4, be gg, vidya anggraeni, environmenthal ethics, universitas mercubuana,2019
1. Nama : VIDYA ANGGRAENI
NIM : 55118110102
Mata Kuliah : Business Ethics & Good Governance
Tema : Environmental Ethics
Dosen :Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA, MPM.
• Environmental philosophy,
• Role of stakeholders,
• Partnerships.
Etika lingkungan adalah bagian dari filosofi lingkungan yang mempertimbangkan memperluas
batas-batas etika tradisional dari semata-mata termasuk manusia ke dunia non-manusia. Ini
memberikan pengaruh pada berbagai disiplin ilmu termasuk hukum lingkungan, sosiologi
lingkungan, ekologi, ekonomi ekologi, ekologi dan geografi lingkungan.
Dalam mengahadapi berbagai tantangan isu-isu global perusahaan dituntut untuk melakukan
penglolaan perusahaan yang baik dan setiap personil harus mengedepankan etika, agar
nantinya misi dan visi perusahaan yang telah digariskan mampu tercapai. Jika etika bisnis
yang sehat merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh perusahaan, maka menerapkan suatu
prinsip Good Corporate Governance dapat menjadi salah satu alat untuk mencapai etika
bisnis yang baik tersebut. Penerapan GCG dan mengedepan etika dibandingkan dengan
kepentingan pemilil memang tidak mudah, tapi pasti ada manfaat yang diperoleh oleh
perusahaan dan bukan hanya sesaat tetapi jangka panjang.
Bahkan GCG telah dijadikan bagian dari keunggulan bersaing oleh perusahaan gunanya
adalah untuk memasuki pasar global dan meraih kepercayaan dari para stakeholder(
supplier,inverstor,konsumen,pemerintah,karyawan da masyarakat) . Isu ini menjadi penting
karena masyarakat international saat ini menuntut suatu perusahaan yang ingin bersaing
dipasar international harus mampu bersikap terbuka ( transparency ), bertanggung jawab (
responsibility), berkeadilan ( fairness), mandiri (independency) dan memiliki kredibilitas (
accountability). Dengan demikian diharapkan dengan adanya perubahan dan transformasi
peran dan fungsi bisnis dan strategis diharapkan akan mampu mewujudkan system kelola
perusahaan yang baik ( good corporate governance ) dan mampu bertanggun jawab secara
social ( corporate social responsibility) sehingga dapat membawa perusahaan mampu
berbicara dan menjawab tantangan pasar global sekaligus meningkatkan keunggulan
bersaingnya ( competitive advantage ).
Filsafat tradisional terbagi antara konsekuensial (atau teleologi) teori seperti utilitarianisme
dan non-konsekuensial (atau deontologi) teori seperti filsafat yang berlandaskan hak.
Filsafat Antroposentris (Manusia Sebagai Pusat) adalah Sudut pandang dari kapitalis murni
dan expedient (bijaksana) berhubungan dengan ekonomi neo-klasikal, dimana berteori di
bawah basis kerangka utilitarian dalam pemahaman rasional yang sempit berdasarkan
kepentingan individu tertentu.
2. Filsafat Ekosentris (Menyeluruh)
Dihubungkandenganpendekatanmnanusiasebagaipusat,
berdasarkansudutpandangkaumpencintalingkunganmelihatbahwaperlunyamelibatkandiridal
ampengambilanataupembuatankeputusan, konservasi sumberdaya dan aktivitas restorasi
ataupemulihan.
Role of Stakeholder
Istilah ‘Stakeholders’ atau dinamakan pemangku kepentingan adalah kelompok atau individu
yang dukungannya diperlukan demi kesejahteraan dan kelangsungan hidup organisasi.
Pemangku kepentingan adalah seluruh pihak yang terkait dengan isu dan permasalahan yang
menjadi fokus kajian atau perhatian. Misalnya terkait isu perikanan, maka makna pemangku
kepentingan sebagai para pihak yang terkait dengan isu perikanan, seperti nelayan,
masyarakat pesisir, pemilik kapal, anak buah kapal, pedagang ikan, pengolah ikan,
pembudidaya ikan, pemerintah, pihak swasta di bidang perikanan, dan sebagainya. Terdapat
tiga faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam memandang signifikansi pemangku
kepentingan, yaitu kekuasaan/kekuatan (power), legitimasi, dan urgensi. Meskipun ketiga hal
tersebut bersama-sama dan saling terkait dalam mempengaruhi pengambilan tindakan oleh
sebuah perusahaan, tetapi yang paling besar dari ketiganya adalah kekuasaan/kekuatan.
Partnership
Kemitraan merupakan hal yang amat sangat penting dalam strategi bisnis. Kemitraan bisa
dilakukan oleh dua pihak maupun lebih dalam mendapatkan benefit bersama dan juga saling
membutuhkan satu dengan yang lainnya. Dalam manajemen modern, baik dalam
pengembangan sumber daya manusia maupun pengembangan kelembagaan/usaha,
kemitraan merupakan salah satu strategi yang biasa ditempuh atau dipilih. Kemitraan dalam
lingkungan masyarakat Indonesia, merupakan sesuatu hal yang tidak asing untuk diterapkan,
karena bangsa ini sudah mengenal kemitraan sejak lama meskipun dalam skala yang
sederhana, seperti gotong royong, partisipasi, mitra masyarakat desa hutan, mitra lingkungan
dan masih banyak lagi yang sering kita jumpai.
3. Daftar Pustaka
Buhr-Reiter, (n.d). Ideology, the environment and one worldview: A discourse analysis of
Noranda’s environmental and sustainable development reports. University of Saskatchewan