Dokumen tersebut merangkum tentang spektroskopi UV-Vis, yang menjelaskan prinsip kerja, cara kerja, dan aplikasi spektrofotometer UV-Vis. Spektrofotometer UV-Vis bekerja dengan memanfaatkan interaksi sinar elektromagnetik UV dan sinar tampak dengan molekul sampel untuk menentukan komposisi dan konsentrasi sampel secara kuantitatif dan kualitatif.
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Ā
Presentasi spektro uv vis
1. SPEKTRO UV-VIS
Nama Anggota :
1. Ade Bintang Prayoga (5213413002)
2. Tiara Khalifah Permani (52134130
3. Deny Aditya Nugraha (52134130
4. Adhaningrum (5213413064)
5. Isna Mardya Ulfayanti (5213413070)
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
TAHUN 2013
2. 1. Definisi
Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik
analisis spektroskopik yang memakai sumber
REM (radiasi elektromagnetik) ultraviolet
dekat (190-380 nm) dan sinar tampak (380-
780 nm) dengan memakai instrumen
spektrofotometer. Spektrofotometri UV-
Vis melibatkan energi elektronik yang cukup
besar pada molekul yang dianalisis, sehingga
spektrofotometri UV-Vis lebih banyak dipakai
untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif.
3. 2. Prinsip Kerja
Interaksi yang terjadi antara energi yang berupa
sinar monokromatis dari sumber sinar dengan
materi yang berupa molekul. Besar energi yang
diserap tertentu dan menyebabkan elektron
tereksitasi dari keadaan dasar ke keadaan
tereksitasi yang memiliki energi lebih tinggi.
Serapan tidak terjadi seketika pada daerah
ultraviolet-visible untuk semua struktur
elektronik, tetapi hanya pada sistem-sistem
terkonjugasi, struktur elektronik dengan adanya
ikatan Ļ dan non bonding elektron.
4. ā¢ Prinsip kerja spektrofotometer berdasarkan
hukum Lambert Beer, yaitu bila cahaya
monokromatik (Io) melalui suatu media
(larutan), maka sebagian cahaya tersebut
diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan
sebagian lagi dipancarkan (It).
5. 3. Cara kerja
sinar dari sumber radiasi diteruskan menuju
monokromator. Cahaya dari monokromator
diarahkan terpisah melalui sampel dengan
sebuah cermin berotasi. Detektor menerima
cahaya dari sampel secara bergantian secara
berulang-ulang, Sinyal listrik dari detektor
diproses, diubah ke digital dan dilihat hasilnya,
selanjutnyaperhitungan dilakukan dengan
komputer yang sudah terprogram.
6. sumber cahaya ā monokromator ā sel sampel ā
detektor ā read out (pembaca).
7. 4. Kegunaan
ā¢ Spektroskopi UV/VIS merupakan metode
penting yang mapan, andal dan akurat.
Dengan menggunakan spektroskopi UV/VIS,
substansi tak dikenal dapat diidentifikasi dan
konsentrasi substansi yang dikenal dapat
ditentukan. Pelarut untuk spektroskopi UV
harus memiliki sifat pelarut yang baik dan
memancarkan sinar UV dalam rentang UV
yang luas. Selain itu, spektroskopi UV/VIS juga
digunakan untuk cairan berwarna.
8. ā¢ Adapun kegunaan lain dari spektrofotometer
UV/VIS adalah alat yang digunakan untuk
mengukur transmitansi, reflektansi dan absorbsi
dari cuplikan sebagai fungsi dari panjang
gelombang. Spektrofotometer digunakan untuk
mengukur energi cahaya secara relatif jika energi
tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau
diemisikan sebagai fungsi dari panjang
gelombang. Suatu spektrofotometer tersusun
dari sumber spektrum sinar tampak yang
sinambung dan monokromatis. Sel pengabsorbsi
untuk mengukur perbedaan absorbsi antara
cuplikan dengan blanko atau pun pembanding.
9. 5. Aplikasi
A. Aspek Kualitatif ;
ā¢ Data spektra UV-Vis bila digunakan secara tersendiri,
tidak dapat digunakan unutk identifikasi kualitatif obat
atau metabolitnya. Akan tetapi, bila digabung dengan
cara lain seperti spektroskopi infra merah, resonansi
magnet inti, dan spektroskopi massa, maka dapat
digunakan untuk maksud analisis kualitatif suatu
senyawa tersebut.
ā¢ Data yang diperoleh dari spektroskopi UV dan Vis
adalah panjang gelombang maksimal, intensitas, efek,
pH, dan pelarut yang kesemuanya dapat dibandingkan
dengan data yang sudah dipublikasikan.
10. Dari spektra yang diperoleh dapat dilihat,
misalnya :
a. Serapan (absorbansi) berubah atau tidak
karena perubahan pH. Jika berubah
bagaimana perubahannya apakah batokromik
ke hipsokromik dan sebaliknya atau dari
hipokromik ke hiperkromik, dsb.
b. Obat-obat yang netral misalnya kafein,
kloramfenikol atau obat-obat yang berisi
ausokrom yang tidak terkonjugasi seperti
amfetamin, siklizin, dan pensiklidin.
11. B. Aspek Kuantitatif
ā¢ Suatu berkas radiasi dikenakan pada larutan
sampel (cuplikan) dan intensitas sinar radiasi
yang diteruskan diukur besarnya. Intensitas
atau kekuatan radiasi cahaya sebanding
dengan jumlah foton yang melalui satu satuan
luas penampang per detik.
ā¢ Serapan dapat terjadi jika foton/radiasi yang
mengenai cuplikan memiliki energi yang sama
dengan energi yang dibutuhkan untuk
menyebabkan terjadinya perubahan tenaga.
12. Adapun langkah-langkah utama dalam analisis
kuantitatif adalah :
ā¢ Pembentukan warna ( untuk zat yang yang tak
berwarna atau warnanya kurang kuat ),
ā¢ Penentuan panjang gelombang maksimum,
ā¢ Pembuatan kurva kalibrasi,
ā¢ Pengukuran konsentrasi sampel.
13. Hukum Lambert Beer berbunyi ābila seberkas sinar melalui
media transparan maka sinar itu sebagian akan
dipantulkan, diabsorpsi dan dipancarkanā.
Id Ia It
Ie
I : sinar
e : emisi
d : datang
t : transmisi
didapat persamaan :
Id = Ia + Ie + It
Ie ( diabaikan) ā Id = Ia + It
14. Dari ketiga sinar tersebut hanya Lt yang dapat dideteksi, adapun
hukum yang mendasari Spektrofotometer UV/Vis yaitu :
ā bila suatu sinar monokromatis dilewatkan pada suatu media yang
transparan, maka bertambah atau turunnya intensitas sinar yang
diteruskan/dipancarkan/ditransmisikan sebanding dengan
bertambah tebal dan kepekatan dari media tersebutā.
Adapun persamaanya :
A = Īµ . t . c atau A = Log Id/It
A : Absorbansi
Īµ : epsilon yang besarnya tergantung Ī» dan jenis senyawa
t: tebal media
c: kepekatan media
Dalam spektrofotometer skala galvanometer bisa dalam transmisi
atau absorbansi, persamaanya :
A = Log 100
%T