3. UJI SELIWANOFF
2. Ketosa dibedakan dari aldosa karena
gugus fungsi gula tersebut.
a. Ketosa memiliki gugus keton,
b. Aldosa memiliki gugus aldehida,
3. Uji ini didasarkan pada fakta bahwa ketika dipanaskan,
ketosa lebih cepat terdehidrasi daripada aldosa.
1. Uji Seliwanoff adalah sebuah uji kimia dengan tujuan:
a. Mengetahui keberadaan gula aldosa dan ketosa.
b. Membedakan gula aldosa dan ketosa
keton
aldehida
4. Asam reagen ini menghidrolisis polisakarida dan
oligosakarida menjadi gula sederhana.
Gula Ketosa yang
terhidrasi kemudian
bereaksi dengan
resorsinol,
menghasilkan zat
berwarna merah tua
Gula Aldosa akan
memberikan hasil
negatif dengan tidak
muncul warna merah
pada larutan.
Namun apabila
pemanasan tidak sesuai
dengan prosedur (lebih
dari 5 menit), gula aldosa
kadang akan
menghasilkan warna
merah muda
Reagen uji Seliwanoff ini terdiri dari
resorsinol dan asam klorida pekat
5. Percobaan Seliwanoff
membuktikan bahwa fruktosa
dan sukrosa adalah karbohidrat
yang mengandung gugus fungsi
keton. Karena hanya gugus
fungsi keton yang bisacepat
bereaksi dengan saliwanof.
Contoh Keton adalah
fruktosa
Sedang contoh aldosa
adalah glukosa
Ingat ya!!!!!!
Duit duit
duit
8. METODE ANTHRONE
Penggunaan Metode Anthrone untuk analisis total
karbohidrat
Dikembangkan pertama kali oleh Dreywood pada tahun
1946 untuk uji kualitatif
Dasar dari reaksi ini adalah kemampuan karbohidrat untuk
membentuk turunan furfural dengan keberadaan asam
dan panas, yang kemudian diikuti dengan reaksi dengan
anthrone yang menghasilkan warna biru kehijauan
9. METODE ANTHRONE
SULFAT
Metode anthrone sulfat ini untuk analisis karbohidrat dengan
menggunakan instrumen spektrofotometer UV-Visible
Metode anthrone ini memiliki banyak keunggulan antara lain
kesederhanaan ujinya, spektrumnya yang luas dan
sensitifitasnya yang cukup baik
Kekurangan dari Metode Anthrone adalah ketidakstabilan dari
reagen (anthrone yang dilarutkan dalam asam sulfat), sehingga
perlu dilakukan persiapan reagen yang baru setiap hari.
Hird dan Isenhour (1932) dan Wolform et al (1948)
mempostulasikan bahwa karbohidrat dan turunannya mengalami
pembentukan cincin dalam keberadaan asam kuat dari mineral,
seprti yang ditunjukkan untuk glukosa
Karbohidrat dalam asam sulfat akan dihidrolisis menjadi
monosakarida dan selanjutnya monosakarida mengalami
dehidrasi oleh asam sulfat menjadi furfural atau hidroksil metil
furfural
11. Molisch Test
Uji ini didasari oleh reaksi dehidrasi
karbohidrat oleh asam sulfat
membentuk cincin furfural yang
berwarna ungu.
Reaksi positif ditandai dengan munculnya
cincin ungu di purmukaan antara lapisan
asamdan lapisan sampel
Sampel yang diuji dicampur dengan
reagent Molisch, yaitu α-naphthol
yang terlarut dalametanol.
Setelah pencampuran atau
homogenisasi, H2SO4 pekat perlahan-
lahan dituangkan melalui dinding
tabung reaksi agar tidak sampai
bercampur dengan larutan atau hanya
membentuk lapisan.
14. Benedict Test
Pada uji Benedict, pereaksi ini
akan bereaksi dengan gugus
aldehid, kecuali aldehid dalam
gugus aromatik, dan alpha
hidroksi keton.
Oleh karena itu, meskipun fruktosa
bukanlah gula pereduksi, namun
karena memiliki gugusalpha hidroksi
keton, maka fruktosa akan berubah
menjadi glukosa dan mannosa dalam
suasana basa dan memberikan hasil
positif dengan pereaksi benedict
17. Barfoed Test
Adalah uji untuk membedakan
monosakarida dan disakarida dengan
mengontrol kondisi pH serta waktu
pemanasan.
Prosedur Kerja :
a. tasukkan 5 teteslarutan sample ke
dalamtabung reaksi.
a. tambahkan 1 ml reagen Barfoed.
b. panaskan dalam penangas air, hitung
waktu sampai terbentuk perubahan
warna merah bata.
c. amati hasilnya.
18. Barfoed Test
Prinsipnya berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+
Sampel monosakarida mempunyai waktu yang
lebih cepat membentuk warna merah bata pada uji
barfoed
19. UJI IODIN
Percobaan uji iodium ini bertujuan untuk memisahkan
antara polisakarida, monosakarida dan disakarida
Iodium memberikan warna kompleks dengan
polisakarida. Amilum memberikan warna biru pada
iodium
Molekul-molekul Iodin dapat berikatan dengan molekul
amilum membentuk suatu kompleks Iod-Amilum yang
berwarna ungu
22. UJI FENILHIDRAZIN
Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau
keton bebas membentuk hidrazon atau osazon bila
dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih
Osazon yang terjadi mempunyai bentuk kristal dan titik lebur
yang spesifik
Osazon dari disakarida larut dalam air mendidih dan terbentuk
kembali bila didinginkan
Namun, sukros tidak membentuk osazon karena gugus keton
yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas
Sebaliknya, osazon monosakarida tidak larut dalam air
mendidih
24. UJI PIKRAT
Mengetahui keberadaan gula pereduksi
Gula pereduksi akan mereduksi asam pikrat menjadi asam
pikramat
Pereaksi yang digunakan adalah asam pikrat jenuh dan
Na2CO3
Hasil Positif berwarna merah kecoklatan
26. UJI TOLLENS
Digunakan untuk membedakan mana yang termasuk
senyawa aldehid dan mana yang termasuk senyawa keton
Oksidasi aldehid menghasilkan asam dengan jumlah atom
karbon yang sama
Pereaksi Tollens sering disebut sebagai perak amoniakal,
merupakan campuran dari AgNO3 dan amonia berlebihan
Gugus aktif pada pereaksi tollens adalh Ag2O yang bila
tereduksi akan menghasilakan endapan perak
Endapan perak ini akan menempel pada tabung reaksi yang
akn menjadi cermin pera
Uji positf ditandai dengan terbentuknya cermin perak pada
dinding dalam tabung reaksi
Reaksi dengan pereaksi Tollens mampu mengubah ikatan C-
H pada aldehid menjadi ikatan C-O
29. UJI FEHLING
Fehling dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu senyawa
mengandung karbonil aldehid atau keton
Kompleks bistartratokuprate(II) dalam larutan Fehling merupakan
bahan pengoksidasi dan reagen aktif dalam uji tersebutKompleks
bistartratokuprat(II) mengoksidasi aldehid pada satu anion
karboksilat, dan dalam proses ion tembaga(II) dari kompleks ini
direduksi menjadi ion tembaga(I)
Oksida tembaga(I) yang merah kemudian mengendap dari campuran
reaksi, yang menunjukkan hasil positif
Uji Fehling dapat digunakan sebagai uji generik untuk monosakarida
Untuk monosakarida “aldosa“ dapat dioksidasi langsung
Untuk monosakarida “ketosa” terlebih dahulu diubah menjadi
aldosa oleh basa dalam reagen tersebut, dan kemudian memberikan
hasil positif
32. UJI ASAM MUSAT
Mengetahui keberadaan galaktosa
Galaktosa yang merupakan monosakarida yang memiliki
gugus aldehid
Galaktosa direaksikan denga HNO3 pekat yang akan
membentuk endapan asam musat
Hasil positif berupa endapan berwarna putih