Ekosistem danau di Situ Cimangkok memiliki 15 spesies plankton. Spesies alga Coelosphaerium memiliki kelimpahan tertinggi sedangkan Ganotozigot memiliki kelimpahan terendah. Suhu air 23°C, kecerahan 83 cm, dan pH 11,5 yang menunjukkan air bersifat asam. Kedalaman 12 meter pada jarak 5 meter dari tepi.
1. LAPORAN
PRAKTIKUM EKOSISTEM DANAU STASIUN III
Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Tugas Praktikum Ekologi Perairan
Disususn oleh
Hanna Silvia
033041211001
Lingga Patryana
033041211005
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
SUKABUMI
2013
iv
2. KATA PENGANTAR
Assalammualaikum. Wr. Wb.
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah semata, yang telah memberikan
keagungan dan kekuasaan-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan. Ucapan
syukur bagi penyusun bukanlah ceremonial belaka yang sudah dianggap sering. Namun, itu
adalah wujud syukur penyusun atas segala bantuan dan kekuatan yang diberikan-Nya.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, beserta
keluarganya, para sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Penyusun sadari laporan yang penyusun buat ini masih jauh dari benar dan baik,
namun penyusun berharap curahan pikiran dan usaha penyusun ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca dalam meningkatkan kualitas pembuatan laporan dan bagi penyusun pribadi.
Penyusun berharap kritikan dan saran dari berbagai pihak, agar penyusun dapat lebih baik
dalam membuat berbagai laporan.
Wassalammualaikum. Wr.Wb.
Sukabumi, Juli 2013
Penyusun
iv
3. BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Salah satu ekosistem air tawar yang termasuk ekosistem air tenang adalah danau.
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa meter
persegi hingga ratusan meter persegi. Danau terjadi karena glacier, tanah longsor yang
membendung lembah, pelarutan mineral tertentu dalam tanah sehingga permukaan tanah
menurun membentuk cekungan. Danau juga dapat dibentuk oleh kawah gunung api yang
sudah mati atau gobah yang terbentuk di pinggir laut.
Ekosistem danau ditandai oleh adanya bagian perairan yang dalam sehingga
tumbuh-tumbuhan berakar tidak dapat tumbuh di bagian ini. Berbeda dengan ekosistem
kolam yang tidak dalam (kedalamannya tidak lebih dari 4-5 meter) yang memungkinkan
tumbuh-tumbuhan berakar dapat tumbuh di semua bagian perairan.
Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan
jaraknya dari tepi. Ekosistem danau mempunyai 4 zona (daerah) yakni:
1.
Daerah litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal.
Air yang hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang
berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air. Komunitas organisme sangat
beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput
dan remis, serangga, krustacea, ika€n, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan
ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di danau.
2.
Daerah Limnetik
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat
ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai fitoplankton, termasuk ganggang
dan sianobakteri. Ganggang berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi
selama musim panas dan musim semi. Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera
dan udang-udangan kecil memangsa fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan-ikan
iv
4. kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar, kemudian ikan besar dimangsa ular,
kura-kura, dan burung pemakan ikan.
3. Daerah Profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau. Mikroba dan
organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi seluler setelah mendekomposisi
detritus yang jatuh dari daerah limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba.
4. Daerah Bentik
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa
organisme mati.
2.1
Tujuan Praktikum
1.
Mempelajari karakteristik ekosiatem danau dan faktor – faktor pembatasnya.
2.
Mempelajari cara – cara pengambilan data ( parameter ) fisik, kimia dan biologi
suatu perairan.
3.
Mengetahui jumlah plankton, bentos dan nekton yang ada di danau khususnya
stasiun III.
4.
Mengetahui keterkaitan antara produktivitas ekosostem perairan dengan kondisi
fisik perairan di Situ Cimangkok
3.1
Waktu dan Tempat
Hari, Tanggal
: Sabtu, 15 Juni 2013
Waktu
: 07.00 s.d 08.30 WIB
Tempat
: Kp. Titisan Ds. Cimangkok Kec. Sukalarang
iv
5. BAB II
METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ekosistem danau ini dilaksanakan pada:
1.
Pengambilan data:
Hari, tanggal
Waktu
: 07.00 s.d 08.30 WIB
Tempat
2.
: Sabtu, 15 Juni 2013
: Kp. Titisan Ds. Cimangkok Kec. Sukalarang
Pengamatan Plankton
Hari, tanggal
: Senin, 24 Juni 2013
Waktu
: 13.30 s.d 16.00 WIB
Tempat
: Laboratorium Basah MSP UMMI
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Sechi Disk
b. Botol film 4 buah
c. Roll-meter
d. Termometer
e. Prum
f. Pipet ukur
g. Kertas label
h. Pensil
i. Jaring plankton (planktonet)
j. Literan
k. Live jaket
iv
6. l. Amscud
2. Bahan
a. pH meter
b. Larutan formalin 4 %
C. Cara Kerja
1. Membagi danau menjadi tiga stasiun dengan tempat yang berbeda
2. Ukur suhu dan pH di kedalaman 0 M.
3. Ukur Kedalaman dengan menggunakan prum
4. Ukur kecerahan dengan menggunakan sechi disk untuk mengetahui kecerahan
5. Mengambil cuplikan plankton pada masing-masing stasiun dengan cara:
a.
Mengambil air disekitar danau kemudian tumpahkan ke alat berikutnya yaitu
planktonet dengan menggunakan leteran dengan 5 kali pengambilan.
b.
air yang sudah ada di dalam planktonet masukan kedalam botol film yang sudah di
beri label, Fiksasi cuplikan plankton yang sudah berada dalam botol atau plankton
dengan cara diberi ± 1 ml larutan 4 % formalin
c. Menutup rapat-rapat botol tersebut.
d. Memberi label atau catatan singkat tentang lokasi dan waktu pengambilan
cuplikan pada masing-masing botol.
e. Simpan botol tadi kedalam lemari es untuk diamati keesokan harinya.
3. Mengamati plankton dengan mikroskop
4. Menentukan kepadatan plankton dinyatakan dengan perhitungan di Microsoft Excel
yang diperoleh dengan menggunakan rumus:
a. Kelimpahan
d. Indeks Dominansi
N = (1/Vd x Ja/Jb x Vt/Vs x F)
C = ∑ (ni/N)2
b. Indeks Keanekaragaman
= - Pi x LnPi
c. Keseragaman
E = H/H’
iv
7. BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil Pengamatan
Jumlah spesies plankton yang kami dapatkan di stasiun 3 sebanyak 15 spesies,
dengan pembagian ; Alga berjumlah 7 spesies, Diatoma berjumlah 4 spesies, Protozoa
berjumlah 3 spesies dan Rotifera 1 spesies. Stasiun 3 bertempat di di situ Cimangkok Kp.
Titisan Ds. Cimangkok Kec. Sukalarang.
Karakteristik stasiun 3 yaitu Situ yang memiliki dasar perairan berbatu dan sedikit
mengandung lumpur, dengan suhu air sebesar 23°C, Kecerahan air sebesar 83 cm
sedangkan pH sebesar 11,5 berarti perairan situ di Cimangkok bersifat asam. Adanya
alkalinitas akan mempengaruhi tingkatan pH. Dengan kedalaman 12 meter pada jarak dari
tepi 5 meter ke tengah situ.
Tabel perbandingan 15 spesies di stasium 3
No
Spesies
1
Alga
Rumus
Kelimpahan
Paling banyak
Paling Sedikit
Coelosphaerium = 6336
Ganotozigot = 42
ni/N
Coelosphaerium =0.458333
Ganotozigot = 0.003038
Ln/Pi
Phormidinm = -5.66296
Coelosphaerium=0.78016
H’
Aphanopsapsa = 0.363156
Polycystis = 0.025516
Keseragaman
Aphanopsapsa = 0.134102
Ganotozigot =0.006503
Dominansi
Coelosphaerium =0.210069
Merismopedia=0.001146
Kelimpahan
Fragilaria=12
Diatoma=42
Keanekaragaman
Fragilaria=0.007378
Diatoma=0.003038
ni/N
Fragilaria=0.007378
Diatoma=-0.003038
Ln/Pi
Diatoma=-5.79649
Fragilaria=-4.90919
H’
Fragilaria=0.036222
Nitzaehia=0.03101
Keanekaragaman
2
Diatoma
iv
9. 3.2
Pembahasan
Pada peraktikum ekosistem danau, tempat pengamatan berada di situ Cimangkok
Kp. Titisan Ds. Cimangkok Kec. Sukalarang. Dilihat dari segi kondisi situ pengamatan, air
sungai pada danau berwarna keruh kecoklatan namun disekitar tepian situ tidak ditemukan
adanya banyak sampah. Vegetasi pada lingkungan sekitar situ berupa semak rerumputan
dan tanaman-tanaman liar. Situ Cimangkok merupakan situ buatan yang berawal dari
penggalian pasir, terlihat dari bentukan kondisi sekeliling tepian situ situ itu terlihat secara
buatan. Penelitian yang dilakukan meliputi beberapa parameter, yaitu :
1. Kimia, diantaranya
: pH
2. Fisika, diantaranya
: Kecerahan, Kekeruhan, Suhu, Arus, dan Dasar Perairan
3. Biologi, diantaranya : Kepadatan Plankton, Bentos, dan Nekton
Pada pengamatan di stasiun 3, didapatkan suhu air sebesar 23°C, suhu air lebih besar
dari suhu udara karena air lebih lama untuk melepas penas ke udara. Kecerahan air sebesar
83 cm. Kecerahan air dipengaruhi oleh total padatan terlarut dalam air. Semkin besar
tingkat padatan terlarut maka semakin kecil tingkat kecerahan airnya. Warna air pada
stasiun 3 berwarna coklat kehijauan, hal ini mengindikasikan adanya alga yang
menghasilkan warna hijau pada air. kecerahan dan warna air merupakan parameterparameter yang saling terkait. Kecerahan perairan sangat dipengaruhi oleh keberadaan
padata tersuspensi, cat-cat terlarut, partikel-partikel dan warna air. Pengaruh kandungan
lumpur yang dibawa oleh air dapat mengakibatkan tingkat kecerahan perairan situ menjadi
rendah, sehingga menurunkan nilau produktivitas perairan (Nybakker, 1992). sedangkan pH
sebesar 11,5 berarti perairan situ di Cimangkok bersifat asam. Adanya alkalinitas akan
mempengaruhi tingkatan pH. Dengan kedalaman 12 meter pada jarak dari tepi 5 meter ke
tengah situ. Dengan menggunakan berbagai perhitungan, antara lain :
1. Kelimpahan alga, diatoma, dan rotifer dengan jumlah spesies paling banyak yang
membuktikan bahwa plankton di suatu perairan berlimpah. Dan sebaliknya, spesies
yang paling sedikit membuktikan bahwa plankton di suatu perairan tidak berlimpah.
2. Indeks keanekaragaman, terbukti bahwa sebaran biota tidak merata, yang dibuktikan
dengah H` < 2.30. Artinya keanekaragaman kecil, dan kestabilan komunitas rendah.
iv
10. 3. Keseragaman
menunjukkan
pola
sebaran
biota
tidak
merata,
dengan
membandingkan nilai E < 1. Artinya semakin kecil nilainya, maka semakin kecil
pula keseragaman suatu populasi.
4. Indeks dominansi, yaitu dilihat dari hasil yang dapat kita simpulkan nilai C
mendekati 0 berarti hamper tidak ada spesies yang mendominasi.
Keseimbangan hubungan fungsional komponen ekosisitem perairan situ ini dapat
mengalami perubahan dan tingkatan keseimbangan karena adanya interaksi faktor luar
sistem perairan yang muncul dalam bentuk misalnya dominannya jenis-jenis atau komunitas
biota tertentu atau putusnya sistem rantai makanan, menurunnya kualitas air dan
sebagainya.
iv
11. BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Melihat data hasil pengamatan yang diperoleh, kami dapat menyimpulkan bahwa
karakteristik situ berbeda-beda. Situ ini memiliki karakteristik yang cenderung tenang dan
warna air dengan beberapa tingkat kecerahan. yang didapat seperti parameter fisik, kimia
dan biologi saling berhubungan dan berdampak langsung terhadap kualitas perairan.
Kepadatan populasi plankton juga dapat dijadikan inbdikator kualitas suatu perairan.
Semakin tinggi kepadatannya, maka kualitas air semakin baik. Namun sebaliknya, jika
kepadatan populasi plankton rendah, maka kualitas perairan semakin buruk.
iv
12. DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius, Yogyakarta.
Polunin, N. 1997. Teori Ekosistem dan Penerapannya. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
SITH. 2009. Teknologi Pengelolaan Kualitas Air. Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Odum, E.P. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Setiawati, Tety dan Deswaty Furqonita. 2007. Biologi Interaktif. Azka Press. Jakarta
Nybakran, J.W. 1992. Biologi Laut, Suatu Pendekatan Ekologi. PT. Gramedia Pustaka,
Jakarta.
Haslam,S.M.1995.Biological indikator of freshwater Poluution and Eniro Mental
Management. London. Elsevies Applied Publisher
iv
13. Salah satu Plankton yang ada di Situ, Cimangkok
Gambar 6. Plankton hasil identifikasi
(Spirostomum, Urostila dan
Aphanocapsa)
Gambar 7. Plankton hasil identifikasi (Polycystis)
Gambar 8. Plankton hasil identifikasi (Rotaria)
Gambar 9. Plankton hasil identifikasi (Synedra)
Gambar 10. Plankton hasil identifikasi (Lacrymaria)
Gambar 11. Plankton hasil identifikasi
iv
14. Proses Praktikum di lapangan
Gambar 1. Proses pengukuran pH meter
Gambar 2. Proses pengukuran suhu
Gambar 3. Proses pengukuran kedalaman Situ
Situkedalaman s
Gambar 4. Proses pengecekan kecerahan
dan kekeruhan
Gambar 5. Hasil plankton yang sudah
diambil
iv
16. DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................... ........ ii
DAFTAR LAMPIRAN GAMBAR ............................................................... ........ iii
DAFTAR LAMPIRAN TABEL .................................................................... ........ iv
BAB I.
PENDAHULUAN ........................................................................ ........ 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................... ........ 1
BAB II.
METODOLOGI ............................................................................ ........ 2
BAB III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN ...................... ........ 7
3.1 Hasil Pengamatan .................................................................. ........ 7
3.2 Pembahasan ........................................................................... ........9
BAB IV. PENUTUP .................................................................................. ........ 11
4.1 Kesimpulan ............................................................................. ........ 11
DAFTAR PUSTAKA
iv
17. DAFTAR LAMPIRAN GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Proses Pengukuran pH Meter ......................................................... ........ 13
Gambar 2. Proses Pengukuran Suhu ................................................................ ........ 13
Gambar 3. Proses Kedalaman Situ ................................................................... ........ 13
Gambar 4. Proses Pengecekan Kecerahan dan Kekeruhan .............................. ........ 13
Gambar 5. Hasil Plankton yang Sudah Diambil .............................................. ........ 13
Gambar 6. Plankton Hasil Identifikasi ............................................................. ........ 14
Gambar 7. Plankton Hasil Identifikasi ............................................................. ........ 14
Gambar 8. Plankton Hasil Identifikasi ............................................................. ........ 14
Gambar 9. Plankton Hasil Identifikasi ............................................................. ........ 14
Gambar 10. Plankton Hasil Identifikasi ........................................................... ........ 14
Gambar 11. Plankton Hasil Identifikasi ........................................................... ........ 14
Gambar 12. Hasil Data Identifikasi Plankton................................................... ........ 15
iv
18. No
A.
1
2
3
4
5
6
7
B.
1
2
3
4
C.
1
2
3
D.
1
Stasiun III : 15 spesies
Stasion
Spesies
III
Alga
Aphanopsapsa
987
Coelosphaerium
1056
Merismopedia
78
Phormidinm
8
Polycystis
11
Desmidium
103
Ganotozigot
7
Diatoma
Diatoma
7
Synedra
8
Fragilaria
17
Nitzaehia
14
Protozoa
Spirostomum
1
Urostyla
2
Lacrymaria
2
Rotifer
Rotoria
3
2304
Jumlah
153.6
rata-rata
Kelimpahan
Stasion 3
5922
6336
468
48
66
618
42
42
48
102
84
6
12
12
18
Gambar 1. Data 15 Spesies di
stasiun 3
Gambar 2. Data Kelimpahan di
stasiun 3
iv
20. DAFTAR LAMPIRAN TABEL
Halaman
Gambar 1. Data 15 Spesies di Stasiun 3........................................................... ........ 16
Gambar 2. Data Kelimpahan di Stasiun 3 ........................................................ ........ 16
Gambar 3. Data Keanekaragaman di Stasiun 3 ................................................ ........ 17
Gambar 4. Data Keseragaman di Stasiun 3 ...................................................... ........ 17
Gambar 5. Data Dominansi di Stasiun 3 .......................................................... ........ 17
iv