AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
Analisis Kualitas Minyak Goreng
1. Alma Alamsyiah
Hasriana
M. Farhan Akbar
Nadhilah Khafifah
Penetapan Bilangan – Bilangan
Pada Minyak Goreng
Kelompok a-2
XII-7
SMK-SMAK BOGOR
2017-2018
4. Asam lemak yang berada dalam minyak goreng
dalam jumlah kecil dapat ditetapkan dengan
menitar sampel yang telah dilarutkan oleh alkohol
netral dengan larutan basa kuat. Indikator yang
digunakan adalah PP dengan titik akhir merah
muda seulas.
8. Ditimbang ±10 gram sampel minyak
goreng
+30 mL campuran alkohol
netral
+Indikator PP
Dititar hingga titik akhir merah
muda seulas dengan NaOH
0,1 N
Alkohol netral terbuat dari alkohol yang ditambahkan
indikator PP lalu ditambahkan NaOH 0,1 N hingga
berwarna merah muda seulas.
10. Bilangan Asam :
𝑉. 𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝐵𝑠𝑡 𝑁𝑎𝑂𝐻(40)
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Derajat Asam :
𝑉. 𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 ×𝐵𝑠𝑡 𝑁𝑎𝑂𝐻(40) 𝑥 100
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Kadar Asam Lemak Bebas :
𝑉. 𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 ×𝑀𝑟 𝐴𝑠𝑎𝑚 𝐿𝑒𝑚𝑎𝑘(256)
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
× 100%
• Bilangan asam: mg NaOH dalam 1 gram minyak
• Derajat asam: mg NaOH dalam 100 gram minyak
• Kadar asam lemak bebas: Jumlah asam lemak
bebas yang terdapat di dalam 1 gram minyak
11. SNI NO. 3741:2013 (Minyak Goreng)
Parameter Satuan Standar
Bilangan
Asam
mg NaOH/g
minyak
maksimal:
0,6 mg NaOH
/gram minyak
13. Hal – hal yang dapat menyebabkan kesalahan :
1. Alkohol yang tidak netral yang dapat
menyebabkan kesalahan positif.
2. Lupa menambahkan indikator PP sehingga
tidak tahu titik akhirnya
3. Penentuan warna TA yang sulit dikarenakan
minyak tersebut memiliki warna tersendiri.
4. Kadar yang kecil yang dapat menyebabkan
kelebihan volume basa dalam menitar.
16. Minyak dengan O2 membentuk
peroksida, dimana peroksida ini akan
dihancurkan oleh larutan bilangan peroksida
dan menghasilkan On. On yang terbentuk
mengoksidasikan KI dan membentuk I2.
Kemudian I2 yang dibebaskan dititar dengan
Na2S2O3 menggunakan indikator kanji dengan
titik akhir larutan tidak berwarna. Blanko
dilakukan sebagai faktor koreksi.
20. Ditimbang ±5 gram sampel minyak
goreng + 1 g hablur KI
+ 25 ml Bil. Peroksida
Di simpan ditempat gelap
selama 30 menit sesekali
dikocok
+ 50 ml air bebas O2
+ 1 ml ( 20 tetes ) indikator
kanji
Dititar hingga titik akhir tak
berwarna dengan tio 0,02 N
21. + 1 g hablur KI
+ 25 ml Bil. Peroksida
Di simpan ditempat gelap
selama 30 menit sesekali
dikocok
+ 50 ml air bebas O2
+ 1 ml ( 20 tetes ) indikator
kanji
Blanko
Dititar hingga titik akhir tak
berwarna dengan tio 0,02 N
26. 1. Larutan harus disimpan dalam tempat yang
gelap, karena bilangan peroksida mudah
terurai oleh cahaya sehingga akan
kehilangan fungsinya.
2. Air harus bebas O2 . Air yang tidak bebas O2
akan memutus ikatan rangkap pada minyak
sehingga bilangan peroksida naik.
3. Penambahan indikator kanji yang terlalu awal
sehingga I2 terperangkap dan menyebabkan
kesalahan penentuan titik akhir.
27. 4. KI yang ditambahkan dalam bentuk hablur,
karena bila dalam bentuk larutan
dikhawatirkan air yang melarutkan KI
mengandung oksiden yang dapat memutus
ikatan rangkap pada minyak, sehingga angka
peroksida akan naik.
30. Bilangan iod menunjukan jumlah ikatan rangkap
pada rantai trigliserida / asam lemak. Sampel
dilarutkan dengan pelarut CHCl3 dan ditambahkan
dengan larutan wijs (ICl) secara berlebih terukur. Sisa
ICl kemudian direaksikan dengan KI dan melepaskan
I2 yang dapat dititar dengan Na2S2O3 dengan indikator
kanji,dan TA tak berwarna
34. “± 0,5 g
sampel
+15 ml
cloroform
+10 ml larutan
wijs
Dimasukkan ke dalam
ruang yang gelap
selama 30 menit dan
sesekali dikocok
Dititar dengan Na2S2O3
0,1 N
Menjelang TA : kuning
muda seulas
+ indikator
kanji 1 ml
+ 10 ml KI 10%
±100 ml H2O
bebas O2
Dititar hingga titik akhir tak
berwarna dengan Na2S2O3 0,1
N
35. “
Blanko
+15 ml
cloroform
+10 ml larutan
wijs
Dimasukkan ke dalam
ruang yang gelap
selama 30 menit dan
sesekali dikocok
+ 10 ml KI 10%
±100 ml H2O
bebas O2
Na2S2O3 0,1 N
Menjelang TA : kuning
muda seulas
+ indikator
kanji 1 ml
Dititar hingga titik akhir tak
berwarna dengan tio 0,1 N
40. Hal – hal yang dapat menyebabkan kesalahan :
1. Larutan tidak disimpan pada tempat gelap
sehingga bilangan iod rusak
2. Air yang tidak bebas O2 sehingga ikatan
rangkap teroksidasi dan rusak.
3. Penambahan indikator kanji yang terlalu awal
sehingga I2 terperangkap dan menyebabkan
kesalahan penentuan titik akhir.
43. Minyak disabunkan dengan KOH
menghasilkan gliserol dan sabun.
Kelebihan KOH dititar dengan HCl
menggunakan indikator PP dengan TA
merah muda seulas. Untuk mengetahui
jumlah KOH alkohol yang bereaksi
dengan minyak, dilakukan blanko.
53. Kesalahan – kesalahan dalam penetapan ini bisa
disebabkan karena :
1. Proses penyabunan kurang sempurna .
2. Pada saat mereflux api yang digunakan terlalu besar ,
sehingga alkohol menguap.
3. Proses hidrolisis yang kurang sempurna
4. Kesalahan pengamatan TA.