SlideShare a Scribd company logo
1 of 54
MAKALAH
EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI
Makalah ini disusun untuk memenuhi
Tugas ujian tengah semester (UTS)
Dosen pengampu Ade Fauzi SE. MM
Semester 7/2018
Oleh :
Dinda Ayoe Ningtyas
Nim : 11150404
Kelas : 7C-MSDM
JURUSAN MANAGEMENT SUMBER DAYA MANUSIA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BINA BANGSA BANTEN
2018/2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat limpahan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Solawat
beserta salam tak lupa kita junjung agungkan pada Nabi besar Muhammad SAW
yangkita nantikan syafa’atnya di yaumul kimat kelak.
Makalah dengan ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah “Evaluasi
Kinerja dan Kompensasi” serta untuk memahami materi yang telah di sampaikan
Bapak dosen.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT. senantiasa
meridhoi segala usaha kita. Amin.
Serang, 15 November 2018
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Fungsi Evaluasi Kinerja............................................2
2.2 HR Socecard (Pengukuran Kinerja SDM) ........................................6
2.3 Motivasi dan Kepuasan Kerja ...........................................................9
2.4 Mengelola Potensi Kecerdasan dan Emosional SDM .....................18
2.5 Membangun Kapabilitas dan Kompetensi SDM.............................25
2.6 Konsep Audit Kinerja SDM ............................................................33
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan tumpuhan
bagi perusahaan untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya
manusia mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan perusahaan.
Walaupun didukung dengan sarana dan prasarana serta sumber dana yang
berlebihan, tetapi tanpa dukungan sumber daya manusia yang andal kegiatan
perusahaan tidak akan terselesaikan dengan baik. Hal ini menunjukkan
bahwa sumber daya manusia merupakan kunci pokok yang harus
diperhatikan dengan segala kebutuhannya. Sebagai kunci pokok, sumber
daya manusia akan menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan
perusahaan.
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikanya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, rumusan masalah
makalah adalah sebagai berikut:
1. Apakah fungsi dan manfaat evaluasi kinerja?
2. Apa saja teori-teori motivasi?
3. Bagaimana mengeola potensi kecerdasan dan emosional SDM?
4. Apa saja karakteristik kompensasi?
5. Bagaimana konsep audit kinerja SDM?
1.3 Tujuan
Makalah ini dibuat guna mengevaluasi dan mempelajari lebih dalam
materi yang sudah di sampaikan dosen dari pertemuan awal hingga
menjelangn UTS, guna memberikan wawasan kepada mahasiswa agar lebih
aktiv dalam menggali materi dari yang di sampaikan dosen.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Evaluasi Kinerja SDM
A. Pengrtian
Evaluasi kinerja adalah suatu metode dan proses penilaian dan
pelaksanaan tugas seseorang atau sekelompok orang atau unit-unit kerja
dalam satu perusahaan atau organisasi sesuai dengan standar kinerja atau
tujuan yang ditetapkan lebih dahulu. Evaluasi kinerja merupakan cara
yang paling adil dalam memberikan imbalan atau penghargaan kepada
pekerja.
GT. Milkovich dan Bourdreau mengungkapkan bahwa
evaluasi/penilaian kinerja adalah suatu proses yang dilakukan dalam
rangka menilai kinerja pegawai, sedangkan kinerja pegawai diartikan
sebagai suatu tingkatan dimana karyawan memenuhi/mencapai
persyaratan kerja yang ditentukan.
Menurut Fisher, Schoenfeldt dan Shaw evaluasi kinerja merupakan
suatu proses dimana kontribusi karyawan terhadap organisasi dinilai dalam
suatu periode tertentu.
B. Fungsi Evaluasi Kinerja
Fungsi evaluasi kinerja yang dikemukakan Wirawan (2009) sebagai
berikut :
1.Memberikan balikan kepada aparatur ternilai mengenai kinerjanya.
Ketika merekrut pegawai (ternilai), aparatur harus melaksanakan
pekerjaan yang ditugaskan kepadanya sesuai dengan uraian tugas,
prosedur operasi, dan memenuhi standar kinerja.
2.Alat promosi dan demosi. Hampir disemua sistem evaluasi kinerja,
hasil evaluasi digunakan untuk mengambil keputusan memberikan
promosi kepada aparatur ternilai yang kinerjanya memenuhi ketentuan
pembarian promosi. Promosi dapat berupa kenaikan gaji, pemberian
bonus atau komisi, kenaikan pangkat atau menduduki jabatan tertentu.
3
Sebaliknya, jika kinerja aparatur ternilai tidak memenuhi standar atau
buruk, instansi menggunakan hasilnya sebagai dasar untuk
memberikan demosi berupa penurunan gaji, pangkat atau jabatan
aparatur ternilai.
3..Alat memotivasi ternilai. Kinerja ternilai yang memenuhi standar,
sangat baik, atau superior, evaluasi kinerja merupakan alat untuk
memotivasi kinerja aparatur. Hasil evaluasi dapat digunakan instansi
untuk memotivasi aparatur agar mempertahankan kinerja yang superior
dan meningkatkan kinerja baik atau sedang.
4.Penentuan dan pengukuaran tujuan kinerja. Sistem evaluasi kinerja
yang menggunakan prinsip manajemen by objectives evaluasi kinerja
dimulai dengan menentukan tujuan atau sasaran kerja aparatur ternilai
pada awal tahun.
5.Konseling kinerja buruk. Evaluasi kinerja, tidak semua aparatur
mampu memenuhi standar kinerjanya atau kinerjanya buruk. Hal itu
mungkin karena ia menghadapi masalah pribadi atau ia tidak berupaya
menyelesaikan pekerjaannya secara masksimal. Bagi aparatur seperti
ini penilai akan memberikan konseling mengenai penyebab rendahnya
kinerja ternilai dan mengupayakan peningkatan kinerja ditahun
mendatang. Konseliang dapat dilakukan sebelum evaluasi kinerja jika
atasan dapat mengetahui kelambanan aparatur.
6.Pemberdayaan aparatur. Evaluasi kinerja merupakan alat untuk
memberdayakan aparatur agar mampu menaiki tangga atau jenjang
karier. Evaluasi kinera menentukan apakah kinerja aparatur dapat
dipergunakan sebagai ukuran untuk meningkatkan kariernya.
(Wirawan, 2009:24)
4
C. Sasaran Evaluasi Kinerja
Sasaran-sasaran evaluasi kinerja Aparaturyang dikemukakan Agus
Sunyoto (1999) dalam bukunya Kualitas Kinerja Aparatur (edisi
kelima)sebagai berikut :
1.Membuat analisis kinerja dari waktu yang lalu secara
berkesinambungan dan periodik, baik kinerja aparatur maupun kinerja
organisasi.
2.Membuat evaluasi kebutuhan pelatihan dari para aparatur melalui audit
keterampilan dan pengetahuan sehingga dapat mengembangkan
kemampuan dirinya. Atas dasar evaluasi kebutuhan pelatihan itu dapat
menyelenggarakan program pelatihan dengan tepat.
3.Menentukan sasaran dari kinerja yang akan datang dan memberikan
tanggung jawab perorangan dan kelompok sehingga untuk periode
yang selanjutnya jelas apa yang harus diperbuat oleh karyawan, mutu
dan baku yang harus dicapai, sarana dan prasaranan yang diperlukan
untuk meningkatkan kinerja karyawan.
4.Menemukan potensi karyawan yang berhak memperoleh promosi, dan
kalau mendasarkan hasil diskusi antara karyawan dan pimpinannya itu
untuk menyusun suatu proposal mengenai sistem bijak (merit
system)dan sistem promosi lainnya, seperti imbalan (reward system
recommendation).
(Sunyoto, 1999:1)
5
D. Tujuan Evaluasi Kinerja
Evaluasi kinerja merupakan sistem formal yang digunakan untuk
mengavaluasi kinerja pegawai secara periodik yang ditentukan oleh
organisasi, adapun tujuan dari evaluasi kinerja menurut (Ivancevich, 1992)
antara lain :
1.Pengembangan
Dapat digunakan untuk menentukan pegawai yang perlu dtraining dan
membantu evaluasi hasil training. Dan juga dapat membantu
pelaksanaan Conseling antara atasan dan bawahan sehingga dapat
icapai usaha-usaha pemecahan masalah yang dihadapi pegawai.
2.Pemberian Reward
Dapat digunnakan untuk proses penentuan kenaikan gaji, insentif dan
promosi. Berbagai organisasi juga menggunakan untuk
membarhentikan pegawai.
3.Motivasi
Dapat digunakan untuk memotivasi pegawai, mengembangkan
inisiatif, rasa tanggungjawab sehingga mereka terdorong untuk
meningkatkan kinerjanya.
4.Perencanaan SDM
Dapat bermanfaat bagi pengembangan keahlian dan keterampilan serta
perencanaan SDM.
5.Kompensasi
Dapat memberikan informasi yang digunakan untuk menentukan apa
yang harus diberikan kepada pegawai yang berkinerja tinggi atau
rendah dan bagaimana prinsip pemberian kompensasi yang adil.
6.Komunikasi
Evaluasi merupakan dasar untuk komunikasi yang berkelanjutan antara
atasan dan bawahan menyangkut kinerja pegawai.
( Darma 2009 :14)
6
2.2 HR Score Card ( Pengukuran Kinerja SDM )
A. Pengertian HR Score Card
Menurut Gary Desler (2006,p16) human resource scorecard adalah
mengukur keefektifan dan efisiensi fungsi human resource dalam
membentuk perilaku karyawan yang dibutuhkan untuk mecapai tujuan
strategis perusahaan. Menurut Nurman (2008,p1) human resources
scorecard adalah suatu alat untuk mengukur dan mengelola kontribusi
strategic dari peran human resources dalam menciptakan nilai untuk
mencapai strategi perusahaan.
Human resources scorecard adalah suatu sistem pengukuran
sumber daya manusia yang mengaitkan orang – strategi – kinerja untuk
menghasilkan perusahaan yang unggul. Human resources scorecard
menjabarkan misi, visi, strategi menjadi aksi human resources yang dapat
di ukur kontribusinya. Human resources scorecard menjabarkan sesuatu
yang tidak berwujud/intangible (leading/sebab) menjadi berwujud/tangible
(lagging/akibat). Human resources scorecard merupakan suatu sistem
pengukuran yang mengaitkan sumber daya manusia dengan strategi dan
kinerja organisasi yang akhirnya akan mampu menimbulkan kesadaran
mengenai konsekuensi keputusan investasi sumber daya manusia,
sehingga investasi tersebut dapat dilakukan secara tepat arah dan tepat
jumlah. Selain itu, human resources scorecard dapat menjadi alat bantu
bagi manajer sumber daya manusia untuk memastikan bahwa semua
keputusan sumber daya manusia mendukung atau mempunyai kontribusi
langsung pada implementasi strategi usaha.
B. Manfaat HR Scorecard
Human Resource Scorecard, merupakan salah satu mekanisme
yang secara komprehensif mampu mengambarkan dan mengukur
bagaimana sistem pengelolaan SDM dapat menciptakan value atau
kontribusi bagi organisasi. Becker et.al (2001) mengungkapkan beberapa
manfaat HR Scorecard bagi perusahaan sebagai berikut :
7
1. Memperjelas perbedaan antara HR Doables (kinerja) SDM yang tidak
mempengaruhi implementasi strategi perusahaan dengan HRD
Deliverable (kinerja SDM yang mempunyai pengaruh terhadap
implementasi strategi perusahaan).
2. Menyeimbangkan proses penciptaan nilai (HR Value proposition)
dengan pengendalian biaya disatu sisi dan investasi yang diperlukan
disisi lainnya.
3. Menggunakan leading indikator (indikator yang menilai status faktor
kunci kesuksesan yang mendorong implementasi strategi perusahaan).
Model SDM strategik memberi kontribusi yang menghubungkan
keputusan SDM dan sistim dengan HR Deliverable, dimana
mempengaruhi key performance driver dalam implementasi strtaegi
perusahaan (misalnya: kepuasan pelanggan atau fokus peningkatan
kompetensi karyawan).
4. Menilai kontribusi SDM terhadap implementasi strategi.
5. Mengarahkan profesional SDM secara aktif mengelola tanggung jawab
terhadap implementasi strategi perusahaan.
6. Mendukung perubahan dan fleksibilitas.
C. Arsitektur Sumber Daya Manusia sebagai Modal Strategik
Istilah dan pengertian “arsitektur” secara luas menjelaskan
bagaimanakah profesisumber daya manusia sesungguhnya dalam
menjalankan fungsinya, dalam sistem sumberdaya manusia yang berkaitan
dengan kebijakan praktik sumber daya manusia itu sendirimelalui
kompetensi motivasi dan perilaku. Kemudian dilihat bagaimanakah
atasperubahan tersebut, apakah ada perubahan pada sikap perilaku
karyawan ataukah tidakada perubahan.
1. Fungsi Sumber Daya Manusia (The Human Resource Function)
Dasar – dasar penciptaan nilai strategi sumber daya manusia dalam
organisasi adalah mengelola infrastruktur untuk memahami dan
mengimplentasikan strategiperusahaan. Biasanya profesi dalam fungsi
8
sumber daya manusia ini diharapkan dapatmengarahkan tujuan dan
sasaran perusahaan, yang terdiri atas dimensi penting berikut:
a. Manajemen sumber daya manusia teknis, yang meliputi:
penyampaian (delivery)rekrutmen, kompensasi, dan keuntungan.
b. Manajemen sumber daya manusia strategik, yang meliputi:
pelayanan sumberdaya manusia teknis dalam cara yang mendukung
langsung implementasi strategi perusahaan.
2. Sistem sumber daya manusia (The Human Resource System)
Sistem sumber daya manusia adalah unsur utama yang
berpengaruh dalam sumber daya manusia yang strategik. Model sistem
ini dapat disebut highperformance work system atau HPWS. Dalam
HPWS ini, setiap elemen pada sistemsumber daya manusia dirancang
untuk memaksimalkan seluruh kualitas humancapital melalui
organisasi. Untuk membangun dan memelihara persediaan
humancapital melalui organisasi. Untuk membangun dan memelihara
persediaan humancapital yang berkualitas, HPWS melakukan hal – hal
sebagai berikut.
a. Menghubungkan keputusan seleksi dan promosi serta memvalidasi
model kompetensi.
b. Mengembangkan strategi yang menyediakan waktu dan dukungan
efektif untukketerampilan yang dituntut oleh implementasi strategi
organisasi.
c. Melaksanakan kebijaksanaan kompensasi dan manajemen kinerja
yang menarik,mempertahankan dan memotivasi kinerja karyawan yang
tinggi
3. Perilaku karyawan yang strategic (Employee Behavior Strategically)
Peranan sumber daya manusia atau human capital yang strategik
akan lebih memfokuskan pada produktivitas perilaku karyawan dalam
organisasi. Perilakustrategik itu adalah perilaku produktif yang secara
langsung mengimplementasikanstrategi organisasi, namun strategi ini
terdiri atas dua kategori umum berikut ini :
9
a. Perilaku inti (core behavior) adalah alur yang langsung berasal dari
kompetensi inti perilaku yang didefinisikan organisasi.
b. Perilaku tersebut sangat fundamental untuk keberhasilan perilaku
spesifik yangsituasional (situation specific behavior) yang esensial
sebagai key point dalam organisasi atau rantai nilai dari suatu bisnis,
misalnya berupa keterampilan crossselling yang dibutuhkan oleh suatu
bank.
2.3 Motivasi Dan Kepuasan Kinerja
A. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan
atau daya penggerak”. Motivasi ini sangat diperlukan seseorang dalam
menjalankan segala aktivitasnya. Dalam menjalankan hidup, seseorang
memerlukan banyak motivasi agar ia dapat menjalankan segala sesuatu
yang dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam dunia
pendidikan, seorang anak memerlukan motivasi baik dari orang tua, guru,
maupun teman-temannya agar ia mampu meningkatkan prestasi
belajarnya.
Beberapa pendapat para ahli tentang pengertian motivasi,
diantaranya Abraham Sperling (1987:183) mengemukakan bahwa
motivasi adalah suatu kecenderungan untuk beraktivitas, dimulai dari
dorongan dalam diri dan diakhiri dengan penyesuaian diri.
Menurut Mitchell, motivasi mewakili proses-proses psikologikal,
yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya, dan terjadinya persistensi
kegiatan-kegiatan sukarela yang diarahkan ke tujuan terntenu.
Gray, motivasi sebagai sejumlah proses, yang bersifat internal, atau
eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap
antusiasme dan persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan
tertentu.
10
T. Hani Handoko, motivasi adalah keadaan pribadi seseorang yang
mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan terntentu guna
mencapai tujuan.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut dapat
disimpulkan, bahwa motivasi kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam
diri seseorang, baik yang berasal dari dalam dan luar dirinya untuk
melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua
kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya.
B. Tujuan Motivasi
Motivasi sangat penting artinya bagi parusahaan, karena motivasi
merupakan bagian dari kegiatan perusahaan dalam proses pembinaan,
pengembangan dan pengarahan manusia dalam bekerja. Dalam
melaksanakan suatu pekerjaan seorang pegawai harus memiliki motivasi
sehingga dapat memberikan dorongan agar pegawai dapat bekerja dengan
giat dan dapat memuaskan kepuasan kerja.
Maksud atau tujuan dari motivasi menurut Dr. Sowatno
(2001:147), diantaranya sebagai berikut :
1. Mendorong gairah dan semangat kerja
2. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja pegawai
3. Meningkatkan produktifitas kerja pegawai
4. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan pegawai perusahaan
5. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi pegawai
6. Mengefektifan pengadaan pegawai
7. Menciptakan hubungan kerja dan suasana yang baik
8. Meningkatkan kreatifitas dan partisipasi pegawai
9. Meningkatkan kesejahteraan pegawai
10. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya
11
C. Prinsip-prinsip Motivasi
1. Prinsip Partisipasi
Dalam upaya motivasi kerja, karyawan perlu diberikan kesempatan
ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh
pemimpin.
2. Prinsip Komunikasi
Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan
dengan pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas, pegawai akan
lebih mudah motivasi kerjanya.
3. Prinsip Mengakui Andil Karyawan
Pemimpin mengakui bahwa karyawan mempunyai andil di dalam usah
pencapaian tujuan.
4. Prinsip Pendelegasian Wewenang
Pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang kepada karyawan
bawahan untuk sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap
pekerjaan yang dilakukannya, akan membuat karyawan yang
bersangkutan menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang
diharapkan oleh pemimpin.
5. Prinsip Memberi Perhatian
Pemimpin memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan
karyawan sehingga membuat karyawan termotivasi untuk bekerja
dengan giat.
D. Model-model Motivasi
1. Model Tradisional
Untuk memotivasi bawahan agar bergairah dalam bekerja perlu
diterapkan sistem insentif. Motivasi bawahan hanya untuk
mendapatkan insentif saja.
2. Model Hubungan Manusiawi
Memotivasi bawahan dengan mengakui kebutuhan sosial disamping
kebutuhan materil.
12
3. Model Sumberdaya Manusia
Memotivasi bawahan dengan memberikan tanggung jawab dan
kesempatan yang luas dalam menyelesaikan pekerjaan dan mengambil
keputusan.
E. Jenis-jenis Motivasi
1. Motivasi Positif
Manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah/imbalan
kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi standar
2. Motivasi Negatif
Manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hukuman kepada
mereka yang tidak mampu mencapai prestasi standar tertentu
F. Proses Motivasi
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Penetapan Tujuan
2. Mengetahui Keinginan Karyawan
3. Adanya Komunikasi yang Baik
4. Integrasi Tujuan Perusahaan dengan Kepentingan Karyawan
5. Menyediakan Fasilitas
6. Membentuk Team Work yang Terkoordinasi dengan baik.
G. Teori-teori Motivasi
1. Teori Motivasi Maslow
Teori Maslow Maslow dalam Reksohadiprojo dan Handoko
(1996), membagi kebutuhan manusia sebagai berikut:
a. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang
paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti
makan,minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya.
13
b. Kebutuhan Rasa Aman
kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan
akan rasa aman ini meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya
kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan
jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja.
c. Kebutuhan Sosial
yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi yang lebih
erat dengan orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan
kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang
baik, rekreasi bersama dan sebagainya.
d. Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati,
dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan
keahlian seseorang serta efektifitas kerja seseorang.
e. Kebutuhan Aktualisasi diri
Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang
paling tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan
potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk
menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki
seseorang. Seseorang yang didominasi oleh kebutuhan akan
aktualisasi diri senang akan tugas-tugas yang menantang kemampuan
dan keahliannya.
2. Teori X dan Y dari Mc. Gregor
Teori motivasi yang menggabungkan teori internal dan teori
eksternal yang dikembangkan oleh Mc. Gregor. Ia telah merumuskan dua
perbedaan dasar mengenai perilaku manusia. Kedua teori tersebut disebut
teori X dan Y. Teori tradisional mengenai kehidupan organisasi banyak
diarahkan dan dikendalikan atas dasar teori X. Adapun anggapan yang
mendasari teori-teori X menurut Reksohadiprojo dan Handoko (1996 : 87 )
a. Rata-rata pekerja itu malas, tidak suka bekerja dan kalau bisa
akan menghidarinya.
14
b. Karena pada dasarnya tidak suka bekerja maka harus dipaksa
dan dikendalikan, diperlakukan dengan hukuman dan diarahkan
untuk pencapaian tujuan organisasi.
c. Rata-rata pekerja lebih senang dibimbing, berusaha
menghindari tanggung jawab, mempunyai ambisi kecil,
kemamuan dirinya diatas segalanya.
Anggapan dasar teori Y adalah :
a. Usaha fisik dan mental yang dilakukan oleh manusia sama
halnya bermain atau istirahat.
b. Rata-rata manusia bersedia belajar dalam kondisi yang layak,
tidak hanya menerima tetapi mencari tanggung jawab.
c. Ada kemampuan yang besar dalam kecedikan, kualitas dan
daya imajinasi untuk memecahkan masalah-masalah organisasi
yang secara luas tersebar pada seluruh pegawai.
d. Pengendalian dari luar hukuman bukan satu-satunya cara untuk
mengarahkan tercapainya tujuan organisasi.
3. Teori Motivasi dari Herzberg
Teori motivasi yang dikemukakan oleh Herzberg dan kelompoknya.
Teori ini sering disebut dengan M – H atau teori dua faktor, bagaimana
manajer dapat mengendalikan faktor-faktor yang dapat menghasilkan
kepuasan kerja atau ketidakpuasan kerja. Berdasarkan penelitian telah
dikemukakan dua kelompok faktor yang mempengaruhi seseorang dalam
organisasi, yaitu ”motivasi”. Disebut bahwa motivasi yang sesungguhnya
sebagai faktor sumber kepuasan kerja adalah prestasi, promosi,
penghargaan dan tanggung jawab.
Kelompok faktor kedua adalah ”iklim baik” dibuktikan bukan sebagai
sumber kepuasan kerja justru sebagai sumber ketidakpuasan kerja. Faktor
ini adalah kondisi kerja, hubungan antar pribadi, teknik pengawasan dan
gaji. Perbaikan faktor ini akan mengurangi ketidakpuasan kerja, tetapi
tidak akan menimbulkan dorongan kerja.
15
4. Teori ERG Aldefer
Teori Aldefer merupakan teori motivasi yang mengatakan bahwa
individu mempunyai kebutuhan tiga hirarki yaitu : ekstensi (E),
keterkaitan (Relatedness) (R), dan pertumbuhan (Growth) (G).
Teori ERG juga mengungkapkan bahwa sebagai tambahan terhadap
proses kemajuan pemuasan juga proses pengurangan keputusan. Yaitu,
jika seseorang terus-menerus terhambat dalam usahanya untuk memenuhi
kebutuhan menyebabkan individu tersebut mengarahkan pada upaya
pengurangan karena menimbulkan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang
lebih rendah.
Penjelasan tentang teori ERG Aldefer menyediakan sarana yang
penting bagi manajer tentang perilaku. Jika diketahui bahwa tingkat
kebutuhan yang lebih tinggi dari seseorang bawahan misalnya,
pertumbuhan nampak terkendali, mungkin karena kebijaksanaan
perusahaan, maka hal ini harus menjadi perhatian utama manajer untuk
mencoba mengarahkan kembali upaya bawahan yang bersangkutan
memenuhi kebutuhan akan keterkaitan atau kebutuhan eksistensi.
H. Pengertian Kepuasan Kinerja
Kepuasan kerja, atau dalam arti yang lebih khusus kepuasan karyawan
dalam Pengertian kepuasan kerja menurut Lock (1995) Kepuasan kerja
merupakan suatu ungkapan emosional yang bersifat positif atau
menyenangkan sebagai hasil dari penilaian terhadap suatu pekerjaan atau
pengalaman kerja. T.M. Fasher (1992) Kepuasan kerja, atau dalam arti
yang lebih khusus kepuasan karyawan dalam bekerja, yang muncul bila
keuntungan yang dirasakan dari pekerjaannya melampaui biaya marjinal
yang dikeluarkan oleh karyawan tersebut dianggap cukup memadai.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Kepuasan kerja merupakan suatu tanggapan emosional seseorang
terhadap situasi dan kondisi kerja.
16
2. Tanggapan emosional bisa berupa perasaan puas (positif) atau tidak
puas (negatif). Bila secara emosional puas berarti kepuasan kerja
tercapai dan sebaliknya bila tidak aka berarti karyawan tidak puas.
3. Kepuasan kerja dirasakan karyawan setelah karyawan tersebut
membandingkan antara apa yang dia harapkan akan dia peroleh dari
hasil kerjanya dengan apa yang sebenarnya dia peroleh dari hasil
kerjanya.
4. Kepuasan kerja mencerminkan beberapa sikap yang berhubungan.
Kepusaan kerja merupakan sesuatu yang sangat sulit diukur yang
bersifat subjektif karena setiap orang selalu mempunyai keinginan-
keinginan yang ingin dipenuhi namun setelah terpenuhi muncul lagi
keinginan-keinginan lainnya, seakan-akan manusia itu tidak
mempunyai rasa puas dan setiap pegawai mempunyai kriteria sendiri
yang menyatakan bahwa dirinya telah puas.
I. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja.
1. Kondisi kerja, artinya jika seluruh kebutuhan seseorang untuk bekerja
terpenuhi baik itu dari bahan yang dibutuhkan ataupun dari lingkungan
yang menunjang maka kepuasan kerja akan terjadi.
2. Peraturan, budaya serta karakteristik yang ada dalam organisasi
tersebut, yang jika peraturan dalam menjalankan pekerjaannya dapat
mendukung terhadap pekerjaannya maka karyawan atau para pekerja
akan merasakan kepuasan kerja.
3. Kompensasi dari pekerjaannya yang seimbang dengan pekerjaan yang
telah ia lakukan.
4. Efisiensi kerja, dalam hal ini dikaitkan dengan kemampuan seseorang
dalam pekerjaannya, sehingga apabila kepuasan kerja itu ada salah
satunya adalah dengan bekerja sesuai dengan kemampuan masing-
masing.
5. Peluang promosi, yaitu di mana adanya suatu peluang untuk
mendapatkan penghargaan atas prestasi kerja seseorang dimana
17
diberikan jabatan dan tugas yang lebih tinggi dan disertai dengan
kenaikan gaji. Promosi ini sangat mempengaruhi kepuasan kerja dapat
dihargai dengan dinaikan posisinya disertai gaji yang akan
diterimanya.
6. Rekan kerja atau partner kerja, kepuasan kerja akan muncul apabila
dalam suatu organisasi terdapat hubungan yang baik. Misalnya
anggota kerja mempunyai cara atau sudut pandang atau kebiasaan yang
sama dalam melakukan suatu pekerjaan sehingga dalam bekerja juga
tidak ada hambatan karena terjalin hubungan yang baik.
J. Indikator Kepuasan Kerja
1. Isi pekerjaan, penampilan tugas pekerjaan yang aktual dan sebagai
kontrol terhadap pekerjaan
2. Supervisi
3. Organisasi dan manajemen
4. Kesempatan untuk maju
5. Gaji dan keuntungan dalam bidang finansial lainnya
6. Kondisi kerja
K. Pengukuran Kepuasan Kerja
1. Manusia berhak diberlakukan dengan adil dan hormat
2. Kepuasan kerja dapat menciptakan perilaku yang mempengaruhi
fungsi-fungsi perusahaan
L. Bagaimana Karyawan Dapat Mengungkapkan Ketidakpuasan.
Ketidakpuasan karyawan dapat diungkapkan dengan sejumlah cara.
Misalnya daripada Berhenti, karyawan dapat mengeluh, tidak patuh,
mencuri milik organisasi, atau mengelakkan sebagian dari tanggung jawab
kepada mereka. Berikut ini adalah contoh respon yang biasa diungkapkan
karyawan jika mereka merasa tidak puas menurut Stephen Robbins
(2003:105):
18
1. Exit, perilaku yang mengarah untuk meninggalkan organisasi,
mecakup pencarian suatu posisi baru maupun meminta berhenti.
2. Suara (Voice), dengan aktif dan konstruktif mencoba memperbaiki
kondisi. Mencakup saran, perbaikan, membahas problem-problem
dengan atasan, dan beberapa bentuk kegiatan serikat buruh.
3. Kesetiaan (Loyality), pasif tetapi optimistis menunggu membaiknya
kondisi. Mencakup berbicara membela organisasi menghadapi kritik
luar dan mempercayai organisasi dan manajemennya untuk
“melakukan hal yang tepat”.
4. Pengabaian (Neglect), secara pasif membiarkan kondisi memburuk,
temasuk kemangkiran atau datang terlambat secara kronis, upaya yang
dikurangi, dan tingkat kekeliruan yang meningkat.
2.4 Mengelola Potensi Kecerdasan dan Emosional SDM
A. Pengertian EQ (Emotional Quotient), IQ (Intelectual Quotient) dan SQ
(Spiritual Quotient)
1. Emotional Quotient (Kecerdasan emosional) atau hati (Emotional
Quotient, EQ) : Kemampuan untuk mengenal diri sendiri, kesadaran
diri, kepekaan sosial, empati dan kemampauan untuk berkomunikasi
secara baik dengan orang lain. Termasuk kepekaan mengenai waktu
yang tepat, kepatutan secara sosial, keberanian mengakui kelemahan,
serta menyatakan dan menghormati perbedaan.
2. Kecerdasan intelektual atau sering disebut dengan istilah IQ
(intelligence quotient) sempat dimitoskan sebagai satu-satunya kriteria
kecerdasan manusia. IQ pada umumnya mengukur kemampuan yang
berkaitan dengan pengetahuan praktis, daya ingat (memory), daya
nalar (reasoning), perbendaharaan kata, dan pemecahan masalah.
3. Spiritual Quotient (SQ) adalah kecerdasan yang berkaitan dengan
kemampuan seseorang untuk menarik makna dari setiap kejadian yang
dialaminya / kecerdasan yang berbasis pada nilai-nilai ketuhanan.
19
B. Kecerdasaan dan Emosional SDM
Kecerdasan emosional atau yang biasa dikenal dengan EQ (bahasa
Inggris: emotional quotient) adalah kemampuan seseorang untuk
menerima,
menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan oranglain
disekitarnya.Dalam hal ini, emosi mengacu pada perasaan terhadap
informasi akan suatu hubungan. Sedangkan, kecerdasan (intelijen)
mengacu pada kapasitas untuk memberikan alasan yang valid akan suatu
hubungan. Kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali diri
sendiri dan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan
mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan hubungannya dengan
orang lain (Goleman,2001:512).
Goleman (2003) menjelaskan bahwa kecerdasan emosional terbagi ke
dalam lima wilayah utama, yaitu kemampuan mengenali emosi diri,
mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang
lain, dan kemampuan membina hubungan dengan orang lain. Secara jelas
hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Kesadaran Diri (Self Awareness)
Self Awareness adalah kemampuan untuk mengetahui apa yang
dirasakan dalam dirinya dan menggunakannya untuk memandu
pengambila keputusan diri sendiri, memiliki tolok ukur yang realistis
ataskemampuan diri sendiri dan kepercayaan diri yang kuat.
b. Pengaturan Diri (Self Management)
Self Management adalah kemampuan seseorang dalam
mengendalikan dan menangani emosinya sendiri sedemikian rupa
sehingga berdampak positif pada pelaksanaan tugas, memiliki
kepekaan
pada kata hati, serta sanggup menunda kenikmatan sebelum
tercapainyasuatu sasaran dan mampu pulih kembali dari tekanan
emosi.
20
c. Motivasi (Self Motivation)
Self Motivation merupakan hasrat yang paling dalam untuk
menggerakkan dan menuntun diri menuju sasaran, membantu
pengambilan inisiatif serta bertindak sangat efektif, dan mampu untuk
bertahan dan bangkit dari kegagalan dan frustasi.
d. Empati (Empathy/Social awareness
Empathy merupakan kemampuan merasakan apa yang dirasakakan
orang lain, mampu memahami perspektif orang lain dan
menumbuhkan hubungan saling percaya, serta mampu menyelaraskan
diri dengan berbagai tipe hubungan.
e. Ketrampilan Sosial (Relationship Management)
Relationship Management adalah kemampuan untuk menangani
emosi dengan baik ketika berhubungan sosial dengan orang lain,
mampu membaca situasi dan jaringan sosial secara cermat,
berinteraksi denganlancar, menggunakan ketrampilan ini untuk
mempengaruhi, memimpin,bermusyawarah, menyelesaikan
perselisihan, serta bekerja sama dalamtim.
Menurut Taufik Bahaudin (2001) teknik untuk mengelola emosi
adalah dengan humor, mengerahkan kembali energy emosi dan
mengambil jeda.sedangkan menurut Patricia Patton (2002:170)
menjelaskan cara mengelola emosi sebagai berikut :
a) Belajar mengidentifikasi apa yang biasa memicu emosi dan
respon apa yang biasa di berikan.
b) Belajar dari kesalahan
c) Belajar membedakan hal di sekitar kita yang dapat memberikan
perngaruh dan tidak memberikan pengaruh.
d) Belajar mencari kebenaran
e) Belajar memanfaatkan waktu secara maksimal untuk
menyelesaikan suatu masalah.
f) Belajar menggunakan kekuatan dan kerendahan hati
21
C. Dampak pengabaian kecerdasan emosional
1. Kapasitas intelijensi dapat menipis.
2. Tidak bisa menjalankan disiplin diri.
3. Pikiran sering tertekan, tidak fokus, galau, serta kehilangan
kemampuan berpikir abstrak, seksama, analitis, dan kreatif.
4. Jiwa tertekan dan lemah, hingga terkadang merasa tak berdaya, tak
punya harapan, dan bahkan putus asa hingga ingin bunuh diri.
D. Cara Pengembangan Kecerdasan Spiritual dan Dampak jika kita
mengabaikan dan mengkhianati Kecerdasan Spiritual:
Tiga cara untuk mengembangkan Kecerdasan Spiritual :
1. Integritas : Menyatu dengan nilai-nilai, keyakinan, dan nurani
tertinggi seseorang, serta membentuk hubungan dengan Tuhan.
2. Makna: Memiliki keinginan untuk memberikan kontribusi terhadap
orang lain dan pada tujuan-tujuan yang bermakna.
3. Suara: Menyelaraskan pekerjaan kita dengan bakat atau anugerah serta
panggilan kita.
Tips:
a. Cara terbaik untuk mengembangkan intergitas adalah mulai dari
hal-hal kecil, dengan membuat dan memenuhi janji.
b. Cara yang paling menggugah untuk mengembangkan kecerdasan
spiritual adalah dengan mendidik dan mematuhi nurani.
c. Jika kita hidup dengan menjalani jawaban-jawaban yang diberikan
oleh nurani, maka ruang yang kita miliki (kebebasan untuk
memilih) diantara stimulus dan respon menjadi semakin besar,
selain itu nurani akan bersuara kian jelas.
d. Saat yang paling signifikan untuk menemukan suara atau panggilan
kita adalah pada saat memilih karier, pekerjaan, atau sebuah tujuan
mulia yang kita kejar.
22
Dampak jika kita mengabaikan dan mengkhianati Kecerdasan Spiritual:
a. Terhadap tubuh, dapat dilihat dari raut muka dan mata : Biasanya
merekamengalami keletihan.
b. Pikiran penuh dengan dalih rasionalisasi.
c. Tidak punya rasa damai dalam dirinya.
d. Kemampuan untuk menilai menjadi cacat.
e. Terhadap hati : Kehilangan kontrol terhadap emosi, kemampuan
memahami dan berempati dengan orang lain. Serta, kemampuanl
rasa welas-asih (compassion) dan cinta kasih kepada orang lain
akan menurun sangat tajam.
E. Aspek-Aspek Kecerdasan Emosional
Menurut Tridhonanto (2010 : 17-24) aspek-aspek yang mendukung
terbentuknya kecerdasan emosional adalah sebagai berikut:
1. Persepsi emosi
Persepsi emosi merupakan sikap manusia ketika ia mengenali
berbagai jenis emosi dari ekspresi, musik, warna, dan cerita.
Pengertian emosi adalah suatu bentuk energi batiniah yang muncul dari
pusat alam perasaan seseorang yang merupakan daya pendorong untuk
menuju hidup yang lebih baik. Emosi dapat muncul setiap saat selama
manusia hidup, kemudian disalurkan untuk mewarnai bebagai kegiatan
manusia. Emosi dapat dibedakan menjadi dua jenis yakni emosi yang
positif dan emosi yang negatif. Emosi positif meliputi rasa senang,
bahagia, lega, dan puas. Emosi negatif meliputi rasa sedih, takut,
gelisah, malu, dan marah. Namun kemudian ada tambahan yakni
ketiga merupakan kombinasi perasaan, yakni antara emosi positif dan
emosi negatif seperti bersalah, cemburu, frustasi, dan binggung.
Adapun jalan untuk mengenali atau menyadari jenis emosi yang
muncul dapat melalui bagian tubuh yang mengisyaratkan munculnya
emosi tersebut. Seperti misalnya ketika rasa sedih mendera yang terasa
di dada kiri mengeras seperti terasa menjadi padat, rasa tegang
23
disekitar leher, atau jika rasa senang tiba sepertinya tubuh seakan-akan
terangkat ke langit, dan rasa lega seperti tidak terjadi apa-apa. Tetapi
sering kali individu terlambat dalam mengenali emosi yang timbul.
Biasanya emosi dinyatakan ada perasaan yang tidak enak dan ada
sesuatu yang tidak seperti biasanya. Apabila individu dapat
mengidentifikasi jenis emosi tersebut lebih dini, maka ia dapat
mengelola emosi tersebut lebih baik. Kesadaran atas emosi sangat
penting sebab memiliki keterkaitan antara perasaan yang muncul
dengan pemikiran dan perkataannya hal ini sangat mempengaruhi
kegiatan dan perilakunya.
2. Pemahaman emosi
Sering kali perasaan peka dan sadar secara emosional tidak selalu
dapat digunakan untuk memahami perasaan-perasaan anak. Sering kali
anak remaja mengungkapkan bisa secara tidak langsung dengan cara-
cara yang cukup membingungkan. Sebenarnya emosi yang bergejolak
ini ditandai dengan berbagai isyarat dan isyarat ini dikenal sebagai
isyarat emosional. Memang diperlukan kecermatan untuk memahami
isyarat emosi yang Muncul dari diri anak-anak remaja. Bila perubahan
perilaku itu mulai berlebihan maka itu merupakan isyarat emosi yang
buruk maka carilah penyebab terjadinya perubahan perilaku tersebut.
3. Pengelolaan emosi
Selain mengenal akan berbagai jenis emosi dan memahami apa itu
emosi, berikut proses untuk dapat membantu memecahkan
permasalahan atau kesulitan yang dialami oleh anak remaja :
1. Menetukan batas-batas dengan melihat perilaku mana yang tidak
tepat
2. Menentukan sasaran
Dalam menentukan sasaran sebaiknya menanyakan pada anak
remaja, apa yang ingin dicapai berkaitan dengan masalah tersebut.
3. Pemecahan masalah
Dalam memecahkan masalah orang tua diharapkan bersedia untuk
24
bekerjasama dengan anak dalam memikirkan pilihan-pilihan yang
memungkinkan bagi pemecahan masalah atau kesulitan.
4. Mengevaluasi pemecahan masalah
Pemecahan masalah yang orang tua capai dengan anak, mencoba
untuk menilainya kembali atas setiap kemungkinan pilihan di atas.
5. Memilih satu pilihan dalam pemecahan masalah
F. Keterkaitan EQ, IQ, dan SQ
Seseorang yang mempunyai kebermaknaan (SQ) yang tinggi
mampu menyandarkan jiwa sepenuhnya berdasarkan makna yang
diperoleh sehingga ketenangan hati akan muncul. Jika hati telah tenang
(EQ) akan memberikan sinyal untuk menurunkan kerja simpatis
menjadi para simpatis. jika seorang sudah tenang karena aliran darah
sudah teratur, maka seseorang akan dapat berpikir secara optimal (IQ)
sehingga lebih tepat mengambil keputusan. Menegemen diri untuk
mengolah hati tidak cukup dengan IQ dan EQ saja, tetapi SQ juga
sangat berperan dalam diri manusia sebagai pembimbing kecerdasan
lain.
Orang sukses tidak hanya cukup dengan kecerdasan intelektual
tetapi juga perlu kecerdasan emosional agar merasa gembira, dapat
bekerja dengan orang lain, punya motivasi kerja, dan bertanggung
jawab. Selain itu kecerdasan spiritual juga diperlukan agar merasa
bertaqwa, berbakti, dan mengabdi secara tulus, luhur dan tanpa pamrih.
25
2.5 Membangun Kapabilitas Dan Kompetensi SDM
A. Pengertian Kompetensi, Kapabilitas, Akseptabilitas dan Elektabilitas
1. Kompetensi, artinya adalah Kemampuan, sebagai seorang individu
atau calon pemimpin diharapkan memiliki kemampuan, ketrampilan
atau skill.
2. Kapabilitas, artinya juga sama dengan Kompetensi, yaitu
Kemampuan. Namun pemaknaan kapabilitas tidak sebatas memiliki
keterampilan (skill) saja namun lebih dari itu, yaitu lebih paham
secara mendetail sehingga benar benar menguasai kemampuannya dari
titik kelemahan hingga cara mengatasinya.
3. Akseptabilitas, artinya adalah Keterterimaan, kecocokkan dan
kepantasan. Kata ini berasal dari "peminjaman" kata Accetability.
4. Elektabilitas, adalah "Ketertarikan yang dipiilih". Mislanya, sesuatu
benda atau orang yang memiliki Elektabilitas tinggi adalah yang
terpilih dan disukai oleh masyarakat. yakni difavoritkan
B. Karakteristika kompetensi
1. Motif -- apa yang mendorong, perilaku yang mengarah dan dipilih
terhadap kegiatan atau tujuan tertentu.
2. Sifat/ciri bawaan -- ciri fisik dan reaksi-reaksi yang bersifat tetap
terhadap situasi atau informasi.
3. Konsep diri -- sikap, nilai atau self image dari orang-orang.
4. Pengetahuan – informasi yang dimiliki orang-orang khususnya pada
bidang yang spesifik.
5. Keterampilan – kemampuan untuk mampu melaksanakan tugas-tugas
fisik dan mental tertentu.
26
C. Model Gunung Es Kompetensi
D. Hubungan Kausal
27
E. Karakteristik Kompetensi
Menurut Spencer and Spencer (1993 : 10) kompetensi terdiri dari 5 (Lima)
Karakteristik yaitu :
1. Motives Adalah sesuatu dimana sesorang secara konsisten berfikir
sehingga ia melakukan tindakan. Spencer (1993) menambahkan
bahwa motives adalah “drive, direct and select behavior toward
certain actions or goals and away from others “. Misalnya seseorang
yang memiliki motivasi berprestasi secara konsisten mengembangkan
tujuan – tujuan yang memberi suatu tantangan pada dirinya sendiri
dan bertanggung jawab penuh untuk mencapai tujuan tersebut serta
mengharapkan semacam “ feedback “ untuk memperbaiki dirinya.
2. Traits Adalah watak yang membuat orang untuk berperilaku atau
bagaimana seseorang merespon sesuatu dengan cara tertentu. Sebagai
contoh seperti percaya diri, kontrol diri, ketabahan atau daya tahan.
3. Self Concept Adalah sikap dan nilai – nilai yang dimiliki seseorang.
Sikap dan nilai diukur melalui tes kepada responden untuk
mengetahui nilai yang dimiliki seseorang dan apa yang menarik bagi
seseorang untuk melakukan sesuatu.
4. Knowledge Adalah informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang
tertentu. Pengetahuan merupakan kompetensi yang kompleks. Tes
pengetahuan mengukur kemampuan peserta untuk memilih jawaban
yang paling benar tetapi tidak bias melihat apakah sesorang dapat
melakukan pekerjaan berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya.
5. Skills Adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu
baik secara fisik maupun mental. Dengan mengetahui tingkat
kompetensi maka perencanaan sumber daya manusia akan lebih baik
hasilnya.
28
F. Kelompok kompetensi generik
1. Kemampuan merencanakan untuk peningkatan prestasi dan
mengimplementasikan (achievement & action), yaitu; Inisiatif/proaktif
(Initiative), adalah dorongan bertindak melebihi dari yang dibutuhkan
atau yang dituntut oleh pekerjaan, melakukan sesuatu tanpa menunggu
perintah dulu, yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan
hasil pekerjaan atau untuk menghindari timbulnya suatu masalah, atau
untuk menciptakan peluang-peluang baru
2. Kemampuan melayani (helping & human service), kompetensi ini
terdiri dari;
 Empati (Interpersonal Understanding), adalah kemampuan untuk
mendengarkan dan memahami hal-hal yang tidak diungkapkan
dengan perkataan, seperti dalam bentuk pemahaman atas perasaan,
pemikiran dan keinginan orang lain.
 Kepedulian terhadap kepuasan pelanggan (Customer Service
Orientation), adalah keinginan untuk menolong atau melayani
orang lain/ pelanggan dalam memenuhi keinginannya.
3. Kemampuan memimpin (impact & influence), yaitu; Pengaruh
Strategis (Strategic Impact), adalah tindakan membujuk, dan
mempengaruhi orang lain sehingga mau mendukung renccana
kerjanya.
4. Kemampuan mengelola (managerial), kompetensi ini terdiri dari;
a. Mengembangkan orang lain (Developing Others), adalah keinginan
untuk mengajarkan atau mendorong pengembangan atau proses
belajar orang lain.
b. Kemampuan mengarahkan (Directiveness), adalah kemampuan
memerintah dan mengarahkan orang lain untuk melakukan sesuatu
sesuai posisi dan kewenangannya.
c. Kerja kelompok dan kerja sama (Team Work), adalah keinginan
untuk bekerja sama dengan orang lain atau menjadi anggota
/bagian suatu kelompok.
29
5. Kemampuan berpikir (cognitive), kompetensi ini terdiri dari;
a. Kemampuan menganalisis (Analiytical Thinking), adalah usaha
untuk memahami situasi dengan cara memecahkannya menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil, atau mengambil implikasi suatu
keadaan tahap dmi tahap berdasarkan pengalaman masa lalu.
b. Kemampuan berfikir secara konseptual (Conceptual Thinking),
adalah kemampuan memahami situasi atau masalah sebagai satu
kesatuan.
c. Keahlian teknikal/professional/manajerial (Expertise), adalah
keahlian yang meliputi penguasaan yang berkaitan dengan
pekerjaan dan termasuk motivasi untuk mengembangkan,
menggunakan dan mendistribusikannya pada orang lain.
6. Kemampuan bersikap dewasa (personal effectiveness), kompetensi ini
terdiri dari;
a. Pengendalian diri (Self Control), adalah kemampuan untuk
mengendalikan emosi diri agar terhindar dari perbuatan negative
saat situasi tidak sesuai dengan harapan atau saat berada di bawah
tekanan.
b. Percaya diri (Self Confidence), adalah keyakinan seseorang
terhadap kemampuan dirinya sendiri, dalam melakukan
pekerjaannya.
c. Fleksibilitas (Flexibility), adalah kemampuan untuk beradaptasi
dan bekerja secara efektif dalam berbagai situasi, orang atau
kelompok.
d. Visi/komitmen organisasi (Organizational Commitment), adalah
kemampuan dan kemauan seseorang untuk menyesuaikan
perilakunya dengan kebutuhan, priritas dan tujuan organisasi untuk
bertindak dengan cara yang menunjang tujuan organisasi, atau
memenuhi kebutuhan organisasi.
30
G. Komponen Utama MSDM-BK
1. Kebijakan Organisasi
a. Apakah tenaga kerja sebagai salah satu tujuan, asset atau sumber
daya?
b. Apakah tujuan organisasi sejalan dengan tujuan anggotanya
(individu-individunya)?
c. Apakah kompetensi organisasi dan kompetensi individu mendapat
prioritas atau perhatian yang tinggi dari pimpinan?
d. Apakah ada program dan tersedianya sumber daya untuk
implementasi?
2. Kebutuhan Kompetensi Jabatan
a. 20 jenis kompetensi (Spencer, 1993)
b. Pendidikan (tingkat dan bidang)
c. Pengalaman (durasi, tingkat dan bidang)
d. Sertifikasi keahlian (bidang, tingkat, tahun)
e. Pelatihan (durasi, tingkat dan bidang)
3. Fungsi-fungsi MSDM-BK
a. Kualifikasi/spesifikasi
jabatan
b. Jalur karir jabatan
c. Pelatihan pejenjangan
d. Standar prestasi
e. Struktur gaji
f. Rekrutmen & seleksi
g. Penempatan
h. Kebutuhan pelatihan
i. Penilaian prestasi
j. Konsultasi karir
k. dll
31
4. Pengukuran Kompetensi Pegawai
Metode Pengukuran
a. Referensi dari professional
b. Assessment Center
c. Psikotes
d. Wawancara (BEI)
e. Kuesioner Perilaku
f. Penilaian 360°
g. Biodata
H. Model Kompetensi
Puncak
Madya
Supervisor
Pelaksana
PROGRAM
KOMPENSASI
DATA BASE
KOMPETENSI
STANDAR
KOMPETENSI
INDIVIDUAL
PENILAIAN
HASIL KERJA
PROGRAM
REKRUTMEN
SISTEM
SELEKSI
PENDIDIKAN DAN
PENGEMBANGAN
PERENCANAAN
SUKSESI/KARIR
32
I. Langkah Pengembangan SDM
1. Profil Kapabilitas Pegawai :
a. Identifikasi kompetensi
b. Uraian kompetensi jabatan
c. Penilaian pemegang jabatan
d. Identifikasi keunggulan dan kelemahan
2. Program pelatihan dan pengembangan keterampilan
3. Perencanaan pelatihan individual
4. Penilaian pascaprogram pelatihan/ pengembangan keterampilan
Faktor Eksternal yang HARUS diantisipasi :
a. Faktor Lingkungan
b. Faktor Perkembangan Teknologi
c. Human Resources
d. Struktur Organisasi
e. Budaya Perusahaan
J. Aspek-aspek Peningkatan Kompetensi
1. Komitmen
2. Kompetensi
3. Keefektifan Biaya
4. Keserasian
5. Penyesuaian Diri
6. Kinerja
7. Kepuasan Kerja
8. Motivasi Pegawai
33
2.6 Konsep Audit Kinerja SDM
A. Pengertian Audit SDM
Audit SDM merupakan penilaian dan analisis yang konfrehensif terhadap
program-progam SDM. Audit SDM menekankan penilaian (evaluasi) terhadap
berbagai aktivitas SDM yang terjadi dalam perusahaan dalam rangka memastikan
apakah aktivitas akivitas tersebut telah berjalan secara ekonomis, efisien dan
efektif dalam mencapai tujuannya dan memberikan rekomendasi perbaikan atas
berbagai kekurangan yang terjadi pada aktiviatas SDM yang diaudit untuk
meningkatkan kinerja dari program/aktvitas tersebut. Dari hasila audit dapat
diketahui apakah kebutuhan potensial SDM perusahaan telah terpenuhi atau tidak
dan berbagai hal dalam aktivitas SDM yan masih bisa ditingkatkan kinerjanya.
B. Kerangka Kerja Audit SDM
Kerangka kerja audit SDM menghubungkan pengeolaan SDM dengan tujuan
bisnis perusahaan secara keseluruhan. Dalam hubungan ini audit menilai
dukungan SDM terhadap pencapaian tujuan perusahaan, komitmen perusahaan
dalam memberdayakan, dan melibatkan SDM, serta mengidentifikasi
permasalahan yang terjadi dalam hubungan tersebut dan merekomenasikan
langkah-langkah perbaikan yang diperlukan. Berdasarkan rekomendasi dari hasil
audit, peerusahaan melakukan perubahan dan mengevaluasi perubahan-
perubahan dari hasil audit.
C. Tujuan Audit SDM
Ada beberapa hal yang ingin dicapai melalui audit SDM yang merupakan
tujuan dilakukannya audit tersebut, yaitu :
1. Menilai efektivitas dari fungsi SDM
2. Menilai apakah program/aktivitas SDM telah berjalan secara ekonomis,
efektif dan efisisen.
34
3. Memastikan ketaatan berbagai program/aktivitas SDM terhadap
ketentuan hokum, peraturan dan kebijakan yang berlaku di perusahaan.
4. Mengidentifikasi berbagai hal yang masih dapat ditingkatkan terhadap
aktivitas SDM dalam menunjang kontribusinya terhadap perusahaan.
5. Merumuskan beberapa langkah perbaikan yang tepat untuk meningkatkan
ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas berbagai program/aktivitas SDM
D. Manfaat Audit SDM
1. Ada beberapa manfaat dari audit SDM, antara lain
2. Mengidentifikasi kontribusi dari departemen SDM terhadap organisasi
3. Meningkatkan citra profesioanal departemen SDM
4. Mendorong tanggung jawab dan profesionalisme yang lebih tinggi
karyawan departemen SDM.
5. Memperjeas tugas-tugas dan tanggung jawab departemen SDM
6. Mendorong terjadinya keragaman kebijakan dan praktik-praktik SDM
7. Menemukan masalah-masalah kritis dalam bidang SDM
8. Memastikan ketaatan terhadap hokum dan peraturan dalam praktik SDM
9. Menurunkan biaya SDM melalui prosedur SDM yang lebih efektif
10. Meningkatkan keinginan untuk berubah dalam departemen SDM
11. Memberikan evaluasi yang cermat terhadap system informasi SDM
E. Pendekatan Audit SDM
1. Menentukan Ketaatan Kepada Peraturan Dan Hukum yang Berlaku
Audit menekankan penlaian bagaimana perusahaan menetapkan berbagai
aturan dan kebijakan yang secara internal berlaku di perusahaan, apakah
telah sesuai dengan aturan dan hokum yang ditetapkan pemerintah sebagai
pemegang otoritas? Dan apakah setiap komponen dalan oraganisasi
menjalankan aktivitasnya sesuai dengan aturan dan kebijakan tersebut?
35
Manajemen puncak hasus menyadari bahwa manajer di setiap tingkat
berkewajiban untuk mentaati peaturan dan ketentuan hukum yang berlaku.
2. Mengukur Kesesuaian Program Dengan Tujuan Organisasi
Keselarasan tujuan departemen SDM mulai dari tujuan para karyawannya
sampai tujuan berbagai program yang itetapkan pada departemen ini, dengan
tujuan perusahaan secara keseluruhan harus menjadi pertimbangan utama
dalam menyusun rencana di departemen SDM. Adanya keselarasan tujuan
akan menjadikan aktivitas organisasi berjalan seirama dalam mencapai tujuan
perusahaan secara keseluruhan. Disamping itu, hal ini juga dapat
menghindari benturan antar bagian yang ada, yang dipicu oleh kebutuhan
jangka pendek masing-masing bagian berdasarkan ego sektoral masing-
masing.
3. Mengukur Kinerja Program
Mengukur kinerja program berarti menghubungkan aktivitas actual
program SDM yang diaudit dengan ukuran-ukuran keberhasilan yang telah
ditetapkan sebakumnya. Disamping ukuran-ukuran keberhasilan, penilaian
kinerja program juga berhubungan denga strategi dan rencana yang telah
ditetapkan.
F. Audit Atas Perolehan SDM
1. Perencanaan SDM
Perencanaan SDM merupakan proses analisis dan identifikasi tentang
kebutuhan dan ketersediaan SDM untuk menyelesaikan berbagai bidang
tugasn dan tanggung jawab yang harus dikelola perusahaandalam
mencapai tujuannya. Rencana SDM merupakan bagian dari rencana
strategis perusahaan, dimana rencana ini memastikan kebtuhan SDM
36
untuk mengimplementasikan strategi pencapaian tujuan perusahaan dapat
terpenuhi dalam kualitas dan kuantitasnya yang tepat pada saat diperukan.
2. Rekrutmen
Rekrutmen meliputi upaya pencarian sejumlah calon karyawan yang
memenuhi syarat dalam jumlah tertentu ehingga dari mereka perusahaan
dapat menyeleksi orang-orang yang paling tepat untuk mengisi lowongan
pekerjaan yang ada. Pelaksanaan rekrutmen harus mampu mendapatkan
SDM dengan cara yang paling ekonomis, efektif dan efisien.
Kegiatan kunci dalam melaksanakan rekrutmen meliputi :
a. Menentukan kebutuhan jangka panjang dan jangka pendek pada setiap
bidang, jenis pekerjaan dan levelnya dalam perusahaan.
b. Terus berupaya mendapatkan informasi tentang perkembangan kondisi
pasar tenaga kerja. Menyusun bahan-bahan rekrutmen yang efektif.
c. Menyusun program rekrutmen yang terpadu berhubungan dengan
aktivitas SDM yang lain dang dengan kerjasama antara manajer lini
dan karyawan.
d. Mendapat pool calon karyawan yang berbobot dan memenuhi syarat.
e. Mencatat jumlah dan kualitas pelamar dari berbagai sumber dan
masing-masing metode rekrutmennya.
f. Melakukan tindak lanjut terhadap para karyawan baik yang ditolak
maupun yang diterima untuk mengevaluasi efektivitas rekrutmen yang
dilkukan.
3. Seleksi Dan Penempatan
Seleksi adalah proses mendapatkan dan menggunakan informasi
mengenai pelamar kerja untuk menentukan siapa seharusnya yang
diterima untuk menempati posisi jangka pendek dan jangka panjang.
Sedangkan penempatan berkaitan dengan pencocokan seseorang dengan
jabatan yang akan dipegangnya. Seleksi dan penempatan bertujuan untuk
37
menempatkan orang yang tepat pada jabatan yang tepat. Ini berarti
mengukur keerampilan, pengetahuan dan kemampuan seseorang dengan
tuntutan pekerjaan dan juga kecocokan antara kepribadian, minat,
kesukaan serta kesempatan dan budaya yang terkait dengan perusahaan
secara keseluruhan.
G. Audit Atas Pengelolaan SDM
1. Pelatihan Dan Pengembangan Karyawan
Pelatihan dan pengembangan karyawan bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan SDM dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Pelatihan menekankan pada peningkatan keterampilan dan kemampuan
SDM dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya saat ini,
sedangkan pengembangan SDM lebih menekankan pada peningkatan
kinerja SDM di masa yang akan datang.
2. Perencanaan Dan Pengembangan Karier
Karier adalah seluruh pekerjaan yang dimiliki atau yang dilakukan oleh
individu selama hidupnya. Pengembangan karier seorang karyawan
menunjukkan semakin meningkatnya kemempuan karyawan tersebut
dalam memegang tugas, wewenang dan tanggung jawab yang lebih besar
dalam pekerjaannya. Untuk dapat memegang tanggung jawab yang lebih
besar seorang karyawan harus mempunyai kamampuan yang memedai.
Program perencanaan dan pengembangan karier karyawan harus
memperhatikan tiga kepentingan pokok agar program ini dapat berjaan
secara efektif. Ketiga hal tesebut adalah :
a. Perencanaan dan pengembangan karier harus terintegrasi dengan
perencanaan SDM.
b. Perencanaan dan pengembangan karier harus diikuti dengan evaluasi
yang memadai.
c. Kebutuhan karyawan.
38
3. Penilaian Kinerja
Penilaian kerja karyawan pada dasarnya adalah menghubungkan kinerja
karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan
standar keberhasilan yang telah ditetapkan untuk tugas dan tanggung
jawab tersebut. Hasil penilaian kinerja karyawan dapat mencerminkan
sebagian dari kinerja perusahaan.
4. Konpensasi Dan Balas Jasa
Kompensasi adalah sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti
(imbalan) atas kontribusi yang telah diberikan karyawan kepada
perusahaan. Hal ini merupakan salah satu bentuk pelaksanaan fungsi
manajemen SDM yang berhubungan dengan semua jenis pemberian
penghargaan individual atas jasa, keahlian atau pekerja, dan kesetian
karyawan kepadca bisnis perusahaan.
5. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja mengacu kepada kodisi fisiologis-fisik
dan psiologis karyawan yang di akibatkan oleh linngkungan dan fasilitas
kerja yang di sediakan perusahaan . perusahaan yang melaksanakan
dengan baik program keselamatan dan kesehatan kerja secara signifikan
dapat mencegah berbagai akibat dalam bentuk penyakit, cedera atau
meninggal karena pengelolaan keselamatan kerja yang kurang baik.
6. Kepuasan Kerja Karyawan
Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai
dengan system nilai yang berlaku pada dirinya. Semakin tinggi penilaian
terhadap kegiatan dirasakan sesuai dengan keinginan individu, maka
semakin tinnggi pula kepuasannya terhadap kegiatan tersebut. Jika
kepuasan kerja merupakan gambarab evaluasi seseorang atas perasaan
sikapnya senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja,
beberapa teori mengenai mengenai kepuasan kerja yang telah cukup
dikenal antara lain : Teori ketidak puasan Teori keadilan Teori dua factor.
39
H. Audit Atas Pengurangan SDM
Perubahan lingkungan bisnis dimana perusahaan harus mampu beroperasi
dengan sangat efisien, juga menuntut perusahaan untuk melakukan
perubahan dalam organisasinya. Kemungkinan yang sering terjadi adalah
kebijakan untuk melakukan rekstrukturisasi yang memungkinkan
hilangnya beberapa jabatan karena jabatab tersebut sudah tidak efektif lagi
untuk dipertahankan dan fungsi-fungsinya bisa dilaksanakan oleh jabatan
yang sangat ini dipertahankan. Sebagai akibat dari rekstruksisasi ini,
pengurangan tenaga kerja merupakan konsikuensi logis yang harus terjadi.
Hal ini dapat menimbulkan kekawatiran dan keresahan karyawan
(terutama yang merasa prestasinya tidak istimewa, tidak memiliki
keterampilan yang menonjol dibandingkan dengan karyawan yang lain,
dan berbagai kekurangan yang lain) akan kehilangan posisi atau pekerjaan
karena pengurangan tenaga kerja dapat berupa pemutusan hubungan kerja
40
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam era modern saat ini, dimana persaingan di setiap lini dalam perusahaan
sangat ketat dan dominan, yang mengakibatkan terjadinya persaingan pasar dimana
setiap perusahaan ingin menguasai pasar. Peran sumber daya manusia dalam
organisasi adalah sangat dominant, karena merupakan motor penggerak paling
utama di dalam suatu organisasi, sehingga perhatian serius terhadap pengelolan
sumber daya manusia sebagai salah satu factor penentu keberhasilan mutlak
diperlukan. Peran sumberdaya manusia yang sangat besar akan keberhasilan
perusahaan ikut terpengaruh dengan dengan adanya globalisasi pasar dan kompetisi
yang tinggi, sehingga peran baru sumberdaya manusia dicerminkan melalui berbagai
perubahan.
Karena hal tersebut perusahaan harus mampu mengembangkan SDM dengan
efektif dengan metode yang sesuai, dengan meningkatkan kinerja SDM melalui
pelatihan dan penilian peningkatan terhadap SDM tersebut. Mengkur kinerja SDM
memberi penilaian kemudian memotivasi agar karyawan merasa di hargai, dan bisa
meningkatkan kinerjanya. Tingkat motivasi karyawan sesuai apa yang dibutuhkan
mereka, itu bisa dilihat dari kepuasaan kinerja mereka. Dalam mengembangkan dan
meningkatkan kinerja SDM, perusahaan harus mampu meningkatkan kecerdasaan
emosional, bukan hanya harus di miiliki oleh karyawan tapi juga harus di miliki oleh
manajement. Audit kinerja SDM juga sangat berpenagruh terhadap kinerja
karayawan untuk melihat seberapa taat nya pada sebuah aturan dan kewenangan
mereka di perusahaan tersebut.
iii
DAFTAR PUSTAKA
https://edoc.site/makalah-pengukuran-kinerja-berbasis-hr-scorecard-pdf-free.html di
akses 13 November 2018
http://jurnalmanajemen.com/penilaian-kinerja-karyawan/ di akses 15 November 2018
http://mynewblogjulisiregar.blogspot.com/2006/05/sistem-pengukuran-sumber-
daya.html?m=1 di akses 15 November 2018
http://rinairayati.blogspot.com/2015/12/makalah-msdm-motivasi-karyawan.html di
akses 13 November 2018
http://sashaannisa18.blogspot.com/2015/03/makalah-kepuasan-kerja.html di akses 15
November 2018
Jusmaliani. 2011. Pengelolaan Sumber Daya Insani. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nuraini. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Pekanbaru: Yayasan Ainisyam
4
JAWABAN UTS
1. Jelaskan hubungan tujuan dari Strategi SDM dan tujuan utama dari HR
Scorecard ! Dan Bagaimana efisiensi & efektifitas dapat meningkatkan
produktifitas !
Jawaban :
Hubungan tujuan dari strategi SDM yaitu untuk untuk meningkatkan kinerja,
mengembangkan budaya korporasi yang mendukung penerapan inovasi dan
fleksibilitas.
Tujuan utama dari HR Scorecard yaitu mingkatkan sumber daya manusia
dengan sebuah sitem yang mengitkan orang-strategikinerja untuk
menghasilkan perushaan yang unggul, untuk mencapai tujuan dari perusahaan
tersebut.
Efisiensi dan efektivitas dapat meningkatkan produktivitas karena Perusahaan
dengan jumlah penjualan yang tinggi atau bisa dibilang sukses tentu tau
bahwa produktivitas adalah tentang efisiensi dan efektivitas. Mereka juga
menyadari bahwa teknologi dan pemberdayaan penjualan seperti CRM, Social
Media dan lain sebagainya adalah merupakan salah satu bagian untuk terus
meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam mencapai
produktivitas. Sehingga tim pemasaran dapat menciptakan penjualan dengan
kualitas yang lebih baik lagi, memperpendek siklus penjualan dan memastikan
tim sales dapat berlatih dengan cepat untuk mencapai target misalnya dengan
Mengurangi waktu untuk closing transaksi pertama untuk pelanggan baru,
Pengulangan penjualan baru, Memperpendek siklus penjualan, Meningkatkan
presentase dari kuota penjualan baru.
5
2. Jelaskan factor yang mendasari adanya motivasi kerja untuk mencapai semangat
kerja dalam rangka pencapaian kinerja individu! Serta mengapa standar kinerja
sebagai ukuran dalam pencapainnya!
Jawaban :
Faktor adanya motivasi kerja untuk mencapai adanya semangat kerja
karyawan yaitu :
 Prestasi yang diraih (achievement)
 Pengakuan orang lain (recognition)
 Tanggung jawab (responsibility)
 Peluang untuk maju (advancement)
 Kepuasan kerja itu sendiri (the work it self)
 Kemungkinan pengembangan karir (the possibility of growth)
 Kompensasi
 Keamanan dan keselamatan kerja
 Kondis ikerja
 Status
 Prosedur perusahaan
Standar kinerja sebagai ukuran dalam pencapaian yaitu :
1. Untuk Mengevaluasi
Yakni untuk mengevaluasi seberapa baik suatu organisasi berkinerja. Proses
evaluasi ini terdiri dari dua variabel: data kinerja organisasi dan patokan yang
menciptakan suatu kerangka untuk menganalisis data kinerja tersebut.
2. Untuk Mengendalikan
Manajer memiliki kebutuhan untuk memastikan bahwa bawahan mereka telah
melakukan pekerjaan mereka secara benar. Organisasi pun menciptakan
sistem pengukuran yang menentuan tindakan tertentu apa yang harus
dilakukan oleh karyawan. Setelah itu, mereka pun mengevaluasi apakah sang
6
karyawan betul-betul telah melakukan apa yang telah ditugaskan kepada
mereka dan membandingkannya dengan standar kinerja.
3. Untuk Menganggarkan
Anggaran adalah perangkat mentah untuk meningkatkan kinerja. Kinerja yang
buruk tidak selalu berubah menjadi baik ketika dilakukan pemotongan
anggaran sebagai tindakan disipliner. Terkadang penaikan anggaran lah yang
menjadi jawaban untuk peningkatan kinerja.
4. Untuk Memotivasi
Para karyawan perlu diberikan target yang signifikan untuk mereka raih dan
lalu menggunakan ukuran kinerja -termasuk target antara- untuk memfokuskan
ernergi para karyawan dan memberikan perasaan telah mencapai sesuatu.
Target kinerja juga bisa mendorong munculnya kreativitas dalam
mengembangkan cara-cara yang lebih baik untuk mencapai suatu tujuan.
5. Untuk Mengembangkan
Organisasi harus belajar tentang apa-apa yang harus dilakukan secara berbeda
untuk memperbaiki kinerja. Oleh karenanya organisasi membutuhkan umpan
balik untuk menilai kesesuaian rencana dan arahan serta target sehingga bisa
didapatkan pengertian mana-mana saja perihal yang perlu diperbaiki dan
dikembangkan.
3. Jika anda seorang pimpinan di suatu organisasi bagaimana anda melakukan
penilaian kecerdasan emosional dan kecerdasan pengetahuan pada bawahan
anda, apa yang menjadi tolak ukur penilaian anda. Jelaskan dengan singkat!
Jawaban :
Dalam pengukuran kecerdasan pengetahuan tolak ukur bisa dengan metode IQ
dengan memeberi soal dengan study kasus dimana sesorang harus menjawab
dengan logikanya. Sedangkan untuk kecerdasaan emosional , menggunakan
tolak ukur EQ dengan cara melihat sikap dalam menghadapi sebuah persoalan
dalam organisasi
7
4. Jika anda seorang atasan dan akan menempatkan seseorang pada posisi strategis
di perusahaan yang anda pimpin dari sudut pandang apa penempatan tersebut,
jika faktor kompetensi dan kapabilitas yang anda lihat jelaskan!
Jawaban :
Dalam hal mencari seseorang untuk menduduki posisi strategis diperusahaan
yang saya pimpin, hal yang perlu saya perhatikan itu dari faktor Kompetensi
yang mana disini menjelaskan bahwa apa yang dilakukan orang di tempat kerja
pada berbagai tingkatan dan memperinci standard masing – masing tingkatan,
mengidentifikasi karakteristik pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan
individual yang memungkinkan menjalankan tugas dan tanggung jawab secara
efektif sehinggga mencapai standard kualitas profesional dalam bekerja, jadi
faktor ini sangatlah penting dan membantu saya, lalu ada faktor kapabilitas
tidak sebatas memiliki keterampilan (skill) namun lebih dari itu, yaitu lebih
paham secara mendetail sehingga benar-benar menguasai kemampuannya dari
titik kelemahan hingga cara mengatasinya. Jadi kedua faktorini, sangatlah
mendukung, dan bisa menjadi tolak ukur bagi saya, agar Mampu mencari
seseorang untuk menduduki posisi strategis diperusahaan.
5. Buatlah resume dari tugas makalah anda!
Jawaban :
Evaluasi kinerja adalah suatu metode dan proses penilaian dan
pelaksanaan tugas seseorang atau sekelompok orang atau unit-unit kerja dalam
satu perusahaan atau organisasi sesuai dengan standar kinerja atau tujuan yang
ditetapkan lebih dahulu. Evaluasi kinerja merupakan cara yang paling adil
dalam memberikan imbalan atau penghargaan kepada pekerja.
Tujuan Evaluasi Kinerja
1. Pengembangan
2. Pemberian Reward
8
3. Motivasi
4. Perencanaan SDM
5. Kompensasi
6. Komunikasi
Human resources scorecard adalah suatu sistem pengukuran sumber daya
manusia yang mengaitkan orang – strategi – kinerja untuk menghasilkan
perusahaan yang unggul.
manfaat HR Scorecard bagi perusahaan sebagai berikut :
7. Memperjelas perbedaan antara HR Doables (kinerja) SDM yang tidak
mempengaruhi implementasi strategi perusahaan dengan HRD Deliverable
(kinerja SDM yang mempunyai pengaruh terhadap implementasi strategi
perusahaan).
8. Menyeimbangkan proses penciptaan nilai (HR Value proposition) dengan
pengendalian biaya disatu sisi dan investasi yang diperlukan disisi lainnya.
9. Menggunakan leading indikator (indikator yang menilai status faktor kunci
kesuksesan yang mendorong implementasi strategi perusahaan). Model
SDM strategik memberi kontribusi yang menghubungkan keputusan SDM
dan sistim dengan HR Deliverable, dimana mempengaruhi key
performance driver dalam implementasi strtaegi perusahaan (misalnya:
kepuasan pelanggan atau fokus peningkatan kompetensi karyawan).
10. Menilai kontribusi SDM terhadap implementasi strategi.
11. Mengarahkan profesional SDM secara aktif mengelola tanggung
jawab terhadap implementasi strategi perusahaan.
12. Mendukung perubahan dan fleksibilitas.
Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan atau
daya penggerak”. Motivasi ini sangat diperlukan seseorang dalam
menjalankan segala aktivitasnya.
9
Model-model Motivasi
1. Model Tradisional
2. Model Hubungan Manusiawi
3. Model Sumberdaya Manusia
Teori Kepuasan (Content Theory)
1. Teori Maslow’s
2. Teori X dan Teori Y (Mc Gregor)
3. Teori Motivasi dari Herzberg
4. Teori ERG Aldefer
Pengertian kepuasan kerja menurut Lock (1995) Kepuasan kerja
merupakan suatu ungkapan emosional yang bersifat positif atau menyenangkan
sebagai hasil dari penilaian terhadap suatu pekerjaan atau pengalaman kerja.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja.
1. Kondisi kerja
2. Peraturan
3. Kompensasi
4. Efisiensi kerja
5. Peluang promosi
6. Rekan kerja atau partner kerja
Bagaimana Karyawan Dapat Mengungkapkan Ketidakpuasan.
1. Exit
2. Suara (Voice)
3. Kesetiaan (Loyality),
4. Pengabaian (Neglect),
10
Emotional Quotient (Kecerdasan emosional) atau hati (Emotional
Quotient, EQ) : Kemampuan untuk mengenal diri sendiri, kesadaran diri,
kepekaan sosial, empati dan kemampauan untuk berkomunikasi secara baik
dengan orang lain. Termasuk kepekaan mengenai waktu yang tepat, kepatutan
secara sosial, keberanian mengakui kelemahan, serta menyatakan dan
menghormati perbedaan.
Kecerdasan intelektual atau sering disebut dengan istilah IQ
(intelligence quotient) sempat dimitoskan sebagai satu-satunya kriteria
kecerdasan manusia. IQ pada umumnya mengukur kemampuan yang berkaitan
dengan pengetahuan praktis, daya ingat (memory), daya nalar (reasoning),
perbendaharaan kata, dan pemecahan masalah.
Spiritual Quotient (SQ) adalah kecerdasan yang berkaitan dengan
kemampuan seseorang untuk menarik makna dari setiap kejadian yang
dialaminya / kecerdasan yang berbasis pada nilai-nilai ketuhanan.
Goleman (2003) menjelaskan bahwa kecerdasan emosional terbagi ke
dalam lima wilayah utama, yaitu
1. Kesadaran Diri (Self Awareness)
2. Pengaturan Diri (Self Management)
3. Motivasi (Self Motivation)
4. Empati (Empathy/Social awareness
5. Ketrampilan Sosial (Relationship Management)
Dampak dari pengabaian kecerdasan emosional antara lain:
1. Kapasitas intelijensi dapat menipis.
2. Tidak bisa menjalankan disiplin diri.
3. Pikiran sering tertekan, tidak fokus, galau, serta kehilangan kemampuan
berpikir abstrak, seksama, analitis, dan kreatif.
11
4. Jiwa tertekan dan lemah, hingga terkadang merasa tak berdaya, tak punya
harapan, dan bahkan putus asa hingga ingin bunuh diri.
Dampak jika kita mengabaikan dan mengkhianati Kecerdasan Spiritual:
f. Terhadap tubuh, dapat dilihat dari raut muka dan mata
g. Pikiran penuh dengan dalih rasionalisasi.
h. Tidak punya rasa damai dalam dirinya.
i. Kemampuan untuk menilai menjadi cacat.
j. Terhadap hati
Kompetensi, artinya adalah Kemampuan, sebagai seorang individu
atau calon pemimpin diharapkan memiliki kemampuan, ketrampilan atau
skill.
Kapabilitas, artinya juga sama dengan Kompetensi, yaitu Kemampuan.
Namun pemaknaan kapabilitas tidak sebatas memiliki keterampilan (skill)
saja namun lebih dari itu, yaitu lebih paham secara mendetail sehingga benar
benar menguasai kemampuannya dari titik kelemahan hingga cara
mengatasinya.
Karakteristika kompetensi
1. Motif
2. Sifat/ciri bawaan
3. Konsep diri
4. Pengetahuan
5. Keterampilan
12
Kelompok kompetensi generik
7. Kemampuan merencanakan untuk peningkatan prestasi dan
mengimplementasikan (achievement & action),
8. Kemampuan melayani (helping & human service
9. Kemampuan memimpin (impact & influence)
10. Kemampuan mengelola (managerial)
11. Kemampuan berpikir (cognitive)
12. Kemampuan bersikap dewasa (personal effectiveness)
Audit SDM merupakan penilaian dan analisis yang konfrehensif terhadap
program-progam SDM.
Tujuan Audit SDM
1. Menilai efektivitas dari fungsi SDM
2. Menilai apakah program/aktivitas SDM telah berjalan secara ekonomis,
efektif dan efisisen.
3. Memastikan ketaatan berbagai program/aktivitas SDM terhadap ketentuan
hokum, peraturan dan kebijakan yang berlaku di perusahaan.
4. Mengidentifikasi berbagai hal yang masih dapat ditingkatkan terhadap
aktivitas SDM dalam menunjang kontribusinya terhadap perusahaan.
5. Merumuskan beberapa langkah perbaikan yang tepat untuk meningkatkan
ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas berbagai program/aktivitas SDM
Pendekatan Audit SDM
1. Menentukan Ketaatan Kepada Peraturan Dan Hukum yang Berlaku
2. Mengukur Kesesuaian Program Dengan Tujuan Organisasi
3. Mengukur Kinerja Program
13
Audit Atas Perolehan SDM
1. Perencanaan SDM
2. Rekrutmen
3. Seleksi Dan Penempatan
Audit Atas Pengelolaan SDM
1. Pelatihan Dan Pengembangan Karyawan
2. Perencanaan Dan Pengembangan Karier
3. Penilaian Kinerja
4. Konpensasi Dan Balas Jasa
5. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
6. Kepuasan Kerja Karyawan

More Related Content

What's hot

Makalah 2 (UAS) Dinda Ayoe Ningtyas- 11150404- 7C MSDM
Makalah 2 (UAS) Dinda Ayoe Ningtyas- 11150404- 7C MSDMMakalah 2 (UAS) Dinda Ayoe Ningtyas- 11150404- 7C MSDM
Makalah 2 (UAS) Dinda Ayoe Ningtyas- 11150404- 7C MSDMDindaAyoeNingtyas
 
Makalah Sebelum UTS
Makalah Sebelum UTSMakalah Sebelum UTS
Makalah Sebelum UTSUcon123
 
Makalah 1.maman.s. 11150342,7_imsdm[1]
Makalah 1.maman.s. 11150342,7_imsdm[1]Makalah 1.maman.s. 11150342,7_imsdm[1]
Makalah 1.maman.s. 11150342,7_imsdm[1]MamanSuparman22
 
Makalah 2 kompensasi
Makalah 2 kompensasiMakalah 2 kompensasi
Makalah 2 kompensasiazharialim
 
Makalah 2 evakinkom
Makalah 2 evakinkomMakalah 2 evakinkom
Makalah 2 evakinkomyayulestari2
 
Makalah ke1 pk ade uts
Makalah ke1 pk ade utsMakalah ke1 pk ade uts
Makalah ke1 pk ade utsetisuha
 
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasiMakalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasititatoharoh
 
Makalah(2) kompensasi
Makalah(2) kompensasiMakalah(2) kompensasi
Makalah(2) kompensasiyulicute
 
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasiMakalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasititatoharoh
 
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompensasiMakalah 2 evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompensasimamansajah9
 
Makalah evaluasi kerja dan kompensasi
Makalah evaluasi kerja dan kompensasiMakalah evaluasi kerja dan kompensasi
Makalah evaluasi kerja dan kompensasidharmawan01
 
Tugas evaluasi kinerja dan kompensasi
Tugas evaluasi kinerja dan kompensasiTugas evaluasi kinerja dan kompensasi
Tugas evaluasi kinerja dan kompensasifahmi ami
 
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi sebelum ust
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi sebelum ustMakalah evaluasi kinerja dan kompensasi sebelum ust
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi sebelum ustLIAYULIANA8
 
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 2
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 2Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 2
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 2NouvalAbdulAziz
 

What's hot (17)

Makalah 2 (UAS) Dinda Ayoe Ningtyas- 11150404- 7C MSDM
Makalah 2 (UAS) Dinda Ayoe Ningtyas- 11150404- 7C MSDMMakalah 2 (UAS) Dinda Ayoe Ningtyas- 11150404- 7C MSDM
Makalah 2 (UAS) Dinda Ayoe Ningtyas- 11150404- 7C MSDM
 
Makalah Sebelum UTS
Makalah Sebelum UTSMakalah Sebelum UTS
Makalah Sebelum UTS
 
Makalah 1.maman.s. 11150342,7_imsdm[1]
Makalah 1.maman.s. 11150342,7_imsdm[1]Makalah 1.maman.s. 11150342,7_imsdm[1]
Makalah 1.maman.s. 11150342,7_imsdm[1]
 
Makalah 2 kompensasi
Makalah 2 kompensasiMakalah 2 kompensasi
Makalah 2 kompensasi
 
Makalah 2 evakinkom
Makalah 2 evakinkomMakalah 2 evakinkom
Makalah 2 evakinkom
 
Makalah ke1 pk ade uts
Makalah ke1 pk ade utsMakalah ke1 pk ade uts
Makalah ke1 pk ade uts
 
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasiMakalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi
 
Evaluasi kinerja
Evaluasi kinerjaEvaluasi kinerja
Evaluasi kinerja
 
Makalah(2) kompensasi
Makalah(2) kompensasiMakalah(2) kompensasi
Makalah(2) kompensasi
 
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasiMakalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi
 
Makalah uas
Makalah uasMakalah uas
Makalah uas
 
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompensasiMakalah 2 evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompensasi
 
Makalah evaluasi kerja dan kompensasi
Makalah evaluasi kerja dan kompensasiMakalah evaluasi kerja dan kompensasi
Makalah evaluasi kerja dan kompensasi
 
Tugas evaluasi kinerja dan kompensasi
Tugas evaluasi kinerja dan kompensasiTugas evaluasi kinerja dan kompensasi
Tugas evaluasi kinerja dan kompensasi
 
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi sebelum ust
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi sebelum ustMakalah evaluasi kinerja dan kompensasi sebelum ust
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi sebelum ust
 
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 2
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 2Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 2
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 2
 
Makalah 1
Makalah 1Makalah 1
Makalah 1
 

Similar to Makalah 1 (UTS) dan Jawaban UTS Dinda Ayoe Ningtyas-11150404-7C MSDM-UNIBA BANTEN

Makalah 2 evakinkom
Makalah 2 evakinkomMakalah 2 evakinkom
Makalah 2 evakinkomyayulestari2
 
Makalah 1 uts evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah 1 uts evaluasi kinerja dan kompensasiMakalah 1 uts evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah 1 uts evaluasi kinerja dan kompensasimutamimi
 
Makalah evakinkomp2
Makalah evakinkomp2Makalah evakinkomp2
Makalah evakinkomp2Lisaaa1096
 
Tugas Makalah 2 -Uas- evaluasi kinerja dan kompensasi- Tubagus upay
Tugas Makalah 2 -Uas- evaluasi kinerja dan kompensasi- Tubagus upayTugas Makalah 2 -Uas- evaluasi kinerja dan kompensasi- Tubagus upay
Tugas Makalah 2 -Uas- evaluasi kinerja dan kompensasi- Tubagus upaytubagusupayupay
 
MAKALAH UAS kelas 7 n nove rusdiana 11150476
MAKALAH UAS kelas 7 n nove rusdiana 11150476MAKALAH UAS kelas 7 n nove rusdiana 11150476
MAKALAH UAS kelas 7 n nove rusdiana 11150476noverusdiana
 
Makalah mk evaluasi kerja dan kompensasi (2 ) makalah uas
Makalah mk evaluasi kerja dan kompensasi (2 ) makalah uasMakalah mk evaluasi kerja dan kompensasi (2 ) makalah uas
Makalah mk evaluasi kerja dan kompensasi (2 ) makalah uasMarani Puspita
 
Giofani Makalah i - 1150351 - 7c msdm
Giofani Makalah i - 1150351 - 7c msdmGiofani Makalah i - 1150351 - 7c msdm
Giofani Makalah i - 1150351 - 7c msdmGiofanisdg
 
Tugas2 Makalah Uas-Alinda jumaesih-evaluasi kinerja dan kompensasi
Tugas2 Makalah Uas-Alinda jumaesih-evaluasi kinerja dan kompensasiTugas2 Makalah Uas-Alinda jumaesih-evaluasi kinerja dan kompensasi
Tugas2 Makalah Uas-Alinda jumaesih-evaluasi kinerja dan kompensasiAlindajumaesihjumaesih
 
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi eko bayu saputro_11150344_7_h msdm
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi eko bayu saputro_11150344_7_h msdmMakalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi eko bayu saputro_11150344_7_h msdm
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi eko bayu saputro_11150344_7_h msdmekobayu6
 
Makalah uts neng-juati_7c-msdm
Makalah uts neng-juati_7c-msdmMakalah uts neng-juati_7c-msdm
Makalah uts neng-juati_7c-msdmNengJuati
 
Tugas makalah 2 pak ade fauzi
Tugas makalah 2 pak ade fauziTugas makalah 2 pak ade fauzi
Tugas makalah 2 pak ade fauzikasiyah
 
Makalah evaluasi kerja dan kompensasi
Makalah evaluasi kerja dan kompensasiMakalah evaluasi kerja dan kompensasi
Makalah evaluasi kerja dan kompensasidharmawan01
 

Similar to Makalah 1 (UTS) dan Jawaban UTS Dinda Ayoe Ningtyas-11150404-7C MSDM-UNIBA BANTEN (20)

Makalah 2 evakinkom
Makalah 2 evakinkomMakalah 2 evakinkom
Makalah 2 evakinkom
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
 
Makalah 1 uts evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah 1 uts evaluasi kinerja dan kompensasiMakalah 1 uts evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah 1 uts evaluasi kinerja dan kompensasi
 
Makalah evakinkomp2
Makalah evakinkomp2Makalah evakinkomp2
Makalah evakinkomp2
 
Tugas Makalah 2 -Uas- evaluasi kinerja dan kompensasi- Tubagus upay
Tugas Makalah 2 -Uas- evaluasi kinerja dan kompensasi- Tubagus upayTugas Makalah 2 -Uas- evaluasi kinerja dan kompensasi- Tubagus upay
Tugas Makalah 2 -Uas- evaluasi kinerja dan kompensasi- Tubagus upay
 
MAKALAH UAS kelas 7 n nove rusdiana 11150476
MAKALAH UAS kelas 7 n nove rusdiana 11150476MAKALAH UAS kelas 7 n nove rusdiana 11150476
MAKALAH UAS kelas 7 n nove rusdiana 11150476
 
Makalah 1 (satu)
Makalah 1 (satu)Makalah 1 (satu)
Makalah 1 (satu)
 
Makalah 1 (satu)
Makalah 1 (satu)Makalah 1 (satu)
Makalah 1 (satu)
 
Makalah nanah
Makalah nanahMakalah nanah
Makalah nanah
 
Makalah mk evaluasi kerja dan kompensasi (2 ) makalah uas
Makalah mk evaluasi kerja dan kompensasi (2 ) makalah uasMakalah mk evaluasi kerja dan kompensasi (2 ) makalah uas
Makalah mk evaluasi kerja dan kompensasi (2 ) makalah uas
 
Makalah nanah
Makalah nanahMakalah nanah
Makalah nanah
 
Giofani Makalah i - 1150351 - 7c msdm
Giofani Makalah i - 1150351 - 7c msdmGiofani Makalah i - 1150351 - 7c msdm
Giofani Makalah i - 1150351 - 7c msdm
 
Tugas2 Makalah Uas-Alinda jumaesih-evaluasi kinerja dan kompensasi
Tugas2 Makalah Uas-Alinda jumaesih-evaluasi kinerja dan kompensasiTugas2 Makalah Uas-Alinda jumaesih-evaluasi kinerja dan kompensasi
Tugas2 Makalah Uas-Alinda jumaesih-evaluasi kinerja dan kompensasi
 
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi eko bayu saputro_11150344_7_h msdm
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi eko bayu saputro_11150344_7_h msdmMakalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi eko bayu saputro_11150344_7_h msdm
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi eko bayu saputro_11150344_7_h msdm
 
Makalah jadi 2
Makalah jadi 2Makalah jadi 2
Makalah jadi 2
 
Makalah uts neng-juati_7c-msdm
Makalah uts neng-juati_7c-msdmMakalah uts neng-juati_7c-msdm
Makalah uts neng-juati_7c-msdm
 
Tugas makalah 2 pak ade fauzi
Tugas makalah 2 pak ade fauziTugas makalah 2 pak ade fauzi
Tugas makalah 2 pak ade fauzi
 
Eka ratna 11150093 uts
Eka ratna 11150093 utsEka ratna 11150093 uts
Eka ratna 11150093 uts
 
Eka ratna 11150093 uts
Eka ratna 11150093 utsEka ratna 11150093 uts
Eka ratna 11150093 uts
 
Makalah evaluasi kerja dan kompensasi
Makalah evaluasi kerja dan kompensasiMakalah evaluasi kerja dan kompensasi
Makalah evaluasi kerja dan kompensasi
 

Recently uploaded

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 

Recently uploaded (20)

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 

Makalah 1 (UTS) dan Jawaban UTS Dinda Ayoe Ningtyas-11150404-7C MSDM-UNIBA BANTEN

  • 1. MAKALAH EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas ujian tengah semester (UTS) Dosen pengampu Ade Fauzi SE. MM Semester 7/2018 Oleh : Dinda Ayoe Ningtyas Nim : 11150404 Kelas : 7C-MSDM JURUSAN MANAGEMENT SUMBER DAYA MANUSIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BINA BANGSA BANTEN 2018/2019
  • 2. i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat limpahan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Solawat beserta salam tak lupa kita junjung agungkan pada Nabi besar Muhammad SAW yangkita nantikan syafa’atnya di yaumul kimat kelak. Makalah dengan ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah “Evaluasi Kinerja dan Kompensasi” serta untuk memahami materi yang telah di sampaikan Bapak dosen. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT. senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin. Serang, 15 November 2018 Penulis
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..........................................................................................i DAFTAR ISI....................................................................................................... ii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................1 1.2 Rumusan Masalah .............................................................................1 1.3 Tujuan................................................................................................1 BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Pengertian dan Fungsi Evaluasi Kinerja............................................2 2.2 HR Socecard (Pengukuran Kinerja SDM) ........................................6 2.3 Motivasi dan Kepuasan Kerja ...........................................................9 2.4 Mengelola Potensi Kecerdasan dan Emosional SDM .....................18 2.5 Membangun Kapabilitas dan Kompetensi SDM.............................25 2.6 Konsep Audit Kinerja SDM ............................................................33 BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan......................................................................................40 DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................iii
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan tumpuhan bagi perusahaan untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan perusahaan. Walaupun didukung dengan sarana dan prasarana serta sumber dana yang berlebihan, tetapi tanpa dukungan sumber daya manusia yang andal kegiatan perusahaan tidak akan terselesaikan dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia merupakan kunci pokok yang harus diperhatikan dengan segala kebutuhannya. Sebagai kunci pokok, sumber daya manusia akan menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan perusahaan. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikanya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, rumusan masalah makalah adalah sebagai berikut: 1. Apakah fungsi dan manfaat evaluasi kinerja? 2. Apa saja teori-teori motivasi? 3. Bagaimana mengeola potensi kecerdasan dan emosional SDM? 4. Apa saja karakteristik kompensasi? 5. Bagaimana konsep audit kinerja SDM? 1.3 Tujuan Makalah ini dibuat guna mengevaluasi dan mempelajari lebih dalam materi yang sudah di sampaikan dosen dari pertemuan awal hingga menjelangn UTS, guna memberikan wawasan kepada mahasiswa agar lebih aktiv dalam menggali materi dari yang di sampaikan dosen.
  • 5. 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Evaluasi Kinerja SDM A. Pengrtian Evaluasi kinerja adalah suatu metode dan proses penilaian dan pelaksanaan tugas seseorang atau sekelompok orang atau unit-unit kerja dalam satu perusahaan atau organisasi sesuai dengan standar kinerja atau tujuan yang ditetapkan lebih dahulu. Evaluasi kinerja merupakan cara yang paling adil dalam memberikan imbalan atau penghargaan kepada pekerja. GT. Milkovich dan Bourdreau mengungkapkan bahwa evaluasi/penilaian kinerja adalah suatu proses yang dilakukan dalam rangka menilai kinerja pegawai, sedangkan kinerja pegawai diartikan sebagai suatu tingkatan dimana karyawan memenuhi/mencapai persyaratan kerja yang ditentukan. Menurut Fisher, Schoenfeldt dan Shaw evaluasi kinerja merupakan suatu proses dimana kontribusi karyawan terhadap organisasi dinilai dalam suatu periode tertentu. B. Fungsi Evaluasi Kinerja Fungsi evaluasi kinerja yang dikemukakan Wirawan (2009) sebagai berikut : 1.Memberikan balikan kepada aparatur ternilai mengenai kinerjanya. Ketika merekrut pegawai (ternilai), aparatur harus melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya sesuai dengan uraian tugas, prosedur operasi, dan memenuhi standar kinerja. 2.Alat promosi dan demosi. Hampir disemua sistem evaluasi kinerja, hasil evaluasi digunakan untuk mengambil keputusan memberikan promosi kepada aparatur ternilai yang kinerjanya memenuhi ketentuan pembarian promosi. Promosi dapat berupa kenaikan gaji, pemberian bonus atau komisi, kenaikan pangkat atau menduduki jabatan tertentu.
  • 6. 3 Sebaliknya, jika kinerja aparatur ternilai tidak memenuhi standar atau buruk, instansi menggunakan hasilnya sebagai dasar untuk memberikan demosi berupa penurunan gaji, pangkat atau jabatan aparatur ternilai. 3..Alat memotivasi ternilai. Kinerja ternilai yang memenuhi standar, sangat baik, atau superior, evaluasi kinerja merupakan alat untuk memotivasi kinerja aparatur. Hasil evaluasi dapat digunakan instansi untuk memotivasi aparatur agar mempertahankan kinerja yang superior dan meningkatkan kinerja baik atau sedang. 4.Penentuan dan pengukuaran tujuan kinerja. Sistem evaluasi kinerja yang menggunakan prinsip manajemen by objectives evaluasi kinerja dimulai dengan menentukan tujuan atau sasaran kerja aparatur ternilai pada awal tahun. 5.Konseling kinerja buruk. Evaluasi kinerja, tidak semua aparatur mampu memenuhi standar kinerjanya atau kinerjanya buruk. Hal itu mungkin karena ia menghadapi masalah pribadi atau ia tidak berupaya menyelesaikan pekerjaannya secara masksimal. Bagi aparatur seperti ini penilai akan memberikan konseling mengenai penyebab rendahnya kinerja ternilai dan mengupayakan peningkatan kinerja ditahun mendatang. Konseliang dapat dilakukan sebelum evaluasi kinerja jika atasan dapat mengetahui kelambanan aparatur. 6.Pemberdayaan aparatur. Evaluasi kinerja merupakan alat untuk memberdayakan aparatur agar mampu menaiki tangga atau jenjang karier. Evaluasi kinera menentukan apakah kinerja aparatur dapat dipergunakan sebagai ukuran untuk meningkatkan kariernya. (Wirawan, 2009:24)
  • 7. 4 C. Sasaran Evaluasi Kinerja Sasaran-sasaran evaluasi kinerja Aparaturyang dikemukakan Agus Sunyoto (1999) dalam bukunya Kualitas Kinerja Aparatur (edisi kelima)sebagai berikut : 1.Membuat analisis kinerja dari waktu yang lalu secara berkesinambungan dan periodik, baik kinerja aparatur maupun kinerja organisasi. 2.Membuat evaluasi kebutuhan pelatihan dari para aparatur melalui audit keterampilan dan pengetahuan sehingga dapat mengembangkan kemampuan dirinya. Atas dasar evaluasi kebutuhan pelatihan itu dapat menyelenggarakan program pelatihan dengan tepat. 3.Menentukan sasaran dari kinerja yang akan datang dan memberikan tanggung jawab perorangan dan kelompok sehingga untuk periode yang selanjutnya jelas apa yang harus diperbuat oleh karyawan, mutu dan baku yang harus dicapai, sarana dan prasaranan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja karyawan. 4.Menemukan potensi karyawan yang berhak memperoleh promosi, dan kalau mendasarkan hasil diskusi antara karyawan dan pimpinannya itu untuk menyusun suatu proposal mengenai sistem bijak (merit system)dan sistem promosi lainnya, seperti imbalan (reward system recommendation). (Sunyoto, 1999:1)
  • 8. 5 D. Tujuan Evaluasi Kinerja Evaluasi kinerja merupakan sistem formal yang digunakan untuk mengavaluasi kinerja pegawai secara periodik yang ditentukan oleh organisasi, adapun tujuan dari evaluasi kinerja menurut (Ivancevich, 1992) antara lain : 1.Pengembangan Dapat digunakan untuk menentukan pegawai yang perlu dtraining dan membantu evaluasi hasil training. Dan juga dapat membantu pelaksanaan Conseling antara atasan dan bawahan sehingga dapat icapai usaha-usaha pemecahan masalah yang dihadapi pegawai. 2.Pemberian Reward Dapat digunnakan untuk proses penentuan kenaikan gaji, insentif dan promosi. Berbagai organisasi juga menggunakan untuk membarhentikan pegawai. 3.Motivasi Dapat digunakan untuk memotivasi pegawai, mengembangkan inisiatif, rasa tanggungjawab sehingga mereka terdorong untuk meningkatkan kinerjanya. 4.Perencanaan SDM Dapat bermanfaat bagi pengembangan keahlian dan keterampilan serta perencanaan SDM. 5.Kompensasi Dapat memberikan informasi yang digunakan untuk menentukan apa yang harus diberikan kepada pegawai yang berkinerja tinggi atau rendah dan bagaimana prinsip pemberian kompensasi yang adil. 6.Komunikasi Evaluasi merupakan dasar untuk komunikasi yang berkelanjutan antara atasan dan bawahan menyangkut kinerja pegawai. ( Darma 2009 :14)
  • 9. 6 2.2 HR Score Card ( Pengukuran Kinerja SDM ) A. Pengertian HR Score Card Menurut Gary Desler (2006,p16) human resource scorecard adalah mengukur keefektifan dan efisiensi fungsi human resource dalam membentuk perilaku karyawan yang dibutuhkan untuk mecapai tujuan strategis perusahaan. Menurut Nurman (2008,p1) human resources scorecard adalah suatu alat untuk mengukur dan mengelola kontribusi strategic dari peran human resources dalam menciptakan nilai untuk mencapai strategi perusahaan. Human resources scorecard adalah suatu sistem pengukuran sumber daya manusia yang mengaitkan orang – strategi – kinerja untuk menghasilkan perusahaan yang unggul. Human resources scorecard menjabarkan misi, visi, strategi menjadi aksi human resources yang dapat di ukur kontribusinya. Human resources scorecard menjabarkan sesuatu yang tidak berwujud/intangible (leading/sebab) menjadi berwujud/tangible (lagging/akibat). Human resources scorecard merupakan suatu sistem pengukuran yang mengaitkan sumber daya manusia dengan strategi dan kinerja organisasi yang akhirnya akan mampu menimbulkan kesadaran mengenai konsekuensi keputusan investasi sumber daya manusia, sehingga investasi tersebut dapat dilakukan secara tepat arah dan tepat jumlah. Selain itu, human resources scorecard dapat menjadi alat bantu bagi manajer sumber daya manusia untuk memastikan bahwa semua keputusan sumber daya manusia mendukung atau mempunyai kontribusi langsung pada implementasi strategi usaha. B. Manfaat HR Scorecard Human Resource Scorecard, merupakan salah satu mekanisme yang secara komprehensif mampu mengambarkan dan mengukur bagaimana sistem pengelolaan SDM dapat menciptakan value atau kontribusi bagi organisasi. Becker et.al (2001) mengungkapkan beberapa manfaat HR Scorecard bagi perusahaan sebagai berikut :
  • 10. 7 1. Memperjelas perbedaan antara HR Doables (kinerja) SDM yang tidak mempengaruhi implementasi strategi perusahaan dengan HRD Deliverable (kinerja SDM yang mempunyai pengaruh terhadap implementasi strategi perusahaan). 2. Menyeimbangkan proses penciptaan nilai (HR Value proposition) dengan pengendalian biaya disatu sisi dan investasi yang diperlukan disisi lainnya. 3. Menggunakan leading indikator (indikator yang menilai status faktor kunci kesuksesan yang mendorong implementasi strategi perusahaan). Model SDM strategik memberi kontribusi yang menghubungkan keputusan SDM dan sistim dengan HR Deliverable, dimana mempengaruhi key performance driver dalam implementasi strtaegi perusahaan (misalnya: kepuasan pelanggan atau fokus peningkatan kompetensi karyawan). 4. Menilai kontribusi SDM terhadap implementasi strategi. 5. Mengarahkan profesional SDM secara aktif mengelola tanggung jawab terhadap implementasi strategi perusahaan. 6. Mendukung perubahan dan fleksibilitas. C. Arsitektur Sumber Daya Manusia sebagai Modal Strategik Istilah dan pengertian “arsitektur” secara luas menjelaskan bagaimanakah profesisumber daya manusia sesungguhnya dalam menjalankan fungsinya, dalam sistem sumberdaya manusia yang berkaitan dengan kebijakan praktik sumber daya manusia itu sendirimelalui kompetensi motivasi dan perilaku. Kemudian dilihat bagaimanakah atasperubahan tersebut, apakah ada perubahan pada sikap perilaku karyawan ataukah tidakada perubahan. 1. Fungsi Sumber Daya Manusia (The Human Resource Function) Dasar – dasar penciptaan nilai strategi sumber daya manusia dalam organisasi adalah mengelola infrastruktur untuk memahami dan mengimplentasikan strategiperusahaan. Biasanya profesi dalam fungsi
  • 11. 8 sumber daya manusia ini diharapkan dapatmengarahkan tujuan dan sasaran perusahaan, yang terdiri atas dimensi penting berikut: a. Manajemen sumber daya manusia teknis, yang meliputi: penyampaian (delivery)rekrutmen, kompensasi, dan keuntungan. b. Manajemen sumber daya manusia strategik, yang meliputi: pelayanan sumberdaya manusia teknis dalam cara yang mendukung langsung implementasi strategi perusahaan. 2. Sistem sumber daya manusia (The Human Resource System) Sistem sumber daya manusia adalah unsur utama yang berpengaruh dalam sumber daya manusia yang strategik. Model sistem ini dapat disebut highperformance work system atau HPWS. Dalam HPWS ini, setiap elemen pada sistemsumber daya manusia dirancang untuk memaksimalkan seluruh kualitas humancapital melalui organisasi. Untuk membangun dan memelihara persediaan humancapital melalui organisasi. Untuk membangun dan memelihara persediaan humancapital yang berkualitas, HPWS melakukan hal – hal sebagai berikut. a. Menghubungkan keputusan seleksi dan promosi serta memvalidasi model kompetensi. b. Mengembangkan strategi yang menyediakan waktu dan dukungan efektif untukketerampilan yang dituntut oleh implementasi strategi organisasi. c. Melaksanakan kebijaksanaan kompensasi dan manajemen kinerja yang menarik,mempertahankan dan memotivasi kinerja karyawan yang tinggi 3. Perilaku karyawan yang strategic (Employee Behavior Strategically) Peranan sumber daya manusia atau human capital yang strategik akan lebih memfokuskan pada produktivitas perilaku karyawan dalam organisasi. Perilakustrategik itu adalah perilaku produktif yang secara langsung mengimplementasikanstrategi organisasi, namun strategi ini terdiri atas dua kategori umum berikut ini :
  • 12. 9 a. Perilaku inti (core behavior) adalah alur yang langsung berasal dari kompetensi inti perilaku yang didefinisikan organisasi. b. Perilaku tersebut sangat fundamental untuk keberhasilan perilaku spesifik yangsituasional (situation specific behavior) yang esensial sebagai key point dalam organisasi atau rantai nilai dari suatu bisnis, misalnya berupa keterampilan crossselling yang dibutuhkan oleh suatu bank. 2.3 Motivasi Dan Kepuasan Kinerja A. Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan atau daya penggerak”. Motivasi ini sangat diperlukan seseorang dalam menjalankan segala aktivitasnya. Dalam menjalankan hidup, seseorang memerlukan banyak motivasi agar ia dapat menjalankan segala sesuatu yang dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam dunia pendidikan, seorang anak memerlukan motivasi baik dari orang tua, guru, maupun teman-temannya agar ia mampu meningkatkan prestasi belajarnya. Beberapa pendapat para ahli tentang pengertian motivasi, diantaranya Abraham Sperling (1987:183) mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu kecenderungan untuk beraktivitas, dimulai dari dorongan dalam diri dan diakhiri dengan penyesuaian diri. Menurut Mitchell, motivasi mewakili proses-proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela yang diarahkan ke tujuan terntenu. Gray, motivasi sebagai sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.
  • 13. 10 T. Hani Handoko, motivasi adalah keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan terntentu guna mencapai tujuan. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan, bahwa motivasi kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang berasal dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya. B. Tujuan Motivasi Motivasi sangat penting artinya bagi parusahaan, karena motivasi merupakan bagian dari kegiatan perusahaan dalam proses pembinaan, pengembangan dan pengarahan manusia dalam bekerja. Dalam melaksanakan suatu pekerjaan seorang pegawai harus memiliki motivasi sehingga dapat memberikan dorongan agar pegawai dapat bekerja dengan giat dan dapat memuaskan kepuasan kerja. Maksud atau tujuan dari motivasi menurut Dr. Sowatno (2001:147), diantaranya sebagai berikut : 1. Mendorong gairah dan semangat kerja 2. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja pegawai 3. Meningkatkan produktifitas kerja pegawai 4. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan pegawai perusahaan 5. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi pegawai 6. Mengefektifan pengadaan pegawai 7. Menciptakan hubungan kerja dan suasana yang baik 8. Meningkatkan kreatifitas dan partisipasi pegawai 9. Meningkatkan kesejahteraan pegawai 10. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya
  • 14. 11 C. Prinsip-prinsip Motivasi 1. Prinsip Partisipasi Dalam upaya motivasi kerja, karyawan perlu diberikan kesempatan ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh pemimpin. 2. Prinsip Komunikasi Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas, pegawai akan lebih mudah motivasi kerjanya. 3. Prinsip Mengakui Andil Karyawan Pemimpin mengakui bahwa karyawan mempunyai andil di dalam usah pencapaian tujuan. 4. Prinsip Pendelegasian Wewenang Pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang kepada karyawan bawahan untuk sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap pekerjaan yang dilakukannya, akan membuat karyawan yang bersangkutan menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh pemimpin. 5. Prinsip Memberi Perhatian Pemimpin memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan karyawan sehingga membuat karyawan termotivasi untuk bekerja dengan giat. D. Model-model Motivasi 1. Model Tradisional Untuk memotivasi bawahan agar bergairah dalam bekerja perlu diterapkan sistem insentif. Motivasi bawahan hanya untuk mendapatkan insentif saja. 2. Model Hubungan Manusiawi Memotivasi bawahan dengan mengakui kebutuhan sosial disamping kebutuhan materil.
  • 15. 12 3. Model Sumberdaya Manusia Memotivasi bawahan dengan memberikan tanggung jawab dan kesempatan yang luas dalam menyelesaikan pekerjaan dan mengambil keputusan. E. Jenis-jenis Motivasi 1. Motivasi Positif Manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah/imbalan kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi standar 2. Motivasi Negatif Manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hukuman kepada mereka yang tidak mampu mencapai prestasi standar tertentu F. Proses Motivasi Hal-hal yang perlu diperhatikan: 1. Penetapan Tujuan 2. Mengetahui Keinginan Karyawan 3. Adanya Komunikasi yang Baik 4. Integrasi Tujuan Perusahaan dengan Kepentingan Karyawan 5. Menyediakan Fasilitas 6. Membentuk Team Work yang Terkoordinasi dengan baik. G. Teori-teori Motivasi 1. Teori Motivasi Maslow Teori Maslow Maslow dalam Reksohadiprojo dan Handoko (1996), membagi kebutuhan manusia sebagai berikut: a. Kebutuhan Fisiologis Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan,minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya.
  • 16. 13 b. Kebutuhan Rasa Aman kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja. c. Kebutuhan Sosial yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi bersama dan sebagainya. d. Kebutuhan Penghargaan Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja seseorang. e. Kebutuhan Aktualisasi diri Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki seseorang. Seseorang yang didominasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan tugas-tugas yang menantang kemampuan dan keahliannya. 2. Teori X dan Y dari Mc. Gregor Teori motivasi yang menggabungkan teori internal dan teori eksternal yang dikembangkan oleh Mc. Gregor. Ia telah merumuskan dua perbedaan dasar mengenai perilaku manusia. Kedua teori tersebut disebut teori X dan Y. Teori tradisional mengenai kehidupan organisasi banyak diarahkan dan dikendalikan atas dasar teori X. Adapun anggapan yang mendasari teori-teori X menurut Reksohadiprojo dan Handoko (1996 : 87 ) a. Rata-rata pekerja itu malas, tidak suka bekerja dan kalau bisa akan menghidarinya.
  • 17. 14 b. Karena pada dasarnya tidak suka bekerja maka harus dipaksa dan dikendalikan, diperlakukan dengan hukuman dan diarahkan untuk pencapaian tujuan organisasi. c. Rata-rata pekerja lebih senang dibimbing, berusaha menghindari tanggung jawab, mempunyai ambisi kecil, kemamuan dirinya diatas segalanya. Anggapan dasar teori Y adalah : a. Usaha fisik dan mental yang dilakukan oleh manusia sama halnya bermain atau istirahat. b. Rata-rata manusia bersedia belajar dalam kondisi yang layak, tidak hanya menerima tetapi mencari tanggung jawab. c. Ada kemampuan yang besar dalam kecedikan, kualitas dan daya imajinasi untuk memecahkan masalah-masalah organisasi yang secara luas tersebar pada seluruh pegawai. d. Pengendalian dari luar hukuman bukan satu-satunya cara untuk mengarahkan tercapainya tujuan organisasi. 3. Teori Motivasi dari Herzberg Teori motivasi yang dikemukakan oleh Herzberg dan kelompoknya. Teori ini sering disebut dengan M – H atau teori dua faktor, bagaimana manajer dapat mengendalikan faktor-faktor yang dapat menghasilkan kepuasan kerja atau ketidakpuasan kerja. Berdasarkan penelitian telah dikemukakan dua kelompok faktor yang mempengaruhi seseorang dalam organisasi, yaitu ”motivasi”. Disebut bahwa motivasi yang sesungguhnya sebagai faktor sumber kepuasan kerja adalah prestasi, promosi, penghargaan dan tanggung jawab. Kelompok faktor kedua adalah ”iklim baik” dibuktikan bukan sebagai sumber kepuasan kerja justru sebagai sumber ketidakpuasan kerja. Faktor ini adalah kondisi kerja, hubungan antar pribadi, teknik pengawasan dan gaji. Perbaikan faktor ini akan mengurangi ketidakpuasan kerja, tetapi tidak akan menimbulkan dorongan kerja.
  • 18. 15 4. Teori ERG Aldefer Teori Aldefer merupakan teori motivasi yang mengatakan bahwa individu mempunyai kebutuhan tiga hirarki yaitu : ekstensi (E), keterkaitan (Relatedness) (R), dan pertumbuhan (Growth) (G). Teori ERG juga mengungkapkan bahwa sebagai tambahan terhadap proses kemajuan pemuasan juga proses pengurangan keputusan. Yaitu, jika seseorang terus-menerus terhambat dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan menyebabkan individu tersebut mengarahkan pada upaya pengurangan karena menimbulkan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang lebih rendah. Penjelasan tentang teori ERG Aldefer menyediakan sarana yang penting bagi manajer tentang perilaku. Jika diketahui bahwa tingkat kebutuhan yang lebih tinggi dari seseorang bawahan misalnya, pertumbuhan nampak terkendali, mungkin karena kebijaksanaan perusahaan, maka hal ini harus menjadi perhatian utama manajer untuk mencoba mengarahkan kembali upaya bawahan yang bersangkutan memenuhi kebutuhan akan keterkaitan atau kebutuhan eksistensi. H. Pengertian Kepuasan Kinerja Kepuasan kerja, atau dalam arti yang lebih khusus kepuasan karyawan dalam Pengertian kepuasan kerja menurut Lock (1995) Kepuasan kerja merupakan suatu ungkapan emosional yang bersifat positif atau menyenangkan sebagai hasil dari penilaian terhadap suatu pekerjaan atau pengalaman kerja. T.M. Fasher (1992) Kepuasan kerja, atau dalam arti yang lebih khusus kepuasan karyawan dalam bekerja, yang muncul bila keuntungan yang dirasakan dari pekerjaannya melampaui biaya marjinal yang dikeluarkan oleh karyawan tersebut dianggap cukup memadai. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa : 1. Kepuasan kerja merupakan suatu tanggapan emosional seseorang terhadap situasi dan kondisi kerja.
  • 19. 16 2. Tanggapan emosional bisa berupa perasaan puas (positif) atau tidak puas (negatif). Bila secara emosional puas berarti kepuasan kerja tercapai dan sebaliknya bila tidak aka berarti karyawan tidak puas. 3. Kepuasan kerja dirasakan karyawan setelah karyawan tersebut membandingkan antara apa yang dia harapkan akan dia peroleh dari hasil kerjanya dengan apa yang sebenarnya dia peroleh dari hasil kerjanya. 4. Kepuasan kerja mencerminkan beberapa sikap yang berhubungan. Kepusaan kerja merupakan sesuatu yang sangat sulit diukur yang bersifat subjektif karena setiap orang selalu mempunyai keinginan- keinginan yang ingin dipenuhi namun setelah terpenuhi muncul lagi keinginan-keinginan lainnya, seakan-akan manusia itu tidak mempunyai rasa puas dan setiap pegawai mempunyai kriteria sendiri yang menyatakan bahwa dirinya telah puas. I. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja. 1. Kondisi kerja, artinya jika seluruh kebutuhan seseorang untuk bekerja terpenuhi baik itu dari bahan yang dibutuhkan ataupun dari lingkungan yang menunjang maka kepuasan kerja akan terjadi. 2. Peraturan, budaya serta karakteristik yang ada dalam organisasi tersebut, yang jika peraturan dalam menjalankan pekerjaannya dapat mendukung terhadap pekerjaannya maka karyawan atau para pekerja akan merasakan kepuasan kerja. 3. Kompensasi dari pekerjaannya yang seimbang dengan pekerjaan yang telah ia lakukan. 4. Efisiensi kerja, dalam hal ini dikaitkan dengan kemampuan seseorang dalam pekerjaannya, sehingga apabila kepuasan kerja itu ada salah satunya adalah dengan bekerja sesuai dengan kemampuan masing- masing. 5. Peluang promosi, yaitu di mana adanya suatu peluang untuk mendapatkan penghargaan atas prestasi kerja seseorang dimana
  • 20. 17 diberikan jabatan dan tugas yang lebih tinggi dan disertai dengan kenaikan gaji. Promosi ini sangat mempengaruhi kepuasan kerja dapat dihargai dengan dinaikan posisinya disertai gaji yang akan diterimanya. 6. Rekan kerja atau partner kerja, kepuasan kerja akan muncul apabila dalam suatu organisasi terdapat hubungan yang baik. Misalnya anggota kerja mempunyai cara atau sudut pandang atau kebiasaan yang sama dalam melakukan suatu pekerjaan sehingga dalam bekerja juga tidak ada hambatan karena terjalin hubungan yang baik. J. Indikator Kepuasan Kerja 1. Isi pekerjaan, penampilan tugas pekerjaan yang aktual dan sebagai kontrol terhadap pekerjaan 2. Supervisi 3. Organisasi dan manajemen 4. Kesempatan untuk maju 5. Gaji dan keuntungan dalam bidang finansial lainnya 6. Kondisi kerja K. Pengukuran Kepuasan Kerja 1. Manusia berhak diberlakukan dengan adil dan hormat 2. Kepuasan kerja dapat menciptakan perilaku yang mempengaruhi fungsi-fungsi perusahaan L. Bagaimana Karyawan Dapat Mengungkapkan Ketidakpuasan. Ketidakpuasan karyawan dapat diungkapkan dengan sejumlah cara. Misalnya daripada Berhenti, karyawan dapat mengeluh, tidak patuh, mencuri milik organisasi, atau mengelakkan sebagian dari tanggung jawab kepada mereka. Berikut ini adalah contoh respon yang biasa diungkapkan karyawan jika mereka merasa tidak puas menurut Stephen Robbins (2003:105):
  • 21. 18 1. Exit, perilaku yang mengarah untuk meninggalkan organisasi, mecakup pencarian suatu posisi baru maupun meminta berhenti. 2. Suara (Voice), dengan aktif dan konstruktif mencoba memperbaiki kondisi. Mencakup saran, perbaikan, membahas problem-problem dengan atasan, dan beberapa bentuk kegiatan serikat buruh. 3. Kesetiaan (Loyality), pasif tetapi optimistis menunggu membaiknya kondisi. Mencakup berbicara membela organisasi menghadapi kritik luar dan mempercayai organisasi dan manajemennya untuk “melakukan hal yang tepat”. 4. Pengabaian (Neglect), secara pasif membiarkan kondisi memburuk, temasuk kemangkiran atau datang terlambat secara kronis, upaya yang dikurangi, dan tingkat kekeliruan yang meningkat. 2.4 Mengelola Potensi Kecerdasan dan Emosional SDM A. Pengertian EQ (Emotional Quotient), IQ (Intelectual Quotient) dan SQ (Spiritual Quotient) 1. Emotional Quotient (Kecerdasan emosional) atau hati (Emotional Quotient, EQ) : Kemampuan untuk mengenal diri sendiri, kesadaran diri, kepekaan sosial, empati dan kemampauan untuk berkomunikasi secara baik dengan orang lain. Termasuk kepekaan mengenai waktu yang tepat, kepatutan secara sosial, keberanian mengakui kelemahan, serta menyatakan dan menghormati perbedaan. 2. Kecerdasan intelektual atau sering disebut dengan istilah IQ (intelligence quotient) sempat dimitoskan sebagai satu-satunya kriteria kecerdasan manusia. IQ pada umumnya mengukur kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan praktis, daya ingat (memory), daya nalar (reasoning), perbendaharaan kata, dan pemecahan masalah. 3. Spiritual Quotient (SQ) adalah kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menarik makna dari setiap kejadian yang dialaminya / kecerdasan yang berbasis pada nilai-nilai ketuhanan.
  • 22. 19 B. Kecerdasaan dan Emosional SDM Kecerdasan emosional atau yang biasa dikenal dengan EQ (bahasa Inggris: emotional quotient) adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan oranglain disekitarnya.Dalam hal ini, emosi mengacu pada perasaan terhadap informasi akan suatu hubungan. Sedangkan, kecerdasan (intelijen) mengacu pada kapasitas untuk memberikan alasan yang valid akan suatu hubungan. Kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali diri sendiri dan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan hubungannya dengan orang lain (Goleman,2001:512). Goleman (2003) menjelaskan bahwa kecerdasan emosional terbagi ke dalam lima wilayah utama, yaitu kemampuan mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan kemampuan membina hubungan dengan orang lain. Secara jelas hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Kesadaran Diri (Self Awareness) Self Awareness adalah kemampuan untuk mengetahui apa yang dirasakan dalam dirinya dan menggunakannya untuk memandu pengambila keputusan diri sendiri, memiliki tolok ukur yang realistis ataskemampuan diri sendiri dan kepercayaan diri yang kuat. b. Pengaturan Diri (Self Management) Self Management adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan dan menangani emosinya sendiri sedemikian rupa sehingga berdampak positif pada pelaksanaan tugas, memiliki kepekaan pada kata hati, serta sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainyasuatu sasaran dan mampu pulih kembali dari tekanan emosi.
  • 23. 20 c. Motivasi (Self Motivation) Self Motivation merupakan hasrat yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun diri menuju sasaran, membantu pengambilan inisiatif serta bertindak sangat efektif, dan mampu untuk bertahan dan bangkit dari kegagalan dan frustasi. d. Empati (Empathy/Social awareness Empathy merupakan kemampuan merasakan apa yang dirasakakan orang lain, mampu memahami perspektif orang lain dan menumbuhkan hubungan saling percaya, serta mampu menyelaraskan diri dengan berbagai tipe hubungan. e. Ketrampilan Sosial (Relationship Management) Relationship Management adalah kemampuan untuk menangani emosi dengan baik ketika berhubungan sosial dengan orang lain, mampu membaca situasi dan jaringan sosial secara cermat, berinteraksi denganlancar, menggunakan ketrampilan ini untuk mempengaruhi, memimpin,bermusyawarah, menyelesaikan perselisihan, serta bekerja sama dalamtim. Menurut Taufik Bahaudin (2001) teknik untuk mengelola emosi adalah dengan humor, mengerahkan kembali energy emosi dan mengambil jeda.sedangkan menurut Patricia Patton (2002:170) menjelaskan cara mengelola emosi sebagai berikut : a) Belajar mengidentifikasi apa yang biasa memicu emosi dan respon apa yang biasa di berikan. b) Belajar dari kesalahan c) Belajar membedakan hal di sekitar kita yang dapat memberikan perngaruh dan tidak memberikan pengaruh. d) Belajar mencari kebenaran e) Belajar memanfaatkan waktu secara maksimal untuk menyelesaikan suatu masalah. f) Belajar menggunakan kekuatan dan kerendahan hati
  • 24. 21 C. Dampak pengabaian kecerdasan emosional 1. Kapasitas intelijensi dapat menipis. 2. Tidak bisa menjalankan disiplin diri. 3. Pikiran sering tertekan, tidak fokus, galau, serta kehilangan kemampuan berpikir abstrak, seksama, analitis, dan kreatif. 4. Jiwa tertekan dan lemah, hingga terkadang merasa tak berdaya, tak punya harapan, dan bahkan putus asa hingga ingin bunuh diri. D. Cara Pengembangan Kecerdasan Spiritual dan Dampak jika kita mengabaikan dan mengkhianati Kecerdasan Spiritual: Tiga cara untuk mengembangkan Kecerdasan Spiritual : 1. Integritas : Menyatu dengan nilai-nilai, keyakinan, dan nurani tertinggi seseorang, serta membentuk hubungan dengan Tuhan. 2. Makna: Memiliki keinginan untuk memberikan kontribusi terhadap orang lain dan pada tujuan-tujuan yang bermakna. 3. Suara: Menyelaraskan pekerjaan kita dengan bakat atau anugerah serta panggilan kita. Tips: a. Cara terbaik untuk mengembangkan intergitas adalah mulai dari hal-hal kecil, dengan membuat dan memenuhi janji. b. Cara yang paling menggugah untuk mengembangkan kecerdasan spiritual adalah dengan mendidik dan mematuhi nurani. c. Jika kita hidup dengan menjalani jawaban-jawaban yang diberikan oleh nurani, maka ruang yang kita miliki (kebebasan untuk memilih) diantara stimulus dan respon menjadi semakin besar, selain itu nurani akan bersuara kian jelas. d. Saat yang paling signifikan untuk menemukan suara atau panggilan kita adalah pada saat memilih karier, pekerjaan, atau sebuah tujuan mulia yang kita kejar.
  • 25. 22 Dampak jika kita mengabaikan dan mengkhianati Kecerdasan Spiritual: a. Terhadap tubuh, dapat dilihat dari raut muka dan mata : Biasanya merekamengalami keletihan. b. Pikiran penuh dengan dalih rasionalisasi. c. Tidak punya rasa damai dalam dirinya. d. Kemampuan untuk menilai menjadi cacat. e. Terhadap hati : Kehilangan kontrol terhadap emosi, kemampuan memahami dan berempati dengan orang lain. Serta, kemampuanl rasa welas-asih (compassion) dan cinta kasih kepada orang lain akan menurun sangat tajam. E. Aspek-Aspek Kecerdasan Emosional Menurut Tridhonanto (2010 : 17-24) aspek-aspek yang mendukung terbentuknya kecerdasan emosional adalah sebagai berikut: 1. Persepsi emosi Persepsi emosi merupakan sikap manusia ketika ia mengenali berbagai jenis emosi dari ekspresi, musik, warna, dan cerita. Pengertian emosi adalah suatu bentuk energi batiniah yang muncul dari pusat alam perasaan seseorang yang merupakan daya pendorong untuk menuju hidup yang lebih baik. Emosi dapat muncul setiap saat selama manusia hidup, kemudian disalurkan untuk mewarnai bebagai kegiatan manusia. Emosi dapat dibedakan menjadi dua jenis yakni emosi yang positif dan emosi yang negatif. Emosi positif meliputi rasa senang, bahagia, lega, dan puas. Emosi negatif meliputi rasa sedih, takut, gelisah, malu, dan marah. Namun kemudian ada tambahan yakni ketiga merupakan kombinasi perasaan, yakni antara emosi positif dan emosi negatif seperti bersalah, cemburu, frustasi, dan binggung. Adapun jalan untuk mengenali atau menyadari jenis emosi yang muncul dapat melalui bagian tubuh yang mengisyaratkan munculnya emosi tersebut. Seperti misalnya ketika rasa sedih mendera yang terasa di dada kiri mengeras seperti terasa menjadi padat, rasa tegang
  • 26. 23 disekitar leher, atau jika rasa senang tiba sepertinya tubuh seakan-akan terangkat ke langit, dan rasa lega seperti tidak terjadi apa-apa. Tetapi sering kali individu terlambat dalam mengenali emosi yang timbul. Biasanya emosi dinyatakan ada perasaan yang tidak enak dan ada sesuatu yang tidak seperti biasanya. Apabila individu dapat mengidentifikasi jenis emosi tersebut lebih dini, maka ia dapat mengelola emosi tersebut lebih baik. Kesadaran atas emosi sangat penting sebab memiliki keterkaitan antara perasaan yang muncul dengan pemikiran dan perkataannya hal ini sangat mempengaruhi kegiatan dan perilakunya. 2. Pemahaman emosi Sering kali perasaan peka dan sadar secara emosional tidak selalu dapat digunakan untuk memahami perasaan-perasaan anak. Sering kali anak remaja mengungkapkan bisa secara tidak langsung dengan cara- cara yang cukup membingungkan. Sebenarnya emosi yang bergejolak ini ditandai dengan berbagai isyarat dan isyarat ini dikenal sebagai isyarat emosional. Memang diperlukan kecermatan untuk memahami isyarat emosi yang Muncul dari diri anak-anak remaja. Bila perubahan perilaku itu mulai berlebihan maka itu merupakan isyarat emosi yang buruk maka carilah penyebab terjadinya perubahan perilaku tersebut. 3. Pengelolaan emosi Selain mengenal akan berbagai jenis emosi dan memahami apa itu emosi, berikut proses untuk dapat membantu memecahkan permasalahan atau kesulitan yang dialami oleh anak remaja : 1. Menetukan batas-batas dengan melihat perilaku mana yang tidak tepat 2. Menentukan sasaran Dalam menentukan sasaran sebaiknya menanyakan pada anak remaja, apa yang ingin dicapai berkaitan dengan masalah tersebut. 3. Pemecahan masalah Dalam memecahkan masalah orang tua diharapkan bersedia untuk
  • 27. 24 bekerjasama dengan anak dalam memikirkan pilihan-pilihan yang memungkinkan bagi pemecahan masalah atau kesulitan. 4. Mengevaluasi pemecahan masalah Pemecahan masalah yang orang tua capai dengan anak, mencoba untuk menilainya kembali atas setiap kemungkinan pilihan di atas. 5. Memilih satu pilihan dalam pemecahan masalah F. Keterkaitan EQ, IQ, dan SQ Seseorang yang mempunyai kebermaknaan (SQ) yang tinggi mampu menyandarkan jiwa sepenuhnya berdasarkan makna yang diperoleh sehingga ketenangan hati akan muncul. Jika hati telah tenang (EQ) akan memberikan sinyal untuk menurunkan kerja simpatis menjadi para simpatis. jika seorang sudah tenang karena aliran darah sudah teratur, maka seseorang akan dapat berpikir secara optimal (IQ) sehingga lebih tepat mengambil keputusan. Menegemen diri untuk mengolah hati tidak cukup dengan IQ dan EQ saja, tetapi SQ juga sangat berperan dalam diri manusia sebagai pembimbing kecerdasan lain. Orang sukses tidak hanya cukup dengan kecerdasan intelektual tetapi juga perlu kecerdasan emosional agar merasa gembira, dapat bekerja dengan orang lain, punya motivasi kerja, dan bertanggung jawab. Selain itu kecerdasan spiritual juga diperlukan agar merasa bertaqwa, berbakti, dan mengabdi secara tulus, luhur dan tanpa pamrih.
  • 28. 25 2.5 Membangun Kapabilitas Dan Kompetensi SDM A. Pengertian Kompetensi, Kapabilitas, Akseptabilitas dan Elektabilitas 1. Kompetensi, artinya adalah Kemampuan, sebagai seorang individu atau calon pemimpin diharapkan memiliki kemampuan, ketrampilan atau skill. 2. Kapabilitas, artinya juga sama dengan Kompetensi, yaitu Kemampuan. Namun pemaknaan kapabilitas tidak sebatas memiliki keterampilan (skill) saja namun lebih dari itu, yaitu lebih paham secara mendetail sehingga benar benar menguasai kemampuannya dari titik kelemahan hingga cara mengatasinya. 3. Akseptabilitas, artinya adalah Keterterimaan, kecocokkan dan kepantasan. Kata ini berasal dari "peminjaman" kata Accetability. 4. Elektabilitas, adalah "Ketertarikan yang dipiilih". Mislanya, sesuatu benda atau orang yang memiliki Elektabilitas tinggi adalah yang terpilih dan disukai oleh masyarakat. yakni difavoritkan B. Karakteristika kompetensi 1. Motif -- apa yang mendorong, perilaku yang mengarah dan dipilih terhadap kegiatan atau tujuan tertentu. 2. Sifat/ciri bawaan -- ciri fisik dan reaksi-reaksi yang bersifat tetap terhadap situasi atau informasi. 3. Konsep diri -- sikap, nilai atau self image dari orang-orang. 4. Pengetahuan – informasi yang dimiliki orang-orang khususnya pada bidang yang spesifik. 5. Keterampilan – kemampuan untuk mampu melaksanakan tugas-tugas fisik dan mental tertentu.
  • 29. 26 C. Model Gunung Es Kompetensi D. Hubungan Kausal
  • 30. 27 E. Karakteristik Kompetensi Menurut Spencer and Spencer (1993 : 10) kompetensi terdiri dari 5 (Lima) Karakteristik yaitu : 1. Motives Adalah sesuatu dimana sesorang secara konsisten berfikir sehingga ia melakukan tindakan. Spencer (1993) menambahkan bahwa motives adalah “drive, direct and select behavior toward certain actions or goals and away from others “. Misalnya seseorang yang memiliki motivasi berprestasi secara konsisten mengembangkan tujuan – tujuan yang memberi suatu tantangan pada dirinya sendiri dan bertanggung jawab penuh untuk mencapai tujuan tersebut serta mengharapkan semacam “ feedback “ untuk memperbaiki dirinya. 2. Traits Adalah watak yang membuat orang untuk berperilaku atau bagaimana seseorang merespon sesuatu dengan cara tertentu. Sebagai contoh seperti percaya diri, kontrol diri, ketabahan atau daya tahan. 3. Self Concept Adalah sikap dan nilai – nilai yang dimiliki seseorang. Sikap dan nilai diukur melalui tes kepada responden untuk mengetahui nilai yang dimiliki seseorang dan apa yang menarik bagi seseorang untuk melakukan sesuatu. 4. Knowledge Adalah informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang tertentu. Pengetahuan merupakan kompetensi yang kompleks. Tes pengetahuan mengukur kemampuan peserta untuk memilih jawaban yang paling benar tetapi tidak bias melihat apakah sesorang dapat melakukan pekerjaan berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. 5. Skills Adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu baik secara fisik maupun mental. Dengan mengetahui tingkat kompetensi maka perencanaan sumber daya manusia akan lebih baik hasilnya.
  • 31. 28 F. Kelompok kompetensi generik 1. Kemampuan merencanakan untuk peningkatan prestasi dan mengimplementasikan (achievement & action), yaitu; Inisiatif/proaktif (Initiative), adalah dorongan bertindak melebihi dari yang dibutuhkan atau yang dituntut oleh pekerjaan, melakukan sesuatu tanpa menunggu perintah dulu, yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil pekerjaan atau untuk menghindari timbulnya suatu masalah, atau untuk menciptakan peluang-peluang baru 2. Kemampuan melayani (helping & human service), kompetensi ini terdiri dari;  Empati (Interpersonal Understanding), adalah kemampuan untuk mendengarkan dan memahami hal-hal yang tidak diungkapkan dengan perkataan, seperti dalam bentuk pemahaman atas perasaan, pemikiran dan keinginan orang lain.  Kepedulian terhadap kepuasan pelanggan (Customer Service Orientation), adalah keinginan untuk menolong atau melayani orang lain/ pelanggan dalam memenuhi keinginannya. 3. Kemampuan memimpin (impact & influence), yaitu; Pengaruh Strategis (Strategic Impact), adalah tindakan membujuk, dan mempengaruhi orang lain sehingga mau mendukung renccana kerjanya. 4. Kemampuan mengelola (managerial), kompetensi ini terdiri dari; a. Mengembangkan orang lain (Developing Others), adalah keinginan untuk mengajarkan atau mendorong pengembangan atau proses belajar orang lain. b. Kemampuan mengarahkan (Directiveness), adalah kemampuan memerintah dan mengarahkan orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai posisi dan kewenangannya. c. Kerja kelompok dan kerja sama (Team Work), adalah keinginan untuk bekerja sama dengan orang lain atau menjadi anggota /bagian suatu kelompok.
  • 32. 29 5. Kemampuan berpikir (cognitive), kompetensi ini terdiri dari; a. Kemampuan menganalisis (Analiytical Thinking), adalah usaha untuk memahami situasi dengan cara memecahkannya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, atau mengambil implikasi suatu keadaan tahap dmi tahap berdasarkan pengalaman masa lalu. b. Kemampuan berfikir secara konseptual (Conceptual Thinking), adalah kemampuan memahami situasi atau masalah sebagai satu kesatuan. c. Keahlian teknikal/professional/manajerial (Expertise), adalah keahlian yang meliputi penguasaan yang berkaitan dengan pekerjaan dan termasuk motivasi untuk mengembangkan, menggunakan dan mendistribusikannya pada orang lain. 6. Kemampuan bersikap dewasa (personal effectiveness), kompetensi ini terdiri dari; a. Pengendalian diri (Self Control), adalah kemampuan untuk mengendalikan emosi diri agar terhindar dari perbuatan negative saat situasi tidak sesuai dengan harapan atau saat berada di bawah tekanan. b. Percaya diri (Self Confidence), adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuan dirinya sendiri, dalam melakukan pekerjaannya. c. Fleksibilitas (Flexibility), adalah kemampuan untuk beradaptasi dan bekerja secara efektif dalam berbagai situasi, orang atau kelompok. d. Visi/komitmen organisasi (Organizational Commitment), adalah kemampuan dan kemauan seseorang untuk menyesuaikan perilakunya dengan kebutuhan, priritas dan tujuan organisasi untuk bertindak dengan cara yang menunjang tujuan organisasi, atau memenuhi kebutuhan organisasi.
  • 33. 30 G. Komponen Utama MSDM-BK 1. Kebijakan Organisasi a. Apakah tenaga kerja sebagai salah satu tujuan, asset atau sumber daya? b. Apakah tujuan organisasi sejalan dengan tujuan anggotanya (individu-individunya)? c. Apakah kompetensi organisasi dan kompetensi individu mendapat prioritas atau perhatian yang tinggi dari pimpinan? d. Apakah ada program dan tersedianya sumber daya untuk implementasi? 2. Kebutuhan Kompetensi Jabatan a. 20 jenis kompetensi (Spencer, 1993) b. Pendidikan (tingkat dan bidang) c. Pengalaman (durasi, tingkat dan bidang) d. Sertifikasi keahlian (bidang, tingkat, tahun) e. Pelatihan (durasi, tingkat dan bidang) 3. Fungsi-fungsi MSDM-BK a. Kualifikasi/spesifikasi jabatan b. Jalur karir jabatan c. Pelatihan pejenjangan d. Standar prestasi e. Struktur gaji f. Rekrutmen & seleksi g. Penempatan h. Kebutuhan pelatihan i. Penilaian prestasi j. Konsultasi karir k. dll
  • 34. 31 4. Pengukuran Kompetensi Pegawai Metode Pengukuran a. Referensi dari professional b. Assessment Center c. Psikotes d. Wawancara (BEI) e. Kuesioner Perilaku f. Penilaian 360° g. Biodata H. Model Kompetensi Puncak Madya Supervisor Pelaksana PROGRAM KOMPENSASI DATA BASE KOMPETENSI STANDAR KOMPETENSI INDIVIDUAL PENILAIAN HASIL KERJA PROGRAM REKRUTMEN SISTEM SELEKSI PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN PERENCANAAN SUKSESI/KARIR
  • 35. 32 I. Langkah Pengembangan SDM 1. Profil Kapabilitas Pegawai : a. Identifikasi kompetensi b. Uraian kompetensi jabatan c. Penilaian pemegang jabatan d. Identifikasi keunggulan dan kelemahan 2. Program pelatihan dan pengembangan keterampilan 3. Perencanaan pelatihan individual 4. Penilaian pascaprogram pelatihan/ pengembangan keterampilan Faktor Eksternal yang HARUS diantisipasi : a. Faktor Lingkungan b. Faktor Perkembangan Teknologi c. Human Resources d. Struktur Organisasi e. Budaya Perusahaan J. Aspek-aspek Peningkatan Kompetensi 1. Komitmen 2. Kompetensi 3. Keefektifan Biaya 4. Keserasian 5. Penyesuaian Diri 6. Kinerja 7. Kepuasan Kerja 8. Motivasi Pegawai
  • 36. 33 2.6 Konsep Audit Kinerja SDM A. Pengertian Audit SDM Audit SDM merupakan penilaian dan analisis yang konfrehensif terhadap program-progam SDM. Audit SDM menekankan penilaian (evaluasi) terhadap berbagai aktivitas SDM yang terjadi dalam perusahaan dalam rangka memastikan apakah aktivitas akivitas tersebut telah berjalan secara ekonomis, efisien dan efektif dalam mencapai tujuannya dan memberikan rekomendasi perbaikan atas berbagai kekurangan yang terjadi pada aktiviatas SDM yang diaudit untuk meningkatkan kinerja dari program/aktvitas tersebut. Dari hasila audit dapat diketahui apakah kebutuhan potensial SDM perusahaan telah terpenuhi atau tidak dan berbagai hal dalam aktivitas SDM yan masih bisa ditingkatkan kinerjanya. B. Kerangka Kerja Audit SDM Kerangka kerja audit SDM menghubungkan pengeolaan SDM dengan tujuan bisnis perusahaan secara keseluruhan. Dalam hubungan ini audit menilai dukungan SDM terhadap pencapaian tujuan perusahaan, komitmen perusahaan dalam memberdayakan, dan melibatkan SDM, serta mengidentifikasi permasalahan yang terjadi dalam hubungan tersebut dan merekomenasikan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan. Berdasarkan rekomendasi dari hasil audit, peerusahaan melakukan perubahan dan mengevaluasi perubahan- perubahan dari hasil audit. C. Tujuan Audit SDM Ada beberapa hal yang ingin dicapai melalui audit SDM yang merupakan tujuan dilakukannya audit tersebut, yaitu : 1. Menilai efektivitas dari fungsi SDM 2. Menilai apakah program/aktivitas SDM telah berjalan secara ekonomis, efektif dan efisisen.
  • 37. 34 3. Memastikan ketaatan berbagai program/aktivitas SDM terhadap ketentuan hokum, peraturan dan kebijakan yang berlaku di perusahaan. 4. Mengidentifikasi berbagai hal yang masih dapat ditingkatkan terhadap aktivitas SDM dalam menunjang kontribusinya terhadap perusahaan. 5. Merumuskan beberapa langkah perbaikan yang tepat untuk meningkatkan ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas berbagai program/aktivitas SDM D. Manfaat Audit SDM 1. Ada beberapa manfaat dari audit SDM, antara lain 2. Mengidentifikasi kontribusi dari departemen SDM terhadap organisasi 3. Meningkatkan citra profesioanal departemen SDM 4. Mendorong tanggung jawab dan profesionalisme yang lebih tinggi karyawan departemen SDM. 5. Memperjeas tugas-tugas dan tanggung jawab departemen SDM 6. Mendorong terjadinya keragaman kebijakan dan praktik-praktik SDM 7. Menemukan masalah-masalah kritis dalam bidang SDM 8. Memastikan ketaatan terhadap hokum dan peraturan dalam praktik SDM 9. Menurunkan biaya SDM melalui prosedur SDM yang lebih efektif 10. Meningkatkan keinginan untuk berubah dalam departemen SDM 11. Memberikan evaluasi yang cermat terhadap system informasi SDM E. Pendekatan Audit SDM 1. Menentukan Ketaatan Kepada Peraturan Dan Hukum yang Berlaku Audit menekankan penlaian bagaimana perusahaan menetapkan berbagai aturan dan kebijakan yang secara internal berlaku di perusahaan, apakah telah sesuai dengan aturan dan hokum yang ditetapkan pemerintah sebagai pemegang otoritas? Dan apakah setiap komponen dalan oraganisasi menjalankan aktivitasnya sesuai dengan aturan dan kebijakan tersebut?
  • 38. 35 Manajemen puncak hasus menyadari bahwa manajer di setiap tingkat berkewajiban untuk mentaati peaturan dan ketentuan hukum yang berlaku. 2. Mengukur Kesesuaian Program Dengan Tujuan Organisasi Keselarasan tujuan departemen SDM mulai dari tujuan para karyawannya sampai tujuan berbagai program yang itetapkan pada departemen ini, dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan harus menjadi pertimbangan utama dalam menyusun rencana di departemen SDM. Adanya keselarasan tujuan akan menjadikan aktivitas organisasi berjalan seirama dalam mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan. Disamping itu, hal ini juga dapat menghindari benturan antar bagian yang ada, yang dipicu oleh kebutuhan jangka pendek masing-masing bagian berdasarkan ego sektoral masing- masing. 3. Mengukur Kinerja Program Mengukur kinerja program berarti menghubungkan aktivitas actual program SDM yang diaudit dengan ukuran-ukuran keberhasilan yang telah ditetapkan sebakumnya. Disamping ukuran-ukuran keberhasilan, penilaian kinerja program juga berhubungan denga strategi dan rencana yang telah ditetapkan. F. Audit Atas Perolehan SDM 1. Perencanaan SDM Perencanaan SDM merupakan proses analisis dan identifikasi tentang kebutuhan dan ketersediaan SDM untuk menyelesaikan berbagai bidang tugasn dan tanggung jawab yang harus dikelola perusahaandalam mencapai tujuannya. Rencana SDM merupakan bagian dari rencana strategis perusahaan, dimana rencana ini memastikan kebtuhan SDM
  • 39. 36 untuk mengimplementasikan strategi pencapaian tujuan perusahaan dapat terpenuhi dalam kualitas dan kuantitasnya yang tepat pada saat diperukan. 2. Rekrutmen Rekrutmen meliputi upaya pencarian sejumlah calon karyawan yang memenuhi syarat dalam jumlah tertentu ehingga dari mereka perusahaan dapat menyeleksi orang-orang yang paling tepat untuk mengisi lowongan pekerjaan yang ada. Pelaksanaan rekrutmen harus mampu mendapatkan SDM dengan cara yang paling ekonomis, efektif dan efisien. Kegiatan kunci dalam melaksanakan rekrutmen meliputi : a. Menentukan kebutuhan jangka panjang dan jangka pendek pada setiap bidang, jenis pekerjaan dan levelnya dalam perusahaan. b. Terus berupaya mendapatkan informasi tentang perkembangan kondisi pasar tenaga kerja. Menyusun bahan-bahan rekrutmen yang efektif. c. Menyusun program rekrutmen yang terpadu berhubungan dengan aktivitas SDM yang lain dang dengan kerjasama antara manajer lini dan karyawan. d. Mendapat pool calon karyawan yang berbobot dan memenuhi syarat. e. Mencatat jumlah dan kualitas pelamar dari berbagai sumber dan masing-masing metode rekrutmennya. f. Melakukan tindak lanjut terhadap para karyawan baik yang ditolak maupun yang diterima untuk mengevaluasi efektivitas rekrutmen yang dilkukan. 3. Seleksi Dan Penempatan Seleksi adalah proses mendapatkan dan menggunakan informasi mengenai pelamar kerja untuk menentukan siapa seharusnya yang diterima untuk menempati posisi jangka pendek dan jangka panjang. Sedangkan penempatan berkaitan dengan pencocokan seseorang dengan jabatan yang akan dipegangnya. Seleksi dan penempatan bertujuan untuk
  • 40. 37 menempatkan orang yang tepat pada jabatan yang tepat. Ini berarti mengukur keerampilan, pengetahuan dan kemampuan seseorang dengan tuntutan pekerjaan dan juga kecocokan antara kepribadian, minat, kesukaan serta kesempatan dan budaya yang terkait dengan perusahaan secara keseluruhan. G. Audit Atas Pengelolaan SDM 1. Pelatihan Dan Pengembangan Karyawan Pelatihan dan pengembangan karyawan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan SDM dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Pelatihan menekankan pada peningkatan keterampilan dan kemampuan SDM dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya saat ini, sedangkan pengembangan SDM lebih menekankan pada peningkatan kinerja SDM di masa yang akan datang. 2. Perencanaan Dan Pengembangan Karier Karier adalah seluruh pekerjaan yang dimiliki atau yang dilakukan oleh individu selama hidupnya. Pengembangan karier seorang karyawan menunjukkan semakin meningkatnya kemempuan karyawan tersebut dalam memegang tugas, wewenang dan tanggung jawab yang lebih besar dalam pekerjaannya. Untuk dapat memegang tanggung jawab yang lebih besar seorang karyawan harus mempunyai kamampuan yang memedai. Program perencanaan dan pengembangan karier karyawan harus memperhatikan tiga kepentingan pokok agar program ini dapat berjaan secara efektif. Ketiga hal tesebut adalah : a. Perencanaan dan pengembangan karier harus terintegrasi dengan perencanaan SDM. b. Perencanaan dan pengembangan karier harus diikuti dengan evaluasi yang memadai. c. Kebutuhan karyawan.
  • 41. 38 3. Penilaian Kinerja Penilaian kerja karyawan pada dasarnya adalah menghubungkan kinerja karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan standar keberhasilan yang telah ditetapkan untuk tugas dan tanggung jawab tersebut. Hasil penilaian kinerja karyawan dapat mencerminkan sebagian dari kinerja perusahaan. 4. Konpensasi Dan Balas Jasa Kompensasi adalah sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti (imbalan) atas kontribusi yang telah diberikan karyawan kepada perusahaan. Hal ini merupakan salah satu bentuk pelaksanaan fungsi manajemen SDM yang berhubungan dengan semua jenis pemberian penghargaan individual atas jasa, keahlian atau pekerja, dan kesetian karyawan kepadca bisnis perusahaan. 5. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Keselamatan dan kesehatan kerja mengacu kepada kodisi fisiologis-fisik dan psiologis karyawan yang di akibatkan oleh linngkungan dan fasilitas kerja yang di sediakan perusahaan . perusahaan yang melaksanakan dengan baik program keselamatan dan kesehatan kerja secara signifikan dapat mencegah berbagai akibat dalam bentuk penyakit, cedera atau meninggal karena pengelolaan keselamatan kerja yang kurang baik. 6. Kepuasan Kerja Karyawan Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan system nilai yang berlaku pada dirinya. Semakin tinggi penilaian terhadap kegiatan dirasakan sesuai dengan keinginan individu, maka semakin tinnggi pula kepuasannya terhadap kegiatan tersebut. Jika kepuasan kerja merupakan gambarab evaluasi seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja, beberapa teori mengenai mengenai kepuasan kerja yang telah cukup dikenal antara lain : Teori ketidak puasan Teori keadilan Teori dua factor.
  • 42. 39 H. Audit Atas Pengurangan SDM Perubahan lingkungan bisnis dimana perusahaan harus mampu beroperasi dengan sangat efisien, juga menuntut perusahaan untuk melakukan perubahan dalam organisasinya. Kemungkinan yang sering terjadi adalah kebijakan untuk melakukan rekstrukturisasi yang memungkinkan hilangnya beberapa jabatan karena jabatab tersebut sudah tidak efektif lagi untuk dipertahankan dan fungsi-fungsinya bisa dilaksanakan oleh jabatan yang sangat ini dipertahankan. Sebagai akibat dari rekstruksisasi ini, pengurangan tenaga kerja merupakan konsikuensi logis yang harus terjadi. Hal ini dapat menimbulkan kekawatiran dan keresahan karyawan (terutama yang merasa prestasinya tidak istimewa, tidak memiliki keterampilan yang menonjol dibandingkan dengan karyawan yang lain, dan berbagai kekurangan yang lain) akan kehilangan posisi atau pekerjaan karena pengurangan tenaga kerja dapat berupa pemutusan hubungan kerja
  • 43. 40 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dalam era modern saat ini, dimana persaingan di setiap lini dalam perusahaan sangat ketat dan dominan, yang mengakibatkan terjadinya persaingan pasar dimana setiap perusahaan ingin menguasai pasar. Peran sumber daya manusia dalam organisasi adalah sangat dominant, karena merupakan motor penggerak paling utama di dalam suatu organisasi, sehingga perhatian serius terhadap pengelolan sumber daya manusia sebagai salah satu factor penentu keberhasilan mutlak diperlukan. Peran sumberdaya manusia yang sangat besar akan keberhasilan perusahaan ikut terpengaruh dengan dengan adanya globalisasi pasar dan kompetisi yang tinggi, sehingga peran baru sumberdaya manusia dicerminkan melalui berbagai perubahan. Karena hal tersebut perusahaan harus mampu mengembangkan SDM dengan efektif dengan metode yang sesuai, dengan meningkatkan kinerja SDM melalui pelatihan dan penilian peningkatan terhadap SDM tersebut. Mengkur kinerja SDM memberi penilaian kemudian memotivasi agar karyawan merasa di hargai, dan bisa meningkatkan kinerjanya. Tingkat motivasi karyawan sesuai apa yang dibutuhkan mereka, itu bisa dilihat dari kepuasaan kinerja mereka. Dalam mengembangkan dan meningkatkan kinerja SDM, perusahaan harus mampu meningkatkan kecerdasaan emosional, bukan hanya harus di miiliki oleh karyawan tapi juga harus di miliki oleh manajement. Audit kinerja SDM juga sangat berpenagruh terhadap kinerja karayawan untuk melihat seberapa taat nya pada sebuah aturan dan kewenangan mereka di perusahaan tersebut.
  • 44. iii DAFTAR PUSTAKA https://edoc.site/makalah-pengukuran-kinerja-berbasis-hr-scorecard-pdf-free.html di akses 13 November 2018 http://jurnalmanajemen.com/penilaian-kinerja-karyawan/ di akses 15 November 2018 http://mynewblogjulisiregar.blogspot.com/2006/05/sistem-pengukuran-sumber- daya.html?m=1 di akses 15 November 2018 http://rinairayati.blogspot.com/2015/12/makalah-msdm-motivasi-karyawan.html di akses 13 November 2018 http://sashaannisa18.blogspot.com/2015/03/makalah-kepuasan-kerja.html di akses 15 November 2018 Jusmaliani. 2011. Pengelolaan Sumber Daya Insani. Jakarta: PT. Bumi Aksara Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nuraini. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Pekanbaru: Yayasan Ainisyam
  • 45. 4 JAWABAN UTS 1. Jelaskan hubungan tujuan dari Strategi SDM dan tujuan utama dari HR Scorecard ! Dan Bagaimana efisiensi & efektifitas dapat meningkatkan produktifitas ! Jawaban : Hubungan tujuan dari strategi SDM yaitu untuk untuk meningkatkan kinerja, mengembangkan budaya korporasi yang mendukung penerapan inovasi dan fleksibilitas. Tujuan utama dari HR Scorecard yaitu mingkatkan sumber daya manusia dengan sebuah sitem yang mengitkan orang-strategikinerja untuk menghasilkan perushaan yang unggul, untuk mencapai tujuan dari perusahaan tersebut. Efisiensi dan efektivitas dapat meningkatkan produktivitas karena Perusahaan dengan jumlah penjualan yang tinggi atau bisa dibilang sukses tentu tau bahwa produktivitas adalah tentang efisiensi dan efektivitas. Mereka juga menyadari bahwa teknologi dan pemberdayaan penjualan seperti CRM, Social Media dan lain sebagainya adalah merupakan salah satu bagian untuk terus meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam mencapai produktivitas. Sehingga tim pemasaran dapat menciptakan penjualan dengan kualitas yang lebih baik lagi, memperpendek siklus penjualan dan memastikan tim sales dapat berlatih dengan cepat untuk mencapai target misalnya dengan Mengurangi waktu untuk closing transaksi pertama untuk pelanggan baru, Pengulangan penjualan baru, Memperpendek siklus penjualan, Meningkatkan presentase dari kuota penjualan baru.
  • 46. 5 2. Jelaskan factor yang mendasari adanya motivasi kerja untuk mencapai semangat kerja dalam rangka pencapaian kinerja individu! Serta mengapa standar kinerja sebagai ukuran dalam pencapainnya! Jawaban : Faktor adanya motivasi kerja untuk mencapai adanya semangat kerja karyawan yaitu :  Prestasi yang diraih (achievement)  Pengakuan orang lain (recognition)  Tanggung jawab (responsibility)  Peluang untuk maju (advancement)  Kepuasan kerja itu sendiri (the work it self)  Kemungkinan pengembangan karir (the possibility of growth)  Kompensasi  Keamanan dan keselamatan kerja  Kondis ikerja  Status  Prosedur perusahaan Standar kinerja sebagai ukuran dalam pencapaian yaitu : 1. Untuk Mengevaluasi Yakni untuk mengevaluasi seberapa baik suatu organisasi berkinerja. Proses evaluasi ini terdiri dari dua variabel: data kinerja organisasi dan patokan yang menciptakan suatu kerangka untuk menganalisis data kinerja tersebut. 2. Untuk Mengendalikan Manajer memiliki kebutuhan untuk memastikan bahwa bawahan mereka telah melakukan pekerjaan mereka secara benar. Organisasi pun menciptakan sistem pengukuran yang menentuan tindakan tertentu apa yang harus dilakukan oleh karyawan. Setelah itu, mereka pun mengevaluasi apakah sang
  • 47. 6 karyawan betul-betul telah melakukan apa yang telah ditugaskan kepada mereka dan membandingkannya dengan standar kinerja. 3. Untuk Menganggarkan Anggaran adalah perangkat mentah untuk meningkatkan kinerja. Kinerja yang buruk tidak selalu berubah menjadi baik ketika dilakukan pemotongan anggaran sebagai tindakan disipliner. Terkadang penaikan anggaran lah yang menjadi jawaban untuk peningkatan kinerja. 4. Untuk Memotivasi Para karyawan perlu diberikan target yang signifikan untuk mereka raih dan lalu menggunakan ukuran kinerja -termasuk target antara- untuk memfokuskan ernergi para karyawan dan memberikan perasaan telah mencapai sesuatu. Target kinerja juga bisa mendorong munculnya kreativitas dalam mengembangkan cara-cara yang lebih baik untuk mencapai suatu tujuan. 5. Untuk Mengembangkan Organisasi harus belajar tentang apa-apa yang harus dilakukan secara berbeda untuk memperbaiki kinerja. Oleh karenanya organisasi membutuhkan umpan balik untuk menilai kesesuaian rencana dan arahan serta target sehingga bisa didapatkan pengertian mana-mana saja perihal yang perlu diperbaiki dan dikembangkan. 3. Jika anda seorang pimpinan di suatu organisasi bagaimana anda melakukan penilaian kecerdasan emosional dan kecerdasan pengetahuan pada bawahan anda, apa yang menjadi tolak ukur penilaian anda. Jelaskan dengan singkat! Jawaban : Dalam pengukuran kecerdasan pengetahuan tolak ukur bisa dengan metode IQ dengan memeberi soal dengan study kasus dimana sesorang harus menjawab dengan logikanya. Sedangkan untuk kecerdasaan emosional , menggunakan tolak ukur EQ dengan cara melihat sikap dalam menghadapi sebuah persoalan dalam organisasi
  • 48. 7 4. Jika anda seorang atasan dan akan menempatkan seseorang pada posisi strategis di perusahaan yang anda pimpin dari sudut pandang apa penempatan tersebut, jika faktor kompetensi dan kapabilitas yang anda lihat jelaskan! Jawaban : Dalam hal mencari seseorang untuk menduduki posisi strategis diperusahaan yang saya pimpin, hal yang perlu saya perhatikan itu dari faktor Kompetensi yang mana disini menjelaskan bahwa apa yang dilakukan orang di tempat kerja pada berbagai tingkatan dan memperinci standard masing – masing tingkatan, mengidentifikasi karakteristik pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan individual yang memungkinkan menjalankan tugas dan tanggung jawab secara efektif sehinggga mencapai standard kualitas profesional dalam bekerja, jadi faktor ini sangatlah penting dan membantu saya, lalu ada faktor kapabilitas tidak sebatas memiliki keterampilan (skill) namun lebih dari itu, yaitu lebih paham secara mendetail sehingga benar-benar menguasai kemampuannya dari titik kelemahan hingga cara mengatasinya. Jadi kedua faktorini, sangatlah mendukung, dan bisa menjadi tolak ukur bagi saya, agar Mampu mencari seseorang untuk menduduki posisi strategis diperusahaan. 5. Buatlah resume dari tugas makalah anda! Jawaban : Evaluasi kinerja adalah suatu metode dan proses penilaian dan pelaksanaan tugas seseorang atau sekelompok orang atau unit-unit kerja dalam satu perusahaan atau organisasi sesuai dengan standar kinerja atau tujuan yang ditetapkan lebih dahulu. Evaluasi kinerja merupakan cara yang paling adil dalam memberikan imbalan atau penghargaan kepada pekerja. Tujuan Evaluasi Kinerja 1. Pengembangan 2. Pemberian Reward
  • 49. 8 3. Motivasi 4. Perencanaan SDM 5. Kompensasi 6. Komunikasi Human resources scorecard adalah suatu sistem pengukuran sumber daya manusia yang mengaitkan orang – strategi – kinerja untuk menghasilkan perusahaan yang unggul. manfaat HR Scorecard bagi perusahaan sebagai berikut : 7. Memperjelas perbedaan antara HR Doables (kinerja) SDM yang tidak mempengaruhi implementasi strategi perusahaan dengan HRD Deliverable (kinerja SDM yang mempunyai pengaruh terhadap implementasi strategi perusahaan). 8. Menyeimbangkan proses penciptaan nilai (HR Value proposition) dengan pengendalian biaya disatu sisi dan investasi yang diperlukan disisi lainnya. 9. Menggunakan leading indikator (indikator yang menilai status faktor kunci kesuksesan yang mendorong implementasi strategi perusahaan). Model SDM strategik memberi kontribusi yang menghubungkan keputusan SDM dan sistim dengan HR Deliverable, dimana mempengaruhi key performance driver dalam implementasi strtaegi perusahaan (misalnya: kepuasan pelanggan atau fokus peningkatan kompetensi karyawan). 10. Menilai kontribusi SDM terhadap implementasi strategi. 11. Mengarahkan profesional SDM secara aktif mengelola tanggung jawab terhadap implementasi strategi perusahaan. 12. Mendukung perubahan dan fleksibilitas. Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan atau daya penggerak”. Motivasi ini sangat diperlukan seseorang dalam menjalankan segala aktivitasnya.
  • 50. 9 Model-model Motivasi 1. Model Tradisional 2. Model Hubungan Manusiawi 3. Model Sumberdaya Manusia Teori Kepuasan (Content Theory) 1. Teori Maslow’s 2. Teori X dan Teori Y (Mc Gregor) 3. Teori Motivasi dari Herzberg 4. Teori ERG Aldefer Pengertian kepuasan kerja menurut Lock (1995) Kepuasan kerja merupakan suatu ungkapan emosional yang bersifat positif atau menyenangkan sebagai hasil dari penilaian terhadap suatu pekerjaan atau pengalaman kerja. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja. 1. Kondisi kerja 2. Peraturan 3. Kompensasi 4. Efisiensi kerja 5. Peluang promosi 6. Rekan kerja atau partner kerja Bagaimana Karyawan Dapat Mengungkapkan Ketidakpuasan. 1. Exit 2. Suara (Voice) 3. Kesetiaan (Loyality), 4. Pengabaian (Neglect),
  • 51. 10 Emotional Quotient (Kecerdasan emosional) atau hati (Emotional Quotient, EQ) : Kemampuan untuk mengenal diri sendiri, kesadaran diri, kepekaan sosial, empati dan kemampauan untuk berkomunikasi secara baik dengan orang lain. Termasuk kepekaan mengenai waktu yang tepat, kepatutan secara sosial, keberanian mengakui kelemahan, serta menyatakan dan menghormati perbedaan. Kecerdasan intelektual atau sering disebut dengan istilah IQ (intelligence quotient) sempat dimitoskan sebagai satu-satunya kriteria kecerdasan manusia. IQ pada umumnya mengukur kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan praktis, daya ingat (memory), daya nalar (reasoning), perbendaharaan kata, dan pemecahan masalah. Spiritual Quotient (SQ) adalah kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menarik makna dari setiap kejadian yang dialaminya / kecerdasan yang berbasis pada nilai-nilai ketuhanan. Goleman (2003) menjelaskan bahwa kecerdasan emosional terbagi ke dalam lima wilayah utama, yaitu 1. Kesadaran Diri (Self Awareness) 2. Pengaturan Diri (Self Management) 3. Motivasi (Self Motivation) 4. Empati (Empathy/Social awareness 5. Ketrampilan Sosial (Relationship Management) Dampak dari pengabaian kecerdasan emosional antara lain: 1. Kapasitas intelijensi dapat menipis. 2. Tidak bisa menjalankan disiplin diri. 3. Pikiran sering tertekan, tidak fokus, galau, serta kehilangan kemampuan berpikir abstrak, seksama, analitis, dan kreatif.
  • 52. 11 4. Jiwa tertekan dan lemah, hingga terkadang merasa tak berdaya, tak punya harapan, dan bahkan putus asa hingga ingin bunuh diri. Dampak jika kita mengabaikan dan mengkhianati Kecerdasan Spiritual: f. Terhadap tubuh, dapat dilihat dari raut muka dan mata g. Pikiran penuh dengan dalih rasionalisasi. h. Tidak punya rasa damai dalam dirinya. i. Kemampuan untuk menilai menjadi cacat. j. Terhadap hati Kompetensi, artinya adalah Kemampuan, sebagai seorang individu atau calon pemimpin diharapkan memiliki kemampuan, ketrampilan atau skill. Kapabilitas, artinya juga sama dengan Kompetensi, yaitu Kemampuan. Namun pemaknaan kapabilitas tidak sebatas memiliki keterampilan (skill) saja namun lebih dari itu, yaitu lebih paham secara mendetail sehingga benar benar menguasai kemampuannya dari titik kelemahan hingga cara mengatasinya. Karakteristika kompetensi 1. Motif 2. Sifat/ciri bawaan 3. Konsep diri 4. Pengetahuan 5. Keterampilan
  • 53. 12 Kelompok kompetensi generik 7. Kemampuan merencanakan untuk peningkatan prestasi dan mengimplementasikan (achievement & action), 8. Kemampuan melayani (helping & human service 9. Kemampuan memimpin (impact & influence) 10. Kemampuan mengelola (managerial) 11. Kemampuan berpikir (cognitive) 12. Kemampuan bersikap dewasa (personal effectiveness) Audit SDM merupakan penilaian dan analisis yang konfrehensif terhadap program-progam SDM. Tujuan Audit SDM 1. Menilai efektivitas dari fungsi SDM 2. Menilai apakah program/aktivitas SDM telah berjalan secara ekonomis, efektif dan efisisen. 3. Memastikan ketaatan berbagai program/aktivitas SDM terhadap ketentuan hokum, peraturan dan kebijakan yang berlaku di perusahaan. 4. Mengidentifikasi berbagai hal yang masih dapat ditingkatkan terhadap aktivitas SDM dalam menunjang kontribusinya terhadap perusahaan. 5. Merumuskan beberapa langkah perbaikan yang tepat untuk meningkatkan ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas berbagai program/aktivitas SDM Pendekatan Audit SDM 1. Menentukan Ketaatan Kepada Peraturan Dan Hukum yang Berlaku 2. Mengukur Kesesuaian Program Dengan Tujuan Organisasi 3. Mengukur Kinerja Program
  • 54. 13 Audit Atas Perolehan SDM 1. Perencanaan SDM 2. Rekrutmen 3. Seleksi Dan Penempatan Audit Atas Pengelolaan SDM 1. Pelatihan Dan Pengembangan Karyawan 2. Perencanaan Dan Pengembangan Karier 3. Penilaian Kinerja 4. Konpensasi Dan Balas Jasa 5. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja 6. Kepuasan Kerja Karyawan