SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Tujuan : - Standarisasi larutan Na- EDTA dengan CaCl2.
- Menentukan kesadahan total dalam sampel air.
Hari, tanggal : Jum’at 3 Desember 2010.
Tempat : Laboratorium Kimia lantai III Fakultas MIPA Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan kompleks (ion kompleks
atau garam yang sukar mengion). Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat
saling mengkompleks membentuk hasil berupa kompleks. Reaksi-reaksi pembentukan kompleks atau
yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga banyak. Tidak hanya dalam titrasi,
karena itu perlu pengertian yang cukup luas tentang kompleks. Sekalipun disini pertama-tama akan
diterapkan pada titrasi contoh reaksi titrasi kompleksometri ( Khopkar, 2002: 131).
Ag
+
+ 2CN
-
-------> Ag(CN)2
Hg
2+
+ 2Cl ----------> HgCl2
Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi reaksi pembentukan ion-ion
kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan
mendasar terbentuknya kompleks demikian adalah tingkat kelarutan tinggi. Selain titrasi kompleks
biasa seperti diatas, dikenal pula kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi kelatometri, seperti
yang menyangkut penggunaan EDTA. Gugus yang terikat pada ion pusat disebut ligan , dan dalam
larutan air reaksi dapat dinyatakan oleh persamaan (Khopkar, 2002: 129).
M (H2O) n+l = M (H2O) (n-1)L + H2O
Asam etilen diamin tetra asetat atau yang lebih dikenal dengan EDTA, merupakan salah satu jenis
asam amina polikarboksilat. EDTA sebenarnya adalah ligan seksidentat yang dapat berkoordinasi
dengan suatu ion logam lewat kedua nitrogen dan keempat gugus karboksilnya atau disebut ligan
multidentat yang mengandung lebih dari dua atom koordinasi permolekul misalnya 1,2-
diaminoetanatetraasetat ( asametilenadiaminatetraasetat; EDTA) yang mempunyai dua atom nitrogen
penyumbang dan empat atom oksigen penyumbang dalam molekul ( Rival, 1995: 79).
Titrasi dapat ditentukan dengan adanya penambahan indikator yang berguna sebagai tanda
tercapainya titik akhir titrasi. Ada lima syarat suatu indikator ion logam dapat digunakan pada
pendeteksian visual dari titik-titik akhir yaitu reaksi warna harus sedemikian sehingga sebelum titik
akhir. Bila hampir semua ion logam telah berkompleks dengan EDTA, larutan akan berwarna kuat.
Kedua, reaksi warna itu haruslah spesifik (khusus) atau sedikitnya selektif. Ketiga, kompleks indikator
logam itu harus memiliki kestablan yang cukup kalau tidak karena disosiasi tak akan diperoleh
perubahan warna yang tajam. Namun kompleks indikator logam itu harus kurang stabil dibandingkan
kompleks logam EDTA untuk menjamin agar pada titik akhir , EDTA memindahkan ion-ion logam dari
kompleks indikator logam kekompleks logam EDTA harus tajam dan cepat. Kelima, kontras warna
antara indikator bebas dan kompleks indikator logam harus sedemikian sehingga mudah diamati.
Indikator harus sangat peka terhadap ion logam ( yaitu, terhadap pM) sehingga perubahan warna
terjadi sedikt mungkin dengan titik ekuivalen terakhir. Penentuan Ca dan Mg dapat dilakukan dengan
titrasi EDTA, pH untuk titrasi adalah 10 dengan indikator eriochrome black T. Pada pH tinggi 12
Mg(OH)2 akan mengendap sehingga EDTA dapat dikonsumsi hanya oleh Ca
2+
dengan indikator
murexide ( Basset, 1994: 158).
Zat-zat lain dari titran kilon yang memungkinkan ada dalam larutan ion logam membentuk kompleks
dengan logamnya dan dengan demikian bersaing dengan reaksi titrasi yang diinginkan. Sebenarnya
pembentukan kompleks demikian kadang-kadang dengan pertimbangan digunakan untuk mengatasi
interferensi, yang dalam hal ini efek pengomplekan disebut penutupan (“masking”). Misalnya nikel
membentuk ion kompleks sangat stabil dengan sianida ( Ni(CN)4
2-
, sedang timba tidak. Jadi dengan
adanya sianida, timbal dapat dititrasi dengan EDTA tanpa interferensi dari nikel, meskipun
kenyataanya bahwa tetapan stabilitas untuk Ni Y
2-
dan Pb Y
2-+
hampir sama ( Underwood, 1981: 203 ).
Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu dalam air, umumnya ion calsium (Ca) dan
Magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Air sadah atau air keras adalah air yang memiiki
kadar mineral yang tinggi, sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah. Selain
ion calsium dan magnesium, penyebab kesaahan juga bisa merupakan ion logam maupun
garamgaram bikarbonat dan sulfat. Metode paling sederhana untuk menentukan kesadahan air
adalah dengan sabun. Dalam air lunak, sabun akan menghasilkan busa banyak. Pada air sadah,
sabun tidak akan menghasilkan busa atau menghasilkan sedikit sekali busa. Cara yang lebih
kompleks adalah melalui titrasi ( Har jadi, 2006:171).
EBT adalah karsinogik azo-komponen. EBT sering digunakan untuk determinasi kalsium, magnesium,
mangan, zinc, zinoonium, nikel, tembaga, thulium dan kobalt. Pada survey keperpustakaan telah
menunjukkan bahwa keektensifan polagraphic, spectroscopic, dan colometric dari berbagai logam
dengan EBT telah diketahui. Review mengenai susunan dan elektrokimia dari kompleks Ni (II)-EBT
belum dipelajari secara sistematik. Belum ada yang mendeskripsikan kestabilan konstan dan
dekomposisi dari kompleks Ni (II)-EBT ( Cakir, 1991).
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan standarisasi larutan Na-EDT dan penentuan kesadahan
total air . Pada standarisasi larutan Na-EDTA, Na-EDTA ditambah dengan MgCl2. 6H2O dan
diencerkan. Penambahan Mg
2+
pada MgCl2. 6H2O bertujuan untuk menangani suatu kemungkinan
apabila sampel tidak mengandung Mg, maka hasil yang menjadi MgEDTA perlu ditambahkan agar
nantinya indikator Eriochrome Black T menghasilkan titik akhir yang lebih tajam dan juga Mg dapat
memberikan warna merah kebiru yang berasal dari pengikatan Mg oleh EDTA pada larutan. Pada
CaCO3 murni kering ditambahkan aquades-HCl 1:1 hingga jernih. Pada penambahan aquades-HCl
1:1 , dengan penambahan HCl saja akan terjadi penguraian gas yang disebabkan oleh CO2 yang
terlepas keudara sehingga produk dari reaksinya ketika diencerkan menghasilkan CaCl2 (l) yang
ditambahkan dengan buffer ammonium hidroksida-ammonium khlorida dengan pH 10, penambahan
buffer untuk menjaga kondisi pH agar tetap konstan dan ditambahkan indikator Eriochrome Black T
yang nanti dapat membentuk senyawa kompleks dengan ion logam. Ikatan kompleks antara indikator
dan ion logam harus lebih lemah daripada ikatan kompleks antara larutan titer dan ion logam.
Indikator logam adalah suatu indikator terdiri dari suatuu zat yang umumnya senyawa organik yang
dengan satu atau beberapa ion logam dapat membentuk senyawa kompleks yang warnanya
berlainan dengan warna indikatornya dalam keadaan bebas. Warna indikator pada sampai batas
tertentu bergantung pada suatu logam. Oleh karena itu indikator logam disebut “pM- slustive
indikator” atau metalochrome- indikator (Rival, 1998). Pada dasarnya indikator methalochromik
merupakan senyawa organik yang berwarna yang membentuk khelat dengan ion logam. Khelatnya
harus mempunyai warna lain dari warna indikator bebasnya dan jika suatu kosong indikator harus
dihindari dan titik akhir tajam diperoleh maka indikator harus melepaskan ion logamnya kepada titran
EDTA. Pada titrasi kompleksometri mempergunakan indikator yang juga bertindak sebagai
pengompleks dan tentu saja kompleks logamnya mempunyai warna yang berbeda dengan
pengompleksnya sendiri. Indikator demikian disebut methalokromat. Indikator jenis ini salah satunya
adalah Eriochrome Black T yang mengandung gugus fungsi azo dan molekulnya bisa diwakili dengan
H3In, namun kelemahan indikator ini tidak stabil dalam larutan (Khopkar, 2002). Lalu larutan
CaCl2 dititrasi dengan Na-EDTA agar larutan lebih stabil karena pada Na-EDTA kurang stabil denagn
indikator dimana kestabilan Ca-EDTA lebih besar dibandingkan kestabilan Na-EDTA . CaCl2 juga
berfungsi untuk memperjelas pengamatan karena sifat Na-EDTA yang kurang stabil maka ini akan
menyebabkan perubahan warna ( titik akhir titrasi) akan cepat terjadi sehingga kita tidak bisa
mengamati dengan jelas perubahan warna yang terjadi. Ketika kestabilan larutan dan kondisi pH
larutan yang sudah konstan maka dapat dilakukan titrasi dengan NaEDTA. Titrasi terjadi dari merah
anggur- biru.Akan tetapi pada saat praktikum kami tidak menemukan titik akhir dari larutan
CaCl2 yang dititrasi dengan NaEDTA,Kemungkinan hal ini dikarenakan kurang ketelitian praktikan
dalam mengukur kuantutas larutan buffer dan indikator yang digunakan.Oleh sebab itu kami
menggunakan data kelompok sebelumnya untuk dapat menentukan normalitas ( N ) EDTA.
Pada penentuan kesadahan total air. Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu
dalam air, umumnya ion Ca ( calsium) dan Mg ( magnesium) dalam bentuk garam karbonat. Lalu
ditambah buffer dan indikator EBT . penambahn buffer agar pH tetap konstan. Indikator EBT dapat
menjadi indikator logam, dapat juga menjadi indiaktor pH. Pada praktikum ini menggunakan sampel
air keran. Seperti diketahui air sadah berarti mengandung ion Ca
2+
dan Mg
2+
. Ion Ca
2+
akan lebih
dahulu bereaksi dan kemudian disusul dengan ion Mg
2+
sehingga menimbulkan perubahan warna dari
merah kebiru. Kesadahan total yaitu ion Ca
2+
dan Mg
2+
dapat ditentukan melalui titrasi edta sebagai
titran dan menggunakan indikator yang peka terhadap semua kation tersebut (Albert dan
Santika,1994). EDTA adalah bentuk satu kompleks kelat yang dapat larut ketika ditambahkan kesuatu
larutan yang mengandung kation logam tertentu. Jika sejumlah kecil EBT ditambahkan kesuatu
larutan mengandung ion Ca
2+
dan ion-ion Mg pada suatu pH 10, larutan menjadi ungu kemerahan.
Jika EDTA ditambahkan sebagai suatu titran, kalsium dan magnesium akan mejadi kompleks dan
ketika semua Mg
2+
dan Ca
2+
telah menjadi kompleks.larutan akan berubah dari warna ungu
kemerahan menjadi biru yang menandakan titik akhir dari titrasi. Di pH 10 indikator akan berada
dalam bentuk HInd
-
( Ind mewakili indikator) dan mengahsilakn kompleks berwarna biru dan
selanjutnya pada saat indikator bereaksi denagn Mg
2+
akan memberikan kompleks merah. Pertama
EDTA ( H2Y
2-
) akan kompleks dengan ion kalsium membentuk satu kompleks merah.
H2In
-
+ Ca
2+
CaIn
-
+ 2H
+
Pada titrasi akhir, EDTA akan kompleks dengan kalsium dan indikator menjadi lepas yaitu
EDTA + CaIn
-
+ 2H
+
H2In
-
+ Ca EDTA
Kompleks antara Ca dengan indikator teralu lemah untuk menimbulkan perubahan warna yang benar.
Tetapi magnesium membentuk kompleks yang lebih kuat dengan indikator dibandingkan kalsium
sehingga diperoleh titik akhir yang benar.
Perubahan EBT :
Mg
2+
+ HIn
2+
MgIn- + H+ ( merah)
MgIn
-
+ H2Y MgY
2-
+ HIn
-
(biru) + H
+
Pada penambahan larutan buffer yang akan bereaksi dengan larutan logam dengan anion buffer
ammonia akan membentuk ion kompleks dengan logam itu. Pada penambahan buffer jangan terlalu
banyak karena akan menimbulkan kekeliruan pada titrasi yang hasilnya akan memperjelek titik akhir
titrasi disebabkan dari efek konsentrasi ammonia. Indikator EBT peka terhadap kadar logam dan pH
larutan. Reaksi dengan indikator EBT dapat terbentuknya ikatan kovalen parsial dengan liganda
diakibatkan oleh adanya interaksi ion logam pusat dengan liganda yang melibatkan pembagian
pasangan elektron bebas ion logam pada tiap molekul liganda. Larutan berwarna ungu kemerahan
dititrasi dengan Na-EDTA. Bila suatu larutan NaEDTA ditambahkan dengan larutan yang
mengandung ion-ion logam terbentuklah kompleks-kompleks disertai pembebasan dua ekuivalen ion
hdrogen. Pada pH 10 larutan akan berwarna biru ketika molekul EDTA ekuivalen dengan jumlah ion
logam dalam sampel larutan dan molekul indikator terlepas dari ion logam. Dari hasil reaksi yang
didapat adalah pembentukan kompleks. Suatu ion kompleks terdiri satu atom ion pusat dan sejumlah
ligan. Sampel yang digunakan adalah air keran bukan akuades akrena akuades sudah mengalami
penylingan sehingga kemungkinan untuk mendapatkan unsur Mg dan Ca sangat kecil padahal
terdapatnya unsur Mg dan Ca kita dapat menentukan kesadahan sutau air. Titrasi harus dilakukan
kurang dari 5 menit untuk mengurangi kemungkinan terjadi endapan. Suhu titrasi paling baik pada
suhu kamar karena pada suhu rendah perubahan warna agak lambat dan pada suhu tinggi akan
terjadi kerusakan indiaktor. Pada saat standarisasi diperoleh volume 10,1 mL dan pada kesadahan air
volumenya berturut-turut adalah (5,3.5,7.5,2)mL.
H. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang didapat, analisa data yang sudah diperhitungkan serta pembahasan
yang sudah dikaji diatas, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu :
- Titrasi kompleksometri mliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks atau pembentukan molekul
netral yang terdisosiasi dalam larutan.
- Penambahan buffer adalah untuk menjaga kondisi pH agar tetap konstan.
- Larutan CaCl2 berfungsi untuk memperjelas pengamatan karena sifat Na-EDTA yang kurang stabil.
- Indikator Erochrome Black T berfungsi untuk membentuk senyawa kompleks dengan ion logam.
- Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu dalam air, umumnya ion Ca ( calsium)
dan Mg ( magnesium) dalam bentuk garam karbonat.
- Air dapat dibedakan menurut tingkat / derajat kesadahannya dan dinyatakan dalam mg/ L
- Penentuan kesadahan total air dapat dilakukan dengan titrasi penentuan senyawa kompleks.
- Standarisari Na-EDTA denagn CaCl2 brtujuan untuk mengimbangkan atau memperbesar kestabilan
dari larutan standar.
DAFTAR PUSTAKA
Khopkar. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.
Rivai,Harrizul.2006.Asas Pemeriksaan Kimia . Jakarta : UI Press.
Bassett, dkk. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Underwood, A.L. , Day, R. A. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.
Cokrosarjiwanto. 1997. Kimia Analitik Kualitatif I. Yogyakarta : UNY Press
ANALISIS KESADAHAN AIR
I. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah
- Mempelajari penyebab dan pengaruh air sadah.
- Menentukan kesadahan sampel air.
II. DASAR TEORI
Jika kita memperhatikan dasar ketel yang kita gunakan untuk memasak air,
semakin lama dasar ketel tersebut akan semakin tebal oleh kerak. Kerak yang
terbentuk pada dasar ketel akan menyebabkan penghantaran panas terhambat,
sehingga untuk memanaskan air akan membutuhkan waktu yang lama.Kerak yang
terbentuk pada dasar ketel disebabkan oleh air sadah.
Air sadah adalah air yang mengandung garam terlarut dari ion kalsium,
magnesium dan besi. Air sadar bukan merupakan air yang berbahaya, karena
memang ion-ion tersebut dapat larut dalam air. Akan tetapi dengan kadar Ca2+ yang
tinggi akan menyebabkan air menjadi keruh.
Walaupun tidak berbahaya, ternyata air sadah dapat menyebabkan beberapa
kerugian, antara lain :
1. Sabun menjadi kurang berbuih. Hal ini terjadi karena ion Ca2+ atau Mg2+ dapat
bereaksi dengan sabun membentuk endapan.
Ca2+ (aq) + 2RCOONa (aq) ; Ca(RCOO)2 (s) + 2Na+ (aq)
Dengan terbentuknya endapan, maka fungsi sabun sebagai pengikat kotoran
menjadi kurang atau bahkan tidak efektif. Sabun akan berbuih kembali setelah
semua ion Ca2+ atau Mg2+ yang terdapat dalam air mengendap. Lain halnya dengan
detergen, detergen tidak bereaksi dengan ion Ca2+ atau Mg2+ sehingga detergen
tidak terpengaruh oleh air sadah.
2. Air sadah dapat menyebabkan terbentuknya kerak pada dasar ketel yang selalu
digunakan untuk memanaskan air. Sehingga untuk memanaskan air tersebut
diperlukan pemanasan yang lebih lama. Hal ini merupakan pemborosan energi.
Timbulnya kerak pada pipa uap dapat menyebabkan penyumbatan sehingga
dikhawatirkan pipa tersbut akan meledak.
Air sadah digolongkan menjadi dua jenis, berdasarkan jenis anion yang diikat oleh
kation (Ca2+ atau Mg2+), yaitu air sadah sementara dan air sadah tetap.
1. Air sadah sementara
Air sadah sementara adalah air sadah yang mengandung ion bikarbonat (HCO3-), atau
boleh jadi air tersebut mengandung senyawa kalsium bikarbonat (Ca(HCO3)2) dan atau
magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2). Air yang mengandung ion atau senyawa-senyawa
tersebut disebut air sadah sementara karena kesadahannya dapat dihilangkan dengan
pemanasan air, sehingga air tersebut terbebas dari ion Ca2+ dan atau Mg2+. Dengan
jalan pemanasan senyawa-senyawa tersebut akan mengendap pada dasar ketel. Reaksi
yang terjadi adalah : Ca(HCO3)2 (aq) –> CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)
2. Air sadah tetap
Air sadah tetap adalah air sadah yang mengadung anion selain ion bikarbonat, misalnya
dapat berupa ion Cl-, NO3- dan SO42-. Berarti senyawa yang terlarut boleh jadi berupa
kalsium klorida (CaCl2), kalsium nitrat (Ca(NO3)2), kalsium sulfat (CaSO4), magnesium
klorida (MgCl2), magnesium nitrat (Mg(NO3)2), dan magnesium sulfat (MgSO4). Air
yang mengandung senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah tetap, karena
kesadahannya tidak bisa dihilangkan hanya dengan cara pemanasan. Untuk
membebaskan air tersebut dari kesadahan, harus dilakukan dengan cara kimia, yaitu
dengan mereaksikan air tersebut dengan zat-zat kimia tertentu. Pereaksi yang digunakan
adalah larutan karbonat, yaitu Na2CO3 (aq) atau K2CO3 (aq). Penambahan larutan
karbonat dimaksudkan untuk mengendapkan ion Ca2+ dan atau Mg2+.
CaCl2 (aq) + Na2CO3 (aq) –> CaCO3 (s) + 2NaCl (aq)
Mg(NO3)2 (aq) + K2CO3 (aq) –> MgCO3 (s) + 2KNO3 (aq)
Dengan terbentuknya endapan CaCO3 atau MgCO3 berarti air tersebut telah terbebas
dari ion Ca2+ atau Mg2+ atau dengan kata lain air tersebut telah terbebas dari
kesadahan.
Cara paling mudah untuk mengetahui air yang selalu anda gunakan adalah air sadar
atau bukan dengan menggunakan sabun. Ketika air yang anda gunakan adalah air sadah,
maka sabun akan sukar berbiuh, kalaupun berbuih, berbuihnya sedikit. Kemudian untuk
mengetahui jenis kesadahan air adalah dengan pemanasan. Jika ternyata setelah
dilakukan pemanasan, sabun tetap sukar berbuih, berarti air yang anda gunakan adalah
air sadah tetap.
Untuk menghilangkan kesadahan sementara ataupun kesadahan tetap pada air yang
anda mah dapat dilakukan dengan menggunakan zeolit. Anda cukup menyediakan tong
yang dapat menampung zeolit. Pada dasar tong sudah dibuat keran. Air yang akan anda
gunakan dilewatkan pada zeolit terlebih dahulu. Air yang telah dilewatkan pada zeolit
dapat anda gunakan untuk keperluan rumah tangga, spserti mencuci, mandi dan
keperluan masak.
Zeolit memiliki kapasitas untuk menukar ion, artinya anda tidak dapat menggunakan
zeolit yang sama selamanya. Sehingga pada rentang waktu tertentu anda harus
menggantinya.
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan
kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion), Kompleksometri merupakan
jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengkompleks, membentuk hasil berupa
kompleks. Reaksi–reaksi pembentukan kompleks atau yang menyangkut kompleks
banyak sekali dan penerapannya juga banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu
pengertian yang cukup luas tentang kompleks, sekalipun disini pertama-tama akan
diterapkan pada titrasi. Contoh reaksi titrasi kompleksometri . Di percobaan kami, yang
berfungsi sebagai titran adalah , sedangkan yang berfungsi sebagai titrat adalah
Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi reaksi
pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang
terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian
adalah tingkat kelarutan tinggi. Selain titrasi komplek biasa seperti di atas, dikenal
pula kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi kelatometri, seperti yang
menyangkut penggunaan EDTA. Gugus-yang terikat pada ion pusat, disebut ligan,
dan dalam larutan air, reaksi dapat dinyatakan oleh persamaan :
M(H2O)n + L = M(H2O)(n-1) L + H2O
Asam etilen diamin tetra asetat atau yang lebih dikenal dengan EDTA,
merupakan salah satu jenis asam amina polikarboksilat. EDTA sebenarnya adalah
ligan seksidentat yang dapat berkoordinasi dengan suatu ion logam lewat kedua
nitrogen dan keempat gugus karboksil-nya atau disebut ligan multidentat yang
mengandung lebih dari dua atom koordinasi per molekul, misalnya asam 1,2-
diaminoetanatetraasetat (asametilenadiamina tetraasetat, EDTA) yang mempunyai
dua atom nitrogen – penyumbang dan empat atom oksigen penyumbang dalam
molekul (Rival, 1995).
Suatu EDTA dapat membentuk senyawa kompleks yang mantap dengan sejumlah
besar ion logam sehingga EDTA merupakan ligan yang tidak selektif. Dalam larutan
yang agak asam, dapat terjadi protonasi parsial EDTA tanpa pematahan sempurna
kompleks logam, yang menghasilkan spesies seperti CuHY-
. Ternyata bila beberapa
ion logam yang ada dalam larutan tersebut maka titrasi dengan EDTA akan
menunjukkan jumlah semua ion logam yang ada dalam larutan tersebut (Harjadi,
1993).
Selektivitas kompleks dapat diatur dengan pengendalian pH, misal Mg, Ca, Cr,
dan Ba dapat dititrasi pada pH = 11 EDTA. Sebagian besar titrasi kompleksometri
mempergunakan indikator yang juga bertindak sebagai pengompleks dan tentu saja
kompleks logamnya mempunyai warna yang berbeda dengan pengompleksnya
sendiri. Indikator demikian disebut indikator metalokromat. Indikator jenis ini
contohnya adalah Eriochrome black T; pyrocatechol violet; xylenol orange; calmagit;
1-(2-piridil-azonaftol), PAN, zincon, asam salisilat, metafalein dan calcein blue
(Khopkar, 2002).
Eriochrome Black T merupakan indikator kompleksometri yang merupakan
bagian dari titrasi kompleksometri, misalnya. dalam proses penentuan kekerasan
air. Ini adalah dye.It azo juga dikenal sebagai ET-00.
Dalam bentuk terprotonasi nya, Eriochrome Black T biru. Berwarna merah ketika
membentuk kompleks dengan kalsium, magnesium, atau ion logam lainnya. rumus
kimianya dapat ditulis sebagai HOC10H6N = NC10H4 (OH) (NO2) SO3Na
III. METODE PERCOBAAN
a. Alat dan Bahan
Pada percobaan tentang analisis kesadahan air ini bahan-bahan yang digunakan
adalah larutan N2EDTA 50 ml (2 x 50 ml; untuk percobaan satu dan dua)0,01 M,
larutan standar Ca 2+ 20 ml konsentrasi 0,0005 M, 1 ml buffer Ph 10 (2 x 1 ml;
untuk 2x percobaan), 20 ml sampel akuades, dan yang terakhir adalah 2 tetes
indicator EBT (2 x 2 tetes, untuk 2 kali percobaan).
Sedangkan alat-alat yang digunakan adalah buret 50 ml yang digunakan untuk
menitrasi, 3 buah labu Erlenmeyer 125 ml.
b. Prosedur kerja
1. Standarisasi 0,01 M larutan Etilandiamin Tetra Asetat
- Disediakan larutan N2EDTA sebanyak 50 ml.Kemudian larutan itu dimasukkan ke
dalam buret sampai angka pada buret menunjukkan angka 0.Kemudian, Disediakan
3 buah labu Erlenmeyer 125 ml yang sudah diisi dengan 20 ml larutan standar Ca 2+
o,ooo5 M, 1 ml buffer Ph 10, dan 2 tetes indicator EBT. Kemudian dilakukan titrasi,
dengan cara buret dibuka perlahan-lahan sampai keluar tetes-tetes larutan N2EDTA.
Ditunggu sampai warna merah anggur di larutan di labu Erlenmeyer berubah
menjadi biru langit. Percobaan dilakukan sebanyak 3x. Sesudah itu dicatat berapa
masing-masing volume N2EDTA yang diperlukan untuk menitrasi.
2. Analisis sampel air
- Disediakan larutan N2EDTA sebanyak 50 ml. Kemudian larutan itu dimasukkan ke
dalam buret sampai angka pada buret menunjukkan angka 0.Sementara, Disediakan
3 buah labu Erlenmeyer 125 ml yang sudah diisi dengan 20 ml larutan sampel air, 1
ml buffer Ph 10, dan 2 tetes indicator EBT. Kemudian dilakukan titrasi, dengan cara
buret dibuka perlahan-lahan sampai keluar tetes-tetes larutan N2EDTA. Ditunggu
sampai warna merah anggur di larutan di labu Erlenmeyer berubah menjadi biru
langit. Percobaan dilakukan sebanyak 3x. Sesudah itu dicatat berapa masing-masing
volume N2EDTA yang diperlukan untuk menitrasi.
c. Gambar / set alat titrasi
Satu set alat titrasi.
IV. HASIL PERCOBAAN
1. Standarisasi 0,01 M larutan Na2H2Y2
NO URAIAN PERC.1 PERC.2 PERC.3
1 Massa kertas timbang +
Na2H2Y2 (g)
2 Massa kertas timbang (g)
3 Massa Na2H2Y (g)
4 Volume larutan standar Ca 2+ 20 ml 20 ml 20 ml
5 Konsentrasi larutan standar Ca
2+ (ml)
5 x 10^-4 M 5 x 10^-4 M 5 x 10^-4 M
6 Mol Ca 2+= mol Na2H2Y2 (ml)
7 Pembacaan buret (akhir) ml 3,0 6,1 10
8 Pembacaan buret (awal) ml 0 3,0 6,1
9 Volume titran Na2H2Y2 ml 3,0 3,1 3,9
10 Molaritas Larutan N2H2Y2
mol/L
11 Molaritas rerata larutan
Na2H2Y2 (mol / L)
Ppm rata-rata nya adalah 81,5 mg/L
2. analisis sampel air
NO URAIAN PERC.1 PERC.2 PERC.3
1 Volume sampel air (ml) 20 ml 20 ml 20 ml
2 Pembacaan buret, akhir (ml) 5,3 10,7 16,3
3 Pembacaan buret, awal (ml) 0 5,3 10,7
4 Volume titran Na2H2Y2 (ml) 5,3 5,4 5,6
5 Mol Na2H2Y2 = mol ion sadah
Ca 2+ dan Mg 2+ (mol)
6 Massa CaCO3 ekuivalen (g)
7 Ppm CaCO3 (mg CaCO3/L
sampel)
8 Ppm CaCO3 rerata
Tergolong air sadah sedang
PEMBAHASAN
1.Standarisasi larutan Na2EDTA
Pada percobaan ini, pertama yang dilakukan adalah menstandarisasi larutan
Na2EDTA. Alat-alat yang diperlukan disiapkan sebelumnya. Selanjutnya, larutan
Na2EDTA dimasukkan ke dalam buret smpai buret menunjuk ke angka 0. Setelah
itu, disiapkan 3 buah Erlenmeyer 125 ml masing – masing dengan larutan standar
Ca2+ sebanyak 20 ml, 1 ml larutan buffer pH 10 dan dua tetes indicator EBT. Setelah
itu dilakukan titrasi sehingga warna merah anggur pada larutan berubah menjadi
biru laut.
Sebelum menjadi larutan standar, larutan Na2EDTA perlu distandarisasi
karena larutan tersebut tidak stabil , larutan Na2EDTA sangat mudah bereaksi
dengan keadaan lingkungan sekitar. Karena jika mudah bereaksi dengan lingkungan,
otomatis volumenya akan senantiasa berubah sehingga juga akan mempengaruhi
besar konsentrasi.
Pada saat melakukan titrasi, harus sesuai dengan standar cara titrasi yang
telah ditetapkan yaitu dengan cara tetes per tetes. Karena jika tidak sesuai dengan
standar cara titrasi yang telah ditetapkan, data bisa tidak valid. Kemudian, pada saat
titrasi, labu Erlenmeyer juga digoyang-goyangkan supaya titrasi dapat berjalan
dengan baik dan percampuran sempurna. Pada saat titrasi untuk standarisasi
larutan Na2EDTA, reaksi yang terjadi adalah:
1.Ketika larutan standar Ca2+
ditambah indikator EBT reaksinya:
Ca2+(
aq) + EBT(aq)  [Ca-EBT]2+
(aq)
Pada saat itu terjadi perubahan warna dari biru langit menjadi merah anggur karena
pengikatan sebagian ion Ca2+
oleh EBT
2. Ketika Na2EDTA ditambahkan Ca2+
reaksinya :
Ca2+
(aq) + H2Y2-
(aq) ↔ [CaY]2-
(aq) + 2 H+
(aq)
Sebelum titran H2Y2-
ditambahkan untuk analisis, analit berwarna biru agak
kemerahan karena ion kompleks [Ca-EBT]2+
. Apabila H2Y2-
mengompleks semua
Ca2+
maka kompleks biru kemerahan [Ca-EBT]2+
terdisosiasi dan warna biru agak
kemerahan berubah menjadi warna biru langit.Ketika telah mencapai titik akhir,
semua ion sadah telah terkompleksikan dengan H2Y2-
.
[Ca-EBT]2+
(aq) + H2Y2-
(aq)  CaY2-
(aq) + 2H+
(aq) + EBT(aq)
Merah anggur biru langit
2.Analisis Kesadahan sampel air
Selanjutnya, percobaan kedua yang kami lakukan adalah menganalisis
kesadahan sampel air. Langkah-langkah yang harus dilakukan sama dengan langkah
pertama, yakni buret diisi dengan larutan Na2EDTA sampai angka 0 dan masing-
masing erlenmeyer 125 ml diisi dengan sampel air sebanyak 20 ml, 1 ml larutan
buffer pH 10 dan 2 tetes indikator EBT. Setelah itu dilakukan titrasi secara tetes
pertetes sampai warna merah anggur berubah menjadi biru langit. Pada saat titrasi,
lebu Erlenmeyer perlu digoyang-goyangkan supaya dapat bereaksi sempurna.
Reaksi yang terjadi adalah :
Mg2+(
aq) + EBT(aq)  [Mg-EBT]2+
(aq)
biru langit merah anggur
Reaksi tresebut di atas merupakan reaksi pada saat indikator EBT
ditambahkan pada sampel air dimana EBT mengomplek ion Mg2+
sehingga
warnanya berubah dari biru langit menjadi merah anggur, pada saat ini larutan
benar-benar berwarna merah anggur karena pada sampel air terdapat ion Mg2+
yang
lebih mudah dikompleksi oleh EBT dari pada ion Ca2+
.Pada saat titrasi reaksi yang
terjadi adalah :
[Mg-EBT]2+
(aq) + H2Y2-
(aq)  MgY2-(
aq) + 2H+
(aq) + EBT(aq)
Merah anggur biru langit
Pada saat titrasi, ion H2Y2-
mengompleks semua Ca2+
dan Mg2+
bebas pada
sampel air sehingga kompleks merah anggur [Mg-EBT]2+
terdisosiasi dan warna
merah anggur berubah menjadi biru langit dari indikator EBT dan pada saat itu titik
akhir telah tercapai, semua ion sadah telah terkompleksikan dengan H2Y2-.
Setelah dihitung dan dimasukkan ke dalam persamaan, hasil yang didapat
ppm rata-ratanya adalah 81,5 mg / L dan termasuk dalam klasifikasi air sadah
sedang.
V. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh data:
a.Air sampel mengandung ion Ca2+
sebanyak 81,5 mg/L
b. Air sampel tersebut tergolong sedang tingkat kesadahannya.
.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2005. Welcome to Chemistry. New York: WH company
Adkinds, Peter dan Julio de Paula. 2003. Physical Chemistry. London:
SIER http://masterkimiaindonesia.com/artikel/air-sadah/
www.rumahkimia.wordpress.com/air-sadah
VII. LEMBAR PENGESAHAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan ini dikerjakan dengan mandiri.
Asisten Praktikan
Anggi Pratiwi Galuh
pratiwi
PERHITUNGAN
1. Standarisasi larutan Na2EDTA
Ekivalen mol Ca2+
= mol Na2EDTA
V Ca2+
x Mca2+
= V Na2EDTA x M Na2EDTA
M Na2EDTA = V Ca2+
x N Ca2+
V Na2EDTA
Titrasi 1
M1 = 20 ml x 0,0005 M = 0.0033 M M Na2EDTA rata-
rata=M1+M2+M3
3,0 ml 3
Titrasi 2 =0,0033 M + O,0032 M + 0,0026
M2 = 20 ml x 0,0005 M = 0.0032 M 3
3,1 ml =0,0030 M
Titrasi 3
M3 = 20 ml x 0,0005 M = 0.0026 M
3,9 ml
2.Analisis sampel air
Ekivalen,
Mol Na2EDTA = mol ion sadah
Mol ion sadah = M Na2EDTA x V titrasi
Titrasi 1
n1 = M x V1= 0,0030 x 5,3 ml = 0,0159 mmol
Titrasi 2
n2 = M x V1= 0,0030 x 5,4 ml = 0,0162mmol
Titrasi 3
n3 = M x V1= 0,0030 x 5,6 ml = 0,0168 mmol
Massa air sadah
m1 = n1 x Mr CaCO3 = 0,0159x 100 = 1,59 mg
m2 = n2 x Mr CaCO3 = 0,0162 x 100 = 1,62 mg
m3 = n3 x Mr CaCO3 = 0,0168 x 100 = 1,68 mg
ppm CaCO3 = massa
volume sampel
ppm1 = 1,59 mg =79,5 mg/L
0,02 L
ppm2 = 1,62 mg = 81 mg/L
0,02 L
ppm3 = 1,68 mg = 84 mg/L
0,02 L
Jadi, ppm rata – ratanya = ppm1 + ppm2 + ppm3
3
= 79,5 + 81 + 84 (mg/L)
3
= 81,5 mg/L
Larutan Baku (Larutan Standar)
Larutan baku/ larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui.
Larutan baku biasanya berfungsi sebagai titran sehingga ditempatkan buret, yang sekaligus
berfungsi sebagai alat ukur volume larutan baku. Larutan yang akan ditentukan
konsentrasinya atau kadarnya, diukur volumenya dengan menggunakan pipet volumetri dan
ditempatkan di erlenmeyer.
a. Larutan baku primer
Larutan yang mengandung zat padat murni yang konsentrasi larutannya diketahui
secara tepat melalui metode gravimetri (perhitungan massa), dapat digunakan untuk
menetapkan konsentrasi larutan lain yang belum diketahui. Nilai konsentrasi dihitung melalui
perumusan sederhana, setelah dilakukan penimbangan teliti dari zat pereaksi tersebut dan
dilarutkan dalam volume tertentu.
Contoh: K2Cr2O7, As2O3, NaCl, asam oksalat, asam benzoat.
Syarat-syarat larutan baku primer :
• Zat harus mudah diperoleh, dimurnikan, dikeringkan (jika mungkin pada suhu 110-120
derajat celcius) dan disimpan dalam keadaan murni. (Syarat ini biasanya tak dapat dipenuhi
oleh zat- zat terhidrasi karena sukar untuk menghilangkan air-permukaan dengan lengkap
tanpa menimbulkan pernguraian parsial.)
• Zat harus tidak berubah berat dalam penimbangan di udara; kondisi ini menunjukkan bahwa
zat tak boleh higroskopik, tak pula dioksidasi oleh udara atau dipengaruhi karbondioksida.
• Zat tersebut dapat diuji kadar pengotornya dengan uji- uji kualitatif dan kepekaan tertentu.
• Zat tersebut sedapat mungkin mempunyai massa relatif dan massa ekuivalen yang besar.
• Zat tersebut harus mudah larut dalam pelarut yang dipilih.
• Reaksi yang berlangsung dengan pereaksi harus bersifat stoikiometrik dan langsung.
b. Larutan baku sekunder
Larutan suatu zat yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan tepat karena berasal
dari zat yang tidak pernah murni. Konsentrasi larutan ini ditentukan dengan pembakuan
menggunakan larutan baku primer, biasanya melalui metode titrimetri.Contoh: AgNO3,
KmnO4, Fe(SO4)2.
Syarat-syarat larutan baku sekunder :
· Derajat kemurnian lebih rendah daripada larutan baku primer
· Mempunyai berat ekivalen yang tinggi untuk memperkecil kesalahan penimbangan
· Larutannya relatif stabil dalam penyimpanan.

More Related Content

What's hot

Final acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anionFinal acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anionAlfian Nopara Saifudin
 
Pemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiPemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiKustian Permana
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasDila Adila
 
Reaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
Reaktivitas Ion-Ion Logam TransisiReaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
Reaktivitas Ion-Ion Logam TransisiRihlatul adni
 
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)Firda Shabrina
 
Annes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis GravimetriAnnes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis GravimetriAn Nes Niwayatul
 
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanFransiska Puteri
 
Laporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuniLaporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuniaji indras
 
Pemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionPemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionqlp
 
Kelompok 4 Mengetahui proses pelaksanaan titrasi Kompleksometri Menentukan ka...
Kelompok 4 Mengetahui proses pelaksanaan titrasi Kompleksometri Menentukan ka...Kelompok 4 Mengetahui proses pelaksanaan titrasi Kompleksometri Menentukan ka...
Kelompok 4 Mengetahui proses pelaksanaan titrasi Kompleksometri Menentukan ka...risyanti ALENTA
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatzakirafi
 
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airPT. SASA
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatYasherly Amrina
 
Penentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriPenentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriqlp
 
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganikAnalisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganikAfifah Sjahbandi
 

What's hot (20)

Final acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anionFinal acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anion
 
spektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atomspektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atom
 
Koulometri
KoulometriKoulometri
Koulometri
 
Pemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiPemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. ii
 
Titrasi redoks
Titrasi redoksTitrasi redoks
Titrasi redoks
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
 
Reaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
Reaktivitas Ion-Ion Logam TransisiReaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
Reaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
 
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
 
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-AirLaporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
 
Annes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis GravimetriAnnes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis Gravimetri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
 
Laporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuniLaporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuni
 
Pemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionPemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ion
 
Kelompok 4 Mengetahui proses pelaksanaan titrasi Kompleksometri Menentukan ka...
Kelompok 4 Mengetahui proses pelaksanaan titrasi Kompleksometri Menentukan ka...Kelompok 4 Mengetahui proses pelaksanaan titrasi Kompleksometri Menentukan ka...
Kelompok 4 Mengetahui proses pelaksanaan titrasi Kompleksometri Menentukan ka...
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
 
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan air
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfat
 
Penentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriPenentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetri
 
Iodimetri
IodimetriIodimetri
Iodimetri
 
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganikAnalisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganik
 

Viewers also liked

Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriRidha Faturachmi
 
Asidimetri dan alkalimetri
Asidimetri dan alkalimetriAsidimetri dan alkalimetri
Asidimetri dan alkalimetriJuli ana
 
C3 titrasi asidimetri
C3 titrasi asidimetriC3 titrasi asidimetri
C3 titrasi asidimetriPT. SASA
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 1 alkalimetri asidimetri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 1 alkalimetri asidimetriITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 1 alkalimetri asidimetri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 1 alkalimetri asidimetriFransiska Puteri
 
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClLaporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClyassintaeka
 
Laporan praktikum biologi sel dan molekuler buffer ajeng
Laporan praktikum biologi sel dan molekuler buffer ajengLaporan praktikum biologi sel dan molekuler buffer ajeng
Laporan praktikum biologi sel dan molekuler buffer ajengajeng narulita
 
Presentasi kimia ion dan senyawa kompleks
Presentasi kimia ion dan senyawa kompleksPresentasi kimia ion dan senyawa kompleks
Presentasi kimia ion dan senyawa kompleksCha Cha D Talo
 
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 6 sub classis asteriidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 6 sub classis asteriidaeLaporan praktikum botani tumbuhan tinggi 6 sub classis asteriidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 6 sub classis asteriidaeMaedy Ripani
 
Acara I Pembuatan Larutan dan Standarisasinya
Acara I Pembuatan Larutan dan StandarisasinyaAcara I Pembuatan Larutan dan Standarisasinya
Acara I Pembuatan Larutan dan StandarisasinyaNaila Zulfa
 
10 unsur 'bahagia tanpa syarat'
10 unsur 'bahagia tanpa syarat'10 unsur 'bahagia tanpa syarat'
10 unsur 'bahagia tanpa syarat'PT. SASA
 
23 seperti biji kopi
23 seperti biji kopi23 seperti biji kopi
23 seperti biji kopiPT. SASA
 
Bosan hidup
Bosan hidupBosan hidup
Bosan hidupPT. SASA
 
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropodaLaporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropodaPT. SASA
 
Dua manusia super
Dua manusia superDua manusia super
Dua manusia superPT. SASA
 
Paper dasar menejemen
Paper dasar menejemenPaper dasar menejemen
Paper dasar menejemenPT. SASA
 
Bersyukurlah!
Bersyukurlah!Bersyukurlah!
Bersyukurlah!PT. SASA
 
Acara 5 echinodermata
Acara 5 echinodermataAcara 5 echinodermata
Acara 5 echinodermataPT. SASA
 

Viewers also liked (20)

Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum Asidimetri
 
Asidimetri dan alkalimetri
Asidimetri dan alkalimetriAsidimetri dan alkalimetri
Asidimetri dan alkalimetri
 
C3 titrasi asidimetri
C3 titrasi asidimetriC3 titrasi asidimetri
C3 titrasi asidimetri
 
Kestabilan ion kompleks
Kestabilan ion kompleksKestabilan ion kompleks
Kestabilan ion kompleks
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 1 alkalimetri asidimetri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 1 alkalimetri asidimetriITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 1 alkalimetri asidimetri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 1 alkalimetri asidimetri
 
Ion kompleks
Ion kompleksIon kompleks
Ion kompleks
 
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClLaporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
 
Laporan praktikum biologi sel dan molekuler buffer ajeng
Laporan praktikum biologi sel dan molekuler buffer ajengLaporan praktikum biologi sel dan molekuler buffer ajeng
Laporan praktikum biologi sel dan molekuler buffer ajeng
 
Presentasi kimia ion dan senyawa kompleks
Presentasi kimia ion dan senyawa kompleksPresentasi kimia ion dan senyawa kompleks
Presentasi kimia ion dan senyawa kompleks
 
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 6 sub classis asteriidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 6 sub classis asteriidaeLaporan praktikum botani tumbuhan tinggi 6 sub classis asteriidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 6 sub classis asteriidae
 
Makalah Penjaskes
Makalah PenjaskesMakalah Penjaskes
Makalah Penjaskes
 
Acara I Pembuatan Larutan dan Standarisasinya
Acara I Pembuatan Larutan dan StandarisasinyaAcara I Pembuatan Larutan dan Standarisasinya
Acara I Pembuatan Larutan dan Standarisasinya
 
10 unsur 'bahagia tanpa syarat'
10 unsur 'bahagia tanpa syarat'10 unsur 'bahagia tanpa syarat'
10 unsur 'bahagia tanpa syarat'
 
23 seperti biji kopi
23 seperti biji kopi23 seperti biji kopi
23 seperti biji kopi
 
Bosan hidup
Bosan hidupBosan hidup
Bosan hidup
 
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropodaLaporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda
 
Dua manusia super
Dua manusia superDua manusia super
Dua manusia super
 
Paper dasar menejemen
Paper dasar menejemenPaper dasar menejemen
Paper dasar menejemen
 
Bersyukurlah!
Bersyukurlah!Bersyukurlah!
Bersyukurlah!
 
Acara 5 echinodermata
Acara 5 echinodermataAcara 5 echinodermata
Acara 5 echinodermata
 

Similar to titrasi asidimetri

Study literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometriStudy literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometriDevitaAirin
 
Titrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dllTitrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dllIkhsan Bz
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometriITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometriFransiska Puteri
 
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetriAnalisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetriHesti Radean
 
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...PT. SASA
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutRizki Ramadhan
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutRizki Ramadhan
 
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)Ahmad Dzikrullah
 
Analisis titrimetri (1)
Analisis titrimetri (1)Analisis titrimetri (1)
Analisis titrimetri (1)GeriSetiawan2
 
Study literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometriStudy literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometriLinda Rosita
 
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airDwi Mahardhika
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationwd_amaliah
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri AgataMelati
 
Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatifZamZam Pbj
 
Reaksi reaksi kimia
Reaksi reaksi kimiaReaksi reaksi kimia
Reaksi reaksi kimiaDita Issriza
 

Similar to titrasi asidimetri (20)

Study literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometriStudy literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometri
 
Titrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dllTitrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dll
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometriITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
 
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetriAnalisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri
 
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
 
Transkrip pka 1
Transkrip pka 1Transkrip pka 1
Transkrip pka 1
 
Analisis titrimetri (1)
Analisis titrimetri (1)Analisis titrimetri (1)
Analisis titrimetri (1)
 
Study literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometriStudy literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometri
 
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan air
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kation
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
 
KOMPLEKSOMETRI
KOMPLEKSOMETRIKOMPLEKSOMETRI
KOMPLEKSOMETRI
 
kakap
kakapkakap
kakap
 
KIMIA ANALISIS DASAR
KIMIA ANALISIS DASARKIMIA ANALISIS DASAR
KIMIA ANALISIS DASAR
 
Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatif
 
Reaksi reaksi kimia
Reaksi reaksi kimiaReaksi reaksi kimia
Reaksi reaksi kimia
 
Potensiometer
PotensiometerPotensiometer
Potensiometer
 

More from PT. SASA

Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanPT. SASA
 
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentosLaporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentosPT. SASA
 
Hasil pengamatan ekoper 3 word
Hasil pengamatan ekoper 3 wordHasil pengamatan ekoper 3 word
Hasil pengamatan ekoper 3 wordPT. SASA
 
Ekosistem sungai 2
Ekosistem sungai 2Ekosistem sungai 2
Ekosistem sungai 2PT. SASA
 
Ekosistem sungai
Ekosistem sungaiEkosistem sungai
Ekosistem sungaiPT. SASA
 
Ekosistem danau 1
Ekosistem danau 1Ekosistem danau 1
Ekosistem danau 1PT. SASA
 
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran bantenPraktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran bantenPT. SASA
 
Pendahuluan ekologi perairan
Pendahuluan ekologi perairanPendahuluan ekologi perairan
Pendahuluan ekologi perairanPT. SASA
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanPT. SASA
 
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungaiLaporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungaiPT. SASA
 
Jurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanJurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanPT. SASA
 
Estimasi populasi gastropoda 1
Estimasi populasi gastropoda 1Estimasi populasi gastropoda 1
Estimasi populasi gastropoda 1PT. SASA
 
Ekosistem sungai 1
Ekosistem sungai 1Ekosistem sungai 1
Ekosistem sungai 1PT. SASA
 
keanekaragaman dan kelimpahan makrobentos
keanekaragaman dan kelimpahan makrobentoskeanekaragaman dan kelimpahan makrobentos
keanekaragaman dan kelimpahan makrobentosPT. SASA
 
studi makrobentos
studi makrobentosstudi makrobentos
studi makrobentosPT. SASA
 
kualitas perairan sungai kapuas kota sintang
kualitas perairan sungai kapuas kota sintangkualitas perairan sungai kapuas kota sintang
kualitas perairan sungai kapuas kota sintangPT. SASA
 
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakartaestimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakartaPT. SASA
 
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawan
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawankeanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawan
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawanPT. SASA
 

More from PT. SASA (20)

Sungai
SungaiSungai
Sungai
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairan
 
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentosLaporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
 
Hasil pengamatan ekoper 3 word
Hasil pengamatan ekoper 3 wordHasil pengamatan ekoper 3 word
Hasil pengamatan ekoper 3 word
 
Estimasi
EstimasiEstimasi
Estimasi
 
Ekosistem sungai 2
Ekosistem sungai 2Ekosistem sungai 2
Ekosistem sungai 2
 
Ekosistem sungai
Ekosistem sungaiEkosistem sungai
Ekosistem sungai
 
Ekosistem danau 1
Ekosistem danau 1Ekosistem danau 1
Ekosistem danau 1
 
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran bantenPraktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
 
Pendahuluan ekologi perairan
Pendahuluan ekologi perairanPendahuluan ekologi perairan
Pendahuluan ekologi perairan
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairan
 
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungaiLaporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
 
Jurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanJurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairan
 
Estimasi populasi gastropoda 1
Estimasi populasi gastropoda 1Estimasi populasi gastropoda 1
Estimasi populasi gastropoda 1
 
Ekosistem sungai 1
Ekosistem sungai 1Ekosistem sungai 1
Ekosistem sungai 1
 
keanekaragaman dan kelimpahan makrobentos
keanekaragaman dan kelimpahan makrobentoskeanekaragaman dan kelimpahan makrobentos
keanekaragaman dan kelimpahan makrobentos
 
studi makrobentos
studi makrobentosstudi makrobentos
studi makrobentos
 
kualitas perairan sungai kapuas kota sintang
kualitas perairan sungai kapuas kota sintangkualitas perairan sungai kapuas kota sintang
kualitas perairan sungai kapuas kota sintang
 
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakartaestimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
 
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawan
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawankeanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawan
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawan
 

Recently uploaded

Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAAmmar Ahmad
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxfitriaoskar
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

titrasi asidimetri

  • 1. A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM Tujuan : - Standarisasi larutan Na- EDTA dengan CaCl2. - Menentukan kesadahan total dalam sampel air. Hari, tanggal : Jum’at 3 Desember 2010. Tempat : Laboratorium Kimia lantai III Fakultas MIPA Universitas Mataram. B. LANDASAN TEORI Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion). Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa kompleks. Reaksi-reaksi pembentukan kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga banyak. Tidak hanya dalam titrasi, karena itu perlu pengertian yang cukup luas tentang kompleks. Sekalipun disini pertama-tama akan diterapkan pada titrasi contoh reaksi titrasi kompleksometri ( Khopkar, 2002: 131). Ag + + 2CN - -------> Ag(CN)2 Hg 2+ + 2Cl ----------> HgCl2 Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian adalah tingkat kelarutan tinggi. Selain titrasi kompleks biasa seperti diatas, dikenal pula kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi kelatometri, seperti yang menyangkut penggunaan EDTA. Gugus yang terikat pada ion pusat disebut ligan , dan dalam larutan air reaksi dapat dinyatakan oleh persamaan (Khopkar, 2002: 129). M (H2O) n+l = M (H2O) (n-1)L + H2O Asam etilen diamin tetra asetat atau yang lebih dikenal dengan EDTA, merupakan salah satu jenis asam amina polikarboksilat. EDTA sebenarnya adalah ligan seksidentat yang dapat berkoordinasi dengan suatu ion logam lewat kedua nitrogen dan keempat gugus karboksilnya atau disebut ligan multidentat yang mengandung lebih dari dua atom koordinasi permolekul misalnya 1,2- diaminoetanatetraasetat ( asametilenadiaminatetraasetat; EDTA) yang mempunyai dua atom nitrogen penyumbang dan empat atom oksigen penyumbang dalam molekul ( Rival, 1995: 79). Titrasi dapat ditentukan dengan adanya penambahan indikator yang berguna sebagai tanda tercapainya titik akhir titrasi. Ada lima syarat suatu indikator ion logam dapat digunakan pada pendeteksian visual dari titik-titik akhir yaitu reaksi warna harus sedemikian sehingga sebelum titik
  • 2. akhir. Bila hampir semua ion logam telah berkompleks dengan EDTA, larutan akan berwarna kuat. Kedua, reaksi warna itu haruslah spesifik (khusus) atau sedikitnya selektif. Ketiga, kompleks indikator logam itu harus memiliki kestablan yang cukup kalau tidak karena disosiasi tak akan diperoleh perubahan warna yang tajam. Namun kompleks indikator logam itu harus kurang stabil dibandingkan kompleks logam EDTA untuk menjamin agar pada titik akhir , EDTA memindahkan ion-ion logam dari kompleks indikator logam kekompleks logam EDTA harus tajam dan cepat. Kelima, kontras warna antara indikator bebas dan kompleks indikator logam harus sedemikian sehingga mudah diamati. Indikator harus sangat peka terhadap ion logam ( yaitu, terhadap pM) sehingga perubahan warna terjadi sedikt mungkin dengan titik ekuivalen terakhir. Penentuan Ca dan Mg dapat dilakukan dengan titrasi EDTA, pH untuk titrasi adalah 10 dengan indikator eriochrome black T. Pada pH tinggi 12 Mg(OH)2 akan mengendap sehingga EDTA dapat dikonsumsi hanya oleh Ca 2+ dengan indikator murexide ( Basset, 1994: 158). Zat-zat lain dari titran kilon yang memungkinkan ada dalam larutan ion logam membentuk kompleks dengan logamnya dan dengan demikian bersaing dengan reaksi titrasi yang diinginkan. Sebenarnya pembentukan kompleks demikian kadang-kadang dengan pertimbangan digunakan untuk mengatasi interferensi, yang dalam hal ini efek pengomplekan disebut penutupan (“masking”). Misalnya nikel membentuk ion kompleks sangat stabil dengan sianida ( Ni(CN)4 2- , sedang timba tidak. Jadi dengan adanya sianida, timbal dapat dititrasi dengan EDTA tanpa interferensi dari nikel, meskipun kenyataanya bahwa tetapan stabilitas untuk Ni Y 2- dan Pb Y 2-+ hampir sama ( Underwood, 1981: 203 ). Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu dalam air, umumnya ion calsium (Ca) dan Magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Air sadah atau air keras adalah air yang memiiki kadar mineral yang tinggi, sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah. Selain ion calsium dan magnesium, penyebab kesaahan juga bisa merupakan ion logam maupun garamgaram bikarbonat dan sulfat. Metode paling sederhana untuk menentukan kesadahan air adalah dengan sabun. Dalam air lunak, sabun akan menghasilkan busa banyak. Pada air sadah, sabun tidak akan menghasilkan busa atau menghasilkan sedikit sekali busa. Cara yang lebih kompleks adalah melalui titrasi ( Har jadi, 2006:171). EBT adalah karsinogik azo-komponen. EBT sering digunakan untuk determinasi kalsium, magnesium, mangan, zinc, zinoonium, nikel, tembaga, thulium dan kobalt. Pada survey keperpustakaan telah menunjukkan bahwa keektensifan polagraphic, spectroscopic, dan colometric dari berbagai logam dengan EBT telah diketahui. Review mengenai susunan dan elektrokimia dari kompleks Ni (II)-EBT belum dipelajari secara sistematik. Belum ada yang mendeskripsikan kestabilan konstan dan dekomposisi dari kompleks Ni (II)-EBT ( Cakir, 1991). G. PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan standarisasi larutan Na-EDT dan penentuan kesadahan total air . Pada standarisasi larutan Na-EDTA, Na-EDTA ditambah dengan MgCl2. 6H2O dan
  • 3. diencerkan. Penambahan Mg 2+ pada MgCl2. 6H2O bertujuan untuk menangani suatu kemungkinan apabila sampel tidak mengandung Mg, maka hasil yang menjadi MgEDTA perlu ditambahkan agar nantinya indikator Eriochrome Black T menghasilkan titik akhir yang lebih tajam dan juga Mg dapat memberikan warna merah kebiru yang berasal dari pengikatan Mg oleh EDTA pada larutan. Pada CaCO3 murni kering ditambahkan aquades-HCl 1:1 hingga jernih. Pada penambahan aquades-HCl 1:1 , dengan penambahan HCl saja akan terjadi penguraian gas yang disebabkan oleh CO2 yang terlepas keudara sehingga produk dari reaksinya ketika diencerkan menghasilkan CaCl2 (l) yang ditambahkan dengan buffer ammonium hidroksida-ammonium khlorida dengan pH 10, penambahan buffer untuk menjaga kondisi pH agar tetap konstan dan ditambahkan indikator Eriochrome Black T yang nanti dapat membentuk senyawa kompleks dengan ion logam. Ikatan kompleks antara indikator dan ion logam harus lebih lemah daripada ikatan kompleks antara larutan titer dan ion logam. Indikator logam adalah suatu indikator terdiri dari suatuu zat yang umumnya senyawa organik yang dengan satu atau beberapa ion logam dapat membentuk senyawa kompleks yang warnanya berlainan dengan warna indikatornya dalam keadaan bebas. Warna indikator pada sampai batas tertentu bergantung pada suatu logam. Oleh karena itu indikator logam disebut “pM- slustive indikator” atau metalochrome- indikator (Rival, 1998). Pada dasarnya indikator methalochromik merupakan senyawa organik yang berwarna yang membentuk khelat dengan ion logam. Khelatnya harus mempunyai warna lain dari warna indikator bebasnya dan jika suatu kosong indikator harus dihindari dan titik akhir tajam diperoleh maka indikator harus melepaskan ion logamnya kepada titran EDTA. Pada titrasi kompleksometri mempergunakan indikator yang juga bertindak sebagai pengompleks dan tentu saja kompleks logamnya mempunyai warna yang berbeda dengan pengompleksnya sendiri. Indikator demikian disebut methalokromat. Indikator jenis ini salah satunya adalah Eriochrome Black T yang mengandung gugus fungsi azo dan molekulnya bisa diwakili dengan H3In, namun kelemahan indikator ini tidak stabil dalam larutan (Khopkar, 2002). Lalu larutan CaCl2 dititrasi dengan Na-EDTA agar larutan lebih stabil karena pada Na-EDTA kurang stabil denagn indikator dimana kestabilan Ca-EDTA lebih besar dibandingkan kestabilan Na-EDTA . CaCl2 juga berfungsi untuk memperjelas pengamatan karena sifat Na-EDTA yang kurang stabil maka ini akan menyebabkan perubahan warna ( titik akhir titrasi) akan cepat terjadi sehingga kita tidak bisa mengamati dengan jelas perubahan warna yang terjadi. Ketika kestabilan larutan dan kondisi pH larutan yang sudah konstan maka dapat dilakukan titrasi dengan NaEDTA. Titrasi terjadi dari merah anggur- biru.Akan tetapi pada saat praktikum kami tidak menemukan titik akhir dari larutan CaCl2 yang dititrasi dengan NaEDTA,Kemungkinan hal ini dikarenakan kurang ketelitian praktikan dalam mengukur kuantutas larutan buffer dan indikator yang digunakan.Oleh sebab itu kami menggunakan data kelompok sebelumnya untuk dapat menentukan normalitas ( N ) EDTA. Pada penentuan kesadahan total air. Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu dalam air, umumnya ion Ca ( calsium) dan Mg ( magnesium) dalam bentuk garam karbonat. Lalu ditambah buffer dan indikator EBT . penambahn buffer agar pH tetap konstan. Indikator EBT dapat menjadi indikator logam, dapat juga menjadi indiaktor pH. Pada praktikum ini menggunakan sampel air keran. Seperti diketahui air sadah berarti mengandung ion Ca 2+ dan Mg 2+ . Ion Ca 2+ akan lebih
  • 4. dahulu bereaksi dan kemudian disusul dengan ion Mg 2+ sehingga menimbulkan perubahan warna dari merah kebiru. Kesadahan total yaitu ion Ca 2+ dan Mg 2+ dapat ditentukan melalui titrasi edta sebagai titran dan menggunakan indikator yang peka terhadap semua kation tersebut (Albert dan Santika,1994). EDTA adalah bentuk satu kompleks kelat yang dapat larut ketika ditambahkan kesuatu larutan yang mengandung kation logam tertentu. Jika sejumlah kecil EBT ditambahkan kesuatu larutan mengandung ion Ca 2+ dan ion-ion Mg pada suatu pH 10, larutan menjadi ungu kemerahan. Jika EDTA ditambahkan sebagai suatu titran, kalsium dan magnesium akan mejadi kompleks dan ketika semua Mg 2+ dan Ca 2+ telah menjadi kompleks.larutan akan berubah dari warna ungu kemerahan menjadi biru yang menandakan titik akhir dari titrasi. Di pH 10 indikator akan berada dalam bentuk HInd - ( Ind mewakili indikator) dan mengahsilakn kompleks berwarna biru dan selanjutnya pada saat indikator bereaksi denagn Mg 2+ akan memberikan kompleks merah. Pertama EDTA ( H2Y 2- ) akan kompleks dengan ion kalsium membentuk satu kompleks merah. H2In - + Ca 2+ CaIn - + 2H + Pada titrasi akhir, EDTA akan kompleks dengan kalsium dan indikator menjadi lepas yaitu EDTA + CaIn - + 2H + H2In - + Ca EDTA Kompleks antara Ca dengan indikator teralu lemah untuk menimbulkan perubahan warna yang benar. Tetapi magnesium membentuk kompleks yang lebih kuat dengan indikator dibandingkan kalsium sehingga diperoleh titik akhir yang benar. Perubahan EBT : Mg 2+ + HIn 2+ MgIn- + H+ ( merah) MgIn - + H2Y MgY 2- + HIn - (biru) + H + Pada penambahan larutan buffer yang akan bereaksi dengan larutan logam dengan anion buffer ammonia akan membentuk ion kompleks dengan logam itu. Pada penambahan buffer jangan terlalu banyak karena akan menimbulkan kekeliruan pada titrasi yang hasilnya akan memperjelek titik akhir titrasi disebabkan dari efek konsentrasi ammonia. Indikator EBT peka terhadap kadar logam dan pH larutan. Reaksi dengan indikator EBT dapat terbentuknya ikatan kovalen parsial dengan liganda diakibatkan oleh adanya interaksi ion logam pusat dengan liganda yang melibatkan pembagian pasangan elektron bebas ion logam pada tiap molekul liganda. Larutan berwarna ungu kemerahan dititrasi dengan Na-EDTA. Bila suatu larutan NaEDTA ditambahkan dengan larutan yang mengandung ion-ion logam terbentuklah kompleks-kompleks disertai pembebasan dua ekuivalen ion hdrogen. Pada pH 10 larutan akan berwarna biru ketika molekul EDTA ekuivalen dengan jumlah ion logam dalam sampel larutan dan molekul indikator terlepas dari ion logam. Dari hasil reaksi yang didapat adalah pembentukan kompleks. Suatu ion kompleks terdiri satu atom ion pusat dan sejumlah
  • 5. ligan. Sampel yang digunakan adalah air keran bukan akuades akrena akuades sudah mengalami penylingan sehingga kemungkinan untuk mendapatkan unsur Mg dan Ca sangat kecil padahal terdapatnya unsur Mg dan Ca kita dapat menentukan kesadahan sutau air. Titrasi harus dilakukan kurang dari 5 menit untuk mengurangi kemungkinan terjadi endapan. Suhu titrasi paling baik pada suhu kamar karena pada suhu rendah perubahan warna agak lambat dan pada suhu tinggi akan terjadi kerusakan indiaktor. Pada saat standarisasi diperoleh volume 10,1 mL dan pada kesadahan air volumenya berturut-turut adalah (5,3.5,7.5,2)mL. H. KESIMPULAN Dari hasil pengamatan yang didapat, analisa data yang sudah diperhitungkan serta pembahasan yang sudah dikaji diatas, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu : - Titrasi kompleksometri mliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks atau pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan. - Penambahan buffer adalah untuk menjaga kondisi pH agar tetap konstan. - Larutan CaCl2 berfungsi untuk memperjelas pengamatan karena sifat Na-EDTA yang kurang stabil. - Indikator Erochrome Black T berfungsi untuk membentuk senyawa kompleks dengan ion logam. - Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu dalam air, umumnya ion Ca ( calsium) dan Mg ( magnesium) dalam bentuk garam karbonat. - Air dapat dibedakan menurut tingkat / derajat kesadahannya dan dinyatakan dalam mg/ L - Penentuan kesadahan total air dapat dilakukan dengan titrasi penentuan senyawa kompleks. - Standarisari Na-EDTA denagn CaCl2 brtujuan untuk mengimbangkan atau memperbesar kestabilan dari larutan standar. DAFTAR PUSTAKA Khopkar. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press. Rivai,Harrizul.2006.Asas Pemeriksaan Kimia . Jakarta : UI Press. Bassett, dkk. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Underwood, A.L. , Day, R. A. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.
  • 6. Cokrosarjiwanto. 1997. Kimia Analitik Kualitatif I. Yogyakarta : UNY Press
  • 7. ANALISIS KESADAHAN AIR I. TUJUAN Tujuan dari percobaan ini adalah - Mempelajari penyebab dan pengaruh air sadah. - Menentukan kesadahan sampel air. II. DASAR TEORI Jika kita memperhatikan dasar ketel yang kita gunakan untuk memasak air, semakin lama dasar ketel tersebut akan semakin tebal oleh kerak. Kerak yang terbentuk pada dasar ketel akan menyebabkan penghantaran panas terhambat, sehingga untuk memanaskan air akan membutuhkan waktu yang lama.Kerak yang terbentuk pada dasar ketel disebabkan oleh air sadah. Air sadah adalah air yang mengandung garam terlarut dari ion kalsium, magnesium dan besi. Air sadar bukan merupakan air yang berbahaya, karena memang ion-ion tersebut dapat larut dalam air. Akan tetapi dengan kadar Ca2+ yang tinggi akan menyebabkan air menjadi keruh. Walaupun tidak berbahaya, ternyata air sadah dapat menyebabkan beberapa kerugian, antara lain : 1. Sabun menjadi kurang berbuih. Hal ini terjadi karena ion Ca2+ atau Mg2+ dapat bereaksi dengan sabun membentuk endapan. Ca2+ (aq) + 2RCOONa (aq) ; Ca(RCOO)2 (s) + 2Na+ (aq) Dengan terbentuknya endapan, maka fungsi sabun sebagai pengikat kotoran menjadi kurang atau bahkan tidak efektif. Sabun akan berbuih kembali setelah semua ion Ca2+ atau Mg2+ yang terdapat dalam air mengendap. Lain halnya dengan detergen, detergen tidak bereaksi dengan ion Ca2+ atau Mg2+ sehingga detergen tidak terpengaruh oleh air sadah. 2. Air sadah dapat menyebabkan terbentuknya kerak pada dasar ketel yang selalu digunakan untuk memanaskan air. Sehingga untuk memanaskan air tersebut diperlukan pemanasan yang lebih lama. Hal ini merupakan pemborosan energi. Timbulnya kerak pada pipa uap dapat menyebabkan penyumbatan sehingga dikhawatirkan pipa tersbut akan meledak. Air sadah digolongkan menjadi dua jenis, berdasarkan jenis anion yang diikat oleh kation (Ca2+ atau Mg2+), yaitu air sadah sementara dan air sadah tetap. 1. Air sadah sementara Air sadah sementara adalah air sadah yang mengandung ion bikarbonat (HCO3-), atau boleh jadi air tersebut mengandung senyawa kalsium bikarbonat (Ca(HCO3)2) dan atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2). Air yang mengandung ion atau senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah sementara karena kesadahannya dapat dihilangkan dengan pemanasan air, sehingga air tersebut terbebas dari ion Ca2+ dan atau Mg2+. Dengan jalan pemanasan senyawa-senyawa tersebut akan mengendap pada dasar ketel. Reaksi yang terjadi adalah : Ca(HCO3)2 (aq) –> CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g) 2. Air sadah tetap Air sadah tetap adalah air sadah yang mengadung anion selain ion bikarbonat, misalnya dapat berupa ion Cl-, NO3- dan SO42-. Berarti senyawa yang terlarut boleh jadi berupa kalsium klorida (CaCl2), kalsium nitrat (Ca(NO3)2), kalsium sulfat (CaSO4), magnesium
  • 8. klorida (MgCl2), magnesium nitrat (Mg(NO3)2), dan magnesium sulfat (MgSO4). Air yang mengandung senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah tetap, karena kesadahannya tidak bisa dihilangkan hanya dengan cara pemanasan. Untuk membebaskan air tersebut dari kesadahan, harus dilakukan dengan cara kimia, yaitu dengan mereaksikan air tersebut dengan zat-zat kimia tertentu. Pereaksi yang digunakan adalah larutan karbonat, yaitu Na2CO3 (aq) atau K2CO3 (aq). Penambahan larutan karbonat dimaksudkan untuk mengendapkan ion Ca2+ dan atau Mg2+. CaCl2 (aq) + Na2CO3 (aq) –> CaCO3 (s) + 2NaCl (aq) Mg(NO3)2 (aq) + K2CO3 (aq) –> MgCO3 (s) + 2KNO3 (aq) Dengan terbentuknya endapan CaCO3 atau MgCO3 berarti air tersebut telah terbebas dari ion Ca2+ atau Mg2+ atau dengan kata lain air tersebut telah terbebas dari kesadahan. Cara paling mudah untuk mengetahui air yang selalu anda gunakan adalah air sadar atau bukan dengan menggunakan sabun. Ketika air yang anda gunakan adalah air sadah, maka sabun akan sukar berbiuh, kalaupun berbuih, berbuihnya sedikit. Kemudian untuk mengetahui jenis kesadahan air adalah dengan pemanasan. Jika ternyata setelah dilakukan pemanasan, sabun tetap sukar berbuih, berarti air yang anda gunakan adalah air sadah tetap. Untuk menghilangkan kesadahan sementara ataupun kesadahan tetap pada air yang anda mah dapat dilakukan dengan menggunakan zeolit. Anda cukup menyediakan tong yang dapat menampung zeolit. Pada dasar tong sudah dibuat keran. Air yang akan anda gunakan dilewatkan pada zeolit terlebih dahulu. Air yang telah dilewatkan pada zeolit dapat anda gunakan untuk keperluan rumah tangga, spserti mencuci, mandi dan keperluan masak. Zeolit memiliki kapasitas untuk menukar ion, artinya anda tidak dapat menggunakan zeolit yang sama selamanya. Sehingga pada rentang waktu tertentu anda harus menggantinya. Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion), Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks. Reaksi–reaksi pembentukan kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu pengertian yang cukup luas tentang kompleks, sekalipun disini pertama-tama akan diterapkan pada titrasi. Contoh reaksi titrasi kompleksometri . Di percobaan kami, yang berfungsi sebagai titran adalah , sedangkan yang berfungsi sebagai titrat adalah Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian adalah tingkat kelarutan tinggi. Selain titrasi komplek biasa seperti di atas, dikenal pula kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi kelatometri, seperti yang menyangkut penggunaan EDTA. Gugus-yang terikat pada ion pusat, disebut ligan, dan dalam larutan air, reaksi dapat dinyatakan oleh persamaan : M(H2O)n + L = M(H2O)(n-1) L + H2O Asam etilen diamin tetra asetat atau yang lebih dikenal dengan EDTA, merupakan salah satu jenis asam amina polikarboksilat. EDTA sebenarnya adalah ligan seksidentat yang dapat berkoordinasi dengan suatu ion logam lewat kedua nitrogen dan keempat gugus karboksil-nya atau disebut ligan multidentat yang mengandung lebih dari dua atom koordinasi per molekul, misalnya asam 1,2-
  • 9. diaminoetanatetraasetat (asametilenadiamina tetraasetat, EDTA) yang mempunyai dua atom nitrogen – penyumbang dan empat atom oksigen penyumbang dalam molekul (Rival, 1995). Suatu EDTA dapat membentuk senyawa kompleks yang mantap dengan sejumlah besar ion logam sehingga EDTA merupakan ligan yang tidak selektif. Dalam larutan yang agak asam, dapat terjadi protonasi parsial EDTA tanpa pematahan sempurna kompleks logam, yang menghasilkan spesies seperti CuHY- . Ternyata bila beberapa ion logam yang ada dalam larutan tersebut maka titrasi dengan EDTA akan menunjukkan jumlah semua ion logam yang ada dalam larutan tersebut (Harjadi, 1993). Selektivitas kompleks dapat diatur dengan pengendalian pH, misal Mg, Ca, Cr, dan Ba dapat dititrasi pada pH = 11 EDTA. Sebagian besar titrasi kompleksometri mempergunakan indikator yang juga bertindak sebagai pengompleks dan tentu saja kompleks logamnya mempunyai warna yang berbeda dengan pengompleksnya sendiri. Indikator demikian disebut indikator metalokromat. Indikator jenis ini contohnya adalah Eriochrome black T; pyrocatechol violet; xylenol orange; calmagit; 1-(2-piridil-azonaftol), PAN, zincon, asam salisilat, metafalein dan calcein blue (Khopkar, 2002). Eriochrome Black T merupakan indikator kompleksometri yang merupakan bagian dari titrasi kompleksometri, misalnya. dalam proses penentuan kekerasan air. Ini adalah dye.It azo juga dikenal sebagai ET-00. Dalam bentuk terprotonasi nya, Eriochrome Black T biru. Berwarna merah ketika membentuk kompleks dengan kalsium, magnesium, atau ion logam lainnya. rumus kimianya dapat ditulis sebagai HOC10H6N = NC10H4 (OH) (NO2) SO3Na III. METODE PERCOBAAN a. Alat dan Bahan Pada percobaan tentang analisis kesadahan air ini bahan-bahan yang digunakan adalah larutan N2EDTA 50 ml (2 x 50 ml; untuk percobaan satu dan dua)0,01 M, larutan standar Ca 2+ 20 ml konsentrasi 0,0005 M, 1 ml buffer Ph 10 (2 x 1 ml; untuk 2x percobaan), 20 ml sampel akuades, dan yang terakhir adalah 2 tetes indicator EBT (2 x 2 tetes, untuk 2 kali percobaan). Sedangkan alat-alat yang digunakan adalah buret 50 ml yang digunakan untuk menitrasi, 3 buah labu Erlenmeyer 125 ml. b. Prosedur kerja 1. Standarisasi 0,01 M larutan Etilandiamin Tetra Asetat - Disediakan larutan N2EDTA sebanyak 50 ml.Kemudian larutan itu dimasukkan ke dalam buret sampai angka pada buret menunjukkan angka 0.Kemudian, Disediakan 3 buah labu Erlenmeyer 125 ml yang sudah diisi dengan 20 ml larutan standar Ca 2+ o,ooo5 M, 1 ml buffer Ph 10, dan 2 tetes indicator EBT. Kemudian dilakukan titrasi, dengan cara buret dibuka perlahan-lahan sampai keluar tetes-tetes larutan N2EDTA. Ditunggu sampai warna merah anggur di larutan di labu Erlenmeyer berubah menjadi biru langit. Percobaan dilakukan sebanyak 3x. Sesudah itu dicatat berapa masing-masing volume N2EDTA yang diperlukan untuk menitrasi.
  • 10. 2. Analisis sampel air - Disediakan larutan N2EDTA sebanyak 50 ml. Kemudian larutan itu dimasukkan ke dalam buret sampai angka pada buret menunjukkan angka 0.Sementara, Disediakan 3 buah labu Erlenmeyer 125 ml yang sudah diisi dengan 20 ml larutan sampel air, 1 ml buffer Ph 10, dan 2 tetes indicator EBT. Kemudian dilakukan titrasi, dengan cara buret dibuka perlahan-lahan sampai keluar tetes-tetes larutan N2EDTA. Ditunggu sampai warna merah anggur di larutan di labu Erlenmeyer berubah menjadi biru langit. Percobaan dilakukan sebanyak 3x. Sesudah itu dicatat berapa masing-masing volume N2EDTA yang diperlukan untuk menitrasi. c. Gambar / set alat titrasi Satu set alat titrasi. IV. HASIL PERCOBAAN 1. Standarisasi 0,01 M larutan Na2H2Y2 NO URAIAN PERC.1 PERC.2 PERC.3 1 Massa kertas timbang + Na2H2Y2 (g) 2 Massa kertas timbang (g) 3 Massa Na2H2Y (g) 4 Volume larutan standar Ca 2+ 20 ml 20 ml 20 ml 5 Konsentrasi larutan standar Ca 2+ (ml) 5 x 10^-4 M 5 x 10^-4 M 5 x 10^-4 M 6 Mol Ca 2+= mol Na2H2Y2 (ml) 7 Pembacaan buret (akhir) ml 3,0 6,1 10 8 Pembacaan buret (awal) ml 0 3,0 6,1 9 Volume titran Na2H2Y2 ml 3,0 3,1 3,9 10 Molaritas Larutan N2H2Y2 mol/L 11 Molaritas rerata larutan Na2H2Y2 (mol / L) Ppm rata-rata nya adalah 81,5 mg/L 2. analisis sampel air NO URAIAN PERC.1 PERC.2 PERC.3
  • 11. 1 Volume sampel air (ml) 20 ml 20 ml 20 ml 2 Pembacaan buret, akhir (ml) 5,3 10,7 16,3 3 Pembacaan buret, awal (ml) 0 5,3 10,7 4 Volume titran Na2H2Y2 (ml) 5,3 5,4 5,6 5 Mol Na2H2Y2 = mol ion sadah Ca 2+ dan Mg 2+ (mol) 6 Massa CaCO3 ekuivalen (g) 7 Ppm CaCO3 (mg CaCO3/L sampel) 8 Ppm CaCO3 rerata Tergolong air sadah sedang PEMBAHASAN 1.Standarisasi larutan Na2EDTA Pada percobaan ini, pertama yang dilakukan adalah menstandarisasi larutan Na2EDTA. Alat-alat yang diperlukan disiapkan sebelumnya. Selanjutnya, larutan Na2EDTA dimasukkan ke dalam buret smpai buret menunjuk ke angka 0. Setelah itu, disiapkan 3 buah Erlenmeyer 125 ml masing – masing dengan larutan standar Ca2+ sebanyak 20 ml, 1 ml larutan buffer pH 10 dan dua tetes indicator EBT. Setelah itu dilakukan titrasi sehingga warna merah anggur pada larutan berubah menjadi biru laut. Sebelum menjadi larutan standar, larutan Na2EDTA perlu distandarisasi karena larutan tersebut tidak stabil , larutan Na2EDTA sangat mudah bereaksi dengan keadaan lingkungan sekitar. Karena jika mudah bereaksi dengan lingkungan, otomatis volumenya akan senantiasa berubah sehingga juga akan mempengaruhi besar konsentrasi. Pada saat melakukan titrasi, harus sesuai dengan standar cara titrasi yang telah ditetapkan yaitu dengan cara tetes per tetes. Karena jika tidak sesuai dengan standar cara titrasi yang telah ditetapkan, data bisa tidak valid. Kemudian, pada saat titrasi, labu Erlenmeyer juga digoyang-goyangkan supaya titrasi dapat berjalan dengan baik dan percampuran sempurna. Pada saat titrasi untuk standarisasi larutan Na2EDTA, reaksi yang terjadi adalah: 1.Ketika larutan standar Ca2+ ditambah indikator EBT reaksinya: Ca2+( aq) + EBT(aq)  [Ca-EBT]2+ (aq) Pada saat itu terjadi perubahan warna dari biru langit menjadi merah anggur karena pengikatan sebagian ion Ca2+ oleh EBT 2. Ketika Na2EDTA ditambahkan Ca2+ reaksinya :
  • 12. Ca2+ (aq) + H2Y2- (aq) ↔ [CaY]2- (aq) + 2 H+ (aq) Sebelum titran H2Y2- ditambahkan untuk analisis, analit berwarna biru agak kemerahan karena ion kompleks [Ca-EBT]2+ . Apabila H2Y2- mengompleks semua Ca2+ maka kompleks biru kemerahan [Ca-EBT]2+ terdisosiasi dan warna biru agak kemerahan berubah menjadi warna biru langit.Ketika telah mencapai titik akhir, semua ion sadah telah terkompleksikan dengan H2Y2- . [Ca-EBT]2+ (aq) + H2Y2- (aq)  CaY2- (aq) + 2H+ (aq) + EBT(aq) Merah anggur biru langit 2.Analisis Kesadahan sampel air Selanjutnya, percobaan kedua yang kami lakukan adalah menganalisis kesadahan sampel air. Langkah-langkah yang harus dilakukan sama dengan langkah pertama, yakni buret diisi dengan larutan Na2EDTA sampai angka 0 dan masing- masing erlenmeyer 125 ml diisi dengan sampel air sebanyak 20 ml, 1 ml larutan buffer pH 10 dan 2 tetes indikator EBT. Setelah itu dilakukan titrasi secara tetes pertetes sampai warna merah anggur berubah menjadi biru langit. Pada saat titrasi, lebu Erlenmeyer perlu digoyang-goyangkan supaya dapat bereaksi sempurna. Reaksi yang terjadi adalah : Mg2+( aq) + EBT(aq)  [Mg-EBT]2+ (aq) biru langit merah anggur Reaksi tresebut di atas merupakan reaksi pada saat indikator EBT ditambahkan pada sampel air dimana EBT mengomplek ion Mg2+ sehingga warnanya berubah dari biru langit menjadi merah anggur, pada saat ini larutan benar-benar berwarna merah anggur karena pada sampel air terdapat ion Mg2+ yang lebih mudah dikompleksi oleh EBT dari pada ion Ca2+ .Pada saat titrasi reaksi yang terjadi adalah : [Mg-EBT]2+ (aq) + H2Y2- (aq)  MgY2-( aq) + 2H+ (aq) + EBT(aq) Merah anggur biru langit Pada saat titrasi, ion H2Y2- mengompleks semua Ca2+ dan Mg2+ bebas pada sampel air sehingga kompleks merah anggur [Mg-EBT]2+ terdisosiasi dan warna merah anggur berubah menjadi biru langit dari indikator EBT dan pada saat itu titik akhir telah tercapai, semua ion sadah telah terkompleksikan dengan H2Y2-. Setelah dihitung dan dimasukkan ke dalam persamaan, hasil yang didapat ppm rata-ratanya adalah 81,5 mg / L dan termasuk dalam klasifikasi air sadah sedang. V. KESIMPULAN Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh data: a.Air sampel mengandung ion Ca2+ sebanyak 81,5 mg/L b. Air sampel tersebut tergolong sedang tingkat kesadahannya.
  • 13. . VI. DAFTAR PUSTAKA Chang, Raymond. 2005. Welcome to Chemistry. New York: WH company Adkinds, Peter dan Julio de Paula. 2003. Physical Chemistry. London: SIER http://masterkimiaindonesia.com/artikel/air-sadah/ www.rumahkimia.wordpress.com/air-sadah VII. LEMBAR PENGESAHAN Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan ini dikerjakan dengan mandiri. Asisten Praktikan Anggi Pratiwi Galuh pratiwi PERHITUNGAN 1. Standarisasi larutan Na2EDTA Ekivalen mol Ca2+ = mol Na2EDTA V Ca2+ x Mca2+ = V Na2EDTA x M Na2EDTA M Na2EDTA = V Ca2+ x N Ca2+ V Na2EDTA Titrasi 1 M1 = 20 ml x 0,0005 M = 0.0033 M M Na2EDTA rata- rata=M1+M2+M3 3,0 ml 3 Titrasi 2 =0,0033 M + O,0032 M + 0,0026 M2 = 20 ml x 0,0005 M = 0.0032 M 3 3,1 ml =0,0030 M Titrasi 3 M3 = 20 ml x 0,0005 M = 0.0026 M 3,9 ml 2.Analisis sampel air
  • 14. Ekivalen, Mol Na2EDTA = mol ion sadah Mol ion sadah = M Na2EDTA x V titrasi Titrasi 1 n1 = M x V1= 0,0030 x 5,3 ml = 0,0159 mmol Titrasi 2 n2 = M x V1= 0,0030 x 5,4 ml = 0,0162mmol Titrasi 3 n3 = M x V1= 0,0030 x 5,6 ml = 0,0168 mmol Massa air sadah m1 = n1 x Mr CaCO3 = 0,0159x 100 = 1,59 mg m2 = n2 x Mr CaCO3 = 0,0162 x 100 = 1,62 mg m3 = n3 x Mr CaCO3 = 0,0168 x 100 = 1,68 mg ppm CaCO3 = massa volume sampel ppm1 = 1,59 mg =79,5 mg/L 0,02 L ppm2 = 1,62 mg = 81 mg/L 0,02 L ppm3 = 1,68 mg = 84 mg/L 0,02 L Jadi, ppm rata – ratanya = ppm1 + ppm2 + ppm3 3 = 79,5 + 81 + 84 (mg/L) 3 = 81,5 mg/L
  • 15. Larutan Baku (Larutan Standar) Larutan baku/ larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui. Larutan baku biasanya berfungsi sebagai titran sehingga ditempatkan buret, yang sekaligus berfungsi sebagai alat ukur volume larutan baku. Larutan yang akan ditentukan konsentrasinya atau kadarnya, diukur volumenya dengan menggunakan pipet volumetri dan ditempatkan di erlenmeyer. a. Larutan baku primer Larutan yang mengandung zat padat murni yang konsentrasi larutannya diketahui secara tepat melalui metode gravimetri (perhitungan massa), dapat digunakan untuk menetapkan konsentrasi larutan lain yang belum diketahui. Nilai konsentrasi dihitung melalui perumusan sederhana, setelah dilakukan penimbangan teliti dari zat pereaksi tersebut dan dilarutkan dalam volume tertentu. Contoh: K2Cr2O7, As2O3, NaCl, asam oksalat, asam benzoat. Syarat-syarat larutan baku primer : • Zat harus mudah diperoleh, dimurnikan, dikeringkan (jika mungkin pada suhu 110-120 derajat celcius) dan disimpan dalam keadaan murni. (Syarat ini biasanya tak dapat dipenuhi oleh zat- zat terhidrasi karena sukar untuk menghilangkan air-permukaan dengan lengkap tanpa menimbulkan pernguraian parsial.) • Zat harus tidak berubah berat dalam penimbangan di udara; kondisi ini menunjukkan bahwa zat tak boleh higroskopik, tak pula dioksidasi oleh udara atau dipengaruhi karbondioksida. • Zat tersebut dapat diuji kadar pengotornya dengan uji- uji kualitatif dan kepekaan tertentu. • Zat tersebut sedapat mungkin mempunyai massa relatif dan massa ekuivalen yang besar. • Zat tersebut harus mudah larut dalam pelarut yang dipilih. • Reaksi yang berlangsung dengan pereaksi harus bersifat stoikiometrik dan langsung. b. Larutan baku sekunder Larutan suatu zat yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan tepat karena berasal dari zat yang tidak pernah murni. Konsentrasi larutan ini ditentukan dengan pembakuan menggunakan larutan baku primer, biasanya melalui metode titrimetri.Contoh: AgNO3, KmnO4, Fe(SO4)2. Syarat-syarat larutan baku sekunder : · Derajat kemurnian lebih rendah daripada larutan baku primer · Mempunyai berat ekivalen yang tinggi untuk memperkecil kesalahan penimbangan · Larutannya relatif stabil dalam penyimpanan.