Titrasi netralisasi digunakan untuk menentukan kadar analit yang bersifat asam atau basa dengan menggunakan air sebagai pelarut dan berbagai indikator seperti fenolftalein dan jingga metil. Titrasi yang layak dilakukan jika terjadi reaksi sempurna pada titik akhir sehingga garis kurva menjadi tajam.
2. Aplikasi Titrasi Netralisasip
Titrasi netralisasi digunakan untuk menentukan
kadar analit yang bersifat asam/basa atau zat
yang dapat diubah menjadi asam/basa.
Air digunakan sebagai pelarut karena mudah
diperoleh, murah, tidak beracun dan mempunyaip , , p y
koefisien suhu muai yang rendah.
Beberapa analit tidak dapat dititrasi dalam airBeberapa analit tidak dapat dititrasi dalam air
karena kelarutannya rendah atau memiliki
kekuatan asam/ basa yg tidak memadai untukkekuatan asam/ basa yg tidak memadai untuk
mencapai titik akhir, senyawa demikian biasanya
ditritrasi bebas air.ditritrasi bebas air.
3. Pereaksi Titrasi Netralisasi
• Larutan Baku Asam distandarkan dg
Baku Primer Basa : Na-karbonat, TRIS
atau THAM (tris hidroksimetilatau THAM (tris hidroksimetil
aminometan), Na-tetraborat, Merkuri
oksidaoksida
• Larutan Baku Basa (perhatikan efek
CO2 dalam air) distandarkan dg
Baku Primer Asam : KH-Ftalat AsamBaku Primer Asam : KH Ftalat, Asam
benzoat, Asam sulfamat, KH-iodat,
Asam sulfosalisilatAsam sulfosalisilat
5. Asam : HIn + H2O H3O+ + In-
B I + H O HI + OHBasa : In- + H2O HIn + OH-
[H O+][In ] [HIn][H3O+][In-] [HIn]
Ka = ---------------- pH = pKa - log -------
[HIn] [In ][HIn] [In-]
Warna TAT tergantung konsentrasi yang dominan :Warna TAT tergantung konsentrasi yang dominan :
Mis. jika HIn merah dan In- kuning, maka
pada pH rendah [HIn] dominan, ratio 10/1 (merah)
pada pH tinggi [In-] dominan ratio 1/10 (kuning)pada pH tinggi [In-] dominan, ratio 1/10 (kuning)
pada pH sedang [HIn] = [In-], ratio 1 (jingga)
6. R t H I dik tRentang pH Indikator
Warna kuning :
pHkuning = pKa + log 10/1 = 5 +1 = 6
Warna merah :Warna merah :
pHmerah = pKa + log 1/10 = 5 -1 = 4
_____________________________
ΔpH = pH – pH = 2ΔpH = pHkuning – pHmerah = 2
pH range = 4 - 6
8. The first useful theory of indicator action was suggested
by W 0stwald based upon the concept that indicators inby W. 0stwald based upon the concept that indicators in
general use are very weak organic acids or bases.
The simple Ostwald theory of the colour change of
indicators has been revised, and the colour changes are
believed to be due to structural changes, including the
production of quinonoid and resonance forms; these may
be illustrated by reference to phenolphthalein the changesbe illustrated by reference to phenolphthalein, the changes
of which are characteristic of all phthalein indicators. In
the presence of dilute alkali the lactone ring in (I) opens tothe presence of dilute alkali the lactone ring in (I) opens to
yield (II), and the triphenylcarbinol structure (II) undergoes
loss of water to produce the resonating ion (III) which is
red. If phenolphthalein is treated with excess of
concentrated alcoholic alkali the red colour first produced
disappears owing to the formation of (IV)disappears owing to the formation of (IV).
12. Daftar Indikator Asam-Basa
NAMA pH range pKa
(μ = 0 1 M)
Warna Tipe (sifat)
(μ = 0,1 M)
Biru timol 1,2-2,8
8,0-9,6
1,65
8,90
Merah-Kuning
Kuning-Biru
asam
Kuning metil 2,9-4,0 Merah-Kuning basa
Jingga metil 3,1-4,4 3,46* Merah-Jingga basa
Hijau bromkresol 3 8 5 4 4 66 Kuning Biru asamHijau bromkresol 3,8-5,4 4,66 Kuning-Biru asam
Merah metil 4,2-6,3 5,00* Merah-Kuning basa
Ungu bromkresol 5,2-6,8 6,12 Kuning-Ungu asamUngu bromkresol 5,2 6,8 6,12 Kuning Ungu asam
Biru bromtimol 6,2-7,6 7,10 Kuning-Biru asam
Merah fenol 6,8-8,4 7,81 Kuning-Merah asam
Ungu kresol 7,6-9,2 Kuning-Ungu asam
Fenolftalein 8,3-10,0 t.b. - Merah asam
Timolftalein 9 3 10 5 t b Bir asamTimolftalein 9,3-10,5 t.b. - Biru asam
Kuning alizarin 10,0-12,0 Kuning-Ungu basa
13.
14.
15.
16. Indikator Campurp
Jika perubahan warna pada TAT tidak tajam, dapat digunakan campuran dua
indikator atau gunakan campuran indikator + zat warna background, sehingga
INDIKATOR WARNA
menghasilkan perubahan warna yang tajam pada pH tertentu
INDIKATOR WARNA
Jingga metil 1 gram
Indigo karmin 2,5 gram
dilar tkan dalam 1 liter air
Ungu – Abuabu – Hijau
(asam) pH=4 (basa)
dilarutkan dalam 1 liter air
Hijau bromkresol 0,1 % 3 bagian
Merah metil 0,1 % 2 bagian
Merah – Hijau
(asam) pH=5,1 (basa)
Fenolftalein 0,1 % 1 bagian
Hijau metilen 0,1 % 2 bagian
Hijau – Biru pucat – Ungu
(asam) pH=8,8 (basa,pH>9)
Merah kresol 0 1 % 1 bagian Kuning – Pink – UnguMerah kresol 0,1 % 1 bagian
Biru timol 0,1 % 3 bagian
Kuning – Pink – Ungu
(asam) pH=8,2 (basa,pH>8,4)
Merah kresol 0,1 % 16 ml
Merah metil 0 1 % 20 ml
Hijau – Abu hijau – Ungu hijau – Ungu
pH=8 85 pH=8 35 pH=8 6 pH=8 8Merah metil 0,1 % 20 ml
Biru metilen 0,2 % 4 ml
pH=8,85 pH=8,35 pH=8,6 pH=8,8
17. Titrasi KarbonatTitrasi Karbonat
CO3
2- + H3O+ HCO3
- + H2O pKa2 = 6 34CO3 + H3O HCO3 + H2O pKa2 6,34
HCO3
- + H3O+ H2CO3 + H2O pKa1 = 10,36
Dilihat dari perbedaan pKa 4,02 unit mestinya TE tajam, tapi
karena Ka1 terlalu kecil maka TE-1 tidak tajam
Karbonat dititrasi dengan asam kuat menggunakan indikator
Fenolftalein (pH = 8,0-9,6) pada TE-1 karena
pH ½ [pKa + pKa ] 8 35pHNaHCO3 = ½ [pKa1 + pKa2] = 8,35
Jingga metil (pH = 3 1 4 4) pada TE 2 di mana larutan jenuhJingga metil (pH = 3,1-4,4) pada TE-2 di mana larutan jenuh
CO2 mempunyai pH =3,9. Gas CO2 dihilangkan dengan cara :
• Netralisasi sampel menggunakan indikator jingga metilp gg j gg
• Dididihkan hingga gas CO2 hilang
18. K Tit i K b tKurva Titrasi Karbonat
Fenolftalein
pH
Jingga metil
ml HClml HCl
19. Titrasi campuran Karbonat + Bikarbonat
Pada TE-1 (fenolftalein) netralisasi NaOH sempurna, Na2CO3
sudah separuh ternetralkan sdgkan HCO - belum bereaksisudah separuh ternetralkan, sdgkan HCO3
- belum bereaksi.
Pada TE 2 (jingga metil) HCO habis ternetralkan dimanaPada TE-2 (jingga metil) HCO3
- habis ternetralkan, dimana
hanya beberapa tetes titran (HCl) dpt mengubah pH=8
menjadi pH=4 (dpt dikoreksi dengan blanko indikator)menjadi pH 4 (dpt dikoreksi dengan blanko indikator).
Campuran NaOH + NaHCO3 tdk dpt dilakukan sebab akanCampuran NaOH + NaHCO3 tdk dpt dilakukan sebab akan
bereaksi : HCO3
- + OH- CO3
2- + H2O
Hasil berupa campuran campuran HCO3
- + CO3
2- atau hanya
CO3
2-, tergantung kepada jumlah relatif senyawa dlm3 g g p j y
sampel.
21. Titrasi Campuran Dua Asam
Seperti asam diprotik jika [HX]awal = [HY]awal
Jika HX dg Ka1 sbg asam kuat dan HY dg Ka2 sbg asamJika HX dg Ka1 sbg asam kuat dan HY dg Ka2 sbg asam
lemah, maka tirasi akan layak jika pKa1 – pKa2 > 4 unit
Jika konsentrasi awal tdk sama maka pada TE-1 dihitung :Jika konsentrasi awal tdk sama maka pada TE 1 dihitung :
1) Charge balance [Na+] + [H3O+] = [OH-] + [X-] + [Y-]
2) [Na+] = konsentrasi formal asam = [HX] + [X-]) [ ] [ ] [ ]
3) 1)+2) : [H3O+] = [OH-] + [Y-] – [HX]
4) Substitusikan [OH-], [Y-] dan [HX] dari Kw, Ka1, Ka2 :
[H3O+] = Kw/[H3O+] + Ka2[HY]/[H3O+] - [H3O+][X-]/Ka1
5) [H3O+] = {Ka1 Kw + Ka1 Ka2 [HY]}/Ka1+[X-]
6) Jika Ka2[HY] >>>Kw dan [X-] >>Ka1 maka
[H3O+] = Ka1Ka2[HY]/[X-]
7) H ½ ( K K ) ½ l [HY]/[X ]7) pH = ½ (pKa1 + pKa2) – ½ log [HY]/[X-]
22. Titrasi Campuran HCl + HAc
HCl akan tertitrasi dahulu, pH tidak terpengaruh H3O+ dari HAc
[Prinsip Le Chatelier : proton berlebih akan menekan disosiasi[ p p
asam lemah]. Asumsi ini kurang valid pada titik menjelang TE
karena konsentrasi proton yang berlebih semakin meningkat.
Pada TE-1 HCl habis dan pH ditentukan oleh disosiasi HAc.
Setelah TE-1 terjadi titrasi HAc.
Pada kurva berikut dapat dilihat TE-1 yang tdk jelas karena
ΔpH/ΔV tdk cukup besar. Sedangkan pH larutan HAc 0,067 M
sekitar 3. Karena < pH 4 titrasi tidak layak (dg indikator).
Selanjutnya merupakan reaksi asam lemah dg basa kuat,
b i tit i l ksebagai titrasi yg layak.
Contoh : Titrasi 50 ml campuran HCl 0,10 M dan HAc 0,10 M
dengan larutan NaOH 0 10 Mdengan larutan NaOH 0,10 M.
23. Kurva Titrasi Campuran AsamKurva Titrasi Campuran Asam
50 ml HCl 0,10 M dan HAc 0,10 M (Ka=1.10-5)
dititrasi dg NaOH 0 20 Mdititrasi dg NaOH 0,20 M
pH
50 ml HCl 0,10 M dan HX 0,10 M (Ka=1.10-8)
dititrasi dg NaOH 0 20 Mdititrasi dg NaOH 0,20 M
ml NaOH
24. KESALAHAN TITRASIKESALAHAN TITRASI
Titrasi layak (feasible) jika pd TE terjadiTitrasi layak (feasible) jika pd TE terjadi
reaksi sempurna, shg garis vertikal kurva
l bih t jlebih tajam.
Reaksi sempurna jika K (tetapan
kesetimbangan) sangat besar perubahankesetimbangan) sangat besar, perubahan
pH dekat TE makin besar shg TE lebih
d h di i d i i ti imudah dicapai dg presisi yang tinggi.
25. Pada titrasi asam kuat dengan basa kuat
didapat harga K yang sangat besar :
H O+ + OH- H O K = 1/Kw = 1014H3O + OH H2O K = 1/Kw = 10
ΔpH yang besar terjadi pd TE = 5,40 unit
pH untuk ΔV = 0,10 ml. Pd perubahan pH
yang besar ini indikator apapun yangy g p p y g
digunakan pada titrasi akan tercapai presisi
tinggi (beberapa ppm)tinggi (beberapa ppm).
Dikatakan bahwa titrasi tsb sangat feasible.
Berapa besar K agar titrasi layak dilakukan sulitBerapa besar K agar titrasi layak dilakukan, sulit
dipastikan, karena konsentrasi analit dan titran akan ikut
mempengaruhi ΔpH. Dalam keadaan tertentu, dapat sajap g p , p j
titrasi dilakukan tanpa mencapai presisi tinggi.
26. Diperkirakan 99,9% dan 99,99% zat yang
dititrasi akan diubah menjadi produk reaksi
menjelang TE Pd keadaan tsb dptmenjelang TE. Pd keadaan tsb dpt
dihitung harga K.
Mata dapat mengamati perubahan warna pd
TE jika saat ditambahkan beberapa tetesj p
titran akan mengubah pH sebesar 1-2 unit.
Contoh :Contoh :
50 ml HA 0,10 M dititrasi dg basa kuat 0,1 M. Hitung harga
K minimum pada saat penambahan 49,95 ml titran yangp p , y g
menimbulkan reaksi sempurna, di mana setelah titik
ekivalen terjadi perubahan pH sebesar 2,00 unit setelah
penambahan 2 tetes (0,10 ml) titran. Lalu hitung juga
berapa harga K tsb jika pH hanya berubah 1 unit ?
27. Pengaruh konsentrasi analit & titran : ΔpH
t jik [ lit] d [tit i tit ] tturun jika [analit] dan [titrasi titran] turun.
Contoh :
Pada titrasi asam lemah : Ka kecil, pH pd TE besar,
ΔpH kecil.p
Jika [HA] pd analit naik maka ΔpH turun. Kenaikan
volume titran akan menambah kesalahan padavolume titran akan menambah kesalahan pada
TAT (lebih kecil dari seharusnya).
Jika [HA] dititrasi pada volume awal yang lebih kecilJika [HA] dititrasi pada volume awal yang lebih kecil,
maka ΔpH naik, disebabkan oleh kelebihan titran
pada volume yang kecilpada volume yang kecil.
Jika [titran] naik akan menyebabkan ΔpH naik,
k l tit hi t j dimenurunkan volume titran, sehingga terjadi
kesalahan TAT (lebih besar dari seharusnya).
28. Secara umum :Secara umum :
Presisi (ketelitian) beberapa ppm dapat
di i d tit i l t /bdicapai pada titrasi larutan asam/basa
lemah 0,05 M yang mempunyai tetapan
disosiasi 1x10-6 M, jika titrasi dengan titran
0,10 M. Harga K = 1x108.0,10 M. Harga K 1x10 .
Garam yang berasal dari asam lemah (basa
Bronsted) dpt dititrasi layak dengan asam) p y g
kuat jika asam konyugasinya terlalu
lemahlemah.
29. Contoh :
Suatu asam HA dengan Ka = 1x10-9
terlalu lemah untuk dititrasi dg suatu basaterlalu lemah untuk dititrasi dg suatu basa
yg memiliki tetapan disosiasi basa A-
5(konyugat) = 1x10-5, sebab Ka x Kb =
1x10-14. Maka A- dapat dititrasi denganp g
asam kuat.
Hal yang sama untuk suatu basa lemah
dan garamnya.
30. Kesalahan Titrasi adalah perbedaan jumlah pereaksi yg
digunakan antara TAT dan TE dinyatakan dlm % atau o/oodigunakan antara TAT dan TE, dinyatakan dlm % atau o/oo
dari jumlah ekivalen zat yg bereaksi.
Pada titrasi asam kuat 0,01 N dg basa kuat akan terjadi
kesalahan + 0,1 % pd pH 5 atau 9; kesalahan + 0,01% pd, p p ; , p
pH 6 atau 8.
Kesalahan titrasi juga kecil pd titrasi asam karboksilat (Ka >
10-5) dg basa kuat.
Jika Ca = kons. analitik asam dan Cb = kons analitik basa
baku, maka pd TE terdpt Ca = Cb, sdgkan pd titik lainnya
Ca – Cb = + atau – sebagai kesalahan titrasi.
Selama titrasi : Ca = [HA] + [A-] dan Cb = [A-] + [OH-] – [H+]
Jika larutan basa lemah (dekat TE) dan [H+] dpt diabaikan,
maka Ca = Cb = [A-] + [HA] = [A-] + [OH-] [HA] = [OH-]
31. Pada TE terdpt senyawa murni NaA yg terdisosiasi sbb
A + H O HA + OHA- + H2O HA + OH-
Jika titrasi asam asetat (Ka = 1 8 x 10-5) tanpa perubahanJika titrasi asam asetat (Ka = 1,8 x 10 5) tanpa perubahan
volume yg berarti di mana kesalahan TA + 1 dari TE maka
Pada TE terdpt [HA] = [OH-] = 7 5 x 10-6 MPada TE terdpt [HA] [OH ] 7,5 x 10 M
pH = 8,8
Jika TE terjadi pd pH = 9,88 (dibulatkan menjadi pH = 9,9)
Maka [HA] = 7 x 10-7 M atau [OH-] = 76 x 10-5[ ] [ ]
Kesalahan Titrasi = Cb – Ca = {[OH-] – [HA]}/Ca x 100%
= 0,07%.
Jika perubahan warna pd TE sangat jelas dan indikator yg
digunakan sangat baik, maka kesalahan titrasi tsb dapat
diabaikan.
32. Titrasi Kation Logam BeratTitrasi Kation Logam Berat
Logam berat dlm air bersifat asam (Bronsted), jika dititrasi dg
basa kuat akan membentuk garam basa sukar larutbasa kuat akan membentuk garam basa sukar larut.
Al3+ + 3 OH- Al(OH)3 mengendap
Cu2+ + 2 OH- Cu(OH)2 dCu + 2 OH Cu(OH)2 mengendap
TAT terjadi sebelum TE karena garam basa mengendap dulu,
sebaiknya dilakukan dengan titrasi tidak langsungsebaiknya dilakukan dengan titrasi tidak langsung.
33. Titrasi Boraks
Boraks dalam air membentuk asam borat yang separuhnya
TernetralkanTernetralkan
Na B O + 5 H O 2 H BO + 2 H BO + 2 Na+Na2B4O7 + 5 H2O 2 H3BO3 + 2 H2BO3
- + 2 Na+
2 H2BO3
- + 2 H+ 2 H3BO3
TAT tajam sehingga boraks cocok digunakan sebagai baku
i t k b k k HClprimer untuk membakukan HCl.
34. Titrasi Asam Fosfat
Asam fosfat dititrasi dg NaOH sbg asam mono/diprotik (tidak triprotik)
Pd TE 1 pH ½ (pKa + pKa ) 4 66Pd TE-1 : pH = ½ (pKa1 + pKa2) = 4,66
Indikator hijau bromkresol atau kuning metil. TAT dpt dideteksi
menggunakan NaH2PO4 murni sbg pembanding (kontrol)2 4
Pd TE-2 : pH = ½ (pKa2 + pKa3) = 9,7
Indikator fenolftalein atau biru timol perubahan warna terjadiIndikator fenolftalein atau biru timol, perubahan warna terjadi
dlm suasana basa dan terjadi sebelum TE.
Indikator timolftalein lebih baik karena mulai berubah pd pH = 9,6
Hasil ionisasi ke-3 asam fosfat mempunyai Ka = 5 x 10-13
maka larutan Na3PO4 bersifat basa kuat dan TE-3 tdk mungkin terjadimaka larutan Na3PO4 bersifat basa kuat dan TE-3 tdk mungkin terjadi,
kecuali jika ion fosfat trivalen dihilangkan dulu, misalnya dg penambahan
CaCl2 setelah TE-2 dilewati.
2 Na2HPO4 + 3 CaCl2 Ca3(PO4)2 + 4 NaCl + 2 HCl
35. Titrasi Asam Karbonat (CO2 terhidrat)
Sbg asam diprotik mempunyai pH = ½ (pKa1 + pKa2) = 8,40
Pd TE-1 CO2 dpt dititrasi sbg asam monoprotik dg NaOH
menggunakan fenolftalein atau biru timol (atau campuran),
perubahan warna tidak tajam shg perlu larutan pembanding
(NaHCO3 murni + indikator dlm jumlah sama dg utk sampel).
Ionisasi ke-2 terlalu lemah utk dititrasi langsung sbg asam
diprotik. Ion karbonat dihilangkan (diendapkan) dulu dg
penambahan larutan berlebih Ba(OH)2
H2CO3 + Ba(OH)2 BaCO3 + 2H2O
NaHCO3 + Ba(OH)2 BaCO3 + NaOH + H2O
36. Titrasi balik dg larutan baku asam dapat menggunakan
fenolftalein atau biru timol tanpa perlu menyaring endapan
BaCO3.
H CO N HCO
NaHCO3
Na2CO3
H2CO3 + NaHCO3
pH NaHCO3 + Na2CO3
ml NaOH
0,1 N50 100
Kurva titrasi 100 ml asam karbonat 0,05 M dg NaOH 0,1 N
38. Strong acid and strong base.g g
For 0.1 M or more concentrated solutions,
any indicator may be used which has a range
between the limits pH 4 5 and pH 9 5 Withbetween the limits pH 4.5 and pH 9.5. With
0.01 M solutions, the pH range is somewhat
smaller (5.5-8.5). If carbon dioxide is present,
either the solution should be boiled while stilleither the solution should be boiled while still
acid and the solution titrated when cold, or an
indicator with a range below pH 5 should be
employedemployed.
39. Weak acid and a strong base.g
The pH at the equivalence point is
calculated from the equation:calculated from the equation:
pH = ½ pKw + ½ pKa – ½ pC
The pH range for acids with Ka > 10-5 is
7-10 5; for weaker acids (Ka >10-6) the7 10.5; for weaker acids (Ka >10 ) the
range is reduced (8-10). The pH range 8-
10.5 will cover most of the examples
likely to be encountered; this permits thelikely to be encountered; this permits the
use of thymol blue, thymolphthalein,
h l hth l ior phenolphthalein.
40. Weak base and strong acid.g
The pH at the equivalence point is
computed from the equation:computed from the equation:
pH = ½ pKw – ½ pKb + ½ pC
The pH range for bases with Kb > 10-5 is
3-7 and for weaker bases (Kb > 10-6)3 7, and for weaker bases (Kb > 10 )
3-5. Suitable indicators will be methyl
red, methyl orange, methyl yellow,
bromocresol green, and bromophenolbromocresol green, and bromophenol
blue.
41. Weak acid and weak base.
There is no sharp rise in the neutralisation
curve and generally no simple indicator cancurve and, generally, no simple indicator can
be used. The titration should therefore be
avoided if possible The approximate pH atavoided, if possible. The approximate pH at
the equivalence point can be computed from
h ithe equation :
pH = ½ pKw + ½ pKa – ½ pKb
It is sometimes possible to employ a mixed
indicator which exhibits a colour change overindicator which exhibits a colour change over
a very limited pH range, for example, neutral
red methylene blue for dilute ammoniared-methylene blue for dilute ammonia
solution and acetic (ethanoic) acid.
42. Polyprotic acids (or mixtures of acids,yp ( ,
with dissociation constants K1, K2, and
K ) and strong basesK3) and strong bases.
The first stoichiometric end point is given
approximately bypp y y
pH = ½ (pK1 + pK2)
The second stoichiometric end point is given
approximately byapproximately by
pH = ½ (pK2 + pK3)
43. Anion of a weak acid titrated with a
strong acid.
The pH at the equivalence point is givenThe pH at the equivalence point is given
by
pH = ½ pKw – ½ pKa – ½ pC
Cation of a weak base titrated with a
strong base.
The pH at the stoichiometric end point isThe pH at the stoichiometric end point is
given by
H ½ K ½ Kb ½ CpH = ½ pKw – ½ pKb – ½ pC
44. As a general rule wherever an indicator does not give a sharp endAs a general rule, wherever an indicator does not give a sharp end
point, it is advisable to prepare an equal volume of a comparison
solution containing the same quantity of indicator and of the final
d d h f h i i i h l iproducts and other components of the titration as in the solution
under test, and to titrate to the colour shade thus obtained.
In cases where it proves impossible to find a suitable indicator (and
this will occur when dealing with strongly coloured solutions) then
titration may be possible by an electrometric method such asy p y
conductimetric, potentiometric or amperometric titration.
In some instances spectrophotometric titration may be feasibleIn some instances, spectrophotometric titration may be feasible.
It should also be noted that if it is possible to work in a non-aqueous
solution rather than in water then acidic and basic properties maysolution rather than in water, then acidic and basic properties may
be altered according to the solvent chosen, and titrations which are
difficult in aqueous solution may then become easy to perform.
Thi d i id l d f th l i f i t i lThis procedure is widely used for the analysis of organic materials
but is of very limited application with inorganic substances.