1. Dinamika Populasi
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengetahuan tentang populasi sebagai bagian dari penetahuan ekologi telah berkembang menjadi semakin luas. Dinamika
populasi tampaknya telah berkembang menjadi pengetahuan yang dapat berdiri sendiri. Dalam perkembangannya pengetahuan itu
banyak mengembangkan kaidah-kaidah matematika terutama dalam pembahasan kepadatan dan pertumbuhan populasi.
Pengembangan kaidah-kaidah matematika itu sangat berguna untuk menentukan dan memprediksikan pertumbuhan populasi
organisme di masa yang akan datang. Penggunaan kaidah matematika itu tidak hanya memperhatikan pertumbuhan populasi dari
satu sisi yaitu jenis organisme yang di pelajari, tetapi juga memperhatikan adanya pengaruh dari faktor-faktor lingkungan, baik biotik
maupun abiotik. Pengetahuan tentang dinamika populasi menyadarkan orang untuk mengendalikan populasi dari pertumbuhan
meledak ataupun punah.
Populasi juga mempunyai sejarah hidup dalam arti mereka tumbuh, mendadakan pembedaan dan memelihara diri seperti yang di
lakukan organisme. Di samping itu populasi juga mempunyai organisasi dan struktur yang dapat dilukiskan. Tetapi ada kalanya
dalam praktek sehari-hari, pengertian populasi itu dinyatakan dalam pengertian heterospesies dan polispesies.
Masalah yang akan di bahas dalam makalah ini meliputi pengertian populasi, ciri-ciri populasi, kerapatan populasi dan cara
pengukurannya, pengukuran kerapatan nisbi, kelangkaan hew an, parameter utama populasi, distribusi individu dalam populasi,
struktur utama populasi, piramida ekologi dan pertumbuhan populasi.
Tujuan
Diharapkan dengan makalah ini tujuan yang ingin dicapai adalah:
1. Memahami konsep populasi secara tepat individu sejenis dalam suatu habitat.
2. Memahami konsep ukuran dan kepadatan populasi.
3. Memahami konsep pertumbuhan populasi.
4. Memahami metode pengukuran populasi.
Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini adalah:
1. Mahasisw a mampu memahami konsep populasi secara tepat.
2. Mahasisw a mampu memahami konsep ukuran dan keadatan populasi.
3. Mahasisw a mampu memahami konsep pertumbuhan populasi
4. mahasisw a mampu memahami metode pengukuran populasi.
PEMBAHASAN
Pengertian Populasi
Populasi adalah kumpulan individu dari suatu jenis organisme. Pengertian ini dikemukakan untuk menjelaskan bahw a
individu- individu suatu jenis organisme dapat tersebar luas di muka bumi, namun tidak semuanya dapat saling berhubungan untuk
mengadakan perkaw inan atau pertukaran informasi genetik, karena tempatnya terpisah. Individu- individu yang hidup disuatu
tempat tertentu dan antara sesamanya dapat melakukan perkaw inan sehingga dapat mengadakan pertukaran informasi genetik
dinyatakan sebagai satu kelompok yang disebut populasi
Dalam penyebarannya individu-individu itu dapat berada dalam kelompok-kelompok, dan kelompok-kelompok itu terpisah
antara satu dengan yang lain. Pemisahan kelompok-kelompok itu dapat dibatasi oleh kondisi geografis atau kondisi cuaca yang
menyebabkan individu antar kelompok tidak dapat saling berhubungan untuk melakukan tukar menukar informasi genetik. Populasi-
populasi yang hidup secara terpisah ini di sebut deme. Sebagai contoh, populasi banteng di Pulau Jaw a terpisah menjadi dua
subpopulasi, yang satu terdapat di kaw asan Taman Nasional Baluran yang terletak di ujung timur, yang lain terdapat di kaw asan
Taman Nasional Ujung Kulon yang berada di ujung barat Pulau Jaw a. Jika isolasi geografis atau cuaca itu menyebabkan hew an
sama sekali tidak dapat melakukan pertukaran informasi genetik, maka antara kelompok yang satu dengan yang lain bisa terdapat
variasi-variasi genetik sebagai akibat seleksi alam yang terjadi di tempat masing-masing. Namun, jika ada kejadian yang
memungkinkan dua populasi yang terpisah dapat bersatu, pertukaran informasi genetik dapat berlangsung.
Ciri-Ciri Dasar Populasi
Ada dua ciri dasar populasi, yaitu :ciri biologis, yang merupakan ciri-ciri yang dipunyai oleh individu-individu pembangun
populasi itu, serta ciri-ciristatistik, yang merupakan ciri uniknya sebagai himpunan atau kelompok individu-individu yang berinteraksi
satu dengan lainnya
1.ciri- ciri biologi
Seperti halnya suatu individu, suatu populasi pun mempunyai ciri- ciri biologi, antara lain :
2. a. Mempunyai struktur dan organisasi tertentu, yang si fatnya ada yang konstan dan ada pula yang berfluktuasi dengan
berjalannya w aktu (umur)
b. Ontogenetik, mempunyai sejarah kehidupan (lahir, tumbuh, berdiferensiasi, menjadi tua = senessens, dan mati)
c. Dapat dikenai dampak lingkungan dan memberikan respons terhadap perubahan lingkungan
d. Mempunyai hereditas
e. Terintegrasi oleh faktor- faktor hereditaa oleh faktor- fektor herediter (genetik) dan ekologi (termasuk dalam hal ini adalah
kemampuan beradaptasi, ketegaran reproduktif dan persistensi. Persistensi dalam hal ini adalah adanya kemungkinan untuk
meninggalkan keturunanuntuk w aktu yang lama.
2. ciri- ciri statistik
Ciri- ciri statistik merupakan ciri- ciri kelompok yang tidak dapat di terapkan pada individu, melainkan merupakan hasil
perjumpaan dari ciri- ciri individu itu sendiri, antara lain:
a. Kerapatan (kepadatan) atau ukuran besar populasi berikut parameter- parameter utama yang mempengaruhi seperti natalitas,
mortalitas, migrasi, imigrasi, emigrasi.
b. Sebaran (agihan, struktur) umur
c. Komposisi genetik (“gene pool” = ganangan gen)
d. Dispersi(sebaran individu intra populasi
Kerapatan Populasi dan Cara Pengukurannya
Kerapatan populasi adalah ukuran besar populasi yang berhubungan dengan satuan ruang (area), yang umumnya diteliti
dan dinyatakan sebagai jumlah (cacah) individu dan biomasa persatuan luas, persatuan isi( volume) atau persatuan berat medium
lingkungan yang ditempati. Misalnya, 50 individu tikus saw ah per hektar, 300 individu keratela sp (zooplankton) per meter kubik air,
3 ton udang per hektar luas permukaan tambak, atau 50 individu afik( kutu daun) per daun.
Pengaruh populasi terhadap komunitas dan ekosistem tidak hanya tergantung kepada jenis apa dari organisme yang
terlibat tetapi tergantung kepada jumlahnya atau kerapatan populasinya kadang kala penting untuk membedakn kerapatan kasar
dari kerapatan ekologi( kerapatanspesifik.
Kerapatan kasar adalah kerapatan yang didasarkan atas kesatuan ruang total, sedangkan kerapatan ekologi adalah
kerapatan yang didasarkan atas ruang yang benar- benar (sesungguhnya) ditempati (mikrohabitat). Contoh : kerapatan afik (kutu
daun) per pohon dibandingkan dengan kerapatan afik per daun,
Lebih lanjut, kerapatan populasi suatu hew an dapat dinyatakan dalam bentuk kerapatan mutlak(absolut) dan kerapatan
nisbi( relatif). Pada penafsiran kerapatan mutlak diperoleh jumlah hew an per satuan area, sedangkan pada penafsiran kerapatan
nisbi nisbi hal itu tidak diperoleh, melainkan hanya akan menghasilkan suatu indeks kelimpahan (lebih banyak atau sedikit, lebih
berlimpah atau kurang berlimpah).
Pengukuran kerapatan populasi kebanyakan dilakukan dengan sensus atau metode menggunakan sample (sampling).
A. Kerapatan mutlak
Pengukuran kerapatan mutlak dapat dilakukan dengan cara:
1. Pencacahan Total (perhitungan menyeluruh)
metode ini disebut juga sensus yang digunakan untuk mengetahui jumlah nyata dari individu yang hidup dari suatu populasi.
Metode ini biasanya diterapkan kepada daerah yang sempit pada hew an yang hidupnya menetap,misalnya porifera dan binatang
karang. Metode ini juga dapat digunakan untuk menentukan populasi hew an yang berjalan lambat, misalnya jenis hew an dari
coelenterata, siput air dan lain- lain
2. Metode Sampling (cuplikan)
pada metode ini, pencacahan dilakukan pada suatu cuplikan (sample), yaitu suatu proporsi kecil dari populasi dan menggunakan
hasil cuplikan tersebut untuk membuat taksiran kerapatan (kelimpahan) populasi.
Pemakaian metode ini bersangkut paut dengan masalah penentuan ukurann dan jumlah cuplikan, oleh karena itu bersangkut paut
pula dengan metode- metode statistik.beberapa metode pencuplikan yang digunakan antara lain:
Metode kuadrat
Pencuplikan dilakukan pada suatu luasan yang dapat berbentuk bujur sangkar, persegi enam, lingkaran dan sebagainya. Prosedur
yang umum dipakai disini adalah menghitung semua individu dari beberapa kuadrat yang diketahui ukurannya dan
mengekstrapolasikan harga rata- ratanya untuk seluruh area yang diselidiki.
Metoda menangkap- menandai- menangkap ulang
Metode ini dinamakan juga dengan “mark-recapture”, metode ini mengambil tiga asumsi pokok, yaitu: 1. individu- individu yang tidak
bertanda maupun yang bertanda ditangkap secara acak.2. individu- individu yang diberi tanda mengalami laju mortalitas yang sama
seperti yang tidak bertanda.3. tanda- tanda yang dikenakan pada individu tidak hilang ataupun tidak tampak.
Metode removal (pengambilan)
3. metode ini umum digunakan untuk menaksir besar populasi mamalia kecil. Asumsi- asumsi dasar yang digunakan dalm metode
pengambilan adalah sebagai berikut: 1. populasi tetap stasioner selama periode penangkapan.2. peluang setiap individu populas i
untuk tertangkap pada setiap perioda panangkapan adalah sama.3. probabilitas penangkapan individu dari w aktu selama perioda
penangkapan adalah sama.
B. Pengukuran kerapatan nisbi (relatif)
Beberapa diantara pengukuran kelimpahan relatif adalah sebagai berikut :
· Menggunakan perangkap
· Menggunakan jala
· Menghitung jumlah felet faeses
· Frekuensi vokalisasi, indeks kelimpahan populasi dinyatakan sebagai frekuensi bunyi persatuan w aktu
· Tangkaan persatuan usaha
· Jumlah artifakta
· Daya makan
· Kuesioner
· Sensus tepi jalan
· Umpan manusia
Parameter Utama Populasi
1. Natalitas
Merupakan kemampuan populasi untuk bertambah atau ntukmeningkatkan jumlahnya, melalui produsi individu baru yang
dilahirkan atau ditetaskan dari teliu melalui aktifitas perkembangan.
Laju natalitas: jumlah individu baru per individu atau per betina per satuan w aktu.
Ada dua aspek yang berkaitan dengan natalitas ini antara lain :
A. fertilitas
tingkat kinerja perkembangbiakan yang direalisasikan dalm populasi, dan tinggi rendahnya aspek ini diukur dari jumlah telur yang di
ovovivarkan atau jumlah anak yang dilahirkan.
B. fekunditas
tingkat kinerja potensial populasi itu untuk menghasilkan individu baru.
Dalam ekologi dikenal dua macam natalitas yaitu: 1.natalitas maksimum= n. mutlak (absolut)=n. 2. natalitas ekologi= pertambahan
populasi dibaw ah kondisi lingkungan yang spesifik atau sesungguhnya.
2.Mortalitas
Menunjukkan kematian individu dalam populasi.
Juga dapat dibedakan dalam dua jenis yakni:
A. mortalitas ekologik = mortalitas yang direalisasikan yakni,matinya individu
dibaw ah kondisi lingkungan tertentu.
B. mortalitas minimum(teoritis), yakni matinya individu dalam kondisi lingkungan
yang ideal, optimum dan mati semata- mata karena usia tua.
3.Emigrasi, imigrasi dan migrasi.
Ketiga istilah diatas bersangkut paut dengan perpindahan.
· Emigrasi : perpindahan keluar dari area suatu populasi.
· Imigrasi : perpindahan masuk ke dalam suatu area populasi dan mengakibatkan meningkatkan kerapatan
· Migrasi : menyangkut perpindahan (gerakan) periodik berangkat dan kembali dari populasi.
Distribusi Individu dalam Populasi
Distribusi individu dalam populasi, sering kali disebut sebagai dispersi atau pola penjarakan (pola penyebaran) secara umum
dapat di bedakan atas 3 pola utama yaitu:
1. Acak (Random)
Pada pola sebaran ini peluang suatu individu untuk menempati sesuatu situs dalam area yang di tempati adalah sama, yang
memberikan indikasi bahw a kondisi lingkungan bersifat seragam. Keacakan berarti pula bahw a kehadiran individu lainnya. Dalam
sebaran statistik, sebaran acak ini ditunjukkan oleh varians (s2) yang sama dengan rata-rata (x).
2. Teratur (Seragam, unity):
4. Pola sebaran ini terjadi apabila diantara individu-individu dalam populasi terjadi persaingan yang keras atau ada antagonisme positif
oleh adanya teritori-teritori terjadi penjarakan yang kurang lebih merata. Pola sebaran teratur ini relatif jarang terdapat di alam.
Lew at pendekatan statistik, pola sebaran teratur ini di tunjukkan oleh varians (s2) yang lebih kecil dari rata-rata (x)
3. Mengelompok (Teragregasi, Clumped)
Merupakan pola sebaran yang relatif paling umum terdapat di alam pengelompokan itu sendiri dapat terjadi oleh karena
perkembangbiakan, adanya atraksisosialdan lain-lain. Lew at pendekatan statistik, pola sebaran menelompok ini varians (s2) yang
lebih besar dari rata-rata (x)
Struktur Umur Populasi
Untuk menggambarkan sebaran umur dalam populasi, dapat di lakukan dengan mengatur data kelompok usia dalam bentuk
suatu poligon atau piramida umur. Dalam hal ini jumlah individu atau persentase jumlah individu dari tiap kelas usia di gambarkan
sebagai balok-balok horizontal dengan panjang relatif tertentu. Secara hipotesis, ada tiga bentuk piramida umur populasi, yakni :
1. populasi yang sedang berkembang
2. populasi yang stabil
3. populasi yang senesens (tua)
Piramida Ekologi
Struktur trofik pada ekosistem dapat disajikan dalam bentuk piramida ekologi. Ada 3 jenis piramida ekologi, yaitu piramida jumlah,
piramida biomassa, dan piramida energi.
a. Piramida jumlah
Organisme dengan tingkat trofik masing - masing dapat disajikan dalam piramida jumlah, seperti kita Organisme di tingkat trofik
pertama biasanya paling melimpah, sedangkan organisme di tingkat trofik kedua, ketiga, dan selanjutnya makin berkurang. Dapat
dikatakan bahw a pada kebanyakan komunitas normal, jumlah tumbuhan selalu lebih banyak daripada organisme herbivora.
Demikian pula jumlah herbivora selalu lebih banyak daripada jumlah karnivora tingkat 1. Kamivora tingkat 1 juga selalu lebih banyak
daripada karnivora tingkat 2. Piramida jumlah ini di dasarkan atas jumlah organisme di tiap tingkat trofik.
b. Piramida biomassa
Seringkali piramida jumlah yang sederhana kurang membantu dalam memperagakan aliran energi dalam ekosistem.
Penggambaran yang lebih realistik dapat disajikan dengan piramida biomassa. Biomassa adalah ukuran berat materi hidup di w aktu
tertentu. Untuk mengukur biomassa di tiap tingkat trofik maka rata-rata berat organisme di tiap tingkat harus diukur kemudian
barulah jumlah organisme di tiap tingkat diperkirakan.
Piramida biomassa berfungsi menggambarkan perpaduan massa seluruh organisme di habitat tertentu, dan diukur dalam gram.
Untuk menghindari kerusakan habitat maka biasanya hanya diambil sedikit sampel dan diukur, kemudian total seluruh biomassa
dihitung. Dengan pengukuran seperti ini akan didapat informasi yang lebih akurat tentang apa yang terjadi pada ekosistem.
c. Piramida energi
Seringkali piramida biomassa tidak selalu memberi informasi yang kita butuhkan tentang ekosistem tertentu. Lain dengan Piramida
energi yang dibuat berdasarkan observasi yang dilakukan dalam w aktu yang lama. Piramida energi mampu memberikan gambaran
paling akurat tentang aliran energi dalam ekosistem.
Pada piramida energiterjadi penurunan sejumlah energi berturut-turut yang tersedia ditiap tingkat trofik. Berkurang-nya energiyang
terjadi di setiap trofik terjadi karena hal-hal berikut.
1. Hanya sejumlah makanan tertentu yang ditangkap dan dimakan oleh tingkat trofik selanjutnya.
2. Beberapa makanan yang dimakan tidak bisa dicemakan dan dikeluarkan sebagai sampah.
3. Hanya sebagian makanan yang dicerna menjadi bagian dari tubuh organisme.
Faktor-faktoryang mempengaruhi penyebaran populasi:
• Distribusi sumberdaya
• Perilaku sosial (pada hew an)
• Faktorlain (interaksiorganisme, tempatberlindung,oksigen terlarut, dll)
Kepadatan dan pola penyebaran populasi merupakan faktor penting untuk analisis dinamika populasi
Pertumbuhan Populasi
Suatu populasi akan mengalami pertumbuhan, apabila laju kelahiran di dalam populasi itu lebih besar dar laju kematian, dengan
mengasumsikan bahw a laju emigrasi.
5. Dikenal dua macam bentuk pertumbuhan populasi, yakni bentuk pertumbuhan eksponensial ( dengan bentuk kurva J) dan bentuk
pertumbuhan sigmoid (dengan bentuk kurva S)
1. Pertumbuhan Eksponensial
Pertumbuhan populasi bentuk eksponensial ini terjadi bilamana populasi ada dalam sesuatu lingkungan ideal baik, yaitu
ketersediaan makanan, ruang dan kondisi lingkungan lainnya tidak beroperasi membatasi, tanpa da persaingan dan lain
sebagainya. Pada pertumbuhan populasi yang demikian kerapatan bertambah dengan cepat secara eksponensial dan kemudian
berhenti mendadak saat berbagai faktor pembatas mulai berlaku mendadak.
2. Pertumbuhan Sigmoid
Pada pertumbuhan populasi yang berbentuk sigmoid ini, populasi mula-mula meningkat sangat lambat (fase akselerasi positif).
Kemudian makin capet sehingga mencapai laju peningkatan secara logaritmik (fase logaritmik), namun segera menurun lagi secara
perlahan dengan makin meningkatnya pertahanan lingkungan, misalnya yang berupa persaingan intra spesies (fase akselerasi
negatif) sehingga akhirnya mencapai suatu tingkat yang kurang lebih seimbang (fase keseimbangan). Tingkat populasi yang
merupakan asimptot atas dari kurva sigmod, yang menandakan bahw a populasi tidak dapat meningkat lagi di sebut daya dukung
(K= suatu konstanta). Jadi daya dukung suatu habitat adalah tingkat kelimpahan populasi maksimal (kerapatan jumlah atau
biomasa) yang kelulus hidupannya dapat di dukung oleh habitat tersebut.
Faktor pembatas pertumbuhan populasi :
• Tergantung kepadatan : makanan dan ruangan
• Tidak tergantung kepadatan :iklim dan bencana alam
Faktor pembatasmenyebabkan spesies menerapkan strategi untuk bertahan hidup.
Kelangkaan Hew an
Kelangkaan suatu hew an dapat ditinjau dari aspek kelimpahan, tepatnya intensitas (kerapatan) dan prevalensi menunjukkan
jumlah atau ukuran area-area yang di tempati spesies itu atau cacah dan besarnya daerah yang dialami oleh makhluk di dalam
kaw asan secara keseluruhan.
Suatu spesies hew an yang prevalensinya tinggi (= prevalen) dapat lebih sering dijumpai, sebab daerah penyebarannya luas,
maka lebih sering dijumpai, sebab daerah penyebarannya luas, maka lebih mudah di jumpai dimana-mana. Berbada halnya dengan
suatu spesies yang prevalensinya rendah, karena daerah penyebarannya sempit hanya dapat di jumpai pada tempat-tempat
tertentu saja (= terlokalisasi).
Adapun faktor-faktor penyebab punahnya hew an yang berkaitan dengan tindakan manusia itu antara lain sebagai berikut:
1. Habitat hilang atau mengalami degradasi
Manusia banyak mengganggu habitat dalam melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Gangguan habitat itu ada yang
sampai menyebabkan habitat hilang, ada yang mengalami degradasidan paling tidak ada habitat yang terganggu. Beberapa contoh
habitat yang hilang, rusak atau terganggu karena terganggu oleh perbuatan manusia adalah sebagai berikut.
a. Hutan di tebang untuk di jadikan daerah pemukiman. Ini merupakan contoh hilangnya habitat. Perubahan hutan menjadi daerah
perumahan, terutama perumahan di daerah perkotaan menyebabkan pohon-pohonan dan tumbuhan lain di tebang habis.
b. Kerusakan terumbu karang karena ledakan dinamit yang di gunakan orang untuk menangkap ikan. Penangkapan ikan dengan
menggunakan dinamit pada umumnya di lakukan di daerah yang dangkal yang banyakdi huni oleh hew an-hewan karang. Ledakan
dinamit di tempat tersebut dapat merusak terumbu karang
2. Fragmentasi habitat
Pembuatan jalan, pengembangan daerah pertanian dan pembuatan daerah pemukiman di lingkungan habitat yang luas tidak
menghilangkan habitat secara keseluruhan. Jalan, perkebunan, dan kota yang di bangun orang menyebabkan habitat terpisah-
terpisah. Pemisahan itu menyebabkan habitat terpecah menjadi kecil-kecil, sehingga menyebabkan hew an terkungkung pada
lingkungan sempit yang tidak memungkinkan hew an tumbuh dan berkembangbiak secara optimal.
3. Pemburuan komersial.
Pemburuan komersial adalah pemburuan binatang sebagai upaya untuk memperoleh penghasilan bukan untuk rekreasi.
4. Faktor lain
Di negara-negara yang w ilayahnya luas, misalnya Amerika Serikat, jalan raya yang menghubungkan kota dengan kota lain amat
panjang. Jalan itu melintasi tempat-tempat yang masih di huni oleh hew an liar, masalnya hutan dan padang rumput. Jalan itu
memisahkan kaw asan tersebut menjadi dua bagian, yaitu di kiri dan di kanan jalan. Hew an-hew an liar yang hidup di kaw asan itu
6. sering kali menyeberang jalan pada malam hari. Di antara hew an-hewan itu banyakyang terlindas kendaraan yang melintas di jalan
tersebut.
Dinamika Populasi
Merupakan ilmu yang mempelajari pertumbuhan serta pengaturan populasi. Hal ini tentu berkaitan dengan parameter populasi.
Khusus di dalam pengaturan kerapatan populasi dikenal adanya mekanisme “density dependent” (mekanisme yang bergantung
kepada kerapatan) dan mekanisme “density independent” (mekanisme yang tak bergantung pada kerapatan).
Secara umum, aspek-aspek yang dipelajari dalam dinamika populasi adalah:
1. Populasi sebagai komponen dari sistem lingkungan.
2. Perubahan jumlah individu dalam populasi.
3. Tingkat penurunan, peningkatan, penggantian individu dan proses yang menjaga kestabilan jumlah individu dalam populasi.
4. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perubahan jumlah individu dalam populasi.
PENUTUP
Dinamika populasi adalah pengetahuan yang mempelajari pertumbuhan populasi organisme. Populasi adalah individu-individu
yang hidup disuatu tempat tertentu dan antara sesamanya dapat melakukan perkaw inan sehingga dapat mengadakan pertukaran
informasi genetik dinyatakan sebagai satu kelompok.
Ada dua ciridasar populasi, yaitu :ciri biologis, yang merupakan ciri-ciri yang dipunyai oleh individu-individu pembangun populasi
itu, serta ciri-ciri statistik, yang merupakan ciri uniknya sebagai himpunan atau kelompok individu-individu yang berinteraksi satu
dengan lainnya
Ukuran populasi menyatakan banyaknya individu anggota populasi di suatu daerah tertentu. Jika daerah penyebaran populasi
luas sehingga pengukuran populasi secara menyeluruh sulit di lakukan, besarnya ukuran populasi yang di gunakan adalah
kepadatan populasi, yang menyatakan individu persatuan luas tertentu. Ukuran dan kepadatan populasi dapat di ukur dengan
metode sensus, sampling atau pengukuran nisbi.
Populasi dapat tumbuh cepat atau lambat. Kecepatan pertumbuhan populasi di tentukan dengan perbedaan angka kelahiran dan
angka kematian. Kecepatan pertumbuhan populasi itu di pengaruhi oleh jumlah kematian sebelum mencapai umur reproduktif, dan
ketahanan hidup pada umur tertentu.
http://praycorp.blogspot.com/2011/03/dinamika-populasi.html