Perlawanan rakyat Tapanuli melawan penjajahan Belanda dimulai pada tahun 1873 ketika Belanda memasuki daerah Tapanuli Utara dan berlanjut hingga 1907 dengan pecahnya Perang Tapanuli di bawah pimpinan Raja Sisingamangaraja XII melawan operasi militer Belanda yang berusaha menguasai wilayah Sumatera Utara, hingga akhirnya raja gugur dan Tapanuli jatuh ke tangan Belanda.
4. PatihJelantikDalammenghadapiperlawananrakyat Bali,
pihakBelandaterpaksamengerahkanekspedisimilitersecarabesar-
besaransebanyaktiga kali. Ekspedisipertama (1846) dengankekuatan
1.700 orang pasukandangagaldalamusahamenundukkanrakyat Bali.
Ekspedisikedua (1848) dengankekuatan yang lebihbesardari yang
pertamadandisambutdenganperlawananoleh I GustiKtutJelantik,
yang telahmempersiapkanpasukannya di
BentengJagaragasehinggadikenaldenganPerangJagaraga I.
EkspedisiBelandaini pun juga berhasildigagalkan.
KekalahanekspedisiBelandabaik yang pertamamaupun yang kedua,
menyebabkanpemerintahHindiaBelandamengirimkanekspedisiketiga
(1849) dengankekuatan yang lebihbesarlagiyakni 4.177 orang
pasukan, kemudianmenimbulkanPerangJagaraga II.
Perangberlangsungselamaduahariduamalam (tanggal 15 dan 16
April 1849) danmenunjukkansemangatperjuanganrakyat Bali yang
heroikdalammengusirpenjajahanBelanda.
5. Dalampertempuranini,
pihakBelandamengerahkanpasukandaratdanlaut yang
terbagidalamtigakolone. Kolone 1 di bawahpimpinan Van
Swieten; kolone 2 dipercayakankepada La Bron de Vexela,
dankolone 3 dipimpinoleh Poland.
Setelahterjadipertempuransengit,
akhirnyaBentengJagaragajatuhketanganBelanda. Prajurit Bali dan
para pemimpinmerekatermasuk I GustiJelantik,
berhasilmeloloskandiri.
Perlawananrakyat Bali tidaklahpadam. Padatahun 1858, I
NyomanGempolmengangkatsenjatamelawanBelanda,
namunberhasildipukulmundur. Selanjutnya, tahun 1868
terjadilagiperlawanan di bawahpimpinan Ida Made Rai, ini pun
juga mengalamikegagalan.
Perlawananmasihterusberlanjutdanbarupadaawalabad ke-20
(1905), seluruh Bali berada di bawahkekuasaanBelanda.
6. Belandatelah lama melakukancampurtangandalamurusan Istana
Banjar.
PuncakkebencianterhadapBelandadanakhirnyameletusmenjadiper
lawanan, ketikaterjadikericuanpergantiantakhtaKerajaan Banjar
setelahwafatnya Sultan Adam tahun 1857.
DalamhaliniBelandamengangkatPangeranTamjidillahsebagai
Sultan Banjar.
Rakyat tidakmaumenerimasebabPangeranHidayat yang
lebihberhakdanlebihdisenangirakyat. Pertempuranrakyat Banjar
melawanBelandaberkobarpadatahun 1859 di
bawahpimpinanPangeranAntasari.
DalampertempuraniniPangeranHidayatberada di pihakrakyat.
Tokoh-tokoh lain dalampertempuranini, antara lain KiaiDemang
Leman, Haji Nasrun, Haji Buyasin, TumenggungSuropati,
danKiaiLanglang. PasukanAntasarimenyerbupos-posBelanda
yang ada di MartapuradanPangronpadaakhir April 1859
7. . Di bawahpimpinanKiaiDemang Leman dan Haji
BuyasinpadabulanAgustus 1859 pasukan Banjar
berhasilmerebutbentengBelanda di Tabanio.
Ketikapertempuransedangberlangsung,
BelandamemecatPangeranHidayatsebagaimangkubumikarenamenolakunt
ukmenghentikanperlawanan. Padatanggal 11 Juni 1860 jabatan sultan
kosong (karena Sultan
TamjidillahditurunkandaritakhtanyaolehpihakBelanda, Andresen)
danjabatanmangkubumidihapuskan. Dengandemikian, Kerajaan Banjar
dihapuskandandimasukkandalamwilayahkekuasaanBelanda.
Pertempuranterusmeluaskeberbagaidaerah, seperti Tanah Laut, Barito,
Hulu Sungai Kapuas, dan Kahayan. Dalammenghadapiserangan-
seranganini, Belandamengalamikesulitan,
namunsetelahmendapatkanbantuandariluarakhirnyaBelandaberhasilmem
atahkanperlawananrakyat. Padatanggal 3 Februari 1862,
PangeranHidayattertangkapdandibuangkeJawa.
8. PangeranAntasari yang padatanggal 14 Maret 1862
diangkatolehrakyatsebagaipemimpintertinggi agama Islam
dengangelarPanembahanAmiruddinKhalifahtulMukminingugurdal
ampertempuran di Hulu Tewehpadatanggal 11 Oktober 1862.
SepeninggalPangeranAntasari, perjuanganrakyat Banjar
dilanjutkanolehteman-temanseperjuangan.
Perlawananrakyatbenar-
benardapatdikatakanpadamsetelahgugurnyaGustiMatsemantahu
n 1905.
9. Sekitar tahun 1873, bangsa Belanda mulai memasuki daerah
Tapanuli Utara dengan alasan memadamkan aktivitas pejuang-
pejuang Padri dan para pemimpin dari Aceh yang banyak
melarikan diri ke daerah Tapanuli. Ternyata, Belanda memiliki
tujuan lain, yaitu keinginan untuk menguasai wilayah Sumatera
Utara.
Perlawanan Rakyat Tapanuli Terhadap Penjajahan Belanda (VOC)
Pada tahun 1878, Belanda mulai melancarkan gerakan militernya
untuk menyerang daerah Tapanuli, sampai pada akhirnya
meletuslah Perang Tapanuli. Perang Tapanuli yang paling sengit
itu diawali dengan operasi militer yang dilakukan oleh Jenderal
Van Daalen di pedalaman Aceh tahun 1903-1904, kemudian
dilanjutkan sampai daerah Tapanuli. Serdadu Belanda yang mulai
berdatangan di daerah Sumatera Utara dibendung oleh rakyat
Tapanuli yang dipimpin oleh Raja Sisingamangaraja XII.
10. Pada tahun 1905, kedudukan Raja Tapanuli semakin terjepit
dalam menghadapi operasi militer Belanda yang datang dari
berbagai penjuru seperti dari arah utara (Aceh), barat (Sibolga),
dan selatan (Sumatera Barat). Pada tahun 1907, dalam suatu
pertempuran yang hebat, Raja Sisingamangaraja XII gugur dan
seluruh wilayah Tapanuli dikuasai oleh Belanda