalah poin-poin yang ditekankan dalam etika ekologi. ▪ Manusia adalah bagian dari alam ▪ Menekankan hak hidup mahluk lain, walaupun dapat dimanfaatkan oleh manusia, tidak boleh diperlakukan sewenang-wenang ▪ Prihatin akan perasaan semua mahluk dan sedih kalau alam diperlakukan sewenang-wenang ▪ Kebijakan manajemen lingkungan bagi semua mahluk ▪ Alam harus dilestarikan dan tidak dikuasai ▪ Pentingnya melindungi keanekaragaman hayati ▪ Menghargai dan memelihara tata alam ▪ Mengutamakan tujuan jangka panjang sesuai ekosistem ▪ Mengkritik sistem ekonomi dan politik dan menyodorkan sistem alternatif yaitu sistem mengambil sambil memelihara.
  • 13. Hari Yansyah Akil 55118110175 MM Mercu Buana Daftar Pustaka Afiyah, A., 2012. Teori Stakeholder. diakses pada tanggal 24 Oktober 2013. Anityasari, M., Wessiani, N.A., 2011. Analisa Kelayakan Usaha Dilengkapi dengan Kajian Manajemen Resiko. Guna Widya, Surabaya. Anwar, H., 2010. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pasien Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Nanggulan (Tesis). Magister Manajemen UMY, Yogyakarta. Manuel. G Velasquess. 2019. Etika Bisnis . Yogyakarta. Penerbit, Andi.