SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
MAKALAH
EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI
UNIVERSITAS BINA BANGSA
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Kinerja dan
Kompensasi
Dosen : ade fauji, SE.MM
Di Susun Oleh :
Ahmad Asep Firdaus
11140203
Kelas 7I
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BINA BANGSA
BANTEN
2018
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat ilahirobbi, atas rahmat dan karunia-
Nya serta hidayah yang telah diberikan baik dari kesehatan maupun kesempatan
sehingga dapat menyusun makalah ini. Makalah ini diajukan untuk memanuhi salah
satu tugas Mata Kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompensasi yang diampu oleh Bapak
Ade Fauji, SE.MM.
Makalah ini tidak lepas dari semua pihak yang mikut serta membantu baik
dari segi moriil maupun materiil, maka selayaknya patut diucapkan banyak-banyak
terima kasih atas dukungan dan motivasinya sehingga penyususan makalah ini
dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis makalah ini mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Serang, 26 November 2018
penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER..................................................................................................................
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 1
C. Tujuan..................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 2
A. Motivasi dan Kepuasan Kerja............................................................... 2
B. Mengelola Potensi Kecerdasan dan Emosional SDM ........................... 6
C. Membangun Kapabilitas dan Kompetensi SDM ................................... 10
D. Konsep Audit Kinerja dan Pelaksanaan Audit Kinerja ........................ 11
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 21
A. Kesimpulan............................................................................................... 21
B. Saran........................................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 22
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu persoalan penting dalam pengelolaan sumber daya manusia
dalam organisasi adalah evaluasi kinerja pegawai dan pemberian kompensasi.
Ketidak tepatan dalam melakukan evaluasi kinerja akan berdampak pada pemberian
kompensasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi perilaku dan sikap karyawan,
karyawan akan merasa tidak puas dengan kompensasi yang didapat sehingga akan
berdampak terbalik pada kinerja pegawai yang menurun dan bahkan karyawan akan
mencoba mencari pekerjaan lain yang memberi kompensasi yang lebih baik.
Setiap manusia memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda sehingga
mempengaruhi emosional seseorang untuk mencapai kepuasannya. Pembangunan
jiwa manusia akan kesadarannya dalam membangun potensi diri dapat
mempengaruhi kinerja dan suasana kerjanya tergantung konpensasi seperti apa
yang diberikan serta kinerja yang bagaimana agar sesuai dengan kebutuhan
perusahaan dan karyawannya.
Dengan adanya kasus seperti inilah bagi instansi pemerintahan, maupun
perusahaan swasta, evaluasi kinerja sangat berguna untuk menilai kuantitas,
kualitas, efisiensi perubahan, motivasi para aparatur serta melakukan pengawasan
dan perbaikan. Kinerja aparatur yang optimal sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan produktivitas dan menjaga kelangsungan hidup instansi ini. Dengan
terbentuknya motivasi yang kuat, maka akan dapat membuahkan hasil atau kinerja
yang baik sekaligus berkualitas dari pekerjaan yang dilaksanakannya.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah :
1. Motivasi dan Kepuasan Kerja
2. Mengelola Potensi Kecerdasan Dan Emosional SDM
3. Membangun Kapabilitas Dan Kompetensi SDM
4. Konsep audit Kinerja dan Pelaksanaan Audit Kinerja
C. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah :
1. Untuk memenuhi tugas Evaluasi dan Kompensasi pada Semester 7
2. Mengetahui pembelajaran yang diajarkan oleh Dosen baik secara materi
maupun tindakan pada pembelajaran dan pengetahuan.
3. Mengetahui pengertian efektifitas dalam peningkatan kinerja
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Motivasi Dan Kepuasan Kerja
Karyawan tidak bisa dilakukan seenaknya seperti mengunakan faktor
produksi lainnya (mesin, modal, atau bahan baku). Karyawan juga harus selalu
diikutserta dalam setiap kegiatan serta memberi peran aktif untuk menggunakan
alat-alat yang ada.
Tujuan perusahan hanya dapat dicapai jika para karyawan bergairah
bekerja, mengarahkan kemampuannya dalam menyelesaikan pekerjaan, serta
berkeinginan untuk mencapai prestasi kerja yang optimal. Jika karyawan kurang
berprestasi maka sulit bagi organisasi perusahaan dapat memperoleh hasil yang
baik. Untuk memperoleh sikap dan prilaku karyawan kepada yang diinginkan,
manajer harus mempengaruhi kebutuhan fisik dan rohaninya. Jadi, manajer harus
berusaha memberi balas jasa yang adil dan layak, serta perlakuan baik. Adapun
prinsip pengintegrasian untuk menciptakan kerja sama yang baik dan saling
menguntungkan salah satunya ialah dengan motivasi.
1. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa Latin, Movere yang berarti dorongan
atau daya penggerak. Motivasi didefinisikan sebagai proses dimana perilaku
diberikan energy dan diarahkan. Motivasi merupakan salah satu proses yang
memperhitungkan dalam upaya mencapai tujuan. Pengertian tersebut
mempunyai 3 elemen utama, yaitu :
a. Intensity, yaitu seberapa keras seorang berusaha
b. Direction, yaitu terkait dengan penyaluran upaya.
c. Persistence, yaitu seberapa lama seseorang akan bertahan dalam upaya
yang dilakukannya.
a. Tujuan Motivasi sebagai berikut :
1) Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
2) Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
3) Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan.
4) Meningkatkan kedisiplinan karyawan.
5) Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.
6) Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
7) Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan.
8) Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
3
b. Jenis-jenis motivasi adalah sebagai berikut:
1) Motivasi Positif (Insentif Positif); Manajer memotivasi (merangsang)
bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi di
atas prestasi standar.
2) Motivasi Negatif (Insentif Negatif); Manajer memotivasi bawahan
dengan standar mereka akan mendapatkan hukuman. Dengan motivasi
negatif ini semangat bekerja bawahan dalam waktu pendek akan
meningkat karena mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka panjang
dapat berakibat kurang baik.
c. Pendekatan Motivasi
Ditinjau dari sudut pandang para manajer dalam rangka usahanya
memotivasi kerja para bawahannya (staf, karyawan), maka dikenal 3 (tiga)
macam model pendekatan untuk mengembangkan motivasi, yaitu:
1) Model Tradisional
Model Tradisional ini mengacu pada hasil penenelitian dan
pandangan Frederick Wislow Taylor yaitu perlunya spesialisasi tugas
pekerjaan yang sedemikian rupa sehingga dapat mencapai efisiensi
gerak dan waktu yang sangat singkat untuk menghasilkan yang lebih
banyak.
2) Model Hubungan Manusia (Human Relation Model)
Hal ini berarti kepuasan dalam berkarir harus ditingkatkan sehingga
para manajer harus dapat memotivasi staf atau karyawan dengan cara
antara lain. Dengan memperhatikan kebutuhan material dan non
material karyawan maka motivasi bekerjanya akan meningkat pula. Jadi
motivasi karyawan adalah untuk mendapatkan kebutuhan material dan
nonmaterial.
3) Model Sumber Daya Manusia (Human Resources Model)
Para peneliti seperti Argyris dan Likert, menyatakan bahwa
para staf atau karyawan di motivasi oleh banyak faktor – tidak hanya
uang (upah yang meningkat) atau keinginan untuk mencapai kepuasan
dan kontak sosial yang bebas dari pengawasan, Para staf atau karyawan
diperkenankan dan dibebaskan untuk menjadi self direction dan self
controlling. Hal ini akan memungkinkan para staf atau karyawan
meningkatkan potensinya secara maksimal dan menghasilkan
perpaduan antara kepuasan organisasi dan kepuasan karyawan.
4
d. Teori Motivasi
Ditinjau dari sudut pandang para manajer dalam rangka usahanya
memotivasi kerja para bawahannya (staf, karyawan), maka dikenal 3 (tiga)
macam model pendekatan untuk mengembangkan motivasi, yaitu:
1) Teori Kepuasan (Content Theory) Teori ini memusatkan perhatian pada
faktor-faktor dalam diri orang yang menguatkan, mengarahkan,
mendukung, dan menghentikan perilakunya.
2) Teori Proses Motivasi (Process Theory) Pada teori proses pada
dasarnya berusaha menjawab pertanyaan, bagaimana menguatkan,
mengarahkan, memelihara dan menghentikan perilaku individu agar
setiap individu bekerja giat sesuai dengan keinginan manajer.
3) eori Pengukuhan (Reinforcement Theory) Teori ini didasarkan atas
hubungan sebab dan akibat dari perilaku dengan pemberian
kompensasi. Misalnya promosi tergantung dari prestasi yang selalu
dapat dipertahankan.
2. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja menurut Susilo Martoyo (1992:115), pada dasarnya
merupakan salah satu aspek psikologis yang mencerminkan perasaan seseorang
terhadap pekerjaannya,ia akan merasa puas dengan adanya kesesuaian antara
kemampuan, keterampilan dan harapannya dengan pekerjaan yang ia hadapi.
Kepuasan sebenarnya keadaan yang sifatnya subyektif yang
merupakan hasil kesimpulan yang didasarkan pada suatu perbandingan
mengenai apa yang diterima pegawai dari pekerjaannya dibandingkan dengan
yang diharapkan, diinginkan, dan dipikirkannya sebagai hal yang pantas atau
berhak atasnya. Sementara setiap karyawan/ pegawai secara subyektif
menentukan bagaimana pekerjaan itu memuaskan.
Kepuasan kerja dapat terlihat pada sikap positif karyawan terhadap
pekerjaannya juga lingkungan pekerjaannya.Seorang dengan tingkat kepuasan
kerja tinggi menunjukkan sikap positif terhadap kerja itu, sebaliknya seseorang
tidak puas dengan pekerjaannya menunjukkan sikap negatif terhadap kerja itu.
(Robbins, 1996 : 179).
Kepuasan ada 2 macam. Pertama, bila apa yang diterima sama dengan
apa yang diinginkan. Kedua, bila apa yang diterima sesuai dengan apa yang
patut diterima atau yang patut dijadikan hak berdasarkan perjanjian kerja.
5
a. Hubungan motivasi dengan kepuasan kerja
Seorang pimpinan, baik secara individual maupun sebagai
kelompok, tidak mungkin dapat bekerja sendirian. Pimpinan
membutuhkan sekelompok orang lain, yang dengan istilah populer dikenal
sebagai bawahan, yang digerakkan sedemikian rupa sehingga para
bawahan itu memberikan pengabdian dan sumbangsihnya kepada
organisasi, terutama dalam cara bekerja yang efisien, efektif, ekonomis
dan produktif.
Dari kenyataan, maka pemberian motivasi dikatakan penting,
karena pimpinan atau manajer itu tidak sama dengan karyawan, karena
seorang pimpinan tidak dapat melakukan pekerjaan sendiri. Keberhasilan
organisasi amat ditentukan oleh hasil kerja yang dilakukan orang lain
(bawahan).
Untuk melaksanakan tugas sebagai seorang manajer ia harus
membagi-bagi tugas dan pekerjaan tersebut kepada seluruh pagawai yang
ada dalam unit kerjanya sesuai hierarkhi. Seorang pimpinan harus mampu
menciptakan suasana yang kondusif, memberikan cukup perhatian,
memberikan penghargaan terhadap prestasi kerja, menjalin komunikasi
yang baik dengan seluruh pegawai.
Untuk menciptakan kondisi demikian, diperlukan adanya usaha-
usaha untuk meningkatkan kualitas dan kepuasan kerja bagi setiap
pegawai. Ini dimungkinkan bila terwujudnya peningkatan motivasi kerja
pegawai secara optimal. Sebab bagaimanapun juga tujuan
organisasi/perusahaan, salah satunya adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kepuasan kerja pegawai.
b. Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan
Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan dilihat dari
indicator-indikator pembentuk kepuasan kerja yaitu tantangan kerja,
imbalan dan penghargaan yang sewajarnya, kondisi kerja dilingkungan
perusahaan, rekan kerja yang mendukung dan kesesuaian kerja dengan
kepribadian karyawan.
Sistem reward akan mendorong kepuasan kerja sedangkan
kepuasan kerja akan mampu mempengaruhi kinerja karyawan apabila
reward diberikan secara terbuka, adil dan wajar. Selain itu menyatakan
bahwa kinerja karyawan dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu kepuasan
kerja, kebutuhan berprestasi dan motivasi. Secara keseluruhan, tiga hal
yang paling utama diinginkan oleh karyawan adalah gaji yang baik,
keamanan kerja dan kesempatan untuk berkembang.
6
c. Motivasi terhadap kinerja karyawan
Motivasi memberikan pengaruh pada kinerja karyawan, dilihat
dari indicator motivasi yang terdiri dari prestasi, pengaruh pengendalian,
ketergantungan, dan hubungann personal. Prestai merupakan faktor yang
paling dominan kemudian hubungan interpersonal, ketergantungan,
pengendalian dan pengaruh.
Karyawan yang memiliki motivasi tinggi akan memiliki tingkat
kinerja yang signifikan dibandingkan dengan karyawan yang tidak
memiliki motivasi. Atasan yang hendak meningkatkan produktifitas
bawahannya seharusnya melibatkan aktifitas yang secara langsung
meningkatkan motivasi bawahan.
B. MENGELOLA POTENSI KECERDASAN DAN EMOSIONAL SDM
Konsep inteligensi atau kecerdasan bukanlah konsep yang statis. Mulai
dikembangkan oleh Sir Farncis Galton pada tahun 1869 dengan dasar pandangan
bahwa kecerdasan pada dasarnya adalah kecerdasan intelektual atau kemudian
dikenal dengan istilah IQ. Konsep ini kemudian terus berkembang menjadi EQ
(emotional quotient) atau kecerdasan emosional, SQ (social quiotient) atau
kecerdasan social, ESQ (emotional social quotient) atau kecerdasan social dan
emosional, AQ (adversity quotient) atau kecerdasan adversity, dan yang paling
mutakhir kecerdasan kenabian (prophetic intelligence).
Mengenai pengertian EQ, SQ dan IQ, hubungan antara ketiganya, dan
pengaruhanya terhadap kesuksesan seseorang dalam hal ini pegawai serta model
mencapai keefektivitasan yang dapat dilakukan didasarkan pada EQ, SQ dan IQ.
1. Pengertian Teori Kecerdasan Emosi
Kecerdasan emosional atau yang biasa dikenal dengan EQ (bahasa
Inggris: emotional quotient) adalah kemampuan seseorang untuk menerima,
menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan oranglain di sekitarnya.
Dalam hal ini, emosi mengacu pada perasaan terhadap informasi akan suatu
hubungan. Sedangkan, kecerdasan (intelijen) mengacu pada kapasitas untuk
memberikan alasan yang valid akan suatu hubungan. Kecerdasan emosional
adalah kemampuan mengenali diri sendiri dan orang lain, kemampuan
memotivasi diri sendiri dan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan
hubungannya dengan orang lain (Goleman,2001:512).
Seseorang dengan kecerdasan emosional yang berkembang dengan
baik, kemungkinan besar akan berhasil dalam kehidupannya karena mampu
menguasai kebiasaan berfikir yang mendorong produktivitas (Widagdo, 2001).
7
Goleman (2001) membagi kecerdasan emosional yang dapat memperngaruhi
keberhasilan seseorang dalam bekerja ke dalam lima bagian utama yaitu
kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan ketrampilan sosial.
Berikut ini adalah beberapa pendapat tentang kecerdasan emosional
menurut para ahli (Mu’tadin, 2002), yaitu:
a. Salovey dan Mayer (1990)
Salovey dan Mayer (1990) mendefinisikan kecerdasan emosional
sebagai kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan
perasaan untuk membantu pikiran, memahami perasaan dan maknanya, dan
mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga dapat membantu
perkembangan emosi dan intelektual.
b. Cooper dan Sawaf (1998)
Cooper dan Sawaf (1998) mendefinisikan kecerdasan emosional
sebagai kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif menerapkan
daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan
pengaruh yang manusiawi. Lebih lanjut dijelaskan, bahwa kecerdasan emosi
menuntut seseorang untuk belajar mengakui, menghargai perasaan diri
sendiri dan orang lain serta menanggapinya dengan tepat dan menerapkan
secara efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-hari.
c. Howes dan Herald (1999)
Howes dan Herald (1999) mendefinisikan kecerdasan emosional
sebagai komponen yang membuat seseorang menjadi pintar menggunakan
emosinya. Lebih lanjut dijelaskan, bahwa emosi manusia berada di wilayah
dari perasaan lubuk hati, naluri yang tersembunyi dan sensasi emosi yang
apabila diakui dan dihormati, kecerdasan emosional akan menyediakan
pemahaman yang lebih mendalam dan lebih utuh tentang diri sendiri dan
orang lain.
d. Goleman (2003)
Goleman (2003) mendefiniskan kecerdasan emosional sebagai
kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri,
ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi, dan
menunda kepuasan serta mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan
emosional tersebut seseorang dapat menempatkan emosinya pada porsi yang
tepat, memilah kepuasan, dan mengatur suasana hati.
Goleman (2003) menjelaskan bahwa kecerdasan emosional terbagi
ke dalam lima wilayah utama, yaitu kemampuan mengenali emosi diri,
mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain,
dan kemampuan membina hubungan dengan orang lain. Secara jelas hal
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Kesadaran Diri (Self Awareness)
8
Self Awareness adalah kemampuan untuk mengetahui apa
yang dirasakan dalam dirinya dan menggunakannya untuk memandu
pengambilan keputusan diri sendiri, memiliki tolok ukur yang realistis
atas kemampuan diri sendiri dan kepercayaan diri yang kuat.
2) Pengaturan Diri (Self Management)
Self Management adalah kemampuan seseorang dalam
mengendalikan dan menangani emosinya sendiri sedemikian rupa
sehingga berdampak positif pada pelaksanaan tugas, memiliki kepekaan
pada kata hati, serta sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya
suatu sasaran dan mampu pulih kembali dari tekanan emosi.
3) Motivasi (Self Motivation)
Self Motivation merupakan hasrat yang paling dalam
untuk menggerakkan dan menuntun diri menuju sasaran, membantu
pengambilan inisiatif serta bertindak sangat efektif, dan mampu untuk
bertahan dan bangkit dari kegagalan dan frustasi.
4) Empati (Empathy/Social awareness)
Empathy merupakan kemampuan merasakan apa yang
dirasakakan orang lain, mampu memahami perspektif orang lain dan
menumbuhkan hubungan saling percaya, serta mampu menyelaraskan
diri dengan berbagai tipe hubungan.
5) Ketrampilan Sosial (Relationship Management)
Relationship Management adalah kemampuan untuk
menangani emosi dengan baik ketika berhubungan sosial dengan orang
lain, mampu membaca situasi dan jaringan sosial secara cermat,
berinteraksi dengan lancar, menggunakan ketrampilan ini untuk
mempengaruhi, memimpin, bermusyawarah, menyelesaikan
perselisihan, serta bekerja sama dalam tim.
e. Menurut Prati, et al. (2003)
Menurut Prati, et al. (2003) kecerdasan emosi adalah kemampuan
untuk membaca dan memahami orang lain, dan kemampuan untuk
menggunakan pengetahuan untuk mempengaruhi orang lain melalui
pengaturan dan penggunaan emosi. Jadi kecerdasan emosi dapat diartikan
tingkat kecemerlangan seseorang dalam menggunakan perasaannya untuk
merespon keadaan perasaan dari diri sendiri maupun dalam menghadapi
lingkungannya. Sementara itu menurut Bitsch (2008) indikator yang
termasuk dalam variabel kecerdasan emosional ada 7. Tujuh indikator
tersebut diukur dengan ”The Yong emotional intelligence Inventory (EQI)”,
yakni kuesioner self-report yang mengukur 7 indikator tersebut adalah:
1) Intrapersonal skills,
2) Interpesonal skills,
3) Assertive,
4) Contentment in life,
5) Reselience,
6) Self-esteem,
7) Self-actualization.
9
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi
a. Faktor Internal.
Faktor internal adalah apa yang ada dalam diri individu yang
mempengaruhi kecerdasan emosinya. Faktor internal ini memiliki dua sumber
yaitu segi jasmani dan segi psikologis. Segi jasmani adalah faktor fisik dan
kesehatan individu, apabila fisik dan kesehatan seseorang dapat terganggu
dapat dimungkinkan mempengaruhi proses kecerdasan emosinya. Segi
psikologis mencakup didalamnya pengalaman, perasaan, kemampuan berfikir
dan motivasi.
b. Faktor Eksternal.
Faktor ekstemal adalah stimulus dan lingkungan dimana kecerdasan
emosi berlangsung. Faktor ekstemal meliputi:
1) Stimulus itu sendiri, kejenuhan stimulus merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam memperlakukan
kecerdasan emosi tanpa distorsi dan
2) Lingkungan atau situasi khususnya yang melatarbelakangi proses
kecerdasan emosi. Objek lingkungan yang melatarbelakangi merupakan
kebulatan yang sangat sulit dipisahkan.
3. Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosional
a. Membaca situasi, dengan memperhatikan situasi sekitar, kita akan
mengetahui apa yang harus dilakukan.
b. Mendengarkan dan menyimak lawan bicara, dengarkan dan simak
pembicaraan dan maksud dari lawan bicara, agar tidak terjadi salah paham
serta dapat menjaga hubungan baik.
c. Siap berkomunikasi, jika terjadi suatu masalah, bicarakanlah agar tidak
terjadi salah paham.
d. Tak usah takut ditolak, setiap usaha terdapat dua kemungkinan, diterima
atau ditolak, jadi siapkan diri dan jangan takut ditolak.
e. Mencoba berempati, EQ tinggi biasanya didapati pada orang-orang yang
mampu berempati atau bisa mengerti situasi yang dihadapi orang lain.
f. Pandai memilih prioritas, ini perlu agar bisa memilih pekerjaan apa yang
mendesak, dan apa yang bisa ditunda.
g. Siap mental, situasi apa pun yang akan dihadapi, kita harus menyiapkan
mental sebelumnya.
h. Ungkapkan lewat kata-kata, katakan maksud dan keinginan dengan jelas
dan baik, agar dapat salaing mengerti.
i. Bersikap rasional, kecerdasan emosi berhubungan dengan perasaan, namun
tetap berpikir rasional.
j. Fokus, konsentrasikan diri pada suatu masalah yang perlu mendapat
perhatian. Jangan memaksa diri melakukannya dalam 4-5 masalah secara
bersamaan.
10
4. Pengukuran Kompetensi Emosional
EI (Emotional Inventory)Kemampuan biasanya diukur menggunakan tes kinerja
maksimum dan memiliki hubungan yang kuat dengan kecerdasan tradisional,
sedangkan EI sifat biasanya diukur dengan menggunakan kuesioner laporan diri
dan memiliki hubungan yang kuat dengan kepribadian.
Dua alat pengukuran didasarkan pada model Goleman:
a. Inventory Emotional Kompetensi (ECI), yang diciptakan pada tahun 1999,
dan Inventarisasi Kompetensi Emosional dan Sosial (ESCI), yang
diciptakan pada tahun 2007.
b. The Appraisal Kecerdasan Emosional, yang diciptakan pada tahun 2001 dan
yang dapat diambil sebagai laporan diri atau 360 derajat penilaian.
C. MEMBANGUN KAPABILITAS DAN KOMPETENSI SDM
Barney (1991) mengemukakan empat kondisi yang harus dipenuhi
sebelum suatu sumber daya dapat disebut sebagai sumber keunggulan kompetitif
berkelanjutan sebagai berikut:
1. merupakan sumber daya organisasional yang sangat berharga (valuable),
terutama dalam kaitannya dengan kemampuan untuk mengeksploitasi
kesempatan dan atau menetralisasi ancaman dari lingkungan perusahaan.
2. relative sulit untuk dikembangkan, sehingga menjadi langka di lingkungan
kompetitif.
3. sangat sulit untuk ditiru atau diimitasi.
4. tidak dapat dengan muddah digantikan substitute yang secara strategis
signifikan. masalahnya adalah bagaimana “menterjemahkan” berbagai strategi,
kebijakan dan praktik MSDM menjadi keunggulan kompetitif berkelanjutan.
Menurut Covey, Roger dan Rebecca Merrill (1994), kompetensi tersebut
mencakup:
1. Kompetensi teknis, pengetahuan dan keahlian untuk mencapai hasil- hasil
yang telah disepakati, kemampuan untuk memikirkan persoalan dan mencari
alternatif- alternatif baru
2. Kompetensi Konseptual, kemampuan untuk melihat gambar besar, untuk
menguji berbagai pengandaian dan pengubah prespektif
3. Kompetensi untuk hidup, dan saling ketergantungan kemampuan secara
efektif dengan orang lain, termasuk kemampuan untuk mendengar,
berkomunikasi, mendapat alternatif ketiga.
Jadi penjabaran secara lebih detail dari sebuah Manajemen Sumber Daya
Berbasis Kompetensi adalah sebuah proses untuk merencanakan, mengorganisasi,
melaksanakan serta mengendalikan semua aktifitas seorang tenaga kerja yang
dimulai sejak proses rekruitmen, pengembangan diri, perencanaan karier, evaluasi
kerja, rencana suksesi, maupun sistem renumerasi hingga memasuki masa pensiun
tenaga kerja tersebut, dimana semua proses untuk mengambil sebuah keputusan
11
didasari pada sebuah informasi akan kebutuhan dari kompetensi sebuah jabatan,
serta kompetensi setiap individu guna menggapai tujuan perusahaan atau sebuah
organisasi.
1. Jenis Kompetensi
Jenis kompetensi ada dua macam kompetensi, yaitu :
a. Soft Competency atau Kompetensi Manajerial, yakni sebuah
kompetensi yang berhubungan dengan kemampuan mengelola
pegaewai, serta membangun hubungan dengan orang lain., seperti
kemampuan untuk memecahkan masalah, kemampuan memimpin, dan
kemampuan untuk membangun komunikasi.
b. Hard Competency atau Kompetensi Teknis, yakni sebuah kompetensi
yang berhubungan dengan kapasitas fungsional sebuah pekerjaan yang
berkaitan dengan keteknisan yang berhubungan dengan pekerjaan yang
dilakoni., seperti kemampuan pemasaran/ marketing, akuntansi, dll.
2. Area lingkup sebuah pengelolaan Kompetensi
Dalam lingkup sebuah pengelolaan Kompetensi meliputi :
a. Organisasi/ perusahaan itu sendiri berikut semua orang yang
menduduki jabatan dalam perusahaan / organisasi itu.
b. Pengelolaan kompetensi dengan melibatkan kompetensi teknis yang
dikombinasikan dengan kompetensi manajerial.
c. Mengelola data semua jabatan, sehingga kebutuhan dari kompetensi
setiap jabatan, hingga menentukan tingkat kebutuhan kompetensi
jabatan.
d. Mengelola data semua karyawan/ anggota maupun kompetensi
perseorangan.
e. Mengeterapkan prinsip mengisi celah yang kosong dengan sebuah
persaingan kompoetensi yang sehat.
f. Mengaplikasikan sistem dalam merencanakan karier yang meliputi tata
cara pencapaian sebuah karir, rotasi jabatan, pengajuan promosi jabatan
dan suksesi kepemimpinan.
g. Menghaplikasikan sistem dari manajemen sebuah kinerja.
D. KONSEP AUDIT KINERJA DAN PELAKSANAAN AUDIT KINERJA
Audit kinerja dapat dilaksanakan oleh external auditor maupun internal
auditor. Sesuai amanat UU No. 15 Tahun 2004 dan PP No. 60 Tahun 2008. UU No.
15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara memberikan mandat dan kewenangan kepada BPK – sebagai lembaga
pemeriksa eksternal – untuk melaksanakan audit kinerja. Di sisi lain, PP No. 60
Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah juga memberikan
12
kewenangan pada Aparat Pengawas Intern Pemerintah untuk melaksanakan audit
kinerja, sebagai suatu bentuk pengawasan. Dengan demikian, auditor eksternal dan
auditor internal perlu berkoordinasi dalam melaksanakan audit kinerja. Jangan
sampai terjadi overlapping. Keduanya harus menjaga hubungan dan komunikasi
yang harmonis agar tercipta konfigurasi audit kinerja yang baik.
Audit kinerja saat ini merupakan genderang perang bagi Kementerian dan
lembaga setelah keluan Keterbukaan Informasi Publik (KIP), Kementerian dan
Lembaga Pemerintah sangat komitmennya untuk meningkatkan praktik dan
kapasitasnya di bidang audit kinerja.
Audit kinerja merupakan salah satu jenis audit yang dilakukan sebagai
pengembangan diri audit keuangan. Audit kinerja untuk menilai tingkat
keberhasilan kinerja suatu Kementerian/Lembaga Pemerintah, untuk memastikan
sesuai atau tidaknya sasaran yang kegiatan yang menggunakan anggaran. Oleh
karena audit kinerja (performence audit merupakan perluasan dari audit keuangan
yang meliputi : ekonomi, efisien dan efektifitas, maka auditor yang akan
melaksanakan kegiatan harus memperoleh informasi tentan organisasi, meliputi
struktur organisasi, prosedur kerja dan sistem informasi dan pelaporan keuangan
dan kegiatan kepada manajemen.
1. Pengertian Audit MSDM
Audit SDM merupakan penilaian dan analisis yang komprehensif
terhadap program-program SDM. Walaupun secara khusus audit ini dilakukan
pada departemen SDM, tetapi tidak terbatas hanya pada aktivitas yang terjadi
pada departemen ini. Audit termasuk studi terhadap fungsi manajemen SDM
pada organisasi secara keseluruhan termasuk yang dilaksanakan oleh manajer
dan para supervisor. Audit SDM menekankan penilaian (evaluasi) terhadap
berbagai aktivitas SDM yang terjadi pada perusahaan dalam rangka
memastikan apakah aktivitas tersebut telah berjalan secara ekonomis, efisien
dan efektif dalam mencapai tujuannya dan memberikan rekomendasi perbaikan
atas berbagai kekurangan yang masih terjadi pada aktivitas SDM yang diaudit
untuk meningkatkan kinerja dari program/aktivitas tersebut. Audit bisa
dilakukan terhadap satu divisi atau departemen, atau mungkin juga dilakukan
terhadap keseluruhan organisasi. Dari hasil audit akan diketahui apakah
kebutuhan potensial SDM perusahaan telah terpenuhi atau tidak dan berbagai
hal aktivitas SDM yang masih bisa ditingkatkan kinerjanya.
Audit SDM membantu perusahaan meningkatkan kinerja atas pengelolaan
SDM dengan cara:
a. Menyediakan umpan balik nilai kontribusi fungsi SDM terhadap strategi
bisnis dan tujuan perusahaan.
b. Menilai kualitas praktik, kebijakan dan pengelolaan SDM.
c. Melaporkan keberadaan SDM saat ini dan langkah-langkah perbaikan yang
dibutuhkan.
d. Menilai biaya dan manfaat praktik-praktik SDM.
e. Menilai hubungan SDM dengan menajemen lini dan cara-cara
meningkatkannya.
13
f. Merancang panduan untuk menentukan standar kinerja SDM.
g. Mengidentifikasi area yang perlu diubah dan ditingkatkan dengan
rekomendasi khusus.
Menurut Rosari (2008) Audit SDM merupakan suatu metode evaluasi
untuk menjamin bahwa potensi SDM dikembangkan secara optimal Secara
lebih terinci, audit SDM juga memberi feedback dan kesempatan untuk:
1. Mengevaluasi keefektifan berbagai fungsi SDM yang meliputi rekrutmen
dan seleksi, pelatihan dan penilaian kinerja.
2. Menganalisis kontribusi fungsi SDM pada operasi bisnis perusahaan.
3. Melakukan benchmarking kegiatan SDM untuk mendorong perbaikan
secara berkelanjutan.
4. Mengidentifikasi berbagai masalah strategi dan administratif
implementasi fungsi SDM.
5. Menganalisis kepuasan para pengguna pelayanan departemen SDM
6. Mengevaluasi ketaatan terhadap berbagai peraturan perundang-
undangan, kebijakan dan regulasi pemerintah.
7. Meningkatkan keterlibatan fungsi lini dalam implementasi fungsi SDM.
8. Mengukur dan menganalisis biaya dan manfaat setiap program dan
kegiatan SDM
9. Memperbaiki kualitas staf SDM.
10. Memfokuskan staf SDM pada berbagai isu penting dan mempromosikan
perubahan serta kreatifitas.
2. Tujuan Audit MSDM
Ada beberapa hal yang ingin dicapai melalui Audit Msdm yang
merupakan tujuan dilakukannya audit tersebut, yaitu :
a. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan dan hasil kerja karyawan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
b. Untuk mengetahui apakah semua karyawan dapat menyelesaikan job
description-nya dengan baik dan tepat waktu.
c. Sebagai pedoman menentukan besarnya balas jasa kepada setiap
karyawan.
d. Sebagai dasar pertimbangan pemberian pujian dan atau hukuman kepada
setip karyawan.
e. Sebagai dasar pertimbangan pelaksanaan mutasi vertikal (promosi atau
demosi), horizontal, dan atau alih tugas bagi karyawan.
f. Untuk memotifasi peningkatan semangat kerja, prestasi kerja, dan disiplin
karyawan.
g. Untuk menghindari terjadinya kesalahan sedini mungkin dan tindakan
perbaikannyadapat dilakukan secepatnya.
h. Sebagai dasar pertimbangan ikut sertanya karyawan mengikuti
pengembangan (pelatihan pendidikan).
i. Untuk memenuhi ego dan kepuasan dengan memperhatikan nilai mereka.
14
j. Sebagai pedoman yang efektif dalam melaksanakan seleksi penerimaan
karyawan di masa datang.
k. Sebagai dasar penilaian kembali rencana sdm apakah sudah baik atau
tidak, atau masih perlu disempurnakan kembali.
3. Manfaat Audit MSDM
a. Mengidentifikasi konstribusi departemen sumber daya manusia bagi
organisasi
b. Meningkatkan citra professional departemen sumber daya manusia
c. Mendorong tanggung jawab dan profesionalisme yang lebih besar diantara
anggota-anggota departemen sumber daya manusia
d. Menjelaskan tugas dan tanggung jawab departemen sumber daya manusia
e. Merangsang keseragaman berbagai kebijakan dan praktik sumber daya
manusia
f. Menemukan masalah sumber daya manusia yang kritis
g. Memastikan ketaatan yang tepat waktu terhadap berbagai ketentuan hukum
h. Mengurangi biaya sumber daya manusia melalui prosedur personalia yang
efektif
i. Menciptakan peningkatan penerimaan terhadap perubahan yang dibutuhkan
didalam departemen sumber daya manusia
j. Mewajibkan suatu telaah yang cermat atas system informasi departemen
4. Jenis Audit MSDM
a. Audit Laporan Keuangan
Audit terhadap laporan keuangan suatu entitas atau organisasi
yang akan menghasilkan opini mengenai relevansi, akurasi, dan
kelengkapan laporan-laporan tersebut.
b. Audit Operasional
Pengkajian terhadap setiap bagian organisasi terhadap prosedur
operasi standar yang diterapkan dengan tujuan untuk mengevaluasi
efisiensi, efektivitas, dan keekonomisan.
c. Audit Ketaatan
Proses kerja yang menentukan apakah yang diaudit telah
mengikuti standar, prosedur, dan aturan tertentu yang telah ditetapkan.
d. Audit Investigatif
Serangkaian kegiatan mengenali, mengidentifikasi, dan menguji
secara detail informasi dan fakta-fakta yang ada untuk mengungkap
kejadian yang sebenarnya dalam rangka pembuktian untuk mendukung
proses hukum atas dugaan penyimpangan yang dapat merugikan keuangan
suatu entitas.
15
5. Proses Audit MSDM
Pelaksanaan audit SDM dilakukan oleh atasan langsung dan manajer
urusan SDM, baik secara individual maupun kolektif. Audit SDM dilakukan
secara formal dan informal, baik langsung maupun tidak langsung (laporan
tertulis). Audit formal dilakukan oleh atasan langsung atau orang yang dapat
memberikan sanksi. Audit informal dilakukan oleh masyarakat sehingga tidak
dapat memberikan sanksi, tetapi penilaiannya sangat objektif jadi perlu
diperhatikan penilai formal sebagai masukan. Audit SDM baru ada artinya jika
ada tindak lanjut dari hasilnya. Hal ini perlu supaya karyawan termotivasi
untuk meningkatkan disiplin, semangat kerja, dan perilakunya.
Standar pekerjaan lapangan ketiga menyebutkan beberapa prosedur
audit yang harus dilaksanakan oleh auditor dalam mengumpulkan berbagai tipe
bukti audit. Prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan tipe
bukti audit tertentu yang harus diperoleh pada saat tertentu dalam audit.
Prosedur audit yang disebutkan dalam standar tersebut meliputi inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi.
Disamping auditor memakai prosedur audit yang disebutkan dalam
standar tersebut, auditor melaksanakan berbagai prosedur lainnya untuk
mengumpulkan bukti audit yang akan dipakai sebagai dasar untuk menyatakan
pendapat atasa laporan keuangan auditan. Prosedur audit lain tersebut meliputi:
penelusura, pemeriksaan bukti pemdukung, penghitungan, dan scanning.
Dengan demikian, prosedur audit yang biasa dilakukan oleh auditor meliputi:
a. Inspeksi
Inspeksi merupakan pemeriksaan secara rinci terhadap dokumen
atau kondisi fisik sesuatu. Prosedur audit ini banyak dilakukuan oleh
auditor. Dengan melakukan inspeksi terhadap sebuah dokumen, auditor
akan dapat menentukan keaslian dokumen tersebut. Dengan melakukan
inspeksi terhadap kondisi fisik suatu aktiva tetap misalnya, auditor akan
dapat memperoleh informasi mengenai eksistensi dan keadaam fisik aktiva
tersebut.
b. Pengamatan
Pengamatan atau observasi merupakan prosedur audit yang
digunakan oleh auditor untuk melihat atau menyaksikan pelaksanaan suatu
kegiatan. Contoh kegiatan yang biasa diamati oleh auditor dalam auditnya
adalah: penghitungan fisik sediaan yang ada digunakan klien, pembuatan
dan persetujuan voucher, cara penyimpanan kas yang ada ditangan klien.
Dengan pengamatan ini auditor akan dapat memperoleh bukti visual
mengenai pelaksanaan suatu kegiatan. Objek yang diamati auditor adalah
karyawan, prosedur, dan proses.
c. Konfirmasi
Seperti telah diuraikan diatas, konfirmasi merupakan bentuk
penyelidikan yang memungkinkan auditor memperolh informasi secara
langsung dari pihak ketiga yang bebas. Prosedur yang biasa ditempuh oleh
auditor dalam konfirmasi ini adalah sebagai berikut :
16
1) Auditor meminta dari klien untuk menanyakan informasi tertentu
kepada pihak luar.
2) Klien meminta kepada pihak luar yang ditunjuk oleh auditor untuk
memberikan jawaban langsung kepada auditor mengenai informasi
yang ditanyakan oleh auditor tersebut.
3) Auditor menerima jawaban langsung dari pihak ketiga tersebut.
d. Permintaan keterangan
Permintaan keterangan merupakan prosedur audit yang dilakukan
dengan meminta keterangan secara lisan. Bukti audit yang dihasilkan dari
prosedur ini adalah bukti lisan dan bukti documenter. Contoh prosedur audit
ini adalah: permintaan keterangan auditor mengenai tingkat keusangan
sediaan yang ada digudang, permintaan keterangan yang diajukan kepada
penasehat hukum klien mengenai kemungkinan keputusan perkara
pengadilan yang sedang ditangani oleh penasehat hukum tersebut.
e. Penelusuran
Dalam melaksanakan prosedur audit ini, auditor melakukan
penelusuran informasi sejak mula-mula data tersebut direkam pertama kali
dalam dokumen, dilanjutkan dengan pelacakan pengolahan data tersebut
dalam proses akuntansi. Prosedur audit ini terutama diterapkan terhadap
bukti documenter. Contoh prosedur penelusuran yang dilakukan oleh
auditor adalah pemeriksaan terhadap transaksi penjualan yang dimulai oleh
auditor dengan memeriksa informasi dalam surat order dari customer, diusut
kemudian dengan informasi yang berkaitan dalam surat order penjualan,
laporan pengiriman barang, faktur penjualan, jurnal penjualan, dan akun
piutang usaha dalam buku pembantu piutang usaha. Penelusuran dilakukan
dengan tujuan untuk menetukan ketelitian dan kelengkapan catatan
akuntansi.
f. Pemeriksaan dokumen pendukung
Pemeriksaan dokumen pendukung (vouching) merupakan prosedur
audit yang meliputi:
1. Inspeksi terhadap dokumen-dokumen yang mendukung suatu transaksi
atau data keuangan untuk menentukan kewajaran dan keberanannya.
2. Pembandingan dokumen tersebut dengan catatan akuntansi yang
berkaitan.
Prosedur audit ini berlawanan arahanya dengan
prosedur penelusuran. Dalam penelusuran, auditor bertolak dari dokumen
kemudiuan mengusut pencatatannya ke dalam catatan-catatan akuntansi
yang berkaitan, sedangkan dalam vouching, auditor bertolak dari catatan
akuntansi, kembaliu memeriksa dokumen-dokumen yang mendukung
informasi yang dicatat dalam catatan tersebut. Prosedur ini dilaksanakan
dengan tujuan untuk memperoleh bukti audit mengenai kebenaran perlakuan
akuntansi terhadap transaksi yang terjadi.
17
g. Penghitungan (Counting)
Prosedur audit ini meliputi :
1. Penghitungan fisik terhadap sumber daya berwujud seperti kas atau
sediaan di tangan
2. Pertanggungjawaban semua formulir bernomor urut tercetak.
Penghitungan fisik digunakan untuk mengevaluasi bukti fisik
kuantitas yang ada di tangan, sedangkan pertanggung jawaban formulir
bernomor urut tercetak digunakan untuk mengevaluasi bukti documenter
yang mendukung kelengkapan catatan akuntansi.
h. Scanning
Scanning merupakan penelaahan secara cepat terhadap dokumen,
catatan dan daftar untuk mendeteksi unsur-unsur yang tampak tidak biasa
yang memerlukan penyelidikan lebih mendalam.
i. Pelaksanaan ulang
Prosedur audit ini merupakan pengulangan aktivitas yang
dilaksanakan oleh klien. Umumnya pelaksanaan ulang diterapkan pada
perhitungan dan rekonsiliasi yang telah dilakukan oleh klien. Contohnya
adalah perhitungan ulang julah total dalam jurnal, perhitungan ulang biaya
depresiasi, biya bunga terutang, perkalian antarakuantitas dengan harga
satuan dalam inventory summary sheets, dan perhitungan ulang
penjumlahan dalam rekonsiliasi bank.
j. Computer-assisted audit techniques
Bilamana catatan akuntansi klien diselenggarakan dalam media
elektronik, auditor perlu menggunakan computer-asissted audit techniques
dalam menggunakan berbagai prosedur audit yang dijelaskan diatas.
Sebagai contoh, auditor menggunakan suatu computer audit software
tertentu dalam melaksanakan perhitungan jumlah saldo piutang usaha
menurut buku pembantu piutang usaha, pemilihan nama debitur yang akan
dikirimi surat konfirmasi, perhitungan berbagai ratio dalam prosedur
analitik, perbandingan unsure data yang terdapat dalam berbagai files.
6. Pendekatan Audit MSDM
Untuk mengevaluasi aktivitas-aktivitas SDM dengan menggunakan
pendekatan riset. Ketajaman riset akan sangat tergantung pada disain-disain
dan statistic yang akurat. Biasanya riset ini membenahi kinerja departemen,
yang menggunakan riset terapan (applied research). Pendekatan riset yang
dapat dipakai adalah:
a. Pendekatan komparatif (comparative approach)
Pendekatan ini menggunakan perusahaan lain menjadi model.
Pendekatan ini sering digunakan untuk membandingkan ketidakhadiran ,
perputaran karyawan, dan data gaji, atau program SDM yang bersifat
spesifik.pendekatan ini membantu menditeksi bidang-bidang yang
membutuhkan pembenahan.
18
b. Pendekatan otoritas pihak luar (outside authority approach)
Tim audit SDM bergantung pada keahlian konsultan dari luar atau
temuan-temuan riset yang dipublikasikan sebagai suatu standar terhadap
akitivitas-aktivitas atau program SDM yang dievaluasi. Standar ditentukan
oleh kosultan atau dari temuan riset. Konsultan ataupun temuan-temuan
riset dapat membantu mendiagnosis penyebab masalah-masalah yang
timbul.
c. Pendekatan statistikal
Dari catatan-catatan yang ada tim audit menghasilkan standar-
standar statistic terhadap aktivitas-aktivitas dan program-program SDM
yang dievaluasi. Dari standard matematis ini tim audit bisa menemukan
kesalahan-keslahan pada saat kesalahan tersebut masih relative dini/kecil.
d. Pendekatan kepatuhan (compliance approach)
Metode ini meninjau pratik-pratik masa lalu untuk menentukan
apakah tindakan-tindakan tersebut mengikuti kebijakan dan prosedur
perusahaan. Sering tim audit menelaah suatu sampel formulir
kepegawaian, kompensasi, disiplin dan penilaian kinerja. Tujuan telaah ini
untuk memastikan bahwa manajer operasi patuh terhadap peraturan
internal dan regulasi legal.
e. Pendekatan manajemen berdasarkan tujuan (management by objective)
Dilaksanakan dengan menbandingkan hasil-hasil kegiatan
personalia dengan tujuan-tujuan yang telah di tetapkan. Bidang-bidang
pelaksanaan kerja dapat dideteksi dengan metode ini.
7. Alat-alat Audit
Adapun alat-alat tersebut adalah, sebagai berikut:
a. Interview atau wawancara
Wawancara terhadap karyawan dan manajer memberikan auditor
alat yang sangat kuat untuk mengumpulkan informasi tentang kegiatan
SDM dan mengidentifikasi bidang-bidang yang membutuhkan perbaikan.
Contohnya, ketika ada maslah pergantian karyawan katakanlah pada
depatemen Loan Officer diidentifikasikan, kepada divisi SDM dan seorang
konsultan mengadakan wawancara dengan manajer yang terkait untuk
mempelajari masalah tersebut. Di sini kritik dan saran yang didapat dari
wawancara dapat membantu menunjukkan dengan tepat persepsi dan
penyebab yang dapat menyusun dasar bagi tindakan-tindakan ke
departemen tersebut. Demikian pula saran dari manajer-manajer lain dapat
mengungkap cara untuk memberikan mereka pelayanan yang lebih baik.
Ketika kritikan tersebut dinyatakan cukup valid, maka perubahan harus
segera dilakukan. Melalui wawancara langsung dapat pula dilakukan
dengan mempersilahkan karyawan mengungkapkan pandangan-pandangan
19
mereka tentang pekerjaan dan perusahaannya, dengan menggunakan
pertanyaan-pertanyaan yang telah dipersiapkan oleh auditor.
Setiap pendapat atau komentar karyawan dicatat dan kemudian
ditinjau selama audit dilaksanakan untuk mencari penyebab masalah
pergantian/berhentinya karyawan, ketidakpuasan kerja, dan masalah-
masalah lainnya.
Umumnya karyawan enggan melakukan kritik, maka
pewawancara harus pandai menggunakan waktu untuk menggali dan
mendengarkan pandangan atau tanggapan karyawan dengan hati-hati, di
antara departeman, divisi atau manajer.
b. Informasi Eksternal
Informasi sebagai alat utama auditor. Perbandingan dari luar
memberikan auditor suatu perspektif dalam menghadapi kegiatan-kegiatan
perusahaan yang dapat dinilai. Beberapa informasi yang dibutuhkan
diperoleh dengan mudah, sementara data lain sulit diperoleh. Sumber
informasi yang signifikan adalah dari pemerintah. Melalui Departemen ini
secara rutin mempublikasikan informasi tentang kesempatan kerja di masa
mendatang, tingkat pergantian karyawan, proyeksi karyawan, survei upah
dan gaji serta frekuensi kecelakaan kerja yang dpat dijadikan sebagai
pedoman atau pembanding.
c. Survei
Untuk survei in memakan waktu dan biaya yang relatif besar,
sehingga dalam praktiknya dibatasi hanya pada beberapa orang saja,
sehingga untuk ini banyak departemen SDM menggunakan kuesioner
untuk memperluas ruang lingkup penelitian mereka. Kuesioner juga dapat
memunculkan jawaban-jawaban yang lebih jujur daripada wawancara
langsung, dengan menggunakan kuesioner.
d. Eksperimen SDM
Cara ini sebagai cara terakhir, terutama eksperimen lapangan,
yang membandingkan kelompok eksperimen dengan kelompok control di
bawah kondisi nyata. Cara ini dipakai untuk penelitian ketidakhadiran,
pergantian, kepuasan kerja, kompensasi, keselamatan kerja karyawan dan
kegiatan lainnya.
Contoh departemen SDM mengimplementasikan program latihan
keselamatan kerja untuk sebagian supervisor. Kelompok ini disebut
sebagai kelompok eksperimen, kelompok control terdiri dari supervisor
yang tidak diberi latihan. Lalu dibandingkan dari sisi biaya dan benefitnya
dari perusahaan. Eksperimen ini memiliki kelemahan, karena
kemungkinan ada karyawan yang kecewa karena tidak terpilih untuk
mengikuti eksperimen.
20
e. Analisis sejarah
Terkadang informasi dapat berisi catatan analisis historis yang
seringkali dilakukan untuk memastikan kepatuhan pada aturan dan
prosedur perusahaan, sebagai contoh audit terhadap keselamatan kerja.
Dimana auditor harus mencari keterangan atau catatan tentang semua
pelanggaran keselamatan kerja dan kesehatan kerja.
f. Audit Internasional
Audit internasional lebih kompleks dan lebih penting.
Kompleksitasnya mengaudit kegiatan SDM lintas batas luar negeri
dipersulit dengan perbedaan dalam hal hukum, kebudayaan, tradisi, sikap
dan harapan. Kesulitan bagi auditor terletak pada masalah
pengidentifikasian bidang-bidang yang berbeda dari praktik-prakrik
perusahaan yang tidak sesuai dengan keadaan negara asing. Di satu sisi
fungsi SDM mencari keseragaman pada praktik dan prosedur semua
kegiatan untuk memastikan kepatuhan pada kebijakan perusahaan dan
menjamin keseragaman budaya perusahaan. Di pihak lain, kompetisi,
hukum, kebudayaan dan kepuasan karyawan dapat menuntut perbedaaan
dari kebijakan, praktik dan prosedur perusahaan.
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penilaian kinerja dapat digunakan untuk mendeteksi kebutuhan pelatihan
karyawan, yakni pelatihan yang sebenarnya dibutuhkan oleh karyawan agar kinerja
organisasi dapat optimal. Konpensasi adalah seluruh imbalan yang diterima
karyawan atas hasil kerja karyawan tersebut pada organisasi. Konpensasi
merupakan salah satu pelaksana fungsi MSDM yang berhubungan dengan semua
jenis pemberian penghargaan individual sebagai pertukaran dalam melaksanakan
tugas keorganisasian.
Motivasi merupakan keinginan, hasrat motor penggerak dalam diri
manusia, motivasi berhubungan dengan faktor psikologi manusia yang
mencerminkan antara sikap, kebutuhan, dan kepuasan yang terjadi pada diri
manusia sedangkan daya dorong yang diluar diri seseorang ditimbulkan oleh
pimpinan. Motivasi mempersoalkan bagaimana cara mengarahkan daya dan potensi
bawahan, agar mau bekerjasama secara produktif sehingga dapat mencapai dan
mewujudkan tujuan perusahaan yang telah ditentukan.
Audit kinerja saat ini merupakan genderang perang bagi Kementerian dan
lembaga setelah keluan Keterbukaan Informasi Publik (KIP), Kementerian dan
Lembaga Pemerintah sangat komitmennya untuk meningkatkan praktik dan
kapasitasnya di bidang audit kinerja.
B. Saran
Dalam uraian makalah ini penyusun merekomendasikan pentingnya untuk
menguasai pembelajaran serta konsep materi yang diberikan oleh dosen. Dan
hasilnya akan memberikan umpan balik tentang fungsi SDM bagi para calon
manajer Operasional dan departemen SDM. Ini juga menemukan seberapa baik
para menejer mengelola tugas-tugas SDM.
22
DAFTAR PUSTAKA
http://lannysays.blogspot.com/2013/10/makalah-evaluasi-kinerja-dan-
kompensasi.html pada hari senin tanggal 19 November 2018 pukul 21.30
WIB
http://ariantiyoulie.blogspot.com/2015/09/pengintegrasian-sdm-motivasi-dan.html
pada hari senin tanggal 19 November 2018 pukul 23.00 WIB
http://putusuardiana.blogspot.com/2014/12/kecerdasan-emosional-eq.html pada
hari Selasa tanggal 20 November 2018 pukul 09.40 WIB
https://widiastutidyah.wordpress.com/2011/01/20/makalah-efektivitas-kecerdasan-
terhadap-kinerja/ pada hari Selasa tanggal 20 November 2018 pukul 11.00
WIB
https://sindyputrilusitasari.wordpress.com/2014/12/16/membangun-sdm-
kapabilitas-dan-kompetensi/ pada hari Selasa tanggal 20 November 2018
pukul 11.30 WIB
http://pakarkinerja.com/cara-membangun-sistem-manajemen-sdm-berbasis-
kompetensi/
pada hari Selasa tanggal 20 November 2018 pukul 12.05 WIB
http://teknikkepemimpinan.blogspot.com/2012/12/membangun-kapabilitas-sumber-
daya-dan.html pada hari Rabu tanggal 21 November 2018 pukul 10.00 WIB
https://irhananoso.wordpress.com/2014/12/01/audit-manajemen-sumber-daya-
manusia/ pada hari Rabu tanggal 21 November 2018 pukul 11.00 WIB

More Related Content

What's hot

Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1Umisalamah19
 
Sunaiah 11150675 makalah 1 (7 n-msdm)
Sunaiah 11150675 makalah 1 (7 n-msdm)Sunaiah 11150675 makalah 1 (7 n-msdm)
Sunaiah 11150675 makalah 1 (7 n-msdm)Sunaiah
 
Pengaruh kompensasi kepuasan kerja dan promosi jabatan terhadap kinerja
Pengaruh kompensasi kepuasan kerja dan promosi jabatan terhadap kinerjaPengaruh kompensasi kepuasan kerja dan promosi jabatan terhadap kinerja
Pengaruh kompensasi kepuasan kerja dan promosi jabatan terhadap kinerjagiehadi
 
Makalah 1 (UTS) dan Jawaban UTS Dinda Ayoe Ningtyas-11150404-7C MSDM-UNIBA B...
Makalah 1 (UTS) dan Jawaban UTS  Dinda Ayoe Ningtyas-11150404-7C MSDM-UNIBA B...Makalah 1 (UTS) dan Jawaban UTS  Dinda Ayoe Ningtyas-11150404-7C MSDM-UNIBA B...
Makalah 1 (UTS) dan Jawaban UTS Dinda Ayoe Ningtyas-11150404-7C MSDM-UNIBA B...DindaAyoeNingtyas
 
Pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi, serta budaya organisasi terhadap...
Pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi, serta budaya organisasi terhadap...Pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi, serta budaya organisasi terhadap...
Pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi, serta budaya organisasi terhadap...Aries Veronica
 
Makalah uts evi oktaviani
Makalah uts evi oktavianiMakalah uts evi oktaviani
Makalah uts evi oktavianievi oktaviani
 
Makalah mk evaluasi kerja dan kompensasi (2)makalah uts
Makalah mk evaluasi kerja dan kompensasi (2)makalah utsMakalah mk evaluasi kerja dan kompensasi (2)makalah uts
Makalah mk evaluasi kerja dan kompensasi (2)makalah utsMarani Puspita
 
Tugas 1 Makalah Evaluasi Kinerja & Kompensasi
Tugas 1 Makalah Evaluasi Kinerja & KompensasiTugas 1 Makalah Evaluasi Kinerja & Kompensasi
Tugas 1 Makalah Evaluasi Kinerja & KompensasiNicky Hikmat
 
Pengaruh motivasi dan kepemimpinan camat terhadap semangat kerja pegawai kant...
Pengaruh motivasi dan kepemimpinan camat terhadap semangat kerja pegawai kant...Pengaruh motivasi dan kepemimpinan camat terhadap semangat kerja pegawai kant...
Pengaruh motivasi dan kepemimpinan camat terhadap semangat kerja pegawai kant...Soerdjaone Gibran
 
Kompensasi makalah 1
Kompensasi makalah 1Kompensasi makalah 1
Kompensasi makalah 1fitriyani33
 
Tugas 1- UTS-Evaluasi kinerja dan kompensasi-Tubagus Upay
Tugas 1- UTS-Evaluasi kinerja dan kompensasi-Tubagus UpayTugas 1- UTS-Evaluasi kinerja dan kompensasi-Tubagus Upay
Tugas 1- UTS-Evaluasi kinerja dan kompensasi-Tubagus Upaytubagusupayupay
 
Makalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerjaMakalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerjamaratun solihah
 
Tugas makalah 2 daenuri ( 11150068 ) uas 70 msdm
Tugas makalah 2 daenuri ( 11150068 ) uas 70 msdmTugas makalah 2 daenuri ( 11150068 ) uas 70 msdm
Tugas makalah 2 daenuri ( 11150068 ) uas 70 msdmDae Nuri
 
Makalah jefri marudut butarbutar 11140719_evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah jefri marudut butarbutar 11140719_evaluasi kinerja dan kompensasiMakalah jefri marudut butarbutar 11140719_evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah jefri marudut butarbutar 11140719_evaluasi kinerja dan kompensasijefrimarudutbutar
 
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompensasi ( UAS )
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompensasi ( UAS )Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompensasi ( UAS )
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompensasi ( UAS )arum meyta
 
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWANPENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWANZulla Jolie
 
PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INTERNAL ...
PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA  TERHADAP   KUALITAS PELAYANAN INTERNAL ...PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA  TERHADAP   KUALITAS PELAYANAN INTERNAL ...
PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INTERNAL ...Eni Cahyani
 

What's hot (18)

Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1
 
Sunaiah 11150675 makalah 1 (7 n-msdm)
Sunaiah 11150675 makalah 1 (7 n-msdm)Sunaiah 11150675 makalah 1 (7 n-msdm)
Sunaiah 11150675 makalah 1 (7 n-msdm)
 
Pengaruh kompensasi kepuasan kerja dan promosi jabatan terhadap kinerja
Pengaruh kompensasi kepuasan kerja dan promosi jabatan terhadap kinerjaPengaruh kompensasi kepuasan kerja dan promosi jabatan terhadap kinerja
Pengaruh kompensasi kepuasan kerja dan promosi jabatan terhadap kinerja
 
Makalah 1 (UTS) dan Jawaban UTS Dinda Ayoe Ningtyas-11150404-7C MSDM-UNIBA B...
Makalah 1 (UTS) dan Jawaban UTS  Dinda Ayoe Ningtyas-11150404-7C MSDM-UNIBA B...Makalah 1 (UTS) dan Jawaban UTS  Dinda Ayoe Ningtyas-11150404-7C MSDM-UNIBA B...
Makalah 1 (UTS) dan Jawaban UTS Dinda Ayoe Ningtyas-11150404-7C MSDM-UNIBA B...
 
Pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi, serta budaya organisasi terhadap...
Pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi, serta budaya organisasi terhadap...Pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi, serta budaya organisasi terhadap...
Pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi, serta budaya organisasi terhadap...
 
Makalah 1
Makalah 1Makalah 1
Makalah 1
 
Makalah uts evi oktaviani
Makalah uts evi oktavianiMakalah uts evi oktaviani
Makalah uts evi oktaviani
 
Makalah mk evaluasi kerja dan kompensasi (2)makalah uts
Makalah mk evaluasi kerja dan kompensasi (2)makalah utsMakalah mk evaluasi kerja dan kompensasi (2)makalah uts
Makalah mk evaluasi kerja dan kompensasi (2)makalah uts
 
Tugas 1 Makalah Evaluasi Kinerja & Kompensasi
Tugas 1 Makalah Evaluasi Kinerja & KompensasiTugas 1 Makalah Evaluasi Kinerja & Kompensasi
Tugas 1 Makalah Evaluasi Kinerja & Kompensasi
 
Pengaruh motivasi dan kepemimpinan camat terhadap semangat kerja pegawai kant...
Pengaruh motivasi dan kepemimpinan camat terhadap semangat kerja pegawai kant...Pengaruh motivasi dan kepemimpinan camat terhadap semangat kerja pegawai kant...
Pengaruh motivasi dan kepemimpinan camat terhadap semangat kerja pegawai kant...
 
Kompensasi makalah 1
Kompensasi makalah 1Kompensasi makalah 1
Kompensasi makalah 1
 
Tugas 1- UTS-Evaluasi kinerja dan kompensasi-Tubagus Upay
Tugas 1- UTS-Evaluasi kinerja dan kompensasi-Tubagus UpayTugas 1- UTS-Evaluasi kinerja dan kompensasi-Tubagus Upay
Tugas 1- UTS-Evaluasi kinerja dan kompensasi-Tubagus Upay
 
Makalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerjaMakalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerja
 
Tugas makalah 2 daenuri ( 11150068 ) uas 70 msdm
Tugas makalah 2 daenuri ( 11150068 ) uas 70 msdmTugas makalah 2 daenuri ( 11150068 ) uas 70 msdm
Tugas makalah 2 daenuri ( 11150068 ) uas 70 msdm
 
Makalah jefri marudut butarbutar 11140719_evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah jefri marudut butarbutar 11140719_evaluasi kinerja dan kompensasiMakalah jefri marudut butarbutar 11140719_evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah jefri marudut butarbutar 11140719_evaluasi kinerja dan kompensasi
 
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompensasi ( UAS )
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompensasi ( UAS )Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompensasi ( UAS )
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompensasi ( UAS )
 
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWANPENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
 
PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INTERNAL ...
PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA  TERHADAP   KUALITAS PELAYANAN INTERNAL ...PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA  TERHADAP   KUALITAS PELAYANAN INTERNAL ...
PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INTERNAL ...
 

Similar to KINERJA SDM

Makalah uts ulfah 11150967 kelas 7 n ma
Makalah uts ulfah 11150967 kelas 7 n maMakalah uts ulfah 11150967 kelas 7 n ma
Makalah uts ulfah 11150967 kelas 7 n maUlfah .
 
makalah evaluasi dan kompensasi 1
makalah evaluasi dan kompensasi 1makalah evaluasi dan kompensasi 1
makalah evaluasi dan kompensasi 1yulisarustandi
 
Makalah bab uas noor hidayat agung logika
Makalah bab uas noor hidayat agung logikaMakalah bab uas noor hidayat agung logika
Makalah bab uas noor hidayat agung logikaAgungLogika
 
Makalah 1 evaluasi kinerja (inada -11140555 -7p msdm)
Makalah 1 evaluasi kinerja (inada -11140555 -7p msdm)Makalah 1 evaluasi kinerja (inada -11140555 -7p msdm)
Makalah 1 evaluasi kinerja (inada -11140555 -7p msdm)Inada Restu Wijaya
 
Makalah evaluasi kerja dan kompensasi
Makalah evaluasi kerja dan kompensasiMakalah evaluasi kerja dan kompensasi
Makalah evaluasi kerja dan kompensasidharmawan01
 
Makalah evaluasi kerja dan kompensasi
Makalah evaluasi kerja dan kompensasiMakalah evaluasi kerja dan kompensasi
Makalah evaluasi kerja dan kompensasidharmawan01
 
Makalah evaluasi kinerja dan konpensasi uas
Makalah evaluasi kinerja dan konpensasi uasMakalah evaluasi kinerja dan konpensasi uas
Makalah evaluasi kinerja dan konpensasi uasRezpector Asep
 
Evaluasi kinerja & kompensasi
Evaluasi kinerja & kompensasiEvaluasi kinerja & kompensasi
Evaluasi kinerja & kompensasiifat fatiroh
 
Tugas uts asep p
Tugas uts asep pTugas uts asep p
Tugas uts asep pAmi Gos
 
Makalah 2 kompensasi
Makalah 2 kompensasiMakalah 2 kompensasi
Makalah 2 kompensasiazharialim
 
Makalah 2 (UAS) Dinda Ayoe Ningtyas- 11150404- 7C MSDM
Makalah 2 (UAS) Dinda Ayoe Ningtyas- 11150404- 7C MSDMMakalah 2 (UAS) Dinda Ayoe Ningtyas- 11150404- 7C MSDM
Makalah 2 (UAS) Dinda Ayoe Ningtyas- 11150404- 7C MSDMDindaAyoeNingtyas
 
Makalah ke1 pk ade uts
Makalah ke1 pk ade utsMakalah ke1 pk ade uts
Makalah ke1 pk ade utsetisuha
 
Makalah 1 uts evi oktaviani
Makalah 1 uts evi oktavianiMakalah 1 uts evi oktaviani
Makalah 1 uts evi oktavianievi oktaviani
 
Makalah 1 uts evi oktaviani
Makalah 1 uts evi oktavianiMakalah 1 uts evi oktaviani
Makalah 1 uts evi oktavianievi oktaviani
 

Similar to KINERJA SDM (20)

Makalah uts ulfah 11150967 kelas 7 n ma
Makalah uts ulfah 11150967 kelas 7 n maMakalah uts ulfah 11150967 kelas 7 n ma
Makalah uts ulfah 11150967 kelas 7 n ma
 
makalah evaluasi dan kompensasi 1
makalah evaluasi dan kompensasi 1makalah evaluasi dan kompensasi 1
makalah evaluasi dan kompensasi 1
 
Makalah bab uas noor hidayat agung logika
Makalah bab uas noor hidayat agung logikaMakalah bab uas noor hidayat agung logika
Makalah bab uas noor hidayat agung logika
 
Makalah 1 evaluasi kinerja (inada -11140555 -7p msdm)
Makalah 1 evaluasi kinerja (inada -11140555 -7p msdm)Makalah 1 evaluasi kinerja (inada -11140555 -7p msdm)
Makalah 1 evaluasi kinerja (inada -11140555 -7p msdm)
 
Makalah evaluasi kerja dan kompensasi
Makalah evaluasi kerja dan kompensasiMakalah evaluasi kerja dan kompensasi
Makalah evaluasi kerja dan kompensasi
 
Makalah evaluasi kerja dan kompensasi
Makalah evaluasi kerja dan kompensasiMakalah evaluasi kerja dan kompensasi
Makalah evaluasi kerja dan kompensasi
 
Makalah evaluasi kinerja dan konpensasi uas
Makalah evaluasi kinerja dan konpensasi uasMakalah evaluasi kinerja dan konpensasi uas
Makalah evaluasi kinerja dan konpensasi uas
 
Evaluasi kinerja & kompensasi
Evaluasi kinerja & kompensasiEvaluasi kinerja & kompensasi
Evaluasi kinerja & kompensasi
 
Tugas uts asep p
Tugas uts asep pTugas uts asep p
Tugas uts asep p
 
Makalah 2 kompensasi
Makalah 2 kompensasiMakalah 2 kompensasi
Makalah 2 kompensasi
 
Makalah ke 2
Makalah ke 2Makalah ke 2
Makalah ke 2
 
Makalah 2 (UAS) Dinda Ayoe Ningtyas- 11150404- 7C MSDM
Makalah 2 (UAS) Dinda Ayoe Ningtyas- 11150404- 7C MSDMMakalah 2 (UAS) Dinda Ayoe Ningtyas- 11150404- 7C MSDM
Makalah 2 (UAS) Dinda Ayoe Ningtyas- 11150404- 7C MSDM
 
Makalah ke1 pk ade uts
Makalah ke1 pk ade utsMakalah ke1 pk ade uts
Makalah ke1 pk ade uts
 
Makalah 1 evakinkom
Makalah 1 evakinkomMakalah 1 evakinkom
Makalah 1 evakinkom
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
 
makalah 1
makalah 1makalah 1
makalah 1
 
Makalah 1
Makalah 1Makalah 1
Makalah 1
 
Makalah 1
Makalah 1Makalah 1
Makalah 1
 
Makalah 1 uts evi oktaviani
Makalah 1 uts evi oktavianiMakalah 1 uts evi oktaviani
Makalah 1 uts evi oktaviani
 
Makalah 1 uts evi oktaviani
Makalah 1 uts evi oktavianiMakalah 1 uts evi oktaviani
Makalah 1 uts evi oktaviani
 

More from Rezpector Asep

Evaluasi kinerja dan kompensasi 6
Evaluasi kinerja dan kompensasi 6Evaluasi kinerja dan kompensasi 6
Evaluasi kinerja dan kompensasi 6Rezpector Asep
 
Evaluasi kinerja dan kompensasi 14
Evaluasi kinerja dan kompensasi 14Evaluasi kinerja dan kompensasi 14
Evaluasi kinerja dan kompensasi 14Rezpector Asep
 
Evaluasi kinerja dan kompensasi 13
Evaluasi kinerja dan kompensasi 13Evaluasi kinerja dan kompensasi 13
Evaluasi kinerja dan kompensasi 13Rezpector Asep
 
Evaluasi kinerja dan kompensasi 12
Evaluasi kinerja dan kompensasi 12Evaluasi kinerja dan kompensasi 12
Evaluasi kinerja dan kompensasi 12Rezpector Asep
 
Evaluasi kinerja dan kompensasi 11
Evaluasi kinerja dan kompensasi 11Evaluasi kinerja dan kompensasi 11
Evaluasi kinerja dan kompensasi 11Rezpector Asep
 
Evaluasi kinerja dan kompensasi 9
Evaluasi kinerja dan kompensasi 9Evaluasi kinerja dan kompensasi 9
Evaluasi kinerja dan kompensasi 9Rezpector Asep
 
Evaluasi kinerja dan kompensasi 7
Evaluasi kinerja dan kompensasi 7Evaluasi kinerja dan kompensasi 7
Evaluasi kinerja dan kompensasi 7Rezpector Asep
 
Evaluasi kinerja dan kompensasi 10
Evaluasi kinerja dan kompensasi 10Evaluasi kinerja dan kompensasi 10
Evaluasi kinerja dan kompensasi 10Rezpector Asep
 
Evaluasi kinerja dan kompensasi 5
Evaluasi kinerja dan kompensasi 5Evaluasi kinerja dan kompensasi 5
Evaluasi kinerja dan kompensasi 5Rezpector Asep
 
Evaluasi kinerja dan kompensasi 4
Evaluasi kinerja dan kompensasi 4Evaluasi kinerja dan kompensasi 4
Evaluasi kinerja dan kompensasi 4Rezpector Asep
 
Evaluasi kinerja dan kompensasi 3
Evaluasi kinerja dan kompensasi 3Evaluasi kinerja dan kompensasi 3
Evaluasi kinerja dan kompensasi 3Rezpector Asep
 
Evaluasi kinerja dan kompensasi 2
Evaluasi kinerja dan kompensasi 2Evaluasi kinerja dan kompensasi 2
Evaluasi kinerja dan kompensasi 2Rezpector Asep
 

More from Rezpector Asep (12)

Evaluasi kinerja dan kompensasi 6
Evaluasi kinerja dan kompensasi 6Evaluasi kinerja dan kompensasi 6
Evaluasi kinerja dan kompensasi 6
 
Evaluasi kinerja dan kompensasi 14
Evaluasi kinerja dan kompensasi 14Evaluasi kinerja dan kompensasi 14
Evaluasi kinerja dan kompensasi 14
 
Evaluasi kinerja dan kompensasi 13
Evaluasi kinerja dan kompensasi 13Evaluasi kinerja dan kompensasi 13
Evaluasi kinerja dan kompensasi 13
 
Evaluasi kinerja dan kompensasi 12
Evaluasi kinerja dan kompensasi 12Evaluasi kinerja dan kompensasi 12
Evaluasi kinerja dan kompensasi 12
 
Evaluasi kinerja dan kompensasi 11
Evaluasi kinerja dan kompensasi 11Evaluasi kinerja dan kompensasi 11
Evaluasi kinerja dan kompensasi 11
 
Evaluasi kinerja dan kompensasi 9
Evaluasi kinerja dan kompensasi 9Evaluasi kinerja dan kompensasi 9
Evaluasi kinerja dan kompensasi 9
 
Evaluasi kinerja dan kompensasi 7
Evaluasi kinerja dan kompensasi 7Evaluasi kinerja dan kompensasi 7
Evaluasi kinerja dan kompensasi 7
 
Evaluasi kinerja dan kompensasi 10
Evaluasi kinerja dan kompensasi 10Evaluasi kinerja dan kompensasi 10
Evaluasi kinerja dan kompensasi 10
 
Evaluasi kinerja dan kompensasi 5
Evaluasi kinerja dan kompensasi 5Evaluasi kinerja dan kompensasi 5
Evaluasi kinerja dan kompensasi 5
 
Evaluasi kinerja dan kompensasi 4
Evaluasi kinerja dan kompensasi 4Evaluasi kinerja dan kompensasi 4
Evaluasi kinerja dan kompensasi 4
 
Evaluasi kinerja dan kompensasi 3
Evaluasi kinerja dan kompensasi 3Evaluasi kinerja dan kompensasi 3
Evaluasi kinerja dan kompensasi 3
 
Evaluasi kinerja dan kompensasi 2
Evaluasi kinerja dan kompensasi 2Evaluasi kinerja dan kompensasi 2
Evaluasi kinerja dan kompensasi 2
 

Recently uploaded

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 

Recently uploaded (20)

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 

KINERJA SDM

  • 1. MAKALAH EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI UNIVERSITAS BINA BANGSA Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompensasi Dosen : ade fauji, SE.MM Di Susun Oleh : Ahmad Asep Firdaus 11140203 Kelas 7I FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BINA BANGSA BANTEN 2018
  • 2. i KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat ilahirobbi, atas rahmat dan karunia- Nya serta hidayah yang telah diberikan baik dari kesehatan maupun kesempatan sehingga dapat menyusun makalah ini. Makalah ini diajukan untuk memanuhi salah satu tugas Mata Kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompensasi yang diampu oleh Bapak Ade Fauji, SE.MM. Makalah ini tidak lepas dari semua pihak yang mikut serta membantu baik dari segi moriil maupun materiil, maka selayaknya patut diucapkan banyak-banyak terima kasih atas dukungan dan motivasinya sehingga penyususan makalah ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis makalah ini mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Serang, 26 November 2018 penyusun
  • 3. ii DAFTAR ISI COVER.................................................................................................................. KATA PENGANTAR ........................................................................................... i DAFTAR ISI......................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah................................................................................... 1 C. Tujuan..................................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 2 A. Motivasi dan Kepuasan Kerja............................................................... 2 B. Mengelola Potensi Kecerdasan dan Emosional SDM ........................... 6 C. Membangun Kapabilitas dan Kompetensi SDM ................................... 10 D. Konsep Audit Kinerja dan Pelaksanaan Audit Kinerja ........................ 11 BAB III PENUTUP .......................................................................................... 21 A. Kesimpulan............................................................................................... 21 B. Saran........................................................................................................ 21 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 22
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu persoalan penting dalam pengelolaan sumber daya manusia dalam organisasi adalah evaluasi kinerja pegawai dan pemberian kompensasi. Ketidak tepatan dalam melakukan evaluasi kinerja akan berdampak pada pemberian kompensasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi perilaku dan sikap karyawan, karyawan akan merasa tidak puas dengan kompensasi yang didapat sehingga akan berdampak terbalik pada kinerja pegawai yang menurun dan bahkan karyawan akan mencoba mencari pekerjaan lain yang memberi kompensasi yang lebih baik. Setiap manusia memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda sehingga mempengaruhi emosional seseorang untuk mencapai kepuasannya. Pembangunan jiwa manusia akan kesadarannya dalam membangun potensi diri dapat mempengaruhi kinerja dan suasana kerjanya tergantung konpensasi seperti apa yang diberikan serta kinerja yang bagaimana agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan karyawannya. Dengan adanya kasus seperti inilah bagi instansi pemerintahan, maupun perusahaan swasta, evaluasi kinerja sangat berguna untuk menilai kuantitas, kualitas, efisiensi perubahan, motivasi para aparatur serta melakukan pengawasan dan perbaikan. Kinerja aparatur yang optimal sangat dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas dan menjaga kelangsungan hidup instansi ini. Dengan terbentuknya motivasi yang kuat, maka akan dapat membuahkan hasil atau kinerja yang baik sekaligus berkualitas dari pekerjaan yang dilaksanakannya. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah : 1. Motivasi dan Kepuasan Kerja 2. Mengelola Potensi Kecerdasan Dan Emosional SDM 3. Membangun Kapabilitas Dan Kompetensi SDM 4. Konsep audit Kinerja dan Pelaksanaan Audit Kinerja C. Tujuan Tujuan dibuatnya makalah ini adalah : 1. Untuk memenuhi tugas Evaluasi dan Kompensasi pada Semester 7 2. Mengetahui pembelajaran yang diajarkan oleh Dosen baik secara materi maupun tindakan pada pembelajaran dan pengetahuan. 3. Mengetahui pengertian efektifitas dalam peningkatan kinerja
  • 5. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Motivasi Dan Kepuasan Kerja Karyawan tidak bisa dilakukan seenaknya seperti mengunakan faktor produksi lainnya (mesin, modal, atau bahan baku). Karyawan juga harus selalu diikutserta dalam setiap kegiatan serta memberi peran aktif untuk menggunakan alat-alat yang ada. Tujuan perusahan hanya dapat dicapai jika para karyawan bergairah bekerja, mengarahkan kemampuannya dalam menyelesaikan pekerjaan, serta berkeinginan untuk mencapai prestasi kerja yang optimal. Jika karyawan kurang berprestasi maka sulit bagi organisasi perusahaan dapat memperoleh hasil yang baik. Untuk memperoleh sikap dan prilaku karyawan kepada yang diinginkan, manajer harus mempengaruhi kebutuhan fisik dan rohaninya. Jadi, manajer harus berusaha memberi balas jasa yang adil dan layak, serta perlakuan baik. Adapun prinsip pengintegrasian untuk menciptakan kerja sama yang baik dan saling menguntungkan salah satunya ialah dengan motivasi. 1. Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari bahasa Latin, Movere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi didefinisikan sebagai proses dimana perilaku diberikan energy dan diarahkan. Motivasi merupakan salah satu proses yang memperhitungkan dalam upaya mencapai tujuan. Pengertian tersebut mempunyai 3 elemen utama, yaitu : a. Intensity, yaitu seberapa keras seorang berusaha b. Direction, yaitu terkait dengan penyaluran upaya. c. Persistence, yaitu seberapa lama seseorang akan bertahan dalam upaya yang dilakukannya. a. Tujuan Motivasi sebagai berikut : 1) Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan. 2) Meningkatkan produktivitas kerja karyawan. 3) Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan. 4) Meningkatkan kedisiplinan karyawan. 5) Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya. 6) Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik. 7) Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan. 8) Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
  • 6. 3 b. Jenis-jenis motivasi adalah sebagai berikut: 1) Motivasi Positif (Insentif Positif); Manajer memotivasi (merangsang) bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi standar. 2) Motivasi Negatif (Insentif Negatif); Manajer memotivasi bawahan dengan standar mereka akan mendapatkan hukuman. Dengan motivasi negatif ini semangat bekerja bawahan dalam waktu pendek akan meningkat karena mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka panjang dapat berakibat kurang baik. c. Pendekatan Motivasi Ditinjau dari sudut pandang para manajer dalam rangka usahanya memotivasi kerja para bawahannya (staf, karyawan), maka dikenal 3 (tiga) macam model pendekatan untuk mengembangkan motivasi, yaitu: 1) Model Tradisional Model Tradisional ini mengacu pada hasil penenelitian dan pandangan Frederick Wislow Taylor yaitu perlunya spesialisasi tugas pekerjaan yang sedemikian rupa sehingga dapat mencapai efisiensi gerak dan waktu yang sangat singkat untuk menghasilkan yang lebih banyak. 2) Model Hubungan Manusia (Human Relation Model) Hal ini berarti kepuasan dalam berkarir harus ditingkatkan sehingga para manajer harus dapat memotivasi staf atau karyawan dengan cara antara lain. Dengan memperhatikan kebutuhan material dan non material karyawan maka motivasi bekerjanya akan meningkat pula. Jadi motivasi karyawan adalah untuk mendapatkan kebutuhan material dan nonmaterial. 3) Model Sumber Daya Manusia (Human Resources Model) Para peneliti seperti Argyris dan Likert, menyatakan bahwa para staf atau karyawan di motivasi oleh banyak faktor – tidak hanya uang (upah yang meningkat) atau keinginan untuk mencapai kepuasan dan kontak sosial yang bebas dari pengawasan, Para staf atau karyawan diperkenankan dan dibebaskan untuk menjadi self direction dan self controlling. Hal ini akan memungkinkan para staf atau karyawan meningkatkan potensinya secara maksimal dan menghasilkan perpaduan antara kepuasan organisasi dan kepuasan karyawan.
  • 7. 4 d. Teori Motivasi Ditinjau dari sudut pandang para manajer dalam rangka usahanya memotivasi kerja para bawahannya (staf, karyawan), maka dikenal 3 (tiga) macam model pendekatan untuk mengembangkan motivasi, yaitu: 1) Teori Kepuasan (Content Theory) Teori ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri orang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung, dan menghentikan perilakunya. 2) Teori Proses Motivasi (Process Theory) Pada teori proses pada dasarnya berusaha menjawab pertanyaan, bagaimana menguatkan, mengarahkan, memelihara dan menghentikan perilaku individu agar setiap individu bekerja giat sesuai dengan keinginan manajer. 3) eori Pengukuhan (Reinforcement Theory) Teori ini didasarkan atas hubungan sebab dan akibat dari perilaku dengan pemberian kompensasi. Misalnya promosi tergantung dari prestasi yang selalu dapat dipertahankan. 2. Kepuasan Kerja Kepuasan kerja menurut Susilo Martoyo (1992:115), pada dasarnya merupakan salah satu aspek psikologis yang mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya,ia akan merasa puas dengan adanya kesesuaian antara kemampuan, keterampilan dan harapannya dengan pekerjaan yang ia hadapi. Kepuasan sebenarnya keadaan yang sifatnya subyektif yang merupakan hasil kesimpulan yang didasarkan pada suatu perbandingan mengenai apa yang diterima pegawai dari pekerjaannya dibandingkan dengan yang diharapkan, diinginkan, dan dipikirkannya sebagai hal yang pantas atau berhak atasnya. Sementara setiap karyawan/ pegawai secara subyektif menentukan bagaimana pekerjaan itu memuaskan. Kepuasan kerja dapat terlihat pada sikap positif karyawan terhadap pekerjaannya juga lingkungan pekerjaannya.Seorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap positif terhadap kerja itu, sebaliknya seseorang tidak puas dengan pekerjaannya menunjukkan sikap negatif terhadap kerja itu. (Robbins, 1996 : 179). Kepuasan ada 2 macam. Pertama, bila apa yang diterima sama dengan apa yang diinginkan. Kedua, bila apa yang diterima sesuai dengan apa yang patut diterima atau yang patut dijadikan hak berdasarkan perjanjian kerja.
  • 8. 5 a. Hubungan motivasi dengan kepuasan kerja Seorang pimpinan, baik secara individual maupun sebagai kelompok, tidak mungkin dapat bekerja sendirian. Pimpinan membutuhkan sekelompok orang lain, yang dengan istilah populer dikenal sebagai bawahan, yang digerakkan sedemikian rupa sehingga para bawahan itu memberikan pengabdian dan sumbangsihnya kepada organisasi, terutama dalam cara bekerja yang efisien, efektif, ekonomis dan produktif. Dari kenyataan, maka pemberian motivasi dikatakan penting, karena pimpinan atau manajer itu tidak sama dengan karyawan, karena seorang pimpinan tidak dapat melakukan pekerjaan sendiri. Keberhasilan organisasi amat ditentukan oleh hasil kerja yang dilakukan orang lain (bawahan). Untuk melaksanakan tugas sebagai seorang manajer ia harus membagi-bagi tugas dan pekerjaan tersebut kepada seluruh pagawai yang ada dalam unit kerjanya sesuai hierarkhi. Seorang pimpinan harus mampu menciptakan suasana yang kondusif, memberikan cukup perhatian, memberikan penghargaan terhadap prestasi kerja, menjalin komunikasi yang baik dengan seluruh pegawai. Untuk menciptakan kondisi demikian, diperlukan adanya usaha- usaha untuk meningkatkan kualitas dan kepuasan kerja bagi setiap pegawai. Ini dimungkinkan bila terwujudnya peningkatan motivasi kerja pegawai secara optimal. Sebab bagaimanapun juga tujuan organisasi/perusahaan, salah satunya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kepuasan kerja pegawai. b. Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan dilihat dari indicator-indikator pembentuk kepuasan kerja yaitu tantangan kerja, imbalan dan penghargaan yang sewajarnya, kondisi kerja dilingkungan perusahaan, rekan kerja yang mendukung dan kesesuaian kerja dengan kepribadian karyawan. Sistem reward akan mendorong kepuasan kerja sedangkan kepuasan kerja akan mampu mempengaruhi kinerja karyawan apabila reward diberikan secara terbuka, adil dan wajar. Selain itu menyatakan bahwa kinerja karyawan dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu kepuasan kerja, kebutuhan berprestasi dan motivasi. Secara keseluruhan, tiga hal yang paling utama diinginkan oleh karyawan adalah gaji yang baik, keamanan kerja dan kesempatan untuk berkembang.
  • 9. 6 c. Motivasi terhadap kinerja karyawan Motivasi memberikan pengaruh pada kinerja karyawan, dilihat dari indicator motivasi yang terdiri dari prestasi, pengaruh pengendalian, ketergantungan, dan hubungann personal. Prestai merupakan faktor yang paling dominan kemudian hubungan interpersonal, ketergantungan, pengendalian dan pengaruh. Karyawan yang memiliki motivasi tinggi akan memiliki tingkat kinerja yang signifikan dibandingkan dengan karyawan yang tidak memiliki motivasi. Atasan yang hendak meningkatkan produktifitas bawahannya seharusnya melibatkan aktifitas yang secara langsung meningkatkan motivasi bawahan. B. MENGELOLA POTENSI KECERDASAN DAN EMOSIONAL SDM Konsep inteligensi atau kecerdasan bukanlah konsep yang statis. Mulai dikembangkan oleh Sir Farncis Galton pada tahun 1869 dengan dasar pandangan bahwa kecerdasan pada dasarnya adalah kecerdasan intelektual atau kemudian dikenal dengan istilah IQ. Konsep ini kemudian terus berkembang menjadi EQ (emotional quotient) atau kecerdasan emosional, SQ (social quiotient) atau kecerdasan social, ESQ (emotional social quotient) atau kecerdasan social dan emosional, AQ (adversity quotient) atau kecerdasan adversity, dan yang paling mutakhir kecerdasan kenabian (prophetic intelligence). Mengenai pengertian EQ, SQ dan IQ, hubungan antara ketiganya, dan pengaruhanya terhadap kesuksesan seseorang dalam hal ini pegawai serta model mencapai keefektivitasan yang dapat dilakukan didasarkan pada EQ, SQ dan IQ. 1. Pengertian Teori Kecerdasan Emosi Kecerdasan emosional atau yang biasa dikenal dengan EQ (bahasa Inggris: emotional quotient) adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan oranglain di sekitarnya. Dalam hal ini, emosi mengacu pada perasaan terhadap informasi akan suatu hubungan. Sedangkan, kecerdasan (intelijen) mengacu pada kapasitas untuk memberikan alasan yang valid akan suatu hubungan. Kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali diri sendiri dan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan hubungannya dengan orang lain (Goleman,2001:512). Seseorang dengan kecerdasan emosional yang berkembang dengan baik, kemungkinan besar akan berhasil dalam kehidupannya karena mampu menguasai kebiasaan berfikir yang mendorong produktivitas (Widagdo, 2001).
  • 10. 7 Goleman (2001) membagi kecerdasan emosional yang dapat memperngaruhi keberhasilan seseorang dalam bekerja ke dalam lima bagian utama yaitu kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan ketrampilan sosial. Berikut ini adalah beberapa pendapat tentang kecerdasan emosional menurut para ahli (Mu’tadin, 2002), yaitu: a. Salovey dan Mayer (1990) Salovey dan Mayer (1990) mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran, memahami perasaan dan maknanya, dan mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga dapat membantu perkembangan emosi dan intelektual. b. Cooper dan Sawaf (1998) Cooper dan Sawaf (1998) mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh yang manusiawi. Lebih lanjut dijelaskan, bahwa kecerdasan emosi menuntut seseorang untuk belajar mengakui, menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain serta menanggapinya dengan tepat dan menerapkan secara efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-hari. c. Howes dan Herald (1999) Howes dan Herald (1999) mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai komponen yang membuat seseorang menjadi pintar menggunakan emosinya. Lebih lanjut dijelaskan, bahwa emosi manusia berada di wilayah dari perasaan lubuk hati, naluri yang tersembunyi dan sensasi emosi yang apabila diakui dan dihormati, kecerdasan emosional akan menyediakan pemahaman yang lebih mendalam dan lebih utuh tentang diri sendiri dan orang lain. d. Goleman (2003) Goleman (2003) mendefiniskan kecerdasan emosional sebagai kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi, dan menunda kepuasan serta mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional tersebut seseorang dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan, dan mengatur suasana hati. Goleman (2003) menjelaskan bahwa kecerdasan emosional terbagi ke dalam lima wilayah utama, yaitu kemampuan mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan kemampuan membina hubungan dengan orang lain. Secara jelas hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Kesadaran Diri (Self Awareness)
  • 11. 8 Self Awareness adalah kemampuan untuk mengetahui apa yang dirasakan dalam dirinya dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri, memiliki tolok ukur yang realistis atas kemampuan diri sendiri dan kepercayaan diri yang kuat. 2) Pengaturan Diri (Self Management) Self Management adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan dan menangani emosinya sendiri sedemikian rupa sehingga berdampak positif pada pelaksanaan tugas, memiliki kepekaan pada kata hati, serta sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran dan mampu pulih kembali dari tekanan emosi. 3) Motivasi (Self Motivation) Self Motivation merupakan hasrat yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun diri menuju sasaran, membantu pengambilan inisiatif serta bertindak sangat efektif, dan mampu untuk bertahan dan bangkit dari kegagalan dan frustasi. 4) Empati (Empathy/Social awareness) Empathy merupakan kemampuan merasakan apa yang dirasakakan orang lain, mampu memahami perspektif orang lain dan menumbuhkan hubungan saling percaya, serta mampu menyelaraskan diri dengan berbagai tipe hubungan. 5) Ketrampilan Sosial (Relationship Management) Relationship Management adalah kemampuan untuk menangani emosi dengan baik ketika berhubungan sosial dengan orang lain, mampu membaca situasi dan jaringan sosial secara cermat, berinteraksi dengan lancar, menggunakan ketrampilan ini untuk mempengaruhi, memimpin, bermusyawarah, menyelesaikan perselisihan, serta bekerja sama dalam tim. e. Menurut Prati, et al. (2003) Menurut Prati, et al. (2003) kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk membaca dan memahami orang lain, dan kemampuan untuk menggunakan pengetahuan untuk mempengaruhi orang lain melalui pengaturan dan penggunaan emosi. Jadi kecerdasan emosi dapat diartikan tingkat kecemerlangan seseorang dalam menggunakan perasaannya untuk merespon keadaan perasaan dari diri sendiri maupun dalam menghadapi lingkungannya. Sementara itu menurut Bitsch (2008) indikator yang termasuk dalam variabel kecerdasan emosional ada 7. Tujuh indikator tersebut diukur dengan ”The Yong emotional intelligence Inventory (EQI)”, yakni kuesioner self-report yang mengukur 7 indikator tersebut adalah: 1) Intrapersonal skills, 2) Interpesonal skills, 3) Assertive, 4) Contentment in life, 5) Reselience, 6) Self-esteem, 7) Self-actualization.
  • 12. 9 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi a. Faktor Internal. Faktor internal adalah apa yang ada dalam diri individu yang mempengaruhi kecerdasan emosinya. Faktor internal ini memiliki dua sumber yaitu segi jasmani dan segi psikologis. Segi jasmani adalah faktor fisik dan kesehatan individu, apabila fisik dan kesehatan seseorang dapat terganggu dapat dimungkinkan mempengaruhi proses kecerdasan emosinya. Segi psikologis mencakup didalamnya pengalaman, perasaan, kemampuan berfikir dan motivasi. b. Faktor Eksternal. Faktor ekstemal adalah stimulus dan lingkungan dimana kecerdasan emosi berlangsung. Faktor ekstemal meliputi: 1) Stimulus itu sendiri, kejenuhan stimulus merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam memperlakukan kecerdasan emosi tanpa distorsi dan 2) Lingkungan atau situasi khususnya yang melatarbelakangi proses kecerdasan emosi. Objek lingkungan yang melatarbelakangi merupakan kebulatan yang sangat sulit dipisahkan. 3. Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosional a. Membaca situasi, dengan memperhatikan situasi sekitar, kita akan mengetahui apa yang harus dilakukan. b. Mendengarkan dan menyimak lawan bicara, dengarkan dan simak pembicaraan dan maksud dari lawan bicara, agar tidak terjadi salah paham serta dapat menjaga hubungan baik. c. Siap berkomunikasi, jika terjadi suatu masalah, bicarakanlah agar tidak terjadi salah paham. d. Tak usah takut ditolak, setiap usaha terdapat dua kemungkinan, diterima atau ditolak, jadi siapkan diri dan jangan takut ditolak. e. Mencoba berempati, EQ tinggi biasanya didapati pada orang-orang yang mampu berempati atau bisa mengerti situasi yang dihadapi orang lain. f. Pandai memilih prioritas, ini perlu agar bisa memilih pekerjaan apa yang mendesak, dan apa yang bisa ditunda. g. Siap mental, situasi apa pun yang akan dihadapi, kita harus menyiapkan mental sebelumnya. h. Ungkapkan lewat kata-kata, katakan maksud dan keinginan dengan jelas dan baik, agar dapat salaing mengerti. i. Bersikap rasional, kecerdasan emosi berhubungan dengan perasaan, namun tetap berpikir rasional. j. Fokus, konsentrasikan diri pada suatu masalah yang perlu mendapat perhatian. Jangan memaksa diri melakukannya dalam 4-5 masalah secara bersamaan.
  • 13. 10 4. Pengukuran Kompetensi Emosional EI (Emotional Inventory)Kemampuan biasanya diukur menggunakan tes kinerja maksimum dan memiliki hubungan yang kuat dengan kecerdasan tradisional, sedangkan EI sifat biasanya diukur dengan menggunakan kuesioner laporan diri dan memiliki hubungan yang kuat dengan kepribadian. Dua alat pengukuran didasarkan pada model Goleman: a. Inventory Emotional Kompetensi (ECI), yang diciptakan pada tahun 1999, dan Inventarisasi Kompetensi Emosional dan Sosial (ESCI), yang diciptakan pada tahun 2007. b. The Appraisal Kecerdasan Emosional, yang diciptakan pada tahun 2001 dan yang dapat diambil sebagai laporan diri atau 360 derajat penilaian. C. MEMBANGUN KAPABILITAS DAN KOMPETENSI SDM Barney (1991) mengemukakan empat kondisi yang harus dipenuhi sebelum suatu sumber daya dapat disebut sebagai sumber keunggulan kompetitif berkelanjutan sebagai berikut: 1. merupakan sumber daya organisasional yang sangat berharga (valuable), terutama dalam kaitannya dengan kemampuan untuk mengeksploitasi kesempatan dan atau menetralisasi ancaman dari lingkungan perusahaan. 2. relative sulit untuk dikembangkan, sehingga menjadi langka di lingkungan kompetitif. 3. sangat sulit untuk ditiru atau diimitasi. 4. tidak dapat dengan muddah digantikan substitute yang secara strategis signifikan. masalahnya adalah bagaimana “menterjemahkan” berbagai strategi, kebijakan dan praktik MSDM menjadi keunggulan kompetitif berkelanjutan. Menurut Covey, Roger dan Rebecca Merrill (1994), kompetensi tersebut mencakup: 1. Kompetensi teknis, pengetahuan dan keahlian untuk mencapai hasil- hasil yang telah disepakati, kemampuan untuk memikirkan persoalan dan mencari alternatif- alternatif baru 2. Kompetensi Konseptual, kemampuan untuk melihat gambar besar, untuk menguji berbagai pengandaian dan pengubah prespektif 3. Kompetensi untuk hidup, dan saling ketergantungan kemampuan secara efektif dengan orang lain, termasuk kemampuan untuk mendengar, berkomunikasi, mendapat alternatif ketiga. Jadi penjabaran secara lebih detail dari sebuah Manajemen Sumber Daya Berbasis Kompetensi adalah sebuah proses untuk merencanakan, mengorganisasi, melaksanakan serta mengendalikan semua aktifitas seorang tenaga kerja yang dimulai sejak proses rekruitmen, pengembangan diri, perencanaan karier, evaluasi kerja, rencana suksesi, maupun sistem renumerasi hingga memasuki masa pensiun tenaga kerja tersebut, dimana semua proses untuk mengambil sebuah keputusan
  • 14. 11 didasari pada sebuah informasi akan kebutuhan dari kompetensi sebuah jabatan, serta kompetensi setiap individu guna menggapai tujuan perusahaan atau sebuah organisasi. 1. Jenis Kompetensi Jenis kompetensi ada dua macam kompetensi, yaitu : a. Soft Competency atau Kompetensi Manajerial, yakni sebuah kompetensi yang berhubungan dengan kemampuan mengelola pegaewai, serta membangun hubungan dengan orang lain., seperti kemampuan untuk memecahkan masalah, kemampuan memimpin, dan kemampuan untuk membangun komunikasi. b. Hard Competency atau Kompetensi Teknis, yakni sebuah kompetensi yang berhubungan dengan kapasitas fungsional sebuah pekerjaan yang berkaitan dengan keteknisan yang berhubungan dengan pekerjaan yang dilakoni., seperti kemampuan pemasaran/ marketing, akuntansi, dll. 2. Area lingkup sebuah pengelolaan Kompetensi Dalam lingkup sebuah pengelolaan Kompetensi meliputi : a. Organisasi/ perusahaan itu sendiri berikut semua orang yang menduduki jabatan dalam perusahaan / organisasi itu. b. Pengelolaan kompetensi dengan melibatkan kompetensi teknis yang dikombinasikan dengan kompetensi manajerial. c. Mengelola data semua jabatan, sehingga kebutuhan dari kompetensi setiap jabatan, hingga menentukan tingkat kebutuhan kompetensi jabatan. d. Mengelola data semua karyawan/ anggota maupun kompetensi perseorangan. e. Mengeterapkan prinsip mengisi celah yang kosong dengan sebuah persaingan kompoetensi yang sehat. f. Mengaplikasikan sistem dalam merencanakan karier yang meliputi tata cara pencapaian sebuah karir, rotasi jabatan, pengajuan promosi jabatan dan suksesi kepemimpinan. g. Menghaplikasikan sistem dari manajemen sebuah kinerja. D. KONSEP AUDIT KINERJA DAN PELAKSANAAN AUDIT KINERJA Audit kinerja dapat dilaksanakan oleh external auditor maupun internal auditor. Sesuai amanat UU No. 15 Tahun 2004 dan PP No. 60 Tahun 2008. UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara memberikan mandat dan kewenangan kepada BPK – sebagai lembaga pemeriksa eksternal – untuk melaksanakan audit kinerja. Di sisi lain, PP No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah juga memberikan
  • 15. 12 kewenangan pada Aparat Pengawas Intern Pemerintah untuk melaksanakan audit kinerja, sebagai suatu bentuk pengawasan. Dengan demikian, auditor eksternal dan auditor internal perlu berkoordinasi dalam melaksanakan audit kinerja. Jangan sampai terjadi overlapping. Keduanya harus menjaga hubungan dan komunikasi yang harmonis agar tercipta konfigurasi audit kinerja yang baik. Audit kinerja saat ini merupakan genderang perang bagi Kementerian dan lembaga setelah keluan Keterbukaan Informasi Publik (KIP), Kementerian dan Lembaga Pemerintah sangat komitmennya untuk meningkatkan praktik dan kapasitasnya di bidang audit kinerja. Audit kinerja merupakan salah satu jenis audit yang dilakukan sebagai pengembangan diri audit keuangan. Audit kinerja untuk menilai tingkat keberhasilan kinerja suatu Kementerian/Lembaga Pemerintah, untuk memastikan sesuai atau tidaknya sasaran yang kegiatan yang menggunakan anggaran. Oleh karena audit kinerja (performence audit merupakan perluasan dari audit keuangan yang meliputi : ekonomi, efisien dan efektifitas, maka auditor yang akan melaksanakan kegiatan harus memperoleh informasi tentan organisasi, meliputi struktur organisasi, prosedur kerja dan sistem informasi dan pelaporan keuangan dan kegiatan kepada manajemen. 1. Pengertian Audit MSDM Audit SDM merupakan penilaian dan analisis yang komprehensif terhadap program-program SDM. Walaupun secara khusus audit ini dilakukan pada departemen SDM, tetapi tidak terbatas hanya pada aktivitas yang terjadi pada departemen ini. Audit termasuk studi terhadap fungsi manajemen SDM pada organisasi secara keseluruhan termasuk yang dilaksanakan oleh manajer dan para supervisor. Audit SDM menekankan penilaian (evaluasi) terhadap berbagai aktivitas SDM yang terjadi pada perusahaan dalam rangka memastikan apakah aktivitas tersebut telah berjalan secara ekonomis, efisien dan efektif dalam mencapai tujuannya dan memberikan rekomendasi perbaikan atas berbagai kekurangan yang masih terjadi pada aktivitas SDM yang diaudit untuk meningkatkan kinerja dari program/aktivitas tersebut. Audit bisa dilakukan terhadap satu divisi atau departemen, atau mungkin juga dilakukan terhadap keseluruhan organisasi. Dari hasil audit akan diketahui apakah kebutuhan potensial SDM perusahaan telah terpenuhi atau tidak dan berbagai hal aktivitas SDM yang masih bisa ditingkatkan kinerjanya. Audit SDM membantu perusahaan meningkatkan kinerja atas pengelolaan SDM dengan cara: a. Menyediakan umpan balik nilai kontribusi fungsi SDM terhadap strategi bisnis dan tujuan perusahaan. b. Menilai kualitas praktik, kebijakan dan pengelolaan SDM. c. Melaporkan keberadaan SDM saat ini dan langkah-langkah perbaikan yang dibutuhkan. d. Menilai biaya dan manfaat praktik-praktik SDM. e. Menilai hubungan SDM dengan menajemen lini dan cara-cara meningkatkannya.
  • 16. 13 f. Merancang panduan untuk menentukan standar kinerja SDM. g. Mengidentifikasi area yang perlu diubah dan ditingkatkan dengan rekomendasi khusus. Menurut Rosari (2008) Audit SDM merupakan suatu metode evaluasi untuk menjamin bahwa potensi SDM dikembangkan secara optimal Secara lebih terinci, audit SDM juga memberi feedback dan kesempatan untuk: 1. Mengevaluasi keefektifan berbagai fungsi SDM yang meliputi rekrutmen dan seleksi, pelatihan dan penilaian kinerja. 2. Menganalisis kontribusi fungsi SDM pada operasi bisnis perusahaan. 3. Melakukan benchmarking kegiatan SDM untuk mendorong perbaikan secara berkelanjutan. 4. Mengidentifikasi berbagai masalah strategi dan administratif implementasi fungsi SDM. 5. Menganalisis kepuasan para pengguna pelayanan departemen SDM 6. Mengevaluasi ketaatan terhadap berbagai peraturan perundang- undangan, kebijakan dan regulasi pemerintah. 7. Meningkatkan keterlibatan fungsi lini dalam implementasi fungsi SDM. 8. Mengukur dan menganalisis biaya dan manfaat setiap program dan kegiatan SDM 9. Memperbaiki kualitas staf SDM. 10. Memfokuskan staf SDM pada berbagai isu penting dan mempromosikan perubahan serta kreatifitas. 2. Tujuan Audit MSDM Ada beberapa hal yang ingin dicapai melalui Audit Msdm yang merupakan tujuan dilakukannya audit tersebut, yaitu : a. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan dan hasil kerja karyawan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. b. Untuk mengetahui apakah semua karyawan dapat menyelesaikan job description-nya dengan baik dan tepat waktu. c. Sebagai pedoman menentukan besarnya balas jasa kepada setiap karyawan. d. Sebagai dasar pertimbangan pemberian pujian dan atau hukuman kepada setip karyawan. e. Sebagai dasar pertimbangan pelaksanaan mutasi vertikal (promosi atau demosi), horizontal, dan atau alih tugas bagi karyawan. f. Untuk memotifasi peningkatan semangat kerja, prestasi kerja, dan disiplin karyawan. g. Untuk menghindari terjadinya kesalahan sedini mungkin dan tindakan perbaikannyadapat dilakukan secepatnya. h. Sebagai dasar pertimbangan ikut sertanya karyawan mengikuti pengembangan (pelatihan pendidikan). i. Untuk memenuhi ego dan kepuasan dengan memperhatikan nilai mereka.
  • 17. 14 j. Sebagai pedoman yang efektif dalam melaksanakan seleksi penerimaan karyawan di masa datang. k. Sebagai dasar penilaian kembali rencana sdm apakah sudah baik atau tidak, atau masih perlu disempurnakan kembali. 3. Manfaat Audit MSDM a. Mengidentifikasi konstribusi departemen sumber daya manusia bagi organisasi b. Meningkatkan citra professional departemen sumber daya manusia c. Mendorong tanggung jawab dan profesionalisme yang lebih besar diantara anggota-anggota departemen sumber daya manusia d. Menjelaskan tugas dan tanggung jawab departemen sumber daya manusia e. Merangsang keseragaman berbagai kebijakan dan praktik sumber daya manusia f. Menemukan masalah sumber daya manusia yang kritis g. Memastikan ketaatan yang tepat waktu terhadap berbagai ketentuan hukum h. Mengurangi biaya sumber daya manusia melalui prosedur personalia yang efektif i. Menciptakan peningkatan penerimaan terhadap perubahan yang dibutuhkan didalam departemen sumber daya manusia j. Mewajibkan suatu telaah yang cermat atas system informasi departemen 4. Jenis Audit MSDM a. Audit Laporan Keuangan Audit terhadap laporan keuangan suatu entitas atau organisasi yang akan menghasilkan opini mengenai relevansi, akurasi, dan kelengkapan laporan-laporan tersebut. b. Audit Operasional Pengkajian terhadap setiap bagian organisasi terhadap prosedur operasi standar yang diterapkan dengan tujuan untuk mengevaluasi efisiensi, efektivitas, dan keekonomisan. c. Audit Ketaatan Proses kerja yang menentukan apakah yang diaudit telah mengikuti standar, prosedur, dan aturan tertentu yang telah ditetapkan. d. Audit Investigatif Serangkaian kegiatan mengenali, mengidentifikasi, dan menguji secara detail informasi dan fakta-fakta yang ada untuk mengungkap kejadian yang sebenarnya dalam rangka pembuktian untuk mendukung proses hukum atas dugaan penyimpangan yang dapat merugikan keuangan suatu entitas.
  • 18. 15 5. Proses Audit MSDM Pelaksanaan audit SDM dilakukan oleh atasan langsung dan manajer urusan SDM, baik secara individual maupun kolektif. Audit SDM dilakukan secara formal dan informal, baik langsung maupun tidak langsung (laporan tertulis). Audit formal dilakukan oleh atasan langsung atau orang yang dapat memberikan sanksi. Audit informal dilakukan oleh masyarakat sehingga tidak dapat memberikan sanksi, tetapi penilaiannya sangat objektif jadi perlu diperhatikan penilai formal sebagai masukan. Audit SDM baru ada artinya jika ada tindak lanjut dari hasilnya. Hal ini perlu supaya karyawan termotivasi untuk meningkatkan disiplin, semangat kerja, dan perilakunya. Standar pekerjaan lapangan ketiga menyebutkan beberapa prosedur audit yang harus dilaksanakan oleh auditor dalam mengumpulkan berbagai tipe bukti audit. Prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan tipe bukti audit tertentu yang harus diperoleh pada saat tertentu dalam audit. Prosedur audit yang disebutkan dalam standar tersebut meliputi inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi. Disamping auditor memakai prosedur audit yang disebutkan dalam standar tersebut, auditor melaksanakan berbagai prosedur lainnya untuk mengumpulkan bukti audit yang akan dipakai sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atasa laporan keuangan auditan. Prosedur audit lain tersebut meliputi: penelusura, pemeriksaan bukti pemdukung, penghitungan, dan scanning. Dengan demikian, prosedur audit yang biasa dilakukan oleh auditor meliputi: a. Inspeksi Inspeksi merupakan pemeriksaan secara rinci terhadap dokumen atau kondisi fisik sesuatu. Prosedur audit ini banyak dilakukuan oleh auditor. Dengan melakukan inspeksi terhadap sebuah dokumen, auditor akan dapat menentukan keaslian dokumen tersebut. Dengan melakukan inspeksi terhadap kondisi fisik suatu aktiva tetap misalnya, auditor akan dapat memperoleh informasi mengenai eksistensi dan keadaam fisik aktiva tersebut. b. Pengamatan Pengamatan atau observasi merupakan prosedur audit yang digunakan oleh auditor untuk melihat atau menyaksikan pelaksanaan suatu kegiatan. Contoh kegiatan yang biasa diamati oleh auditor dalam auditnya adalah: penghitungan fisik sediaan yang ada digunakan klien, pembuatan dan persetujuan voucher, cara penyimpanan kas yang ada ditangan klien. Dengan pengamatan ini auditor akan dapat memperoleh bukti visual mengenai pelaksanaan suatu kegiatan. Objek yang diamati auditor adalah karyawan, prosedur, dan proses. c. Konfirmasi Seperti telah diuraikan diatas, konfirmasi merupakan bentuk penyelidikan yang memungkinkan auditor memperolh informasi secara langsung dari pihak ketiga yang bebas. Prosedur yang biasa ditempuh oleh auditor dalam konfirmasi ini adalah sebagai berikut :
  • 19. 16 1) Auditor meminta dari klien untuk menanyakan informasi tertentu kepada pihak luar. 2) Klien meminta kepada pihak luar yang ditunjuk oleh auditor untuk memberikan jawaban langsung kepada auditor mengenai informasi yang ditanyakan oleh auditor tersebut. 3) Auditor menerima jawaban langsung dari pihak ketiga tersebut. d. Permintaan keterangan Permintaan keterangan merupakan prosedur audit yang dilakukan dengan meminta keterangan secara lisan. Bukti audit yang dihasilkan dari prosedur ini adalah bukti lisan dan bukti documenter. Contoh prosedur audit ini adalah: permintaan keterangan auditor mengenai tingkat keusangan sediaan yang ada digudang, permintaan keterangan yang diajukan kepada penasehat hukum klien mengenai kemungkinan keputusan perkara pengadilan yang sedang ditangani oleh penasehat hukum tersebut. e. Penelusuran Dalam melaksanakan prosedur audit ini, auditor melakukan penelusuran informasi sejak mula-mula data tersebut direkam pertama kali dalam dokumen, dilanjutkan dengan pelacakan pengolahan data tersebut dalam proses akuntansi. Prosedur audit ini terutama diterapkan terhadap bukti documenter. Contoh prosedur penelusuran yang dilakukan oleh auditor adalah pemeriksaan terhadap transaksi penjualan yang dimulai oleh auditor dengan memeriksa informasi dalam surat order dari customer, diusut kemudian dengan informasi yang berkaitan dalam surat order penjualan, laporan pengiriman barang, faktur penjualan, jurnal penjualan, dan akun piutang usaha dalam buku pembantu piutang usaha. Penelusuran dilakukan dengan tujuan untuk menetukan ketelitian dan kelengkapan catatan akuntansi. f. Pemeriksaan dokumen pendukung Pemeriksaan dokumen pendukung (vouching) merupakan prosedur audit yang meliputi: 1. Inspeksi terhadap dokumen-dokumen yang mendukung suatu transaksi atau data keuangan untuk menentukan kewajaran dan keberanannya. 2. Pembandingan dokumen tersebut dengan catatan akuntansi yang berkaitan. Prosedur audit ini berlawanan arahanya dengan prosedur penelusuran. Dalam penelusuran, auditor bertolak dari dokumen kemudiuan mengusut pencatatannya ke dalam catatan-catatan akuntansi yang berkaitan, sedangkan dalam vouching, auditor bertolak dari catatan akuntansi, kembaliu memeriksa dokumen-dokumen yang mendukung informasi yang dicatat dalam catatan tersebut. Prosedur ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh bukti audit mengenai kebenaran perlakuan akuntansi terhadap transaksi yang terjadi.
  • 20. 17 g. Penghitungan (Counting) Prosedur audit ini meliputi : 1. Penghitungan fisik terhadap sumber daya berwujud seperti kas atau sediaan di tangan 2. Pertanggungjawaban semua formulir bernomor urut tercetak. Penghitungan fisik digunakan untuk mengevaluasi bukti fisik kuantitas yang ada di tangan, sedangkan pertanggung jawaban formulir bernomor urut tercetak digunakan untuk mengevaluasi bukti documenter yang mendukung kelengkapan catatan akuntansi. h. Scanning Scanning merupakan penelaahan secara cepat terhadap dokumen, catatan dan daftar untuk mendeteksi unsur-unsur yang tampak tidak biasa yang memerlukan penyelidikan lebih mendalam. i. Pelaksanaan ulang Prosedur audit ini merupakan pengulangan aktivitas yang dilaksanakan oleh klien. Umumnya pelaksanaan ulang diterapkan pada perhitungan dan rekonsiliasi yang telah dilakukan oleh klien. Contohnya adalah perhitungan ulang julah total dalam jurnal, perhitungan ulang biaya depresiasi, biya bunga terutang, perkalian antarakuantitas dengan harga satuan dalam inventory summary sheets, dan perhitungan ulang penjumlahan dalam rekonsiliasi bank. j. Computer-assisted audit techniques Bilamana catatan akuntansi klien diselenggarakan dalam media elektronik, auditor perlu menggunakan computer-asissted audit techniques dalam menggunakan berbagai prosedur audit yang dijelaskan diatas. Sebagai contoh, auditor menggunakan suatu computer audit software tertentu dalam melaksanakan perhitungan jumlah saldo piutang usaha menurut buku pembantu piutang usaha, pemilihan nama debitur yang akan dikirimi surat konfirmasi, perhitungan berbagai ratio dalam prosedur analitik, perbandingan unsure data yang terdapat dalam berbagai files. 6. Pendekatan Audit MSDM Untuk mengevaluasi aktivitas-aktivitas SDM dengan menggunakan pendekatan riset. Ketajaman riset akan sangat tergantung pada disain-disain dan statistic yang akurat. Biasanya riset ini membenahi kinerja departemen, yang menggunakan riset terapan (applied research). Pendekatan riset yang dapat dipakai adalah: a. Pendekatan komparatif (comparative approach) Pendekatan ini menggunakan perusahaan lain menjadi model. Pendekatan ini sering digunakan untuk membandingkan ketidakhadiran , perputaran karyawan, dan data gaji, atau program SDM yang bersifat spesifik.pendekatan ini membantu menditeksi bidang-bidang yang membutuhkan pembenahan.
  • 21. 18 b. Pendekatan otoritas pihak luar (outside authority approach) Tim audit SDM bergantung pada keahlian konsultan dari luar atau temuan-temuan riset yang dipublikasikan sebagai suatu standar terhadap akitivitas-aktivitas atau program SDM yang dievaluasi. Standar ditentukan oleh kosultan atau dari temuan riset. Konsultan ataupun temuan-temuan riset dapat membantu mendiagnosis penyebab masalah-masalah yang timbul. c. Pendekatan statistikal Dari catatan-catatan yang ada tim audit menghasilkan standar- standar statistic terhadap aktivitas-aktivitas dan program-program SDM yang dievaluasi. Dari standard matematis ini tim audit bisa menemukan kesalahan-keslahan pada saat kesalahan tersebut masih relative dini/kecil. d. Pendekatan kepatuhan (compliance approach) Metode ini meninjau pratik-pratik masa lalu untuk menentukan apakah tindakan-tindakan tersebut mengikuti kebijakan dan prosedur perusahaan. Sering tim audit menelaah suatu sampel formulir kepegawaian, kompensasi, disiplin dan penilaian kinerja. Tujuan telaah ini untuk memastikan bahwa manajer operasi patuh terhadap peraturan internal dan regulasi legal. e. Pendekatan manajemen berdasarkan tujuan (management by objective) Dilaksanakan dengan menbandingkan hasil-hasil kegiatan personalia dengan tujuan-tujuan yang telah di tetapkan. Bidang-bidang pelaksanaan kerja dapat dideteksi dengan metode ini. 7. Alat-alat Audit Adapun alat-alat tersebut adalah, sebagai berikut: a. Interview atau wawancara Wawancara terhadap karyawan dan manajer memberikan auditor alat yang sangat kuat untuk mengumpulkan informasi tentang kegiatan SDM dan mengidentifikasi bidang-bidang yang membutuhkan perbaikan. Contohnya, ketika ada maslah pergantian karyawan katakanlah pada depatemen Loan Officer diidentifikasikan, kepada divisi SDM dan seorang konsultan mengadakan wawancara dengan manajer yang terkait untuk mempelajari masalah tersebut. Di sini kritik dan saran yang didapat dari wawancara dapat membantu menunjukkan dengan tepat persepsi dan penyebab yang dapat menyusun dasar bagi tindakan-tindakan ke departemen tersebut. Demikian pula saran dari manajer-manajer lain dapat mengungkap cara untuk memberikan mereka pelayanan yang lebih baik. Ketika kritikan tersebut dinyatakan cukup valid, maka perubahan harus segera dilakukan. Melalui wawancara langsung dapat pula dilakukan dengan mempersilahkan karyawan mengungkapkan pandangan-pandangan
  • 22. 19 mereka tentang pekerjaan dan perusahaannya, dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang telah dipersiapkan oleh auditor. Setiap pendapat atau komentar karyawan dicatat dan kemudian ditinjau selama audit dilaksanakan untuk mencari penyebab masalah pergantian/berhentinya karyawan, ketidakpuasan kerja, dan masalah- masalah lainnya. Umumnya karyawan enggan melakukan kritik, maka pewawancara harus pandai menggunakan waktu untuk menggali dan mendengarkan pandangan atau tanggapan karyawan dengan hati-hati, di antara departeman, divisi atau manajer. b. Informasi Eksternal Informasi sebagai alat utama auditor. Perbandingan dari luar memberikan auditor suatu perspektif dalam menghadapi kegiatan-kegiatan perusahaan yang dapat dinilai. Beberapa informasi yang dibutuhkan diperoleh dengan mudah, sementara data lain sulit diperoleh. Sumber informasi yang signifikan adalah dari pemerintah. Melalui Departemen ini secara rutin mempublikasikan informasi tentang kesempatan kerja di masa mendatang, tingkat pergantian karyawan, proyeksi karyawan, survei upah dan gaji serta frekuensi kecelakaan kerja yang dpat dijadikan sebagai pedoman atau pembanding. c. Survei Untuk survei in memakan waktu dan biaya yang relatif besar, sehingga dalam praktiknya dibatasi hanya pada beberapa orang saja, sehingga untuk ini banyak departemen SDM menggunakan kuesioner untuk memperluas ruang lingkup penelitian mereka. Kuesioner juga dapat memunculkan jawaban-jawaban yang lebih jujur daripada wawancara langsung, dengan menggunakan kuesioner. d. Eksperimen SDM Cara ini sebagai cara terakhir, terutama eksperimen lapangan, yang membandingkan kelompok eksperimen dengan kelompok control di bawah kondisi nyata. Cara ini dipakai untuk penelitian ketidakhadiran, pergantian, kepuasan kerja, kompensasi, keselamatan kerja karyawan dan kegiatan lainnya. Contoh departemen SDM mengimplementasikan program latihan keselamatan kerja untuk sebagian supervisor. Kelompok ini disebut sebagai kelompok eksperimen, kelompok control terdiri dari supervisor yang tidak diberi latihan. Lalu dibandingkan dari sisi biaya dan benefitnya dari perusahaan. Eksperimen ini memiliki kelemahan, karena kemungkinan ada karyawan yang kecewa karena tidak terpilih untuk mengikuti eksperimen.
  • 23. 20 e. Analisis sejarah Terkadang informasi dapat berisi catatan analisis historis yang seringkali dilakukan untuk memastikan kepatuhan pada aturan dan prosedur perusahaan, sebagai contoh audit terhadap keselamatan kerja. Dimana auditor harus mencari keterangan atau catatan tentang semua pelanggaran keselamatan kerja dan kesehatan kerja. f. Audit Internasional Audit internasional lebih kompleks dan lebih penting. Kompleksitasnya mengaudit kegiatan SDM lintas batas luar negeri dipersulit dengan perbedaan dalam hal hukum, kebudayaan, tradisi, sikap dan harapan. Kesulitan bagi auditor terletak pada masalah pengidentifikasian bidang-bidang yang berbeda dari praktik-prakrik perusahaan yang tidak sesuai dengan keadaan negara asing. Di satu sisi fungsi SDM mencari keseragaman pada praktik dan prosedur semua kegiatan untuk memastikan kepatuhan pada kebijakan perusahaan dan menjamin keseragaman budaya perusahaan. Di pihak lain, kompetisi, hukum, kebudayaan dan kepuasan karyawan dapat menuntut perbedaaan dari kebijakan, praktik dan prosedur perusahaan.
  • 24. 21 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Penilaian kinerja dapat digunakan untuk mendeteksi kebutuhan pelatihan karyawan, yakni pelatihan yang sebenarnya dibutuhkan oleh karyawan agar kinerja organisasi dapat optimal. Konpensasi adalah seluruh imbalan yang diterima karyawan atas hasil kerja karyawan tersebut pada organisasi. Konpensasi merupakan salah satu pelaksana fungsi MSDM yang berhubungan dengan semua jenis pemberian penghargaan individual sebagai pertukaran dalam melaksanakan tugas keorganisasian. Motivasi merupakan keinginan, hasrat motor penggerak dalam diri manusia, motivasi berhubungan dengan faktor psikologi manusia yang mencerminkan antara sikap, kebutuhan, dan kepuasan yang terjadi pada diri manusia sedangkan daya dorong yang diluar diri seseorang ditimbulkan oleh pimpinan. Motivasi mempersoalkan bagaimana cara mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerjasama secara produktif sehingga dapat mencapai dan mewujudkan tujuan perusahaan yang telah ditentukan. Audit kinerja saat ini merupakan genderang perang bagi Kementerian dan lembaga setelah keluan Keterbukaan Informasi Publik (KIP), Kementerian dan Lembaga Pemerintah sangat komitmennya untuk meningkatkan praktik dan kapasitasnya di bidang audit kinerja. B. Saran Dalam uraian makalah ini penyusun merekomendasikan pentingnya untuk menguasai pembelajaran serta konsep materi yang diberikan oleh dosen. Dan hasilnya akan memberikan umpan balik tentang fungsi SDM bagi para calon manajer Operasional dan departemen SDM. Ini juga menemukan seberapa baik para menejer mengelola tugas-tugas SDM.
  • 25. 22 DAFTAR PUSTAKA http://lannysays.blogspot.com/2013/10/makalah-evaluasi-kinerja-dan- kompensasi.html pada hari senin tanggal 19 November 2018 pukul 21.30 WIB http://ariantiyoulie.blogspot.com/2015/09/pengintegrasian-sdm-motivasi-dan.html pada hari senin tanggal 19 November 2018 pukul 23.00 WIB http://putusuardiana.blogspot.com/2014/12/kecerdasan-emosional-eq.html pada hari Selasa tanggal 20 November 2018 pukul 09.40 WIB https://widiastutidyah.wordpress.com/2011/01/20/makalah-efektivitas-kecerdasan- terhadap-kinerja/ pada hari Selasa tanggal 20 November 2018 pukul 11.00 WIB https://sindyputrilusitasari.wordpress.com/2014/12/16/membangun-sdm- kapabilitas-dan-kompetensi/ pada hari Selasa tanggal 20 November 2018 pukul 11.30 WIB http://pakarkinerja.com/cara-membangun-sistem-manajemen-sdm-berbasis- kompetensi/ pada hari Selasa tanggal 20 November 2018 pukul 12.05 WIB http://teknikkepemimpinan.blogspot.com/2012/12/membangun-kapabilitas-sumber- daya-dan.html pada hari Rabu tanggal 21 November 2018 pukul 10.00 WIB https://irhananoso.wordpress.com/2014/12/01/audit-manajemen-sumber-daya- manusia/ pada hari Rabu tanggal 21 November 2018 pukul 11.00 WIB